Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

8 downloads 70 Views 533KB Size Report
bahaya merokok, sehingga para pembaca khususnya pria dapat lebih ...... surat kabar, rapat-rapat umum, pidato-pidato, ceramah-ceramah dan lain-lain.
23

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi kian hari kian popular. Begitu populernya sampai muncul berbagai macam istilah komunikasi. Ada komunikasi timbal balik, ada komunikasi tatap muka, ada komunikasi langsung, komunikasi vertikal, komunikasi dua arah dan lain sebagainya. Adapun istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communication dan bersumber dari kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Sebenarnya istilah-istilah seperti itu tidak perlu membingungkan kita. Apapun istilahnya, bila kita tetap berpijak pada obyek formal ilmu komunikasi dan memahami ruang lingkupnya, maka semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing-masing. Salah satu persoalan di dalam memberi pengertian komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh pakar menurut bidang ilmunya. Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Stainer, komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya

23

Universitas Sumatera Utara

dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain (Ruslan, 2002 : 17). Menurut Carl I. Hovland, mengemukakan bahwa komunikasi itu adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain (Soenarjo, 1995 : 143). Untuk memahami pengertian dari komunikasi, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell yang terkenal dengan model komunikasinya berupa ungkapan verbal “who says what in which channel to whom with what effect”, yakni bahwa komunikasi meliputi 5 unsur : a. Who (komunikator), pihak yang menyampaikan pesan. b. Says what (pesan), pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang. c. In which channel (media), sarana atau saluran yang mendukung penyampaian pesan. d. To whom (komunikan), pihak yang menerima pesan. e. With what effect (efek yang ditimbulkan), dampak yang timbul sebagai pengaruh pesan. (Effendy, 1992 : 10). Berdasarkan

adanya

paradigma

ini

dapatlah

disimpulkan

bahwa

komunikasi itu adalah suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan adanya efek tertentu.

24

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Proses Komunikasi Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan di atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam “ bahasa komunikasi “ komponenkomponen tersebut adalah sebagai berikut : a. Komunikator, yakni orang yang menyampaikan pesan; b. Pesan, yakni pernyataan yang di dukung oleh lambang-lambang; c. Komunikan, yakni orang yang menerima pesan; d. Media, yakni sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikasi jauh tempatnya atau banyak jumlahnya; e. Efek, yakni dampak sebagai pengaruh dari pesan. Adapun teknik berkomunikasi adalah cara atau “ seni “ penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran dan sebagainya. Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain gerakan anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir atau menganggukan kepala adalah hal yang merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang.

25

Universitas Sumatera Utara

Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya adalah lambang yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataan seseorang. Demikian pula warna, seperti lampu lalu lintas : merah berarti berhenti, kuning berarti bersiap-siap atau berhati-hati, dan hijau berarti berjalan. Kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan instruksi kepada para pemakai jalan. Diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkrit juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang, tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya. Adapun yang terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni adanya : a. Dampak Kognitif Dampak Kognitif adalah hal yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Disini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikator yang kemudian ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan perkatan lain, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.

26

Universitas Sumatera Utara

b. Dampak Afektif Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. c. Dampak Behavioral Merupakan suatu dampak yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang ditimbulkan pada komunikan dalam bentuk adanya suatu perilaku atau tindakan (Rakhmat, 2004 : 209). Untuk contoh mengenai ketiga jenis dampak di atas dapat diambil dari berita surat kabar. Seperti adanya surat kabar yang pernah membuat berita dengan dilengkapi foto mengenai seseorang wanita yang menderita tumor menahun sehingga perutnya menjadi besar. Peristiwa yang diberitakan lengkap dengan fotonya ini menarik banyak perhatian banyak pembaca. Berita tersebut dapat menimbulkan berbagai jenis efek. Jika seorang membaca hanya tertarik untuk membacanya saja dan kemudian ia menjadi tahu, maka dampaknya hanya berkadar kognitif saja dan apabila ia merasa iba atas penderita perempuan yang hidupnya tidak berkecukupan itu, berita tersebut menimbulkan dampak afektif, tetapi kalau si pembaca yang tersentuh hatinya itu, kemudian pergi ke redaksi surat kabar yang memberitakannya dan menyerahkan sejumlah uang untuk disampaikan kepada si penderita, maka berita tadi menimbulkan dampak behavioral.

27

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Pengertian Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright yang mengatakan bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Komala dan Elvinaro, 2004 : 3). Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Komala dan Elvinaro, 2004 : 3). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik, adanya media cetak yakni surat kabar dan majalah serta ada juga media film yakni film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Ada juga definisi tentang komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gerbner yang menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dimiliki orang

28

Universitas Sumatera Utara

dalam masyarakat industri (Komala dan Elvinaro, 2004 : 4). Dari definisi Gerbner ini tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat dan ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Komala dan Elvinaro, 2004 : 4). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat. Menurut Freidson, definisi komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang

29

Universitas Sumatera Utara

sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Komala dan Elvinaro, 2004 : 4). Bagi Freidson, khalayak yang banyak dan tersebar itu dinyatakan dengan istilah sejumlah populasi, dan populasi tersebut merupakan representasi dari berbagai lapisan masyarakat. Artinya pesan tidak hanya ditujukan untuk sekelompok orang tertentu saja, melainkan diberikan untuk semua orang. Dalam hal ini Freidson dapat menunjukkan ciri komunikasi massa yang lain yaitu adanya unsur keserampakan penerimaan pesan oleh komunikan, pesan dapat mencapai pada saat yang sama kepada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat, karena dalam proses komunikasi massa ada sifat keserampakan dalam penerimaan pesan. Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi massa. Bahkan, secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk komunikasi. 2.1.4 Proses Komunikasi Massa Terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian komunikasi massa. Ada yang menilai dari segmen khalayaknya, dari segi medianya dan adapula dari sifat pesannya.

30

Universitas Sumatera Utara

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massa melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti : radio, televisi, surat kabar dan film. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya, maka komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa adalah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau instuisi yang terdiri dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, tekhnisi dan sebagainya. Karena itu proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana dan lebih rumit. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas, tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio, televisi, internet dan sebagainya maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat. Selain itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama bila didokumentasikan. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya.

31

Universitas Sumatera Utara

Pengertian Komunikasi massa, pada satu sisi adalah proses dimana organisasi media memproduksikan dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anionim melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses adalah bahwa proses merupakan peristiwa yang berlangsung secara berkelanjutan, tidak diketahui kapan mulainya dan kapan akan berakhir. Dalam operasionalnya, proses memerlukan berbagai komponen penunjang. Demikian pula dengan komunikasi yang pada hakikatnya merupakan suatu proses, berlangsungnya komunikasi sudah pasti memerlukan berbagai komponen. Pengertian komponen disini adalah bagian-bagian terpenting dan mutlak harus ada pada suatu keseluruhan atau kesatuan, yakni komunikator, pesan, dan komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Namun demikian, selain ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen utama yakni adanya komunikator-pesan-komunikan mutlak harus ada pada proses komunikasi, baik itu di dalam komunikasi antar personal (interpersonal), kelompok maupun komunikasi massa.

32

Universitas Sumatera Utara

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka dimana setiap orang dapat melihat, membaca, mendengarnya seperti terdapat adanya media cetak dan media elektronik. Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, maka media massa elektronik makin banyak bentuknya dan makin mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multi-media) antara satu sama lainnya. Adapun bentuk-bentuk media massa yang digunakan dalam memberikan suatu informasi, dalam hal ini khususnya tentang bahaya asap rokok adalah sebagai berikut : a. Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guternberg di Jerman (Komala dan Elvinaro, 2004 : 99). Untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal demi tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Dengan kata lain, komunikator harus mengetahui secara tepat karakteristik media massa yang akan digunakannya, dan

33

Universitas Sumatera Utara

sebagai media cetak, surat kabar tetap berbeda karena memiliki karakteristik yang khas, yang dimiliki masing-masing media. Adapun karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup : - Publisitas Publisitas atau publicity adalah penyebaran pada publik atau khalayak. Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan yang dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya khalayak yang tersebar di berbagai tempat, karena pesan tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya. - Periodesitas Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan. Sifat periodesitas sangat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar. Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan makan, minum, dan pakaian. - Universalitas Universalitas menunjuk pada kesemestaan isinya yang beraneka ragam dari seluruh dunia. Dengan demikian isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keamanan dan lain-lain. - Aktualitas Suatu laporan tercepat yang menunjuk pada “kekinian” atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa penting atau menarik tiap hari berganti dan

34

Universitas Sumatera Utara

perlu untuk dilaporkan, karena khalayak pun memerlukan informasi yang paling baru. Hal ini dilakukan oleh surat kabar, karena surat kabar sebagian besar memuat berbagai jenis berita. - Terdokumentasikan Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping. Misalnya karena berita tersebut berkaitan dengan kesehatan, dalam hal ini tentang informasi akan bahaya merokok, maka artikel yang terdapat dalam surat kabar tersebut bermanfaat untuk menambah pengetahuan khalayak yang membacanya. Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia. Adapun empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasif), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya, karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita seperti adanya artikel di dalam surat kabar yang memuat tentang bahaya rokok, sehingga di Jakarta telah membuat adanya penerapan Perda nomor 2 dan 75 tahun 2005 (Harian Global 29 November). Untuk itu ketika khalayak membaca surat kabar tersebut maka khalayak dapt menambah wawasannya dalam bidang kesehatan terutama

35

Universitas Sumatera Utara

bagaimana untuk dapat mengerti bahwa rokok dan asap rokok tersebut dapat membahayakan

manusia

sehingga

dengan

secepat

mungkin

untuk

menghindarinya. b. Majalah Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika. Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai pada masa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia (Komala dan Elvinaro, 2004 : 109). Majalah merupakan media yang paling sederhana organisasinya, relatif, lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa dan luwes dalam menentukan bentuk, jenis, dan sasaran khalayaknya. Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki

suatu karakteristik

tersendiri dibandingkan dengan surat kabar, yang dapat terlihat dalam bentuknya, diantaranya adalah : - Penyajian lebih mendalam Bahwa berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena dibubuhi latar belakang peristiwa atau unsur why yang dikemukakan secara

36

Universitas Sumatera Utara

lengkap, begitu pula peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa (unsur how) dikemukakan secara kronologis. - Nilai aktualitas lebih lama Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Sebagai contoh, kita akan menganggap usang surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu apabila kita baca saat ini, tetapi kita tidak pernah menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. Hal inilah yang membuat adanya nilai aktualitas yang lebih lama dari majalah tersebut. - Gambar/foto lebih banyak Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto yang lengkap, dengan ukuran yang besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakannya pun lebih baik. - Cover (sampul) sebagai daya tarik Disamping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik pula. Adapun fungsi dari majalah ini mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda satu dengan yang lainnya. Contohnya ada majalah Men’s Health yang lebih berfungsi sebagai media informasi tentang

37

Universitas Sumatera Utara

kesehatan untuk pria seperti adanya artikel dalam majalah yang memuat akan bahaya merokok, sehingga para pembaca khususnya pria dapat lebih mengerti bahwa rokok tersebut tidak baik untuk kesehatan manusia (Majalah Men’s Health 5 Desember 2007). c. Radio Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak maka banyak juga orang yang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes dan telah beradaptasi dengan perubahan dunia dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya (Komala dan Elvinaro, 2004 : 115). Selain itu radio merupakan sarana imajinasi, komunikasi, dan sahabat sehingga lebih dari sekedar penyampai fakta (Masduki, 2001 : 34). Keunggulan radio siaran adalah dapat didengar dimanapun kita berada, dikarenakan radio memiliki kemampuan menjual pada khalayak. Adapun radio siaran sebagai alat komunikasi pertama sekali ditemukan di Amerika Serikat dan Inggris, setelah terlebih dahulu ditemukannya mesin cetak. Radio siaran yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915 (Komala dan Elvinaro, 2004 : 117). Adapun radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Selain itu juga mempunyai fungsi yakni sebagai kontrol sosial seperti halnya surat kabar, yakni radio siaran dapat memberikan informasi,

38

Universitas Sumatera Utara

menghibur, mendidik dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai negara. Salah satu contoh adanya program radio siaran talk show tentang bahaya rokok yang menyatakan bahwa rokok tersebut benar-benar tidak menyehatkan dan bahkan dapat mematikan manusia (http://www.reuters.com). Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran tersebut adalah : - Daya Langsung Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat. - Daya Tembus Kekuatan lain dari radio siaran, ialah daya tembus. Melalui benda kecil yang namanya radio siaran, kita dapat mendengarkan siaran berita dari BBC di London atau ABC di Australia dengan mudah kita memindahkan channel dari stasiun radio siaran satu kepada stasiun radio siaran lainnya, padahal jarak Indonesia dengan Inggris maupun Australia sangat jauh dan dipisahkan oleh luasnya laut dan tingginya gunung, dengan demikian radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan. - Daya Tarik Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuasaan adalah daya tarik. Daya tarik ini disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni musik, kata-kata dan efek suara. Ketiga unsur ini

