Bab 1.pdf - Widyatama Repository Home - Universitas Widyatama

49 downloads 54 Views 52KB Size Report
Rasulullah. Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan Indonesia berawal dari .... volume deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri? 1.3 Maksud ...
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman Rasulullah. Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan Indonesia berawal dari hasil lokakarya yang membahas tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional (Munas) IV MUI dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank syariah di Indonesia. Secara formal keberadaan bank syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1992 yang mana Bank Muamalat berdiri sebagai Bank Syariah pertama yang kemudian bank-bank konvensional diijinkan melaksanakan dual banking system dan bank konvensional diperkenankan membuka kantor layanan syariah yang mana sekarang ini sudah banyak bank konvensional membuka layanan syariah dan semakin berkembang dengan adanya permintaan masyarakat akan jasa tabungan tanpa bunga. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang

memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia beberapa tahun terakhir ini berkembang cukup pesat, Rp. 258,10 miliar laba bank syariah per September 2009 atau meningkat 30,19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp. 198,25 miliar. Laba sebesar itu berasal dari tiga bank syariah (Rp. 202,76 miliar dengan pangsa pasar 78,56%), sedangkan pangsa laba bank syariah terhadap bank umum (Rp. 29,518 miliar) baru mencapai 0,87%. Pangsa pasar tersebut naik 0,07% dibandingkan dengan September 2008 sebesar 0,80% (infobank no.334.Januari 2010.Vol XXIX hal: 4). Dalam berkiprah di bisnis perbankan syariah, Bank Syariah Mandiri merupakan Bank Umum Syariah (BUS) dengan aset terbesar disusul Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Hingga September 2009, aset BSM tercatat sebesar Rp. 8,89 Triliun dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan masing-masing sebesar Rp. 7,57 Triliun dan Rp. 7,23 Triliun. Sedangkan, aset BMI tercatat Rp. 8,05 triliun dan aset BSMI sebesar Rp. 1,964 Triliun. Kondisi yang tejadi di Indonesia dalam menghadapi gejolak moneter yang diwarnai oleh tingkat bunga yang sangat tinggi belakangan sebagai akibat dari inflasi, perbankan syariah terbebas dari negative spread, karena perbankan Islam tidak berbasis pada bunga uang. Konsep Islam menjaga keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter, sehingga pertumbuhan pembiayaannya tidak akan lepas dari pertumbuhan sektor riil yang dibiayainya. Pada saat perekonomian dunia lesu, maka yield yang diterima oleh perbankan Islam menurun, dan pada gilirannya return yang dibagihasilkan kepada para penabung juga turun. Sebaliknya, pada saat perekonomian booming, maka return yang dibagi hasilkan akan booming pula. Dengan kata lain, kinerja perbankan Islam ditentukan oleh kinerja sektor riil, dan bukan sebaliknya. Dalam pandangan Islam menurut Zainal Arifin (2001: 35) mengatakan: ”Uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan merupakan barang dan komoditas.”

Islam tidak mengenal time value of money, tetapi Islam mengenal economic value of time. Jadi dengan kata lain, yang berharga menurut pandangan Islam adalah waktu itu sendiri.. Bunga atau riba adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam dari jumlah pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian modalnya selama periode waktu tertentu. Secara umum pengertian riba menurut Heri Sudarsono (2003: 10-11) adalah: “Pengambilan tambahan yang harus dibayarkan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam yang bertentangan dengan prinsip syariah.” Tingkat bunga merupakan salah satu pertimbangan seseorang untuk menabung atau mendepositokan dananya pada bank. Menurut Smith (2004: 91) mengatakan: “Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong seseorang untuk menabung atau mendepositokan dananya dan mengorbankan konsumsi sekarang untuk dimanfaatkan dimasa yang akan datang. Dimana para penabung atau deposan bersifat profit motif, yang mana mengandalkan keuntungan di saat bunga bank tinggi.” Konsep mengenai bunga adalah sangat berlawanan dengan konsep yang ada pada sistem perbankan syariah yang mana perbankan syariah menekankan pada profit sharing, dengan pengertian bahwa simpanan yang ditabung atau di depositokan pada bank syariah nantinya akan digunakan untuk pembiayaan ke sektor riil oleh bank syariah, kemudian hasil atau keuntungan yang didapat akan dibagi menurut nisbah yang disepakati bersama. Konsekuensi dari sistem mudharabah adalah adanya untung rugi, jika keuntungan yang didapat besar maka bagi hasil yang didapat juga besar, tetapi jika merugi maka keduanya menanggung risiko atas usaha tersebut. Dari uraian di atas mengenai penabung atau deposan bersifat profit motif adalah dilihat dari segi tingkat suku bunga bank konvensional, jika tingkat suku bunga lebih tinggi dari tingkat bagi hasil, maka nasabah memilih untuk menyimpan dananya di bank konvensional dan sebaliknya jika tingkat bagi hasil

