Chapter I.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

11 downloads 1563 Views 281KB Size Report
Setiap saat media massa bergerak dan berkembang dengan sangat pesatnya. ... dalamnya terdapat informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, yang semuanya ... dihabiskan untuk pornografi di internet, setiap harinya 266 situs porno baru.
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Setiap saat media massa bergerak dan berkembang dengan sangat pesatnya. Manusia sebagai khalayak yang menikmati media massa harus dapat memilih informasi yang sesuai dan dalam pemilihan informasi tersebut, harus lebih teliti dalam menerima informasi yang disajikan. Secara langsung maupun tidak langsung, baik disadari maupun tidak disadari oleh para penikmat media massa, akan selalu ada efek yang timbul dari mengkonsumsi media massa tersebut. Dahulu kita mengenal surat kabar, kemudian seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi muncul radio, televisi dan akhirnya kita sampai di jaman yang segala hal, berita atau informasi apapun dapat diakses dengan kecanggihan teknologi yang dikenal dengan internet. Ada banyak hal yang bisa kita peroleh dari internet. Tidak hanya hal yang positif tapi juga dapat berupa hal negatif. Internet didukung dengan kehadiran world wide web (www),yang sering disebut web site atau situs. Dimana situs-situs tesebut merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, yang semuanya tersimpan dalam webserver yang dipresentasikan dalam bentuk hypertext. Ada begitu banyak situs yang terdapat di dalam internet. Tidak hanya situs-situs yang menampilkan informasi yang penting saja yang terdapat di internet, tetapi bisnis gelap seperti keberadaan situs-situs yang tidak seharusnya secara mudah diakses juga ada di internet. Keberadaan situs porno memang begitu

Universitas Sumatera Utara

menjamur eksistensinya di dunia cyber. Berdasarkan data yang diperoleh dari Media Ide » Blog Archive » Statistik Situs Porno.htm, 12% situs di dunia ini mengandung pornografi, 25% yang dicari melalui search engine adalah pornografi, 35% dari data yang diunduh dari internet adalah pornografi, setiap detiknya 28.258 pengguna internet melihat pornogafi, setiap detiknya $89.00 dihabiskan untuk pornografi di internet, setiap harinya 266 situs porno baru muncul, kata “sex” adalah kata yang paling banyak dicari di internet, pendapatan US dari pornografi di internet tahun 2006 mencapai $2.84 milyar, pengguna pornografi di internet 72% pria dan 28% wanita, 70% traffic pornografi internet terjadi pada hari kerja jam 9.00 – 17.00, diperkirakan kini ada 372 juta halaman website pornografi, Website pornografi diproduksi 3% oleh Inggris, 4% oleh Jerman, dan 89% oleh US, Website pornografi yang traffic-nya paling tinggi: AdultFriendFinder, menduduki peringkat ke-49 dengan 7.2 juta pengunjung, sedangkan negara-negara yang melarang pornografi yaitu Saudi Arabia, Iran, Bahrain, Mesir, Uni Emirat Arab, Kuwait, Malaysia, Indonesia, Singapura, Kenya, India, Kuba, dan Cina. Berdasarkan data tersebut ternyata negara kita, Indonesia, termasuk salah satu negara yang melarang adanya situs porno. Tapi kenyataan di lapangan tetap saja keberadaan bisnis cyber gelap yang hasilnya begitu menguntungkan bagi ownernya ini tidak dapat dielakkan keberadaannya. Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) telah mengambil langkah untuk memblokir situs-situs yang berbau pornografi di internet karena akhir-akhir ini, jumlah anak-anak yang mengakses situs porno semakin banyak. Pemblokiran situs porno juga disebutnya sebagai salah satu upaya untuk melindung anak dari kebobrokan moral, karena pornografi di Indonesia bukan

Universitas Sumatera Utara

hanya masuk lewat tayangan tv, video maupun internet tetapi juga lewat bacaan atau komik yang dikonsumsi anak-anak dengan menampilkan tokoh-tokoh yang disukai anak-anak. Data yang dilansir ASA menyebutkan, industri pornografi menghasilkan 57 miliar dolar AS per tahun di seluruh dunia. Data lainnya menyebutkan, rata-rata usia anak berkenalan dengan internet pornografi antara usia 11 tahun, sedangkan konsumen terbesar pornografi internet adalah kelompok berumur

12-17

tahun

yang

dapat

dikatakan

sebagai

remaja.

