Chapter I.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

25 downloads 66 Views 265KB Size Report
Berdasarkan pengamatan penulis, setiap tahun soal mengenai Ejaan yang ... Lumbantoruan yang membahas soal-soal semantik dalam UMPTN 1898 sampai.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka kehidupan manusia akan kacau. Sebab dengan bahasalah manusia dapat menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya. Jadi, dengan adanya bahasa, manusia dapat menerima informasi antarsesamanya. Selain berfungsi sebagai ungkapan ekspresi, bahasa juga berfungsi sebagai sarana pengajaran. Proses belajar mengajar tidak akan berjalan tanpa adanya suatu media pengantar yaitu bahasa. Bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting di negara Republik Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara yang telah ditetapkan dan dikukuhkan dalan Sumpah Pemuda tahun1928 dan UUD 1945, BAB XV pada pasal 36. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan bangsa, identitas nasional dan alat perhubungan antardaerah. Fungsi bahasa Indonesia sebagai sebagai bahasa negara adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dunia pendidikan, alat perhubungan tingkat nasional, alat pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta teknologi. Oleh karena pentingnya bahasa Indonesia maka di dunia pendidikan, baik negeri maupun swasta, bahasa Indonesia dicantumkan sebagai mata pelajaran wajib mulai dari sekolah dasar sampai ke sekolah menengah umum, dan pada

1

Universitas Sumatera Utara

perguruan tinggi bahasa Indonesia dicantumkan sebagai mata kuliah pilihan dalam kumpulan mata kuliah ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelajaran bahasa Indonesia bagi pelajar SMA dan sederajat, khususnya bagi kelas tiga, sangat penting karena setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA, mereka akan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Salah satu pilihan yang akan mereka ikuti adalah melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri (PTN). Untuk mengikuti pendidikan di PTN mereka akan diseleksi melalui suatu tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Dalam SPMB, ujian terbagi dua, yaitu tes kemampuan dasar dan tes kemampuan kuantitatif dan verbal. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang akan diujikan dalam tes kemampuan dasar. Ujian bahasa Indonesia pada tes tersebut berupa bidang kesusastraan dan bahasa (linguistik). Bidang bahasa dibagi lagi atas beberapa topik seperti dalam tabel 1. Berdasarkan pengamatan penulis, setiap tahun soal mengenai Ejaan yang Disempurnakan selalu muncul minimal tiga soal mulai tahun 2001sampai 2007. Dengan demikian tentu saja pengetahuan tentang EyD sangat relevan untuk dipahami sehingga soal ujian tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Berikut ini adalah tabel jumlah soal bahasa Indonesia yang muncul mulai tahun 2001 sampai 2007.

2

Universitas Sumatera Utara

TABEL I JUMLAH SOAL BAHASA INDONESIA YANG MUNCUL TIAP TAHUN DARI SPMB 2001 SAMPAI DENGAN SPMB 2007

No Topik

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

1

Paragraf

5

8

8

7

6

3

6

2

Kesusastraan

2

0

1

0

0

1

0

3

Sintaksis

10

7

3

3

3

6

3

4

Morfologi

10

4

4

2

2

3

2

5

EyD

3

3

4

5

6

7

10

6

Semantik

3

3

2

3

2

2

3

7

Pragmatik

0

0

1

2

4

2

0

8

Gaya Bahasa

1

0

0

1

0

0

0

9

Penalaran

1

0

2

2

2

1

1

35

25

25

25

25

25

25

Jumlah Soal

Penelitian ini berjudul

Analisis Soal-Soal Ejaan yang Disempurnakan

dalam SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A. Peneliti tertarik pada judul tersebut karena penelitian ini akan menganalisis soal-soal ejaan yang sudah diujikan kepada pelajar yang memperebutkan kursi di PTN dan akan memberikan cara penyelesaian, dimana para pebuat soal tidak pernah memberikan penyelesaian soal setelah selesai diujikan. Penelitian seperti ini juga pernah dilakukan oleh Badia Parulian Lumbantoruan yang membahas soal-soal semantik dalam UMPTN 1898 sampai

3

Universitas Sumatera Utara

dengan UMPTN 1996 dan Rencus Sinabariba yang membahas soal-soal morfologi dalam UMPTN 1996 sampai dengan SPMB 2003. Penelitian tersebut berlandaskan teori pada bidang semantik dan morfologi, sedangkan penelitian ini berdasarkan pada teori bidang Ejaan yang Disempurnakan.

