ABSTRAK [01] HUBUNGAN KEPUASAN KERJA GURU DAN ...

10 downloads 163 Views 721KB Size Report
Tujuan Penelitian adalah untuk mengkaji hubungan antara kepuasan kerja ... guru sekolah dasar di kota Tabanan, (3) hubungan antara gaya kepemimpinan ...
Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [01] HUBUNGAN KEPUASAN KERJA GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI NEGARA. Oleh: Astawa Yasa, I Putu ( Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. Nengah bawa Atmadja, MA.) Tujuan Penelitian adalah untuk mengkaji hubungan antara kepuasan kerja guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilakukan pada sekolah menengah atas swasta di Negara. Teknik purposive Sampling digunakan untuk memperoleh88 orang guru sebagai anggota sampel. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan ex-post facto, dan data yang diperolehdianalisis dengan stastistik inferasial. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner Model Skala Likert yang dikalibrasikan dengan memakai uji validitas butir dan koefisien reliabilitas. Validitas butir dihitung dengan memakai koefisien Alpha Cronbach. Sedangkan uji persyaratan analisis untuk normalitas sebaran populasi memakai uji KOlmogorov-Smirnov, uji linearitas menggunakan uji F, dan uji multikolinearitas menggunakan model Reggresion Linear dari program SPSS 10.05 for Windows. Hasil penelitian adalah : Pertama, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja guru (X1) dengan kinerja guru (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persanaan regresi Ŷ = 39,482 + 0,602 X1 dan koefisien korelasi r y1 = 0,602. Kedua, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru (X 2) dengan nkinerja guru (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ = 86,321 + 0,220 X2 dan koefisien korelasi r y2 =0,261. Ketiga, terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja guru (X 1) dan motivasi kerja guru (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 83

Volume 2 Tahun 2009

(Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ = 31,874 + 0,576 X1 + 0,0623 X2 dan koefisien korelasi ganda r y 12 = 0.652. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja guru dan motivasi kerja guru dapat dipertahankan dan dibina terusmenerus oleh kepala sekolah/yayasan sekolah sehingga dapat meningkatkan kinerja guru.

ABSTRAK [02] HUBUNGAN ANTARA INTELIGENSI, KECERDASAN EMOSI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KREATIVITAS GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA TABANAN Oleh: Suistana Adiputra, I Made (Pembimbing : Prof. Dr. I Gde Widja, Dr. Gde Sedanayasa, M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan antara intelegensi dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan, (2) hubungan antara kecerdasan emosi dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan, (3) hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativiatas guru sekolah dasar di kota Tabanan, dan (4) hubungan secara bersama-sama antara intelegensi, kecerdasan emosi, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasardi kota Tabanan yang berjumlah 192 orang. Sesuai dengan table Krejcie dan Morgan banyaknya sampel diambil berjumlah 129 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling dengan undian. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data dalam penelitian ini Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 84

Volume 2 Tahun 2009

dikumpulkan dengan menggunakan tes intelegensi dan kuesioner dengan mengguanakan statistik parametrik berbentuk korelasi sederhana, korelasi ganda, regresi sederhana, regresi ganda, dan korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara intelegensi dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan dengan kontribusi sebesar 16,80% dan sumbangan efektif sebesar 10,90 %, (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan dengan kontribusi sebesar 27,70 % dan sumbangan efektif sebesar 22,90 %, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan dengan kontribusi sebesar 11% dan sumbangan efektif sebesar 6,80 %, dan (4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara intelegensia, kecerdasan emosi, gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan dengan kontribusi sebesar 40,60 %. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara intelegensi, kecerdasan emosi, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota tabanan secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian, ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan kreativitas guru sekolah dasar di Kota Tabanan.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 85

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [03] KONTRIBUSI INTELIGENSI, PERHATIAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 DENPASAR (Studi Kasus pada Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar) Oleh: Tumbuh, I Made (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. Nyoman Dantes) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya : (1) kontribusi intelegensi terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar, (2) kontribusi perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar, (3) kontribusi kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar, (4) kontribusi kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar dan (5) kontribusi secara bersama-samaintelegensi, perhatian orang tua, kebiasaan belajar, dan kemampuan guru mengelola proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas akselerasi SMA negeri 1 Denpasar tahun 2005. Penelitian ini merupakan penelitian kasus den sensus dengan subyek penelitian sebanyak 17 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa, metode tes digunakan untuk mengukur inteligensi siswa dan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang perhatian orang tua dan kebiasaan belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi, regresi dan analisis determinasi. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 86

Volume 2 Tahun 2009

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara intelegensi dengan prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar sebesar 55,20 % dengan sumbangan efektif sebesar 9,30 %, (2) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar sebesar 50,20 % dengan sumbangan efektif sebesar 24,10 %, (3) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar dengan kontribusi sebesar 64,10 % dan sumbangan efektif sebeasr 30,70 %, (4) terdapat kontribusi postif dan signifikan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar dengan kontribusi sebesar 49,70 % dan sumbangan efektif sebesar 10,80 %, (5) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan secara bersama-sama intelegensi, perhatian orang tua, kebiasaan belajar dan kemampuan guru dalam mengelolaproses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar 79,40 %. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan terdapat kontribusi yang positif dan signifikan inteligensi, perhatian orang tua, kebiasaan belajar, dan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar baik secara terpisah maupun simultan. Dengan Demikian, keempat faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan prestasi belajar siswa akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 87

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [04] ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BALI Oleh : Sudiartha, I Ketut (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. Wayan Koyan, M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan langsung antara : (1) motivasi belajar dengan kebiasaan belajar, (2) kemampuan numerik dengan kebiasaan belajar, (3) motivasi belajar dengan hasil belajar, (4) kemampuan numerik dengan hasil belajar, (5) kebiasaan belajar dengan hasil belajar, serta hubungan tidak langsung antara; (6) motivasi belajar dengan hasil belajar melalui kebiasaan belajar, dan (7) hubungan tidak langsung antara kemampuan numerik dengan hasil belajar melalui kebiasaan belajar, dan (8) hubungan secara simultan antara motivasi belajar, kemampuan numerik, dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan survey dan expost facto, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan statistik inferensial. Penelitian ini dilakukan terhadap 75 orang mahasiswa semester III jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali. Data yang diperlukan dalam pembahasan dikumpulkan dengan menggunakan instrument skala Likert yaitu; kuesioner motivasi belajar dan kuesioner kebiasaan belajar sedangkan data tentang kemampuan numerik dikumpulkan melalui tes dan prestasi belajar dikumpulkan melalui studi dokumentasi. Instrumen tersebut dikalibrasi dengan memakai uji validitas butir, koefisien reliabilitas, dan uji persyaratan analisis yaitu; normalitas sebaran data, linearitas data, dan heterokedastisitas. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 88

Volume 2 Tahun 2009

Hasil analisis ditemukan : (1) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kebiasaan belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,980, (2) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara kemampuan numerik dengan kebiasaan belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,984, (3) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,978, (4) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara kemampuan numerik dengan hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,990, (5) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,992, (6) terdapat hubungan tidak langsung positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dengan koefisien sebesar0.992. Koefisien ini memiliki nilai F sebesar 2279,543. Dengan F table adalah 3,13, (7) terdapat hubungan tidak langsung positif yang signifikan antara kemampuan numerik dengan hasil belajar dengan koefisien sebesar 0,995 dengan koefisien diterminasinya (R2) sebesar 0,989. Ini berarti bahwa pengaruh tak langsung kemampuan numerik terhadap hasil belajar adalah 98,9 %, dan (8) terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar, kemampuan numerik dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar dengan koefisien sebesar 0,995 dengan koefisien determinasinya (R2) sebesar 0,990. Ini berarti bahwa pengaruh motivasi belajar, kemampuan numerik, dan kebiasaan belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar adalah 99,0 %. Penelitian ini juga membuktikan besarnya koefisien korelasi ketiga variable bebas terhadap hasil belajar sebesar 0,213, kemampuan numerik sebesar 0,356, dan kebiasaan belajar sebesar0,426. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan numerik, dan pembenahan kebiasaan belajar sehingga dapat disarankan ; (1) kemampuan numerikal mahasiswa hendaknya terus ditingkatkan melalui pemberian latihan dan tugastugas yang berhubungan dengan kalkulasi tanpa menggunakan kalkulator dan (2) tanamkan kebiasaan belajar yang teratur kepada Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 89

Volume 2 Tahun 2009

setiap mahasiswa melalui pemberian tugas-tugas di kampus dan dirumah.

