BAB III METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.id

63 downloads 7502 Views 42KB Size Report
25 Tabel 3.4 Instrumen Pengukuran Keputusan Kredit & Tukar Tambah Variabel Sub Variabel Dimensi a) Produk & Barang a) Jenis motor Honda seken
20

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa: individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Berdasarkan Indriantoro dan Supomo (2002, p.89) Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi ini membantu peneliti untuk: menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti, mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu, dan menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya. Jika dalam penelitian eksplorasi dimaksudkan untuk memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti, penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. Penelitian Deskriptif menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah bisnis. Penelitian ini, meskipun dasarnya tidak dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah bisnis, disebut juga dengan analisis diagnosis yang datanya dapat berupa data kualitatif atau kuantitatif. Pengumpulan data melalui penelitian ini, meskipun demikian, kadang-kadang dimaksudkan juga untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian. Berdasarkan pendapat Sarwono dan Martadiredja (2008, p.58) Definisi penelitian deskriptif adalah riset untuk menggambarkan karakteristik/gejala/fungsi suatu populasi. Zulganef (2008, p.121) Deskriptif dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:

21

a. Ketika peneliti hanya ingin menggambarkan suatu fenomena saja. Misalnya fenomena pengambilan keputusan disebuah perusahaan, fenomena proses pernikahan suku Dani Papua, fenomena gunung berapi meletus, atau bahkan fenomena proses gerhana matahari. b. Ketika peneliti tidak menguji teori atau hipotesis. c.

Cenderung tidak terstruktur, karena tujuannya adalah hanya menggambarkan suatu fenomena saja.

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada konsumen PT Nambo Motorindo Jaya (Jalan Mohammad Toha km 6, Tangerang). Pada penelitian ini, unit analisisnya adalah individu (Individuals), yaitu: konsumen. Dan dimensi waktu (Time Horizon) untuk penelitian ini adalah One Shot Study (Studi Satu Tahap) , yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus. Data yang dikumpulkan dapat berupa data dari satu atau beberapa subyek penelitian yang mencakup satu atau beberapa periode waktu (hari, minggu, bulan, atau tahun). Tipe studi ini lebih menekankan pada frekuensi tahap pengumpulan data, yaitu satu tahap atau sekaligus. Pengumpulan data dilakukan sekaligus melalui metode survey. Setelah itu peneliti tidak melakukan survey lagi terhadap responden yang sama. Sarwono dan Martadiredja (2008, p.65) One Shot Case Study adalah desain yang digunakan untuk meneliti satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali.

22

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Time Horizon

Disain Penelitian Jenis

Metode yang

Unit

Penelitan

digunakan

Analisis

T1-(Peranan

Penelitian

Penelitian

individu

Geografis)

Deskriptif

Deskriptif

(Individuals )

T2-(Peranan

Penelitian

Penelitian

individu

Usia)

Deskriptif

Deskriptif

(Individuals )

T3-(Peranan

Penelitian

Penelitian

individu

Etnis)

Deskriptif

Deskriptif

(Individuals )

T-4-(Peranan

Penelitian

Penelitian

individu

Jenis Kelamin)

Deskriptif

Deskriptif

(Individuals )

T-5-(Peranan

Penelitian

Penelitian

individu

Pendapatan)

Deskriptif

Deskriptif

(Individuals )

One Shot Study

One Shot Study

One Shot Study

One Shot Study

One Shot Study

Sumber: Penulis. Keterangan : 1. T-1 = Mengetahui peranan geografis terhadap sikap konsumen dan dampaknya pada keputusan kredit dan tukar tambah motor seken Honda 2. T-2 = Mengetahui peranan usia terhadap sikap konsumen dan dampaknya pada keputusan kredit dan tukar tambah motor seken Honda 3. T-3 = Mengetahui peranan etnis

terhadap sikap konsumen dan dampaknya

pada keputusan kredit dan tukar tambah motor seken Honda 4. T-4 = Mengetahui peranan jenis kelamin terhadap sikap konsumen dan dampaknya pada keputusan kredit dan tukar tambah motor seken Honda

23

5. T-5 = Mengetahui peranan pendapatan terhadap sikap konsumen dan dampaknya pada keputusan kredit dan tukar tambah motor seken Honda

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Tabel 3.2 Instrumen Pengukuran Faktor Budaya

Variabel

Sub Variabel

Dimensi

a) Geografis

a) Lokasi (tempat tinggal saat ini)

b) Usia

b) 17-27thn,

Faktor Budaya

28-38thn,

38-48thn,

>58thn c) Etnis

c) Suku Jawa, Suku Batak, Suku Cina (Tionghoa), Suku Betawi, dan etnis lainnya ….)

d) Jenis Kelamin

d) Pria dan wanita

e) Pendapatan

e) < 1.000.000, 1.000.000-2.000.000, 2.000.000-5.000.000, > 5.000.000

Sumber: Penulis.

