BAB III METODOLOGI PENELITIAN

35 downloads 4362 Views 285KB Size Report
yang terdapat pada buku Metode Penelitian Bisnis, karangan Prof. Dr. Sugiyono. (2011), halaman 416. STUDI LITERATUR. EFISIENSI. EFEKTIVITAS. OPTIMAL.
46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2011, p.3).

3.1

Metode Penelitian

Penulisan dalam penelitian ini menggunakan metode kombinasi model atau disain sequential explanatory (urutan pembuktian), “metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap ke dua dilakukan dengan metode kualitatif” (Sugiyono, 2011, p.415). Metode kuantitatif berperan untuk memperoleh data kuantitatif yang terukur dan metode kualitatif berperan untuk memperdalam data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal, sehingga saling melengkapi.

47

3.2

Kerangka Pikiran

Kerangka pikiran menggambarkan kerangka utama yang digunakan dalam menganalisis kajian yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Kerangka pikiran disusun berdasarkan langkah-langkah penelitian dalam disain sequential explanatory yang terdapat pada buku Metode Penelitian Bisnis, karangan Prof. Dr. Sugiyono (2011), halaman 416. START

KAJIAN PENDAHULUAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN TUJUAN PENELITIAN

STUDI LITERATUR EFISIENSI EFEKTIVITAS OPTIMAL MANAJEMEN PROYEK PROJECT EVALUATION TOOLS, ALBERTA MAJOR CONSTRUCTION PENGEMBANGAN INSTRUMEN

PENGUMPULAN DATA PRIMER, DATA SEKUNDER DAN DATA TERSIER ANALISIS DATA PRIMER, DATA SEKUNDER DAN DATA TERSIER EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK PT. SKP DALAM PROYEK ANPP

KESIMPULAN DAN SARAN KETERBATASAN PENELITIAN KESIMPULAN DARI HASIL PENELITIAN SARAN UNTUK PERUSAHAAN

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikiran FINISH

48

3.3

Rancangan Penelitian

Penjelasan mengenai tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Kajian pendahuluan Pada tahap ini, akan mempertimbangkan topik atau masalah apa yang akan diteliti dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan. Identifikasi permasalahan dan tujuan penelitian Identifikasi permasalahan dilakukan dengan mengadakan diskusi dengan Finance Director PT. SKP serta Operational Director PT. SKP untuk menemukan permasalahan yang sedang dihadapai oleh PT. SKP, dari hasil diskusi tersebut ditemukan permasalahan-permasalahan yang sedang dialami oleh PT. SKP. Permasalahan

tersebut

menimbulkan

pertanyaan

dari

pihak

manajemen. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan manajemen tersebut, yaitu apakah manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP sudah diterapkan dengan optimal atau tidak. “Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini Peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel

49

lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain” (Sugiyono, 2011, p.59). Studi literatur Pada tahap ini, dilakukan pemahaman terhadap landasan teori yang terkait dengan penelitian yang diperoleh dari buku-buku, artikel, penelitian terdahulu, dan jurnal. Landasan teori tersebut antara lain definisi efisiensi, definisi efektivitas, definisi optimal, hal-hal mengenai manajemen proyek, serta metode evaluasi manajemen proyek yang diinspirasi oleh penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Setelah melakukan studi literatur, gambaran mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pengerjaan penelitian ini sudah lebih jelas dan terarah. Pengembangan instrumen Pada tahap ini, penelitian dilanjutkan dengan penemuan instrumen parameter yang dapat digunakan untuk menganalisis efisiensi dan efektivitas manajemen proyek konstruksi. Instrumen tersebut diperoleh dari metode analisis proyek Alberta Major Construction, lalu diuji validitas dan reabilitas oleh peneliti terdahulu untuk mengetahui signifikansinya dalam pembangunan proyek yang disesuaikan dengan sistem, kultur dan keadaan industri konstruksi di Indonesia. Dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh instrumen parameter serta bobot yang sesuai dengan kondisi industri konstruksi di Indonesia, maka dari itu penelitian ini menggunakan instrumen tersebut.

