BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Teori ...

73 downloads 99 Views 269KB Size Report
Situmorang dan Juhir mendefinisikan pengawasan sebagai usaha atau tindakan untuk ... Teori motivasi menurut Abraham Maslow (2008:125) adalah bahwa:.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Teori Tentang Pangawasan 1. Hakekat Pengawasan Situmorang dan Juhir mendefinisikan pengawasan sebagai usaha atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai (Situmorang dan Juhir, 1998:21).Sementara

Menurut

Gitosudarmo

(dalam

Husein,

2006:43)

pengawasan adalah usaha untuk mengetahui kondisi dari kegiatan yang sedang dilakukan apakah telah mencapai sasaran yang ditentukan. 2. Proses Pengawasan Menurut Gitosudarmo (dalam Husein, 2006: 90) pengawasan meliputi tiga tahapan proses yaitu: a. Proses Penentuan Standar Penentuan ukuran-ukuran yang dipergunakan sebagai dasar penentuan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditentukan.Dalam hal harus ditentukan ukuran-ukuran keberhasilan dari suatu kegiatan. b. Proses Evaluasi dan Proses Penilaian Melakukan pengukuran terhadap realita yang telah terjadi, kemudian dibandingkan

dengan

ukuran-ukuran

standar

yang

telah

ditentukan.

Pengukuran dan penilaian adalah merupakan proses evaluasi, atau sering juga

Universitas Sumatera Utara

disebut proses ferifikasi. Dari proses evaluasi atau verifikasi akan ditemukan adanya

tingkat

pencapaian

tujuan

serta

terjadinya

penyimpangan-

penyimpangan terhadap tujuan yang telah ditentukan. c. Proses Perbaikan Tahap

mencari

jalan

keluar

untuk

mengambillangkah-langkah

tindakan korelasi terhadap penyimpanganpenyimpanganyang terjadi.

2.1.2. Teori Motivasi Pengertian

motivasi

erat

kaitannya

dengan

timbulnya

suatu

kecenderungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan.Ada hubungan yang kuat antara kebutuhan motivasi, perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan kepuasan, karena setiap perubahan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi. Setiap tindakan atau perbuatan seseorang cenderung dimulai dari apa yang memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Buhler, (2004) memberikan

pendapat

tentang

pentingnya

motivasi

sebagai

berikut:

“Motivasi pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan”. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggitingginya bagi para karyawan dalam perusahaan”. Pentingya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, mendorong atau mendukung prilaku manusia, untuk bekerja

Universitas Sumatera Utara

keras dan mencapai hasil optimal. Menurut Peterson dan Plowman yang dikutip oleh Hasibuan (2002) mengatakan bahwa orang mau bekerja karena: a.

Keinginan untuk hidup (The Desire to Live) Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat melanjutkan hidupnya.

b.

Keinginan untuk suatu posisi (The Desire For Position) Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja.

c.

Keinginan akan kekuasaan (The Desire For Power) Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah diatas keinginan untuk memiliki, yang mendorong untuk bekerja.

d.

Keinginan akan pengakuan (The Desire For Recognation) Keinginan

akan pengakuan,

penghormatan

atau status sosial,

merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian dapat disimpulkan beberapa pendapat ahli tersebut di atas, bahwa motivasi mengandung pengertian : 1. Merupakan daya pendorong dalam diri seseorang karyawan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu kearah positif sesuai kebutuhan dan keinginan.

