6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler AVR ... - Library Binus

32 downloads 169 Views 257KB Size Report
Mikrokontroler merupakan rangkaian terintegrasi (IC-Intergrated. Circuit), yang berisi ... Mikrokontroler AVR menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction.
BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1

Mikrokontroler AVR

Mikrokontroler Circuit), yang

merupakan

rangkaian

terintegrasi

(IC-Intergrated

berisi komponen – komponen yang diperlukan oleh sebuah

komputer seperti CPU, I / O , jalur komunikasi ( serial – paralel ), memori, timer dan sebagainya. Hal ini membuat mikrokontroler dikenal sebagai komputer keping tunggal. Mikrokontroler dapat diberi sebuah program yang bekerja sesuai keinginan pengguna dan dihapus dengan cara khusus. Program tersebut memberikan perintah pada mikrokontroler untuk menjalankan deretan tugas – tugas sederhana yang diinginkan oleh programmer. Mikrokontroler AVR menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing), dimana setiap instruksi dieksekusi dalam satu clock. Dengan menggunakan jumlah instruksi yang lebih sedikit, memungkinkan lahan pada chip digunakan untuk meningkatkan kemampuan chip. Keuntungan dari RISC adalah kesederhanaan disain, chip yang lebih kecil, jumlah pin dan konsumsi daya yang lebih sedikit. Kelebihan lainnya adalah ragam fitur yang ditawarkannya serta kemudahan dalam memperoleh mikrokontroler ini di pasaran dengan harga yang relatif murah. Secara historis mikrokontroler seri AVR pertama kali diperkenalkan ke pasaran sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel, yaitu sebuah perusahaan yang

6

7 sangat terkenal dengan produk mikrokontroler seri AT89S51/52-nya yang sampai sekarang masih banyak digunakan di lapangan. Mikrokontroler AVR diklaim memiliki arsitektur dan set instruksi yang benar - benar baru dan berbeda dengan arsitektur mikrokontroler sebelumnya yang diproduksi oleh perusahaan lain. Mikrokontroler memiliki instruksi yang sangat variatif (mirip dengan sistem CISC-Complex Instruction Set Computing) serta jumlah register serbaguna (General Purpose Register) sebanyak 32 buah yang semuanya terhubung secara langsung ke ALU (Arithmetic Logic Unit). Kecepatan operasi mikrokontroler AVR ini dapat mencapai 16 MIPS (enam belas juta instruksi per detik), sebuah kecepatan yang sangat tinggi untuk ukuran mikrokontroler 8 bit yang ada di pasaran sampai saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan dan aplikasi industri yang sangat beragam, mikrokontroler keluarga AVR ini muncul di pasaran dengan tiga seri utama, yaitu tinyAVR, AVR, dan megaAVR.

Microcontroller AVR

Memori (byte)

Jenis

Paket IC

Flash

EEPROM

SRAM

TinyAVR

8-32 pin

1-2K

64-128

0-128

AVR

20-44 pin

1-8K

128-512

0-1K

32-64 pin

8- 128K

512-4K

512-4K

(classic AVR) MegaAVR

Tabel 2.1 Perbedaan seri AVR berdasarkan jumlah memori

8 Beberapa fitur yang terdapat pada mikrokontroler adalah : •

RAM RAM digunakan sebagai media penyimpanan sementara, karena RAM bersifat volatile maka semua data akan hilang ketika RAM tidak mendapatkan tegangan listrik.



ROM (Read Only Memory) ROM digunakan sebagai media penyimpanan program yang di berikan user, sehingga ROM disebut juga sebagai code memory.



Register Register merupakan tempat penyimpanan variabel – variabel yang akan digunakan dalam proses.



Special Function Register Special Function Register ( SFR ) adalah register khusus yang berada di RAM dan berfungsi mengatur jalannya mikrokontroler.

