BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah - Library UM

15 downloads 2005 Views 58KB Size Report
termotivasi. Dalam proses pembelajaran biologi hendaknya guru melibatkan siswa .... Desain PTK mengacu pada model Kemmis dan M.C.Taggart (1988) yang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang dianjurkan pada lembaga pendidikan yang berisikan uraian bidang studi yang terdiri atas beberapa macam pembelajaran yang disajikan secara kait berkait. Dalam pembelajaran harus berpedoman pada kurikulum yang sekarang dikembambangkan dan dilaksanakan. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kopentensi yang berguna bagi dirinya. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) merupakan kurikulum oprerasional yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. Meskipun sudah ditetapkan sebagai kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, masih sedikit guru memahami dan melaksanakan KTSP, ini bisa kita lihat pada proses pembelajaran di kelas-kelas yang menggunakan model-model pembelajaran pola lama, dimana guru dalam proses pembelajaranya tidak mengembangkan kopetensi peserta didik seperti yang diharapakan oleh KTSP, guru masih sebagai sentral pembelajaran. Tinggi rendahnya kualitas belajar siswa tergantung pada komponen-komponen antara lain siswa, kurikulum, guru, metode, sarana prasarana dan lingkungan. Proses

1

belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan.misalnya ketertarikan siswa, motivasi siswa, metode guru bervariasi, teknik guru dalam mengajar dikelas mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Apabila metode yang digunakan dalam penyampaian materi-metari tertentu siswa antusias untuk belajar, karena siswa termotivasi. Dalam proses pembelajaran biologi hendaknya guru melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Hasil pengamatan dikelas VIII D SMP Negeri 2 Malang diperoleh data bahwa siswa belum terlatih untuk bertanya dan motivasi belajar masih rendah, siswa kurang aktif cenderung pasif sehingga pembelajaran masih satu arah atau pembelajaran berpusat pada guru. Hasil ulangan belum mencapai SKM; ini dapat dilihat dari skor rata-rata hasil ulangan semester I pokok bahasan sistem gerak pada manusia yaitu 62,91. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dipengaruhi banyak faktor salah satunya siswa kurang mampu mengungkapkan pertanyaan atau kemampuan bertanya rendah, untuk mengatasi hal tersebut peneliti/guru melatih siswa dengan menyusun pertanyaan melalui pendekatan pembelajaran Problem Posing Menurut Mulyati (2005). Bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir. Secara umum berpikir dianggap sebagai proses kognitif, tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan. Penekakan dalam ketrampilan berpikir menegaskan penalaran sebagai fokus utama kognitif. Berpikir merupakan pokok pangkal untuk memperoleh pengetahuan.Berpikir juga didefinisikan sebagai suatu proses untuk mencapai sesuatu yang menurut kita sebagai makluk hidup untuk menjadi dewasa. Dengan demikian bertanya merupakan potensi dasar yang patut untuk 2

dikembangkan sedini mungkin, dimulai melatih menggunakan akal sehat sejak manusia berhubungan dengan lingkungan. Secara garis besar, berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Berpikir dapat dilatihkan pada siswa dengan mengembangkan ketrampilan bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.Hal ini sesuai dengan pendapat Nickerson dalam Mulyati (2005) yang mengemukakan bahwa ketrampilan berpikir selalu berkembang dan dapat dipelajari. Pendekatan problem posing merupakan pendekatan yang berbasis kontruktivistik. Kontuktivistik berasal dari kata to construct yang berarti membangun atau menyusun. Dengan demikian konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konstektual, yaitu bahwa pengetahuan tidak hanya dari guru, melainkan dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibtan aktif dalam proses pembelajaran. Peran pendidik dalam hal ini guru, hanya mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting tertanam kuat dalam benak siswa Dalam pembelajaran kontruktivistik ini, siswa membangun pengetahuannya sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Selain siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan ide-ide. Problem Posing berasal dari dua kata yaitu “Problem” dan “Posing”. “Problem” berarti masalah dan “Posing” berarti mengajukan atau membentuk (Iskandar, 2004). Dengan demikian, Problem Posing dapat diartikan sebagai strategi pembelajaran yang menekankan siswa untuk dapat menyusun atau membuat soal setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. 3

