Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

12 downloads 241 Views 281KB Size Report
Perancangan aplikasi dari artikel berbahasa Inggris ini merupakan salah satu bagian ..... Beberapa contoh dari kata sifat adalah: 'hard','beauty' dan 'rich'. 2.4.4 Kata .... Tenses ini memiliki 2 (dua) bentuk dalam kalimat berita ataupun kalimat.
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Buatan

Perancangan aplikasi dari artikel berbahasa Inggris ini merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan, yaitu pengolahan bahasa alami (Natrual Language). Untuk itu pada topik ini di bahas tentang kecerdasan buatan, sejarah kecerdasan buatan dan ruang lingkupnya.

2.1.1 Definisi Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)

merupakan cabang dari ilmu

komputer yang terkonsentrasi pada pengotomatisasi tingkah laku cerdas (Anita Desiani dan Muhammad Arhami, 2006). Oleh karena itu kecerdasan buatan harus didasari dengan prinsip-prinsip teoretikal dan terapan yang menyangkut struktur data yang digunakan dalam representasi pengetahuan (knowledge representation), algoritma yang diperlukan dalam penerapan pengetahuan itu, serta bahasa dan teknik pemrograman yang dipakai dalam implementasinya. Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja.

Lebih detailnya, pengertian kecerdasan buatan dapat dipandang dari berbagai sudut pandang, antara lain: 1) Sudut pandang kecerdasan

Universitas Sumatera Utara

Kecerdasan buatan akan berusaha menjadikan suatu sistem dapat melakukan hal seperti yang dilakukan manusia. 2) Sudut pandang penelitian

Kecerdasan buatan dapat menghasilkan suatu studi yang dapat membuat agar komputer dapat melakukan sesuatu sebaik yang dikerjakan oleh manusia. Domain yang sering dibahas oleh para peneliti meliputi: a) Mundane task •

Persepsi (vision & speech).



Bahasa alami (understanding, generation & translation).



Pemikiran yang bersifat commonsense.



Robot control.

b) Formal task •

Permainan/games.



Matematika (geometri, logika, kalkulus integral, pembukt ian).

c) Expert task •

Analisis finansial.



Analisis medikal.



Analisis ilmu pengetahuan.



Rekayasa (desain, pencarian kegagalan, perencanaan manufaktur).

3) Sudut pandang bisnis Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat powerful dan metodologis dalam menyelesaikan masalah-masalah bisnis. 4) Sudut pandang pemrograman Kecerdasan buatan meliputi studi tentang pemrograman simbolik, penyelesaian masalah (problem solving) dan pencarian (searching).

Universitas Sumatera Utara

Untuk melakukan aplikasi kecerdasan buatan ada dua bagian utama yang sangat dibutuhkan yaitu: a. Basis pengetahuan (knowledge base), berisi fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan antara satu dengan lainnya. b. Motor inferensi (inference engine), yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman.

Gambar 2.1 berikut adalah memperlihatkan penerapan konsep kecerdasan buatan di komputer. Komputer Input: masalah, Pertanyaan, dll

Basis pengetahuan

Motor inferensi

Output: jawaban, solusi

Gambar 2.1 Penerapan konsep kecerdasan buatan di komputer

2.1.2 Sejarah Kecerdasan buatan

Pada tahun 1950-an para ilmuan dan peneliti mulai memikirkan bagaimana caranya agar mesin dapat melakukan pekerjaannya seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia. Alan Turing, seorang matematikawan dari inggris pertama kali mengusulkan adanya tes untuk melihat bisa tidaknya sebuah mesin dikatakan cerdas. Hasil tes tersebut

Universitas Sumatera Utara

kemudian dikenal dengan Turing Test, dimana si mesin menyamar seolah-olah sebagai seseorang di dalam suatu permainan yang mampu memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan. Turing beranggapan bahwa, jika mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layakya manusia).

