IB edisi 87 Mei-Juni

5 downloads 6510 Views 16MB Size Report
10 Jun 2014 ... Tak lain karena Pak Menteri adalah putera dari Menag ke-9, Prof. ..... Nahdlatul Ulama (NU) tentu juga memberi warna tersendiri tentang corak ...
MADRASAH SIAP TERAPKAN KURIKULUM 2013

IKHLAS MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

BERAMAL

TANTANGAN

Edisi 87 Juni 2014

 ISSN 1979-2972

SANG PUTERA MENTERI

VISI “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin.” (Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)

MISI 1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama. 2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama. 3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan. 4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji. 5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa. (Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)

R

DARI

Redaksi

Assalamu’alaikum wr. wb. amadan selalu menjadi bulan istimewa. Sya’ban, bulan antara Rajab dan Ramadan, juga menjadi bulan yang dimuliakan. Di bulan Sya’ban inilah, tepatnya tanggal 9 Juni lalu, Kementerian Agama menyambut sang pemimpin baru, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin. Menag baru ini sejatinya bukan sosok asing di jajaran Kemenag. Tak lain karena Pak Menteri adalah putera dari Menag ke-9, Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (6 Maret 1962-17 Oktober 1967). Meski masa bakti Menag pada Kabinet Indonesia Bersatu II hanya sampai 20 Oktober 2014, tak membuat Menag LHS bekerja dengan santai. Pasalnya, kinerja Kemenag sepanjang tahun 2014 ini tengah menjadi sorotan publik. Dari soal pengelolaan penyelenggaraan haji hingga masalah kerukunan umat beragama, Komitmen Menag LHS pada hari pertama dilantik, untuk melakukan langkah pembenahan di Kemenag patut diapresiasi. Langkah pertama yang ditempuh Menag adalah mengidentifikasi dan menemukenali persoalan-persoalan dan masalah-masalah aktual Kemenag. Safari sepekan yang dilakukan Menag di sejumlah institusi, di antaranya PP Muhammadiyah, PB Nahdhatul Ulama dan Komisi Pemberantasan Korupsi tak luput dari rekaman tim redaksi IB. Rapat redaksi IB pun sepakat mengangkat kiprah Menag baru ini menjadi Laporan Utama Edisi 87. Tulisan panjang kami awali dari rekaman peristiwa hari pertama LHS dilantik sebagai Menag, kunjungan ke sejumlah institusi, dilanjutkan membedah berbagai persoalan penting dan urgen yang menjadi fokus utama Pak Menteri. Bagian tulisan lainnya adalah pendapat dari sejumlah tokoh penting, dan ditutup tulisan biografi ringkas. Selain rubrik tetap Fokus, Haji, dan Pendidikan yang tetap hadir, kami juga mengangkat Laporan Khusus tentang implementasi Kurikulum 2013 di madrasah. Kurikulum 2013 diberlakukan di sekolah mulai tahun ajaran 2013/2014. Madrasah menyelenggarakan Kurikulum 2013 baru pada tahun ajaran 2014/2015. Namun khusus Pendidikan Agama Islam di sekolah sudah menggunakan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 dimulai. Kami berharap edisi spesial kehadiran Menag baru ini, yang juga jelang bulan mulia Ramadan menjadi salah satu pijakan kami dalam turut andil membangun citra dan kewibawaan Kemenag. Selamat membaca! Wassalamu’alaikum wr. wb.

KEMENTERIAN AGAMA

PENANGGUNG JAwab Drs. H. Zubaidi, M.Ed (Kepala Pinmas)

redakTUR Rosidin, S.S., M.M. (Kabid Humas)

PENYUNTING/EDITOR Achmad Gufron, S.Kom, M.M. (Kabid TIK) Sulistyowati,SH.M.Pd. (Kabid Data) Moh. Khoeron Durori, S.Ag., MA (Kasubbid LIP) Iwan Supriadi, S.Sos. (Kasubbid HKN) Dodo Murtado, S.Ag. (Bidang Humas) Syaiful Huda, S.Sos. (Bidang Humas)

FOTOGRAFER Chairul Wahyudi, SE., M.Si. (Bidang Humas) Boy Azhar, S.Kom. (Bidang Humas) Romadanyl, S.Sos. (Bidang Humas)

SEKRETARIAT Thobib Al Ashyar (Ditjen Bimas lslam) Akmal Salim Ruhana, SH.I (Balitbang) Muhtadin (Ditjen Pendis) Nurul Badruttamam (Ditjen PHU) Yusak Mangontan, M.Th. (Ditjen Bimas Kristen) Drs. Aloma Sarumaha,M.Si. (Ditjen B. Katolik) Drs. Murni D. Djinu (Ditjen Bimas Hindu) Syahid, SH, SAg, MH (Ditjen Bimas Buddha) Nur Endrayanto, S.Sos. (Kasubbag TU Pinmas) Drs. Taofik Hidayat, M.Si. (Bidang Data) Drs. Sutadji (Bidang Data) M. Sidik Sisdiyanto,S.Ag. (Bidang TIK) Ambar Astuti, SH. S.lPI. (Bidang Humas) Syamsudin, SE., M.Si. (Bidang Humas) Tri Pamuji, SE. (Bidang Humas) Didah Kholidah, S.Sos. (Bidang Humas) Suwami (Bidang Humas) Supriyatini, A.Md.(TU Pinmas) Ngadiningsih (TU Pinmas) Ruwaidah R, S.Sos. (TU Pinmas)

ALAMAT REDAKSI/tata usaha Jl. Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta Pusat Telp/Faks: 021-3812101

Redaksi

ALAMAT WEB/email Twitter: @ Kemenag_RI Fanpage FB: Kementerian Agama RI Youtube: Kementerian Agama RI

www.kemenag.go.id [email protected] Cover: Diolah dari foto-foto Pinmas Kemenag

Mei 2004 silam TEPATNYA pada tanggal 5 Mei 2004 silam, Prof. Dr. H. Abdul Mukti Ali, Menteri Agama (periode 28 Maret 1973–29 Maret 1978) meninggal dunia. Beliau meninggal di Yogyakarta, di usia hampir genap 81 tahun pada 23 Agustus 2004. Mukti Ali juga dikenal sebagai ulama ahli perbandingan agama yang meletakkan kerangka kerukunan antarumat beragama di Indonesia sesuai dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika atau istilah yang sering dipakainya “Setuju dalam Perbedaan.” Mukti Ali juga terkenal sebagai cendekiawan muslim yang menonjol sebagai pembaharu pemikiran Islam melalui kajian keislaman. Mukti Ali memiliki nama kecil Soedjono (Sujono). Sumber lain ada yang menyebutkan Boedjono (Bujono). Nama Abdul Mukti Ali sendiri merupakan pemberian dari K.H. Hamid Pasuruan yang juga gurunya. Mukti Ali adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dari keluarga Idris dan Mutiah. Setelah mereka menunaikan haji, ayahnya dipanggil Haji Abu Ali sedangkan ibundanya dipanggil Hajah Khodijah. Ayahnya dikenal sebagai pedagang tembakau, sedangkan ibunya saudagar kain. Setelah menuntaskan pendidikan agama di berbagai pesantren, Mukti Ali melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Agama, Sekolah Tinggi Islam (STI) di Yogyakarta. STI yang baru berdiri ini merupakan cikal bakal berdirinya Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Setelah menunaikan haji tahun 1950, Mukti Ali meneruskan pendidikan di Universitas Karachi, Pakistan. Dengan kemampuan bahasa Arab, Belanda, dan Inggris yang baik, Mukti Ali diterima di program sarjana muda di Fakultas Sastra Arab. Ia mengambil program Sejarah Islam. Setelah merampungkan sarjana muda tahun 1955, Mukti Ali meneruskan program doktor di universitas yang sama. Namun pada bulan Agustrus 1955, ia pindah belajar ke Universitas Mc Gill, di Montreal, Kanada. Ia meraih doktor Ilmu Perbandingan Agama.

Surat

E-mail Anda

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Sebagai guru, saya turut berbangga

Saya amat tertarik dengan tulisan

dengan perkembangan madrasah yang

tentang Laporan Tahunan Kehidupan

semakin hari kian meningkat. Pada

Beragama 2013, pada majalah IKHLAS

berita tentang Ujian Nasional

BERAMAL Edisi 86 lalu. Rangkuman

(UN)

pada IKHLAS BERAMAL Edisi 86/

peristiwa

Maret-April 2014 lalu, memaparkan

di Tanah Air ini menjadi penting

persiapan siswa-siswi madrasah pada

mengingat Indonesia hingga kini tetap

UN 2014 ini. Selain itu juga ada tulisan

menjadi negeri yang beragam umatnya.

profil madrasah di daerah khusus,

Kehadiran Forum Kerukunan Umat

yakni di Pulau Karimunjawa.

Beragama (FKUB) di 33 provinsi dan

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

beragama

428 kabupaten/kota, saya kira turut Terus

terang

saya

mengenal

Karimunjawa hanya dari berita-berita.

andil dalam memelihara kerukunan antarumat beragama.

Salut atas perjuangan rekan-rekan guru di madrasah Safinatul Huda

Yang saya tanyakan, apakah buku

di Karimunjawa yang tentunya tak

tersebut dapat dimiliki umum, seperti

hanya menghadapi tantangan dalam

saya, yang artinya bisa dibeli? Saya

pembelajaran, namun juga kondisi

berharap bisa memilikinya setidaknya

daerah terpencil.

dua buku, satu sebagai koleksi pribadi, dan sebuah lagi untuk koleksi Taman

Semoga madrasah di daerah khusus

Bacaan Masyarakat di daerah kami.

kian meningkat mutunya. Banyakbanyak menulis profil madrasah ya...

Salut buat IB. Semoga selalu langgeng terbitannya.

Wassalaamu’alaikum wr. wb. Wassalaamu’alaikum wr. wb. Rika R. Sujiatna Perumnas Subang,

Furqon

Kecamatan Subang,

Pejaten Timur,

Kabupaten Subang, Jawa Barat

Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan

IKHLAS BERAMAL menerima sumbangan tulisan yang sesuai dengan visi dan misi Kementerian Agama. Setiap Tulisan atau artikel harap disertai identitas lengkap (nama, alamat, nomor telepon/ponsel/faksimili), foto penulis, dan foto-foto penunjang tulisan. Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan. Setiap naskah yang sudah dikirim ke redaksi tidak dikembalikan. Naskah dapat dikirim melalui e-mail atau surat elektronik redaksi Majalah IKHLAS BERAMAL: [email protected]

4

kehidupan

daftar isi 3 4 6 7 8

DARI REDAKSI SURAT/EMAIL ANDA EDITORIAL REFLEKSI LAPORAN UTAMA  tantangan Sang Putera menteri  Safari Sepekan menag Baru  Putera menteri Jadi menteri

20

FOKUS BERITA  mencintai al Quran dengan membaca  mencari Petugas yang handal, Berkualitas dan Berintegritas  Walubi Berharap memiliki Buddhis Center  revitalisasi Gerakan Pramuka  Islam Sangat membenci Fitnah  Pemerintah Beri Kebebasan Umat Islam awali Puasa ramadan  Kemenag raih WtP Penilaian BPK  Sekjen: Setiap Pegawai adalah humas Kementerian  menag: Pendidikan tinggi Islam Salah Satu Pusat Peradaban Islam  menag: Peran Ibu Sangat Penting dalam Pendidikan  menag: Bukan Semata Soal Juara, mtQ adalah Syiar agama

Edisi 87 - Juni 2014

Laporan Utama

8-19

Langkah per�ama Lukman Hakim Saif�ddin sebagai Menteri Agama yang bar� adalah meng�mpulkan pejabat dan para staf unt�k mendengar dan berdiskusi, juga dengan berbagai kalangan. “Per�ama yang har�s saya lakukan adalah mengidentifikasi dan menemukenali persoalanpersoalan yang dihadapi, masalah akt�al yang ada sekarang,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saif�ddin. Apa saja kebijakan Menag bar� dalam memulihkan cit�a dan kewibawaan Kemenag. Simak Laporan Utama kami. 55

 tunjangan Guru terutang Paling Lambat oktober 2014

 aturan Baru Biaya Nikah

39

PENDIDIKaN  Bersaing menuju madrasah terbaik

LAPSUS

 maN IC meraih Peringkat II Nasional

 madrasah Siap terapkan Kurikulum 2013

 menag: Pesantren Benteng Pembangunan Karakter Bangsa

 Kurikulum 2013 Perkuat Posisi Pendidikan Islam  memiliki Jatidiri dengan Pendidikan Islami  Wawancara Prof. Dr. Phil. m. Nur Kholis Setiawan, ma. (Direktur Pendidikan madrasah)

60

 meningkatkan Kompetensi SDm Bidang hisab dan rukyat

 Wawancara Dr. amin haedari, m.Pd. (Direktur

 Perbedaan Akidah Bukan Alasan Konflik

Pendidikan agama Islam)

48

HAJI  memulihkan Citra dan Kewibawaan Kemenag

60

 achmad hasim, m.ag.: Perspektif Kurikulum 2013 Pendidikan agama Islam

9 Juli 2014  rUU Pengelolaan Keuangan haji Ditarget Selesai September 2014

KoLom  Dr. I Nyoman Yoga Segara: Pendidikan Karakter Pendidikan Pancasila

 Dirjen PhU: Batas Pelunasan BPIh 11 Juni hingga

 Kemenag tetapkan Empat BPS Pengganti

Warta INtErNaSIoNaL

68

JEJaK  K.h. Wahid hasyim: Penyeimbang Ilmu agama dan Umum

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

5

Laporan Utama REFLEKSI

P

P

Iqra

agi itu, sekira pukul 08.30, saya bersama dua belas anggota Media Center Haji (MCH) Daker Makkah mulai mendaki Jabal Nur untuk sampai di Gua Hira. Maksud kami, menapaktilasi peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad yang berupa perintah untuk membaca.

Pengulangan kata iqra’ (bacalah!) mengisyaratkan bahwa semakin dalam kita membaca, semakin kita dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan yang belum diketahui sebelumnya, meski tentang dan pada objek yang sama. Jangan ragu membaca Al-Quran, meski pada ayat yang sama, karena pasti ada ilmu baru yang bisa digali darinya.

Gunung itu ternyata sangat terjal hingga kami kepayahan untuk sampai di puncaknya, posisi di mana Gua Hira berada. Keterjalannya menyiratkan rasa betapa perintah membaca itu diperoleh Nabi dengan penuh susah payah.

Bacalah (iqra’), karena orang yang membaca akan mantap hidupnya (aqarra). Orang yang membaca akan mengetahui jalannya ke tempat dia merasa mantap dan bisa menetap (istaqarra). Dan sebaliknya, orang yang tidak membaca, tidak akan tahu di mana tempat tinggal terbaik baginya (ariqa).

Tidak terbayang, kegelisahan semacam apa yang mendorong Muhammad yang saat itu berusia sekira 40 tahun bertekad kuat untuk mendakinya. Dia yang ummi itu bertahannuts, merenung pada ruang yang sekarang terlihat sempit, tentang soal dan panggilan tanggung jawab yang begitu luas. Dari titik itu, hamparan alam memang terlihat sangat luas membentang, mencerminkan kompleksitas soal dan masalah yang telah, sedang, dan bahkan yang akan datang. Nabi kembali merenung dan menerawang, hingga datang perintah monumental untuk kemajuan peradaban manusia dan kemanusiaan “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Betapa pentingnya membaca. Sampai-sampai, perintah pertama Al-Quran kepada Muhammad adalah untuk membaca (QS. Al-Alaq [96]: 1-5). Quraish Shihab mengatakan bahwa wahyu pertama yang diterima Nabi memang perintah membaca. Ini menunjukkan bahwa sejak dini, Al Quran mengingatkan, kalau ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, ingin maju di dunia dan akhirat, jalannya adalah membaca. Itu sebabnya ada orang berkata, manusia adalah makhluk yang membaca. Jika Anda tidak membaca, bisabisa Anda tidak dinilai sebagai manusia.

Sebagai wahyu pertama, iqra’ tidak sekadar perintah untuk membaca. Iqra’ memberi isyarat yang dalam tentang arti penting membaca. Melalui iqra’, Allah mengingatkan kepada kita tentang pentingnya membaca. Syeikh Abdul Halim Mahmud, pemimpin tertinggi AlAzhar berpendapat, sebagaimana ditulis Quraish Shihab, bahwa iqra’ itu contoh. Bacalah demi karena Tuhanmu. Meski demikian, pesannya tidak hanya untuk membaca. Bergeraklah demi karena Tuhanmu. Duduklah demi karena Tuhanmu. Marahlah demi karena Tuhanmu. Segala aktivitas hendaknya demi karena Allah sehingga pesan ini serupa dengan innash-shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabiil ‘alamin, Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah kerana Allah, Tuhan seluruh alam Pendakian itu memang sungguh melelahkan. Empat puluh lima menit kami jalani, betapa tenaga dan kekuatan kami tercurah untuk bisa sampai pada puncak gunung yang didaki. Mulut Gua Hira mulai terlihat di tengah jejal para pendaki yang antri untuk masuk di ruang tahannuts Nabi. Rasanya tidak elok memaksakan diri. Kami pun hanya melihat sembari menyimak tentang makna perintah membaca hingga diperoleh Nabi dengan cara harus mendaki dipuncak gunung batu nan terjal dan tinggi. Bacalah!

[ M. KHOERON DURORI ]

Juni 1946 silam TEPATNYA pada tanggal 5 Juni 1946, Menteri Agama H. M. Rasjidi di Yogyakarta mengeluarkan maklumat yang ditujukan kepada para penghulu seluruh Jawa dan Madura. Di antaranya menegaskan bahwa Jawatan Agama, Mahkamah Islam Tinggi, Rapat-rapat Agama serta urusan-urusan Kemasjidan, dulu termasuk dalam Kementerian lain-lain, sehingga walaupun pekerjaan kesemuanya dalam kalangan Agama, akan tetapi oleh karena dulu lain-lain golongan sudah barang tentu kerja bersama ini belum begitu lancar adanya. Begitu juga golongan Kepenghuluan masih terdapat “warisan” Pemerintah Hindia Belanda dulu, sebagai akibat dari politik Belanda. Politik Belanda dengan

6

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

sengaja menjauhkan para Pegawainya dari tiap-tiap pergerakan rakyat, sehingga para Penghulu dan Pegawainya terasing dari pergerakan Islam, pun pula dari para Alim Ulama. Oleh karena para Kepala Jawatan Agama Daerah diambilnya dari Kaum Pergerakan atau dari Alim Ulama yang berpengaruh, sudah barang tentu antara Kepala Jawatan Agama Daerah dan para Penghulu dan Pegawainya masih ada halangan-halangan untuk bekerja bersama-sama. Mulai sekarang hendaknya halangan itu dilenyapkan selekas mungkin, dengan jalan apa pun, terutama dengan jalan mengadakan pertemuan kunjung mengunjungi dan sebagainya sehingga semua Jawatan Agama seluruhnya merupakan badan yang kokoh kuat.

Laporan Utama

Edit



rial

Momentum Pendidikan Agama)

P

endidikan adalah fondasi peradaban bangsa. Pendidikan berperan penting bagi kemajuan negara. Maju tidaknya peradaban negara ditentukan oleh tingkat kemajuan pendidikannya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Jelas bahwa pendidikan bukan hanya soal kecerdasan intelektual, tapi juga emosional dan spiritual. Pendidikan tidak hanya soal kognisi, lebih dari itu juga psikomotor dan afeksi. Selain mencerdaskan, pendidikan harus mampu mengembangkan potensi kreatif siswa, juga meneguhkan karakter dan kepribadiannya. Majalah Ikhlas Beramal edisi kali ini menyajikan sekelumit tentang penerapan Kurikulum 2013 (K13) di madrasah dan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah. Sebagaimana diketahui, K-13 lebih menekankan pada pendidikan karakter yang sangat dibutuhkan guna mewujudkan keperibadian anak bangsa, di samping tentu disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa depan, serta memiliki kemampuan melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan pengetahuannya.

Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Di sinilah pendidikan agama memperoleh momentum dalam kerangka meneguhkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan agama vital karena esensi agama adalah memanusiakan manusia yang menempati foktor penting dalam menata dan menciptakan kehidupan yang lebih baik, serta membangun peradaban bangsa. Pendidikan agama menempati posisi yang sangat strategis untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan anak bangsa tentang sikap dan karakter yang memanusiakan manusia. Diberlakukan sejak tahun 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, K-13 akan mulai diimplementasikan secara bertahap di madrasah pada tahun ajaran 2014/2015 ini, mulai kelas 1 dan 4 MI, kelas 7 MTs, dan kelas 10 MA. Sebagai sekolah yang berciri khas agama (Islam), madrasah mempunyai peran strategis dalam melahirkan anak bangsa yang berkarakter dan berkepribadian. Bahwa sampai sekarang tidak terdengar dan terlihat peristiwa tawuran antar siswa madrasah, tentu itu menjadi salah satu indikasi keberhasilan penanaman perilaku baik di sana. Namun lebih dari itu, implementasi K-13 di madrasah diharapkan akan melahirkan anak didik yang berkarakter dan mampu mencerminkan substansi ajaran agama yang penuh dengan kedamaian dan memanusiakan manusia. Demikian halnya dengan K-13 di PAI di sekolah, diharapkan tidak hanya menjadikan siswa memahami ilmu agama, tapi juga mengamalkan ajaran agamanya. Wallahu A’lam bish-shawab! [ M. KHOERON DURORI ]

Ikhlas Beramal

Nomor Nomor 85 - 87 tahUN - tahUN xvII -xvII FEBrUarI - JUNI 2014

7

Laporan Utama

suara.com

TANTANGAN SANG PUTERA MENTERI 8

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Laporan Utama



Langkah pertama Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama yang baru adalah mengumpulkan pejabat dan para staf untuk mendengar dan berdiskusi, juga dengan berbagai kalangan. “Pertama yang harus saya lakukan adalah mengidentifikasi dan menemukenali persoalan-persoalan yang dihadapi, masalah aktual yang ada sekarang,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahun xvII - JUNI 2014

9

Laporan Utama

P

ergantian pimpinan dalam birokrasi pemerintahan sejatinya merupakan hal biasa. Bahkan, hal itu seringkali menjadi sarana penyegaran dan pengembangan diri abdi negara. Namun, kalau pergantian itu terjadi di level menteri, tentu nuansanya menjadi berbeda. Terlebih pergantian itu terjadi secara tiba-tiba karena ada hal yang mendera. Awal Juni 2014, Kementerian Agama menapaki babak baru, karena adanya pergantian Menteri. Seiring diterimanya surat pengunduran diri Bapak Suryadharma Ali (SDA) oleh Presiden SBY, Lukman Hakim Saifuddin (LHS) dilantik sebagai pengganti, tepatnya pada Senin, 9 Juni. Putera mantan Menteri Agama Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (almarhum) ini pun resmi menjadi penerus perjuangan ayahnya, menakhodai Kementerian dengan satuan kerja (satker) terbesar di dunia. LHS tentu punya alasan sendiri untuk menerima amanah ini, bahkan meski di penghujung Kabinet Indonesia Bersatu. Mengapa? Tentu sang Menteri sendiri yang lebih tahu. Tapi yang pasti, setumpuk tantangan sudah menanti untuk segera

10

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

diselesaikan dalam rentang waktu 4 bulan, dari Juni hingga Oktober, saat kabinet pemerintahan harus berganti.

Komitmen Pembenahan Gerak cepat pembenahan harus segera dilaksanakan LHS. Maklum, masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu memang hanya sampai 20 Oktober, sebelum digantikan oleh kabinet yang baru. Komitmen Menag, sebagaimana ditegaskan pada hari pertama dilantik, untuk melakukan langkah pembenahan di Kementerian Agama patut diapresiasi. “Pembenahan di Kemenag akan lebih serius,” kata Menag saat ditemui pers usai pelantikan dirinya sebagai Menteri Agama di Istana Negara, 9 Juni. Penegasan Menag ini penting untuk memberikan sinyal positif, sekaligus bekal bagi para aparatur dalam menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi. Bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Kementerian Agama menurun tidak bisa dipungkiri, namun semangat baru harus digelorakan, dukungan moril harus diberikan, demi menunjukan komitmen pembenahan dan perbaikan.

 Suasana santai kunjungan Menag Lukman Hakim Saifuddin ke PP Muhammadiyah (foto kiri), PB Nahdhatul Ulama (foto kanan atas) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (foto kanan bawah). Kunjungan tersebut merupakan upaya Menag mencari masukan terhadap perbaikan pengelolaan Kementerian Agama.

Untuk memperoleh masukan riil terkait persoalan Kementerian yang sekarang dipimpinnya, LHS mengumpulkan sejumlah pejabat dan para pegawai. Sampai titik ini, langkah cepat Menag untuk menemukenali masalah dengan mendengar dan mengajak diskusi berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, sangatlah tepat. “Pertama yang harus saya lakukan adalah mengidentifikasi dan menemukenali persoalanpersoalan yang dihadapi, masalah aktual yang ada sekarang,” terangnya usai meninjau ruang kerja pegawai Kementerian Agama, 9 Juni lalu. Mantan Wakil Ketua MPR ini juga menyambangi beberapa lembaga penggiat korupsi, seperti KPK. Lukman sepertinya ingin memastikan segala



kemenag.go.id

Laporan Utama

misi Kementerian Agama, khususnya yang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji, peningkatan kualitas kerukunan dan kehidupan umat beragama, serta implementasi Kurikulum 2013 yang sudah di depan mata. Maklum, ketiga persoalan ini menjadi tantangan terbesar LHS untuk segera menegakkan kembali wibawa Kementerian yang dulu juga pernah dipimpin ayahnya.

Akselerasi Persiapan Haji Penyelenggaraan haji 1435H patut mendapat perhatian serius dari Menteri Agama. Konon, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pesan khusus kepada LHS untuk menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Pun, dalam kesempatan Menag berkunjung ke PP Muhammadiyah dan PBNU, kedua pimpinan ormas terbesar di Indonesia ini memberikan pesan yang sama

google.com

kebijakan yang akan diambilnya tepat dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. “Dari eksternal yang paling tepat adalah KPK. Sebab, merekalah yang hari-hari belakangan ini melakukan pengamatan secara intensif atas upaya kita dalam melakukan pembenahan di Kemenag ini,” tuturnya. Langkah Menag menggali masukan dari ormas-ormas Islam, khususnya dari Pengurus Pusat Muhammadiyah, dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, juga memberi angin segar bagi capaian

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahun xvII - JUNI 2014

11

 Menag Lukman Hakim Saifuddin tengah meninjau kantor Direktorat Pembinaan Haji agar Menag berkomitmen penuh untuk menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dengan menegakkan aturan secara tegas. Selain karena merupakan tugas nasional sebagaimana diamanatkan dalam UU No 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, sukses pelaksanaan rukun Islam kelima ini juga penting karena menyangkut hak orang banyak. Indonesia adalah negara dengan kuota haji terbesar di dunia dengan jumlah normal mencapai 211.000 orang. Dalam dua tahun terakhir, kuota tersebut dikurangi 20% karena kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang sedang melakukan perluasan Masjidil Haram sehingga kuotanya menjadi 155.200, terdiri dari 154.049 kuota jamaah dan 1.151 kuota petugas haji daerah. Memobilisasi warga bangsa dengan jumlah sedemikian besar dari Tanah Air ke Tanah Suci dan memulangkan kembali ke Bumi Pertiwi, tentu bukan tugas yang ringan dan karenanya harus dipersiapkan secara matang. Namun demikian, persiapan tersebut harus diakselerasi mengingat waktu yang tersisa tidak banyak. Besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1435 H memang sudah disepakati oleh Pemerintah (baca: Kementerian Agama) dan DPR sejak 3 Maret 2014. Namun demikian, Peraturan Presiden No 49 Tahun 2014 tentang BPIH yang menjadi payung hukum dalam melakukan segala aktivitas persiapan penyelenggaraan ibadah haji baru ditandatangani 30 Mei 2014. Padahal, pemberangkatan kloter pertama jamaah haji Indonesia dijadwalkan akan dilakukan pada 1 September yang akan datang. Untung beberapa persiapan terkait proses persiapan penyediaan akomodasi di Arab Saudi sudah dilakukan lebih awal, sejak bulan April. Putera Menteri Agama ke-9, Saifuddin Zuhri, ini sepertinya sadar betul bahwa penyelenggaraan haji sangat kompleks

12

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

dan karenanya dibutuhkan komitmen kerja yang tinggi untuk melayani. “Sampai saat ini, saya belum menemukan pembanding atas kompleksitas penyelenggaraan ibadah haji. Ada dimensi dunia, ada pula dimensi ukhrowi, juga melibatkan emosi. Ekspektasi masyarakat sangat tinggi kepada kita. Jangan cederai lagi kepercayaan masyarakat!” ajak Menag. Pada titik ini, komitmen Menag LHS untuk memanfaatkan kuota haji secara adil dan transparan sangatlah strategis dan bisa menjadi starting point pembenahan. Maklum, persoalan kuota, utamanya sisa kuota, menjadi sorotan utama masyarakat disebabkan adanya dugaan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan nomor antrian. Persoalan sisa kuota ini bahkan menjadi salah satu rekomendasi yang diberikan KPK saat Menag berkunjung ke kantor lembaga anti rasuah ini, Selasa (10/06). Dikatakan Busyro Muqaddas, Wakil Ketua KPK, salah satu masukan yang diberikan kepada Menag yang baru adalah agar kuota jamaah haji yang gagal berangkat karena suatu alasan bisa diberikan kepada jamaah lain yang sebelumnya sudah mengantri. Jika Menag berhasil memanfaatkan kuota haji sesuai dengan peruntukannya, maka hal ini tentu akan memberikan rasa keadilan kepada para jamaah. Adil karena kuota jamaah memang diperuntukan untuk jamaah, tidak untuk lainnya. Kuota petugas juga diperuntukan bagi petugas, bukan untuk lainnya. Terlebih jika ini dilakukan secara transparan sehingga publik bisa secara mudah untuk mengetahuinya. Namun, persoalan haji tidak hanya masalah sisa kuota. Menag baru juga dituntut untuk dapat memberikan layanan pemondokan yang layak, transportasi yang memadai, serta layanan katering yang sehat, bergizi, dan tentu tidak basi. Walhasil, tantangan yang harus diselesaikan LHS terkait penyelenggaraan haji tahun ini sangat besar, sebesar

Chairul Wahyudi-Pinmas

Laporan Utama



“Haji tahun ini menjadi pertaruhan kita untuk merebut kembali kepercayaan publik yang sekarang ini mungkin sedikit tercederai..”

ekspektasi masyarakat terhadap perbaikan layanan ibadah haji. Sukses penyelenggaraan haji 1435H/2014M akan menjadi pertaruhan Kementerian Agama untuk memperoleh kembali kepercayaan dari masyarakat. Maka wajar jika Menag secara khusus meminta seluruh jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), untuk berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan ibadah haji serta menjalankan amanah yang dipikul sebaik dan semaksimal mungkin. “Haji tahun ini menjadi pertaruhan kita untuk merebut kembali kepercayaan publik yang sekarang ini mungkin sedikit tercederai,” terang Menag saat membuka Rapat Koordinasi Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2014, yang dihadiri para pejabat Eselon I, II, III, dan IV Ditjend PHU di Gedung Kemenag Jakarta, Selasa, (24/06).

Laporan Utama

tahun-tahun sebelumnya meningkat dan sempat menurun, tahun 2013 dilaporkan serempak menurun secara jumlah. Hal ini diakui oleh Nursyahbani Katjasungkana yang hadir saat peluncuran buku itu, pada Senin (28/4). Kendati begitu, Nursyahbani mengingatkan bahwa meski jumlahnya menurun, namun kekerasan berbasis agama tidak bisa dianggap sebagai persoalan kecil. Lagipula, kasus yang terjadi banyak menyangkut keyakinan yang tidak boleh dipaksakan apalagi dengan kekerasan. Sekadar menyebut contoh, sejak tahun 2010 hingga sekarang, problem Ahmadiyah sepertinya masih menjadi “sekam” yang bisa terbakar sekira ada sumbu yang menyulutnya. Kasus terakhir antara lain penggembokan Masjid Ahmadiyah di Bekasi oleh Pemkot Bekasi pada 16 Mei lalu. Demikian juga dengan masalah izin pendirian rumah ibadah GKI Yasmin yang masih memerlukan fasilitasi Kementerian Agama agar selesai persoalannya. GKI Yasmin disegel Satpol PP Kota Bogor pada April 2010 sehingga Jemaat GKI Yasmin melaksanakan ibadah di halaman gereja. Masalah ini pun



masuk ke ranah hukum. Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara memenangkan GKI Yasmin dalam sengketa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang berbuntut penyegelan. Mahkamah Agung juga telah menolak permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Pemkot Bogor. Masalah kerukunan lainnya adalah yang terkait dengan konflik Sampang, Madura, yang mengakibatkan sebagian penduduk Sampang harus tinggal di pengungsian, terpisah dari sanak keluarga dan harta benda miliknya. Penyelesaian kasus Sampang ini sungguh tidak mudah. Semua ini menuntuk kearifan semua pihak untuk bisa menyelesaikannya dan tentunya menjadi tugas Lukman Hakim Saifuddin selaku Menteri Agama. Di sinilah tantangan Menag LHS untuk terus membina kerukunan intern dan antar umat beragama. Tentu akan sangat strategis manakala di awal kepemimpinannya ini LHS menyempatkan diri untuk meninjau langsung sekaligus berdialog dengan pihak-pihak terkait sehingga persoalan ini bisa segera di selesaikan. Walaupun masalah kerukunan sampai saat ini masih mendera

Persoalan kerukunan juga tidak kalah pentingnya untuk bisa segera diselesaikan. Masalah tersebut antara lain terekam dalam Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan 2013 yang dikeluarkan oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan, April lalu. Laporan ini memuat grafik fluktuasi kasus keagamaan sepanjang 2007 – 2013 yang sejatinya meminjam data dari sejumlah LSM. Jika pada

Chairul Wahyudi-Pinmas

Membina Kerukunan

 Kantor Pusat Informasi dan Humas pun mendapat kunjungan dari Menag Lukman Hakim Saifuddin di hari pertama menjabat Menteri Agama.

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

13

Laporan Utama bangsa kita, namun dalam pandangan Buya Safii Ma’arif, penyelesaian kasus-kasus yang terkait dengan kerukunan dari tahun ke tahun sudah menunjukkan perbaikan. Meski diakuinya terkadang masih diwarnai dengan adanya kasuskasus kecil yang dipublikasikan sedemikian rupa sehingga tidak jarang mengesankan bangsa ini tidak toleran. “…hubungan lintas agama antar agama itu relatif bagus, tetapi kadang-kadang itu dikacaukan oleh kasus-kasus kecil serta diekspos dan di-blow up oleh media. Seakanakan bangsa ini sudah tidak toleran lagi. Seakan-akan kasus ini mewakili sayap besar umat Islam di Indonesia. Dan itu tidak benar,” terang Buya Syafii saat menjadi salah satu narasumber pada launching buku Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan 2013 tersebut, dengan tajuk “Meneguhkan Komitmen Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama”. Hal sama dan di kesempatan yang sama juga disampaikan Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, bahwa kondisi kehidupan beragama di Indonesia sejatinya relatif baik. Bahkan, ketika utusan Obama datang dan bertanya tentang kasus diskriminasi di Indonesia, Mahfud menjawab bahwa kasus diskriminasi terjadi di bumi manapun, termasuk Eropa dan Amerika, dan di Indonesia jumlahnya relatif kecil mengingat luasnya wilayah dan banyaknya penduduk Indonesia. Kementerian Agama selaku institusi yang mempunyai misi meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan umat beragama memang terus berupaya dalam menjaga kerukunan bangsa. Pembinaan terhadap forum-forum kerukunan umat beragama (FKUB) terus dilakukan melalui Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) dan bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan. Upaya untuk memfasilitasi penyelesaian kasus Ahmadiyah, Sampang, dan GKI Yasmin juga terus dilakukan demi menjaga kerukunan. Bahkan, pada penghujung tahun 2013 hingga awal 2014, Kemenag menggalakkan Gerak Jalan Kerukunan sambil mengusulkan dijadikannya Hari Amal Bhakti Kementerian Agama yang jatuh pada 3 Januari sebagai Hari Kerukunan Nasional. Sebagai Menag baru, LHS sejatinya mempunyai modal yang cukup besar. Ayahnya yang juga pernah menjadi Menteri Agama (1962 – 1968) dikenal sangat concern dalam urusan religiusitas dan kerukunan bangsa. Lebih dari itu, pengalaman LHS selaku Wakil Ketua MPR yang dalam kurun lima tahun terakhir ini terus menggaungkan semangat nilainilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Rapublik Indonesia (NKRI), tentu menjadi bekal penting bagi dirinya untuk mengimplementasikan nilai dan pemahamaannya terkait kerukunan pada saat dirinya duduk di jajaran eksekutif. Pengalamannya sebagai aktivis Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama (NU) tentu juga memberi warna tersendiri tentang corak keberagamaan yang tawazzun, tawassuth, dan tasammuh. Pun latar belakang pendidikannya sebagai santri pondok pesantren yang biasa bergaul dengan para

14

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

santri dari berbagai wilayah di pelosok negeri.

Implementasi Kurikulum 2013 Hal penting lain yang butuh perhatian serius Menag LHS adalah implementasi Kurikulum 2013 (K-13) di madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada sekolah. Mata pelajaran (mapel) PAI di sekolah sesuai Kurikulum 2013 sudah berjalan setahun yang lalu. Sedangkan untuk Kurikulum 2013 di madrasah baru akan menerapkannya pada awal tahun ajaran 2014/2015 secara bertahap. Implementasi K-13 di madrasah baru akan dilakukan pada kelas 1 dan 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI), kelas 7 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan kelas 10 Madrasah Aliyah (MA). Setidaknya ada dua hal yang harus disiapkan Kemenag, dalam konteks ini Direktorat Pendidikan Madrasah, yakni terkait buku pelajaran dan penguatan kompetensi tenaga pendidik (guru). Hal yang disebut terakhir sebenarnya sudah disiapkan sejak setahun lalu. Penundaan implementasi K-13 selama satu tahun dimanfaatkan oleh Direktorat Madrasah untuk melakukan sosialisasi sekaligus penguatan aspek kompetensi terhadap lebih dari 137 ribu guru. Tentu belum semua guru madrasah, dan karenanya di tahun 2014 pun pelatihan guru untuk K-13 terus dilakukan. Penyiapan buku sejatinya juga sudah dilakukan setahun yang lalu. Namun, proses pengadaannya yang sepertinya masih belum selesai, dan karenanya harus memperoleh pengawalan serius. Bahkan tidak sekedar pengadaannya, substansi buku K-13 semestinya harus memperoleh perhatian serius sehingga sesuai dengan fungsinya sebagai bahan ajar yang akan mengantarkan siswa memperoleh pemahaman tentang pendidikan keislaman dan karakter

Chairul Wahyudi-Pinmas

Laporan Utama

 Menag Lukman Hakim Saifuddin tengah berdiskusi santai dengan pimpinan dan pegawai Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.



“Pendidikan agama harus mencerahkan dan menenteramkan. Esensi agama adalah memanusiakan manusia. Karenanya, mereka yang mendalami agama itu idealnya dapat mengejawantahkan ilmunya pada perilaku yang memanusiakan manusia..”

 Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

ke-Indonesiaan. Kementerian Agama memang hanya menyiapkan buku K-13 untuk rumpun mata pelajaran PAI (Al-Quran Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam) dan Bahasa Arab. Sebab, untuk buku mapel umum, semuanya diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun demikian, buku yang disiapkan jumlahnya cukup banyak, ada sekitar 54 judul buku, termasuk buku pegangan guru.



Implementasi K-13 penting untuk dikawal Menag, selain karena kurikulum baru, juga pada dasarnya kurikulum ini sangat strategis bagi pendidikan agama dan keagamaan. K-13 memang disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan masa depan sehingga menitikberatkan pada pembekalan peserta didik agar memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan pengetahuannya. Lebih dari itu, K-13 juga menekankan pada pendidikan karakter yang sangat dibutuhkan guna mewujudkan keperibadian anak bangsa. Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Di sinilah pendidikan agama memperoleh momentum dalam kerangka meneguhkan pendidikan karakter bangsa. Menag harus bisa memastikan seluruh aparaturnya, khususnya para guru dan kepala madrasah, memahami betul substansi pendidikan agama yang oleh Menag sendiri disebut sebagai jantung Kementerian Agama. Dalam kesempatan wawancara terkait Pendidikan Islam, Juni lalu, Menag menegaskan bahwa pendidikan agama harus mencerahkan dan menenteramkan. “Esensi agama adalah memanusiakan manusia. Karenanya, mereka yang mendalami agama itu idealnya dapat mengejawantahkan ilmunya pada perilaku yang memanusiakan manusia,” tegas Menag. “Pendidikan agama harus manifest, harus mewujud dalam perilaku keseharian anak didik umat manusia yang betul-betul mencerminkan substansi dari agama itu yang penuh kedamaian dan memanusiakan manusia,” tambahnya. Senada dengan Menag, Pelaksana Tugas (Pgs) Dirjen Pendidikan Islam yang juga Sekjen Kementerian Agama, Nur Syam, ikut menegaskan bahwa penerapan K-13 memperkuat posisi pendidikan Islam, baik PAI di sekolah terlebih lagi madrasah. Hal ini tidak terlepas dari orientasi K-13 yang memberikan penekanan lebih pada pendidikan karakter yang sudah biasa dilakukan di internal pendidikan Islam seperti madrasah. Namun demikian, implementasi K-13 tetap harus dipersiapkan secara matang. Terlebih minat masayarakat terhadap lembaga pendidikan binaan Kemenag terus mengalami kenaikan. Akhirnya, sebagai Menag baru, wajar jika banyak harapan masyarakat yang dilekatkan kepada LHS, bahkan meski waktunya hanya sebentar. Haji, kerukunan, dan pendidikan hanyalah bagian dari kapal besar Kementerian Agama. Masih banyak lagi persoalan lainnya yang mesti diselesaikan demi optimalnya pelayanan kementerian yang bermotto ikhlas beramal. Selamat bekerja Sang Putera Menteri!

M. KHOERON DURORI DAN EDY SUPRIATNA SJAFEI

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

15

Laporan Utama

tablgh.or.id

Safari Sepekan Menag Baru

dan kepatuhan pelaksanaannya. Dan keempat, tentang pemanfaatan kuota haji agar dilakukan secara transparan. “Tekanannya, kuota haji menjadi hak utama calon jamaah haji,” tegas Busyro.

Dr. M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi

Revisi Regulasi Haji

Masukan terakhir, kata Busryo, kuota jamaah haji yang gagal berangkat karena suatu alasan bisa diberikan kepada jamaah lain yang sebelumnya sudah mengantri. M. KHOERON

M

enteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta, Selasa (10/6/2014), untuk berkonsultasi seputar penyelengaraan haji hingga tugas Kementerian Agama. “Saya hanya ingin mendapat masukan dari KPK. Terkait penyelenggaraan haji, fungsi, dan tugas Kemenag,” kata Lukman.

Kedua, pentingnya penyelesaian peraturan atau aspek-aspek regulasi yang terkait penyelenggaran ibadah haji. Ketiga, perlu standardisasi komponen indirect cost

16

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

tribunnews.com

Usai pertemuan, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan pihaknya bersama Menag membicarakan masalah seputar penyelenggaraan ibadah haji. Menurut Busyro, KPK memberi sejumlah rekomendasi terkait penyelenggaraan haji. Masukan itu, antara lain, terkait revisi undang-undang penyelenggaraan haji. Berdasarkan kajiankajian dari Deputi Pencegahan KPK, perlu ada penekanan pentingnya pemisahan antara fungsi regulator dengan fungsi pelaksana.

DURORI

id.beritayahoo.com

Laporan Utama

Prof Dr. Din Syamsuddin, MA Ketua Umum PP Muhammadiyah

RUU Jaminan Produk Halal Urgen Diselesaikan

S

elasa (10/06) atau hari kedua setelah dilantik, Menag Lukman Hakim Saifuddin bersilaturahim ke Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, dan diterima langsung oleh Ketum Prof Dr. Din Syamsuddin, MA dan Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’thi. “Selain silaturahim, kedatangan saya untuk meminta masukan berbagai hal



tentang fungsi dan kewajiban yang harus dijalankan Kemenag menyangkut beberapa hal semisal penyelesaian masalah sertifikasi halal dan RUU JPH (Jaminan Produk Halal), penyelenggaraan haji, dan lain sebagainya,” kata Menag. Prof Din Syamsuddin menyampaikan bahwa masalah sertifikasi halal dan RUU JPH sangat urgent dan berharap panja DPR bisa segera menyelesaikan. Menurutnya,Muhammadiyah mendukung fatwa MUI karena selama ini sudah berjalan baik. “Mungkin lebih baik fatwa MUI didukung oleh BP POM dan di daerah didukung oleh universitas yang mempunyai laboratorium. Baru kemudian mendapatkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh MUI atau Kemenag,” terangnya. Tentang haji, Prof. Din mengaku sudah berjalan dengan baik. “Meski ada monopoli pemerintah yang mana tidak ada kompetisi, namun jika diserahkan swasta misalnya, agak susah juga, karena menyangkut dimensi ibadah. Bisa tidak, semisal bimbingan haji dilakukan oleh ormas-ormas keagamaan? Meski nantinya dalam regulasi akan rumit,” katanya. Pria asal Lombok ini juga berharap, perbedaan penetapan awal bulan Hijriyah, terutama Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah bisa diselesaikan sehingga masyarakat tidak bingung. “Memang susah mendekatkan hisab dan rukyat. Karena banyak dasar yang dipakai, namun semoga saja ke depan, ada persamaan pandangan,” harapnya. PUJIYANTO

K.H. Said Aqil Siradj Ketua Umum PB Nahdhatul Ulama

Kalau Amanah, Saya Kira Tak Ada Persoalan

KH Said Aqil Siradj berharap kepada Menag yang baru agar menata ulang, melakukan evaluasi, dan membenahi Kemenag agar lebih baik. “Saya bersyukur Pak Lukman menjadi Menteri Agama dan berharap bisa menata ulang Kemenag agar lebih baik,” ujar kyai Said.

posmetrobatam.com

H

ari ketiga setelah dilantik sebagai Menag, Lukman Hakim bersilaturahim dengan Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) dan diterima Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj dan sejumlah pengurus di kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (11/6). “Sebagai Menag, sudah sepantasnya saya sowan ke kantor PBNU, bertemu dengan para kyai guna mendapatkan masukan terkait tugas fungsi dan kewajiban yang harus dijalankan Kementerian Agama menyangkut penyeleggaraan haji, tentang pengelolaan pendidkan Islam, dan banyak hal yang sebenarnya sejalan dengan tugas fungsi Kemenag,” ujar Menag.

Terkait penyelenggaraan haji, KH Said Aqil minta agar ada komitmen yang tegas dan tidak setengahsetengah. “Kalau amanah, saya kira tidak ada persoalan,” ujar KH Said. Dalam kesempatan tersebut, PBNU kembali menegaskan menolak wacana pembentukan Badan Khusus Haji karena dinilai tidak akan lebih baik. “Karena bila dibikin badan khusus, belum tentu lebih baik, nanti pasti akan menggunakan pihak lain,” KH Kiai Said. DODO MURTADO

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

17

presidenri.go.id

Laporan Utama

 Lukman hakim Saifuddin

PUTERA MENTERI

JADI MENTERI



ukman Hakim Saifuddin (LHS), sejak Senin Wage, 9 Juni 2014 pukul 10.00 WIB, melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 54 P Tahun 2014, resmi menjadi Menteri Agama (Menag) yang ke-21, menggantikan Suryadharma Ali. Istana negara menjadi saksi pelantikan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini sebagai Menag. Dengan demikian, LHS menapaktilasi mendiang ayahandanya KH Saifuddin Zuhri sebagai Menteri Agama. Sebagaimana diketahui, K.H. Saifuddin Zuhri almarhum yang juga mantan Pemimpin Redaksi Duta Masyarakat dan Sekjen PB Nahdhatul Ulama tersebut menjadi Menag ke9 pada akhir masa Orde Lama dan awal masa Orde Baru, tepatnya pada 1962-1967. Sebagai Menag, almarhum dikenal sebagai sosok yang teguh dalam menjaga religiusitas dan kerukunan bangsa Indonesia.

18

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Pada 2009 lalu, nama LHS sebenarnya sudah disebutsebut layak menduduki jabatan Menteri dalam kabinet 2009-2014. Namun saat itu LHS lebih memilih berkiprah sebagai Wakil Ketua MPR. Kini, aktivis Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Nahdlatul Ulama ini memilih jalannya meneruskan perjuangan ayahanda sebagai Menteri Agama. LHS mengaku bahwa menjadi Menag merupakan kepercayaan yang luar biasa berat, terlebih dengan adanya permasalahan yang sedang mendera. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri secara khusus berpesan agar Lukman melakukan terobosan untuk mengembalikan moril pegawai sehingga fungsi-fungsi di Kemenag bisa fokus dan berjalan dengan baik. “Mudah-mudahan, dengan bantuan dari semua pihak, kita bisa membangun dan menumbuhkan citra Kemenag menjadi lebih baik,” harap Lukman.

Laporan Utama

Lukman Hakim Saefuddin lahir di Jakarta pada 25 November 1962. Mantan Ia bungsu dari 10 bersaudara, pasangan KH Saifuddin Zuhri dengan Hj Solichah (almarhumah). Kesembilan kakak Anggota DPR RI 19972014 dari Dapil VI (Kabupaten Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Kabupaten Magelang, dan Kota Magelang) adalah Dr Fahmi Djafar (beristri Dra Maryam, putri tokoh NU KH Ahmad Syaikhu), Farida (bersuami Shalahuddin Wahid, putra ketiga KH Wahid Hasyim), Anisa (istri Dr Solichul Hadi/ aktivis PMII), Aisyah, Andang FN, Baehaqi, Julia, Annie, dan Adib (menikah dengan Yanti Ilyas binti KH M Ilyas). Setelah menimba ilmu di sekolah dasar, MI Manaratul Ulum dan SMPN XI, Lukman kecil melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur pada 1983. Kemudian kuliah di Universitas Islam AsSyafi’iyyah Jakarta, dan diwisuda pada 1990.

Seorang Organisatoris Lukman muda merupakan organisatoris sejati. Pada usia 23 Tahun, Lukman masuk kepengurusan Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU, hingga berkiprah menjadi Wakil Sekretaris periode 1985-1988. Di sinilah, Lukman mulai berkecimpung dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama, lembaga sosial keagamaan terbesar di dunia yang telah membesarkan ayahandanya. Pada 1988, Lukman aktif di Pengurus Pusat Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU, hingga dipercaya menjadi Wakil Sekretaris. Kemudian Lukman dipercaya sebagai Kepala Bidang Administrasi Umum, lalu menjadi Koordinator Program Kajian dan Penelitian, dan menjadi Koordinator Program Pendidikan dan Pelatihan. Pada 1996, posisi Lukman naik menjadi Ketua Badan Pengurus, periode 1996-1999. Selama beraktivitas di Lakpesdam, Lukman mengikuti pendidikan singkat tentang Community Organizer in Health and Development in Asian Rural Settings di Asian Health Institute, Nagoya, Jepang dan di Curtin University, Perth, Australia. Pada 1995-1997, Lukman bergabung dengan Helen Keller International sebagai project manager dalam program The Irian Jaya Community Eye Care Project. Lukman juga pernah menjadi anggota Majelis Pengarah Pesantren AlHamidiyah, Depok. Pun juga, pernah menjadi pengajar pada Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta. Sejak 1994 hingga kini, Lukman aktif juga dalam Pengembangan Program Yayasan Saifuddin Zuhri sebagai Menjadi Wakil. Pada 2004-2007, Lukman juga aktif menjadi anggota Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).



Persatuan Pembangunan (PPP) yang menawari bungsu dari 10 bersaudara ini untuk bergabung. Beberapa saat Lukman berfikir, mendiskusikannya dengan teman-teman di Lakpesdam NU dan para kiai. Kebetulan saat Orde Baru, citra partai politik tidak begitu menjanjikan. Beberapa kiai sepuh yang disowani, mengizinkan Lukman masuk partai. “Asalkan niatan kita tulus, iklas, semoga akan membawa keberkahan dan kemaslatan. Kalau niatan kita hanya sekedar capaian-capaian jangka pendek seperti harta, jabatan atau kursi, belum tentu akan mendapat keberkahan,” begitu kira-kira petuah beberapa kiai kepadanya. Lukman pun memutuskan untuk mengikuti ajakan untuk bergabung dengan PPP, partai yang didirikan oleh mendiang ayahanda KH Saifuddin Zuhri. Dari PPP, Lukman Hakim Saifuddin memperoleh pengalaman sebagai anggota DPR/MPR RI selama 16 tahun 7 bulan (1997-2014). Jabatan terakhir sebelum dilantik sebagai Menteri Agama adalah Wakil Ketua MPR untuk periode 2009–2014. Selama mengabdi di DPR, ayah tiga putera ini, pernah memimpin Tim Pemantau Operasional Haji di Saudi Arabia, mewakili DPR dalam Young Parliamentarians Meeting di Filipina dan Italia, memenuhi undangan The American Council of Young Political Leaders di Amerika Serikat, menjadi anggota delegasi Indonesia dalam The Role of the Legislatures di Mongolia, dan anggota Delegasi Indonesia dalam Congress of Democrats from the Islamic World di Turki. Selain itu, lelaki penggila sepakbola ini juga sempat melakukan studi tentang konstitusi ke Rusia, Jerman, Perancis, Belanda dan Spanyol, saat menjadi anggota Badan Pekerja MPR yang khusus merancang perubahan Undang-Undang Dasar 1945 pada 1999-2002. Lukman juga dipercaya sebagai Sekretaris Forum Konstitusi (wadah berhimpunnya para pelaku sejarah yang merumuskan Rancangan Perubahan UUD 1945), sekaligus menjabat Wakil Ketua Tim Sosialisasi UUD 1945 MPR RI (2004-2009), Sekretaris Fraksi PPP MPR RI (2004-2007), Wakil Ketua Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR RI (2006-2007), Anggota Tim Kuasa Hukum DPR RI (2004-2009), dan Ketua Fraksi PPP DPR RI (2007-2009). Sebelum menjabat sebagai Menteri Agama pada 9 Juni lalu, suami Trisna Willy tersebut menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI (2009-2014). Lukman Hakim Saifuddin kembali terpilih menjadi wakil rakyat pada Pemilu 2014 dari Dapil Jateng VI dengan total perolehan suara partai sebanyak 137.499. Dia semestinya akan dilantik pada 1 Oktober yang akan datang sebagai anggota DPR. Pada saat itu, operasional penyelenggaraan haji masih berjalan, bahkan belum sampai pada puncak penyelenggaraan haji, wukuf di Arafah.