24

Tabel 3.3 Intrumen Pengukuran Sikap Konsumen

Variabel

Sub Variabel a) Kognisi

Sikap

Dimensi a) Keyakinan konsumen b) Pendapat konsumen

Konsumen

c) Pengetahuan konsumen d) Informasi yang dimiliki oleh konsumen b) Afeksi

e) Perasaan atau emosi konsumen

c) Perilaku

f)

Keputusan/ Tindakan yang akan diambil oleh konsumen (membeli/tidak membeli)

Sumber: Penulis.

25

Tabel 3.4 Instrumen Pengukuran Keputusan Kredit & Tukar Tambah

Variabel

Sub Variabel

Dimensi

a) Produk & Barang

a) Jenis motor Honda seken

b) Retail Service

b) Keramahan dan pelayanan

Kredit dan Tukar

yang

Tambah

memuaskan

dari

karyawan c) Proses kredit motor seken d) Proses tukar tambah motor seken c) Harga

e) Harga motor Honda seken yang

ditawarkan

kepada

konsumen d) Lokasi e) Atmosfer

f) dalam

perusahaan

Lokasi tempat usaha

g) Suasana yang nyaman, tata letak ruang yang strategis

Sumber: Penulis. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Nominal (Nominal Scale). Skala Nominal (Nominal Scale) adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi dari construct yang diukur dalam bentuk variable (Indriantoro dan Supomo 2002, p.89). Skala nominal merupakan tipe skala pengukuran yang paling sederhana. Angka atau atribut yang digunakan dalam pengukuran hanya merupakan suatu nama untuk menyebutkan kategori atau kelompok variabel. Skala nominal, oleh karena itu, juga dinamakan dengan skala kategoris.

26

Zulganef (2008, p.98) mengatakan skala nominal: membedakan subjek berdasarkan klasifikasi saja (misalkan pengukuran jenis kelamin, suku, dan agama). Sarwono dan Martadiredja (2008, p.78) Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi objek individual atau kelompok. Sebagai contoh, mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengindentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai label untuk melakukan indentifikasi atau klasifikasi. Sedangkan untuk metode pengukuran sikap dalam penelitian ini menggunakan skala likert (Likert Scale), yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu peneletian. Yang dimaksud dengan sikap yaitu: 1) pengaruh atau penolakan, 2) penilaian, 3) suka atau tidak suka, 4) keposifitan atau kenegatifan terhadap suatu objek psikologis. Biasanya sikap dalam skala likert diekspresikan mulai dari yang paling yang negatif, netral, sampai ke yang paling positif dalam bentuk sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak tahu (netral), setuju, dan sangat setuju. Untuk melakukan kuantifikasi maka skala tersebut kemudian diberi angka sebagai simbol dengan tujuan agar dapat dilakukan perhitungan. Umumnya diberi kode angka. Riduwan dan Kuncoro (2007, p.20) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

27

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Subyek (Self-

Report Data). Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden) (Indriantoro dan Supomo 2002, p.145). Data subyek, dengan demikian, merupakan data penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual atau secara kelompok yang sumbernya. Data subyek selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan (respon) yang diberikan, yaitu: lisan (verbal), tertulis dan ekspresi. Respon verbal diberikan sebagai tanggapan atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam wawancara. Respon tertulis diberikan sebagai tanggapan atas pertanyaan tertulis (kuisioner) yang diajukan oleh peneliti. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

A. Data Primer (Primary Data) Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

B. Data Sekunder (Secondary Data) Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

28

3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket). Teknik pengumpulan data ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Sugiyono (2008, p.199) mengatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

