Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

22 downloads 323 Views 277KB Size Report
Secara umum dikatakan bahwa kredit adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut “credere” yang artinya kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada.
Secara umum dikatakan bahwa kredit adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut “credere” yang artinya kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada nasabah (debitur), di mana bank percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Dapat diartikan pula, bahwa debitur akan memperoleh kepercayaan dari bank untuk memperoleh dana dan untuk menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta mampu untuk mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan

Nomor 10 Tahun 1998,

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. 2. Jenis-jenis Kredit Jenis-jenis kredit yang lazim terjadi di dunia perbankan dilihat dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut : 2.1. Dari Segi Kegunaan 2.1.1. Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. 2.1.2. Kredit modal kerja

Universitas Sumatera Utara

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

Contoh kredit modal kerja

diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada. 2.2. Dari Segi Tujuan 2.2.1. Kredit produktif Kredit produktif merupakan kredit yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu (proses produksi) baik barang maupun jasa. 2.2.2. Kredit Konsumtif Kredit Konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk digunakan secara pribadi atau dipakai (konsumsi) sendiri. 2.2.3. Kredit Perdagangan Kredit Perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang. 2.3. Dari Segi Jangka Waktu 2.3.1. Kredit Jangka Pendek Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. 2.3.2. Kredit Jangka Menengah

Universitas Sumatera Utara

Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. 2.3.3. Kredit Jangka Panjang Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, di atas 3 atau 5 tahun. 2.4. Dari Segi Jaminan 2.4.1. Kredit Dengan Jaminan Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. 2.4.2. Kredit Tanpa Jaminan Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dngan bank atau pihak lain. 2.5. Dari Segi Sektor Usaha 2.5.1. Kredit Sektor Pertanian Kredit sektor pertanian merupakan kredit yang diberikan kepada para petani, baik tanaman jangka pendek yang kurang dari 1 tahun maupun jangka panjang. 2.5.2. Kredit Sektor Industri

Universitas Sumatera Utara

Kredit sektor industri merupakan kredit yang diberikan kepada industri, baik industri kecil, menengah dan besar. 2.5.3. Kredit Sektor Perumahan Kredit sektor perumahan merupakan kredit yang diberikan untuk kepemilikan rumah atau property lainnya. 2.5.4. Kredit Sektor Profesi Kredit sektor profesi merupakan kredit yang diberikan kepada profesional seperti dokter, pengacara, dosen dan lainnya. 2.5.5. Kredit Sektor Pertambangan Kredit sektor pertambangan merupakan kredit yang diberikan untuk pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan seperti emas, batubara, timah dan lainnya. 3. Pemberian Kredit Menurut Kasmir (2001:74), unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. 2. Kesepakatan Di samping kepercayaan, kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4. Resiko

Universitas Sumatera Utara

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkn dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko yang tidak disengaja misalnya bencana alam. 5. Balas Jasa Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentunya mengharapkan keuntungan dalam jumlah tertentu. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya adinistrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Menurut Hasibuan (2005:88), fungsi pemberian kredit bagi masyarakat antara lain : 1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian; 2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat; 3. Memperlancar arus barang dan arus uang; 4. Meningkatkan hubungan internasional; 5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada; 6. Meningkatkan daya guna (utility) barang; 7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat; 8. Memeperbesar modal kerja perusahaan; 9. Meningkatkan Income per Capita (IPC) masyarakat; 10.Mengubah cara berpikir atau bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis. Sedangkan tujuan penyaluran kredit adalah : 1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit; 2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada; 3. Melaksanakan kegiatan operasional bank; 4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat; 5. Memperlancar lalu lintas pembayaran; 6. Menambah modal kerja perusahaan; 7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat; 4. Prosedur Pemberian Kredit Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui sejak permohonan kredit diajukan oleh Calon Debitur sampai disetujui oleh bank. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima

Universitas Sumatera Utara

atau ditolak. Menurut Dendawijaya (2005:74) ada sekitar delapan tahap proses kredit yang secara umum berlaku di bank, yaitu : a. Permohonan kredit Permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut : 1. Surat permohonan resmi 2. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga yang secara resmi memohonkan kredit. 3. Penjelasan atau uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang akan dilaksanakan oleh calon nasabah. 4. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang besar, dilengkapi dengan surat laporan kelayakan proyek yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon nasabah. 5. Laporan keuangan perusahaan. 6. Informasi-informasi lain yang biasanya selalu diminta oleh bank. b. Analisis Kredit Setelah permohonan kredit diterima oleh bank (biasanya yang menerima adalah account officer / wira kredit atau kepala bagian kredit), maka calon nasabah diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank. c. Persetujuan Kredit Analisis kredit yang dibuat oleh account officer atau wira kredit diperiksa dahulu oleh atasannya, kepala bagian kredit, sebelum disampaikan ke direksi bank. Nama dari laporan analisis kredit bermacam-macam, tergantung pada system dan prosedur yang dimiliki bank, antara lain : • Laporan analisis kredit • Laporan analisis permohonan kredit • Laporan rekomendasi kredit • Appraisal study • Laporan study kelayakan proyek Atas dasar laporan analisis kredit di atas, pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan oleh lembaga yang mungkin berbeda-beda, tergantung pada system dan prosedur yang berlaku pada bank. d. Perjanjian Kredit Perjanjian kredit dipersiapkan oleh seorang notaris publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah (atas dasar kesepakatan bersama antara bank dan calon nasabah). Bank mengirimkan ahli hukumnya untuk mendampingi wirakredit dalam membahas berbagai ketentuan yang harus dimuat dalam perjanjian kredit. Ketentuan-ketentuan tersebut sebagian besar diambil dari hasil analisis kredit yang dituangkan dalam laporan analisis kredit yang telah disetujui (termasuk revisi

Universitas Sumatera Utara

atau perubahan yang telah ditetapkan oleh komite kredit maupun direksi bank). Perjanjian kredit yang dibuat di hadapan notaris publik tersebut ditandatangani oleh bank, nasabah dan notaris publik. Dalam hal terjadi penambahan kredit biasanya dibuatkan tambahan pada perjanjian kredit yang pertama dan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. e. Pencairan Kredit Pencairan kredit yang diminta debitur kredit hanya dapat dilakukan bank setelah debitur yang bersangkutan memenuhi berbagai syarat seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang telah dibuat. Pencairan kredit oleh bank dilakukan dengan berbagai cara, ada yang langsung dikirimkan ke rekening nasabah dan ada pula yang dialamatkan ke rekening-rekening perusahaan yang menjadi rekanan nasabah, misalnya kontraktor bangunan, supplier mesin dan peralatan, dan lain-lain. f. Pengawasan Kredit Pengawasan (monitoring) kredit yang dilakukan oleh bank setelah kredit dicairkan merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian kredit, selain ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu menganalisis kredit. Terjadinya kegagalan kredit terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan kredit. g. Pelunasan Kredit Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit atau pinjaman bank dinyatakan lunas. h. Penyelamatan Kredit Bermasalah Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah, pihak bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan sebagai berikut : • Rescheduling; merupakan penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban debitur • Reconditioning; merupakan perubahan sebagian atau seluruh persyaratan yang semula disepakati bersama pihak debitur • Restructuring; merupakan perubahan komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit • Kombinasi 3-R; merupakan kombinasi dari rescheduling dan reconditioning; rescheduling dan restructuring; restructuring dan reconditioning; rescheduling , restructuring dan reconditioning sekaligus. • Eksekusi Jika semua usaha penyelamatan seperti di atas gagal, maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui berbagai cara, antara lain dengan menyerahkan kewajiban kepada BUPN (Badan Urusan Piutang Negara) dan menyerahkan perkara ke pengadilan negeri (perkara perdata).

Universitas Sumatera Utara

5. Efektivitas Pemberian Kredit Ada beberapa defenisi efektivitas yang dikemukakan oleh para ahli antara lain menurut Arens dan Loebhecke adalah sebagai berikut : “Effectiveness refers to the accomplishment of objectives, whereas efficiency refers to the resource used to achieve those objectives. An example of effectiveness is the production of parts without defects. Efficiency concerns whether those parts are produced at minimum cost”. Sedangkan menurut Komaruddin (1994:269) “Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkatan keberhasilan (kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu.” Dari defenisi di atas dapat dikatakan bahwa efektivitas pemberian kredit merupakan derajat tingkat keberhasilan pihak bank dalam menyeleksi pihak-pihak debitur apakah layak memperoleh kredit yang diajukan atau tidak dan mampu menilai kemampuan debitur dalam menyelesaikan urusan kreditnya dengan pihak bank dalam waktu yang telah disepakati.

B. Analisis Kredit Sebelum suatu kredit diputuskan, terlebih dahulu perlu dianalisis kelayakan kredit tersebut untuk menghindari kredit yang dibiayai nantinya tidak layak. Apabila kredit telah dinilai secara baik, resiko kredit macet dapat segera diminimalkan.

Universitas Sumatera Utara

Secara umum, analisis kredit dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. a. Aspek kuantitatif adalah analisis terhadap angka-angka yang ditunjukkan oleh laporan keuangan (Financial Statement) yang memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan. b. Aspek kualitatif adalah analisis terhadap berbagai faktor non-angka untuk mengidentifikasi hal-hal yang mendukung dan yang membahayakan bisnis debitur. Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu : 1. Konsep 5C Menurut Abdullah (2005:92) konsep 5C terdiri dari : a. Character (Watak) Account Officer harus mencari tahu sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan kemauan dari calon debitur untuk melakukan kewajibankewajibannya. Untuk itu, bank akan berusaha memberi kredit hanya kepada debitur yang memilki komitmen yang tinggi terhadap persetujuan kredit. Analisis ini lebih cenderung merupakan analisis kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang disajikan. Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan. b. Capacity (kapasitas) Pada analisis ini bank berusaha mengetahui kemampuan manajemen mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi segala kewajibannya terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dilihat dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu, hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan. c. Capital (modal) Analisis aspek capital ini meliputi struktur modal yang disetor, cadangancadangan, dan laba yang ditahan dalam struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukkan suatu tingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek. Bank tidak akan membiayai kredit 100%. Artinya

Universitas Sumatera Utara

harus ada modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan mampu membayar kewajiban kreditnya. d. Condition (kondisi) Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variable makro yang melingkupi perusahaan baik variable regional, nasional, maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variable ekonomi (walaupun tidak terlepas juga dengan kondisi politik, hukum dan lain-lain). e. Collateral (jaminan) Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan bank. Penilaian tersebut meliputi kecendrungan nilai jaminan di masa depan dan tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability). Di samping itu, jaminan ini juga dijadikan sebagai motivasi nasabah dalam membayar kreditnya karena jaminannya ditahan oleh bank. 2. Studi Kelayakan Menurut Kasmir (2008:289) analisis kredit dengan studi kelayakan dibagi menjadi: a. Penilaian aspek hukum ; ditujukan untuk menilai kelengkapan dari surat-surat atau dokumen yang dimiliki seperti izin-izin usaha atau dokumen pendukung lainnya. b. Penilaian aspek pasar dan pemasaran ; ditujukan untuk menilai prospek pasar yang dimasuki kemudian seberapa besar pasar dan peluang pasar yang ada. c. Penilaian aspek keuangan ; bank akan menilai kelayakan usaha melalui kriteria penilaian investasi yaitu : pay back period, average rate of return, profitability indeks, serta rasio-rasio keuangan yaitu : rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. d. Penilaian aspek teknis/operasi ; dikaitkan dengan penentuan lokasi usaha, tata letak (layout), teknologi uang digunakan dan metode persediaan perusahaan. e. Penilaian aspek ekonomi sosial ; dikaitkan dengan kondisi lingkungan masyarakat di sekitar lokasi usaha. f. Penilaian aspek organisasi dan manajemen ; merupakan aspek untuk menilai organisasi perusahaan, kebutuhan tenaga kerja perusahaan, baik jumlah maupun kualitas yang dimiliki. g. Penilaian aspek amdal ; merupakan aspek untuk menilai dampak usaha yang akan dijalankan terhadap lingkungannya seperti terhadap tanah, air, udara atau terhadap manusia itu sendiri. C. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Universitas Sumatera Utara

Pada pengajuan kredit limit tertentu, bank akan meminta laporan keuangan perusahaan, baik untuk debitur perorangan ataupun perusahaan. Melalui laporan keuangan, bank dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Bank ingin mengetahui penjualan perusahaan pada periode tertentu dan besaran laba yang diperoleh.

