Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

23 downloads 691 Views 556KB Size Report
Pembuatan cat kuku tidak hanya melibatkan formulasi yang tunggal. Bahan dasar yang ... Banyak pigmen pewarna yang digunakan dalam pembuatan cat kuku.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tiap gigi terdiri dari mahkota (korona) dan juga radiks (akar). Korona ditutupi oleh enamel sedangkan radiks oleh sementum. Gigi dari luar ke dalam merupakan lapisan-lapisan dengan kekerasan yang berbeda-beda satu sama lain. Lapisan terluar gigi pada korona terdiri dari enamel, dentin dan kamar pulpa. Sedangkan pada radiks terdiri dari sementum, dentin dan rongga pulpa.7

2.1. Enamel Enamel merupakan substansi yang berkalsifikasi (mengapur yang menutupi seluruh korona gigi dan melindungi dentin).7 Pada enamel yang baru terbentuk, enamel mengandung kira-kira 96-98% apatit dan yang lainnya adalah protein, lipid dan air. Pori-pori terbentuk di antara kristal-kristal di dalam enamel, menjadikan volume air sekitar 12%. Pada fase/ tahap yang berlarutan selama bertahun-tahun ini, terjadinya dinamika demineralisasi dan remineralisasi.8 Ketebalan enamel bervariasi di pelbagai tempat pada korona, dengan ketebalan yang paling tinggi adalah pada cusps dan insisal, dan yang paling tipis pada regio servikal. Warna asli enamel adalah putih atau putih kebiruan dan ini ditunjukkan pada regio insisal dan ujung cusp pada gigi di mana tidak mempunyai dentin. Sejalan dengan menipisnya enamel, warna dentin menonjol dan warna enamel menjadi lebih gelap.8

Universitas Sumatera Utara

Tingkat mineralisasi juga berpengaruh pada warna enamel. Ini ditunjukkan dengan warna yang lebih opak pada area yang hipomineralisasi dibanding area yang mineralisasinya normal di mana warnanya biasanya translusen. Komponen enamel yang matang adalah 85% inorganik, 12% air dan sisanya adalah 3% protein dan lipid. Komponen matriks inorganik adalah kalsium fosfat dalam bentuk kristal hidroksiapatit, sedangkan komponen matriks organik tersusun dari protein non kolagen yang disebut amelogenin dan enamelin.8 Mineral gigi disubstitusi oleh pelbagai ion seperti sodium, zinc, strontium dan karbonat yang menjadikannya lebih reaktif bila dibandingkan hidroksiapatit asli. Fluorida berlebihan mungkin masuk ke dalam struktur kristal, tergantung pada konsentrasi fluorida lokal pada permukaan gigi. Makin lama, permukaan enamel menjadi penuh termineralisasi jika pH lokal lingkungannya netral atau basa.8 Hampir semua matriks protein enamel menghilang dengan matangnya enamel. Pertukaran ion kalsium, fosfat dan fluorida masuk dan keluar dari enamel berlangsung terus, tergantung pada konsentrasi lokal dan pH. Ini penting di dalam prosedur pemeliharaan gigi. Pada pH di bawah 5.5, mineral bisa hilang dari permukaan dan sentral enamel. Sedangkan pada pH di atas 5.5, kehilangan enamel didapat semula dari kalsium dan fosfat di dalam saliva.8 Kalsium memainkan peranan yang sangat penting dalam menjaga gigi agar tetap sehat. Kalsium memproteksi gigi secara tidak langsung dengan cara menguatkan tulang rahang, menguatkan pertautan gigi dan tulang, mencegah terjadinya celah di mana bakteri dapat terinvasi ke dalam gigi, memacu infeksi, mencegah terjadinya

Universitas Sumatera Utara

inflamasi dan pendarahan. Konsumsi kalsium yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan struktur gigi yang bagus.9 Hampir 99% kalsium di dalam badan manusia terdapat di dalam tulang dan gigi. Terdapat 1% lagi kalsium bersirkulasi di dalam aliran darah, di mana ia menjalankan berbagai fungsi yang penting.9,

10

Namun kalsium di dalam gigi tidak

dimobilisasi kembali ke dalam darah karena mineral di dalam gigi yang telah erupsi tidak berubah untuk seumur hidup.10

Tabel 1.

