Bahasa Arab (materi dari UM)

116 downloads 1635481 Views 5MB Size Report
C. Contoh Silabus dan RPP . .... prosedur, dan aktivitas pembelajaran baik aktivitas di kelas maupun di luar kelas. (Al-'Ashily, 2002). Langkah-langkah ... Page 10 .... berbeda-beda (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Padang, Bugis, dan lain-.
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

MODUL PENDALAMAN MATERI BAHASA ARAB

Oleh Drs. H. Ahmad Fuad Effendy, M.A Prof. Dr. Moh. Ainin, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 115 APRIL 2012

DAFTAR ISI

MODUL PENDALAMAN MATERI BIDANG STUDI BAHASA ARAB A. Pendahuluan ............................................................................................ vi B. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... vi KEGIATAN 1 : KONSEP UMUM PEMBELAJARAN BAHASA A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. B. Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik ............................................. C. Teori Belajar Bahasa ................................................................................ D. Sekilas tentang Metode Komunikatif ................................................... E. Ringkasan .................................................................................................. Latihan ...........................................................................................................

1 1 5 10 19 20

KEGIATAN 2: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENYIMAK (ISTIMA') A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... B. Teknik Pembelajaran Maharah Istima’..................................................... C. Materi dan Latihan Maharah Istima’ ....................................................... Daftar Pustaka ................................................................................................

24 24 30 38

KEGIATAN 3: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA (KALAM) A. Tujuan Pembelajaran Maharah Kalam .................................................... B. Teknik Pembelajaran Maharah Kalam ..................................................... C. Materi Latihan/Praktik Maharah Kalam ................................................ Daftar Pustaka ..............................................................................................

39 39 47 57

KEGIATAN 4: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ B. Pengertian Kemahiran Membaca ........................................................... C. Beberapa Jenis Membaca ......................................................................... D. Tingkatan Kemahiran Membaca ............................................................ E. Teknik dan Model Latihan Membaca Berbasis Pengalaman Belajar …............................................................................ F. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca............................................ G. Materi Bacaan dan latihan ...................................................................... Latihan.............................................................................................................

iii

58 58 60 63 64 67 68 84

KEGIATAN 5: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENULIS A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... B. Pengertian Kemahiran Menulis .............................................................. C. Teknik dan Tahapan Pembelajran Kemahiran Menulis ..................... D. Materi Pembelajaran Menulis ............................................................... Latihan ...........................................................................................................

85 85 87 95 100

KEGIATAN 6: KTSP SMA 2006 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................................................ C. Contoh Silabus dan RPP ........................................................................ Latihan ............................................................................................................

iv

101 101 111 123

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Hubungan Hirarkhis antara Pendekatan, Metode, dan Teknik Bagan 2 : Posisi Metode, Pendekatan, Desain, dan Teknik Bagan 3 : Output Pembelajaran Maharah Istima’ Bagan 4 : Output Pembelajaran Maharah Kalam’

v

MODUL PENDALAMAN MATERI BIDANG STUDI BAHASA ARAB

1. PENDAHULUAN Seorang guru bahasa Arab harus memiliki dua kompetensi, yaitu kompetensi metodologis dan kompetensi kebahasaan. Kompetensi metodologis

adalah

penguasaan

metodologi

pengajaran

dan

penerapannya dalam proses pembelajaran. Sedangkan kompetensi kebahasaan

mencakup

keterampilan

berbahasa

dan

penguasaan

kebahasaan dan kebudayaan Arab. Bahasan mengenai pembelajaran membaca

ini

mencakup

penguasaan

teknik-teknik

pembelajaran

menyimak (maharah istima’), berbicara (maharah kalam), membaca (maharah qira’ah), dan teknik pembelajaran menulis (maharah kitabah). Kedua hal ini sangat signifikan untuk meningkatkan kompetensi pengajar bahasa Arab yang berujung pada peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab di sekolah. Sementara itu, kompetensi kebahasaan lebih terkait dengan peningkatakan kemahiran berbahasa bagi guru bahasa Arab (peserta PLPG), baik yang terkait dengan kemahiran menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis. Materi kemahiran berbahasa ini lebih ditekankan pada kegiatan berbahasa secara praktis dan riil komunikatif. Untuk

itu,

latihan-latihan

berbahasa

baik

secara

pasif

(maharah

istiqbaliyyah) maupun aktif (maharah istintajiyyah) ditekankan dalam modul pendalaman materi ini. 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu: 1) Menjelaskan konsep dasar pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran bahasa.

vi

2) Menjelaskan berbagai teori yang mendasari pembelajaran bahasa. 3) Mengenal sistem pembelajaran bahasa Arab dengan metode komunikatif. 4) Mengimplementasikan

teknik

pembelajaran

keterampilan

berbahasa Arab (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang efektif dan menyenangkan. 5) Memahami wacana lisan berbahasa Arab (fahmu al-masmu’) baik dalam bentuk dialog maupun narasi. 6) Menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi lisan dengan memperhatikan unsur-unsur: kelancaran, kefasihan, nada dan tekanan, struktur, ketepatan pilihan kata, isi, dan performansi. 7) Membaca (keras) dan memahami wacana tulis (teks) berbahasa Arab, baik dalam bentuk dialog maupun narasi. 8) Menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi tulis.

vii

KEGIATAN 1 KONSEP UMUM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran bahasa. 2. Menjelaskan berbagai teori yang mendasari pembelajaran bahasa. 3. Menjelaskan keterkaitan antara teori belajar bahasa dengan metode pembelajaran bahasa. 4. Menjelaskan konsep metode komunikati dalam pembelajaran bahasa. 5. Menjelaskan landasan historis dan teoretis metode komunikatif dalam pembelajaran bahasa. 6. Mengenal sistem pembelajaran bahasa Arab dengan metode komunikatif. B. PENGERTIAN PENDEKATAN, METODE, TEKNIK Ada tiga istilah yang sangat mendasar dalam pembelajaran bahasa. Ketiga istilah tersebut menurut Edward Anthony (1963) (dalam Richards dan Rodgers, 1986) adalah pendekatan atau al-madkhal (approach), metode atau ath-thariqah (method), dan teknik atau al-uslub (technique) Dalam penggunaannya, pengertian dan konsep dasar ketiga istilah tersebut perlu dipahami secara tepat dan proporsional, sehingga tidak menimbulkan kerancuan. Menurut Anthony (dalam Richards dan Rodgers, 1986). Pendekatan mengacu pada teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa sebagai dasar dan prinsip pembelajaran bahasa. Pendekatan juga dapat dipahami sebagai seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat

1

2

bahasa dan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau badahy (Al-‘Ashily, 2002). Artinya, kebenaran teori-teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi (Syafi’ie, 1994 dan Al-‘Ashily, 2002). Terkait dengan pengertian ini, ada dua pertanyaan yang patut dikemukakan, yaitu; apa hakikat bahasa itu? dan apa

hakikat

pembelajaran bahasa. Kedua pertanyaan ini saling terkait. Artinya, jawaban tentang hakikat bahasa akan menentukan hakikat pembelajaran bahasa. Dengan ungkapan lain, pandangan tentang hakikat pembelajaran bahasa akan sangat diwarnai oleh pandangan tentang hakikat bahasa. Istilah metode mengacu pada perencanaan secara menyeluruh yang terkait dengan penyajian bahan ajar bahasa secara sistematis. Bagianbagian dalam perencanaan tersebut tidak ada yang kontradiktif (Richards dan Rodgers, 1986). Perencanaan secara menyeluruh tersebut (khuththah syamilah)

digunakan

untuk

mencapai

tujuan

pembelajaran

yang

diharapkan. Dalam perencanaan tersebut tercermin langkah-langkah, prosedur, dan aktivitas pembelajaran baik aktivitas di kelas maupun di luar kelas. (Al-‘Ashily, 2002). Langkah-langkah tersebut dimulai penyusunan

perencanaan

pembelajaran,

penyajian

materi,

dari proses

pembelajaran, dan penilaian hasil belajar (Syafi’ie, 1994). Apabila pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural. Menurut Syafi’ie (1994), istilah metode dapat dimaknai dalam pengertian yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam pengertian luas, metode berarti

perencanaan

secara

menyeluruh

dengan

langkah-langkah

sebagaimana tersebut di atas. Sedangkan pengertian metode dalam arti sempit sama dengan teknik mengajar. Sementara itu, istilah teknik (al-uslub) dalam pembelajaran bahasa mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran di dalam kelas (Richards dan Rodgers, 1986). Teknik pembelajaran berupa berbagai macam cara dan kiat (trick) untuk menyajikan bahan ajar dalam rangka

3

mencapai tujuan khusus pembelajaran. Mengingat teknik bersifat implementatif, maka keberadaannya harus konsisten dengan metode dan pendekatan (Anthony, 1963 dalam Richards dan Rodgers, 1986). Artinya, teknik pembelajaran di kelas yang dibangun oleh guru harus sinergi dengan metode, dan metode yang digunakan juga harus mengacu pada pendekatan pembelajaran bahasa. Hubungan hirarkhis antara ketiga istilah tersebut dalam pembelajaran bahasa dapat diilustrasikan ke dalam bagan 1 berikut ini. PENDEKATAN (‫)اﳌﺪﺧﻞ‬ - teori hakikat bahasa - teori hakikat belajar bahasa - bersifat aksiomatis

METODE (‫)اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ‬ - perencanaan menyeluruh - prosedural

TEKNIK (‫)اﻻﺳﻠﻮب‬ - implementasi perencanaan - trik di kelas (berbagai cara dan kiat pembelajaran) - insidental & operasional

Bagan 1: Hubungan Hirarkhis antara Pendekatan, Metode, dan Teknik Apabila Edaward Anthony menggunakan istilah approach (almadkhal), method (ath-thariqah), dan technique (al-uslub), Richards dan Rodgers (1986) menggunakan istilah method, approach, design, dan procedure. Posisi metode oleh Richards dan Rodgers diletakkan sebagai induk dari pendekatan, perencanaan (design), dan prosedur (al-ijra’at) Secara lebih spesifik, Richards dan Rodgers (1986) memberikan gambaran keempat istilah tersebut sebagaimana pada bagan 2 berikut ini:

4

Method

Approach

Design

a. Teori tentang hakikat bahasa. - pandangan tentang hakikat kemampuan berbahasa. - padangan tentang hakikat pembelajaran bahasa. b. Teori tentang hakikat belajar bahasa. - pandangan tentang proses psikolinguistik dan kognitif yang terlibat dalam belajar bahasa. - perhatian terhadap kondisi yang mendukung proses pembelajaran

a. Tujuan umum dan khusus. b. Model silabus - kreteria pemilihan dan pengorganisasian bahan ajar. c. Tipe kegiatan pembelajaran. - jenis-jenis tugas, kegiatan latihan di kelas, dan bahan ajar d. Peran Pembelajar - jenis tugas yang disusun untuk pembelajar - tingkat penguasaan pembembelajar terhadap materi. - pola pengelompokan pembelajar yang disarankan. - tingkatan pengaruh pembelajar terhadap pembelajaran yang lain. - padangan pembelajar sebagai pemroses, penampil, inisiator, dan sebagai problem solver. e. Peran Guru - jenis tugas guru - tingkatan pengaruh guru terhadap pembelajaran. - tingkatan peran guru dalam menentukan bahan ajar. - jenis interaksi antara guru dan pembelajar f. Peran bahan Ajar - fungsi utama bahan ajar - bentuk bahan ajar (misalnya buku teks, audio visual). - hubungan bahan ajar dengan input yang lain. - asumsi-asumsi yang dibuat tentang guru dan pembelajar yang lain

Procedure a. Teknik dalam kelas, latihan, dan pengamatan perilaku pada saat metode digunakan. - waktu, tempat, dan peralatan yang digunakan guru. - pola-pola interaksi yang teramati dalam kelas. - taktik dan strategi yang digunakan oleh guru dan pembelajar manakala metode digunakan.

Bagan 2: Posisi Metode, Pendekatan, desian, dan Teknik

5

C. TEORI BELAJAR BAHASA 1. Behaviorisme (‫)ﻣﺬﻫﺐ ﺳﻠﻮﻛﻲ\ﻧﻈﺮﻳﺔ ﺳﻠﻮﻛﻴﺔ‬ Teori behavioris (behavioristic approach) merupakan teori psikologi yang dikembangkan oleh

B. F. Skinner dari hasil studi teoritik dan

empirik ilmuwan bernama Pavlov dan Watson (Nunan, 1991). Pavlov (1849-`1939) sebagai pelopor madzhab ini termasyhur dengan teorinya yang menghubungkan stimulus primer (makanan) dan stimulus skunder (nyala lampu dan bunyi lonceng) dengan respons (keluarnya air liur) anjing

yang

dijadikan

sebagai

hewan

percobaan.

Berdasarkan

penelitiannya, Pavlov menemukan bahwa air liur anjing mengalir pada saat lampu menyala meskipun tanpa ada makanan (Al-‘Araby, 1981 dan Effendy, 2005). Selanjutnya teori ini oleh B. F. Skinner (1957) dikembangkan untuk meneliti perilaku manusia (Nunan, 1991) dan diaplikasikan ke dalam dunia pendidikan (Al-’Araby, 1981). Untuk itu, B.F. Skinner diakui sebagai bapak aliran behaviorisme. Bukunya Verbal Behavior (1957) sangat terkenal dan dipakai sebagai rujukan oleh pengikut aliran ini (Baradja, 1990). Dalam mengimplementasikan teori ini, kita harus mengikuti prosedur yang terdiri dari tiga tahap: stimulus (‫)اﳌﺜﲑ‬, respons, (‫)اﻻﺳﺘﺠﺎﺑﺔ‬, dan penguatan/reinforcement (‫ )اﻟﺘﻌﺰﻳﺰ‬atau umpan balik. Suatu perilaku akan muncul

bila didahului oleh stimulus, Perilaku itu dapat diperkuat,

dibiasakan dengan memberikan penguatan (Azies dan Alwasilah, 1996). Apabila teori ini diimplementasikan ke dalam dunia pendidikan, maka dapat dikatakan, bahwa proses belajar terjadi melalui jalinan hubungan antara: (a) stimulus yang membangkitkan perilaku, (b) respons yang timbul oleh adanya stimulus. Hubungan antara dua unsur tersebut dipacu oleh reinforcement (ta’ziz) yang menandai apakah respons itu sesuai atau tidak dan yang mendorong pengulangan tindak respons atau tidak mengulanginya (Syafi’ie, 1994), Untuk itu, menurut teori ini, belajar itu

6

sebagai pembiasaan dan pembiasaan itu dapat terjadi melalui peniruan (imitation), yaitu pembelajar menirukan rangsangan tingkah laku yang cukup sering sehingga menjadi otomatis atau melalui penguatan baik positif (diganjar) maupun negatif (dihukum) (Ellis, 1986). Berikut ini skema hubungan antara stimulus, respons, dan reinforcement yang dikutip dari Richards dan Rodgers (1986).

Reinforcement Yang positif (akan diulangi) Stimulus

pembelajar

response Reinforcement Yang negatif (tidak diulangi lagi)

Dari skema di atas dapat dikemukakan, bahwa penguatan yang positif (dapat berupa pemberian ”ganjaran” (‫)اﻟﺜﻮاب‬

merupakan unsur

yang sangat penting dalam proses belajar. Melalui penguatan yang positif ini, kemungkinan besar perilaku akan terulang dan pada akhirnya akan menjadi suatu kebiasaan. Sebaliknya, penguatan negatif (dapat berupa pemberian ”hukuman” (‫ )العقاب‬akan memperlemah pengulangan perilaku dan pada akhirnya perilaku tersebut tidak akan menjadi kebiasaan. Behaviorisme yang semula merupakan teori psikologi telah memberikan inspirasi kepada para ahli pembelajaran bahasa. Dalam konteks pembelajaran bahasa, aliran behaviorisme menganggap, bahwa untuk menguasai bahasa, anak-anak menirukan ujaran yang dihasilkan oleh penutur dewasa dan berusaha menggunakan bahasa itu. Dengan cara ini, mereka diharapkan membangun suatu pola pengetahuan atau kebiasaan berbahasa yang mereka pelajari (Ellis, 1986). Seorang pengikut aliran behaviorisme menganggap bahwa perilaku bahasa yang efektif

7

tidak lain daripada membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Apabila reaksi itu direstui (reinforced), maka besar kemungkinan rekasi itu akan diulangi dan lambat laun akan menjadi kebiasaan (language habit). Jadi, dengan jalan semacam inilah anak belajar bahasanya (Baradja, 1990). Melalui teori ini dan diperkuat oleh aliran linguistik struktural, lahirlah di Amerika suatu metode pembelajaran bahasa yang disebut dengan Metode Audio Lingual (‫)الطريقة السمعية الشفھية‬. Inti dari metode ini adalah pembiasaan pembelajar menirukan, latihan, dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi (terutama komunikasi lisan). Oleh karena itu, drill-dirl lisan (‫ )ﺗﺪرﻳﺒﺎت ﺷﻔﻬﻴﺔ‬pola-pola kalaimat menjadi dasar dalam metode ini. Di sinilah teori behaviorisme memandang betapa besar peranan language input atau masukan bahasa (‫ )الدخل اللغوي‬dari pihak luar (eksternal), agar pembelajar dapat menguasai bahasa sasaran.

2. Kognitivisme (‫)ﻣﺬﻫﺐ ﻣﻌﺮﻓﻲ\ﻧﻈﺮﻳﺔ ﻣﻌﺮﻓﻴﺔ‬ Nama lain dari kognitvisme adalah mentalisme. Sesuai dengan namanya, teori ini menekankan aspek mental (‫ )العقلية\ المعرفية‬bagi manusia. Teori yang muncul pada pertengahan awal abad ke 20 ini dipelopori oleh seorang ahli bahasa bernama Noam Chomsky. Dia menyerang pandangan kaum behaviorisme, khususnya yang terkait dengan pembelajaran dan pemerolehan bahasa (Al-‘Ashily, 2002). Dalam padangan kognitivisme, bahasa bukanlah hasil dari pembiasaan, melainkan karena pada setiap diri manusia normal sejak lahir di dunia sudah dilengkapi oleh alat untuk memperoleh bahasa atau Language Acquisition Device, selanjutnya disingkat LAD (‫)جھازاكتساب اللغة‬. Melalui alat ini anak bisa belajar bahasa yang dipakai orang di sekelilingnya. Jadi yang dibawa dari lahir hanya LAD (alatnya), sedang bahasa apa yang akan diperoleh anak ditentukan oleh alam sekelilingnya atau bahasa yang digunakan oleh masyarakat di sekelilingnya (Baradja, 1990).

8

Serangan Comsky terhadap pandangan kaum behaviorisme diungkapkan dalam bentuk pertanyaan berikut. Bila bahasa merupakan perilaku yang dipelajari, bagaimana anak bisa mengatakan sesuatu yang tidak pernah dikatakan sebelumnya? Bagaimana mungkin sebuah kalimat baru yang diucapkan seorang anak empat tahun merupakan hasil conditioning? (Azies dan Alwasilah, 1996). Dalam pandangan Ellis (1986), LAD itu dapat bekerja apabila pembelajar memasukkan data, yakni input, Akan tetapi, posisi input atau masukan ini hanya sebagai penyentil (trigger) untuk mengaktifkan LAD. Masukan atau input yang dipajankan dari luar itu tidak membentuk proses pemerolehan bahasa, karena hal ini menjadi tugas utama LAD.

3. Interaksionalisme (‫)ﻣﺬﻫﺐ ﺗﻔﺎﻋﻠﻲ‬ ◌Aliran ِ sebelumnya

ini

tampaknya

(behaviorisme

dan

mencoba

memadukan

mentalisme).

kedua

Penganut

aliran

aliran

ini

menganggap bahwa peroses terjadinya penguasaan bahasa karena berkat adanya interaksi antara masukan bahasa yang dipajankan (exposed) kepada pembelajar dan kemampuan internal yang dimiliki oleh pembelajar, yakni LAD. Bukti-bukti menunjukkan, bahwa seorang anak yang sejak lahir dilengkapi LAD tidak secara otomatis mampu berbahasa tanpa adanya masukan bahasa dari luar (eksternal) (Baradja, 1990). Demikian pula, binatang yang paling cerdas sekalipun, misalnya simpanse tidak akan mampu berbahasa secara kreatif meskipun dia dilatih berbahasa, karena binatang memang tidak dilengkapi dengan LAD.

4, Pemerolehan dan Pembelajaran (‫)اﻻﻛﺘﺴﺎب واﻟﺘﻌﻠﻢ‬ Teori tentang pemerolehan dan pembelajaran dikemukakan oleh Krashen (1981). Dia membedakan antara konsep pemerolehan (acquisition)

9

dan belajar (learning). Menurut Krashen, pembelajar dewasa mempunyai dua cara untuk mengembangkan kemahiran dan pengetahuan dalam menguasai bahasa kedua, yaitu melalui pemerolehan dan belajar. Pemerolehan mengacu pada pengembangan kemampuan berbahasa secara alamiah dan dalam situasi yang komunikatif (Krashen dan Terrel, 11983). Dalam pandangan Krashen, untuk pengembangan kemahiran berbahasa, pemerolehan ini lebih penting daripa belajar. Baradja (1990) memberi contoh pelaut-pelaut kita pandai berbahasa Inggris dengan jalan pemerolehan. Mereka menguasai bahasa Inggris ini dengan cara informal dan mereka tidak mengetahaui atau tidak secara sengaja belajar bahasa Inggris. Mereka sekedar menggunakannya karena adanya keperluan untuk

berkomunikasi. Di lingkungan komunitas

tertentu di Indonesia yang masyarakatnya memiliki bahasa ibu yang berbeda-beda (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Padang, Bugis, dan lainlain), dijumpai anak-anak menguasai bahasa Indonesia bukan melalui belajar, tetapi melalui pemerolehan. Mereka sesama temanya secara tidak sadar berkomunikasi dengan bahasa Indonesia pada saat mereka bermain. Cara kedua yaitu melalui belajar. Belajar bahasa berbeda dengan pemerolehan bahasa. Belajar bahasa berarti mengetahui aturan-aturan, yakni aturn-aturan tentang kaidah bahasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

belajar

bahasa

secara

formal

kurang

berhasil

dalam

mengembangkan kemahiran komunikasi (Krashen dan Terrel, 11983). Secara ekstrim, mereka berdua menegaskan bahwa bahasa tidak dapat diperoleh melalui pembelajaran formal (Baradja, 1990). Dalam belajar bahasa aktivitas yang tampak adalah penggunaan dril-dril, pemecahan masalah, dan latihan lain untuk mencapai kompetensi bahasa. Belajar bahasa berarti memperoleh ”pengetahuan formal” tentang suatu bahasa dan dilakukan dalam setting formal (belajar seluk beluk bahasa dengan guru di kelas dan atau mempelajari seluk beluk bahasa dari buku teks).

10

(Baradja, 1990). Selain itu, belajar bahasa dilakukan secara sadar (conscious). Teori pemerolehan dan pembelajaran bahasa ini akhirnya menjadi dasar dari dari metode alamiah (‫)اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ اﻟﻄﺒﻴﻌﻴﺔ‬. Inti dari metode ini adalah agar pembelajar memiliki keterampilan berkomunikasi dengan menitik beratkan aktivitas pemerolehan bahasa daripada aktivitas belajar. Aktivitas belajar dalam hal-hal tertentu memang penting, tetapi lebih bersifat penunjang saja (Krashen dan Terrel, 1983). D. SEKILAS TENTANG METODE KOMUNIKATIF (‫)الطريقة االتصالية‬ Metode pengajaran bahasa yang ditawarkan oleh para ahlinya sangat beragam. Mackey (1965) misalnya menawarkan sekitar 15 macam metode, di antaranya yaitu (1) Direct Method (‫ )اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ اﻟﻤﺒﺎﺷﺎرة‬, (2) Eclectic Method (‫)اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ اﻻﻧﺘﻘﺎﺋﻴﺔ‬, (3) Natural Method

(‫)اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ اﻟﻄﺒﻴﻌﻴﺔ‬, (4) Grammar-

Translation Method (‫)ﻃﺮﻳﻘﺔ اﻟﻘﻮاﻋﺪ واﻟﺘﺮﺟﻤﺔ‬, dan lain-lain. Akan tetapi, dari 15 macam metode yang ada, tidak ditemukan Metode Audio Lingual (MAL) dan Metode Komunikatif (MK). Berbeda dengan Mackey, Richards. dan Rodgers (1986) mengemukakan delapan macam metode pengajaran bahasa, termasuk di dalamnya MAL dan MK. Dari sekian banyaka metode tersebut, metode pembelajaran bahasa yang relatif lebih mutakhir adalah Pendekatan/Metode Komunikatif.

a. Latar Belakang MK ini merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang berasal dari Inggris. MK ini lahir pada akhir tahun 1960-an. Sebelum itu, metode yang mendominasi percaturan pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua adalah metode Situational Language Teaching selanjtunya

11

disingkat SLT (‫( )طريقة تدريس اللغة الموقفي‬Richards. dan Rodgers, 1986). Metode SLT ini dilandasi oleh aliran linguist struktural versi Inggris (Huda, 1987). Pada hal-hal tertentu, SLT mirip dengan yang ada pada MK. Bahasa diajarkan dengan melatih siswa tentang struktur-struktur dasar dalam berbagai aktivitas yang didasarkan pada hal-hal yang bermakna. Akan tetapi, langkah-langkah pendekatan pengajaran bahasa ini tidak bisa bertahan lama sebab adanya bantahan-bantahan yang diarahkan kepadanya. Pada saat teori linguistik (baca aliran linguistik struktural) yang mendasari MAL ditolak di Amerika Serikat pada dekade 1960-an, para pakar linguistik terapan Inggris mulai mempersoalkan keefektifan pemakaian metode SLT ini. Mereka mengkritik bahwa metode SLT ini tidak bisa dipertahankan lagi, antara lain, karena memprediksikan bahasa berdasarkan peristiwa yang bersifat situasional itu sulit dipertahankan secara masuk akal. Kemudian mereka mengembangkan pengajaran bahasa yang berdasarkan fungsi bahasa dan potensi komunikasi bahasa. Di antara tokoh dari kubu linguistik terapan yang melontarkan kritikan terhadap SLT ini adalah Noam Chomsky seorang pakar linguistik Amerika Serikat yang terkenal. Dia membuktikan bahwa aliran linguistik struktural—yang telah dijadikan landasan teoretis dalam MAL di Amerika Serikat dan SLT di Inggris—telah mengabaikan kreativitas bahasa dan keunikan kalimat (Huda, 1987). Menurut penilaian mereka (pakar linguistik terapan), kita perlu memberikan perhatian yang cukup memadai kepada pengajaran bahasa yang menekankan kemahiran komunikatif, daripada yang hanya memperhatikan perkembangan penguasaan struktur-struktur kalimat (Azies dan Alwasilah, 1996). Selain faktor teoretis yang mendorong pembaharuan metode pembajaran bahasa, ada dorongan lain yang menjadi embrio lahirnya MK ini. Dorongan lain tersebut adalah sebagai berikut: (a) kerjasama yang semakin erat antara negara-negara di Eropa Barat yang tergabung dalam European Common Market dan The Council of Euorope. (b) frekuensi

12

perpindaan orang-orang antar negara-negara di Eropa semakin tinggi. Dalam kondisi seperti ini, diperluakan pembelajaran bahasa asing yang efektif yang bisa memenuhi kebutuhan berkomunikasi antarnegara dan bangsa. Terkait dengan perihal di atas, pada tahun (1971), sekelompok ahliahli pengajaran bahasa mengembangkan program pengajaran bahasa atas dasar sistem satuan kredit. Dalam program ini, materi pengajaran disusun dan dipecah-pecah menjadi satuan-satuan yang lebih kecil atas dasar kebutuhan siswa dalam berkomunikasi. Satuan-satuan itu mewadahi tujuan pengajaran. Kemudian diidentifikasi dua tingkat penguasaan bahasa,

penguasaan

keterampilan

bahasa

dasar

dan

penguasaan

keterampilan bahasa khusus. Agar dapat menguasai bahasa khusus, seorang harus mencapai tingkat ambang penguasaan (threshold level).

b. Landasan Teori MK ini dilandasi oleh linguistik transformasi yang digagas oleh Chomsky (1957) dan teori kompetensi komunikatif yang digagas oleh Hymes (1972). Teori tranformasi sebagai kelanjutan dari aliran linguistik struktural menekankan bahwa studi linguistik tidak hanya ditekankan pada struktur lahir saja atau surface structure

(‫)اﻟﺒﻨﻴﺔ اﻟﺴﻄﺤﻴﺔ\اﻟﺒﻨﺎء اﻟﻈﺎﻫﺮي‬,

tetapi meliputi struktur dalam atau deep structure (‫)اﻟﺒﻨﻴﺔ اﻟﻌﻤﻴﻘﺔ\اﻟﺒﻨﺎء اﻻﺳﺎﺳﻲ‬. Berikut ini gambaran dari hubungan antara struktur lahir dan struktur dalam yang dikutip dari Effendy (2005).

(‫)اﻟﺒﻨﺎء اﻟﻈﺎﻫﺮي‬

‫ﻣﺮﻳﺾ؟‬

(‫ﻫﻞ أﻧﺖ ﻣﺮﻳﺾ؟ )اﻟﺒﻨﺎء اﻷﺳﺎﺳﻲ‬

13

Sejalan dengan itu, Chomsky membagi kemampuan berbahasa menjadi dua, yaitu kompetensi dan performansi. Kompetensi (competenceal-kafa’ah) adalah kemampuan ideal yang dimiliki oleh seorang penutur. Kompetensi ini menggambarkan pengetahuan tentang sistem bahasa yang sempurna, yaitu pengetahuan tentang sistem kalimat (‫)النحوي‬, sistem kata (‫ )الصرف‬, sistem bunyi (‫)األصوات‬, dan sistem makna (‫)الداللة‬. Sementara itu, performansi (‫ )االداء‬adalah ujaran-ujaran yang biasa didengar atau dibaca, yang merupakan tuturan seseorang apa adanya tanpa dibuat-buat, Oleh karena itu, performansi bisa saja tidak sempurna. Meskipun demikian, menurut Chomsky, inti kajian linguistik itu adalah kompetensi, bukan performansi (Huda, 1995). Kompetensi linguistik yang dikemukakan oleh Chomsky tersebut mendapat kritikan dari Dell Hymes. Dia berpendapat, bahwa kompetensi linguistik yang dikemukakan oleh Chomsky itu hanya terbatas pada kemampuan tatabahasa yang terlepas dari konteks, dan ini termasuk penguasaan bahasa taraf permulaan. Penguasaan bahasa yang lebih tinggi mencakup penguasaan aturan-aturan tatabahasa serta aaturan-aturan sosial yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Artinya, seseorang dalam berbahasa harus dapat menggunakan bahasa dan memilih ragam yang tepat sesuai dengan situasi dan hubungan antara pembicara dan pendengar. Orang seperti inilah yang dapat dianggap memiliki ”kompetensi

komunikatif”

(Huda,

1995).

Dengaan

demikian,

pembelajaran bahasa Arab dengan MK menekankan pada kemampuan pembelajar untuk dapat menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi dengan memperhatikan konteks sosial dan budaya.

c. Tujuan Pembelajaran Tujuan umum pembelajaran bahasa (bahasa Arab) dengan MK adalah mengembangkan kompetensi komunikatif pembelajar yang mencakup kemampuan untuk menafsirkan bentuk-bentuk linguistik baik

14

yang dinyatakan secara eksplisit maupun yang terpendam dalam kegiatan-kegiatan psikis (Huda, 1987). Terkait dengan tujuan di atas, maka komponen yang harus dikembangkan dalam kompetensi komunikatif, meliputi kompetensi gramatikal (‫)اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ اﻟﻨﺤﻮﻳﺔ‬, kompetensi sosiolinguistik (‫)اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ اﻟﻠﻐﻮﻳﺔ اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ‬ kompetensi wacana

(‫)ﻛﻔﺎﻳﺔ اﻟﺨﻄﺎب‬, dan kompetensi strategis

(‫)اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ‬

‫اﻻﺳﺘﺮاﺗﻴﺠﻴﺔ‬. Kompetensi gramatikal mengacu pada penguasaan kosa kata, bentukan kata, pembentukan kalimat, ucapan, ejaan, dan makna (semantik). Kompetensi sosiolinguistik berkenaan dengan kompetensi penggunaan bahasa sesuaai dengan konteks sosial (status pembicara dan pendengar, tujuan interaksi, norma, serta aturan interaksi). Kompetensi wacana mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan ujaran yang kohesif dan koherensi. Kohesif adalah hubungan antara ujaran-ujaran dengan alat struktur bahasa untuk memudahkan menafsirkan makna wacana, sedangkan koherensi adalah hubungan antara beberapa makna dalam ujaran (teks). Sementara itu, kompetensi strategis adalah kemampuan penggunaan strategi komunikasi baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal (Huda, 1995).

d. Rancang Bangun Silabus dan Materi Pembelajaran Terkait

dengan

silabus

komunikatif

ini,

Huda

(1989)

mengemukakan bahwa terdapat tiga rancang bangun silabus pengajaran kompetensi komunikatif, yaitu silabus fungsional, situasional, dan nosional. Bahkan ditambah satu versi lagi, yaitu silabus struktural (berbeda dengan silabus struktural yang konvensional). Dalam satu unit pelajaran, butir-butir fungsi, situasi, dan nosi (makna bahasa) dapat samasama disajikan. Misalnya, butir fungsi dapat berupa: meminta informasi, memberi informasi, dan meminta informasi tentang suatu kepastian. Butir

15

situasi bisa di hotel, stasiun, dan toko, butir nosi dapat berupa: ketersediaan, lokasi, harga. Pada umumnya, penyusunan materi pembelajaran bahasa (bahasa Arab) berpegang pada prinsip dari yang mudah ke yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam MK ini, penyusunan materi pembelajaran disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan (need analysis) pembelajar. Artinya, materi yang disusun harulah bermakna dalam arti sesuai dengan kenyataan, jelas konteksnya, dan bukan ”omong kosong”. Materi dapat disajikan dalam bentuk dialog yang bukan sekedar dihafalkan, melainkan dipelajari isinya, kosa kata dan ungkapan komunikatifnya, fungsi-fungsi bahasa yang dikandungnya, dan tentu saja sesuai dengan situasi dan konteksnya (Effeny, 2005). Terkait dengan perihal di atas, Effendy (2005) memberikan contoh dialog yang komunikatif. Setelah pembelajar mempelajari dialog tentang ”arah mata angin” dan dzarf makan, siswa diminta untuk melakukan kegiatan komunikatif (berdialog dengan teman atau bercerita) dengan panduan sebagai berikut;

‫ﺗﺪرﻳﺐ‬ !‫اﺳﺘﻔﻬﻢ ﺻﺪﻳﻘﻚ ﻋﻦ ﺟﻬﺔ اﻷﺷﻴﺎء ﰲ ﻗﺮﻳﺘﻚ‬ 2 ‫اﻟﺘﻠﻤﻴﺬ‬

1 ‫اﻟﺘﻠﻤﻴﺬ‬

‫إﱃ اﻟﺸﻤﺎل‬

‫ إﱃ أﻳﻦ ﻳﺘﺠﻪ ﺑﻴﺘﻚ؟‬-1

‫ اﻟﺸﺎرع ﻏﺮب اﻟﺒﻴﺖ‬,‫ﻻ‬

‫ ﻫﻞ اﻣﺎم اﻟﺒﻴﺖ ﺷﺎرع؟‬-2

‫ وﻏﺮب اﻟﺒﻴﺖ‬,‫ﺷﺮق اﻟﺒﻴﺖ ﺳﺎﺣﺔ واﺳﻌﺔ‬ .‫ﺳﺎﺣﺔ ﺿﻴﻘﺔ‬

‫ ﰲ اي ﺟﻬﺔ ﺗﻘﻊ اﻟﺴﺎﺣﺔ؟‬-3

16

Apabila contoh materi hiwar di atas dilihat dari silabus komunikatif, maka fungsi dialog tersebut adalah untuk meminta informasi tentang posisi hadap/letak rumah, situasinya kemungkinan terjadi di rumah siswa 2, yakni pada saat siswa 1 bertamu ke rumah siswa 2. Sementara itu, nosinya terkait dengan arah mata angin.

e. Peran Siswa, Guru, dan Materi (‫اﻟﺘﻌﻠﻴﻤﻴﺔ‬

‫)وﻇﺎﺋﻒ اﻟﻤﺘﻌﻠﻢ واﻟﻤﻌﻠﻢ واﻟﻤﻮاد‬

Peran siswa (pembelajar) dalam MK berbeda dengan MAL. Apabila dalam MAL peran siswa lebih besifat pasif atau secara ekstrim disebut ”membeo”, karena mereka berfungsi sebagai penerima stimulus. Maka peran siswa dalam MK bersifat aktif. Merekalah yang berperan sebagai negotiator antara dirinya sendiri, proses belajar, dan objek yang dipelajari (Huda, 1987). Dengan ungkapan lain, peran siswa dalam MK ini sebagai pembangun komunikasi (komunikator) dan sekaligus juga sebagai komunikan, sehingga aktivitas komunikasi di kelas tampak hidup dan kondusif. Guru dalam MK ini mempunyai peran yang penting, sekalipun pembelajaran bersifat siswa-sentris. Dalam konteks pembelajaran bahasa dengan MK, Al-’Ashily (2002) memberikaan gambaran tentang tugas guru. Secara kronologis tugas guru adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa akan tindak komunikasi dengan bahasa sasaran (‫)اﻟﻠﻐﺔ اﳍﺪف‬, kemudian

menganalisisnya

dan

menyusunnya

ke

dalam

situasi

komunikatif atau dalam bahasa Arabnya disebut dengan ‫ ﻣﻮاﻗﻒ اﺗﺼﺎﻟﻴﺔ‬sesuai dengan kebutuhan siswa. Selanjutnya, guru menciptakan atmosfir pembelajaran yang kondusif untuk aktivitas berkomunikasi di kelas. Pada saat pembelajaran dimulai, guru bersama siswa membuat kelompok, dan masing-masing kelompok diberi tugas. Dalam hal ini, posisi guru hanya sebagai pengarah dan pendamping (‫والمرشد‬

‫)الموجه‬. Dia harus dapat

17

menjawab pertanyaan mereka dan memberikan mereka saran, serta dia juga harus aktif berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Sementara itu, materi/bahan ajar dalam MK biasanya terdiri dari materi/bahan ajar yang otentik (authentic materials—‫)ﻣﻮاد ﺗﻌﻠﻴﻤﻴﺔ ﺣﻘﻴﻘﻴﺔ‬, tidak dibua-buat

(‫)ﻏﲑﻣﺼﻨﻮﻋﺔ‬.

