Chapter I.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

41 downloads 301 Views 480KB Size Report
Nasional di Hotel Grend Antares Medan, menyatakan masyarakat Indonesia yang ... bangsa yang terbuka terhadap pengaruh budaya bangsa asing. Adanya  ...
BAB I

PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era globalisasi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan bahasa. Mudahnya informasi yang diperoleh, baik melalui media cetak, elektronik, maupun interaksi sosial dapat menyebabkan terjadinya perubahan bahasa. Adanya kontak antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain dapat memungkinkan terjadinya interferensi bahasa. Dengan demikian, salah satu perubahan bahasa adalah adanya interferensi bahasa. Sejalan dengan itu, Alwasilah (1985:132) mengatakan bahwa setiap bahasa akan mengalami perubahan selama bahasa itu masih dipakai. Seringkali perubahan ini tidak kita sadari. Salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya perubahan bahasa karena pengaruh pemakaian bahasa lain. Hal ini sesuai dengan makna interferensi yang berarti adanya saling mempengaruhi antarbahasa. Pengaruh ini biasanya terlihat dalam peminjaman kosa kata dari bahasa lain. Zabadi (2009:2) dalam makalahnya yang disampaikan pada Seminar Nasional di Hotel Grend Antares Medan, menyatakan masyarakat Indonesia yang berada dalam situasi kedwibahasaan sehingga memungkinkan terjadinya alih kode (code-swithing), campur code (code-mixing), atau interferensi (interference). Di

Universitas Sumatera Utara

dalam keadaan seperti inilah bahasa Indonesia yang mereka pakai sering tidak lagi baik dan benar berdasarkan ukuran pemakaian kaidah bahasa Indonesia. Gejala ini menyebabkan perubahan situasi tindak tutur dari penggunaan bahasa daerah ke nasional, nasional ke daerah, nasional ke asing, atau asing ke nasional. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan bangsa sehingga mengakibatkan adanya multibahasa. Di samping itu bangsa Indonesia tergolong bangsa yang terbuka terhadap pengaruh budaya bangsa asing. Adanya multibahasa bahasa dan pengaruh budaya bangasa asing dapat mengakibatkan kontak bahasa antara bahasa yang satu dengan bahasa lain sehigga tidak terelakkan terjadi interferensi bahasa. Kota Medan merupakan kota besar yang tidak menutup kemungkinan terjadinya interferensi bahasa. Mayarakat Kota Medan termasuk masyarakat bilingual dan multilingual yang dapat mengakibatkan adanya interferensi bahasa. Di dalam pengamatan sepintas ada kecenderungan masyarakat kota besar, termasuk Kota Medan, menggunakan bahasa asing, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan. Begitu pula halnya interferensi bahasa tidak hanya terjadi pada bahasa lisan tetapi bahasa tulisan. Tidak dapat dipungkiri bahwa interferensi bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia sangatlah tinggi, baik pada tataran fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Contoh interferensi pada tataran fonologi antara lain singkatan ‘acc’ diucapkan [a-sese] seharusnya dalam bahasa Indonesia diucapkan [a-c-c], singkatan ‘ac’ diucapkan [a-se] seharusnya dalam bahasa Indonesia [a-c]. Singkatan acc dan ac merupakan

Universitas Sumatera Utara

interferensi dari bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Ada pula bahasa Indonesia yang terinterferensi fonologi bahasa asing, contohnya ‘kecapnya kecap abc’ di mana pengucapan ‘a-b-c’ diucapkan dengan [a-b-se,] seharusnya [a-b-c]. Contoh pada tataran morfologi adalah nama badan usaha perhotelan antara lain ‘Garuda Hotel’ seharusnya ‘Hotel Garuda’, dan ‘Hotel Grand Angkasa’ seharusnya ‘Hotel Angkasa Agung’. Contoh lain, Rumah Makan ACC. Banyak orang menggucapkannya Rumah Makan [a-se-se]. Contoh pada tataran sintaksis banyak terlihat pada penggunaan bahasa di tempat umum, seperti ‘No Smoking’ yang memiliki padanan dalam bahasa Indonesianya adalah ‘Dilarang Merokok’ Di samping itu, dalam sejarah pemberian Anugerah Bahasa bernama Adibahasa yang diberikan oleh Pusat Bahasa, ternyata Provinsi Sumatera Utara tidak pernah mendapatkannya. Hal ini disebabkan Provinsi Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, dinyatakan tidak tertib dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam surat-menyurat kedinasan maupun penulisan nama badan usaha. Khususnya, pemakaian bahasa pada nama badan usaha, masih banyak yang menggunakan bahasa asing. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Balai Bahasa Medan. Syarfina, dkk. (2009:61) menyebutkan masyarakat Kota Medan banyak melihat kata/istilah asing pada papan nama, papan reklame, nama gedung, spanduk dan lain-lain. Sebenarnya, mereka kurang bangga dengan banyaknya penggunaan kata asing di Kota Medan atau di sekitar tempat tinggalnya. Walaupun mereka suka

Universitas Sumatera Utara

menggunakan kata/istilah asing, mereka setuju pemerintah mengimbau para usahawan dan masyarakat menggunakan kata dari bahasa Indonesia untuk menamai papan nama atau papan reklame. Data di atas menunjukkan bahwa interferensi bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia tidak dapat dihindari. Tingginya interferensi bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia mengakibatkan melemahnya jatidiri bahasa Indonesia. Hal itu karena interferensi bahasa akan mengakibatkan penyimpangan kaidah bahasa Indonesia, baik kaidah fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengindonesiaan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini merupakan pertaruhan harga diri bahasa Indonesia, seperti diungkapkan Badudu (1995:19) dengan adanya interferensi tersebut, kadang-kadang menguntungkan bahasa Indonesia, namun ada juga yang merugikan karena menyimpang dari struktur bahasa Indonesia. Sejalan dengan itu, dalam UUD 1945, Pasal 36, menyebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Hal ini berarti bahasa Indonesia harus dipelihara dan setiap warga negara wajib turut membinanya. Secara kelembagaan, pemerintah mendirikan Pusat Bahasa sebagai lembaga resmi untuk melakukan pembinaan bahasa Indonesia, seperti dengan membuat Rancangan Undang-Undang Kebahasaan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Ruang lingkup kebahasaan terdiri dari lima bab. Bagian kesatu, Umum tertuang dalam pasal 25;

Universitas Sumatera Utara

bagian kedua, Penggunaan Bahasa Indonesia tertuang dalam pasal 26-40; bagian ketiga, Pengembangan, Pembinaan, dan Perlindungan Bahasa Indonesia, tertuang dalam pasal 41-43; bagian keempat, Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia tertuang dalam pasal 44; bagian kelima, Lembaga Kebahasaan tertuang dalam pasal 45. Selanjutnya undang-undang yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia pada nama badan usaha terdapat dalam pasal 36 ayat 3 berbunyi, “Bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman, perkantoran, kompleks, perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia.” Jika diamati saat ini, adanya kecenderungan penulisan papan nama badan usaha swasta di Kota Medan menggunakan bahasa asing, baik dalam tataran fonologi, gramatikal, leksikal, dan semantik. Secara kualitatif, penulisan nama badan usaha dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan peraturan yang berlaku dalam penggunaan bahasa asing di Indonesia. Hal ini disebabkan kecenderungan menggunakan bahasa asing pada nama badan usaha memiliki alasan tersendiri bagi pengusaha. Secara

kuantitatif,

penggunaan

bahasa

yang

terinterferensi

tersebut

bergantung pada sikap bahasa pengusaha yang senang menggunakan bahasa asing, meniru jenis usaha lain, mengikuti tren masa kini, tidak mengetahui padanan bahasa asing dalam bahasa Indonesia, memudahkan masyarakat dalam mengingat nama usaha, tuntutan zaman dan teknologi, memiliki nilai prestise, dan mengundang