(www.indonesia.go.id) Remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa dimana bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak. Di masa remaja akan ada pembentukan identitas personal yang stabil, kesadaran yang meliputi perubahan dalam pengalaman dan peran yang mereka miliki, dan memungkinkan mereka untuk menjembatani masa kanak-kanak yang telah mereka lewati dan masa dewasa yang akan mereka masuk. Pemahaman mengenai seksualitas seseorang merupakan bagian dari upaya pembentukan

identitas personal yang stabil, karena dengan mengembangkan

sikap yang sehat mengenai keberadaan diri sebagai makhluk seksual, seseorang juga memahami nilai-nilai, keyakinan, sikap, dan batasan-batasan yang

Universitas Sumatera Utara

dimilikinya, dan akan memampukannya untuk dapat merasa nyaman menjadi dirinya sendiri(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html) Pemahaman mengenai seksualitas yang dibutuhkan oleh remaja inilah yang akhirnya mendorong remaja untuk mencari tahu lebih banyak lagi tentang makna dari kata seks tersebut. Tapi kita hidup di negara yang menganut budaya timur. Seks dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan. Sejak duduk di bangku sekolah dasar sebenarnya sudah ada mata pelajaran yang lumayan menyinggung tentang seks. Sampai kita duduk di bangku sekolah menengah atas pun malah semakin banyak pembahasan tentang hal tersebut. Tapi kembali pada budaya yang kita anut, seks tabu untuk dibicarakan. Padahal pendidikan seks sendiri adalah hal yang penting untuk diketahui sejak dini, agar nantinya seseorang tidak terjerumus dalam persepsi yang salah dan berakibat melakukan tindakan yang salah pula karena salah persepsi. Minimnya penjelasan tentang seks itulah yang pada akhirnya membawa para remaja mencari tahu dari sumber yang tidak seharusnya. Perkembangan jaman dan kemajuan teknologi pada akhirnya membantu para remaja Indonesia untuk mencari informasi yang mereka butuhkan. Internet yang menampilkan berbagai informasi mulai dari hal yang berkaitan dengan pendidikan sampai muncul situs-situs porno yang menyamar dibalik pendidikan seks. Akhirnya yang ada bukan mencari informasi tentang pendidikan seks, yang ada justru malah mencari visualisasi dari seks itu sendiri. Sebagai remaja yang masih dalam tahap pembentukan jati diri, dimana pandangan maupun persepsi mereka masih dapat dipengaruhi maka tidak mustahil muncul keinginan dari para remaja yang melihat pornografi tersebut untuk mencoba dan mengimplikasikan

Universitas Sumatera Utara

apa yang mereka lihat. Berbekal pendidikan minim, mencari informasi dari sumber yang salah, dan didukung dengan rasa ingin tahu yang kuat, akhirnya berdampak pada salah persepsi tentang hal yang ingin diketahui. Dalam buku Psikologi Komunikasi karangan Jalaluddin Rakhmat, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi juga ditentukan faktor personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat. Seorang remaja yang melihat pornografi via internet, melihat gambar dan video yang tidak seharusnya, dimana tindakan tersebut merupakan kebutuhan pemahaman seksualitas dalam masa remaja, tentu saja akan berpengaruh terhadap persepsinya tentang seksualitas itu sendiri dan hasil dari persepsi itu tidak selalu benar. Bisa saja remaja tersebut mempersepsikan bahwa apa yang baru saja ia lihat adalah hal yang wajar dilakukan oleh orang yang sudah mengalami pubertas seperti dirinya, atau mungkin ia mempersepsikan bahwa apa yang baru dilihatnya adalah yang sakral yang hanya layak dilakukan oleh pasangan yang sudah resmi. Kesalahan persepsi tentang hal ini pun semakin parah karena didukung dengan keanehan budaya masyarakat yang ada di Indonesia. Dimana masyarakatnya

berpikiran kolot

dengan alasan budaya timur tapi dalam bertindak mengikuti budaya barat. Seperti para remaja saat ini yang menganggap seks pranikah sebagai suatu hal yang biasa karena terpengaruh oleh budaya barat yang melegalkan seks di usia remaja.