Perbedaan komposisi antara enamel, dentin dan sementum Komposisi

Enamel

Dentin

Sementum

Inorganik (%)

85

70

50

Organik

3

30

50

(%)

2.2. Reaksi Asam Terhadap Apatit pada Permukaan Gigi Enamel apatit mengandung banyak ion karbonat dan magnesium yang kelarutannya tinggi walaupun di dalam kondisi asam yang rendah. Terlarutnya magnesium dan karbonat menyebabkan perubahan pada ion hidroksil dan fluorida, mengarah pada enamel yang lebih matang dan mempunyai resistensi yang tinggi terhadap asam. Tingkat kematangan atau resistensi asam dapat diperhebat lagi dengan adanya fluorida.8 Gambar 1 di bawah menunjukkan siklus terjadinya demineralisasiremineralisasi. Apabila ion asam terpapar kepada permukaan gigi, tanpa

Universitas Sumatera Utara

pertimbangan mengenai tingkat kematangan gigi, reaksi umum yang terjadi bias digambarkan seperti berikut: 8

 

pH

6.8

6.0

5.5

5.0

4.5

4.0

3.5

3.0

 

H+ bereaksi dengan ion PO4 dalam saliva dan plak

Demineralisasi HA melarut FA terbentuk tanpa F Remineralisasi FA kembali terbentuk

HA dan FA terbentuk

8.0

6.8

 Kalkulus Terbentuk

6.0

5.5

Remineralisasi> demineralisasi

Gambar 1:

FA dan HA melarut

5.0

4.5

Karies terbentuk

4.0

3.5

3.0

Dapat terjadi erosi

 

Siklus Demineralisasi- remineralisasi

Di dalam rongga mulut, pH dipertahankan mendekati netral (6,7-7,3) oleh saliva. Saliva mempertahankan pH melalui dua mekanisme. Pertama, aliran saliva mengeliminasi

karbohidrat

yang

dapat

dimetabolisme

oleh

bakteri

dan

menyingkirkan asam yang diproduksi oleh bakteri. Kedua, asam dari makan atau minuman yang bersifat asam serta asam yang dihasilkan oleh bakteri dinetralisir oleh aktivitas buffer saliva. Bikarbonat adalah komponen utama buffer, demikian juga peptida, protein, dan fosfat. Meningkatnya pH juga disebabkan oleh bakteri yang memetabolisme sialine dan urea menjadi ammonia. Dengan konsumsi gula, pH dapat menurun menjadi pH 5,0.11

Universitas Sumatera Utara

pH dan kandungan buffer di dalam saliva banyak bergantung pada bikarbonatnya. Demikian juga fosfat inorganik yang berperan dalam kapasitas buffer di dalam saliva. Dalam keadaan tingginya aliran saliva, bikarbonat bertindak sebagai buffer yang sangat efektif terhadap asam dan aksinya dapat digambarkan sebagai berikut. Apabila ion bikarbonat (HCO3- ) berkontak dengan ion asam (H+), asam karbonat yang lemah terbentuk (H2CO3). Ini dengan cepatnya berdisosiasi membentuk air dan karbon dioksida.12 Dengan menurunnya pH, reaksi asam berlangsung sehingga pH kritikal untuk disosiasi hidroksiapatit tercapai pada pH 5.5-5.2.

Semakin menurunnya pH

mengakibatkan interaksi yang progresif antara ion asam dengan grup fosfat hidroksiapatit, mengakibatkan sedikit atau terlarutnya semua kristalit di permukaan enamel. Fluorida yang tersimpan dilepaskan pada proses ini dan berekasi dengan ion Ca2+ dan HPO42- membentuk fluorapatit.8 Jika pH menurun di bawah 4,5 yaitu pH kritikal untuk fluorapatit, fluorapatit melarut. Namun, jika ion asam dinetralisir dan didapat kembali ion Ca2+ dan HPO42- , remineralisasi terjadi. Demikian juga, erosi dapat terjadi jika pH menurun di bawah 4,0 dan seterusnya terjadi erosi apabila pH di bawah 3,0.8 Dengan berkurangnya pH, kondisi-kondisi seperti di bawah ini dapat terjadi: 8 -

Enamel bertambah matang

-

Terjadinya karies yang kronis

-

Terjadinya karies yang rampan

-

Terjadi erosi karena adanya demineralisasi tanpa remineralisasi.

