1 PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK ... - Jurnal Online

85 downloads 931 Views 97KB Size Report
yang diteliti yaitu (1) tipe Buku Sekolah Elektronik yang digunakan sebagai bahan ajar dalam ... dengan format PDF yang telah dicetak dalam bentuk hard copy.
1

PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) SEBAGAI BAHAN AJAR MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 2 BATU

Andini Kanthi Sarasaty Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan penggunaan bahan ajar dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu. Fokus masalah yang diteliti yaitu (1) tipe Buku Sekolah Elektronik yang digunakan sebagai bahan ajar dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu (2) penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar oleh guru dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu (3) penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar oleh siswa dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu. Subyek yang diteliti meliputi guru mata pelajaran Seni Budaya SMA Negeri 2 Batu dan siswa kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Alam SMA Negeri 2 Batu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif sedangkan untuk pengumpulan datanya dengan angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Proses analisis data penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu proses analisis data untuk data yang diperoleh dari guru dan proses analisis data untuk data yang diperoleh dari siswa. Proses analisis data untuk data yang diperoleh dari guru menggunakan pengolahan data menurut kategorinya, kemudian data dianalisis langsung dan dikaitkan dengan data sejenis pada kelompok kategori yang sama. dalam hal ini data ditrianggulasi secara teknik atau sumber. Untuk data yang diperoleh dari siswa dianalisis dengan rumus prosentase. Hasil dari penelitian yaitu BSE adalah Buku Sekolah Elektronik yang digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu adalah Buku Sekolah Elektronik berbentuk teks dengan format PDF yang telah dicetak dalam bentuk hard copy. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu, dibagi menjadi penggunaan BSE sebagai bahan ajar berdasarkan pengguna, yaitu penggunaan BSE sebagai bahan ajar oleh guru. Penggunaan BSE sebagai bahan ajar oleh siswa, dibagi menjadi penggunaan BSE sebagai bahan ajar siswa belajar mandiri dan penggunaan BSE sebagai bahan ajar oleh siswa belajar kelompok. Untuk mendukung data yang diperoleh, ditambahkan data statistik yang dperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa. Kata kunci: Buku Sekolah Elektronik (BSE), Bahan Ajar, Seni Budaya.

Salah satu hal terpenting dalam proses pembelajaran adalah memfasilitasi bahan ajar untuk guru. Bahan ajar dalam hal ini bermacam-macam dan salah satunya adalah buku. Pendidikan di Indonesia tidak akan terlepas dari buku. Buku merupakan salah satu media belajar yang efektif bagi peserta didik untuk

1

2

membuka wawasan baru berupa ilmu pengetahuan. Bagi seorang pendidik, buku juga merupakan bahan ajar dalam proses pengajaran. Hal ini berkaitan dengan peranan seorang guru untuk membantu siswa membentuk pengetahuannya sendiri (Budiningsih, 2004: 59). Lebih lanjut diungkap bahwa buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang sangat berguna bagi kepentingan peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya untuk masa depan. Buku juga bisa menjadi motivasi bagi setiap peserta didik untuk belajar, yaitu dengan membaca buku, seperti kata pepatah “buku adalah jendela dunia”. Departemen Pendidikan Nasional sebagai departemen yang bertanggung jawab atas belangsungnya proses pendidikan di Indonesia, menghadirkan inovasi berupa Buku Sekolah Elektronik (BSE). Buku-buku teks pelajaran tersebut tersedia di situs Depdiknas yang diberi nama Situs Buku Sekolah Elektronik yang disingkat BSE. Buku-buku teks pelajaran yang telah dimiliki hak ciptanya oleh Depdiknas ini dapat digandakan, dicetak, difotokopi, atau diperdagangkan oleh perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum dalam rangka menjamin akses dan harga buku yang terjangkau oleh masyarakat. Buku Sekolah Elektronik dapat dimiliki oleh siapapun juga. Masyarakat dapat mengunduh (download) langsung dari internet serta menyimpan file buku teks pelajaran tersebut. Buku Sekolah Elektronik (BSE) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik yang disingkat buku-e berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Dewasa ini buku-e (buku elektronik) diminati karena ukurannya yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur pencarian, sehingga kata-kata dalam buku-e dapat dengan cepat dicari dan ditemukan. Buku elektronik saat ini dipandang menjadi trend positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan intelektualitas masyarakat. Berkembangnya buku elektronik tidak lepas dari perkembangan teknologi sehingga internet saat ini bukan menjadi perangkat istimewa lagi. Ulum (2009), mengatakan bahwa dengan internet, mahasiswa dan dosen bisa mengakses buku elektronik secara gratis dan tidak perlu susah mencari buku di beberapa toko buku. Hanya dengan mengklik