50

Pengumpulan data primer, data sekunder dan data tersier Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data-data primer, sekunder dan tersier yang terkait dengan instrumen parameter penelitian ini. 

Data primer Penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap orang-orang yang terlibat dengan proyek ANPP. Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner, dilakukan pemilihan sampel dari populasi yang ada, pengambilan sampel dilakukan dengan “teknik nonprobability sample (sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2011, p.126).



Data sekunder Pengumpulan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh PT. SKP yang berkaitan dengan penelitian.



Data tersier Pengumpulan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini yang diperoleh dari pihak-pihak ketiga.

Analisis data primer, data sekunder dan data tersier Pada tahap ini akan dianalisis seluruh hasil pengumpulan data-data primer, sekunder dan tersier yang telah dilakukan sebelumnya. Data yang diperoleh melalui kuesioner akan dihitung dengan menggunakan Microsoft Office Excel. Setelah mendapatkan hasil rata-rata dari setiap kriteria dan subsub kriteria, maka akan dikalikan dengan bobot yang diperoleh berdasarkan

51

hasil pembobotan dari penelitian terdahulu. Hasil perkalian tersebut adalah nilai penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP dengan nilai tertinggi adalah 5. Wawancara dilakukan untuk memperoleh kajian yang lebih mendalam mengenai kriteria serta sub kriteria yang digunakan pada kuesioner ini. Evaluasi penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP Setelah mendapatkan hasil dari pengumpulan data (primer, sekunder dan tersier), maka akan dilakukan pembahasan atas hasil dari evaluasi yang telah dilakukan. Pembahasan dilakukan pada setiap kriteria dan pada setiap sub kriteria. Kesimpulan dan saran Hasil dari keseluruhan proses penelitian akan disimpulkan pada tahap ini, sehingga mendapatkan gambaran mengenai kinerja manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP, saran-saran akan diberikan yang diharapkan dapat diimplementasikan oleh PT. SKP.

52

3.4

Metode Analisis

Untuk pengukuran efektifitas dan efisiensi manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP, diperlukan tools yang dianggap sesuai dengan pokok bahasan penelitian. Terdapat beberapa pilihan metode alat ukur, yaitu: Construction Product Industry, Key Performance Indicator “Pengukuran terhadap beberapa indikator penting dalam konstruksi melalui benchmarking terhadap grafik-grafik yang dianggap ideal” (Santoso, 2005, p.53). Matrix Effectiveness Review Technique “Pengukuran dengan menggunakan metode matriks dan menggunakan ilmu statistik sebagai dasar perhitungannya” (Santoso, 2005, p.53). Project Management Scorecard Kaplan & Norton (2000) mengatakan bahwa “Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Selain tetap memberikan penekanan pada pencapaian tujuan finansial, balanced scorecard juga memuat faktor pendorong kinerja tercapainya tujuan finansial tersebut. Scorecard mengukur kinerja perusahaan pada empat perspektif yang seimbang: finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran serta pertumbuhan. Balanced scorecard memungkinkan perusahaan mencatat hasil kinerja finansial sekaligus

53

memantau kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa datang” (p.2). Project Evaluation Tools, Alberta Major Construction Santoso (2005) menjelaskan bahwa kelebihan Project Evaluation Tools dari Alberta Major Construction, antara lain: Merupakan alat ukur yang memang khusus untuk industri konstruksi, sementara beberapa tools lainnya tidak diperuntukan khusus untuk industri konstruksi. Bersifat kuantitatif, memiliki standar nilai yang pasti untuk dijadikan acuan. Tools ini adalah bagaimana mengelola sumber daya yang ada untuk mengatasi three constraint of project management. (p.54)