Universitas Sumatera Utara

ketertarikan konsumen. Oleh karena itu, penyelidikan faktor yang menyebabkan interferensi dari segi usia dan penghasilan, jenis kelamin, pendidikan, dan keturunan menjadi bagian dari kajian ini. Dengan demikian, penggunaan bahasa asing di wilayah Indonesia, khususnya Kota Medan, sebagai kajian interferensi menemukan alat bukti yang konkret dalam usaha penertiban bahasa asing di tempat umum, sekaligus usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam penulisan nama badan usaha, kawasan, dan bangunan serta nama dan merek dagang. Berdasarkan hal di atas, perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan interferensi dan sikap bahasa asing pengusaha dalam penulisan nama badan usaha swasta di Kota Medan.

1.7 Pembatasan Masalah Berdasarkan asumsi-asumsi dan temuan di atas, penelitian ini mengangkat permasalahan interferensi bahasa asing pada nama badan usaha swasta di Kota Medan. Di dalam penelitian ini, bahasa yang terinterferensi adalah bahasa Indonesia.

1.8 Perumusan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan, kajian ini hanya difokuskan pada masalah pemakaian bahasa pada nama badan usaha swasta di Kota Medan. Untuk itu, dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Pada tataran bahasa, interferensi apakah yang muncul dalam penulisan nama badan usaha swasta di Kota Medan? 2. Mengapa terjadi interferensi bahasa asing dalam penulisan nama badan usaha swasta di Kota Medan? 3. Bagaimanakah hubungan jenis kelamin, pendidikan, usia, keturunan dan penghasilan terhadap sikap bahasa pengusaha dalam penggunaan bahasa asing pada penulisan nama badan usaha swasta di Kota Medan?

1.9 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interferensi bahasa asing dalam penggunaan nama badan usaha swasta. Untuk itu, tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan tataran bahasa yang terinterferensi dalam penulisan nama badan usaha swasta di Kota Medan . 2. Untuk mendeskripsikan penyebab terjadinya interferensi bahasa asing dalam penulisan nama badan usaha swasta di Kota Medan. 3. Untuk mendeskripsikan hubungan jenis kelamin, pendidikan, usia, keturunan dan penghasilan terhadap sikap bahasa pengusaha dalam penggunaan bahasa asing pada penulisan nama badan usaha swasta di Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoritis, temuan penelitian bermanfat dalam pengembangan ilmu bahasa, terutama berkaitan dengan hal berikut ini: 1. Bagi ilmu linguistik, khususnya ilmu sosiolinguistik, kajian ini bermanfaat untuk memperkaya kajian kebahasaan di Indonesia, khususnya dalam kajian interferensi. 2. Hasil kajian ini menjadi referensi bagi penelitian sosiolinguistik selanjutnya, khususnya di Kota Medan. 3. Hasil kajian ini berguna untuk melihat pergeseran dan perkembangan bahasa yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi, budaya, politik, dan sosial.

1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, temuan penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pembinaan dan pengembangan bahasa, terutama berkaitan dengan hal berikut ini: 1. Bagi masyarakat penutur bahasa Indonesia di Kota Medan, hasil kajian ini merupakan informasi yang bermanfaat untuk tetap menggunakan bahasa Indonesia yang baik pada penulisan nama badan usaha.

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi pemerintah, hasil kajian ini bermanfaat bagi pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan dalam penertiban penggunaan bahasa asing di tempat umum, khususnya pada papan nama badan usaha swasta. 3. Bagi masyarakat, hasil kajian ini menjadi pedoman dalam pemakaian bahasa asing yang diindonesiakan, khususnya dalam penulisan nama badan usaha.

Universitas Sumatera Utara