BUMI DAN BULAN - WordPress.com

51 downloads 10516 Views 97KB Size Report
Gerak berputar Bumi pada sumbunya ini disebabkan gerak rotasi Bumi.( Supiyanto. 2002 ;102). Bumi berputar pada porosnya secara teratur dan tetapo yaitu ...
BUMI DAN BULAN Bumi merupakan planet yang bentuknya hampir benar- benar bulat. Diameter Bumi diukur dari kutup utara ke kutup selatan adalah 12.714 km, sedangkan diameternya sepanjang khatulistiwa adalah 12.756 km. Perbedaan ini disebabkan oleh gerak berputar bumi pada sumbunya. Gerak berputar Bumi pada sumbunya ini disebabkan gerak rotasi Bumi.(Supiyanto. 2002 ;102). Bumi berputar pada porosnya secara teratur dan tetapo yaitu dari Timur ke Barat atau menyerupai arah putar jarum jam. Perhitungan hari dilakukan dengan perjanjian dan batas tempat yang disebut batas garis tanggal Internasional, yaitu garis bujur 180 derajat itu terletak membujur dari kutup utara ke kutup selatan persis di tengah samudra pasifik, sehingga tidak banya mengganggu. Hari pertama dimulai padasebelah barat garis, terus berangsur ke barat, jadi bila disebelah barat garis dimulai dari Minggu maka sebelah timur garis dimulai hari sabtu.(Iwan Gayo.- ; 308).

Bumi melakukan 2 gerakan yaitu : A. Rotasi bumi Bumi kita berputar seperti gasing. Gerak putar Bumi pada sumbu putarnya ini dinamakan gerak rotasi. Bumi kita menyelesaikan satu putaran / rotasi dalam waktu 23jam 56menit 4,1detik. Panjang interval waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan satu rotasi dinamakan hari sideris.Rotasi bumi mengakibatkan peristiwa-peristiwa : 1) Terjadinya siang dan malam Bumi berotasi, maka bagian bumi yang terkena sinar matahari tidak tetap, tetapi bergiliran. Separo bagian bumi terkena sinar Matahari (terjadi pada siang hari) dan separo bagian bumi tidak terkena sinar matahari (terjadi pada malam hari).( Supiyanto. 2002 ;102)

2) Peedaran semu harian benda-benda langit Efek dari gerak rotasi Bumi ini adalah terbit-terbenamnya bintangbintang, yang disebut juga sebagai pergerakan semu bola langit. Matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat.Terbit dan tenggelamnya matahari disebut gerak semu harian matahari.Bumi berotasi dari Barat ke Timur (berlawanan arah jarum jam dilihat dari kutub utara ekliptika), sehingga yang terlihat dari Bumi, pergerakan semu langit adalah dari Timur ke Barat.Sumbu rotasi Bumi tidak sebidang dengan bidang edarnya mengelilingi Matahari Bidang edar Bumi mengelilingi Matahari ini dinamakan ekliptika. Terhadap ekliptika ini, equator Bumi membentuk sudut 23,5 derajat. Dengan kata lain, sumbu rotasi Bumi membentuk sudut 23,5 derajat terhadap normal bidang ekliptika. Sumbu rotasi Bumi sendiri tidak tetap mengarak ke posisi tertentu di langit. Sumbu rotasi ini bergerak perlahan relatif terhadap ekliptika, mengitari normal ekliptika dengan periode 25.800 tahun. Gerak sumbu rotasi Bumi ini dinamakan gerak presesi. 3) Terjadinya perbedaan dan pembagian waktu. Terjadinya siang dan malam bukan suatu yang tiba- tiba, tetapi merupakan proses yang berlangsung perlahan-lahan. Kala rotasi bumi memerlukan waktu 24 jam. Satu kali rotasi semua tempat di permukaan bumi putarannya 360

bujur. Bumi kita dibagi menjadi 24 daerah waktu, sehingga

setiap daerah waktu meliputi 15

bujur. Garis bujur 0

melewati kota

Greenwich, sehingga waktu pangkal ditetapkan di Greenwich. Jika waktu standar di sebelah barat bujur 0 timur 0