54

3.5

Project Evaluation Tools, Alberta Major Construction

Penelitian ini mengadaptasi dari penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh mahasiswi MM-FEUI, Mulyawati Santoso dengan judul “Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Manajemen Proyek PT. PNI dalam Proyek The Plaza Semanggi” pada tahun 2005. Pada penelitiannya, beliau menggunakan alat ukur Project Evaluation Tools dari Alberta Major Construction karena dianggap paling cocok untuk mengukur kinerja manajemen proyek suatu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi apakah sudah efisien dan efektif atau tidak. Penjelasan lebih lanjut mengenai tools ini, dapat dilihat pada lampiran 1. Penelitian ini akan menggunakan metode yang sama dengan Santoso lakukan karena penelitian ini akan menganalisa manajemen proyek suatu perusahaan yang bergerak di industri konstruksi dan juga menganalisa efisiensi dan efektivitas manajemen proyek suatu proyek. Dari persamaan tersebut maka metode yang dilakukan oleh Santoso dapat dilakukan pada penelitian ini. Pembahasan dalam bentuk kuesioner untuk menilai efisiensi dan efektivitas manajemen proyek dibagi dalam tiga kuesioner. Terdapat tiga tahap dalam pengambilan kuesioner. Tujuan pengambilan data kuesioner dari tahap pertama sampai kedua yaitu untuk menghasilkan bobot untuk masing-masing kriteria dan masing-masing sub kriteria yang valid serta reliable. Hasil tahap pertama sampai kedua tersebut akan dikalkulasikan dengan hasil kuesioner terakhir yaitu kuesioner tahap ketiga yang diberikan kepada responden yang terlibat langsung pada proyek

55

yang diteliti untuk mengetahui nilai yang diperoleh manajemen proyek dalam menjalankan tugasnya. Pada penelitian ini, hasil dari tahap pertama sampai kedua yang telah dilakukan Santoso akan digunakan pada penelitian ini sebagai acuan untuk bobot masing-masing kriteria dan masing-masing sub kriteria. Bobot kriteria serta bobot sub kriteria tersebut akan digunakan dalam perhitungan akhir kinerja penerapan manajemen proyek ANPP setelah data dari kuesioner tahap ketiga yang dibagikan kepada pihak-pihak yang terkait langsung dalam proyek ANPP telah terkumpul. Perhitungan yang dilakukan untuk memperoleh hasil kalkulasi, dapat dilihat pada gambar berikut:

Nilai Total Sub-sub Kriteria(1) (Skala x Bobot Sub Kriteria(1))

x

Bobot Kriteria (1)

Nilai Total Sub-sub Kriteria(2)

+

(Skala x Bobot Sub Kriteria(2))

x

Bobot Kriteria (2)

+ dan seterusnya

Gambar 3.2 Skema Cara Perhitungan Efisiensi dan Efektivitas Manajemen Proyek Sumber: Santoso, 2005, Pengukuran efisiensi dan efektivitas manajemen proyek PT. PNI dalam proyek The Plaza Semanggi. p.55

Santoso (2005) menjelaskan bahwa hasil akhir yang diperoleh akan berupa angka dengan range antara 1 sampai dengan 5. Hasil tersebut akan dikonversikan dalam bentuk persentase (%) yang menjelaskan seberapa besar jauh usaha yang dilakukan dalam mengejar efisiensi dan efektivitas (100%) dalam pengelolaan manajemennya (Santoso, 2005, p.56).

56

Tahapan-tahapan dari tahap pertama sampai tahap kedua yang telah dilakukan oleh Santoso akan dijelaskan pada sub bab berikut ini.

3.5.1

Tahap Pertama

Kuesioner pada tahap ini terdiri dari kriteria-kriteria umum yang mempengaruhi terciptanya efisiensi dan efektivitas manajemen proyek, pada tahap ini masing-masing kriteria tersebut akan diberi bobot. Kriteria-kriteria diperoleh dari Project Evaluation Tools, Alberta Major Construction, yaitu: 1. Pengaturan Biaya 2. Pengaturan Jadwal 3. Rencana Kerja 4. Progress dan Produktivitas 5. Manajemen Kualitas 6. Pengaturan Keamanan Kerja 7. Organisasi 8. Hubungan Pekerja 9. Manajemen Material 10. Administrasi Sub Kontrak 11. Pengaturan Peralatan Konstruksi (alat-alat berat) 12. Pengaturan Alat-alat (kecil) Kerja Konstruksi 13. Pengaturan Fasilitas Sementara 14. Manajemen Scaffolding