Aktif di Partai Lukman Hakim Saifuddin, merasa terpanggil, mulai berkecimpung dan mengabdikan diri di partai politik sejak usia 32 tahun, tepatnya pada 1994. Adalah Partai

PUJIYANTO DAN EDY SUPRIATNA SJAFEI Diolah dari berbagai sumber

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

19

Berita  Gerakan one Day one Juz

.kemenag.go.id

MENCINTAI AL QURAN dengan Membaca

W

akil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk mencintai Al-Qur’an dengan cara rajin membacannya. Hal ini disampaikan Wamenag dalam ceramahnya pada event Grand Launching One Day One Juz (ODOJ) yang dikemas dengan acara “Damai Indonesiaku” di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (04/05). Acara dihadiri Yusuf Mansyur dan ribuan umat Islam dari berbagai wilayah Jakarta dan luar Jakarta. “Bacalah Al-Qur’an. Insya Allah, kita akan menyimak makna-makna yang terkandung di dalamnya,” kata Wamenag. Islam mengajarkan bahwa membaca Al-Quran itu bernilai ibadah, apalagi kalau sampai memahami

20

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

makna yang terkandung di dalamnya. Untuk bisa memahaminya, umat Islam bisa belajar kepada para ahli tafsir Indonesia. Selain di kampus dan pesantren, kajian tafsir sekarang ini juga banyak diselenggarakan di majelis-majelis taklim, masjid, dan mushalla. Wamenag menjelaskan penjualan buku-buku di seluruh dunia yang ‘best seller’ adalah Al-Qur’an. “Penjualan laris itu bukan hanya di Indonesia tapi juga di Amerika dan Eropa. Buku yang paling banyak menyedot pembeli, dan tidak ada tandingannya adalah Al-Qur’an, bukan kitab suci lain, atau novel, dan buku-buku lainnya,” papar Wamenag. Menurutnya, pernah ada penjualan

novel di Amerika yang laku keras, tapi juga tidak bisa menandingi penjualan Al-Qur’an. Bahkan, yang membeli AlQur’an itu bukan hanya orang-orang Islam, tapi juga orang di luar Islam yang tertarik untuk membaca isi dari kandungan Al Qur’an. “Sebab itu, pertumbuhan umat Islam di seluruh dunia semakin dasyat. Saat itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hilary Clinton mengaku, bahwa agama yang paling cepat berkembang adalah Islam. Mengapa? Karena kitab sucinya menurut Hilary masuk akal,” tutur Wameng. Dikatakan Wamenag, kitab suci yang tidak bisa dicerna akal tidak akan mendapat tempat dalam manusia modern. Dan Al-Qur’an sejalan

dengan sains yang berkembang sekarang ini. “Jadi jangan khawatir, kita bersama Al-Qur’an pasti maju. Karena itu, saya meminta umat Islam rajin untuk membaca Al-Qur’an karena semakin dibaca, semakin dalam maknanya,” tegas Wamenag.

Komunitas Pembaca Al Quran Pada peluncuran gerakan Satu Hari Satu Juz itu juga ditandai peluncuran komunitas pembaca Al Qur’an, yang beranggota lebih dari 95.000 orang. Komunitas pembaca Quran ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori “Membaca Al-Quran Serentak Terbanyak”.



Fokus Berita

Kita bersama Al Quran pasti maju. Saya minta umat Islam rajin membaca Al Quran karena semakin dibaca

semakin dalam maknanya.”

____________ Wamenag Nasaruddin Umar ______________

sulsel.kemenag.go.id

Bahkan tak hanya kategori Indonesia, rekor ini akan dinaikkan menjadi rekor dunia. “Dengan sangat menyesal, kami tidak memberikan Piagam Rekor Indonesia, tapi kami memberikan rekor dunia,” kata Jaya Suprana, Ketua MURI. Anggota komunitas yang juga disapa ODOJer, memang menyesaki Istiqlal. Sejak pukul 06.00, mereka telah memenuhi ruang utama masjid. Lantai 3 hingga 6 yang jarang dipakai juga disesaki ODOJer. Para anggota ODOJ yang hadir berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan mancanegara, seperti Aceh, Medan, Palembang, Pangkalpinang, Samarinda, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Lampung, Mataram, Brunei Darussalam dan Australia. Perhelatan akbar juga berhasil menghimpun infak senilai lebih dari Rp 100 juta yang akan disumbangkan melalui lembaga Aksi Cepat Tanggap. Acara juga dihadiri sejumlah selebritas yang merupakan anggota komunitas ODOJ, di antaranya, Dude Herlino, Dimas Seto, Baim Wong, Alisa Subandono, Dini Aminarti, dan Pipik Dian Irawati. Komunitas ODOJ juga mengukuhkan Teuku Wisnu dan Oki Setiana Dewi sebagai brand Ambassador One Day One Juz.



Komunitas One Day One Juz adalah komunitas yang memanfaatkan instant messaging Whatsapp dan Blackberry Messenger sebagai media pelaporan tilawah harian. Setiap peserta akan digabungkan dalam sebuah grup beranggotakan 30 orang di mana mereka mendapatkan nomor juz berbeda. Anggota yang sudah menyelesaikan tilawahnya hari itu kemudian melapor di grup untuk dibuatkan rilis tilawah. Menurut sejumlah anggotanya, dengan metode ini, mengkhatamkan Al Quran dalam satu bulan terasa lebih mudah. Jumlah anggota Komunitas ODOJ mencapai 95.760 orang. Selain berasal dari kota-kota di Indonesia, juga di sejumlah negara, di antaranya Australia, Hongkong, Qatar, Amerika

Serikat, Jepang, Jerman, Malaysia, Turki, dan Singapura. Jumlah ini dipekirakan semakin bertambah seiring dengan terus meningkatnya jumlah pendaftar. Anggotanya kebanyakan masih muda, berkisar 20-35 tahun. ODOJer termuda tercatat atas nama Ibrahim, 7 tahun, sedangkan yang tertua adalah Sadiah (76 tahun). Komunitas ODOJ juga turut berperan dalam membantu korban bencana alam di Indonesia. Maret 2014 lalu, Komunitas One Day One Juz memberikan bantuan kepada korban erupsi Gunung Kelud sebesar Rp 100 juta.

JOHARA DAN SKA

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

21

Berita  Petugas haji

memberikan pelayanan bimbingan ibadah bagi jamaah haji. Adapun PPIH adalah petugas haji yang memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jamaah haji di Indonesia dan di Arab Saudi selama masa operasional penyelenggaraan ibadah haji.

MENCARI PETUGAS

yang Handal, Berkualitas, dan Berintegritas

kemenag.go.id

“Rekruitmen petugas haji, baik TPHI, TPIHI, maupun PPIH dilakukan melalui seleksi administrasi, tes kompetensi, dan wawancara,” kata Sri Ilham. Pelaksanaan tes calon petugas haji diawasi empat pengawas dari Tim Inspektorat Jenderal kementerian Agama yang diketuai Titik Purwanti.

S

ebagai bagian dari persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1435H/2014M, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) menyelenggarakan seleksi petugas haji. Merekalah yang akan bertugas melayani jamaah haji Indonesia di Embarkasi Tanah Air, selama di Arab Saudi, dan ketika kembali lagi ke Tanah Air. Untuk memperoleh petugas yang handal dan berkualitas, rekruitmen petugas dilakukan secara kompetitif dan kelulusannya didasarkan pada hasil tes seleksi. “Tidak ada unsur kedekatan dalam proses rekruitmen petugas haji. Kelulusan murni ditentukan oleh hasil tes calon petugas,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis saat membuka tes calon petugas haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat di Asrama Haji, 14 Mei. Tampak hadir, Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat, Syahrul

22

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Wirda, Kabid PHU, Syamsuir, Kabag TU, Bustari, Kabid Urais dan Binsyar Damri Tanjung, Kabid Penais dan Zawa, Maswar, serta Kepala Kankemenag Padang Panjang, Japeri. Menurut Sri Ilham, rekruitmen petugas dinilai sangat penting untuk memperoleh petugas haji yang berkualitas dan berintegritas dalam melayani jamaah. “Rekruitmen ini diharapkan menghasilkan petugas haji yang handal, berkualitas dan memiliki integritas yang baik,” katanya. Calon petugas haji yang direkrut terdiri dari Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. TPHI adalah petugas yang menyertai jamaah haji dalam kelompok terbang yang bertugas memberikan pelayanan umum bagi jamaah haji. TPIHI adalah adalah petugas yang menyertai jamaah haji dalam kelompok terbang yang bertugas

Sri Ilham juga menyampaikan, seluruh calon peserta mendapat kesempatan sama untuk menjadi petugas haji. “Tidak ada yang dibedabedakan karena proses seleksi dilalui dengan persaingan yang sehat dan dapat dipertanggung jawabkan,” kata Sri Ilham. “Dengan perencanaan yang baik serta penyaringan yang selektif, diharapkan akan mendapatkan petugas haji yang terbaik di antara yang baik.” Pelaksanaan rekruitmen calon petugas haji secara serempak dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia. Rekruitmen ini merupakan tahapan lanjutan dari proses seleksi di tiap-tiap Kabupaten/Kota dan Kanwil. Adapun peserta yang lolos seleksi dari Provinsi Sumbar berjumlah 35 orang, yang berasal dari pegawai Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat, Perguruan Tinggi, dan Ormas Islam. Dari jumlah itu, akan dipilih tujuh belas untuk menjadi bagian dari TPIHI (6), TPHI (6), dan PPIH Arab Saudi (5). “Peserta yang nantinya dinyatakan lulus dalam tes, agar mepersiapkan diri karena masih ada proses pelatihan petugas yang juga menetukan kelulusan akhir sebagai petugas haji. Bagi peserta yang tidak lolos seleksi, jangan berkecil hati karena kesempatan untuk melayani tamutamu Allah terbuka luas pada tahun-tahun yang akan datang,” pesan Sri Ilham.

M. LUTFHI MAKKI

Fokus Berita



yogyakarta.kemenag.go.id

pukul 23.11 umat Buddha berkumpul di altar utama candi mengikuti ritual Detik-Detik Waisak, Kamis (15/05) dini hari, tepatnya pukul 02.15 WIB.

 Perayaan hari raya Waisak

WALUBI BERHARAP

Memiliki Buddhis Center

P

erayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2558 BE-2014 M yang diselenggarakan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) di Pelataran Candi Agung Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (14/05) malam berlangsung meriah. Hadir dalam perayaan tersebut, Menteri Agama saat itu Suryadharma Ali dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Selain dihadiri ribuan umat Buddha dari Tanah Air, perayaan Waisak yang diselenggarakan oleh perwakilan umat Buddha Indonesia (WALUBI) juga dihadiri umat Buddha dari 20 negara sahabat dari berbagai sangha (aliran). Tema perayaan Waisak tahun 2014 adalah “Kembangkan Brahmavihara untuk Kebahagiaan Semua Makhluk”, dengan subtema: “Senantiasa Berpandangan Terang dan Pikiran Luhur.” Bramavihara yang dimaksud adalah kecerdasan hati untuk lebih peduli kepada sesama manusia dan menjaga toleransi umat beragama.

Dalam sambutannya Wapres Boediono mengungkapkan Waisak merupakan momentum bagi umat Buddha merenungkan eksistensi hidup di dunia ini. “Brahmavihara yang dikumandangkan dalam perayaan ini mengandung empat hal, yakni cinta kasih, welas asih, turut berbahagia (simpati dan empati) dan keseimbangan batin. Sikap ini penting bagi kehidupan, baik sebagai pribadi maupun bangsa,” kata Wapres. Terlebih di tengah kemajuan globalisasi yang dipenuhi dengan ketidakpastian. “Membangun negara yang maju memerlukan kerja keras dari kita semua,” kata Wapres sembari menyinggung bahwa dalam masyarakat majemuk diperlukan kemauan untuk menjaga toleransi. Wapres sangat berharap umat Buddha yang merupakan bagian integral bangsa untuk mendharmabaktikan kepada nusa dan bangsa. Usai seremonial perayaan, acara kemudian dilanjutkan dengan ritual di tenda masing-masing sangha. Pada

Memasuki detik-detik Waisak, ditandai dengan pemukulan “Beduk” dan Genta. Umat Buddha kemudian melakukan semadi dan (pembacaan) doa.Dalam renungannya, Koordinator Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthaviira mengatakan, Sang Buddha mengajarkan kesederhanaan, kehidupan bersih yang mengekang kehidupan jahat. “Sang Buddha selalu mengajarkan cinta kasih, simpati, dan keseimbangan batin. Cinta kasih adalah rasa persaudaraan, persahabatan yang mendorong berbuat kebaikan. Cinta kasih adalah keiinginan untuk membahagiakan makhluk lain dan menyingkirkan kebencian. Cinta kasih yang diajarkan Sang Buddha adalah cinta kasih yang universal,” kata Bhiksu. Seusai berdoa, umat Buddha melakukan Pradaksina, yakni berjalan mengelilingi Candi Borobudur searah jarum jam tiga kali. Rangkaian perayaan Tri Suci Waisak dan detik-detik Waisak di Candi Agung Borobudur, ditutup dengan pelepasan seribu lampion.

Buddhis Center Ketua Panitia Arif Harsono berharap, ke depan, ada Buddhist Center di lingkungan Candi Agung Borobudur. “Candi Borobudur adalah candi Buddha yang indah, monumental dan terbesar di dunia. Dibuat oleh anak negeri masa lalu. Selain itu, Indonesia, di bawah Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat agama Buddha di Asia. Ini adalah anugerah,” terang Arif Harsono. “Kami berharap, Umat Buddha di Indonesia ke depan mempunyai Buddhis Center di lingkungan Candi Borobudur” pinta Arif di tengahtengah sambutannya, di dampingi Para Pimpinan Majelis.

PUJIYANTO Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

23

diktis.kemenag.go.id

Berita

 Perkemahan Wirakarya Nasional

REVITALISASI Gerakan Pramuka

P

erkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PWNPTAIN) ke-XII Tahun 2014 resmi dibuka Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar di Bumi Perkemahan Fatmawati, Bengkulu, 14 Mei. Hadir dalam pembukaan tersebut Gubernur Bengkulu Jumaidi Hamsyah yang didampingi Wakil Gubernur Bengkulu Sultan B. Najamuddin dan Kepala Kwartir Nasional Pramuka Adhyaksa Dault. Sementara pejabat Kemenag yang juga hadir adalah Direktur Pendidikan Tinggi Islam Dede Rosyada, Direktur Pondok Pesantren

24

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Ace Syaefuddin, pimpinan PTAIN seIndonesia. Acara dimeriahkan sejumlah pertunjukan seni budaya Bengkulu dan dilanjutkan penandatanganan prasasti peresmian Gedung Rektorat IAIN Bengkulu, Bumi Perkemahan Suryadharma Ali, serta penyerahan piagam Rekor MURI atas kegiatan shalat tahajud dengan peserta terbanyak. Dalam sambutannya, Wamenag menyampaikan bahwa seragam yang dikenakan peserta perkemahan membawa spirit menggelora generasi

muda yang enerjik, dinamis, kreatif, dan inovatif memiliki kepedulian sosial yang tinggi, serta selalu semangat dalam berjuang dan berkarya. “Gerakan Pramuka tidak boleh berhenti,” kata Wamenag. Wamenag mengajak seluruh peserta mendukung program revitalisasi gerakan Pramuka yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2006. “PWN ini adalah aksi nyata Kemenag dalam program revitalisasi gerakan Pramuka tersebut,” kata Wamenag. Melalui perkemahan ini, lanjut Wamenag, fungsi pendidikan tinggi sebagai pengembangan watak bangsa melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dapat terlaksana secara simultan. Menurut Wamenag, hadirnya 53 kontingen dari PTAIN se-Indonesia di rumah-rumah penduduk sebagai wujud satuan karya menjadikan mereka dapat mengartikulasikan ajaran agama secara ilmiah

Fokus Berita

akademis dalam konteks kehidupan masyarakat. “Kita menyadari bahwa kontribusi gerakan Pramuka dalam menciptakan kader-kader pemimpin demikian besarnya. Tak seorang pun pimpinan negeri ini baik di pemerintahan dan masyarakat yang tidak membawa bekal kepemimpinan dari kepramukaan,” katanya.

mahasiswa IAIN Bengkulu, dan pelajar MAN se-Kota Bengkulu.

Wamenag menegaskan pemerintah perlu merancang pola kepramukaan yang berkelanjutan sejak pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi sebagai bagian dari proses pembelajaran di lingkungan Kemenag. “Kepramukaan dapat menambah nilai pendidilan karakter yang seringkali luput dari pendidikan formal. Kita nantikan di masa depan akan lahir generasi yang memiliki integritas keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan sekaligus yang lahir dari kawah candradimuka Pramuka,” ujarnya.

Pembentukan Karakter

Sementara itu, Kakwarnas Adhyaksa Dault dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas peran Kemenag dalam menumbuhkembangkan Pramuka di lembaga pendidikan di bawah binaan Kemenag. “Kegiatan Pramuka bagi generasi muda yang dilandasi dengan pendidikan Islam akan memperkuat mental dan moral generasi muda dalam menghadapi tantangan di masa mendatang,” ujar Adhyaksa.

Wamenag Nasaruddin Umar juga mengikuti kegiatan tahajud massal. Tahajud massal dilakukan dalam rangka menciptakan ketenangan batin serta meningkatkan kualitas diri dalam mengawali penyelenggaraanPWN.

Pramuka adalah kader bangsa yang siap bekerja di mana saja dan dalam kondisi apapun juga. Pramuka adalah media belajar yang sangat efektif dan wahana bagi pembentukan karakter generasi muda bangsa. “Siapa pun presidennya, saya berharap agar memberikan perhatian khusus kepada Pramuka, dan salah satunya melalui anggaran,” kata Wamenag Nasaruddin pada silaturahim dengan ketua-ketua kontingen PWN, sehari sebelum pembukaan kegiatan. Wamenag menegaskan bahwa perhatian Kemenag terhadap Pramuka di PTAIN sangat tinggi, salah satunya melibatkan Pramuka dalam penyelenggaraan haji selain pada saat kejadian bencana alam. “Kepada Ka Kwarnas, saya minta agar diberikan perhatian khusus bagi Pramuka di



madrasah dan pondok pesantren, terutama untuk tenaga pelatih Pramuka di pontren dan madrasah,” kata Wamenag. Adhyaksa Dault sepakat dengan Wamenag bahwa Pramuka adalah entitas dan kegiatan yang diterima di semua kalangan dan menjadi media bagi pembentukan karakter generasi muda bangsa. Menurut Adhiyaksa, kekuatan Pramuka ada pada santri. Dia mengilusrasikan kegiatan Pramuka di Pondok Pesantren Gontor yang dilatih luar biasa dan selalu ikut serta dalam kegiatan Pramuka internasional. “Kekuatan Pramuka lebih banyak di santri. Di pontren, Pramuka menjadi salah satu kegiatan andalan,” ujar Adhyaksa. Terkait dengan permintaan Wamenag agar Kwarnas memberi perhatian khusus kepada Pramuka di madrasah dan pondok pesantren, Kwarnas akan melakukan pelatihan bagi tenaga pelatih Pramuka bagi santri dan madrasah serta penandatanganan kerjasama dengan Kemenag dalam waktu dekat.

DODO MURTADO

Rekor MURI Tahajud Pada kegiatan PWN juga tercatat sejarah berupa pemegang rekor MURI berupa shalat tajahud massal yang diikuti 2.500 orang. Tahajud massal digelar pada pukul 02.00 dini hari, 14 Mei lalu. Peserta tahajud ini yang berjumlah 2.500, terdiri dari 1.236 orang perwakilan peserta PWN dari PTAIN seluruh Indonesia, 600

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

25

Berita  Peringatan Isra mi’raj

kemenag.go.id

kemenag.go.id

ISLAM SANGAT MEMBENCI FITNAH

A

da yang berbeda dalam peringatan Isra Mi’raj tingkat nasional tahun ini. Tidak seperti biasanya yang dilaksanakan di Istana Negara Jakarta, kali ini dilangsungkan di Istana Bogor, Rabu malam, 28 Mei. Hal lain yang membedakan adalah Isra Mi’raj diperingati dalam suasana politik yang semakin menghangat menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, 9 Juli mendatang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keprihatinan terhadap maraknya berita negatif yang diembuskan kedua kubu calon presiden dan wakil presiden. Bahkan sebagian merupakan fitnah. “Islam

26

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

sangat membenci fitnah dan sekaligus para juru fitnah,” kata Presiden. “Segala bentuk fitnah merupakan perbuatan yang sangat dibenci dalam ajaran Islam.” Hadir pada peringatan ini Wakil Presiden Boediono, bersama para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, termasuk Pelaksana Tugas Menteri Agama Agung Laksono. Pejabat Kementerian Agama (Kemenag) yang juga hadir, di antaranya Wamenag Nasaruddin Umar, Inspektur Jenderal Kemenag M. Jasin, Direktur Jenderal Bimas Islam Abdul Djamil, dan pejabat Esselon II Kemenag. Menurut Presiden, Islam sangat tidak mentolerir fitnah dalam bentuk

apa pun. Bahkan, sering terdengar di telinga sebuah pesan bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Presiden SBY berharap masyarakat Indonesia bisa mengambil hikmah peringatan Isra Mi’raj dengan baik sehingga tidak terjebak pada sikap saling memfitnah karena Islam sangat membenci fitnah. “Sekarang ini sudah mulai dirasakan kompetisi jelang pemilihan presiden. Oleh karena itu, janganlah kita saling memfitnah, saling merusak dan saling menghancurkan. Larangan memfitnah itu sudah jelas diterangkan dalam firman Allah dalam Surah Al Hujarat ayat 6.” Pada

kesempatan

yang

sama

Fokus Berita



Pelaksana Tugas Menteri Agama Agung Laksono, menyampaikan apresiasinya terhadap uraian hikmah yang disampaikan Hery Harjono yang memadukan pendekatan keilmuan dan keimanan dalam mengurai makna peristiwa luar biasa yang dialami Rasulullah pada malam 27 Rajab Tahun ke 11 kenabiannya itu.

“Dengan pendekatan imaniah dan ilmiah terhadap peristiwa itu, akan menepis anggapan sementara kalangan bahwa perjalanan Isra Mi’raj hanyalah khayalan belaka yang tak masuk akal,” kata Agung Laksono. Agung menambahkan, Islam mengukuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang sangat penting, merangkulnya sedemikian rupa hingga dapat disamakan dengan jihad bagi perjuangan dalam menemukan fenomena dan rahasia alam ini. “Islam juga memandang bahwa teknologi memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam menjalankan aktivitas dari berbagai dimensi,” tuturnya. Zaman terus berkembang. Beragam rahasia ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) terus terkuak dan menjadi temuan. Capaian-capaian iptek ini ibarat tangga-tangga (ma’arij) yang disusun sedikit demi sedikit dan dari generasi ke generasi hingga sekarang ini. Tidak hanya memahami fenomena alam, capaian iptek ini juga semakin membuat manusia mengenal Sang Pencipta.

Tangga Mengenal Sang Pencipta Bertindak sebagai penceramah, Prof. Dr. Ir. Hery Harjono yang menjelaskan sejarah Isra Mi’raj di masa Rasulullah Saw dengan tema “Isra Mi’raj dalam Perspektif Sains dan Teknologi”. Menurutnya, pencapaian-pencapaian

kemenag.go.id

“Peristiwa Isra Mi’raj merupakan kejadian yang sangat fenomenal baik bagi diri Rasulullah sendiri maupun umat Islam secara keseluruhan. Peristiwa ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk terus berusaha memahami rahasia dan makna dibalik fenomena yang secara logika tak masuk di akal,” jelasnya.

 Hery Harjono sains dan teknologi sampai sekarang ini, bak tangga-tangga (ma’arij) yang disusun sedikit demi sedikit dan dari generasi ke generasi hingga semakin tinggi, haruslah dimaknai bukan hanya untuk mengenal penciptaan itu sendiri tetapi lebih untuk mengenal Sang Pencipta. “Pertemuan antara pendalaman makna-makna dari sisi syar’i dan pengungkapan fakta-fakta dari sisi sains adalah sangat penting. Mi’raj adalah sepenuhnya kekuasaan Allah Swt yang tak tertandingi,” kata profesor bidang geologi dan geofisika dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Menurutnya, Isra Mi’raj adalah peristiwa besar yang terus menyisakan pertanyaan yang mendorong ke arah pemahaman ciptaan Allah SWT yang lebih baik dari waktu ke waktu, dan menuntun ke arah penghambaan total kehadirat-Nya. “Perkembangan Isra Mikraj seiring dengan perkembangan iptek yang ada,” tuturnya. Menurut Hery, pemahaman masyarakat terhadap Isra Mi’raj terus berkembang seiring dengan berkembang masyarakatnya, terutama berkaitan dengan perkembangan sosiologis dan pengetahuan yang ditandai temuan-temuan baru pada

bidang sains dan teknologi. Hery Harjono mengutip berbagai pendangan mengenai Isra Mi’raj, seperti disampaikan Prof Djamaluddin yang berpendapat Isra Miraj adalah perjalanan dimensi, yang di dalamnya terdapat fenomena fisik dalam kerangka dimensi ruang-waktu dan nonfisik di luar dimensi yang kita kenal (garis bidang ruang dan waktu). Dengan demikian Allah SWT telah memperjalankan Rasulullah SAW melalui perjalanan antar dimensi dari dimensi ruang-waktu lebih rendah ke dimensi yang lebih tinggi. Perjalanan antardimensi ini memungkinkan Rasulullah SAW melihat kafilah-kafilah yang sedang dalam perjalanannya, dan dapat menembus ke masa lalu dengan menceritakan perjumpaannya dengan para Nabi. Ini berarti Rasulullah Saw berjalan dengan jasadnya. Pendapat lain disampaikan Dr. Agus Purwanto yang menggunakan teori relativitasnya Einstein, mengatakan bahwa hanya ruh Rasulullah SAW yang melesat ke langit bersama Jibril. Apabila perjalanan Rasulullah beserta jasadnya dengan kecepatan cahaya, maka tubuhnya akan meledak.

ARIF EFENDI Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

27

Berita  Itsbat awal ramadan 1435h

kemenag.go.id/M. Khoeron

PEMERINTAH BERI KEBEBASAN Umat Islam Awali Puasa Ramadan

S

etelah melalui rukyat yang dilakukan di 63 titik di seluruh Indonesia, awal puasa tahun 1435H ditetapkan jatuh pada hari Ahad, 29 Juni 2014. Penetapan ini disampaikan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat jumpa pers usai memimpin Sidang Itsbat Awal Ramadlan di Auditorium H.M. Rasjidi Kantor Kemenag Jl. Thamrin No. 6, Jakarta, 27 Juni. Menurut Menag, tidak satu pun para saksi yang telah ditetapkan untuk melakukan rukyatul hilal di 63 titik di seluruh Indonesia yang berhasil melihat hilal. “Dengan dasar adanya laporan bahwa ketinggian hilal itu tidak sampai satu derajat dan laporan bahwa tidak satu pun saksi yang ditunjuk yang berhasil melihat hilal, maka kemudian sidang

28

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

itsbat menyepakati untuk melakukan istikmal menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari,” terang Menag. Dari laporan hasil rukyat, diketahui bahwa posisi hilal berada di bawah satu derajat atau antara minus 0 derajat 30 menit sampai dengan 0 derajat 30 menit. “Dengan demikian, maka kemudian diputuskan dan disepakati bahwa 1 Ramadan 1435H jatuh bertepatan dengan hari Ahad, 29 Juni 2014,” tegasnya. Sidang itsbat dihadiri Duta Besar Negara Sahabat, Ketua Umum MUI Dien Syamsuddin dan KH. Makruf Amin, Wamenag Nasaruddin, Sekjen Nur Syam, Plt. Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, dan pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam.

Kebebasan Mengawali Ramadan Menag Lukman Hakim Saifuddin juga menegaskan bahwa pemerintah memberikan keleluasaan bagi umat Islam yang ingin mengawali puasa Ramadan berbeda dengan ketetapan Pemerintah. “Pemerintah memberikan kebebasan kepada semua pihak, karena ini adalah wilayah peribadatan yang tentu tidak dalam posisi Pemerintah untuk memaksa semua orang harus mengikuti,” tambahnya. Meski demikian, Menag memastikan pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memberikan arahan dan pedoman, kapan puasa itu diawali. Menurutnya, pelaksanaan sidang itsbat merupakan amanat UU Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama yang mengamanatkan kepada pemerintah untuk menetapkan awal

Fokus Berita

Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijah agar umat Islam Indonesia mempunyai pedoman dalam menjalankan keyakinan agamanya. Menag juga menyampaikan bahwa dalam proses sidang itsbat tersebut, setidaknya dapat dirumuskan dua rekomendasi untuk perbaikan ke depan. Pertama, kata Menag, ke depan kita harus lebih banyak melakukan forum kajian bersama yang melibatkan seluruh tokoh ormas Islam dan para pakar untuk menyamakan kriteria imkanur-rukyat. “Kapan hilal itu dimungkinkan untuk dilihat dan diamati, itu perlu ada kesamaan kriteria,” tutur Menag. Kedua, lanjut Menag, perlu disamakan persepsi dan pemahaman kita tentang definisi dari hilal itu sendiri supaya kemudian ada kesamaan dalam menyikapi persoalan yang dari tahun-ke tahun selalu harus kita tentukan, yaitu terkait penentuan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijah.