waktunya dikurangi sebaliknya di sebelah

waktunya ditambah. 4) Pembelokan arah arus laut Bumi berotasi terjadi efek gaya coriolis, yaitu gaya (gaya

semu) yang membelokan angin ke kanan di belahan bumi utara, dan membelokkan angin ke kiri belahan Bumi Selatan.Khatulistiwa berada di tengah- tengah, maka angin di khatulistiwa tidak dibelokkan. Pembelokan

arah arus laut tejadi sebagai akibat pembelokan arah angin, karena pada dasarnya arus laut juga dipengaruhi oleh arah angin. 5) Perbedaan Pergepatan gravitasi Bumi Rotasi Bumi menyebabkan terjadinya perbedaan diameter Bumi di kutup dan khatulistiwa. Karena percepatan gravitasi bumi tergantung pada jari- jari bumi, maka besar percepatan gravitasi bumi di kutub berbeda dengan besar percepatan gravitasi bumi di khatulistiwa. 6) Pembelokan arah mata angin Arah mata angin akan selalu tetap searah dengan arah gradien tekanan apabila bumi tidak berotasi pada porosnya. Akibatnya rotasi bumi, maka telah terjadi penyimpangan lintasan angin di permukaan bumi yang disebkan oleh pengaruh gaya Coriolis.( Supiyanto. 2002 ;102)

B.Revolusi bumi Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Bumi mengelilingi matahari pada orbitnya sekali dalam waktu 365¼ hari atau satu tahun surya disebut kala revolusi bumi. Bidang orbit bumi mengelilingi matahari ini disebut bidang ekliptika.Priode revolusi bumi, yaitu waktu yang diperlukan bumi unruk berputar sekali mengelilingi matahari adalah satu tahun, tepatnya 365 hari 6 jam 9 menit 10 sekon. Waktu inilah yang disebut sebagai satu tahun siderik.( Supiyanto. 2002 ;102)Ternyata poros bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan arah yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi. Revolusi ini menimbulkan beberapa gejala alam yang berlangsung secara berulang tiap tahun diantaranya perbedaan lama siang dan malam, gerak semu tahunan matahari, perubahan musim, dan perubahan penampakan rasi bintang, serta kalender masehi.

Revulusi Bumi mengakibatkan hal – hal berikut : 1) Perbedaan Lama Siang dan Malam Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya. Peristiwa ini nampak jelas diamati di sekitar kutub utara dan kutub selatan. Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya. Peristiwa ini nampak jelas diamati di sekitar kutub utara dan kutub selatan. a. Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September 

Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi matahari



Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan.



Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi selatan



Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah disekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.



Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.



Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke utara.

b. Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret



Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih menjauhi matahari.



Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi utara.



Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara



Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam.



Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.



Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22 Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke selatan.

c. Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember 

Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari



Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama banyaknya.



Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.



Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.

2) Gerak Semu Tahunan Matahari Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember – 21

Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni – 21 Desember ) disebut gerak semu harian matahari. Disebut demikian karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring. 3) Perubahan

Musim

Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah musim semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel musim pad waktu dan daerah tertentu di belahan bumi Musim-musim dibelah bumi utara Musim semi

: 21 Maret – 21 Juni

Musim panas

: 21 Juni – 23 September

Musim gugur

: 23 September – 22 Desember

Musim Dingin

: 22 Desember – 21 Maret

Musim-musim dibelah bumi selatan Musim semi

: 23 September – 22 Desember

Musim panas

: 22 Desember – 21 Maret

Musim gugur

: 21 Maret – 22 Juni

Musim Dingin

: 21 Juni – 23 September

4) Perubahan Kenampakan Rasi Bintang Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan. Karena letak bintangbintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces, Gemini,

Scorpio, Leo, dan lain-lain Kita yang berada di bumi hanya dapat melihat bintang pada malam hari. Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah. Berarti rasi bintang yang nampak dari bumi juga berubah. 5) Kalender

Masehi

Berdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan bujur timur, maka batas penaggalan internasional ialah bujur 180o , akibatnya apabila dibelahan timur bujur 180o tanggal 15 maka di belahan barat bujur 180o masih tanggal 14, seolah-olah melompat satu hari. Hitungan kalender masehi berdasarkan pada kala revolusi bumi, dimana satu tahun sama dengan 365 ¼ hari. Kalender masehi yang mula-mula digunakan adalah kalender Julius Caesar atau kalender Julian. Kalender julian berdasarkan pada selang waktu antara satu musim semi dengan musim semi berikutnya dibelahan bumi utara. Selang waktu ini tepatnya adalah 365,242 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 sekon. Julius Caesar menetapkan perhitungan kalender sebagai berikut.