Tabel 3.4 Bobot Nilai Kuisioner Bobot Nilai Kuisioner

Pernyataan Kuisioner

5

Sangat Setuju (SS)

4

Setuju (S)

3

Cukup Setuju (CS)

2

Tidak Setuju (TS)

1

Sangat Tidak Setuju (STS)

Sumber: Penulis.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel Metode pemilihan sampel yang digunakan, yaitu: Metode pemilihan sampel probabilitas atau metode pemilihan sampel secara acak, yaitu terdiri atas metode-metode: Teori dan Distribusi Pemilihan Sampel Probabilitas, Pemilihan Sampel Sistematis, Pemilihan Sampel Acak Berdasarkan Strata, Pemilihan Sampel Berdasarkan Kelompok, Pemilihan Sampel Area.

29

Sugiyono (2008, p.117) mengatakan probability sampling meliputi, simple random

sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).

3.6 Teknik Pengolahan Sampel Dalam teknik pengolahan sampel di penelitian ini menggunakan Metode

Pemilihan Sampel Area (Metode pemilihan sampel probabilitas). Metode Pemilihan Sampel Area pada dasarnya merupakan metode pemilihan sampel acak berdasarkan kelompok yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang lokasi geografisnya terpencar. Metode ini diterapkan jika faktor lokasi menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan sampel. Area pemilihan sampel dapat dibagi berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan (propinsi, kabupaten, kotamadya, atau area yang lebih kecil), berdasarkan wilayah pemasaran produk perusahaan, atau menggunakan dasar pembagian area yang lain. Metode ini digunakan untuk menghemat biaya pemilihan sampel dan tidak tergantung pada kerangka sampel.

3.7 Metode Analisis Data Metode Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur (Path Analysis).

3.7.1 Pengertian Path Analysis Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog & Sorbom,1996; Johnson & Wichern,1992).

30

Jadi, model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat atau ”a set

of hypothesized causal asymetric relation among the variables”.

3.7.2 Manfaat Path Analysis Manfaat lain model path analysis adalah untuk: 1. Penjelasan

(explanation)

terhadap

fenomena

yang

dipelajari

atau

permasalahan yang diteliti. 2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif. 3. Faktor diterminan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). 4. Pengujian model, menggunakan theory triming, baik untuk uji reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

3.7.3 Asumsi-asumsi Path Analysis Asumsi yang mendasari path analysis sebagai berikut: 1. Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal. 2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik.

31

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skal ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliable) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung. 6. Model

yang

dianalisis

dispesifikasikan

(diindentifikasi)

dengan

benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

3.7.4 Model Path Analysis (a) Correlated Path Model 1

P31

e 3

r12 2

P32

(b) Mediated Path Model 1

P31

P21 e1

2

e2 3

P32

32

(c) Independent Path Model 1

P31

e 3

2

P32

Sumber: diambil dari buku Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path

Analysis). Riduwan dan Kuncoro, 2007, hal.03.

3.8 Rancangan Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang ada maka dalam penelitian ini, diteliti 50 orang konsumen yang datang ke perusahaan. Dari uji hipotesis yang ada, telah ditentukan hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang tidak terdapat peranan (menolak), dimana didalam hipotesis ini diberikan penguat berupa bukti berikut ini Ho: 0,05 maka hipotesis diterima. Data yang terkumpul akan dihitung dengan menggunakan program perhitungan SPSS.

3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan

implikasi

hasil

penelitian

dalam

penelitian

ini

adalah

dengan

membagikan terlebih dahulu kuisioner kepada konsumen yang datang ke PT Nambo Motorindo Jaya, dengan tujuan untuk mendapatkan data yang nantinya diolah untuk menjawab pernyataan dalam hipotesis yang diajukan. Setelah nantinya hasil data telah diolah dan didapat hasil akhirnya, maka dapat ditentukan pernyataan sesungguhnya hipotesisnya yaitu bagaimana peranan (kuat/lemah) yang dihasilkan oleh faktor-faktor

33

budaya, seperti geografis, usia, etnis, jenis kelamin, dan pendapatan terhadap sikap konsumen dan keputusan kredit dan tukar tambah motor Honda seken. Dari hipotesis yang nantinya terjawab, maka dapat ditentukan implikasi-implikasi yang relevan yang dapat diberikan, serta saran-saran yang berguna dan bermanfaat bagi perusahaan.