80 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah ...

39 downloads 309 Views 101KB Size Report
melakukan penerapan pembiayaan murabahah dengan prinsip syariah maupun PSAK ... akuntansi pembiayaan murabahah, maka akan dibahas dalam bentukĀ ...
BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk hanya akan melakukan pembelian barang apabila telah dipastikan ada nasabah yang akan membeli kembali barang tersebut secara akad murabahah. Dalam menjalankan pembiayaan murabahah, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menjual barang dengan menegaskan harga perolehan barang kepada nasabah secara jujur dan nasabah membayar dengan harga lebih sebagai keuntungan (margin) bagi bank selaku penjual sesuai dengan kesepakatan antara pihak PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dan nasabah. Pembayaran kewajiban dilakukan oleh nasabah secara tangguhan atau cicilan. Namun, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk terkadang melakukan pembiayaan murabahah dengan memberikan pembiayaan berupa sejumlah uang sesuai dengan pembiayaan yang dibutuhkan kepada nasabah, dimana hal ini disebut dengan akad wakalah, yaitu adanya pemberian kuasa atas dana dan nama bank kepada nasabah untuk melakukan pembelian barang sendiri sesuai spesifikasi yang diinginkan kepada pihak supplier setelah memperoleh pembiayaan dari pihak bank. Hal ini hampir sama dengan pemberian kredit pada bank konvensional, maka penerapan murabahah dengan memberi pembiayaan berupa uang pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk kurang sesuai dalam 80

melakukan penerapan pembiayaan murabahah dengan prinsip syariah maupun PSAK No.102, karena pada dasarnya murabahah merupakan akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan bank syariah selaku penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.

IV.2 Analisis Kesesuaian Penerapan Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dengan PSAK No.102 Komite Akuntansi Syariah Dewan Standar Akuntasi Keuangan menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.102 tentang akuntansi murabahah (Jual beli) yang mulai berlaku efektif

sejak tanggal 1 Januari 2008 bagi seluruh

Lembaga Keuangan Syariah (LKS). PSAK No.102 tersebut merupakan standar akuntansi yang mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas transaksi pembiayaan akuntansi murabahah dari berbagai Lembaga Keuangan Syariah. Penyusunaan PSAK ini berdasarkan pada Pernyataan Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) Bank Indonesia dan berdasarkan pada sejumlah fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Pada pembahasan ini, peneliti akan menganalisis kesesuaian antara penerapan pembiayaan akuntansi murabahah oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang mencakup pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dengan PSAK No.102 mengenai akuntansi murabahah. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penerapan perlakuan akuntansi pembiayaan murabahah, maka akan dibahas dalam bentuk beberapa contoh 81

kasus yang terjadi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang didiskusikan oleh peneliti dengan Ibu Diyanti dan Bapak Iman selaku bagian Marketing Pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, sebagai berikut: 1. Contoh Kasus Pembiayaan Murabahah atas Perangkat Komunikasi a. Pada saat pembelian barang dari supplier Tanggal 1 Mei 2008 dilakukan pembelian barang dari suplier untuk dijual kembali dalam transaksi murabahah, bank membeli perangkat keras komunikasi dengan harga beli Rp 10.000.000.000,. Atas transakasi tersebut, jurnal yang dibuat oleh PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, yaitu: Dr. Persediaan Murabahah Cr . Rekening Suplier

Rp 10.000.000.000,Rp 10.000.000.000,-

Menurut PSAK No.102, pada saat perolehan aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. Jurnal atas perolehan aset, yaitu: Dr. Aset/Persediaan Murabahah Cr. Kas/Rekening Supplier

xxx xxx

Hasil analisis: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui aset yang diperoleh sebagai persediaan sebesar biaya perolehan yaitu sebesar Rp 10.000.000.000,- maka pencatatan tersebut telah sesuai dengan PSAK No.102 (paragraf 18).

Pada saat pembelian, bank mendapat potongan pembelian dari supplier sebesar Rp 500.000.000. Maka potongan tersebut diakui sebagai pengurang biaya perolehan dan bukan pendapatan bank karena potongan tersebut tidak mengurangi total nilai

82

jumlah barang dan merupakan hak nasabah Jurnal untuk mengakui potongan tersebut: Dr. Rekening Pemasok Cr. Persediaan

Rp 500.000.000,Rp 500.000.000,-

Menurut PSAK No.102, Potongan pembelian dari pemasok atas barang murabahah sebelum akad dilakukan diakui sebagai pengurang biaya perolehan aktiva murabahah. Jurnal yang dicatat atas potongan pembelian tersebut, yaitu: Dr. Rekening Pemasok Cr. Persediaan

xxx xxx

Hasil analisis: Pada transaksi tersebut, potongan terjadi sebelum akad murabahah dan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui potongan pembelian aset tersebut sebagai pengurang biaya perolehan aset murabahah dan bukan pendapatan bank karena potongan tersebut tidak mengurangi total nilai jumlah barang dan merupakan hak nasabah. Pencatatan tersebut telah sesuai dengan PSAK No.102 (paragraf 20).

Dalam perjanjian yang disepakati oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dengan nasabah, apabila diperoleh potongan harga setelah akad ditandatangani, maka pembagian akan dilakukan 40% untuk bank dan 60% untuk nasabah. Setelah akad, supplier memberikan potongan harga sebesar Rp 5.000.000,- Atas potongan tersebut, bank akan membuat jurnal sebagai berikut: a. Potongan yang menjadi hak PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dicatat sebagai berikut: 83

Dr. Kas/Rekening supplier Cr. Diskon murabahah

Rp 2.000.000,Rp 2.000.000,-

b. Potongan yang menjadi hak nasabah dicatat sebagai berikut: Dr. Kas/Rekening supplier Cr. Hutang diskon murabahah

Rp 3.000.000,Rp 3.000.000,-

Menurut PSAK No.102, pencatatan potongan harga setelah akad, dicatat sebagai berikut: Apabila sesuai kesepakatan dan diperjanjikan dalam akad menjadi hak penjual Dr. Kas/Rekening pemasok Cr. Diskon murabahah

xxx xxx

Apabila sesuai kesepakatan dan diperjanjikan dalam akad menjadi hak pembeli Dr. Kas/Rekening pemasok Cr. Hutang Diskon

xxx xxx

Hasil Analisis: Diskon pembelian aset murabahah diakui sebagai kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli dan menjadi tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual. Maka pencatatan tersebut telah sesuai dengan PSAK No.102 (paragraf 20 huruf b dan c)

Pada tanggal 31 Mei 2008, pada akhir periode dilakukan penilaian persediaan sebuah perangkat komunikasi yang telah dibeli oleh supplier, sebelum diserahkan kepada nasabah mengalami penurunan nilai sebesar Rp 2.000.000,- Atas penurunan nilai karena usang (sebelum jual beli) tersebut, jurnal yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, sebagai berikut: 84

Dr. Kerugian penurunan nilai aktiva murabahah Cr. Persediaan aktiva murabahah

Rp 2.000.000,Rp 2.000.000,-

Menurut PSAK No.102,atas penurunan nilai aset murabahah karena usang sebelum diserahkan kepada nasabah, maka akan dicatat sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Jurnal yang dibuat adalah sebagi berikut: Dr. Kerugian penurunan nilai aktiva murabahah Cr. Persediaan aktiva murabahah

xxx xxx

Hasil Analisis: Dalam murabahah pesanan mengikat, jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak atau kondisi lainnyasebelum diserahkan kepada nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Pencatatan tersebut telah sesuai dengan PSAK No.102 (paragraf 19a (ii)).

b. Pada saat perjanjian Murabahah Bank menetapkan harga jual Rp 11.116.140.690,- ada selisih harga yang merupakan marjin bagi pihak bank sebesar Rp 1.116.140.690,-. Jangka waktu murabahah 12 bulan dengan biaya administrasi Rp 100.000.000,- dan jika terjadi keterlambatan pembayaran angsuran akan dikenakan denda Rp 100.000,-

85

Tabel IV.1 Perhitungan Angsuran (dalam Rupiah) Angs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah

Porsi Pokok 759.678.390 772.339.700 785.212.030 798.298.900 811.603.880 825.130.610 838.882.790 852.864.160 867.078.570 881.529.880 896.222.040 911.159.150 10.000.000.000

Porsi Marjin 166.666.670 154.005.360 141.133.030 128.046.160 114.741.180 101.214.450 87.462.270 73.480.900 59.266.900 44.815.180 30.123.020 15.185.980 1.116.140.690

Jumlah Angsuran 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 926.345.060 11.116.140.690

Sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Adapun jurnal yang dicatat oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah: Dr. Piutang Murabahah Cr. Marjin Murabahah Ditangguhkan Cr. Persediaan Murabahah

Rp 11.116.140.690,Rp 1.116.140.690,Rp 10.000.000.000,-

Menurut PSAK No.102, jurnal atas penyerahan barang murabahah, yaitu: Dr. Piutang Murabahah Cr. Margin Murabahah Ditangguhkan Cr. Persediaan /Aset Murabahah

xxx xxx xxx

Hasil analisis: Pada saat perjanjian keuntungan bank telah diketahui dan dimasukan dalam marjin murabahah ditangguhkan karena masih belum terealisasi. Dalam pengakuan dan pencatatan piutang murabahah pada saat akad, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui piutang murabahah sebesar biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan yang disepakati, maka pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan PSAK No.102 (paragraf 22, 23a, 24)

86

Bila nasabah setuju membayar urbun sebagai uang muka, jumlah yang dibayarkan sama dengan angsuran pertama Rp 926.345.060,-. Bank akan mencatat urbun pada akun kas, maka piutang murabahah nasabah akan berkurang sebesar urbun yang diterima. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut: Dr. Kas Cr. Piutang Murabahah

Rp 926.345.060,Rp 926.345.060,-

Dr. Marjin Murabahah ditangguhkan Cr. Pendapatan Murabahah

Rp 166.666.670,Rp 166.666.670,-

Menurut PSAK No.102, jurnal yang dibuat atas transaksi tersebut

menurut

PSAK No.102, yaitu: Dr. Kas/Rekening nasabah Cr. Piutang Murabahah

xxx

Dr. Margin Murabahah tangguhan Cr. Pendapatan Margin Murabahah

xxx

xxx

xxx

Hasil analisis: Atas penerimaan pembayaran pertama secara tunai, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui sebesar jumlah yang diterima dan penerimaan uang muka mengurangi piutang murabahah nasabah. Maka, pencatatan yang dibuat oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK No.102.

