Chapter I.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

15 downloads 80 Views 220KB Size Report
adalah anak-anak yang berumur 0 hingga 5 tahun (Atmaria, 2005). ... ada 22 anak, autisme maupun ADHD (Attention Defisit Hiperactivity disorder) terdapat 20 ... Untuk mengetahui perkembangan sosial dan kemandirian anak-anak di Taman.
BAB 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah negara ke empat yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Hal ini terbukt i dari data sensus tahun 2004, Indonesia memiliki populasi 214.6 juta penduduk. Dari jumlah penduduk tahun 2004 tersebut, 8.88% adalah anak-anak yang berumur 0 hingga 5 tahun (Atmaria, 2005). Oleh karena jumlah populasi yang besar, Indonesia mengalami masalah untuk memenuhi kebutuhan anak, dari segi pelayanan kesehatan maupun pendidikan. Hampir lebih dari 2 juta anak anak di bawah umur 5 tahun mengalami gizi buruk dan sepertiga dari anak berusia 5-9 tahun tidak mendapat pendidikan sekolah (Atmaria, 2005). Prevalensi pada anak pra-sekolah di Indonesia yang mengalami malnutrisi sekarang meningkat sebanyak 40% dibandingkan pada tahun 1990. Pada saat ini masalah terbesar yang disebabkan oleh gizi buruk yang banyak dijumpai dikalangan anak-anak Indonesia adalah penghambatan pertumbuhan intra-uterin, malnutrisi protein energi, defisiensi yodium, defisiensi vitamin A, anemia defisiensi zat besi dan obesitas (Atmaria, 2005). Anak-anak yang mengalami defisiensi gizi, berat badan lahir rendah dan penghambatan pertumbuhan akan tumbuh menjadi remaja dan juga orang dewasa yang mengalami malnutrisi (Atmaria, 2005). Masalah malnutrisi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada anak anak dan remaja, di Indonesia sendiri banyak dijumpai gangguan pertumbuhan dan perkembangan namun jumlah yang pasti untuk seluruh Indonesia seperti Medan belum ada data yang tercantumkan. Pada tahun 2005 di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo di Surabaya, dijumpai sebanyak 205 anak dan remaja yang mengalami gangguan perkembangan yang dapat diuraikan sebagai berikut gangguan berbahasa terdapat 190 kasus, gangguan perkembangan motorik kasar maupun halus didapati 133 kasus, ada 45 kasus Sindrom Down, sedangkan anak yang menderita Cerebral Palsy ada 33 kasus. Pada kasus mikrosefali ada 22 anak, autisme maupun ADHD (Attention Defisit Hiperactivity disorder) terdapat 20

Universitas Sumatera Utara

anak, ada 14 kasus anak anak dengan epilepsi, hidrosefalus terdapat 13 kasus dan mental retardasi dijumpai 12 kasus (Suryawan A, Narendra M.B, 2006). Gangguan perkembangan akan semakin baik prognosisnya jika dijumpai pada tahap dini hal ini dapat terjadi jika dilakukan deteksi secara dini agar dapat segera diintervensi pada tahap awal (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005). Oleh karena itu program-program melakukan deteksi dini untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan semangkin meningkat. Di Indonesia pun program deteksi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak telah giat dilakukan. Deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat skrining seperti Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP). KPSP adalah suatu alat skrining yang mudah dan murah sehingga diharapkan dapat dipakai secara luas Meskipun program deteksi dini sudah disosialisasikan sejak tahun 2005 kepada petugas kesehatan tetapi belum semua anak berusia 0-6 tahun pernah dideteksi pertumbuhan dan perkembangannya terutama pada anak-anak yang berada di daerah terpencil, begitu juga dengan program untuk mendeteksi status gizi buruk, terutama pada anak–anak dengan orang tua yang kurang mampu. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti memilih TK Duafa. Taman Kanak-kanak Duafa adalah salah satu taman kanak-kanak di Medan bagi kaum Duafa.

1.2. Rumusan Masalah Dari penjelasan diatas peneliti merumuskan masalah penelitian untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan serta status gizi murid TK Duafa?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk meneliti deteksi dini tumbuh kembang dan menentukan status gizi pada anak yang bersekolah di TK Duafa Medan.

Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian: 1. Untuk mengetahui pertumbuhan anak-anak di Taman Kanak-kanak Duafa. 2. Untuk mengetahui perkembangan motorik kasar dan halus anak-anak di Taman Kanak-kanak Duafa. 3. Untuk mengetahui perkembangan bahasa anak-anak di Taman Kanak-kanak Duafa. 4. Untuk mengetahui perkembangan sosial dan kemandirian anak-anak di Taman Kanak-kanak Duafa. 5. Untuk mengetahui status gizi anak-anak di Taman Kanak-kanak Duafa.

1.4.Manfaat Penelitian. Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat: 1.

Untuk peneliti dalam meningkatkan penulisan karya ilmiah dan menambahkan keperdulian secara sosial kepada lingkungan.

2.

Sebagai masukan untuk Staf pengajar TK untuk bisa menjadi lebih menyadari kepentingan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang layak buat anak anak berusia 5 hingga 6 tahun yang kurang mampu. Ganguan tumbuh kembang di TK Duafa bisa terdeksi secepat mungkin.

3.

Sebagai

masukan untuk

para petugas kesehatan

masyarakat

untuk

meningkatkan pengetahuan orang tua dari murid Taman Kanak-kanak Duafa tentang pertumbuhan dan perkembangan anak-anak berusia 5 hingga 6 tahun kota medan. 4.

Sebagai ide masukan bagi rekan-rekan mahasiswa, dan bagi para peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara