KUMPULAN KARYA ILMIAH POPULER MGMP BAHASA INGGGRIS ...

106 downloads 763 Views 280KB Size Report
Dalam belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing ( foreign language) ... inggris di SMP klas VII dari laporan guru-guru sebagai besar peserta didik .... 2. Membentuk kelompok belajar siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan beri .... Page 9 .... saat ini mencanang pendidikan berkarakter untuk tingkat Sekolah Dasar ...
BERCERITA MELALUI GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PENDAHULUAN Dalam belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing ( foreign language) para peserta didik banyak menemui kesulitan. Hal ini bisa di mengerti karena sistemnya agak berbeda dengan bahasa ibu, khususnya dalam keterampilan berbiacara dalam bahasa Inggris. Untuk memotivasa peserta didik bisa berbicara dalam bahasa inggris penulis menggunakan strategi belajar yang difokuskan pemberian gambar yang disesuaikan dengan tingkat atau kelas peserta didik Untuk menghindari masalah-masalah yang disebabkan oleh terbatasnya kosa kata bahasa Inggris peserta didik maka dapat menggunakan gambar dalam melatih anak berbicara. Dengan menggunakan gambar-gambar peserta didik diharapkan dapat berbicara bahasa Inggris sederhana, maka peserta didik dapat menceritakan apa yang terdapat pada gambar. Berdasarkan kesulitan yang di hadapi dalam pembelajaran berbicara bahasa inggris di SMP klas VII dari laporan guru-guru sebagai besar peserta didik mengalami kesulitan dalam berbicara Nilai hasil belajar yang diamati pada tahun terakhir terutama dalam pembelajaran berbicara rata-rata kurang 70% dari data yang ada, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam berbicara bahasa inggris masih relatif rendah. Hal inilah yang mendorong penulisan bagi peserta didik yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didk dalam berbicara bahasa Inggris, khususnya melalui gambar.

ISI Rendahnya kemampuan peserta didk dalam berbicaa bahasa Inggris disebabkan oleh beberapa faktor antara lain minimnya kosa kata yang dimiliki peserta didk, pengetahuan tata bahasa yang terbatas serta kurangnya latihan berbicara. Faktor lain adalah tehnik yang digunakan guru dalam pembelajaran berbicara kurang bervariasi sehingga terkesan monoton dan kurang dapat motivasi peserta didk untuk berbicara. Hal inilah yang menjadi pemikiran bagaimana upaya meningkatkan kemampuan peserta didik kelas VII A SMP dalam berbicara dengan menggunakan gambar-gambar. Tujuan untuk mengetahui apakah penerapan penggunaan gambar- gambar dalam pembelajaran bahasa inggris bagi peserta didik kelas VII dapat bermanfaat baik untuk peserta didik yang kesulitan dalam berbicara dan guru dapat secara bertahap mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan.

1

Untuk menghindari kurang minatnya peserta didk dalam berbicara tindakan yang digunakan dengan pendekatan terbimbing yaitu strategi mengajar yang difokuskan pada tehnik pemberian gambar-gambar dan kata-kata sehingga peserta didik dapat berbicara bebas. Diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Ingris. Prosedur yang dilakukan meliputi 3 siklus 1. Perencanaan ( Planning ) a. Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan gambar-gambar b. Membuat jadwal kunjungan kelas dan pertemuan mingguan c. Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, kegiatan monitoring, perangkat tes awal dan akhir. dan memuat catatan lapangan. d. Membuat alat bantu mengajar dengan lembar kertas berisikan kata-kata yang berhubungan dengan gambar 2. Pelaksanaan ( Action ) a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat b. Mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran c. Mengadakan analisis hasil evaluasi 3. Observasi ( Observation) a. Aktivitas peserta didik dengan peserta yang lain b. Aktivitas peserta didk dengan guru sewaktu diminta berbicara dan mengemukakan pendapat tentang gambar berdasarkan kata yang diberikan. c. Aktivitas peserta didik pada waktu berbicara berdasar api kan gambar yang deberikan

PENUTUP Dengan digunakanya gambar-gambar dan kosa kata dalam proses pembelajaran, kesulitan yang dihadapi peserta didik dapat teratasi dan bermanfaat serta memotivasi peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Dan diharapkan dapat membantu dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan.