c. Pada saat pembayaran Angsuran Pada saat penerimaan pembayaran angsuran yang diterima dari nasabah yang dilakukan dengan mendebet rekening nasabah melalui rekening bank nasabah. Jurnal yang dilakukan bank untuk mengakui setoran angsuran pertama: 87

Dr. Rekening Nasabah Cr. Piutang Murabahah

Rp 926.345.060,Rp 926.345.060,-

Dr. Marjin Murabahah Ditangguhkan Cr. Pendapatan Murabahah

Rp 166.666.670,Rp 166.666.670,-

Angsuran kedua sampai dengan jurnal angsuran kedua belas sama dengan

jurnal

yang pertama, jika dibayar sesuai jadwal dan tidak menunggak. Menurut PSAK No.102, atas pembayaran angsuran awal yang diterima oleh Bank Syariah, bank maka mendebet rekening nasabah karena dibayarkan melalui rekening nasabah dan mengurangi piutang murabahah. maka dicatat jurnal sebagai berikut: Dr. Kas/Rekening pembeli Dr. Margin murabahah tangguhan Cr. Pendapatan margin murabahah Cr. Piutang murabahah

xxx xxx xxx xxx

Hasil analisis: Pada pembayaran angsuran pertama, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mencatat pembayaran tersebut dengan mendebet rekening nasabah dan mengurangi piutang murabahah sebesar nilai yang diterima oleh bank dari nasabah. Maka, atas pencatatan yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk atas pembayaran angsuran awal yang diterima telah sesuai dengan PSAK No.102.

Bila nasabah tidak membayar angsuran kesembilan, maka jurnal pengakuan pendapatan akan dilakukan pada akhir bulan dan sekaligus dikenakan denda kerterlambatan

sebesarRp

100.000,-.

Jurnal

yang

dilakukan

bank

atas

keterlambatan:

88

Dr. Piutang Murabahah Jatuh Tempo Cr. Piutang Murabahah

Rp 926.345.060,Rp926.345.060,-

Dr. Marjin Murabahah Ditangguhkan Cr. Pendapatan Murabahah

Rp 59.266.490,Rp 59.266.490,-

Menurut PSAK No.102, pencatatan atas angsuran tertunggak yaitu: Dr. Piutang murabahah jatuh tempo Cr. Piutang murabahah

xxx

Dr. Margin murabahah tangguhan Cr. Pendapatan magin murabahah

xxx

xxx

xxx

Hasil analisis: Atas angsuran yang tertunggak, yaitu pada angsuran kesembilan, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan jurnal pengakuan pendapatan pada akhir bulan atau pada saat tutup buku atas pengakuan pendapatan yang telah menjadi haknya. Maka, pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK No.102.

Sedangkan, jurnal yang dicatat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk atas penerimaan denda tersebut, yaitu: Dr. Rekening Nasabah Cr. Rekening ZIS

Rp 100.000,Rp 100.000,-

Menurut PSAK No.102, Denda dikenakan jika nasabah lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan. Jurnal yang dibuat, yaitu: Dr. Kas/Rekening pembeli Cr. Rekening dana kebajikan

xxx xxx

89

Hasil analisis: Atas keterlambatan pembayaran yang dilakukan oleh nasabah, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengenakan denda kepada nasabah dan mengakui denda sebagai rekening ZIS. Namun, jika dapat dibuktikan bahwa nasabah menunda membayar angsuran karena ketidakmampuan, maka bank tidak boleh meminta nasabah untuk membayar denda (PSAK No.102 paragraf 29). Maka, atas pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK No.102.

Bila nasabah telah melunasi pembayaran angsuran ke sembilan yang menunggak, maka bank akan mencatat penerimaan angsuran tersebut kedalam jurnal sebagai berikut: Dr. Rekening Nasabah Cr. Piutang Murabahah Jatuh Tempo

Rp 926.345.060,Rp 926.345.060,-

Menurut PSAK No.102, jurnal untuk membukukan pembayaran angsuran

yang

tidak dibayarkan pada bulan sebelumnya adalah sebagai berikut: Dr. Rekening Nasabah Cr. Piutang Murabahah Jatuh Tempo

xxx xxx

Hasil analisis: Pada transaksi tersebut, nilai yang dicatat adalah sebesar nilai angsuran yang tertunggak pada bulan sebelumnya. Dengan adanya pembayaran angsuran yang tertunggak tersebut terdapat aliran kas masuk atas pendapatan walaupun pencatatan pendapatannya telah dilakukan pada saat pengakuan pendapatan pada

90

akhir bulan. Maka, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah melakukan pencatatan yang sesuai dengan PSAK No.102.

d. Pada saat Pelunasan Awal Bila pembayaran angsuran 10 sampai 12 dibayarkan pada pembayaran angsuran ke 10, yaitu dengan porsi pokok sebesar Rp 2.688.910.970,- dan marjin Rp 90.124.180,- sehingga jumlah seluruh total angsuran yang dibayar nasabah pada saat angsuran kesepuluh adalah Rp 2.779.035.150,-. Maka, bank akan memberi potongan pelunasan (muqasah) dini sebesar Rp 25.000.000,-. Untuk mencatat potongan pelunasan ini bank akan mengakui potongan tersebut sebagai beban muqasah karena dapat mengurangi pendapatan marjin yang diterima bank. Jurnal untuk mencatat kejadian ini adalah: Dr. Kas Dr. Marjin Murabahah Ditangguhkan Cr. Pendapatan Marjin Murabahah Cr. Piutang Murabahah

Rp 2.779.035.150,Rp 90.124.180,Rp 90.124.180,Rp 2.779.035.150,-

Dr. Beban Muqasah Cr. Rekening Nasabah

Rp 25.000.000,Rp 25.000.000,-

Menurut PSAK No.102, pencatatan jika setelah penyelesaian, bank terlebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank membayar potongan pelunasan (muqasah) kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah, maka jurnal yang harus dibuat oleh Bank syariah, yaitu: Dr. Kas Dr. Margin murabahah tangguhan Cr. Pendapatan margin murabahah Cr. Piutang murabahah

xxx xxx xxx xxx

91

Dr. Beban muqasah Cr. Kas/Rek pembeli

xxx xxx

Hasil analisis: Atas pencatatan yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah dan potongan pelunasan diberikan setelah pelunasan, yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerima pelunasan piutang dari nasabah dan kemudian bank memberikan potongan pelunasannya kepada nasabah. Maka, berdasarkan PSAK No.102, pencatatan atas pelunasan awal yang dilakukan oleh PT Bank Muamalat Indonesia telah sesuai dengan PSAK No.102 (paragraf 26, 27b).

2. Contoh Kasus Pembiayaan Murabahah atas Mobil Innova Pada kasus ini, Bank Muamalat Indonesia sebagai penjual dengan pengakuan keuntungan secara proporsional. Bank Muamalat Indonesia melakukan transaksi murabahah dengan nasabahnya atas mobil Inova dengan harga perolehan sebesar Rp 150.000.000,-. Nasabah telah menyerahkan uang muka ke Bank Syariah sebesar Rp 30.000.000,- dan atas murabahah tersebut disepakati keuntungan setara 21% pa. Pembayaran dilakukan secara angsuran selama 12 bulan. Bank Syariah membayar uang muka kepada pemasok sebesar Rp 7.500.000,- dan jika dibatalkan hangus. Pada kasus tersebut, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk akan melakukan perhitungan dan pencatatan sebagai berikut:

92

Fasilitas Pembiayan Murabahah Harga pokok Margin

150.000.000,25.200.000,- (Margin: 21% x 120.000.000 = 25.200.000)

Harga jual Uang muka

175.200.000,(30.000.000)

Sisa kewajiban

145.200.000,-

Perhitungan Bank Syariah Harga pokok Uang muka

150.000.000,(30.000.000,-)

Porsi bank

120.000.000,-

Jurnal yang dibuat atas pembayaran angsuran, sebagai berikut: Angsuran pertama diterima angsuran tunai Rp 12.100.000,Dr. Kas /rek pembeli Cr. Piutang Murabahah

Rp 12.100.000,Rp 12.100.000,-

Dr. Margin Murabahah tangguhan Cr. Pendapatan Margin Murabahah

Rp 2.100.000,Rp 2.100.000,-

Angsuran kedua telah jatuh tempo, namun nasabah belum bayar Dr. Piutang Murabahah Jatuh tempo Cr. Piutang Murabahah

Rp 12.100.000,Rp 12.100.000,-

Dr. Margin Murabahah tangguhan Cr. Pendapatan Magin Murabahah

Rp 2.100.000,Rp 2.100.000,-

Diterima pembayaran angsuran yang tertunggak Dr. Kas Cr. Piutang Murabahah Jatuh Tempo

Rp 12.100.000,Rp 12.100.000,-

Pada saat pelunasan awal angsuran, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mencatat dengan dua alternatif, yaitu:

93

Alternatif pertama untuk mencatat pelunasan awal angsuran Dr. Kas Cr. Piutang Murabahah

Rp 72.600.000,Rp72.600.000,-

Dr. Margin Murabahah Tangguhan Cr. Pendapatan Margin Murabahah

Rp 12.600.000,Rp 12.600.000,-

Dr. Potongan pelunasan Cr. Kas/ Rekening nasabah

Rp 8.400000,Rp 8.400.000,-

Alternatif kedua untuk mencatat pelunasan awal angsuran Dr. Kas Dr. Margin Murabahah Tangguhan Cr. Piutang Murabahah Cr. Pendapatan Margin Murabahah

Rp 64.200.000,Rp 12.600.000,Rp 72.600.000,Rp 4.200.000,-

Menurut PSAK No.102, pencatatan atas pembayaran angsuran atas transaksi murabahah, diantaranya yaitu: a. Atas pembayaran angsuran awal yang diterima oleh Bank Syariah, maka dicatat jurnal sebagai berikut: Dr. Kas/Rekening pembeli Dr. Margin murabahah tangguhan Cr. Pendapatan margin murabahah Cr. Piutang murabahah

xxx xxx xxx xxx

b. Pencatatan atas angusuran tertunggak Dr. Piutang murabahah jatuh tempo Cr. Piutang murabahah

xxx

Dr. Margin murabahah tangguhan Cr. Pendapatan magin murabahah

xxx

xxx

xxx

c. Pencatatan atas penerimaan pembayaran angsuran atas angsuran tertunggak Dr. Kas Cr. Pendapatan margin murabahah

xxx xxx

94

d. Pada saat diterima pelunasan awal dari nasabah kepada Bank Syariah Pencatatan jika pada saat penyelesaian, bank mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah Dr. Kas Dr. Margin murabahah tangguhan Cr. Pendapatan margin murabahah Cr. Piutang murabahah

xxx xxx xxx xxx

Pencatatan jika setelah penyelesaian, bank terlebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank membayar potongan pelunasan (muqasah) kepada nasabah dengan, mengurangi keuntungan murabahah Dr. Kas Dr. Margin murabahah tangguhan Cr. Pendapatan margin murabahah Cr. Piutang murabahah Dr. Beban muqasah Cr.Kas/Rek pembeli

xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Hasil analisis: Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh. Pembayaran tangguh merupakan pembayaran yang dilakukan tidak pada saat barang diserahkan kepada nasabah, namun pembayaran dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu. Berdasarkan pencatatan atas angsuran yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang dicatat sesuai dengan kondisi penerimaan angsuran tersebut, maka dapat terlihat bahwa seluruh pencatatan atas pembayaran angsuran tersebut telah sesuai dengan PSAK No.102 (paragraf 8).

95

3. Contoh Kasus Pembiayaan Murabahah atas Mesin Giling Bank Muamalat Indonesia menerima pesanan barang Sulaiman seorang pengusaha beras di Kerawang, berupa mesin penggilingan gabah merk Kubota 70 PK. Atas pesanan tersebut Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 5 April 2009 membeli barang kebutuhan Sulaiman dari dealer Kubota Permai dengan data-data sebagai berikut: Nama Barang Harga barang Uang muka Penyerahan Pembayaran Diskon Lainnya

: Mesin Giling Kubota 70 PK : Rp 120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah). : Rp 20.000.000,- ( dua puluh juta rupiah) : Gudang dealer Kubota Permai : dilakukan setelah barang diterima di kantor Bank : 5% dari harga barang : dibayar ongkos pengiriman dari gudang dealer sampai kantor Bank Muamalat Indonesia beban lainnya sebesar Rp5.000.000,- (lima juta rupiah)

Pada tanggal 5 April 2009 Bank Muamalat Indonesia menyetujui permohonan Sualiman dengan kesepakatan sebagai berikut: Nama barang : Mesin Giling Kubota 70 PK Harga pokok : Bank Muamalat Indonesia menyampaikan sesuai perhitungan yang dilakukan dan Sulaiman memahami Keuntungan : setara dengan 20% pa (sesuai keputusan ALCO) Uang muka : Rp 19.000.000,- (sembilan belas juta rupiah) Penyerahan : Bank Muamalat Indonesia Pembayaran : diangsur secara merata selama 5 kali angsuran Biaya administrasi : Rp 10.000.000,- (sepuluh juta) Biaya notaris : Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) Denda keterlambatan: Rp 100.000,- (seratus ribu) setiap hari keterlambatan Atas contoh kasus tersebut, dapat dilakukan perhitungan dan beberapa pencatatan atas transaksi tersebut, yaitu: a. Pembayaran uang muka kepada dealer b. Penerimaan mesin giling dari dealer dan pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor c. Penerimaan uang muka dari Sualiman d. Persetujuan akad dan penyerahan barang ke Sualiman e. Penerimaan fee adm dan biaya notaris f. Penerimaan pembayaran angsuran sampai dengan angsuran ke tiga

96

g. Penerimaan angusuran ke empat yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar dan dibayar bersama-sama angsuran kelima (saat pelunasan kewajibannnya) h. Penerimaan pelunasan angsuran yang tertunggak dan bank memberikan potongan sebesar 50% dari margin yang belum jatuh tempo dan belum diterima Berikut ini perhitungan dan pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selaku penjual atas transaksi tersebut: Perhitungan pembiayaan murabahah Harga barang Diskon 5% x 120.000.000,-

Rp 120.000.000,(Rp 6.000.000,-)

Harga barang setelah diskon Ongkos angkut s/d Kantor Bank

Rp 114.000.000,Rp 5.000.000,-

Harga pokok barang Uang Muka Nasabah

Rp 119.000.000,(Rp 19.000.000,-)

Rp 100.000.000,Keuntungan: 20% x Rp 100.000.000 = Rp 20.000.000,-

Pembiayaan Murabahah Harga pokok barang Keuntungan disepakati

Rp 119.000.000,Rp 20.000.000,-

Harga jual disepakati Uang muka nasabah

Rp 139.000.000,(Rp 19.000.000,-)

Sisa kewajiban nasabah

Rp 120.000.000,-

Angsuran : Rp 120.000.000 / 5 Porsi angsuran Pokok Margin

= Rp 24.000.000,= Rp 20.000.000,= Rp 4.000.000,-

Jurnal sehubungan transaksi tersebut sebagai berikut: a. Pembayaran uang muka kepada dealer Dr. Piutang Uang Muka Cr. Kas