Universitas Sumatera Utara

2.3. Demineralisasi Komponen mineral dalam enamel, dentin dan sementum yaitu hidroksiapatit, Ca10 (PO4)6(OH) 2. Di dalam lingkungan yang netral, hidroksiapatit seimbang dengan lingkungan yang jenuh dengan ion-ion Ca2+ dan Po43-.8 Pada pH 5,5 dan ke bawah, hidroksiapatit reaktif terhadap ion hidrogen yang terdapat pada asam. H+ bereaksi dengan grup fosfat yang terdapat pada permukaan enamel. Proses ini dapat digambarkan sebagai berubahnya PO43- menjadi HPO42dengan bertambahnya ion H+. HPO42- tidak dapat dikontribusi kepada keseimbangan hidroksiapatit yang normal karena dalam hidroksiapatit yang normal terkandung di dalamnya PO4 dan bukan HPO4. Ini mengakibatkan kristal hidroksiapatit melarut dan dikenali sebagai demineralisasi.8 Demineralisasi dapat diubah jika pH netral dan adanya kecukupan Ca2+ dan PO43- di dalam suatu lingkungan. Ca2+ dan PO43- dapat menghambat proses pelarutan hidroksiapatit melalui reaksi ion. Ini memungkinkan terbentuknya kembali sebagian kristal apatit yang larut dan ini disebut sebagai remineralisasi. Interaksi demineralisasi-remineralisasi diperhebat dengan adanya ion fluorida.8 Kehilangan jaringan keras gigi secara progresif yang disebabkan oleh proses kemis dan tidak melibatkan serangan bakteri dikenal sebagai erosi.13 Erosi telah menjadi suatu faktor yang penting apabila menyinggung tentang kesehatan gigi. Ada bukti menunjukkan bahwa kondisi ini berkembang sejajar dengan waktu. Apa yang dikatakan jumlah erosi yang terjadi pada gigi bergantung pada lama hidupnya gigi tersebut dan inilah yang membedakan gigi desidui dengan gigi permanen. Gigi

Universitas Sumatera Utara

desidui masa hidupnya lebih singkat, maka erosi yang dialami gigi desidui lebih sedikit dibanding gigi permanen.1 Erosi asam terjadi dalam episode berkala, terjadi dalam hanya beberapa menit dan merupakan sebab mengapa diet asam bersifat merusak. Permukaan gigi secara kontiniu berubah, dikarenakan asam melarutkan permukaan luar enamel sedikit demi sedikit.14 Faktor kemis, biologis dan perilaku berinteraksi dengan permukaan gigi dan sebanding dengan masa dapat memproteksi atau mengurangkan jaringan gigi itu sendiri. Faktor-faktor ini menerangkan mengapa adanya perbedaan tingkat erosi antara satu individu dengan individu yang lain. Nilai pH, kalsium dan fosfat memainkan peranan penting dalam menerangkan terjadinya serangan erosi pada enamel gigi.1 Semakin tinggi kapasitas buffer oleh sesuatu minuman, semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh saliva untuk menetralisasikan asam di dalam minuman itu sendiri. Tingkat kapasitas buffer suatu minuman atau makanan yang tinggi akan memacu proses pengurangan permukaan enamel dan terlarutnya enamel disebabkan oleh banyak ion dari mineral gigi diperlukan untuk menghapuskan inaktivasi asam yang menunjang demineralisasi yang lebih lanjut. Tidak ada pH yang tertentu untuk menentukan terjadinya proses demineralisasi pada enamel gigi.1 Proses adhesi merupakan faktor penting apabila suatu larutan yang mengandung asam berkontak dengan permukaan enamel. Pertama kali, larutan asam harus berdifusi melalui pelikel-pelikel yang terdapat pada gigi dan kemudian baru

