BAB III

35 downloads 5952 Views 446KB Size Report
penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung ke lapangan, wawancara ... Menurut Sugiyono (2009:221), penentuan sampel atau informan dalam.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu mengidentifikasi potensi budaya yang ada di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, kemudian dikembangkan agar menjadi daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu melibatkan tokoh masyarakat setempat, Pemerintah Daerah dan para pelaku pariwisata. Untuk mengetahui potensi daya tarik wisata budaya yang ada, penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung ke lapangan, wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait, dan studi dokumentasi. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matriks SWOT. Penelitian

ini

bersifat

eksploratif

untuk

merumuskan

strategi

pengembangan berdasarkan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan.

3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Dipilihnya tiga desa ini sebagai lokasi penelitian didasari beberapa pertimbangan, yaitu:

36

37

1. Pura Beji, Pura Dalem Kelod, Pura Dalem Segara Madu dan

Pura Batu

Bolong yang menjadi icon budaya Kecamatan Sawan berada di tiga desa tersebut. 2.

Kunjungan wisatawan ke Pura Dalem Kelod Sangsit dan Pura Dalem Segara Madu Jagaraga masih sedikit, walaupun dua pura tersebut telah ditetapkan sebagai daya tarik wisata budaya oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng.

3. Adanya kerajinan pande besi dan gong di Desa Sawan yang telah

menjadi

daya tarik bagi wisatawan. Beberapa wisatawan baik dari Eropa maupun Asia seperti Jepang sering mengunjungi dan membeli produk kerajinan gong desa ini. 4. Lokasi ke tiga desa tersebut saling berdekatan dan dekat dengan beberapa daya tarik wisata yang sudah terkenal di Buleleng seperti Pura Maduwe Karang di Desa Kubutambahan yang jaraknya sekitar tujuh kilometer di sebelah timur Desa Sangsit, kemudian Air Sanih sekitar 10 Km di sebelah timur Desa Sangsit, dan Kota Singaraja sekitar 7 Km di sebelah Barat. Lokasi penelitian sesuai dengan Gambar 3.1.

38

~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~ ~ ~~~~~~~~~~ ~~~ ~ ~ ~

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Sumber: Data Pokok Kecamatan Sawan (2006)

39

3.3 Teknik Penentuan Informan Menurut Sugiyono (2009:221), penentuan sampel atau informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, karena itu orang yang dijadikan sampel atau informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Mereka menguasai atau memahami pariwisata di Kabupaten Buleleng, khususnya Kecamatan Sawan. 2. Mereka sedang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan pariwisata. 3. Mereka mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai. 4. Mereka tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri. Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan teknik purposive sampling, artinya dengan memilih nara sumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan sehingga mereka akan dapat memberikan masukan secara tepat tentang potensi, kendala dan strategi pengembangan daya tarik wisata budaya di desa tersebut. Informan yang dipilih dalam penelitian ini berasal dari unsur pemerintah, tokoh masyarakat, unsur akademisi, dan para pelaku pariwisata. Daftar informan dapat dilihat pada Lampiran 4. Demi sempurnanya penelitian ini perlu juga mendapat masukan dari unsur wisatawan sebagai user. Dari persepsi dan saran-saran mereka dapat diketahui potensi, kendala dan pengembangan daya tarik wisata budaya di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan. Dalam penelitian ini, penentuan sampel dari wisatawan menggunakan teknik accidental sampling, artinya peneliti mendapatkan informasi

40

dari wisatawan yang secara kebetulan ditemui di tempat penelitian. Menurut Riduwan, (2007:62) siapa saja yang ditemui peneliti asalkan mereka memiliki karakteristik yang sama maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel. Daftar wisatawan dapat dilihat pada Lampiran 5

.

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data kualitatif, berupa hasil wawancara dan observasi di lapangan tentang potensi daya tarik wisata budaya di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan seperti pura, sejarah, upacara keagamaan, mata pencaharian penduduk dan kesenian. 2. Data kuantitatif, berupa jumlah kunjungan wisatawan dan keadaan penduduk Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan. 3.4.2 Sumber data 1. Sumber data primer, yaitu informasi yang bersumber dari pengamatan langsung ke lokasi penelitian, hasil wawancara dan diskusi dengan unsur pemerintah (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Camat Sawan, Kepala Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan), unsur masyarakat, unsur akademisi, pelaku pariwisata (Pemilik Hotel Berdikari, GM Hotel Niki, dan pramuwisata) serta beberapa wisatawan yang sedang berkunjung ke daya tarik wisata di tiga desa tersebut. 2. Sumber data sekunder, yang bersumber dari buku-buku teks, buku-buku teori, hasil penelitian, majalah, jurnal ilmiah dan arsip-arsip resmi yang terkait