Pembeljaran

bahasa

(bahasa

Arab)

dengan

menggunakan MK ini dapat memanfaatkan media gambar-gambar cerita (‫)اﻟﺼﻮر اﻟﻘﺼﺼﻴﺔ‬, permainan bahasa (‫)اﻷﻟﻌﺎب اﻟﻠﻐﻮﻳﺔ‬, serta bermain peran secara bergantian (‫)ﺗﺒﺎدل اﻷدوار واﻟﺘﻤﺜﻴﻞ‬. (Al-’Ashily, 2002). Untuk itu dapat dikatakan, bahwa jenis materi dalam MK ini bervariasi. Ada materi yang berbentuk buku teks, ada materi yang berorientasi pada tugas, petunjuk-petunjuk tentang permainan, drama pendek, simulasi, dan tugas-tugas komunikatif lainnya (misalnya menemukan informasi, menyelesaikan masalah, dsb). Jenis materi lainnya misalnya menggunakan barang sungguhan sebagai alat peraga, misalnya majalah, surat kabar, dsb. (Huda, 1987).

f. Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran bahasa dengan menggunakan MK ini cukup variatif.

Masing-masing

pembelajaran

keterampilan

berbahasa

(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) memliki teknik tersendiri sesuai dengan karakternya. Dalam aktivitas lisan misanya, Finocchiaro dan Brumfit (dalam Huda, 1987) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog itu, serta situasi dimana dialog itu mungkin terjadi. 2) Latihan pengucapan kalimat-kalimat yang terdapat dalam dialog itu. Latihan bisa diberikan perorangan, secara kelompok, atau klasikal.

18

3) Pertanyaan diajukan tentang dialog itu dan situasi dalam dialog itu. 4) Pertanyaan serupa, tetapi langsung mengenai situasi masingmasing siswa diajukan. 5) Kelas membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dalam dialog itu dan bisa juga membahas ungkapan-ungkapan serupa yang mungkin muncul atau memiliki kesamaan makna. Bisa pula diskusi tentang struktur kalimat. 6) Siswa melakukan kegiatan untuk menafsirkan dan menyatakan suatu maksud sebagai bagian dari latihan komunikasi yang lebih bebas dan kurang terstruktur. 7) Guru melakukan evaluasi tentang performansi siswa dari kegiatan komunikasi bebas. Berikut ini sebuah contoh tahapan pembelajaran menyimak yang diadaptasi dari Azies dan Alwasilah (1996). Tahap 1:

Guru memberikan motivasi siswa

dengan berdiskusi

bersama

tentang pengalaman siswa dalam kehidupan yang

berhubungan dengan tema teks menyimak yang akan diajarkan. Tahap 2:

Guru mengemukakan tujuan belajar pada hari itu beserta tema teks yang akan dikaji bersama.

Tahap 3:

Guru memutar kaset dua atau tiga kali. Idealnya kaset tersebut berisi suara penutur asli (‫)اﻟﻨﺎﻃﻖ اﻻﺻﻠﻲ‬. Apabila di sekolah tidak memiliki tape recorder atau lab. Bahasa, maka guru

dapat

memperdengarkan

langsung

materi

teks

menyimak melalui tuturannya sendiri. Tahap 4:

Guru mengajukan pertanyaan sederhana tentang isi teks yang diperdengarkan, misalnya

‫ أﻳﻦ ﳚﺮي‬,‫ﻛﻢ ﺷﺨﺼﺎ ﻳﻠﻌﺐ دورا ﰲ اﳊﻮار؟‬

‫( اﳊﻮار؟‬apabila teks yang diperdengarkan dalam bentuk dialog).

19

Tahap 5:

Guru memutar kaset sekali lagi, selanjutnya mengajukan pertanyaan lanjutan sampai siswa dianggap memahami isi teks secara komprehensif.

G. RINGKASAN Pendekatan mengacu pada teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa sebagai dasar dan prinsip pembelajaran bahasa. Pendekatan juga dapat dipahami sebagai seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa yang bersifat aksiomatis. Istilah metode mengacu pada perencanaan secara menyeluruh yang terkait dengan penyajian bahan ajar bahasa secara sistematis. Sementara itu, istilah teknik (al-uslub) dalam pembelajaran bahasa mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran di dalam kelas. Teknik pembelajaran berupa berbagai macam cara dan kiat (trick) untuk menyajikan bahan ajar dalam rangka mencapai tujuan khusus pembelajaran.

Mengingat

teknik

bersifat

implementatif,

maka

keberadaannya harus konsisten dengan metode dan pendekatan. Metode yang relatif paling mutakhir dalam pembelajaran bahasa Arab adalah metode Komunikatif. Metose ini dilandasi oleh linguistik transformasi yang digagas oleh Chomsky (1957) dan teori kompetensi komunikatif yang digagas oleh Hymes (1972). Dalam implementasinya, metode

ini

lebih

menekankan

pada

keterlibatan

siswa

dalam

mengembangkan kemampuan komunikasinya dengan memperhatikan konteks.

20

LATIHAN Pilihlah jawaban yang paling benar 1. Bahasa adalah lisan dan hakikat pembelajaran bahasa adalah untuk mengembangkan kompetensi komunikasi siswa. Penyataan ini merupakan konsep dari: a. Metode b. Teknik c. Pendekatan d. Aksiomatis 2. Suatu rencana menyeluruh yang harus diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Arab disebut. a. Pendekatan b. Metode c. Teknik d. Uslub 3. Trik-trik guru di kelas dalam pembelajaran bahasa Arab yang sifatnya improvisasi, incidental, dan implementatif disebut: a. Metode b. Pendekatan c. Teknik d. Gaya 4. Salah

satu

kelemahan

pandangan

teori

behavioris

dalam

pembelajaran bahasa Arab adalah: a. Siswa tidak akan mampu menguasai bahasa Arab dengan baik b. Pada awal pembelajaran, siswa kurang kreatif dalam mengembangkan kompetensi bahasanya c. Siswa merasa ketakutan dalam belajar bahasa Arab karena adanya stimulus.

21

d. Stimulus yang diberikan dalam pembelajaran bahasa Arab kurang relevan. 5. Aliran yang mengatakan bahwa seseorang dapat berbahasa karena adanya bawaan sejak lahir yang disebut piranti pemerolehan bahasa adalah: a. Interaksionalis b. Mentalis c. Behavioris d. Simbolis 6. Linguistik struktural mengilhami lahirnya metode: a. Komunikatif b. Langsung c. Alamiah d. Audiolingual 7. Prinsip penyusunan bahan ajar bahasa Arab dengan Pendekatan Komunikatif adalah: a. Dari yang mudah ke yang sulit b. Berdasarkan landasan teori linguistik c. Berdasarkan tingkat kesulitan materi d. Berdasarkan kebutuhan komunikasi siswa. 8. Teori linguistik yang mendasari lahirnya Pendekatan Komunikatif adalah: a. Linguistik Struktural b. Lingustik Tradisional c. Linguistik Transformasi d. Linguistik kontenporer. 9. Kompetensi komunikatif yang lebih mengedepankan nilai-nilai sosial adalah pendapat: a. Chomsky b. Rod Ellis

22

c. Dell Hyms d. Jack C. Richards 10. Posisi guru dalam pembelajaran bahasa Arab dengan Pendekatan Komunikatif sebagai a. Sumber input satu-satunya b. Fasilitator c. Pemajan input d. Evaluator

DAFTAR PUSTAKA Al-’Araby, Sholah Abdul Majid. 1981. Ta’allumul Lughati Al-hayyah wa ta’limuha: Bainan An-nadhariyyah wat tathbiq. Luban: Maktabah Lubnan. Al-‘Ashiily, Abdul Aziz Ibn Ibrahim. 2002. Thara’iqu tadrisi ‘Al-Lughati Al’Arabiyyah Lin nathiqina bi Lughatin Ukhra. Riyadl: Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud. Azies, Furqanul dan Al-Wasilah, A. Chaedar. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda karya. Baradja, M.F. 1990. Perkembangan Teori Pemerolehan Bahasa Kedua dalam Kaitannya dengan Proses Belajar-Mengajar. Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP MALANG. Malang: IKIP MALANG. Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat. Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press. Huda, Nuril. 1987. Metode Audio Lingual vs. Metode Komunikatif: Suatu Perbandingan. Makalah disampaikaan dalam Pertemuan Linguistik Bahasa Atma Jaya Jakarta, September 1987. Huda, Nuril. 1989. Pemilihan dan Gradasi Bahan untuk Pengajaran Kompetensi Komunikatif. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Kompetensi Komunikatif dalam Pengajaran Bahasa di Bandung pada tanggal 17—18 Agustus 1989.

23

Huda,

Nuril. 1995. Kompetensi Komunikatif dan Strategi Pengembangannya. Jurnal Nadi’l-Lughah Al-Arabiyyah. 7 (1): 1 s.d 8.

Nunan, David. 1991. Language Teaching Methodologi. New York: Prentice Hall. Syafi’ie, Imam. 1994. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan Himaniora dan Sains, 1 (1): 13 s.d. 28. Richards, Jack C. dan Rodgers, Theodore S. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge Language Teaching Library. Kunci Jawaban

1. c

6. d

2. b

7. d

3. c

8. c

4. b

9. c

5. b

10. b

KEGIATAN 2 PEMBELAJARAN KEMAHARAH MENYIMAK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu: 1. Mengimplementasikan teknik pembelajaran maharah istima dengan baik. 2. Memahami wacana lisan berbahasa Arab yang disimak (‫)فھم المسموع‬, baik pada tataran kalmia maupun wacana. 3. Memberikan respon atau tanggapan terhadap isi wacana lisan berbahasa Arab yang disimak baik secara lisan maupun tulis. B. TEKNIK PEMBELAJARAN MAHARAH ISTIMA’ Kemahiran menyimak (‫ )ﻣﻬﺎرة اﻻﺳﺘﻤﺎع‬merupakan salah satu dari empat kemahiran berbahasa Arab. Dilihat dari tahapan penguasaannya, kemahiran menyimak ini merupakan kemahiran yang pertama kali dikuasai oleh pembelajar. Oleh karena itu, penguasaan kemahiran menyimak merupakan aktivitas yang selayaknya dilakukan sebelum penguasaan kemahiran lainnya (kalam, qira’ah, maupun kitabah). Apalagi jika pembelajaraan bahasa Arab di sekolah/madrasah difokuskan pada peningkatan kompetensi komunikatif. Terkait dengan hal ini, maka penguasaan kemahiran menyimak mutlak harus dimiliki oleh guru bahasa Arab. Berkenaan dengan hal ini, tepat apa yang dikatakan oleh Djiwandono (1996), bahwa tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan terjadi banyak kesalahpahaman dalam komunikasi antara sesama pemakai bahasa, yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari. Anekdot klasik yang sering

24

25

dikemukakan adalah kesalahan dengar seorang pembantu dalam menerima perintah dari majikannya. Kesalahan dengar tersebut terjadi pada bunyi \‫ \ق‬yang oleh pembantu didengar dan dipahami sebagai bunyi \‫\ك‬. Si majikan memerintah pembantunya dengan kalimat !‫القلب‬.‫اشترلي دواء‬

Oleh pembantunya, kalimat tersebut didengar dan

dipahami !‫ اشتر لي دواء الكلب‬Kedua kalimat ini bukan saja berbeda artinya, meskipun hanya berbeda satu fonem, tetapi kesalahan dengar ini berakibat fatal bagi orang yang mengkonsumsi obat yang dibeli, mengingat bunyi perintahnya adalah membelikan obat jantung, tetapi didengar dan dipahami oleh pembantu sebagai perintah membelikan obat anjing. Tujuan Pembelajaran maharah istima’ secara umum adalah agar pembelajar

memiliki

kemampuan

memahami

wacana

yang

diperdengarkan (‫ )ﻓﻬﻢ اﳌﺴﻤﻮع‬dan mampu merespon terhadap tuntutan pada wacana yang didengar. Terkait dengan hal ini, maka indikator kompetensi kemampuan atau kemahiran menyimak wacana berbahasa Arab yang perlu diperhatikan adalah: (a) kemampuan identifikasi bunyi huruf, (b) membedakan bunyi huruf yang mirip, (c) memahami arti kosa kata dan frase (d) memahami kalimat, (e) memahami wacana, dan (f) memberikan respons atau tanggapan terhadap isi wacana yang disimak (Ainin, dkk. 2006). Secara umum ouput pembelajaran maharah istimah dapat dilihat pada bagan 3 berikut ini. Maharah Istima’

Pengenalan Bunyi dan kata

Pemahaman isi

Berikut ini tahapan pembelajaran menyimak

26

(1) Latihan Pengenalan (identifikasi) bunyi-bunyi bahasa Arab. Latihan

ini

merupakan

latihan

dasar

dalam

pembelajaran

menyimak bahasa Arab. Bentuk latihan ini sangat bervariasi. Di antara variasinya adalah sebagai berikut. a. Mengenal bunyi suku kata yang diperdengarkan dan siswa diminta memilih jawaban (memberi tanda √) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan yang diperdengarkan. Misalnya:

‫اﻛﺘﺐ ﻋﻼﻣﺔ )√( أﻣﺎم ﻣﺎ ﺗﺴﻤﻌﻪ‬ ‫غ‬ َ

‫س‬ َ

‫َم‬

‫ َن‬-1

‫َخ‬

‫َك‬

‫َج‬

‫ َق‬-2

‫س‬ َ

‫ش‬ َ

‫َذ‬

‫ث‬ َ -3

b. Mengenal dan membedakan suku kata yang bervokal panjang dan bervokal pendek. Misalnya

‫اﻛﺘﺐ ﻋﻼﻣﺔ )√( أﻣﺎم ﻣﺎ ﺗﺴﻤﻌﻪ‬ ‫ِ ْﰲ‬

ِ ‫ف‬

‫ﻓُﻮ‬

‫ف‬ ُ -1

‫ب‬ َ

‫ب‬ ُ

‫ِ ْﰊ‬

‫ ِب‬-2

‫َو‬

‫ِو ْي‬

‫ِو‬

‫ َوا‬-3

c. Membedakan bunyi yang mirip (‫اﻟﻤﺘﻤﺎﺛﻞ‬

‫ )اﻟﺼﻮت‬dengan meminta siswa

menebak, apakah yang didengarnya itu bunyi ‫ ص‬atau ‫س‬. Misalnya:

27

‫ )أ( ﻟﻠﻜﻠﻤﺔ اﻟﱵ ﲢﺘﻮي ﻋﻠﻰ‬:‫ ﰒ ﺳﺠﻞ إﺟﺎﺑﺘﻚ ﻛﺎﻵﰐ‬،‫اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻵﺗﻴﺔ‬ !"‫ و)ب( ﻟﻠﻜﻠﻤﺔ اﻟﱵ ﲢﺘﻮي ﻋﻠﻰ ﺣﺮف "س‬،"‫ﺣﺮف "ص‬ ‫ﺳﺎر‬ ‫ﺻﺎر‬ ‫ﺻﺎﺣﺐ‬ ‫ﺳﺎﺣﺐ‬

(1 (2 (3 (4

d. Mengenal persamaan fonem pertama pada dua kata yang berpasangan. Dalam hal ini siswa diminta mengidentifikasi apakah fonem pertamanya sama (S) atau tidak sama (TS). Misalnya:

Guru/rekaman

Siswa

‫ ﲨﻴﻞ‬-‫ﺟﺒﲔ‬

S

‫ ﲨﻴﻞ‬-‫زﻣﻴﻞ‬

TS

‫ﺷﻴﻤﺔ – ﺻﻴﺎم‬

TS

e. Mengenal pengucapan vocal bersyiddah

!‫ﻋﲔ اﻟﻜﻠﻤﺔ اﻟﱵ ﻓﻴﻬﺎ ﺷﺪة ﺑﻮﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( ﰲ اﳌﺮﺑّﻊ‬ ّ ‫اﺳﺘﻤﻊ و‬ ‫ج‬

ِ ‫ﺣﺎﻣﻞ‬

‫ﺴﺎب‬ ‫َﻛ‬ ‫ج‬ √

‫ب‬ ‫ﺎل‬‫َﲪ‬ ِ ‫ﻳ‬ ‫ﻜﺴﺐ‬ َ ‫ب‬ √

‫ا‬

‫رﻗﻢ‬

‫َﲪَ َﻞ‬ ‫ﺐ‬ َ ‫َﻛ َﺴ‬ ‫ا‬

1 2 :‫اﻷﺟﻮﺑﺔ‬ ‫رﻗﻢ‬ 1 2

28

(2) Latihan pada tataran kosa kata Latihan kemahiran menyimak pada tataran kosa kata ini meliputi ketepatan dalam mengidentifikasi kata dan pemahan arti kosa kata, misalnya: a. Menenetukan kata-kata mirip. Misalnya:

.‫اﻛﺘﺐ ﻓﻲ اﻟﻤﺮﺑﻊ اﻟﺤﺮف اﻟﻤﻘﺎﺑﻞ ﻟﻠﻜﻠﻤﺔ اﻟﺘﻲ ﺗﺴﻤﻌﻬﺎ‬ ‫اﻟﺼﺤﻴﻔﺔ‬

‫ا‬

‫اﻟﺼﻔﻴﺤﺔ‬

‫ب‬

‫اﻟﺼﻔﺤﺔ‬

‫ج‬

‫اﻟﺼﺤﺎﻓﺔ‬

‫د‬

b. Menentukan makna Kata melalui gambar

.‫ ﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( ﲢﺖ ﺻﻮرة ﺗﺪل ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻟﻜﻠﻤﺔ اﻟﱵ ﺗﺴﻤﻌﻬﺎ‬-1 ‫ﻜﻠب‬

:‫السؤال‬

:‫اﻝﺠواب‬



!‫ اﺧﺘﺮ اﻟﻜﻠﻤﺔ اﻟﻤﺴﻤﻮﻋﺔ اﻟﺘﻲ ﺗﻨﺎﺳﺐ اﻟﺼﻮرة‬-2 ‫( ﻤﺘﺎر‬1

:‫ﻴﻨطق اﻝﻤدرس‬

:‫اﻝﺴؤال‬

‫( ﻤدار‬2 ‫( ﻤطر‬3 ‫( ﻤﺘر‬4 ( ‫ ج ) ﻤطر‬:‫اﻝﺠواب‬

29

(3) Latihan pada tataran kalimat Latihan pada tataran pemahaman kalimat ini juga bervariatif. Misalnya menentukan makna kalimat melalui gambar, merespon ujaran berupa kalimat melalui gerak, dan menjawab pertanyaan dari kalimat yang diperdengarkan. a. menentukan makna kalimat melalui gambar

(√) ‫ اﺳﺘﻤﻊ اﻟﻰ اﻟﻌﺒﺎرات اﻵﺗﻴﺔ ﺛﻢ ﻋﻴّﻦ اﻟﺼﻮرة اﻟﻤﻨﺎﺳﺒﺔ ﺑﻮﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ‬-1 :‫اﻟﻌﺒﺎرات اﻟﻤﺴﻤﻮﻋﺔ‬ ‫ ﻫﺬﻩ ﻃﺎﺋﺮة‬.1 ‫ ﻫﺬﻩ ﺳﻴﺎرة‬.2 ‫ ﻫﺬا ﻗﻄﺎر‬.3 2 :‫اﻟﺠﻮاب‬ b. Memahami Wacana Lisan Tujuan akhir pembelajaran maharah istima’ adalah memahami wacana berbahasa Arab yang diperdengarkan, baik secara langsung maupun melalui alat bantu (tape recorder atau lab. Bahasa). Terkait dengan ini, maka beberapa model tes memahami wacana lisan misalnya: merespon ujaran berupa kalimat melalui gerak, memahami teks sederhana dalam bentuk dialog (menentukan fakta atau informasi tersurat), memahami teks sederhana dalam bentuk narasi (menentukan informasi tersurat atau fakta, menentukan informasi tersirat, dan menyimpulkan), dan seterusnya.

30

C. MATERI DAN LATIHAN MAHARAH ISTIMA’

.‫ اﺳﺘﻤﻊ ﰒ ﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( ﰲ اﳌﺮﺑﻊ اﳌﻨﺎﺳﺐ‬-1 .

‫‪31‬‬

‫‪ -2‬اﺳﺘﻤﻊ ﰒ ﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( ﰲ اﳌﺮﺑﻊ اﳌﻨﺎﺳﺐ‪.‬‬

‫‪ -3‬اﺳﺘﻤﻊ ﰒ أﺷﺮ إﱃ اﻟﺼﻮرة اﳌﻨﺎﺳﺒﺔ‬

‫‪32‬‬

‫‪ -4‬اﺳﺘﻤﻊ‪ ،‬ﰒ ﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( ﰲ اﳌﺮﺑﻊ اﳌﻨﺎﺳﺐ‬

‫‪33‬‬

‫‪ -5‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﳊﻮار‪ ،‬ﰒ ﺿﻊ اﻟﺮﻗﻢ ﰲ اﳌﺮﺑﻊ اﳌﻨﺎﺳﺐ!‬

‫‪34‬‬

‫‪ -6‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﻟﺴﺆال ﰒ ﺿﻊ اﻟﺮﻗﻢ ﰲ اﳌﺮﺑﻊ اﳌﻨﺎﺳﺐ!‬

‫‪-7‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﳊﻮار‪ ،‬ﰒ ﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( اﳌﺮﺑﻊ اﳌﻨﺎﺳﺐ!‬

‫‪35‬‬

‫‪ -8‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﳊﻮار‪ ،‬ﰒ ﺿﻊ اﻟﺮﻗﻢ ﰲ اﳌﺮﺑﻊ اﳌﻨﺎﺳﺐ!‬

‫‪p‬‬ ‫‪ -9‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﳊﻮار‪ ،‬ﰒ ﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( أو )×(‪ ،‬ﰒ ﺻﺤﺢ اﳋﻄﺄ‪.‬‬ ‫)‪ (1‬ﻳﺴﻜﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﰲ اﳌﺪﻳﻨﺔ اﻵن‬ ‫)‪ (2‬ﻛﺎن ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﻳﺴﻜﻦ ﰲ اﻟﻘﺮﻳﺔ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ‬ ‫)‪(3‬‬ ‫)‪(4‬‬ ‫)‪(5‬‬

‫ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﻻ ﻳﻨﺎم ﺑﺴﺒﺐ اﳌﺮض‬ ‫ﺑﺎع ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ اﳌﺰرﻋﺔ واﺷﱰى ﺑﻴﺘﺎ‬ ‫زوﺟﺔ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﺗﺮﻳﺪ اﻟﻘﺮﻳﺔ ﻟﺘﻜﻮن ﻗﺮﻳﺒﺔ ﻣﻨﻬﺎ‬

‫اﻟﺼﻮاب‬ ‫)‪(1‬‬

‫‪.......................................‬‬

‫)‪(2‬‬

‫‪.......................................‬‬

‫)‪(3‬‬

‫‪........................................‬‬

‫‪36‬‬

‫)‪(4‬‬

‫‪.......................................‬‬

‫)‪(5‬‬

‫‪.......................................‬‬

‫‪ -10‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﳊﻮار‪ ،‬ﰒ ﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( أو )×(‪ ،‬ﰒ ﺻﺤﺢ اﳋﻄﺄ‪.‬‬

‫اﻟﺼﻮاب‬ ‫ﻛﺎﻧﺖ اﻷم ﺗﺪﻋﻮ ﻻﺑﻨﻬﺎ ﺑَﺸ ٍﲑ ﰲ ﺻﻠﻮا‪‬ﺎ ‪..................... .‬‬ ‫‪..................... .‬‬ ‫ﻀﻞ اﻻﺑﻦ دراﺳﺔَ اﻟﻌﻠﻮم‬ ‫ﻳـُ َﻔ ‪‬‬ ‫اﻻﺑﻦ اﻟﺪراﺳﺔ ﰲ اﻟﻮﻻﻳﺎت اﳌﺘﺤﺪة ‪..................... . .‬‬ ‫ﻳﺮﻳﺪ ُ‬ ‫‪.....................‬‬ ‫ﻳﻔﻀﻞ اﻷب أن ﻳﺪرس اﺑﻨﻪ ﰲ ﺑﻠﺪﻩ‬ ‫‪.....................‬‬ ‫ﺳﻴﺪرس اﻻﺑﻦ اﳌﺮﺣﻠﺔ اﳉﺎﻣﻌﻴﺔ ﰲ ﺑﻠﺪﻩ‬

‫)‪(1‬‬ ‫)‪(2‬‬ ‫)‪(3‬‬ ‫)‪(4‬‬ ‫)‪(5‬‬

‫‪ -11‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﻟﻨﺺ‪ ،‬ﰒ اﺧﱰ اﳉﻮاب اﻟﺼﺤﻴﺢ ﺑﻮﺿﻊ داﺋﺮة ﺣﻮل اﳊﺮف اﳌﻨﺎﺳﺐ‪.‬‬ ‫ﻋﻤﻞ اﻟﺼﺪﻳﻖ ﰲ اﳊﻜﻮﻣﺔ‬

‫)‪(1‬‬ ‫أ‪-‬‬

‫)‪(2‬‬ ‫أ‪-‬‬

‫)‪(3‬‬ ‫أ‪-‬‬

‫)‪(4‬‬ ‫أ‪-‬‬

‫)‪(5‬‬ ‫أ‪-‬‬

‫ب‪ 9 -‬ﺳﻨﻮات‪،‬‬ ‫‪ 8‬ﺳﻨﻮات‪،‬‬ ‫اﻟﻌﻤﻞ ﰲ اﳊﻜﻮﻣﺔ ﻋﻤﻞ ‪......‬‬ ‫ﺑﻌﺪ أن ﺗﺮك َ‬ ‫ب‪ -‬ﻣﻮﻇﻔﺎ ﰲ ﺷﺮﻛﺔ‪،‬‬ ‫ﺗﺎﺟﺮا‪،‬‬ ‫اﺷﺘُﻬﺮ ﺑﲔ اﻟﻨﺎس ‪......‬‬

‫ج‪10 -‬ﺳﻨﻮات‬ ‫ج‪ -‬ﻃﺒﻴﺒﺎ‬

‫ﻛﺒﲑ‬ ‫ﻷﻧﻪ ﻛﺎن ﻳﺒﻴﻊ اﳌﻼﺑﺲ‪ ،‬ب‪ -‬ﻷﻧﻪ ﻋﺎﻣﻠﻬﻢ ﻣﻌﺎﻣﻠﺔ ﻃﻴﺒﺔ‪ ،‬ج‪ -‬ﻷن ﳏﻠﻪ ٌ‬ ‫ﺑﻌﺪ أن ﺗﺮك ﳏﻠﻪ اﻟﺼﻐﲑ ‪.........‬‬ ‫أﻧﺸﺄ ﺷﺮﻛﺔً ﻟﻠﻤﻼﺑﺲ‪ ،‬ب‪ -‬ﻓﺘﺢ ﻣﺼﻨﻌﺎ ﻟﻠﻤﻼﺑﺲ‪ ،‬ج‪ -‬ﻓﺘﺢ ﳏﻼ ﻛﺒﲑا ﻟﻠﻤﻼﺑﺲ‪.‬‬ ‫أﺻﺒﺢ اﻟﺼﺪﻳﻖ ﻏﻨﻴﺎ ﺑﻌﺪ ‪......‬‬ ‫ب‪ 3 -‬ﺳﻨﻮات‪،‬‬ ‫‪ 4‬ﺳﻨﻮات‪،‬‬

‫ج‪ -‬ﺳﻨﺔ واﺣﺪة‬

‫‪37‬‬

‫‪ - 12‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﳊﻮار‪ ،‬ﰒ ﺿﻊ ﻋﻼﻣﺔ )√( أو )×(‪ ،‬ﰒ ﺻﺤﺢ اﳋﻄﺄ‪.‬‬ ‫)‪(1‬‬ ‫)‪(2‬‬ ‫)‪(3‬‬ ‫)‪(4‬‬ ‫)‪(5‬‬

‫ﻗﺪ‪‬م ﻧﺎﺻﺮ أوراﻗﻪ إﱃ ﻛﻠﻴﺔ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‬ ‫ﻗُﺒِﻞ ﺛﻼﲦﺌﺔ ٍ‬ ‫ﻃﺎﻟﺐ ﰲ ﻛﻠﻴﺔ اﻟﻠﻐﺎت‬ ‫اﻟﻠﻐﺘﺎن اﻷ ُْرِدﻳّﺔ واﻟْﻔﺎرﺳﻴ‪‬ﺔ ﻣﻦ اﻟﻠﻐﺎت اﻟﱵ ﺗُ َﺪ ّرس ﰲ ﻛﻠﻴﺔ اﻟﻠﻐﺎت‬ ‫اﺧﺘﺎر ﻧﺎﺻﺮ اﻟﻠﻐﺘﲔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ واﻟﺴﻮاﺣﻠﻴﺔ‬ ‫اﻷم ﺗﻔﻀﻞ ان ﻳﻠﺘﺤﻖ ﻧﺎﺻﺮ ﺑﻜﻠﻴﺔ اﻵداب‬ ‫اﻟﺼﻮاب‬

‫)‪( 1‬‬ ‫)‪( 2‬‬ ‫)‪( 3‬‬ ‫)‪( 4‬‬ ‫)‪( 5‬‬

‫‪......................‬‬ ‫‪......................‬‬ ‫‪......................‬‬ ‫‪.......................‬‬ ‫‪......................‬‬

‫‪ -13‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﳊﻮار ﰒ أﺟﺐ ﻋﻦ اﻷﺳﺌﻠﺔ!‬ ‫)‪ (1‬أﻳﻦ ﳚﻠﺲ ﳏﻤﺪ؟‬ ‫)‪ (2‬ﻣﺎذا ﻳﻨﺘﻈﺮ؟‬ ‫)‪ (3‬ﻣﻦ أﻳﻦ وﺻﻠﺖ اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺻﺒﺎح اﻟﻴﻮم؟‬ ‫)‪ (4‬ﻣﻦ أي ﺑﻠﺪ ﻳﻨﺘﻈﺮ رﺳﺎﻟﺔ أﺧﺮى؟‬ ‫)‪ (5‬ﻣﻦ ﺳﲑﺳﻞ اﻟﻴﻪ اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ؟‬ ‫)‪ (6‬ﻣﱴ ﻫﺎﺟﺮ ﻓﻴﺼﻞ اﱃ ﻫﻮﻟﻨﺪ؟‬ ‫‪ -14‬اﺳﺘﻤﻊ إﱃ اﳋﱪ ﰒ أﺟﺐ ﻋﻦ اﻷﺳﺌﻠﺔ اﻟﺘﺎﻟﻴﺔ ﺑﺎﺧﺘﺼﺎر!‬

‫)‪ (1‬ﻣﺎاﺳﻢ ا‪‬ﻠﺔ اﳉﺪﻳﺪة؟‬ ‫)‪ (2‬ﻣﺎﻟﻐﺔ ا‪‬ﻠﺔ اﳉﺪﻳﺪة؟‬ ‫)‪ (3‬ﻣﺎاﳍﺪف ﻣﻦ إﻧﺸﺎء ﻫﻴﺌﺔ ا‪‬ﻠﺔ؟‬

38

‫ﺎ اﳍﻴﺌﺔ؟‬‫( أذﻛﺮ أﲰﺎء ﺛﻼث دول ﺳﺎﻋﺪ‬4) ‫( أذﻛﺮ ﺛﻼﺛﺔ أﻧﻮاع ﻣﻦ اﳌﺴﺎﻋﺪات؟‬5) ‫( ﻣﺎاﻟﻘﺎرات اﻟﱵ ﺗﻘﺪم ﳍﺎ اﳍﻴﺌﺔ اﳌﺴﺎﻋﺪات؟‬6)

DAFTAR PUSTAKA Ainin, Moh. dan Asrori, Imam, dan Tohir, M. 2006.Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat. Al-Fauzan, Abd. Rahman bin Ibrahim, Husain, Mukkhtar Ath-Thahir, dan Muhammad Fadl, Muhammad Abdul Kholiq. 2002. AlArabiyyah Baina Yadaik, Kitabu Ath-Thalib 1 dan 2. Ar-Riyadl: Muassasatu Al-waqfi Al-Islami. Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

KEGIATAN 3 PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA (KALAM)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan hakikat pembelajaran maharah kalam. 2. Mengimplementasikan teknik pembelajaran maharah kalam yang komunikatif, inovatif dan interaktif. 3. Menggunakan bahasa Arab sebagai akat komunikasi lisan baik di kela bahasa Arab maupun di luar kelas dengan memperhatikan pelafalan, kelancaran, tekanan dan intonasi, tatabahasa, dan konteks tuturan.

