desain media pembelajaran animasi berbasis adobe flash cs3 pada ...

45 downloads 845 Views 612KB Size Report
implementasi media pembelajaran berbasis animasi Adobe Flash CS3 pada mata ..... khusus, salah satunya flash player yang sudah .... Teknik Membuat.
Hasrul, Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI BERBASIS ADOBE FLASH CS3 PADA MATA KULIAH INSTALASI LISTRIK 2 Hasrul Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM e-mail: [email protected] Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengaplikasikan suatu media pembelajaran animasi pada mata kuliah Instalasi Listrik 2 berbasis Adobe Flash CS3 mengetahui pandangan siswa terhadap implementasi media pembelajaran berbasis animasi Adobe Flash CS3 pada mata kuliah instalasi listrik 2 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi S1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar sebanyak 40 orang yang memprogramkan mata kuliah Instalasi Listrik 2 pada semester genap tahun ajaran 2010-2011. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang diberikan kepada responden yang terlebih dahulu peneliti memperkenalkan tentang Animasi Adobe Flash CS3 pada pembelajaran Instalasi Listrik 2, setelah itu responden diminta untuk menenggapi dengan beberapa pertanyaan memalui angket. Hasil analisis deskriptif menunjukkan pandangan mahasiswa JPTE FT UNM terhadap Animasi Adobe Flash CS3 dalam pembelajaran Instalasi Listrik 2 berada diatas rata-rata dengan kategori baik atau sebesar 75%. . Kata Kunci : Pandangan Mahasiswa, Aplikasi Adobe Flash CS3, Instalasi Listrik 2

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosen dan mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pikiran (Slameto, 2003). Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya ketidak siapan siswa/mahasiswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya. Pada faktor non-sosial mencakup media pembelajaran, dimana media pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Pemilihan media yang akan digunakan sangat berkaitan dengan metode mengajar yang akan digunakan. Kolaborasi yang baik antara metode mengajar dan media pembelajaran akan membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media pengajaran visual diharapkan mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar mahasiswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan mengarahkan perhatian mahasiswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau yang diberikan, pembelajaran menjadi lebih menarik, membawa kesegaran dan variasi baru bagi pengalaman belajar mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bosan dan tidak bersikap pasif. (Suryabrata, 2002)

Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

Salah satu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media komputer. Salah satu kemudahan dari penggunaan komputer adalah dapat membantu peran staf pengajar dalam memberikan materi pelajaran. Salah satu yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berbasis animasi dengan menampilkan materi pelajaran melalui bantuan program software aplikasi sehingga dalam proses belajar mengajar, pengajar dapat menampilkan materi pelajaran yang lebih menarik. Dengan menggunakan software Adobe Flash CS3 dapat dibuat media pembelajaran berbasis teknologi multimedia computer. Kemampuan program Adobe Flash CS3 dalam pembuatan presentasi multimedia mendukung pembuatan animasi secara langsung, mendukung penyisipan multimedia seperti sound, gambar dan kemudahan pengoperasiannya. Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut di anataranya adalah pengajar. Pendidik merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh faktor tersebut. Tugas pendidik adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi anatara pendidik dengan terdidik. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam proses belajar-mengajar yang menyebabkan terjadinya ketidak lancaran komunikasi antara antara lain : 1. Verbalisme, dimana pendidik menerangkan materi pelajaran yang hanya melalui kata-kata atau secara lisan. Di sini yang aktif hanya pendidik,

sedangkan terdidik lebih banyak bersifat pasif, dan komunikasi bersifat satu arah. 2. Perhatian yang bercabang, yaitu perhatian tidak terpusat pada informasi yang disampaikan, tetapi bercabang perhatian lainnya. 3. Kekacauan penafsiran, terjadi disebabkan berbeda daya tangkap, sehingga terjadi istilah-istilah yang sama diartikan berbeda-beda. 4. Tidak adanya tanggapan, yaitu tidak adanya merespon secara aktif apa yang disampaikan, sehingga tidak terbentuk sikap yang diperlukan. Di sini proses pemikiran tidak terbentuk sebagaimana mestinya. 5. Kurang perhatian, disebabkan prosedur dan metode pengajaran kurang bervariasi, sehingga penyampaian informasi yang “menoton” menyebabkan timbulnya kebosanan murid. 6. Keadaan fisik dan lingkungan yang mengganggu, misalnya objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, dan objek yang terlalu kompleks serta konsep yang terlalu luas, sehingga menyebabkan tanggapan menjadi mengambang. 7. Sikap pasif anak didik, yaitu tidak adanya gairah dalam mengikuti pelajaran disebabkan kesalahan memilih teknik komunikasi. Berdasarkan hambatan di atas, pengajar dituntut harus mampu mempergunakan media khususnya media elektronika dalam proses belajar mengajar untuk memimalisir hambatan yang sering ditemui dalam proses pembelajaran. Dalam konsep teknologi pendidikan, tugas media bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber (pengajaran) dan si penerima (si belajar), namun lebih dari itu merupakan bagian yang integral dan saling mempunyai keterkaitan anatara komponen yang satu dengan yang lainnya, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. AECT (1986), mengemukakan bahwa komunikasi media

Hasrul, Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3

(audio visual) telah mensintesiskan komponen-komponen dalam suatu sistem, dan rancangan sistem, serta konsep teori belajar.

MEDIA PEMBELAJARAN Kata media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin medius, yang berarti ”tengah”. Dalam bahasa Indonesia, kata ”medium” dapat diartikan sebagai antara atau selang. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Banyak ahli yang memberikan pendapat tentang media pembelajaran. Gerlach dan P. Ely (1967), mengartikan media pembelajaran dalam arti luas dan sempit. Media dalam arti luas yaitu orang, material atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan pelajar dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru. Dalam pengertian ini maka guru, buku, dan lingkungan termasuk media. Sedangkan dalam arti sempit yang dimaksud dengan media adalah grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk mengungkap, memproses serta menyampaikan informasi visual dan verbal. Santoso (2002), mengatakan bahwa media pembelajaran adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran biasanya sudah dituangkan dalam Garis-Garis Besar Perencanaan Pengajaran (GBPP), yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar-mengajar. Rowntree (2002), mengatakan bahwa media pembelajaran membangkitkan motivasi belajar para siswa/anak didik, dapat merangsang anak didik untuk belajar dengan penuh semangat. Selanjutnya Lannon (2002) mengemukakan bahwa media pembelajaran berguna untuk menarik minat siswa terhadap materi yang disajikan, meningkatkan pengertian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, memberikan/menyajikan data yang kuat dan terpercaya tentang sesuatu hal dan kejadian.

Edgar Dale yang dikutip Mulyadi (2010), mengungkapkan bahwa bila media pembelajaran digunakan dengan baik dalam suatu proses belajar mengajar, maka manfaatnya antara lain perhatian anak didik terhadap materi pengajaran akan jauh lebih tinggi, anak didik mendapatkan pengalaman yang konkrit dan hasil yang diperoleh/dipelajari oleh anak didik akan sulit dilupakan, dan mendorong anak didik untuk berani bekerja secara mandiri. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian. Media adalah bentuk bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman dkk, 2009) Sementara itu Gagne dan Briggs dalam Mulyadi (2010), mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik televisi, dan komputer. Rossi dan Breidle (1966), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televise, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televise kalau digunakan dan deprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi halhal yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach dan Ely (1980: 244), secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. jadi,

Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti tv, radio, slide, bahan cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap atau untuk menambah keterampilan. Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti over head projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (mahasiswa), dengan maksud agar proses interaksi antara pengajar dan peserta didik dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna baik melalui perangkat keras maupun perangkat lunak sehingga dapat meningkatkan dan efesiensi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (mahasiswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana (1991) yakni :

1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Penggunaan media pembelajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang pendidik. 3. Penggunaan media pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap materi yang diberikan oleh pendidik. Media pembelajaran juga memiliki fungsi dan berperan seperti yang dijelaskan berikut ini: 1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, 2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, 3) Menambah Gairah dan Motivasi Belajar Siswa. Pengelompokan media juga dikemukakan oleh Anderson, yaitu dalam Tabel 1. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, di antarannya: a) Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, . b) Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas, Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik pelajar, d) Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar. e) Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran. Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa media yang paling efektif digunakan untuk mencapai mutu pendidikan dalam memasuki era globalisasi sekarang ini adalah dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Ada lima perspektif yang bisa dilihat dari peranan ICT dalam perannya sebagai media pembelajaran (Clark, 1996 dalam Ebersole, 2000), yaitu (1) media sebagai teknologi, (2) media sebagai alat atau tutor atau guru, (3) media sebagai agen

Hasrul, Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3

sosialisasi, (4) media sebagai motivator untuk belajar, dan (5) media sebagai alat mental untuk berpikir dan memecahkan masalah (Afia,2007). Tabel 1. Pengelompokan media No 1.

2.

3.

4.

5

6 7

8

9

Kelompok Media Audio

Media Instruksional

a. Pita audio (rol atau kaset) b. Piringan Audio c. Radio (rekaman siaran) Cetak a. Buku teks terprogram b. Buku pegangan/ manual c. Buku tugas Audio-Cetak a. Buku latihan dilengkapi kaset b. Gambar/ poster (dilengkapi audio) Proyek Visual a. Film bingkai (slide) Diam b. Film rangkai ( berisi pesan verbal) Proyek Visual a. Film bingkai ( slide) suara Diam dengan Audio b. Film rangkai suara Visual Gerak Film bisu Visual Gerak a. Film suara dengan b. Video/VCD/DVD Audio Benda a. Benda nyata b. Model tiruan (mock-up) Komputer Media berbasis computer; CAI (Computer assited Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional)

Reeves (1998) dalam Suryadi (2007), juga memaparkan hasil investigasi 10 tahun oleh proyek Apple Classrooms of Tomorrow (ACOT), dan menyimpulkan bahwa inovasiinovasi pedagogis dan hasil-hasil positif

pembelajaran dapat diperoleh dengan penerapan teknologi ICT di sekolah. Dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran, teknologi ICT berperan pada, (1) Pertama, menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan mengasyikan (efek emosi). (2) Kedua, membekali kecakapan siswa untuk menggunakan teknologi. Dengan mengintegrasikan TIK sebagai sumber belajar didalam kelas reguler, akan memberikan cara-cara inovatif siswa untuk belajar. Paparan ini, didukung oleh kerangka kerja serta implementasi relevan jika potensi ICT dapat direalisasikan. Learning environment framework (DLE) mendukung hal ini karena memberikan kemampuan pada pengajar dalam konteks apa kelas mereka harus terlihat dan terasa seperti sebuah kemauan untuk mendorong siswa untuk menggunakan teknologi sebagai alat belajar yang kuat. Hasil ini menunjukkan bahwa DLE berharga bagi keberhasilan penerapan ICT dalam pelatihan guru, di sekolah-sekolah (Steketee, 2006).

Adobe Flash CS3 Adobe flash CS3 (dahulu bernama macromedia flash) adalah hasil akuisi dilakukan oleh Adobe oleh macromedia yang salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan adobe sistems. Adobe flash memiliki kemampuan untuk membuat animasi mulai dari yang sederhana hingga kompleks. Adobe flash dapat menggabungkan gambar, suara, dan video ke dalam animasi yang dibuat. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .fla. file ini kemudian dapat dipublikasikan sehingga dihasilkan file .swf. file .swf inilah yang menjadi file final berisi animasi. File .swf harus dimainkan menggunakan softwere khusus, salah satunya flash player yang sudah terintegrasi pada saat instalasi program adobe flash CS3. Pramono Andi (2005) menyatakan bahwa Adobe Flash CS3 adalah satu software dari perusahaan adobe, Inc. yang banyak diminati oleh kebanyakan orang karena kehandalannya yang mampu mengerjakan

Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

segala hal yang berkaitan untuk pembuatan film kartun, banner iklan, web site, presentasi, game, dan lain sebagainya. Selain itu flash juga dapat dikombinasikan dengan program yang lain, misalnya grafis seperti AutoCAD, Photoshop, Camtasia dan lain sebagainya. Selain itu flash juga dapat dikombinasikan dengan bahasa pemrograman, seperti ASP, PHP, dan sebagainya”. Kehandalan adobe flash CS3 dibandingkan dengan program lain adalah dalam hal ukuran file dari hasil animasinya yang kecil, untuk animasi yang dihasilkan oleh program adobe flash CS3 banyak digunakan untuk membuat sebuah web agar menjadi tampil lebih interaktif (Bunafit Nugroho 2008).

TAHAPAN DESAIN 1. Perancangan Kegiatan penelitian ini diawali dengan pengumpulan bahan ajar mata kuliah Instalasi Listrik 2 dan literatur yang berkaitan dengan program Animasi Adobe Flash CS3 sebagai bahan dasar dari pembuatan media pembelajaran ini. Bahan ajar disesuaikan dengan silabus mata kuliah Instalasi Listrik 2. 2. Desain/pembuatan media Desain media pembelajaran Instalasi listrik 2 berbasis animasi Adobe Flash CS3 ini membutuhkan satu unit komputer dan software animasi Adobe Flash CS3. 3. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk dari media Adobe Flash CS3 sudah layak untuk digunakan sebagai suatu media pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh pakar dibidang teknologi pendidikan kemudian mereka diminta untuk memberikan masukan-masukan tentang produk dari media Adobe Flash CS3 tersebut. Berdasarkan masukan-masukan dari para pakar produk tersebut direvisi. Dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang dikatakan secara rasional, karena validasi masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional dari pakar,

belum fakta yang diuji cobakan di lapangan. 4. Uji Coba Uji coba produk media Adobe Flash CS3 dilakukan setelah desain produk ini divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, dari uji coba dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan yang ditemukan selanjutnya dipergunakan oleh peneliti untuk perbaikan produk Adobe Flash CS3. Pada uji coba pemakaian sasaran yang dinilai adalah kekurangan atau hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut (Sugiono, 2006: 426). Arief S. Sadiman (2003: 182) menyatakan ada dua macam bentuk pengujicobaan media yang dikenal yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Kegiatan evaluasi dalam program pengembangan media pendidikan dititik beratkan pada kegiatan evaluasi formatif. Ada tiga tahap evaluasi formatif yaitu satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), evaluasi lapangan (field evaluation). 5. Penyebaran atau desimination Satu langkah lagi yang harus dijalankan yaitu penyebaran produk (disemination). Hal ini bisa dimengerti manakala orang berpendapat bahwa tidak akan banyak manfaatnya jika produk dari media Adobe Flash CS3 yang telah dikembangkan dengan susah payah dengan menghabiskan fikiran, tenaga dan biaya yang tidak sedikit, begitu selesai hanya ditumpuk dan sekedar menjadi bahan dokumentasi dan wacana saja tanpa disebarkan kepada warga masyarakat untuk dimanfaatkan. Jadi dalam Hal ini produk dari media Adobe Flash CS3 dapat digunakan dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan pengembangan media ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan media pembelajaran animasi dengan berbasis Adobe Flash CS3 yang telah dilakukan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan beberapa`tampilan visualisasi gambar yang dapat dilihat secara langsung. Beberapa tampilan gambar utama dapat dilihat sebagai berikut.

Hasrul, Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3

Gambar di atas merupakan bagian utama materi kontraktor magnetik yang terdiri atas home yang terdapat 3 tombol utama yaitu exit, menu music on dan off, pengertian kontaktor magnet, konstruksi kontaktor magnet, fungsi bagian kontaktor magnet, kontak kontaktor magnet, jenis kontak kontaktor magnet, prinsip kerja kontaktor magnet, symbol kontaktor magnet, animasi yang terdiri dari konstruksi dari kontaktor magnet, kontaktor magnetik tipe lonceng, kontaktor magnet tipe vertikal, kontaktor magnet tipe horizontal, prinsip kerja kontaktor magnet.

Gambar 1. Bagian menu utama media pembelajaran animasi Adobe Flash CS3 pada mata kuliah instalasi listrik dua Gambar di atas merupakan bagian utama media pembelajaran yang terdiri atas Home, exit, menu kontraktor, menu time delay relay (TDR), menu termal overload relay (TOR), menu push button (tombol tekan), menu job sheet, dan menu profil.

Gambar 3. Bagian menu Time Delay Relay (TDR) media pembelajaran animasi Adobe Flash CS3 pada mata kuliah instalasi listrik 2

Gambar 2. Bagian menu kontaktor magnet media pembelajaran animasi Adobe Flash CS3 pada mata kuliah instalasi listrik 2

Gambar di atas merupakan menu utama pada materi TDR yang terdiri atas home yang terdapat 3 tombol utama yaitu exit, menu music on dan off. Pengertian TDR (time delay relay), Pengaturan TDR (time delay relay), TDR on delay (waktu tunda hidup), TDR off delay (waktu tunda mati), Simbol TDR (time delay relay), fungsi PIN time delay relay, prinsip kerja time delay relay, dengan media animasi yaitu animasi konstruksi kontak time delay relay, konstruksi pin time delay relay, prinsip kerja time delay relay.

Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

Validasi Desain Validasi desain media pembelajaran animasi berbasis Adobe Flash CS3 merupakan proses kegiatan untuk menilai kelayakan media sebelum digunakan sebagai suatu media pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh bapak dan ibu yang telah diberikan kepercayaan dalam memvalidasi desain media pembelajaran animasi berbasis Adobe Flash CS3 yaitu Bapak Dr. Syahrul, M.Pd., Drs. Muh. Yusuf Meppeasse, M.Pd. dan Dr. Abd.Muis, S.Pd, M.Pd., M.T. Mereka adalah ahli dibidang media, ilmu pengetahuan, dan teknologi Pandangan mahasiswa terhadap media Pada bagian ini disajikan hasil analisis deskriptif untuk memberikan gambaran tentang pandangan mahasiswa JPTE FT UNM terhadap media pembelajaran Animasi berbasis adobe flash CS3 mata kuliah instalasi listrik 2. Hasil analisis yang dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM sebagai responden diperoleh data sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil analisis statistik tentang pandangan mahasiswa terhadap media pembelajaran Adobe Flash CS3 pada mata kuliah Instalasi Listrik 2 Statistik Mean Standard Error Median Mode Standard Deviation Sample Variance Kurtosis Skewness Range Minimum Maximum Sum Count

Statistik 90.475 0.968072033 89.5 89 6.122625128 37.48653846 0.037743953 0.514536772 27 79 106 3619 40

Jumlah sampel (count) 40 maka dapat dilihat bahwa nilai Mean (Rata-rata) 90, 47, Standar error (0,96), median ( titik tengah atau nilai tengah data) 89.5. mode (nilai yang paling banyak muncul) 89, Standar deviasi dan sampel variansi ( tingkat sebran data) 6,1 dan 37, 4, Kurtosis ( ukuran kepuncakan ) 0,03, Skweness (ukuran keponcongan) 0,51, Range 27, data minimum 79, data maksimum 106, dengan sum 3619. Distribusi frekuensi pada tabel dan histogram menunjukkan tentang pengkategorian pandangan siswa dalam 4 aspek yaitu yaitu Sangat baik berada pada interval > 3,51. Kategori baik berada pada interval 2,51-3,5. Kategori Kurang berada pada interval 1,1-2,5. Kategori sangat kurang berada pada interval < 1,51. Dari hasil tersebut diatas dapat dikatakan bahwa siswa memiliki pandangan postif tentang media adobe flash CS3 dengan pilihan berada pada rentang kategori baik dan sangat baik. Tabel 2. Distribusi frekuensi , kategori hasil analisis statistik deskriptif tentang pandangan mahasiswa terhadap media pembelajaran Adobe Flash CS3 pada mata kuliah Instalasi Listrik 2 Kategori

Sangat Baik Baik

Interval Kelas 3.51

>

Frek. Absolut (%)

Frek. Relatif (%)

Frek. Kom. (%)

10

25

25

75

100

2.51

-

3.5

30

Kurang

1.51

-

2.5

0

sangat kurang


3,51. Kategori baik berada pada interval 2,51-3,5. Kategori Kurang berada pada interval 1,1-2,5. Kategori sangat kurang berada pada interval < 1,51.

Hasrul, Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3

Enterprise, Jubilee. 2008. Teknik Membuat Video Tutorial dengan Camtasia Studio 5. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

35 30 25 20 15 10 5 0 Sangat Baik

baik

Kurang

sangat kurang

Gambar 4, Histogram hasil analisis statistik tentang pandangan mahasiswa terhadap media pembelajaran Adobe Flash CS3 pada mata kuliah Instalasi Listrik 2

SIMPULAN Berdasarkan hasil desain yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Desain media pembelajaran animasi dapat dibuat dengan menggunakan software komputer Adobe Flash CS3 yang dapat diintegrasikan dengan media audio dan visual lainnya seperti vusualisasi gambar dan suara. 2. Dari hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa mahasiswa memiliki pandangan positif terhadap media pembelajaran Adobe Flash CS3 dengan melihat interval nilai yang berada pada kategori baik dan sangat baik. Ini berarti media yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran animasi pada mata kuliah Instalasi Listrik 2.

DAFTAR PUSTAKA Afia. 2007. Manfaat dan Kendala Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) sebagai media komunikasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. http://afia-tahoba.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 agustus 2010 Asnawir, Usman Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers Enterprise, Jubilee. 2007. Flash CS3. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Fransisca, Yulia. 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Mata Kuliah Elektronika Daya Menggunakan Macromedia Flash Professional 8. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar: Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Haling, Abdul . 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Hasrul. 2009. Penuntun Praktikum Instalasi Listrik 2. Makassar : Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makasar. Karim, Abdul. 2007. Media Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Mulyadi.2010. “Persepsi Mahasiswa JPTE FT UNM Terhadap Aplikasi MULTISIM Dalam Pembelajaran Elektronika Daya. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar : Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, Departemen pendidikan dan kebudayaan Nugroho, Bunafit. 2008. Aneka Kreasi Animasi dengan Adobe Flash CS3. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sadiman, Arif S, dkk. 2009. Media pendidikan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rinaka Cipta. Steketee, Carole. 2006. Modelling ICT integration in teacher education courses using distributed cognition as a framework. University of Notre Dame Australia: Australasian Journal of Educational Technology. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011

Suryabrata Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Suryadi, Ace.2007. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 8, Nomor 1, Maret 2007, 83-98.Pemamfaatn ICT dalam pembelajaran. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2010. Syarif Imran. 2009. “Persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar alumni jurusan pendidikan Teknik Elektro FT UNM Di smk teknnologi swasta makassar.” Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar : Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Way, Jenni. 2007. A framework for analysing ICT adoption in Australian primary schools. University of Western Sydney: Australasia Journal of Educational Technology.