1. Sejarah Filsafat Islam Transkrip

10 downloads 209 Views 72KB Size Report
pembahasan metodologi filsafat Islam dan tokoh-tokoh yang sifatnya tidak rinci, ... Penting juga menyinggung soal perdebatan antar akal dan wahyu oleh Fakru.
Diktat Filsafat Islam Oleh: Musa Kazhim (Kuliah ke-1, 19 Maret 2013)

PENDAHULUAN Sejarah filsafat Islam adalah ilmu yang sangat luas. Mempelajarinya tidak akan selesai sepanjang umur hidup kita, bahkan kalau kita bisa hidup lagi, lalu mati, hidup, mati, hidup lagi, dst, sebetulnya tidak akan tuntas mempelajarinya. Karena kajian, jurnal, dan segala pemikiran yang ada tentangnya begitu banyak sehingga membacanya saja selama masa hidup kita tidak akan cukup, apalagi untuk mengkaji dan mendiskusikan semuanya. Maka, pada perkuliahan kali ini kita akan membahas pengantarnyya saja yaitu mulai dari pengaruh filsafat luar diantaranya adalah filsafat Yunani, Persi, dan kemudian filsafat timur. Selain itu ada juga pembahasan metodologi filsafat Islam dan tokoh-tokoh yang sifatnya tidak rinci, tapi skematik atau seperti sketsa. Bagaimanapun, filsafat Islam tidak lepas dari peran filsafat dari luar dan itu penting untuk dibahas. Mempelajari sejarah filsafat sama dengan mempelajari sejarah pemikiran. Tokoh-tokoh yang akan kita bahas di sini adalah tokoh-tokoh raksasa atau yang memiliki peran utama dalam sejarah filsafat Islam seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Fakru al-Din al-Razi juga adalah sebuah ‘nama’ dalam filafsafat Islam sehingga perlu kita singgung. Al-Ghazali dan Suhrawardi juga layak kita bincangkan. Sedangkan Ihkwan al-Shofa, Ibnu Bajjah, Ibnu Umar, dan Ibnu Rusyd kita tidak membahasnya dulu. Dan tentunya Ibnu Arabi adalah salah satu tokoh penting yang sangat perlu kita bahas juga. Selain itu perlu kita akan membahas pengantar menuju pemikiran filsafat Mulla Sadra. Al-Farabi sebagai pemikir Islam yang banyak pengetahuannya akan kita singgung yaitu membahas daftar ensiklopedi pengetahuannya dan kontribusinya terhadap khazanah pengetahuan Islam. Adapun Ibnu sina tentang jiwa dan kedudukan akal. Sedangkan kita akan bahas Ibnu Arabi dari dari pandangan tentang tajalli. Penting juga menyinggung soal perdebatan antar akal dan wahyu oleh Fakru al-Din al-Razi dan al-Ghazali yaitu tentang kesombongan akal yang merasa bisa menjawab segala persoalan versus wahyu. Dikatakan bahwa kebenaran adalah akal yang memulainya dan menjawabnya. Sehingga akal bertanya untuk apa wahyu hadir ketika semua persoalan sudah bisa dijawab. Dalam hal ini kitab al-Ghazali yang bagus untuk digunakan sebagai referensi adalah al-Munqidhu min al-Dlolal.1

1 Kelebihan al-ghazali memang pandai menulis, cakap, dan persuasive sehingga ekspresinya sampai pada pembaca dengan bagus dan menarik.

Sedangkan aliran-aliran filsafat Islam tidak akan secara khusus dibahas karena akan kita bahas implisit dalam ketokohannya sebagai sesuatu di balik aliran-aliran tersebut. Adapun tema-tema sebagai peta jalan yang akan kita bahas di sini dapat diurutkan sbb: 1) Pengaruh filsafat asing (Yunani dan Persia) 2) Munculnya filsafat Islam 3) Interaksi filsafat, kalam, dan tasawwuf 4) Aliran peripatetik dan rasionalisme dalam Islam 5) Ismailiyyah dan esoterisme 6) Isyroqiyyah dan filsafat cahaya (suhrawardi) 7) Al-Farabi dan ensiklopedia ilmu di zamannya 8) Ibnu Sina 9) Al-Razi dan kritiknya terhadap al-Ghazali 10) Perdebatan al-Ghazali dan Ibnu Rusyd 11) Ibnu Arabi 12) Filsafat dan Bahasa

Apa itu Filsafat Islam: Pengertian, Ruang lingkup, dan Metodologi Filsafat Islam Hal yang kita perlu tahu terlebih dahulu adalah apa itu filsafat Islam. Terdapat beragam pandangan mengenai definisi filsafat Islam yang bergantung pada aspek dan sudut pandangnya, diantaranya adalah; 1) Filsafat barat, maksudnya di sini yang berasal dari Yunani, yang dialihbudayakan oleh orang yang beragama Islam 2) Filsafat barat yang dialihbahasakan ke dalam bahasa arab 3) Filsafat yang tumbuh di tengah umat Islam 4) Filsafat yang tumbuh di lingkungan Islam, disertai dengan adanya syarah, kritik, dan koreksi terhadap fislafat sebelumnya (filsafat Yunani) 2 5) Metode berpikir filosofis yang muncul di kalangan Islam dari teks-teks keagamaan (wahyu, hadist nabi, nahjul balaghah, dll.) 3