Waktu Berkaitan dengan gerak revolusi Bumi, dikenal 3 macam interval yang dinamakan tahun •

Tahun tropis



Tahun sideris



Tahun anomalistis

1. Tahun Tropis Tahun Tropis: Interval rata-rata Matahari melewati titik vernal equinox (g) -- equinox rata-rata -- secara berurut. Equinox rata-rata sendiri, bergerak ke arah barat dengan kecepatan rata-rata 50,3" pertahun. Gerak ini berlawanan dengan gerak Matahari, atau dengan kata lain, equinox rata-rata menyongsong Matahari. Akibatnya, sebelum Matahari melengkapi 360º, Matahari telah kembali mencapai equinox rata-rata tersebut. Satu tahun tropis (dari pengamatan) = 365,2422 hari efemeris. 2. Tahun Sideris Tahun Sideris: Waktu yang dibutuhkan oleh Matahari untuk menyelesaikan satu putaran penuh (360 derajat) pada bidang ekliptika. Satu tahun sideris = 365,2564 hari efemeris. 3. Tahun Anomalis Tahun Anomalis: Interval rata-rata Matahari melewati perigee/apogee secara berurut (dari perigee/apogee kembali ke perigee/apogee). Garis nodal Bumi tidaklah diam, tetapi bergerak searah dengan gerak revolusi Bumi dengan kecepatan 11,25" pertahun. Karenanya, saat Matahari melengkapi 1 putaran (360º) pada bola langit, titik perigee/apogee telah bergeser sejauh 11,25", dan Matahari memerlukan waktu ekstra untuk kembali ke titik perigee/apogee tersebut. Satu tahun anomalis = 365,2390 hari efemeris. Perbandingan panjang tahun: tahun_sideris : tahun_tropis : tahun_anomalis = 360º : (360º-50,3") : (360º+11,)

Penanggalan A. Dasar pembuatan Kalender Kalender atau Penanggalan adalah suatu cara yang disepakati untuk menandai unsur rentang waktu. Perhitungannya dapat berdasarkan pada gerakan matahari (kalender solar) dan gerakan bulan (kalender lunar). Ada juga kalender yang tidak berdasarkan gerakan benda langit dan hanya berupa penghitungan matematis seperti Kalender Pawukon. Patokan kalender adalah hari, bulan dan tahun. Hari dihitung berdasarkan waktu putaran bumi pada porosnya dengan rentang waktu 24 jam. Bulan dihitung berdasarkan revolusi (putaran) bulan mengelilingi bumi dengan rentang waktu 1 bulan. Tahun dihitung berdasarkan revolusi (putaran) bumi mengelilingi matahari dengan rentang waktu 1 tahun. Kalender solar mempunyai rentang waktu 365.242819 hari untuk setiap putaran, yang dibulatkan menjadi 365 ¼ hari, sehingga dalam 1 tahun ada 365 hari dan setiap empat tahun ada tahun kabisat yang berumur 366 hari. Kalender lunar mempunyai rentang waktu 354.36707 hari yang dibulatkan dalam Kalender Jawa menjadi 354 3/8, sehingga 1 tahun Jawa ada 354 hari dan dalam 8 tahunan (windu) ada 3 tahun kabisat yang berumur 355 hari. Dalam perkiraan Kalender Hijriah 1 tahun dibulatkan menjadi 354 11/30 yang artinya dalam 30 tahun terdapat 11 tahun kabisat yang berumur 355 hari. Kalender Gregorian (Kalender Tahun Masehi yang dipakai secara internasional) dan Kalender Jawa dihitung berdasarkan matematis, sedangkan Kalender Hijriyah dan Kalender China menggunakan cara astronomis dengan melihat posisi bulan. Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang istimewa karena merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Buddha Jawa dan bahkan juga sedikit budaya Barat. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pasar