Universitas Sumatera Utara

2. Merupakan manifestasi dari keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan yang bersangkutan. 3. Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk memadukan tujuan yang bersangkutan dengan tujuan sekolah atau kelompok. 4. Merupakan hal yang spesifik yang sangat tergantung kepada pribadi yang yang bersangkutan. 5. Merupakan kondisi yang tidak tetap dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Teori Motivasi (a). Teori Motivasi Abraham Maslow Teori motivasi menurut Abraham Maslow (2008:125) adalah bahwa: Kebutuhan manusia dibagi menjadi lima bagian yang tersusun dalam suatu hirarki. Kelima kebutuhan manusia tersebut didefinisikan sebagai berikut : 1. Kebutuhan fisik dan biologi (Physiological Needs) 2. Kebutuhan

keselamatan dan keamanan (Safety

and

Security

Needs) 3. Kebutuhan

sosial

(Affiliation

or

Acceptance

Needs

or

Belongingness) 4. Kebutuhan akan penghargaan atau prestise (Esteem or Status Needs) 5.

Aktualisasi diri (Self Actualitation)

Universitas Sumatera Utara

(b). Teori Motivasi menurut Douglas Murray Mc Gregor (2008:69) adalah : Menggambarkan dua teori tentang manajemen dan implikasinya bagi motivasi yaitu teori X dan teori Y. Dalam teori X mempunyai lima premis yaitu: 1. Pada umumnya manusia dari wataknya tidak suka untuk bekerja. 2. Kebanyakan manusia tidak bersemangat dan membutuhkan alat pendorong berupa ongkos untuk membuat mereka mau bekerja. 3. Kebanyakan manusia lebih suka diperintah apa yang harus dilakukan. 4. Kebanyakan manusia menolak adanya perubahan. 5. Kebanyakan manusia mudah tertipu dan tidak cerdas.

Dalam teori Y mempunyai enam premis yaitu : 1. Pada umumnya manusia mau belajar, tidak hanya menerima tetapi juga mencari tanggungjawab. 2. Mempunyai kemampuan, kreativitas dan daya imajinasi memecahkan masalah. 3. Bekerja adalah kodrat manusia sama halnya bermain atau beistirahat. 4. Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan sekolah.

Universitas Sumatera Utara

5. Keterkaitan pada tujuan sekolah adalah fungsi dari penghargaan yang diterima karena prestasi karyawan dalam pencapaian tujuan itu. 6. Sekolah seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya dalam pecapaian tujuan. (c). Teori pengharapan menurut (Mosley 2002:186). Keinginan seseorang untuk menghasilkan (berproduksi) sangat tergantung pada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan persepsi atas tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Produktivitas hasil yang dicapainya merupakan alat pemuas bagi seseorang. Produktivitas adalah alat pemuas bagi seseorang. Produktivitas adalah aiat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, oleh sebab itu bila ingin memotivasi seseorang, kepadanya perlu diberikan pengertian tentang tujuan pribadi, hubungan usaha dan tindakan antar tindakan dan hasil dari keputusan karena tercapainya tujuan tertentu. Dari teori ini dapat dijelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga faktor: seberapa besar

seseorang menginginkan imbalan,

perkiraan (harapan) orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan

akan

menimbulkan

prestasi

yang

yang

berhasil

(Expectancy), dan perkiraan bahwa prestasi itu akan menghasilkan imbalan.

Universitas Sumatera Utara

Prinsipnya

asumsi

bahwa

motivasi

seseorang untuk

mewujudkan atau menggerakkan usahanya didasarkan pada keyakinan atau pengharapan untuk sukses. (d). Teori Motivasi menurut Higienes dari Frederick Herzberg (Mosley 2002:171) Teori ini juga disebut dengan Herzberg's factor teory. Idealnya motivasi yang dapat meransang usaha adalah untuk melaksanakan tugas yang lebih ahli dan untuk mengembangkan kemampuan. Faktor

motivasi

menyangkut

kebutuhan

psikologis

seseorang.

Kebutuhan ini adalah perasaan sempurna dalam melaksanakan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi secara lansung berkaitan dengan pekerjaan (intrinsik). Konsep ini disebut juga teori dua

faktor.