Gambar 2.1 ATMega8

ATMega8 merupakan salah satu seri mikrokontroler keluaran atmel. ATmega8 memiliki 28 pin, dengan 23 pin sebagai input – output, memiliki fitur serial komunikasi (SPI, I2C, UART), ADC, PWM, interrupt eksternal dan timer. ATMega8 memerlukan tegangan 4,5 V - 5,5 V untuk beroperasi. [1]

9 ATMega8 bekerja sesuai pemrograman yang dibuat dan diprogram ke ATMega8 melalui jalur SPI.

Gambar 2.2 Konfigurasi pin ATMega8

Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki. •

VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai catu daya, dihubungkan ke supplai 5V.



GND merupakan pin yang berfungsi sebagai ground, dihubungkan ke ground.



Port B ( PB7..PB0 ) Merupakan 8-bit bi-directional port I/O dengan internal pull up resistor pada setiap pinnya ( diatur per bit ). Port B dalam keadaan tri – state ketika kondisi reset menjadi aktif atau clock tidak berjalan. PB6 dapat berfungsi sebagai XTAL1, yaitu sebagai input ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal clock operating circuit. PB7 dapat berfungsi sebagai XTAL2, yaitu sebagai output dari inverting oscillator amplifier. Namun jika Internal Calibrated RC Oscillator digunakan sebagai chip clock source, maka

10 PB7 dan PB6 akan berfungsi sebagai TOSC1 dan TOSC2, yaitu input untuk Asinkronous Timer/Counter.

Port B memiliki beberapa fungsi lain, seperti pada tabel di bawah: Port Pin

Fungsi Lain

PB7

XTAL2/TOSC2

PB6

XTAL1/TOSC1

PB5

SCK

PB4

MISO

PB3

MOSI/OC2

PB2

SS/OCIB

PB1

OC1A

PB0

ICP1 Tabel 2.2 Fungsi lain dari Port B



Port C ( PC 5..PC0 ) Merupakan 7-bit bi-directional port I/O dengan internal pull up resistor pada setiap pinnya (diatur per bit). Digunakan juga sebagai masukan analog ke A/D converter. Port C dalam keadaan tri – state ketika kondisi reset menjadi aktif atau clock tidak berjalan.



Port D ( PD7..PD0 ) Merupakan 7-bit bi-directional port I/O dengan internal pull up resistor ( diatur per bit ). Port D dalam keadaan tri – state ketika kondisi reset menjadi aktif atau clock tidak berjalan.

11 Port D memiliki beberapa fungsi lain, seperti pada tabel di bawah : Port Pin

Fungsi Lain

PD7

AIN1

PD6

AIN0

PD5

T1

PD4

XCK

PD3

INT1

PD2

INT0

PD1

TXD

PD0

RXD Tabel 2.3 Fungsi lain dari Port D



RESET RST pada pin 9 merupakan pin reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan reset.



Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter,Port C (5..0) dan ADC (7..6). Kaki ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan. Apabila ADC digunakan kaki ini harus secara eksternal terhubung ke VCC melalui low pass filter.



AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus diberikan ke kaki ini.



AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah.

12 •

PORTx adalah register data untuk output di PORTx. I/O-pin yang termasuk PORTx dan telah dikonfigurasi sebagai output akan memiliki nilai yang sesuai di PORTx bit register. Ketika sebuah pin dikonfigurasi sebagai input, maka bit untuk PORTx pin digunakan untuk mengaktifkan internal pull-up resistor untuk pin. Nilai-nilai inputtidak dapat dibaca melalui register PORTx.



PINx digunakan untuk membaca nilai dari I/O-pin yang dimiliki PORTx. Nilai yang dibaca dari PINx akan termasuk state apa pun ketika I/O-pin dikonfigurasi sebagai output. Ketika melangkah melalui source code dalam simulator menekan F11, akan terlihat paling sedikit PORTB toggling signifikan antara 0 dan 1.



DDRx menentukan arah data setiap bit di PORTx. Bila bit pada DDRx di set (aktif) maka pin di PORTx berfungsi sebagai output. PORTx akan berfungsi sebagai input, apabila DDRx-nya di clear ( bernilai 0 ).