3

suatu alamat website, kita bisa mendapat pengetahuan luas dalam buku elektronik, apalagi buku ini bisa dikirimkan lewat file digital secara langsung ke banyak orang. Buku-buku teks pelajaran yang berbentuk digital ini dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional. Melihat hal tersebut maka tidak ada salahnya jika dalam pembelajaran juga digunakan BSE sebagai media pembelajaran. BSE diharapakan mampu menjadi alternatif media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2007). Pentingnya pembelajaran Seni Budaya tidak akan terlepas dari bahan ajar yang dapat mendukung kesuksesan pembelajaran. Kurangnya bahan ajar Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu mendorong pemakaian BSE sebagai modul diterapkan di SMA Negeri 2 Batu saat ini. Untuk itu penulis ingin meneliti

4

bagaiamanakah penggunaaan dari BSE yang digunakan sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu. Selanjutnya, hal terpenting dari penggunaan BSE ini adalah, Buku Sekolah Elektronik tipe mana yang digunakan sebagai bahan ajar dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu. Bagaimana penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar oleh guru dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu. Kemudian, bagaimana penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar oleh siswa dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu. Melihat latar belakang tersebut diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut (1) Buku Sekolah Elektronik tipe mana yang digunakan sebagai bahan ajar dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu? (2) Bagaimana penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar oleh guru dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu? (3) Bagaimana penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar oleh siswa dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu? Penelitian terhadap penggunaan Buku Sekolah Elektronik (BSE) Batik sebagai bahan ajar Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu ini diharapkan beberapa manfaat sebagai berikut (1) manfaat teoritik dari penelitian ini adalah untuk mensosialisasikan media pembelajaran yang berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai alat penunjang belajar, khususnya mata pelajaran seni budaya. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan penggunaan BSE sebagai media belajar. Dalam mata kuliah seni kriya dasar, seni kriya eksperimen, seni kriya invensi maupun seni kriya terapan di Program Studi Pendidikan Seni, BSE yang berisi materi batik juga dapat dijadikan sebagai buku pendukung dalam pamantapan teori. Dalam mata kuliah skripsi penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu sumber ide penelitian yang akan dikembangkan selanjutnya. (2) Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk kepala sekolah, bagi guru bidang studi, bagi siswa sekolah dalam hal ini siswa Sekolah Menengah Atas. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bahwa penelitian terhadap permasalahan

5

yang dipilih memang layak untuk dilakukan. Bagi kepala sekolah penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran ini dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan untuk kepentingan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMA. Bagi guru bidang studi khususnya bidang studi mata pelajaran seni budaya dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam penggunaan metode pembelajaran di kelas, khususnya berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam kemampuan berketerampilan yang disampaikan guru dan demi meningkatkan prestasi belajar siswa-siswi nantinya. Bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam berketerampilan dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru serta dapat meningkatkan prestasi belajar.