yang terdiri dari 5 hari pasaran. Menurut Wikipedia, pada tahun 1625 Masehi, Sultan Agung Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender lunar, namun tidak menggunakan angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa. Pada tahun 1855 Masehi, karena penanggalan lunar dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam, maka kalender berdasarkan rasi bintang yang berpengaruh pada musim tanam yang disebut sebagai Pranata Mangsa, dikodifikasikan oleh Sri Paduka Mangkunegara IV dan digunakan secara resmi. Contohnya adalah rasi bintang Waluku (Orion) sebagai tanda musim tanam. Sebenarnya Pranata Mangsa ini adalah pembagian bulan yang asli Jawa dan sudah digunakan pada jaman pra-Sultan Agung. Oleh Sri Paduka Mangkunagara IV tanggalnya disesuaikan dengan penanggalan tarikh kalender Gregorian yang juga merupakan kalender solar. (Triwidodo.2007) Kita perhatikan bahwa hari raya Islam setiap tahunnya tidak pernah jatuh pada tanggal yang sama, pada kalender yang kita gunakan sehari-hari. Bulan puasa tahun ini lebih cepat sekitar sebelas hari daripada tahun lalu. Bulan puasa tahun ini juga akan lebih lambat sekitar sebelas hari daripada bulan puasa tahun depan,Dari tahun ke tahun dengan akumulasi perbedaan sekitar sebelas hari tiap tahunnya, misalnya, hari raya haji tidak selalu datang pada musim yang sama. Kadang hari raya haji terjadi pada musim panas dengan sinar matahari yang terik, kadang terjadi pada musim dingin yang menggigil. Mengapa terjadi perbedaan sekitar sebelas hari antara penanggalan Islam dengan penanggalan yang kita gunakan sehari-hari, yang resmi digunakan oleh dunia internasional? Perbedaan ini bukan karena jumlah bulan yang berbeda antara penanggalan Islam dengan penanggalan sehari-hari. Pada prinsipnya jumlah bulan dalam kedua sistem penanggalan adalah sama. Keduanya memiliki duabelas bulan dalam satu

tahunnya. Tahun dalam kalender yang digunakan sehari-hari atau penanggalan masehi diawali dengan Januari dan berakhir dengan Desember. Tahun dalam penanggalan Islam atau Hijriah diawali dengan bulan Muharram dan diakhiri dengan bulan Dzulhijjah. Diantaranya terdapat bulan Shafar, Rabiul Awwal, Rabiul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, dan Dzulko’dah. Lantas apa yang membuat penanggalan Islam lebih cepat daripada penanggalan masehi? Pada penanggalan Islam pergantian bulan barunya adalah berdasarkan pada penampakan hilal, yaitu bulan sabit terkecil yang dapat diamati dengan mata telanjang. Hal ini tidak lain disebabkan penanggalan Islam adalah penanggalan yang murni berdasarkan pada siklus sinodis bulan dalam sistem penanggalannya (lunar calendar), yaitu siklus dua fase bulan yang sama secara berurutan. Satu bulan dalam sistem penanggalan Islam terdiri antara 29 dan 30 hari, sesuai dengan rata-rata siklus fase sinodis Bulan 29,53 hari. Satu tahun dalam kalender Islam adalah 12 x siklus sinodis bulan, yaitu 354 hari 8 jam 48 menit 36 detik. Itulah sebabnya kalender Islam lebih pendek sekitar sebelas hari dibandingkan dengan kalender masehi dan kalender lainnya yang berdasarkan pada pergerakan semu tahunan matahari (solar calendar). Karena ini pula bulan-bulan dalam sistem penanggalan Islam tidak selalu datang pada musim yang sama. Selain itu, dalam jangka waktu satu tahun masehi bisa terjadi dua tahun baru hijriah. Contohnya seperti yang terjadi pada tahun 1943, dua tahun baru hijriah jatuh pada tanggal 8 Januari 1943 dan 28 Desember 1943.Perbedaan antara penanggalan hijriah dengan penanggalan masehi yang kita gunakan sehari-hari tidak berhenti disitu saja. Terdapat pula perbedaan pada pergantian harinya. Kita ketahui bahwa hari baru pada penanggalan masehi berawal pada jam 00.00 malam hari. Itu pula sebabnya orang sering mengucap selamat ulang tahun pada tengah malam jam 00.00 saat pergantian

hari, dengan harapan ucapan tersebut menjadi ucapan pertama pada awal hari jadinya seseorang. Satu tahun matahari atau disebut dalam bahasa arab tahun syamsiyah adalah perhitungan tahun berdasar satu periode yang diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari / berevolusi. Sedangkan tahun rembulan atau qamariyah adalah waktu yang diperlukan rembulan (moon) untuk mengelilingi bumi sebanyak 12 kali putaran. (Disini dipakai kata rembulan untuk lunar/moon, untuk membedakan dengan bulan yang berarti month). Penentuan jangka waktu setiap bulan (month) pada tahun matahari telah ditetapkan sesuai ketentuan kecuali Februari yang 28 hari akan menjadi 29 hari pada tahun kabisat, sehingga tidak ada masalah. Sedangkan penetapan jangka waktu setiap bulan di tahun rembulan harus ditentukan melalui analisa terhadap bulan sebelumnya, kadang 29 dan kadang 30 hari dengan keharusan merujuk pada penutupan bulan sebelumnya yaitu ketika muncul bulan sabit dalam menentukan awal bulan setiap pergantiannya (dalam bahasa arab disebut hilal). Penentuan hari pada tahun matahari (tahun masehi maupun tahun-tahun sejenis lainnya) dimulai pada jam 24.00 atau 00.00 tengah malam. Sedangkan pada penanggalan tahun rembulan (hijriyah maupun tahun-tahun sejenis lainnya) dimulai pada saat matahari terbenam. Pada penanggalan tahun matahari dibentuk garis batas tanggal internasional yang letaknya selalu tetap yaitu garis 0o yang melewati Greenwich Inggris dan 180 o yang melewati selat Bering diantara Asia dan Amerika, sehingga semua negara diantara 0 o sampai 180 o lebih cepat sehari daripada yang berada di 180 o sampai 360 o. Garis batas ini tidak pernah berpindah-pindah atau bergeser karena penanggalan tahun matahari hanya memperhatikan 2 benda langit saja yaitu bumi dan matahari dan kesepakatan internasional meletakkannya garis batas 180 o di Bering karena berimpit dengan bujur 180 o bumi. Sedangkan pada penanggalan

tahun rembulan ada garis batas tanggal juga yang letaknya selalu berubah atau bergeser setiap bulannya. Hal ini dikarenakan sistem penanggalan tahun rembulan memperhatikan 3 benda langit yaitu bumi, bulan, dan matahari, sehingga lebih kompleks. Jika kebetuan pada suatu waktu terjadi garis tanggal rembulan ini berimpit dengan garis tanggal matahari, maka kemungkinan besar akan diperoleh awal bulan pada hari yang sama. Namun, suatu ketika pula bisa jadi garis tanggal matahari dan garis tanggal rembulan terletak di belahan bumi yang berjauahn atau terletak pada sisi yang tidak sama, maka sebagian bumi mendapati awal bulan sehari lebih lambat daripada sisi bumi yang lain. Penentuan awal bulan pada penanggalan tahun rembulan ini sebenarnya telah dapat ditentukan secara gampang melalui perhitungan (hisab) mempergunakan teknologi mutakhir yang telah ada dan keakuratannya sangat bagus sehingga secara teknis sebenarnya tidak ada lagi permasalahan. Namun, yang sering memunculkan permasalahan adalah ketika menentukan awal bulan yang menyangkut ibadah (terutama islam) yaitu awal Ramadhan dan Syawwal, karena banyak terjadi perbedaan pendapat (khilafiyah) diantara para ahli yang menguasai cara-cara penentuan awal bulan pada tahun hijriyah serta perbedaan tafsiran terhadap hadist rasul yang menetapkan bahwa awal dan akhir Ramadhan ditentukan melalui penampakan hilal. Ada yang berpendapat bahwa ada pembagian wilayah sendiri-sendiri dalam mengikuti penampakan hilal, dan ada yang menyatakan bahwa seluruh bumi harus mengikuti satu penampakan hilal yang dilihat disatu daerah saja, dan banyak pula bentuk-bentuk perbedaan lainnya. Seperti diketahui, bahwa satu tahun rembulan adalah jangka waktu 12 kali rembulan mengelilingi bumi, dan pada saat yang sama bumi berputar pada sumbunya sehingga terjadi siang dan malam, serta bumi mengedari matahari menghasilkan tanggal-tanggal tahun matahari. Karena gerakan 3 benda inilah maka pada suatu waktu bulan memantulkan sinar matahari yang berbentuk sabit yang sangat tipis dan berangsur membesar menjadi purnama kemudian mengecil kembali untuk menghilang dan kemudian berulang lagi muncul sabit tipis

menandakan awal bulan berikutnya pada penanggalan tahun rembulan. Istilah bulan sabit dalam islam disebut “hilal” seperti tercantum dalam Q.S. Al Baqarah 189 yang bermakna: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hilal. Katakanlah: “Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan berhaji; ...”.” Dari sini diperoleh kesimpulan bahwa yang menjadi acuan adalah bahwa pergantian waktu (bulan dan tahun) ditentukan dengan melihat hilal oleh manusia di tempat masing-masing (mathla’) sehingga dengan kata lain, bagi daerah yang belum melihat hilal belum boleh masuk bulan baru, harus melakukan pengkadaaran, seperti dalam hadist Bukhari-Muslim: “Berpuasalah setelah melihat hilal dan berlebaranlah karena melihat hilal, dan jika langit tertutup awan lakukanlah pengkadaran”. Penafsiran “langit tertutup awan” adalah bahwa di daerah tersebut terjadi awan yang menutupi pandangan ataupun secara perhitungan (hisab) belum memungkinkan melihat penampakan hilal. Sedangkan “lakukanlah pengkadaran” (faqduruu lahu) adalah menyempurnakan hitungan menjadi 30 hari atau melakukan perhitungan (astronomi), itulah pilihan yang telah diberikan oleh rasul. Selain itu di dalam Q.S. Yunus 5 bermakna: ”... dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah bagi perjalanan rembulan, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu) ...”. yang menegaskan bahwa dalam perhitungannya telah dinyatakan oleh Allah bahwa untuk menentukan awal bulan juga memperhitungkan manzilah-manzilah yang tidak sama di setiap daerah di muka bumi ini, sehingga seharusnya dianggap wajar jika terjadi ketidaksamaan dalam memulai awal bulan baru dalam tahun hijriyah. Kesimpulannya suatu lokasi atau daerah dipastikan telah memasuki bulan baru untuk penanggalan hijriyah, jika di lokasi tersebut hilal telah terlihat (masih di atas ufuk pada saat matahari terbenam), sehingga lokasi di belakangnya yang tidak melihat hilal tidak mungkin diberlakukan awal bulan mengikuti lokasi di depannya dan harus menunggu mendapati hilal dilokasinya sendiri pada hari berikutnya (kecuali jika garis batas tanggal tahun rembulan berimpit dengan garis tanggal tahun matahari). Meskipun pada hari berikutnya tersebut hilal telah membesar, namun di daerah