2.2

Komunikasi Serial

Komunikasi serial merupakan komunikasi data dengan pengiriman data satu per satu pada satuan waktu. Transmisi data pada komunikasi serial dilakukan per bit. Kelebihan dari komunikasi serial dibandingkan komunikasi paralel adalah jalur data yang dibutuhkan hanya dua, yaitu jalur Transmitter (Tx) dan jalur Receive (Rx), selain itu kelebihan lainnya adalah komunikasi data dapat dilakukan dalam jarak yang cukup jauh dengan jumlah kabel serial lebih sedikit.

13 Kekurangan dari komunikasi serial adalah waktu yang diperlukan untuk pengiriman dan penerimaan data lebih lama. [6] Komunikasi serial pada umunya memiliki dua mode : •

Sinkron Pada mode sinkron data dikirim bersamaan dengan sinyal clock, hal ini menyebabkan antara satu karakter dengan karakter lainnya memiliki jeda waktu yang sama.



Asinkron Mode asinkron ini pengiriman data dikirim tanpa sinyal clock/sinkronasi sinyal clock. Oleh karena itu pada mode asinkron Transmitter yang mengirimkan

data

harus

menyepakati

suatu

standart

Universal

Asynchronous Receive Transmit (UART) sehingga komunikasi data dilakukan dengan suatu standart yang telah disepakati antara Transmitter dan Receiver.

Dalam pengaturan UART terdapat perintah-perintah yang berguna sebagai pengaturan yaitu start bits, data bits, parity bit, dan juga stop bits. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai perintah-perintah diatas : • Start Bit Start bit merupakan penanda awal dimana akan dilakukan suatu proses pengiriman bit data. • Data Bit Data bit merupakan data yang akan dikirim.

14 • Parity Bit Parity bit berfungsi sebagai “flag”, atau bisa dikatakan sebagai penanda. • Stop Bit Stop bit berguna sebagai penanda bahwa proses pengiriman bit data telah selesai.

Dalam pengiriman data secara digital terdapat dua buah ukuran yang penting untuk diketahui, yaitu Bit Rate dan Baud Rate. Perbedaan antara Bit Rate dan Baud Rate yaitu : •

Bit Rate Jumlah dari bit yang terkirim atau diterima per satuan waktu (second).



Baud Rate Banyaknya perubahan data yang terjadi per satuan waktu.

Pada komunikasi serial umumnya jumlah data yang dikirim adalah satu bit start, delapan bit data, dan satu bit stop sehingga dalam satu frame data terdapat sepuluh bit (format 1-8-1) dengan baud rate 9600.

2.2.1

RS – 485

RS 485 (Recommended Standard 485) adalah interface chip komunikasi serial berdasarkan standart MAX 485. Untuk dapat bekerja RS 485 membutuhkan supplai sebesar 5V. Kelebihan dari RS-485 adalah

15



Multidrop interface karena dapat memiliki banyak driver dan receiver, mencapai 256 device.



Jangkauan yang jauh, dapat mencapai 1,2 km.



Bit rate yang cepat yaitu 10 Mbps.

RS-485 memiliki 2 buah jalur, yaitu A dan B. Input dengan logic 1 akan membuat jalur A lebih positif di bandingkan jalur B, dan sebaliknya jika inputannya logic 0 maka jalur B lebih positif dibandingkan jalur A. Berbeda dengan RS – 232, RS – 485 mempunyai jalur balanced dan menggunakan differential signal, sehingga lebih kebal terhadap noise dan dapat berjalan lebih jauh. Noise dapat dihilangkan karena pada mode operasi ini, RS – 485 menggunakan dua kabel (twisted pair) yang membawa sinyal dan kebalikannya serta mendeteksi perbedaan tegangan antara 2 titik. Jadi setiap sinyal pada kabel memiliki tegangan yang tandanya berkebalikan dengan tegangan lainnya. Output antara A dan B harus berbeda sedikitnya 1,5 V dan perbedaan input harus sekitar 0,2 V. Jika A lebih positif daripada B, maka output receiver

akan mengeluarkan logik 1, sebaliknya jika B lebih

positif daripada A maka output receiver akan dianggap sebagai logik 0. Link pada RS – 485 dibagi menjadi 2 yaitu secara full duplex dan half duplex. Link yang digunakan adalah half duplex dimana driver dan

16 receiver yang banyak menggunakan 1 jalur sinyal (share). Jadi pada satu waktu, hanya 1 device yang dapat mengirim sinyal. Kelebihan dari RS485 adalah menghemat jumlah bit pada port serta menghemat kabel, tapi kelemahannya adalah tidak ada jaminan bahwa jalur yang akan dilalui itu kosong untuk pengiriman.