41

dengan masalah penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gianyar, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Kecamatan Sawan, Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan pemeriksaan dokumen. 1. Observasi Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan di lapangan terhadap berbagai potensi budaya yang ada di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan. Dalam melakukan pengamatan, peneliti berperan sebagai pengamat partisipatif, yaitu terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2009:145) 2. Wawancara Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka. Peneliti bertanya langsung kepada informan yang dipilih, yaitu pihakpihak yang berkompeten yang dianggap mampu memberikan gambaran dan informasi yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini (Sugiyono, 2009:140). Dalam hal ini peneliti mewawancarai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Camat Sawan,

42

pelaku pariwisata dan tokoh masyarakat Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan tentang potensi, kendala-kendala dan strategi pengembangan daya tarik wisata di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan. Pedoman wawancara sesuai dengan Lampiran 6. 3. Kuesioner Kuesioner merupakan seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden (Sugiyono, 2009:142). Melalui kuesioner dapat diperoleh data mengenai motivasi kunjungan dan persepsi wisatawan terhadap potensi dan pengembangan daya tarik wisata budaya di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan. Daftar pertanyaannya sesuai dengan Lampiran 7. 4. Dokumen Metode dokumen adalah pengumpulan data melalui sumber-sumber tertulis atau dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir (Satori & Komariah, 2009:148). Dokumen atau arsip resmi yang dimiliki pemerintah, seperti Bappeda Kabupaten Buleleng, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Kecamatan Sawan, Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan

serta referensi terkait lainnya seperti

gambar, peta atau foto daya tarik wisata budaya pada tiga desa tersebut.

3.6 Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel berkaitan dengan potensi, kendala, dan pengembangan daya tarik wisata budaya di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan, dalam penelitian ini dipergunakan beberapa instrumen penelitian

43

seperti checklist (daftar periksa) sebagai panduan observasi, pedoman wawancara sebagai panduan wawancara, dan kuesioner sebagai instrumen pendukung. Dan untuk merekam hasil wawancara dan gambar-gambar yang ada di lapangan dipergunakan alat perekam, kamera dan buku catatan lapangan.

3.7 Metode Analisis Data Menurut Sugiyono (2009:244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahanbahan lain secara sistematis sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis matriks SWOT. 1. Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan dengan sekedar angka-angka. Langkah-langkahnya adalah reduksi data, penyajian data dengan bagan dan teks, kemudian penarikan kesimpulan. Temuan potensi-potensi budaya dan kendala-kendala pengembangan dari persepsi masyarakat, wisatawan, pemerintah, para pelaku pariwisata dan wisatawan yang mengacu pada konsep 4 A yang diberikan oleh Cooper (1993) yaitu attraction (atraksi), accessibility (keterjangkauan), amenities (fasilitas/ kenyamanan), dan ancillary services (jasa kelembagaan dan promosi). Dari

44

potensi dan kendala tersebut, kemudian dirumuskan strategi dan program pengembangan daya tarik wisata budaya di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan. 2. Analisis Matriks SWOT Analisis Matriks SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan (Rangkuti, 2008:19). Analisis ini didasari atas logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis situasi internal (faktor-faktor kekuatan dan kelemahan) dikombinasikan dengan situasi eksternal (faktor-faktor peluang dan ancaman) akan menghasilkan beberapa strategi alternatif pengembangan sebagai berikut. 1) Strategi SO, yaitu strategi yang dibuat berdasarkan pemanfaatan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. 2) Strategi ST, yaitu strategi dengan menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman 3) Strategi WO, yaitu strategi yang dibuat berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada 4) Strategi WT, yaitu strategi yang dibuat berdasarkan kepada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha menghindari ancaman.

45

IFAS Strength (S)

Weaknesses (W)

EFAS

Faktor kekuatan internal

Faktor kelemahan internal

Opportunity (O)

Strategi SO

Strategi WO

Strategi ST

Strategi WT

Faktor peluang eksternal Threats (T) Faktor ancaman eksternal

Gambar 3.2 Matriks Analisis SWOT Sumber:Rangkuti (2008) 3.8 Metode Penyajian Hasil Analisis Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara formal (dalam bentuk gambar dan foto) dan informal (dalam bentuk narasi). Hasil analisis identifikasi potensi daya tarik wisata budaya di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan, serta kendala-kendala pengembangannya disajikan dalam bentuk gambar atau foto yang didukung dengan uraian dan interpretasi (Sugiyono, 2009:13).