1.1.2 Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana model dan penyelesaian dari soal-soal EyD yang diujikan setiap tahun pada SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A? 2. Sampai sejauh mana soal-soal EyD yang diujikan setiap tahun pada SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A?

1.2 Batasan Masalah Demi tercapainya pembahasan yang terarah, penulisan suatu karangan ilmiah membutuhkan pembatasan masalah. Pembatasan masalah itu mengarahkan penulis untuk menganalisis masalah yang hendak dipaparkan sehingga penulis terhindar dari kesimpangsiuran. Masalah Ejaan yang Disempurnakan merupakan bidang ilmu yang sangat luas untuk dianalisis. Maka dari itu, berdasarkan judul penelitian yang penulis pilih, yaitu “Analisis Soal-Soal Ejaan yang Disempurnakan dalam SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A” maka batasan masalah dalam penelitian ini hanya menitikberatkan pada hal-hal yang berhubungan dengan soal-soal tersebut.

4

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Setiap penelitian haruslah mempunyai tujuan tertentu yang akan memberikan arah pada proses pelaksanaan sebuah penelitian. Hal ini penting agar tujuan yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui model dan penyelesaian dari soal-soal Ejaan

yang

Disempurnakan yang diujikan pada SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A. 2. Memahami

sampai

sejauh

mana

kaidah-kaidah

Ejaan

yang

Disempurnakan digunakan dalam SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A.

1.3.2 Manfaat Penelitian A. Manfaat Umum Manfaat umum dari penelitian ini adalah sebagai upaya pembinaan terhadap penutur bahasa agar mereka mampu menggunakan bahasa Indonesia secara benar, terutama dalam bahasa tulisan yang harus mematuhi kaidah-kaidah dalam Ejaan yang Disempurnakan. B. Manfaat Khusus Manfaat khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini dapat memberikan model soal-soal Ejaan yang Disempurnakan yang diujikan tiap tahunnya dari SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A.

5

Universitas Sumatera Utara

2. Penelitian ini dapat memberikan cara penyelesaian dari soal-soal Ejaan yang Disempurnakan yang diujikan pada SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A. 3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang ingin mengajar bahasa Indonesia baik di sekolah maupun di bimbingan belajar, khususnya

pada bidang Ejaan yang Disempurnakan untuk tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.

1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode penelitian adalah cara kerja yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah penelitian ilmiah haruslah berdasarkan fakta-fakta untuk mendukung kebenaran sedangkan metode adalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu yang bersangkutan. Data penelitian ini adalah data tertulis, berupa kumpulan soal bidang Ejaan yang Disempurnakan dalam SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A. Oleh karena itu, metode pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode simak. Disebut “metode simak” atau penyimakan karena berupa penyimakan, dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. (Sudaryanto, 1993:133). Selanjutnya untuk menggunakan metode simak digunakan teknik sadap sebagai teknik dasar. Dikatakan teknik sadap sebab peneliti secara langsung mengumpulkan soal ujian masuk perguruan tinggi (PTN) yang penulis peroleh

6

Universitas Sumatera Utara

dari kumpulan soal SPMB 2001 sampai dengan 2007. Selanjutnya digunakan teknik catat untuk mencatat data yang diperoleh dari teknik-teknik sebelumnya.

1.4.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data Metode yang digunakan dalam pengkajian data penelitian ini adalah metode padan. Penelitian ini menggunakan metode padan karena alat penentunya di luar, terlepas

dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan

(Sudaryanto, 1933:13). Teknik yang digunakan adalah teknik kepustakaan. Soal-soal EyD tersebut akan dianalisis untuk mengetahui model soal-soal yang muncul setiap tahun beserta cara penyelesaian soal tersebut berdasarkan referensi yang penulis peroleh dari studi pustaka.

