Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

57 downloads 214 Views 696KB Size Report
Kata kerja bantu bahasa Mandarin umumnya, kata kerja bantu néng dan hui ... auxiliary verbs juga disebut special verbs or anomalous verbs ( kata kerja.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Peneliti Sebelumnya Kata kerja bantu bahasa Mandarin umumnya, kata kerja bantu néng dan hui

khususnya belum pernah ada yang meneliti, terutama bagi mahasiswa jurusan Sastra Cina. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum. Mariam Damanik dengan judul penelitiannya A Brief Description Of English Primary Auxiliary Verbs (2010) . Mariam membahas tentang auxiliary verb, khususnya primary auxiliary verb. Dia memerikan bentuk dan penggunaan primary auxiliary verb dalam struktur bahasa Inggris. Dia mengatakan bahwa auxiliary verbs juga disebut special verbs or anomalous verbs ( kata kerja menyimpang ) karena fungsi atau penggunaan dari kata-kata kerja bantu tersebut khusus dan sangat berlainan ( menyimpang ) dengan fungsi atau kegunaan kata kerja yang biasanya. Di China sendiri juga ada yang meneliti tentang kata kerja bantu yaitu Zhou Xiao Bin dengan judul penelitiannya “néng” hé “huì “ jǐ qí zài jù zhōng de huǎn shàng (1989). Dalam skripsi tersebut Zhou Xiao Bin memaparkan bagaimana kata kerja bantu néng dan huì bisa saling menggantikan, diteliti dari segi semantiknya saja, sedangkan dari segi sintaksis kalimat tidak dipaparkan secara jelas, sehingga ciri-ciri dari kata kerja bantu tersebut belum jelas terlihat.

Universitas Sumatera Utara

Wang Chen Lai dengan judul penelitiannya lùn néng yuán dòng cí de yǔ yì lèi bié (2002). Wang Chen Lai memaparkan jenis-jenis dari kata kerja bantu dan makna dari kata kerja bantu tersebut. Wang Chen Lai dalam skripsinya cenderung meneliti dari sudut semantik kata kerja bantu yang dipakai pada umumnya. Li Ya Jian dengan judul penelitiannya néng, huì, kě yǐ de rén zhī yán jiū (2009). Li Ya Jian memaparkan perbedaan antara kata kerja bantu néng, huì, dan kě yǐ. Perbedaan yang dipaparkannya cenderung dilihat dari segi semantik kata kerja bantu. Dia tidak melihat perbedaan dari segi ciri-ciri kata kerja bantu itu sendiri. Wu Rong Qiang dengan judul penelitiannya zhǔ dòng cí “néng” hé “kě yǐ” yòng fǎ kǎo biàn (2009). Wu Rong Qiang dalam penelitiaannya memaparkan bagaimana persamaan dan perbedaan kata kerja bantu néng dan kě yǐ dilihat dari segi semantik, sintaksis, dan pragmatik. Wu Rong Qiang juga memberikan saran agar dapat dengan mudah memahami kata kerja bantu néng dan kě yǐ. Chen Nuo Fan dengan judul penelitiannya liú xué shēng shǐ yòng “néng” hé “huì” de piàn wù jǐ jiao xué duì cé (2002). Chen Nuo Fan meneliti kesalahan apa saja yang dibuat oleh mahasiswa luar negeri yang mempelajari bahasa Mandarin, khususnya kata kerja bantu néng dan huì, dan memberikan cara-cara agar mahasiswa dapat mudah menguasai kata kerja bantu. Yang Hong Mei dengan judul penelitiannya liú xué shēng xí de hàn yǔ zhǔ dòng cí “kě yǐ”, “néng”, “huì” de nán diǎn hé wù qū (2009). Yang Hong Mei menganalisis kesulitan dan kesalahan mahasiswa luar negeri dalam mempelajari