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian terhadap pelajar di beberapa sekolah di Kota Medan yaitu di SMAN 3 Medan, SMA Panca Budi, dan SMA Shafiyyatul Amaliyyah. SMAN 3 Medan merupakan salah satu sekolah menengah atas di Kota Medan yang menyediakan fasilitas internet bagi para siswanya. Fasilitas internet yang disediakan tidak hanya dalam bentuk PC yang dihubungkan dengan internet yang ditempatkan di laboratorium komputer tapi juga sudah terdapat wifi zone yang tentu saja lebih memberikan kemudahan bagi para siswa untuk dapat mengakses internet. SMA Panca Budi sendiri dipilih peneliti sebagai salah satu lokasi penelitian karena seperti yang diketahui oleh peneliti bahwa SMA Panca Budi memiliki fasilitas internet berupa warung internet (warnet) yang berada dalam lingkungan sekolah. Sedangkan alasan peneliti memilih SMA Shafiyyatul Amaliyyah selain karena sekolah ini memiliki fasilitas internet dan wifi zone, juga karena sekolah ini merupakan sekolah berbasis agama Islam dimana di sekolah ini selain pelajaran umum, pengetahuan mengenai agama Islam adalah hal yang paling ditekankan. Dengan alasan yang berbeda-beda yang dikemukankan peneliti dalam setiap pemilihan lokasi penelitian, peneliti mengharapkan respoden terpilih dalam penelitian ini benarbenar dapat mendukung berhasilnya penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh situs porno terhadap persepsi remaja tentang seks pranikah di kalangan pelajar SMA Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Sejauhmanakah pengaruh situs porno terhadap persepsi remaja tentang seks pranikah di kalangan pelajar SMA Kota Medan?”

I.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bersifat mencari atau menjelaskan hubungan, yakni antara pengaruh situs porno terhadap persepsi remaja tentang seks pranikah di kalangan pelajar Kota Medan. 2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMAN 3 Medan, SMA Panca Budi dan SMA Shafiyyatul Amaliyyah. 3. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober - November 2009.

I.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perkembangan situs porno yang jumlahnya begitu banyak di internet. 2. Untuk mengetahui bagaimana remaja mempersepsikan sesuatu dalam kondisi identitas personalnya yang belum stabil.

Universitas Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui pengaruh situs porno terhadap persepsi remaja tentang seks pranikah di kalangan pelajar kota Medan

I.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mahasiswa tentang pengaruh situs porno terhadap persepsi remaja tentang seks pranikah. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada kita semua khususnya para remaja dalam mempersepsikan sesuatu.

I.6 Kerangka teori Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka

Universitas Sumatera Utara

teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti.(Nawawi, 2001:39) Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi Massa dan Internet, Persepsi, Psikologi Perkembangan dan Teori S-O-R.

I.6.1 Komunikasi Massa dan Internet Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin comunis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana,2005:41). Menurut Communication

Carl

Hovland

memunculkan

dalam istilah

karyanya science

of

yang

berjudul

Social

communication

yang

didefenisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-asas pentrasmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2005:13). Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media. Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus

Universitas Sumatera Utara

dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur di dalamnya yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, efek (Effendy, 2005:10). Dalam buku Ardianto (2004:7), Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui massa (media cetak dan media elektronik). Ada beberapa bentuk komunikasi massa, antara lain : televisi, radio, majalah, koran, tabloid, buku dan film (Nurudin,2004:2). Menurut Wright (1959), dalam Severin dan Tankard (2007:4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang memiliki ciri : 1. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya besar.