ABSTRAK [05] FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KINERJA PAMONG BELAJAR UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR DI PROVINSI BALI Oleh : Dana, I Nyoman (Pembimbing : Prof. Dr. Gede Sedanayasa,M.Pd, Dr. I Made Yudana, M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) besarnya kontribusi kesejahteraan pamong belajar terhadap kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali, (2) besarnya kontribusi intrinsic terhadap kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali, (3) besarnya kontribusi disiplin kerja pamong belajar dengan kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali, dan (4) besarnya kontribusi secara bersama-sama antara kesejahteraan pamong belajar , motivasi intrinsik, dan disiplin kerja pamong belajar terhadap kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali yang berjumlah 103 orang. Sesuai dengan tabel Krejcie dan Morgan, bila besarnya populasi 103 orang, maka sampel yang diambil 80 orang. Sampel diambil dengan teknik random sampling dengan undian. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kesejahteraan pamong belajar, kuesioner motivasi intrinsic, dan kuesioner disiplin kerja pamong belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi, regresi dan analisis determinasi. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 90

Volume 2 Tahun 2009

Hasil analisis dengan program SPSS 11.0 ditemukan bahwa : (1) kesejahteraan pamong belajar berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar sebesar 19,70 %, (2) motivasi intrinsic pamong belajar sebesar 8,5 %, dan (4) secara bersamasama kesejahteraan, motivasi intrinsic, dan disiplin kerja pamong belajar berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar sebesar 48%. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan, motivasi intrinsik, dan disiplin kerja pamong belajar berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian ketiga variabel tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali.

ABSTRAK [06] HUBUNGAN ANTARA RANCANGAN PROGRAM , KEMAMPUAN WIDYAISWARA, DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DENGAN EFEKTIFITAS DIKLAT GURU SEKOLAH DASAR DI LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN BALI. Oleh: Arnawa, I Wayan (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan antara rancangan program dengan efektivitas diklat guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali, (2) hubungan antara kemampuan widyaiswara dengan efektifitas diklat guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali, (3) hubungan antara motivasi belajar peserta dengan efektifitas diklat Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 91

Volume 2 Tahun 2009

guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali, dan (4) hubungan bersama-sama antara rancangan program, kemampuan widyaiswara, dan motivasi belajar peserta dengan efektifitas diklat guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasar peserta diklat di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali yang berjumlah 90 orang. Sesuai dengan tabel Krejcie dan Morgan banyaknya sampel diambil berjumlah 73 orang dengan teknik simple random sampling dengan undian. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara rancangan program dengan efektivitas diklat guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali dengan kontribusi sebesar 44,90 % dan sumbangan efektif sebesar 14,90 %, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan widyaiswara dengan efektivitas diklat guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali dengan kontribusi sebesar 35% dan sumbangan efektif sebesar 14,90%, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan efektifitas diklat guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali dengan kontribusi sebesar 25,50% dan sumbangan efektif sebesar 13,30%, dan (4) terdapat hubungan yang positif dn signifikan secara bersama-sama antara rancangan program, kemampuan widyaiswara, motivasi belajar peserta dengan efektifitas diklat guru sekolah dasar di lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali dengan kontribusi sebesar 52,70 %. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara rancangan program, kemampuan widyaiswara, dan motivasi belajar dengan efektifitas diklat guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian, Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 92

Volume 2 Tahun 2009

ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan efektifitas diklat guru sekolah dasar di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Bali. Dalam setiap penyelenggaraan diklat, lembaga pengelola diklat harus mampu mendorong peningkatan penyusunan rancangan program diklat yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan, peningkatan kemampuan dan kompetensi widyaiswara, serta mendorong peningkatan motivasi belajar peserta diklat.

ABSTRAK [07] HUBUNGAN ANTARA KINERJA KEPALA SEKOLAH, PENILAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SDN SE-KECAMATAN WANASABA LOMBOK TIMUR Oleh : Musifuddin (Pembimbing : Prof. Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd, Prof. Dr. I Gde Widja) Penelitian ini dilakukan pada SDN Negeri se-kecamatan Wanasaba Lombok Timur dengan populasi 175 dan sampel yang ditetapkan peneliti sebesar 100 orang dengan teknik multi stage random sampling sederhana. Penelitian ini bersifat deskreptif korelasional dan tergolong Ex-post Facto dengan data primer yang dikumpulkan melalui angket, sedangkan data skunder melalui observasi secara langsung. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik berbentuk korelasi sederhana dan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) kinerja kepala sekolah memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru pada taraf kepercayaan 0,5 % yakni t hitung Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 93

Volume 2 Tahun 2009

sebesar 3,560 dengan t tabel sebesar 1,671, dan sumbangan relative = 19%, sumbangan efektif = 8,36 %. 2) penilaian jabatan fungsional guru dengan disiplin kerja guru tingkat hubungannya menunjukkan t hitung sebesar 2,66 dengan t tabel sebesar 1,671, dan sumbangan relative = 51%, sumbangan efektif = 22,44 %. 3) Motivasi kerja guru dengan disiplin kerja guru dengan t hitung sebesar6,659 dengan t tabel sebesar 1,671, dan sumbangan relative = 32 %, sumbangan efektif = 14,08 %. 4) sedangkan hubungan secara bersama-sama antara kinerja kepala sekolah, penilaian jabatan fungsional guru dan motivasi kerja terhadap disiplin kerja guru, dengan menggunakan uji F menunjukkan hubungan F hitung sebesar 25,640 dengan F tabel sebesar 2,7 dengan taraf signifikasi 0,5%, dan sumbangan relative = 44,5 %, sumbangan efektif = 42,7 %.

ABSTRAK [08] HUBUNGAN SUPERVISI INSTRUKSIONAL, PEMBERIAN PENGAKUAN DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI SE-LOMBOK TIMUR Oleh : Musuki (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Dr. Gde Sedanayasa, M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara emperik hubungan supervisi instruksional, pemberian pengakuan kepala sekolah dan kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri se-Lombok Timur. Populasi sasaran dalam penelitian ini berjumlah 1.126 orang guru negeri di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur dan 291 orang ditetapkan sebagai sampel penelitian sesuai dengan tabel Krejcie. Sampel ini diambil dengan Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 94

Volume 2 Tahun 2009

menggunakan teknik sampel Multi Stage Sampling (pengambilan sampel dengan cara bertahap). Penelitian ini bersifat deskriptif korelasional dan tergolong Ex-post Facto dengan data primer yang dikumpulkan melalui angket tertutup. Data dianalisis dengan menggunakan statistic parametric berbentuk korelasi sederhana dan ganda serta regresi linier. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 1) supervisi instruksional yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru SMP Negeri dilingkungan Dinas Pendidikan Lombok Timur berada dalam kategori baik, dan sumbangan relatif sebesar 1,29%, sumbangan efektif 0,936%. Persamaan regresi 8,92 + 0,052. 2) pemberian pengakuan kepala sekolah terhadap guru SMP Negeri dalam usaha meningkatkan kinerja mereka di kabupaten Lombok Timur berkatagori sangat baik, dimana sumbangan relatif sebesar 4,14% dan sumbanga efektif sebesar 0,300%. Adapun persamaan regresi 5.99 + 0,093. 3) Kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru juga berada pada katagori baik, sumbangan relatif sebesar 1,83% dan sumbangan efektif 0,133%. Persamaan regresinya 6 x 10 -9 + 0,135. Adapun kinerja guru berada pada katagori baik, sumbangan terhadap kinerja guru secara bersamasama dari ketiga variabel independen sebesar 7,26%.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 95

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [09] KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN DAN KETERAMPILAN PROFESIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KUALITAS LAYANAN SUPERVISI KLINIS GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KABUPATEN JEMBRANA Oleh : Artha Buwana, I Putu (Pembimbing : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Gde Widja) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi antara dua variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan dan keterampilan professional kepala sekolah, terhadap kualitas layanan supervisi klinis. Penelitian ini dilakukan pada sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Jembrana. Teknik sampel random sampling digunakan untuk memperoleh 127 orang guru sebagai sampel. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan ex-post facto, dan data yang diperoleh dianalisis dengan statistik inferensial. Hasil penelitian adalah : Pertama, ditemukan kontribusi yang positif dan sangat signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kualitas layanan supervisi klinis (Y) yang dinyatakan dengan bentuk persamaan regresi Ŷ = 76,310 + 0,425 X1 , koefisien korelasi ry1 = 0,364, dan koefisien determinasi r2y1 = 0,133. Kedua, terdapat kontribusi yang positif dan sangat signifikan keterampilan professional kepala sekolah (x 2) terhadap kualitas layanan supervisi klinis (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ = 73,520 + 0,508 X 2 , koefisien korelasi r y2 = 0,553, dan koefisien determinasi r2y2 =0,306. Ketiga, terdapat kontribusi yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan dan keterampilan professional kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kualitas layanan supervisi klinis (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ = 60,059 +0,150 X1 + 0,451 X2 dan Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 96

Volume 2 Tahun 2009

koefisien korelasi ganda R = 0,564, serta koefisien determinasi R 2= 0,319. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan (1) mempertahankan gaya kepemimpinan situasional dengan tetap melihat kemampuan dan tingkat kematangan para guru, untuk lebih memahami gaya kepemimpinan setiap calon kepala sekolah diberikan latihan tentang kepemimpinan, (2) keterampilan profesioanal harus dikuasai dan diterapkan oleh kepala sekolah agar guru merasakan pelayanan dalam supervisi klinis yang dapat meningkatkan kualitas mengajar, (3) agar dapat diadakan seleksi untuk calon kepala sekolah untuk mengetahui tingkat kemampuan penguasaan keterampilan profesional kepala sekolah. Dengan tingkat penguasaan kemampuan keterampilan profesional yang baik dapat memberikan layanan supervisi klinis dengan baik, (4) perlu penelitian lebih lanjut dengan kajian yang lebih luas dalam hubungan gaya kepemimpinan, keterampilan profesional kepala sekolah, dan kualitas layanan supervisi klinis dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

ABSTRAK [10] EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DIKLAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN PEMPROV BALI PADA BADAN DIKLAT DAERAH PROVINSI BALI. Oleh : Rusmulyani, Ketut (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Dr. I Made Yudana) Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mendeskripsikan pelaksanaan program Diklat Struktural di Lingkungan Pemprov Bali, pada komponen : (1) input, meliputi Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 97

Volume 2 Tahun 2009

penjanringan peserta diklat, pemilihan tenaga pengajar/widyaiswara, dan optimalisasi sarana dan prasarana diklat; (2) proses, meliputi kesiapan instruktur, pola pembelajaran, interaksi yang dikembangkan oleh instruktur, dan optimalisasi pemanfaatan sarana-prasarana diklat; (3) output, meliputi pemahaman terhadap modul/materi diklat dan tingkat keberhasilan peserta. Penelitian ini adalah penelitian evaluative bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan model CIPP yang dielaborasi dengan evaluasi formatif-sumatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi dan review dokumen. Angket digunakan untukmengumpulkan data input, proses dan output, sedangkan observasi dan review dokumen digunakan untuk memperoleh data tingkat keberhasilan peserta. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta Diklatpim Tk. IV Provinsi Bali Angkatan XVIII Tahun 2006 sebanyak 35 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Uji validitas dan reliabilitas instrument dilakukan dengan teknik Korelasi Product Moment dan Alpa Cronbach. Analisis data penelitian dilakukan secara deskriptif. Hasil Penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut : pada komponen input yang mencakup penjaringan calon peserta, pemilihan instruktur dan ketersediaan sarana-prasarana, secara kualitatif tergolong efektif, karena proses dan prosedur teknisnya telah dilaksanakan menurut standar yang ditetapkan. Komponen proses yang meliputi : kesiapan instruktur dalam menyusun rencana pembelajaran sudah sangat memadai. Kenyataan ini telah memberi dampak yang positif sebab perencanaan pembelajaran yang baik dapat meningkatkan retensi pebelajar (Usman, 1998). Untuk memvariansi pembelajaran para instruktur menyiapkan berbagai piranti pembelajaran sehingga dari segi delivery system, proses pembelajaran dikonstruksi sangat sistematis. Tapi pada pola pembelajaran yang dilaksanakan oleh instruktur belum berhasil membuat pembelajarannya dinamis, karena idealnya diklat seharusnya lebih bernuansa science of education belum optimal, Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 98

Volume 2 Tahun 2009

sebab pola pembelajaran masih berciri the act of delivering information. Ini artinya bahwa kultur hubungan birokratik masih mewarnai diklat, sehingga berdampak terhadap interaksi yang terkesan dua arah. Padahal semestinya dalam pembelajaran yang dinamis dapat dikembangkan interaksi yang multi arah atau memanfaatkan kapasitas peserta sebagai sumber belajar (learning source). Optimalisasi sarana-prasarana diklat oleh widyaiswara memiliki keunggulan yang cukup tinggi. Berbagai piranti penunjang diklat dapt dioptimalkan penggunaannya sehingga benar-benar dapat memberi efek positif pada proses diklat. Komponen output/luaran yang meliputi : pemahaman terhadap modul/materi diklat baik secara in-statistika maupun secara in-dinamika termasuk kategori tinggi. Artinya bahwa modul yang digunakan oleh widyaiswara kepada peserta latihan dinilai sudah sesuai dalam arti sudah cukup sistematis, gampang dipelari. Dan tingkat keberhasilan peserta berdasarkan rekap nilai akhir dinyatakan sebanyak 28 orang atau 68,57 % pserta dengan kategori mahir, dan sebanyak 11 orang (31,43%) tergolong menguasai. Dengan tingkat kelulusan 100%, termasuk kategori berhasil dengan nilai 4 dalam kategori baik. Dari hasil evaluasi yang tersuguh dapat direkomendasikan (1) kompenen input, penjaringan peserta diklat lebih diprioritaskan bagi pegawai yang sudah menduduki jabatan; (2) usia peserta dibatasi maksimal 40 thn; (3) ketersediaan dan kesiapan sarana prasarana diklat lebih ditingkatkan baik kuantitas dan kualitasnya. Pada komponen proses para instruktur agar lebih memvariasi metode pembelajarannya dan meningkatkan interaksi kesejawatan dengan peserta dan kelas diklat agar lebih berciri science of education. Dan komponen output dapat mencirikan meningkatnya kepemimpinan peserta yang meliputi konsisteni dan tanggungjawabnya sebagai pejabat, kemampuan memberdayakan sumber daya yang ada dan demokratis; serta meningkatnya kesetiaan pegawai, yang diwujudkan dalam bentuk kedisiplinan, kejujuran, dan kesanggupan melaksanakan tugas sesuai tingkat dan tanggungjawabnya. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 99

Volume 2 Tahun 2009

Sehingga dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan Program Diklatpim Tk. IV Provinsi Bali secara umum berjalan lancer tanpa hambatan yang berarti, dan keberhasilan diklat dalam kategori tinggi, maka program ini dapat dilanjutkan dengan melakukan penyesuaian seperlunya agar idelita yang menjadi latar dan target pelaksanaanya dapat tercapai secara aktual dalam penyelenggaraanya pada tempat dan waktu yang lain. Studi evaluasi ini dibatasi oleh persoalan ontologism dan epistimologis dalam ruang dan waktu. Dengan demikian, sangat disadari bahwa ada berbagai aspek yang belum mampu dijangkau dalam penelitian ini. Untuk itu disarankan kepada peneliti yang lain yang berminat untuk mendalami persoalan penelitian ini lebih luas dan dengan tungkat kedalaman yang lebih tinggi.

ABSTRAK [11] EFEKTIFITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 DI SMK NEGERI 1 DENPASAR Oleh : Buda Astika, I Made (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Dr. A.A. Istri Ngurah Marhaeni,MA) Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran tentang : (1) efektifitas penerapan SMM ISO 9001:2000 di SMK Negeri 1 Denpasar dilihat dari konteks, masukan, proses, dan hasil penerapan, (2) kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan sekolah dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di SMK Negeri 1 Denpasar serta alternative pemecahannya. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Denpasar pada semua program keahlian tahun pelajaran 2006/2007, dengan Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 100

Volume 2 Tahun 2009

menggunakan model evaluasi CIPP dari Stufllebeam yang melibatkan 423 responden. Ada empat variabel yang dikaji yaitu variabel konteks, terdiri dari sub variabel sistem manajemen mutu sekolah dan variabel keterlibatan komite sekolah. Variabel masukan yang terdiri dari sub variabel manajemen sekolah dan keterlibatan dunia usaha / dunia industri (DU/DI). Variabel proses yang terdiri dari sub variabel pemeliharaan dan pengadaan sarana pendidikan, kegiatan belajar mengajar oleh guru, kegiatan belajar mengajar siswa. Variabel produk dengan sub variabel nilai ujian tahun pelajaran 2006/2007 (UN,US dan UK). Metode kuesioner digunakan untuk menjaring data system manajemen mutu sekolah, manajemen sekolah dengan responden semua staf manajemen, keterlibatan DU/DI, dan proses pembelajaran siswa. Metode wawancara untuk menjaring data keterlibatan komite sekolah. Metode observasi untuk menjaring data kegiatan belajar mengajar oleh guru. Metode studi dokumen untuk menjaring data sistem manajemen mutu sekolah, pengadaan dan pemeliharaan sarana pendidikan, dan nilai ujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) variabel konteks efektif dilihat dari frekuensi kategori positif 58.00% untuk sistem manajemen mutu sekolah dan frekuensi kategori positif 75.00% untuk keterlibatan komite, (2) variabel masukan efektif dilihat dari frekuensi kategori positif 58.00% untuk manajemen sekolah dan frekuensi kategori positif 51.50% untuk keterlibatan DU/DI, (3) variabel proses kurang efektif dilihat dari frekuensi kategori negatif 63.00% untuk pemeliharaan dan pengadaan sarana pendidikan, frekuensi positif 58.00% untuk kegiatan belajar mengajar oleh guru, dan frekuensi kategori positif 52.50% untuk kegiatan belajar mengajar siswa, (4) variabel produk efektif dilihat dari frekuensi kategori positif 59.06% untuk nilai ujian. Disimpulkan bahwa penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di SMK negeri 1 Denpasar cukup efektif. Ini dibuktikan dengan hasil analisis data masing-masing variabel yang diteliti: (1) variabel konteks kategori positif (+) 66.50%, (2) variabel masukan kategori positif (+) 54.75%, (3) variabel proses kategori Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 101

Volume 2 Tahun 2009

negatif (-) 50.83%, dan (4) variabel produk kategori positif (+) 59.06%. Direkomendasikan : (1) meningkatkan koordinasi setiap kebijakan baru, (2) penerapan system manajemen mutu perlu disosialisasikan secara terus menerus di setiap kesempatan, (3) meningkatkan komitmen warga sekolah untuk menerapkan sistem manajemen mutu, (4) meningkatkan koordinasi dengan industri, (5) memberikan tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada ketua bengkel / lab, (6) selalu berupaya meningkatkan sumber daya manusia, (7) meningkatkan motivasi belajar siswa dengan berbagai metode mengajar, (8) menumbuhkan budaya peduli terhadap lembaga sekolah kepada semua warga sekolah, dan (9) setiap kegiatan berorientasi pada peningkatan mutu layanan.

ABSTRAK [12] KONTRIBUSI ANTARA MOTIVASI KERJA TEKNISI, PRILAKU KOMUNIKASI LATERAL, DAN PRESTASI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI DENGAN PRESTASI KERJA TEKNISI DI BANDARA NGURAH RAI BALI Oleh : Pariwarso, Hendro (Pembimbing : Prof. Dr. Gede Sedanayasa,M.Pd., Prof. Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc.,Ph.D.) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi : (1) antara motivasi kerja teknisi terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali, (2) antara perilaku komunikasi lateral terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali, (3) antara prestasi dalam pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali, dan (4) secara bersamasama antara motivasi kerja teknisi, perilaku komunikasi lateral, dan Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 102

Volume 2 Tahun 2009

prestasi dalam pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh teknisi di Bandara Ngurah rai-Bali yang berjumlah 49 orang. Setelah replacement diperoleh populasi sebanyak 44 orang. Karena populasi kurang dari 100 orang, maka semua populasi dipakai sebagai responden. Penelitian ini menggunakan rancangan expost facto. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan studi dokumentasi dan kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan regresi, korelasi dan analisis determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara motivasi kerja teknisi terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali sebesar 30,40%, (2) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara perilaku komunikasi lateral terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali sebesar 37,10%, (3) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara prestasi dalam pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali sebesar 37,60%, dan (4) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara motivasi kerja teknisi, perilaku komunikasi lateral, prestasi dalam pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali sebesar 61,80%. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang positif dan signifiakn antara motivasi kerja teknisi, perilaku komunikasi lateral, dan prestasi dalam pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah Rai-Bali secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian, ketiga faktor tersebut dapat dijadikan predictor tingkat kecendrungan prestasi kerja teknisi di Bandara Ngurah-Rai Bali.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 103