39

Universitas Sumatera Utara

sangatlah penting dikarenakan khalayak tidak akan merasa cepat bosan dalam mendengar radio siaran tersebut. Mark W. Hall dalam buku Broadcast Journalism mengemukakan bahwa perbedaan mendasar antara media cetak dengan radio siaran ialah media cetak dibuat untuk “konsumsi” mata, sedangkan radio siaran untuk “konsumsi” telinga (Komala dan Elvinaro, 2004 : 122). Sebaiknya kita ingat kembali ciri-ciri komunikasi massa, yang membedakan media massa satu dengan media massa lainnya adalah stimulasi alat indra. Pesan yang disusun untuk surat kabar akan sulit dimengerti oleh komunikan apabila pesan itu disampaikan melalui radio siaran. Untuk radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang disebut radio siaran style atau gaya radio siaran. Adapun gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup : - Imajinatif Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas, maka radio siaran bisa dipastikan dapat mengajak komunikannya untuk ikut berimajinasi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif. - Auditori Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar, karena kemampuan mendengar manusia itu terbatas, maka pesan komunikasi

40

Universitas Sumatera Utara

melalui radio siaran diterima selintas. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali informasi yang tidak jelas diterimanya, karena ia tidak bisa meminta kepada komunikator atau penyiar untuk mengulang informasi yang hilang tersebut, kecuali ia merekamnya. - Akrab Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab. Seorang penyiar radio siaran seolah-olah berada di kamar pendengar, menemani pendengar dalam mobil, dan di tempat-tempat lainnya dimana saja pendengarnya berada, maka dengan akrab dan cekatan ia menghidangkan acara-acara yang bervariasi, mulai dari acara yang informatif sampai acara-acara hiburan yang menggembirakan yang diberikan kepada khalayak. - Gaya Percakapan Bahwa materi radio siaran yang akan disampaikan secara informatif maupun hiburan haruslah bergaya di dalam melakukan percakapannya, sehingga ada kesan yang dapat diingat oleh pendengarnya. Karakteristik radio siaran tersebut di atas perlu dipahami komunikator agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio siaran, komunikator dapat melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi mencapai sasaran. e. Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi yang dimaksud adalah televisi

41

Universitas Sumatera Utara

siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya bersifat heterogen. Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, adanya penemuan Marconi, pada tahun 1890 dan penemuan dari Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya dengan menggunakan metode pengiriman gambar melalui kabel (Komala dan Elvinaro, 2004 : 126). Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) sampai sekarang. Adapun fungsi dari televisi yakni sama dengan fungsi dari media massa lainnya, yakni memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Akan tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Komala dan Elvinaro, 2004 : 128). Sebagai salah satu

42

Universitas Sumatera Utara

contoh bahwa televisi itu berfungsi untuk memberikan informasi kepada khalayak, dapat terlihat adanya penayangan tentang kesehatan yang selalu diadakan di stasiun-stasiun televisi seperti Metro tv yang menayangkan acara “Life and Health”, dimana programnya berupa talk show dalam memberikan informasi kepada khalayak tentang bahaya rokok yang tidak baik untuk kesehatan dan bisa juga dapat mematikan manusia (http://[email protected]). Apabila ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan sedangkan televisi memakai kedua alat indra yakni penglihatan dan pendengaran. Adapun karakteristik dari televisi, diantaranya adalah : - Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa gambar. - Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar. Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan

43

Universitas Sumatera Utara

menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berpikir dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat menyampaikan keinginannya pada acara tentang penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan dan lain sebagainya (Komala dan Elvinaro, 2004 : 129). Tahap kedua dari proses “berpikir dalam gambar” adalah penggambaran, yakni suatu kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. - Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit yang harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran. f. Internet Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. Internet adalah

44

Universitas Sumatera Utara

sebuah jaringan komputer yang terdiri dari berbagai komponen jaringan komputer di seluruh dunia mulai dari personal computer (PC), jaringan-jaringan lokal berskala kecil dan menengah (Purwadi, 1997 : 1). Selain itu pengertian internet adalah kumpulan yang luas dari jaringan komputer besar dan kecil yang saling berhubungan dengan menggunakan jaringan komunikasi yang ada di seluruh dunia (Tretter, 1997 : 6). Menurut Laquey, seorang pemerhati teknologi komunikasi (Komala dan Elvinaro, 2004 : 141) menyatakan kalau internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia dan asal mula internet tercipta oleh ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya Arpanet, yakni suatu proyek eksperimen Kementerian Pertahanan Amerika Serikat yang bernama DARPA ( Department of Defense Advanced Research Projects Agency) yang misi awalnya sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data terbesar. Adapun laju pertumbuhan jenis sumber daya yang terakses melalui internet sungguh mencengangkan. Istilah sumber daya menyatakan segala sesuatu yang dapat mengakses pada internet, tak peduli dimana pun lokasinya. Apabila ditinjau dari fungsinya maka internet lebih unggul dalam memberikan informasi secara cepat dibandingkan media massa lainnya, dikarenakan internet dalam menghimpun berbagai orang dari negara dan latar belakang yang berbeda dengan jenis interaksinya yang dapat saling bergabung berdasarkan kesamaan minat dan proyeknya tanpa harus ada pembatasnya, dalam

45

Universitas Sumatera Utara

hal ini geografis tak lagi menjadi pembatasnya dan semuanya berada pada tahap yang berskala besar yang tak mungkin terwujud tanpa adanya jaringan internet. Sebagai salah satu contoh dari internet yakni terdapat adanya data-data yang banyak sekali menginformasikan dengan cepat tentang bahaya rokok yang dapat merusak kesehatan manusia (http://www.internet.com). 2.2 Informasi Bahaya Asap Rokok Asap rokok adalah asap yang terjadi akibat proses pembakaran tembakau rokok yang keluar melalui hisapan perokok atau ujung rokok yang terbakar. Asap rokok yang keluar melalui hisapan perokok disebut sebagai asap arus utama (main stream smoke), biasanya asap ini setelah dihisap ditahan sebentar didalam paru dan kemudian dihembus keluar, sedangkan asap rokok yang mengepul keluar melalui ujung rokok yang terbakar disebut sebagai arus samping rokok (side stream smoke). Perokok aktif adalah orang yang langsung menghisap rokok dan mengepulkan asap rokok ke lingkungan, sedangkan perokok pasif adalah orang yang bukan perokok yang berada di lingkungan yang tercemar asap rokok. Perokok sendiri diperkirakan menghisap sebesar 25% dari asap rokok yang terbentuk pada pembakaran rokok, sedangkan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar (side stream smoke) merupakan 75% dari seluruh asap yang terbentuk di hisap oleh perokok bersama bukan perokok (Jusuf Anwar dan Saad Azizman, 1991 : 38).