lebih besar dari tingkat suku bunga, maka nasabah memilih untuk menyimpan dananya di bank syariah. Pada masyarakat sekarang lebih memilih untuk mendepositokan dananya dari pada menabung tabungan biasa, dengan alasan bahwa keuntungan yang didapat adalah lebih besar walaupun memang risiko yang dihadapi cukup besar juga. Dapat dilihat dari perbandingan saldo berdasarkan laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, total deposito mudharabah sampai bulan Oktober 2009 sebesar 3.587.212.180.224,00 dimana 34% dari total deposito tersebut adalah deposito berjangka 1 bulan, dan sisanya terbagi untuk deposito berjangka 3 bulan mempunyai volume sebesar 30% dari total deposito, 6 bulan sebesar 19% dan 12 bulan sebesar 17%. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: ”Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah Bank Syariah Mandiri”. 1.2

Identifikasi Masalah Mengacu pada hal-hal di atas yang melatarbelakangi penelitian ini, maka

penulis mengidentifikasikan permasalahan yang ada pada penelitian kali ini kepada hal-hal sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI? 2. Bagaimana perkembangan Tingkat Bagi Hasil? 3. Bagaimana perkembangan Volume Deposito Mudharabah? 4. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga SBI dan tingkat bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri? 1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah penulis adalah untuk mempelajari,

menganalisa dan menyimpulkan tentang pengaruh pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI 2. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat Bagi Hasil 3. Untuk mengetahui perkembangan Volume Deposito Mudharabah

4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga SBI dan tingkat bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri 1.4

Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengharapkan dapat digunakan

oleh semua pihak berkepentingan. Adapun pihak pihak yang kiranya akan dapat menggunakan hasil dari penelitian ini adalah: 1. Penulis a. Memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep pengaruh pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap deposito mudharabah. b. Diharapkan dapat memperluas dan memperkaya akan pengetahuan pengaruh pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap deposito mudharabah. 2. Perusahaan a. Dapat memberikan informasi tambahan mengenai pengaruh tingkat bagi hasil dan suku bunga terhadap deposito mudharabah. b. Sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kelangsungan aktivitas operasional Bank tersebut. 3. Pihak Lain Diharapkan dapat membantu menambah pengetahuan dan pemahaman informasi, terutama mengenai sejauhmana pengaruh pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap deposito mudharabah. 1.5

Kerangka Pemikiran Kegiatan perbankan di Indonesia secara hukum diatur oleh Undang-

Undang Pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan disempurnakan dengan UndangUndang No.10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 (Pasal 1: 2 dan 3), definisi bank dan bank umum dijelaskan sebagai berikut: “Bank adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk pinjaman lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.”

“Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Menurut Dendawijaya (2001 : 25), bank adalah: “Suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan”. Dari definisi bank di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intrmediatery) yang menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kembali pada masyarakat. Adapun pengertian Bank Syariah masih dalam UU yang sama adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Berdasarkan definisi tersebut, prinsip utama operasional bank berdasarkan prinsip syariah adalah hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Bank Islam dikembangkan atas dasar yang tidak memperbolehkan pemisahan antara masalah-masalah duniawi dan agama. Dasar tersebut mengharuskan kepatuhan terhadap syariah bagi semua aspek kehidupan yang tidak mencakup ibadah saja, tetapi juga salah satunya transaksi bisnis yang harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Misalnya, salah satu aspek yang paling menonjol dalm prinsip-prinsip Islam adalah pelarangan riba dan persepsi uang sebagai alat tukar dan sarana membayar kewajiban keuangan, tetapi bukan komoditi. Uang juga tidak mempunyai sisi time value terlepas dari nilai barangbarang yang dipertukarkan melalui penggunaan uang sesuai dengan syariah. Larangan terhadap adanya riba tersebut seperti tercantum dalam Al Qur’an surat Al-Imran ayat 130 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan .”

Perbedaan utama antara kegiatan bank berdasarkan prinsip syariah dengan bank konvensional pada dasarnya terletak pada sistem pemberian imbalan dan jasa dari dana yang dititipkan atau dipinjamkan. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank berdasrkan prinsip syariah tidak menggunakan sistem bunga tetapi berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing), jual beli atau prinsip syariah lainnya. Perbedaan bagi hasil dan bunga sebagai berikut: Bagi Hasil Penentuan besarnya rasio atau nisab bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

Bunga Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming. Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama termasuk Islam.

Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. Sumber: Heri Sudarsono, 2003 Mudharabah berasal dari kata adhdharbu fil ardhi, yaitu bepergian untuk

urusan dagang. Firman Allah dalam surat 73 ayat 20: “Mereka bepergian di muka bumi mencari karunia Allah”. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata al qardhu yang berarti al qath’u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan. Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antar dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama keruigan itu bukan akibat kelalaian si

pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola hatus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Iman Hilman (2003: 56) mengatakan bahwa: ”Menyimpan uang di bank merupakan kategori investasi. Besar kecilnya perolehan return tergantung pada hasil usaha yang benarbenar terjadi dan dilakukan bank sebagai pengelola dana.” Oleh karena itu, bank syariah tidak hanya sekedar menyalurkan uang, tetapi bank syariah terus-menerus berusaha meningkatkan return on investment yang berupa tingkat bagi hasil, sehingga lebih menarik dan lebih memberikan kepercayaan bagi pemilik dana. Sudah seharusnya return dalam bagi hasil dapat memberikan suatu daya saing terhadap sistem bunga konvensional mengingat saat ini tingkat suku bunga masih merupakan faktor penentu utama dalam pengambilan keputusan bisnis. Hal ini berarti bahwa pada saat tingkat suku bunga tinggi, masyarakat lebih tertarik untuk mengorbankan konsumsinya guna menambah jumlah tabungannya. Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tingkat suku bunga dilakukan oleh Arlita Agustina (2008) Universitas Widyatama juga melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh pendapatan bagi hasil terhadap deposito mudharabah (Studi Kasus pada Bank Muamalat Bandung)”. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa antara tingkat hasil dan suku bunga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap deposito mudharabah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bety Mariantini (2007) Institut Pertanian Bogor dengan judul: ”Analisis Pengaruh Suku Bunga Bank Konvensional Terhadap Jumlah Simpanan Pada Bank Umum Syariah Tahun 2002-2006 (Survei pada Beberapa Bank Umum Syariah)” disimpulkan bahwa pada jangka pendek suku bunga bank konvensional dan nisbah yang diberikan oleh bank syariah berpengaruh terhadap besarnya jumlah simpanan pada bank syariah. Pada jangka panjang suku bunga bank konvensional dan nisbah mempengaruhi besarnya jumlah simpanan pada BUS dan mempengaruhi keputusan masyarakat untuk menempatkan

dananya,

masyarakat

lebih

bersifat

memperhatikan return yang diberikan oleh pihak bank.

rasional

yaitu

lebih

Sedangkan penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul ”Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah Bank Syariah Mandiri” (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri Cabang Ir. H. Djuanda Bandung). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara tingkat bagi hasil dengan deposito mudharabah, dan untuik mengetahui bagaimana pengaruh yang signifikan antara suku bunga dengan deposito mudharabah. Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian yang dilakukan terdahulu adalah terletak pada variabel bebasnya. Sedangkan persamaannya terletak pada objek penelitiannya yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah.

Suku Bunga (X1) Deposito Mudharabah (Y) Bagi Hasil (X2) Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian di atas penulis meumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga tingkat bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah. 2. Diduga tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap simpanan deposito mudharabah.

1.6

Metodelogi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

verifikatif. Metode ini yang digunakan oleh penulis yairu metode studi kasus, yaitu suatu penelitian yang lingkup atau wawasan dari materi yang diteliti terbatas, akan tetapi dana atau informasi materi yang sempit tadi merupakan informasi yang mendalam karena terbatasnya materi, maka hasil dari penelitian studi kasus atau kesimpulan studi kasus hanya berlaku terbatas pada kasus tadi.

Teknik pengumpilan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (fiel research) Penelitian lapangan yang dimkasudkan untuk mendapatkan bahan melalui suatu badan yang memiliki data dan informasi, penelitian yang dilakukan pada kantor bank syariah, untuk memperoleh data keuangn yang telah dipublikasikan atas bank syariah yang mengacu pada laporan keuangn dan informasi lain yang diperlukan guna mendukung data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. 2. Penelitian Kepustakaan (Library research) Yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan, dengan cara mempelajari teori teori yang berhubung dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritas dan hasil tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis atas data yang diperoleh dalam studi lapangan sehingga menghasilkan kesimpulan serta saran untuk memecahkan masalah yang ada.

1.7

Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Bank Syariah Mandiri yang berlokasi

di Jl. Ir. H. Juanda No. 74 Bandung dan waktu penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2010 sampai selesai.