Universitas Sumatera Utara

dapat berinteraksi dengan enamel. Dimulai dengan ion hidrogen dari asam melarutkan kristal hidroksiapatit pada permukaan enamel.1 Asam kemudian berdifusi ke dalam area interprismatik pada enamel dan melarutkan lebih banyak enamel pada region di bawah permukaan enamel. Pada dentin, proses yang sama terjadi, namun lebih kompleks. Dengan adanya materi organik yang lebih banyak, difusi agen demineralisasi lebih ke dalam dan pengeluaran mineral gigi dihambat oleh matriks organik dentin. Diperkirakan bahwa matriks organik dentin memiliki kapasitas buffer untuk menghambat proses demineralisasi yang lebih lanjut, dan menurunnya sifat kemis atau mekanis matriks dentin menunjang kepada proses demineralisasi.1 Suatu bahan yang dikenal sebagai bahan chelating mampu mengikat metal (ion) dan mengeluarkannya dari jaringan.15 Adanya bahan chelating di dalam minuman dapat secara langsung melarutkan mineral gigi. Dengan meniadakan asam atau substansi chelating dapat menghambat dari terjadinya erosi pada gigi.1

2.4. pH Meter Hanna HI 96107 pH meter Hanna HI96107 adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan. Untuk mengoperasikannya, terlebih dahulu perlu dilakukan kaliberasi alat. pH meter direndam ke dalam aquadest atau larutan buffer yang lainnya sehingga pHnya menjadi 7,0. Harus diingat bahwa larutan buffer yang digunakan haruslah sentiasa dalam keadaan baru dan bersih. Kenaikan bacaan pH pada pH meter disebabkan karena tidak atau kurang melakukan kalibrasi sebelum mengambil bacaan, elektroda yang kering atau baterai yang lemah.16

Universitas Sumatera Utara

Untuk menggunakannya, pertama sekali penutup proteksinya dibuka. Meter ditolak tombol On dan direndam ke dalam larutan yang mau diukur pHnya. pH meter dikacau perlahan-lahan di dalam larutan dan tunggu sebentar sehingga pH nya menjadi stabil. Setelah digunakan, cuci dengan air dan disimpan dengan cermat.16

Gambar 2.

pH Meter Hanna HI 96107

2.5. Komposisi Cat Kuku Pembuatan cat kuku tidak hanya melibatkan formulasi yang tunggal. Bahan dasar yang digunakan adalah resin, larutan plasticizers, dan coloring agents. Adapun bahan dasar yang lain adalah nitrocellulose yang berfungsi dalam membentuk lapisan tipis pada cat kuku. Cat kuku juga mengandung agen pewarna (coloring agent). Banyak pigmen pewarna yang digunakan dalam pembuatan cat kuku. Antaranya adalah mutiara dan guanine yang diperbuat dari sisik dan kulit ikan yang kecil. Sisik dan kulit ikan kecil ini dibersihkan dan dicampurkan dengan minyak kastor dan buthyl acetate.17

Universitas Sumatera Utara

Pabrik pembuatan cat kuku menggunakan resin sintetik, plasticizers dan terkadang nilon untuk meningkatkan fleksibilitas, resistensi terhadap air dan sabun. Resin sintetik dan plasticizers yang sering digunakan masa kini antaranya adalah minyak kastor, amyl dan buthyl stearate, juga campuran gliserol, asam lemak dan asam asetat. Oleh karena adanya resin sintetik dan plasticizers ini, maka cat kuku tidak akan terlepas dari permukaan enamel gigi sewaktu perendaman di dalam minuman yang berbeda. Cat kuku juga tidak mengandung unsur kalsium di dalam pembuatannya.17

2.6. Titrasi Titrasi adalah pengukuran kuantitatif sesuatu yang ingin dianalisa (analit) dalam suatu larutan dengan setiap reaksinya menggunakan reagen. Reagen tersebut dikenal sebagai titran dan harus disediakan dalam bentuk standar atau harus distandardisasi sebanding dengan bentuk standarnya untuk mengetahui konsentrasi yang

tepat.