Universitas Sumatera Utara

kata kerja bantu néng, kě yǐ, dan huì. Dan dia menemukan bahwa mahasiswa sering menggunakan penempatan kata kerja bantu kě yǐ, néng, dan huì yang saling bertukar sehingga menimbulkan kesalahan. Jiang Shan Min dengan judul penelitiannya “huì” hé “néng” yòng fǎ yì tóng (1982). Jiang Shan Min menjelaskan bagaimana persamaan dan perbedaan penggunaan kata kerja bantu huì hé néng. Untuk menganalisis persamaan dan perbedaan kata kerja bantu tersebut, Jiang Shan Min meneliti dari segi makna kata kerja bantu huì hé néng. 2.2 Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi. Dalam konsep peneliti akan memaparkan tentang tata bahasa, kata kerja, dan kata kerja bantu. Peneliti akan menguraikan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan tata bahasa, jenis kata, dan kata kerja bantu Pertama-tama penulis akan memaparkan tentang tata bahasa, dan lebih lanjut tata bahasa menjadi landasan teori dalam penulisan, khususnya tata bahasa Mandarin yaitu mengenai pembagian jenis kata. Setelah itu, penulis akan memaparkan kata kerja dan kata kerja bantu. 2.2.1 Tata Bahasa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia tata bahasa adalah pengetahuan atau pelajaran mengenai pembentukan kata-kata dan penyusunan kata dan penyusunan kata-kata dalam kalimat. Sedangkan menurut Palmer, tata bahasa suatu bahasa adalah buku yang ditulis tentang bahasa itu (Palmer dalam Alwasilah, 1992:30). Francais menurunkan tiga pengertian tata bahasa yaitu

Universitas Sumatera Utara

(1)seperangkat pola formal di mana kata-kata dalam suatu bahasa disusun supaya menyampaikan makna-makna yang lebih luas, (2) cabang dari ilmu linguistik yang membahas pemerian, analisis, dan formulasi pola-pola formal dari bahasa, (3) etiket kebahasaan, maksudnya tata bahasa sudah dibayangi norma-norma sosial, sering kali mendapat kesan baik dan buruk. Tata bahasa adalah suatu pemerian atau deskripsi mengenai struktur bahasa dan cara menggabungkan unit-unit linguistik seperti kata dan frasa untuk menghasilkan kalimat-kalimat dalam bahasa tersebut. Biasanya juga turut mempertimbangkan makna dan fungsi-fungsi yang dikandung oleh kalimatkalimat tersebut dalam keseluruhan sistem tata bahasa tersebut (Richards dalam Henry 2009:2-3). Dalam arti secara luas tata bahasa adalah pernyataan-pernyataan dalam garis besar dari keteraturan dan ketidakteraturan yang ditemukan dalam bahasa (Hartman&Stork dalam Alwasilah, 1992:33). Jiào xué yǔ fǎ shì zài yǔ fǎ jiào xué zhōng shǐ yòng de yǔ fǎ jí qí yǔ fǎ shū, jiào xué yǔ fǎ zhēn duì de duì xiàng zhǔ yào shì zhōng xiǒo shēng, gēn jù jiào xué duì xiàng de bù tóng, yán jiū tā men de xué xì zhòng diǎn, nán diǎn, yǐ jí jiě jué de fāng shì fāng fǎ (Tata bahasa pengajaran adalah di dalam pengajaran tata bahasa menggunakan tata bahasa dan buku tata bahasa, tata bahasa pengajaran yang terutama ditujukan pada siswa-siswi, berdasarkan pada bentuk pengajaran yang tidak sama, menganalisis titik berat belajar mereka, kesulitan, serta memahami cara-cara dan metode-metode).( Qi Hu Yang, 2009: 16)

Universitas Sumatera Utara

Tata bahasa taksonomi mendasarkan analisis pada asumsi bahwa kategorikategori gramatik (jenis kata, tenses, mood, dan sebangsanya) harus dibatasi bukan berdasarkan makna tapi atas distribusinya. Tata bahasa taksonomi mempunyai tujuan utama pada pendaftaran dan klasifikasi gejala-gejala itu pada kelompok-kelompok, seperti jenis-jenis kata dalam grammar, jenis-jenis konsonan dalam fonetik, atau bidang-bidang leksikal pada semantik. Oleh karena itu, pembagian jenis kata berdasarkan tata bahasa suatu bahasa berbeda-beda. 2.2.2 Jenis Kata Pengklasifikasian jenis-jenis kata dalam tata bahasa suatu bahasa bisa berbeda-beda. Menurut tata bahasa tradisional jenis kata ada delapan, yaitu (1) kata benda, (2) kata ganti, (3) kata sifat, (4) kata kerja, (5) kata depan, (6) kata sambung, (7) kata keterangan, (8) kata seru. Berdasarkan tata bahasa taksonomi jenis kata ada dua yaitu content words dan function words. Yang termasuk dalam content words yaitu noun, verb, adjective, dan adverb. Yang termasuk dalam function words (kata tugas) yaitu articles, auxiliary dan preposition. Berdasarkan tatabahasa struktural, kata dibagi menjadi empat bagian yaitu (1) kata benda(nomina substantiva); (2) kata kerja (verba); (3) kata sifat (adjectiva); dan (4) kata tugas (function word) Aliran pengikut tatabahasa teknis juga mengklasifikasikan jenis kata berbeda-beda. Berikut beberapa yang menganut ajaran tatabahasa teknis sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

a. M. Ramlan (1985) Ramlan membagi jenis kata empat bagian yaitu: 1. Kata Nominal 2. Kata Ajektiva 3. Kata Partikel 4. Kata Kerja b. Samsuri (1985) Samsuri mengelompokkan kata ke dalam lima golongan yaitu: 1. Nomina 2. Verba 3. Ajektiva 4. Numeralia 5. Kata Sarana c. Kridalaksana (1986) Kridalaksana membagi kata-kata ke dalam tiga belas kelompok yaitu: 1. Verba 2. Ajektiva 3. Nomina 4. Pronomina 5. Numeralia 6. Adverbia 7. Interogativa 8. Demonstrativa

Universitas Sumatera Utara

9. Artikulasi 10. Preposisi 11. Konjungsi 12. Interjeksi 13. Kategori Fatis Berdasarkan tatabahasa Pedagogis yang memanfaatkan wawasan linguistik, pengikutnya adalah Gorys Keraf (1989). Dalam penjenisan kata, Keraf menggunakan kriteria kesamaan morfem-morfem yang membentuk kata-kata, atau juga kesamaan ciri dan sifat dalam membentuk kelompok katanya. Berdasarkan kriteria tersebut kata bahasa Indonesia digolongkan menjadi empat jenis yaitu: 1. Kata Benda (nomina) 2. Kata Kerja (verba) 3. Kata Sifat (Ajektiva) 4. Kata Tugas Secara tata bahasa jenis kata dalam bahasa Mandarin bisa dibagai menjadi dua bagian yaitu kata konkrit atau kata abstrak. Kata konkrit adalah kata yang mempunyai arti konkrit yang dapat berdiri sendiri, sedangkan kata abstrak adalah kata yang tidak mempunyai arti konkrit dan tidak dapat berdiri sendiri (Suparto, 2003 : 21). Yang termasuk dalam kata konkrit yaitu: 1. Kata Benda 2. Kata Kerja 3. Kata Kerja Bantu

Universitas Sumatera Utara

4. Kata Sifat 5. Kata Bilangan 6. Kata Bantu Bilangan 7. Kata Ganti Yang termasuk dalam kata abstrak yaitu: 1. Kata Keterangan 2. Kata Depan 3. Kata Sambung 4. Partikel 5. Kata Seru 6. Kata Tiruan Bunyi Dari pendapat-pendapat di atas, terlihat perbedaan yang sangat jauh dalam hal jumlah kelas/jenis kata, yang dibuat masing-masing ahli bahasa. Para ahli bahasa belum mendapat keseragaman di dalam hal menentukan kelas/jenis kata yang sebenarnya. 2.2.3 Kata Kerja Bantu Aristoteles merupakan ahli yang pertama kali menyatakan gagasan atau buah pikiran mengenai apa yang sekarang disebut modalitas itu. Dengan menggunakan sudut pandang yang didasari oleh logika modal (modal logic), Aristoteles menyebutkan keperluan (necessity), kemungkinan (possibility) dan ketakmungkinan (impossibility) sebagai permasalah modalitas (Aristoteles dalam Hasan Alwi, 1992 : 1)