Rp 20.000.000,Rp 20.000.000,97

Menurut PSAK No.102, pembayaran uang muka oleh bank syariah kepada pemasok dimaksudkan sebagai tanda keseriusan untuk melakukan pembelian atas barang tersebut. Nilai yang diakui sebesar jumlah yang dibayarkan. Atas pembayaran uang muka yang dilakukan Bank Syariah kepada pemasok, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Dr. Piutang Uang Muka Cr. Kas

xxx xxx

Hasil analisis: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui nilai sebesar jumlah yang dibayarkan kepada pemasok, yaitu sebesar Rp 20.000.000,-. Maka, pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK No.102 (paragraf 30).

b. Penerimaan mesin giling dari dealer dan pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor. 1. Penerimaan barang Dr. Persediaan Cr. Piutang Uang Muka Cr. Rekening dealer/kas

Rp 114.000.000,Rp 20.000.000,Rp 84.000.000,-

2. Pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor bank Dr. Persediaan Cr. Kas

Rp 5.000.000,Rp 5.000.000,-

Hasil analisis: Menurut PSAK No.102, dapat diperlakukan sebagai harga pokok barang, antara lain beban tambahan yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap untuk dipergunakan untuk dijual dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut: 98

Dr. Aset/Persediaan Murabahah Cr. Kas

xxx xxx

Maka, pencatatan atas biaya tambahan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK No.102 c. Penerimaan uang muka dari Sualiman Dr. Kas Cr. Hutang Uang Muka

Rp 19.000.000,Rp 19.000.000,-

Menurut PSAK No.102, penerimaan uang muka dari nasabah merupakan tanda keseriusan nasabah untuk membeli barang dari bank syariah. Uang muka diakui sebesar jumlah yang diterima. Jurnal yang dibuat oleh bank syariah, yaitu: Dr. Kas/Rekening nasabah Cr. Hutang Uang Muka

xxx xxx

Hasil analisis: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui uang muka sebesar jumlah yang diterima, yaitu sebesar Rp 19.000.000,- Maka, pencatatan atas uang muka dari nasabah yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK.102 (paragraf 30).

d. Persetujuan akad dan penyerahan barang ke Sualiman 1. Penyerahan barang (akad murabahah) Dr. Piutang Murabahah Cr. Margin Murabahah Ditangguhkan Cr. Persediaan

Rp139.000.000,Rp 20.000.000,Rp 119.000.000,-

2. Uang muka dari nasabah Dr. Hutang Uang muka Cr. Piutang Murabahah

Rp 19.000.000,Rp 19.000.000,-

99

Menurut PSAK No.102, pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar nilai perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode, piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang direalisasikan sedangkan keuntungan tangguhan disajikan sebagai pos lawan piutang murabahah. Jurnal yang diatur dalam PSAK No.102 atas penyerahan barang murabahah, yaitu: Dr. Piutang Murabahah Cr. Margin Murabahah Ditangguhkan Cr. Persediaan /Aset Murabahah

xxx xxx xxx

Dan jurnal atas uang muka yang dibayarkan oleh nasabah ke Bank Syariah pada saat penyerahan mengurangi piutang murabahah, yaitu: Dr. Hutang Uang Muka Cr. Piutang Murabahah

xxx xxx

Hasil analisis: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui piutang murabahah sebesar nilai perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati dan atas penerimaan uang muka dari nasabah pada saat penyerahan mengurangi piutang murabahah dengan mendebit hutang uang muka. Maka, pencatatan atas uang muka yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK No. 102 (paragraf 22).

e. Penerimaan fee administrasi dan biaya notaris 1. Penerimaan fee administrasi murabahah Dr. Kas/ Rekening nasabah Cr. Pendapatan fee admin murabahah

Rp 10.000.000,Rp 10.000.000,-

100

2. Biaya notaris Dr. Kas / Rekening nasabah Cr. Rekening notaris

Rp 5.000.000,Rp 5.000.000,-

Menurut PSAK No.102, biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah diperlakukan dengan mendebit rekening nasabah dan mengkredit semua biaya yang dibebankan kepada nasabah tersebut ke dalam rekening pendapatan. Dr. Rekening Nasabah Cr. Pendapatan

xxx xxx

Sedangkan untuk biaya yang dikeluarkan oleh nasabah sebagai biaya notaris, dibuat jurnal berikut: Dr. Kas / Rekening nasabah Cr. Rekening notaris

xxx xxx

Hasil analisis: Atas penerimaan fee administrasi yang dibebankan kepada nasabah, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan pencatatan dengan mendebit kas/rekening nasabah dan mengkredit biaya administrasi tersebut ke dalam rekening pendapatan fee administrasi. Sedangkan biaya atas biaya notaris yang dibebankan kepada nasabah dicatat dengan mendebit kas/rekening nasabah sebagai lawan rekening notaris, karena biaya tersebut menjadi biaya yang akan dibayarkan kepada notaris. Maka, pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK No.102.

f. Penerimaan pembayaran angsuran sampai dengan angsuran ke tiga 1. Dr. Kas Cr. Piutang Murabahah

Rp 24.000.000,Rp 24.000.000,-

101

2. Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Cr. Pendapatan Margin Murabahah

Rp 4.000.000,Rp 4.000.000,-

g. Penerimaan angusuran ke empat yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar dan dibayar bersama-sama angsuran kelima (saat pelunasan kewajibannnya) 1. Tunggakan angsuran ke-4 (jatuh tempo tetapi belum dibayar) (a) Dr. Piutang Murabahah Jatuh Tempo Cr. Piutang Murabahah

Rp 24.000.000,Rp 24.000.000,-

(b) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp 4.000.000,Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp 4.000.000,2. Penerimaan denda Dr. Kas/Rekening nasabah Cr. Rekening Dana Kebajikan

Rp 3.000.000,Rp 3.000.000,-

Perhitungan : 30 x Rp 100.000,- = Rp 3.000.000,-

h. Penerimaan pelunasan angsuran yang tertunggak dan bank memberikan potongan sebesar 50% dari margin yang belum jatuh tempo dan belum diterima. 1. Pembayaran anguran ke empat Dr. Kas Cr. Piutang Murabahah

Rp 24.000.000,Rp 24.000.000,-

2. Pembayaran angsuran ke lima (a) Dr. Kas Cr. Piutang Murabahah

Rp 24.000.000,Rp 24.000.000,-

(b) Dr. Margin Murabahah Ditangguhkan Rp 4.000.000,Cr. Pendapatan Margin Murabahah Rp 4.000.000,(c) Dr.Beban Potongan (Muqasah) Cr. Kas / Rekening nasabah

Rp 2.000.000,Rp 2.000.000,-

Perhitungan : 50% dari margin yang belum diterima: 50% x Rp 4.000.0000 = Rp 2.000.000 102

Setelah membahas pengakuan dan pengukuran atas transaksi pembiayaan murabahah yang diterapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sehubungan dengan akuntansi pembiayaan murabahah, maka yang perlu dibahas dalam penyesuaian terhadap PSAK No.102 adalah penyajian dan pengungkapan atas akuntansi pembiayaan murabahah yang diterapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Penyajian atas pembiayaan murabahah disajikan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dalam laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi dan dilakukan dengan mengungkapkan harga perolehan aset murabahah, janji pemesanan dengan murabahah pesanan bersifat mengikat, pencatatan dilakukan dengan cash basis, serta pengungkapan disesuaikan dengan PSAK No.101 mengenai penyajian laporan keuangan syariah. Neraca dan laporan laba rugi periode 2011 yang disusun oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk berkaitan dengan transaksi pembiayaan murabahah yang dilaksanakan, sebagai berikut:

103

Tabel IV.2 Neraca Per 31 Desember 2011 Aktiva Piutang Murabahah a. Rupiah a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang murabahah 2. Pendapatan margin murabahah yang ditangguhkan -/a.2. Tidak terkait dengan bank 1. Piutang murabahah 2. Pendapatan margin murabahah yang ditangguhkan -/PPAP -/b. Valuta Asing b.1 Terkait dengan bank 1. Piutang murabahah 2. Pendapatan margin murabahah yang ditangguhkan -/b.2. Tidak terkait dengan bank 1. Piutang murabahah 2. Pendapatan margin murabahah yang ditangguhkan -/PPAP -/Persediaan Piutang Uang Muka

Kewajiban Hutan Uang Muka

xxx

xxx (xxx)

xxx (xxx) (xxx)

xxx (xxx)

xxx (xxx) (xxx) xxx xxx

Sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Tabel IV.3 Laporan Laba Rugi Per 1 Jan s/d 31 Desember 2011 Pos-Pos Pendapatan dan Beban Operasional A. Pendapatan dari penyaluran dana 1. Dari pihak ketiga bukan bank a. Pendapatan margin murabahah Beban Opeasional Lainnya a. Beban administrasi dan umum (beban muqasah)

xxx

(xxx)

Sumber: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

104

Menurut PSAK No.102, pengungkapan saldo transaksi murabahah berdasarkan sifatnya, baik murabahah pesanan mengikat maupun tidak mengikat. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang piutang murabahah. Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang hutang murabahah. Hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah harus diungkapkan dan pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.101 mengenai penyajian laporan keuangan syariah. Berdasarkan PSAK No. 101, perkiraan-perkiraan yang dimasukkan dalam laporan keuangan syariah berupa neraca terlihat pada tabel IV.4 berikut ini:

105

Tabel IV.4 Neraca Per 31 Desember xxxx Aktiva Aset Kas Penempatan pada BI Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Investasi surat berharga Piutang: Murabahah Salam Istishna Ijarah Jumlah piutang Pembiayaan: Mudharabah Musyarakah Jumlah pembiayaan Persediaan Tagihan dan kewajiban akseptasi Aset Ijarah Aset istishna dalam penyelesaian Penyertaan pada entitas lain Aset tetap dan akun penyusutan Aset lainnya

Jumlah aset

xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

xxx

Pasiva Kewajiban segera Bagi hasil yang belum dibagi Simpanan Simpanan dari bank Hutang: Salam Istishna Jumlah hutang Kewajiban kepada bank lain Pembiayaan yang diterima Hutang pajak Estimasi kerugian Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi Jumlah kewajiban Dana Syirkah Temporer Dana Syirkah Temporer (DST) dari bukan bank: Tabungan mudharabah Deposito mudharabah Jumlah DST Dana syirkah temporer (DST) dari bank: Tabungan mudharabah Deposito mudharabah Jumlah DST dari bank Musyarakah Jumlah DST

xxx xxx Xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

xxx xxx xxx

xxx xxx xxx xxx xxx

Ekuitas Modal disetor Tambahan modal disetor Saldo laba (rugi) Jumlah ekuitas

xxx xxx xxx xxx

Jumlah kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas

xxx

Sumber: PSAK No.101

Sedangkan perkiraan-perkiraan yang dimasukkan dalam laporan

keuangan

syariah berupa laporan laba rugi berdasarkan PSAK No.102 terlihat pada tabel IV.4 berikut ini: 106

Tabel IV.5 Laporan Laba Rugi Per 1 jan s/d 31 Des xxx Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib Pendapatan dari jual beli: Pendapatan margin Murabahah Pendapatan bersih Istishna Pendapatan bersih Salam Jumlah pendapatan jual beli Pendapatan dari sewa: Pendapatan bersih Ijarah Pendapatan dari bagi hasil: Pendapatan bagi hasil Mudharabah Pendapatan bagi hasil Musyarakah Jumlah pendapatan bagi hasil Pendapatan usaha utama lainnya Jumlah pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib

xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Hak pihak ketiga atas bagi hasil Hak bagi hasil milik bank Pendapatan Usaha Lainnya: Pendapatan imbalan jasa perbankan Pendapatan imbalan investasi terikat Jumlah pendapatan usaha lainnya Beban usaha Beban kepegawaian Beban administrasi Beban penyusutan dan amortisasi Beban usaha lain Jumlah Beban Usaha

(xxx) (xxx)

xxx xxx xxx

(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx)

Laba (rugi) usaha xxx Pendapatan dan beban non usaha Pendapatan non usaha Beban non usaha Jumlah pendapatan (bebab) non usaha Laba (rugi) sebelum pajak Beban pajak Laba (rugi) bersih periode berjalan

xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Sumber: PSAK No.101

107

Hasil analisis: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah yang dijalankannya. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang piutang murabahah. Dari keterangan tersebut, maka penyajian dan pengungkapan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk atas akun-akun pembiayaan murabahah telah sesuai dengan penyajian dan pengungkapan yang diatur dalam PSAK No.102 dan sesuai dengan PSAK No.101 tentang penyajian laporan keuangan syariah.

IV.3 Kendala-Kendala Yang Dihadapi oleh PT Bank Muamalat Indonesia

Tbk

Dalam Penerapan Pembiayaan Murabahah Berdasarkan PSAK No.102 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, peneliti menemukan beberapa hal yang menjadi permasalahan atau kendala dalam penerapan pembiayaan murabahah sesuai PSAK No.102, diantaranya: 1. Terkait dengan barang murabahah, bank syariah membeli barang-barang yang diminta oleh nasabah dan otomatis pihak bank menanggung resiko kehilangan atau kerusakan pada barang-barang tersebut dari saat pembelian sampai diserahkan kepada nasabah. Menurut fiqh, nasabah berhak menolak barang-barang yang rusak, yang kurang jumlahnya, atau tidak sesuai dengan spesifikasinya dan apabila perjanjian nasabah dalam akad murabahah adalah membeli barang yang dipesan dengan sifat yang tidak mengikat, maka nasabah berhak menolak untuk membeli barang tersebut ketika ditawari oleh pihak bank. 108

2. Terkait dengan pembayaran nasabah secara tangguhan, terdapat resiko penunggakan nasabah untuk membayar kewajibannya. Diantaranya yang disebabkan karena tidak adanya pembayaran atau ketidak mampuan nasabah dalam membayar yang diakibatkan

oleh

adanya

faktor-faktor

diluar

kemampuan

nasabah

untuk

mengontrolnya, nasabah memiliki kemampuan untuk membayar tepat waktu namun tidak melakukannya, serta pelunasan pinjaman tidak mungkin dilakukan dikarenakan nasabah benar-benar tidak mampu untuk membayar. 3. Menurut PSAK 102 paragraf 23, bank mengakui keuntungan murabahah berdasarkan pembagian waktu dan resiko, sebagai berikut: 1) Kurang dari satu tahun diakui pada saat terjadinya. 2) Lebih dari satu tahun diakui berdasarkan tingkat risiko: Apabila resiko relatif kecil, diakui pada saat penyerahan aset murabahah; apabila resiko relatif besar, diakui proporsional; dan apabila resiko cukup besar, diakui pada saat seluruh piutang tertagih. Sedangkan dalam prakteknya, pengakuan keuntungan berbasis tingkat resiko dan jangka waktu tidak equal treatment dengan praktek industri perbankan secara umum, karena praktek bank tidak membedakan pengakuan keuntungan murabahah kurang dari satu tahun dan lebih dari satu tahun. Selain itu, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk tidak mengakui keuntungan pada saat terjadinya untuk murabahah dengan tingkat risiko relatif kecil,bank konservatif melakukan pengakuan keuntungan sepanjang periode akad sesuai praktek perbankan yang berlaku umum. 4. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk bukanlah sebagai penjual murni yang memang memiliki persediaan barang sebelum melakukan akad murabahah dengan nasabah. 109

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk hanya akan melakukan pembelian barang sebagai syarat untuk melakukan murabahah kepada nasabah apabila sudah dapat dipastikan ada nasabah yang akan membeli kembali barang tersebut secara akad murabahah. Hal ini dilakukan karena kendala tidak memiliki gudang untuk menyimpan barang tersebut dan antisipasi apabila barang tersebut tidak terjual.

110