B. TEKNIK PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM Kemahiran berbicara merupakan salah satu kemahiran berbahasa yang aktif-produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa (Djiwandono, 1996). Harris (1969) menegaskan bahwa berbicara itu merupakan kemahiran yang sangat kompleks yang mempersyaratkan penggunaan berbagai kemampuan secara simultan. Kemampuan tersebut meliputi: (a) pelafalan (yang mencakup ciri-ciri segmental-vokal dan konsonan, serta pola tekanan dan intonasi), (b) tatabahasa, (c) kosa kata, (d) kelancaran (fluency), dan (e) pemahaman (kemampuan merespon terhadap suatu ujaran secara baik). Perhatikan bagan 4 berikut ini.

39

40

MAHARAH KALAM

INDIKATOR - Pelafalan - Kelancaran - Tatabahasa - Intonasi dan tekanan - Isi - performansi

KOMUNIKATIF - fungsional - nosional - situasional

Bagan 4. Output Pembelajaran Maharah Kalam

Kemampuan berbicara (maharah kalam) atau muhadatsah merupakan perwujudan dari fungsi bahasa itu sendiri, yaitu sebagai alat komunikasi (terutama komunikasi lisan). Untuk itu, tujuan pembelajaran muhadatsah adalah agar pembelajar mampu menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi lisan dengan memperhatikan konteks yang menyertai bahasa itu digunakan. Secara lebih spesifik, kemampuan yang dimaksud meliputi kemampuan mengkomunikasikan ide, perasaan, gagasan, maupun pikiran, daan menyampaikan informasi. Secara umum, teknik pembelajaran maharah kalam tidak jauh berbeda dengan teknik pembelajaran kemahiran berbahasa lainnya, misalnya pembelajaran istima’. Dalam pembelajaran muhadatsah juga terhadap tahapan-tahapan yang bersifat gradual. Oleh karena itu, pembelajaran maharah kalam dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu pembelajaran maharah kalam terbimbing dan pembelajaran maharah kalam bebas. Dalam katagori pertama, guru memberikan ransangan-ransangan untuk dikembangkan oleh pembelajar ke dalam bentuk aktivitas

41

komunikatif. Sementara itu, dalam katagori kedua, pembelajaran diberi leluasa untuk mengkomunikasikan sesuatu sesuai dengan tema-tema yang ada. Untuk menyesuaikan kondisi di sekolah/madrasah, maka dalam pelatihan ini, teknik pembelajaran maharah kalam lebih difokuskan pada katagori pertama. Teknik pembelajaran dimulai dari yang sangat dasar, yakni pada tataran kata dalam bentuk asosiatif dan identifikasi, latihan pola kalimat sampai pada latihan percakapan (berdialog). Berikut ini langkah-langkah pembelajaran maharah kalam pada tataran penguasaan kata dan pola kalimat yang diadaptasi dari Effendy (2005).

(1) Latihan Asosiasi dan Identifikasi Tujuan

latihan

ini

untuk

melatih

spontanitas

siswa

dan

kepercayaannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya. Bentuk latihannya adalah sebagai berikut: (a) Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang ada hubungannya dengan kata tersebut. Contoh: Guru

Siswa

‫رأس‬

‫ﺷﻌﺮ‬

‫ﻗﻤﻴﺺ‬

‫ﺛﻮب‬

‫ّرز‬

‫ﻓﻼح‬

(b) Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang tidak ada hubungannya dengan kata tersebut. Contoh Guru

Siswa

‫ﺣﺼﺎن‬

‫زﻫﺮة‬

‫ﺣﺬاء‬

‫ﻣﻮز‬

‫ﻗﻠﻢ‬

‫ﻓﺄس‬

42

(c) Guru menyebut satu kata benda, siswa menyebut kata sifat yang sesuai. Contoh:

Guru

Siswa

‫ﺗﻠﻤﻴﺬ‬

‫ﻧﺸﻴﻂ‬

‫ﺷﻌﺮ‬

‫ﻃﻮﻳﻞ‬

‫ﻟﻴﻞ‬

‫ﻣﻈﻠﻢ‬

(2) Lataihan Pola Kalimat Latihan pola kalimat ini merupakan suatu aktivitas pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam

menguasai pola-pola kalimat sebagai modal awal untuk menunju jenjang penguasaan berbicara lebih luas. Dalam kaitannya dengan latihan pola kalimat ini, terdapat tiga tahapan yang dapat dikembangkan, yaitu latihan mekanis, semi komunikatif, dan latihan komunikatif (Effeny, 2005). Contoh latihan pola kalimat mekanis.

ِ ........... ‫ب‬

‫اﳊﺎﻓﻠﺔ‬

‫ﺳﻠﻤﺎن ﻣﺴﺎﻓﺮ اﱃ ﺟﺎﻛﺮﺗﺎ ﻣﻊ أﺣﻴﻪ‬

‫اﻟﻄﺎﺋﺮة‬ ‫اﻟﺴﻴﺎرة‬ ‫اﻟﻘﻄﺎر‬ Contoh latihan pola kalimat semi-komunikatif ..........

‫ﺳﻠﻤﺎن ﻣﺴﺎﻓﺮ اﱃ ﺟﺎﻛﺮﺗﺎ ﻣﻊ أﺧﻴﻪ ِب‬

43

Contoh latihan komunikatif

‫ وأﻧﺖ ﻳﺎ ﻣﺎﺟﺪ؟‬,‫ أﻧﺎ أذﻫﺐ اﱃ اﳌﺪرﺳﺔ ﺑﺎﻷﺗﻮﺑﻴﺲ‬:

‫اﳌﺪرس‬

‫ وأﻧﺖ ﻳﺎ ﺣﺎﻣﺪ؟‬....... ‫ أﻧﺎ أذﻫﺐ اﱃ اﳌﺪرﺳﺔ ِب‬:

‫ﻣﺎﺟﺪ‬

‫ وأﻧﺖ ﻳﺎ ﺳﺎﱂ؟‬,....... ‫ أﻧﺎ أذﻫﺐ اﱃ اﳌﺪرﺳﺔ ِب‬:

‫ﺣﺎﻣﺪ‬

‫ وأﻧﺖ ﻳﺎ ﻧﺒﻴﻞ؟‬....... ‫ أﻧﺎ أذﻫﺐ اﱃ اﳌﺪرﺳﺔ ِب‬:

‫ﺳﺎﱂ‬

ِ ‫ اﻧﺎ أذﻫﺐ اﱃ اﳌﺪرﺳﺔ‬: ‫؟‬....... ‫ وأﻧﺖ ﻳﺎ‬......... ‫ب‬

‫ﻧﺒﻴﻞ‬

(3) Latihan Percakapan Dalam latihan percakapan ini, siswa atau pembelajar dilibatkan dalam kegiatan dialog tentang kehidupan sehari-hari dan pengalaman nyata yang mereka alami. Dalam latihan percakapan ini juga dilatihkan penggunaan macam-macam ucapan selamat (‫)التحيات‬dan juga penggunaan ungkapan basa-basi (‫)اساليب المجامالت‬yang banyak sekali variasinya. Berikut ini contoh langkah-langkah pembelajaran maharah kalam atau hiwar yang bahan ajarnya diambil dari buku teks dengan tema (‫)التعارف‬: a. Guru menjelaskan isi tema atau topik dialog, yang meliputi fungsi komunikatif dan situasi yang menyertai percakapan itu terjadi. b. Guru memperdengarkan (sebagai model) materi hiwar secukupnya. Kegiatan modeling ini tidak selalu dilakukan oleh guru, melainkan dapat dilakukan oleh siswa model. c. Guru melatih pengucapan kalimat-kalimat dalam dialog dan memahami fungsinya. Latihan ini bisa bersifat individual, kelompok, dan klasikal. d. Guru berperan sebagai penutur yang mengajukan pertanyaan yang ada dalam materi dialog, dan siswa diminta menjawab sesuai dengan kehidupan nyata siswa. Misalnya:

44

‫ ﻣﺎاﲰﻚ؟‬:

‫اﳌﺪرس‬

!‫ أﻧﺎ ﺣﺎﻣﺪ‬:

‫اﻟﺘﺒﻤﻴﺬ‬

‫ ﻣﺎ ﻋﻨﻮاﻧﻚ؟‬:

‫اﳌﺪرس‬

.‫ رﻗﻢ ﲬﺴﺔ‬,‫ ﺷﺎرع ﻫﺎﺷﻢ أﺷﻌﺮي‬:

‫ﺣﺎﻣﺪ‬

ِ ‫ﻣﺎﲰﻚ؟‬ :

‫اﳌﺪرس‬

.‫ أﻧﺎ ﻓﺎﺧﺮة‬:

‫اﻟﺘﻠﻤﻴﺬة‬

‫ ﻣﺎ ﻋﻨﻮاﻧﻚ؟‬:

‫اﳌﺪرس‬

.‫ رﻗﻢ ﲦﺎﻧﻴﺔ‬,‫ ﺷﺎرع اﲪﺪ دﺧﻼن‬:

‫ﻓﺎﺧﺮة‬

e. Siswa diminta melakukan percakapan dengan temannya. Tema percakapan masih terkait dengan topik yang dibahas, yakni ‫التعارف‬, yakni pertanyaan tentang identitas diri sebagaimana butir-butir di atas. Dalam percakapan ini, siswa sebaiknya saling berganti peran, sehingga komahiran berbicara yang diperoleh siswa tidak hanya sekedar sebagai perespon, tetapi juga sebagai inisiator yang membangun komunikasi. f. Guru memonitor dang mengevaluasi performansi siswa. Aspek yang dievaluasi biasanya meliputi: intonasi, kelancaran, ketepatan ujaran, penampilan, dan keantusiasan siswa dalam melakukan percakapan.

(4) Bercerita melalui bantuan gambar Bercerita melalui gambar merupakan salah satu teknik untuk melatih siswa agar dia memiliki kemampuan berbicara. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1988), bahwa untuk mengungkapkan kemampuan berbicara siswa, gambar dapat dijadikan

45

rangsangan pembicaraan yang baik. Ransangan berupa gambar sangat baik untuk dipergunakan pada anak-anak usia sekolah dasar ataupun pembelajar bahasa asing (bahasa Arab) tahap awal. Untuk tahap awal, gambar yang dijadikan stimulus sebaiknya berupa gambar tunggal dan pesan yang terdapat dalam gambar tersebut dikenal dan terbaca oleh siswa.

(5) Menceritakan Kembali Kegiatan “menceritakan kembali”—sebagai salah satu bentuk tes kemampuan berbicara—dilakukan dengan cara guru memperdengarkan wacana baik secara langsung maupun melalui tape recorder”. Setelah itu teste diminta menceritakan kembali wacana yang diperdengarkan tersebut dengan susunan bahasanya sendiri. Sudah barang tentu, teste diminta lebih memfokuskan pada bagian-bagian yang paling esensial dari wacana tersebut.

(6) Bercerita Bebas Yang dimaksud dengan berbicerita bebas di sini adalah suatu kegiatan tes kemampuan berbicara yang menuntut teste menceritakan topik-topik tertentu secara bebas. Topik-topik yang dimaksud dapat disediakan oleh guru, kemudian teste memilih sendiri topik yang sesuai dengan selera, pengetahuan dan pengalamannya, atau pihak teste diminta mencari topik sendiri sesuai dengan selera, atau pengalamannya. (6) Wawancara Wawancara merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara pembelajar (teste) dalam suatu bahasa asing (bahasa Arab). Kegiatan wawancara dilakukan oleh seorang penguji atau lebih terhadap teste. Dalam melakukan wawancara, seorang penguji seyogyanya menciptakana situasi yang kondusif agar teste merasa

46

tenang, bebas, gayeng (Jawa), tidak merasa tertekan dan tidak merasa diinterogasi. Perihal yang dipertanyakan dalam wawancara dapat menyangkut berbagai hal, tetapi hendaknya disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan siswa (Valette, 1977:156), (misalnya, berkaitan dengan identitas pribadi siswa (teste), keadaan keluarga, maupun kegiatan siswa sehari-hari). Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih materi wawancara adalah keterkaitan materi tersebut dengan kurikulum dan isi buku teks bahasa Arab yang sudah dipelajari oleh siswa.

(7) Pidato Pidato juga dapat dikatagorikan sebagai salah satu bentuk tes untuk mengukur kemampuan berbicara siswa. Dalam konteks pengajaran dan atau penyelenggaraan tes berbicara, tugas pidato dapat berwujud permainan simulasi, misalnya siswa bersimulasi sebagai kepala sekolah yang berpidato dalam upacara bendera, menyambut tahun ajaran baru, memperingati hari-hari besar nasional, atau hari-hari besar keagamaan (Cf. Nurgiyantoro, 1988). Permasalahannya adalah apakah bentuk tes pidato ini relevan dengan kemampuan siswa yang direkomendasikan oleh kurikulum atau apakah bentuk tes ini merupakan instrumen yang valid untuk mengukur kemampuan berbicara siswa pada tingkat tertentu

(8) Diskusi Diskusi selain sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam

beragumentasi,

juga

dapat

digunakan

untuk

mengukur

kemampuan berbicara. Dalam diskusi ini, teste diminta mengemukakan dan mempertahankan pendapat, ide, dan pikirannya serta merespon pendapat, ide, dan pikiran orang lain (mitra diskusi) secara kritis dan logis. Dalam hal ini, sudah barang tentu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi lisan merupakan indikator yang sangat

‫‪47‬‬

‫‪subtansial dan esensial dalam mencermati kegiatan diskusi. Permasalahan‬‬ ‫‪dalam penyelenggaraan tes ini tidak jauh berbeda dengan permasalahan‬‬ ‫‪penyelenggaraan tes pidato.‬‬

‫‪C. MATERI DAN LATIHAN (PRAKTIK) MAHARAH KALAM‬‬

‫‪ -1‬ﻧﻤﻮذج اﻟﺘﺤﻴﺎت‬ ‫ﺎل ﻟِﺼ ِ‬ ‫ﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي ﻳـَْﻨ َﺠ ْﺢ أَو ﻳَ ْﺴ ْﺘﻌ ِﻤ ْﻞ ‪َ +‬ﻣْﺒـ ُﺮْو ْك‬ ‫ﻳـُ َﻘ ُ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ﻚ‪.‬‬ ‫ﺟﺪﻳْﺪاً‬ ‫ ﺑَ َﺎرَك اﷲ ﻓْﻴ َ‬‫‪ +‬ﺑِﺎﻟ‪‬ﺮﻓَ ِﺎء واﻟْﺒَﻨِ ْﲔ‪.‬‬ ‫ﻚ اﻟّﺬي ﻳـَﺘَـَﺰ‪‬و ْج‬ ‫ﻳـُ َﻘ ُ‬ ‫ﺎل ﻟﺼﺎَ ِﺣﺒِ َ‬ ‫ ُﺷ ْﻜﺮاً ﻟَ ُﻜ ْﻢ\ﺑَ َﺎرك اﷲ ﻓﻴﻚ‪.‬‬‫ﺻﺤﺎ اﻟﻨﻮم‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي ﻳَـ ُﻘ ْﻮم ِﻣ َﻦ اﻟﻨﻮم‬ ‫‪َ +‬‬ ‫ﺻ ‪‬ﺤﻰ اﷲ ﻳَ َﺪك‪.‬‬ ‫ َ‬‫ِ‬ ‫‪ +‬أ َْﻫﻼً ﻳﺎأﺧﻲ\ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﻋﺰﻳﺰي!‬ ‫ﻤﻦ ﻳﺄﰐ إﻟﻴﻚ أو ﻳَﺰورك )ﻟﻠﻀﻴﻒ(‬ ‫ﻳٌﻘﺎل ﻟ ْ‬ ‫ أﻫﻼ ﺑﻚ\أﻫﻼ ﺑﻚ ُﺷﻜًْﺮا‬‫‪ +‬ﻫﺬا ﻗَ ْﺪر ﻣﻼَ ِﻃﻒ‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي ﻧُﺰل ﻳﻪ ُﻣﺼﻴﺒﺔ‬ ‫اﳊﻤﺪ ﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺧﲑ‬ ‫ ْ‬‫ي ٍ‬ ‫ﺻﻼة‬ ‫‪َ +‬ﺣَﺮﻣﺎً‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي ﻳـَْﻨﺘَﻬﻲ ِﻣ ْﻦ أ ‪‬‬ ‫ ﲨَْﻌﺎً إن ﺷﺎء اﷲ‬‫ﺲ ﻟِﺒﺎﺳﺎً َﺟ ِﺪﻳْﺪاً أو ‪ +‬ﻣﱪوك‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي ﻳـَْﻠﺒَ ُ‬ ‫ﺎرك ﻓﻴﻚ‬ ‫ﻳـُْﻨـ َﻌ ُﻢ ﻧِ ْﻌ َﻤ ًﺔ‬ ‫ اﷲ ﻳﺒَ ُ‬‫ِ‬ ‫‪‬ﻌَﺮ أو اﺳﺘَ َﺤ ‪‬ﻢ ‪ +‬ﻧَﻌِْﻴﻤﺎً‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي َْﳛﻠ ُﻖ اﻟﺸ ْ‬ ‫ اﷲ ﻳَ ْﺸ ِﻔﻴﻚ‬‫اﳊَ ّﻤﺎم‬ ‫ﰲ ْ‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي َﳜْﺮج ﻣﻦ ِ‬ ‫اﳋﻼء ‪ِ +‬ﺷﻔﺎء‬ ‫ﺑﻴﺖ ْ‬ ‫ُُ‬ ‫ اﷲ ﻳﺸﻔﻴﻚ\ﺷﻔﺎك اﷲ‬‫)اﳌﺮﺣﺎض(‬ ‫ﺮب أو ‪َ +‬ﻫﻨِﻴﺌﺎً\ﻫﻨﻴﺌﺎ َﻣ ِﺮﻳْﺌﺎ‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي ﻳﺄﻛﻞ أو ﻳ ْﺸ ُ‬ ‫اﻟﺬي ﻳﻨﺘﻬﻲ ﻣﻦ اﻷﻛﻞ واﻟﺸﺮب‬

‫‪َ -‬ﻫﻨ‪‬ﺄَك اﷲ‬

‫‪48‬‬

‫ﺣﲔ ﺗﺄﻛﻞ أو ﺗ ْﺸَﺮب‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ ْ‬

‫ِ‬ ‫اﻟﻌﺸﺎء\اﻟﻐﺪاء َﻣ َﻌﻨﺎ‬ ‫‪ +‬ﺗﻔﻀﻞ ﻳﺎ أﺧﻲ ﺑﺘَﻨﺎول َ‬ ‫‪ +‬ﺗﻔﻀﻞ ﻳﺎ أﺧﻲ ﺑِﺘَﻨﺎول اﻟﺸﺮب ﻣﻌﻨﺎ‬ ‫ ﺑِﺎ ْﳍﻨﺎء واﻟﺸ ِ‬‫‪‬ﻔﺎء ُﺷ ْﻜﺮا‬ ‫ِ‬ ‫ﻳﺎرة ﻟَﻨﺎ!\ﺗﻔﻀﻞِ اِﻧْ ِﺰْل!\ﺑِﺎ ﻟﻨُﺰول‬ ‫‪ +‬ﺗﻔﻀﻞ ﺑﺎﻟ ِﺰ َ‬ ‫ِﻋْﻨﺪﻧﺎ!‬

‫َق َ◌رﺑَﺎﺋِﻪ‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي ﺗـُ ُﻮ ‪‬ﰲ ﺑﻌﺾ أ ْ‬

‫‪ +‬إﻧﺎ ﷲ وإﻧﺎ اﻟﻴﻪ راﺟﻌﻮن\اﻟْﺒَﻘﺎء ﷲ\اﻟْﺒَﻘﻴﺔ ﰲ‬ ‫ﺣﻴﺎﺗﻚ\ﻋ‪‬ﺰاﻛﻢ اﷲ‪.‬‬ ‫ ﺷﻜﺮا ﻟﻚ‪ِ ,‬‬‫ﺣﻔﻈَﻚ اﷲ\ﺳﺒﺤﺎن ﻣﻦ ﻟﻪ‬

‫اﻟﺘﻬﻨﺌﺔ ﻟﻌﻴﺪ اﻟﻔﻄﺮ‬

‫‪ +‬ﻨﺌﻜﻢ ﺑﻌﻴﺪ اﻟﻔﻄﺮ اﳌﺒﺎرك‬

‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي َﳝُﺮ ِﲟْﻨ ِﺰﻟﻚ‬

‫‪ -‬اﷲ ﳛﻔﻈﻚ\ ُﺷ ْﻜﺮا\ﺷﻜﺮا‪ ,‬ﰲ ﻓﺮﺻﺔ أﺧﺮى‬

‫اﻟﺪوام‬

‫ أﻋﺎد اﷲ ﻋﻠﻴﻨﺎ وﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺎﻟْﻴﻤﻦ واﻹﺳﻌﺎد‬‫ﺮوﺟﻜﻢ ﻣﻦ اﳌﺴﺘﺸﻔﻰ ﺑﻌﺪ ِﺷﻔﺎﺋِﻜﻢ‬ ‫ﻳﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ اﻟﺬي ﺧﺮج ﻣﻦ اﳌﺴﺘﺸﻔﻰ ‪ +‬ﻣﱪوك ُﺧ ُ‬ ‫اﻟﺘﺎم‬ ‫ﺑﻌﺪ اﻟﺸﻔﺎء‬ ‫‪ -‬ﺑﺎرك اﷲ ﻓِْﻴ ُﻜﻢ َوَﻣﺘ‪‬ﻌﻜﻢ ﺑِﺎﻟﺼﺤﺔ داﺋِﻤﺎً‬

‫‪ -2‬ﺗﺒﺎدل اﻟﺤﻮار ﻣﻊ زﻣﻴﻠﻚ ﻛﻤﺎﻓﻲ اﻟﻤﺜﺎل!‬ ‫‪ : +‬اﻟﺴﻼم ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﲪﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬ ‫ ‪ :‬وﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺴﻼم ورﲪﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬‫‪ : +‬أﻫﻼ وﺳﻬﻼ!‬ ‫‬‫‪+‬‬ ‫‬‫‪+‬‬

‫‪ :‬أﻫﻼ ﺑﻚ!‬ ‫‪ :‬ﻣﺎاﲰﻚ؟‬ ‫‪ :‬أﻧﺎ ‪!............‬‬ ‫‪ :‬ﻣﺎ ﻋﻨﻮاﻧﻚ؟‬

‫ِ‬ ‫ﻣﺎﲰﻚ؟‬ ‫ ‪ :‬ﺷﺎرع ﻫﺎﺷﻢ أﺷﻌﺮي‪ ,‬رﻗﻢ ﲬﺴﺔ‪ ،‬و‬‫‪ : +‬أﻧﺎ ‪............‬‬

‫‪49‬‬

‫ ‪ :‬ﻣﺎ ﻋﻨﻮاﻧﻚ؟‬‫‪ : +‬ﺷﺎرع اﲪﺪ دﺧﻼن‪ ,‬رﻗﻢ ﲦﺎﻧﻴﺔ‪.‬‬ ‫ ‪ :‬ﺷﻜﺮا!‬‫‪ : +‬ﻋﻔﻮا !‬

‫‪ -3‬اﺣﻚ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎﺗﻚ اﻟﺸﺨﺼﻴﺔ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻟﻌﺒﺎرات اﻵﺗﻴﺔ!‬ ‫‪-------------------- :‬‬ ‫اﻻﺳﻢ ﺑﺎﻟﻜﺎﻣﻞ‬ ‫ﻣﺴﻘﻂ اﻟﺮأس\ﺗﺎرﻳﺦ اﳌﻴﻼد ‪--------------------- :‬‬ ‫‪--------------------- :‬‬ ‫اﻟﺴﻦ\اﻟﻌﻤﺮ‬ ‫‪--------------------- :‬‬ ‫اﻟﻌﻨﻮان‬ ‫‪--------------------- :‬‬ ‫رﻗﻢ اﳉﻮال‬ ‫‪--------------------- :‬‬ ‫رﻗﻢ اﳍﺎﺗﻒ‬ ‫‪--------------------- :‬‬ ‫اﳍﻮاﻳﺔ‬ ‫‪--------------------- :‬‬ ‫اﳌﺪرﺳﺔ‬ ‫‪--------------------- :‬‬ ‫اﳉﻨﺴﻴﺔ‬ ‫ﻚ ﻋﻦ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎﺗﻚ اﻟﺸﺨﺼﻴﺔ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ‬ ‫‪ -4‬ﺗﺒَﺎَ َدل اﻟ ‪‬‬ ‫ْﺠ َﻮاب َﻣ َﻊ َزِﻣ ْﻴﻠِ َ‬ ‫ﺴ َﺆال َواﻟ َ‬ ‫ﺑﺎﻟﻌﺒﺎرات اﻵﺗﻴﺔ!‬

‫اﻻﺳﻢ ﺑﺎﻟﻜﺎﻣﻞ‬ ‫ﻣﺴﻘﻂ اﻟﺮأس‬ ‫ﺗﺎرﻳﺦ اﳌﻴﻼد‬ ‫اﻟﺴﻦ\اﻟﻌﻤﺮ‬ ‫اﳉﻨﺴﻴﺔ‬ ‫اﻟﻌﻨﻮان‬ ‫اﳌﻬﻨﺔ‬

‫‪50‬‬

‫رﻗﻢ اﳉﻮال‬ ‫رﻗﻢ اﳍﺎﺗﻒ‬ ‫اﳍﻮاﻳﺔ‬ ‫‪ -5‬اﺣﻚ ﺣﻴﺎﺗﻚ اﻟﻴﻮﻣﻴﺔ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻷﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ‪.‬‬ ‫ ﻣﱴ ﺗﺴﺘﻴﻘﻆ؟‬ ‫ ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﺑﻌﺪ أن ﺗﺴﺘﻴﻘﻆ؟‬ ‫ أﻳﻦ ﺗﺼﻠﻲ اﻟﻔﺠﺮ؟‬ ‫ ﻛﻴﻒ ﺗﺼﻠﻲ اﻟﻔﺠﺮ؟‬ ‫‬ ‫‬ ‫‬ ‫‬

‫ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﺑﻌﺪ اﻟﺼﻼة؟‬ ‫ﻣﱴ ﺗﺬﻫﺐ اﱃ اﳌﺪرﺳﺔ؟‬ ‫ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﰲ اﳌﺪرﺳﺔ؟‬ ‫ﻣﱴ ﺗﺮﺟﻊ ﻣﻦ اﳌﺪرﺳﺔ؟‬

‫ ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ؟‬ ‫ ﻣﱴ ﺗﺼﻠﻰ اﻟﻌﺼﺮ؟‬ ‫ أﻳﻦ ﺗﺼﻠﻰ اﻟﻌﺼﺮ؟‬ ‫‬ ‫‬ ‫‬ ‫‬

‫ﻛﻴﻒ ﺗﺼﻠﻰ اﻟﻌﺼﺮ؟‬ ‫ﻣﱴ ﺗﻔﻌﻞ ﺑﻌﺪ ﺻﻼة اﻟﻌﺼﺮ؟‬ ‫ﻣﱵ ﺗﺼﻠﻲ اﳌﻐﺮب؟‪،‬اﻳﻦ ﺗﺼﻠﻲ اﳌﻐﺮب؟‬ ‫ﻛﻴﻒ ﺗﺼﻠﻰ اﳌﻐﺮب؟‬

‫‬ ‫‬ ‫‬ ‫‬

‫ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﺑﻌﺪﺻﻼة اﳌﻐﺮب؟‬ ‫ﻣﱴ ﺗﺼﻠﻰ اﻟﻌﺸﺎء؟‬ ‫أﻳﻦ ﺗﺼﻠﻲ اﻟﻌﺸﺎء؟‬ ‫ﻛﻴﻒ ﺗﺼﻠﻲ اﻟﻌﺸﺎء؟‬

‫ ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﺑﻌﺪ ﺻﻼة اﻟﻌﺸﺎء؟‬

‫‪51‬‬

‫‪ -6‬اﺣﻚ ﺗﻨﺎوﻟﻚ اﻟﻄﻌﺎم ﺷﻔﻬﻴﺎ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻷﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ‪.‬‬ ‫• أﻳﻦ ﺗﺘﻨﺎول ﻃﻌﺎﻣﻚ؟‬ ‫• ﻣﱴ ﺗﺘﻨﺎول اﻟﻄﻌﺎم؟‬

‫• ﻫﻞ أﻧﺖ ﺗﺘﻨﺎول اﻟﻄﻌﺎم ﰲ اﳌﻄﻌﻢ؟‬

‫• أي اﻷﻃﻌﻤﺔ ﺗﻔﻀﻞ؟‬

‫• ﻫﻞ ﲢﺐ اﻷﻛﻼت اﻟﺴﺮﻳﻌﺔ؟‬ ‫• ﻣﻊ ﻣﻦ ﺗﺘﻨﺎول اﻟﻄﻌﺎم؟‬

‫ﻚ ﻋﻦ ذﻫﺎﺑﻜﻢ اﻟﻰ اﻟﻤﺪرﺳﺔ!‬ ‫‪ -7‬ﺗﺒَﺎَ َدل اﻟ ‪‬‬ ‫ْﺠ َﻮاب َﻣ َﻊ َزِﻣ ْﻴﻠِ َ‬ ‫ﺴ َﺆال َواﻟ َ‬ ‫• ﻣﱴ ذﻫﺒﺖ اﱃ اﳌﺪرﺳﺔ؟‬

‫• ﻫﻞ ﺑﻴﺘﻚ ﻗﺮﻳﺐ ﻣﻦ اﳌﺪرﺳﺔ؟‬ ‫• أ راﻛﺒﺎ أﻧﺖ ذاﻫﺐ اﻟﻴﻬﺎ أم ﻣﺎﺷﻴﺎ؟‬ ‫• ﻣﻊ ﻣﻦ ذﻫﺒﺖ اﱃ اﳌﺪرﺳﺔ؟‬ ‫• ﰲ أي ﻓﺼﻞ ﺟﻠﺴﺖ؟‬

‫• أي درس ﻣﻦ اﻟﺪروس ﺗﻔﻀﻠﻪ ﰲ اﳌﺪرﺳﺔ؟‬ ‫• ﻣﻦ ﻳﻌﻠﻤﻚ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ؟‬ ‫• ﰲ أي ﺳﺎﻋﺔ ﲣﺮج ﻣﻦ اﻟﻔﺼﻞ ﻟﻺﺳﱰاﺣﺔ؟‬ ‫• ﻣﻦ ﳚﻠﺲ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﻣﻨﻚ ﰲ اﻟﻔﺼﻞ؟‬

‫• ﻫﻞ رﺟﻌﺖ إﱃ اﻟﺒﻴﺖ ﺑﻌﺪ اﻟﻈﻬﺮ؟‬

‫‪ -8‬ﺻﻒ ﻓﺼﻠﻚ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻟﻌﻨﺎﺻﺮ اﻟﺘﺎﻟﻴﺔّ!‬ ‫اﻟﻔﺼﻞ – ﻧﻈﻴﻒ – ﻣﺮﻳﺢ – ﺳﺒﻮرة – ﺧﺮﻳﻄﺔ – ﻛﺮﺳﻲ‪/‬ﻛﺮاﺳﻲ – ﻣﻜﺘﺐ‪/‬ﻣﻜﺎﺗﺐ – ﻃﻼﺳﺔ –‬ ‫ﺳﺎﻋﺔ – ﻣﺼﺒﺎح – ﻧﺎﻓﺬة‪/‬ﻧﻮاﻓﺬ – ﺑﺎب – ﻟﻮن – ﺑﻼط – ﺻﻮر أﺑﻄﺎل – ﺷﺮاﻣﻴﻚ – ﺟﺎﻧﺐ –‬ ‫ﻋﻠﻰ – ﻓﻮق – ﺑﲔ‬

‫‪52‬‬

‫‪ -9‬إﺟﺮ اﻟﺤﻮار ﻣﻊ زﻣﻴﻠﻚ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ اﻟﻤﺜﺎل!‬ ‫‪ :‬اﻟﺴﻼم ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﲪﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‪.‬‬ ‫‪ :‬وﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺴﻼم ورﲪﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‪.‬‬ ‫اﺳﺔ؟‬ ‫‪ :‬ﳌﺎذا ﺗﻐﻴ‪ْ‬ﺒﺖ ﻋ ِﻦ اﻟ ‪‬ﺪر َ‬ ‫ِ‬ ‫ﺖ ﺑُِﺰ ٍ‬ ‫ﻛﺎم َﺷﺪﻳﺪ‪.‬‬ ‫‪ :‬أُﺻْﺒ ُ‬ ‫ِ‪:‬ﰈَ ﺷﻌُ ْﺮت؟‬ ‫‪َ :‬ﺷﻌﺮ ُ ِ‬ ‫ﺖ دراﺟﺔ ﺣﺮ ِ‬ ‫ارﰐ‪.‬‬ ‫ﺼ ٍ‬ ‫ﻔﻌ ْ‬ ‫ﺪاع ﺷﺪﻳﺪ ﰲ اﻟﻠﻴﻞ و ْارﺗَ َ‬ ‫تﺑ ُ‬ ‫ُْ‬ ‫‪ :‬ﻫﻞ ﻗﺎَﺑـَْﻠﺖ اﻟﻄﺒﻴﺐ؟‬ ‫‪ :‬ﻧﻌﻢ‪ ,‬ﻗﺎﺑﻠﺘﻪ‪.‬‬ ‫‪ :‬وﰈ ﻧﺼﺤﻚ اﻟﻄﺒﻴﺐ؟‬