Gambar 2.3 IC MAX 485

2.2.2

RS – 232

Standar RS-232 yang lebih lengkapnya disebut EIA/TIA-232 Interface Between Data Terminal Equipment and Data CircuitTerminating Equipment Employing Serial Binary Data Interchange, diperkenalkan pada tahun 1962. Tahun 1997, Electronic Industries Association mempublikasikan tiga modifikasi pada standar RS-232 dan menamainya menjadi EIA-232. Salah satu keuntungan dari komunikasi serial menggunakan RS 232 yaitu untuk melakukan transmisi datanya bisa menggunakan kabel telephone.

Dalam

percobaan

kami,

sebagai

trasmisi

datanya

menggunakan kabel LAN. Dibawah ini merupakan spesifikasi dari RS – 232 :

17 •

Tegangan Signal pada mode Transmitted : o Binary 0: +5 sampai +15 Vdc (disebut “space” atau ”on”) •

Binary 1: -5 sampai -15 Vdc (disebut “mark” atau “off”)



Tegangan Signal pada mode Penerima : •

Binary 0 : +3 sampe +13 Vdc



Binary 1 : -3 sampe -13 Vdc

Gambar 2.4 IC Maxim 232

Komunikasi pada RS-232 dengan PC adalah komunikasi asinkron. Dimana sinyal clocknya tidak dikirim bersamaan dengan data. Masing-masing data disinkronkan menggunakan clock internal pada tiaptiap sisinya. Komunikasi RS-232 juga dapat menjadi converter protocol komunikasi antara komputer dengan RS 485 dan mikrokontroler. Keluaran dari komputer akan di konversi oleh RS 232 menjadi TTL dan keluaran mikrokontroler akan di konversi menjadi standar RS 232.

18 Kekurangan RS – 232 dibandingkan RS - 485 adalah mode operasinya yang menggunakan single ended. Mode ini menggunakan ground sebagai pembeda tegangan sehingga sangat beresiko terhadap gangguan noise saat berkomunikasi pada jarak jauh. Berikut tabel perbedaan komunikasi serial standar RS 232 dengan RS 485

Karakteristik

RS – 232

RS - 485

Mode Operasi

Single – Ended

Differensial

Metode Hubungan

Point to Point

Multidrop

Aplikasi

1 transmitter

32 transmitter

1 receiver

32 receiver

Modus Komunikasi

Full Duplex

HalfDuplex

Transisi

Tak Seimbang

Seimbang

Data Rate Maksimal

20Kbps pada 15 m

10Mbps pada 12 m

Jarak Maksimal

15 m saat 20 Kbps

1220 m saat 100 Kbps

Rentang data ’0’

+5 V ~ +14 V

Beda 2 V ~ 6 V (A < B)

Rentang data ’1’

-5 V ~ -14 V

Beda 2 V ~ 6 V (A > B)

Tegangan

keluaran ±12

-7 ~ +12

driver ( V ) masuk 3000

Tegangan

200

receiver ( mV ) Tahanan

masukan 3K ~ 7K

≥12K

receiver ( ohm ) Tabel 2.4 Perbedaan RS-232 dengan RS-485

19 2.3

Optocoupler

Gambar 2.5 Optocoupler

Optocoupler digunakan untuk mengisolasi antara rangkaian AC dengan rangkaian DC. Berdasarkan arti katanya Opto berarti optic dan coupler (kopling) berarti pemicu sehingga bias diartikan optocoupler bekerja berdasarkan picu cahaya optic dan digunakan sebagai saklar elektrik yang bekerja secara otomatis. Optocoupler terdiri dari berbagai jenis (baik merek, bentuk, dan tipe), pada percobaan kami kali ini penulis menggunakan optocoupler MOC3021 keluaran Motorola. Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Bagian transmitter yang dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan

menggunakan

LED

biasa,

LED

infra

merah

memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak terlihat oleh mata telanjang. 2. Bagian receiver yang dibangun dengan dasar komponen Photodiode. Photodiode merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum infra merah. Karena spekrum inframerah mempunyai