57

Responden dapat menambahkan kriteria apabila ada kriteria yang belum tersedia pada 14 kriteria yang diberikan. Santoso (2005) mengatakan bahwa pekerjaan proyek melibatkan berbagai pihak dengan tugas yang berbeda-beda, maka dari itu terdapat perbedaan pendapat serta pandangan terhadap kriteria-kriteria yang dianggap paling krusial dalam menciptakan efisiensi dan efektivitas manajemen proyek. Tujuan dari tahap ini yaitu untuk mendapatkan keseragaman dari perbedaan-perbedaan pendapat dari berbagai pihak. Responden pada tahap ini terdiri dari para ahli dalam manajemen proyek yang berasal dari berbagai proyek, perusahaan, bidang dan jabatan. Responden berasal dari berbagai kalangan manajemen konstruski yang memiliki keterlibatan secara signifikan dalam proyek, mengalami lintas fungsi manajemen dan mengerti pelaksanaan manajemen proyek. Jabatan minimal adalah Site Manager dan harus merupakan ahli dan telah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun (Santoso, 2005, p.7). Para responden tersebut diminta untuk memberikan bobot mulai dari 0% sampai 100% pada kolom yang tersedia pada kuesioner untuk setiap kriteria-kriteria, total dari bobot seluruh kriteria tersebut harus sama dengan 100%. Kuesioner untuk kriteria ini dapat dilihat pada lampiran 2. Kuesioner untuk kriteria ini diberikan dua kali kepada responden yang sama di waktu yang berbeda. Pengulangan ini bertujuan agar mendapatkan hasil yang valid serta reliable. Hasil dari penilaian masing-masing kriteria dari kuesioner yang pertama dan kuesioner yang kedua dijumlahkan lalu dibagi dua sehingga diperoleh hasil rata-rata akhir. Dari hasil rata-rata akhir tersebut maka dapat dibuat rangking, kriteria yang memiliki

58

bobot paling besar merupakan kriteria yang memiliki tingkatan krusial yang paling tinggi dalam manajemen proyek. Hasil dari tahap pertama yang telah dilakukan oleh Santoso dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil diperoleh dengan cara merata-ratakan penilaian yang diberikan oleh para responden. Kriteria yang dianggap memiliki pengaruh terhadap keseluruhan manajemen proyek adalah kriteria-kriteria yang memiliki bobot dengan signifikasinya >= 5%, kriteria yang memiliki bobot dengan signifikasinya =5%. Responden juga akan mengisi kuesioner ini sebanyak dua kali di waktu yang berbeda agar dapat menghasilkan data yang valid serta reliable. Para responden tersebut diminta untuk memberikan bobot mulai dari 0% sampai 100% pada kolom penilaian yang tersedia pada kuesioner untuk setiap sub-sub kriteria pada masing-masing kriteria, total dari bobot seluruh sub-sub kriteria pada masing-masing kriteria tersebut harus sama dengan 100%. Pembobotan untuk sub kriteria diperoleh dengan cara yang sama dengan pembobotan untuk kriteria. Hasil dari tahap kedua yang telah dilakukan oleh Santoso dapat dilihat pada lampiran 5, pada hasil tersebut dapat dilihat bahwa sub kriteria yang memiliki persentase terbesar merupakan sub kriteria yang memiliki tingkat krusial yang paling tinggi pada masing-masing kriteria. Bentuk kuesioner pada tahap ini sama dengan kuesioner yang digunakan pada tahap ketiga, kuesioner tersebut dapat dilihat pada lampiran 6, perbedaannya hanya pada penilaiannya saja sedangkan seluruh kriteria serta sub-sub kriterianya sama.