‫اﳌﺪرس‬ ‫اﻟﻄﺎﻟﺐ‬ ‫اﳌﺪرس‬ ‫اﻟﻄﺎﻟﺐ‬ ‫اﳌﺪرس‬ ‫اﻟﻄﺎﻟﺐ‬ ‫اﳌﺪرس‬ ‫اﻟﻄﺎﻟﺐ‬ ‫اﳌﺪرس‬

‫‪ :‬ﻧﺼﺤﲏ ﺑﺎﻟﺮاﺣﺔ وﺗﻨﺎول اﻟﺪواء‪.‬‬

‫اﻟﻄﺎﻟﺐ‬

‫‪ – 10‬ﺻﻒ ﺷﻔﻬﻴﺎ اﻟﺼﻮرة اﻵﺗﻴﺔ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻷﺳﺌﻠﺔ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻠﻲ‬ ‫• ﻣﻦ ﻫﻲ؟‬ ‫• ﻣﺎذا ﰲ ﻳﺪﻫﺎ؟‬ ‫• ﻣﺎذا ﻋﻠﻰ ﻋﻨﻘﻬﺎ؟‬ ‫• ﻣﺎ ﻟﻮن ﻗﻤﻴﺼﻬﺎ؟‬ ‫• ﻫﻞ ﻫﻲ ﻗﺎﺋﻤﺔ؟‬

‫• أﻳﻦ ﺗﻌﻤﻞ؟‬

‫‪ -11‬اﺣﻚ ﻫﻮاﻳﺘﻚ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻷﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ!‬ ‫• ﻣﺎ ﻫﻮاﻳﺘﻚ؟‬ ‫• ﻫﻞ ﺗﻘﺮأ اﻟﺼﺤﻒ؟‬ ‫• ﻫﻞ ﻟﺪﻳﻚ ﻣﻜﺘﺒﺔ؟‬ ‫• ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﰲ اﳌﻜﺘﺒﺔ؟‬

‫•‬

‫ﻛﻢ ﺳﺎﻋﺔ ﺗﻘﺮأ ﰲ اﻟﻴﻮم؟‬

‫‪53‬‬

‫• أي اﻟﻜﺘﺐ ﺗﻔﻀﻞ؟‬ ‫• ﻫﻞ ﲢﺐ اﻟﺮﺣﻼت؟‬ ‫•‬

‫ﻫﻞ ﲢﺐ اﻟﺴﺒﺎﺣﺔ؟‬

‫•‬

‫ﻫﻞ ‪‬ﻮى اﳊﺎﺳﻮب؟‬

‫‪ -12‬ﺻﻒ ﺑﻠﺪك اﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻷﺳﺌﻠﺔ اﻟﺘﺎﻟﻴﺔ!‬ ‫ ﻣﺎﺳﻢ ﺑﻠﺪك‬ ‫ﻗﺎرة ﻳﻘﻊ ﺑﻠﺪك‬ ‫ ﰲ أي ّ‬ ‫ ﻣﺎﻋﺎﺻﻤﺘﻪ؟‬ ‫‬ ‫‬ ‫‬ ‫‬

‫ﻛﻢ ﻋﺪد ﺳﻜﺎﻧﻪ؟‬ ‫ﻛﻢ ﻋﺪد اﳌﺴﻠﻤﲔ ﻓﻴﻪ؟‬ ‫ﻛﻴﻒ أرﺿﻪ؟‬ ‫ﻛﻢ ﻓﺼﻼ ﻓﻴﻪ؟‬

‫ﻚ ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻷﺳﺌﻠﺔ وﻣﻔﺘﺎح اﻷﺟﻮﺑﺔ اﻵﺗﻴﺔ!‬ ‫‪ -13‬ﺗﺒَﺎَ َدل اﻟ ‪‬‬ ‫ْﺠ َﻮاب َﻣ َﻊ َزِﻣ ْﻴﻠِ َ‬ ‫ﺴ َﺆال َواﻟ َ‬ ‫اﻷﺳﺌﻠﺔ‪:‬‬

‫• ﻛﻢ ﻋﻴﺪا ﰲ اﻹﺳﻼم؟‬ ‫• ﻣﱴ ﻳﻜﻮن ﻋﻴﺪ اﻟﻔﻄﺮ؟‬ ‫• ﻣﺎذا ﺗﻌﻤﻞ ﰲ ﻳﻮم ﻋﻴﺪ اﻟﻔﻄﺮ؟‬ ‫• وﻣﺎ زﻛﺎة اﻟﻔﻄﺮ؟‬

‫• ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﺑﻌﺪا إﺧﺮاج زﻛﺎة اﻟﻔﻄﺮ؟‬ ‫• ﻣﱵ ﻳﻜﻮن ﻋﻴﺪ اﻷﺿﺤﻲ؟‬ ‫• ﻣﺎذا ﺗﻔﻌﻞ ﰲ ﻋﻴﺪ اﻷﺿﺤﻰ؟‬

‫ﻣﻔﺘﺎح اﻷﺟﻮﺑﺔ‪:‬‬

‫• ﻋﻴﺪان‪ :‬ﻋﻴﺪ اﻟﻔﻄﺮ وﻋﻴﺪ اﻷﺿﺤﻰ‬ ‫• ﻧﻌﻄﻲ زﻛﺎة اﻟﻔﻄﺮ ﻟﻠﻔﻘﺮاء‬ ‫• ﻧﺼﻠﻲ ﺻﻼة اﻟﻌﻴﺪ‬

‫‪54‬‬

‫• ﺗﺰور اﻷﻫﻞ واﻷﺻﺪﻗﺎء‬ ‫• ﺑﻌﺪ ﺷﻬﺮ رﻣﻀﺎن‪ ،‬ﰲ اﻟﻴﻮم اﻷول ﻣﻦ ﺷﻮال‬

‫• ﺻﺎع ﻣﻦ ﻃﻌﺎم ﻋﻦ ﻛﻞ ﺷﺨﺺ‬ ‫• ﰲ اﻟﻴﻮم اﻟﻌﺎﺷﺮ ﻣﻦ ذي اﳊِﺠﺔ‬

‫• ﻧﺼﻠﻲ ﺻﻼة اﻟﻌﻴﺪ وﻧﺬﺑﺢ اﻷُﺿﺤﻴﺔ‪ ،‬وﻧﺰور اﻷﻫﻞ واﻷﺻﺪﻗﺎء‬

‫‪ -14‬ﻗﻢ ﻣﻊ زﻣﻼﺋﻚ ﺑﺈﻋﺪاد ﻣﺴﺎﺑﻘﺔ ﻋﻦ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﻳﻢ‪).‬ﻧﺸﺎط اﻟﻔﺮﻳﻖ(‬ ‫أﺟﺮ اﳌﺴﺎﺑﻘﺔ ﻣﻊ زﻣﻼﺋﻚ ﻋﻦ‪:‬‬

‫• ﻛﻢ ﺳﻮرة ﰲ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ؟‬ ‫• ﻣﻦ ﻧﺰل ﺑﺎﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ؟‬

‫• ﻫﻞ أﻧﺰل اﻟﻘﺮآ ُن ﻣﺮة واﺣﺪة؟ ﳌﺎذا؟‬ ‫• ﻣﺎ أول آﻳﺎت ﻧُِﺰﻟﺖ ﻣﻦ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ؟‬ ‫• ﻣﺎ آﺧﺮ آﻳﺔ ﻧﺰﻟﺖ ﻣﻦ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ؟‬ ‫• ﻛﻢ آﻳﺔ ﰲ اﻟﻘﺮآن؟‬ ‫• ﻣﺎ ﻣﻌﲎ ﻣﻜﻲ وﻣﺪﱐ؟‬ ‫‪ -15‬ﺘﻜﻠّم ﻋن اﻝﺼور اﻝﺘﺎﻝﻴﺔ ﻤﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺒﺎﻷﺴﺌﻠﺔ اﻝﺘﻲ ﺠﺎﻨﺒﻬﺎ!‬ ‫‪ -1‬ﻤﺎذا ﻴرﻜب اﻷوﻻد ﻓﻲ رﺤﻠﺘﻬم؟ و‬ ‫إﻝﻰ أﻴن ﻴﺘوﺠﻬون؟‬

‫‪ -2‬أﻴن ﻜﺎن اﻷوﻻد ﻴﺴﻴرون؟ و ﻜﻴف‬ ‫اﻝﻨﻬر؟‬

‫‪55‬‬

‫‪ -3‬أﻴن ﺴﻘط أﺤدﻫم ﺒدراﺠﺘﻪ؟ و ﻝﻤﺎذا؟‬

‫‪ .4‬ﻤﺎذا ﻓﻌل اﻝوﻝد ﺒﻌد أن ﺴﻘط ﻤن‬ ‫ﻓوق اﻝﻘﻨطرة؟‬ ‫‪ -16‬ﺘﻜﻠّم ﻋن اﻝﺼور اﻝﺘﺎﻝﻴﺔ!‬ ‫)‪(1‬‬

‫‪56‬‬

‫‪ -17‬ﺻﻒ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﻫﺬﻩ اﻟﺼﻮرة ﻣﺴﺘﻌﻴﻨﺎ ﺑﺎﻻﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ!‬ ‫•‬

‫أي ﺷﺊ ﻫﺬا؟‬

‫• ﻣﺎذا ﺗﺮى ﳍﺬا اﳌﺒﲎ؟‬

‫• ﻫﻞ ﻟﻪ ﻣﻨﺎرة؟‬

‫• ﻫﻞ ﻟﻪ ﺳﺎﺣﺔ؟‬

‫• ﻣﺎذا ﻳﻌﻤﻞ اﻟﻨﺎس داﺧﻞ اﳌﺒﲎ؟‬

‫• ﻣﻦ أﻳﻦ ﻳﺪﺧﻞ اﻟﻨﺎس اﳌﺒﲎ؟‬ ‫• ﻣﺎذا ﻳﻌﻤﻞ اﻟﺮﺟﻼن ﰲ اﻟﺴﺎﺣﺔ؟‬ ‫‪ -18‬ﺻﻒ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﻫﺬﻩ اﻟﺼﻮر اﻟﻤﺴﻠﺴﻠﺔ!‬

‫‪1‬‬

‫‪4‬‬

‫‪2‬‬

‫‪5‬‬

‫‪3‬‬

‫‪6‬‬

‫‪DAFTAR PUSTAKA‬‬

57

Al-Fauzan, Abd. Rahman bin Ibrahim, Husain, Mukkhtar Ath-Thahir, dan Muhammad Fadl, Muhammad Abdul Kholiq. 2002. AlArabiyyah Baina Yadaik, Kitabu Ath-Thalib 1 dan 2. Ar-Riyadl: Muassasatu Al-waqfi Al-Islami. Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat. Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. Harris, David P. 1969. Testing English as a Second Language. New York: McGraw-Hill Book Company. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Zarkasy, Imam dan Subbany, Imam. Tanpa tahun. Durus Al-‘Arabiyyah ‘ala Ath-Thariqah Al-haditsah. Ponorogo: Pustaka Trimurti Gontor.

KEGIATAN 4

PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu: 1. Menjelaskan hakekat atau konsep-konsep pokok kemahiran membaca. 2. Mengimplementasikan teknik-teknik mutakhir pembelajaran kemahiran membaca yang inovatif, variatif, dan atraktif. 3. Memahami wacana tertulis bahasa Arab dalam berbagai tema. B. PENGERTIAN KEMAHIRAN MEMBACA Kemahiran membaca (‫ )اﻟﻘﺮاءة‬merupakan salah satu dari empat kemahiran berbahasa yang perlu mendapat perhatian khusus, karena kemahiran membaca adalah sarana paling penting dalam pemerolehan ilmu pengetahuan, terutama pada era sekarang, ketika informasi dan bahan bacaan bertambah dengan cepat. Di samping itu, untuk pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, penekanan kepada kemahiran membaca adalah yang paling realistis dan relevan dengan kebutuhan. Oleh karena itu, para guru perlu mendalami hakekat membaca dan menguasai berbagai teknik yang efektif untuk pembelajaran membaca. Kemahiran membaca mengandung dua aspek/pengertian. Pertama, mengubah lambang tulis menjadi bunyi. Kedua, menangkap arti dari seluruh situasi yang diwujudkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut.

1. Kemahiran Mengubah Lambang Tulis Menjadi Bunyi Abjad Arab mempunyai sistem yang berbeda dengan abjad Latin. Abjad Arab bersifat “sillabary” sedangkan abjad Latin bersifat “alphabetic”.

58

59

Di dalam abjad Arab tidak ada huruf vocal, karena semuanya adalah huruf konsonan Sebagai contoh, kata ‫ حكم‬yang terdiri dari tiga huruf, bisa dibaca : hakama, hakima, hukima, hakkama, hukkima, hukmun, hikam. Perbedaan lain adalah sistem penulisan bahasa Arab yang dimulai dari kanan ke kiri, tidak dikenalnya huruf besar dengan bentuk tertentu untuk memulai kalimat baru, menulis nama orang atau tempat, dan perbedaan bentuk huruf-huruf Arab ketika berdiri sendiri, di awal, di tengah dan di akhir. Perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan kesukaran bagi para siswa yang sudah terbiasa dengan huruf latin. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa buku-buku, majalah dan surat kabar berbahasa Arab ditulis tanpa memakai syakal (tanda vokal). Padahal syakal atau tanda vokal mengindikasikan makna dan fungsi suatu kata dalam kalimat. Kemahiran membaca,

dengan demikian tergantung

kepada

penguasaan kosakata dan gramatika. Oleh karena itu pada tingkat permulaan, teks bacaan masih perlu diberi syakal, dan secara bertahap dikurangi sesuai dengan perkembangan penguasaan kosakata dan pola kalimat bahasa Arab oleh para siswa. Tetapi pada prinsipnya sejak mula siswa dilatih dan dibiasakan membaca tanpa syakal dalam rangka membina

dan

mengembangkan

kemampuan

membaca

untuk

pemahaman. 2. Kemahiran Memahami Makna Bacaan Aspek ini, seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari kemahiran membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan dan dikembangkan dalam pelajaran membaca untuk pemahaman ini, ialah unsur kata, kalimat dan paragraf. Ketiga unsur ini bersama-sama mendukung makna dari suatu bahan bacaan. Gabungan kata membentuk satuan yang lebih besar yang disebut kalimat; gabungan kalimat membentuk satuan yang lebih besar lagi yang disebut paragraf; dan dari

60

paragraf-paragraf tersusunlah sebuah tulisan yang utuh, atau bagian tulisan (sub-bab dan bab); kemudian dari bab-bab tersusunlah sebuah buku. Agar pelajaran kemahiran membaca untuk pemahaman ini menarik dan menyenangkan, bahan bacaan hendaknya dipilih sesuai dengan minat, tingkatan perkembangan dan usia siswa. Sudah barang tentu acuan utama dalam pemilihan bahan adalah kurikulum yang telah ditentukan. Agar tidak membosankan, bahan bacaan harus bervariasi, baik topiknya (sejarah, ilmiah populer, humor, riwayat hidup, deskripsi dan sebagainya), maupun ragam bahasanya (koran, sastra, buku, percakapan, dan sebagainya). Inti dari kemahiran membaca terletak pada aspek yang kedua. Ini tidak berarti bahwa kemahiran dalam aspek pertama tidak penting, sebab kemahiran dalam aspek yang pertama mendasari kemahiran yang kedua. Betapapun juga, keduanya merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh pengajaran bahasa. Walaupun kegiatan pengajaran membaca dalam pengertian pertama telah diberikan sejak tingkat-tingkat permulaan, namun pembinaannya harus dilakukan juga sampai tingkat menengah bahkan tingkat lanjut, melalui kegiatan membaca keras (Al-Qira-ah al-Jahriyah). Secara umum tujuan pengajaran membaca (qira`ah atau muthalaah) adalah agar siswa dapat membaca dan memahami teks berbahasa Arab.

C. BEBERAPA JENIS MEMBACA Untuk melatih dua aspek kemahiran tersebut ada beberapa jenis kegiatan membaca, antara lain : 1. Membaca Keras ( ‫اﻟﺠﻬﺮﻳﺔ‬

‫) اﻟﻘﺮاءة‬

Dalam kegiatan membaca keras ini, yang terutama ditekankan adalah kemampuan membaca dengan :

61

-

menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi makhraj maupun sifat-sifat bunyi yang lain;

-

irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan penulis;

-

lancar, tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang;

-

memperhatikan tanda baca (pungtuasi)

Membaca keras yang juga disebut dengan “membaca teknis” betapapun mengandung aspek artistik. Tidak setiap orang, penutur asli sekalipun, punya kemampuan untuk membaca teknis ini secara efektif. Namun usaha ke arah itu dalam pengajaran bahasa harus terus dilakukan hingga mencapai hasil maksimal. Tanda baca (pungtuasi/ ‫ )ﻋﻼﻣﺔ اﻟﱰﻗﻴﻢ‬yang digunakan dalam bahasa Arab pada dasarnya sama saja dengan tanda baca dalam bahasa Indonesia, hanya namanya yang berbeda, yakni sebagai berikut:

،( ) ‫ ﻗﻮﺳﺎم‬،(-) ‫ ﺷﺮﻃﺔ‬،(:) ‫ ﻓﺼﻠﺔ ﻣﻨﻘﻮﻃﺔ‬،(:) ‫ ﻧﻘﻄﺘﺎن‬،(،) ‫ ﻓﺼﻠﺔ‬،(.) ‫ﻧﻘﻄﺔ‬ .(\) ‫ اﻟﺨﻂ اﻟﻤﺎﺋﻞ‬،(") ‫ ﻋﻼﻣﺔ اﻟﺘﻨﺼﻴﺺ‬،(!) ‫ ﻋﻼﻣﺔ اﻟﺘﻌﺠﺐ‬،(‫ﻋﻼﻣﺔ اﻻﺳﺘﻔﻬﺎم )؟‬ 2. Membaca Dalam Hati ( ‫اﻟﺼﺎﻣﺘﺔ‬

‫) اﻟﻘﺮاءة‬

Membaca dalam hati bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Oleh karena itu, ia merupakan sarana bagi jenis membaca yang lain, yakni membaca analisis, membaca cepat, membaca rekreatif dan sebagainya. Dalam kegiatan al-qira`ah ash-shamitah, perlu diciptakan suasana kelas yang tertib sehingga memungkinkan siswa berkonsentrasi kepada bacaanya. Secara fisik membaca dalam hati itu harus menghindari : -

vokalisasi, walaupun hanya menggerakkan bibir sekalipun

62

-

pengulangan membaca yaitu mengulangi gerak mata (penglihatan) kepada kalimat sebelumnya yang sudah dibaca;

-

menggunakan telunjuk/penunjuk atau gerakan kepala.

3. Membaca Cepat (‫اﻟﺴﺮﻳﻌﺔ‬

‫)اﻟﻘﺮاءة‬

Tujuan utama membaca cepat ialah untuk menggalakkan siswa agar berani membaca lebih cepat daripada kebiasaannya. Kecepatan menjadi tujuan tetapi tidak boleh mengorbankan pengertian. Dalam membaca cepat ini siswa tidak diminta memahami rincianrincian isi, tetapi cukup pokok-pokoknya saja. Para ahli kajian membaca melaporkan bahwa membaca cepat tidak hanya memperbaiki prestasi waktu, tetapi menambah banyaknya informasi yang dapat diserap oleh pembaca. Ini dimungkinkan karena pembaca tidak lagi mempunyai kebiasaan membaca kata demi kata, tetapi ia dapat menggerakkan matanya dengan pola-pola tertentu, sehingga pengertiannya dapat ditangkap dengan efisien. Dari segi inilah, membaca cepat juga disebut dengan membaca perluasan (‫اﻟﻤﻮﺳﻌﺔ‬ 4. Membaca Rekreatif ( ‫اﻻﺳﺘﻤﺘﺎﻋﻴﺔ‬

‫)اﻟﻘﺮاءة‬

‫) اﻟﻘﺮاءة‬

Jenis membaca ini ada hubungannya dengan jenis membaca di atas. Tujuan membaca rekreatif bukanlah untuk menambah jumlah kosa kata, bukan untuk mengajarkan pola-pola baru, bukan pula untuk pemahaman teks bacaan secara rinci, tetapi untuk memberikan latihan kepada para siswa membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya. Tujuannya lebih jauh adalah untuk membina minat dan kecintaan membaca. Bahan bacaan dipilihkan yang ringan populer, baik ditinjau dari segi isi maupun susunan bahasanya, biasanya berupa cerita pendek atau novel yang telah dipermudah bahasanya sesuai dengan tingkatan pelajar

63

yang menjadi sasarannya. Baik

membaca

cepat

maupun

membaca

rekreatif, biasanya dilaksanakan di luar kelas, dengan cara penugasan kepada siswa untuk membaca buku tertentu, dan dalam waktu yang ditentukan siswa harus menyerahkan laporan tertulis tentang buku yang telah dibacanya. Sungguhpun sangat diperlukan, tetapi harus diingat bahwa tidak setiap bahan bacaan dapat dijadikan bahan membaca cepat dan membaca rekreatif. Masalahnya adalah bahwa bahan bacaan yang cocok untuk latihan mambaca cepat dalam bahasa Arab itu tidak mudah didapat, namun bukan berarti tidak ada. Para guru hendaknya aktif menjalin komunikasi dengan jurusan-jurusan sastra Arab atau pendidikan bahasa Arab di berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Jurusan Sastra Arab Universitas Negeri Malang sebagai contoh, telah memiliki Markaz atTa’allum adz-Dzati (Self Access Center) yang cukup lengkap. Berbagai bahan bacaan berbahasa Arab dari tingkat dasar sampai dengan tingkat lanjut tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh umum. 5. Membaca Analitis (‫) اﻟﻘﺮاءة اﻟﺘﺤﻠﻴﻠﻴﺔ‬ Tujuan utama membaca analitis ialah untuk melatih siswa agar memiliki kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis. Selain itu siswa dilatih agar dapat menggali dan menunjukkan ditel-ditel yang memperkuat ide utama yang disajikan penulis. Siswa juga dilatih berfikir secara logis, mencari hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain, dan menarik kesimpulan walaupun ia tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan. D. TINGKATAN (‫ )ﻣﺴﺘﻮﻳﺎت‬KEMAHIRAN MEMBACA Membaca dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1.

Membaca Baris (Permukaan) atau Reading the lines (‫)قراءة السطور‬, yang ditandai dengan proses pemahaman makna kata-kata secara harfiah,

64

kemudian pemahaman makna teks yang terdiri dari rangkaian katakata dengan struktur tertentu secara terpadu. Makna yang ditemukan dari membaca tingkat pertama ini adalah makna tersurat atau eksplisit (‫اﻟﻤﻠﻔﻮظ‬

‫)اﻟﻤﻌﻨﻰ‬.

2. Membaca di Antara Baris atau Reading beween the Lines (‫)قراءة بين السطور‬, yang berusaha menangkap maksud atau pesan dari penulis teks, dan menafsirkan gagasan-gagasannya. Makna yang ditemukan dari membaca tingkat kedua ini bukan hanya makna eksplisit tapi juga makna tersirat atau implisit (‫اﻟﻤﻠﺤﻮظ‬

‫)اﻟﻤﻌﻨﻰ‬.

3. Membaca di Balik Baris atau Reading beyond the lines ( ‫قراءة ما وراء‬ ‫)السطور‬, yaitu kegiatan membaca yang melewati batas permukaan atau menemukan makna di belakang baris-baris teks. Pembaca melakukan penilaian, generalisasi, penataan kembali gagasan-gagasan penulis dan memadukannya dengan pengetahuan dan gagasan pembaca sendiri. E. Teknik dan Model Latihan Membaca Berbasis Pengalaman Belajar Agar pengajaran kemahiran membaca dapat terarah kepada tujuan, maka bacaan-bacaan yang disajikan perlu dilengkapi dengan pertanyaanpertanyaan atau model-model latihan. Bentuk dan sistematika pertanyaan disesuaikan dengan tujuan atau jenis membaca atau pengalaman belajar apa yang ingin dilatihkan kepada siswa. Adapun pengalaman belajar dalam membaca antara lain sebagai berikut. 1. Belajar memahami bacaan Untuk keperluan ini hendaknya siswa diberi bacaan-bacaan pendek dan dilatih untuk membedakan gagasan utama dengan gagasan sampingan. Gagasan utama memerlukan perhatian lebih besar. Gagasan sampingan merupakan unsur penjelas, pelengkap atau pendukung gagasan utama. Ada penanda-penanda tertentu yang dapat dijadikan

65

pedoman untuk membedakan antara gagasan pokok dan gagasan sampingan. Contoh :

‫ ﳒﺢ ﻓﻬﻤﻲ ﰲ اﻻﻣﺘﺤﺎن ﻷﻧﻪ ﳎﺘﻬﺪ‬‫ ﻛﻨﺖ ﻣﺮﻳﻀﺎ ﻟﺬﻟﻚ ﻣﺎ ﺣﻀﺮت اﻟﺪرس‬‫ ذﻫﺐ ﳏﻤﻮد إﱃ اﳌﺴﺠﺪ رﻏﻢ أن اﳌﻄﺮ ﻏﺰﻳﺮ‬Dalam kalimat-kalimat di atas, gagasan yang terletak sebelum kata-kata:

‫ ﻷن‬،‫ ﻟﺬﻟﻚ‬،‫ رﻏﻢ أن‬adalah gagasan pokok. Dalam paragraf, gagasan utama mungkin terletak dalam kalimat pertama, sedang kalimat-kalimat berikutnya memuat gagasan-gagasan sampingan. Atau mungkin sebaliknya, gagasan utama terletak di tengah atau bahkan di belakang. Masing-masing penulis mempunyai gaya penulisan sendiri-sendiri. 2. Belajar memperkaya kosa kata Kosa kata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai untuk memperoleh kemahiran berbahasa, termasuk kemahiran membaca. Dalam hubungan dengan kegiatan membaca, siswa hendaknya dibiasakan untuk menggunakan kamus. Keterampilan menggunakan kamus sangat penting untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Kamus bahasa Arab mempunyai sistemnya tersendiri yang relatif sukar. Ini sebagai akibat dari sistem tata kata bahasa Arab yang memang lebih rumit dan kompleks. Oleh karena itu siswa harus sebanyak mungkin dilatih menggunakan kamus. Kamus yang dilatihkan penggunannya jangan hanya terbatas pada kamus bilingual (Indonesia – Arab atau Arab- Indonesia) saja; sedikit demi sedikit mereka juga harus dikenalkan dan dilatih menggunakan Kamus Umum Bahasa Arab. Untuk memperkaya kosakata perlu latihan-latihan:

66

- mencari padanan kata/sinonim (‫)ﻣﺮادف‬ - mencari lawan kata/antonim (‫)ﺿﺪ‬ - mencari makna lain dari kata yang sama (‫اﻟﻠﻔﻆ‬

‫)اﺷﺘﺮاك‬

3. Belajar Menarik Kesimpulan Dalam latihan ini guru dapat mengajukan pertanyaan :

‫ ﻣﺎذا ﺗﺴﺘﻨﺘﺞ ﻣﻦ اﳌﻘﺎﻟﺔ؟‬-1 ‫ﻟﺐ ﻫﺬﻩ اﻟﻘﺼﺔ؟‬ ّ ‫ ﻣﺎ‬-2 Jawaban siswa dapat diperiksa bersama-sama. Guru kemudian menunjukkan kesimpulan yang sebenarnya, yang dimaksud oleh penulisnya,

dengan

menunjukkan

bagian-bagian

bacaan

yang

mendukung kesimpulan tersebut. Guru juga menunjukkan bagian-bagian bacaan yang menunjukkan sebab dan bagian-bagian bacaan yang menunjukkan akibat. Cara

lain

untuk

melatih

siswa

menarik

kesimpulan

ini,

umpamanya dengan memberikan teks tanpa judul. Setelah siswa membacanya, mereka diminta membuat judul yang sesuai dengan isi bacaan. 4. Belajar Pola Kalimat Bahan bacaan yang disajikan di sini memang dimaksudkan untuk memperkenalkan pola kalimat baru kepada siswa. Untuk itu harus dipersiapkan latihan/drill guna memantapkan pola kalimat tersebut, secara lisan maupun tulis. Drill pola kalimat itu pada tahap pertama bisa dilakukan dengan drill manipulatif (model stimulus-respon), tapi harus segera dikembangkan menjadi drill semi-komunikatif (bermakna) dan

67

berujung pada drill komunikatif, guna memantapkan penguasaan pola kalimat. 5. Belajar Menganalisa Dalam latihan ini, guru hendaknya mempersiapkan pertanyaanpertanyaan dengan baik. Perlu diingat bahwa pertanyaan-pertanyaan yang terlalu mudah membuat siswa jemu, sedang pertanyaan-pertanyaan yang sangat sukar membuat siswa putus asa.

Pertanyaan-pertanyaan ini

dapat dibedakan menjadi tiga macam: (a) pertanyaan eksplisit ( ‫)ﻣﻠﻔﻮظ‬, (b) Pertanyaan implisit (‫)ﻣﻠﺤﻮظ‬, dan (c) Pertanyaan aplikatif (‫)ﺗﻄﺒﻴﻘﻲ‬. Pertanyaan eksplisit adalah tentang hal-hal yang dinyatakan secara tersurat dalam teks; pertanyaan implisit adalah tentang hal-hal yang tersirat, yang tidak dinyatakan dalam teks tapi bisa dipahami secara logika, analogi dan sebagainya; sedangkan pertanyaan aplikatif adalah tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi teks tapi diaplikasikan atau diterapkan pada situasi atau kenyataan yang ada pada diri siswa atau lingkungan siswa. F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MEMBACA Langkah-langkah pembelajaran membaca bisa dirancang dalam berbagai variasi. Variasi ini diperlukan untuk menghindari kebosanan siswa, tetapi harus tetap mengedepankan efektifitas. Berikut ini diberikan beberapa contoh: 1. Contoh pertama: pendahuluan, guru membaca keras teks sebagai contoh, siswa membaca dalam hati, guru menjelaskan arti kosa kata yang sulit, siswa membaca keras, guru dan siswa menganalisis isi teks, siswa mengerjaan latihan-latihan lisan dan tertulis, guru memberikan tugas-tugas (di luar kelas), dan melakukan evaluasi. 2. Contoh kedua: pendahuluan, guru menjelaskan makna kosa kata baru, siswa membaca teks dalam hati, guru mengajukan pertanyaan

68

mengenai isi teks, guru membaca keras teks sebagai contoh, siswa secara bergiliran membaca keras teks, siswa bertanya mengenai kosa kata atau isi teks yang belum jelas, siswa mengerjakan latihan-latihan tertulis, diakhiri dengan evaluasi. 3. Contoh ketiga: pendahuluan, siswa membaca teks di dalam hati, siswa menanyakan makna kata atau ungkapan yang sulit, siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengkaji isi teks dan menuliskan beberapa poin penting dari isi teks, setiap kelompok melaporkan hasil kajian isi teks untuk ditanggapi oleh kelompok lain, dan guru memberikan kesimpulan.