46

Universitas Sumatera Utara

Banyak sekali bahan kimia toksis yang terdapat didalam sebatang rokok, dimana bahan kimia toksis ini akan bertambah akibat reaksi yang timbul pada proses pembakaran rokok, diperkirakan lebih dari 4000 komponen yang berbahaya yang dihasilkan oleh seorang perokok yang menghisap dan mengepulkan asapnya ke udara (Ginzel, 1990 : 31). Komponen bahan kimia toksis ini dapat berupa gas maupun bukan gas. Karbon monoksida merupakan salah satu komponen gas hasil pembakaran rokok yang paling berbahaya, daya ikat dengan haemoglobin 230 kali lebih kuat dibandingkan daya ikat zat asam (Oksigen) sehingga dapat menbentuk sejumlah besar ikatan Carboksihemoglobin (COHb) yang beredar, maka sel-sel jaringan dan organ tubuh menjadi kekurangan zat asam. Komponen bukan gas dalam asap rokok antara lain tar, nikotin dan uap air. Tar merupakan komponen padat dalam asap rokok setelah dikurangi nikotin dan uap air, terdiri dari berbagai zat kimia, diantaranya golongan nitrosamin, amin aromatik, senyawa alkan, isoprenoid, benzen, naften, hidrokarbonaromatikpolinuklear, fenol, asamkarbosilat, logam (Ni, As, Ra, Pb) selain itu juga sisa insektisida dan bumbu-bumbu tembakau. Zat-zat diatas bersifat karsinogenik, sehingga para perokok menghadapi resiko lebih besar menderita kanker, seperti kanker paru, mulut, laring, esophagus, pankreas, kandung kemih dan lain-lain (Partoatmojo dan Gunawan S, 1984 : 40). Seorang perokok melalui main stream smoke menghasilkan hampir 90% gas toksis dimana 50% didalamnya adalah karbon monoksida (Ginzel, 1990 : 22).

47

Universitas Sumatera Utara

Komponen Toksis dan Karsinogenik dalam Side Stream Smoke Sebatang Rokok Compound

Type of Toxicity

Amount in SS (per cigarette)

Ratio of SS / MS

Vapor phase Carbon monoxide

Toxic

26,8 – 61 mg

2,5 – 14,9

Carbonyl sulfide

Toxic

2 – 3 mg

0,03 – 0,13

Benzene

Carcinogenic

400 – 500 ug

8 – 10

Formaldehyde

1,500 ug

50

300 – 450 ug

24 – 34

Hydrogen cyanide

Carcinogenic Suspected carcinogen Toxic

14 – 110 g

0,06 – 0,4

Hydrazine

Carcinogenic

90 ng

3

Nitrogen oxides (NOx)

Toxic

500 – 2,000 ug

3,7 – 12,8

N-nitrosodimethylamine

Carcinogenic

200 – 1,040 ng

20 – 130

N-nitrosopyrolidine

Carcinogenic

30 –390 ng

6 - 120

Carcinogenic

14 - 30 mg

1,1 – 15,7

Toxic

2,1 – 46 mg

1,3 – 21

Phenol

Tumor Promoter

70 – 250 ug

1,3 – 3,0

Catechol

Co-carcinogenic

58 – 290 ug

0,67 – 12,8

o-toluidine

Carcinogenic

3 ug

18,7

2-Naphthylamine

Carcinogenic

70 ng

39

4-Aminobiphenyl

Carcinogenic

140 ng

3,1

Benz(a)anthracene

Carcinogenic

40 – 200 ng

2–4

Benzo(a)pyrene

Carcinogenic

40 –70 ng

2,5 – 20

Quinoline

Carcinogenic

15 – 20 ug

8 –11

N-nitrosonomicotine

Carcinogenic

0,15 – 1,7 ug

0,5 – 5,0

NNK

Carcinogenic

0,2 – 1,4 ug

1,0 –22

N-nitrosodiethanolamine

Carcinogenic

43 ng

1,2

3- vinylpyridine

Particulate phase Tar Nicotine

48

Universitas Sumatera Utara

Cadmium

Carcinogenic

0,72 ug

7,2

Nickel

Carcinogenic

0,2 – 2,5 ug

13 – 30

Poloniun-210

Carcinogenic

0,5 – 1,6 pCi

1,06 – 3,7

Keterangan : SS = side stream smoke ( arus samping rokok), MS = main stream smoke (asap arus utama rokok), NNK= 4-(methyl-nitrosamino)-(3-pyridyl)-1-butanone. Sumber : (Millar Donald J.,1991). Nilai ambang batas karbon monoksida yang diperkenankan menurut surat edaran Menteri Tenaga Kerja nomor : SE – 01/MEN/1997 adalah sebesar 25 BDS (Bagian Dalam Sejuta) atau 29 mg/m3. Nilai ambang batas atau NAB adalah standar faktor-faktor lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu (SE – 01/MEN/1997). Adapun dapat diinformasikan bahwa fungsi paru sebagai alat pernapasan memiliki dua proses yaitu proses pernapasan luar (eksternal), disini terjadi absorbsi O2 dan pembuangan CO2 dari tubuh secara keseluruhan dan pernapasan dalam (internal), disini terjadi pertukaran gas antara sel-sel dan medium cair. Dalam hal ini untuk mengetahui adanya gangguan akan fungsi paru yang disebabkan adanya bahan atau senyawa kimia yang terdapat pada asap ada bersifat racun, yang akan merusak fungsi rambut getar (silia) saluran napas. Akibat kontaminasi asap rokok baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif yang

49

Universitas Sumatera Utara

sudah berlangsung lama, maka bahan racun yang terkandung di dalam rokok tersebut akan merusak gerakan rambut getar (silia) yang terdapat pada saluran napas, sehingga bahan-bahan yang seharusnya dikeluarkan seperti dahak tidak dapat diangkut karena gerakan rambut getar atau silia tidak berfungsi dengan baik sehingga disinilah dimulai tragedi perusakan terhadap fungsi paru-paru akibat asap rokok.

Asap Rokok/Racun

Rambut Getar / Silia

Pengeluaran Dahak Terganggu

Kerusakan Fungsi Silia

Penumpukan Dahak di Saluran Napas

Dahak Dimasuki Kuman

Kuman Berkembangbiak

Radang Saluran Napas

Pengrusakan Saluran Napas oleh Kuman

Bronchitis

Bronchitis + Rokok

Sembuh Tidak Sempurna

Bronchitis Chronica

Emphysema Pulmonum Mekanisme Penyakit Paru Akibat Rokok (Soeroso H.R.,1995).