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [13] KORELASI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA, DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SINGARAJA Oleh : Sedana, I Made (Pembimbing : Prof. Dr. Nyoman Natajaya,M.Pd, Prof. Dr. Wayan Sadia,M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) tingkat kecendrungan gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, iklim kerja guru, dan kinerja guru, (2) korelasi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru, (3) korelasi antara motivasi kerja guru dan kinerja guru, (4) korelasi antara iklim kerja guru dan kinerja guru, (5) korelasi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, iklim kerja guru, secara bersama-sama terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 2 Singaraja. Populasi adalah seluruh guru SMKN 2 Singaraja yang berjumlah 54 orang. Berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan, dari populasi 54 diambil sampel sebanyak 48 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data dikumpulkan dengan kuesioner gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, iklim kerja guru dan kinerja guru menggunakan model skala Likert. Data dianalisis dengan regresi ganda, analisis determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kecendrungan gaya kepemimpinan kepala sekolah tergolong sedang, kecendrungan motivasi kerja gur tergolong baik, kecendrungan iklim kerja guru tergolong baik, dan kecendrungan kinerja guru tergolong baik, (2) terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru dengan koefisien korelasi r y1 = 0,618, persamaan regresi Ŷ = 51.642 + 0,492 X1 dan koefisien determinasi sebesar 0,382. (3) terdapat korelasi yang Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 104

Volume 2 Tahun 2009

positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dan kinerja guru dengan koefisien korelasi r y2 = 0,799, persamaan regresi Ŷ = 28,887 + 0,695 X2, dan koefisien determinasi 0,639. (4) terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara iklim kerja guru dan kinerja guru dengan koefisien korelasi ry3 = 0,712, persamaan regresi Ŷ = 36,137 + 0,669 X3 dan koefisien determinasi sebesar 0,506, (5) terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, iklim kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dengan koefisien korelasi R y(123) = 0,852, persamaan regresi Ŷ = 14,710 + 0,158 X 1 + 0,456 X2 + 0,244 X3; koefisien determinasi = 0,726; sumbangan efektif gaya kepemimpinan sebesar 12,24%, motivasi kerja guru 41,92%, iklim kerja guru 18,43%.

ABSTRAK [14] STUDI KORELASI KOMPETENSI, SIKAP PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA DENPASAR Oleh : Sugita, I Gede (Pembimbing : Prof. Dr. Nengah Bawa Atmaja,MA, Prof. Dr. Nyoman Natajaya,M.Pd) Penilitan ini bertujuanuntuk mengetahui besarnya : 1) koefisien korelasi antara komponen guru terhadap kinerja guru; 2) koefisien korelasi antara sikap professional guru terhadap kinerja guru; 3) koefisien korelasi antara motivasi kerja guru terhadap kinerja guru; dan 4) koefisien korelasi secara bersama-sama antara kompetensi guru, sikap professional guru, dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 105

Volume 2 Tahun 2009

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeru Unggulan di Kota Denpasar yang berjumlah 186 orang. Denganmenggunakan tabel Krejcie dan Morgan, diambil 127 orang guru sebagai sampel dengan teknik proportional random sampling. Instrumen yang digunakan adalah : 1) kuesioner kompetensi guru; 2) kuesioner sikap professional guru; 3) kuesioner motivasi kerja guru; dan 4) kuesioner kinerja guru. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan ganda. Dari hasil analisis ditemukan: 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kompetensi dengan kinerja guru melalui persamaan regresi : Ŷ= 92,529 + 0,420X1 dengan kontribusi 22,7 %; 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap professional dengan kinerja guru melalui persamaan regresi : Ŷ = 110,444 + 0,369 X2 dengan kontribusi 13,7 %; 3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru melalui persamaan regresi : Ŷ = 128,865 + 0,259X3 dengan kontribusi 13,0%; 4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara kompetensi, sikap professional dan motivasi kerja dengan kinerja guru melalui persamaan regresi: Ŷ = 68,669 + 0,284 X1 + 0,180 X2 + 0,144 X3 dengan kontribusi sebesar 29,3 %. Melalui korelasi parsial diperoleh: 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi dengan kinerja guru dengan mengendalikan variabel sikap professional guru dan motivasi kerja guru, dengan kontribusi sebesar 9,61%; 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap professional guru dan motivasi kerja guru, dengan kontribusi sebesar 3,53%; dan 3) terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru dengan mengendalikan kompetensi guru dan sikap professional guru, dengan kontribusi sebesar 4,67%. Berdasarkan temuan tersebut dapat disampaikan bahwa secara terpisah dan simultan terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kompetensi, sikap professional dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 106

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [15] FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PROVINSI BALI Oleh: Sujaya, A.A Ngurah Gde (Pembimbing : Prof. Dr. I Wayan Koyan,M.Pd., Prof. Dr. I Gde Widja) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kondisi variabel motivasi berprestasi, latar belakang status ekonomi, intensitas interaksi proses belajar, program belajar, kualitas tutor, manajemen kelompok belajar, dan hasil belajar warga belajar keaksaraan fungsional; (2) kuatnya hubungan antara : (a)motivasi berprestasi belajar dengan hasil belajar keaksaraan fungsional; (b) latar belakang status ekonomi belajar dengan hasil belajar warga belajar keaksaraan fungsional; (c) intensitas interaksi proses belajar dengan hasil belajar keaksaraan fungsional; (d) program belajar dengan hasil belajar keaksaraan fungsional; (e) kualitas tutor dengan hasil belajar keaksaraan fungsional; dan (f) manajemen kelompok belajar dengan hasil belajar keaksaraan fungsional. (3) variabel motivasi berprestasi warga belajar, latar belakang status ekonomi warga belajar, intensitas interaksi proses belajar, programbelajar, kualitas tutor, dan manajemen kelompok belajar dengan hasil belajar keaksaraan fungsional. Penelitian ini bersifat ex post facto. Subjek (sampel) penelitian ini berjumlah 297 orang warga belajar keaksaraan fungsional diseluruh Provinsi Bali, yang diambil secara acak bertahap (multi-stage random sampling). Pengumpulan data tentang hasil belajar keaksaraan fungsional menggunakan tes kompetensi keaksaraan fungsional, sedangkan data tentang keenam variabel bebas dijaring dengan kuesioner model skala Likert. Data yang telah terkumpul, dianalisis dengan statistic deskriptif dan Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 107

Volume 2 Tahun 2009

teknik analisis regresi sederhana, analisis regresi jamak, dan analisis korelasi parsial jenjang kedua. Hasil analisis data ditemukan: (1) sebagian besar skor variabel hasil belajar keaksaraan fungsional, motivasi berprestasi, intensitas interaksi proses belajar, program belajar, kualitas tutor, dan manajemen kelompok belajar berada pada kategori cendrung tinggi. Sedangkan skor latar belakang ekonomi warga belajar berada pada kategori cendrung rendah. (2) hasil analisis korelasi ganda yang diperoleh R y(123456) = 0,496 dengan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,246. Ini berarti bahwa keenam variabel bebas secara bersama-samamemberikan kontribusi sebesar 24,6% terhadap hasil belajar keaksaraan fungsional. (3) hasil analisis parsial, diperoleh kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut. (a) motivasi berprestasi sebesar 1,77%; (b) latar belakang ekonomi sebesar 15,52%; (c) intensitas interaksi proses sebesar 0,80 % (sehingga dapat diabaikan); (d) program belajar sebesar 3,06%; (e) kualitas tutor sebesar 5,71%; dan (f) manajemen kelompok belajar sebesar 2,4 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontribusi terbesar terhadap variabel hasil belajar keaksaraan fungsional adalah latar belakang ekonomi (15,52 %), kemudian disusul oleh variabel kualitas tutor (5,71%), variabel program belajar (3,06%), variabel manajemen kelompok belajar (2,4%), dan variabel motivasi berprestasi (1,77%). Sedangkan variabel intensitas interaksi proses belajar tidak memiliki kontribusi yang berarti (0,8%). Berdasarkan temuan penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel motivasi prestasi, latar belakang ekonomi, program belajar, kualitas tutor, dan variabel manajemen kelompok belajar berkontribusi secara positif yang signifikan terhadap hasil belajar keaksaraan fungsional. Sedangkan variabel intensitas interaksi proses belajar tidak memiliki kontribusi yang berarti terhadap hasil belajar keaksaraan fungsional.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 108