Universitas Sumatera Utara

Menurut Saeed modality is a cover term for device with a low speakers to express varying degrees of commitment to, or belief in, a preposition (modalitas adalah istilah yang mengacu pada peranti yang memungkinkan penutur untuk mengungkapkan derajat atau tingkatan, komitmen atau kepercayaan terhadap suatu proposisi). Menurut Bally merumuskan modalitas sebagai bentuk bahasa yang menggambarkan penilaian berdasar nalar, penilaian berdasar rasa atau keinginan pembicara sehubungan dengan persepsi atau pengungkapan jiwanya (Bally dalam Alwi, 1992 : 2). Jadi modalitas digunakan untuk mengungkapkan sikap, komitmen atau kepercayaan terhadap suatu hal. Kata kerja bantu adalah kata yang menyatakan keperluan, kemungkinan atau keingsinan yang dipakai untuk menerangkan kata kerja (Suparto, 2003 : 93). Modalitas biasanya diungkapkan melalui modal verb, dalam bahasa Inggris seperti kata can, may, could, might, will dan lain-lain. Dalam bahasa Indonesia seperti kata bisa, dapat, boleh, ingin dan lain-lain. Dalam bahasa Mandarin seperti kata néng, kě yǐ, huì, yīng gǎi dan lain-lain. Menurut Saeed modalitas terdiri atas tiga

(1) modalitas epistemik

merupakan jenis modalitas yang mengungkapkan tingkat komitmen penutur terhadap kebenaran yang dikatakannya. Modalitas epistemik juga dapat digunakan untuk menyatakan interpretasi modalitas deontik, (2) Modalitas Deontik menunjukkan sikap penutur terhadap faktor sosial seperti kewajiban (obligation), tanggung jawab (responsibility) dan izin (permission), (3) Modalitas Alethik

Universitas Sumatera Utara

berkaitan dengan tingkat kepastian suatu preposisi. Modalitas juga berhubungan dengan conditional sentence (kalimat pengandaian). Samsuri dalam bukunya Analisis Bahasa menggolongkan kata dapat, boleh, harus sebagai kata bantu predikat. Di dalam bukunya Samsuri menempatkan kata bantu predikat menjadi bagian unsur-unsur mana suka. Yang dimaksud dengan unsur-unsur mana suka adalah pemadu-pemadu yang kadangkadang tidak terdapat dalam suatu kalimat, tetapi kadang-kadang terdapat juga, yang memberikan pengertian-pengertian tambahan pada kalimat tentang berbagai keterangan mengenai lokasi, waktu, cara, aspek dan bahkan sikap pemakai bahasa itu terhadap pikiran, peristiwa, keadaan atau perasaan yang dinyatakan dalam kalimat itu (1994 : 248). Perlu untuk diketahui unsur kalimat dapat dibedakan atas unsur wajib dan unsur tak wajib (mana suka). Unsur wajib terdiri dari konstituen kalimat yang harus ada, sedangkan unsur tak wajib terdiri dari kontituen kalimat yang tidak harus ada. Pada kenyataannya suatu kalimat sering kali tidak hanya berdiri sendiri. Alwi berpendapat bahwa dari segi struktur kehadiran unsur tak wajib memperluas kalimat, dari segi makna unsur tak wajib itu membuat informasi yang terkandung dalam kalimat menjadi lebih lengkap (2003 : 365–366) 2.3 Landasan Teori Teori dipergunakan sebagai landasan berpikir untuk memahami, menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan memberi arah di dalam penelitian. Subroto memandang teori sebagai landasan untuk menentukan metode dan teknik penelitian (1992:32).