50

Universitas Sumatera Utara

EFEK PEROKOK AKTIF TERHADAP SALURAN NAPAS DAN PARENCHYME PARU

Inflamasi

respon yang berlebihan dari bronchus

peningkatan netrofil

peningkatan permiabiliti dari allergen

gangguan elastisitas

Wheezing

Peningkatan IgE

mucous gland hipertropi, hiperplasi, goblet sel metaplasia

Peningkatan kepekaan infeksi virus saluran napas bawah

batuk dan dahak Garis Lurus = diketahui, Garis Putus = dicurigai. Mekanisme Efek Asap Rokok pada Saluran Napas. (National Research Council, 1986 : 57) Spirometer adalah alat yang paling sering dan paling umum dipergunakan untuk mengukur fungsi paru, mengukur fungsi ventilasi dari sistem pernapasan, seperti kemampuan gerakan udara keluar dan masuk paru-paru. 2.2.1 Proses Pencegahan tentang Bahaya Asap Rokok a. Tingkat Pertama Pencegahan Penyakit pada Saluran Pernapasan Spirometer dapat digunakan sebagai alat pengujian sebelum penempatan dan pengujian kebugaran pada calon tenaga kerja yang akan ditempatkan pada posisi : a.

Pekerjaan yang memerlukan kesehatan fisik dalam hal kebugaran jantung dan sistem pernapasan, contohnya pekerjaan pada karyawan di diskotik.

51

Universitas Sumatera Utara

b.

Pekerjaan yang memerlukan pemakaian alat-alat respirator sehingga dapat memberatkan kerja jantung dan sistem pernapasan, contoh penggunaan alatalat bantuan pernapasan, penggunaan masker yang lama pada kondisi fisik yang berat seperti heat stress, contohnya pada pemadam kebakaran. (Alsagaff, 1993 : 39). Pada seleksi pengujian

kesehatan sebelum kerja, pencegahan tingkat

pertama kesehatan saluran pernapasan juga termasuk penelitian dan pemantauan status kesehatan dalam suatu kelompok tenaga kerja. Efek potensial kesehatan dalam suatu kelompok tenaga kerja yang terpapar dengan suatu agen atau proses dibandingkan dengan yang tidak terpapar pada semua tingkat paparan. Aspek pencegahan tingkat pertama ini sangat penting untuk menemukan penyakit akibat kerja dan penemuan dini gangguan kesehatan yang tidak diketahui dari suatu paparan agen atau proses yang spesifik. b.Tingkat Kedua Pencegahan Penyakit Saluran Pernapasan Dilakukan

dengan

mengulangi

pemeriksaan

fungsi

paru

untuk

mengevaluasi program pengawasan ditempat kerja yang memiliki resiko paparan terhadap saluran pernapasan (Alsagaff, 1993 : 40). Pengawasan ini bertujuan untuk mendeteksi perkembangan awal atau menunda kehilangan fungsi pernapasan lebih lanjut sesuai dengan pekerjaan yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru. Pada kasus ini banyak sekali terdeteksi penurunan fungsi paru pada sekelompok tenaga kerja sehat yang sensitif, walaupun masih ada tenaga kerja yang masih memiliki nilai normal pada spirometer.

52

Universitas Sumatera Utara

c. Tingkat Ketiga Pencegahan Penyakit Saluran Pernapasan Spirometer digunakan untuk penilaian klinis tentang beberapa gejala penyakit yang dimanifestasikan oleh gangguan pernapasan jenis obstruktif, restriktif atau campuran. Spirometer juga memberikan gambaran tentang tingkat keparahan dari gangguan fungsi paru-paru. Ketidaknormalan nilai spirometer yang ringan selalu tidak menunjukkan hubungan dengan berkurangnya kesanggupan bekerja, tapi penurunan fungsi paru yang terus menerus mempunyai hubungan dengan berkurangnya kemampuan fisik dari banyak pekerjaan. 2.2.2 Pengukuran Konsentrasi Karbon Monoksida / Asap Rokok Pengukuran

konsentrasi

karbon

monoksida

dilakukan

dengan

menggunakan peralatan Envirocheck I Single Gas Monitor Serial Number QT 5120003, buatan Amerika, dengan spesifikasi sebagai berikut : Ukuran : 7x12 cm, berat : 0,5 kg, daya : 9 Volt, satuan : ppm (part per million). Adapun prosesnya dapat diketahui dengan menggunakan peralatan Envirocheck I diletakkan dalam ruangan selama 8 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Nilai kadar karbon monoksida dicatat setiap terjadi perubahan nilai kadar, kemudian diambil nilai rata-ratanya. Ruangan yang diukur adalah : a. Ruangan diskotik, yang meliputi daerah tempat duduk pengunjung, bar tender, dan disc jockey. b. Ruangan administrasi. c. Ruang penerima tamu. d. Tempat parkir .

53

Universitas Sumatera Utara

Pengukuran fungsi paru tenaga kerja dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a.

Persiapan Diberi penjelasan cara bekerjanya alat ini, perintah yang harus dilaksanakan, menegaskan bahwa pemeriksaan ini tidak menyakitkan, pemeriksaan dilakukan dengan berdiri, terutama pada subjek orang yang gemuk.

b.

Demonstrasi kepada subjek agar pemeriksaan dapat dikerjakan dengan baik dan benar.

c.

Dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan.

d.

Pemeriksaan fungsi paru. Pertama kali responden diminta untuk bernapas biasa melalui mulut untuk

membiasakan bernapas dengan spirometer. Setelah terbiasa, responden diminta untuk menarik napas dalam-dalam, ditahan sebentar, kemudian dihembuskan dengan kuat hingga udara habis. Responden kemudian diminta kembali untuk menarik napas dalam-dalam, kemudian ditahan sebentar serta dihembuskan sekuat dan secepat mungkin (dalam 1 detik). Data hasil pemeriksan dicetak dan disimpan untuk pengolahan data selanjutnya. 2.3 Teori Dissonansi Kognitif 2.3.1 Pengertian dan Proses Dissonansi Kognitif Istilah dissonansi kognitif dari teori yang ditampilkan oleh Leon Festinger (Effendy, 1993 : 262) adalah ketidaksesuaian antara kognisi sebagai aspek sikap

54

Universitas Sumatera Utara

dan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Orang yang mengalami dissonansi akan berupaya mencari dalih untuk mengurangi dissonansinya itu. Dapat dijelaskan lagi bahwa istilah dissonansi kognitif (cognitive dissonance), merupakan suatu situasi apabila terjadi ketidaksesuaian antara komponen kognitif dan komponen dan komponen perilaku dan sikap. Setiap bentuk yang tidak konsisten adalah tidak menyenangkan, karenanya individu akan berusaha mengurangi dissonansi. Dissonansi karenanya dipandang sebagai suatu keadaan di dalam diri seseorang, yang apabila keadaan itu muncul, orang tersebut akan berusaha keras mengembalikan keadaan keseimbangan atau dengan kata lain pengertian dari dissonansi kognitif adalah suatu keadaan dimana orang mengalami ketidaksesuian di antara komponen-komponen sikap tertentu. Orang tersebut akan bangkit memperbaiki ketidaksesuian itu. Sebagai contoh, kasus seorang pejabat eksekutif kepala dari sebuah perusahaan rokok. Ia mungkin akan mengalami suatu dissonansi kognitif jika ia berkeyakinan bahwa ia jujur dan bekerja keras, tetapi ia tahu bahwa rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru. Ia mungkin berkata dalam hatinya, ”Saya ini orang baik-baik, tetapi saya bertugas dalam suatu perusahaan yang memproduksi barang yang memungkinkan terjadinya kanker.” Pemikiran seperti ini akan menciptakan ketidakkonsistenan. Daripada ia mengundurkan diri dari jabatannya dan meninggalkan kariernya yang sukses tersebut, nampaknya ia akan lebih suka mengubah cara berpikirnya atau dengan kata lain kognisinya. Ia dapat menyatakan, ”Perusahaan kami memproduksi rokok yang aman dan bebas dari kemungkinan bahaya kanker”. Atau ia mungkin

55

Universitas Sumatera Utara

berpikir bahwa merokok sebenarnya meningkatkan kemampuan mental perokok, yaitu membantu mengurangi atau menanggulangi stress. Contoh di atas menunjukkan, bahwa jika terjadi ketidaksesuaian dalam sikap seseorang, ia akan berupaya menyelesaikan masalah tersebut secara kognitif atau secara perilaku. Pejabat kepala eksekutif tersebut menggunakan proses kognitif untuk mengurangi dissonansinya. Dissonansi kognitif mempunyai pengaruh penting dalam publik, yakni dapat membantu menjelaskan pilihan yang diambil oleh seseorang apabila komponen-komponen itu tidak konsisten. Misalnya, jika unsur-unsur yang mendasari dissonansi itu tidak seberapa penting, maka orang itu tidak akan (merasa) tertekan untuk mengurangi dissonansi. Teori dissonansi kognitif dapat juga membantu meramalkan kecenderungan (propensity) orang mengubah sikapnya. 2.4 Teori S-O-R 2.4.1 Pengertian dan Proses S-O-R Pada awalnya model teori ini dikenal sebagai model Stimulus-Responden (S-R) akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan Organisme dalam bagiannya sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response (S-O-R). Teori S-O-R merupakan model penelitian yang beranjak dari anggapan bahwa organisme akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya. Efek yang timbul adalah reaksi terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian

56

Universitas Sumatera Utara

antara pesan dengan reaksi komunikan. Adapun elemen-elemen utama dari model teori S-O-R ini adalah : Stimulus adalah rangsangan atau dorongan yang berupa pesan, organism adalah manusia atau seorang penerima, response adalah reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus yang diberikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benarbenar melebihi apa yang pernah ia alami. Dalam mempelajari sikap yang baru tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu : perhatian, pengertian, dan penerimaan. Proses tersebut dapat dilihat sebagai berikut : Organisme : Perhatian Stimulus

Pengertian Penerimaan

Response

57

Universitas Sumatera Utara

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan kepada komunikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi jika komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan kepadanya sampai kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Respon yang ditimbulkan stimulus hanya sampai pada tahap kognitif dan afektif saja tidak sampai pada tahap behavioral (perubahan sikap terhadap pesan) dikarenakan penelitian tentang bahaya asap rokok di diskotik ini dibatasi hanya pada opini publik saja. Adapun tahap-tahap yang sesuai dari respon tersebut adalah : 1. Tahap kognitif, yaitu meliputi ingatan-ingatan terhadap suatu pesan, kesadaran/pengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. 2. Tahap afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi, evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba dan melakukananya. (Rakhmat, 2004 : 209). Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model teori S-O-R yaitu merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi tersebut akan berlangsung jika adanya suatu perhatian dari komunikan. Adapun proses berikutnya dapat terlihat bahwa komunikan mengerti dan menerima.

58

Universitas Sumatera Utara

2.5 Komunikasi Antar Pribadi 2.5.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Ilmu Komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan tingkah laku dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan adanya suatu pendapat dari Carl I. Hovland (Purba, et.al, 2006 : 29) yang mengatakan : “proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata)

untuk

merubah

tingkah

laku

orang

lain

(komunikan)”.

Adapun Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang individu atau lebih yang dapat berlangsung secara tatap muka (face to face). Komunikasi Antar Pribadi ini bisa juga berlangsung dengan menggunakan alat bantu atau media seperti : telepon, surat, telegram dan sebagainya. Komunikasi Antar Pribadi dikatakan efektif dalam merubah perilaku orang lain apabila kesamaan makna mengenai apa yang dibincangkan. Ciri khas yang tampak dalam komunikasi ini adalah arus balik langsung yang dapat ditangkap oleh komunikator, baik secara verbal dalam bentuk kata-kata maupun secara non verbal dalam bentuk gerak-gerik seperti anggukan dan lain sebagainya. Selama proses komunikasi antar pribadi berlangsung, antara komunikator dan komunikan tersebut akan terjadi adanya pergantian fungsi secara bergiliran saatu sama lain.

.