1.5 Landasan Teori 1.5.1 Pengertian Ejaan yang Disempurnakan Berdasarkan etimologi kata, kata ejaan berasal dari kata dasar eja, yang berarti melafalkan huruf-huruf atau lambang-lambang bunyi bahasa. Parlaungan Ritonga (2005:30) mengemukakan bahwa pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yakni segi khusus dan segi umum. Secara khusus ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang sudah disusun menjadi kata, frase atau kalimat sedangkan secara umum, ejaan berarti keseluruhan dan penggabungan yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca. Dengan demikian, ejaan itu pada dasarnya mencakup penulisan huruf,

7

Universitas Sumatera Utara

penulisan kata termasuk singkatan, akronim, lambang bilangan dan penggunaan tanda baca. Kaidah ejaan bersifat normatif karena melibatkan pertimbangan salah dan benar berdasarkan norma tertentu. Misalnya, kata asing passive dan active, menurut kaidah diserap menjadi pasif dan aktif. Jika pemakaian itu mengikuti kaidah, penulisan itu dipandang benar. Tetapi jika ditulis dengan pasiv dan aktiv, penulisan itu tentu dipandang salah karena tidak menaati kaidah yang telah disepakati. Ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam perkembangannya, sistem ejaan di Indonesia banyak mengalami perubahan. Ejaan yang pertama sekali dipakai adalah Ejaan Van Ophuysen kemudian berganti menjadi Ejaan Republik, dan yang terakhir adalah Ejaan yang Disempurnakan. Inilah ejaan yang kita pakai sampai sekarang.

1.5.2 Kaidah-Kaidah dalam Ejaan yang Disempurnakan Penelitian ini berpedoman pada sebuah buku berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang lazim disebut EyD mulai berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972 dan diresmikan dalam Sidang DPR yang diperkuat dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Adapun cakupan-cakupan dalan Ejaan yang Disempurnakan adalah sebagai berikut.

8

Universitas Sumatera Utara

1. Pemakaian Huruf , termasuk Huruf Kapital dan Huruf Miring a. Huruf kapital Huruf kapital digunakan untuk menuliskan : 1. huruf pertama kata pada awal kalimat; 2. awal nama suku, bangsa, bahasa; 3. awal nama hari, bulan, tahun; 4. awal nama pangkat, jabatan, gelar bila diikuti nama orang ataupun nama wilayah; 5. awal nama gelar keagamaan; 6 awal nama khas geografi; 7. awal petikan langsung; 8. awal nama dokumen asli; 9. awal singkatan bila menggunakan huruf awal tiap kata; 10. awal singkatan kata akronim berupa akronim dari nama suatu program; 11. awal tiap kata judul karangan, buku, novel, kecuali kata tugas. Namun bila kata tugas itu ditulis di awal judul, maka ditulis juga dengan huruf kapital. 12. awal kata sapaan; dan 13. ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan. b. Huruf miring Huruf miring digunakan untuk : 1. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan-karangan; 2. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata; dan

9

Universitas Sumatera Utara

3. menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. 2.Penulisan Gabungan Kata a. Kata maha 1. Kata maha ditulis serangkai bila diikuti kata dasar kecuali kata Maha Esa, 2. Kata maha ditulis terpisah bila diikuti kata berimbuhan. b. Gabungan Kata Berimbuhan 1. Gabungan kata yang dilekati oleh awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. 2. Gabungan kata yang dilekati awalan atau akhiran saja ditulis terpisah. 3. Gabungan kata seperti : antar, anti , non , tuna, pasca, panca, tata, sub, halal, peri, dituliskan serangkai. 3. Penulisan Tanda Baca a. Tanda titik (.) Tanda titik dipakai pada : 1. akhir kalimat berita; 2. memisah jam, menit, dan detik; 3. memisah bilangan ribuan, jutaan, dan seterusnya bila menyatakan jumlah; 4. akhir singkatan : a. nama orang b. gelar akademik c. gelar keagamaan d. pangkat dan jabatan

10

Universitas Sumatera Utara

e. kata sapaan f. kata-kata yang sudah sangat umum seperti : u.b. (untuk beliau) a.n. (atas nama) s.d. (sampai dengan) dkk.(dan kawan-kawan) dll. (dan lain-lain) Tanda titik tidak dipakai pada : a. Akhir judul; b. Memisah ribuan, jutaan, yang tidak menyatakan jumlah; c. Akhir singkatan a) Lembaga umum b) Akronim c) Lambang kimia d) Satuan mata uang e) Satuan ukuran isi

b. Tanda koma (,) Tanda koma dipakai untuk penulisan berikut ini : 1. memisah unsur pemerincian yang sudah terdiri atas tiga unsur atau lebih; 2. memisah bilangan desimal; 3. memisah rupiah dengan sen;

11

Universitas Sumatera Utara

4. memisah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung tetapi dan melainkan; 5. memisah anak kalimat yang mendahului induk kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat; dan 6. memisah nama dengan gelar yang mengikutinya. c. Tanda petik dua (“…”) Tanda petik dua dipakai untuk : 1. mengapit petikan langsung; 2. mengapit judul syair, puisi, artikel, ataupun karangan ilmiah; dan 3. mengapit sebutan khusus/julukan/gelar-gelaran dalam kalimat. d. Tanda petik tunggal ( ‘…’ ) Tanda petik tunggal digunakan untuk : 1. mengapit terjemahan istilah asing, dan 2. mengapit petikan dalam petikan. e. Huruf miring/garis bawah Huruf miring/garis bawah digunakan untuk : 1. menulis nama buku, majalah dan surat kabar dalam tulisan; 2. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompak kata; 3. menuliskan nama-nama ilmiah; 4. menuliskan ungkapan atau kata asing yang belum disesuaikan ejaannya ke dalam bahasa Indonesia.

12

Universitas Sumatera Utara

4. Penulisan Singkatan dan Akronim 4.1 Singkatan Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Berikut ini adalah aturan dalam penulisan singkatan. a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contoh : Prof. A.S. Kramawijaya, S. E. Drs. Muh. Yamin b. Singkatan

nama

resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan

atau organisasi, serta nama dokumen

resmi yang terdiri atas huruf awal

kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Contoh : DPR

Dewan Perwakilan Rakyat

PGRI

Persatuan Guru Republik Indonesia

GBHN

Garis-Garis Besar Haluan Negara

c. Singkatan umum yang terdiri atas satu sampai dua huruf diikuti satu atau dua tanda titik, tetapi jika terdiri dari tiga huruf atau lebih maka diikuti satu tanda titik saja. Contoh : a.n. (atas nama)

Yth. (Yang terhormat)

d.a. (dengan alamat)

hlm. (halaman)

d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh : Fe

Ferrum

kg

kilogram

cm

centimeter

Rp

Rupiah

4.2 Akronim Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Berikut ini aturan dalam penulisan akronim. a. Akronim nama

diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata

ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh : IKIP

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

13

Universitas Sumatera Utara

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh : Bappenas Kowani

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kongres Wanita Indonesia

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh : pemilu

pemilihan umum

radar

radio detecting and ranging

tilang

bukti pelanggaran

5. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan Penulisan angka dan lambang bilangan dituliskan dengan tiga syarat, yaitu: a. Bila dibaca satu sampai dua kata harus ditulis huruf; b. Bila dibaca tiga kata atau lebih harus ditulis dengan angka dan harus terletak di tengah kalimat; dan c. Dalam kalimat pemerincian semua kalimat ditulis dengan angka baik satu ataupun dua kata ataupun lebih. 6. Penulisan Partikel a. Partikel lah, kah ditulis serangkai. b. Partikel per ditulis serangkai kecuali bila bermakna : 1. mulai Contoh : Gaji pegawai negeri akan dinaikkan per 1Juni 2008. 2. demi Contoh : Pengunjung diharap masuk satu per satu. 3. tiap Contoh : Pengunjung yang hendak masuk dikenakan biaya Rp 2.000,00 per kepala.

14

Universitas Sumatera Utara

c. Partikel pun Partikel pun pada umumnya ditulis terpisah kecuali yang tergabung dalam kata-kata berikut ini. ·

adapun

·

andaipun

·

ataupun

·

betapapun

·

biarpun

·

bagaimanapun

·

kalaupun

·

kendatipun

·

meskipun

·

maupun

·

sungguhpun

·

sekalipun

·

walaupun

Selain kata-kata di atas, partikel pun yang mengandung arti juga ataupun saja ditulis terpisah. Contoh : Siapa pun yang datang harap melapor. Apa pun yang ia katakan kami tidak perduli. Semua ketentuan-ketentuan di atas telah dibuat berdasarkan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

15

Universitas Sumatera Utara