60

3.5.3

Tahap Ketiga

Pada penelitian ini, kuesioner serta bobot yang diperoleh dari hasil penelitian Santoso akan digunakan sebagai acuan pengukuran manajemen proyek ANPP. Pada tahap ketiga, pembagian kuesioner serta pengolahan data dari kuesioner akan dilakukan langsung oleh Peneliti. Responden pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proyek ANPP, responden tersebut antara lain Operational Director yang merupakan Project Manager dalam proyek ANPP, Finance Director, Site Manager serta pihak-pihak yang termasuk di dalam organisasi proyek ANPP. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 6. Responden diminta untuk menilai mengenai penerapan kesembilan kriteria serta sub-sub kriteria yang disebutkan pada kuesioner dengan kondisi aktual di proyek ANPP. Responden dapat memilih salah satu pilihan yang telah disediakan, pilihan tersebut adalah TIDAK DITERAPKAN (0%) atau SUDAH DITERAPKAN

25%

atau

SUDAH

DITERAPKAN

50%

atau

SUDAH

DITERAPKAN 75% atau SUDAH DITERAPKAN 100%, hasil pilihan tersebut akan dikonversikan dalam bentuk skala 1 sampai dengan skala 5. Terdapat penyesuaian pada sub-sub kriteria kesembilan, yaitu sub-sub kriteria dari kriteria administrasi sub kontrak. Pada proyek ANPP, PT. SKP merupakan sub kontraktor, maka penilaian pada kriteria ini adalah untuk dapat melihat seberapa besar pemahaman PT. SKP mengenai administrasi sub kontrak.

61

Hasil kuesioner ini diperoleh dengan cara merata-ratakan penilaian yang diberikan oleh seluruh responden. Seluruh komponen yang didapat dari hasil-hasil kuesioner tahap pertama sampai tahap ketiga digunakan untuk menentukan kinerja manajemen proyek ANPP ini sudah diterapkan secara efisien dan efektif atau tidak. Hasil rata-rata dianggap mewakili kondisi aktual dari penerapan kriteria-kriteria dalam proyek ANPP. Setelah diketahui hasil akhir penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP, maka dilakukan wawancara dengan Project Manager dan Site Manager serta dilakukan evaluasi terhadap data-data perusahaan yang berkaitan dengan temuan penelitian.

3.6 Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 1999, p.63). “Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono, 2011, p.64).

62

Variabel-variabel yang dianggap mempengaruhi efisiensi dan efektivitas manajemen dibuat oleh

Bob McTague, President Optima Engineers and

Constructions Inc. and George Jergeas, Director Project Management Specialization Program (University of Calgar) untuk Alberta Economic Development (AEDA). Kedua penulis ini mengusulkan tools untuk memungkinkan kontraktor dan pemilik proyek untuk mengevaluasi kinerja terhadap garis dasar yang telah didefinisikan. Tools ini dibuat berdasarkan laporan audit proyek industri dan pengalaman profesional kedua penulis tersebut. Untuk tools yang akan digunakan oleh perusahaan konstruksi dan individu, kustomisasi direkomendasikan untuk aplikasi untuk setiap proyek tertentu. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai Alberta Major Construction, dapat dilihat pada lampiran 1. Setelah diuji kembali signifikansi variabel-variabel yang telah ditetapkan Alberta Major Construction oleh Santoso terhadap sistem, kultur dan keadaan di Indonesia, maka hasil dari kuesioner tahap pertama dan tahap kedua merupakan variabel-variabel yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja penerapan manajemen proyek di Indonesia. Variabel dependen (Y)

=

Penerapan manajemen proyek PT. SKP pada proyek ANPP.

Variabel independen pengukuran penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP, variabel-variabel tersebut antara lain: X1

=

Rencana Kerja

X2

=

Pengaturan Biaya

63

X3

=

Pengaturan Jadwal

X4

=

Organisasi

X5

=

Progress dan Produktivitas

X6

=

Manajemen Kualitas

X7

=

Manajemen Material

X8

=

Hubungan Pekerja

X9

=

Administrasi Sub Kontrak

Model hubungan antar variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Model penelitian ini terdiri dari atas satu variabel dependen dan sembilan variabel independen. Rumusan masalah deskriptifnya adalah untuk mengetahui seberapa optimal penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP.