METODE Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu. Berdasarkan pada tujuan penelitian, rancangan penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif. Tujuannya adalah menggambarkan keadaan atau status fenomena, yaitu untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu (Arikunto, 1998:245). Data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif berupa kata-kata dan gambar. Laporan penelitian akan berisi kutipankutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari angket, naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Mengacu pada sasaran penelitian yang terkait maka subyek yang akan diteliti adalah guru Seni Budaya kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Selain itu subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang berjumlah 80 siswa. .Dalam penelitian ini, proses pengambilan data baik melalui proses observasi, wawancara, angket maupun dokumentasi dilaksanakan dimulai pada bulan Agustus hingga Desember. Pada penelitian ini, peneliti mengikuti jalannya proses pembelajaran Seni Budaya setiap satu minggu sekali dengan jangka waktu dua jam pelajaran yang setara dengan 90 menit per minggunya.

6

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi langsung. Teknik observasi dikerjakan dengan cara observasi tak terstruktur, yaitu semua aktivitas petugas observasi tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti, kegiatan petugas observasi dibatasi oleh tujuan observasi sendiri. Observasi tersebut dilakukan secara langsung di lokasi penelitian tentang Buku Sekolah Elektronik yang digunakan sebagai bahan ajar Seni Budaya. ). Dalam penelitian ini wawancara dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum tentang proses pembelajaran Seni Budaya dengan menggunakan Buku Sekolah Elektronik. Proses wawancara dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap awal bersamaan dengan tahapan observasi, tahap kedua dilaksanakan bersamaan dengan penyebaran angket kepada siswa, dan tahap akhir dilaksanakan bersamaan dengan pemberian angket kepada guru. Penyusunan dan pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan cara menentukan variabel penelitian yang kemudian dijabarkan dalam sub-sub variabel. Sub variabel ini dijabarkan kembali menjadi indikator. Langkah selanjutnya adalah menyusun format instrumen penelitian yang dimaksudkan untuk memudahkan responden dalam mengisikan jawaban dan tidak menimbulkan kesan menguji responden. Selanjutnya hasil, angket, observasi beserta wawancara yang saling terkait dipadukan sehingga dapat saling melengkapi. Angket penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu angket untuk guru dan untuk siswa. Angket tersebut secara umum terdiri dari pengantar berisi uraian maksud dan tujuan pengisian angket, identitas guru, petunjuk cara pengisian, pernyataan yang harus dijawab oleh guru. Dokumentasi merupakan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Untuk mendapatkan data pelengkap peneliti mendapat sumber dari media massa, bukubuku kepustakaan, foto serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

7

HASIL Tipe Buku Sekolah Elektronik yang digunakan sebagai Bahan Ajar dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu BSE yang digunakan dalam proses pembelajaran Seni Budaya dalam materi batik adalah Buku Sekolah Elektronik berbentuk teks dengan format PDF yang telah dicetak dalam bentuk hard copy. Berdasarkan dari angket guru mencetak BSE yang sebelumnya berbentuk soft copy kemudian dijadikan bentuk hard copy. Format PDF (Portable Document Format) memberikan kelebihan dalam hal format yang siap cetak. Bentuk format ini sudah mirip dengan bentuk buku yang siap dicetak. Selain itu terdapat pula fasilitas pencarian, daftar isi, pencetakan, dan memiliki kode akses keamanan. Umumnya file buku sekolah elektronik bereksistensi disini. Untuk mengantisipasi kendala penggunaan BSE jika tidak beberapa memiliki laptop guru mencetak BSE dari format ini. Namun, beberapa siswa yang memiliki fasilitas laptop BSE digunakan dengan cara membaca buku ini dengan cara membuka softfile dari BSE dengan format PDF. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik Sebagai Bahan Ajar oleh Guru Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Di SMA Negeri 2 Batu Bahan ajar sangat menentukan keberhasilan pendidikan para siswa karena bahan ajar merupakan sarana yang sangat menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu bahan ajar yang baik dan bermutu selain menjadi sumber pengetahuan yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa juga dapat membimbing dan mengarahkan proses belajar mengajar di kelas kea rah proses pembelajaran yang bermutu pula. Setiap bahan ajar memiliki standar yang sesuai dengan tujuan dari bahan ajar tersebut, sesuai dengan jenjang pendidikannya. Bahan ajar disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta dikembangkan dengan paradigm baru yang nantinya mengarahkan proses pembelajaran pada arah yang benar sesuai dengan kurikulum tersebut. Jenis bahan ajar yang diharapkan adalah bahan ajar yang dapat menunjang terselenggaranya pembelajaran dengan pendekatan konstruktif sehingga bahan ajar tersebut dapat membelajarkan siswa, menjadi sumber

8

inspirasi, dan sumber informasi baik bagi siswa maupun guru. Jenis bahan ajar yang demikian diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dalam proses penelitian selama pembelajaran Seni Budaya, guru menggunakan BSE sebagai bahan ajar dalam menjelaskan materi tentang batik sebelum para siswa-siswi mempraktekan pembuatan batik. Guru mengetahui bahwa Buku Sekolah Elektronik dapat berfungsi sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran Seni Budaya. Selain itu dalam proses penggunaannya guru juga mengetahui cara menggunakan Buku Sekolah Elektronik tersebut. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, dalam menggunakan BSE sebagai bahan ajar, guru secara langsung mampu mengoperasikan bahan ajar BSE dalam kegiatan pembelajaran. Disisi lain dari penggunaan BSE sebagai bahan ajar Seni Budaya ini, guru juga terkadang mendapatkan kendala dalam penggunaannya. Penggunaan BSE sebagai bahan ajar Seni Budaya, mengalami kendala dalam hal penggandaan kepada siswa berupa keterbatasan dana. Dalam hal pengoperasian BSE ini, guru tidak banyak mengalami kendala. Guru telah mengerti berbagai macam format BSE yang disediakan oleh Depdiknas. Guru mendapatkan BSE ini dengan cara download di internet dan sesama guru. Dari keterangan yang didapat dari angket ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan BSE sebagai bahan ajar Seni Budaya berjalan cukup lancar dari segi pengoperasian media. Dalam hal pemahaman cara mendapatkan guru Bagus Dwiono yang memiliki pengetahuan tentang akses internet juga tidak banyak mengalami kendala. Dalam proses penggunaan BSE tidak semua isi dari BSE yang disampaikan oleh guru, guru menggunakan metode pembelajaran. Dari data yang diperoleh guru menggunakan metode berupa metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, dan metode eksperimen. Metode pembelajaran yang digunakan bersamaan dengan penggunaan BSE di kelas XI IPA II tidak berbeda dengan kelas XI IPA I.

9

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pada saat menyampaikan isi materi BSE berupa batik, guru Bagus Dwiono menggunakan metode ceramah. Disela pembelajaran berlangsung terdapat interaksi antara guru dengan siswa. Hal tersebut berupa tanya jawab tentang materi yang sedang dibahas. Selain penggunaan metode berupa ceramah, guru juga menggunakan metode berupa demontrasi. Penggunaan metode ini diterapakan dengan pertimbangan bahwa pembelajaran yang sedang berlangsung adalah pembelajaran ekspresi melalui karya batik. Metode pembelajaran demonstrasi ini diterapakan guna mempermudah pemahaman siswa untuk mengerti cara membatik. Dengan melihat secara langsung pada saat guru mendemostrasikan pembelajaran, maka impuls akan lebih mudah diterima. Penggunaan metode diskusi dan eksperimen, juga digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Metode diskusi diterapkan oleh guru pada saat siswa ditugaskan membuat karya batik secara berkelompok. Siswa mempraktekkan isi dari BSE secara berkelompok menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen ini mengantarkan siswa yang sebelumnya tidak pernah berkarya batik untuk membuat karya batik. Siswa juga bereksperimen dalam hal penggunaan alat serta pemakaian bahan batik. Sesuai dengan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran Seni Budaya di kelas XI IPA I dan XI IPA II SMA Negeri 2 Batu, guru banyak berperan dalam menggunakan BSE sebagai bahan ajar. Penggunaan bahan ajar berupa BSE tersebut didukung dengan penggunaan metode pembelajaran berupa ceramah, demonstrasi, diskusi, dan eksperimen. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai Bahan Ajar oleh siswa dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu Dari data yang diperoleh dari angket, wawancara dan observasi, proses pemahaman materi batik yang telah disampaikan oleh guru, dalam hal ini guru juga membimbing siswa untuk menggunakan BSE sebagai bahan ajar secara mandiri. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, penggunaan BSE oleh siswa terbagi menjadi dua jenis. Beberapa siswa yang memiliki fasilitas belajar berupa laptop, menggunakan BSE dalam bentuk softcopy. Sedangkan untuk siswa