Universitas Sumatera Utara

Berbicara mengenai kata kerja bantu néng dan hui, berarti berbicara mengenai tata bahasa Mandarin. Berbicara mengenai tata bahasa Mandarin, berarti juga berbicara mengenai teori tata bahasa itu sendiri. Jadi dalam penelitian ini penulis menggunakan teori tata bahasa Mandarin, yang memaparkan dan medeskripsikan pengertian dari tata bahasa dan jenis kata dalam tata bahasa Mandarin. 2.3.1

Teori Tata Bahasa Mandarin

“yǔ fǎ”yī cí yǒu liǎng gè hán y ì: y ī shì zhǐ yǔ fǎ běn shēn, jí rén men shuō hu à de guī zhí, qǔ zhě shuō shì zū cí zào jù de guī zhí, t ā shì shè huì yuē dìng sú chéng de, shì kè guān cūn zài de, chéng xì tǒng de. Yě shì měi ge rén shǐ yòng y īng y ǔ f ǎ de rén bì xū zūn shǒu de; èr shì zhǐ yǔ fǎ zhě zuò huó zhě shì yǔ fǎ xué zhè mén xué kè. Yóu yú yǔ fǎ yán jiū zhě suō yǒu de lǐ lùn bèi jǐng, mù dì, shì jiǎo hé fāng fǎ bù jǐn xiāng tóng (“Tata Bahasa” adalah satu kata yang mempunyai dua makna yaitu, pertama menunjuk pada tata bahasa itu sendiri, yaitu peraturan orang-orang berbicara, mendapat kumpulan kata membentuk peraturan,dia adalah perjanjian masyarakat menjadi kebiasaan, yang bersifat objektif. Juga adalah setiap orang yang menggunakan tata bahasa harus mematuhinya; kedua menunjuk pada tatabahasawan atau orang yang mempelajari tata bahasa tersebut, itulah ilmu bahasa. Oleh karena itu, peneliti tata bahasa semuanya memiliki latar belakang teori, tujuan, sudut pandang dan cara tidak sepenuhnya sama). (Qi Hu Yang, 2009: 16) Oleh karena itu menurut teori tata bahasa Mandarin, bagian dari tata bahasa Mandarin adalah morfem, kata, gabungan kata, dan kalimat yang merupakan hal yang penting dalam tata bahasa Mandarin (Qi Hu Yang, 2009:18). Penjenisan kata dalam tata bahasa Mandarin suatu hal yang penting dalam bahasa Mandarin, agar dapat melihat apa itu morfem, kata, gabungan kata dan kalimat. Berikut ini akan dipaparkan penjenisan kata berdasarkan tata bahasa Mandarin. Kata dalam bahasa Mandarin dibagi menjadi dua yaitu: 1. Kata konkrit Kata konkrit adalah kata yang mempunyai arti konkrit dan dapat berdiri sendiri, Yang termasuk kata konkrit yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a.

Kata Benda Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan tempat , seperti: gōng rén, xué shēng, lǎo shī, cí diǎn, diàn huà, dan lain-lain

b.

Kata Kerja Kata kerja adalah kata yang menyatakan gerakan, perubahan, keinginan, keberadaan, kemungkinan, arah, dan kepastian, seperti: pòo, tīng, xǐ huan, zài, shì, jiào, ràng, zhī dào, rén wéi dan lain-lain.

c.

Kata Kerja Bantu Kata kerja bantu adalah kata kerja yang menyatakan keperluan, kemungkinan, atau keinginan yang dipakai untuk menerangkan kata kerja. Báng zhǔ dòng cí biǎo shì xū yòo, kě néng, huo yuán wàng de cí jiào zhǔ dòng cí, yě kě yǐ jiào zuò néng yúan dòng cí ( kata kerja yang membantu kata kerja lain untuk mengekspresikan kemampuan, kemungkinan dan keinginan adalah disebut sebagai kata kerja bantu atau modal verbs) (Li De Liang, 2010: 41) Sebagai contoh sebagai berikut: ● Yang menyatakan kemampuan, yaitu kata néng, néng gòu, huì. ● Yang menyatakan kemungkinan, yaitu kata néng, néng gòu, huì, kě yǐ, kě néng. ● Yang menyatakan kebutuhan, yaitu kata yīng gǎi, yīng dāng, gǎi, yào. ● Yang menyatakan keharusan, yaitu kata bì xū, děi. ● Yang menyatakan keinginan, yaitu kata yào, xiǎng, yuán yì, gǎn, kěn.