G. MATERI BACAAN DAN LATIHAN Berikut ini disajikan dua macam bahan bacaan. Yang pertama bahan bacaan yang diambil dari buku teks bahasa Arab SMA dan yang kedua bahan bacaan untuk pengayaan dan pendalaman bagi guru peserta pelatihan. Bahan Bacaan Sekolah Menengah (1)

ِ ِ !‫َﺳﺌِﻠَ ِﺔ‬ ْ ‫ﺐ َﻋ ِﻦ اﻷ‬ ْ ‫ﻢ أَﺟ‬ ُ‫اﻗـ َْﺮأْ ﺛ‬ ‫ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ‬ َ‫ﺪ ُﳏ‬‫ﺴﻴ‬ ‫ُﺳَﺮةُ اﻟ‬ ْ‫أ‬

ِ ‫ﻤﺪ‬ َ‫ﺪ ُﳏ‬‫ﺴﻴ‬ ‫ اﻟ‬.‫ َﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ‬‫ﺴﻴ‬ ‫اﲰُ َﻬﺎ اﻟ‬ ْ ‫ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ ﻟَﻪُ َزْو َﺟﺔ‬ َ‫ﺪ ُﳏ‬‫ﺴﻴ‬ ‫ اﻟ‬.‫ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ‬ َ‫ﺪ ُﳏ‬‫ﺴﻴ‬ ‫ُﺳَﺮةُ اﻟ‬ ْ ‫َﻫﺬ ْﻩ أ‬

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫اﲰُﻬﻤﺎ ﻓَ ِﺮْﳛﺔ و َْﳒﻮى و‬ ِ ْ ‫اﻻﺑْ ُﻦ‬ ُ‫اﲰُﻪ‬ َ َ َ َ َ ُ ْ ‫ اﻟْﺒْﻨﺘَﺎن‬.‫ َﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ َﳍَُﻤﺎ ﺑْﻨﺘَﺎن اﺛْـﻨَﺘَﺎن َواﺑْ ٌﻦ َواﺣ ٌﺪ‬‫ﺴﻴ‬ ‫ﻧَﺒْﻴﻞ َو اﻟ‬ .‫ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن‬ ِ ِ ْ ‫ﺳﻄَِﺔ‬ ‫رس ﺑِﺎﻟْﻤ ْﺪرﺳ ِﺔ اﻟْﻤﺘَـﻮ‬ ‫ﻤﺪ ﻧَﺒِﻴﻞ ﻣ َﺪ‬ ‫ﺪ ُﳏ‬‫ﺴﻴ‬ ‫اﻟ‬ َ‫ﺐ ﻗَِﺮاءَة‬  ‫ ُﻫ َﻮ ُِﳛ‬.‫َب ُِﳎﺪ‬ َ ٌ ‫ ُﻫ َﻮ أ‬.‫ﺔ‬‫اﳊُ ُﻜ ْﻮﻣﻴ‬ َ ُ ََ َ ٌ ُ ْ ِ ُ‫اﻟْ ُﻜﺘ‬ .‫ﱄ‬ ْ ِ‫َﻔﺔٌ ﺑِﺎ ِﻹ َد َارة‬‫ َﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ ُﻣ َﻮﻇ‬‫ﺴﻴ‬ ‫ َواﻟ‬.‫ﺐ‬  ‫ َوِﻫ َﻲ ُِﲢ‬.ٌ‫ ﻟَ ِﻄْﻴـ َﻔﺔ‬‫ ِﻫ َﻲ أُم‬.‫ ِﺔ‬‫اﳊُ ُﻜ ْﻮِﻣﻴ‬  ِ‫ ْﺪﺑِْﻴـَﺮ اﻟْ َﻤْﻨِﺰ‬‫ﺐ اﻟﺘ‬

‫‪69‬‬

‫ﺼ ِﺔ‪.‬‬ ‫اﺳﻠَﺔَ َو ﻛِﺘَﺎﺑَﺔَ اﻟْ ِﻘ ‪‬‬ ‫ُِﲢ ‪‬‬ ‫ﺐ اﻟْ ُﻤَﺮ َ‬ ‫ﺎﺣﺔَ َوُﻛَﺮةَ اﻟْ َﻘ َﺪِم‪ .‬أَ‪‬ﻣﺎ َْﳒ َﻮى‬ ‫اﻟ ‪‬ﺴﺒَ َ‬

‫اﳊ ُﻜﻮِﻣﻴ‪‬ﺔ‪ِ .‬ﻫﻲ ﺑِْﻨﺖ ﻣ ِ‬ ‫ﻓَ ِﺮْﳛﺔ ﻃَﺎﻟِﺒﺔٌ ﺑِ ْ ِ ِ‬ ‫ﺎﻫَﺮةٌ ُﻣ ِﻄْﻴـ َﻌﺔٌ‪،‬‬ ‫َ ٌ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ﺎﳉَﺎﻣ َﻌﺔ ُْ ْ‬ ‫ِ‬ ‫ﺐ‬ ‫ﺐ ﺑِﺎﻟْ َﻤ ْﺪ َر َﺳ ِﺔ اﻟﺜ‪‬ﺎﻧَ ِﻮﻳ‪ِ‬ﺔ‪ُ .‬ﻫ َﻮ َوﻟَ ٌﺪ ﻧَ ِﺸْﻴ ٌ‬ ‫ﻂ‪ُِ ،‬ﳛ ‪‬‬ ‫أُ‬ ‫َﺧ ْﻮَﻫﺎ ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن ﻃَﺎﻟ ٌ‬ ‫ِ ِ ِ ِِ ِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ﺐ اﻟْ ُﻤ ْﻮ ِﺳْﻴـ َﻘﻰ‪.‬‬ ‫ﺻﻐِْﻴـَﺮةٌ ُْﳎﺘَ ِﻬ َﺪةٌ‪ُِ ،‬ﲢ ‪‬‬ ‫ﻓَﺘ ْﻠﻤْﻴ َﺬةٌ ﺑﺎﻟْ َﻤ ْﺪ َر َﺳﺔ اﻻﺑْﺘ َﺪاﺋﻴ‪‬ﺔ‪ .‬ﻫ َﻲ اﺑْـﻨَﺔٌ َ‬

‫أُﺳﺮةُ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِﻴﻞ أُﺳﺮةٌ ﺳﻌِﻴ َﺪةٌ‪ .‬ﺗَﺴ ُﻜﻦ ﻫ ِﺬ ِﻩ اﻷُﺳﺮةُ ِﰲ ﺑـﻴ ٍ‬ ‫ﺖ ﺑَ ِﺴْﻴ ٍﻂ‪.‬‬ ‫ْ َُ‬ ‫ْ َ َْ‬ ‫َ ْ َْ َ ْ‬ ‫َْ‬

‫أﺳﺌﻠﺔ وﺗﺪرﻳﺒﺎت ﺣﻮل اﻟﻨﺺ‪:‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪1‬‬ ‫ِﰲ ِ‬ ‫ﺖ ِﻣﻦ اﻟﻨ ‪ِ ِ ‬‬ ‫اﳉَ ْﺪول ِ‬ ‫اﻵﰐ !‬ ‫َ‬ ‫ﺿ ْﻮء َﻣﺎ ﻓَ ِﻬ ْﻤ َ‬ ‫‪‬ﺺ اﻟ ‪‬ﺴﺎﺑﻖ‪ْ ،‬اﻣﻸ ْ َ‬ ‫ْالوضع فِي‬ ‫األُ ْس َرة‬ ‫االسْم‬ ‫ْال ِم ْھنَة‬ ‫صفَة‬ ‫ال ﱢ‬ ‫ْال ِھ َوايَة‬

‫أب‬

‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪2‬‬

‫ﻗُﻞ ِ‬ ‫"ﺧﻄَﺄ" ﻟ ْﻠ ُﺠ َﻤﻞ اﻵﺗِﻴَﺔ!‬ ‫"ﺻﺤْﻴﺢ" أ َْو َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ﺖ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪َ ‬ﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ‬ ‫‪ .1‬اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ أ ْ‬ ‫ُﺧ ُ‬

‫‪ .2‬اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِﻴﻞ و اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪َ ‬ﺪة ﻣﻴﻤﻮﻧَﺔ َﳍﻤﺎ ﺑِْﻨﺖ و ِ‬ ‫اﺣ َﺪةٌ‬ ‫َ ْ ُ ْ َُ ٌ َ‬ ‫َ ْ َ‬

‫اﲰُﻪُ ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن‬ ‫‪ .3‬اﺑْ ُﻦ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ ْ‬

‫ﻚ ْ◌ ْوِﻣﻴ‪‬ﺔ‬ ‫ﻒ ﺑِﺎﻟْ َﻤ ْﺪ َر َﺳ ِﺔ اﻟْ ُﻤﺘَـ َﻮ ‪‬ﺳﻄَﺔ ْ‬ ‫‪ .4‬اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ ُﻣ َﻮﻇ‪ٌ ‬‬ ‫اﳊُ ُ‬ ‫ﺎﳉَ ِﺎﻣ َﻌﺔ‬ ‫‪ .5‬ﻓَ ِﺮْﳛَﺔ ﻃَﺎﻟِﺒَﺔ ﺑِ ْ‬ ‫‪ِ .6‬ﻫ َﻮاﻳَﺔُ ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن ُﻛَﺮةُ اﻟْ َﻘ َﺪِم‬ ‫ﺼﺔ‬ ‫ﺐ ﻛِﺘَﺎﺑَﺔَ اﻟْ ِﻘ ‪‬‬ ‫‪ .7‬اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪َ ‬ﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ ُِﲢ ‪‬‬

‫‪70‬‬

‫‪ .8‬ﻓَـﺮﺣﺎن ﺗِْﻠ ِﻤﻴ ٌﺬ ﺑِﺎﻟْﻤ ْﺪرﺳ ِﺔ ِ‬ ‫اﻻﺑْﺘِ َﺪاﺋِﻴ‪‬ﺔ‬ ‫َْ‬ ‫ْ َ ََ‬ ‫َﺧ ْﻮ َْﳒ َﻮى‬ ‫‪ .9‬ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن أ ُ‬ ‫‪.10‬‬

‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪3‬‬

‫ﺗَﺴ ُﻜﻦ ﻫ ِﺬ ِﻩ اﻷُﺳﺮةُ ِﰲ ﺑـﻴ ٍ‬ ‫ﺖ‬ ‫ْ َُ‬ ‫ْ َ َْ‬

‫ِ‬ ‫َﺳﺌِﻠَ ِﺔ اﻵﺗِﻴَﺔ!‬ ‫ﺗﺒَﺎَ َدل اﻟ ‪‬ﺴ َﺆال َو ْ‬ ‫اﳉََﻮاب َﻣ َﻊ َزِﻣْﻴﻠ َ‬ ‫ﻚ ﰲ ﺿﻮء اﻟﻨﺺ اﻟﺴﺎﺑﻖ َوﺑِﺎﻷ ْ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ُﺳَﺮةِ؟‬ ‫ﺲ َﻫﺬﻩ اﻷ ْ‬ ‫‪َ .1‬ﻣ ْﻦ َرﺋْﻴ ُ‬ ‫‪َ .2‬ﻣ ْﻦ ُﻫ َﻮ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ؟‬

‫‪َ .3‬ﻫ ْﻞ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪َ ‬ﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ َزْو َﺟﺔُ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ؟‬

‫‪َ .4‬ﻣ ْﻦ ِﻫ َﻲ ﻓَ ِﺮْﳛَﺔ؟‬ ‫اﺳ ُﻢ اﺑْ ُﻦ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ َواﻟ ‪‬ﺴﻴ‪َ ‬ﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ؟‬ ‫‪َ .5‬ﻣﺎ ْ‬ ‫‪َ .6‬ﻣ ْﻦ ُﻫ َﻮ ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن؟‬

‫ﺖ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪َ ‬ﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ؟‬ ‫‪َ .7‬ﻫ ْﻞ َْﳒ َﻮى أ ْ‬ ‫ُﺧ ُ‬ ‫‪ .8‬ﻣﺎ اﺳﻢ ﺑِْﻨ ِ‬ ‫ﺖ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ ؟‬ ‫َ ُْ‬ ‫‪َ .9‬ﻣ ْﻦ َواﻟِ ُﺪ ﻓَ ِﺮْﳛَﺔ َوﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن َو َْﳒ َﻮى؟‬ ‫‪َ .10‬وَﻣ ْﻦ َواﻟِ َﺪﺗـُ ُﻬ ْﻢ؟‬

‫‪.11‬اذْ ُﻛﺮ ِﻣﻬﻨﺔ أَﻋ ِ‬ ‫ُﺳَﺮةِ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ!‬ ‫ْ ََْ ْ َ‬ ‫ﻀﺎء أ ْ‬ ‫‪َ .12‬ﻫﻞ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪َ ‬ﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ أُم‪ُ ‬ﻣ َﺪ ‪‬ر َﺳﺔ؟‬ ‫‪َ .13‬ﻣﺎ ِﻫ َﻮاﻳَﺔُ ﻓَ ِﺮْﳛَﺔ؟‬ ‫ِ‬ ‫ﺎﳉَ ِﺎﻣ َﻌﺔ؟‬ ‫ﺐ ﺑِ ْ‬ ‫‪َ .14‬ﻫ ْﻞ ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن ﻃَﺎﻟ ٌ‬

‫‪َ .15‬ﻣﺎ ِﻫ َﻮاﻳَﺔُ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ؟‬

‫‪ .16‬ﻫﻞ ﻓَ ِﺮْﳛﺔ ﺑِْﻨﺖ ﻣ ِ‬ ‫ﺎﻫَﺮةٌ ُﻣ ِﻄْﻴـ َﻌﺔ؟‬ ‫َْ َ ٌ َ‬

‫ﺐ اﻟْ ُﻤ ْﻮ ِﺳْﻴـ َﻘﻰ؟‬ ‫‪َ .17‬ﻫ ْﻞ َْﳒ َﻮى ُِﲢ ‪‬‬ ‫َﺧﻮ َْﳒ َﻮى؟‬ ‫‪َ .18‬ﻣ ْﻦ أ ُ‬

‫‪71‬‬

‫ُﺳَﺮةُ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِﻴﻞ؟‬ ‫‪ .19‬أَﻳْ َﻦ ﺗَ ْﺴ ُﻜ ُﻦ أ ْ‬ ‫ِِ‬ ‫ُﺳَﺮةُ َﺳﻌِْﻴ َﺪة؟‬ ‫‪َ .20‬ﻫﻞ َﻫﺬﻩ اﻷ ْ‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪4‬‬

‫ﺿ ِﻊ داﺋِﺮة ﺣﻮ َلْ ﺣﺮف ﻣﻨَ ِ‬ ‫اﺧ َﱰ اﳉﻮاب اﻟ ‪ِ ِ ‬‬ ‫ﺎﺳﺐ !‬ ‫ﺼﺤْﻴﺢ ﺑ َﻮ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ‬ ‫ْ ََ‬

‫ب‪-‬ﻓَ ِﺮْﳛَﺔ‬ ‫‪ .1‬اﺑْ ُﻦ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ ُﻫ َﻮ أ‪ -‬ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن‬ ‫ج‪-‬رﺑ‪‬ﺔُ اﻟْﺒـﻴ ِ‬ ‫ﺖ‬ ‫ب‪ُ -‬ﻣ َﻮﻇ‪َ‬ﻔﺔ‬ ‫أ‪ُ -‬ﻣ َﺪ ‪‬ر َﺳﺔ‬ ‫‪ِ .2‬ﻣ ْﻬﻨَﺔُ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪َ ‬ﺪة َﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ‬ ‫َ َْ‬ ‫ج‪ -‬ﻓَ ِﺮْﳛَﺔ‬ ‫ب‪َْ -‬ﳒ َﻮى‬ ‫‪َ .3‬زْو َﺟﺔُ اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُﳏَ ‪‬ﻤﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ أ‪َ -‬ﻣْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔ‬

‫ِِ‬ ‫اﻟﻌﺎﻟِﻴَﺔ‬ ‫‪َْ .4‬ﳒ َﻮى ﺗ ْﻠﻤْﻴ َﺬةٌ ﺑﺎﳌَْﺪ َر َﺳﺔ أ‪َ -‬‬ ‫‪ .5‬اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ﻧَﺒِْﻴﻞ ُﻣ َﺪ ‪‬رس ﺑﺎﳌﺪرﺳﺔ أ‪ -‬اﻟﺜ‪‬ﺎﻧَ ِﻮﻳَﺔ‬

‫ج‪َْ -‬ﳒ َﻮى‬

‫ب‪ -‬اﻟﺜ‪‬ﺎﻧَ ِﻮﻳ‪‬ﺔ ج‪ِ -‬‬ ‫اﻻﺑْﺘِ َﺪاﺋِﻴ‪‬ﺔ‬ ‫ب‪ -‬اﻟْ ُﻤﺘَـ َﻮ ‪‬ﺳﻄَﺔ ج‪ -‬اﻻﺑْﺘِ َﺪاﺋِﻴ‪‬ﺔ‬

‫)‪Bahan Bacaan Sekolah Menengah (2‬‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َﺳﺌِﻠَ ِﺔ!‬ ‫ﺐ َﻋ ِﻦ اﻷ ْ‬ ‫اﻗـ َْﺮأْ ﺛُ ‪‬ﻢ أَﺟ ْ‬

‫اﻟﻌُﻄْﻠَﺔُ ﻓِﻲ اﻟ ‪‬ﺮﻳْ ِ‬ ‫ﻒ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﺖ ﺟﺪ‪‬ي ِﰲ اﻟ‪‬ﺮﻳْ ِ‬ ‫ﺖ ﻣﻊ أَِﰊ وأُ‪‬ﻣﻲ وأ ْ ِ‬ ‫ﻀْﻴـﻨَﺎ اﻟْﻌُﻄْﻠَﺔَ‬ ‫ﻒ‪ .‬ﻗَ َ‬ ‫ِﰲ اﻷ ْ‬ ‫ُﺧ ِﱵ إ َﱃ ﺑـَْﻴ َ‬ ‫ُﺳﺒُـ ْﻮِع اﻟْ َﻤﺎﺿﻲ ذَ َﻫْﺒ ُ َ َ َ َ‬ ‫ِ‬ ‫ﻫﻨ َ ِ‬ ‫ﺼ ِﺎﰲ‪َ .‬ﺳ َﻜ َﻦ َﺟﺪ‪‬ي ِﰲ ﻗَـ ْﺮﻳٍَﺔ َﻫ ِﺎدﺋٍَﺔ ﺑَﻌِْﻴ َﺪةٍ َﻋ ِﻦ‬ ‫‪‬ﻊ ِ‪ََ‬ﻮاﺋِِﻪ اﻟﻄ‪ْ‬ﻠ ِﻖ َوَﻣﺎﺋِِﻪ اﻟ ‪‬‬ ‫َُ‬ ‫ﺎك ﻟ ِﺰﻳَ َﺎرةِ َﺟﺪ‪‬ي َوﻟﻨَﺘَ َﻤﺘ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ﺎﻇﺮﻫﺎ َِ‬ ‫ﲨْﻴـﻠَﺔ َوَﻣ َﻮ ِاﺷْﻴـ َﻬﺎ َﻛﺜِْﻴـَﺮة‪ .‬ﻓَـَﺮ َح َﺟﺪ‪‬ي َو َﺟﺪِ‪‬ﰐ‬ ‫ﺼﺒَﺔ َوَﻣَﺰا ِرﻋُ َﻬﺎ َﺧ ْ‬ ‫اﻟْ َﻤﺪﻳْـﻨَﺔ‪ .‬أ ََراﺿْﻴـ َﻬﺎ ﺧ ْ‬ ‫ﻀَﺮاء َوَﻣﻨَ ُ َ‬ ‫ِ‬ ‫ﻀ ْﻮِرﻧَﺎ‪َ ،‬وَْﳓ ُﻦ ﻓَـَﺮ ْﺣﻨَﺎ ﺑِﻠِ َﻘﺎﺋِ ِﻬ َﻤﺎ‪.‬‬ ‫ﲝُ ُ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﻣ َﻜﺜْـﻨَﺎ ِﰲ اﻟْ َﻘﺮﻳ ِﺔ ﲬَْﺴﺔَ أَﻳ‪ٍ ‬ﺎم‪ِ .‬ﰲ ُﻛ ‪‬ﻞ ﻳـﻮٍم أَﺳﺘَـﻴ ِﻘ ُ ِ‬ ‫ﺐ إِ َﱃ‬ ‫َْ ْ ْ‬ ‫ﻆ ﻣ َﻦ اﻟﻨـ ْ‪‬ﻮم َ‬ ‫ﺻﺒَ ً‬ ‫َ‬ ‫ﺎﺣﺎ ﺑَﺎﻛًﺮا‪ ،‬ﰒُ‪ ‬أَ ْذ َﻫ ُ‬ ‫َْ َ‬ ‫اﻟْﻤﺰرﻋ ِﺔ ﻣﻊ أَِﰊ وﺟﺪ‪‬ي‪ ،‬ﻧَ ْﺬ ِري اﻟ ‪‬ﺴﻤﺎد ﻓِﻴﻬﺎ وﻧَﻄْﺮد اﻟْﻌﺼﺎﻓِﻴـﺮ اﻟ‪ِ‬ﱴ أَﻓْﺴ َﺪت اﻷَرز‪ .‬و ِﰲ اﻟﻨـ‪‬ﻬﺎ ِر أُﺳ ِ‬ ‫ﺎﻋ ُﺪ‬ ‫َ َْ َ َ َ َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ْ ُ َ‬ ‫َ َ َ َ ُُ َ ْ َ‬ ‫َﻋ َﺸ ِ‬ ‫ﺎب‪.‬‬ ‫َﺟﺪ‪‬ي َﻋﻠَﻰ إِﻃْ َﻌ ِﺎم اﻟْ َﻤ َﻮ ِاﺷﻲ ِﻣ ْﻦ َﻏﻨَ ٍﻢ َوﺑـَ َﻘ ٍﺮ َو َﺟ ُﺎﻣ ْﻮ ٍس ﺑِﺎﻷ ْ‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ﺎﺣﺘِ ِﻪ اﻟْ َﻮ ِاﺳ َﻌ ِﺔ َوﻃَْﺒ ِﺦ اﻷَﻃْﻌِ َﻤ ِﺔ ِﰲ‬ ‫أَ‪‬ﻣﺎ أ ْ‬ ‫ُﺧ ِﱵ ﻓَـﺘُ َﺴﺎﻋ ُﺪ أُ‪‬ﻣﻲ َو َﺟﺪِ‪‬ﰐ َﻋﻠَﻲ ﺗَـْﻨﻈْﻴﻒ اﻟْﺒَـْﻴﺖ َو َﺳ َ‬ ‫ﻀﺮ اﻟْﻤﺄْ ُﻛﻮﻻَ ِ‬ ‫اﻟْﻤﻄْﺒ ِﺦ‪ .‬وﺑـﻌ َﺪ َذﻟِ َ ِ‬ ‫ت َواﻟْ َﻤ ْﺸ ُﺮْوﺑَﺎت ِﱄ َوﻷَِﰊ َو ِﳉَﺪ‪‬ي ِﰲ اﻟْ َﻤ ْﺰَر َﻋ ِﺔ َوأَ َﻛ ْﻠﻨَﺎ َﻣ ًﻌﺎ‪ .‬ﺑـَ ْﻌ َﺪ‬ ‫َ َ ََْ‬ ‫ﻚ ُْﲢ ُ َ ْ‬

‫‪72‬‬

‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫أَ ْن َﺷﺒِﻌﻨَﺎ‪ ،‬ﻧُﺴ ِ‬ ‫ﲔ‬ ‫اﳉَﺪ َﻋﻠَﻰ إِﻃْ َﻌﺎم ْ‬ ‫ﺎﻋ ُﺪ ْ‬ ‫اﳊَﻴَـ َﻮاﻧَﺎت‪َ .‬وﺑـَ ْﻌ َﺪ ﲬَْ َﺴ ْﺔ أَﻳ‪ٍ ‬ﺎم‪ ،‬ﻧـَﻌُ ْﻮ ُد إِ َﱃ ﺑـَْﻴﺘﻨَﺎ ِﰲ اﻟْ َﻤﺪﻳْـﻨَﺔ ﻓَ ِﺮﺣ ْ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َﻣ ْﺴ ُﺮْوِرﻳْ َﻦ‪.‬‬ ‫أﺳﺌﻠﺔ وﺗﺪرﻳﺒﺎت ﺣﻮل اﻟﻨﺺ‪:‬‬ ‫ﺐ‪1‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْ ُ‬

‫ٍ‬ ‫ٍ‬ ‫ﻮﺳﻴﻦ!‬ ‫اِ ْﻣ ِﻺ اﻟْ َﻔ َﺮا َ‬ ‫ﺿ ْﻮِء اﻟﻨ ‪‬‬ ‫غ ﻓِﻲ َ‬ ‫‪‬ﺺ ﺑﻜﻠﻤﺔ ُﻣﻨﺎﺳﺒﺔ ﺑﻴﻦ اﻟ َﻘ َ‬

‫) َﺧﻤﺴ َﺔ أَﻳ‪‬ﺎم – ﺗُ ْﺤ ِ‬ ‫ُﺳ َﺮﺗِﻲ – َﻣ ْﺴ ُﺮْوِرﻳْ َﻦ – أُﻃ ِْﻌ ُﻢ (‬ ‫ﻀ ُﺮ – أ ْ‬ ‫َْ‬ ‫(‬ ‫)‬ ‫ﺖ إِ َﱃ اﻟْ َﻘ ْﺮﻳَِﺔ َﻣ َﻊ _____‬ ‫‪ .1‬ذَ َﻫْﺒ ُ‬

‫ﻀْﻴـﻨَﺎ اﻟْﻌُﻄْﻠَ َﺔ ِﰲ اﻟْ َﻘ ْﺮﻳَِﺔ ______‬ ‫‪ .2‬ﻗَ َ‬

‫‪ _____ .3‬اﻟْﻤﻮ ِاﺷﻰ ﺑِﺎﻷ َْﻋ َﺸ ِ‬ ‫ﺎب‬ ‫ََ‬

‫ُﺧ ِﱵ اﻷَﻃْﻌِ َﻤﺔَ إِ َﱃ اﻟْ َﻤ ْﺰَر َﻋ ِﺔ‬ ‫‪ _____ .4‬أ ْ‬ ‫‪ .5‬رﺟﻌﻨَﺎ إِ َﱄ اﻟْﺒـﻴ ِ‬ ‫ﺖ ______‬ ‫ََْ‬ ‫َْ‬ ‫ﺐ‪2‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْ ُ‬

‫)‬

‫(‬

‫)‬

‫(‬

‫)‬

‫(‬

‫)‬

‫(‬

‫ِ‬ ‫ﺴﺎﺑِ ِﻖ !‬ ‫ﺿ ْﻮِء َﻣﺎ ﻓَ ِﻬ ْﻤﺖ ِﻣ َﻦ اﻟﻨ ‪‬‬ ‫‪‬ﺺ اﻟ ‪‬‬ ‫َﺳﺌِﻠَ ِﺔ اﻵﺗِﻴَ ِﺔ ﻓِﻲ َ‬ ‫ﺐ َﻋ ِﻦ اﻷ ْ‬ ‫أَﺟ ْ‬

‫ﺖ إِ َﱄ اﻟْ َﻘ ْﺮﻳَِﺔ ؟‬ ‫‪َ .1‬ﻣ َﱴ َذ َﻫْﺒ ُ‬

‫ﺖ اﻟْﻌُﻄْﻠَﺔَ ِﰲ اﻟْ َﻘ ْﺮﻳَِﺔ ؟‬ ‫‪َ .2‬ﻛ ْﻢ ﻳـَ ْﻮًﻣﺎ ﻗَ َ‬ ‫ﻀْﻴ ُ‬ ‫ِ‬ ‫ﺖ ِﰲ اﻟْ َﻤ ْﺰَر َﻋ ِﺔ ؟‬ ‫‪َ .3‬ﻣﺎذَا َﻋﻤ ْﻠ ُ‬

‫ِ‬ ‫ُﺧ ِﱵ ؟‬ ‫‪َ .4‬ﻣﺎ َذا َﻋﻤﻠَ ْ‬ ‫ﺖأْ‬

‫ت اﻷَﻃْﻌِ َﻤﺔَ إِ َﱃ اﻟْ َﻤ ْﺰَر َﻋ ِﺔ ؟‬ ‫ﻀَﺮ ْ‬ ‫َﺣ َ‬ ‫‪َ .5‬ﻣ ْﻦ أ ْ‬

‫‪ .6‬أَﻳْ َﻦ ﺗَـﻨَ َﺎوﻟْﻨَﺎ اﻟْﻐَ َﺪاءَ ؟‬

‫‪َ .7‬ﻫ ْﻞ ﻓَ ِﺮ ْﺣﻨَﺎ ِ‪ِ َ‬ﺬﻩِ اﻟْﻌُﻄْﻠَ ِﺔ ؟‬

‫‪73‬‬

‫)‪Bahan Bacaan Pengayaan (1‬‬

‫ﻫﻲ ﻃﺎﻟﺒﺔ ﳎﺘﻬﺪة‪ .‬ﺗﺘﻌﻠﻢ ﲟﻌﻬﺪ إﺳﻼﻣﻲ ﻣﺸﻬﻮر ﲟﺪﻳﻨﺔ ﺻﻐﲑة ﻻ ﺗﺒﻌﺪ ﻋﻦ ﺟﻮﻛﺠﺎﻛﺮﺗﺎ‪.‬‬ ‫اﻟﻄﺎﻟﺒﺔ اﲰﻬﺎ زﻟﻔﻰ‪ .‬إﻧﻪ اﺳﻢ ﻗﺼﲑ ﲨﻴﻞ ﻳﻨﺎﺳﺐ ﲤﺎﻣﺎ ﺑﺸﺨﺼﻴﺘﻬﺎ اﻟﺒﺴﻴﻄﺔ‪ .‬ﺣﻴﺚ أ‪‬ﺎ ﻣﺜﺎل‬ ‫ﻟﻄﺎﻟﺒﺎت اﳌﻌﻬﺪ ﰲ اﻟﺒﺴﺎﻃﺔ‪ .‬أزﻳّﺎﺋﻬﺎ اﳌﺪرﺳﻴﺔ وزﻳﻨﺘﻬﺎ اﻟﻴﻮﻣﻴﺔ ﺗﻨﺒﺌﺎن ﻋﻦ ذﻟﻚ واﺿﺤﺎ‪ .‬إن دﻧﻴﺎﻫﺎ‬ ‫ﺑﻌﻴﺪة ﻋﻦ ﻣﻈﺎﻫﺮ اﻟﻔﺨﺮ واﻟﺜﺮاء واﻟﺮﻳﺎء‪ .‬إ‪‬ﺎ ﻻ ﺗﻌﺮف ﻛﻠﻤﺔ اﻟﺘﺼﻨّﻊ واﻟﺘﻜﻠّﻒ ﰲ ﻣﻌﺎﺷﺮ‪‬ﺎ‪ .‬ﻓﺤﻴﺎ‪‬ﺎ‬ ‫ﺑﺴﻴﻄﺔ ﻛﻞ اﻟﺒﺴﺎﻃﺔ‪.‬‬ ‫وﻟﻜﻦ ﻫﺬﻩ اﻟﺒﺴﺎﻃﺔ ﻻ ﺗﻜﻮن ﰲ ﲨﺎﳍﺎ‪ .‬إذ أ‪‬ﺎ ـ ﻋﻨﺪ ﻧﻈﺮي ـ ﻣﻦ ﻧﻮع اﻟﻔﺘﺎة اﻟﱵ ﳛﻠﻢ ‪‬ﺎ‬ ‫ﻛﻞ رﺟﻞ ﻋﺎﻗﻞ ﰲ ﻫﺬا اﻟﻮﺟﻮد‪ .‬ﻫﻲ ﺑﺸﺎﺷﺔ اﻟﻮﺟﻪ‪ .‬ﳍﺎ ﻗﻮام أﺷﺒﻪ ﻣﺎ ﻳﻜﻮن ﲟﻌﺒﻮدة ﻣﻦ اﻟﻔﺘﻴﺎت‬ ‫‪‬‬ ‫ﻟﺮﺟﺎل اﻟﻴﻮم‪ .‬وﺷﻌﺮﻫﺎ اﻷﺳﻮد اﻟﻼﻣﻊ ﻳﺘﻬ ّﺪل ﰲ إﳘﺎل ﻋﻠﻰ ﻛﺘﻔﻴﻬﺎ ﻣﱴ ﺧﻠﻌﺖ ﲬﺎرﻫﺎ اﻷﺑﻴﺾ اﻟﺬي‬ ‫ﺗﻠﺒﺴﻪ ﻳﻮﻣﻴﺎ‪ .‬إﻻ أن ﲨﺎل ﺷﻌﺮﻫﺎ وﻓﺘﻨﺔ ﻗﻮاﻣﻬﺎ ﻫﺬﻩ ﻻ ﺗﻌﺪ ﺷﻴﺌﺎ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ إﱃ ﺳﺤﺮ ﻋﻴﻨﻴﻬﺎ‪ .‬ﻧﻌﻢ‪ ،‬إن‬ ‫ﰲ ﻋﻴﻨﻴﻬﺎ ﺷﻴﺌﺎ ﻳﻘﱰب ﻣﻦ اﻟﺴﺤﺮ‪ .‬وﱂ ﻳﻜﻦ ذﻟﻚ ﰲ أﻫﺪا‪‬ﺎ اﳌﻘﻮﺳﺔ‪ ،‬ﻛﻼ! ﻓﻌﻴﻨﺎﻫﺎ إذا أﻏﻤﻀﺘﻬﻤﺎ‬ ‫ﻻ ﲣﺘﻠﻔﺎن ﻋﻦ أﻋﲔ اﻟﻜﺜﲑات ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء‪ .‬إﳕﺎ اﻟﺴﺤﺮ ﻛﻞ اﻟﺴﺤﺮ ﻳﻜﻮن ﰲ ﻧﻈﺮا‪‬ﺎ‪ .‬ﺣﱴ ﻻ ﺗﺴﺄم‬ ‫ﻋﲔ اﻟﺮﺟﻞ ﰲ إﻣﻌﺎن اﻟﻨﻈﺮ ﻓﻴﻬﻤﺎ‪.‬‬ ‫ﻛﻞ ﻫﺬا اﳉﻤﺎل ﻻ ﳚﻌﻠﻬﺎ ﺗﺘﻜﺎﺳﻞ ﰲ‬ ‫وﻗﺪ ﻗ ّﺪر اﷲ ﻋﻠﻴﻬﺎ ـ واﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲء ﻗﺪﻳﺮ ـ أن ّ‬

‫اﻟﺪروس‪ .‬ﻓﻬﻲ ﻻ ﺗﻨﺘﻬﺰ أوﻓﺮ ﻓﺮﺻﻬﺎ ﻟﻠﺠﻠﻮس ﻣﺘﻄﺎوﻟﺔ أﻣﺎم اﳌﺮآة ﻛﻤﺎ ﻓﻌﻠﺖ ذﻟﻚ ﻛﺜﲑة ﻣﻦ ﻓﺘﻴﺎت‬ ‫اﻟﻴﻮم‪ .‬إ‪‬ﺎ ﰲ ﺻﻒ واﺣﺪ ﻣﻊ ا‪‬ﺘﻬﺪات‪.‬‬ ‫ﻫﻨﺎك ﻋﻮاﻣﻞ ﻛﺜﲑة دﻓﻌﺘﻬﺎ إﱃ ﻫﺬا اﻻﺟﺘﻬﺎد‪ .‬ﻛﺎﻧﺖ ﺳﲑة ﺣﻴﺎ‪‬ﺎ ﺗﻘﻮدﻫﺎ إﱃ ﻫﺬا اﳌﻌﻬﺪ ﻣﻦ‬

‫ﻗﺮﻳﺔ ﺻﻐﲑة ﻗﺮﻳﺒﺔ ﻣﻦ ﺟﺒﻞ "ﻣﺮاﰊ" وﻣﻌﻬﺎ آﻣﺎل ﻣﻘﺪﺳﺔ ﲤﻸ ذﻫﻨﻬﺎ‪ .‬أﻣﻠﺖ زﻟﻔﻰ وﻫﻰ ﺗﺪوس ﺑﺮﺟﻠﻴﻬﺎ‬ ‫ﻣﺪرﺳﺔ ذات ﻛﻔﺎءة ﰲ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‪ .‬ﻫﺬا ﻣﻦ‬ ‫ﻋﻠﻰ أرض اﳌﻌﻬﺪ ﻷول وﻫﻠﺔ أن ﺗﻜﻮن ﻫﻲ ﰲ اﳌﺴﺘﻘﺒﻞ ّ‬ ‫أﻫﻢ اﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﱵ ﲡﻌﻠﻬﺎ داﺋﻤﺎ ﲣﻄﻮ إﱃ اﻷﻣﺎم ﰲ ﲨﻴﻊ ﻧﺸﺎﻃﺎت اﳌﻌﻬﺪ وﻻ ﺳﻴﻤﺎ ﻓﻴﻤﺎ ارﺗﺒﻂ ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ‬ ‫اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‪.‬‬

‫‪74‬‬

‫أﺳﺌﻠﺔ وﺗﺪرﻳﺒﺎت ﺣﻮل اﻟﻨﺺ‪:‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪1‬‬ ‫ﻗﻞ )اﻛﺘﺐ( "ﺻﺤﻴﺢ" أو "ﺧﻄﺄ" ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﻦ اﻟﺠﻤﻞ اﻟﺨﺒﺮﻳﺔ اﻵﺗﻴﺔ!‬ ‫‪ -1‬ﻣﻌﻬﺪ زﻟﻔﻲ ﰲ ﻣﺪﻳﻨﺔ ﺟﻮﻛﺠﺎﻛﺮﺗﺎ‬ ‫‪ -2‬زﻟﻔﻰ ﻓﺘﺎة ﲨﻴﻠﺔ وﻟﻜﻨﻬﺎ ﻗﺼﲑة‬ ‫‪ -3‬ﺷﻌﺮ زﻟﻔﻰ ﻃﻮﻳﻠﺔ ﻧﻮﻋﺎ ﻣﺎ‬ ‫‪ -4‬ﻟﺰﻟﻔﻰ ﻋﻴﻨﺎن ﺳﺤﺮﻳﺘﺎن‬ ‫‪ -5‬ﺳﺤﺮ ﻋﻴﻨﻴﻬﺎ ﻳﻜﻮن ﻋﻨﺪ إﻏﻤﺎﺿﻬﻤﺎ‬ ‫‪ -6‬ﲨﺎل زﻟﻔﻰ ﻻ ﳚﻌﻠﻬﺎ ﻣﺘﻜﺎﺳﻠﺔ‬ ‫‪ -7‬ﲢﺐ زﻟﻔﻰ اﳉﻠﻮس ﻣﺘﻄﺎوﻟﺔ أﻣﺎم اﳌﺮآة‬ ‫‪ -8‬ﺗﺘﻌﻠﻢ زﻟﻔﻰ ﰲ ﻣﻌﻬﺪ ﺑﺎﻟﻘﺮب ﻣﻦ ﺟﺒﻞ "ﻣﺮاﰊ"‬ ‫‪ -9‬أﻣﻞ زﻟﻔﻰ أن ﺗﺪوس ﺑﺮﺟﻠﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ أرض اﳌﻌﻬﺪ‬ ‫‪-10‬‬