59

Universitas Sumatera Utara

Proses berubahnya perilaku atau tingkah laku individu adalah melalui beberapa tahapan dimana satu tahap dengan tahap lainnya saling berhubungan. Seseorang individu menerima informasi, kemudian mengolahnya, menyimpan dan menghasilkan kembali dalam bentuk suatu keputusan berupa penolakan atau penerimaan terhadap informasi yang disampaikan tersebut. Onong U. Effendy mendefinisikan Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan, komunikasi jenis ini bisa berlangsug secara berhadapan muka (face to face) bisa juga melalui medium, umpamanya telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi ini adalah dua arah atau timbal balik (Effendy, 1992 : 61). Selain itu menurut Dean Barnluns mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua individu, tiga individu ataupun lebih yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur (Liliweri, 1991 : 12). Adapun De Vito (Liliweri, 1991 : 13) mendefinisikan komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. De Vito juga mengemukakan suatu komunikasi antar pribadi yang mengandung ciri-ciri antara lain adalah : 1. Keterbukaan atau openess. Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bahwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau malu. Kedua-duanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

60

Universitas Sumatera Utara

2. Empati atau empathy. Kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada orang lain di dalam suatu lingkungannya. 3. Dukungan atau supportiveness. Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang didambakan. 4. Rasa positif atau positiveness. Setiap pembicaraan yang disampaikan dapat tanggapan pertama yang positif, rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk tidak curiga atau berprasangka yang mengganggu jalinan interaksi antara keduanya. 5. Kesamaan atau equality. Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan pribadi pun lebih kuat, apabila memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan, sikap, usia, ideologi, dan sebagainya. (Liliweri, 1991 : 13). Untuk mengetahui adanya kehandalan dari bentuk komunikasi antar pribadi dapat terlihat dari adanya karakteristiknya yang menurut Everet M. Roger adalah : 1. Arus pesannya yang cenderung dua arah; 2. Konteks komunikasinya tatap muka; 3. Tingkat umpan baliknya yang terjadi tinggi; 4. Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektifitas yang tinggi;

61

Universitas Sumatera Utara

5. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar, relatif lambat; 6. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap. (Liliweri, 1991 : 19). Dalam setiap kegiatan komunikasi antar pribadi selalu melibatkan orang sebagai organ pelaksana dalam penyampaian pesan, karenanya agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat memberikan hasil yang baik, dapat dipergunakan teknik persuasif. Adapun teknik persuasif yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu kegiatan dalam upaya membujuk komunikan agar melakukan atau berbuat sesuai dengan maksud dan tujuan komunikator. Faktor-faktor sebagai pembentuk komunikasi antar pribadi dapat terlihat dengan jelas seperti halnya yang dikemukakan Halloran (Liliweri, 1991 : 48) adalah : 1. Perbedaan antara manusia; 2. Manusia meskipun merupakan makhluk yang sempurna namun tetap mempunyai kekurangan; 3. Adanya perbedaan motivasi antara manusia; 4. Kebutuhan akan harga diri yang harus mendapat pengakuan dari orang lain. Dengan demikian kita dapat memahami bahwa Komunikasi Antar Pribadi berlangsung karena manifestasi dari diri manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan proses sosial dimana orang-orang yang

62

Universitas Sumatera Utara

terlibat didalamnya saling mempengaruhi, serta menunjukkan bahwa Komunikasi Antar Pribadi lebih menonjolkan keterbukaan pihak-pihak yang sedang melakukan komunikasi. 2.5.2 Proses Komunikasi Antar Pribadi Pengertian proses dapat diartikan sebagai rangkaian atau peristiwa yang sedang berlangsung untuk mencapai suatu hasil tertentu. Proses komunikasi itu sendiri merupakan rangkaian kegiatan atau peristiwa ketika pesan mulai disampaikan sampai terjadinya tindakan sebagai pengaruh dari pesan itu atau terjadinya perubahan pada sasaran. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang atau lebih yang terjadi dalam kontak langsung. Sebagai suatu proses, komunikasi antar pribadi merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus. Dengan kata lain, komunikasi antar pribadi bukanlah suatu hal yang statis, tetapi sesuatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antar pribadi selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannya. Kadangkala perubahan-perubahan ini tidak kita sadari atau tidak kita perhatikan, namun yang jelas selalu terjadi perubahan. Proses komunikasi antar pribadi dapat digambarkan sebagai proses yang sirkuler dan terus-menerus. Arti proses sirkuler adalah bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus sebagai pendengar dan sebagai aktor sekaligus reaktor. Sedangkan sebagai proses yang

63

Universitas Sumatera Utara

terus-menerus, diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti, sehingga batasan awal dan berakhirnya komunikasi antar pribadi menjadi tidak jelas. Cara yang paling baik dalam menerangkan komunikasi antar pribadi sesuai dengan paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell yang terkenal dengan model komunikasinya berupa ungkapan verbal ini adalah dengan menjawab pertanyaan who, says what, in which channel, to whom, with what effect (Effendy, 1992 : 10). Adapun formula dari Harold Lasswell tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Who (komunikator atau sumber), merupakan pihak yang menyampaikan pesanpesan yaitu pemerintah, khususnya dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan. 2. Says what adalah pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang, dalam hal ini mengenai bahaya dari rokok. 3. In Which Channel adalah saran atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan seperti media massa yakni : media cetak, media elektronik dan media nirmasa. 4. To Whom adalah pihak yang menerima pesan, yakni para pekerja dan pengunjung diskotik Millenium Three Thamrin Plaza Medan. 5. With What Effect adalah suatu dampak yang timbul sebagai pengaruh dari pesan yakni, opini publik tentang bahaya asap rokok.

64

Universitas Sumatera Utara

Dalam proses komunikasi antar pribadi dipergunakan lambang-lambang sebagai media. Lambang sebagai media terdapat dalam komunikasi antar pribadi dapat dibagi atas dua bagian yaitu : 1. Lambang verbal yaitu penggunaan bahasa sebagai media. Bahasa merupakan lambang yang dapat mewakili kenyataan yang kongkrit dan objektif dalam dunia sekeliling kita, disamping juga dapat mewakili halhal yang abstrak. 2. Lambang non verbal yaitu dimana proses komunikasi yang berlangsung dengan gejala yang menyangkut gerak-gerik, sikap, ekspresi dan gejala lain yang sama. 2.6 Opini dan Opini Publik 2.6.1 Sejarah Opini Publik Public Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum“, dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum“ sedangkan opinion dialihbahasakan dengan “ pendapat “. Dalam Ilmu Komunikasi terdapat istilah lain yaitu public relations yang umumnya diterjemahkan dengan “hubungan

masyarakat“,

dalam

hal

ini

public

diterjemahkan

dengan

“masyarakat“, sedangkan relations diterjemahkan dengan “hubungan“. Istilah masyarakat sudah digunakan untuk mengalihbahasakan “society“. Pengertian aslinya dalam bahasa Inggris baik untuk pengertian “public“ pada public opinion maupun pada public relations, mempunyai arti yang sama,

65

Universitas Sumatera Utara

sedangkan dalam bahasa Indonesia pengertian umum dan masyarakat mempunyai arti yang berbeda. Dengan demikian akan cukup membingungkan bila public opinion kita terjemahkan dengan pendapat umum di lain pihak public relations juga kita alihbahasakan dengan hubungan masyarakat, apalagi bila diingat bahwa apa yang dimaksud dengan istilah “umum“ dalam bahasa Indonesia masih kurang jelas. Terutama sekali kalau diingat bahwa public relations ada kata (s) dibelakangnya yang dalam bahasa Inggris mempunyai arti jamak, sehingga yang lebih tepat adalah hubungan-hubungan. Namun demikian terjemahan tersebut dari public opinion menjadi pendapat umum dan public relations dengan hubungan masyarakat rupanya telah diterima secara luas. Adapun cara mengetahui adanya opini publik, dapat diketahui pada tahun 1963, Indonesia berkonfrontasi dengan Belanda mengenai Irian Barat. Di radio, surat kabar, rapat-rapat umum, pidato-pidato, ceramah-ceramah dan lain-lain orang membicarakan tentang Irian Barat. Pada umumnya pembicara-pembicara itu cenderung kepada pendapat bahwa Irian Barat adalah milik pemerintah Indonesia, oleh karena itu bangsa Indonesia wajib merebutnya kembali, dan hal inilah yang menjadikan bahwa pendapat-pendapat itu sangatlah penting dikarenakan dapat mengambil suatu keputusan bersama. Gejala demikian biasanya disebut public opinion atau opini publik. Adapun dari gejala tersebut diatas, dapat diketahui bahwa adanya pengertian

66

Universitas Sumatera Utara

tentang pendapat itu sama dengan opinion, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan; b. Merupakan sinthesa atau kesatuan dari banyak pendapat; c. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar. Adapun ciri-ciri tersebut misalnya pendapat mengenai demonstrasi atau unjuk pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam berbagai media massa terutama surat kabar dan radio. Pendapat-pendapat tersebut akhirnya merupakan suatu sinthesa yakni bahwa masyarakat kita menyetujui gerakan atau unjuk pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Akhirnya aksi-aksi yang digerakkan oleh mahasiswa itu mempunyai pendukung yang lebih besar. 2.6.2 Pengertian Opini Publik Opini yang berarti tanggapan ataupun pendapat merupakan suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan ataupun isu. Menurut Cutlip dan Center (Sastropoetro, 1990 : 41), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Menurut Bernard Berelson dalam tulisannya berjudul “Communication and Public Opinion” (Komunikasi dan Pendapat/Opini Publik) mengemukakan bahwa dengan pendapat publik diartikan people’s response atau jawaban rakyat (persetujuan, ketidaksetujuan/penolakan atau sikap acuh tak acuh) terhadap issue-

67

Universitas Sumatera Utara

issue/hal-hal yang bersifat politis dan sosial yang memerlukan perhatian umum, seperti hubungan internasional, kebijaksanaan dalam negeri, pemilihan (umum) untuk calon-calon, dan hubungan antar kelompok etnik (Sastropoetro, 1990 : 55). Menurut Emory. S. Bagardus, bahwa publik adalah sejumlah orang yang dengan suatu acara mempunyai pandangan yang sama mengenai suatu masalah atau setidak-tidaknya mempunyai kepentingan yang bersama dalam sesuatu hal (Sunarjo, 1984 : 20). Menurut Cutlip dan Center dalam bukunya “Effective Public Relation”, opini publik adalah suatu hasil penyatuan dari pendapat individu-individu tentang masalah umum (Sastropoetro, 1990 : 52). 2.6.3 Proses Pembentukan Opini Publik George Carslake Thompson dalam “The Nature of Public Opinion“ (Sastropoetro, 1990 : 106) mengemukakan bahwa dalam suatu publik yang menghadapi issue dapat timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu : 1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau mereka pun boleh tidak setuju; 2. Mereka dapat berbeda dalam perkiraan atau estimation, tetapi juga boleh tidak berbeda pandangan; 3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber data yang berbeda-beda. Hal-hal yang diutarakan itu merupakan sebab timbulnya kontroversi terhadap issue-issue tertentu. Selanjutnya dikemukakannya bahwa orang-orang yang

68

Universitas Sumatera Utara

mempunyai opini yang tegas, mendasarkannya kepada rational grounds atau alasan-alasan yang rasional yang berarti “dasar-dasar yang masuk akal dan dapat dimengerti oleh orang lain“. Jadi, seperti telah dikemukakan terlebih dahulu dan perlu diulangi kembali ialah bahwa ada tiga sebab yang menimbulkan adanya suatu perbedaan pendapat, yaitu : 1. Perbedaan pandangan terhadap fakta; 2. Perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan; 3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan. Dasar-dasar rasional yang berhubungan dengan ketiga sebab tadi berarti disebabkan oleh perbedaan-perbedaan itu, maka timbul kehati-hatian dalam pandangan agar mencapai suatu keserasian bagi terbentuknya suatu ekstraksi pendapat yang menguntungkan. Kemudian, dalam hubungannya dengan penilaian terhadap suatu opini publik, perlu diperhitungkan empat pokok, yaitu : 1. Difusi, yaitu apakah pendapat yang timbul merupakan suara terbanyak, akibat adanya kepentingan golongan; 2. Persistence, yaitu kepastian atau ketetapan tentang masa berlangsungnya issue karena disamping itu, pendapat pun perlu diperhitungkan; 3. Intensitas, yaitu ketajaman terhadap issue; 4. Reasonableness atau suatu pertimbangan-pertimbangan yang tepat dan beralasan.

69

Universitas Sumatera Utara

Dari

tahapan-tahapan

pembentukan

pendapat

tersebut

dapatlah

dibayangkan bahwa dalam proses itu telah timbul pro dan kontra atau setuju dan tidak setuju. Semua itu disebabkan oleh kerangka pengetahuan dan pengalaman masing-masing orang yang berada di dalam publik itu berbeda-beda. Disamping itu, sifat orang-orang yang bersangkutan pun berbeda-beda juga, belum lagi kemampuan yang menyangkut pengutaraan pendapat atau isi hatinya. 2.6.4 Kekuatan Opini Publik Telah dikemukakan bahwa opini publik atau pendapat publik sebagai suatu kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial, merupakan suatu penilaian sosial atau social judgement. Oleh karena itu, maka pada pendapat publik melekat beberapa kekuatan yang sangat diperhatikan : a. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial menimpa seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan, rasa dijauhi, rasa rendah diri, rasa tak berarti lagi dalam masyarakat, menimbulkan frustasi sehingga putus asa, dan bahkan ada yang karena itu lalu bunuh diri atau mengundurkan diri dari jabatannya. b. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua maupun antara yang muda dengan sesamanya.

70

Universitas Sumatera Utara

c Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga dan bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga. d. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan e. Opini publik dapat pula melestarikan norma sosial.

71

Universitas Sumatera Utara