Tiga Sesi Sidang itsbat (penetapan) awal Ramadan 1435H kali ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sidang dilakukan dalam tiga sesi di

tiga ruangan yang berbeda di Gedung Kementerian Agama. Menurut penjelasan Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Zubaidi, sidang itsbat yang mengundang seluruh perwakilan ormas Islam ini akan diawali dengan sesi pra sidang itsbat yang dijadwalkan berlangsung dari jam 16:00 – 17:45 WIB. “Sidang dimulai dengan sessi pemaparan mengenai posisi hilal di Indonesia secara astronomis pada hari itu yang disampaikan oleh Prof. Thomas Djamaludin (LAPAN) dan Cecep Nurwendaya (Badan Hisab Rukyat),” kata Zubaidi. “Sesi pra sidang ini diakhiri dengan makan malam dan shalat magrib. Media dipersilahkan untuk mengikuti, meliput dan menyiarkan sesi ini kepada masyarakat,” tambahnya. Sesi kedua adalah pelaporan dan pembahasan hasil rukyatul hilal yang rencanya akan dimulai dari jam 18:30 sampai 19:30 WIB. Dikatakan Zubaidi, selepas magrib berjamaah, sidang itsbat dilakukan dengan mendengarkan laporan hasil rukyatul hilal dari para anggota Tim Hisab-Rukyat Kementerian Agama yang melakukan pemantauan hilal



di berbagai titik lokasi pengamatan dari seluruh Indonesia. Setelah mendengarkan laporan, lanjut Zubaidi, sidang dilanjutkan dengan pembahasan hasil rukyatul hilal untuk mengambil keputusan. Sesi kedua dilakukan secara tertutup. Kebijakan ini dikeluarkan setelah memperhatikan saran dan masukan dari masyarakat, bahwa pelaporan dan pembahasan hasil rukyatul hilal dilakukan secara tertutup. Zubaidi menjelaskan bahwa pembahasan dalam proses sidang menyangkut hal yang sangat teknis terkait penentuan awal bulan, ilmu perbintangan, dan teknis hisab-rukyat yang belum tentu bisa dipahami secara mudah oleh masyarakat, apalagi jika tidak mengikutinya secara utuh. Hal itu dikhawatirkan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Sesi ketiga adalah konferensi pers setelah sidang itsbat. Menurut Zubaidi, keputusan yang disepakati dalam sidang itsbat disampaikan secara luas kepada masyarakat oleh Menteri Agama, Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, didampingi Sekjen Kementerian Agma dan Dirjen Bimas Islam. “Media massa, baik cetak, online, maupun elektronik dimohon bisa meliput dan menyiarkan hasil sidang itsbat tersebut kepada masyarakat,” tegas Zubaidi. Sebagai wahana sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, Kemenag juga menyelenggarakan lokakarya penentuan awal Ramadlan 1435 H pada 25–26 Juni 2014 di Jakarta. Lokakarya ini menghadirkan para pakar hisab-rukyat dan astronomi.

M. KHOERON DURORI

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

29

Berita  Penghargaan

Kemenag Raih WTP PENILAIAN BPK

K

ementerian agama kembali memperoleh

opini

Wajar

Tanpa

Pengecualian (WTP) Dengan

Paragraf

Penjelasan Badan

dari Pemeriksa

atas laporan Keuangan

Kementerian

agama (lKKa) Tahun anggaran 2013.

kemenag.go.id

Keuangan (BPK) rI

Opini WTP ini merupakan yang ketiga setelah tahun 2011 dan 2012 memperoleh opini serupa dari BPK rI. Opini ini disampaikan oleh anggota V BPK RI Agung Firman Sampurna di kantor BPK RI di Jalan Gatot Subroto – Jakarta, Rabu (18/06). Hadir dalam penyerahan tersebut Menag Lukman Hakim Saifuddin, Sekjen Nur Syam, Irjen M. Jasin, Dirjen PHU Abdul Djamil, Kabalitbang dan Diklat Machasin, Dirjen Bimas Kristen Oditha Hutabarat, dan sejumlah pejabat eselon II Pusat. Menag mengatakan, Kementerian Agama mensyukuri capaian ini sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kualitas tata kelola keuangan dalam upaya mewujudkan good governance. “Raihan opini ini merupakan bentuk

30

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

konkrit keseriusan Kementerian Agama untuk melakukan perbaikan dan pembenahan sistem pengelolaan keuangan secara menyeluruh dengan mengoptimalkan peran pengawasan internal Inspektorat Jenderal, yaitu mulai dari tahap perencanaan atau penyusunan RKA K/L,” kata Menag. Upaya tersebut, lanjut Menag, telah memberikan dampak yang signifikan bagi Kementerian Agama, terutama meningkatkan pemahaman dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (compliance) dan memperkuat sistem pengendalian internal, termasuk untuk memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan. Atas capaian yang diraih Kemenag dalam tata kelola keuangannya, Agung mengapresiasi kerja keras Kemenag yang telah melakukan tindakan atas

kelemahan yang telah diungkapkan dalam Hasil Pemeriksanaan atas Laporan Keuangan Tahun 2012. Agung menambahkan, dengan diserahkan laporan hasil pemeriksaan atas LK Kemenag dan hasilhasil pemeriksaan yang lain, ia menghimbau Kemenag dapat segera menindaklanjuti rekomendasi BPK yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan tersebut dan hasil pemeriksaan sebelumnya. “Kami berharap agar hasil pemeriksaan tersebut dapat memberikan dorongan dan motivasi untuk terus memperbaiki pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan anggaran,” pungkas Agung.

DODO MURTADO

Fokus Berita



SEKJEN: SETIAP PEGAWAI adalah Humas Kementerian

kemenag.go.id

sejatinya melekat pada setiap pegawai Kementerian Agama juga belum mampu membangun image positif tentang Kementerian. Peristiwa adanya alumni program studi PGMI yang ditolak ikut mendaftar CPNS untuk formasi Guru SD, lanjut Nur Syam, adalah contoh kurangnya informasi positif yang diperoleh masyarakat tentang prodi PGMI tersebut.

 Nur Syam

S

ekarang ini, humas Kementerian Agama tidak bisa lagi dipahami sebatas sebagai sebuah jabatan kehumasan. Sebab, setiap pegawai pada dasarnya adalah humasnya Kemenag. Penegasan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nur Syam, saat membuka kegiatan Workshop Peningkatan Kualitas Mutu SDM Kehumasan di Lingkungan Ditjen Pendidikan Islam, di Surabaya, 22Juni. Sekjen berharap peran kehumasan Kemenag bisa terus ditingkatkan dan untuk itulah diperlukan upaya peningkatan mutu SDM Kehumasan secara berkelanjutan. Menurutnya, tantangan kehumasan Kemenag ke depan semakin besar dan karenanya diperlukan SDM yang mampu memberikan respons positif bagi setiap dinamika yang terkait dengan Kementerian. “Humas kita belum responsif terhadap kenyataan di sekitar kita,” terang Nur Syam sembari mencontohkan minimnya informasi yang membangun atas kejadian kekerasan keagamaan yang terjadi di Yogyakarta baru-baru ini.

Selain kedua hal di atas, Nur Syam juga menggarisbawahi tentang pentingnya mengoptimalkan peran dan fungsi kehumasan sebagai “pabrik” berita/informasi. Sejalan dengan itu, Nur Syam menekankan pentingnya keterbukaan dan kesediaan semua pihak, khususnya pada pejabat Eselon II dan III Ditjen Pendis, untuk menjadi sumber informasi yang konstruktif untuk bisa disosialisasikan kepada masyarakat luas. “Pimpinan Kemenag agar memperhatikan peran kehumasan di lingkungan masing-masing dan memperkuat jaringan komunikasi, khususnya dengan media massa,” kata Nur Syam. Dalam kesempatan lain, Kabag Umum Setditjen Pendidikan Islam, Nurul Huda, M.Ag. dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh pejabat dan pegawai kehumasan dari PTAIN (UIN, IAIN dan STAIN).

ENHA

Ditambahkan Nur Syam, fungsi kehumasan yang

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

31

Berita

MENAG: PENDIDIKAN TINGGI ISLAM Salah Satu Pusat Peradaban Islam

kemenag.go.id

layanan pendidikan dan relevansinya. “Belum terpenuhinya standar nasional pendidikan pada berbagai jenis pendidikan dan mutu tenaga pendidik berimplikasi terhadap lemahnya mutu pendidikan keseluruhan,” katanya.

M

asa depan peradaban Islam tidak dapat dipisahkan dari pusatpusat pendidikan. Salah satu strategi membangun peradaban adalah melalui pembangunan pendidikan. Perguruan tinggi Islam dapat dikatakan sebagai salah satu pusat peradaban Islam. “Dibukanya kampus IV Universitas Islam Asy-Syafi’iyyah (UIA) saat ini merupakan salah satu petunjuk dan sekaligus momentum untuk membangun sebuah peradaban baru (new civilization),” kata Menag Lukman Hakim Saifuddin ketika memberikan sambutan peresmian kampus IV UIA di Jati Makmur-Bekasi, 17 Juni.

Agama Islam UIA, angkatan tahun 1984. Selama menimba ilmu di UIA, Menag menyatakan menerima pelajaran dengan sering bertanya kepada Dr. H. Achmad Ilyas Ismail MA, yang pada akhirnya saat ujian justru semua pertanyaan itu keluar dari hasil pelajaran tersebut yang didapatkannya.

Hadir pada peresmian tersebut Rektor UIA Prof. Dr. Tuti Alawiyah AS, M.A, Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat A. Buchori dan Asda III Kesra Provinsi Jawa Barat A. Hadadi. Rektor UIA, Tutty Alawiyah menyampaikan rasa syukur tak terhingga pembangunan Kampus IV UIA terlaksana sesuai target. “Dalam menuntut ilmu, khususnya di Perguruan Tinggi As-Syafi’iyah yang mempunyai motto memadukan ilmu dan agama, tentunya bisa diartikan dengan mikir dan zikir,” katanya.

Menag menilai PT Islam memiliki banyak kelemahan, di antaranya, belum terintegrasinya keilmuan S-1, S-2 dan S-3, daya dukung riset belum memberi manfaat seluasluasnya pada pengembangan ilmu dan kebutuhan masyarakat, input mahasiswa tidak terseleksi khusus di STAIN, manajemen pengelolaan yang belum optimal dan lemahnya kerjasama dan jaringan.

Menag Lukman Hakim Saifuddin tercatat sebagai alumni Fakultas

32

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Menag mengatakan, salah satu jenis pendidikan Islam adalah pendidikan tinggi Islam. Kekuatan utama yang dimiliki PT Islam menurut Menag terletak pada pengakuan masyarakat pada eksistensinya dalam mengembangkan nilai-nilai keislaman.

Pada peresmian yang dihibur oleh penampilan penyanyi religi Hadad Alwi, Menag menjelaskan persoalan utama pendidikan Islam, termasuk PT Islam, yakni menyangkut mutu

Permasalahan strategis PT Islam harus diangkat karena menyangkut bagaimana meningkatkan mutu pendidikannya dan memberdayakan kualitas pengelolaannya. “Untuk itu, arah dan sasaran pembangunan PT Islam yang diupayakan Kemenag adalah menjadikan PT Islam basis budaya riset sehingga mampu menghasilkan lulusan yang Islami dan unggul dalam mengintegrasikan keilmuan dengan nilai-nilai keislaman, pembinaan kepribadian, dan pengembangan jaringan akademis yang dilaksanakan UIN, IAIN, STAIN, dan PT Islam swasta,” kata Menag. Hal lain yang harus diangkat, lembaga pendidikan Islam memiliki ciri khas yang menjadi keunikan komparatif (comparative uniqueness) dari sub-sistem pendidikan nasional lainnya. Pertama, pendidikan Islam menempatkan nilai-nilai Islam dan budaya luhur bangsa sebagai spirit proses pengelolaan dan pembelajaran. Kedua, pendidikan Islam bersifat holistik, memadukan pengembangan manusia seutuhnya. Ketiga, pendidikan Islam menjunjung tinggi nilai-nilai amanah, pluralitas, tafaqquh fi al-din. “Pola dan bentuk penyelenggaraan pendidikan semacam inilah yang sekarang menjadi fokus bangsa dalam menyelesaikan persoalan dengan pembangunan karakter bangsa. Saya percaya pendidikan yang akan dikembangkan di kampus IV UIA ini mampu membawa misi pembangunan karakter bangsa,” kata Menag.

DODO MURTADO

Fokus Berita

L



“Ibu adalah orang pertama yang mendidik anak manusia yang hadir di dunia ini mulai dari dalam kandungan sampai tua,” kata Menag saat memberikan sambutan pada acara Pengajian Umum dalam rangka Khoul Simbah KH Masruchan Ihsan ke-30, Mranggen, Semarang, 14 Juni. “Pendidikan itu minal mahdi ilal lahdi, dari ayunan sampai liang lahat, dan ibu menjadi figur pendidik yang utama dan terutama.” Didampingi Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin dan Kakanwil Kemenag Jateng Khaeruddin, Menag mengatakan bahwa dalam konsep Islam, jannah atau surga diidentifikasi sebagai simbol dari hal-hal yang positif, dan itu ditempatkan di bawah kaki seorang ibu. Menurutnya, itu menunjukan bahwa meski kenikmatan surga digambarkan begitu dahsyat, namun ditempatkan pada posisi paling rendah dari sosok seorang ibu. “Ini menandakan bahwa Ibu itu luar biasa,” ujarnya. Menag merasa bersyukur dan terharu dapat hadir dalam acara Haul tersebut sehingga berkesempatan melihat langsung peran Majlis Ta’lim Mar’atush Sholihah dalam memberdayakan kaum ibu di tengah zaman yang semakin kompleks. “Di era globalisasi sekarang ini, kehidupan semakin mendunia sehingga jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk menyebarluaskan nilai-nilai pendidikan,” kata Menag. Bahkan, lanjutnya, anak sekarang tidak hanya mendapatkan ilmu dari guru dan orang tua saja, namun juga dari kecanggihan teknologi internet yang sekarang sudah ada

kemenag.go.id

ukman Hakim Saifuddin pada hari keenamnya sebagai Menteri Agama, melakukan kunjungan kerja ke Ponpes Al-Maghfur dan Majlis Ta’lim Mar’atush Sholehah. Di hadapan para jamaah Majelis Taklim, Menag menegaskan bahwa seorang ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan. Bahkan, lanjut Menag, keluaga merupakan sekolah pendidikan yang paling utama dan ibu berperan penting di dalamnya.

MENAG: PERAN IBU Penting dalam Pendidikan dalam ponsel yang senantiasa di genggaman mereka. “Alat komunikasi menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma pendidikan karena sekarang informasi dapat diakses langsung oleh anak-anak melalui perangkat teknologi,” kata Menag. Menag mengajak orangtua untuk ikutu belajar dan menguasai teknologi sehingga dapat berperan penting dalam mendidik anaknya di tengah perubahan zaman yang semakin canggih. Tentang peringatan haul, Menag katakan bahwa itu merupakan tradisi yang lahir dari kebiasaan para Ahli Tarekat terdahulu, seperti yang dikembangkan oleh KH Masruchan Ihsan, dan itu merupakan tradisi yang bisa diteladani. Menag bercerita, bahwa pada tanggal 19-22 Mei lalu, ketika masih

menjadi Wakil Ketua MPR, dirinya berkunjung ke Baghdad, dan sempat berziarah ke makam Syakh Abdul Qadir Jailani, pendiri tokoh tarekat yang ada di dunia ini. Dalam ziarah itu Menag berfikir, betapa mulianya Abd Qodir Zailani, karena kuburannya tak pernah sepi. “Saya merasa bersyukur dapat hadir dalam pengajian haul ini, karena KH Masruchan Ihsan salah satu tokoh tarekat,” katanya. Pimpinan Ponpes dan Majlis Ta’lim Nyai Ibu Azizah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menag yang telah menyempatkan dan meluangkan waktunya untuk bisa menghadiri acara tersebut.

ARIF EFENDI

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

33

Berita  musabaqoh tilawatil Quran xxv

batampos

Menag: Bukan Semata Soal Juara, MTQ ADALAH SYIAR AGAMA

W

akil Presiden Boediono menutup Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXV yang diselenggarakan di Batam, Kepulauan Riau, 13 Juni malam. Dalam sambutannya, Wapres berharap, MTQ mampu menjadi salah satu wahana umat Islam untuk mempererat persaudaraan. “Selain untuk berkompetisi, MTQ harus mampu menjadi wahana ukhuwah, baik ukhuwah Islamiyah, maupun ukhuwah Wathaniyah. Dengan demikian, MTQ mempunyai peran yang penting dalam menjalin persatuan dan kesatuan,” kata Wapres yang didampingi Menteri Agama

34

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Lukman Hakim Saifuddin. Hadir dalam seremonial penutupan tersebut Wakil Presiden Boediono, Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani, Wakil Gubernu Kepulauan Riau Soerya Respationo, Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH. Muhammad Zainul Majdi, para bupati dan Walikota seluruh Indonesia, serta para pejabat Eselon II dan Kakanwil Kemenag se Indonesia. Wapres Boediono meminta MTQ bisa juga dijadikan sebagai ajang membangun generasi muda bangsa yang giat membaca dan mempelajari tiap bait dan lembar Mushaf AlQur’an. Jika kecintaan terhadap Al-Quran sudah tumbuh, Wapres

berharap hal itu akan berdampak pada lahirnya kader-kader yang memahami tentang kemanusiaan, kebangsaan, dan keislaman sekaligus. “Al-Qur’an dan hadits, mengajarkan semua hal tentang kehidupan,” tambah Wapres. “MTQ harus menjadi wahana memotivasi kader qari-qariah dan hafizh-hafizhah yang mampu mensyiarkan nilai luhur Al-Quran.” Wapres berharap dengan syiar nilai luhur Al-Quran, akan terlahir generasi yang tangguh, berkualitas, dan cemerlang dalam menghadapi tantangan bangsa. Di hadapan para penggiat Al-Quran yang hadir, Wapres memaparkan kilas balik sejarah berdirinya Negara

Fokus Berita

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, republik ini ditakdirkan sebagai bangsa yang majemuk. Bukan untuk memisahkan atau bermusuhan, namun agar kita menjunjung tinggi perbedaan dan mengedepankan kesatuan dan persatuan.



“Bangsa ini diproklamasikan dengan susah payah dan penuh perjuangan berdarah-darah oleh founding father kita. Hal ini harus kita jaga dan lestarikan,” terangnya.

Wapres mengajak masyarakat muslim untuk menjadikan MTQ sebagai sarana membangun negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Dikatakan Wapres, nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan yang sukses, maju, dan penuh kebahagiaan.

 Menag Lukman Hakim Saifuddin berbangsa dan bernegara yang rukun dan damai,” ajak Wapres. Wapres mengepresiasi kerja keras seluruh jajaran Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang telah mampu menjadi tuan rumah yang baik, sehingga pelaksanaa MTQ Nasional ke-XXV berjalan lancar dang menggembirakan. Seremonial penutupan tampak semarak dengan suguhan beberapa

pertunjukan. Salah satu yang spektakuler adalah pertunjukan Tari Khatam yang diikuti lebih dari 300 pelajar. Suasana semakin meriah karena dukungan perangkat teknologi pencahayaan (lighting) dan pesta ribuan kembang api. MTQ nasional yang dilaksanakan dua tahun sekali ini juga menetapkan tuan rumah penyelenggara berikutnya adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

batampos

Wapres juga meminta program pendidikan Al-Quran diintensifkan di berbagai daerah sehingga tidak ada lagi anak muslim yang tidak bisa membaca Al-Quran. “Ayo, kita pelajari al-Qur’an, agar anakanak kita yang muslim, semua bisa membaca al-Qur’an dan tercerahkan. Aktualisasikan nilai-nilai universal AlQur’an untuk pencerahan kehidupan

kemenag.go.id

“Negeri ini telah memilih untuk hidup bersama dan mempunyai tujuan bersama. Karenannya, mari kita tanamkan pronsip-prinsip tasamuh,” pesannya.

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

35

Berita MTQ adalah Syiar Agama Senada dengan Wapres, Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa MTQ adalah tradisi yang sangat baik yang telah dibuat, dipelihara, dan dijaga oleh pendahulu kita. Menurutnya, MTQ perlu dilestarikan karena tidak hanya menjadi ajang lomba, tapi juga sarana memahami nilai-nilai yang terkandung dalam AlQuran. Benar bahwa MTQ merupakan ajang kompetisi keahlian di bidang Al Quran. Namun, MTQ tidak semata-mata perlombaan untuk mencari juara. MTQ adalah sarana mendukung syiar agama. “MTQ tidak semata untuk meraih juara, tapi juga mendukung syiar agama,” kata Menag. “Mari mantapkan syiar agama dan kembangkan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan bermasyarakat.” Pengembangan nilai-nilai AlQuran penting, lanjut Menag, karena kesadaran beragama harus menjadi landasan spiritual dan moral dalam menyongsong hari esok. Menurutnya, setiap masalah yang dihadapi, akan dapat diselesaikan manakala masyarakat mempunyai jiwa yang lapang dan keimanan kepada tuhan. “Keimanan akan melahirkan optimisme dalam menghadapi masalah,” tutur Menag.

Kaitan MTQ dengan Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji (GEMMAR) Menag mengatakan bahwa sebagai sebuah gerakan, hal itu akan terus diintensifkan. “Masingmasing daerah diharapkan

36

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

batampos.co.id

Ditambahkan Menag, dalam masyarakat yang terus berubah, pendidikan karakter harus menjadi perhatian semua pihak. “Kita tidak ingin generasi penerus di belakang kita menjadi generasi lemah dan tidak punya pegangan hidup. Dan Al-Quran adalah kitab pendidikan terbesar di mana umat Islam wajib mempedomaninya,” tegas Menag.

mempunyai peran lebih besar dalam menggiatkan Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji di masyarakatnya masing-maisng,” kata Menag. Menag meminta agar MTQ ke depan semakin berkualitas. MTQ tidak hanya menjadi ajang lomba semata. Sebab, kata Menag, esensi MTQ adalah meningkatkan syiar Islam dan menjadi media edukasi agar masyarakat senantiasa mencintai AlQuran.

Menggerakkan Ekonomi Rakyat Penyelenggaraan MTQ menurut Menag juga mampu menggerakkan perekonomian rakyat di daerah atau provinsi yang menjadi tuan rumah MTQ. “Jadi saya pikir, secara langsung maupun tidak langsung, penyelenggaraan MTQ juga berhasil menggerakan perekonomian rakyat di daerah,” kata Menag. Menurutnya, tuan rumah akan mendapatkan banyak manfaat tambahan dari penyelenggaraan MTQ. “Hal itu positif bagi daerah dalam rangka menggerakan ekonomi rakyat di daerah tersebut,” tutur Menag. Hal yang sama juga disampaikan Kakanwil Kepulauan Riau Marwin

Djamal. Menurutnya, setiap provinsi berebut untuk menjadi tuan rumah penyelenggara MTQ nasional, karena ada banyak manfaat dari penyelenggaraan ini. “MTQ jelas dapat meningkatkan ekonomi daerah. Berapa income yang masuk setiap hari,” tutur Marwin Djamal. “Provinsi yang menjadi tuan rumah akan berdandan dengan membangun insfrastruktur untuk menyambut para kafilah dari seluruh Indonesia,” imbuhnya. Selain itu, lanjut Marwin, masing-masing kontingen dari 34 provinsi yang hadir tentu membawa rombongan yang jumlahnya 5075 orang. “Mereka tentu akan membelanjakan uangnya untuk membeli oleh-oleh yang akan dibawa pulang ke rumah mereka,” tuturnya. “Apalagi dalam acara MTQ ini diadakan pameran produk daerah dari seluruh Indonesia. Banyak produk kreatif daerah dipamerkan dalam area MTQ ini,” tambahnya. Menurut dia, banyak provinsi ingin menjadi tuan rumah, karena memang sangat strategis dalam mendorong perekonomian daerah.

M. KHOERON DURORI, PUJIYANTO, JOHARA

Fokus Berita



 Quran Center Kota Batam

Kawah Candradimuka PENCETAK QARI DAN HAFIDH

P

rovinsi Kepulauan Riau sukses menjadi tuan rumah sekaligus menjadi juara umum pada perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV di Kota Batam, 5-14 Juni 2014. Qari-qariah dan hafidh-hafidhah dari provinsi ini berhasil meraih juara terbanyak dibanding provinsi lain. Menurut Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Riau Drs. Marwin Jamal gelar juara umum ini tidak diperoleh secara instan. Menurutnya, para kader qari-qariah dan hafidh-hafidhah telah dibina intensif di pusat pelatihan yang dikenal dengan Quran Center. “Semuanya dipersiapkan dari Al Quran Center. Pelatih-pelatihnya kita ambilkan dari pelatih nasional untuk seluruh bidang, mulai dari tilawah, qiraat, syarhil, khat, dan lainnya,” kata Marwin. Quran Center didirikan di atas lahan seluas 1,5 hektare pada tahun 2005. Di dalam kompleks terdapat bangunan berlantai dua sebagai bangunan utama, gedung perpustakaan, asrama, dan sekolah formal. Pendirian Quran Center memang ditujukan sebagai wahana pelatihan para calon qari-qariah dan hafidh-hafidhah. Sebagai kawah candradimuka bidang Al Quran, pusat pelatihan ini diisi para kader terbaik yang berasal dari tujuh kabupaten/ kota di Provinsi Kepulauan Riau. “Untuk masuk ke Quran Center, para peserta dites dan diseleksi terlebih dahulu sehingga diketahui bakatnya untuk kemudian dibina pada cabang yang sesuai, baik tilawah, tahfizh, atau lainnya,” kata Marwin. Pembinaan Quran Center dilakukan secara rutin, semacam pondok. Seluruh peserta tinggal di Quran Center. “Mereka semua menginap di situ dan dibiayai pemda,” kata Marwin. Sebelum tahun 2010, para santri mengikuti sekolah formal di luar kompleks. Namun mulai tahun 2010, Quran Center membuka sekolah dari TK, SD, dan SMP. Jenjang SMA dibuka tahun 2011. Setahun kemudian, 2012, dibuka pula jenjang sarjana S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran dengan Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah. Studi tingkat pascasarjana juga sudah

dibuka dengan menggandeng Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran. Marwin menilai bahwa proses pembinaan di Quran Center berjalan efektif. Hal itu dibuktikan dengan prestasi Kepri pada MTQ 2006, setahun setelah  Marwin Jamal keberadaan Quran Center, Provinsi Kepri berhasil memperoleh peringkat kedelapan. Kepri juga baru kali pertama mengikuti MTQ tingkat nasional yang diselenggarakan di Kendari tersebut. “Baru pertama kali ikut, kita memperoleh prestasi yang sejajar dengan Riau,” terang Marwin. Pembinaan terus dilakukan hingga prestasi yang diperoleh juga terus mengalami peningkatan. Menurut Mirwan, pada MTQ berikutnya, Provinsi Kepri berhasil menempati peringkat tujuh, enam, lima, dan seterusnya. “Waktu MTQ Ambon, kami memperoleh ranking tiga. Pada 2013, STQ di Babel ranking dua, hanya kalah dengan DKI Jakarta,” papar Marwin. Selain Quran Center, kata Marwin, sukses MTQ Kepulauan Riau juga ditentukan tiga pilar lainnya, yaitu: pemerintah daerah, Kanwil Kemenag, dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ). “Quran Center bersifat pembinaan kader utusan dari berbagai daerah untuk seluruh cabang dan golongan. “Sejak 2006 sampai sekarang secara berjenjang dan bertahap alhamdulillah kita bisa terus menaikan prestasi. Itu berkat dukungan Gubernur. Karena beliau sebagai Ketua LPTQ Provinsi dan wakil gubernur sebagai ketua umum pelaksana MTQ Nasional,” kata Marwin.