20 efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka Photodiode lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah. Oleh karena itu Optocoupler dapat dikatakan sebagai gabungan dari LED infra merah dengan photodiode yang terbungkus menjadi satu chip. LED infra merah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra merah dengan konsumsi daya sangat kecil. Jika diberi bias maju, LED infra merah yang terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan panjang gelombang sekitar 0,9 mikrometer. Photodiode merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai detektor cahaya infra merah. Proses terjadinya pancaran cahaya pada LED infra merah dalam optocoupler adalah sebagai berikut, saat dioda menghantarkan arus, elektron lepas dari ikatannya karena memerlukan tenaga dari catu daya listrik. Setelah elektron lepas, banyak elektron yang bergabung dengan lubang yang ada di sekitarnya (memasuki lubang lain yang kosong). Pada saat masuk lubang yang lain, elektron melepaskan tenaga yang akan diradiasikan dalam bentuk cahaya, sehingga dioda akan menyala atau memancarkan cahaya pada saat dilewati arus. Cahaya infra merah yang terdapat pada optocoupler tidak perlu lensa untuk memfokuskan cahaya karena dalam satu chip mempunyai jarak yang dekat dengan penerimanya.

Prinsip kerja dari optocoupler adalah : a. Jika antara Photodiode dan LED terhalang maka Photodiode tersebut akan off sehingga output dari kolektor akan berlogika high.

21 b. Sebaliknya jika antara Photodiode dan LED tidak terhalang maka Photodiode tersebut akan on sehingga outputnya akan berlogika low.

Ditinjau dari penggunaannya, fisik optocoupler dapat berbentuk macammacam. Bila hanya digunakan untuk mengisolasi level tegangan atau data pada sisi transmitter dan sisi receiver, maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam bentuk solid (tidak ada ruang antara LED dan Photodiode). Sehingga sinyal listrik yang ada pada input dan output akan terisolasi. Dengan kata lain optocoupler ini digunakan sebagai optoisolator jenis IC. Sebagai piranti elektronika yang berfungsi sebagai pemisah antara rangkaian power dengan rangkaian control. Komponen ini merupakan salah satu jenis komponen yang memanfaatkan sinar sebagai pemicu on/off-nya. Opto berarti optic dan coupler berarti pemicu, maka optocoupler berarti suatu komponen yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic. Optocoupler yang juga disebut sensor digunakan sebagai isolator dari rangkaian tegangan rendah ke rangkaian bertegangan tinggi. IC MOC 3021 memiliki 6 kaki, kaki anoda (1) dihubungkan ke vcc, kaki katoda (2) dihubungkan dengan pulsa trigger yang aktif low, kaki 4 dan 6 dihubungkan dengan beban (lampu). Dua kaki lainnya yaitu kaki 3 dan 5 tidak digunakan (not connected). Optocoupler bisa di juga dikatakan sebagai driver TRIAC karena secara tidak langsung, optocoupler yang memberikan pemicu pada kaki gate TRIAC sehingga TRIAC aktif dan lampu menyala.

22 2.4 TRIAC

Gambar 2.6 TRIAC

TRIAC

(Triode for Alternating Current) merupakan komponen

elektronika yang terdiri dari dua SCR yang disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan bersama. TRIAC bersifat konduktif dalam dua arah ( bidirectional ), karena itu terminal nya tidak dapat ditentukan sebagai anode atau katode. [3] TRIAC merupakan komponen 3 elektroda: MT1, MT2, dan gate. Oleh karena aplikasi triac yang demikian luas maka komponen triac biasanya mempunyai dimensi yang besar dan mampu diaplikasikan pada tegangan 100V sampai 800V dengan arus beban dari 0.5A sampai 40A. Jika terminal MT1 dan MT2 diberi tegangan jala-jala PLN dan gate dalam kondisi mengambang maka tidak ada arus yang dilewatkan oleh triac (kondisi idel) sampai pada tegangan break over TRIAC tercapai. Kondisi ini dinamakan kondisi off triac. Apabila gate diberi arus positif atau negatif maka tegangan break over ini akan turun. Semakin besar nilai arus yang masuk ke gate maka semakin rendah pula tegangan break overnya. Kondisi ini dinamakan sebagai kondisi on TRIAC. Apabila TRIAC sudah on maka triac akan dalam kondisi on selama tegangan

23 pada MT1 dan MT2 di atas nol (0) volt. Apabila tegangan pada MT1 dan MT2 sudah mencapai nol volt maka kondisi kerja triac akan berubah dari on ke off. Apabila triac sudah menjadi off kembali, triac akan selamanya off sampai ada arus trigger ke gate dan tegangan MT1 dan MT2 melebihi tegangan break overnya. Triac yang penulis gunakan adalah BT136, berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan dengan polaritas positif saja, TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-balik pada Gate. TRIAC banyak digunakan pada rangkaian pengedali dan pensaklaran pada rangkaian AC bertegangan tinggi. [6]

2.5 Lampu Pijar

Gambar 2.7 Lampu Pijar

Lampu pijar (bohlam) adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

24 Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volthingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan dioda cahaya. Rangkaian dimmer hanya bisa dipakai pada jenis lampu pijar/lampu konvensional. Rangkaian dimmer tidak bisa dipakai pada lampu neon/lampu hemat energi (nyala putih) karena akan menyebabkan kerusakan pada rangkaian dalam lampu.

2.6 Regulator Tegangan

Regulator tegangan merupakan regulator yang di design untuk mengatur sebuah keluaran dari catu daya secara otomatis sesuai dengan kebutuhan dari pengguna. Peralatan elektronik membutuhkan sumber tegangan dalam operasinya baik itu tegangan AC (Alternate current) atau DC (dirrect current) dan besarnya output sumber tegangan harus disesuaikan dengan kebutuhan system elektronika itu sendiri. Oleh karena itu digunakanlah sebuah regulator untuk mengubah tegangan dari catu daya agar sesuai dengan kebutuhan suatu peralatan elektronik. Pada percobaan kami kali ini kami menggunakan IC keluarga LM78XX, yaitu IC LM7805. IC ini merupakan regulator 5V, dimana IC ini berfungsi untuk merubahkan tegangan supplai menjadi 5V. Penggunaan IC ini bertujuan untuk

25 memberi supplai VCC pada mikrokontroler dan RS 485. Berikut gambar dan pin pada LM7805.

Gambar 2.8 LM7805

2.7 AVR Studio

AVR Studio merupakan software dari atmel, dimana assembler dan simulatornya terpadu dan terintegrasi dengan compiler GCG plug-in, sehingga AVR Studio dapat digunakan untuk membuat program yang akan dijalankan pada mikrokontroler dan juga sebagai debugger program ke mikrokontroler AVR.

2.8 QT (Framework)

QT merupakan cross-platform application framework

yang biasanya

digunakan untuk pengembangan suatu aplikasi sofware (perangkat lunak). Pengembangan yang dilakukan oleh QT yaitu dengan GUI (Graphical User Interface). Tetapi kita juga bisa melakukan pengembangan tanpa menggunakan GUI.

26 GUI merupakan suatu user interface yang memungkinkan penguna untuk berinteraksi

dengan

suatu

perangkat

elektronik

tidak

hanya

dengan

menggunakan text command (perintah dalam bntuk teks) tetapi bisa mengunakan suatu gambar. Pemrograman pada QT menggunakan bahasa pemograman C++.