Universitas Sumatera Utara

Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang berarti jaringan yang saling berhubungan. Disebut demikian karena internet merupakan jaringan komputer-komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan dengan bantuan jalur telekomunikasi (Akbar, 2005:10). Selain itu, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sumber daya perangkat keras, alasan penggunaannya beraneka ragam, mulai sekedar untuk berkomunikasi hingga untuk mengakses data yang penting (Ardianto, 2004:141). Pada awalnya ada empat aplikasi utama internet, yaitu e-mail, news, remote, login, dan file transfer. Salah satu aplikasi yang muncul yaitu world wild web (www) yang merupakan arsitektur kerja dalam mengakses dokumen yang tersebar pada ribuan mesin di internet. Web mulai muncul pada tahun 1989 oleh CERN, Pusat Penelitian Nuklir Eropa. Web diusulkan oleh Tim Berners-Lee pada bulan Maret 1989 dan 18 bulan kemudian berhasil dibuat prototipe pertama berbasis teks. Pengembangan terus dilakukan sampai interface grafis didapat pada bulan Februari 1993 (Tharom, Dinata dan Xerandy, 2006:61). Internet sendiri banyak menghadirkan berbagai informasi melalui produkproduk terbaru dalam perkembangan terakhirnya. Tidak hanya menyediakan mesin pencari yang dapat dengan mudah dan cepat memberikan informasi yang kita butuhkan tapi juga sudah bermunculan blog-blog yang dapat menjadi sarana bertukar opini, hadirnya aplikasi chat room, menjamurnya situs-situs pertemanan online dan tentu saja tidak ketinggalan situs-situs yang berbau pornografi yang semakin banyak jumlahnya karena selalu saja kebanjiran pengunjung.

Universitas Sumatera Utara

I.6.2 Persepsi Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi

oleh

faktor

yang

berasal

dari

dalam

diri

individu.

Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali lingkungan pergaulan hidupnya. Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan, kemudian tahap kedua diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi. Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan. Mar'at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor

Universitas Sumatera Utara

struktural atau faktor dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga, hukumhukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam

masyarakat

(http://teori-psikologi.blogspot.com/2008/05/pengertian-

persepsi.html).

Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi–energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi meliputi :

1. Penginderaan ( sensasi ), melalui alat – alat indra kita ( indra perasa, indra peraba, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar ). Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra itu mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia. Penglihatan menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk diinterprestasikan.

Universitas Sumatera Utara

Pendengaran juga menyampaikan pesan verbal ke otak untuk ditafsirkan. Penciuman, sentuhan dan pengecapan, terkadang memainkan peranan penting dalam komunikasi, seperti bau parfum yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam dipantai. 2. Atensi atau perhatian adalah, pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses kognitif lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar. 3. Interpretasi adalah, proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau

berurutan

(dikenal

sebagai

interpretasi

berurutan).

(http://indonetasia.com/definisionline/?p=494)

I.6.3 Psikologi Perkembangan Teori psikologi perkembangan mengandung kebenarannya,

hipotesis-hipotesis dan

berfungsi

merupakan sejumlah ide yg koheren,

dan untuk

asumsi-asumsi menggambarkan,

yang

dapat

menjelaskan,

diuji dan

memprediksi perubahan-perubahan perilaku dan proses mental manusia sepanjang rentang kehidupannya. Perkembangan menunjukkan suatu