X1 X2 X3 X4 X5 X6

Y

X7 X8 X9

Gambar 3.3 Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen Sumber: Hasil Pengolahan Data

64

Masing-masing variabel independen akan dihitung seberapa besar penerapan sub-sub variabelnya, lalu total akhir dari penjumlahan seluruh variabel independen dapat menggambarkan seberapa optimalkah penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP (variabel dependen).

3.7

Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang diperoleh dalam penulisan penelitian ini adalah data kuantitatif dan juga data kualitatif.  Level informasi Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Pengamatan terhadap kondisi, perilaku, peristiwa, orang, dan proses. Setelah itu diadakan wawancara pada awal penelitian untuk mendapatkan permasalahan-permasalahan atau dilema yang sedang terjadi di PT. SKP. Melakukan penyebaran kuesioner kepada responden-responden yang terkait dengan penelitian, yaitu orang-orang yang berkaitan dengan proyek ANPP. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui persepsi dari pihak-pihak yang terkait dalam proyek ANPP mengenai penerapan manajemen proyek PT.SKP.

65

Setelah memperoleh hasil dari kuesioner, maka dilakukan wawancara kembali untuk memperoleh informasi tambahan mengenai penerapan manajemen proyek dalam proyek ANPP. Wawancara dilakukan dengan wakil perusahaan PT. SKP yaitu Bapak Bambang selaku Project Manager dalam proyek ANPP dan Bapak Fredrick selaku Site Manager dalam proyek ANPP. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh Peneliti dalam menggunakan metode wawancara dan juga kuesioner adalah sebagai berikut, Bahwa responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Bahwa apa yang dinyatakan oleh responden kepada Peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. Bahwa interpretasi responden tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh Peneliti. (Sugiyono, 2011, p.188) Sekunder Untuk memperkuat penelitian, maka dilakukan pengumpulan data-data laporan internal dari perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, sehingga dapat menjadi bahan analisa pada penelitian ini.

66

Selain dari dokumen-dokumen internal, informasi pun diperoleh melalui buku-buku, artikel-artikel, serta jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Tersier Pencarian informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian melalui internet.  Jenis sumber informasi Jurnal Artikel Buku teks Penelitian terdahulu  Kuesioner Kuesioner merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila Peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden” (Sugiyono, 1999, p.192).

67

3.8

Pengukuran

Sugiyono (2011) menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh Peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011, p. 136). Penggunaan skala ini bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP. Pilihan jawaban yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut: Sudah diterapkan 0%

=

Sangat Tidak Baik (skor1)

Sudah diterapkan 25%

=

Tidak Baik (skor 2)

Sudah diterapkan 50%

=

Cukup Baik (skor 3)

Sudah diterapkan 75%

=

Baik (skor 4)

Sudah diterapkan 100%

=

Sangat Baik (skor 5)

68

Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB

TB

CB

0%

25%

50%

B

75%

SB

100%

Gambar 3.4 Skala Pengukuran Sumber : Hasil Pengolahan Data Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberikan skor. Kriteria skor ideal pada penelitian ini adalah 5 atau 100%, langkah perhitungan pada penelitian ini (untuk perhitungan tahap ketiga) yaitu, Menjumlahkan hasil perolehan kuesioner dari masing-masing sub kriteria, lalu dibagi rata dengan jumlah responden, maka diperoleh nilai skor rata-rata masing-masing sub kriteria. Setelah mendapatkan nilai skor rata-rata sub kriteria tersebut, lalu nilai skor rata-rata masing-masing sub kriteria tersebut dikalikan dengan bobot masingmasing sub kriteria yang telah diperoleh dari penelitian terdahulu (hasil dari tahap kedua), maka diperoleh nilai skor akhir masing-masing sub kriteria. Setelah mendapatkan nilai skor akhir sub kriteria tersebut, lalu setiap sub kriteria tersebut dikelompokan pada masing-masing kriterianya, lalu dijumlahkan, maka diperoleh nilai skor masing-masing kriteria. Setelah mendapatkan nilai skor kriteria tersebut, lalu nilai skor masing-masing kriteria tersebut dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria yang