‫زﻟﻔﻰ ﻧﺸﻴﻄﺔ ﰲ ﻧﺸﺎﻃﺎت اﳌﻌﻬﺪ‬

‫اﻟﺘﺪرﻳﺐ ‪2‬‬ ‫أﺟﺐ ﻋﻦ اﻷﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﺛﻢ ﺗﺤﺮﻳﺮﻳﺎ!‬ ‫‪ -1‬أﻳﻦ ﺗﺘﻌﻠﻢ زﻟﻔﻰ؟‬ ‫‪ -2‬ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻨﺎﺳﺐ اﲰﻬﺎ ﺑﺸﺨﺼﻴﺘﻬﺎ؟‬ ‫‪ -3‬ﻫﻞ أزﻳﺎؤﻫﺎ وزﻳﻨﺘﻬﺎ اﻟﻴﻮﻣﻴﺔ ﺗﺪل ﻋﻠﻰ أ‪‬ﺎ ﻓﺘﺎة ﻣﺘﺼﻨﻌﺔ وﻣﻔﺘﺨﺮة؟‬ ‫‪ -4‬اذﻛﺮ اﻟﻌﻼﻣﺎت اﻟﱵ ﺗﺪل ﻋﻠﻰ ﺑﺴﺎﻃﺔ زﻟﻔﻰ!‬ ‫‪ -5‬ﺻﻒ ﻣﻈﺎﻫﺮ ﲨﺎل زﻟﻔﻰ!‬

‫‪75‬‬

‫‪ -6‬ﻓﻴﻤﺎ ﺗﻘﻊ ﺳﺤﺮﻳﺔ ﻋﻴﲏ زﻟﻔﻰ؟‬ ‫‪ -7‬ﻣﺎ اﻟﺬي دﻓﻌﻬﺎ إﱃ اﳉﺪ واﻻﺟﺘﻬﺎد؟‬ ‫)‪Bahan Bacaan Pengayaan (2‬‬

‫إن اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ ﻳﺮﺟﻊ ﺗﺎرﳜﻬﺎ إﱃ اﻟﻮﻗﺖ اﻟﺬي وﻃﺄ ﻓﻴﻪ اﻟﺪﻳﻦ اﻹﺳﻼﻣﻲ أرض‬ ‫اﻷرﺧﺒﻴﻞ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻲ ﺣﻮاﱄ اﻟﻘﺮن اﻟﺜﺎﻟﺚ اﳍﺠﺮي‪ .‬وﻫﺬا ﻳﻌﲏ أن ﺳﻦ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﻗﺪ ﺑﻠﻎ إﱃ‬ ‫أﻛﺜﺮ ﻣﻦ اﺛﲏ ﻋﺸﺮ ﻗﺮﻧﺎ‪ .‬وﰲ ﺧﻼل ﻫﺬﻩ اﻟﻘﺮون اﻟﻄﻮﻳﻠﺔ ﻋﺎﻳﺸﺖ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺿﺮوﺑﺎ ﻣﻦ اﻟﺘﻘﺪم واﻟﺘﺄﺧﺮ‬ ‫ﰲ دورﻫﺎ وﻣﻜﺎﻧﺘﻬﺎ وﺗﻌﻠﻴﻤﻬﺎ ﺑﲔ اﻟﺸﻌﺐ اﻹﻧﺪوﻧﺴﻲ اﳌﺴﻠﻢ وﻓﻘﺎ ﻟﺴﻨﻦ اﳊﻴﺎة وﺣﺴﺐ اﻟﻈﺮوف‬ ‫اﻟﺴﻴﺎﺳﺴﻴﺔ اﻟﱵ ﻻﻗﺘﻬﺎ‪.‬‬ ‫وﻗﺪ ﻛﺎن ﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ اﳌﺎﺿﻲ ﻏﲑ اﻟﺒﻌﻴﺪ ﻣﻜﺎﻧﺔ رﻓﻴﻌﺔ ﺑﲔ اﻟﺸﻌﺐ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻲ ﲝﻴﺚ‬ ‫ﺗﻜﻮن وﺳﻴﻠﺔ ﻟﻠﺘﻌﺒﲑ اﻟﺜﻘﺎﰲ ﻋﻨﺪ ﻛﻴﺜﺮ ﻣﻦ اﻟﻘﺒﺎﺋﻞ‪ .‬ﻛﻤﺎ أﺳﻬﻤﺖ ﰲ ﺗﻜﻮﻳﻦ وﺗﻄﻮﻳﺮ اﻟﻠﻐﺔ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺔ‬ ‫ﺑﺼﻔﺔ ﺧﺎﺻﺔ واﻟﺜﻘﺎﻓﺔ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺔ ﺑﺼﻔﺔ ﻋﺎﻣﺔ ﻣﻨﺬ أول ﻧﺸﺄ‪‬ﻤﺎ‪ .‬وﻣﻦ ﻣﻈﺎﻫﺮ ذﻟﻚ دﺧﻮل ﻋﺪد‬ ‫ﻫﺎﺋﻞ ﻣﻦ اﳌﻔﺮدات اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ إﱃ اﻟﻠﻐﺔ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺔ واﻟﻠﻐﺎت اﶈﻠﻴﺔ‪ ،‬ووﺟﻮد ﻛﺜﲑ ﻣﻦ اﻵﺛﺎر اﻷدﺑﻴﺔ ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ‬ ‫اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺔ واﻟﻠﻐﺎت اﶈﻠﻴﺔ اﳌﻜﺘﻮﺑﺔ ﺑﺎﳊﺮوف اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‪) .‬أﻓﻨﺪي‪(2005،‬‬ ‫ﻏﲑ أن اﳊﻜﻮﻣﺔ اﻻﺳﺘﻌﻤﺎرﻳﺔ اﳍﻮﻟﻨﺪﻳﺔ ﻗﺪ ﻏﲑت ﻛﻞ ﺷﺊ‪ .‬ﻓﻘﺪ ﻗﺮرت ﻣﻨﺬ أواﺧﺮ اﻟﻘﺮن‬ ‫اﻟﺘﺎﺳﻊ ﻋﺸﺮ اﳌﻴﻼدي اﺳﺘﺨﺪام اﳊﺮوف اﻟﻼﺗﻴﻨﻴﺔ ﺑﺪﻻ ﻣﻦ اﳊﺮوف اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻛﻤﺎ أﺟﱪت ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ‬ ‫اﳍﻮﻟﻨﺪﻳﺔ ﰲ اﳌﺪارس اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺔ‪ .‬وﻣﻨﺬ ذﻟﻚ اﳊﲔ ﺗﻀﺎءل ﺷﺄن اﳊﺮوف اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ وأﺻﺒﺢ ﻣﻮﻗﻒ اﻟﻠﻐﺔ‬ ‫اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻫﺎﻣﺸﻴﺎ ﻻ ﺗﺪرس إﻻ ﰲ اﳌﻌﺎﻫﺪ اﻟﱰﺑﻮﻳﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ وﻷﻏﺮاض دﻳﻨﻴﺔ ﻓﺤﺴﺐ‪ .‬وﻟﻜﻦ ﳚﺐ أن‬ ‫ﻧﻘﻮل ﺑﻜﻞ ﺗﺄﻛﻴﺪ أن ذﻟﻚ ﻻﻳﻌﲏ أن دور اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ ﻗﺪ اﻧﺘﻬﻰ ﺑﻌﺪ‪ ،‬إذ ﻣﺎزال إﻗﺒﺎل‬ ‫اﻟﻨﺎس ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻋﻈﻴﻤﺎ وﻣﺎ زاﻟﺖ ﺗﺪرس ﰲ آﻵف ﻣﻦ اﳌﻌﺎﻫﺪ اﻟﱰﺑﻮﻳﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﰲ أرﺟﺎء اﻟﺒﻼد‪ .‬وﻗﺪ‬ ‫زاد اﻫﺘﻤﺎم اﻟﻨﺎس ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺑﻌﺪ اﻻﺳﺘﻘﻼل ﻋﺎم ‪ 1945‬وﺗﻄﻮر ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﺎ ﻓﻴﺘﺠﺎوز ﺣﺪود اﳌﻌﺎﻫﺪ‬ ‫اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ إﱃ اﳌﺪارس اﻟﻌﺎﻣﺔ واﳉﺎﻣﻌﺎت )أﻓﻨﺪي‪.(2005 ،‬‬

‫‪76‬‬

‫أﺳﺌﻠﺔ وﺗﺪرﻳﺒﺎت ﺣﻮل اﻟﻨﺺ‪:‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪1‬‬ ‫ﻫﺬﻩ أﺳﺌﻠﺔ ﺣﻮل اﻟﺘﺮﻛﻴﺐ )اﻟﻨﺤﻮ(‪ ،‬اﺧﺘﺮ اﻟﺠﻮاب اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺄﺗﻲ!‬ ‫‪ .1‬ﺧﱪ إن ﰲ اﳉﻤﻠﺔ "إن اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ ﻳﺮﺟﻊ ﺗﺎرﳜﻬﺎ ‪".......‬‬ ‫)ا( ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ )ب( ﲨﻠﺔ ﻓﻌﻠﻴﺔ ﻳﺮﺟﻊ ‪...‬‬

‫)ج( ﺣﻮاﱄ ‪...‬‬

‫‪" -2‬أرض اﻷرﺧﺒﻴﻞ" ﺗﺮﻛﻴﺐ ‪....‬‬ ‫)ا( إﺿﺎﰲ‬

‫)ج( ﻧﺴﱯ‬

‫)ب( ﻧﻌﱵ‬

‫‪ -3‬ﺧﱪ ﻛﺎن ﰲ "وﻗﺪ ﻛﺎن ﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ‪"........‬‬ ‫)ا( ﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ )ب( ﻣﻜﺎﻧﺔ ﻣﺮﻣﺔﻗﺔ‬

‫)ج( ﺑﲔ اﻟﺸﻌﺐ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻲ‬

‫‪ -4‬اﺳﻢ ﺗﻜﻮن ﰲ " ﺗﻜﻮن وﺳﻴﻠﺔ ﻟﻠﺘﻌﺒﲑ‪"....‬‬ ‫)ا( اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ )ب( ﻣﻜﺎﻧﺔ ﻣﺮﻣﻮﻗﺔ‬

‫)ج( اﻟﺸﻌﺐ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻲ‬

‫‪" -5‬اﳊﻜﻮﻣﺔ اﻻﺳﺘﻌﻤﺎرﻳﺔ" ﺗﺮﻛﻴﺐ ‪....‬‬ ‫)ا( إﺿﺎﰲ‬

‫)ج( ﻧﺴﱯ‬

‫)ب( ﻧﻌﱵ‬

‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪2‬‬ ‫ﻫﺬﻩ أﺳﺌﻠﺔ ﺣﻮل اﻟﻤﻔﺮدات‪ ،‬اﺧﺘﺮ اﻟﺠﻮاب اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺄﺗﻲ!‬ ‫‪ -1‬ﻣﺮادف "وﻃﺄ"‪:‬‬ ‫)ا( دﺧﻞ‬

‫)ب( داس‬

‫)ج( ﺟﺎء‬

‫‪ -2‬ﻣﺮادف "ﺿﺮوﺑﺎ"‪:‬‬ ‫)ا( ﲨﻴﻌﺎ‬

‫)ب( ﻛﺜﲑا‬

‫)ج( أﻧﻮاﻋﺎ‬

‫‪77‬‬

‫‪ -3‬ﻣﺮادف "أﺳﻬﻤﺖ"‪:‬‬ ‫)ا( اﺷﱰﻛﺖ‬

‫)ج( أﺷﺮﻓﺖ‬

‫)ب( أدﺧﻠﺖ‬

‫‪ -4‬ﻣﺮادف "ﻫﺎﺋﻞ"‪:‬‬ ‫)ا( ﻗﻠﻴﻞ‬

‫)ج( ﻳﺴﲑ‬

‫)ب( ﻋﻈﻴﻢ‬

‫‪ -5‬ﻣﺮادف "ﺗﻀﺎءل"‪:‬‬ ‫)ا( ﺿﻌﻒ‬

‫)ج( ﺗﺰاﻳﺪ‬

‫)ب( ﺗﻔﺎﻋﻞ‬

‫‪ -6‬ﻣﺮادف "ﻫﺎﻣﺸﻴﺎ"‬ ‫)ا( واﺳﻄﻴﺎ‬

‫)ج( ﺟﺎﻧﺒﻴﺎ‬

‫)ب( ﺧﻠﻔﻴﺎ‬

‫اﻟﺘﺪرﻳﺐ ‪3‬‬ ‫أﺟﺐ ﻋﻦ اﻷﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﺛﻢ ﺗﺤﺮﻳﺮﻳﺎ!‬ ‫‪ -1‬ﻣﱴ ﺑﺪأ ﺗﺎرﻳﺦ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ؟‬ ‫‪ -2‬ﻣﺎ اﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﱵ ﺗﺆﺛﺮ ﰲ ﻣﻜﺎﻧﺔ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ؟‬ ‫‪ -3‬ﻫﻞ أﺳﻬﻤﺖ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ ﺗﻄﻮﻳﺮ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ؟ ﻫﺎت دﻟﻴﻼ ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ!‬ ‫‪ -4‬ﳌﺎذا ﺗﻀﺎءل دور اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ وﺣﺮوﻓﻬﺎ ﺧﺎﺻﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ؟‬ ‫‪ -5‬ﻫﻞ ﺻﺢ اﻟﻘﻮل ﺑﺄن دور اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻗﺪ اﻧﺘﻬﻰ ﺑﻌﺪ ﰲ ﻋﺼﺮ اﻻﺳﺘﻌﻤﺎر؟‬ ‫وﻣﺎ دﻟﻴﻞ ذﻟﻚ؟‬ ‫‪ -6‬ﻣﺎذا ﺣﺪث ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺑﻌﺪ اﺳﺘﻘﻼل إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ؟‬ ‫‪ -7‬ﻣﺎ رأﻳﻚ ﰲ دور اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ ﻫﺬا اﻟﻌﺼﺮ؟‬ ‫)‪Bahan Bacaan Pengayaan (3‬‬

‫إن ﻟﻠﻐﺎت اﻷﺟﻨﺒﻴﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ ‪ -‬وﰲ ﺿﻤﻨﻬﺎ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ‪ -‬ﺛﻼث وﻇﺎﺋﻒ )أﻓﻨﺪي‪،‬‬ ‫‪ ،(2002‬وﻫﻲ أوﻻ وﻇﻴﻔﺔ ﺗﻮﺛﻴﻖ اﻟﻌﻼﻗﺎت اﻟﺪوﻟﻴﺔ‪ ،‬وﺛﺎﻧﻴﺎ وﻇﻴﻔﺔ ﺗﻄﻮﻳﺮ اﻟﻌﻠﻮم واﻟﺜﻘﺎﻓﺔ‪ ،‬وﺛﺎﻟﺜﺎ وﻇﻴﻔﺔ‬

‫‪78‬‬

‫اﻹﺳﻬﺎم ﰲ إﺛﺮاء اﻟﻠﻐﺔ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺔ‪ .‬وﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺑﺼﻔﺔ ﺧﺎﺻﺔ وﻇﻴﻔﺔ راﺑﻌﺔ ﻫﻲ وﻇﻴﻔﺔ دﻳﻨﻴﺔ ﻟﻜﻮ‪‬ﺎ‬ ‫ﻟﻐﺔ دﻳﻦ اﻹﺳﻼم وﻟﻜﻮن اﻹﺳﻼم دﻳﻨﺎ ﳌﻌﻈﻢ )‪ (%90‬اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﲔ‪.‬‬ ‫وﻋﻠﻰ أﺳﺎس ﻫﺬﻩ اﻟﻮﻇﺎﺋﻒ ﺗُﺪرس اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ ﺷﱴ اﳌﻌﺎﻫﺪ اﻟﱰﺑﻮﻳﺔ واﳌﺆﺳﺴﺎت اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ‬ ‫واﻻﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ‪ .‬وﻗﺪ ﺗﻨﻮﻋﺖ أﺷﻜﺎل ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺑﺘﻨﻮع اﻷﻫﺪاف‪ ،‬واﻟﻄﺮق اﻟﺘﻌﻠﻴﻤﻴﺔ اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ‪،‬‬ ‫وﺗﻨﻮع اﳌﻌﺎﻫﺪ أو اﳌﺆﺳﺴﺎت اﻟﱵ ﺗﻘﻮم ﺑﺘﺪرﻳﺴﻬﺎ‪ .‬وﻧﻘﺪم ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻠﻲ ‪ -‬ﻋﻠﻰ ﺳﺒﻴﻞ اﻻﺧﺘﺼﺎر ‪-‬‬ ‫أﺷﻜﺎل ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ ﳌﺎ ﳍﺎ ﻣﻦ ﻋﻼﻗﺔ ﲟﻮﺿﻮع اﻟﺒﺤﺚ ﲝﻴﺚ أن اﻟﺸﻌﺮ اﻟﻌﺮﰊ‬ ‫ﺟﺰء ﻣﻦ ﻣﻮاد ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ )أﻓﻨﺪي‪:(2007 ،‬‬ ‫‪ -1‬ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳍﺪف ﺗﻠﻘﲔ اﻟﺪارﺳﲔ وﲢﻔﻴﻈﻬﻢ ﻧﺼﻮﺻﺎ دﻳﻨﻴﺔ ﻣﻦ أذﻛﺎر وأدﻋﻴﺔ وﺳﻮر ﻗﺼﲑة‬ ‫ﻣﻦ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ وﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﻗﺮاءة اﳊﺮوف اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ وﻛﺘﺎﺑﺘﻬﺎ‪ .‬وﳚﺮي ﻫﺬا اﻟﺸﻜﻞ ﻣﻦ اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﰲ‬ ‫ﻣﺪارس اﻟﻘﺮآن اﳌﻨﻌﻘﺪة ﰲ اﳌﺴﺎﺟﺪ واﳌﺼﻠﻴﺎت ودور اﳊﻀﺎﻧﺔ )رﻳﺎض اﻷﻃﻔﺎل( ﺑﻞ وﰲ ﺑﻴﻮت‬ ‫اﳌﺴﻠﻤﲔ‪ .‬و ﻳﺒﻠﻎ ﻋﺪد ﻣﺪارس اﻟﻘﺮآن ﺣﺎﻟﻴﺎ إﱃ ‪ 78.548‬ﻣﺪرﺳﺔ‪ .‬أﻣﺎ دور اﳊﻀﺎﻧﺔ ﻓﻴﺒﻠﻎ‬ ‫ﻋﺪدﻫﺎ إﱃ ‪15.528‬روﺿﺔ )إﺣﺼﺎﺋﻴﺎت ﻋﺎم ‪.(،2003‬‬ ‫‪ -2‬ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳍﺪف ﺗﻔﻬﻴﻢ اﻟﺪارﺳﲔ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ وﲤﺮﻳﻨﻬﻢ ﻗﺮاءة اﻟﻜﺘﺐ اﻟﺼﻔﺮاء ‪ -‬ﻋﻨﺪ‬ ‫ﺣﺪ ﺗﻌﺒﲑ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﲔ ‪ -‬وﻫﻲ اﻟﻜﺘﺐ اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ اﻟﻜﻼﺳﻴﻜﻴﺔ‪ .‬ﻓﺎﻟﻄﺮﻳﻘﺔ اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﰲ ﻫﺬا‬ ‫اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﻫﻲ ﻃﺮﻳﻘﺔ اﻟﻘﻮاﻋﺪ واﻟﱰﲨﺔ‪ .‬وﳚﺮي ﻫﺬا اﻟﺸﻜﻞ ﻣﻦ اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﰲ اﳌﻌﺎﻫﺪ اﻟﱰﺑﻮﻳﺔ‬ ‫اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ اﻟﻘﺪﳝﺔ )اﻟﺒﺎﺳﺎﻧﱰﻳﻨﺎت اﻟﺘﻘﻠﻴﺪﻳﺔ( اﻟﱵ ﻳﺒﻠﻎ ﻋﺪدﻫﺎ ﺣﺎﻟﻴﺎ إﱃ ‪ 4692‬ﻣﻌﻬﺪا‬ ‫)إﺣﺼﺎﺋﻴﺎت ﻋﺎم ‪.(2003‬‬ ‫‪ -3‬ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳍﺪف ﻋﺎم وﻫﻮ إﻛﺴﺎب اﻟﺪارﺳﲔ اﳌﻬﺎرات اﻟﻠﻐﻮﻳﺔ اﻷرﺑﻌﺔ‪ .‬وﻗﺪ ﺣﺪﺛﺖ ﻣﻦ‬ ‫وﻗﺖ إﱃ وﻗﺖ ﲡﺪﻳﺪات وﺗﻄﻮﻳﺮات ﲤﺸﻴﺎ ﻣﻊ ﻇﻬﻮر اﳌﺪاﺧﻞ واﻟﻄﺮق واﻷﺳﺎﻟﻴﺐ اﳉﺪﻳﺪة ﰲ‬ ‫ﳎﺎل ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺎت‪ .‬وﳚﺮي ﻫﺬا اﻟﺸﻜﻞ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ إﺟﺒﺎرﻳﺎ ﰲ اﳌﻌﺎﻫﺪ اﻟﱰﺑﻮﻳﺔ‬ ‫اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ اﳊﺪﻳﺜﺔ )اﻟﺒﺎﺳﺎﻧﱰﻳﻨﺎت اﻟﻌﺼﺮﻳﺔ( اﻟﱵ ﻳﺒﻠﻎ ﻋﺪدﻫﺎ إﱃ ‪ 3368‬ﻣﻌﻬﺪا وﰲ اﳌﺪارس‬ ‫اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ )اﻻﺑﺘﺪاﺋﻴﺔ واﻹﻋﺪادﻳﺔ واﻟﺜﺎﻧﻮﻳﺔ( اﻟﱵ ﻳﺒﻠﻎ ﻋﺪدﻫﺎ إﱃ ‪ 39309‬ﻣﺪرﺳﺔ‬

‫‪79‬‬

‫)إﺣﺼﺎﺋﻴﺎت ﻋﺎم ‪ .(2003‬ﻫﺬا إﱃ ﺟﺎﻧﺐ اﳌﺪارس اﻟﻌﺎﻣﺔ )اﻻﺑﺘﺪاﺋﻴﺔ واﻹﻋﺪادﻳﺔ واﻟﺜﺎﻧﻮﻳﺔ(‬ ‫اﻟﱵ ﺗﺪرس ﻓﻴﻬﺎ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ اﺧﺘﻴﺎرﻳﺎ‪.‬‬ ‫‪ -4‬ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ اﳉﺎﻣﻌﺎت ﻹﻛﺴﺎب اﻟﺪارﺳﲔ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ اﻟﻌﻠﻤﻴﺔ أو ﻣﻬﻨﺔ اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﰲ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‪.‬‬ ‫وﻳﺒﻠﻎ ﻋﺪد أﻗﺴﺎم اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ وأد‪‬ﺎ إﱃ ‪ 54‬ﻗﺴﻤﺎ‪ ،‬ﺗﺘﻜﻮن ﻣﻦ ‪ 16‬ﻗﺴﻤﺎ ﻟﻸدب اﻟﻌﺮﰊ و‬ ‫‪ 38‬ﻗﺴﻤﺎ ﻟﺘﺄﻫﻴﻞ اﳌﻌﻠﻤﲔ ﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‪ .‬وﻫﺬﻩ اﻷﻗﺴﺎم ﺗﺎﺑﻌﺔ ﻟﺜﻼﺛﺔ وأرﺑﻌﲔ )‪(43‬‬ ‫ﺟﺎﻣﻌﺔ\ﻣﻌﻬﺪا ﻋﺎﻟﻴﺎ )أﻓﻨﺪي‪.(2007 ،‬‬ ‫‪ -5‬ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻷﻫﺪاف ﺧﺎﺻﺔ‪ ،‬ﻛﺎﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻸﻋﻤﺎل واﳌﻬﻦ‪ ،‬واﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻔﻬﻢ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ‪ ،‬واﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‬ ‫ﻟﻠﺤﺞ‪ ،‬واﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻸﻃﻔﺎل‪ ،‬وﻏﲑ ذﻟﻚ‪ .‬ﻧﺬﻛﺮ ﻟﺬﻟﻚ ﻣﺜﻼ‪ ،‬ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳌﻬﻨﺔ اﻟﺼﺤﺔ ﰲ ﻣﻌﺎﻫﺪ‬ ‫ﻟﻠﻌﻤﺎل ﻗﺒﻞ إرﺳﺎﳍﻢ إﱃ اﻟﺪول‬ ‫أو أﻛﺎدﳝﻴﺎت ﺗﺄﻫﻴﻞ اﻟﻘﺎﺑﻼت واﳌﻤﺮﺿﲔ‪ ،‬وﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ّ‬ ‫اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‪ ،‬وﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳍﺪف ﻓﻬﻢ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ اﻟﺬي ﻳﻘﻮم ﺑﺈﺟﺮاﺋﻪ ﻣﺆﺳﺴﺎت إﺳﻼﻣﻴﺔ وﳎﺎﻟﺲ‬ ‫اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﻟﻠﻜﺒﺎر اﳌﻨﺘﺸﺮة ﰲ أواﺳﻂ ا‪‬ﺘﻊ‪.‬‬ ‫أﺳﺌﻠﺔ وﺗﺪرﻳﺒﺎت ﺣﻮل اﻟﻨﺺ‪:‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪1‬‬ ‫أﺟﺐ ﻋﻦ اﻷﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﺛﻢ ﺗﺤﺮﻳﺮﻳﺎ!‬ ‫‪ -1‬ﻣﺎ ﻫﻲ وﻇﺎﺋﻒ اﻟﻠﻐﺎت اﻷﺟﻨﺒﻴﺔ ﰲ إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ؟‬ ‫‪ -2‬ﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ وﻇﻴﻔﺔ ﺧﺎﺻﺔ‪ .‬ﻣﺎﻫﻲ؟‬ ‫‪ -3‬ﻣﺎ ﻫﺪف ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ ﻣﺪارس اﻟﻘﺮآن ودور اﳊﻀﺎﻧﺔ؟‬ ‫‪ -4‬ﻛﻢ ﻋﺪد ﻣﺪارس اﻟﻘﺮآن ودور اﳊﻀﺎﻧﺔ ﺣﺴﺐ إﺣﺼﺎﺋﻴﺎت ﻋﺎم ‪2003‬؟‬ ‫‪ -5‬ﻣﺎ ﻫﺪف ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ اﻟﺒﺎﺳﺎﻧﱰﻳﻨﺎت اﻟﺘﻘﻠﻴﺪﻳﺔ؟‬ ‫‪ -6‬ﻣﺎ ﻫﺪف ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ اﻟﺒﺎﺳﺎﻧﱰﻳﻨﺎت اﻟﻌﺼﺮﻳﺔ؟‬

‫‪80‬‬

‫‪ -7‬ﻣﺎ ﻫﺪف ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ اﳌﺪارس اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ واﳌﺪارس اﻟﻌﺎﻣﺔ؟‬ ‫‪ -8‬ﻣﺎ اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﰲ ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺑﺎﻟﺒﺎﺳﺎﻧﱰﻳﻨﺎت اﻟﺘﻘﻠﻴﺪﻳﺔ؟‬ ‫‪ -9‬ﻣﺎ اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﰲ ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺑﺎﻟﺒﺎﺳﺎﻧﱰﻳﻨﺎت اﻟﻌﺼﺮﻳﺔ؟‬ ‫‪-10‬‬

‫ﻣﺎ اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﰲ ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺑﺎﳌﺪارس؟‬

‫‪-11‬‬

‫ﻣﺎ ﻫﺪف ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ اﳉﺎﻣﻌﺎت؟‬

‫‪-12‬‬

‫ﻛﻢ ﻋﺪد أﻗﺴﺎم اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ ﺟﺎﻣﻌﺎت إﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺎ؟‬

‫‪-13‬‬

‫ﻣﻦ ﻳﻘﻮم ﺑﺈﺟﺮاء ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳍﺪف ﻓﻬﻢ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ؟‬ ‫)‪Bahan Bacaan Pengayaan (4‬‬

‫اﻟﻌﺎدات اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ ﻓﻲ اﻟﻤﺠﺘﻤﻊ اﻟﺴﻌﻮدي‬ ‫ﻫﻲ ﺳﻠﻮك اﺟﺘﻤﺎﻋﻲ ﻗﻬﺮي ﻣﻠﺰم‪ ،‬ﻳﺪﺧﻞ ﰲ ﺗﻜﻮﻳﻨﻬﺎ ﻗﻴﻢ دﻳﻨﻴﺔ وﻋﺮﻓﻴﺔ ﲡﻌﻞ اﻷﻓﺮاد ﻳﺴﺎﻳﺮون‬ ‫ا‪‬ﺘﻤﻊ وﻳﻮاﻓﻘﻮﻧﻪ ﺑﺎﻟﺴﻠﻮك ﰲ ﳐﺘﻠﻒ اﻷﺣﺪاث واﳌﻮاﻗﻒ اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ اﳌﺘﻜﺮرة‪ ،‬ﻛﻌﺎدة إﻛﺮام اﻟﻀﻴﻒ‬ ‫وﻋﺎدات اﻟﺰواج وﻏﲑﻫﺎ‪ .‬وﻳﻌ ّﺪ اﳋﺮوج ﻋﻦ اﳌﺄﻟﻮف ﻣﻦ اﻟﻌﺎدات ﲤﺮدا ﻋﻠﻰ ا‪‬ﺘﻤﻊ واﳓﻼﻻ‪.‬‬ ‫وﺗﺘﻤﻴﺰ اﻟﻌﺎدات اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ ﺑﺄ‪‬ﺎ ﺗﻠﻘﺎﺋﻴﺔ وﻋﺎﻣﺔ‪ ،‬ﻳﻌﻤﻠﻬﺎ اﻷﻓﺮاد ﰲ ﻃﺒﻘﺎت وﻣﺴﺘﻮﻳﺎت‬ ‫ا‪‬ﺘﻤﻊ وأﳕﺎﻃﻪ اﳊﻀﺮﻳﺔ واﻟﺮﻳﻔﻴﺔ‪ .‬وﻫﻲ ﲣﺘﻠﻒ ﻋﻦ اﻟﺘﻘﺎﻟﻴﺪ اﻟﱵ ﺗﺴﺘﻤﺪ ﻣﻦ اﻷﺟﻴﺎل اﻟﺴﺎﺑﻘﺔ‪ ،‬واﻟﱵ‬ ‫ﻏﺎﻟﺒﺎ ﻣﺎ ﺗﻜﻮن ﳐﺘﺼﺔ ﺑﺈﻗﻠﻴﻢ ﻣﻌﲔ أو ﻃﺒﻘﺔ ﻣﻌﻴﻨﺔ ﻛﺘﻘﺎﻟﻴﺪ اﻟﻄﺒﻘﺔ اﻟﻌﻠﻴﺎ أو ﺗﻘﺎﻟﻴﺪ اﻟﻘﺒﻴﻠﺔ أو ﺗﻘﺎﻟﻴﺪ‬ ‫اﻟﺒﺎدﻳﺔ أو ﺗﻘﺎﻟﻴﺪ اﻟﻘﺮى‪ ،‬أو ﺗﻘﺎﻟﻴﺪ اﻻﺣﺘﻔﺎﻻت اﳋﺎﺻﺔ ﲟﻨﻄﻘﺔ ﻣﻌﻴّﻨﺔ ‪ ...‬وﻏﲑﻫﺎ‪ .‬وﻳﻄﻠﻖ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬ ‫أﺣﻴﺎﻧﺎ اﻟﻌﺎدات اﻟﻨﻘﻠﻴﺪﻳﺔ‪.‬‬ ‫وﻛﻞ ﻣﺎ ذﻛﺮ ﻋﻦ اﻟﻌﺎدات واﻟﺘﻘﺎﻟﻴﺪ ﳜﺘﻠﻒ ﲤﺎﻣﺎ ﻋﻦ "اﳌﻮﺿﺎت" اﻟﱵ ﻳﻌﱪ ﻋﻨﻬﺎ ﺑﻌﺾ‬ ‫اﻟﺒﺎﺣﺜﲔ ﺑﺎﺳﻢ "اﻟﻌﺎدات اﳌﺴﺘﺤﺪﺛﺔ" واﻟﱵ ﺗﻌﲏ ﺳﻠﻮﻛﻴﺎت ﲡﺘﺬب ﺑﻌﺾ اﻷﻓﺮاد ﰲ ا‪‬ﺘﻤﻊ إﻟﻴﻬﺎ‬ ‫وﺗﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﻟﺸﻜﻠﻴﺎت واﻟﻜﻤﺎﻟﻴﺎت‪ ،‬وﻫﻲ وﻗﺘﻴﺔ وﻋﺎﺑﺮة وﺳﺮﻳﻌﺔ اﻟﺘﻐﲑ‪ ،‬ﺑﻞ ﺳﺮﻳﻌﺔ اﻟﺰوال ﻷ‪‬ﺎ ﻻ ﺗﺮﺗﺒﻂ‬ ‫ﺑﱰاث ا‪‬ﺘﻤﻊ وﺗﺎرﳜﻪ‪ ،‬ﺑﻞ اﻧﺘﻘﻠﺖ إﻟﻴﻪ ﺑﻄﺮﻳﻘﺔ أﻓﻘﻴﺔ ﻣﻦ ﳎﺘﻤﻌﺎت ﻣﻌﺎﺻﺮة‪.‬‬ ‫أﺳﺌﻠﺔ وﺗﺪرﻳﺒﺎت ﺣﻮل اﻟﻨﺺ‪:‬‬

‫‪81‬‬

‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪1‬‬ ‫ﺿﻊ ﺷﻜﻼ ﻛﺎﻣﻼ ﻓﻲ اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻟﺘﻲ ﺗﺤﺘﻬﺎ ﺧﻂ واﻛﺘﺐ ﻣﺮادﻓﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ أو ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ اﻟﻤﻄﺎﺑﻘﺔ‬ ‫ﻓﻲ اﻹﻧﺪوﻧﻴﺴﻴﺔ!‬ ‫‪ -1‬ﻣﻠﺰم‬

‫)‬

‫(‬

‫‪ -2‬ﻗﻴﻢ‬

‫)‬

‫(‬

‫‪ -3‬ﻋﺮﻓﻴﺔ‬ ‫‪ -5‬ﻳﻌﺪ‬ ‫‪ -7‬ﺗﺘﻤﻴﺰ‬

‫)‬ ‫)‬ ‫)‬

‫(‬ ‫(‬ ‫(‬

‫‪ -4‬ﳐﺘﻠﻒ‬ ‫‪ -6‬ﲤﺮدا‬ ‫‪ -8‬ﺗﻠﻘﺎﺋﻴﺔ‬

‫)‬ ‫)‬ ‫)‬

‫(‬ ‫(‬ ‫(‬

‫‪ -9‬ﻃﺒﻘﺎت‬ ‫‪ -11‬ﳐﺘﺼﺔ‬ ‫‪ -13‬اﻟﻌﻠﻴﺎ‬ ‫‪ -15‬ﻳﻄﻠﻖ‬

‫)‬ ‫)‬ ‫)‬ ‫)‬

‫(‬ ‫(‬ ‫(‬ ‫(‬

‫‪ -10‬ﺗﺴﺘﻤﺪ‬ ‫‪ -12‬ﻣﻌﲔ‬ ‫‪ -14‬اﻟﻘﺮى‬ ‫‪ -16‬اﻟﻘﺮى‬

‫)‬ ‫)‬ ‫)‬ ‫)‬

‫(‬ ‫(‬ ‫(‬ ‫(‬

‫‪ -17‬ﲡﺘﺬب )‬ ‫‪ -19‬اﻟﻜﻤﺎﻟﻴﺎت )‬

‫(‬ ‫(‬

‫‪ -18‬اﻟﺸﻜﻠﻴﺎت )‬ ‫)‬ ‫‪ -20‬أﻓﻘﻴﺔ‬

‫(‬ ‫(‬

‫اﻟﺘﺪرﻳﺐ ‪2‬‬ ‫أﺟﺐ ﻋﻦ اﻷﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﺛﻢ ﺗﺤﺮﻳﺮﻳﺎ!‬ ‫‪ -1‬ﻣﺎ ﻫﻲ اﻟﻘﻴﻢ اﻟﱵ ﺗﻜﻮن اﻟﻌﺎدات اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ؟‬ ‫‪ -2‬ﻫﺎت ﻣﺜﺎﻻ ﻣﻦ اﻟﻌﺎدات!‬ ‫‪ -3‬ﻣﱵ ﻳﻌﺪ اﻟﻔﺮد ﻣﺘﻤﺮدا ﻋﻠﻰ ا‪‬ﺘﻤﻊ؟‬ ‫‪ -4‬ﻣﺎ اﻟﻔﺮق ﺑﲔ اﻟﻌﺎدات واﻟﺘﻘﺎﻟﻴﺪ؟‬ ‫‪ -5‬وﻣﺎ اﻟﻔﺮق ﺑﲔ اﻟﻌﺪات واﳌﻮﺿﺎت؟‬