Langkah kegiatan pembelajaran Problem Posing tipe 1 menurut Chotimah (2007) adalah sebagai berikut: Pembelajaran dengan pendekatan problem posing diawali dengan memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan atau penyampaian teori atau konsep, kemudian menuliskan topik yang akan di pelajari dan menyebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam belajar, mengeksplorasi pengetahuan awal peserta didik melalui pertanyaan dengan tujuan guru ingin mengetahui seberapa jauh siswa mengahaui materi pelajaran yang akan dipelajari, selanjutnya guru membagi peserta didik dalam kelompok terdiri dari 4 siswa dan memberi nomer yang berbeda untuk masing-masing siswa. Memberi tugas membuat rangkuman. Memberi tugas menyusun pertanyaan dari hasil rangkuman, setelah itu meminta siswa menukar pertanyaan hasil diskusi dengan kolompok lain, setelah selesai menjawab pertanyaan masing – masing kelompok, guru memanggil salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kegiatan diakhiri dengan memberikan penguatan pada hasil diskusi (penguatan berupa konsep-konsep penting) dan membimbing siswa menyusun kesimpulan. Penelitian ini untuk meningkatkan ketrampilan menyusun pertanyaan siswa dan prestasi siswa, sehingga kemungkinan menggunakan problem posing dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan menyusun pertanyaan dan meningkatkan prestasi belajar siswa

4

B. Rumusan Masalah : 1. Bagaimana meningkatkan ketrampilan menyusun pertanyaan siswa kelas VIII D SMPN 2 Malang dapat meningkat melalui Strategi pembelajaran kooperatif tipe Problem Poseng. 2. Bagaimanakah meningkatkan prestasi belajar Biologi siswa kelas VIIID SMPN 2 Malang melalui Strategi pembelajaran kooperatif tipe Problem Posing.

C.Tujuan Penelitian : 1. Unuk mengetahui proses meningkatnya ketrampilan menyusun pertanyaan belajar Biologi melalui Strategi pembelajaran kooperatif tipe Problem Posing siswa kelas VIII D SMPN 2 Malang. 2. Untuk mengetahui proses meningkatnya prestasi belajar Biologi melalui Strategi pembelajaran kooperatif tipe Problem Posing.

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.

Pembelajaran dengan Problem Posing Pendekatan problem posing merupakan pendekatan yang berbsis kontruktivistik.

Konstuktivistik berasal dari kata to construct yang berarti membangun atau menyusun. Dengan demikian konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konstektual, yaitu bahwa pengetahun tidak hanya dari dari guru, melainkan dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibtan aktif dalam proses pembelajaran. Peran pendidik dalam hal ini guru, hanya mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting tertanam kuat dalam benak siswa Dalam pembelajaran konstruktivistik ini, siswa membangun pengetahuannya sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Selain siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan ide-ide. Problem Posing berasal dari dua kata yaitu “Problem” dan “Posing”. “Problem” berarti masalah dan “Posing” berarti mengajukan atau membentuk (Iskandar, 2004). Dengan demikian, Problem Posing dapat diartikan sebagai strategi pembelajaran yang menekankan siswa untuk dapat menyusun atau membuat soal setelah kegiatan pembelajaran dilakukan.

6

Menurut Brown dalam Azar (2001) sebagai suatu pendekatan pembelajaran, problem posing mempunyai beberapa kelebihan diantaranya adalah (1) dapat meningkatkan kemampuan indidvidu dalam menyelesaikan soal (problem solving) (2) dapat mengembangkan pengertian dan prepestik yang lebih baik atau dapat mengembangkan konsep individu (3) dapat membantu mengurangi rasa cemas dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kemandirian dan motivasi intrinsik. Langkah kegiatan pembelajaran Problem Posing tipe 1 menurut Chotimah (2007) adalah sebagai berikut: a) Guru menuliskan topik pembelajaran b) Guru menuliskan tujuan pembelajaran c) Guru membagi siswa dalam kelompok yang berisi 4-5 orang d) Guru menugaskan siswa untuk membuat rangkuman e) Guru menugaskan siswa menyusun pertanyaan dari hasil rangkuman f) Pertanyaan yang telah dibuat diserahkan kekelompok lain yang untuk dicarikan jawabannya g) Diskusi kelas h) Guru membimbing penguatan pada diskusi kelas B. Ketramilan menyusun pertantayaan. Preses berpikir dasar merupakan gambaran dari proses berpikir yang mengandung sekumpulan preses mental dari yang sederhana menuju yang komplek Novak (1985). Aktifitas berpikir yang terdapat dalam proses berpikir menurut lawson (1979) dapat dikelompokkan menjadi sepuluh aspek yang dapat dipasang-pasangkan menjadi lima padanan, yakni mengingat dan mengimajinasi, menggolongkan dan 7

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Jenis dan Desain Penelitian • Jenis penelitian:Penelitian tindakan Kelas (PTK) • Desain PTK mengacu pada model Kemmis dan M.C.Taggart (1988) yang terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. PTK dilaksanakan dalam dua siklus

B.

Kehadiran Peneliti di Lapangan Peneliti sebagai perencana, pengajar, pengamat, pelaksana pengumpulan data, dan pelapor hasil penelitiaan

C.

Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VIII D SMP Negeri 2 Malang, pada semester II tahun pelajaran 2008/2009. Subjek penelitian 36 orang, yang terdiri dari 14 lakilaki dan 22 perempuan

D

Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang berupa pertanyaan yang disusun siswa, catatan lapangan, dan tes ulangan yang diberikan setiap siklus. Sumber data dalam penelitian ini: adalah guru, siswa, pertanyaan yang disusun siswa dan skor ulangan harian. 8

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1. Penerapan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan ketrampilan menyusun pertanyaan siswa kelas VIIID SMPN 2 Malang . Ketrampilan menyusun pertanyaan siswa secara klasikal pada siklus I 73,52%, meningkat menjadi 80,76% pada siklus II.

2. Penerapan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIID SMPN 2 Malang, Kota Malang. Prestasi belajar siswa sebelum siklus I adalah 62,91 dengan ketuntasan 40% setelah siklus I naik menjadi rata rata 75,97 dengan ketuntasan 88,8% dan setelah siklus II naik lagi menjadi rata-rata 77,28 dengan ketuntasan 100%

B. Saran.

Berdasarkan analisis data, pembahasan, hasil penelitian, maka disarankan

1. Untuk meningkatkan ketrampilan menyusun pertanyaan dan prestasi siswa disarankan kepada guru Biologi untuk menggunakan model pembelajaran Problim Posing

2. Dalam penelitian ini menemukan beberapa sumber masalah yang menyebabakan dalam roses pembelajaran terutama pada waktu melakukan kegiatan pratikum 9

supaya guru memperhatikan atau mengetahui seberapa jauh siswa dapat menggunakan alat – alat laboraturium.

3. Untuk penentuan kelompok kerja kooperatif guru harus menentukan kelompok secara cermat dan heterogen, karena pada waktu pelaksanaan diskusi kelompok sering terjadi kelompok yang terlebih dahulu menyelesaikan tugas akan cenderung membuat gaduh. Kalau memungkinkan susunan kelompok harus dua laki-laki dan dua perempuan.

10

Daftar Pustaka

Mulyati.2005.Strategi belajar mengajar Kimia. UM Pres Nickerson,R.S.,et.al.(1985).Larning/HowtoLear.Cambridg:

Campbridge

niversity

Prees Depdiknas. 2004. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Bagi Guru Martin, Ralph; Sexton, Colleen; Wagner, Kay; dan Gerlovich, Jack. 1997. Teaching Science for All Chilldren. Second Edition.Boston: Allyn and Bacon Susilo, Herawati. 2003. Kerja Ilmiah: Komunikasi.Modul Pelatihan Terintegrasi Guru-guru Mata Pelajaran Biologi, Jakarta: Direktorat PLP Depdiknas Soewolo, Mastini, Ardaning Sribawani.2007. Penerapan Siklus Belajar kooperatif untuk meningkatkan kerja ilmiah dan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII-A SMPN 4 Malang. Laporan Akhir Penelitian Pengembangan Inovasi Pembelajaran di Sekolah (PIPS). Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi FPMIPA UM. Pujianto. 2008. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan dalam Penerapan Manejemen Berbasis Sekolah.. Majalah Media Bulanan Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur, Herawati susilo, Husnul Chotimah.2008 Yuyun Dwita Sari. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai sarana pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru.Bayumedia Publihsing Husnul Chotimah, Yuyun Dwita Sari.200 Model-Model Pembelajaran Untuk PTK. Yayasan Pendidikan Universitas Negeri Malang. SMA Laboraturium UM. Sabirin.2009. Makalah Problem Posing. (http:// alif dan hamzah.blog spot.com./2009/05.Makalah.html, diakses 17 Juni 2009) Hardian.2009.Model Pembelajaran Problem Posing. (http:// herdyo7.word pres.com, diakses 17 juni 2009) Ridwan.2009.ketercapaian Prestasi belajar. (http://ridwan.2002.wordpres.com/2008/05/03,diakses 17 juni 2009)

Surartombs.2009.Pengerian Prestasi Belajar. (http://Surartombs,wordpres.com/2009/01/05, diakses 25 juni 2009) 11

Jenny.2009 .Analisis pelaksanaan kurikulum berbasis kopetensi untuk mata pelajaran kimia di SMA kota Tanjung Balai (htt:/SMA ae.word pres.com. di akses 25 juni 2009) Haerul Syam 2009.A Problem Posing Approach That Have Cooperative Instructional Background to Increase Mathematics Instructional Effectiveness. (http://karya-ilmiah.Um.ac.Id/indek.Pkp/indek/disertasi/artikel/view/863) Widya ristianti. 2008.Penerapan Pembelajaran Model Siklus Belajar untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Hasil Belajar Biologi Siswa XI-IPA 2 SMA Negeri 1 Kutorejo Kabupaten Mojokerto: Universitas Negeri Malang

12