Tahap

di

mana

semua

analit

digunakan

merupakan

tahap

keseimbangannya. Mol analit diukur dari volume reagen yang diperlukan untuk bereaksi dengan semua analit, konsentrasi titran dan reaksi stoikiometri.18 Reaksi stoikiometri adalah hubungan kuantitatif antara titran dan hasil produk titrasi dalam suatu reaksi kemis.19, 20 Titik keseimbangan biasanya ditentukan menggunakan indikator visual yang disediakan untuk melakukan titrasi berbasiskan kepada reaksi netralisasi asam-basa, complexation dan redoks serta ditentukan menggunakan indikator yang ada di dalam larutan. Untuk titrasi asam-basa, indikator yang tersedia adalah indikator berubah

Universitas Sumatera Utara

warna sesuai dengan perubahan pH. Apabila semua analit dinetralisasikan, pertambahan titran mengakibatkan pH larutan berubah dan menyebabkan warna indikator berubah.18 Titrasi manual yang dilakukan menggunakan buret, yaitu suatu tube yang panjang dan mempunyai skala tertentu yang digunakan untuk menentukan jumlah titran sebelum dan sesudah titrasi. Perbedaan bacaan titran di dalam buret sebelum dan sesudah titrasi adalah volume titran untuk mencapai tahap akhir titrasi. Faktor terpenting dalam melakukan titrasi adalah membaca pengukuran pada buret dengan benar.18 Salah satu bentuk titrasi adalah Complexometric Ca Determination yaitu bentuk titrasi yang digunakan untuk mengukur kandungan kalsium di dalam suatu bahan atau larutan.18

Gambar 3.

Metode titrasi menggunakan mikrobiuret dan kon flask

Universitas Sumatera Utara

2.6.1. Complexometric Titrations Complexometric titration adalah suatu tehnik yang melibatkan titrasi ion-ion metal dengan agen complexing atau agen chelating (ligand). Metode ini adalah aplikasi suatu reaksi kompleksimetri. Dalam metode ini, ion dirubah kepada kompleks ion dan tahap keseimbangan atau akhir ditentukan menggunakan indikator metal atau secara elektrometrik.21 Nama lain bagi titrasi ini adalah chilometric titration, chilometry, chilatometric titrations dan EDTA titrations. Semua nama ini menggunakan metode analitik yang sama dan didapatkan menggunakan EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid) dan chilon-chilon yang lainnya. Chilon-chilon ini bereaksi dengan ion metal membentuk suatu kompleks yang spesial dikenal sebagai chelate.21

Ion metal

+

chilon

indikator ion-metal

Chelate

(analit;

agen complexing

ion kompleks

Kation

Agen chelating

kompleks metal

Ligand Agen sequester

Ligand diklasifikasi menjadi dua yaitu unidendate ligands serta bidendate dan multidendate ligands. Unidendate ligands berikat dengan hanya satu ion metal dalam satu masa. Ligand yang mempunyai banyak grup berkemampuan untuk berikat dengan banyak ion metal. Ini termasuk bidendate ligand ( 2 atom molar), tridendate ligand ( 3 atom molar) dan lain-lain. EDTA adalah contoh dari bidendate ligand.19

Universitas Sumatera Utara

Banyak prinsip titrasi asam-basa digunakan dalam titrasi kompleksometri ini. Di dalam titrasi ini, ion metal yang bebas hilang apabila dirubah menjadi ion kompleks. Dalam titrasi asam-basa, tahap akhir ditentukan dengan adanya perubahan pada pH.21 Titrasi complexometric digunakan dalam banyak titrasi untuk menentukan berbagai metal seperti Ca, Mg, Pb, Zn, Al, Fe, Mn, Cr dan lain-lain. Malah dengan formulasi berbeda pada metode yang digunakan dalam titrasi complexometric dapat ditentukan kekuatan air (hardness of water).21

2.6.2. Penentuan Ca Complexometric (Complexometric Ca Determination) EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid) digambarkan dengan symbol H4Y memandangkan EDTA adalah asam tetrapotik. Empat hidrogen di dalam formula tersebut adalah empat hidrogen asam pada empat grup karboksil. Y4-

yang

merupakan ligand tidak berproton bertanggungjawab dalam membentuk kompleks dengan ion metal.22 Titrasi penentuan Ca dilakukan dengan menambahkan larutan EDTA pada sampel yang mengandung Ca. Analisa penentuan Ca menggunakan titrasi kompleksometri digambarkan seperti di bawah: 22 Ca2+