‫‪82‬‬

‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪3‬‬ ‫ﻗﻞ )اﻛﺘﺐ( "ﺻﺤﻴﺢ" أو "ﺧﻄﺄ" ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﻦ اﻟﺠﻤﻞ اﻟﺨﺒﺮﻳﺔ اﻵﺗﻴﺔ ﻓﻲ ﺿﻮء اﻟﻨﺺ اﻟﺴﺎﺑﻖ!‬ ‫‪ -1‬ﻣﻦ ﺻﻔﺔ اﻟﻌﺎدات أ‪‬ﺎ إﺟﺒﺎرﻳﺔ‬ ‫‪ -2‬وﻣﻦ ﺻﻔﺔ اﻟﻌﺎدات أﻳﻀﺎ أ‪‬ﺎ ﻟﻴﺴﺖ ﺗﺼﻨﻌﻴﺔ‬ ‫‪ -3‬اﻟﻌﺎدات ﺟﺎرﻳﺔ ﰲ ﻣﺴﺘﻮى ﻣﻌﲔ أو ﰲ ﻃﺒﻘﺔ ﺧﺎﺻﺔ‪.‬‬ ‫‪ -4‬اﻟﺘﻘﺎﻟﻴﺪ ﻣﺴﺘﻤﺪة ﻣﻦ أﳉﻴﺎل اﻟﺴﺎﺑﻘﺔ‬ ‫‪ -5‬اﳌﻮﺿﺔ أﺳﺮع ﻣﻦ اﻟﻌﺎدات ﰲ اﻟﺘﻐﻴﲑ واﻟﺰوال‬ ‫)‪Bahan Bacaan Pengayaan (4‬‬

‫اﻹﺳﻼم ﻓﻲ اﻟﻬﻨﺪ‬ ‫اﳍﻨﺪ ﺷﺒﻪ ﺟﺰﻳﺮة واﺳﻌﺔ ﰲ ﺟﻨﻮﰊ ﻗﺎرة آﺳﻴﺎ‪ ،‬ﺗﺰﻳﺪ ﻣﺴﺎﺣﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ‪ 4,360,000‬ﻛﻴﻠﻮﻣﱰا‬ ‫ﻣﺮﺑﻌﺎ‪ .‬وﺗﻨﻔﺼﻞ ﺑﻼد اﳍﻨﺪ ﻋﻦ ﺑﻘﻴﺔ ﺑﻼد آﺳﻴﺎ ﲝﻮاﺟﺰ ﻣﻦ اﳉﺒﺎل اﻟﺸﺎﻫﻘﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﺟﺒﺎل اﳍﻴﻤﺎﻻﻳﺎ اﻟﱵ‬ ‫ﺗﻔﺼﻠﻬﺎ ﻋﻦ اﻟﺼﲔ ﰲ اﻟﺸﻤﺎل‪ ،‬وﺗﻌﺪ أﻋﻠﻰ ﺟﺒﺎل اﻟﻌﺎﱂ إذ ﺗﺼﻞ أﻋﻠﻰ ﻗﻤﻤﻬﺎ ارﺗﻔﺎﻋﺎ ﺣﱴ ﺗﺼﻞ‬ ‫إﱃ ‪ 8888‬ﻣﱰا‪ .‬وﻣﻨﻬﺎ ﺟﺒﻞ ﻛﺮاﻛﻮرم ﰲ ﻛﺸﻤﲑ‪ ،‬وﺟﺒﺎل ﺳﻠﻴﻤﺎن اﻟﱵ ﺗﻔﺼﻠﻬﺎ ﻋﻦ ﺑﻼد اﻷﻓﻐﺎن‪.‬‬ ‫وﰲ ﺟﺒﺎل ﺳﻠﻴﻤﺎن ﳑﺮات ﺗﻔﺼﻞ ﺑﲔ ﺑﻼد اﳍﻨﺪ وأﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎن‪.‬‬ ‫وﰲ اﳍﻨﺪ دﻳﺎﻧﺎت ﻣﺘﻌﺪدة‪ .‬ﻣﻨﻬﺎ اﳍﻨﺪوﺳﻴﺔ‪ ،‬وﻫﻲ اﻟﺪﻳﺎﻧﺔ اﻟﺮﲰﻴﺔ ﰲ اﻟﺪوﻟﺔ وﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ﺣﻮاﱄ‬ ‫‪ %84‬ﻣﻦ ﻋﺪد اﻟﺴﻜﺎن‪ .‬وﺗﻠﻴﻬﺎ اﻟﺪﻳﺎﻧﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ وﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ‪ %10‬ﻣﻦ ﻋﺪد اﻟﺴﻜﺎن‪ ،‬واﳌﺴﻴﺤﻴﺔ‬ ‫وﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ﺣﻮاﱄ ‪ ،% 2‬واﻟﺴﺦ ﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ﺣﻮاﱄ ‪ ،% 2‬واﻟﺒﻮذﻳﺔ ﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ﺣﻮاﱄ ‪.% 1‬‬

‫‪83‬‬

‫أﺳﺌﻠﺔ وﺗﺪرﻳﺒﺎت ﺣﻮل اﻟﻨﺺ‪:‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪1‬‬ ‫اﻛﺘﺐ اﻟﻌﺒﺎرات اﻟﺘﺎﻟﻴﺔ ﻓﻲ ﻛﺮاﺳﺘﻚ ﺑﺸﻜﻞ ﺗﺎم وﻣﻊ ﺗﻐﻴﻴﺮ اﻷﻋﺪاد اﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﻜﻠﻤﺎت!‬ ‫‪ -1‬ﺗﺰﻳﺪ ﻣﺴﺎﺣﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ‪ 4,360,000‬ﻛﻴﻠﻮﻣﱰا ﻣﺮﺑﻌﺎ‪.‬‬ ‫‪ -2‬إذ ﺗﺼﻞ أﻋﻠﻰ ﻗﻤﻤﻬﺎ ارﺗﻔﺎﻋﺎ ﺣﱴ ﺗﺼﻞ إﱃ ‪ 8888‬ﻣﱰا‪.‬‬ ‫‪ -3‬وﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ﺣﻮاﱄ ‪ %84‬ﻣﻦ ﻋﺪد اﻟﺴﻜﺎن‪.‬‬ ‫‪ -4‬وﺗﻠﻴﻬﺎ اﻟﺪﻳﺎﻧﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ وﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ‪ %10‬ﻣﻦ ﻋﺪد اﻟﺴﻜﺎن‪،‬‬ ‫‪ -5‬واﳌﺴﻴﺤﻴﺔ وﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ﺣﻮاﱄ ‪،% 2‬‬ ‫‪ -6‬واﻟﺴﺦ ﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ﺣﻮاﱄ ‪،% 2‬‬ ‫‪ -7‬واﻟﺒﻮذﻳﺔ ﻳﺪﻳﻦ ‪‬ﺎ ﺣﻮاﱄ ‪.% 1‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪1‬‬ ‫أﺟﺐ ﻋﻦ اﻷﺳﺌﻠﺔ اﻵﺗﻴﺔ ﺷﻔﻬﻴﺎ ﺛﻢ ﺗﺤﺮﻳﺮﻳﺎ!‬ ‫‪ -1‬أﻳﻦ ﺗﻘﻊ ﺑﻼد اﳍﻨﺪ؟‬ ‫‪ -2‬ﻣﺎ اﳉﺒﺎل اﻟﱵ ﺗﻌﺪ أﻋﻠﻰ اﳉﺒﺎل ﰲ اﻟﻌﺎﱂ؟‬ ‫‪ -3‬أﻳﻦ ﺗﻘﻊ ﺟﺒﺎل ﻛﺮاﻛﻮرم؟‬ ‫‪ -4‬أي ﺟﺒﺎل ﺗﻔﺼﻞ ﺑﲔ اﳍﻨﺪ واﻷﻓﻐﺎن؟‬ ‫‪ -5‬ﻣﺎ ﻫﻲ اﻟﱵ ﺗﻔﺼﻞ ﺑﲔ ﺑﻼد اﳍﻨﺪ وأﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎن؟‬ ‫‪ -6‬أي دﻳﺎﻧﺔ ﻳﻌﺘﻨﻘﻬﺎ ﻣﻌﻈﻢ ﺳﻜﺎن ﺑﻼد اﳍﻨﺪ؟‬ ‫‪ -7‬ﻛﻢ ﻋﺪد اﳌﻌﺘﻨﻘﲔ ﺑﺎﻟﺪﻳﺎﻧﺔ اﻟﺒﻮذﻳﺔ؟‬

84

LATIHAN 1. Jelaskan pengertian membaca dan kemampuan membaca. 2. Buatlah bagan atau skema yang menggambarkan: a. jenis-jenis membaca b. tingkatan/level membaca c. berbagai pengalaman membaca 3. Buatlah satu teks bacaan mengenai salah satu topik dalam kurkulum SMA. 4. Buatlah latihan berbentuk pertanyaan mengenai isi teks, dengan jawaban terbuka dan tertutup, mengisi titik-titik, membuat bagan, gambar, dan sebagainya, untuk ketiga bahan bacaan pendalaman di muka. 5. Buatlah daftar kosa kata, idiom, dan ungkapan yang anda anggap baru atau menarik dari ketiga teks di muka.

KEGIATAN 5 PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENULIS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu: 1. Menjelaskan hakekat atau konsep-konsep pokok kemahiran menulis. 2. Mengimplementasikan teknik-teknik mutakhir pembelajaran kemahiran menulis yang inovatif, variatif, dan atraktif. 3. Berkomunikasi secara tertulis dengan bahasa Arab untuk berbagai tujuan.

B. PENGERTIAN KEMAHIRAN MENULIS Kemahiran menulis (‫ )ﻛﺘﺎﺑﺔ‬merupakan salah satu dari empat kemahiran berbahasa. Kalau membaca (dan menyimak) merupakan kemahiran reseptif (‫)ﻣﻬﺎرة اﺳﺘﻘﺒﺎﻟﻴﺔ‬, menulis (dan berbicara) merupakan kemahiran produktif (‫)ﻣﻬﺎرة اﻧﺘﺎﺟﻴﺔ‬. Karena kemahiran menulis bersifat produktif, maka untuk mencapai kompetensi yang diharapkan diperlukan latihan yang cukup memadai. Pada sisi lain, bahasa tulis menuntut keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa lisan. Oleh karena itu keakuratan bahasa tulis guru yang akan dilatihkan kepada siswa harus dapat dipertanggung jawabkan. Dalam pembelajaran bahasa Arab di sekolah menengah, kemahiran menulis perlu dibatasi pada halhal sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti mengisi formulir, menulis surat, membuat deskripsi, dan sejenisnya. Seperti halnya membaca, kemahiran menulis mempunyai dua aspek, tetapi dalam hubungan yang berbeda. Pertama, kemahiran membentuk huruf dan menguasai ejaan; kedua kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dengan tulisan.

85

86

1. Kemahiran Membentuk Huruf Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa terletak pada aspek kedua. Dalam kenyataan kita lihat, banyak orang yang dapat menulis Arab dengan amat baik, tetapi tidak faham makna kalimat yang ditulisnya, apalagi melahirkan maksud dan fikirannya sendiri dengan bahasa Arab. Sebaliknya tidak sedikit sarjana bahasa Arab yang tulisannya seperti ‘cakar ayam’. Mengemukakan kenyataan ini, tidak berarti menafikan pentingnya kemahiran menulis dalam aspek pertama, karena kemahiran dalam aspek pertama mendasari kemahiran dalam aspek kedua. Oleh karena itu, walaupun kemampuan menulis alfabet Arab telah dilatihkan sejak tingkat permulaan, tetapi dalam tingkat-tingkat selanjutnya pembinaan harus tetapi dilakukan, paling tidak sebagai variasi kegiatan. Latihan tersebut ditekankan kepada kemampuan menulis huruf Arab dalam berbagai posisinya secara benar, terutama yang menyangkut penulisan hamzah dan alif layyinah. Segi artistiknya (khat) barangkali tidak teramat penting, meskipun tidak boleh diabaikan, kecuali bagi calon guru bahasa Arab dan Agama yang memang dituntut oleh profesinya untuk dapat menulis Arab tidak saja benar tetapi juga baik. 2. Kemahiran mengungkapkan dengan tulisan Aspek ini seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari kemahiran menulis. Latihan menulis ini pada prinsipnya diberikan setelah latihan menyimak, berbicara dan membaca. Ini tidak berarti bahwa latihan menulis ini hanya diberikan setelah siswa memiliki ketiga kemahiran tersebut di atas. Latihan menulis dapat diberikan pada jam yang sama dengan latihan kemahiran yang lain; sudah tentu dengan memperhatikan tahap-tahap latihan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

87

Secara umum pengajaran menulis bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa Arab.

C. TEKNIK DAN TAHAPAN PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENULIS Karena menulis merupakan kemahiran produktif, maka latihan harus diperbanyak dan harus mengikuti tahapan-tahapan, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Dalam setiap tahapan itu terdapat teknik-teknik yang bisa digunakan dan dikembangkan oleh guru sesuai dengan kondisi siswa. Adapun tahapan dan teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut. 1. Mencontoh (‫)ﻧﺴﺦ‬ Kegiatan mencontoh sepintas lalu nampaknya tidak ada gunanya dan membuang-buang waktu saja. Tetapi sebenarnya aktivitas semacam ini tidaklah semudah yang kita bayangkan. Tentu saja, mencontoh ini diberikan pada tahap-tahap permulaan dan juga untuk variasi pada tahap-tahap berikutnya. Sungguhpun mencontoh ini memang aktivitas yang mekanis, tidak berarti siswa tidak akan belajar apa-apa. Pertama, siswa belajar dan melatih diri menulis dengan tepat sesuai dengan contoh. Keterampilan ini pada suatu saat tentu ada gunanya. Kedua, siswa belajar mengeja dengan benar. Ketiga, murid berlatih menggunakan bahasa Arab yang benar. Sebagian besar para ahli dalam pengajaran bahasa setuju bahwa membaca dapat memperbaiki keterampilan mengarang. Lebih banyak murid membaca, lebih banyak dapat diharapkan karangannya menjadi lebih baik. Mencontoh pasti melalui proses membaca. Karena itu dengan mencontoh, murid kita latih membaca juga, dan apabila hal ini dikerjakan dengan sistematis perbaikan dalam karang-mengarang dapat diharapkan.

88

2. Imlak (‫)إﻣﻼء‬ Imlak banyak sekali faedahnya asal saja bahan yang diimlakkan dipilih dengan cermat. Imlak di samping melatihkan ejaan juga melatih penggunaan ‘gerbang-telinga’. Bahkan pemahaman juga dilatihkan sekaligus. Ada dua macam imlak : Pertama, imlak yang dipersiapkan sebelumnya (seen/ ‫)ﻣﻌﻬ ـ ـ ـ ــﻮدة‬. Siswa diberitahu sebelumnya materi/teks yang akan diimlakkan. Kedua, imlak yang tidak dipersiapkan sebelumnya (unseen / ‫ﻏﲑ ﻣﻌﻬﻮدة‬ ) . Siswa tidak diberitahu sebelumnya materi/teks yang akan diimlakkan. Sebelum penyajian, guru sebaiknya membacakan secara lengkap, kemudian menuliskan beberapa kata sulit di papan tulis dan diterangkan maknanya. Kalau perlu siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata tertentu dalam teks yang tidak dipahaminya. Dalam membacakan teks imlak, guru hendaknya memperhatikan azas-azas keefektifan membaca, baik yang bersifat kebahasaan maupun yang non-kabahasaan. Tentang teknik pembetulan (‫ )إﺻﻼح‬ada beberapa macam, misalnya: -

guru sendiri yang melakukan pembetulan, dengan mengumpulkan semua hasil pekerjaan siswa dan dikerjakan di rumah;

-

dipertukarkan sesama siswa dalam satu kelas;

-

setiap siswa mengoreksi hasil pekerjaannya sendiri.

Masing-masing cara tersebut memiliki kebaikan dan kelemahan. Untuk itu guru dapat memakai semuanya secara bergantian, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh guru. Tetapi satu hal yang harus diperhatikan dalam pembetulan ini ialah agar siswa jangan dibiarkan bersifat pasif, tapi harus ikut serta secara aktif dalam proses pembetulan. Setelah dilakukan pembetulan dengan caya manapun,

89

sebaiknya siswa diminta untuk menulis kembali hasil pekerjaan mereka yang sudah dikoreksi dan dibetulkan. 3. Rekombinasi dan Transformasi (‫)ﲨﻊ وﲢﻮﻳﻞ‬ Rekombinasi adalah latihan menggabungkan kalimat-kalimat yang mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat panjang. Sedangkan transformasi adalah latihan mengubah bentuk kalimat, dari kalimat positif menjadi kalimat negatif, kalimat berita menjadi kalimat tanya dan sebagainya. Contoh-contoh:

‫ اﳌﺪرس ﺣﻀﺮ إﱃ اﳌﺪرﺳﺔ ﻣﺒﻜﺮا‬:

‫ اﻟﺠﻤﻠﺔ اﻟﻤﻮازﻳﺔ‬-

( ‫)اﳌﺪرﺳﺔ‬ ‫اﻟﻄﺒﻴﺐ ﻓﺤﺺ اﳌﺮﻳﺾ‬ (‫)اﻟﻄﺒﻴﺒﺔ‬ ‫ أﲤﲎ أن أﺗﻌﻠﻢ اﻟﻠﻐﺔ‬.‫ أﻧﺎ ﻣﻦ أﺳﺮة أﻣﲑﻳﻜﻴﺔ ﻣﺴﻠﻤﺔ‬: ‫ اﻟﻔﻘﺮة اﻟﻤﻮازﻳﺔ‬‫أﺣﺐ أن أﺗﺼﻞ ﺑﺈﺧﻮاﱐ‬.‫اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻐﺔ اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﱘ ﻷﻓﻬﻤﻪ‬ .‫اﳌﺴﻠﻤﲔ ﰲ اﻟﻌﺎﱂ‬ (‫)ﺟﻮﱐ‬ (‫)إﻣﻴﻠﻴﺎ‬ ‫ ذﻫﺐ اﻟﻔﻼح _____ اﳌﺰرﻋﺔ‬: ‫ اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻟﻤﺤﺬوﻓﺔ‬‫أراد اﻟﺘﻠﻤﻴﺬ _____ ﻳﺘﻌﻠﻢ‬ _______ ‫ﻗﺮأ أﰊ‬ ‫أﻟﻘﻰ ______ ﺧﻄﺒﺔ‬

‫‪90‬‬

‫ ﻣﻞء اﻟﻔﺮاﻏﺎت‬‫اﻣﻸ اﻟﻔﺮاغ ﰲ اﳉﻤﻞ اﻵﺗﻴﺔ ﺑﺎﺧﺘﻴﺎر ﻛﻠﻤﺔ ﻣﻨﺎﺳﺒﺔ ﳑﺎ ﻳﻠﻲ‪:‬‬ ‫) ﻓﺮد – وﻓﺮت –اﻟﺸﻌﻮب – ﺑﻨﲔ – اﻟﺼﺎﱀ (‬ ‫‪ _________ -1‬اﳊﻜﻮﻣﺎت ﻛﻞ اﳋﺪﻣﺎت‬ ‫‪ -2‬ﳚﺐ ﻋﻠﻰ _________ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ أن ﺗﻜﻮن ﻣﺘﺤﺪة‬ ‫‪ -3‬ﰲ اﳌﺪﻳﻨﺔ ﻣﺪارس ______ وﺑﻨﺎت‬ ‫‪ -4‬ﻛﻞ ______ ﻳﺮﻳﺪ أن ﻳﻜﻮن ﺳﻌﻴﺪا‬ ‫‪ -5‬اﻹﻧﺴﺎن ______ ﻫﻮ اﻟﺬي ﻳﻘﻮم ﺑﻮاﺟﺒﺎﺗﻪ اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ‬ ‫ ﺗﺮﺗﻴﺐ اﻟﻜﻠﻤﺎت‬‫رﺗﺐ اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻵﺗﻴﺔ ﻟﺘﻜﻮن ﲨﻠﺔ ﻣﻔﻴﺪة!‬ ‫‪ -1‬ﺳﻠﻴﻤﺎن – أﺑﻴﻪ – ﺧﻠﻒ – ﺳﺎر‬ ‫‪ -2‬ﻣﺰدﲪﺔ – دﺧﻠﺖ – ﺑﺎﻟﻨﺎس – ﺳﻮﻗﺎ‬ ‫‪ -3‬اﳌﻐﺮب – ﻧﺼﻠﻲ – ﰲ – ﲨﺎﻋﺔ ‪ -‬اﳌﺴﺠﺪ‬ ‫ ﺗﺮﺗﻴﺐ اﻟﺠﻤﻞ‬‫رﺗﺐ اﳉﻤﻞ اﻵﺗﻴﺔ ﺣﱴ ﺗﻜﻮن ﻓﻘﺮة!‬ ‫‪ -1‬ودرب اﳊﻴﻮاﻧﺎت ﳌﺴﺎﻋﺪﺗﻪ ﰲ اﻟﻌﻤﻞ‬ ‫‪ -2‬ﻓﺼﻨﻊ اﻹﻧﺴﺎن ﰲ ﻗﺪﱘ اﻟﺰﻣﺎن آﻻت ﺑﺴﻴﻄﺔ ﻣﻦ اﳊﺠﺎرة‬ ‫‪ -3‬اﻹﻧﺴﺎن ﰲ ﺣﺎﺟﺔ إﱃ آﻻت ﲣﻔﻒ أﻋﻤﺎﻟﻪ‬ ‫‪ -4‬و‪‬ﺬﻩ اﻵﻻت اﳊﺪﻳﺜﺔ ﺻﺎر اﻟﻌﻤﻞ أﺳﻬﻞ وأﺧﻒ‬ ‫‪ -5‬واﺧﱰع اﻹﻧﺴﺎن ﰲ اﻟﻌﺼﺮ اﳊﺪﻳﺚ آﻻت ﺣﺪﻳﺜﺔ أﺣﺴﻦ‬

‫‪91‬‬

‫‪ -‬ﺗﺤﻮﻳﻞ اﻟﺠﻤﻠﺔ‬

‫‪:‬‬

‫‪ -‬وﺻﻞ اﻟﺠﻤﻞ ‪:‬‬

‫‪ -‬ﻋﺎد اﻟﺮﺟﻞ‬

‫ﻣﻨﻔﻴﺔ‬

‫ﻣﺜﺒﺘﺔ‬

‫ﺧﱪﻳﺔ‬

‫اﺳﺘﻔﻬﺎﻣﻴﺔ‬

‫ﻣﺎض‬

‫ﻣﻀﺎرع‬

‫اﳌﺒﲏ ﻟﻠﻤﻌﻠﻮم‬

‫ﺗﻌﺠﺒﻴﺔ‬ ‫أﻣﺮ‬

‫اﳌﺒﲏ ﻟﻠﻤﺠﻬﻮل‬

‫ ﺳﺎﻓﺮ اﻟﺮﺟﻞ أﻣﺲ‬‫ﻋﺎد اﻟﺮﺟﻞ اﻟﺬي ﺳﺎﻓﺮ أﻣﺲ‬ ‫ ﻣﺎ ﺣﻀﺮت اﻟﺪرس أﻣﺲ‬‫ أﻧﺎ ﻣﺮﻳﺾ‬‫ﻣﺎ ﺣﻀﺮت اﻟﺪرس أﻣﺲ ﻷﱐ ﻣﺮﻳﺾ‬ ‫‪ -‬إﻛﻤﺎل اﻟﺠﻤﻠﺔ‬

‫‪:‬‬

‫ ﻧﺼﻠﻲ اﻟﺼﺒﺢ ﰲ ________‬‫ إن ﺗﺴﺄﻟﲏ _______‬‫ أﰊ ﺗﺎﺟﺮ‪ ،‬ﻫﻮ __________ ﻛﻞ ﻳﻮم‬‫)إنشاء موجه( ‪4. Mengarang Terpimpin‬‬

‫‪Pada tahap 3 di atas, kalimat-kalimat yang dilatihkan masih‬‬ ‫‪merupakan kalimat-kalimat lepas. Pada tahap 4 ini, siswa mulai‬‬ ‫‪dikenalkan dengan penulisan alinea, walaupun sifatnya masih terpimpin.‬‬ ‫‪Teknik latihan pada tahap ini banyak sekali variasinya, antara lain:‬‬

‫‪ -1‬اﻛﺘﺐ اﻟﻘﻄﻌﺔ اﻟﺘﺎﻟﻴﺔ ﻣﻊ اﺧﺘﻴﺎر اﻷﺻﺢ ﳑﺎ ﺑﲔ اﻟﻘﻮﺳﲔ!‬ ‫آﺧ ـ ـ ــﺬ اﻟﻘﺮﻃ ـ ـ ــﺎس )ﰲ\ﻣ ـ ـ ــﻦ( اﻟ ـ ـ ــﺪرج ووﺿ ـ ـ ــﻌﺖ )ه\ﻫ ـ ـ ــﺎ()ﻋﻠﻰ\ﰲ( اﳌﻜﺘ ـ ـ ــﺐ ﰒ أﺟﻠ ـ ـ ــﺲ‬ ‫)ﻋﻠﻰ\ﻓﻮق( اﻟﻜﺮﺳﻲ وأﻛﺘﺐ رﺳﺎﻟﺔ )ل\إﱃ(واﻟﺪي‪.‬‬

‫‪92‬‬

‫‪ -2‬اﻛﺘﺐ ﻗﻄﻌﺔ ﻗﺼﲑة ﺑﺎﳍﻴﻜﻞ اﻵﰐ!‬ ‫أذﻫﺐ إﱃ اﻟﻨﻬﺮ – أﺻﻴﺪ اﻟﺴﻤﻚ – وﺻﻠﺖ إﱃ اﻟﻨﻬـﺮ – أﺟﻠـﺲ ﻋﻠـﻰ ﺣﺠـﺮ ﻛﺒـﲑ ‪ -‬أدﱄ‬ ‫اﻟﺸﺺ ﰲ اﳌﺎء – أﺷﻌﺮ ﲜﺬﺑﺔ ﰲ اﻟﺸﺺ – أﺳﺮع ﺑﺈﺧﺮاج اﻟﺸﺺ ﻣـﻦ اﳌـﺎء – ﰲ اﻟﺸـﺺ ﲰﻜـﺔ ﻛﺒـﲑة‬ ‫– ﻓﺮﺣﺖ ﺑﺬﻟﻚ‪.‬‬ ‫‪ -3‬اﻛﺘﺐ ﻣﻘﺎﻟﺔ ﺑﺴﻴﻄﺔ ﻋﻦ ﻣﺪﻳﻨﺘﻚ ﻋﻠﻰ ﳕﻂ اﳌﻘﺎﻟﺔ اﻵﺗﻴﺔ!‬ ‫ﺟﺎﻛﺮﺗﺎ ﻣﺪﻳﻨﺔ ﻛﺒﲑة – ﺟﻮﻫﺎ ﺣﺎر – ﺷﻮارﻋﻬﺎ ﻛﺒـﲑة – وأﻛـﱪ ﺷـﻮارﻋﻬﺎ ﺷـﺎرع ﳏﻤـﺪ ﲤـﺮﻳﻦ –‬ ‫ﻓﻴﻬـﺎ ﻓﻨــﺎدق ﻛﺒـﲑة – وأﻛــﱪ ﻓﻨﺎدﻗﻬـﺎ ﻓﻨــﺪق ﻫﻴﻠﺘـﻮن – ﲜﺎﻛﺮﺗــﺎ ﺟﺎﻣﻌـﺔ ﻣﺸــﻬﻮرة اﲰﻬـﺎ ﺟﺎﻣﻌــﺔ إﻧﺪوﻧﻴﺴــﻴﺎ‬ ‫– ﺟﺎﻛﺮﺗﺎ ﻣﺸﻬﻮرة ﺑﺄوﻧﺪﻳﻞ أوﻧﺪﻳﻞ – ﺳﻜﻦ أﰊ وأﻣﻲ ﲜﺎﻛﺮﺗﺎ‪.‬‬ ‫‪ -4‬اﻛﺘﺐ ﻣﻘﺎﻟﺔ إﻧﺸﺎﺋﻴﺔ ﲢﺖ اﻟﻌﻨﻮان "أﻋﻤﺎﱄ اﻟﻴﻮﻣﻴﺔ" ﺑﺎﳍﻴﻜﻞ اﻵﰐ!‬ ‫أﻗﻮم – آﺧﺬ – أذﻫـﺐ – أﺻـﻠﻲ – أﻓـﺘﺢ – أﻃﻔـﺊ – أرﺗـﺐ – أﻛـﻨﺲ – أﻗـﺮأ – أﺗﻨـﺎول –‬ ‫أذﻫﺐ ‪ -‬أرﺟﻊ – أﺗﻐﺪى – أﺻﻠﻲ – أﺳﱰﻳﺢ‪.‬‬ ‫)ﻛﺘﺎﺑﺔ ﻣﻦ ﺟﺪﻳﺪ( ‪5. Reproduksi‬‬ ‫‪Reproduksi adalah menulis apa yang telah dipelajari secara lisan.‬‬ ‫‪Dalam tahapan ini siswa sudah mulai dilatih menulis tanpa ada model.‬‬ ‫‪Model lisan tetap ada dan harus model yang benar-benar baik.‬‬ ‫‪Jawaban-jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan dalam‬‬ ‫‪pengajaran membaca dapat dipakai sebagai latihan untuk maksud ini.‬‬ ‫‪Jawaban latihan pola kalimat yang biasanya dikerjakan secara lisan‬‬ ‫‪dapat juga dipakai sebagai latihan menulis.‬‬

93

6. Mengisi Formulir, Bagan, dan Sejenisnya (...‫)ﻣﻞء اﺳﺘﻤﺎرات وﻛﺘﺎﺑﺔ اﻟﺮﺳﻢ اﻟﺒﻴﺎﱐ‬ Keterampilan menulis banyak diperlukan untuk hal-hal yang praktis dalam kehidupan nyata, seperti mengisi bebagai macam formulir, membuat daftar, bagan, denah, dan jadwal, menyusun bio data, membuat memo, dan sejenisnya. Keterampilan seperti ini perlu dan juga sangat menarik untuk dilatihkan kepada siswa. Misalnya, membuat pohon keluarga, mebuat denah rumah, mengisi form kartu idenditas, dan sebagainya. 7. Mengarang Bebas (‫)إﻧﺸﺎء ﺣﺮ‬ Tahap

ini

merupakan

tahap

yang

mengizinkan

murid

mengutarakan isi hatinya dengan memilih kata-kata dan pola kalimat secara bebas. Namun guru hendaknya tetap memberikan pengarahanpengarahan. Mengarang bebas bila berkali-kali ditugaskan, siswa bisa menjadi bingung, tidak tahu apa yang harus ditulisnya. Ada baiknya kalau judul, unsur-unsur dan panjang pengarang karangan ditentukan oleh guru dengan mengikut sertakan siswa dalam proses penentuannya. Hendaknya selalu diingat bahwa semua orang dapat mengarang dengan mudah. Karena itu judul yang diberikan hendaknya disesuaikan denagn kemampuan dan tingkat kematangan anak. Gradasi/tingkat kesukaran yang kurang lebih dapat dipedomani adalah sebagai berikut : a. Menulis definisi kata sehari-hari, b. Menulis kembali apa yang telah dipelajari dalam pelajaran muthalaah. c. Menceritakan sesuatu kejadian/peristiwa; d. Memberikan (deskripsi) satu benda atau satu keadaan; e. Menulis surat;

94

f. Menulis suatu topik tentang pengetahuan dari mata pelajaran lain; g. Menulis artikel yang menuntut daya pikir; h. Menulis cerita pendek yang menuntut daya khayal. Variasi dan minat selalu memegang peranan yang penting. Ini harus menjadi perhatian guru. Dalam menentukkan judul, guru hendaknya memperhatikan hal tersebut. Ada beberapa jenis karangan, antara lain: (1) Eksposisi sederhana, misalnya menulis definisi tentang kata sehari-hari yang dilihat atau didengar oleh murid, atau komentar singkat tentang suatu keadaan/kejadian. (2) Narasi/Cerita, yaitu menulis berbagai macam kejadian dengan urutan yang tepat. Misalnya menceritakan sebuah kecelakaan yang baru dialaminya sendiri. Untuk membantu siswa dapat digunakan gambar berangkai tentang suatu kejadian atau kronologi sebuah fenomena dalam kehidupan. (3) Deskripsi/Pemerian, melatih menggunakan kata-kata kongkrit, memilih rincian untuk mendukung sebuah kesan dengan menggunakan bahasa yang akurat, misalnya deskripsi tentang sebuah daerah pariwisata. (4) Surat, antara lain surat persahabatan, surat keluarga, dan surat resmi. Penulisan surat ini juga mengandung unsur-unsur narasi dan deskripsi. (5) Kreasi, yang menuntut kemampuan berfikir logis dan kemampuan mengutarakan atau mendukung suatu pendapat dengan argumentasi dan bukti-bukti yang cukup. (6) Imajinasi, yang menuntut daya khayal. Faktor bakat memang besar pengaruhnya, tetapi bisa dilatihkan. Misalnya mengarang sebuah fiksi dalam bentuk cerita pendek.