Pertama

adalah

faktor

motivator terhadap

keberhasilan

pelaksanaan, pengakuan pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab yang dipercaya dan pengembangan potensi individu. Sedangkan faktor kedua adalah faktor higiene yang yang dapat menimbulkan rasa tidak puas pada karyawan, terdiri atas administrasi dan kebijakan perusahaan, kulitas supervisi, hubungan antar individu, kondisi kerja dan gaji. Dari teori ini timbul bahwa dalam perencanaan pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa agar kedua faktor ini dapat dipenuhi. Ada semacam kepuasan lain yang terkait langsung dengan pekerjaannya itu, maka pegawai makin tedorong melakukan berprestasi yang lebh baik lagi. Dalam risetnya

mengenai

prestasi,

David

Mc Clelland mendapatkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

usahawan, ilmuwan dan para ahli lainnya semua mempercepat secara ratarata pada motivasi prestasi. Motivasi prestasi seorang usahawan tidak semata-mata ingin mencapai keuntungan demi keuntungan sendiri, tetapi karena ia mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi. hanyalah

suatu

ukuran

Keuntungan

sederhana yang menunjukkan seberapa baik

pekerjaan telah dilakukan hal ini tidak sepenting tujuan itu sendiri. Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. Mc. Clelland memusatkan perhatiannya pada ketiga kebutuhan manusia yaitu : berprestasi, penghargaan dan kekuasaan, karena ketiga kebutuhan ini telah terbukti merupakan unsur-unsur penting yang ikut prestasi pribadi dalam berbagai situasi kerja dan cara hidup. Teori Mc. Clelland ini sangat penting dalam mempelajari motivasi, karena motivasi prestasi dapat diajarkan untuk mencapai sukses kelompok atau sekolah. Selanjutnya David Mc Clelland mengemukakan klasifikasi teori motif sebagai berikut: The survival motive model, The stimulus intensity model, The stimulus pattern model and The affective arousai model. Dari keempat klasifikasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: The survival motive model (teori motif yang mendasarkan diri pada dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidup). Teori ini mengatakan bahwa motif ini bersumber dari kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan induvidu sebagai makhluk, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.Kebutuhan yang

dimaksud

adalah

kebutuhan

biologis

seperti

makan,

minum,

Universitas Sumatera Utara

bernafas.Kebutuhan biologis seperti ini mendorong individu berbuat aktif untuk memenuhinya.Teori motif yang mendasarkan diri pada tingkat rangsangan yang dihadapi individu (The stimulus intensive model).Teori ini mengatakan bahwa motif dan dorongan untuk berbuat timbul karena adanya rangsangan yang kuat.Rangsangan tersebut menimbulkan dorongan berbuat, harus ada rangsangan yang kuat.Teori yang mendasarkan diri pada pola ransangan di dalam suatu situasi (The stimulus pattern model). Teori ini mengatakan bahwa motivasi timbul bila ada rangsangan situasi yang selaras dengan harapan dan tanggapan organisme, atau situasi tersebut menimbulkan pertentangan respon yang mempengaruhi kepada kekecewaan. Teori ini mendasarkan diri pada pembangkitan afeksi (The affective arousai model). Berdasarkan teori-teori yang diungkapkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud motivasi kerja pada penelitian ini adalah suatu keadaan dari dalam maupun dari luar individu yang mempengaruhi dorongan dan mengarahkan untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan dari beberapa teori tentang motivasi di atas.

2.1.3 Teori Kepemimpinan Konsep kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata ‘pemimpin’ yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata ‘pimpin ‘ melahirkan kata kerja ‘memimpin’ yang artinya membimbing atau menuntun dan kata benda ‘pemimpin’ yaitu orang yang berfungsi memimpin, atau orang yang membimbing atau menuntun.

Universitas Sumatera Utara

Membangun kepemimpinan diperlukan pendekatan tiga dimensi peranan kepemimpinan yaitu : Wawasan, wawasan merupakan langkah awal dalam peran kepemimpinan dalam menyeimbangkan perencanaan strategik dengan pelaksanaan yang sejalan dengan budaya organisasi. Kedua adalah penyelarasan,

penyelarasan

merupakan

langkah

kedua

dalam

peran

kepemimpinan dengan mewujudkan kebersamaan dalam tindakan melalui keterikatan dalam sistem, struktur dan proses.Pemberdayaan merupakan langkah ketiga yang sangat penting dan strategis dalam peran kepemimpinan untuk mempersatukan wujud kepentingan yang seimbang antara kepentingan individu, kelompok dan organisasi sebagai daya dorong untuk memotivasi perubahan sikap melalui pemberdayaan bakat yang tersembunyi, peningkatan kecerdikan emosional dan membangkitkan kreativitas. Harbani (2008:20), Tugas pemimpin dalam suatu birogkrasi sangat vital

dalam

rangka

pencapaian

tujuan

yang

telah

ditetapkan

sebelumnya.Menurut Tead (dalam Sutarno,2001) kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan menurut Harbani (2008:3) pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan ‘pimpinan’ adalah orang yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi atau birokrasi. Menurut Sanusi (2009:101) pemimpin – pemimpin memiliki kekuatan, pengaruh dan kemampuan untuk mengontrol masyarakat. Pemimpin yang paling efektif dan berkelanjutan adalah salah satu yang mengikuti keputusan

Universitas Sumatera Utara

dan keinginan masyarakat secara keseluruhan, mengambil peran yang memungkinkan dan memudahkan, pemimpin harus memiliki keahlian, kemauan, kejujuran, perjuangan dan beberapa karisma. Adapun

menurut

Suhendra (2008:65) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mau melakukan kegiatan yang diarahkan oleh seorang pemimpin. Terdapat sebelas ciri kepemimpinan dalam perubahan terencana yang dikemukakan oleh Sheila Murray (dalam hamzah 2008:60) sebagai berikut : 1. Punya misi yang penting 2. Seorang pemikir yang besar 3. Seorang pemimpin mempunyai ciri seorang master pengubah yang menciptakan masa depan, yaitu mengantisipasi kebutuhan dan perubahan produktif yang memimpin. 4. Memiliki ciri bersifat peka terhadap masalah yang dihadapi sehari-hari 5. Pemimpin mengambil resiko 6. Seorang pemimpin adalah seorang pengambil keputusan 7. Seorang pemimpin menggunakan kekuasaannya secara bijaksana 8. Seorang pemimpin berkomunikasi efektif 9. Seorang pemimpin adalah pembangun tim 10. Pemimpin bersifat berani 11. Seorang pemimpin mempunyai komitmen Sedangkan

menurut

Santoso

(2008:7)

kepemimpinan

ialah

kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berpikir dan

Universitas Sumatera Utara

berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu. Lebih lanjut Santoso membagi kepemimpinan menjadi 10 bagian yaitu : (1) Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuai paham. (2) Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi (3) Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh (4) Kepemimpinan adalah suatu tindakan dan perilaku (5) Kepemimpinan adalah titik sentral proses kegiatan kelompok (6) Kepemimpinan adalah hubungan sekelompok kekuasaan (7) Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan (8) Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi (9) Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan (10) Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur Efektivitas kepemimpinan ditinjau dari pendekatan perilaku menurut Nanan Fattah (2000:93) bahwa studi efektivitas kepemimpinan terdiri atas dua aspek yaitu : (1) Perilaku yang berorientasi pada tugas (structure initiating) yaitu meliputi : (a) mengutamakan pencapaian tujuan, (b) menilai pelaksanaan tugas bawahan, (c) menetapkan batas-batas waktu pelaksanaan tugas, (d) menetapkan standard tertentu terhadap tugas bawahan, (e) memberi petunjuk-petunjuk kepada bawahan, (f) melakukan pengawasan secara ketat terhadap tugas. (2) Perlilaku yang berorientasi pada human relation, yaitu meliputi: (a) melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, (b) bersikap bersahabat,