M. KHOERON DURORI

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

37

Berita

ATURAN BARU Biaya Nikah

J

PP tersebut berlaku setelah tujuh hari terhitung sejak tanggal diundangkan pada 27 Juni 2014. Aturan yang diubah adalah Pasal 6 yang terdiri dari 4 ayat. Ketentuan baru ayat 1 menyatakan setiap warga negara yang melaksanakan nikah atau rujuk di Kantor Urusan Agama Kecamatan atau di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan tidak dikenakan biaya pencatatan nikah atau rujuk. Ayat 2 menyatakan dalam hal nikah atau rujuk dilaksanakan di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan dikenakan biaya transportasi dan jasa profesi sebagai penerimaan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan. Ayat 3 menyatakan terhadap warga negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenakan tarif Rp 0,00 (nol rupiah). Sedangkan ayat 4 menyatakan ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara untuk dapat dikenakan tarif Rp 0,00 (nol rupiah) kepada warga negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud

38

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

kuakruengsabee.blogspot.com

elang Ramadan tahun 2014 ini, menjadi kabar gembira bagi para penghulu khususnya, yang sudah menanti-nanti kepastian hukum tentang biaya menikah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Agama.

pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri Agama setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014 ini juga mengubah ketentuan mengenai Lampiran angka II penerimaan dari Kantor Urusan Agama diubah menjadi: II. Penerimaan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan per peristiwa nikah atau rujuk adalah Rp 600.000. Menurut M. Jasin, Inspektur Jenderal Kemenag, yang juga ketua pemantau, disahkannya RPP patut disyukuri. Sebab perubahan aturan tersebut dinanti cukup lama. Di bulan Ramadhan ini, lanjut dia, ini merupakan berkah bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sebelum disahkan Presiden, PP tersebut sudah melalui pembahasan dan rapat harmonisasi instansi terkait dan memakan waktu cukup panjang yakni sekitar enam bulan. Rapat pembahasan yang melibatkan lintas instansi sudah dilakukan pada 18

Desember 2013 dan 4 Februari 2014. Biaya nikah sempat menjadi perbincangan hangat pada akhir Desember 2013. Selama ini, petugas pencatat nikah yang menikahkan pasangan di luar Kantor Urusan Agama (KUA) mengenakan pungutan yang nilainya lebih besar dari ketentuan PP Nomor 47 tahun 2004 yang sebesar Rp 30.000. Setelah PP 48/2014 diberlakukan, maka penghulu dilarang menerima gratifikasi. Penghulu yang menerima gratifikasi dari masyarakat harus melaporkan penerimaan itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bila tidak lapor, menurut Jasin, maka penghulu akan mendapat sanksi hukum yang berat sebagaimana diatur dalam Pasal 12 B, UU Nomor 31 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan UU Nomor 31 Tahun 1999.

RIKO NOVIANTORO

Laporan Khusus

Fokus Berita



MADRASAH SIAP TERAPKAN

Kurikulum 2013

kemenag.go.id

Persiapan Memadai

M

adrasah siap menerapkan Kurikulum 2013 (K-13) pada tahun ajaran 2014/2015. Pendidikan Agama Islam pada sekolah bahkan sudah menerapkannya sejak tahun ajaran 2013/2014. Pelaksana Tugas Pendidikan Islam Nur Syam menegaskan bahwa madrasah sudah siap menerapkan implementasi K-13 pada tahun ini. “Kalau dari kesiapan, tentu dengan diterapkan mundur satu tahun itu seharusnya kita lebih siap,” kata Nur Syam. Menurutnya, Direktorat Pendidikan Madrasah pada tahun 2013 telah melakukan langkah persiapan mulai dari sosialisasi, bimbingan teknis pendidik, serta penyiapan buku bahan ajar K-13. Bahkan, persiapan itu juga dilakukan secara mandiri oleh para guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di daerah. “Saya tahu betul bahwa tanpa dikomando dari Pusat pun, para guru

melalui KKG dan MGMP melaksanakan pelatihan-pelatihan kurikulum yang mereka lakukan sendiri, dengan anggaran sendiri dan kemampuan mereka sendiri, dengan memanggil orang-orang yang dianggap tahu dan telah memiliki seperangkat pengetahuan mengenai perubahan K13 ini,” kata Nur Syam. Proses bimbingan teknis terhadap para pendidik (guru) dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan struktural di mana secara khusus Kementerian Agama menyiapkan anggarannya. Kedua, pendekatan kultural. Pendekatan ini dilakukan oleh para guru yang melakukan pelatihan secara mandiri melalui KKG. “Ini yang menurut saya jauh lebih dahsyat. Manakala pendekatan struktural dihadapkan pada keterbatasan anggaran, mereka dengan kesadaran sendiri melakukan pelatihan sendiri,” kata Nur Syam.

Sementara Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan menegaskan bahwa persiapan madrasah untuk penerapan K-13 sudah memadai. Madrasah siap menerapkan K-13 pada tahun pelajaran 2014/2015 secara bertahap pada kelas 1, 4, 7, dan kelas 10. Menurut Nur Kholis Setiawan, dalam implementasi kurikulum, setidaknya diperlukan dua hal, yaitu kesiapan tenaga pengajar dan penyiapan buku. “Di tahun 2013, kita sudah melakukan pelatihan kepada 137.824 guru,” katanya. Persiapan juga dilakukan melalui program kemitraan Direktorat Pendidikan Madrasah dengan SSQ (Australia) dengan melakukan bimbingan teknis kurikulum 2013 di 10 provinsi sasaran. Buku K-13 untuk rumpun mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab yang menjadi ciri khas madrasah disiapkan oleh Kemenag. Tim penulis buku K-13 rumpun mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab sudah bekerja sejak Oktober 2013. “Kita menyusun 54 judul buku rumpun PAI dan Bahasa Arab; buku guru dan buku siswa,” ujarnya. Anggaran implementasi K-13 tidak hanya dari skema anggaran Kemenag. Namun, kata Nur Kholis, membuka peluang partisipasi masyarakat. “Dari pantauan kami dan laporan di daerah. Misalnya, Yayasan Maarif Jawa Timur melakukan bimtek lebih dari 4000 guru Maarif se Jawa Timur. Maarif Jawa Tengah bahkan mengadakan lomba pembelajaran berbasis kurikulum 2013,” katanya. “Ini tentu sangat positif bahwa masyarakat madrasah pun memberikan respon spositif terkait implementasi Kurikulum 2013.”

M. KHOERON DURORI Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

39

kemenag.go,id

Laporan Khusus

 Implementasi Kurikulum 2013 di madrasah

KURIKULUM

2013

PERKUAT

POSISI PENDIDIKAN ISLAM

P

enerapan Kurikulum 2013 (K-13) mulai diimplementasikan di lembaga pendidikan madrasah pada tahun ajaran 2014/2015. Implementasi itu dilakukan secara bertahap, yaitu pada kelas 1 dan 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI), kelas 7 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan kelas 10 Madrasah Aliyah (MA). Sebelumnya, penerapan K-13 ini sudah diimplementasikan terlebih dahulu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah. Terkait dengan implementasi ini, Pelaksana Tugas (Pgs) Dirjen Pendidikan Islam yang juga Sekjen

40

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Kementerian Agama Nur Syam menegaskan bahwa penerapan K-13 memperkuat posisi pendidikan Islam, baik PAI di Sekolah terlebih lagi madrasah. Hal ini tidak terlepas dari orientasi K-13 yang memberikan penekanan lebih pada pendidikan karakter. “Menurut saya, penerapan K-13 dalam kerangka membangun karakter bangsa merupakan penguatan bahwa apa yang dilakukan di madrasah selama ini benar,” kata Nur Syam. Menurutnya, pendidikan karakter sudah dilakukan di internal pendidikan Islam seperti madrasah, misalnya melalui proses pembiasaan salat, berperilaku bersih, dan sejenisnya. Bahkan sudah menuai hasil dari apa

yang sudah dilakukannya dalam bentuk tidak terjadinya tindakan kekerasan atau tawuran antar siswa madrasah. “Kita merasa bergembira bahwa hingga hari ini tidak mendengar, tidak melihat tindakan kekerasan yang dilakukan di kalangan madrasah. Kita tidak melihat ada hal-hal yang mengganggu secara luar biasa terhadap dinamika perubahan madrasah. Ini menurut saya suatu hal yang cukup membanggakan dan saya kira siapapun merasa bangga dengan dinamika madrasah yang seperti ini,” tutur Nur Syam. Kondisi ini, lanjut Nur Syam, semestinya memberikan keuntungan lebih bagi madrasah. Pasalnya, karena

Laporan Khusus

sudah terbiasa dalam pembiasaan pendidikan karakter, maka penerapan K-13 tidak akan mengurangi porsi pendidikan sain dan teknologi, IPA, ilmu sosial, dan ilmu budaya. “Pendidikan karakter sudah kita lakukan sehingga ketika memperoleh tekanan agar menjadi lebih baik, saya kira tidak apa-apa karena kita sudah mempunyai pondasi untuk melakukannya. Hal itu juga tidak akan mengurangi porsi pendidikan sains dan teknologi, bahkan ilmu sosial dan budaya,. Saya rasa ini keuntungan kita dalam penerapan K-13,” paparnya.

Pendidikan Karaktersebagai Distingsi Diakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kurikulum pendidikan nasional mengalami beberapa kali perubahan. Dalam tiga fase perubahan terakhir misalnya, tercata ada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan sekarang adalah Kurikulum 2013 (K-13). Nur Syam mengaku bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok antara KBK, KTSP, dan K-13 dan itu terutama pada aspek Kompetensi Inti (KI). Menurut mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya ini, kurikulum sebelumnya, baik KBK maupun KTSP, titik tekannya bukan pada dimensi pengembangan iman dan takwa. “Itulah yang menurut saya perbedaan mendasar dari K-13. Jadi pada K-13 ditekankan pada dimensi pendidikan karakter,” ujarnya. Nur Syam menangkap bahwa penerapan K-13 ini didasarkan pada adanya kesadaran yang semakin kuat terhadap pentingnya pendidikan karakter dalam sistem pendidikan nasional kita. Terlebih, sebagian kalangan bahkan ada yang menganggap bahwa pendidikan Indonesia sudah mulai kehilangan karakter. “Pendidikan tanpa karakter itu terbukti dengan terjadinya banyak kekerasan di kalangan siswa, dan bisa dikatakan bahwa salah satu penyebabnya karena pendidikan karakter yang kurang kuat,” jelasnya. Sejalan dengan itu, K-13 memberikan porsi yang lebih bagi

pendidikan agama dengan menambah jumlah jam pendidikan agama. “Itu menurut saya, salah satu konsekuensi logis dari adanya keinginan untuk membangun manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa,” terangnya. Selain itu, perbedaan mendasar K-13 adalah terkait dengan pendekatan yang digunakan. Menurut Nur Syam, kalau KBK dan KTSP menggunakan pendekatan tematik saja, maka dalam kurikulum 2013 ini menggunakan tematik integratif. Artinya, mata pelajaran dipilah menjadi tema-tema, bukan subjek-subjek. “Tema-tema itulah yang kemudian didekati dengan pendekatan interdisipliner itu,” katanya. “Jadi, ketika berbicara mengenai keluargaku atau rumahku atau lingkunganku, maka di situ ada aspek yang sangat mendasar. Tema itu didekati dengan berbagai macam disiplin keilmuan, bisa kimia, matematika dan seterusnya, bahkan agama. Ini saya rasa yang menjadi ciri khas K-13,” tambah Nur Syam sembari menegaskan bahwa K-13 ini lebih komprehensif karena menggunakan pendekatan tematik dan menjadikan tema-tema itu bisa didekati dari berbagai macam disiplin ilmu.

Jembatan Emas Pendidikan Di tengah arus globalisasi dan pasar bebas dunia yang tidak bisa ditahan, dibutuhkan pendidikan yang mampu mengantar peserta didiknya menjadi orang mempunyai karakter dan ciri khas yang bisa membedakan antara dirinya sebagai warga Bangsa Indonesia dan orang lain sebagai warga bangsa lainnya. Melalui K-13 yang menekankan pembangunan keimanan dan ketakwaan dan karakter bangsa, Nur Syam berharap manusia Indonesia ke depan tidak hanya menghargai aspek material -fisikal saja, tapi juga menghargai dunia spiritualitas. “K-13 dengan muatan-muatan yang seperti itu sesungguhnya di arahkan dalam rangka “membangun manusia Indonesia seutuhnya.” Tidak hanya pada dimensi material – fisikalnya, tapi juga membangun hal-hal yang



bercorak spiritual-transendental yang sangat penting. Kurikulum ini tentu akan membangun manusia Indonesia yang seutuhnya,” kata Nur Syam. Sehubungan itu, Nur Syam berharap penerapan K-13 ini nantinya akan membentuk jembatan yang saling menghubungkan antarta model bangunan pendidikan di Kemendikbud dan model bangunan di Kementerian Agama. “Akan ada jembatan emas dan saya rasa itu tidak terlepas dari semakin meningkatnya kesadaran para pengambil kebijakan tentang bagaimana pendidikan Indonesia ke depan,” terangnya. Pembentukan jembatan itu, lanjut Nur Syam, bisa diawali dengan adanya keinginan untuk saling belajar. Menurutnya, madrasah harus belajar banyak dari sekolah umum tentang pembelajaran sains dan teknologi, pendidikan alam, serta pembelajaran ilmu sosial budaya. Pada saat yang sama, ada beberapa aspek yang juga bisa dipelajari dari madrasah dalam mengelola pendidikan karakter dan pendidikan agama. “Salah satu yang bisa dipelajari adalah tentang bagaimana lembagalembaga pendidikan Islam, madrasah atau pesantren bisa membangun dinamika yang demikian hebat. Mereka tetap pada kerangka membangun spiritualitas, tapi tidak lepas dari dinamika masyarakat modern yang terus berkembang selama ini,” papar Nur Syam. “Saya menyebutnya sebagai keislaman, keindonesian, dan kemoderna. Itu satu hal yang di dunia madrasah tidak saling dipertentangkan tapi justru saling dikuatkan,” imbuhnya. Berkenan itu, Nur Syam berharap bangunan pendidikan Indonesia ke depan akan merupakan satu kesatuan. Apa yang dilakukan di Kemenag dalam program pembelajaran menjadi bagian yang dilakukan di Kemendikbud. Demikian juga dengan yang dilakukan di Kemendikbud, akan menjadi bagian yang dilakukan di Kemenag.

M. KHOERON DURORI Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

41

Laporan Khusus  Pendidikan Agama Islam SDN 2 Citapen, Ciawi, Kabupaten Bogor

MEMILIKI JATIDIRI

dengan Pendidikan Islami

Adalah SDN Citapen 02, yang berlokasi di Jl.Veteran III Tapos Desa CItapen Kecamatan Ciawi Kab. Bogor telah mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan antusias. Pembinaan sikap tidak lagi hanya dibebankan kepada Guru PAI, tetapi menjadi tanggung jawab bersama dengan guru kelas.

42

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Oleh karena itu, di SDN yang bervisikan memiliki jatidiri menuju pendidikan Islami ini, guru kelas memiliki tanggung jawab sama dengan Guru PAI untuk membina dan menanamkan nilai-nilai keimanan dan akhlaq mulia. Sementara kepala sekolah bertugas mengelola dan mengoptimalkan seluruh SDM dan daya dukung untuk mensukseskan tujuan pendidikan yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hal pembelajaran, terdapat perbedaan mendasar dalam pembelajaran di SDN yang didirikan tahun 1996. Jika dalam kurikulum terdahulu guru berperan besar dalam pembelajaran, maka pada kurikulum

Foto-foto: Dok. SDN 2 Citapen

K

urikulum 2013 sudah setahun diimplementasikan sejak diberlakukan pada tahun ajaran baru 2013/2014. Kurikulum ini bertujuan menyeimbangkan antara kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013 menyuguhkan tatanan pendidikan yang seimbang antara perilaku, hati, otak dan ketrampilan yang dikembangkan melalui berbagai mata pelajaran.

2013 pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Proses pembelajaran berubah menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar atau mengasosiasi dan terakhir mengomunikasikan. Pembelajaran PAI sengaja diarahkan untuk merangsang sisi intrinsik peserta didik agar belajar dengan penuh kegembiraan. Kuncinya, inovasi guru dalam mengombinasikan kelima pendekatan tersebut dengan model-model pembelajaran baik koperatif maupun kontektual, seperti Discovery Based Learning, Problem Based Learning dan Projec Based Learning. Kemudian, dalam hal pembinaan keimanan dan akhlak mulia, semua guru SDN Citapen 02 diwajibkan untuk melaksanakannya setiap hari.

Laporan Khusus

Misalnya, berdoa saat mengawali dan mengakhiri pembelajaran. Berdoa tidak hanya rutinitas dan ritual ala kadarnya. Akan tetapi, berdoa dimaknai adanya hubungan manusia dengan Allah swt. Peserta didik diyakinkan bahwa yang memberi ilmu pengetahuan dan keterampilan bukanlah guru, tetapi Allah swt. Selain itu, pada SDN yang memiliki peserta didik 300 orang ini, dikembangkan juga ekstrakurikuler agama Islam, seperti pembiasaan bacaan surat-surat pendek dalam AlQur’an, berdoa, berinfak/shodaqah, Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ), dan seni marawis. Khusus untuk BTQ terbagi dalam 3 (tiga) kelompok. Kelompok Pertama, untuk kelas 6 yang belum bisa membaca. Kedua, program lanjut/tahsin untuk yang sudah bica membaca. Ketiga, program tilawah atau seni baca Al-Qur’an. Pengembangan ekskul ini dimaksudkan untuk memperkuat pembelajaran pada intra dan ko kurikuler, sehingga SDN Citapen 02 dapat memenuhi visinya: menanamkan ilmu, dan keterampilan dengan mengedepankan jujur, aktif, transparan, ikhlas, demokratis, inovatif, ramah dan islami.

M. KHOERON DURORI



 Wawancara Prof. Dr. Phil m. Nur Kholis Setiawan, m.a. Direktur Pendidikan madrasah

PERSIAPAN IMPLEMENTASI

Kurikulum 2013 Sudah Memadai

L

embaga pendidikan madrasah, baik Ibtidaiyah (MI), Tsanawiyah (MTs), dan Aliyah (MA), mulai menerapkan Kurikulum 2013 (K-13) pada tahun ajaran 2014/2015 ini. Berbagai persiapan pun sudah dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Madrasah sejak tahun 2013. Lantas bagaimana persiapan implementasinya pada tahun ini, berikut hasil wawancara kontributor Pinmas, Sholla Taufiq, dengan Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan.

Tahun ahun ajaran 2014/2015 ini, madrasah mulai menerapkan Kurikulum 2013. Dalam satu

tahun terakhir ini, apa saja yang sudah dilakukan Direktorat dalam rangka persiapan implementasi itu? Kurikulum 2013 di madrasah itu kita kan sudah komit dari awal bahwa implementasinya bertahap. Tahun pelajaran 2014/2015 itu diterapkan di kelas 1 dan kelas 4 untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), kelas 7 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan kelas 10 Madrasah Aliyah (MA). Sehingga jenjang atau implementasinya akan selesai dalam 3 tahun ke depan. Tahun ajaran 2015/2016 berarti untuk kelas 2 dan kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah, kemudian kelas 8 untuk Tsanawiyah, dan kelas 11 untuk Aliyah. lagi kelas Tahun berikutnya 3 dan kelas

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

43

Laporan Khusus 6 Ibtidaiyah, kemudian kelas 9 Tsanawiyah, dan kelas 12 Aliyah. Jadi tiga tahun itu selesai. Nah untuk kurikulum itu kan yang diperlukan hanya dua: pertama, tenaga pengajarnya, dan yang kedua adalah buku. Karena kita mulai 2014/2015 ini kelas 1, 4, 7, dan 10, maka yang sudah kita lakukan adalah melakukan persiapan tenaga guru. Di tahun 2013 kemarin, kita ada pelatihan guru dan kita dapat 137.824 kalau saya tidak salah angkanya. Di tahun 2014 ini kita juga memaksimalkan kegiatankegiatan yang memungkinkan dari berbagai macam kemungkinan. Salah satunya adalah dengan program SSQ, yaitu kemitraan dengan Australia di mana mereka melakukan bimbingan teknis Kurikulum 2013 di 10 (sepuluh) provinsi sasaran. Jadi persiapan pada tahun ini memang betul-betul kita rasakan untuk kelas 1, 4, 7, dan 10 sudah bisa memadai. Bagaimana dengan persiapan buku? Buku rumpun mata pelajana PAI dan bahasa Arab yang menjadi ciri khas madrasah disiapkan oleh Kemenag. Untuk buku mapel umum, yang mengadakan Kemendikbud. Kemenag sifatnya hanya membeli buku yang dibuat oleh Kemendikbud, semua mapel umum di kelas 1 dan 4 Ibtidaiyah, 7 Tsanawiyah, dan 10 Aliyah. Penyusunan buku sudah optimal dilakukan pada 2013. Tim penulis buku K-13 untuk rumpun mata pelajaran PAI dan bahasa Arab itu sudah bergerak sejak Oktober 2013. Kita menyusun buku sebanyak 54 judul buku rumpun PAI dan bahasa Arab, buku guru dan buku siswa. Itu tentu tidak bisa dilakukan mendadak. Apalagi untuk Aliyah itu ada yang untuk IPA, IPS, Bahasa, dan Keagamaan. Aliyah saja ada empat peminatan. PAI dan bahasa Arab untuk jurusan IPA, IPS, dan Bahasa mungkin sama. Tapi untuk peminatan keagamaan kan pasti beda. Lalu untuk MI ada dua kelas. Kelas 1 MI yang tidak ada hanya SKI. Di kelas 1 MI ada delapan buku, kelas 4 MI ada sepuluh buku, kelas 7 MTs ada sepuluh buku, serta kelas 10 MA ada empat belas buku, karena sudah masuk jurusan atau peminatan. Itu dilakukan di 2013, tidak mungkin di 2014. Pada 2014 tinggal proses mencetak menjadi buku yang resmi yang diedarkan. Menurut Bapak, apa distingsi mendasar dari Kurikulum ini dalam konteks pendidikan madrasah? K-13 sebenarnya letak pembedanya satu, pada cara pembelajaran. Bicara tentang kurikulum sebenarnya tidak bisa kemudian kita mengesampingkan konsep-konsep kurikulum sebelumnya. Artinya, kurikulum apapun nama dan desainnya, itu tidak pernah lahir dari ruang hampa, betul-betul seratus persen baru, itu tidak. Tapi ada irisanirisan yang sifatnya sofistikatif dibanding konsep-konsep kurikulum sebelumnya. Oleh karena itu, K-13 ini salah satu distingsinya pada cara pembelajaran karena memberikan porsi yang jauh lebih banyak kepada siswa untuk mengeksplorasi dirinya. Yaitu, dengan adanya observasi atau pengamatan, kemudian

44

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

melakukan penelaahan, melakukan penggalian curriositas terhadap topik yang diajarkan. Khusus untuk MI yang ekuivalensinya adalah SD, memang itu tematik. Jadi pelajaran mapel umum di MI itu tidak bisa kemudian kaya seperti yang sebelumnya, matematika ya matematika saja, IPA ya IPA saja, tidak. Tapi menyatu. Temanya adalah tema-tema yang ada di sekeliling anak didik dan itu sudah menyangkut matematika, IPA, IPS, dan pengetahuan lain bagi si anak itu. Polanya tematik. Ketika anak belajar matematika, itu tidak matematika murni seperti pada kurikulum sebelumnya. Tapi sekarang tema. Jadi tema satu, tema dua, tema tiga, tema empat. Masing-masing tema ada muatan matematika, IPS, IPA. Itu yang membedakan dari konsep kurikulum sebelumnya. Tapi ini juga bukan sesuatu yang 100% baru. Arahnya adalah mengekplorasi keterlibatan dan partisipasi siswa. Apa kendala dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013 ini Pak? Dari sisi implementasinya, memang saya pribadi mengaku bahwa bisa dikatakan persiapannya kurang maksimal. Maksudnya, kebijakan itu kan muncul pada Juli 2013, atau mungkin sebelumnya sudah disuarakan, lalu di Kemendikbud ada piloting di 6.800 sekolah. Kemenag tidak mungkin mengikuti itu karena skema penganggaran itu kan setahun sebelumnya sudah ada di perencanaan. Jadi yang bisa kita lakukan di tahun 2013 adalah melatih para guru dan mempersiapkan naskah buku. Sehingga buku yang sekarang diterbitkan oleh Pemerintah dan dicetak oleh perusahaan yang ditunjuk oleh LKPP ini prosesnya sudah kita lakukan pada 2013. Jadi sudah memadai untuk persiapan implementasi di kelas 1, 4, 7, dan 10. Namun, tahun ini kita tidak mungkin melaksanakan secara massif seperti Kemendikbud. Kemendikbud tahun ini kan melaksanakan secara massif, 1, 2, 3, 4, bahkan 5,

Pinmas/Chairul Wahyudi

Laporan Khusus

6 dan seterusnya. Kita tidak mengambil opsi itu karena dari sisi anggaran tidak mungkin, banyak hal yang tidak mungkin. Makanya kita tetap pada opsi 1 dan 4 Ibtidaiyah, 7 Tsanawiyah, dan 10 Aliyah untuk tahun ini. Tahun berikutnya 2 dan 5 Ibtidaiyah, 8 Tsanawiyah, dan 11 Aliyah. Lalu tahun berikutnya, 3 dan 6 Ibtidaiyah, 9 Tsanawiyah, dan 12 Aliyah. Jadi akan selesai dalam waktu tiga tahun. Kenapa Kemenag memilih proses implementasi K-13 dilakukan secara bertahap dengan skema kelas 1 dan 4 Ibtidaiyah, 7 Tsanawiyah, dan 10 Aliyah? Karena memang dengan cara itu, kita merasa yang paling rasional. Ketika ada sesuatu yang baru maka tidak boleh diambil langsung dari tengah. Jadi urutannya, 1 dan 4 Ibtidaiyah, 7 Tsanawiyah, dan 10 Aliyah. Kelas satu ini kan tahun depan naik ke kelas dua sehingga sudah punya pengalaman kelas satu menggunakan kurikulum baru sehingga di kelas dua nya pun harus memakai kurikulum itu. Tahun depannya mereka kelas tiga, sehingga dia juga diajarkan K-13 di kelas tiga. Yang sekarang kelas 4, tahun depan kelas lima sehingga dapat K-13. Tahun depannya kelas enam juga dapat lagi. Ini berjenjang yang sangat rasional dan steppingnya sudah sangat benar. Apa ada konsekuensi dari skema penerapan seperti ini? Konsekuensinya satu, akan ada perbedaan ujian nasional. Madrasah di tahun pelajaran 2016/2017, itu ujian nasionalnya harus memakai KTSP. Kalau sekolah otomatis sudah menggunakan kurikulum baru. Ini bedanya. Tapi kita sudah komit dengan Kemendikbud yang memang juga difasilitasi oleh Menkokesra. Bedanya di situ saja, pada ujian nasional, setelah itu sudah sama. Apakah K-13 ini mampu menjawab kebutuhan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik yang mampu menghadapi tantangan kehidupan mendatang?



