BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada ...

11 downloads 119 Views 45KB Size Report
Berdasarkan pengertian membaca di atas, maka penulis menarik ... Membaca cepat yaitu suatu aktivitas membaca yang bertujuan agar dalam waktu yang.
BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam F. Rahim, 1995: 2). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan 2008: 7) Membaca

adalah

sekedar

menyuarakan

lambang-lambang

tertulis

tanpa

mempersoalkan apakah kalimat atau kata-kata yang dilisankan tersebut dipahami atau tidak. Hanya saja membaca yang demikian itu termasuk dalam jenis membaca pada taraf permulaan. Tetapi jika diamati secara cermat, membaca tentu memiliki nilai lebih dari sekedar menyuarakan lambang-lambang grafis. Menurut Tampubolon (1990: 5), membaca adalah suatu cara untuk membina daya nalar. Dengan kebiasaan membaca daya nalar siswa menjadi lebih terbina. Kita dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggerakkan telunjuk untuk membaca. Membaca adalah kegiatan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (KBBI, 2005: 98) Berdasarkan pengertian membaca di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa membaca adalah suatu proses kegiatan yang dipergunakan untuk memahami isi bacaan, baik 7 yang tersurat maupun yang tersirat dari bacaan tersebut dengan menggunakan segenap

kemampuan pembacanya. Dengan membaca, pemahaman kita akan semakin luas dan ilmu pengetahuan kita akan semakin bertambah.

B. Tujuan Membaca Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh

informasi,

mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Berikut ini adalah beberapa yang penting: a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta. b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang menarik dan baik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang terjadi atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama. c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita. d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi.

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan. f. Membaca untuk menentukan berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam tokoh tersebut. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi. g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehudupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan

bagaimana

tokoh

menyerupai

pembaca.

Ini

disebut

membaca

untuk

memperbandingkan atau mempertentangkan. (Tarigan, 1990: 9-10)

C. Jenis-jenis Membaca Jenis-jenis membaca menurut Praptanti (2000: 39) adalah sebagai berikut: a. Membaca pemahaman (intensif) adalah membaca pemahaman yang dianggap sebagai salah satu kunci pemerolehan ilmu karena titik tekannya adalah persoalan pemahaman yang mendalam, pemahaman ide-ide naskah dari ide-ide pokok sampai ide penjelas. Begitu juga dari hal-hal yang global ke hal-hal yang rinci. Jadi membaca pemahaman adalah aktivitas membaca yang ditempuh dengan sangat teliti, biasanya agak lambat, dengan tujuan memahami keseluruhan isi bacaan kedalam-dalamnya agar pesan yang disampaikan lebih merasuk ke otak dan hati. b. Membaca kritis yaitu aktivitas membaca yang menghendaki sikap atau reaksi si pembaca untuk memberi tanggapan terhadap apa yang telah dibacanya. Dalam hal ini pembaca

dapat bersikap menolak, menyetujui sebagai pengganti, menerima sebagai bahan pelengkap atau menerima sebagai bahan penguat. c. Membaca cepat yaitu suatu aktivitas membaca yang bertujuan agar dalam waktu yang relatif singkat bisa mendapatkan hasil yang banyak. d. Membaca apresiatif dan membaca estetis adalah dua kegiatan membaca yang agak bersifat khusus karena lebih berhubungan dengan nilai-nilai dan faktor perasaan. Objek kajiannya terutama karya sastra serta bacaan-bacaan lain yang ditulis dengan bahasa yang indah. e. Membaca teknik adalah suatu aktivitas membaca yang termasuk kegiatan membaca bersuara. Membaca jenis ini bertujuan untuk lebih pemahaman memudahkan pemahaman materi yang dibaca. Membaca teknik penekanannya pada lafal, jeda lagu dan intonasi yang tepat.

D. Teori Membaca Pemahaman 1. Kemampuan Membaca Pemahaman Kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan seseorang mempergunakan bahasa dan kaidah yang benar. Menurut Finochiario dan Bonomo (dalam Tarigan, 2008: 9), kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan mimetik dan memahami arti atau makna dari bacaan tersebut. Menurut Djiwandono (2011: 116) kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan peserta tes untuk memahami isi wacana yang disampaikan melalui media tulis.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan untuk memahami keseluruhan isi bacaan agar pesan yang disampaikan masuk ke otak dan hati, baik itu berupa pokok-pokok pikiran dalam paragraf maupun pikiran penjelas yang terdapat dalam bacaan baik bacaan fiksi maupun bacaan yang lain. Kemampuan membaca pemahaman dapat diterapkan pada bentuk-bentuk wacana berikut:

1) Wacana bentuk prosa Wacana bentuk prosa yang diambil dapat berupa karya fiksi atau non fiksi, dapat dikutip dari buku-buku karya sastra, buku literature, buku pelajaran, majalah, jurnal, surat kabar dan sebagainya. 2) Wacana bentuk dialog Wacana bentuk dialog, dapat berupa kutipan terhadap suatu naskah drama, cerpen, dan novel baik juga dipergunakan sebagai bahan tes kemampuan membaca. 3) Wacana bentuk puisi Puisi sebagai salah satu bentuk karya seni yang mengandung pesan atau informasi (Nurgiyantoro, 2001: 251). Kemampuan membaca menuntut kemandirian yang tinggi. Karena itu, dikatakan bahwa membaca pada tingkatan ini merupakan suatu cara yang terbaik untuk membina kemandirian. Bahasa tulisan mengandung ide-ide atau pikiran-pikiran. Karenanya dalam memahami bahasa tulisan dengan membaca, proses kognitiflah (penalaran) yang

terutama bekerja. Oleh sebab itu, dapat pula dikatakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk membina daya nalar (Tampubolon, 1990: 55). 2. Manfaat Membaca Pemahaman Membaca pemahan merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memahami bacaan secara tepat dan cepat. Selain itu manfaat membaca pemahaman yaitu: 1) Pembaca menguasai isi teks secara mantap 2) Pembaca mengetahui latar belakang ditulisnya teks tersebut 3) Pembaca dapat mempunyai daya ingat yang lebih lama yang berhubungan dengan isi teks. http://ibuwarni.blogspot.com/2010/12/membaca-intensif.html 3. Aspek-aspek membaca Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu: 1) Keterampilan yang berbentuk mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (low oeder). Aspek ini mencakup: a) Pengenalan bentuk huruf; b) Pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem, kata, frasa, pola klausa, kalimat dan lain-lain; c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bart at print”; 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehensive skills) yang dapat dianggap berada dalam urutan yang lebih tinggi (highter order). Aspek ini mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal); b) Memahami

signifikan

atau

makna

(maksud

dan

tujuan

pengarang,

relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca); c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk) d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan, (Broughton dalam Tarigan 2008:13). Terkait dengan aspek-aspek kemampuan membaca pemahaman Djiwandono (2011: 116) berpendapat bahwa kemampuan membaca pemahaman meliputi

(a)

memahami arti kata-kata sesuai penggunaannya dalam wacana, (b) mengenali susunan organisasi wacana dan hubungan antar bagian-bagiannya, (c) mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap, (d) mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat di wacana, (e) mampu menjawab pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana meskipun diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda, (f) mampu menarik inferensi tentang isi wacana, (g) mampu mengenali dan memahami kata-kata dan ungkapan-ungkapan untuk memahami nuansa sastra, (h) mampu mengenali dan memahami maksud dan pesan penulis sebagai bagian dari pemahaman tentang penulis (Djiwandono, 2011: 116). Dari beberapa aspek membaca pemahaman di atas, aspek yang diamati hanya (c) mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap, (d) mampu menjawab pertanyaanpertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat di wacana, (e) mampu menjawab pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana meskipun diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda, (f) mampu menarik inferensi tentang isi wacana.

Aspek (a) memahami arti kata-kata sesuai penggunaannya dalam wacana, tidak diamati karena bahan bacaan yang digunakan sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia dan sudah dipahami oleh siswa (b) mengenali susunan organisasi wacana dan hubungan antar bagian-bagiannya tidak diamati karena siswa belum mempelajari secara mendalam tentang susunan organisasi wacana. Sedangkan aspek (g) mampu mengenali dan memahami kata-kata dan ungkapan-ungkapan untuk memahami nuansa sastra, (h) mampu mengenali dan memahami maksud dan pesan penulis sebagai bagian dari pemahaman tentang penulis, juga tidak diamati karena bahan bacaan yang digunakan bukan berupa bacaan sastra. 4. Penerapan Pembelajaran PQ4R Menurut Arends (dalam Arikunto, 1997: 244), strategi-strategi belajar merujuk pada perilaku dan proses-proses pikiran yang digunakan siswa yang memengaruhi apa yang dipelajarinya, termasuk ingatan dan proses metakognitif. Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini membantu siswa untuk mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Oleh karena itu keterampilan pokok pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh para siswa adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan lainnya. Salah satu strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa untuk memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca adalah strategi PQ4R. Langkahlangkah yang harus dilakukan dalam strategi membaca PQ4R adalah sebagai berikut: 1) Preview

Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa membaca selintas dengan cepat sebelum memulai membaca bahan bacaan siswa. Siswa dapat memulai dengan membaca topik-topik, sub topik utama, judul dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraf, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Apabila itu tidak ada, siswa dapat memeriksa setiap halaman dengan cepat, membaca satu atau dua kalimat di sana sini sehingga diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Perhatikan ide pokok yang akan menjadi inti pembahasan dalam bacaan siswa. Ide pokok ini akan memudahkan mereka memahami keseluruhan ide yang ada. 2) Question Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Gunakan “judul dan sub judul atau topik dan sub topik utama,” Awali pertanyaan dengan menggunakan kata “apa, siapa, mengapa, dan bagaimana”. Pengalaman telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati serta saksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik.

3) Read Baca karangan secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Janganlah membuat catatancatatan panjang. Cobalah mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

4) Reflect Selama membaca, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara (1) menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah Anda ketahui; (2) mengaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep atau prinsipprinsip utama; (3) cobalah untuk memecahakan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan; dan (4) cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut. 5) Recite Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan. Dari catatan-catatan yang telah dibuat pada langkah terdahuludan berlandaskan ide-ide yang ada pada siswa, maka mereka diminta membuat inti sari materi dari bacaan. 6) Review Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (inti sari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

E. Kerangka Berpikir

Tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan. Tidak ada gunanya apabila mempunyai kecepatan membaca tinggi tetapi tidak dapat memahami isi bacaan. Meskipun kita dapat membaca dengan memahami sepenuhnya isi bacaan tetapi kecepatan membaca lambat, kita tidak dapat dikatakan dapat membaca secara efisien. Penggunaan

metode PQ4R diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap isi bacaan secara tepat dan cepat. F. Hipotesis Tindakan Mengacu pada kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:” Apakah metode PQ4R jika digunakan secara efektif dalam pembelajaran membaca pemahaman, dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Cipari”.