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [16] IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN FISIKA BERPENDEKATAN STM DI SMP UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KERJA ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Oleh: Artuti, Ni Nengah (Pembimbing: Prof. Dr. I Wayan Sadia,M.Pd, Prof. Dr. Ketut Suma,M.S) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berpendekatan sains teknologi masyarakat dan model pembelajaran langsung terhadap kompetensi kerja ilmiah dan keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen “ The non-equivalen Posttest-Only Control Group Drsain” , dengan melibatkan 2 kelas. Sampel diambil dari 7 kelas dengan teknik Random Sampling. Data tentang kompetensi kerja ilmiah diambil dengan menggunakan instrument kerja ilmiah, dan data tentang keterampilan berpikir kritis diambil dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kritis. Analisi data menggunakan Multivariat, dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) hasil kompetensi kerja ilmiah dan keterampilan berpikir kritis berpendekatan STM lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran langsung, 2) terdapat perbedaan kompetensi kerja ilmiah secara signifikan antara kelompok yang diberikan model pembelajaran berpendekatan STM dengan kelompok siswa yang diberikan pembelajaran langsung, 3) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis secara signifikan antara kelompok yang diberikan model pembelajaran berpendekatan STM dengan kelompok siswa yang diberikan model pembelajaran langsung, Terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi kerja ilmiah dan keterampilan berpikir Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 109

Volume 2 Tahun 2009

kritis antara kelompok yang diberikan model pembelajaran berpendekatan STM dengan kelompok siswa yang diberikan pembelajaran langsung. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, maka diajukan saran kepada guru sains agar menggunakan model pembelajaran berpendekatan STM untuk meningkatkan kompetensi kerja ilmiah dan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran sains (fisika). Disarankan juga kepada guru sains agar merancang rencana pembelajaran dengan diawali menganalisis konsep-konsep esensial dan strategis, dan dikaitkan dengan isu-isu sains teknologi yang ada dilingkungan siswa.

ABSTRAK [17] PENGGUNAAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X3 SMAN 1 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2006/2007 Oleh : Nurlita, Frieda (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Drs. I Wayan Subagia,M.App.Sc.,Ph.d) Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan mengujicoba penggunaan perangkat pembelajaran berdasarkan masalah, untuk meningkatkan pemahaman konsep dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X3 SMAN 1 Singaraja tahun ajaran 2006/2007. Penelitian ini menggunakandua metode yaitu metode penelitian pengembangan dan penelitian tindakan (action research). Tujuan dari penelitian pengembangan adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran berdasarkan masalah. Metode Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 110

Volume 2 Tahun 2009

penelitian tindakan digunakan untuk menguji perangkat yang sudah dikembangkan. Proses penelitian tindakan sebanyak 3 siklus, mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart (Arends, 2004:507). Perangkat pembelajaran terdiri dari komponen silabus, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bacaan tidak terstruktur/bacaan dan LKS dengan jawabannya, tes hasil belajar dengan jawabannya beserta rubric penilaian untuk pemahaman konsep dan berpikir kritis. Subyek penelitian pada tahap pengembangan pembelajaran perangkat pembelajaran yang dikembangkan sedangkan obyek penelitiannya adalah komponenkomponen dari perangkat pembelajaran tersebut. Pada tahap uji penggunaan perangkat pembelajaran , subyek penelitian adalah 36 siswa kelas X3 SMAN 1 Singaraja pada tahun ajaran 2006/2007, sedangkan obyek penelitiannya adalah kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis dari siswa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan perangkat pembelajaran berdasarkan masalah yang diujicobakan dalam 3 siklus dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pemahaman konsep dan berpikir kritis dari setiap siklus. Siklus I untuk kompetensi dasar 4.1 tentang Kekhasan Atom Karbon, hasil belajar pemahaman konsep rerata kelas sebesar 56 dan berpikir kritis 52,3. Siklus II untuk Kompetensi dasar tentang Senyawa Hidrokarbon, hasil belajar pemahaman konsep rerata kelas sebesar 48,1 dan berpikir kritis 48,3. Siklus III untuk kompetensi dasar 4.3 tentang Minyak dan Gas Bumi, hasil belajar pemahaman konsep rerata kelas sebesar 75,2 dan berpikir kritis 73,6.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 111

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [18] PROFESIONALISME PADA ASPEK KOMPETENSI DOSEN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BALI Oleh : Gunung, I Nyoman (Pembimbing : Prof. Dr. Nengah Bawa Atmaja,MA., Dr. Made Yudana,M.Pd) Profesionalisme adalah kualifikasi pekerjaan yang menuntut keterpenuhan persyaratan professional, berupa kemampuan dan keakhlian yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan secara berjenjang dan berkelanjutan dalam waktu yang relative panjang, menjadi tumuan hidup, serta terikat kode etik profesi. Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama menstransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Profesionalisme dosen merupakan kualifikasi pekerjaan sebagai pendidik professional dan ilmuwan yang menuntut keterpenuhan persyaratan –persyaratan profesinya. Persyaratan tersebut meliputi 4 kompetensi yaitu : kopetensi professional, kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, dan kopetensi sosial. Kopetensi adalah berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu dosen yang diperlukanuntuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai profesi dosen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : kecendrungan kompetensi-kompetensi profesionalisme dosen jurusan teknik mesin Politeknik Negeri Bali. Penelitian dilaksanakan di Politeknik negeri Bali, dengan responden yaitu staf dosen jurusan teknik mesin sebanyak 61 orang. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara mendalam , dan analisis menggunakan analisis deskriftip. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 112

Volume 2 Tahun 2009

Hasil analisis menunjukkan bahwa, skor maksimum tercapai 69,30%. Tinjauan terhadap masing-masing kompetensi mendapatkan : kopetensi professional mencapai 55,52%, kompetensi pedagogic tercapai 70,7%, kompetensi kepribadian 82,42%, dan kompetensi social 69,3%. Kompetensi professional daristaf dosen teknik mesin paling rendah diantara keempat kompetensi. Profesionalisme staf dosen jurusan teknik mesin perlu ditingkatkan secara berjenjang dan berkelanjutan pada masing-masing kompetensi- nya, terutama pada kompetensi professional tanpa mengesampingkan kompetensikompetensi lainnya sesuai dengan tuntutan dan perkembangan yang terjadi pada masyarakat (stakeholders).