Filosofi K13 sangat bagus karena ada upaya serius untuk mengeskplorasi. Jadi betul-betul memberikan tantangan kepada peserta didik. Bahwa dari sisi pelaksanaannya karena memang barang baru sehingga ada kendala, saya kira masih dalam tahapan wajar, karena butuh penyesuaian. Pekerjaan guru itu kan memang mengajar. Jadi kalau ada sesuatu yang baru, kalau sudah dikenalkan kemudian ada masa penyesuaian, sosialisasi dan pelatihan, kalau sudah jalan satu semester, saya kira akan biasa. Memang semester pertama ini yang mungkin cukup bikin kaget. Tapi pada semester dua nanti, saya kira tidak akan ada aral yang berarti. Persiapan apa lagi yang juga dilakukan Direktorat dalam proses implementasi K-13 ini Pak? Pelatihan guru juga dilakukan di 2013. Sebarannya di seluruh Indonesia dan itu sesuai dengan jumlah guru. Target sasaran bimbingan teknis kurikulum sebenarnya 551.000 lebih. Kami baru melakukan pelatihan kepada 137.000 guru pada 2013. Tahun 2014 kami sudah melatikan pelatihan guru untuk kelas 1, 4, 7, dan 10. Pelatihan guru baru akan selesai tahun 2015. Tahun depan kami akan melatih 360.000 guru. Selain itu, mulai Oktober 2014, kalau revisi anggaran sudah ada, ada program pendampingan kurikulum. Sebanyak 100 madrasah seluruh Indonesia yang menjadi sasaran pendampingan. Madrasah-madrasah tersebut kemudian menjadi madrasah pembina untuk madrasah di sekelilingnya. Kami sudah pilih dan sudak di-SK-kan. Ada juga workshop-workshop yang dikelola oleh subdit kurikulum, terkait bagaimana teknis pendampingin implementasi Kurikulum 2013. Pada akhir 2014 nanti, kita akan bergerak untuk melakukan monitoring. Apa harapan Pak Direktur terkait implementasi K13 ini? Kita berharap dari sisi filosofis kan bagus, karena ada nuansa mengekplorasi curriositas dari peserta didik. Demikian juga guru sudah tidak lagi sebagai firgur sentral, tapi lebih sebagai fasilitator dan driver di dalam proses pembelajaran yang lebih baik. Proses imlementasinya tentu kita tidak berhenti dengan skema anggaran yang ada. Ketika masyarakat yang menjadi stakeholder madrasah, kita membuka peluang partisipasi masyarakat melalui kegiatan yang mereka miliki, apakah melalui ormas seperti Maarif. Dan ini sudah jalan. Dari pantauan kita dan laporan di daerah, misalnya Maarif Jawa Timur mereka membimtek lebih dari 4000 guru Maarif se Jawa Timur. Maarif Jawa Tengah bahkan mengadakan lomba pembelajaran berbasis Kurikulum 2013. Ini tentu menjadi hal yang sangat positif bahwa masyarakat madrasah pun memberikan respons positif terkait implementasi Kurikulum 2013 ini.

SHOLLA TAUFIK

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

45

kemenag.go.id

Laporan Khusus

 Wawancara Dr. amin haedari, m.Pd. Direktur Pendidikan agama Islam

TIDAK HANYA MEMAHAMI

Tapi Juga Mengamalkan

S

esuai namanya, Kurikulum 2013 (K-13) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah sudah diimplementasikan sejak setahun lalu. Sesuai dengan rancang bangunnya, K-13 diharapkan tidak hanya memberikan penguatan kognisi siswa, tapi lebih dari itu pada aspek psikomotorik dan afektif. Siswa tidak hanya memahami, juga berkomitmen mengamalkan ajaran agama yang dipelajari. Untuk mengetahui implementasi K-13 PAI dalam setahun terakhir, Ikhlas Beramal mewawancarai Dr. Amin Haedari, M.Pd., Direktur Pendidikan Agama Islam, Ditjen Pendidikan Islam. Petikannya: Kurikulum pendidikan terus mengalami pergantian. Bagaimana pendapat Bapak tentang hal ini? Tidak tepat kalau dikatakan ada pergantian. Sebenarnya, Kurikulum 2013 hanyalah pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006. Sejauhmana relevansi K13 dalam merespons kebutuhan pendidikan bagi peserta didik untuk menjawab tantangan zaman, khususnya terkait PAI? Sangat relevan. Mengembangkan kurikulum pendidikan, sama artinya melakukan investasi jangka panjang dan baru dapat dipetik hasilnya pada 20-30 tahun yang akan datang.

46

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Pendidikan harus terus dikembangkan lebih cepat karena saat ini posisi negara kita masih jauh tertinggal dari negaranegara seperti Korea Selatan, Jepang, Cina, dan sebagainya. Jangankan dibandingkan dengan tetangga kita, Singapura dan Malaysia, dengan Vietnam saja sudah mulai ketinggalan. Kurikulum 2013 PAI sangat compatible dengan tantangan zaman yang terus berkembang, terutama di bidang ilmu, budaya, teknologi, sosial, dan tata ekonomi. Dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik, Kurikulum 2013 PAI akan mendorong peserta didik tidak hanya menguasai pengetahuan agama sebagai bagian hardskills, tetapi juga terampil dalam mengamalkan pendidikan agama dan mampu memperbaiki sikap sosial dan transendental. Keterampilan dan sikap inilah yang dikenal dengan softskills. PAI di sekolah sudah menggunakan Kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Menurut Bapak, apa hal paling mendasar yang menjadi distingsi dan karakteristik K13? Yang paling berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 tidak hanya terfokus pada aspek kognitif/pengetahuan belaka, tetapi juga meningkatkan keterampilan (psikomotorik) dan memperbaiki sikap sosialspiritual (afektif) secara berimbang. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, tetapi berpusat pada peserta didik (student centered learning). Siswa berperan sebagai subjek pendidikan yang dituntut aktif dan selalu mencari tahu. Sementara guru tetap berperan penting sebagai tutor atau

Laporan Khusus

fasilitator yang selalu memberi penguatan bagi peserta didik. Selain itu, yang paling khas dari Kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik. Dalam pendekatan saintifik, perlu ditopang dengan tipe/desain pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery learning) dan tipe pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual berbasis pemecahan masalah (project based learning dan problem based learing). Sedangkan dalam penilaian otentik atau secara nyata dimaksudkan untuk memperbaiki penilaian pendidikan tidak hanya aspek pengetahuan, tetapi menambahnya dengan penilaian sikap (observasi, penilaian diri, antar teman dan jurnal) dan penilaian keterampilan (praktik, proyek dan portofolio). Dalam kerangka penerapan itu, strategi apa yang dilakukan Dit. PAI pada persiapan penerapan K13 PAI di sekolah? Perencanaan atau persiapan yang baik adalah lebih dari 50% keberhasilan suatu program. Pertama-tama yang dilakukan adalah koordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Selanjutnya, secara berturutturut dilaksanakan ToT Instruktur Nasional, penyusunan buku-buku pedoman operasional Kurikulum 2013 dan buku-buku pengayaan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi, serta pendampingan Kurikulum 2013 PAI dan Budi Pekerti. Sejauhmana implementasi Kurikulum 2013 PAI di sekolah? Direktorat PAI telah menerapkan Kurikulum 2013 PAI pada sekolah-sekolah sasaran Kemendikbud sejak tahun ajaran 2013/2014. Direktorat PAI menempuh langkah yang bersesuaian dengan Kemendikbud dikarenakan tidak mungkin dalam satu sekolah terdapat dua macam kurikulum. Kurikulum 2013 PAI diterapkan pada 6.329 sekolah sasaran di 295 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Bahkan, pada tahun 2013, Kemenag memperluas sasaran implementasi dengan melatih 60.000 GPAI, 405 GPAI sebagai instruktur nasional, 600 GPAI hasil kerja sama dengan perguruan tinggi. Jadi, total tahun 2013 sebesar 67.334 GPAI. Sedangkan untuk tahun 2014, Direktorat PAI telah melatih 45.831 GPAI. Dari jumlah tersebut, 7.320 GPAI berasal dari daerah-daerah terpencil, terjauh, dan pedalaman. Sementara sisanya, 38.511 GPAI berasal dari daerah sedang dan perkotaan yang diikutsertakan dalam bimbingan teknis (bimtek) yang diselenggarakan Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota. Tahun 2015 dan 2016, bimtek Kurikulum 2013 PAI direncanakan sebanyak 70.000 dan 15.084 GPAI. Bagaimana hasil evaluasi Bapak terkait penerapan Kurikulum 2013 di sekolah dalam kurun satu tahun ini? Sebenarnya, evaluasi belum dilaksanakan dengan baik, karena implementasi baru satu tahun. Meski demikian, Dit. PAI tetap melakukan monitoring dan evaluasi pada sekolah-sekolah sasaran implementasi pada tahun ajaran



2013/2014. Adapun hasilnya adalah rata-rata baik (nilai B). Guru-guru PAI sangat antusias menerapkan Kurikulum 2013 PAI. Pembelajaran lebih produktif, kreatif, inovatif dan aktif dengan pendekatan saintifik. Penilaian lebih nyata (otentik), baik terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap. Khusus GPAI SD, kendala yang paling sering ditemui adalah belum semua GPAI terampil memanfaatkan ICT, sehingga menyulitkan dalam pelatihan. Bagaimana tahapan evaluasi Kurikulum 2013 PAI? Dalam evaluasi Kurikulum 2013 PAI, Dit. PAI menempuh tahapan secara urut, yaitu: monitoring-evaluasi (monev), pelaporan monev, pendampingan, dan pelaporan akhir. Pada monev, petugas mengamati dan mencatat temuan pada implementasi Kurikulum 2013 PAI di sekolah sasaran yang ditunjuk Kemendikbud. Selanjutnya, petugas melaporkan hasil temuan kepada Dit.PAI untuk ditindaklanjuti dalam kegiatan pendampingan Kurikulum 2013 PAI. Pada kegiatan pendampingan, tim pendamping diberikan target menuntaskan temuan yang dihasilkan dari monev dan membuat laporan akhir pendampingan. Kemudian, untuk menjamin mutu pelaksanaan monev dan pendampingan, yang ditunjuk menjadi petugas adalah Instruktur Nasional Kurikulum 2013 PAI. Problem mendasar apa yang ditemui dalam penerapan Kurikulum 2013 ini? Problem mendasarnya adalah sulitnya mengubah mindset guru. Guru bertahun-tahun terbiasa dengan pembelajaran yang meletakkan guru sebagai sumber utama dan subjek pendidikan. Guru belum maksimal sebagai fasilitator atau tutor dan meletakkan peserta didik sebagai subjek. Kebiasaan memberi ceramah dan gemar bertanya kepada peserta didik merupakan perihal sulit dihilangkan dalam mempraktikkan Kurikulum 2013 PAI. Langkah perbaikan apa saja pada pelaksanan 2014/2015? Terdapat dua opsi yang akan dilaksanakan dalam implementasi Kurikulum 2013 PAI. Pertama, perluasan sasaran implementasi Kurikulum 2013 PAI bagi Guru PAI SD dan SMP. Sebagai gambaran, GPAI berjumlah 144.023 (72,64%) dari jumlah GPAI sebanyak 198.249 orang. Sedangkan jumlah GPAI SMP sebanyak 33.387 orang atau sekitar 16.84% dari keseluruhan GPAI. Kedua, penguatan implementasi Kurikulum 2013 PAI bagi GPAI SMA dan SMK. Khusus untuk GPAI SMA/SMK bimtek dilaksanakan dalam bentuk penguatan/refreshment dikarenakan jumlah GPAI SMA dan SMK hanya 13.486 (6,8%) dan 7.353 (3,7%) orang. Apa harapan Bapak terkait penerapan Kurikulum 2013 ini bagi peningkatan kualitas PAI di Sekolah? Harapan saya, dengan implementasi Kurikulum 2013, pembelajaran PAI makin disenangi oleh peserta didik dan GPAI makin percaya diri atau “pede” dalam melaksanakan pembelajaran.

ABDULLAH HANIF Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

47

HAJI  Pelantikan Dirjen Penyelenggaraan haji dan Umrah

MEMULIHKAN CItRA

D

i tengah kemeriahan p e l a k s a n a a n Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV di Batam, Pelaksanan Tugas (Plt) Menteri Agama Agung Laksono melantik Abdul Djamil sebagai Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Pelantikan berlangsung di

48

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

kemenag.go.id/M. Khoeron

dan Kewibawaan Kemenag

Gedung Pusat Informasi Haji (PIH) Batam pada pukul 08.00, Jumat (06/06). Hadir dalam pelantikan, Sekjen Kemenag Nur Syam, Irjen Kemenag M. Jasin, Dirjen Bimas Hindu IBG. Yudha Triguna, dan para Kakanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia. “Dengan dilantiknya Dirjen PHU yang baru diharapkan dapat

mengawal dan menyukseskan secara totalitas penyelenggaraan ibadah haji tahun 1435/2014 yang sudah dekat waktunya dengan sebaik-baiknya,” kata Agung Laksono. Plt Menag meminta Abdul Djamil untuk mengoptimalkan koordinasi di dalam negeri dan di Arab Saudi, di samping tentunya

haji



koordinasi dan konsolidasi internal Ditjen PHU. “Para pejabat eselon II dan seluruh jajaran Ditjen PHU agar bisa berkerjasama dengan baik dalam menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini,” katanya. “Pelayanan haji yang baik akan membantu memulihkan kewibawaan institusi Kemenag yang sedang tergoncang,” tambahnya. Agung Laksono juga meminta Irjen Kemenag sebagai pengawas internal Kemenag untuk menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya. “Kita semua tidak rela Kemenag yang merupkan warisan para ulama tercabik-cabik citra dan wibawanya akibat kesalahan dan keteledoran pejabat dan aparaturnya,” pesannya.

Harus Inovatif Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Agama Agung Laksono mengajak jajaran Direktorat Penyelenggaa Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama untuk tidak mengendur kinerjanya dan tetap bersemangat melakukan pembaharuan pelayanan berhaji bagi jamaah. “Janganlah merasa takut melakukan inovasi kebijakan. Berikanlah yang terbaik bagi para jamaah haji,” kata Agung Laksono. Tak dipungkiri, lanjut dia kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji menurunkan kepercayaan masyarakat. Citra Kementerian Agama yang telah terbangun baik, menjadi runtuh. Terkait itulah, sambung dia, perlu kerja keras seluruh jajaran Ditjen PHU. Mulai dari lingkup pejabat sampai pada tataran pelaksana. “Dibutuhkan terobosan kebijakan bagi pengembalian citra penyelenggaraan haji. Itu harus dilakukan semua jajaran Ditjen PHU,” ungkapnya. Tentu saja, menurut Agung upaya terobosan dan perbaikan penyelenggaraan haji dilaksanakan dalam kerangka regulasi yang berlaku sehingga tidak kembali menimbulkan persoalan di masa datang. Dalam kesempatan ini pula Kementerian Agama mengucapkan terima kasih kepada Anggito Abimanyu atas semua kerja kerasnya selama menjadi Direktur Jenderal PHU. Hasil kerja keras itu telah membuat berbagai terobosan yang baik. “Maka perlu kiranya melanjutkan semua kerja yang telah dilakukan pejabat sebelumnya,” imbuh Agung Laksono.

Orientasi dan Kerja Keras Abdul Djamil mengungkapkan, sejak diumumkan oleh Plt Menag bahwa dirinya diberi amanah untuk

menggantikan Anggito Abimanyu sebagai Dirjen PHU pada Jumat (30/05) lalu, dirinya sudah melakukan orientasi pekerjaan di lingkungan barunya. “Saya sudah menerima mandat. Saya pun sudah melakukan orientasi. Kini tinggal kerja keras,” tegasnya. Sehubungan itu, Abdul Djamil berharap seluruh jajaran Ditjen PHU dapat memberi dukungan bersinergi bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji. “Hal ini sangat penting,” tuturnya.

ARIF EFENDI dan RIKO NOVIANTORO

Prof. Dr. h. abdul Djamil ma lahir di Kudus, Jawa tengah, 57 tahun yang lalu. alumni Fakultas Ushuluddin IaIN Walisongo Semarang ini memperoleh gelar doktor dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kiprahnya sebagai pegawai negeri diawali di almamaternya, IaIN Walisongo Semarang hingga menduduki jabatan rektor. Pada tahun 2010, abdul Djamil dipercaya sebagai Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian agama. tahun 2012, abdul Djamil diangkat menjadi Dirjen Bimas Islam. ayah tiga anak dari buah perkawinannya dengan Dra. Siti afwah Sonhaji ini kini dipercaya menjadi Dirjen Penyelenggaraan haji dan Umrah.

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

49

HAJI

BPIH 11 Juni hingga 9 Juli 2014

D

irektur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Abdul Djamil dalam keterangan pers yang disampaikan hari Senin (9/6) menyatakan bahwa pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Reguler tahun 2014 dapat dilakukan calon jemaah tanggal 11 Juni sampai dengan 9 Juli 2014. Pelunasan BPIH berdasarkan kepada alokasi kuota 1435H/2014H dengan ketentuan: calon jemaah belum pernah menunaikan ibadah haji, telah berusia 18 tahun atau telah menikah, jemaah lunas tunda tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, dan jemaah lunas tunda pemotongan 20% tahun

50

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

kemenag.go.id

DIRJEN PHU: Pelunasan

2013, jemaah yang sudah pernah naik haji yang akan memahrami istri, anak kandung dan atau orang tua kandung, serta pembimbing haji yang memegang porsi dengan Alokasi kuota tahun 2014. Jika sampai 9 Juli masih terdapat calon jemaah yang belum melunasi, dan terdapat sisa kuota, maka dilakukan perpanjangan pelunasan BPIH Reguler dari tanggal 14 hingga 17 Juli 2014. Pedoman pengisian kuota pada tahap perpanjangan adalah sesuai ketentuan, antara lain: pemegang porsi yang masuk alokasi kuota pelunasan tahap pertama yang ditunda keberangkatannya karena yang bersangkutan pernah naik ha-

ji, pemegang porsi yang mengalami kegagalan sistem di BPS sehingga tidak dapat melunasi BPIH, pemegang porsi nomor urut berikutnya sesuai urutan. “Apabila terdapat sisa kuota pada masa perpanjangan, maka sisa kuota dimaksud akan menjadi sisa kuota nasional. Pelunasan BPIH Reguler sisa kuota nasional dilakukan selama hari kerja tanggal 21-24 Juli 2014,” sambung Dirjen PHU Abdul Djamil. Sisa kuota nasional ditetapkan dengan ketentuan antara lain: jemaah haji lanjut usia sesuai urutan usia tertua yang ditetapkan oleh Menteri Agama, penyatuan jemaah haji suami istri yang sudah

haji



Jika sampai tanggal 24 Juli 2014 kuota haji tidak terpenuhi, maka sisa kuota haji dikembalikan ke masing-masing provinsi dan atau kabupaten/kota untuk diisi sesuai dengan nomor urut porsi berikutnya sampai dengan 10 hari sebelum pemberangkatan kloter pertama yakni pada tanggal 22 Agustus 2014.

Lokasi Pelunasan BPIH “Pembayaran pelunasan BPIH dilakukan di tempat calon jemaah membayar setoran awal bagi bank yang masih menjadi BPS BPIH,” kata Abdul Djamil. BPS BPIH tersebut adalah Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, BTN Unit Usaha Syariah, BPD Aceh Unit Usaha Syariah, BPD Sumut Unit Usaha Syariah, BPD Nagari Unit Usaha Syariah, BPD Sumsel Unit Usaha Syariah, BPD Riau Unit Usaha Syariah, BPD DKI Unit Usaha Syariah, BPD Jateng Unit Usaha Syariah, BPD Jatim Unit Usaha Syariah, BRI, Bank Mandiri, dan BNI. Sedangkan pelunasan BPIH pada bank yang sudah tidak lagi menjadi BPS BPIH dapat dilakukan pada

mediaumrohhaji.com

melunasi BPIH dengan nomor porsi pendamping sudah terdaftar sekurang-kurangnya pada tanggal 11 Juni 2013, penyatuan jemaah haji anak dan orang tua dengan ketentuan yang sama dengan penyatuan jemaah suami istri.

BPS pengganti dengan perincian: Bank Jabar Banten, Bank Jabar Banten Syariah, dan BPD DIY pelunasannya dilakukan di BNI Syariah. Bank Bukopin pelunasannya di Bank Mega Syariah. BPD Kalsel, BPD Kaltim, BPD NTB pelunasannya di Bank Syariah Mandiri. BPD Sulselbar dan BPD Sultra pelunasannya di Bank Muamalat.

Jemaah Lunas Tunda Dalam kesempatan rilis, Dirjen PHU Abdul Djamil juga memberikan penjelasan mengenai ketentuan jemaah lunas tunda dari tahun ke tahun. Jemaah haji yang telah melunasi BPIH tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 masa berlaku nomor porsinya sampai dengan tahun 2014. Apabila sampai

musim haji tahun 1435H/2014M tidak berangkat maka nomor porsi dibatalkan secara sistem dan BPIHnya dikembalikan ke jemaah sesuai prosedur pembatalan yang berlaku. Jemaah haji yang telah melunasi BPIH tahun 2013, masa berlaku nomor porsinya sampai tahun 2015. Jika sampai musim haji tahun 1436H/2015M tidak berangkat maka nomor porsinya dibatalkan secara sistem dan BPIHnya akan dikembalikan ke jemaah. Jemaah haji yang telah melunasi BPIH tahun 2014, masa berlaku nomor porsinya sampai 2016. Jika sampai musim haji tahun 1437H/2016M tidak berangkat maka nomor porsinya dibatalkan secara sistem dan BPIHnya akan dikembalikan kepada jemaah.

M. KHOERON DURORI

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

51

HAJI

RUU PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

kemenag.go.id

Ditarget Selesai September 2014

M

enteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meyakini pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengelolaan Keuangan Haji (PKH) akan selesai dalam waktu tiga bulan ke depan. “Kami (Kementerian Agama dan DPR) sudah bicara dan sepakat RUU ini akan selesai dalam waktu tiga bulan lagi,”

52

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

kata Menag saat bersilaturahmi dengan Rais ‘Am Syuriah PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) di kediamannya di Rembang, Jateng, Sabtu (24/6). Dalam RUU tersebut nantinya penyelenggaraan dan pengelolaan keuangan haji akan dipisah. Menag mengungkapkan penyelenggaraan ibadah haji akan tetap dilakukan Ditjen Penyelenggaraan Haji

dan Umrah (PHU). Sementara pengelolaan keuangan haji akan dilakukan oleh suatu badan. “Di dalam badan ini akan diisi oleh orang-orang yang kredibel dan terpercaya dalam mengelola keuangan,” kata Menag. Menurut mantan Wakil Ketua MPR itu, selama ini penyelenggaraan dan pengelolaan keuangan haji dilakukan oleh

Kemenag, dan akhirnya ada temuan dari KPK. “Keduanya memang berat. Jadi agar meringankan dan tidak ada temuan KPK maka keduanya dipisah,” katanya. Terkait dengan temuan KPK dalam penyelenggaraan haji, pihaknya meminta lembaga penegak hukum khusus korupsi ini mau memberikan angka toleransi jika ada ketidaksesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan di lapangan. “Misalnya pondokan, kita maunya dalam satu paket hanya 80 rumah. Ternyata yang menawarkan penyewaan pondokan minta 7 rumah di luar kompleks pondokan juga masuk. Ini yang membuat harganya lebih mahal. Inilah yang menjadi temuan KPK,” papar Menag. Padahal, lanjut Menag, Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain yang juga memiliki kuota haji tinggi. Jadi mau tak mau tawaran ini harus diambil. “Jadi kami berharap KPK mau memberikan angka toleransi. Karena kemungkinan antara perencanaan dengan perkembangan di lapangan berbeda,” katanya.

Pembahasan DPR DPR RI sepakat untuk melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai Rancangan Undang-undang Pengelolaan Keuangan Haji. Hal tersebut menjadi kesimpulan rapat kerja Komisi VIII DPR RI yang pertama kalinya oleh Menteri Agama yang baru, Lukman Hakim Saefuddin, Kamis 12 Juni 2014 di Jakarta. “Seluruh fraksi di DPR sepakat untuk melakukan pembahasan lebih

lanjut mengenai RUU Pengelolaan Keuangan Haji. Karena selama ini yang jadi sorotan publik tidak hanya penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri, tetapi juga tentang pengelolaan keuangan haji. Hal ini untuk menghindari kecurigaan publik terhadap pengelolaan keuangan haji. Oleh karena itu RUU Pengelolaan Keuangan Haji ini harus dibahas secepatnya, sehingga pemerintah dalam melakukan pengelolaan keuangan ibadah haji ini tidak main-main, karena sudah ada payung hukumnya,”jelas Wakil Ketua Komisi VIII, Mahrus Munir usai memimpin rapat kerja dengan Menag. Meski menyepakati pembahasan lebih lanjut RUU Pengelolaan Keuangan Haji, Wakil ketua Komisi VIII, Leidia Amalia menambahkan, bahwa ada beberapa catatan penting untuk pemerintah terhadap RUU yang menjadi usulan inisiatif pemerintah ini. Di antaranya adalah pembentukan badan khusus untuk pengelolaan keuangan haji ini, pengelolaan dana abadi umat sebagai sisa dari penyelenggaraan ibadah haji, harus ada pebicaraan tentang apa yang disebut dengan dana optimalisasi, serta mana dana yang langsung diperuntukan bagi jamaah dan mana dana yang tidak. “Dalam draft yang diusulkan pemerintah harus ada badan khusus untuk mengelola keuangan haji sehingga memungkinkan jika dana yang disetorkan jamaah itu untuk investasi. Jika itu dilakukan unmtuk investasi harus jelas, manfaatnya yang diterima oleh jemaah, bagaimana jika keuangan itu ditarik oleh jemaah, jadi harus transparan. Karena ini jamaah haji, maka jika harus diinvestasikan tentu harus berbasis



haji



Dalam RUU Pengelolaan Keuangan Haji, penyelenggaraan dan pengelolaan keuangan haji dipisah. Penyelenggaraan haji tetap di bawah Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Sedangkan pengelolaan keuangan haji akan dilakukan oleh suatu badan khusus.

syariah, dan keseluruhannya untuk dikembalikan atau untuk kepentingan jemaah,”papar Leidia. Mengenai bentuk dari badan khusus itu sendiri baik, Mahrus maupun Ledia belum ada pembahasan tersebut. Namun DPR cenderung menginginkan badan khusus yang harus terpisah dari penyelenggara ibadah haji. Jika kemudian penyelenggara ibadah hajinya Kementerian Agama, maka dalam RUU Pengelolaan Keuangan Ibadah Haji itu sendiri harus di luar Kementerian Agama. “DPR lebih cenderung menginginkan badan khusus di luar Kementerian Agama yang akan mengelola keuangan haji. Dan akan bertanggung jawab langsung kepada presiden, dan sebesarbesarnya untuk kepentingan umat. Sementara pemerintah sendiri menginginkan badan khusus pengelolaan haji yang akan tercantum dalam RUU Pengelolaan Keuangan Haji kelak berada di bawah Kementerian Agama,”jelas Ledia.

IQBAL Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

53

HAJI

KEMENAG TETAPKAN

K

Empat BPS Pengganti

Hal ini sebagaimana dijelaskan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil saat memberikan keterangan pers di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (09/06).Kementerian Agama pada akhir 2013 telah menetapkan tujuh belas bank sebagai BPS-BPIH. Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding jumlah bank yang sebelumnya telah menjadi BPS-BPIH. Akibatnya, pada pelunasan tahun ini, ada beberapa bank yang awalnya melayani setoran BPIH, sudah tidak lagi menjadi BPS-BPIH. Menurut Abdul Djamil, jamaah haji yang membayar BPIH pada beberapa bank yang sekarang sudah tidak lagi menjadi BPSBPIH, dapat melakukan pelunasan pada BPS pengganti. BNI Syariah akan melayani pelunasan jamaah haji yang sebelumnya menyetorkan BPIH di Bank Jabar Banten, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD) DI Yogyakarta (DIY).