Bank juga ingin mengetahui besaran investasi yang

dilakukan, modal yang ditanamkan di bisnisnya dan berbagai laporan keuangan lainnya. Menurut Harahap (1997:105) “Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.” Menurut Kasmir (2008:28) ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu : 1. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. 2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambrkan hasil uasha prusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. 3. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. 4. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. 5. Laporan catatan atas laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara

Laporan atas catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

D. Analisis Laporan Keuangan Untuk menilai kelayakan suatu kredit biasanya bank menilai dari laporan keuangan yang disajikan. Laporan keuangan ini perlu dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu rasio keuangan.

Dengan demikian tergambar atau

terlihat kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Dalam setiap strategi pemberian kredit yang akan dilakukan oleh suatu bisnis perbankan sebaiknya didasarkan pada analisis laporan keuangan para calon debitur. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang akan membuat aplikasi kredit ini, maka bisnis perbankan dapat menyusun sebuah analisis laporan keuangan. Satradipoera (2004:173) menjelaskan bahwa “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi di waktu yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit.” 2. Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2002:36) “tujuan dari suatu teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara

lebih dimengerti.” Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah : a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase

(trend percentage analysis) adalah suatu metode atau teknik

analisis untuk mengetahui tendensi dari keadaan keuangan apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun. c. Laporan dengan persentase per komponen atau Common Size Statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d. Analisis rasio (rasio analysis) adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan, rasio-rasio tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 2.1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk dari bagian kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Rasio-rasio yang digunakan utnuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah : 2.1.1 Current Ratio

Universitas Sumatera Utara

Current ratio =

Current assets Current Liabilities

Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. 2.1.2. Cash Ratio Cash ratio =

Cash + Marketable Securities Current Liabilities

Rasio ini mengukur jaminan yang diberikan oleh pos “tunai” dan surat-surat berharga terhadap kewajiban lancar. Semakin besar komposisi pos ini berarti semakin likuid suatu perusahaan. 2.1.3. Quick Ratio (Acid Test Ratio) Quick Ratio =

Current Assets − Inventory Current Liabilities

Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. 2.2. Rasio Leverage Rasio leverage mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio yang paling banyak digunakan untuk menghitung leverage perusahaan adalah debt to equity ratio. Debt to Equity ratio =

Total Debt Total Equity

2.3. Rasio Coverage

Universitas Sumatera Utara

Rasio Coverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis. Rasio yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian kredit adalah : 2.3.1. Times Interest Earned Ratio/ EBIT Coverage Ratio Times Interest Earned =

Earning Before Interest and Taxes ( EBIT ) x 100% Interest Expense

Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan unutk membayar bunga pinjaman. 2.3.2. Dividend Pay-out Ratio Dividend Pay-out Ratio =

Dividen Tunai yang Dibayar x100% Laba Bersih Setelah Pajak

Rasio ini menunjukkan berapa besar bagian dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk dividen tunai. 2.4. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinsipnya, semakin

tinggi

rasio

aktivitas,

maka

semakin

efektif

perusahaan

dalam

mendayagunakan sumber dayanya. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah : 2.4.1. Assets Turnover

Universitas Sumatera Utara

Assets Turnover =

Net Sales Total Assets

Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan. 2.4.2. Fixed Assets Turnover Fixed Assets Turnover =

Net Sales Fixed Assets

Rasio ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan aktiva tetap untuk industri manufaktur yang merupakan aktiva produktif. 2.4.3. Account Receivable Turnover Account Receivable Turnover =

Credit Sales Account Re ceivables

Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piutang dagang perusahaan berputar dalam satu tahun. 2.4.4. Inventory Turnover Inventory Turnover =

Cost of Goods Sold Inventory

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang perusahan berputar dalam setahun. Perputaran persediaan merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola persediaan barang. 2.4.5. Account payable turnover Account payable turnover =

Net Purchase AccountsPayable

Universitas Sumatera Utara

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang diputar per tahun dan menunjukkan berapa kali perusahaan membayar utangnya kepada pemasok dalam setahun.

Rasio ini juga dapat dinyatakan dalam jumlah hari yaitu Days

payable outstanding =

360 Accounts Payable Turnover

2.5. Rasio Rentabilitas Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan pemegang saham.

mencetak laba untuk para

Rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam

investasi. Rasio-rasio rentabilitas antara lain : 2.5.1. Gross Profit Margin Gross profit margin =

Gross Pr ofit x 100% Sales

Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk.