yang tertinggal tersebut memang baru pada hari itu hilal terlihat karena pada hari sebelumnya hilal belum nampak, maka baru pada hari itulah daerah tersebut memasuki awal bulan baru. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa garis batas tahun rembulan ini ditentukan oleh manzilah-manzilah yang di suatu lokasi di muka bumi tersebut rembulan dan matahari terbenam secara bersama-sama dan bentuk garis ini tidak membujur utara-selatan atau timur-barat, namun miring dan melengkung mengikuti pandangan terhadap letak rembulan dan selalu bergeser setiap bulannya. Oleh karena itu, marilah kita sikapi perbedaan penentuan awal bulan dalam islam ini secara baik dan objektif, tidak memaksakan kehendak untuk menjalankan awal Syawwal secara bersamaan ataupun mempersalahkan yang memiliki perbedaan pendapat. B.Penanggalan ada 2 macam yaitu penanggalan Hijriah dan Masehi 1. Penanggalan Hijjrah Dalam penanggalan Hijriah hari baru berawal setelah Matahari terbenam dan berlangsung sampai saat terbenamnya Matahari keesokan harinya. Misalnya, hari pertama dimulai sejak matahari terbenam hari sabtu dan berakhir sampai matahari terbenam pada hari minggu. Hari kedua dimulai sejak matahari terbenam hari minggu sampai matahari terbenam keesokan harinya, hari senin. Begitu seterusnya. Ketujuh hari dalam penanggalan Hijriah memang tidak dinamai, melainkan dinomori. Ketujuh hari tersebut adalah: * Yawm al ‘ahad : hari pertama * Yawm al ‘ithnayn : hari kedua * Yawm ath thalatha : hari ketiga

* Yawm al ‘arba’a : hari keempat * Yawm al khamis : hari kelima * Yawm al jum’a : hari keenam * Yawm as sabt : hari ketujuh Untuk keperluan sipil sehari-hari, misalnya untuk negara-negara Islam yang memakai penanggalan Hijriah sebagai kalender resminya, penanggalan ini didasarkan pada perhitungan (hisab). Bulan terdiri dari 29 dan 30 hari secara bergantian. Dimulai dengan bulan Muharram yang terdiri dari 30 hari, disusul dengan Shafar 29 hari, kemudian Rabiul awal 30 hari dan seterusnya secara bergantian sampai bulan Dzulhijjah. Tetapi khusus untuk bulan terakhir ini jumlah hari bisa 29 atau 30 hari. Untuk tahun kabisat, bulan Dzulhijjah terdiri dari 30 hari. Untuk tahun basithoh (biasa), bulan Dzulhijjah terdiri dari 29 hari. Sehingga jumlah hari dalam tahun kabisat akan menjadi 355 hari.Untuk keperluan keagamaan, misalnya untuk menentukan awal hari puasa atau hari raya, pergantian bulan pada penanggalan Hijriah tetap diwajibkan dengan dasar pengamatan hilal (rukyah). Pengamatan hilal ini pun harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan dengan sumpah suci pengamat berikut saksi. Di Indonesia kita kenal Badan Hisab Rukyat, bersama-sama dengan Departemen Agama, yang bertugas mengamat hilal di suatu tempat khusus. Ilmuwan, dalam hal ini ahli ilmu falak dan astronom, tidak ketinggalan. Karena dapat atau tidak terlihatnya hilal dapat diprediksi dengan perhitungan yang sudah menjadi santapan sehari-hari mereka,tetapi kadang suatu organisasi Islam punya acuannya sendiri dalam persoalan hilal ini. Satu dengan lainnya kadang tidak sejalan. Oleh karena itu tidak mengherankan sering terdapat perbedaan dalam memulai ibadah puasa dan hari raya Idul Fitri, misalnya. Hal yang seringkali terjadi di tanah air. Walaupun demikian, hendaknya persoalan ini tidak menjadi pembeda yang dapat meresahkan umat.

2. Penanggalan Masehi Penanggalan Masehi adalah penanggalan yang berdasarkan gerak bumi mengelilingi matahari.Berdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan bujur timur, maka batas penaggalan internasional ialah bujur 180o , akibatnya apabila dibelahan timur bujur 180o tanggal 15 maka di belahan barat bujur 180o masih tanggal 14, seolah-olah melompat satu hari. Hitungan kalender masehi berdasarkan pada kala revolusi bumi, dimana satu tahun sama dengan 365 ¼ hari. Kalender masehi yang mula-mula digunakan adalah kalender Julius Caesar atau kalender Julian. Kalender julian berdasarkan pada selang waktu antara satu musim semi dengan musim semi berikutnya dibelahan bumi utara. Selang waktu ini tepatnya adalah 365,242 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 sekon. Julius Caesar menetapkan perhitungan kalender sebagai berikut. 

Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari



Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih panjang sehari ini disebut tahun kabisat.Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984,2000, dan lain-lain

Daftar Pustaka Iwan Gayo.-. BUKU PINTAR. Edisi keXV. Jakarta ;Upaya Warga Negara Supiyanto.2002. FISIKA. Jilid 1. Jakarta; Erlangga

Triwidodo.2007. Kalender Jawa dan Pengaruh Alam Terhadap Manusia.diambil pada kamis, 01 oktober 2009 dari http://triwidodo.wordpress.com/2007/12/03/kalenderjawa-dan-pengaruh-alam-terhadaphttp://t724626.multiply.com/journal/item/28/Penanggala Amic.2009.Matahari Dan Terjadinya Waktu. diambil dari http://www.voaislam.com/news/challenges/2009/08/21/798/peredaran-bulanmatahari-dan-terjadinyawaktu-(1/ http://www.dataphone.se/~ahmad/hilal2_1.htm

Pertanyaan pilihan ganda 1.

2.

Di bawah ini merupakan akibat rotasi bumi pada porosnya, kecuali........ A.

Perbedaan waktu

B.

Pergantian siang dan malam

C.

Pembelokan rumah angin

D.

Pergantian musim

E.

Pemampatan Bumi pada kedua kutubnya

Pada waktu Bumi Berevolusi, sumbu Bumi dengan bidang ekliptika....... A. Membentuk sudut 23,5 derajat B. Membentuk sudut 45 derajat C. Membentuk sudut 66,5 derajat D. Berimpit satu sama lain E. Tegak satu sama lain 3. Perbedaan waktu di dua tempat di bumi ditentukan oleh (1) Letak bujur atau meridian (2) Berputarnya bumi mengelilingi matahari (3) Sumbu bumi tidak tegak lurus bidang edar bumi Pernyataan yang benar adalah

A.

(1),(2), dan (3)

D. (2) dan (3)

B.

(1) dan (3)

E. (3)

C.

(1)

4. suatu saat kota Grenwich menunjukan pukul 08:30. Pada saat itu di kota A yang terletak 45 derajat BB menunjukan pukul......... A. 05:30

D. 10:30

B. 06:30

E.11:30

C. 07:30 5. Peristiwa berikut diakibatkan oleh revolusi bumi,Kecuali......... A. terjadinya pergantian musim B. terjadinya paralaks bintang C. terjadinya siang dan malam D. gerak semu matahari pada eliptika E. Perubahan lamanya siang dan malam Jawab; 1.D Kami memilih D karena dampak rotasi bumi itu tidak berpengaruh dalam pergantian musim, akan tetapi pada revolusi bumi menimbulkan berbagai dampak salah satunya adalah pergantian musim. 2.A Kami memilih A karena selama bergerak mengitari matahari, sumbu bumi selalu membentuk sudut sebesar 23,5 derajat keutara dan selatan. 3. 4.A Kami memilih A karena 45 derajat/15 derajat=3x1jam(karena setiap 15 derajat terjadi perbedaan waktu selama 1 jam)sehingga jawabanya adalah 05:30 karena kotanya terletak di sebelah barat Grenwich maka dikurangi 3 jam. 5.C

Kami memilih C karena dampak revolusi bumi itu tidak berpengaruh dalam terjadinya siang dan malam, akan tetapi pada rotasi bumi menimbulkan berbagai dampak salah satunya adalah terjadinya siang dan malam.

Uraian 1. Apa yang dimaksud dengan bidang eliptika? 2. Sebutkan 3 macam interval berkaitan dengan gerak revolusi Bumi? Jawab: 1. Bidang eliptika yaitu bidang orbit bumi mengelilingi matahari 2. 3 macam interval berkaitan dengan gerak revolusi bumi yang sering disebut tahun yaitu tahun Tahun tropis ,Tahun sideris dan Tahun anomalistis .