Kecerdasan buatan atau “artificial intelligence” itu sendiri dimunculkan oleh seorang profesor dari Massachusetts Institute of Technology yang bernama John McCarthy pada tahun 1956 pada Dartmouth Conference yang dihadiri oleh para peneliti AI. Pada konferensi tersebut juga didefenisikan tujuan utama dari kecerdasan buatan, yaitu: mengetahui dan memodelkan proses-proses berfikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan kelakuan manusia tersebut. Beberapa program AI yang mulai dibuat pada tahun 1956-1966, antara lain: 1) Logic Theorist, diperkenalkan pada Darthmouth Conference, program ini dapat membuktikan teorima-teorima matematika. 2) Sad Sam, diprogram oleh Robert K. Lindsay (1960). Program ini dapat mengetahui kalimat-kalimat sederhana yang ditulis dalam bahasa inggris dan mampu memberikan jawaban dari fakta-fakta yang didengar dalam sebuah percakapan. 3) ELIZA, diprogram oleh Joseph Weizenbaum (1967). Program ini mampu melakukan terapi terhadap pasien dengan memberikan beberapa pertanyaan.

2.1.3 Lingkup Kecerdasan Buatan pada Aplikasi Komersial

Universitas Sumatera Utara

Makin pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan adanya perkembangan dan perluasan lingkup yang membutuhkan kehadiran kecerdasan buatan. Karakteristik ‘cerdas’ sudah mulai dibutuhkan di berbagai disiplin ilmu dan teknologi. Kecerdasan buatan tidak hanya dominan di bidang ilmu komputer (informatika), namun juga sudah merambah di berbagai disiplin ilmu yang lain. Irisan antara psikologi dan kecerdasan buatan melahirkan sebuah area yang dikenal dengan nama cognition & psycolinguistics. Irisan antara teknik elektro dengan kecerdasan buatan melahirkan berbagai ilmu seperti: pengolahan citra, teori kendali, pengenalan pola dan robotika.

Adanya irisan penggunaan kecerdasan buatan di berbagai disiplin ilmu tersebut menyebabkan cukup rumitya untuk mengklasifikasikan kecerdasan buatan menurut disiplin ilmu yang menggunakannya. Untuk memudahkan hal tersebut, maka pengklasifikasian lingkup kecerdasan buatan didasarkan pada output yang diberikan yaitu aplikasi komersial (meskipun sebenarnya kecerdasan buatan itu sendiri bukan merupakan medan komersial). Lingkup utama dalam kecerdasan buatan adalah: 1) Sistem pakar (expert system). Disini komputer digunakan sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para pakar. Dengan demikian komputer akan memiliki keahlian untuk menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki oleh pakar. 2) Pengolahan Bahasa alami (Natural language processing). Dengan pengolahan bahasa alami ini diharapkan user dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari-hari. 3) Pengenalan ucapan (speech recognition). Melalui pengenalan ucapan diharapkan manusia dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan suara. 4) Robotika & Sistem sensor (Robotics & sensory systems). 5) Computer vision, mencoba untuk dapat menginterpretasikan gambar atau objekobjek tampak melalui komputer.

Universitas Sumatera Utara

6) Intelligent Computer-aided instruction. Komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar. 7) Game Playing.

Lingkup kecerdasan buatan yang dijelaskan di atas dapat digambarkan pada Gambar 2.2.

Robotics Vision

Speech Natural Language Intelligent Computeraided instruction

Game Playing

Expert System

Gambar 2.2 Lingkup kecerdasan buatan

2.2 Pengolahan Bahasa Alami Pengolahan bahasa alami meupakan bagian dari dalam bidang ilmu komputer, yang pada umumnya dipakai dalam bidang ilmu kecerdasan buatan (artificial inteligence), teori bahasa dan otomata serta dalam bidang ilmu teknok kompilasi, karena teori

Universitas Sumatera Utara

pengolahan bahasa alami dapat digunakan dalam mempelajarai komunikasi antara manusia dan komputer. Pengolahan bahasa alami dalam hal ini bertujuan supaya bagaimana sistem dapat mengetahui bahasa manusia (dalam hal ini berupa bahasa Inggris) agar dapat diolah serta dapat memberikan informasi yang diinginkan.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dipakailah teorri dalam pengolahan bahasa alami. Dalam seni meenerjemahkan kedalam bahasa sistem, dipakai 3 (tiga) metode yang ada dalam teori pengolahan bahasa alami, yaitu: Analisis leksikal, Analisis sitaksis dan Analisis semantik.