Rasio ini mengindikasikan tiga hal yaitu

efisiensi, harga jual dan

pengendalian persediaan. 2.5.2. Profit Margin Ratio Profit Margin Ratio =

Net Income x 100% Sales

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis. Profit margin ratio menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya dan mengindikasikan dua hal : pengendalian biaya dan volume bisnis. 2.5.3. Return On Investment

Universitas Sumatera Utara

Return on Investment =

Net Income x 100% Total Assets

Bisa dikenal dengan istilah Return on Assets (ROA). Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh invesatsi yang telah dilakukan atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp.1 investasi yang dilakukan. 2.5.4. Return on Equity Return on Equity =

Net Income x 100% Total Equity

Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tesebut. ROE merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya. E. Tinjauan Penelitian Terdahulu No

Peneliti/

Judul penelitian

Variable bebas

Hasil penelitian

.

tahun

1

Reza

Analisis Laporan

Current ratio, debt to

Kondisi keuangan debitur yang

Fahlevi

Keuangan Debitur dalam

equity ratio, net

tercermin dalam 3 macam ratio

Nasution

Pemberian Kredit pada PT.

profit margin, return

keuangan (likuiditas, leverage

Sarana Sumut Ventura

on assets, dan return

dan profitabilitas) berpengaruh

on equity

secara signifikan terhadap

2008

persetujuan penberian kredit 2

Yuniar

Peranan Analisis Laporan

Current ratio,

Inventory turnover dan profit

Salehaty

Keuangan Debitur dalam

Account receivable

margin ratio secara individu

Pengambilan Keputusan

turnover, inventory

berpengaruh terhadap pemberian

2006

Universitas Sumatera Utara

Kredit Modal Kerja Jangka

turnover, debt to

kredit, sedangkan current ratio,

Pendek pada PT. Bank

equity ratio, profit

debt to equity ratio, dan return

LIPPO, Tbk CABANG

margin ratio dan

on investment secara individu

PEMUDA MEDAN

return on investment

tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit

3.

Rahmat

Analisa Laporan Keuangan

Working capital

Laporan keuangan tersebut

Hidayat

Debitur Untuk

Turnover, current

berpengaruh secara signifikan

Pengambilan Keputusan

ratio, gross profit

terhadap pengambilan keputusan

Pemberian Kredit pada PT.

margin, debt to

pemberian kredit dan sesuai

Bank Rakyat Indonesia

equity ratio,

dengan analisa yang dilakukan

2004

(PERSERO) Cabang Binjai pertumbuhan

oleh pihak bank terhadap laporan

penjualan,

keuangan debitur

equity/total assets Tabel 2.1.

F. Kerangka Konseptual

X

Y

Universitas Sumatera Utara

X7

X1

Current Ratio

X2

Debt to Equilty Ratio

X3

Asset Turnover

Pemberian Kredit

X4

Net Profit Margin

X5

Return On Investment

X6

Return On Equity

Tabel 2.2. Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependent (Y) adalah efektivitas pemberian kredit, sedangkan yang menjadi variable independent adalah current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity.

Untuk menghindari terjadinya kredit macet, maka efekitivitas

dalam pengambilan keputusan pemberian krdit sangat dibutuhkan. Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai efektivitas adalah melalui rasio-rasio keuangan. Melalui current ratio dan debt to equity ratio, pihak bank dapat mengukur sejauh mana kemampuan debitur dalam melunasi kewajiban jangka pendek atau jangka panjangnya. Melalui asset turnover bank dapat menilai bagaimana debitur mengelola

Universitas Sumatera Utara

asset yang dimilikinya secara efekif, begitu juga dengan penilaian kemampuan debitur dalam mencetak laba yang dapat diprediksi dari net profit margin, return on investment dan return on equity. G. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis yang dapat dikemukakan adalah: H1

: Current ratio berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H2

: Debt to equity ratio berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H3

: Asset turnover berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H4

: Net profit margin berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H5

: Return on investment berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H6

: Return on equity berpengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

H7

: Current ratio, debt to equty ratio, asset turnover, net profit margin, return on investment dan return on equity berpengaruh secara bersama-sama terhadap efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja kepada debitur.

Universitas Sumatera Utara