ABSTRAK [19] MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERPENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UTNUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SERTA LITERASI SAINS DAN TEKNOLOGI SISWA Oleh : Murtiasa, I Putu (Pembimbing : Prof. Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd., Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan antara pembelajaran berpendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dengan pembelajaran langsung atau direct instruction (DI) dalam meningkatkan keterampilan kritis serta literasi sains dan teknologi siswa melalui wahana pembelajaran Biologi kelas VIII di SMP Negeri 2 Sawan dengan materi system pernafasan, peredaran darah dan pengeluaran. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 113

Volume 2 Tahun 2009

Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimental, dengan rancanagan penelitian yang dipilih adalah The Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini dibagi dalam 3 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan menyangkut kegiatan analisis kuruikulum berbasis kompetansi, analisis materi, persiapan pendukaung pembelajaran, dan pengenalan model pembelajaran berpendekatan STM. Pelaksanaan menyangkut kegiatan implementasi model pembelajaran berpendekatan STM. Evaluasi menyangkut penilaian hasil implementasi dan pelaporan . Subjek penelitiannya terdiri dari 90 orang siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sawan tahun pelejaran 2006/2007. Objek penelitiannya menyangkut : 1) keterampilan berpikir kritis, 2) literasi sains dan teknologi siswa. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar berpikir kritis dan literasi sains teknologi yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar melalui pembelajaran berpendekatan STM dengan pembelajaran berpendekatan langsung. Hasil belajar berpikir kritis kelompok siswa yang belajar melalui pembelajaran berpendekatan STM adalah mean = 5,64, nilai min= 4, nilai max = 6, sedangkan melalui pembelajaran langsung adalah mean = 4,32, nilai min= 3, nilai max = 6. Hasil belajar literasi sains dan teknologi kelompok siswa yang belajar melalui pembelajaran berpendekatan STM adalah mean = 5,41, nilai min = 4, nilai max = 6, sedangkan melalui pembelajaran langsung adalah mean = 4,06, nilai min = 2, nilai max = 6. Data itu menunjukkan bahwa hasil belajar melalui pembelajaran berpendekatan STM secara signifikan lebih baik dari pada hasil belajar melalui pembelajaran berpendekatan langsung.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 114

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [20] HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DENGAN MOTIVASI KERJA GURU, DAN KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KABUPATEN BULELENG Oleh : Gata, I Wayan (Pembimbing : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) tingkat kecandrungan gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan kinerja guru, (2) korelasi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru, (3) korelasi antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru, (4) korelasi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru pada Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Buleleng. Populasi adalah seluruh guru menengah atas di kabupaten buleleng rayon c dengan sampel berjumlah 144 orang. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data dikumpulkan dengan kuesioner model skala Likert. Data dianalisis dengan regresi ganda, korelasi parsial dan analisis determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) kecendrungan gaya kepemimpinan kepala sekolah sangat baik, kecendrungan motivasi kerja guru sangat baik, dan kecendrungan kinerja guru adalah sangat baik, (2) terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru dengan koefisien korelasi r y1 = 0,676, persamaan regresi Ŷ= 38.847 + 0.795 X1 dan koefisien determinasi sebesar0,457, (3) terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dan kinerja guru dengan koefisien korelasi r y2 = 0,745, persamaan regresi Ŷ = 19,297 + 1,515 X2, dan koefisien determinasi 0,555. (4) terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 115

Volume 2 Tahun 2009

kepala sekolah, motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dengan koefisien korelasi R y(1,2) = 0,7830, persamaan regresi Ŷ = -23,608 + 0,379 X1 + 1,077 X2, koefisien determinasi = 0,613, sumbangan efektif gaya kepemimpinan sebesar 21,8 %, motivasi kerja guru 39,5 %.

ABSTRAK [21] HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DAN IKLIM SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU PEMBIMBING SMP NEGERI DI KABUPATEN JEMBRANA Oleh : Astawa, Wayan (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. I Gede Sedanayasa,M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas yaitu Pelaksanaan supervisi dan iklim sekolah, dengan kinerja guru pembimbing sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Data diperoleh dari responden 32 orang guru yang dianalisis dengan menggunakan statistic deskriptif maupun inferensial, yaitu teknik korelasi analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat hubungan positif yang signifikan antara pelaksanaan supervisi dengan kinerja guru, dengan koefisien korelasi r y.1 = 0,595, persamaan regresi Ŷ = 54,670 + 0,474 X1 dan koefisien determinasi (R 12 ) = 0,354; (2) terdapat hubungan positif yang signifikan antara iklim sekolah dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi r y2 = 0,633, persamaan regresi Ŷ = 42,314 + 0,657 X 2 , dan koefisien determinasi (R22) = 0,401. (3) terdapat hubungan positif yang signifikan antara pelaksanaan supervisi dengan iklim sekolah secara Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 116

Volume 2 Tahun 2009

bersama-sama dengan kinerja guru, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi r y12 = 0,710, persamaan regresi Ŷ= 36,565 + 0,253 X 1 + 0,453 X2, koefisien determinasi (R122) = 0,504, sumbangan efektif pelaksanaan supervisi terhadap kinerja sebesar 21,68%; dan sumbangan efektif iklim sekolah terhadap kinerja sebesar 28,72 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan (1) pengambil kebijakan pendidikan agar melakukan upaya-upaya untuk lebih meningkatkan kinerja guru pembimbing SMP Negeri, (2) Kepala SMP Negeri lebih meningkatkan pelaksanaan supervisi dengan motivasi guru untukm berprestasi, dan memberi penghargaan, (3) Guru pembimbing SMP Negeri diharapkan meningkatkan profesionalisme, komitmen terhadap tugas, serta motivasi diri, dan (4) Perlunya penelitian lanjutan dengan kajian yang lebih luas dan mendalam dalam hubungan pelaksanaan supervisi, iklim sekolah, dan kinerja guru terkait peningkatan mutu pendidikan. Mengingat iklim sekolah mempunyai koefisien korelasi yang lebih tinggi, maka untuk meningkatkan kinerja guru pembimbing SMP Negeri, perlu upaya-upaya yang lebih konkrit bagi Pemerintah Kabupaten Jembrana, khususnya Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata untuk meningkatkan kualitas iklim sekolah. Diharapkan iklim sekolah di SMP Negeri pada khususnya dan disekolah-sekolah pada umumnya dapat lebih ditingkatkan, yang bermuara pada peningkatan kinerja guru.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 117

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [22] STUDI EKSPERIMENTAL MODEL RESOLUSI KONFLIK BERWAWASAN MULTIKULTUR PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SMP NEGERI 1 DENPASAR, 2007 Oleh : Sudiatma, I Nyoman (Pembimbing : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Dr. Ni Ketut Suarni, MS) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PPKn siswa, antara yang mengikuti pembelajaran dengan model resolusi konflik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Denpasar dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain factorial 2x2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu model resolusi konflik yang diberikan pada kelompok eksperimen dan model Konvensional yang diberikan pada kelompok control. Sedangkan sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar PPKn siswa. Instrumen berupa tes hasil belajar PPKn digunakan untuk mengukur hasil belajar PPKn siswa. Sampel penelitian berjumlah 160 siswa kelas 8 yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara bertahap. Analisis data hasil eksperimen menggunakan analisis varians satu jalur dengan uji Lilliefors dan Bartlett. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum, hasil belajar PPKn siswa yang mengikuti model pembelajaran resolusi konflik lebih tinggi dari pada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh dari kelompok eksperimen melalui model pembelajaran resolusi konflik yaitu 8,7 lebih tinggi dari rata-rata skor yang diperoleh dari kelompok control melalui pembelajaran konvensional yaitu 6,7. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 118

Volume 2 Tahun 2009

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model resolusi konflik dengan berwawasan multicultural memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap hasil belajar PPKn siswa di kelas 8 SMP Negeri 1 Denpasar.