proses tertentu, yaitu suatu proses

yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan

Universitas Sumatera Utara

manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju. Suatu defenisi yang relevan yang dikemukakan oleh Monks adalah: “Perkembangan psikologis merupakan proses yang dinamis. Dalam proses tersebut individu dan sifat lingkungan akhirnya menentukan tingkah laku apa yang diaktualisasikan dan dimanifestasikan. Umur kalender di sini bukan merupakan suatu variabel yang bebas, melainkan sebagai suatu dimensi waktu, mengandung kemungkinan untuk mengatur bahan-bahan (data) yang ada.” Perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya, yaitu mengenai apa yang akan berkembang berkaitan dengan tingkah laku belajar. Di samping itu juga bagaimana sesuatu itu dipelajari, apakah misalnya memorisasi (menghafalkan) atau melalui peniruan dengan menangkap hubungan-hubungan, hal itu semua ikut menentukan proses perkembangan. Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor-faktor yang umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri kepribadian yang khas itu. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan ada pada relasi antara kepribadian dengan perkembangan. Hal ini disebabkan oleh pendapat para psikolog bahwa keseluruhan kepribadian itulah yang berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih menonjol perkembangannya. Secara sederhana teori yang berkaitan dengan psikologi perkembangan dapat disebutkan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Teori Empirisme, teori ini berpandangan bahwa pada dasarnya manusia lahir ke dunia perkembangannya ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. 2. Teori Nativisme, teori ini mengemukakan bahawa anak lahir telah dilengkapi dengan bakat alami (kodrat) dan pembawaan (nativus = pembawaan) inilah yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak. 3. Teori Konvergensi, konvergensi (converge = memusatkan pada satu titik; bertemu). Dikatakan bahwa perkembangan jiwa anak ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang yakni pengaruh bakat dan pengaruh lingkungan, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan. 4. Teori Rekapitulasi, rekapitulasi (recapitulations) berarti ulangan, yang dimaksud di sini yaitu bahwa perkembangan jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis manusia. 5. Teori Psikodinamika, teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa anak atau kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni ketegangan yang ada dalam diri seseorang itu ikut menentukan dinamikanya di tengah-tengah lingkungan. 6. Teori Kemungkinan Berkembang, teori ini berlandaskan pada anak adalah mahluk hidup yang berkembang, waktu dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya sehingga membutuhkan perlindungan, dalam perkembangan anak melakukan kegiatan yang bersifat pasif (menerima) dan aktif (eksplorasi).

Universitas Sumatera Utara

7. Teori Interaksionisme, menurut teori ini perkembangan jiwa dan perilaku seseorang banyak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya.

I.6.3.a. Remaja dan Seks Pranikah Dalam perkembangannya seseorang akan melewati fase yang disebut dengan fase remaja. Dalam buku Psikologi Remaja, WHO memberikan defenisi konseptual tentang remaja. Salah satu ciri remaja disamping tanda-tanda seksualnya adalah “perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanakkanak menjadi dewasa”. Dalam ilmu kedokteran, remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan secara fisik ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh umumnya memperoleh bentuk yang sempurna. Seiring dengan perkembangan fisik dan psikologis, remaja pun semakin banyak ingin tahu tentang apa yang ada dirinya, baik secara fisik maupun kejiwaan serta ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang kehidupan masyarakat luas. Kematangan anatomis, masa pubertas yang membuat seorang remaja mulai tertarik dengan lawan jenis, kemudian hal yang tidak mungkin bisa terlepas dari hal-hal tersebut adalah seks. Pengetahuan tentang seks adalah hal yang penting. Kematangan anatomis yang dialami remaja harus diiringi dengan penjelasan lengkap. Tapi sangat disayangkan karena sebagian besar masyarakat menganggap seks adalah hal yang tabu untuk dibicarakan bahkan ketika seseorang telah menikah. Sementara secara fisik dorongan seks dalam diri seseorang sudah muncul sejak usia 11-14 tahun. Ketidakmampuan seseorang menahan dorongan yang ada dan didukung oleh faktor-faktor dari luar maka yang terjadi adalah apa

Universitas Sumatera Utara

yang biasa disebut denga seks pranikah. Sepasang remaja melakukan hubungan layak suami-istri dimana remaja tersebut belum terikat dalam lembaga perkawinan.

I.6.4 Teori S-O-R S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Maksudnya adalah keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2002:253), dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan, serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c. Penerima Dari uraian di atas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Stimulus

Organisme :  Perhatian  Pengertian  Penerima

Respon Gambar 1 Model S-O-R Sumber : Effendy, 2002:253

Universitas Sumatera Utara

Jika substitansi teori diatas dihubungkan dengan penelitian mengenai pengaruh situs porno terhadap persepsi remaja tentang seks pranikah di kalangan pelajar Kota Medan, maka hubungannya dengan teori S-O-R dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah tentang situs porno. 2. Organisme (komunikan) yang menjadi sasaran adalah pelajar SMA Kota Medan yang mengetahui tentang hal yang berkaitan dengan situs porno, yang dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XI di SMAN 3 Medan, SMA Panca Budi dan SMA Shafiyyatul Amaliyyah. 3. Respon (efek) yang dimaksud adalah persepsi pelajar SMA Kota Medan tentang seks pranikah.