2.2.1 Analisis Leksikal

Analisis leksikal adalah suatu proses pemecahan serangkaian karakter (seperti dokimen plain text atau source code) yang diinputkan dan akan menghasilkan deretan simbol yang dinamakan token. ( Global Komputer,2010).

Ada 2 (dua) tahapan yang dipakai dalam tahap analisis leksikal, tahap pertama adalah tahap pemindaian (scanner). Dalam tahapan ini, karakter membaca dan mengumpulkan serangakian karakter masukan berdasarkan tipe tertentu. Kumpulan karakter yang dihasilkan disebut dengan lexeme. Tahapa kedua adalah tahap pemeriksaan ( Evaluator). Dalam tahapan ini terjadi pemeriksaan dari setiap lexeme yang telah didapat, dan selanjutnya akan diberikan nilai tertentu sehingga lexeme tersebut dapat diangap valid (setiap karakter dari lexeme memiliki informasi mengenai tipe dan nilainya). Dalam perancangan aplikasi ini, tahap evaluator ini membutuhkan bantuan dari lexicon, yaitu daftar kata dan kategorinya.

Universitas Sumatera Utara

2.2.1.1 Lexeme Lexeme adalah suatu unit dalam analisis morfologi dalam ilmu bahasa yang memiliki sekumpulan karakter yang memiliki pola yang cocok dan membentuk token. Dalam bahasa Inggris misalnya kata run,runs,ran dan running merupakan bentuk dari lexeme yang sama.

2.2.1.2 Lexicon Lexicon merupakan daftar kosakata beserta informasi mengenai kategori kata tersebut. Atau bisa juga disebut dengan daftar kamus kosakata.

2.2.1.3 Token Token adalah unit atau elemen dasar bahasa komputer. ( seperti ‘kata’ dalam bahasa manusia), dimana unit tersebut tidak dapat dibagi lagi. Token merupakan bagian hasil dari pemecahan sumber program yaitu penerjemahan lexeme pada saat melakukan scanner. (Global Komputer,2010).

Atau dapat disimpulkan juga bahwa token merupakan kombinasi dari lexeme dan kategori dari lexeme tersebut.

2.2.2 Analisis Sintaksis

Analisis sintaksis adalah proses penganalisisan suatu kalimat, yang terdiri dari beberapa karakter (misalnya kata), untuk menentukan struktur dari tata bahasanya.

Universitas Sumatera Utara

Dalam tahap ini karakter atau token yang diperoleh pada analisis leksikal disusun dan dikelompokkan dalam suatu hirarki tertentu yang secara keseluruhan mempunyai arti tertentu. Penggunaannya dalam pembangunan aplikasi yaitu berkaitan dalam penentuan subyek,predikat,obyek atau kata keterangan.

Ada 4 (empat) aturan/rule dalam analisis sintaksis untuk menganalisis sebuah kalimat. Rule 1:If determiner adalah bagian pertama dalam kalimat dan diikuti olen noun Then noun tersebut dianggap sebagai subyek. Rule 2:If verb diikuti subyek Then verb menjelaskan apa yang dikerjakan oleh subyek. Rule 3:If noun diikuti subyek dan verb Then noun tersebut dianggap sebagai obyek. Rule 4:If kalimat mempunyai subyek,verb,obyek Then subyek mengerjakan verb yang berhubungan dengan obyek

2.2.3 Analisis Semantik

Analisis Semantik adalah proses yang berkaitan dengan struktur sintaksis, dengan menentukan peran dari seluruh prase atau kata dari kalimat, untuk mendapatkan arti keseluruhannya. (Global Komputer,2010).

Dalam perancangan aplikasi ini, analisis semantik dibutuhkan untuk memberikan informasi dari isi artikel dengan cara menganalisis hasil dari analisis sintaksis dengan mengikuti aturan yang ada pada analisis sintaksis.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata yang minimal mempunyai subyek dan predikat yang membentuk uatu pengertian.

2.3.1 Unsur-unsur kalimat

Pada umumnya, suatu kalimat memiliki unsur-unsur utama yaitu: subyek, predikat, objek, keterangan.

2.3.1.1 Subyek

Subyek adalah unsur yang melakukan sesuatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.

2.3.1.2 Predikat

Predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek. Dalama Bahasa Inggris terdapat dua penulisan predikat yaitu predikat yang terdiri dari satu kata, misalnya: take,go atau cook dan predikat yang terdiri lebih

Universitas Sumatera Utara

dari satu suku kata karena digabung dengan auxalalry verb dan main verb, misalnya : has taken atau will going.

2.3.1.3 Objek

Objek adalah unsur yang dikenai kerja oleh subyek. Dalam suatu kalimat,objek pada umumnya terletak setelah predikat. Objek ataupun subyek dalam bahasa inggris dapat berupa kata benda, misalnya :animal,table berupa kata ganti, misalnya : she,he,it dan berupa frase misalnya : some wild animals.

2.3.1.4 Keterangan

Keterangan bukan merupakan unsur utama dari suatu kalimat. Keterangan dapat berupa keterangan waktu mislalnya: yesterday,the day after tomorrow, berupa keterangan tempat misalnya: at the park,home dan keterangan cara misalnya: quickyl. Di dalam bahasa Inggris terdapat keterangan yang terletak di tengah kata kerja yang di sebut midsentence adverb misalnya: already,never,sometimes.

2.3.2 Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan unsur penyusunnya, kalimat dibagi menjadi dua jenis yaitu Kalimat tunggal dan Kalimat majemuk. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua jenis kalimat tersebut.

2.3.2.1 Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat. Kalimat tunggal dapat diperluas dengan unsur tambahan asalkan perluasan tersebut tidak membentuk pola kalimat yang baru. Misalnya: “Jhon played footbal”l. Kalimat ini dapat diperluas dengan menambahkan keterangan misalnya: “Jhon played footbal at the stadium”. Jadi dapat dilihat bawa kalimat tunggal tersebut diperluas tanpa mementuk pola kalimat yang baru.

2.3.2.2 Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih yang digabunggkan dengan tanda penghubung. Kalimat majemuk dibagi menjadi kalimat majemuk setara (compound sentence) dan kalimat majemuk bertingkat (complex sentence).

Kalimat majemuk setara dhubungkan dengan konjungsi seperti ‘but’ dan ‘and’ misalnya: “Mother coocking at the kitchen and father wash the car”. Kalimat majemuk bertingkat terdiri dari klausa utama dan klausa anak di mana kedudukan kedua klausa tersebut berbeda. Misalnya: “Jhon bring an umbrella because it’s raining”.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Berdasarkan peranan subyek dalam kalimat, maka kalimat dibedakan menjadi kalimat aktif dan kalimat pasif.

2.3.3.1 Kalimat Aktif

Kalimat aktif berupa kalimat di mana subyek merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan oleh predikat. Kalimat aktif terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kalimat aktif yang memiliki obyek (kalimat aktif transitif) dan kalimat aktif yang tidak mempunyai obyek (kalimat aktif intransitif). Contoh: Jhon captured the robber

2.3.3.2 Kalimat Pasif

Kalimat Pasif merupakan kalimat ubahan dari kalimat aktif. Jika dalam suatu kalimat subyek bukan merupakan pelaku, melainkan sebagai sasaran dari perbuatan yang dinyatakan obyek maka kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai kalimat pasif. Jadi kalimat yang tidak memiliki obyek (kalimat aktif intransitif) tidak dapat di ubah kedalam kalimat pasif, jadi harus diubah kedalam kalimat aktif transitif dahulu. Contoh: The robber was captured by Jhon

Universitas Sumatera Utara

2.4 Kategori kata

Suatu kalimat merupakan kumpulan dari beberapa kata yang memiliki arti/makna. Kata dapat dikategorikan kedalam kata benda,kata kerja dan kata sifat.

2.4.1 Kata Benda (Noun)

Kata benda dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: proper noun dan common noun. Proper noun merupakan nama dari suatu entity yang unik dan biasanya diawali dengan huruf kapital. Misalnya: Jhon,Amsterdam dan Lion. Kata benda diluar proper noun merupakan common noun. Misalnya: boy,city dan animal. Untuk menandakan bentuk jamak/plural maka ditambahkan akhiran –s atau –es pada beberapa kata benda. Contoh:

Animal

Animals

Store

Stores

Akan tetepi penambahan akhiran –s dan –es tersebut tidak berlaku bagi kata benda jamak tak beraturan (irregular plural noun) Contoh:

Mouse

Mice

Foot

Feet

2.4.2 Kata Kerja (Verb)

Universitas Sumatera Utara

Kata kerja merupakan suatu kata yang menandakan perbuatan atau kondisi. Kata kerja dapat di bagi menjadi kata kerja beraturan(regular verbs) dan kata kerja tak beraturan (irregular verbs). Contoh kata kerja beraturan: Kill

Kills

Killed

Work

Works

Worked

Contoh kata kerja tak beraturan: Drink

Drunk

Drunken

Give

Gave

Given

2.4.3 Kata Sifat (Adjective)

Kata sifat merupakan kata yang mendeskripsikan kata benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik atau memberi batasan terhadap kata benda atau kata ganti tersebut. Beberapa contoh dari kata sifat adalah: ‘hard’,’beauty’ dan ‘rich’.

2.4.4 Kata Keterangan (Adverb)

Kata keterangan merupakan kata yang dapat digunakan untuk memberikan informasi lebih kata kerja,kata sifat,konjungsi atau perposisi. Misalnya: ‘run fast’,move quickly’ dan ‘very rich’.

2.4.5 Kata Penentu (Determiner)

Universitas Sumatera Utara

Kata

penentu

dapat

juga

di

katakan

pembatas

kata

sifat,

seperti:

‘a’,’the’,’some’’,this’,’any’,’another’ yang biasanya diletakkan sebelum kata benda.

2.4.6 Konjungsi (Conjunction)

Konjungsi merupakan kata penghubung, seperti: ‘and’,’but’,’because’ atau ‘or’ yang digunakan untuk: 1. Menghubungkan kata, misalnya: ‘slowly but sure’. 2. Menghubungkan frase, misalnya: ‘the plays of Shakespeare or the music of mozart. 3. Menghubungkan klausa, misalnya: ‘I like her because she is kind’.

2.4.7 Preposisi (Preposition)

Preposisi digunakan untuk menghubungkan kata benda ke kata lainnya dan pada umumnya menerangkan tempat (‘at’,’on’,in’,over,’),arah (‘to’,’across’,’toward’) maksud/tujuan (‘to’,’for’) dan waktu (‘before’,’after’,during’).

2.4.8 Kata Ganti (Pronoun)

Kata ganti digunakan untuk menghindari pangulangan kata benda atau frase yang sama. Kata ganti terdiru dari:

Universitas Sumatera Utara

1. Personal Pronouns, contoh: ‘she’,’he’,’it’. 2. Reflexive Pronouns, contoh: ‘herself’,’himself’,itself’. 3. Relative Pronouns, contoh: ‘who’,’whose’,’which’. 4. Demonstrative Pronouns, contoh: ‘this’,’those’,’that’.

2.4.9 Kata Tanya (Question Word)

Kata tanya digunakan untuk menanyakan tempat (‘where’), waktu (‘when’), alasan/tujuan (‘why’), perbuatan (‘what’), dan menanyakan cara (‘how’).

2.4.10 Penentuan Penambahan Akhiran

Penentuan akhiran dalam kata kerja ataupun kata benda yaitu:

2.4.10.1 Akhiran –s Dan –es Pada Kata Kerja Dan Kata Benda

Berikut adalah aturan penambahan akhiran –s dan –es pada kata kerja dan kata benda

1. Umumnya pada setiap kata hanya ditambahkan akhiran –s Contoh : run

runs

sing

sings

2. Akhiran –sh, –ch, –s,–z, –o dan –x ditambahkan akhiran -es

Universitas Sumatera Utara

Contoh : glass

glasses

watch

watches

fax

faxes

wash

washes

3. Akhiran –y Terdapat dua kemungkinan yaitu, apabila kata diakhiri huruf vokal + y maka ditambahkan akhiran –s pada kata tersebut. Apabila kata diakhiri huruf kon– sonan + y maka akhiran –y diganti menjadi –i, kemudian ditambah –es. Contoh: lady day