54

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

kemenag.go.id

ementerian Agama telah menetapkan empat Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebagai bank pengganti beberapa bank yang sudah tidak lagi menjadi BPS-BPIH. Keempat bank tersebut adalah BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Muamalat.

Bank Mega Syariah akan melayani pelunasan jamaah haji yang sebelumnya menyetorkan BPIH di Bank Bukopin. Bank Syariah Mandiri akan melayani pelunasan jamaah haji yang sebelumnya menyetorkan BPIH di BPD Kalsel, BPD Kaltim, dan BPD NTB. Sedangkan Bank Muamalat akan melayani pelunasan jamaah haji yang sebelumnya menyetorkan BPIH ke BPD Sulselbar dan BPD Sultra.

17 BPS-BPIH Tujuh belas bank yang ditetapkan sebagai BPS-BPIH oleh Kementerian Agama terdiri dari enam Bank Umum Syariah dan sebelas Bank Umum Nasional yang mempunyai layanan syariah. Ketujuh belas bank itu merupakan

hasil evaluasi dan verifikasi dari tiga puluh berkas pendaftaran dari bank calon BPS yang telah diseleksi sejak Juni hingga November 2013. Keenam Bank Umum Syariah adalah Bank Mandiri Syariah, Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, dan Bank Panin Syariah. Adapun sebelas Bank Umum Nasional yang mempunyai layanan syariah dan ditetapkan sebagai BPS-BPIH adalah Bank BTN, Bank Permata, Bank CIMB-Niaga, Bank Sumut, Bank DKI, Bank Jateng, Bank Jatim, Bank Kepri, Bank Sumselbabel, Bank Nagari, dan Bank Aceh.

M. KHOERON DURORI

Pendidikan

haji



 Guru

tUNJANGAN GURU tERUtANG Paling Lambat Oktober 2014

J

oint audit antara Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan Itjen Kemenag atas Tunjangan Profesi Guru (TPG) tahun 2008-2013 yang terhutang sudah selesai. Kementerian Agama berkomitmen untuk segera melakukan proses pembayaran tunjangan profesi yang tertunda itu.

agar segera dicairkan.

“Pembayaan TPG terhutang 2008-2013 harus selesai selambat-lambatnya sebelum awal Oktober 2014,” demikian penegasan Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan dalam rapat pemaparan hasil audit tunggakan tunjangan profesi guru oleh BPKP, Kamis (26/06).

Selain itu, Nur Kholis Setiawan juga menegaskan bahwa Direktorat Pendidikan Madrasah akan segera melakukan Rakornas lanjutan untuk mendalami pemahaman terhadap aplikasi data audit dari BPKP sekaligus membahas detail penempatan anggarannya dengan melibatkan pihak Perencana Keuangan, Direktorat PAI, dan Bimas.

Rapat tersebut dihadiri oleh Sekretaris Dirjen Pendis, Direktur Madrasah, Kabag Perencanaan Pendis, Kasubdit PTK dan perwakilan dari Kanwil Kemenag Tingkat Provinsi se-Indonesia. Hasil audit populasi BPKP dan Itjen menunjukkan bahwa jumlah tunggakan Kementerian Agama atas tunjangan profesi guru adalah 1.960.600.711.932 atau 1.9 triliyun. Jumlah tersebut tersebar untuk guru-guru yang ada di bawah Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Direktorat yang mengurus pendidikan pada Ditjen Bimas, baik Kristen, Katolik, Hindu, maupun Buddha.

“Hasil audit BPKP ini bisa menjadi rekomendasi untuk ditindaklanjuti dan dibuatkan rumah untuk peletakan anggarannya serta mempercepat proses pembayarannya. Oleh sebab itu, keterlibatan bagian Perencanaan sangat penting,” lanjut M. Nur Kholis Setiawan.

M. Nur Kholis Setiawan memastikan bahwa pembayaran tunjangan profesi terhurang sudah dilakukan sebelum berakhirnya masa kerja Kabinet Indonesia Bersatu sehingga tidak membebani Pemerintahan yang akan datang.

HF

Pinmas/syaiful huda

Atas hasil joint audit BPKP ini, M. Nur Kholis Setiawan mengatakan bahwa tunggakan ini menjadi PR bersama, baik madrasah, PAI maupun Bimas, untuk segera diselesaikan. Karena tidak hanya para guru yang mempertanyakan, para dewan di pusat maupun provinsi pun menuntut

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

55

Pendidikan Pendidikan

 Seleksi MAN Insan Cendekia Serpong

kemenag.go.id

kemenag.go.id

BERSAING MENUJU Madrasah Terbaik

S

ebanyak 3.663 siswa MTs dan SMP kelas IX yang lolos persyaratan berkas dari 5.321 pendaftar, hari ini Sabtu, 17 Mei 2014 serentak mengikuti seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Tahun Pelajaran 2014-2015. Proses seleksi ini dilakukan di 22 lokasi seleksi di seluruh Indonesia. “3.663 siswa ini bersaing untuk memperoleh 320 kuota siswa di tiga MAN IC Serpong, Jambi, dan Gorontalo yang masing-masing kuotanya berjumlah 120 siswa,” terang Sekjen Nur Syam ketika meninjau pelaksanaan seleksi masuk di MAN IC Serpong Tangerang Selatan, Sabtu (17/5).

56

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Materi seleksi yang diujikan terdiri dari Tes Potensi Belajar (TPB), Tes Akademik mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Bahasa Arab. Soal tes seleksi MAN IC disusun oleh tim penyusun soal dari Direktorat Pendidikan Madrasah bekerjasama dengan lembaga akademik yang bergerak di bidang assesment. Terkait dengan proses seleksi, Sekjen menjamin bahwa dalam proses seleksi ini tidak ada intervensi dan titipan dari pihak manapun. Menurutnya, dengan jumlah pendaftar yang berjumlah 5.000 lebih setiap tahunnya, maka tingkat kompetisi dan daya saingnya luar biasa.

Pendidikan “Kita menjamin bahwa kualitas akademik sesuatu yang tidak bisa ditawar oleh siapapun, mereka yang masuk adalah anak yang lolos tes akademik, dan tes potensi belajar” tegas Sekjen. Sekjen manandaskan selain akdemik yang harus lulus, yang paling penting juga adalah tes bakat atau potensi belajar. Dalam pandangannya, tes bakat belajar ini yang dikembangkan oleh Prof. Yahya Umar (mantan Dirjen Pendis) terrnyata jauh lebih bagus ketimbang tes akademik. “Tes akademik bisa dipelajari oleh siapapun yang rajin ikut bimbingan tes, tapi tes potensi belajar itu sungguh-sungguh sangat individual, itu adalah potensi individual yang tidak bisa direkayasa,” tutur Sekjen. Sementara itu, dalam keterangan kepada Pinmas, Kepala MAN IC Serpong Suwardi mengatakan bahwa proses pelaksanaan seleksi di MAN IC sepong berjalan lancar. “Persiapan dan pelaksanaan seleksi bagi 738 siswa di MAN IC Serpong berjalan lancar,” ujar Suwardi.

republika.co.id

DODO MURTADO



 hasil Ujian Nasional 2014

MAN IC Raih Peringkat II Nasional

M

adrasah aliyah Negeri (maN) Insan Cendekia (IC) Serpong menempati peringkat kedua tertinggi secara nasional untuk hasil Ujian Nasional (UN) Tahun 2014. maN IC hanya kalah dari Sma Negeri 1 Denpasar Bali. “alhamdulillah, maN IC kembali menunjukan prestasinya dengan menempati peringkat kedua nasional untuk hasil UN 2014,” terang Direktur Pendidikan madrasah m. Nur Kholis Setiawan kepada Pinmas, Jakarta, Jumat (20/06). m. Nur Kholis menjelaskan bahwa Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah merelease lima besar hasil UN Sma/ SmK/ma dan maN IC menempati posisi kedua. Sma/SmK/ma yang masuk lima besar tertinggi hasil UN

tahun 2014: 1) SmaN 1 Denpasar, 2). maN IC Serpong, 3) Sma Katolik 1 BPK Penabur, 4) SmaN 1 Gianyar, dan 5). SmaN 3 Denpasar. UN maN IC Serpong diikuti oleh 118 siswa, dengan rincian Jurusan IPa 88 siswa, dan Jurusan IPS 30 siswa. “Nilai Jurusan IPa tertinggi 56.65 dan terendah 47.90. adapun untuk Jurusan IPS, nilai tertingginya 54.60 dan terendah 48.55,” terang m. Nur Kholis Setiawan. menurut m. Nur Kholis, prestasi ini semakin memperkokoh kualitas pendidikan di madrasah. Dengan demikian, pandangan umum yang mengatakan bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan “kelas dua” semakin terjawab, bahwa itu tidak benar. Doktor lulusan Jerman ini mengaku bahwa direktorat yang dipimpinnya selalu mendorong dan memfasilitasi program dan kegiatan ke arah perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah di Kemenag melalui madrasah di semua jenjang. Hal itu misalnya dilakukan melalui skema pendampingan dalam bentuk kegiatan-kegiatan seperti kompetisi sains madrasah yang bertujuan mendorong siswa/i madrasah berpacu dengan prestasi.

M. KHOERON DURORI

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

57

Pendidikan

 Satu Abad Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo

MENAG: Pesantren BENTENG

bangsaonline.com

Pembangunan Karakter Bangsa

S

istem pendidikan pesantren dinilai sebagai benteng pembangunan akhlak dan pusat edukasi karakter bangsa. Demikian dikemukakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, saat menyampaikan sambutan dalamacara Peringatan Seabad Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah, Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Selasa (17/6) malam. Pesantren ini didirikan almarhum KH Syamsul Arifin dan putranya KH As’ad Syamsul Arifin. “Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan yang menaruh perhatian besar terhadappembangunan akhlak para peserta didiknya. Bagi pesantren pembangunan akhlak santri di atas segala-galanya. Variabel terbesar keberhasilan pendidikan di pesantren adalah ilmu agama, terutama akhlak,” ujar mantan wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini. Hadir antara lain, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Pimpinan Ponpes Salafiyah Syafiiyah KHR Ach Azaim Ibrahimy, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, Kepala Kanwil Kemenag

58

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Jatim Mahfud Shadar, Direktur Podok Pesantren Kemenag Ace Saefuddin. Hadir pula calon wakil presiden (cawapres) Jusuf Kalla, mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, dan Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Ribuan santri ikut meramaikan puncak peringatan pondok tersebut. Pembangunan akhlak, tutur Menag, menjadi perhatian besar bagi kebanyakan pesantren di TanahAir. Penyelenggaraan pendidikan di pesantren secara umum selalu diprioritaskan pada penggemblengan masalah akhlak. Dia menambahkan, pola pembinaan santri selama 24 jam yang dilakukan pesantren ditujukan untuk memantapkan penguasaan ilmu pengetahuan dan membina akhlak al-karimah. “Dengan pola 24 jam santri tinggal di asrama, kiai dan guru dapat mengontrol prilaku santri dan mengarahkannya sesuai dengan akhlak islami,” ujarnya.

Pembinaan selama 24 jam, jelas Menag, sebagai wujud keseriusan pesantren dalam membina karakterbangsa. “Dengan tinggal dalam asrama selama 24 jam, pihak pesantren dapat melakukan kontrol secara ketat perkembangan prestasi keilmuan dan perilaku santri,” ujar Menag. Dalam kesempatan tersebut, Menag Lukman mendukung rencana peningkatan status Institut Agama Islam Ibrabihy (IAII) menjadi Universitas Ibrahimy. “Saya mendengar usulan itu sudah disampaikan sejak lama. Karena itu, saya mendukung dan kami akan segera mempelajari dan memprosesnya,” tutur Menag. IAII kini memiliki sejumlah program studi seperti Fakultas Syariah dengan Jurusan Akhwalus Syakhsyiyyah, Mu’amalah, Ekonomi Islam; Fakultas Tarbiyah dengan jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Pendidikan Guru RA (PGRA); Fakultas Dakwah dengan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI); Program Pascasarjana dengan Magister Manajemen Pendidikan Islam, Magister Hukum Islam, dan sebagainya.

Pahlawankan K.H. As’ad Dalam kesempatan tersebut, Menag Lukman mengapresiasi para tokoh dan para pengajar di Ponpes Salafiyah Syafiiyah. Sebab, pada usia ke-100 tahun, lembaga ini tetap konsisten memajukan pendidikan di daerah tersebut. Karena itu, ia sangat mendukung upaya keluarga PBNU memperjuangkan agar KH As`ad Syamsul Arifin dapat ditetapkan sebagai pahlawan nasional. “KH As`ad pantas diberi gelar sebagai pahlawan nasional,” katanya. Untuk mendapat hal tersebut, lanjut Lukman, harus melalui usulan dari anggota keluarga. Namun yang ia dengar, PBNU sudah melakukan kajian yang bertindak atas nama keluarga

agar KH As`ad diberi gelar kehormatan itu. Menurut Lukman, peran Ponpes Salafiyah Syafiiyah demikian besar dalam memperjuangkan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui berbagai dialog, para ulama dari daerah itu pula bisa meyakinkan umat Islam bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. “Artinya, dengan upaya yang ditempuh oleh para pendiri ponpes tersebut keraguan umat Islam terhadap Pancasila tidak ada lagi. Jadi, jasa para ulama dari pondok tersebut sangat besar,” katanya. Itulah sebabnya, tambah Menag, dirinya menyempatkan hadir pada peringatan satu abad pondok pesantren tersebut. Perjalanan dari Jakarta (dengan pesawat) ke Surabaya dan dilanjutkan dengan jalan darat ke lokasi memakan waktu 10 jam (pulang-pergi), memang terasa melelahkan. “Tapi, peristiwa peringatan satu abad pondok pesantren itu punya nilai tinggi,” ucapnya. Menag mengajak tokoh masyarakat, ulama dan para santri untuk memegang teguh pesan pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah KH As`ad Syamsul Arifin dan meneladani sepak terjangnya.Selain sebagai tokoh, KH As`ad juga banyak memberi kontribusi dalam bidang pendidikan dan berdirinya NKRI, sehingga kini para alumni dari pondok Salafiyah Syafiiyah banyak berkiprah di masyarakat. Lukman Hakim Saefuddin menegaskan, KH As`ad Syamsul Arifin pernah mengingatkan kepada para santrinya bahwa “orang yang mampu menjadi pemimpin, tidak boleh berlaku hasud, melainkan suka mengalah dan ikhlas”. “Pesan tersebut sangat relevan dengan kondisi dan situasi bangsa dewasa ini,” katanya. Akhlak pesantren, menurut Menag, harus dipegang teguh baik oleh para santri maupun alumni. Terlebih ketika berkiprah di tengah masyarakat. “Ke-



taufik.net

Pendidikan

 K.H. As’ad Syamsul Arifin

sederhanaan, kemandirian, kesalehan dan keihklasan yang merupakan jati diri pesantren perlu dipertahankan sebagai roh pendidikan yang diaktualisasikan untuk menjawab dan menghadirkan solusi moralitas di tengah perubahan zaman,” katanya. Ia berharap keunggulan pesantren dipertahankan dan ditingkatkan dalam konteks masa kini, sehingga tidak hanya menjadi keunggulan historis, tetapi keunggulan masa depan dalam perkembangan dunia pendidikan Islam kontemporer yang mengedepankan kualitas, identitas dan daya saing. Senada dengan Menag, Wagub Jatim Saifullah Yusuf juga mengatakan, pemerintah sudah pantas memberi gelar pahlawan nasional kepada KH As`ad. “Bagi keluarga, gelar itu tidak penting. Bagi pondok juga tak penting. Tapi gelar itu penting bagi bangsa Indonesia,” ujarnya. KH Hasyim Muzadi menyebutkan, ketokohan KH As`ad, khususnya membawa umat Islam untuk meyakini Pancasila sebagai pemersatu bangsa, sangat besar.

YUDHIARMA

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

59

Warta Internasional

 muzakarah rukyah dan takwim Islam maBImS

Meningkatkan Kompetensi SDM BIDANG HISAB DAN RUKYAT dan Pembinaan Syariah Muhtar Ali, serta Kepala Pusat Informasi dan Humas Zubaidi.

M

enteri Agama saat itu, Suryadharma Ali membuka Muzakarah Rukyah dan Takwim Islam Negara Anggota MABIMS yang diselenggarakan di Jakarta, 22 Mei. MABIMS merupakan pertemuan tahunan antara delegasi para Menteri Agama Negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Suryadharma menyoroti tidak meratanya kompetensi masing-masing negara dalam bidang hisab dan rukyat. Menurutnya, tidak semua negara anggota MABIMS mempunya sumber daya manusia yang mempunyai keahlian di bidang hisab rukyat. “Tidak semua SDM anggota MABIMS memiliki keterampilan dalam melakukan hisab dan rukyat. Muzakarah ini saya harap merekomendasikan program saling tukar ilmu pengetahuan agar kita memiliki kemampuan yang sama dalam pelaksanaan hisab-rukyat,” katanya kepada para delegasi MABIMS. Hadir dalam kesempatan ini, Sekjen Kemenag Nur Syam, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Direktur Urusan Agama Islam

60

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

kemenag.go.id

Selain delegasi dari masing-masing anggota MABIMS, Muzakarah Rukyah dan Takwim Islam juga diikuti oleh para ahli hisab dan rukyat. SDA mengingatkan bahwa problematika penetapan awal bulan Qamariyah terjadi hampir di seluruh negara-negara Islam. Menag mengku pernah diundang oleh Majelis Fatwa di Turki dalam sebuah pertemuan yang juga dihadiri oleh utusan dari negaranegara yang berpenduduk mayoritas Muslim, dan ternyata problem mereka dihadapi juga sama. “Jadi bukan saja di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia saja, tapi negara-negara lain juga mengalami hal yang sama,” tegasnya.

Meski demikian, Menag berharap setiap anggota MABIMS dapat merangkul semua kelompok-kelompok dalam Islam di negara masingmasing yang memiliki aturan dan criteria hisab-rukyat yang berbeda dalam menetapkan awal bulan Qamariyyah. Senada dengan Suryadharma Ali, delegasi Singapura Firdaus Yahya berharap muzakarah ini akan menghasilkan kesepakatan yang memungkinkan terjadi pertukaran pengetahuan dan informasi seputar hisab dan rukyat. Firdaus mengusulkan agar dilakukan observasi rukyat secara bersama di masing-masing Negara anggota MABIMS secara bergantian. Firdaus mengaku di negaranya masih kekurangan SDM yang mahir dalam ilmu falak. “Observasi selama ini masih dilakukan sendiri-sendiri. Kami kekurangan SDM yang mahir ilmu falak. Kalau dilakukan observasi bersama, diharapkan akan terjadi proses saling belajar dan saling bertukar pengetahuan,” ujarnya.

CHAIRUL WAHYUDI

Warta Internasional

 venerable master Chin Kung



Perbedaan Akidah BUKAN ALASAN KONFLIK

P

erbedaan agama bukan alasan menimbulkan konflik dan perpecahan masyarakat. Orang yang beragama dan beriman pada Tuhan, tidak ada tempat untuk saling membenci. Agama mestinya mempersatukan dan menjadi kekuatan besar membangun peradaban.

“Perbedaan akidah bukan alasan untuk menimbulkan konflik dan perpecahan di masyrakat, apalagi menyebabkan permusuhan serta sampai membangun semangat kebencian,” kata Suryadharma Ali. “Bagi meraka yang memilik agama, bagi mereka yang memilik keimanan kepada Tuhan, tidak akan ada tempat untuk saling membenci dan untuk saling menyakiti satu dengan yang lain,” tambahnya. SDA berharap, tokoh agama dapat menjadi perekat yang kuat bagi persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat dan menjadi penghubung yang kokoh bagi terbentuknya masyarakat yang harmonis. “Agama mestinya dapat mempersatukan kita. Agama harus menjadi kekuatan besar untuk membangun kemanusian dan peradaban,” katanya. Master Chin Kung merupakan tokoh Buddha dan utusan perdamaian dunia PBB di bidang agama. Peran Master Chin Kung sangat besar dalam mencitpakan perdamaian di dunia. Tokoh kelahiran Lu Jiang 87 tahun yang lalu ini begitu terpukau saat mempelajari filsafat Buddha.

jingsong.org

Pesan ini disampaikan Menteri Agama saat masih dijabat Suryadharma Ali pada acara jamuan makan malam bersama Venerable Prof. Dr. Master Chin Kung dan Tokoh Agama Buddha di Kantor Kementerian Agama, 20 Mei. Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Dirjen Bimas Buddha Dasikin, serta p para tokoh Buddha dan pimpinan Walubi.

Menurutnya, umat Buddha harus menganggap Buddha sebagai Bhagawan atau sebagai Tathagata. Buddha adalah guru utama dan karenanya umat Buddha harus mengikuti ajarannya dan menerapkannya dalam kehidupan seharihari. Dengan demikian, lanjut Master Chin Kung, umat Buddha dapat mencapai keBuddhaan. Berbekal filsafat Buddha yang dipelajarinya, Master Chin Kung menjalin hubungan baik dengan agama-agama lainnya. Sang master dikenal juga sebagai sahabat dekat mantan Presiden Gus Dur (alm). Menurutnya, Gus Dur adalah sosok yang tidak hanya dekat dengan kalangan Nahdliyyin saja, tapi juga dengan pemuka agama non-Islam lainnya. Banyaknya jemaat berbagai agama yang datang berziarah di makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang bagi Master Chin Kung adalah cerminan kedekatan mereka dengan Gus Dur (alm). Seide dengan Gus Dur, Master Chin Kung terus memberikan perhatian yang

cukup besar kepada Indonesia. Dia juga memberikan sebuah sumbangan yang besar bagi pembangunan peradaban di Indonesia, khusunya hubungan peradaban Indonesia dengan Tiongkok. Selain di bidang budaya dan agama, Master Chin Kung juga menjalin hubungan dengan Indonesia di bidang pendidikan. Ini terbukti dengan dibangunnya sebuah gedung yang disebut dengan Pusat Studi Kebudayaan Tionghoa yang fokus pada Kebudayaan Han (Center for the Study of Han Culture) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Dengan dibangunnya gedung tersebut, hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok khususnya di bidang pendidikan diharapkan akan lebih erat lagi dan itu tentu akan memberikan dampak positif bagi Indonesia dan Tiongkok, bahkan akan memberikan dampak yang sangat positif bagi perkembangan peradaban di kedua Negara,” ujar Suryadharma Ali.

ROMADHANIL DAN PUJIYANTO Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

61

Kolom

KOLOMKOLOMKO

PENDIDIKAN KARAKtER Pendidikan Pancasila Oleh: Dr. I Nyoman Yoga Segara Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian agama

E

ksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimilikinya, dan hanya bangsa yang berkarakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat. Itulah mengapa kita sepakat untuk memiliki keinginan yang sama, tanpa kecuali, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2 dengan pernyataan yang sangat tegas, “...mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. melalui pernyataan ini, para pendiri bangsa telah menyadari bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bangsa ini akan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Secara historis, keinginan tersebut telah menafasi onak duri perjalanan bangsa ini. Sebut saja ketika masa Orde lama, Soekarno dengan gaya khasnya selalu membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk menjadi bangsa yang berkarakter dan berdikari. ajakan ini diformulasikan ke dalam falsafah Trisakti, yaitu kemandirian di bidang politik, ekonomi, dan budaya. Untuk bisa mengais cita-cita besar ini, Soekarno mencanangkan nation and character building di mana Pembangunan Semesta Berencana mengamanatkan karakter sebagai mental investment. Pada masa Orde Baru, keinginan untuk menjadi bangsa yang berkarakter juga semakin menguat. Soeharto menginginkan bangsa Indonesia harus kokoh dengan bersendikan nilai-nilai Pancasila. Keinginan ini digalakkan secara massif melalui penataran

62

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Sedangkan pada masa reformasi keinginan membangun karakter bangsa juga terus berkobar bersamaan dengan lahirnya euforia politik sebagai dialektika dari runtuhnya rezim sebelumnya. Karakter bangsa lalu diartikulasikan sebagai bangsa yang demokratis, bebas dari KKN, menghargai perbedaan dan taat hukum. Jika ditarik ke belakang, baik secara historis maupun sosiokultural, nation and character building merupakan komitmen nasional yang telah lama tumbuh dan berkembang. Namun demikian, dalam praksis politik pembangunan dan pendidikan keajegan, perhatian terhadap pembangunan karakter bangsa masih belum terjaga dengan baik sehingga hasilnya juga masih jauh dari harapan. Beberapa fenomena sosial sebagai buah dari low trust society dengan kecenderungan perilaku self-destructive telah menunjukkan masih jamaknya perilaku masyarakat yang belum sejalan dengan karakter bangsa yang dijiwai nilai adi luhung Pancasila. Situasi serupa juga merembesi dunia pendidikan kita. Kita sepakat bahwa ekses negatif dari fenomena sosial tersebut harus dibendung sebab jika terlanjur menjadi wabah akan perpotensi menihilkan kembali cita-cita bangsa. Ini tentu berbahaya, karena seperti untaian kalimat a.D Pirous yang disematkan dalam karya lukisnya: The Nightmare of Loosing menyatakan: “You lose your wealth, you lose nothing; You lose your health, you lose something; You lose your character, you lose everything”. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa perlu pendidikan karakter? apakah ”karakter”

O

Kolom



pendidikan karakter. dapat dididikkan? Karakter apa yang perlu dididikkan? Dengan demikian, pendidikan karakter dapat kita Bagaimana mendidikkan aspek-aspek karakter sederhanakan sebagai keunikan yang melekat pada secara efektif? Bagaimana mengukur keberhasilan individu, kelompok, masyarakat atau bangsa yang sebuah pendidikan karakter? Siapa yang harus dilaksanakan melalui proses berkelanjutan dan menyelenggarakan pendidikan karakter? tak pernah berakhir (never ending proccess). lalu, Sejumlah pertanyaan bernada pesimistis tesebut bagaimana pendidikan karakter yang ideal? tidak bisa menjadi alasan kita lemah dalam Dari penjelasan singkat di atas, pendidikan karakter membangkitkan (kembali) pendidikan karakter. hendaknya mencakup aspek pembentukan kepribadian ada beberapa terminologi, meskipun beberapa di yang memuat dimensi nilai-nilai kebajikan universal antaranya sudah lawas, namun masih relevan diajukan dan kesadaran kultural di mana norma-norma untuk menguatkan gairah kita membenahi pendidikan kehidupan itu tumbuh dan berkembang. artinya karakter, misalnya Pendidikan moral, Pendidikan pula, pendidikan karakter harus membuat kesadaran Nilai, Pendidikan relijius, Pendidikan Budi Pekerti, transendental individu mampu dan Pendidikan Karakter itu sendiri. terejawantah ke dalam perilaku Penamaan ini kadang digunakan yang konstruktif berdasarkan secara saling bertukaran (interkonteks kehidupan di mana ia exchanging), misal pendidikan Pendidikan karakter berada dan mengada: memiliki karakter juga merupakan hendaknya mencakup kesadaran global, namun mampu pendidikan nilai atau pendidikan bertindak sesuai konteks-konteks relijius itu sendiri (Kirschenbaum, aspek pembentukan lokal. 2000). kepribadian yang Selain itu, dalam pendidikan Terpenting kemudian adalah karakter, lickona (1992) memuat dimensi bagaimana desain dari pendidikan menekankan pentingnya tiga karakter tersebut sehingga nilai-nilai kebajikan komponen karakter yang baik: menjadi sesuatu yang mudah universal dan moral knowing (pengetahuan diinternalisasikan. Kita bisa mulai tentang moral), moral feeling dengan menyisir substansi atau kesadaran kultural di (perasaan tentang moral) dan konten, merancang pendekatan yang mana norma-norma moral action (perbuatan moral). dilakukan dan eksplorasi metodeTiga komponen ini dibutuhkan metodenya. Kajian akademik ini kehidupan itu tumbuh agar anak atau peserta didik menjadi urgen mengingat istilah dan berkembang. di sekolah misalnya, mampu ”karakter” itu sendiri sedikitnya memahami, merasakan dan memuat dua hal, yaitu values sekaligus mengerjakan nilai-nilai (nilai-nilai) dan kepribadian. Suatu kebajikan. Dari sini pula kita karakter merupakan cerminan dari akhirnya dapat mengerti penyebab ketidakmampuan nilai apa yang melekat dalam sebuah entitas. ”Karakter seseorang untuk berperilaku baik, walaupun secara yang baik” pada gilirannya adalah suatu gambaran kognitif ia sangat mengetahuinya, karena ia tidak dari nilai yang baik pula yang dimiliki oleh orang terlatih untuk melakukan kebajikan. Untuk itu, orang atau sesuatu, di luar persoalan apakah ”baik” sebagai tua tidak cukup memberikan pengetahuan tentang sesuatu yang ”asli”, genuine ataukah sekadar kamuflase. kebaikan, namun harus mampu menuntun seorang Berdasarkan perspektif tersebut, kajian terhadap anak sampai ke tingkat praktik dalam kehidupan pendidikan karakter akan bersinggungan dengan sehari-hari. ranah filsafat moral atau etika yang bersifat universal, Moral knowing sejak awal memang penting untuk salah satunya kejujuran. Pendidikan karakter sebagai diajarkan, di mana akan memuat paling tidak enam pendidikan nilai adalah upaya eksplisit untuk hal, yaitu moral awareness (kesadaran moral), mengajarkan nilai-nilai yang akan membantu peserta knowing moral values (mengetahui nilai-nilai moral), didik mengembangkan disposisi-disposisi guna prespective taking, moral reasoning, decision making bertindak dengan cara-cara yang pasti (Curriculum dan self knowledge. Corporation, 2003:33). Pendek alasanya, persoalan moral feeling adalah aspek lain yang harus tentang baik dan buruk, kebajikan-kebajikan, dan ditanamkan kepada anak yang merupakan sumber keutamaan-keutamaan menjadi aspek penting dalam



Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

63

KOLOMKOLOMKO

Kolom

miarawak.blogspot.com

Untuk mewujudkan karakter bangsa sebagaimana kita impikan bersama, dibutuhkan individu atau anak-anak bangsa yang memiliki karakter kuat. Sehingga antara pendidikan karakter dan pembangunan karakter bangsa terdapat interpedensi yang kuat. Secara psikologis, karakter individu dapat dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan. Olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa yang menjadi fondasi pendidikan karakter akan menemukan ruang yang tepat ketika bertemu dalam tungku yang sama, yakni Pancasila. Pertemuan ini akan membantu kita untuk menarasikan dengan jernih bahwa pertama, karakter yang bersumber dari olah hati adalah beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. Kedua, karakter yang bersumber dari olah pikir adalah cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif. Ketiga, karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih, dan keempat, karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. Karakter-karakter agung seperti di atas, akan dapat terwujud jika ada political will dari pemangku kebijakan untuk membumikannya ke dalam pendidikan karakter dengan menjadikan Pancasila sebagai salah satu pondasi yang kokoh, bukan lagi menjadi diskursus yang berputar-putar tanpa berakhir di ujung terowongan yang ternyata juga masih remang-remang.

energi diri manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral. Dalam moral feeling memuat enam aspek emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter, yaitu conscience (nurani), self esteem (percaya diri), empathy (merasakan penderitaan orang lain), loving the good (mencintai kebenaran), self control (mampu mengontrol diri) dan humility (kerendahan hati). Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan yang konkrit. Perbuatan moral ini merupakan hasil dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally), maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter, yaitu kompetensi (competence), keinginan (will) dan kebiasaan (habit). Nah, tantangan terberat kita saat ini justru bagaimana meniscayakan Pancasila sebagai basis pendidikan karakter. Sebagai sebuah instrumen pendidikan karakter, pendidikan Pancasila memiliki urgensi untuk mengantisipasi beberapa fenomena yang mendegradasi karakter bangsa, seperti disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila; bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.