95

D. MATERI PEMBELAJARAN MENULIS Berikut ini disajikan contoh materi pembelajaran menulis di SMA dengan berbagai bentuk latihan untuk membimbing siswa mencapai kompetensi menulis dalam bahasa Arab. Contoh Materi Pembelajaran Menulis di SMA (1)

1 ‫ ْﺪ ِرﻳْﺐ‬‫اﻟﺘ‬

! ‫ﺐ اﻟْ َﻜ ِﻠ َﻤﺎت اﻵﺗِﻴَﺔ ﻟِﺘَ ُﻜ ْﻮ َن ُﺟ ْﻤﻠَﺔً ُﻣ ِﻔ ْﻴ َﺪة‬‫َرﺗ‬ ‫اﲰُﻪُ – َﻫ َﺬا‬ ْ - ‫ أ َِﺧﻲ – ﻓَﺎ ِرس‬.1 ______________________ ‫اﲰُ َﻬﺎ‬ ْ – ‫ ِﱄ – َﻛﺒِْﻴـَﺮة – َﻋﺎﺋِ َﺸﺔ‬- ‫ُﺧﺖ‬ ْ ‫ أ‬.2 ______________________ ‫ ﻟَﻪُ – أ َْوﻻَد‬- ‫ﺪ َﺣ ِﺎﻣﺪ – ﺛَﻼَﺛَﺔ‬‫ﺴﻴ‬ ‫ اﻟ‬.3 ______________________ ِ َ‫ ﻧَ ِﺸﻴﻄ‬-‫ و‬- ‫ﺎن‬ ِ ‫ ﻓَ ِﺮﻳﺪ – ﻃَﺎﻟِﺒ‬.4 ‫ﺎن – ﻓَـ ْﺮ َﺣﺎن‬ ْ َ َ ______________________ ِ َ‫ أَﻧَﺎ – ﻣﺮَﱘ وﻟَﻴـﻠَﻰ– أُﺧﺘ‬- ‫ ﺳ ْﻠﻤﻰ – ِﱄ – ُﳘﺎ‬.5 ‫ﺎن‬ ْ َ ْ َ َْ ََ ______________________ ‫ ﻣﺪرس – أﻣﻲ – أﰊ – أﻣﺎ – ﻣﻮﻇﻔﺔ‬.6 ______________________ ‫ ﻋﻤﻲ – ﳏﻤﻮد – اﲰﻪ – ﳏﻤﻮدة – ﺑﻨﺖ – اﲰﻬﺎ – ﻟﻪ‬-7 _________________________

‫‪96‬‬

‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْﺐ ‪2‬‬

‫ا ْﻛﺘُﺐ اﻟﻤﻌﻠُﻮﻣﺎت ﻷُﺳﺮﺗِ َ ِ‬ ‫اﻟﺠ ْﺪ َول اﻵﺗﻲ!‬ ‫ﻚ ﻓﻲ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ‬ ‫ُﺳَﺮة‬ ‫اﻟْﻮﺿﻊ ِﰲ اﻷ ْ‬ ‫ِ‬ ‫اﻻ ْﺳﻢ‬ ‫اﳌِْﻬﻨَﺔ‬ ‫ﺼ َﻔﺔ‬ ‫اﻟ ‪‬‬ ‫ِاﳍ َﻮاﻳَﺔ‬

‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳﺐ ‪3‬‬

‫ا ْﻛﺘﺐ اﻟﺘ‪‬ـ ْﻘ ِﺮﻳﺮ ﻋﻦ أ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﺴﺎﺑِﻖ وﺑِ ِ‬ ‫ﺎﻟﻤﺜَ ِ‬ ‫ﺎل اﻵﺗِﻲ!‬ ‫ُﺳ َﺮﺗ َ‬ ‫ُ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ﻚ ُﻣ ْﺴﺘَﻌ ْﻴـﻨًﺎ ﺑِ َ‬ ‫ﺎﻟﺠ ْﺪ َول اﻟ ‪َ ‬‬ ‫ﺐ‬ ‫َب ______‪ .‬ﻳـَ ْﻌ َﻤ ُﻞ أَِﰊ _____ َوُﻫ َﻮ ُِﳛ ‪‬‬ ‫اﳌِﺜَﺎل ‪ :‬أَِﰊ ْ‬ ‫اﲰُﻪ _________ ‪ُ .‬ﻫ َﻮ أ ٌ‬ ‫______‪.‬‬ ‫ﺐ‬ ‫اﲰُ َﻬﺎ ِﻫ َﻲ __________‪ .‬ﺗَـ ْﻌ َﻤ ُﻞ أُ‪‬ﻣﻲ ________‪َ .‬وِﻫ َﻲ ُِﲢ ‪‬‬ ‫أُ‪‬ﻣﻲ ْ‬ ‫__________‪.‬‬

‫اﻟﺘﺪرﻳﺐ ‪4‬‬ ‫َﻛ ‪‬ﻮن ُﺟ ْﻤﻠَﺔ ُﻣ ِﻔ ْﻴ َﺪة َﻛ َﻤﺎ ِﻓﻲ اﻟ ِْﻤﺜَﺎل !‬ ‫اﻟ‪‬ﺮﻗْﻢ‬

‫اﻟْ َﻜﻠِ َﻤﺔ‬

‫ﻣﺜﺎل‬

‫ُﺳَﺮةٌ‬ ‫أْ‬ ‫َﺟ ‪‬ﺪ‬

‫‪2‬‬

‫ُﻣ َﺪ ‪‬رس‬

‫‪1‬‬

‫اﳉُ ْﻤﻠَﺔ‬ ‫ْ‬

‫ِِ‬ ‫ُﺳَﺮِﰐ َﺳﻌِْﻴ َﺪةٌ‪.‬‬ ‫ُﺳَﺮِﰐ‪ .‬أ ْ‬ ‫ﺻ ْﻮَرةُ أ ْ‬ ‫َﻫﺬﻩ ُ‬

‫‪97‬‬

‫‪3‬‬

‫ﻃَﺎﻟِﺐ‬

‫‪4‬‬

‫أﺧﺖ‬

‫‪5‬‬

‫َﻋ ‪‬ﻤﺔ‬

‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳﺐ ‪5‬‬

‫ا ْﻛﺘﺐ ِﻓ ْﻘﺮًة و ِ‬ ‫ُﺳ َﺮﺗِﻲ"!‬ ‫ﺖ اﻟ َْﻤ ْﻮ ُ‬ ‫اﺣ َﺪة أ َْو أَ ْﻛﺜَﺮ ﺗَ ْﺤ َ‬ ‫ﺿ ْﻮع "أ ْ‬ ‫ُْ َ َ‬ ‫ُﺳ َﺮﺗِﻲ‬ ‫أْ‬ ‫____________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫______________________________________________________‬

‫__________________________________________________________________‬ ‫__________________________________________________________________‬ ‫__________________________________________________________________‬ ‫__________________________________________________________________‬ ‫_________________________________________________________________‬

‫‪98‬‬

‫)‪Contoh Materi Pembelajaran Menulis di SMA (2‬‬

‫ﺐ‪1‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْ ُ‬

‫ﺴﻴ‪‬ﺪ ُرْو ِدي اﻵﺗِﻴَﺔ!‬ ‫ﻻَ ِﺣ ْ‬ ‫اﺳﺘَ ِﻤ ْﻊ َﻣﺎ ﻗَـ َﺮأَﻩُ اﻟ ُْﻤ َﺪ ‪‬رس ِﻣ ْﻦ أَﻧْ ِﺸﻄَ ِﺔ اﻟ ‪‬‬ ‫ﻆ َو ْ‬ ‫اﻟْﻴَـ ْﻮمُ‬

‫ﺖ‬ ‫اﻟ ‪‬ﺴْﺒ ُ‬

‫ﺎﻋﺔُ‬ ‫اﻟ ‪‬‬ ‫ﺴَ‬

‫اﻟﺒَـ َﺮ ِاﻣ ُﺞ‬

‫اﻟ َْﻤ َﻜﺎ ُن‬

‫‪06،00‬‬

‫ﺎﺿﺔُ‬ ‫اﻟ‪‬ﺮﻳَ َ‬

‫اﻟْ َﻤْﻴ َﺪا ُن‬

‫‪08،00‬‬

‫اﻟﺒَـْﻴ ُﻊ‬

‫اﻟ ُﺪ ‪‬ﻛﺎ ُن‬

‫‪13،00‬‬

‫‪‬ﺴ ‪‬ﻮ ُق‬ ‫اﻟﺘ َ‬

‫اﻟ ‪‬ﺴ ْﻮ ُق‬

‫‪14،00‬‬

‫اﺣﺔُ‬ ‫اﻟ‪‬ﺮ َ‬

‫ﺖ‬ ‫اﻟﺒَـْﻴ ُ‬

‫‪16،00‬‬

‫ﺎﺿَﺮةُ اﻟ ‪‬ﺪﻳْـْﻨـﻴ‪‬ﺔُ‬ ‫اﻟْ ُﻤ َﺤ َ‬

‫اﻟْ َﻤ ْﺴ ِﺠ ُﺪ‬

‫ﺐ‪2‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْ ُ‬

‫ﺴﻴ‪‬ﺪ ُرْو ِدي اﻵﺗِﻴَﺔ!‬ ‫ْاﻣﻺَ اﻟ َﻔ َﺮا َ‬ ‫غ َﻋ ْﻦ أَﻧْ ِﺸﻄَ ِﺔ اﻟ ‪‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﺎﻋﺔ‬ ‫ِﰲ ﻳـَ ْﻮم _____ ﻳـَ ُﻘ ْﻮُم اﻟ ‪‬ﺴﻴ‪‬ﺪ ُرْودي ﺑِـ_______ ِﰲ _______ اﻟ ‪‬ﺴ َ‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﺐ‬ ‫ﺐ اﻟ ‪‬ﺴ َ‬ ‫ﺎﻋﺔ ________ إ َﱄ _______ ﻟـ ________‪ .‬ﰒُ‪ ‬ﻳَ ْﺬ َﻫ ُ‬ ‫_______‪َ .‬وﻳَ ْﺬ َﻫ ُ‬ ‫ِ‬ ‫ﺎﻋﺔ _________ ﻟِـ________‪َ .‬وﻳـَْﺮِﺟ ُﻊ إِ َﱄ _______‬ ‫اﻟﺴ َ‬ ‫إ َﱄ ________ َ‬ ‫ﻟِـ_________ اﻟ ‪‬ﺴﺎﻋﺔ _________‪ .‬وِﰲ اﻟ ‪‬ﺴ ِ‬ ‫ﻀ ُﺮ‬ ‫ﺎﻋﺔ __________ َْﳛ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫________ ِﰲ _______‪.‬‬

‫‪99‬‬

‫ﺐ‪3‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْ ُ‬

‫ﻚ ﻳـﻮم اﻷ ِ ِ‬ ‫ْﺠ ْﺪ َو ِل اﻵﺗِﻲ!‬ ‫َﺣﺪ ﻓﻲ اﻟ َ‬ ‫ﺐ أَ ْﻋ َﻤﺎﻟَ َ َ ْ َ َ‬ ‫أُ ْﻛﺘُ ْ‬ ‫ﺎﻋﺔ‬ ‫اﻟ ‪‬ﺴ َ‬

‫َرﻗْ ُﻢ‬

‫اﻟْﺒَـَﺮ ِاﻣ ُﺞ‬

‫اﻟْ َﻤ َﻜﺎ ُن‬

‫ﺐ‪4‬‬ ‫اﻟﺘ‪ْ ‬ﺪ ِرﻳْ ُ‬

‫ﺿﻮﻋﺎ ﻋﻦ أَ ْﻋﻤﺎﻟِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﺴﺎﺑِ ِﻖ !‬ ‫ْﺠ ْﺪ َو ِل اﻟ ‪‬‬ ‫ﻚ اﻟْﻴَـ ْﻮﻣﻴ‪‬ﺔ ُﻣ ْﺴﺘَﻌ ْﻴـﻨًﺎ ﺑِﺎﻟ َ‬ ‫اُ ْﻛﺘُ ْ‬ ‫ﺐ َﻣ ْﻮ ُ ْ ً َ ْ َ‬ ‫أَ ْﻋ َﻤﺎﻟِﻲ اﻟْﻴَـ ْﻮِﻣﻴ‪‬ﺔ‬

‫_____________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫_________________________________________________‬ ‫_______________‬

100

LATIHAN 1. Jelaskan pengertian kemampuan menulis. 2. Sebutkan tahapan-tahapan dalam pembelajaran menulis. 3. Berikan contoh teknik pembelajaran untuk setiap tahapan di atas. 4. Kerjakan latihan-latihan pembelajaran menulis yang ditampilkan di muka. 5. Buatlah latihan-latihan pembelajaran menulis seperti contoh di muka.

KEGIATAN 6 KTSP SMA 2006 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu: 1. Menjelaskan hakekat KTSP 2006 dan muatan materinya. 2. Mengembangkan Silabus Pembelajaran Bahasa Arab berdasarkan KTSP 2006 di sekolah masing-masing. 3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab.

B. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Kurikulum menjadi acuan utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Sepanjang sejarah pendidikan di Indonesia, telah diberlakukan berbagai model kurikulum yang semuanya bersifat sentralistik. Sejak tahun 2006, Departemen Pendidikan Nasional memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum dan silabus semua mata pelajaran. Depdiknas mengintrodusir apa yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang hanya memuat strandar kompetensi dan kompetensi dasar berskala nasional. Apa yang termuat dalam KTSP ini pada dasarnya bersifat minimal, dalam arti bahwa sekolah bisa mengembangkannya sesuai dengan kodisi sekolah dan daerah masingmasing. Di dalam KTSP juga dicantumkan secara singkat petunjuk mengenai penentuan standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) per kompetensi dasar dan atau indikator serta pencapaian standar ketuntasan mata pelajaran. Di samping itu, diberikan pula contoh format silabus dan rencana

pelaksanaan

pembelajaran.

Oleh

karena

diberi

otonomi

sedemikian rupa, maka menjadi kewajiban guru untu memahami secara sungguh-sungguh KTSP nasional agar dapat mengembangkannya sesuai dengan kondisi lokal.

101

102

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA 2006 Mata Pelajaran Bahasa Arab terdiri dari dua macam, yaitu (1) KTSP Bahasa Arab untuk Program Pilihan, dan (2) KTSP Bahasa Arab untuk Program Bahasa. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk keduanya tidak jauh berbeda, namun terdapat perbedaan dalam jumlah tema atau topiknya. Perbdaaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Tema/Topik

Tema/Topik

PROGRAM PILIHAN

PROGRAM BAHASA

Kls X Identitas Diri Kehidupan Sekolah

Kls X -

Kls XI Kehidupan Keluarga Kegiatan Sehari-hari

Klas XI Identitas Diri Kehidupan Sekolah Kehidupan Keluarga Kehidupan Sehari-hari

Kls XII Hobi Pekerjaan/Profesi

Kls XII Hobi Wisata Layanan Umum Pekerjaan

Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar selengkapnya adalah sebagai berikut. 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi

Mendengarkan 1. Memahami bunyi huruf

Kompetensi Dasar

1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan

103

hijaiyah, wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri

Berbicara 2. Mengunkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang identitas diri

Membaca 3. Melafalkan huruf hijaiyah dan memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri

Menulis 4. Menulis huruf hijaiyah dan mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang identitas diri

mencocokkan dan membedakan secara tepat 1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

2.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun 2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

3.1 Melafalkan dan membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat 3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat 3.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana sederhana dengan mencari kata kunci secara tepat

4.1.Menulis dan melengkapi huruf hijaiyah, kata, frasa, dan kalimat dengan tanda baca yang tepat 4.2.Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

104

Kelas X, Semester 2

Standar Kompetensi

Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah

Kompetensi Dasar

5.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat 5.2 memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara 6. Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah

Membaca 7. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah

6.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat 6.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat 7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat 7.3 Memperoleh berbagai informasi dari wacana tulis sederhana secara tepat

Menulis 8. Mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam

8.1 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan

105

bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah

8.2 Menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi

Mendengarkan 1. Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga

Kompetensi Dasar

1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat 1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara 2. Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan keluarga

Membaca 3. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga

2.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat 2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

3.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat 3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat 3.3 Memperoleh informasi umum dan

106

atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci

Menulis 4. Mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan keluarga

4.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang tepat 4.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

Kelas XI, Semester 2

Standar Kompetensi

Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari

Berbicara 6. Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar

5.1 Mengidentifikasi bunyi dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat 5.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

6.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat 6.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

107

Membaca 7. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari

7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat 7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat 7.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci

Menulis 8. Mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sehari-hari

8.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang tepat 8.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi

Mendengarkan

Kompetensi Dasar

1. Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kegemaran/ hobi

1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat 1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara

2.1 Menyampaikan informasi secara lisan

108

2. Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kegemaran/ hobi

Membaca 3. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kegemaran/ hobi

Menulis 4. Mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kegemaran/ hobi

dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat 2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

3.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat 3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat 3.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci

4.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang tepat 4.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat 4.3 Mengungkapkan pendapat dan perasaan secara tertulis dengan lancar yang mencerminkan kecakapan menulis dengan tepat

109

Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi

Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang pekerjaan

Berbicara 6. Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang pekerjaan

Membaca 7. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang pekerjaan

Menulis 8. Mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam

Kompetensi Dasar

5.1 Mengidentifikasi bunyi dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat 5.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

6.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat 6.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat 7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat 7.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci

8.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang tepat 8.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana

110

bentuk paparan atau dialog tentang pekerjaan

sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat 8.3 Mengungkapkan pendapat dan perasaan secara tertulis dengan lancar yang mencerminkan kecakapan menulis dengan tepat

A. CONTOH SILABUS DAN RPP 1. CONTOH SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN Nama Sekolah

:

Mata Pelajaran

: Bahasa Arab

Kelas/Pogram

: X/ Bahasa Asing Program Pilihan ( Bahasa Arab )

Semester

: Gasal

STANDAR KOMPETENSI

:

1. Mendengarkan Memahami bunyi huruf hijaiyah dan makna dalam wacana lisan berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri. 2. Berbicara Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri. 3. Membaca Melafalkan huruf hijaiyah dan memahami makna dalam wacana tertulis berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri. 4. Menulis Menulis huruf hijaiyah dan mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.

111

PENILAIAN N O

KOMPETENSI DASAR

Menyimak 1 1.11.1. Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

INDIKATOR





Membedakan kata-kata yang mengandung bunyibunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya. Melafalkan dngan benar kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.

MATERI POKOK DAN URAIAN MATERI •

Bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhraj.

PENGALAMAN BELAJAR •

Mendengarkan dan membedakan (discrimination exercises / ‫تدريبات‬

ALOKA SI WAKTU 2 X 45

SUMBER BELAJAR BahasaArab SMA

JENIS TAGIHAN •

Individu



Individu

BENTUK INSTRUMEN •

Pilihan objektif



Unjuk kerja (mengucapka n kata/frasa/ka limat)



Pilihan objektif Isian singkat

CONTOH INSTRUME N •

Lihat buku paket BahasaA rab SMA dan kaset/cd



Lihat buku paket BahasaA rab SMA



Skala penilaian (Lihat

Kaset/CD

(‫التمييز‬ •

Mendengarkan dan menirukan (listen and repeat/

2 X 45

(‫االستماع والترديد‬

Buku-buku pendukung Lingkungan kelas Kartu Kata

1.2. Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat





Mampu menyebutkan nama orang, tempat, kejadian, dll. yang terdapat dalam teks. Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks.



Materi simakan dengan tema At-Ta'aruf (‫( )التعارف‬Buku B.Arab SMA unit I).

• •



2

Berbicara 2.1Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun





Mengajukan pertanyaan dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks. Memberikan jawaban dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai

• •

Ungkapan untuk perkenalan (nama, alamat, keluarga, pekerjaan, kebangsaan,



Menyimak teks lisan yang diperdengarkan. Mendengarkan penjelasan mengenai makna mufradat yang sulit Menjawab pertanyaan yang diajukan.

2 X 45

Memahami kalimat dan ungkapan dalam contoh dialog dan memeragakannya . Melakukan percakapan terbimbing

2 X 45



Kelompok

2 X 45



Individu

• 2 X 45



Unjuk kerja (penampilan)

112

2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

3

Membaca 3.1. Melafalkan dan membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

3.2 3.2. Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat





• •

3.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari



dengan konteks. Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat.

Membaca teks tertulis dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat. Menunjukkan arti kalimat/ungkapan dalam teks secara tepat. Menjawab dengan benar pertanyaan tentang isi teks.

dll) Ungkapan basa-basi (mujamalat) (Lihat tema AtTa'aruf (‫)التعارف‬ dlm Buku B.Arab SMA unit I). • Ungkapan untuk perkenalan (nama, alamat, keluarga, pekerjaan, kebangsaan, dll) (Lihat tema AtTa'aruf (‫)التعارف‬ dlm Buku B.Arab SMA unit I). •





Bacaan dengan tema Ta'aruf dalam Buku B.Arab SMU unit I

Bacaan dengan tema Ta'aruf dalam buku B.Arab SMA Unit I



Mempraktekkan ungkapan yang relevan dalam percakapan bebas.

4 X 45



Individu



Menerangkan (di depan kelas) isi KTP, Krt Pelajar, Susunan Keluarga, dll.

4 X 45



Individu dan kelompok

• •







Unjuk kerja (penampilan)

Mendengarkan contoh bacaan dari guru. Membaca bahan bacaan dengan lafal dan intonasi yang benar

2 X 45



Individu



Unjuk kerja (membaca keras)

Mendengarkan penjelasan makna mufradat tertentu dari guru

4 X 45



Individu



Unjuk kerja (menjawab secara lisan)

Menjawab pertanyaan lisan dari guru atau

4 X 45



Individu

• •

Buku Metodol ogi B.Arab A.F.Effe ndy Hal. 122). •

Skala penilaian (Lihat Buku Metodol ogi B.Arab A.F.Effe ndy Hal. 12



Skala penilaian (Lihat Buku Metodol ogi B.Arab A.F.Effe ndy Hal. 126).



Lihat buku B.Arab SM

Isian singkat Pilihan objektif

113

wacana sederhana dengan mencari kata kunci secara tepat

4

Menulis 4.1.Menulis dan melengkapi huruf hijaiyah, kata, frasa, dan kalimat dengan tanda baca yang tepat

4.2.Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat



• • •





Menulis kata dengan ejaan yang benar Menyalin kalimat/paragraf dengan benar Menulis kalimat/paragraf yang diimlakkan dengan benar.



Menuliskan data identitas diri dalam sebuah formulir.



Melakukan substitusi, rekombinasi dan transformasi kalimat secara tepat.

Teks dari buku B.Arab SMA Unit I, tema Ta'aruf.

Bahan dari buku B.Arab SMA Unit I, tema Ta'aruf.

• • •

sesama teman Mengerjakan latihan-latihan yang terkait dengan bacaan secara lisan dan tulis

Menyalin teks Menulis teks yang diimlakkan Memperoleh penjelasan dan contoh dari guru tentang kaidah imlak.



Menuliskan data identitas diri yang sudah dikemukakan secara lisan.



Mengerjakan latihan-latihan menulis terbimbing

2 X 45



Individu

2 X 45



Kelompok



Individu



Kelompok

4 X 45

2 X 45



Unjuk kerja (menulis teks)



Skala Penilaian (lihat buku Metodol ogi hal.145)



Unjuk kerja (menulis dan mengungkapk an dengan tulisan)



Lihat buku B.Arab SMA unit I dan Metodol ogi PBA hal. 136138

114

2. CONTOH SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN Nama Sekolah

:

Mata Pelajaran

: Bahasa Arab

Kelas/Pogram

: X/ Bahasa Asing Program Pilihan ( Bahasa Arab )

Semester

: Genap

STANDAR KOMPETENSI

:

4. Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah. 5. Berbicara Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah. 6. Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah. 7. Menulis Mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah

115

PENILAIAN N O

5

KOMPETENSI DASAR

Menyimak 5.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

INDIKATOR





Membedakan kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya. Melafalkan dngan benar kata-kata yang mengandung bunyibunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.

MATERI POKOK DAN URAIAN MATERI •

Bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhraj.

PENGALAMAN BELAJAR •

Mendengarkan dan membedakan (discrimination exercises/ ‫تدريبات‬

ALOKA SI WAKTU 2 X 45

SUMBER BELAJAR BahasaArab SMA

JENIS TAGIHAN

BENTUK INSTRUMEN



Individu



Pilihan objektif



Individu



Unjuk kerja (mengucapka nkata/frasa/k alimat)



Pilihan objektif Isian singkat

CONTOH INSTRUME N •

Lihat buku paket BahasaA rab SMA dan kaset/cd



Lihat buku paket BahasaA rab SMA



Skala penilaia n (Lihat

Kaset/CD

(‫التمييز‬ •

Mendengarkan dan menirukan (listen and repeat/

2 X 45

(‫االستماع والترديد‬

Buku-buku pendukung Lingkungan kelas Kartu Kata

5..2 memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat





6

Berbicara 6.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa



Mampu menyebutkan nama benda, tempat, kejadian, dll. yang terdapat dalam teks.



Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks.

Mengajukan pertanyaan dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks.

Materi simakan dengan tema al-bi’ah almadrasiyah (Buku B.Arab SMA unit II).



Menyimak teks lisan yang diperdengarkan. Mendengarkan penjelasan mengenai makna mufradat yang sulit Menjawab pertanyaan yang diajukan.

2 X 45



Memahami kalimat dan ungkapan dalam contoh dialog dan memeragakannya .

2 X 45





Melakukan percakapan

4 X 45









Ungkapan meyebutkan nama benda di lingkungan kelas dan sekolah



Ungkapan basa-basi

• 2 X 45 •

Unjuk kerja (penampilan)

Kelompok



Unjuk kerja (penampilan)

Kelompok



Unjuk kerja (membaca

2 X 45

116

yang santun dan tepat

6.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

7

(mujamalat) dengan tema al-bi’ah almadrasiyah (Buku B.Arab SMA unit II). •

Memberikan jawaban dengan lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks.



Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat.

Membaca 7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat



7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat



7.3 Memperoleh berbagai informasi dari wacana tulis sederhana secara tepat

Membaca teks tertulis dengan lafal dan intonasi yang tepat.











Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat. Menunjukkan tema wacana sederhana dengan tepat Menjawab dengan benar pertanyaan tentang isi teks.

Tema mengenai situasi kelas dan sekolah

Bacaan dengan tema albi’ah almadrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I Bacaan dengan tema albi’ah almadrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I

terbimbing

keras)



Mempraktekkan ungkapan yang relevan dalam percakapan bebas.

4 X 45



Kelompok



Menerangkan (di depan kelas) mengenai situasi kelas dan sekolah

2 X 45



Individu dan kelompok

Mendengarkan contoh bacaan dari guru. Membaca bahan bacaan dengan lafal dan intonasi yang benar

4 X 45

• •







Mendengarkan penjelasan makna mufradat tertentu dari guru Membaca dalam hati dan mencari mufradat tertentu dan tema wacana Menjawab pertanyaan lisan



Individu



Individu

4 X 45

2 X 45



Unjuk kerja (menjawab secara lisan)

• •

Isian singkat Pilihan objektif



Unjuk kerja (menulis teks)

Buku Metodol ogi B.Arab A.F.Effe ndy Hal. 122).



Skala penilaia n (Lihat Buku Metodol ogi B.Arab A.F.Effe ndy Hal. 122).



Skala penilaia n (Lihat Buku Metodol ogi B.Arab A.F.Effe ndy Hal.

117



8

Menulis 8.1 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan

8.2 Menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

• • •





Menulis kata dengan ejaan yang benar Menyalin kalimat/paragraf dengan benar Menulis kalimat/paragraf yang diimlakkan dengan benar.



Menuliskan data identitas diri dalam sebuah formulir.



Melakukan substitusi, rekombinasi dan transformasi kalimat secara tepat.

Teks tema albi’ah almadrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I

• • •

dari guru atau sesama teman Mengerjakan latihan-latihan yang terkait dengan bacaan secara lisan dan tulis Menyalin teks Menulis teks yang diimlakkan Memperoleh penjelasan dan contoh dari guru tentang kaidah imlak.

126). 2 X 45

4 X 45

• •

Individu Individu



Kelompok



Individu



Unjuk kerja (menulis dan mengungkapk an dengan tulisan)



Lihat buku B.Arab SM



Skala Penilaia n (lihat buku Metodol ogi hal.145)



Lihat buku B.Arab SMA unit I dan Metodol ogi PBA hal. 136138

2 X 45

Tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I





Menuliskan lingkungan sekolah yang sudah dikemukakan secara lisan. Mengerjakan latihan-latihan menulis terbimbing



Kelompok

118

119

3. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu

: : X/Gasal : Bahasa Arab : 2 x 45 ( 1 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

: Mendengarkan : Memahami bunyi huruf hijaiyah dan wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Identitas Diri.

B. Kompetensi Dasar

: Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

C. Indikator

:

1. Mampu menyebutkan nama orang, tempat, kejadian, dll yang terdapat dalam teks. 2. Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks. D. Metode Pembelajaran : Metode Langsung E. Skenario Pembelajaran : 1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan dan manfaat materi. 2. Guru menyajikan kata-kata sulit yang ada dalam teks, dan menjelaskan artinya dengan menggunakan berbagai teknik, sampai siswa memahaminya. 3. Siswa memilih satu kata dan membuat kalimat untuk pendalaman makna. 4. Guru membacakan teks pendek atau memperdengarkan rekaman sederhana, siswa menyimak sambil memahami isi teks. 5. Guru mengevaluasi pemahaman siswa dengan memberikan pertanyaan kepada siswa seputar teks yang disimak, siswa menjawab pertanyaan. 6. Guru menyimpulkan materi dan menutup pelajaran

120

F. Penilaian

:

a. Penilaian proses : Sikap dan latihan menyimak selama pelajaran. b. Penilaian hasil : Kemampuan menyimak kata dan kalimat dengan menirukan kata serta menebak arti kata dengan tepat sesuai kalimat yang didengar dan Membuat kalimat dengan benar. G. Sumber Belajar

: Materi simakan di buku Bahasa Arab SMU kelas X,

CD, kaset.

Mengetahui,

Malang,

2008

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

4. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu

: : XI / Genap : Bahasa Arab : 2 x 45 ( 1 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

: Berbicara : Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang Kehidupan Sehari-hari. : Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun

B. Kompetensi Dasar

C. Indikator

D. Metode Pembelajaran

: Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat. : Metode Komunikatif

E. Skenario Pembelajaran : 1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan serta manfaat materi.

121

2. Guru menampilkan gambar urutan kegiatan dari pagi hingga malam hari, dan menjelaskan secara lisan kegiatan dalam gambar, siswa memperhatikan. 3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan dalam gambar yang sudah diterangkan pada siswa. 4. Siswa membuat gambar berangkai di atas kertas tentang kegiatan masing-masing dari pagi hingga malam. 5. Siswa secara bergantian, di depan kelas atau di dalam kelompok, menjelaskan secara lisan kegiatannya masing-masing dengan menunjuk gambar yang sudah dibuat. 6. Guru dan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran. F. Penilaian

:

a. Penilaian proses : Sikap dan latihan berbicara selama pelajaran. b. Penilaian hasil : Kemampuan menjelaskan informasi sederhana secara lisan dengan lafal dan intonasi yang benar G. Sumber Belajar : Gambar kegiatan sehari-hari.

Mengetahui,

Malang,

2008

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

5. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu

: : X / Gasal : Bahasa Arab : 2 x 45 ( 1 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

: Membaca : Melafalkan huruf hijaiyah dan memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Identitas Diri.

B. Kompetensi Dasar

: Mengidentifikasi kata, frasa, atau kalimat dalam wacana tertulis sederhana dengan tepat.

122

C. Indikator : Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat sesuai dengan konteks. D. Metode Pembelajaran : Metode Membaca E. Skenario Pembelajaran : 1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan dan manfaat materi. 2. Guru menjelaskan beberapa kosakata sulit dengan membuat kalimat, siswa menebak arti kata melalui kalimat. 3. Guru membaca teks bacaan, siswa menyimak sambil melihat teks bacaan. 4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan mendiskusikan isi teks. 5. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa pada setiap kelompok tentang isi teks dan arti kata yang tepat yang telah didiskusikan. 6. Guru melakukan penilaian hasil diskusi kelompok tentang isi teks. 7. Guru menyimpulkan materi dan menutup pelajaran. F. Penilaian

:

a. Penilaian proses : Sikap dan keaktifan memahami bacaan selama pelajaran. b. Penilaian hasil : Kemampuan membaca dan memahami setiap kata sesuai konteks serta memahami isi teks bacaan. G. Sumber Belajar

: Teks bacaan di buku Bahasa Arab SMU kelas X dan

kamus.

Mengetahui,

Malang,

2008

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

123

LATIHAN 1. Buatlah silabus untuk kelas XI berdasarkan KTSP 2006 SMA Mata Pelajaran Bahasa Arab atau berasarkan KTSP yang dikembangkan di sekolah Anda. 2. Buatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk topik PekerjaanProfesi (‫)اﻷﻋﻤﺎل\اﳌﻬﻦ‬

124

DAFTAR PUSTAKA (KEGIATAN MEMBACA DAN MENULIS)

‫ الاﲡﺎﻫﺖ اﳌﻌﺎﴏة ﰲ ﺗﺪرﻳﺲ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ واﻟﻠﻐﺎت اﳊﻴﺔ‬.1987 .‫ ﺣﲈدة‬،‫إﺑﺮاﻫﲓ‬ .‫ دار اﻟﻔﻜﺮ اﻟﻌﺮﰊ‬:‫ اﻟﻘﺎﻫﺮة‬.‫ا ٔﻻﺧﺮي ﻟﻐﲑ اﻟﻨﺎﻃﻘﲔ ﲠﺎ‬ ‫ اﲡﺎﻫﺎت ﺣﺪﻳﺜﺔ ﰲ‬.2009 .‫ ﻃﻪ ﻋﲇ ﺣﺴﲔ و ﺳﻌﺪ ﻋﺒﺪ اﻟﻜﺮﱘ اﻟﻮﱄ‬،‫ادلﻳﻠﻤﻲ‬ .‫ ﺟﺪار ﻟﻠﻜﺘﺎب اﻟﻌﺎﳌﻲ‬:‫ ﻋﲈن‬.‫ﺗﺪرﻳﺲ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‬ ‫ ﺟﺎﻣﻌﺔ ٔام‬:‫ ﻣﻜﺔ اﳌﻜﺮﻣﺔ‬.‫ اﳌﺮﺟﻊ ﰲ ﺗﻌﻠﲓ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ‬.1986 ،‫رﺷﺪي ٔاﲪﺪ ﻃﻌﳰﺔ‬ .‫اﻟﻘﺮى‬

Arifah, Zakiyya dan Nadia Af’idati, 2009. Bahasa Arab untuk SMA – Kurikulum 2004. Malang: Penerbit Misykat. Bandono, 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Bandono.web.id Departemen Pendidikan Nasional. Kurkulum SMU, GBPP Mata Pelajaran Bahasa Arab. Departemen Agama RI. Kurikulum MA, GBPP Matapelajaran Bahasa Arab. Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Penerbit Misykat. Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Muhaiban dan Imam Asrori, Bahasa Arab untuk SMA Kurikulum 2004. Malang: Penerbit Misykat. Sukmadinata, N. S. 1988. Prinsip-Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK. Suprawoto, N.A. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. www.slideshare.net. Taba, H. 1962. Curriculum Development, Theory and Practice, New York: Harcourt Brace and World Inc. Tarigan Henry Guntur dan Tarigan, Djago. 1989. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.