ladies days

2.4.10.2 Akhiran –ing Pada Kata Kerja Kerja

Berikut adalah aturan penambahan akhiran –ing padakata kerja

1. Kata kerja berakhiran –e Akhiran –e dihilangkan kemudian ditambah akhiran –ing. Contoh : love

loving

Ignore ignoring

2. Kata kerja berakhiran huruf vokal + konsonan Apabila kata tersebut terdiri dari satu suku kata dan didepan konsonan hanya terdapat satu huruf vokal, maka konsonan terakhir digandakan sebelum ditambah akhiran –ing. (kecuali untuk akhiran –w dan –x) Contoh: drop

dropping

Universitas Sumatera Utara

grow growing fix

fixing

Apabila kata tersebut terdiri dari satu suku kata kerja dan didepan konsonan terdapat dua huruf vokal, maka langsung ditambahkan akhiran –ing tanpa perlu adanya penggandaan konsonan. Contoh: gain

gaining

rain

raining

Apabila kata tersebut terdiiri dari dua suku kata dan intonasi ditekankan pada suku kata pertama, maka langsung ditambahkan akhiran –ing. Contoh: open

opening

listen listening

Apabila kata tersebut terdiri dari dua suku kata dan intonasi ditekankan pada suku kata kedua, maka gandakan konsonan terakhir dan beri akhiran –ing. Contoh: control prefer

controlling prefering

3. Kata kerja berakhiran dua huruf konsonan Untuk golongan kata ini, maka langsung ditambahkan akhiran –ing. Contoh: catch demand

catching demanding

4. Kata kerja berakhiran –y Untuk golongan kata ini, maka langsung ditambahkan akhiran –ing. Contoh : fly

flying

Universitas Sumatera Utara

study

studying

2.5 Tenses

Tenses digunakan untuk menyatakan hal dari suatu kejadian, dan di pengaruhi oleh kapan persitiwa atau kejadian tersebut terjadi. Berikut ini adalah beberapa tenses yang dikenali aplikasi.

2.5.1 Simple Present Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian masa sekarang, kejadian telah terjadi di masa lampau dan akan terjadi dimasa depan. Bentuk dari tenses ini: 1.Kalimat berita (Affirmative Sentence) Subyek + Verb1 + Obyek Contoh: Father reads newspaper 2. Kalimat menyangkal (Negative Sentences) Subyek + Do/Does + Not + Obyek Contoh: Father does not reads newspaper Jika dalam kalimat tersebut tidak ada maka kata kerja (kalimat nominal) maka bentuknya menjadi: 1.Kalimat berita (Affirmative Sentence) Subyek + As,Am,Are + Non- Verb + Obyek Contoh: Jhon is a strong child. 2. Kalimat menyangkal (Negative Sentences) Subyek + Is,Am,Are + Not + Non-Verb + Obyek

Universitas Sumatera Utara

Contoh: Jhon is not a strong child.

2.5.2 Simple Past Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian masa sekarang, kejadian telah terjadi di masa lampau dan akan terjadi di masa depan. Bentuk dari tenses ini: 1.Kalimat berita (Affirmative Sentence) Subyek + Verb2 + Obyek Contoh: Jerry played football yesterday. 2.Kalimat menyangkal (Negative Sentence) Subyek + Did + Not + Verb1 + Obyek Contoh: Jerry did not play football yesterday. Dalam kalimat nominal: 1.Kalimat berita (Affirmative Sentence) Subyek + Was/Were + Non-Verb + Obyek Contoh: I was there last summer. 2.Kalimat menyangkal (Negative Sentence) Subyek + Was/Were + Not + Non-Verb + Obyek Contoh: I was not there last summer.

2.5.3 Simple Future Tense

Universitas Sumatera Utara

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tenses ini memiliki 2 (dua) bentuk dalam kalimat berita ataupun kalimat menyangkal. 1. Kalimat Berita (Affirmative Sentence) Subyek + Shall/Will + Verb1/ Be + Obyek Contoh: I will arrive tonight. Subyek + Is,Am,Are + Going to + Verb1 + Obyek Contoh: I am going to play football today. 2. Kalimat Menyangkal (Negative Sentence). Subyek + Shall/Will + Not + Verb1/Be + Obyek Contoh: I will not arrive tonight Subyek + Is,Am,Are + Not + Going to + Verb1 + Obyek Contoh: I am not going to play football today.