10

yang tidak memiliki fasilitas belajar berupa laptop, penggunaan BSE oleh siswa dengan cara memfotocopy BSE yang dimiliki guru. Tujuan dan latar belakang dari siswa untuk menggunakan bahan ajar secara mandiri sesuai dengan SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa dan KD yaitu merancang karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam unsur seni rupa Nusantara yang digunakan oleh guru. Proses berkarya batik, pada dasarnya harus dibekali oleh pengetahuan dan pemahaman materi yang cukup sebagai bekal berkarya batik oleh siswa-siswi. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui proses penelitian, tentang penggunaan bahan ajar oleh siswa dijelaskan, bahwa siswa sering menggunakan BSE yang diberikan guru sebagai bahan ajar batik untuk belajar kelompok. Dalam proses pembelajaran Seni Budaya yang ada di Kelas XI IPA I dan XI IPA 2, proses pembelajaran dengan menggunakan BSE secara berkelompok dilaksanakan pada saat siswa memahami teori melalui BSE. Proses pemahaman tersebut dilanjutkan dengan proses perencanaan pembuatan batik. Pada proses perencanaan pembuatan batik, siswa secara berkelompok mendiskusikan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk membatik sekaligus perincian biayanya. Pada saat siswa melaksanakan tugas berkelompok, siswa menggunakan BSE sebagai acuan belajar. Misalnya saja pada perincian bahan siswa melihat isi dari BSE yang menjelaskan tentang bahan-bahan batik. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah lilin, soda abu, TRO, kostik, natrium nitrit, HCl, garam biru BB, garam kuning GC, garam orange GC, indigosol violet B, indigosol kuning IGK, napthol AS, napthol AS-OL, napthol AS-BS, napthol ASG, Kertas roti, mori primisima, kain sutera, blaco dan shantung, waterglass. Sedangkan untuk alat-alat batik, siswa juga menggunakan acuan dari BSE. Alat-alat tersebut antara lain canting, wajan dan kompor, canting cap dan meja cap, timbangan, stik besi (untuk menghilangkan tetesan lilin), dingklik, gawangan, meja pola, gelas ukur, sarung tangan, mangkok, ember, gunting, alat-alat tulis, meteran, scrab (untuk membersihkan lilin yang menetes di lantai), setrika, kenceng (untuk tempat melorod kain), ceret, jemuran, kuas dan baju kerja.

11

Peneliti kualitatif sering menggunakan data statistik yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi keperluannya. Statistik misalnya dapat membantu member gambaran tentang kecenderungan subyek pada latar penelitian (Moleong, 2002:112). Dengan mempelajari statistik dapat membantu peneliti memahami persepsi subyeknya. Untuk itulah peneliti menambahkan data berupa data statistic dari angket yang diberikan kepada siswa mengenai penggunaan BSE sebagai bahan ajar oleh siswa. Pengetahuan siswa terhadap pengertian buku sekolah elektronik, didapatkan 18,75 % siswa sangat mengetahui pengertian buku sekolah elektronik, 53,75% siswa mengetahui pengertian buku sekolah elektronik, 27,5% siswa sedikit mengetahui pengertian buku sekolah elektronik, dan 0% siswa tidak mengetahui pengertian buku sekolah elektronik. Minat siswa terhadap sosialisasi buku sekolah elektronik, didapatkan 8,75 % siswa sangat berminat terhadap sosialisasi buku sekolah elektronik, 62,5% siswa berminat terhadap buku sekolah elektronik, 27,5% siswa sedikit berminat terhadap sosialisasi buku sekolah elektronik, dan 1,25% siswa tidak berminat terhadap sosialisasi buku sekolah elektronik. Pengetahuan siswa tentang fungsi buku sekolah elektronik, didapatkan 11,25 % siswa sangat mengetahui fungsi buku sekolah elektronik, 61,25% siswa mengetahui fungsi buku sekolah elektronik, 27,5% siswa sedikit mengetahui fungsi buku sekolah elektronik, dan 1,25% siswa tidak mengetahui terhadap sosialisasi buku sekolah elektronik. Pemahaman tentang berbagai macam format Buku Sekolah Elektronik , didapatkan 5 % siswa sangat mengerti berbagai macam format Buku Sekolah Elektronik, 30% siswa mengerti berbagai macam format Buku Sekolah Elektronik, 35% siswa sedikit mengerti berbagai macam format Buku Sekolah Elektronik, dan 30% siswa tidak mengerti berbagai macam format Buku Sekolah Elektronik. Pemahaman tentang cara mendownload Buku Sekolah Elektronik, didapatkan 15 % siswa sangat mengerti cara mendownload Buku Sekolah Elektronik, 43,75% siswa mengerti cara mendownload Buku Sekolah Elektronik, 27,5% siswa sedikit mengerti cara mendownload Buku Sekolah Elektronik, dan

12

13,75% siswa tidak mengerti cara mendownload Buku Sekolah Elektronik. Untuk alasan tidak mengerti cara mendownload Buku Sekolah Elektronik, didapatkan 16,25 % siswa memiliki kendala pengetahuan internet yang kurang, 37,5% siswa memiliki kendala yaitu urutan download yang ribet, 25% siswa memiliki kendala tidak ada jaringan internet, dan 21,25% siswa tidak mengerti pemahaman tentang Buku Sekolah Elektronik, tidak mempunyai fasilitas komputer. Pengetahuan tentang cara menggunakan Buku Sekolah Elektronik, didapatkan 26,25 % siswa sangat mengetahui cara menggunakan Buku Sekolah Elektronik, 48,75% siswa mengetahui cara menggunakan Buku Sekolah Elektronik, 23,75% siswa sedikit mengetahui cara menggunakan Buku Sekolah Elektronik, dan 1,25% siswa tidak mengetahui cara menggunakan Buku Sekolah Elektronik. Cara mendapatkan Buku Sekolah Elektronik, didapatkan 33,75 % siswa mendapatkan Buku Sekolah Elektronik dari download di internet, 78,75% siswa mendapatkan Buku Sekolah Elektronik dari guru, 23,75% siswa mendapatkan Buku Sekolah Elektronik dari teman, dan 30% siswa memilih lainlain, dari angket keterangan ini diisi dengan mendapatkan Buku Sekolah Elketronik dari guru PPL. Mengenai fungsi Buku Sekolah Elektronik, didapatkan 10 % fungsi Buku Sekolah Elektronik sebagai referensi utama, 36,25% fungsi Buku Sekolah Elektronik sebagai referensi pendukung, 52,5% fungsi Buku Sekolah Elektronik sebagai referensi tambahan, dan 1,25% siswa memilih lain-lain. Pengetahuan tentang fungsi Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar, didapatkan 30 % siswa sangat mengetahui fungsi Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar,62,5% siswa mengetahui fungsi Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar, 7,5% siswa sedikit mengetahui fungsi Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar, dan 0% siswa tidak mengetahui fungsi Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar. Pengetahuan tentang cara membaca BSE dalam bentuk hardcopy, didapatkan 26,25 % siswa sangat mengetahui cara membaca BSE dalam bentuk hardcopy,48,75% siswa mengetahui fungsi cara membaca BSE dalam bentuk hardcopy, 25% siswa cara membaca BSE dalam bentuk hardcopy, dan 0% siswa