ABSTRAK [23] FAKTOR-FAKTOR PENENTU TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENDI KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, DI JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASAR Oleh : Yunianti SC, NLP ( Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. I Wayan Sadia,M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu terhadap pencapaian kompetensi kognitif mahasiswa pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Keperawatan., merupakan penelitian terapan dengan menggunakan pendekatan ex post-facto. Instrumen berupa kuesioner motivasi berprestasi, konsep diri, dokumentasi tentang hasil ujian masuk mahasiswa, dan tes pencapaian kompetensi kognitif mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Sampel penelitian berjumlah 74 mahasiswa tingkat I, yang diterima dari jalur sispensimaru (system penerimaan mahasiswa baru ). Mereka adalah seluruh tingkat I pada juruan Keperawatan, yang terdiri dari dua program, regular dan ekstensi. Analisis data menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) secara umum motivasi berprestasi mahasiswa termasuk kategori tinggi, (2) konsep diri mahasiswa secara umum masuk dalam kategori cukup, (3) dari dokumentasi hasil ujian masuk mahasiswa dapat diketahui kecendrungannya Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 119

Volume 2 Tahun 2009

dalam kategori cukup, (4) pencapaian kompetensi kognitif mahasiswa pada mata kuliah kebutuhan dasar manusia, masuk dalam kategori cukup, (5) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kompetensi kognitif mahasiswa, (F hitung = 4,483, P 0,05), (6) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan pencapaian kompetensi kognitif mahasiswa, (F hitung = 9,899, p 0,05), (7) terdapat hubungan positif dan signifikan antara hasil ujian masuk mahasiswa dengan pencapaian kompetensi mahasiswa (F hitung = 7,462, p 0,05 ), (8) terdapayhubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara motivasi berprestasi, konsep diri, hasil ujian masuk mahasiswa dengan pencapaian kompetensi kognitif mahasiswa (F hitung = 5,454, p 0,05) . Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi, konsep diri, dan hasil ujian masuk mahasiswa merupakan faktor penentu terhadap pencapaian kompetensi kognitif mahasiswa pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.

ABSTRAK [24] IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2006/2007 Oleh : Sri Eka Suasjayaningsih, Putu (Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Dr. Made Yudana, M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis implementasi Manajemen Mutu Terpadu pada sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Singaraja Tahun ajaran 2006/2007. Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 120

Volume 2 Tahun 2009

Mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi sekaligus mengemukakan alternative pemecahannya. Rancangan penelitian dengan menggunakan metode mix method, merupakan bauran antara metode kualitatif dengan kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif menggunakan angket dengan skala Likert. Pengumpulan data kualitatif menggunakan teknik observasi dan wawancara. Data diolah dengan teknik triangulasi. Subjek penelitian berjumlah 20 orang, yaitu : kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala program keahlian, guru, kepala dan staf tata usaha, siswa, komite sekolah. Penelitian ini merupakan studi evaluatif dengan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dari Stufflebeam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) komponen context memberikan dukungan sebesar 78% terhadap efektifitas pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu dengan kategori memuaskan, (2) komponen input memberikan dukungan sebesar 75% terhadap efektivitas pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu dengan kategori memuaskan, (3) komponen process memberikan dukungan sebesar 78% terhadap efektivitas pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu dengan kategori memuaskan, (4) komponen product dalam hal ini output memberikan dukungan sebesar 64% terhadap efektivitas pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu dengan kategori memuaskan, (5) kendala yang dihadapi adalah, a) tingkat perekonomian orang tua siswa tergolong menengah kebawah, b) kurangnya kerja sama sekolah dengan pihak swasta, c) kurangnya koleksi buku perpustakaan, d) sulitnya menjalin hubungan kerjasama dengan ASITA dan Ikatan Asosiasi Akuntan Indonesia. Sedangkan alternative pemecahan masalahnya adalah : a) memberdayakan komite sekolah melalui keikutsertaannya dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), b) membuka unit usaha biro perjalanan wisata, c) mengadakan penambahan buku-buku perpustakaan.

Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 121

Volume 2 Tahun 2009

ABSTRAK [25] STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN PELATIHAN TERINTEGRASI BERBASIS KOMPETENSI GURU BIOLOGI DI KABUPATEN JEMBRANA Oleh : Dwiyasa, I Made (Pembimbing : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. Nyoman Natajaya,M.Pd) Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Pelatihan Terintegrasi Berbasis KOmpetensi guru biologi di Kabupaten Jembrana dengan model CIPP dari Stufflebeam, ditinjau dari segi konteks, input, proses, dan produknya. Pengumpulan data variabel konteks, input, proses, dan produk menggunakan kuesioner model skala Likert dengan lima piliha jawaban. Sebelum instrument digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Sampel penelitian berjumlah 38 orang guru biologi SMP di kabupaten Jembrana yang telah mengikuti Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi yang dilaksanakan selama sepuluh hari pada bulan nopember 2006 oleh dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jembrana. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan membandingkan hasil analisis data dengan kreteriakeberhasilan yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi guru Biologi di Kabupaten Jembrana dari segi konteks termasuk kreteria sangat baik, ditinjau dari segi input dengan kreteria baik, dari segi proses dengan kreteria baik, dan ditinjau dari segi produk dengan kreteria baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan secara umum telah terlaksana dengan baik. Dengan dilaksanakannya Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi guru biologi ini secara nyata dapat meningkatkan kompetensi guru biologi sehingga diharapkan dapat meningkatkan Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 122

Volume 2 Tahun 2009

professional guru dan berdampak langsung pada hasil belajar mata pelajaran biologi pada khususnya dan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya. Sehubungan dengan itu agar profesionalisme guru terus meningkat, disarankan kepada pemerintah kabupaten melalui Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata dapat secara periodic melaksanakan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi yang lebih Berkualitas.

ABSTRAK [26] MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO DAN KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PENCAPAIAN HASIL BELAJAR MENULIS TEKS ARGUMENTASI DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SINGARAJA Oleh : Buddhi Jaya, Gede (Pembimbing : Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd., Prof. Dr. Wayan Santyasa, M.Si) Sampai saat ini pembelajaran menulis bahasa Inggris didominasi dengan pembelajaran berorientasi pada hasil. Pembelajaran menulis semakin sulit di mata siswa karena menulis memerlukan kemampuan berpikir kritis yang baik disamping kemampuan bahasa yang baik. Hal ini berbeda dengan pembelajran yang menerapkan asesmen fortofolio. Asesmen portofolio memungkinkan siswa untuk belajar lebih optimal dengan menggunakan sumber-sumber yang tidak terbatas di luar kelas, pelayanan optimal dari guru, dan kejelasan dalam penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) perbedaan kemampuan menulis dan berpikir kritis siswa antara kelompok siswa yang dikelola dengan asesmen portofolio dan asesmen konvensional, (2) perbedaan kemampuan menulis dan Abstrak Administrasi Pendidikan_______________________________ 123

Volume 2 Tahun 2009

berpikir kritis siswa yang berintelegensi linguistik tinggi dan rendah, (3) pengaruh interaksi antara model manajemen pembelajaran dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan menulis dan berpikir kritis. Penelitian ini tergolong eksperimen semu dengan rancangan dua Pretest-posttest non equivalent control group design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI.IA SMAN 1 Singaraja tahun pelajaran 2006/2007 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah anggota 140. Sampel diambil dengan teknik group random sampling. Sampel dikelompokkan menggunakan tes kecerdasan linguistik. Data dikumpulkan dengan tes. Data dianalisis menggunakan statisitik deskriptif dan MANCOVA faktorial 2x2. Uji komparasi pasangan nilai rerata digunakan Least Significant Difference (LSD) dan pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Temuan penelitian menunjukkan (1) terdapat perbedaan kemampuan menulis siswa (F= 2479,50; p