Universitas Sumatera Utara

(c) membina hubungan kerjasama dengan baik, (d) memberikan dukungan terhadap bawahan, (e) menghargai idea atau gagasan, (f) memberikan kepercayaan kepada bawahan. Berdasarkan teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan memiliki dua aspek

penting

yaitu (1) Perlilaku yang

berorientasi pada tugas (structure initiating) dan (2)

Perilaku yang

berorientasi pada human relation. Agar berhasil dalam mencapai tujuan maka diperlukan seorang pemimpin yang profesional yang dapat memahami tugas serta dapat melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.

2.1.4 Kinerja Pegawai Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mahsun (2006:25), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/progam/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Maka berdasarkan pengertianpengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja

(output)

baik

kualitas

maupun

kuantitas

yang

dicapai

pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Universitas Sumatera Utara

Kinerja (performance) dapat dipengaruhi oleh tiga faktor (Henry Simamora dalam Mangkunegara 2009:4), yaitu : d. Faktor individual yang terdiri dari : 4. Kemampuan dan keahlian 5. Latar belakang 6. demografi e. Faktor psikologis yang terdiri dari : 6. Persepsi 7. Attitude 8. Personality 9. Pembelajaran 10. Motivasi f. Faktor organisasi yang terdiri dari : 6. Sumber daya 7. Kepemimpinan 8. Penghargaan 9. Pengawasan 10. Struktur 11. Job design

Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Indikator kinerja Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP dalam Mahsun 2006:71). Mathis dan Jackson (2006:378) menyatakan bebrapa indicator kinerja yaitu : 1. Kuantitas dari hasil 2. Kualitas dari hasil 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran 5. Kemampuan bekerja sama

2.2 Penelitian Terdahulu Saman (2006), ”Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Pegawai pada Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Propinsi Jawa Barat”. Hasil analisis ini menunjukkan ada pengaruh positif antara motivasi dan kepemimpinan dengan disiplin kerja. Dalam penelitian ini faktor kepemimpinan digabungkan dengan motivasi, dan disiplin digabungkan dengan kinerja.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah penjelasan secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen (Sugiyono. 2006:47). Henry Simamora (Mangkunegara 2009) menyatakan kinerja dapat dipengaruhi berbagai faktor diantaranya adalah pengawasan.Pengawasan dilakukan agar seluruh kegiatan berlangsung sesuai dengan rencana sehingga sasaran yang telah ditetapkan dapat diraih. Dalam praktek kesehariannya, pegawai banyak tidak mengerjakan pekerjaannya walaupun mereka sanggup mengerjakannya, ini disebabkan pegawai tidak mempunyai motivasi yang baik. Hal ini tentu dapat mempengaruhi kinerja akhir pegawai, dimana kinerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah faktor motivasi (Mangkunegara 2009) Perhatian dan kemampuan pimpinan dalam mengarahkan pegawai akan mempengaruhi tingkat kinerja pegawai . Hal ini juga sesuai dengan teori Henry Simamora (Mangkunegara 2009) yang menyatakan kinerja dapat dipengaruhi berbagai faktor diantaranya adalah faktor kepemimpinan. Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena berkaitan dengan faktor sumber daya manusia. Tinggi rendahnya tingkat kinerja karyawan akan mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, inti masalah kinerja harus dipahami sebagai suatu variabel yang sangat strategis dalam pencapaian tujuan organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian tersebut maka dibuat kerangka konseptual yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

PENGAWASAN (X1) MOTIVASI (X2)

KINERJA (Y)

KEPEMIMPINAN (X3) Sumber : Henry Simamora dalam Mangkunegara (2009:4) (diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis

penelitian

ini

adalah:

”Pengawasan,

Motivasi,

dan

Kepemimpinan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Tapanuli Utara”.

Universitas Sumatera Utara