69

diperoleh dari penelitian terdahulu (hasil tahap pertama), maka diperoleh nilai skor akhir masing-masing kriteria. Setelah mendapatkan nilai akhir kriteria tersebut, lalu seluruh nilai skor akhir kriteria tersebut dijumlahkan, maka diperoleh nilai skor kinerja penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP (hasil tahap ketiga), lalu diubah menjadi persen.

3.9

Populasi dan Sampel

3.9.1

Populasi

Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011, p.119) Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan sebagai unit analisis adalah karyawan PT. SKP yang terkait dengan proyek ANPP dan termasuk di dalam struktur organisasi proyek ANPP yang dapat dilihat pada lampiran 10. Terdapat 116 orang yang terkait langsung di dalam proyek ANPP yang terdiri dari President Director hingga foreman. Profil pihak-pihak yang terkait dalam proyek ANPP dapat dilihat pada tabel berikut ini,

70

Tabel 3.1

Profil Populasi

JABATAN

JUMLAH Head Office

President Director

1

Operation Director (Project Manager)

1

Finance Director

1

Procurement

1

Project Control

1 Site Office

Site Manager

1

Adm / Cashier

1

Construction Control

1

Quality Assuarance / Quality Control

1

Warehousemen

1

Superintendent

1

Safety Supervisor

1

Field Engineer

1 Site Office (Direct Worker)

Calibration and Loop Test

2

Inspection and Testing

2

Tools Keeper

1

Supervisor Instrument

1

Safety

1

Foreman

96

Sumber: PT. Syamsir Karya Pertama Dari 116 jumlah karyawan, terdapat 103 karyawan yang merupakan karyawan tidak tetap, sedangkan sisanya merupakan karyawan tetap PT. SKP yaitu sebanyak 13 karyawan.

71

3.9.2

Sampel

Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2011, p.120) Penulis melakukan langkah-langkah:  Menentukan target populasi.  Menentukan metode sampling mana yang tepat dengan penelitian ini.  Mencari ukuran sample yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah “teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel” (Sugiyono, 2011, p.125). Jadi, tiap karyawan yang terkait dengan proyek ANPP yang memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Metode nonprobability sampling yang digunakan sampling purposive, yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2011, p.126). Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah pihak-pihak yang dibatasi hingga sampai layer ketujuh, yaitu sampai level supervisor dan merupakan karyawan tetap PT. SKP. Pembatasan ini dikarenakan bahwa sampel ini diyakini memahami konsep manajemen proyek dan terlibat dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan hingga penyelesaian proyek ANPP.

72

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 14 sampel. Sebagai pihak yang mengawasi pekerjaan dari manajemen proyek PT. SKP pada proyek ANPP, maka terdapat satu perwakilan koresponden dari pihak main contractor yaitu quality control yang akan menjadi salah satu sampel pada penelitian ini.

3.10 Teknik Kesimpulan dan Saran

Analisis dilakukan terhadap seluruh data yang telah terkumpul, baik dari hasil pengumpulan primer, sekunder, dan tersier. Hasil dari kuesioner menggambarkan seberapa optimal efisiensi dan efektivitas penerapan manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP. Setiap hasil dari kriteria dan sub kriteria akan menjadi pembahasan dalam wawancara untuk memperdalam analisis penerapan manajemen proyek ini. Setelah melewati proses dari hasil pengumpulan data serta melewati proses analisis, maka hasil penelitian akan diperoleh. Pemberian kesimpulan dan saran akan diberikan yang diharapkan dapat diimplementasikan oleh PT. SKP untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penerapan manajemen proyek.