Universitas Sumatera Utara

Kata kerja bantu mempunyai ciri-ciri yang utama yaitu: (1) Kata kerja bantu biasanya diletakkan sebelum kata kerja . Misal: (12) Wǒ

huì

shuō

yīng yǔ

Saya bisa berbicara bahasa Inggris Shuō: kata kerja (2) Kata kerja bantu tidak dapat diulang. Misal: néng neng(ⅹ), gǎn gan(ⅹ) (3) Kata kerja bantu bisa berdiri sendiri dalam menjawab pertanyaan. Misal: (13) nǐ

xiǎng



xiǎng

cān jiā?

Xiǎng

Anda

ingin

Tidak

ingin

Mengunjungi?

Ingin

Inginkah anda mengunjungi? Ingin

d.

Kata Sifat Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau kondisi dari orang atau benda. Seperti kata hǎo, huài, gāo, dǐ, kuài, màn, duō, shǎo dan lain-lain.

e.

Kata Bilangan Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah dan urutan. Kata bilangan terdiri bilangan dasar dan bilangan tingkat. Seperti kata lǐng, bàn, d ì y ī, zuǒ yǒu, sān f ēn zhī yī, liǎng pèi, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

f.

Kata Bantu Bilangan Kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari orang atau benda. Seperti kata běn, shuāng, jìn, bēi, cì, xiě, dan lain-lain

g.

Kata Ganti Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, atau adverb. Seperti kata wǒ, wǒ men, nǐ, tā,nǎr, zěnme, dan lain-lain.

2. Kata Abstrak Kata abstrak adalah kata yang tidak mempunyai arti konkrit dan tidak dapat berdiri sendiri. Yang termasuk kata abstrak adalah sebagai berikut: a.

Kata Keterangan Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk menerangkan kata kerja atau kata sifat, untuk menyatakan waktu, ruang lingkup, derajat, kepastian, negasi, dan penekanan nada. Seperti kata cái, dǒu, hěn, yòu, bù, měi,nán dào, hū rán, dan lain-lain.

b.

Kata Depan Kata depan digunakan di depan kata benda, kata ganti, atau di depan gabungan kata, membentuk “gabungan kata depan” untuk menyatakan waktu, tempat, cara, syarat, atau tujuan. Seperti kata cóng, duì, wèi le, ān zhào, bèi, chú le, dan lain-lain.

c.

Kata Sambung Kata sambung adalah kata yang digunakan untuk menyambungkan kata, atau bagian kalimat. Selain itu, untuk menyatakan hubungan di antara

Universitas Sumatera Utara

kata atau gabungan kata atau bagian kalimat yang disambungkan. Seperti kata hé, yīn wèi, rú guǒ, bù dān, zhǐ yào, suí rán, dan lain-lain. d.

Partikel Partikel adalah kata yang ditambahkan pada bagian belakang kata, atau kalimat yang berfungsi sebagai tambahan untuk menambah arti. Seperti kata de, le, zhe, guo, ma, ne, dan lain-,lain.

e.

Kata Seru Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau respon terhadap sesuatu. Seperti kata ā, hēi, ā yā, āi yā, hā hā, dan lain-lain.

f.

Kata Tiruan Bunyi Kata tiruan bunyi adalah kata yang meniru bunyi suatu benda atau gerakan, dan biasanya dipakai dalam bahasa tulisan atau dalam teks. Seperti kata dong dōng, hōng lōng, mò mò, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara