mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Risiko kebangkrutan bagi
perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan,
dengan cara.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau
lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan keuntungan. Disamping itu ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam persaingan, berkembang (growth) serta dapat melaksanakan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat. Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan global akan mengakibatkan pengecilan dalam volume usaha yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Risiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio merupakan analisis yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, salah satu sumber utamanya adalah dengan melihat kepada laporan keuangan perusahaan. Namun terdapat masalah dalam pemakaian analisis rasio karena masing- masing rasio memiliki kegunaan dan memberikan indikasi yang berbeda mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Beberapa teknik statistik yang paling sering digunakan untuk menganalisis kebangkrutan adalah analisis parametrik, yaitu model logit dan MDA (multivariate discrimant analysis), sedangkan model non parametrik baru sering digunakan akhir-akhir ini seperti model trait recognition dan artificial neural
Universitas Sumatera Utara
network (ANN). Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan. Hal lain yang mendorong perlunya peringatan dini adalah munculnya problematik keuangan yang mengancam operasional perusahaan. Faktor modal dan risiko keuangan mempunyai peran penting dalam menjelaskan fenomena kepailitan/ tekanan keuangan perusahaan tersebut. Dengan terdeteksinya lebih awal kondisi perusahaan, sangat memungkinkan bagi perusahaan dan investor melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mencegah agar krisis keuangan segera tertangani. Dalma penelitian Almilia dan Kristijadi (2003:5), dikatakan bahwa Altman telah menemukan lima rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan beberapa saat sebelum perusahaan tersebut bangkrut pada tahun 1968. Kelima rasio tersebut terdiri dari cash flow to total debt, net income to total assets, total debt to total assets, working capital to toaal assets dan current ratio. Altman juga menemukan bahwa rasio-rasio tertentu, terutama likuiditas dan leverage, memberikan sumbangan terbesar dalam rangka mendeteksi dan memprediksi kebangkrutan perusahaan. Penyebab umum terjadinya kebangkrutan pada perusahaan manufaktur adalah turunnya tingkat penjualan. Penurunan penjualan itu sendiri bisa menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan perusahaan dan berdampak pada turunnya laba. Apabila perusahaan tidak mampu mendeteksi hal tersebut maka
Universitas Sumatera Utara
lama – kelamaan perusahaan akan merugi dan akhirnya bisa bangkrut. Di tahun – tahun belakangan ini, sekitar tahun 2006 – 2008, ada banyak isu- isu negatif yang berkembang seputar makanan dan minuman yang beredar di Indonesia. Secara umum isu negatif itu adalah adanya bahan – bahan berbahaya yang terkandung dalam makanan atau minuman yang beredar di pasaran. Menurut penulis, isu-isu seperti itu bisa membuat masyarakat berkurang minatnya untuk mengkonsumsi produk tersebut. Bila permintaan masyarakat akan produk itu berkurang, maka pendapatan perusahaan berkurang dan lama – kelamaan akan bangkrut apabila tidak mampu mendeteksi dan mengatasi hal tersebut. Adapun alasan penulis menggunakan rasio Z-score Altman untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan makanan dan minuman adalah karena cukup menarik dan belum pernah digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan
makanan
menggunakan
variabel
dan
minuman.
yang
berbeda
Dari untuk
penelitian
terdahulu,
memprediksi
semua
kebangkrutan
perusahaan. Lucianna dan Kristiadji pada tahun 2003 juga mencoba memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur dengan menggunakan profit margin, likuiditas, efisiensi operasi, profitabilitas, financial leverage, posisi kas, dan pertumbuhan perusahaan dan hasilnya hanya profit margin, likuiditas, dan financial leverage yang merupakan rasio keuangan yang paling dominan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Raden Roro Deviasri pada tahun 2008 juga telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI, dan hasilnya adalah rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
memprediksikan financial distress suatu perusahaan.
Berdasarkan gambaran dan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan metode Altman dalam sebuah
skripsi
dengan
judul
“Prediksi
Kebangkrutan
Perusahaan
Berdasarkan Analisa Model Z-Score Altman Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “ Apakah rasio keuangan model Z-Score Altman dapat memprediksi kebangkrutan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio keuangan metode Z-Score Altman dapat memprediksi kebangkrutan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi penulis, untuk memperluas wawasan penulis di dalam bidang akuntansi mengenai metode Altman, ukuran perusahaan, kebangkrutan perusahaan, dan prediksi metode Altman Z Score terhadap kebangkrutan perusahaan.
2.
Bagi praktisi, sebagai masukan dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan jangka pendek dan mempertahankan likuiditas perusahaan.
3.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini menjadi bahan referensi dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan prediksi kebangkrutan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara