dasar teknologi informasi dan komunikasi program studi ... - File UPI

97 downloads 164 Views 153KB Size Report
seperti mencari keuntungan atau mencemarkan nama baik seseorang. Sebagai contoh ... Dari sini potensi memunculkan salah kaprah atau kondisi yang negatif karena masyarakat kita .... Dalam bidang teknologi informasi ini memiliki etika, diantaranya : 1. ... informasi misalkan di bidang jasa pelayanan kesehatan. Institusi ...
DASAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI RANGKUMAN

Dosen: Drs Waslaludin, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 5 Keminatan IPA B Helmi Asyari (1003557)

Siti Komariah (1004041)

Hinhin Hydiani (0907105)

Maria Grecya F.M (1003360)

Lia Yuliawati (1003467)

Yulia Susanti (1003465)

Melli Rachmayanti (1003558)

Susan Sri Astuti (1003382)

Tia Rianti R. (1003464)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2012

A. PENGANTAR

Semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi, menyebabkan semakin derasnya arus informasi yang dapat diakses oleh masyarakat. Kini, tidak hanya ahli komputer yang dapat mengakses informasi, namun masyarakat awam juga dapat menikmati informasi-informasi yang tersedia. Salah satu media yang paling sering digunakan sebagai sarana penyebaran informasi adalah dengan menggunakan jaringan komputer. Jaringan ini dapat berupa LAN, WAN, MAN, bahkan internet. Saat ini, internet merupakan media pertukaran informasi dengan jumlah dan variasi pengguna paling banyak. Pertukaran informasi dapat dilakukan dalam bentuk berita, forum, blog, pertukaran data digital, bahkan melalui situ-situs jejaring sosial. Salah satu alasan banyaknya masyarakat yang memilih internet sebagai sumber informasi adalah informasi bisa didapatkan secara murah, bervariasi, dan tidak membosankan. Bandingkan dengan mencari informasi dari sebuah buku, yang pastinya akan memakan waktu, biaya, dan dapat menimbulkan kejenuhan. Dalam perkembangannya, informasi yang beredar di internet tidak hanya berisi informasi yang benilai positif. Banyak diantaranya dilakukan dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu seperti mencari keuntungan atau mencemarkan nama baik seseorang. Sebagai contoh, maraknya pornografi di dunia maya. Sebagai salah satu media penyedia informasi yang paling atraktif, internet kerap kali dijadikan media untuk mendistribusikan konten-konten pornografi. Tidak hanya melalui situs-situs tertentu, tapi juga dapat dilakukan melalui forum. Pengaksesan situssitus ini oleh mereka yang belum cukup umur dan tidak mengerti, dapat menyebabkan degradasi moral. Hal ini merupakan salah satu contoh pentingnya etika dalam teknologi informasi. Etika merupakan pegangan bagi seseorang untuk bertindak dan memahami baik buruk perbuatannya. Sekarang, banyak orang yang tidak mengindahkan etika, terbukti dari kasus di atas. Pada dasarnya teknologi informasi ditujukan untuk memudahkan kehidupan yang kita jalani bukan sebaliknya merepotkan bahkan mengganggu kenyamanan hidup. Penggunaan teknologi sekarang dapat menjadi ajang berpromosi, namun juga menjadi ajang penipuan sehingga membuat privasi kita terganggu. Untuk hal ini sudah sepatutnya operator seluler juga memberikan perhatian serius terhadap persoalan ini dan melakukan langkah-langkah antisipatif. Selanjutnya sangat wajar kita mendapat perlindungan secara privasi dari segala macam gangguan dan sejenisnya. Kemajuan teknologi memang mengisyaratkan perlunya perlindungan

menyeluruh akan informasi jati diri kita agar tidak disalahgunakan untuk keperluan-keperluan yang mengganggu privasi kita. Seiring perkembangan dan penetrasi teknologi informasi tersebut ke masyarakat muncul pula visi dan budaya dalam menggunakan teknologi informasi ke dalam berbagai hal. Dari sini potensi memunculkan salah kaprah atau kondisi yang negatif karena masyarakat kita kurang perhatian terhadap konsep awal ketika melakukan lompatan dan percepatan penyerapan teknologi informasi tersebut. Individu atau lembaga mulai menyerap internet sebagai tools dalam media komunikasi dan periklanan karena murah dengan jangkauan global, namun mulai pula terjadi hal-hal negatif seperti SPAM. Tanpa teknologi informasi kita mengenal periklanan di media cetak maupun media elektronik televisi dan radio, konsepnya adalah seseorang/lembaga menyiarkan dan masyarakat tanpa merasa terganggu bisa melihat/mendengar iklan tersebut, sebaliknya bentuk iklan non-teknologi informasi sangat mengganggu seperti penawaran yang dikirimkan ke rumah padahal kita tidak pernah meminta hal tersebut. Begitu pula di internet, analoginya sama yaitu pengguna internet tidak ingin rumahnya dipaksa dikirim penawaran oleh orang tidak dikenal. Layaknya periklanan yang dikirim ke rumah selama disepakati oleh kita bukan masalah, misalnya seperti kita mendaftar katalog dan buletin sebuah produk secara berkala. Di internet pun sama, misal kita tidak akan protes menerima e-mail dari satu iklan berkala, announcement ataupun bentuk lainnya karena telah sepakat untuk menerima e-mail tersebut, misalnya kita subscribe ke situs tertentu supaya kita menerima e-mail secara berkala dalam bentuk pengumuman atau reviu. Konsep kesepakatan menerima e-mail tersebut di dalam dunia web adalah push technology. Konsep ini muncul sekitar tahun 1998, dengan melakukan konfigurasi tertentu pada komputer kita dan informasi akan datang sendiri tanpa perlu kita yang aktif mengambilnya. Dari segi etika solusinya hanya satu yaitu share/publish melalui web atau media online, dan push jika memang ada kesepakatan individu penerima dengan pelaku bisnis. Kita memang butuh lompatan dan percepatan untuk mengejar ketinggalan, namun kita juga harus memperhatikan etika dan budaya, apalagi orang timur dikenal dengan keramahan dan kesantunannya. Open Source memberikan suatu solusi untuk permasalahan keluar dari ini. Di samping dapat menekan biaya operasi, menghindari masalah pembajakan, juga memberikan kesempatan untuk pengembangan teknologi lokal.

B. ETIKA DALAM MASYARAKAT INFORMASI

Etika berhubungan dengan nilai benar dan salah. Etika berkaitan dengan moral yang menentukan suatu perilaku baik atau buruk secara kontekstual. Dalam hal ini, etika diartikan sebagai aturan, mekanisme atau ketentuan yang menyatakan perilaku baik atau buruk dari para pelaku intelektual ketika mereka berbuat atau berinteraksi di masyarakat. Etika juga merupakan perhatian manusia yang memiliki kebebasan untuk memilih ketika dihadapkan pada beberapa pilihan. Beberapa konsep yang terkait sebagai berikut. 1. Pilihan etika adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang yang bertanggungjawab terhadap konsekuensi dari tindakannya. 2. Responsibility atau tanggungjawab artinya orang tersebut mampu menerima denda, tugas dan kewajiban sebagai akibat tindakannya. 3. Accountability adalah mekanisme untuk membebankan tanggungjawab atas keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukan 4. Liability adalah keberadaan hukum yang mengijinkan seseorang untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh aktor, sistem atau organisasi lainnya. 5. Due process adalah proses dimana hukum dikenal dan difahami, serta ada kemampuan ke otoritas yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa hokum diterapkan dengan benar.

Beberapa langkah yang dapat digunakan apabila kita dihadapkan dengan situasi yang memiliki isu etika : 1. Mengidentifikasi dan menjabarkan dengan jelas fakta-faktanya. 2. Mendefinisikan konflik atau dilema dan mengidentifikasi nilai-nilai yang lebih tinggi yang terlibat. 3. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait. 4. Mengidentifikasi pilihan-pilihan yang masuk akal untuk dilakukan. 5. Mengidentifikasi potensi konsekuensi dari pilihan yang diambil.

Beberapa prinsip etika yang telah berakar pada banyak kebudayaan yang tercatat dalam sejarah, yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan:

1. Melakukan hal untuk orang lain seperti apa yang di inginkan orang lain tersebut (The Golden Rule). 2. Menempatkan diri sendiri sebagai obyek dari keputusan yang akan diambil, dapat membantu berfikir tentang keadilan (fairness) dalam pengambilan keputusan. 3. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, maka tindakan tersebut tidak baik dilakukan oleh siapa saja. (Immanuel Kant’s Categorical Imperative). 4. Bertanya pada diri sendiri, “Jika semua orang melakukan hal ini, apakah organisasi atau masyarakat dapat bertahan?” 5. Tidak melakukan pengulangan untuk tindakan yang tidak dapat dilakukan berulang-ulang (Descartes rule of change). 6. Melakukan tindakan yang memiliki nilai yang tertinggi atau terbesar (The Ulititarian Principles). 7. Melakukan tindakan yang akan menghasilkan kerugian minimal atau biaya paling sedikit (Risk Aversion Principle). 8. Mengsumsikan bahwa seluruh obyek nyata atau tidak nyata adalah milik orang lain kecuali jika ada pernyataan tertentu yang menyatakan sebaliknya (No Free Lunch Rule).

Etika teknologi informasi berbeda peranan dari etika umum dari bidang tersebut. Teknologi informasi menitikberatkan pada masyarakat yang memiliki pengetahuan terbatas mengenai teknologi informasi untuk percaya pada ilmu pengetahuan.

Tujuan dan tanggung jawab bidang teknologi informasi antara lain : 1. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektivitas yang baik pada proses maupun produk kerja professional. 2. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja yang professional. 3. Memberikan secara menyeluruh dan mencermati perubahan yang terjadi pada sistem komputer dan kendalanya, termasuk menganalisa resiko yang mungkin terjadi. 4. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab. 5. Mengubah pandangan masyarakat tentang menggunakan sistem komputer serta konsekuensinya.

6. Mengakses sistem komputer dan sumber komunikasi hanya ketika diterbitkan oleh pembuat sistem operasi tersebut. Dalam bidang teknologi informasi ini memiliki etika, diantaranya : 1. Tidak menggunakan perangkat komputer untuk dan sekiranya membahayakan orang lain. 2. Tidak mencampuri pekerjaan komputer orang lain. 3. Tidak mengintip file orang lain. 4. Tidak menggunakan perangkat komputer untuk pekerjaan ilegal. 5. Tidak menggunakan perangkat komputer untuk membuat kesaksian palsu. 6. Tidak menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum di bayar. 7. Tidak menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi. 8. Tidak mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kita sendiri dan atau orang lain. 9. Selalu memikirkan akibat sosial dari program yang kita tulis. 10. Menggunakan perangkat komputer dengan cara yang menunjukkan tenggang rasa dan rasa penghargaan.

C. DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berfungsi untuk menghasilkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi tersebut dengan berbagai bentuk media dan format (image, suara, text, motion pictures, dsb). Dari pengalaman dan pengamatan, tahapan pemanfaatan teknologi informasi dimulai pada saat teknologi informasi dianggap sebagai media yang dapat menghemat biaya dibandingkan dengan metode konvensional, misalkan saja pemakaian mesin ketik, kertas, penghapus, tipe-x, proses editing, dan sebagainya cenderung tidak efisien. Sekarang dengan bantuan komputer kita bisa melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak (paperless). Lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file. Teknologi Informasi dapat menggantikan cara konvensional maka orang mulai melihat kelebihan lainnnya, misalnya menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat eletronik (email), pencarian data melalui search engine, chatting, mendengarkan musik, dan sebagainya. Dari manfaat yang didapatkan, teknologi informasi mulai digunakan dan diterapkan untuk membantu operasional dalam proses bisnis. Misalnya perusahaan dalam memberikan pelayanan

kepada pelanggan dengan menyediakan informasi jasa dan produk yang ditawarkan tanpa dibatasi waktu dan ruang. Perangkat keras dan lunak dapat mengelola data dan menghasilkan laporan secara lebih akurat dan menyeluruh. Dari level top management proses pengolahan data menjadi informasi dan akhirnya menjadi pengetahuan (knowledge) digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan sehingga keputusan yang diambil akan terstruktur dan terarah (Executive Decision Making). Pemanfaatkan teknologi infomasi sudah secara menyeluruh dan terpadu untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan effisiensi dan effektivitas perusahaan. Perkembangan teknologi informasi dengan pemerintah saat ini lebih dikenal dengan egovernment, tahapan penerapan teknologi informasi dikategorikan dalam tahapan persiapan, pematangan, pemantapan dan pemanfaatan. Saat ini Indonesia baru memasuki tahapan persiapan dan menuju ke arah pematangan. Jika kita bergantung sepenuhnya kepada pemerintah, jelas kita akan tertinggal jauh dan memakan waktu yang lama. Disini dituntut peranan kaum professional yang aktif untuk mensosialisasikan pemanfaatan teknologi di segala bidang. Salah satu yang merupakan terobosan kreatif adalah pemanfaatan open source sebagai platform dalam menciptakan aplikasi. Banyak hal yang menggembirakan sebagai dampak positif dari pemanfaatan teknologi informasi misalkan di bidang jasa pelayanan kesehatan. Institusi kesehatan menggunakan teknologi informasi untuk memberikan pelayanan secara terpadu dari pendaftaran pasien sampai kepada system penagihan yang bisa dilihat melalui internet. Sekarang banyak bermunculan polling atau layanan masyarakat dalam bentuk SMS (Short Message Service), termasuk juga untuk sistem perbankan. Namun kita sadari di sisi lain, kita sering mendengar dampak negatif dari pemanfaatan teknologi adalah jika anak-anak dijejali aneka permainan komputer, maka lama-kelamaan akan terjadi kerusakan di sebagian otaknya. Dibidang kriminalitas, walaupun belum ada penelitian yang kongkret tapi dapat dipercaya bahwa ada korelasi positif antara bermain permainan komputer dengan tingkat kejahatan di kalangan anak muda, khususnya permaian komputer yang banyak memuat unsur kekerasan dan pembunuhan. Di bidang perbankan, lebih mengkhawatirkan lagi penggunaan kartu kredit illegal (carding). Belum lagi perseteruan antara pembuat virus dan antivirus yang tidak pernah berhenti sepanjang masa. Yang

menjadi pertanyaannya selanjutnya adalah bagaimana kita harus menyikapi, apakah kita berdiam diri, atau ikut terlibat dalam perkembangan teknologi informasi. Dampak positif dan negatif dari suatu perkembangan teknologi adalah pilihan di tangan kita. Beberapa dampak negatif dari sistem informasi adalah : 1. Keseimbangan pembagian kekuasaan antara sentralisasi dan desentralisasi. 2. Kecepatan perubahan mengurangi waktu respon menghadapi persaingan. 3. Menjaga batas antara keluarga, pekerjaan dan liburan. 4. Ketergantungan terhadap sistem dan kerentanan sistem . 5. Kejahatan dan penyalahgunaan komputer. 6. Forensik komputer. 7. Potensi berkurangnya lapangan kerja. 8. Kesetaraan dan Akses : meningkatnya perpecahan diantara rasial dan kelas sosial . 9. Resiko kesehatan : Repetitive Stress Injury(RSI), Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Computer Vision Syndrome (CVS) dan Technostress . 10. Akuntabilitas dan kontrol (accountability and control) : Siapa yang dapat dan harus bertanggung jawab atas pelanggaran informasi dan hak milik individu dan kolektif.

D. PENTINGNYA ETIKA DAN MORAL

Etika dan moral dalam teknologi informasi dan komunikasi sangat dibutuhkan. Etika merupakan upaya untuk mewujudkan antara benar atau salah. Di Indonesia, etika dan moral dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi masih sangat kurang. Salah satu buktinya yaitu banyak terjadinya pembajakan. Di Indonesia pembajakan dapat dilakukan oleh siapun tanpa terkecuali. Pembajakan di Indonesia di dasari oleh beberapa faktor, salah satunya karena biaya. Masyarakat Indonesia cenderung melakukan pembajakan dikarenakan biaya. Dunia pendidikan ternyata banyak menggunakan software bajakan untuk operasional dan sarana belajar. Perguruan Tinggi juga telah melakukan pengabaian terhadap etika ini juga mungkin lembaga penelitian, dan departemen baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.

Ada empat trend teknologi yang meningkatkan isu-isu etika seperti : Sentralisasi pengembangan teknologi, yang terfokus pada tingkat nasional hanya dalam arti hubungan pusat dengan daerah. Seringkali pengembangan teknologi informasi mengalami hambatan dikarenakan dikuasainya suatu teknologi oleh suatu institusi tunggal. Negara-negara berkembang memiliki keterbatasan untuk mengembangkan teknologi. Baik dari segi kemampuan SDM, biaya maupun keterbatasan akses. Contoh PEMBAJAKAN menurut salah satu perusahaan perangkat lunak besar, Microsoft di Indonesia. Akan sulit sekali untuk pemain lokal untuk mengembangkan teknologinya tanpa membayar biaya lisensi yang tinggi. Open Source membuka jalan sehingga memungkinkan negara berkembang memiliki akses informasi yang lebar dan dapat melakukan pemanfaatan semaksimal mungkin untuk mendorong industri teknologi informasi lokal. Di samping itu juga penguasaan secara sentral hak akses kepada pasar, serta pengakuan kerja menjadikan para pengembang TI di Indonesia kurang terdengar kiprahnya di dunia internasional, karena harus melalui tahapan-tahapan memutar yang membutuhkan biaya yang cukup besar. Sebelum akhirnya dapat menghasilkan suatu produk teknologi informasi.

5. TEKNOLOGI INFORMASI DI INDONESIA

Teknologi informasi telah masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari kita. Tidak hanya untuk yang berkecimpung dalam bidang komputer, teknik, perbankan atau sains, tapi juga telah berkembang ke dalam berbagai bidang lainnya. Dorongan untuk mengikuti perubahan teknologi ini menjadikan kita cenderung mempelajari pengetahuan dengan bersandar pada aplikasi-aplikasi yang populer. Populeritas suatu perangkat lunak yang sering kali dibentuk oleh strategi dan proses marketing yang hebat, sering menjadi dasar pemilihan perangkat lunak. Open source membuka kesempatan kepada kita untuk menjadi pembuat perangkat lunak, atau menyediakan jasa yang berkaitan dengan teknologi informasi. Ketersediaan beragam aplikasi dalam lingkungan open source, yang memungkinkan pula untuk kita gunakan dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya dalam mata kuliah komputer, tapi juga mata kuliah lainnya, seperti biologi, kimia, akuntansi, linguistik, psikologi dan sebagainya. Secara perlahan-lahan, diharapkan nantinya akan berkembang developer-developer yang handal, yang berfungsi tidak

hanya sebagai end-user saja. Kita yang belum tertarik bekerja sebagai developer pun dengan kebiasaan memakai program dalam lingkungan open source ini akan terbiasa menjaga “etika kerja” dalam pemrograman. Secara tidak sadar kita telah memulai suatu evolusi pola pikir dan cara pandang, sehingga kemajuan akan tercapai secara perlahan.