2.5.4 Present Continous Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian yang terjadi dimasa lalu dan masih terjadi sampai sekarang, atau kejadian yang akan terjadi dalam waktu dekat. 1. Kalimat Berita (Affirmative Sentence) Subyek + Is,Am,Are + Verb-ing + Obyek Contoh: It is going to rain. 2. kalimat Menyangkal ( Negative Sentence) Subyek + IsAm,Are + Not + Verb-ing + Obyek Contoh: We Are not going on holiday tommorow

Universitas Sumatera Utara

2.5.5 Future Continous Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian yang sedang terjadi di suatu waktu di masa yang akan datang. 1. Kalimat Berita (Affirmative Sentence) Subyek + Shall/Will + Be + Verb-ing + Obyek Contoh: I will be swimming at 9 o’clock tommorow Subyek + Is,Am,Are + Going to + Be + Verb-ing + Obyek Contoh: We are going to be waiting her plane tonight 2. Kalimat Menyangkal ( Negative Sentence) Subyek + Shall/Will + Not + Be + Verb-ing + Obyek Contoh: I will not be swimming at 9 o’clock tommotrow Subyek + Is,Am,Are + Not + Going to + Be + Verb-ing + Obyek Contoh: We are not going to be waiting her plane tonight

2.5.6 Present Perfect Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian yang telah selesai dimasa lampau. 1. Kalimat Berita (Affirmative Sentence) Subyek + Have/Has + Verb3/Been + Obyek Contoh: I have done my duty. 2. Kalimat Menyangkal (Negative Sentence) Subyek + Have/Has + Not + Verb3/Been + Obyek

Universitas Sumatera Utara

Contoh: I have not done my duty.

2.5.7 Past Perfect Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian yang telah selesai terjadi sebelum kejadian lain terjadi dimasa lampau. 1. Kalimat Berita (Affirmative Sentence) Subyek + Had + Verb3 + Obyek Contoh: I had written already 2. Kalimat Menyangkal (Affirmative Sentence) Subyek + Had + Not + Verb3 + Obyek Contoh: I had not written already

2.5.8 Future Perfect Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian yang akan selesai dilakukan sebelum terjadinya kejadian lain di masa yang akan datang. 1. Kalimat Berita (Affirmative Sentence) Subyek + Shall/Will + Have + Verb3/Been + Obyek Contoh: He will have finished college by next June 2. Kalimat Menyangkal (Affirmative Sentence) Subyek + Shall/Will + Not + Have + Verb3/Been + Obyek Contoh: He will not have finished college by next June

2.5.9 Present Perfect Continous Tense

Universitas Sumatera Utara

Tenses ini mendeskripsikan kejadian yang terjadi pada saat ini dan suda berlangsung dari masa lampau. 1. Kalimat Berita (Affirmative Sentence) Subyek + Have/Has + been + Verb-ing + Obyek Contoh: She has been playing piano for three hours. 2. Kalimat Menyangkal (Negative Sentence) Subyek + Have/Has + Not + Been + Verb-ing + Obyek Contoh: She hass not been plaing piano for three hours.

2.5.10 Past Perfect Continous Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian yang sedang berlangsung sebelum suatu kejadian lain dimasa lampau. 1. Kalimat Berita (Affirmative Sentence) Subyek + Had + Been + Verb-ing + Obyek Contoh: She had been waiting for three hours 2. Kalimat menyangkal (Negative Sentence) Subyek + Had + Not + been + Verb-ing + Obyek Contoh: She had not been waiting for three hours

2.55.11 Future Perfect Continous Tense

Tenses ini mendeskripsikan suatu kejadian yang sedang berlangsung sebelum kejadian lain didepan. 1. Kalimat Berita (Afirmative Sentence)

Universitas Sumatera Utara

Subyek + Shall/Will + Have + Been + Verb-ing + Obyek Contoh: She will have been working as a cashier for three years by this june 2. Kalimat Menyangkal (Negative Sentence) Subyek + Shall/Will + Not + Have + Been + Verb-ing + Obyek Contoh: She will not have been working as a cashier for three years by this june

Universitas Sumatera Utara