13

tidak mengetahui cara membaca BSE dalam bentuk hardcopy. Pengetahuan tentang cara membaca BSE dalam bentuk softcopy, didapatkan 21,25 % siswa sangat mengetahui cara membaca BSE dalam bentuk softcopy, 55% siswa mengetahui fungsi cara membaca BSE dalam bentuk softcopy,, 17,5% siswa mengetahui cara membaca BSE dalam bentuk softcopy, dan 6,25% siswa tidak mengetahui cara membaca BSE dalam bentuk softcopy. Penggunaan BSE pada saat jam pelajaran Seni Budaya, didapatkan 12,5 % siswa selalu menggunakan BSE pada saat jam pelajaran Seni Budaya, 53,75% siswa sering menggunakan BSE pada saat jam pelajaran Seni Budaya,, 33,75% siswa jarang menggunakan BSE pada saat jam pelajaran Seni Budaya, dan 0% siswa tidak pernah menggunakan BSE pada saat jam pelajaran Seni Budaya. Penggunaan BSE pada saat jam belajar di rumah, didapatkan 3 % siswa selalu menggunakan BSE pada saat jam belajar di rumah, 31% siswa sering menggunakan BSE pada saat jam jam belajar di rumah, 39% siswa jarang menggunakan BSE pada saat jam jam belajar di rumah, dan 7% siswa tidak pernah menggunakan BSE pada saat jam jam belajar di rumah. Pengalaman mengalami kendala saat menggunakan BSE, didapatkan 8,75 % siswa selalu mengalami kendala saat menggunakan BSE, 31,25% siswa sering mengalami kendala saat menggunakan BSE, 46,25% siswa jarang mengalami kendala saat menggunakan BSE, dan 13,75% siswa tidak pernah mengalami kendala saat menggunakan BSE.

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan penelitian maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu Buku Sekolah Elektronik yang digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu adalah Buku Sekolah Elektronik berbentuk teks dengan format PDF yang telah dicetak dalam bentuk hard copy. Format PDF (Portable Document Format) memberikan kelebihan dalam hal format yang siap cetak. Bentuk format ini sudah

14

mirip dengan bentuk buku yang siap dicetak. Selain itu terdapat pula fasilitas pencarian, daftar isi, pencetakan, dan memiliki kode akses keamanan. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan ajar dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Batu, dibagi menjadi penggunaan BSE sebagai bahan ajar berdasarkan pengguna, yaitu penggunaan BSE sebagai bahan ajar oleh guru. Guru menggunakan metode berupa metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, dan metode eksperimen dalam menyampaikan bahan ajar Buku Sekolah Elektronik. Metode pembelajaran yang digunakan bersamaan dengan penggunaan BSE di kelas XI IPA II tidak berbeda dengan kelas XI IPA I. Penggunaan BSE sebagai bahan ajar oleh siswa, dibagi menjadi penggunaan BSE sebagai bahan ajar siswa belajar mandiri dan penggunaan BSE sebagai bahan ajar oleh siswa belajar kelompok. Untuk mendukung data yang diperoleh, ditambahkan data statistik yang dperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu akan lebih baik jika buku sekolah elektronik ini segera disosialisasikan serempak di seluruh negeri ini, mengingat program, mutu yang bagus dan buku ini telah diterbitkan oleh Depdiknas. Mengingat dunia internet yang semakin berkembang dengan pesat dengan segala macam sumber informasi yang ada didalamnya, pihak sekolah diharapkan mengenalkan dunia internet kepada siswasiswinya sejak awal masuk sekolah. Untuk peneliti selanjutnya diharapakan dapat menggali lebih dalam tentang keefektifan pembaruan serta peranan dari buku sekolah elektronik guna menyempurnakan buku sekolah elektronik yang sudah ada.

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Budiningsih, C. Asri. 2004. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta.

15

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Ulum. 2009. Buku Elektronik Jadi Trend Positif. (Online), (http://www.ulumhepi.blogspot.com/2010/10/buku-elektronik-jadi-trend-positif.html), diakses 13 Oktober 2011.