I.7 Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran yang rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2001:40). Pembatasan konsep dalam penelitian ini tidak saja untuk menghindari salah maksud dalam memahami konsep penelitian dalam penelitian, tetapi batasan konsep diperlukan untuk penjabaran variabel penelitian maupun indikator variabel (Bungin,2005:92).

Universitas Sumatera Utara

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain bahkan sana sekali tidak ada atau tidak muncul (Nawawi, 2001:57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah situs porno yang meliputi semua aplikasi yang terdapat dalam sebuah situs porno, baik itu download video maupun chat room. 2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 2005:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi remaja tentang seks pranikah. 3. Variabel antara (Z) Variabel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antar variabel terikat. Variabel antara pada penelitian ini adalah karakteristik responden.

I.8 Model Teoritis Berdasarkan kerangka konsep di atas maka dapat dibentuk model teoritis sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Variabel Bebas (X) Situs porno

Variabel Terikat (Y) Persepsi remaja

Gambar 2 Model Teoritis

I.9 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait yaitu sebagai berikut: Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Teoritis 1. Variabel Bebas (X) Situs Porno

Variabel Operasioanal Daya hibur Daya sambung Koleksi informasi Pengemasan situs Aplikasi situs

2. Variabel Terikat (Y) Persepsi Remaja

Sensasi (penginderaan) Atensi (perhatian) Interpretasi (tafsiran)

3. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

Jenis kelamin Uang saku Frekuensi Durasi

Universitas Sumatera Utara

I.10 Defenisi Variabel Operasional Defenisi operasional memberikan makna pada konstruk atau variabel dengan cara menetapkan aktivitas-aktivitas operasi yang diperlukan untuk mengukurnya (Bulaeng, 2004:60). Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Maka variabel-variabel dalam operasionalisasi penelitian ini didefenisikan sebagai berikut: 1. Variabel bebas (situs porno), terdiri dari : a. Daya hibur, yaitu kemampuan yang dimiliki situs-situs porno sebagai sarana hiburan yang menarik bagi penggunjung situs tersebut. b. Daya sambung, yaitu kemampuan situs-situs porno untuk membuat penggunjung melakukan kunjungan terus-menerus ke situs porno tersebut. c. Koleksi informasi, yaitu kumpulan informasi yang diperoleh pengunjung situs porno baik informasi positif maupun informasi negatif. d. Pengemasan situs, yaitu cara owner dari situs-situs porno tersebut menampilkan situsnya sehingga menarik banyak user internet untuk mengunjungi situsnya. e. Aplikasi situs, yaitu adanya fasilitas di dalam situs tersebut yang dapat dipilih oleh para pengunjung situs, dimana fasilitas tersebut membuat pengujung situs semakin tertarik untuk mengunjungi

Universitas Sumatera Utara

situs tersebut, dapar berupa chat room, download video,watch video, user login, dll. 2. Variabel terikat (persepsi remaja), terdiri dari : a. Sensasi (penginderaan), melalui indera penglihatan informasi diterima, dimana informasi yang dimaksud adalah tentang adanya situs porno. b. Atensi (perhatian), adanya perhatian responden untuk mengakses situs porno. c. Interpretasi (tafsiran), setelah mengakses situs porno maka muncul interpretasi yang berbeda-beda dalam diri responden tentang apa yang baru saja dilihat selama mengakses situs porno. 3. Variabel antara (karakteristik responden), terdiri dari : a. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita b. Uang saku, yaitu jumlah uang saku yang diterima/dimiliki responden, baik per hari, per minggu atau per bulan. c. Frekuensi, yaitu tingkat keseringan responden mengunjungi situs porno. d. Durasi, yaitu lama waktu yang dihabiskan responden untuk mengakses internet dalam sehari.

I.11 Hipotesis Secara etimologis hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan

Universitas Sumatera Utara

kesimpulan yang belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis yaitu dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan (Bungin, 2005:90). Hipotesis adalah jawaban-jawaban yang tentatif terhadap tujuan-tujuan studi (Lubis, 1998:43). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat pengaruh antara situs porno dengan persepsi remaja tentang seks pranikah di kalangan pelajar SMA Kota Medan. Ha :

Terdapat pengaruh antara situs porno dengan persepsi remaja tentang seks pranikah di kalangan pelajar SMA Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara