Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

7 downloads 31 Views 618KB Size Report
kurikuler dikuasai oleh para siswa. (Nana Sudjana,1989.hal:5). 2.2. Variasi Gaya Mengajar Guru. Peningkatan kualitas siswa merupakan upaya panjang yangΒ ...
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi (Nilai) Matematika

Nilai matematika dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang telah diberi nilai atau bobot. Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapainya atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Ada beberapa jenis penilaian yang dilakukan oleh Guru untuk melihat hasil belajar siswa diantaranya adalah Penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan.

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. (Nana Sudjana,1989.hal:5).

2.2. Variasi Gaya Mengajar Guru

Peningkatan kualitas siswa merupakan upaya panjang yang menuntut ketekunan dan kesadaran semua pihak. Sekolah merupakan salah satu wadah yang dibentuk dalam peningkatan kualiatas siswa tersebut, dimana guru merupakan pelaku utama dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, untuk itu seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengajar agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. Pada umumnya kegagalan siswa mencerna materi yang diberikan guru disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.

Universitas Sumatera Utara

Sebaliknya, apabila gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa, maka akan terasa sangat mudah dan menyenangkan.

Pembelajaran yang berhasil haruslah dalam suasana yang menyenangkan dan menggembirakan. Jika gaya mengajar sama saja digunakan selama satu semester, tentu akan membosankan murid. Namun biasanya guru kurang memperdulikan rasa bosan murid tersebut. Hal inilah yang hendak diatasi dengan jalan mengadakan variasi-variasi.

Mengadakan variasai merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipiasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

2.3. Minat Belajar

Istilah minat bukan hal lain yang sering kita dengar. Minat itu sering diartikan sebagai keinginan untuk melakukan sesuatu. Belajar tidak akan pernah tercapai bila tidak didasari dengan minat dari dalam diri seseorang, karena minat merupakan faktor utama dari segala aktivitas dalam penciptaan belajar. Meskipun faktor-faktor lain seperti motivasi, perhatian orang tua, kondisi ekonomi yang memadai, dan sebagainya yang mendukung seseorang untuk belajar, namun bila tidak didasari minat dari dalam diri sendiri maka belajar tidak akan pernah terjadi. Apabila minat sudah muncul, maka usaha untuk mempelajari sesuatu akan besar pula.

Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua minat belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap belajar.

Universitas Sumatera Utara

Minat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang memiliki minat belajar akan mau belajar dengan sungguh-sungguh tanpa adanya paksaan ataupun suruhan dari orang lain karena adanya daya tarik bagi dirinya sendiri.

2.4. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan suara hati manusia untuk mendorong semangat dalam melakukan sesuatu guna memperoleh kesuksesan. Motivasi yang kuat dapat membuat seseorang sanggup bekerja ekstra keras agar yang diinginkannya tercapai.

Menurut Tu’u, motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar bila siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak yang kurang baik terhadap prestasi belajarnya.

Menurut Syah, motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik siswa dapat mempunyai daya gerak untuk belajar sehingga dapat memiliki prestasi yang lebih baik.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong baik dari dalam maupun dari luar diri individu dalam melakukan sesuatu untuk memperoleh keberhasilan. Siswa yang tidak mempunyai motivasi pada sekolah pilihannya cenderung tidak menyenangi materi pelajaran dan kesulitan untuk menguasai mata pelajaran yang diberikan, sehingga prestasinya rendah.

2.5.

Pengertian Metode Belajar

Universitas Sumatera Utara

Strategi belajar dan metode belajar merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi ada saling keterkaitan satu sama lain. Metode belajar lebih bersifat teknis, menunjuk kepada cara-cara belajar, siswa bersifat pasif, dalam pelaksanaannya memerlukan taktik belajar dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang dihadapi secara isidental. Konsep metode belajar relatif lebih sempit daripada strategi belajar karena pada dasarnya belum terkandung unsur tujuan belajar, urutan kegiatan belajar, dan penunjang belajar.

Strategi belajar adalah suatu keseluruhan proses belajar yang menitikberatkan keaktifan siswa secara kreatif dan terencana untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa dalam strategi belajar terkandung komponen-komponen tujuan belajar, materi yang dipelajari, kegiatan-kegiatan belajar, unsur-unsur penunjang, siapa, kapan, dan dimana belajar dilaksanakan serta penilaian belajar. Tiap strategi belajar secara berjenjang memilki aspek-aspek konseptual teoritis, desain perencanaan, metode belajar, media bantu, teknik dan taktik belajar serta latihan-latihan yang relevan yang diperlukan. Strategi belajar maupun metode belajar sangat diperlukan untuk menciptakan proses belajar siswa yang efektif dan juga bagaimana guru mengajar secara efektif.

2.6. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidak validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kueioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam uji validitas dapat dihitung dengan bantuan SPSS ( Statistical product and service solutions) atau dapat dihitung dengan teknik korelasi Product Moment yaitu dengan rumus sebagai berikut.

π‘Ÿ=

𝑁 βˆ‘ 𝑋1 𝑋2 βˆ’(βˆ‘ 𝑋1 )(βˆ‘ 𝑋2 )

οΏ½(𝑁 βˆ‘ 𝑋12 βˆ’(βˆ‘ 𝑋1 )2 (𝑁 βˆ‘ 𝑋22 βˆ’(βˆ‘ 𝑋2 )2

Dengan : π‘Ÿ = Koefisien Korelasi Universitas Sumatera Utara

𝑁 = Jumlah Responden

𝑋1 𝑋2 = Skor Pertanyaan βˆ‘ 𝑋1 = skor total

Jika nilai π‘Ÿ hitung lebih besar dari π‘Ÿ tabel maka kuesioner dinyatakan valid. 2.7. Uji Reliabilitas

Reabilitas (kepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.Uji reabilitas dapat dilakukan dengan mengggunakan koefisien Alpha Cronbach. Adapun rumus dari Alpha Cronbach adalah : π‘Ÿ=

π‘˜

π‘˜βˆ’1

οΏ½1 βˆ’

Dengan :

βˆ‘ πœŽπ‘˜2 𝜎2

οΏ½

r

: Koefisien reabilitas yang dicari

k

: Jumlah Butir Pertanyaan (soal)

πœŽπ‘˜2

: Varians butir-butir pertanyaan (soal) ke - k

𝜎2

: Varians skor tes

Untuk mencari varians butir digunakan rumus sebagai berikut : πœŽπ‘˜2

=

(βˆ‘ π‘‹π‘˜ ) 𝑁

βˆ‘ π‘‹π‘˜ 2 βˆ’

𝑁

2

Dengan : βˆ‘ π‘‹π‘˜ N

: jumlah skor jawaban subjek untuk pertanyaan ke – k : Jumlah soal

Dengan bantuan SPSS perhitungan uji reabilitas dapat dilihat dari Cronbach’s Alpha if item deleted, dan jika nilai Cronbach’s Alpha >0,60 maka tiap butir soan dinyatakan reliabel.

2.8. Analisis Jalur (Path Analysis)

Universitas Sumatera Utara

Aspek teoritis analisis jalur model Sewall tidak ada hal baru, analisis regresi klasik dapat digunakan sehingga asumsi-asumsi regresi klasik terikat pada analisis jalur tersebut. Tujuan analisis jalur adalah apakah model yang diusulkan cocok tidak dengan data, yaitu dengan cara membandingkan matriks korelasi teoritis dengan matriks korelasi empiris. Jika kedua matriks relatif sama, maka model dikatakan "cocok" atau fit. Secara formal pengujian ini menggunakan koefisien multipel determinasi umum.

Dalam analisis jalur yang distandarkan korelasi dapat dipecah kedalam komponen-komponen struktural (kausal) dan nonstruktural (nonkausal) didasarkan teori yang dinyatakan dalam diagram jalur.

2.8.1. Diagram Jalur

Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu : anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel eksogen [variabel penyebab (X)] terhadap sebuah variabel endogen [variabel akibat (Y)], misalnya: X1

Y dan

anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara variabel eksogen, misalnya : X1

X2.

2.8.2. Pengujian Analisis Jalur

Langkah-langkah menguji analisis jalur sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural. Struktur : Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYΡ1

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan Hipotesis : Naik turunya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X1 dan X2).

Universitas Sumatera Utara

Contoh diagram jalur yang melibatkan kaitan korelatif : Ξ΅

X1

ρ 31

ρ 3Ρ

r12

X3 ρ32

X2

Gambar 2.1 Diagram Jalur yang korelatif X1 dan X2 merupakan dua buah variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan korelatif. Secara bersama-sama X1 dan X2 mempengaruhi X3. Rumus korelasi PPM (sederhana) sebagai berikut :

π‘Ÿπ‘₯𝑦 =

𝑛 (βˆ‘ π‘‹π‘Œ)βˆ’(βˆ‘ 𝑋).(βˆ‘ π‘Œ)

οΏ½{𝑛.βˆ‘ 𝑋 2 βˆ’(βˆ‘ 𝑋)2 }.{𝑛.βˆ‘ π‘Œ 2 βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2

b. Menghitung matriks korelasi antar variabel 1 ⎑ π‘Ÿπ‘₯ π‘₯ 𝑅 = ⎒⎒ 2 1 π‘Ÿ ⎒ π‘₯3 π‘₯1 βŽ£π‘Ÿπ‘₯4π‘₯1

π‘Ÿπ‘₯1 π‘₯2 1 π‘Ÿπ‘₯3 π‘₯2 π‘Ÿπ‘₯4 π‘₯2

π‘Ÿπ‘₯1 π‘₯3 π‘Ÿπ‘₯2 π‘₯3 1 π‘Ÿπ‘₯4 π‘₯3 .

π‘Ÿπ‘₯1 π‘₯4 ⎀ π‘Ÿπ‘₯2 π‘₯4 βŽ₯ π‘Ÿπ‘₯3 π‘₯4 βŽ₯ βŽ₯ 1 ⎦

c. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan : Persamaan regresi berganda : Y = a + b1X1 + b2X2 + Ξ΅ Model regresinya : Y = Ξ²1 X1 + Ξ²2 X2 + Ξ΅

. . . (1)

Dalam analisis jalur kita hanya menggunakan X baik sebagai variabel eksogen maupun endogen, untuk itu variabel Y diganti menjadi X3, sehingga model regresi di atas menjadi : X3 = Ξ²1 X1 + Ξ²2 X2 + Ξ΅

. . . (2)

Jika semua data pengamatan ditransformasi ke dalam angka baku, artinya

Z kl =

x kl - x l sl

………. (3)

maka model (2) menjadi

Universitas Sumatera Utara

X3 = ρ31 X1 + ρ32 X2 + Ρ

.................(4)

Dimana ρx3x1 dan ρx3x2 adalah koefisien-koefisien jalur yaitu sama dengan koefisien-koefisien regresi untuk variabel yang dibakukan. Persamaan (4) disebut Persamaan Struktural. 3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan) Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : HO = tidak ada hubungan linear antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikatnya. H1 = ada hubungan linear antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikatnya. Kaidah pengujian signifikansi secara manual dengan menggunakan Tabel F

F=

Keterangan :

(nβˆ’kβˆ’1)R2yxk kοΏ½1βˆ’R2yxk οΏ½

n = jumlah sampel k = jumlah variable eksogen 2 𝑅𝑦π‘₯π‘˜ = π‘…π‘ π‘žπ‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘’

Jika Fhitung > Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan, dan Fhitung ≀ Ftabel, maka terima H0 artinya tidak signifikan dengan taraf signifikan (Ξ±) = 0,05. Kaidah pengujian signifikansi dengan Program SPSS a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05≀ Sig], maka H

0

diterima dan H1 ditolak,

artinya tidak signifikan. b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05β‰₯ Sig], maka H

0

ditolak dan H1 diterima,

artinya signifikan. 4. Menghitung koefisien jalur secara individu Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut : H0 : Οπ‘Œπ‘‹ π‘˜

β‰ 

0; Artinya, tidak terdapat pengaruh variabel eksogen terhadap

variabel endogen.

Universitas Sumatera Utara

H1 : Οπ‘Œπ‘‹ = 0; Artinya, terdapat pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen.

π‘˜

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

π‘‘π‘˜=

Οπ‘˜ 𝑠𝑒ρ π‘˜

;π‘‘π‘˜=π‘›βˆ’π‘˜βˆ’1

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≀ Sig ], maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan. b.

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 β‰₯ Sig], maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan.

5. Menghitung besarnya pengaruh variabel eksogen dengan variabel endogen. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel endogen secara parsial, dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen = ρYXk X ρYXk ; k = 1,2,3… ,

b. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen = ρYXk X rXkXl X ρYXl ; k = 1,2,3,… l = 1,2,3,…

c. Besarnya pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah penjumlah besarnya pengaruh langsung dengan besarnya pengaruh tidak langsung = [ρYXk X ρYXk ] + [ρYXk X rXkXl X ρYXl ] 2.8.3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (Goodness of it ) dinotasikan dengan 𝑅2 . Nilai koefisien determinasi 𝑅2 ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel tak bebas π‘Œ

diterangkan oleh variabel bebas 𝑋, atau dengan kata lain seberapa besar 𝑋 Universitas Sumatera Utara

memberikan kontribusi terhadap π‘Œ . jika koefiien 𝑅2 = 0, berarti variasi dari variabel tak bebas π‘Œ tidak dapat diterangkan oleh variabel bebas 𝑋. Dan bila 𝑅2 = 1, maka

semua titik berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh 𝑅2 βˆ’nya. 𝑅2 ditentukan oleh rumus:

π‘Ÿπ‘Œπ‘‹1 π‘Ÿπ‘Œπ‘‹ 𝑅2 π‘Œ(𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 , … , π‘‹π‘˜ ) = �ρYX1 ρYX2 ρYX3 ρYXk οΏ½π‘₯ οΏ½ π‘Ÿ 2 οΏ½ π‘Œπ‘‹3 π‘Ÿπ‘Œπ‘‹π‘˜

Universitas Sumatera Utara