2 Ada banyak bukti yang mendukung definsi yang satu ini. Contoh sederhananya saja, Filsafat Yunani adalah pemikiran yang sudah begitu jauh, tapi sampai sekarang masih bisa hidup berkat peran yang diberikan fisafat Islam. Socrates, Aristitoles, dan Plato dapat dikenal sampai sekarang melalui teks-teks bahasa Arab terjemahan dari karya mereka dalam bahasa Yunani. Ironisnya, setelah dialihbahasan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab, lalu baru diterjamahkan ke dalam bahasa lain diantaranya Bahasa Inggris. Sehingga jembatan Islam perannya penting dalam dunia sejarah filsafat. Selain itu, injil sebagaimana injil saat ini, dulu diterjemahkan dulu ke dalam Bahasa Arab oleh orang muslim, barulah setelah itu orang Kristen mengaksesnya ke dalam bahasa mereka. Naskah-naskah sains seperti tentang ilmu zoologi, botani, kedokteran, astrologi, semuanya diterjemahkan dalam bahsa arab, baru ratusan tahun kemudian dikembangkan oleh Barat. Seandainya tidak ada orang muslim yang menghidupkannya, maka mati sudah filsafat sejak dulu. 3 Pandangan ini secara khusus dipaparkan oleh Murtadha Muthahhari, dalam karyanya Muhadoroh fi al-Hadharat. Terjadi transisi dari teori definisi filsafat Islam ke-4 dan ke-5. Filasfat dalam hal ini adalah metode untuk berfilsafat Islam, atau pola pikir filosofis yang muncul karena interaksi dengan teks-teks keagamaan. Di sini pengaruh letak filsafat

Yunani sudah semakin sedikit. Filsafat Islam memiliki ciri sendiri, sumber sendiri, gaya sendiri, perdebatan sendiri, masalah sendiri, dan prinsip sendiri yang menjadi pegayaan yang luar biasa dalam sejarah fislafat Islam. Contohnya adalah pemikiran Ibnu Sina yang lebih berpijak pada teks-teks agama Islam, menafsirkannya, lalu merepresentasikannya dalam pemikiran filsafat. Buku logika yang ditulis Aristoteles hanya 30 halaman dan itu dalam rangkaian karnyanya yang lain. Buku ini adalah bagian dari karya utuhnya yang dipisahkan secara khusus berjudul Oregon. Al-Kindi yang menerjemahkannya, dalam hal ini filsafat menggunakan definisi teori ke-4. Selanjutrnya, ketika di tangan al-Farabi, karnya tersebut dikomentari yang asalnya 30 halaman menjadi 200 sampai 300 halaman, dan dia juga melihat logika Aristoteles banyak yang dianggap bertentangan dengan filsafat Plato. Kalau Plato memiliki dasar pemikiran tentang ide/archetype/al-mustul afluthuniyyah. Sementara Aristoteles berpijak pada madah dan shuroh. Jadi keduanya memiliki pandangan yang berbeda, yang satu berpandangan alam ada contohnya sedang yang satunya lagi melihat alam adalah interaksi antara jiwa dan raga/materi dan bentuk. Maka al-Farabi membuat syarah bahwa tidak ada pertentangan antara keduanya. Arail baina hakimain, bukunya yang berisi sintesa dari kedua filosof tersebut. Karyanya 200 halaman ini langsung menjadi 2000 halaman di tangan Ibnu Sina. Ini menunjukkan ada pandangan sendiri pada pandangan Islam. Ada frame yang lain. ini bukan sekedar menambahkan, karena sudah banyak sekali perubahan halamannya. Tidak masuk akal bila disebut sebagai komentar saja. Dia melampaui jauh apa yang dikemukakan pemikiran sebelumnya. Caranya menyampaikan masalah dan pembahasan berbeda dengan Plato dan Aristoteles ; ada sesuatu yang khas dari pemikiran Ibnu Sina. Ibnu sina menjadikan pemikiran sebelumnya sebagai pijakan awal, tapi juga ada pijakan lain yang berperan penting sehingga berbeda sekali pemikirannya, yaitu teks-teks agama. Yang menarik lainnya adalah, pemikiran filsafat sekarang tidak lagi merujuk pada Aristoteles, tapi pada Ibnu Sina saja. Ibnu Sina juga mempunyai pola, metode, ragam berpikir yang berbeda dengan pendahulunya. Ini lah filsafat Islam. Ibnu Sina melakukan lompatan dari pemikiran sebelumnya dengan tambhan energi yang didapatkan dari sesuatu yang lain sebagai sumbernya. Hal ini bagaikan motor 100 cc dibandingkan dengan motor 1000 cc. Atau cellphone zaman dulu yang masih nokia jelek dibandingkan degan iPhone 5 atau Samsung Galaxy S3, jadi Kedua pemikiran tokoh Yunani tersebut tidak bisa disambungkan dengan ibnu Sina. Ibnu sina memiliki pijakan teks agama dan ia membacanya. Pandangan ke-4 dan ke-5 memang mirip karena ini adalah keterkaitan dalam bentuk transisi. Keduanya berbeda, dapat kita lihat diantaranya dari pijkan filsafat Islam yang digunakannya. Kalau yang ke-4 tidak banyak menggunakan dasar agama karena hanya banyak beraktifitas pada kegiatan penerjemahan sebagaimana yang dilakukan al-Kindi. Sedangkan yang ke-5 menggunakan teks agama sebagaimana Ibnu Sina dan al-Farabi yang sudah menggunakan bahasa Arab, teks agama dan juga menjelaskan tafsir dalam kajiannya. Ibnu Sina menjelaskan tasfir surat an-nur dalam salah satu karyanya. Kontribusinya sangat luas terhadap bahasa arab dan Quran walaupun dia sendiri bukan orang Arab, tapi orang Iran.

Hal yang luar biasa lainnya adalah, orang-orang jadinya tidak banyak menoleh pada pemikiran Aristoteles dan Plato, justru melihat pemikiran mereka pada Ibnu Sina saja karena sudah begitu memuaskan pemikirannya. Pemikiran filsafat Islam menjadi semakin diperkuat dengan sumbernya sendiri yang khas dan menjauhkan filasafat Islam dari filsafat sebelumnya adalah pada era Suharawardi, Mulla Sadra dan setelahnya.

berbeda

Berbeda

berbeda

Sama

sama

Metode

Penjelasan

metode berpikir yang muncul di dalam umat Islam akibat perenungan terhadap teks keagamaan. Pengaruh filsafat dari luar Beda dan semakin sedikit tapi buka berarti tidak ada. Seperti nama-nama dan berganti istilah dari Yunani dengan pergeseran warna dari makna kata-kata tersebut. Islam memiliki prinsip, pandangan, perdebatan, dan masalah sendiri.

Bekembang di tengah himpunan orang Islam (milieu, sahah, halat, milieuo) dan mereka mengapresiasi filsafat, dalam pengertian tidak hanya menerima saja tapi juga mensyarah, menkritik, mengomentari, memperbaiki, dsb. Islam dipandang memiliki Bebeda dan berkembang kontribusi besar terhadap sejarah filsafat sebagai filsafat. Tanpanya filsafat akan mati. Buktinya saja filsafat Yunani tidak lagi dikenal sekarang. Berkat Islam lah mereka masih hidup.

Sama seperti filasafat Yunani, filsafat Timur, atau filsafat India. Yang membedakan adalah tempat tumbuh kembangnya yaitu di tengah berbeda peradaban umat Islam. Tidak ada interaksi apapun dengan filsafat Yunani.

Tidak semua orang yang berkontribusi adalah orang Islam baik dalam syarah, komentar, dan lainnya. Pandangan ini lebih sempit, orang arab yang melakukan semua ini. Dikatakan bahwa tidak berbeda semua orang ketika itu adalah yang memiliki komitmen terhadap agama. Sehingga lebih tepat mengatakan bahwa pelakunya orang arab yang mengalihbahasakan.

Sebetulnya filsafat Islam adalah filsafat Yunani yang dialihbudayakan oleh para filosof beragama Islam seperti al-Kindi, al-Farabi, Abu Ishaq. Mereka menerjemahkan ke dalam bahasa arab sehingga dapat diakses oleh orang Islam. Dari situ muncul lah syarah dan komentar atas teks-teks terjemahan tersebut sehingga muncul apa yang disebut dengan filsafat Islam. Dalam hal ini filsafat disamakan dengan ilmu seperti matematika, tidak ada ilmu Sama matematika Indonesia dan matematika Jepang karena keduanya sama saja isinya hanya saja berbeda tempat dipelajarinya, tidak ada penambahan maupun pengurangan. Matematika sebagaimana matematika sama saja yaitu yang berasal dari Yunani. Umumnya orang-orang orientalis memandang filsafat Islam seperti ini. Diantaranya ada dalam bukunya Majid Fakhriy al-syiraziy berjudul the History of Islamic Philosophy, disebutkan begitu.

Sumber

YunaniPerbandingan Dengan Filsafat

Filsafat barat yang dialihbahasan ke dalam bahasa Arab.

2.

yang muncul di kalangan Islam dari teks-teks keagamaan (wahyu, hadist nabi, nahjul balaghah, dll.)

5. Metode berpikir filosofis

di lingkungan Islam, disertai dengan adanya syarah, kritik, dan koreksi terhadap fislafat sebelumnya (filsafat Yunani).

4. Filsafat yang tumbuh

di tengah umat Islam

3. Filsafat yang tumbuh

Filsafat barat–maksudnya di sini yang berasal dari Yunani–yang dialihbudayakan oleh orang yang beragama Islam.

Definisi

1.

No