+

Y4-

< ===>

Ca Y2-

2.6.3. Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) Disodium EDTA adalah agen chelating yang larut air dan selalu digunakan. Ia adalah agen yang non-higroskopik dan sequester yang stabil (ligand yang membentuk

Universitas Sumatera Utara

chelate yang larut air dipanggil sebagai agen sequester). EDTA membentuk chelate dengan hampir semua ion metal dan reaksi ini adalah basis umum untuk metode analitik ion-ion ini dengan titrasi menggunakan larutan standar EDTA. Titrasi jenis ini dipanggil complexometric atau chilometric atau titrasi EDTA.21 EDTA dan quinolone 8-hidroksi adalah reagen-reagen yang penting untuk digunakan dalam kimia analitik. Agen sequester digunakan untuk membebaskan dan melarutkan ion-ion metal dengan cara presipitasi. EDTA memiliki aplikasi yang general di dalam analisis-analisis karena faktor-faktor berikut: 21 -

Harganya murah

-

Struktur spesial anionnya mempunyai 6 atom ligand yang bisa mengikat pada banyak ion.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi EDTA adalah: 21 -

Sifat dan aktivitas ion metal

-

pH di mana titrasi dilakukan

-

Adanya ion-ion lain yang menganggu seperti CN, citrate, tartrate, F, dan bentuk agen kompleks yang lainnya.

-

Bahan organik juga meningkatkan stabilitas kompleks.

2.6.4. Efek pH Terhadap Pembentukan Kompleks Metal Dalam keadaan yang asam, kompleks yang terbentuk yaitu gabungan EDTA dan ion metal kurang stabil. Maka, lebih banyak volume EDTA diperlukan untuk berikat dengan ion metal. Jika dalam keadaan yang basa, kompleks (EDTA+ ion

Universitas Sumatera Utara

metal) adalah lebih stabil pengikatannya. Jumlah EDTA yang diperlukan untuk berikat dengan ion metal adalah lebih sedikit.21 Walaupun kebanyakan kompleks adalah stabil pada masing-masing pH tersendiri, namun larutan biasanya dibuffer pada pH di mana kompleks dalam keadaan stabil dan warna indikator berubah pada saat yang tepat.21

2.6.5. Metode Deteksi Tahap Akhir Tahap akhir titrasi dapat dideteksi menggunakan metode indikator dan metode instrumental. Suatu indikator metal harus memenuhi syarat sebagai berikut: 21 -

Bahan harus dalam keadaan stabil sepanjang titrasi

-

Bersifat lebih lemah dibanding kompleks chelate metal

-

Warna indikator dan kompleks indikator metal haruslah berbeda

-

Indikator tidak mengambil peran EDTA Untuk mengetahui aksi mekanisme indikator, dianggap M adalah metal, I

sebagai indikator, dan EDTA sebagai chelate (ligand). Pada awal titrasi, medium reaksi terdiri dari kompleks metal-indikator (MI) dan ion-ion yang berlebihan. Apabila titran EDTA ditambah ke dalam sistem, ion metal bebas bereaksi dengan EDTA.21 Memandangkan MI adalah lebih lemah dibanding chelate metal-EDTA , maka EDTA melemahkan dan mengikat ion metal yang bebas. Akhirnya pada tahap akhir titrasi, EDTA melepaskan metal dari indikator dan indikator berubah warna dari warna kompleksnya kepada warna metal bebas. Reaksi digambarkan sebagai berikut:21

Universitas Sumatera Utara

MI

+

M

+

EDTA

(warna kompleks Metal-indikator)

M-EDTA +

I

(warna original indikator)

Dalam penentuan kalsium, indikator yang biasa digunakan adalah Murexide dan Eriochrome Black T (EBT).22,

23

Namun, EBT tidak dapat digunakan sebagai

indikator pada titrasi kalsium dengan EDTA. Ia membentuk kompleks yang sangat lemah dengan kalsium untuk memberi tahap akhir titrasi yang tepat.22 Larutan yang mengandung kompleks magnesium EDTA MgY2- ditambah ke dalam campuran titrasi.22 Kalsium (Ca2+) membentuk kompleks yang lebih stabil dengan EDTA dibanding magnesium, reaksi berikut terjadi: 22

MgY2- +

Ca2+

< === >

CaY2- +

Mg2+

Magnesium yang dilepaskan bereaksi dengan ion dobel dari Eriochrome Black T. Kompleks yang dibentuk melalui magnesium dan ion adalah merah. Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:

Mg2+ +

HIn2- < === > (biru)

MgIn- +

H+

(merah)

Larutan kemudian dititrasi dengan EDTA. Pada permulaan titrasi, EDTA bereaksi dengan ion kalsium berlebihan yang masih belum terbentuk menjadi kompleks. Selepas semua kalsium bereaksi, porsi EDTA yang lainnya bereaksi dengan kompleks magnesium yang telah terbentuk awal. EDTA yang ditambah bersaing dengan kompleks magnesium yang berwarna merah (MgIn-), untuk

Universitas Sumatera Utara

menjadikannya MgY2- dan HIn2- dan seterusnya memberikan warna biru pada tahap akhir titrasi.22

MgIn- +

H+

+

Y4-

< === >

MgY2-

(merah)

Tabel 2. S. No. 1

+

HIn2-

(biru)

Jenis indikator yang digunakan di dalam titrasi Complexometric

Name Of Indicator Mordant black II

Colour Change

pH range

Metals detected

Eriochrome black T

Red to Blue

6-7

Ca, Ba, Mg, Zn, Cd, Mn, Pb, Hg

Solochrome black T 2

3 4

Murexide Or Ammonium purpurate Catechol-violet Methyl Blue

12 Violet to Blue

Ca, Cu, Co

Violet to Blue Blue

8-10 4-5

Thymol Blue

Blue to Grey

10-12

5 6

Alizarin Sodium Alizarin sulphonate

Red Blue to Red

4.3 4

Pb, Zn, Co, Mg, Cu Al, Thorium

7

Xylenol range

1-3

Bi, Thorium

4-5

Pb, Zn

5-6

Cd, Hg

Lemon

Mn, Mg, Fe, Co, Pb Pb, Zn, Cd, Hg

Selain menggunakan metode indikator dapat pula digunakan metode instrumental dalam menentukan tahap akhir titrasi. Metode instrumental ada empat cara yaitu deteksi spektrofotometri, titrasi amperometrik, titrasi potensiometrik dan titrator berfrekuensi tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Perubahan absorpsi spektrum bila ion metal dari agen kompleks dirubah menjadi kompleks metal, atau bila suatu kompleks dirubah menjadi kompleks yang lain, biasanya dapat dideteksi secara lebih akurat dan dalam larutan yang lebih melarutkan dengan spektrofotometrik dibanding metode visual. Maka, di dalam titrasi disodium EDTA, tahap akhir titrasi dapat ditentukan menggunakan larutan 0,001M. Di dalam praktek, biasanya digunakan penggunaan indikator yang memberikan perubahan warna pada regio yang tidak tampak, namun ion berwarna dapat dititrasi tanpa menggunakan indikator melainkan menggunakan metode spektrofotometri.21 Titrasi amperometrik merupakan suatu cara penentuan tahap akhir titrasi menggunakan potensial ion. Efek formasi kompleks atas potensial gelombang ion lebih negatif. Jika elektroda potensial disesuaikan dengan nilai potensial gelombang kation bebas dan kompleks, EDTA juga ditambah perlahan-lahan, difusi arus aliran listrik menurun dengan stabil sehingga sama dengan sisa listrik, yaitu kation bebas yang terakhir menjadi kompleks. Ini adalah tahap akhir dan jumlah larutan disodium EDTA yang ditambah adalah sama dengan jumlah metal yang ada.21 Titrator berfrekuensi tinggi sesuai digunakan pada larutan yang mempunyai kelarutan yang tinggi, dalam setengah kasus dengan konsentrasi serendah 0,0002M. Ion dapat dititrasi langsung dalam larutan buffer atau reagen berlebihan dapat ditambahkan ke dalam larutan yang tidak dibuffer dan proton yang dilepaskan dititrasi dengan basa standar. Memandangkan larutan buffer dan elektrolit mengurangkan sensitivitas titrasi, konsentrasi mereka harus dijaga seminimum mungkin.21  

Universitas Sumatera Utara