64

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

O

Kolom



Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam

SEBUAH PERSPEKtIF

Oleh: Achmad Hasim, M.Ag. Instruktur Nasional Kurikulum 2013 PaI, penulis buku PaI dan Budi Pekerti SD Kelas I, II, dan III

S

ejak tahun lalu, Kurikulum 2013 (K 13), termasuk mata pelajaran PaI, telah diimplementasikan secara bertahap pada sekolah-sekolah sasaran (SD, SmP, Sma, dan SmK) yang ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada mulanya, Kurikulum 2013 hanya dilaksanakan pada sekolah-sekolah bekas rSBI. Kemudian, tahun 2014 ini Kurikulum 2013 dilaksanakan serentak di seluruh Nusantara. Itupun hanya dilaksanakan pada Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X dan XII. Baru pada tahun depan, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara menyeluruh di semua kelas. Pemberlakuan secara bertahap ini dapat dimaklumi karena membutuhkan persiapan matang, mulai penyediaan dokumen kurikulum, buku siswa, buku pegangan guru hingga pelatihan guru. Oleh karena itu, pada tahun ajaran 2013/2014 hanya mantan sekolah rSBI/unggulan saja yang ditunjuk sebagai sasaran Kurikulum 2013. Sementara implementasi tidak pada semua kelas dikarenakan tidak mungkin peserta didik memperoleh dua model kurikulum sekaligus, yaitu KTSP dan K-13. meski Kurikulum 2013 secara bertahap, khusus untuk PaI, pada hakekatnya dilaksanakan secara menyeluruh. misalnya pelatihan bagi Guru PaI SD, cukup dilatih sekali saja karena yang bersangkutan guru kelas 1-6. Berbeda dengan guru kelas, di mana masing-masing kelas memiliki guru sendiri.

K-13 Penuhi Tujuan Pendidikan Nasional Secara yuridis, Kurikulum 2013 merupakan perintah rPJmN 20102014 yang mengamanatkan bahwa peningkatan mutu pendidikan dititikberatkan pada perbaikan metodologi dan penataan ulang kurikulum. Kemudian, secara teknis operasional, Kurikulum 2013 pada hakekatnya untuk memenuhi tujuan pendidikan nasional, berupa berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional di atas selaras dengan capaian pemenuhan kompetensi dari Kurikulum 2013 itu sendiri. Kurikulum 2013 mendorong peserta didik memiliki 4 kompetensi. 1) Kompetensi inti (KI1) kompetensi sikap spiritual. 2) KI-2 kompetensi sikap sosial. 3) KI-3 kompetensi pengetahuan. 4) KI-4 kompetensi ketrampilan. Jika dirinci, output Kurikulum 2013 adalah peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha esa (KI-1), berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab (KI-2), berilmu/cerdas (KI-3) cakap dan kreatif (KI-4). Dengan kata lain, Kurikulum 2013 PaI telah mengembangkan kompetensi peserta didik secara komprehensif dan berimbang, baik di bidang pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan psikomotorik (keterampilan).

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

65

Kolom

Perbedaan dengan Kurikulum Terdahulu Terdapat perbedaan yang mencolok antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, khususnya KBK dan KTSP. Saat kurikulum terdahulu, pemerintah hanya menyiapkan dokumen kurikulum, tanpa ditopang dengan penyediaan buku dan bimbingan teknis (bimtek) bagi guru. Sedangkan pada Kurikulum 2013, pemerintah selain menyiapkan dokumen kurikulum, termasuk silabus, juga menganggarkan biaya untuk penyediaan buku guru, buku siswa dan pelatihan guru. Ke depan, guru hanya menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tidak lagi melakukan pekerjaan administratif, seperti menyusun silabus, mencari-cari buku pelajaran, dll. Langkah pemerintah ini untuk menjawab sinisme publik. Ganti kurikulum, ganti buku. Buku baru, proyek baru. Khusus untuk pelatihan guru, ini merupakan inovasi baru dalam menunjang keberhasilan implementasi kurikulum. Sejak Indonesia merdeka, setiap ada perubahan kurikulum, belum pernah ada pelatihan guru/bimtek secara massif seperti sekarang. Dengan pelatihan ini, seorang garu menerima informasi tentang konsep kurikulum, pembimbingan dan praktik pembelajaran (pendekatan saintifik dan penilaian otentik), serta perancangan pembelajaran. Bagi Guru PAI, bimtek ini sangat penting bagi peningkatan kompetensi mereka. Selama ini Guru PAI jarang menerima pelatihan. Bimtek kurikulum menjadi titik tolak keberhasilan implementasi Kurikulum 2013

66

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

KOLOMKOLOMKO

PAI. Kementerian Agama melakukan bimtek kurikulum secara serentak, baik yang diselenggarakan oleh Direktorat PAI, maupun Kemenag Provinsi/Kabupaten/ Kota. Bahkan, untuk menyukseskan bimtek tersebut, Dit. PAI merekrut 405 instruktur nasional (IN), dari Guru dan Pengawas PAI berprestasi, serta akademisi dari perguruan tinggi agama Islam. Berdasarkan laporan dari Dit. PAI, semua GPAI yang berjumlah 198.249 orang akan dilatih secara bertahap dari tahun 2013 hingga 2015. Sedangkan dari aspek substansi, jika pada kurikulum-kurikulum terdahulu masih terfokus pada aspek pengetahuan (kognitif), maka Kurikulum 2013 PAI sudah komprehensif. Pengetahuan, ketrampilan dan sikap dikembangkan secara berimbang. Bahkan, Kurikulum 2013 baru dianggap berhasil bila pengetahuan dikuasai dengan baik, peserta didik terampil dalam mempraktikkan pengetahuan tersebut, dan berdampak pada perbaikan sikap peserta didik, baik terhadap sesama manusia (sosial) maupun kepada Allah sebagai penciptanya (transendental/spiritual). Kemudian, untuk menopang keberhasilan Kurikulum 2013 PAI, yang diperbaiki adalah pembelajarannya. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Guru beralih menjadi fasilitator atau tutor yang mendorong peserta didik untuk aktif dan selalu mencari tahu. Siswa benar-benar sebagai subyek pendidikan dan pusat pembelajaran (student centered learning). Selain pembelajaran, yang paling spesifik dari

Kolom

Kurikulum 2013 adalah dalam hal penilaian. Jika selama ini lebih kental dengan penilaian hasil belajar terhadap aspek pengetahuan, maka dalam Kurikulum 2013 penilaian sudah dapat dilaksanakan saat proses pembelajaran. Dalam penilaian sikap misalnya, Guru PaI sedari awal pembelajaran sudah dapat melakukan penilaian melalui bentuk penilaian observasi (pengamatan), penilaian diri, antar teman dan jurnal/ catatan guru. Begitu juga, dalam penilaian ketrampilan, seorang siswa sudah dapat dinilai melalui unjuk kerja/ praktik dari pengetahuan yang diperoleh.

Peserta Produktif, Kreatif, Inovatif dan Afektif Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran adalah proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka memiliki kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Terkait dengan hal tersebut, maka pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat berbangsa, bernegara, berperadaban dunia. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Untuk mencapai kualitas



pembelajaran seperti di atas, dibutuhkan setidaknya empat belas prinsip sebagai berikut; pertama, peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu. Kedua, peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar. Ketiga, proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah. Keempat, pembelajaran berbasis kompetensi. Kelima, pembelajaran terpadu. Keenam, pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi. Ketujuh, pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif. Kedelapan, peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills. Kesembilan, pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat. Kesepuluh, pembelajaran yang menerapkan nilainilai dengan memberi keteladanan (uswatun hasanah), membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Kesebelas, pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Kedua belas, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Ketiga belas, pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan keempat belas, suasana belajar menyenangkan dan menantang. Dengan keempat belas prinsip tersebut, peserta didik selain semakin tumbuh keimanannya, juga makin produktif, kreatif, inovatif dan afektif.

kemenag.go.id

O

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

67

J E J A K

K

Silsilah Wahid Hasyim dari jalur ayah bersambung hingga Joko Tingkir, tokoh yang kemudian lebih dikenal dengan Sultan Sutawijaya yang berasal dari Kerajaan Demak. Sedangkan dari pihak ibu, silsilahnya betemu pada satu titik, yaitu Sultan Brawijaya V, yang menjadi salah satu raja Kerajaan Mataram. Sultan Brawijaya V ini juga dikenal dengan sebutan Lembu Peteng. Kesepuluh putra KH. Hasyim Asy’ari itu adalah Hannah, Khairiyah, Aisyah, Izzah, Abdul Wahid, A. Khaliq, Abdul Karim, Ubaidillah, Masrurah, dan Muhammad Yusuf. Sementara itu, dengan Nyai Masrurah KH. Hasyim Asy’ari dikaruniai empat putera, yakni Abdul Kadir, Fatimah, Khodijah, dan Ya’kub. KH Wahid Hasyim mempunyai otak yang sangat cerdas. Pada usia kanakkanak, dia sudah pandai membaca Al-Qur’an, dan bahkan sudah khatam Al-Qur’an ketika masih berusia tujuh tahun. Selain mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, Wahid Hasyim juga belajar di bangku Madrasah Salafiyah di Pesantren Tebuireng. Pada usia 12 tahun, setamat dari Madrasah, Wahid kecil sudah membantu ayahnya mengajar adik-adik dan anak-anak seusianya. Sebagai anak tokoh, Wahid Hasyim tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah Pemerintah Hindia Belanda. Dia lebih banyak belajar secara otodidak. Selain belajar di Madrasah, dia juga banyak mempelajari sendiri kitab-kitab dan buku berbahasa Arab. Wahid Hasyim mendalami syairsyair berbahasa Arab dan hafal di luar

68

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

rensiklopediindonesia.com

H. Wahid Hasyim adalah putera kelima dari pasangan KH. Hasyim Asy’ari dengan Nyai Nafiqah binti Kyai Ilyas. Anak lelaki pertama dari 10 bersaudara ini lahir pada hari Jumat legi, Rabiul Awwal 1333 H, bertepatan dengan 1 Juni 1914 M.

K.H. Wahid Hasyim Menteri Agama 1949-50 dan 1950-1952

PENYEIMBANG Ilmu Agama dan Ilmu Umum kepala, selain menguasai maknanya dengan baik. Pada usia 13 tahun, Wahid Hasyim dikirim ayahnya ke Pondok Siwalan, Panji, sebuah pesantren tua di Sidoarjo. Hanya bertahan sebulan, Wahid Hasyim pindah ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Di Lirboyo pun Wahid Hasyim hanya sebentar, bahkan beberapa hari saja.

Koridor



Sepulang dari Lirboyo, Wahid Hasyim tidak meneruskan belajarnya di pesantren lain, tetapi memilih tinggal di rumah. Oleh ayahnya pilihan tinggal di rumah dibiarkan saja, toh Wahid Hasyim bisa menentukan sendiri bagaimana harus belajar. Benar juga, selama berada di rumah, semangat belajarnya tidak pernah padam, terutama belajar secara otodidak. Meskipun tidak sekolah di lembaga pendidikan umum milik Pemerintah Hindia Belanda, pada usia 15 tahun Wahid Hasyim sudah mengenal huruf latin dan menguasai bahasa Inggris dan Belanda. Kedua bahasa asing itu dipelajari dengan membaca majalah yang diperoleh dari dalam negeri atau kiriman dari luar negeri. Dibesarkan di lingkungan pesantren menjadikan kehidupan Wahid Hasyim kental dengan nilai-nilai Islam. Ditambah lagi dengan kecenderungan dan kegemaran membaca, membuat dunia Wahid Hasyim tidak hanya terbatas dalam lingkungan pesantren. Wahid pun pada akhirnya tampil menjadi tokoh nasional yang sangat berjasa besar dalam melahirkan negara Indonesia yang merdeka berdasarkan pancasila. Dari sinilah Wahid Hasyim dikenal sebagai tokoh mata rantai yang menghubungkan tradisi pesantren dengan peradaban Indonesia modern.

Kementerian Agama. Pertama, mereka tidak senang atas keberadaan Kementerian Agama, karena dianggap akan menggganggu prinsip-prinsip mereka sendiri. Kelompok pertama ini adalah orang-orang yang tidak punya semangat keagamaan atau sekuler. Kedua, mereka yang antusias menyambut Kementerian ini, bahkan cenderung menyandarkan harapan yang tinggi. Kelompok ini adalah umat Islam pada umumnya yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia. Ketiga, mereka yang menyambut baik tapi dengan sikap khawatir bahwa Kementerian ini akan mengganggu mereka. Kelompok terakhir ini datang dari kalangan minoritas. Dari hal tersebut, Wahid Hasyim berpandangan bahwa Kementerian Agama harus menghadapi ketiga kelompok tersebut secara simultan. Wahid Hasyim dengan teguh mempertahankan keberadaan Kementerian Agama sekaligus menolak argumen yang menghendaki perubahan kementerian ini. Menurut Wahid Hasyim, dengan adanya Kementerian Agama, pemerintah merasa wajib melayani keperluan rakyat tentang agama, dengan dasar Pancasila. Apa yang dilakukan Wahid Hasyim ternyata berhasil membungkam mereka yang mengkritik keberadaan Kementerian ini, sehingga Kementerian Agama tetap bertahan hingga saat ini.

Pertahankan Kementerian Agama

Penyeimbang Ilmu Agama dan Umum

Wahid Hasyim diangkat sebagai Menteri Agama pertama kalinya pada 20 Desember tahun 1949. Ketika itu, usia kemerdekaan Indonesia masih muda dan baru saja diakui Belanda dalam bentuk Negara Republika Indonesia Serikat (RIS). Pada saat itu usia Wahid Hasyim juga masih relatif muda, sekitar 35 tahun. Wahid Hasyim berkiprah sebagai Menteri Agama dalam tiga kabinet berturut-turut (1949-1520). Selama menjadi Menteri Agama, Wahid Hasyim concern dalam dua hal. Pertama, pemantapan peran Kementerian Agama sebagai kementerian semua agama agar sejajar dengan kementerian atau lembaga lainnya. Kedua, peningkatan apresiasi terhadap pentingnya menguasai ilmu pengetahuan umum dan Islam secara seimbang. Sebagai Menteri, Wahid Hasyim mengemban tugas berat untuk meyakinkan masyarakat saat itu bahwa keberadaan Kementerian Agama sangat penting. Lebih dari itu, Wahid juga harus mempertahankan keberadaan Kementerian Agama sebagai menteri semua agama di Indonesia. Maklum, saat itu pandangan masyarakat terbagi menjadi tiga kelompok dalam melihat

Latar belakang pendidikan pesantren yang dimiliki Wahid Hasyim ditambah dengan bacaannya yang cukup luas menjadikan ia sebagai pribadi yang sadar akan pentingnya penguasaan ilmu pengetauan, agama dan umum sekaligus. Dia memahami bahwa Indonesia yang sedang membangun membutuhkan tidak hanya ilmu agama, tapi juga ilmu-ilmu pengetahuan umum lainnya. Sebaliknya, pembangunan yang sedang berlangsung juga membutuhkan agama agar terhindar dari dekadensi moral. Berkali-kali Wahid Hasyim menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan, atau dalam bahasa Wahid, “logika”. Dengan mengutip hadis “tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal”. Wahid Hasyim pernah mengatakan bahwa Islam bukan saja menghargai akal dan otak yang sehat, tetapi juga menganjurkan orang supaya menyelidiki, memikirkan dan mengupas segala ajaran Islam. “Dalam Islam, logika adalah pokok yang penting bagi menentukan benar atau salah. Suatu hal atau suatu kejadian atau suatu peristiwa yang menurut logika tidak dapat diterima, di dalam anggapan Islam tidak bisa

Ikhlas Beramal

Nomor 87 - tahUN xvII - JUNI 2014

69

J E J A K juga diterima. Islam tidak mengakui segala yang tidak tunduk pada logika,” katanya. Dalam kesempatan lain,Wahid Hasyim juga mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh dikurung perasaan keagamaan sempit. “Tiap-tiap muslim sejati memandang pengetahuan dari sudut logika semata-mata, perasaan dan batin dalam lapangan mencari pengetahuan dan mengadu kebenaran harus dikesampingkan. Demikian pula, ilmu harus bebas dari pertimbangan-pertimbangan politik.” Namun, Wahid Hasyim juga mengingatkan akan keterbatasan akal. Karena itu, meski tidak harus dikungkung agama, ilmu pengetahuan tetap harus dilengkapi agama. Dengan agama itulah, menurut Wahid Hasyim, manusia bisa membedakan antara akal sehat dan hawa nafsu. “Kemajuan otak yang tidak disertai kemajuan budi pekerti atau takwa, telah menyebabkan nilai dan pandangan manusia jadi berubah banyak, tidak ke atas tapi ke bawah”. Dari pandangan Wahid Hasyim tersebut dapat disimpulkan bahwa beliau adalah sosok yang sangat moderat, dalam pengertian tidak menganggap salah satu ilmu lebih unggul daripada lainnya, atau akal lebih utama daripada akhlak. Moderasi tersebut diimplementasikan dalam beberapa kebijakannya sebagai Menteri Agama. Salah satu implementasi dari padangannya ini adalah keputusannya untuk mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Islam yang baik. Ya, Wahid Hasyim dikenal sukses membidangi lahirnya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berkembang menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sebagai lembaga pendidikan tinggi agama yang modern. Wahid berharap, pendidikan ini akan melahirkan sarjana yang menguasai dua lapangan sekaligus: agama dan logika (ilmu pengetahuan). Lembaga pendidikan yang dibayangkan Wahid Hasyim saat itu adalah suatu tempat atau lembaga untuk

mempelajari Islam dengan menggunakan sistem pendidikan modern yang menekankan pentingnya rasionalitas. Untuk mewujudkan itu, keluarlah Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1950 tentang pengembangan Fakultas Agama dari Universitas Islam Indonesia (UII) Menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri. Guna melaksanakan peraturan ini dibentuklah Panitia Perguruan Tinggi Agama Islam beranggotakan 11 orang dan diketuai oleh KH Faturrahman Kafrawi. Wahid Hasyim mengharapkan bahwa Perguruan Tinggi Agama Islam tersebut, mampu melahirkan cendekiawan yang tidak hanya mendalami pengetahuan ilmu agama dan umum serta ketakwaan kepada Allah, tetapi juga memahami persoalan-persoalan politik. Dengan demikian, tidak akan terjadi adanya ulama yang karena tidak sadar, menundukkan ilmu pengetahuan pada politik. Pendirian PTAIN ini merupakan salah satu peninggalan Wahid Hasyim yang paling penting. Lembaga ini kemudian berkembang menjadi IAIN yang sudah jauh sangat berkembang sampai sekarang ini yang kita kenal dengan Universitas Islam Negeri (UIN). Perhatian Wahid Hasyim dalam menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan umum dan agama juga diimplementasikan dalam bentuk lain, yakni memberikan pelajaran agama di sekolah-sekolah umum. Menyusul ditetapkannya UndangUndang Nomor 4/1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran, Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan saat itu, dan Menteri Agama mengeluarkan keputusan bersama pada 1951, yang intinya menegaskan bahwa pelajaran agama harus diajarkan di sekolah-sekolah umum. Untuk memenuhi kebutuhan akan guru agama, sebagai konsekuensi dari keputusan bersama tersebut, Wahid Hasyim mengeluarkan surat edaran yang menganjurkan agar di tiap daerah didirikan Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) yang kemudian diubah menjadi Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN). Pengaruh surat edaran ini ternyata sangat besar, terbukti kemudian PGA berkembang pesat dan dapat dijumpai, tidak hanya di tiap provinsi, tetapi hampir di tiap kabupaten/kota. Berkembangnya PGA pada gilirannya tidak hanya mencukupi kebutuhan guru agama, tapi juga menjadi sumber pengembangan IAIN. Dengan makin banyaknya lulusan PGA di samping madrasah aliyah, tentu saja yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi makin banyak. Demikian pula kebutuhan akan IAIN menjadi meningkat, seiring keberadaaannya yang mulai dirasakan sebagai kebutuhan masyarakat.

ARIF EFENDI Disadur dari berbagai sumber

70

Ikhlas Beramal

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA

Lebih Dekat

 Ahmad Zaky Darmawan Peraih Ujian Nasional IPS Tertinggi Madrasah

BERHARAP DAPAT BEASISWA

N

ama lengkapnya Ahmad Zaky Darmawan, namun lebih akrab dipanggil dengan Zaky. Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Serpong ini adalah peraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi untuk jurusan IPS. Zaky berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Terlahir di Pacitan tahun 1996, penghobi sepakbola ini mengaku terkejut saat tahu bahwa namanya tercatat dalam dua puluh lima siswa dengan nilai UN SMA/MA tertinggi untuk jurusan IPS yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan nilai UN 54,60, Zaky juga tercatat sebagai siswa madrasah dengan nilai UN tertinggi nasional untuk jurusan IPS. “Saya terkejut saat mengetahui masuk 25 besar nasional. Padahal saya merasa kurang maksimal dalam belajar dan mengerjakan soal. Kalau lebih serius mungkin bisa lebih maksimal lagi,” ujarnya, 21 Mei lalu. Alumni MTs Surya Buana Malang Jawa Timur ini berharap memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, kuliah pada jurusan Akuntansi di Universitas Indonesia. “Saya ingin kuliah di jurusan Akuntansi UI. Saya berharap Kemenag bisa mengapresiasi prestasi ini dengan memberikan bantuan beasiswa pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi,” harapnya. Di mata salah satu guru MAN IC Serpong, Abdul Jalil, Zaky adalah anak yang aktif, berani dan solider sesama teman serta hormat kepada guru. “Zaky mempunyai kemampuan sangat baik apalagi jika mendapat kesempatan dan arahan yang tepat, hasilnya akan luar biasa. Selamat Zaki, semoga sukses,” terangnya. M. KHOERON DURORI

 Muhammad Fahmi Gozal Peraih Ujian Nasional IPA Tertinggi Madrasah

INGIN JADI AHLI MINYAK DAN TAMBANG

M

adrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Serpong kembali mencatatkan prestasi. Muhammad Fahmi Gozal atau biasa dipanggil Gozal meraih peringkat 22 dari 25 siswa peraih nilai Ujian Nasional SMA/MA tertinggi jurusan IPA. Nilai UN 56,65 yang diraih Gozal juga tertinggi nasional untuk siswa Madrasah Aliyah. Ditanya mengenai rencana ke depan, Gozal ingin melanjutkan kuliah ke Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB). “Saya ingin menjadi ahli perminyakan dan pertambangan. Semoga di ITB saya mendapat pembelajaran, pengalaman dan ilmu yang akan banyak berguna bagi saya dan masyarakat,” kata penggemar biola ini. Gozal yang asli warga Temanggung, Jawa Tengah ini, punya dua orang kakak. “Kakak tertua sudah bekerja keras dan selama ini ikut membantu ayah menafkahi keluarga. Kakak yang kedua sedang studi ke Perancis,” kata Gozal. Capaian nilai UN yang diraihnya tak dinyana Gozal. Apalagi bisa masuk 25 terbaik nasional. Menurutnya, soal-soal UN yang lebih susah dari perkiraan membuat dirinya sedikit menurunkan target. “Saya lebih senang lagi karena teman sekamar saya, Ahmad Zaky Darmawan juga masuk 25 besar nasional jurusan IPS,” tuturnya. Salah satu guru MAN IC Serpong, Rapiq mengatakan bahwa Fahmi Gozal adalah tipe siswa yang multialenta, mempunyai jiwa seni yang tinggi dan cerdas. “Nilai UN adalah bukti nyata. Saya yakin, Gozal akan menjadi hebat luar biasa jika M. KHOERON DURORI lebih berani berekplorasi,” katanya.

“Esensi agama adalah memanusiakan manusia. Karenanya, mereka yang mendalami agama idealnya dapat mengejawantahkan ilmunya pada perilaku yang memanusiakan manusia..” Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (Juni 2014)