DISUSUN OLEH : ROSTATIANA, Spd RITA MARLINI, Spd

2

MENGHIDUPKAN SUASANA BELAJAR AKTIF BAHASA INGGRIS Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain didunia ini.Dengan menggunakan bahasa maka seseorang dapat menyampaikan pesan,ide dan gagasan. Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia ada Bahasa daerah ( Bahasa Ibu), Bahasa Nasional ( Bahasa Indonesia ) dan tak kalah pentingnya bahasa asing ( Bahasa Internasional ) adalaqh Bahasa Inggris. Di dalam dunia pendidikan pelajaran bahasa inggris sangat penting , yang diberikan mulai dari pendidikan Usia dini ( Play Group) hingga ke Perguruan Tinggi ( Universitas ). Namun di dunia pendidikan mata pelajaran bahasa inggris merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan harus dikuasai siswa. Pada dasarnya banyak siswa yang menganggap pelajaran bahasa Inggris

adalah pelajaran yang sangat sulit. Untuk itu

seorang guru harus mempunyai berbagai strategi dan metode yang bervariasi dan tentu nya melibatkan siswa secara aktif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa mempunyai minat dan semangat untuk belajar bahasa inggris. Pada era globalisasi dimana setiap masyarakat berlomba-lomba untuk menguasai bahasa Inggris agar mudah menyesuaikan diri dan menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari – hari. Banyak faktor yang mendukung agar belajar Bahasa Inggris itu mudah dan menyenangkan, diantaranya : peran seorang guru, minat siswa , media dan metode atau strategi yang mendukung agar tujuan pembelajaran itu tercapai. Belajar aktif sangat di perlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil yang maksimal.. Ketika siswa pasif dan hanya menerima dari guru ada kecendrungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu diperlukan usaha menghidupkan suasana belajar aktif bahasa Inggris. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara Aktif . Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan belajar aktif siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik .Dengan cara ini 3

biasanya siswa akan merasa suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat di maksimalkan. Menurut

pendapat ― Hisyam Zaini ,dkk dalam buku nya : STRATEGI

PEMBELAJARAN AKTIF Guru sebagai penyampai materi , harus menemukan suasana belajar yang releks, informal dan tidak menakutkan dengan meminta peserta didik humorhumor kreatif yang berhubungan dengan materi.Strategi ini sangatlah informal akan tetapi pada waktu yang sama dapat mengajak peserta didik untuk berfikir. Karena Bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi ,untuk itu guru dan peserta didik harus aktif. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk menghidupkan suasana belajar aktif : 1.

Memotivasi siswa dengan aktivitras yang menyenangkan, Misalkan :Menyanyikan lagu berbahasa inggris yang berhubungan dengan materi .

2.

Membentuk kelompok belajar siswa dalam kelompok-kelompok kecil

dan beri

masing –masing kelompok 1 tugas untuk membuat kegembiraan atau kelucuan dari topik, konsep atau isu dari materi yanmg diajarkan. Misal pembelajaran Gramar : Tulis kalimat yang memuat kesalahan grammar sebanyak mungkin. 3.

Minta kelompok tadi untuk mempresentasikan kreasi mereka. Hargai setiap kreasi mereka.

4.

Meningkatkan rasa percaya diri pada mereka dengan memberikan penilaian pada kreasi mereka. Dari sebagian kecil langkah-langkah strategi menghidupkan suasana belajar aktif

Bahasa Inggris diharapkan dapat memberi motivasi belajar siswa dalam bahasa Inggris, dapat meningkatkan antusiasme dan keseriusan siswa ketika mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian keharmonisan siswa dan guru dapat tercipta sehingga belajar bahasa Inggris bukan merupakan momok yang harus dibenci dan di takuti siswa.tetapi merupakan pelajaran yang menyenangkan dan dapat dijadikan modal untuk mereka tumbuh dan berkembang untuk menyongsong kehidupan masa depan mereka dengan memiliki skill dan terampil berbahasa Inggris.

Kel. Kerja : Safinah,S.Pd & Pipi Haryati,S.Pd 4

MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS Belajar di sekolah sangat berbeda dengan belajar di rumah, di sekolah para siswa di bimbing oleh guru-guru sedangkan di rumah para siswa dapat di bimbing atau di pantau oleh orang tua. Namun sangat lah sering kita temukan dalam proses pembelajaran ,siswa tidak mempunyai minat dalam belajar atau mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Untuk itu penulis mencoba untuk menuangkan semua ide ide nya dalam karya tulis ilmiah popular ini. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan dalam lingkup kecil di tataran pembelajaran level kelas adalah tatkala seorang guru mampu membangun motivasi belajar para siswanya. Jika siswa-siswa itu dapat ditumbuhkan motivasi belajarnya, maka sesulit apa pun materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikutinya niscaya mereka akan menjalaninya dengan ―enjoy‖ dan ―tanpa beban. Tulisan ini mencoba mengangkat apa itu motivasi belajar, dan pentingnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran bahasa inggris.Motivasi beelajar , Michel J. Jucius (Onong Uchjana Effendy, 1993: 69-70) menyebutkan ‗motivasi‘ sebagai ―kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki‖. Sedangkan Menurut Dadi Permadi (2000: 72) ‗motivasi‘ adalah ―dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negative. Dari keterangan diatas dpat ditarik kesimpulannya bahwa motivasi belajar adalah sesuatu dorongan atau keinginan yang datang baik dari luar maupun dari diri sendiri untuk melakukan sesuatu Dalam hal ini kita lebih menekankan pada motivasi dalam pembelajaran bahasa inggris bagi siswa di kelas. Dalam proses pembelajaran di kelas sering kita temukan murid yang tidak mempunyai minat dan keinginan untuk mengikuti pembelajaran khususnya bahasa inggris, guru sering putus asa dan bingung dalam menghadapi murid yang pasif. Maka dari itu guru mencoba mencari solusi bagaimana memperbaiki atau mengubah cara belajarnya supaya siswa menjadi tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran bahasa inggris. Disini penulis mencoba memberi gambaran apa yang sering di alami oleh kebanyakan guru guru dimana tingkat kemampuan anak akan bidang studi bahasa inggris sangat rendah.Untuk itu ada baik nya kita intropeksi diri sudah benarkah metode yang kita gunakan ,sudah ada kemajuan kah hasil pembelajaran anak ? hal itu hanya sebagian kecil dari banyak nya hal hal yang membuat siswa tidak minat atau tidak mempunyai motivasi

5

dalam pembelajaran bahasa inggris,Kami sebagai penulis mepunyai beberapa opini tentang motivasi pembelajaran bahasa inggris itu sendiri. Ada baik nya kita memperbaiki model dan cara kita mengajar,tidak monoton dan tidak hanya ngomong dan kerja sendiri tanpa melibatkan siswa itu sendiri.Itulah yang membuat siswa menjadi malas dan tidak mempunyai motivasi .Guru bisa saja selalu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran,misalnya dengan menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan materi saat itu yang di kaitkan dengan kehidupan sehari hari. Serta dengan memasang wajah yang tidak tegang dan sangar yang dapat membuat siswa menjadi kesal dan tidak suka dengan guru bahasa inggris itu sendiri.Siswa sebaik nya di ajak memecahkan masalah pembelajaran saat itu dengan bantuan buku paket yang mereka miliki.Senyum adalah modal utama kita untuk menumbuhkan minat belajar mereka disamping hal hal yang harus ada dalam proses pembelajaran seperti metode pembelajaran yang kita gunakan,penguasaan materi dan latihan latihan soal yang kita berikan kepada siswa. Untuk meningkatkan dan menimbulkan motivasi anak dalam pembelajaran di kelas terutama dalam pembelajaran bahasa inggris kami sebagai guru menerapakan Pembelajarn Aktif ,Inovatif,Kreatif , Efekteif dan Menyenangkan ( PAIKEM) . Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupaan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pegetahuanya. Sehigga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakekat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingn dirinya dan orang laian , Kreatif dimaksudkan guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah guru mampu mencipakan suasana kegiatan belajar mengjar yang menyenangkan sehingga siswa tidak takut, sehingga perhatian siswa terpusat pada pembelajaran, dengan penerapan model PAIKEM siswa tentunya akan tertarik dan tidak akan bosan. Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut: 

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.



Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,

6

termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. 

Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‗pojok baca‘ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.



Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Demikianlah tulisan kami tentang bagaimana menumbuhkan motivasi anak dalam pembelajaran bahasa inggris.Kami berharap dengan adanya tulisan ini dapat memotivasi siswa atau siapa saja yang membaca article ini,serta bermanfaat dalam meningkatkan proses pembelajaran bahasa inggris di sekolah.

Penyusun Hartini,S.pd Rosiana,S.pd

7

MENARIK MINAT MENULIS DALAM BAHASA INGGRIS Oleh : Lili Barlian ,S.Pd dan Sri Suharyati, S.Pd

Seperti kita ketahui, pada umumnya siswa SMP mengalami kesulitan dalam menulis bahasa Inggris.Siswa cenderung bersifat pasif, bosan dan mengantuk dalam kegiatan proses belajar mengajar. Tak jarang dalam kegiatan

belajar mereka kelihatan

tegang dalam ketrampilan menulis. Siswa tertentu yang kurang memiliki kemampuan dasar Bahasa Inggris lebih memilih menyontek pekerjaan teman atau tidak mengerjakan sama sekali. Apalagi mereka tidak memiliki penguasaan kosa kata yang cukup dan kemampuan tata bahasa. Situasi ini sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk itu perlu dicari solusi mengapa hal itu terjadi. Hal ini dilatar belakangi berbagai faktor antara lain, kurangnya minat terhadap belajar bahasa Inggris yang mungkin di sebabkan oleh kurangnya penguasaan kosa kata, buku penunjang dan tata bahasa, sehingga menyebabkan siswa jadi mengantuk dan bosan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Disamping itu kemungkinan gurunya kurang menggunakan metode yang tepat dan dalam menyampaikan materi pelajaran kurang menarik. Oleh karena itu menimbulkan berbagai masalah di atas. Permasalahan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Karena ketrampilan menulis bagi siswa Sekolah menengah Pertama sebagai dasar untuk melanjutkan ketrampilan menulis pada tingkat Sekolah Menengah Atas. Jika mereka mempunyai dasar yang baik dalam bahasa inggris maka mempermudah untuk mengikuti kejenjang yang lebih tinggi. Dalam hal ini faktor guru mempunyai peran yang sangat penting untuk menbangun motivasi dan minat belajar siswa. Maka sesulit apapun materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikuti niscaya mereka dapat menjalaninya dengan senang hati, enjoy dan percaya diri. Siswa merasa tidak terbebani. Salah satu yg mempengaruhi belajar siswa adalah minat. Menurut The Liang Gie (1994:28), Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Menurut beberapa penelitian mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan belajar ialah kurrangnya minat.Minat melahirkan perhatian, memudahkan terciptanya konsentrasi, mencegah gangguan perhatian dari luar, memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, dan memperkecil kebosanan dalam dirinya.Jika tanpa minat akan menghasilkan sesuatu yang tidak menyenangkan.

8

S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang biasanya akan berhasil jika dia mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran. Dengan demikian jika sangat penting minat dalam mendukung dan mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.Mengapa siswa terkadang merasa terpaksa mengerjakan tugas menulisnya. Mungkin inilah salah satu penyebabnya. Berdasarkan latar belakang di atas dimana kita sebagai guru harus menarik minat menulis siswa dalam bahasa Inggris. Berbagai metode harus kita gunakan untuk membuat siswa tertarik dalam ketrampilan menulis. Kita harus menggunakan metode yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi siswa. Apabila siswa memiliki kekurangan dalam penguasaan kosa kata kita harus melatih siswa untuk menguasai kosa kata dengan jalan memberikan kamus bergambar.

Jika siswa memiliki kekurangan dalam penguasaan tata bahasa maka sebelum pembelajaran kita memberikan tata bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan siswa. Mengenai kurang menariknya metode yang disampaikan guru sebaiknya guru membantu siswa dengan memberikan metode pengajaran yang aktif dan Menarik. Dalam pengajaran ketrampilan menulis sebaiknya siswa diberikan kartu bergambar yang membantu siswa untuk membuat kalimat-kalimat yang berkaitan satu dengan yang lain. Dari berbagai metode yang kita lakukan diharapkan dapat mengatasi permasalahan diatas. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas dapat kita simpulkan bahwa menarik minat siswa dalam menulis Bahasa Inggris dapat kita tingkatkan melalui penguasaan kosa kata,penguasaan tata bahasa dan metode pembelajaran yang menggunakan kartu bergambar. Sehingga siswa tidak merasa bosan, malas dan mengantuk dalam pelajaran Bahasa Inggris khususnya ketrampilan menulis.

9

BRIDGING COURSE DAN PENGUASAN BAHASA INGGRIS SISWA

Kita sering mendengar para siswa mengeluhkan betapa sulitnya pelajaran bahasa inggris. Mereka beranggapan bahasa inggris tidak bisa mereka mengerti dan kuasai baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bahkan mereka sudah mengikuti kursus – kursus atau tambahan di luar jam sekolahpun mereka belum menguasai bahasa inggris dengan baik. Bahasa inggris menjadi pelajaran yang sangat membosankan, sulit, dan tidak menyenangkan bagi mereka. Sebagai insan praktisi pendidikan yang bergelut di dunia pendidikan, seringkali saya menemui masalah dan kesulitan bagaimana formula yang baik untuk memecahkan masalah pendidikan tersebut dan membuang mindset para siswa bahwa sebenarnya bahasa inggris itu mudah dan menyenangkan. Melihat kenyataan itu, tercetuslah suatu jawaban yang mugkin menjadi akar permasalahan- permasalahan di atas, yaitu bahwa materi yang di ajarkan di sekolah atau di tempat- tempat kursus belum memberikan materi yang sangat dasar yang diperlukan siswa sehingga dalam menguasai bahasa inggris menjadi hal yang sulit. Ini terjadi karena materi yang di ajarkan cenderung ke materi yang sulit dan semakin sulit ketika mereka naik ke jenjang berikutnya. Apalagi, para siswa tersebut yang baru memasuki jenjang SMP ada yang mungkin baru mengenal bahasa inggris dan mereka tidak bisa membayangkan bagaimana bahasa inggris itu, namun ada juga yang mungkin pernah mengenal bahasa inggris tapi mereka mungkin tidak pernah membayangkan sesulit itu bahasa inggris. Ini yang mendasari hadirnya pemikiran tentang bridging course. Bridging course diharapkan dapat menjadi obat alternatif untuk mengatasi masalah- masalah tersebut. Bridging course jika di artikan ke bahasa Indonesia dengan melihat kamus InggrisIndonesia adalah jembatan pembelajaran. Bridging Course (BC) ini sesuai dengan arti katanya ―Pelatihan sebagai Jembatan‖, atau biasa kita kenal sebagai matrikulasi. Adanya bridging course ini diharapkan dapat berfungsi sebagai jembatan yang dapat mengatasi kesenjangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang dimiliki para lulusan SD (Sekolah Dasar) yang notabene berasal dari berbagai sekolah dengan kemampuan yang beragam alias heterogen untuk dapat megikuti pelajaran bahasa inngris di SMP. Dengan adanya program wajib belajar, sekolah tidak dapat menolak lulusan SD yang memiliki bekal awal yang tidak memadai. Sehingga dengan adanya Bridging Course ini, ketidak siapan yang disebabkan bekal awal yang tidak memadai itu dapat diminimalisir. Diharapkan Bridging Course juga dapat mengatasi ketidak merataan kesiapan para peserta didik baru untuk 10

mengikuti proses belajar mengajar dalam pelajaran bahasa inggris di sekolah SMP nantinya. Pola pembelajaran pada program Bridging Course ini terkait erat dengan upaya agar para peserta didik baru dapat mengenal lebih dekat tentang pelajaran bahasa inggris dengan segala komponen yang ada di dalamnya yang akan mereka akrabi sampai tiga tahun kedepan bahkan sampai ke jenjang tiga tahun di atasnya lagi dan tidak menutup kemugkinan sepanjang hayat mereka ketika bergelut dalam dunia pembelajaran. Selain itu diharapkan mereka akan lebih mudah dan penuh keyakinan dapat menguasai apa yang akan mereka pelajari kelak pada proses belajar mengajar yang sesungguhnya pada harihari efektif belajar. Sehingga pada Bridging Course ini menggunakan prinsip pembelajaran : 1) Kontekstual, 2) Menyenangkan, 3) Kooperatif ,4) Based on Problem Solving (berdasarkan penyelesaian masalah). Tujuan Bridging Course : Meningkatkan bekal awal peserta didik baru dengan cara memberikan materi esensial pelajaran bahasa inggris yang sangat penting untuk persiapan mereka mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya pada hari- hari efektif belajar. Menyamakan bekal awal peserta didik baru agar antara satu siswa dengan yang lainnya tidak terlalu berbeda, sehingga akan lebih memudahkan guru dalam memulai pelajaran bahasa inggris pada materi selanjutnya yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Membantu siswa agar dapat mempelajari bahasa inggris lebih mudah Memberikan pengalaman awal kepada siswa bahwa bahasa inggris itu menyenangkan dan mudah. Bridging course dapat dilaksanakan pada awal masuk siswa kelas 7 selama sekitar 3 bulan atau bahkan bisa kurang atau lebih. Ini tergantung siswa di lingkungan sekolah masing- masing. Dalam pembelajaran bahasa inggris, materi yang disampaikan adalah materi yang sangat mendasar sehingga dapat berguna bagi siswa dalam memahami materi bahasa inggris selanjutnya yang tertera pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam penyampaiannya, guru diharapkan menggunakan metode yang bisa menarik minat, kreativitas, serta membuat mereka senang dengan bahasa inggris. Dengan adanya minat, kreativitas dan rasa senang tersebut diharapkan menjadi motivator bagi mereka dalam belajar bahasa inggris sehingga dapat menghasilkan hasil akhir yaitu peningkatan penguasaan bahasa inggris dengan baik dan benar.

11

Guru bisa merancang sendiri materi bridging course untuk para siswanya serta menentukan metode apa yang cocok dengan kondisi siswa dan sekolahnya serta sarana dan prasarana yang tersedia. Guru merancang materi tersebut dengan memikirkan bahwa materi tersbut berguna untuk pemahaman materi yang tertera dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Tiada kata terlambat untuk kita melakukan segala perbaikan guna mencari solusi dalam penyelesaian masalah yang timbul dalam pembelajaran bahasa inggris. Bridging course merupakan alternatif yang bisa kita coba dalam pembelajaran bahasa inggris di kelas.

12

TANTANGAN PENDIDIKAN KARAKTER Oleh SYF. JUHAIRIAH, S.PD

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang System Pendidikan

Nasional

menyatakan

bahwa:

“Pendidikan

Nasional

berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam

rangka

mencerdaskan

kehidupan

bangsa,bertujuan

untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab’’. Pemerintah saat – saat ini mencanang pendidikan berkarakter untuk tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Menengah. Ini dilakukan karena para generasi muda sekarang ini dilihat mudah terpancing emosi dan terhasut oleh sesuatu yang belum betul kebenarannya .Sikap dan prilaku mereka mulai menunjukkan akhlak yang jauh dari terpuji. Budaya luar seakan lebih mereka minati untuk di contoh daripada budaya bangsa yang mereka anggap terlalu banyak norma dan aturannya. Pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan yang ada saat ini dianggap kurang sanggup membentuk manusia berkarakter untuk para peserta didik. Oleh karena itu pemerintah mencanangkan kembali untuk setiap mata pelajaran ikut serta menyelipkan nilai karakter di setiap proses belajar mengajar sesungguhnya. Pendidikan berkarakter sudah ada sejak dulu seperti pendidikan budipekerti dan lain – lainnya. Para guru juga pernah diikut sertakan dalam pelatihan imtaq untuk diterapkan dalam setiap proses belajar mengajar. Dalam proses menyelipkan imtaq guru harus jeli menentukan nilai keagamaan yang relevan dengan tema materi ajar yang akan di sajikan, yang bertujuan agar siswa tidak hanya mampu menguasai materi yang di sajikan tetapi juga mendapatkan pengaruh pemahaman nilai-nilai keagamaan. Sekarang muncul pendidikan berkarakter yang diharapkan Pemerintah dapat di terapkan oleh para guru dalam setiap tujuan pembelajaran.

Sebenarnya setiap tahun

pemerintah sudah berusaha untuk memikirkan membentuk para siswa yang bukan hanya punya kemampuan intelektual tapi juga berkarakter yang mampu mengangkat martabat bangsa. Apapun judul atau metode yang diterapkan pemerintah semua itu punya tujuan 13

yang sama dan mulia. Sebagai pendidik yang diberi amanah melakukan pekerjaan yang mulia ini janganlah memandang pendidikan berkarakter ini sebagai suatu masalah yang sulit untuk diterapkan tetapi jadikan ini untuk koreksi diri agar benar – benar mampu menerapkan secara nyata kemasan baru yang berjudul pendidikan berkarakter ini. Mungkin saja kemasan lama yang berjudul imtaq atau apalah namanya belum benar – benar kita terapkan sehingga menghasilkan para generasi muda yang bersifat anarkis atau mudah terprovokasi dan minim akhlak terpujinya. Para pendidik pun tidak akan berhasil dengan baik jika tidak di dukung oleh lingkungan sekitar, Masyarakat dan orang tua harus mendukung tercapainya tujuan pemerintah ini. Sebagai pendidik

kita benar – benar

menerapkan secara nyata dalam proses belajar mengajar. Serta agar upaya yang kita lakukan tidak menjadi sia-sia dan di dengar oleh peserta didik kita, sikap dan prilaku kita haruslah berkarakter untuk contoh nyata para peserta didik kita. Pendidikan kewarganegaraan dan agama di anggap pemerintah tidaklah cukup untuk menciptakan karakter yang tangguh pada diri para siswa, sehingga pemerintah memberi amanah kepada para guru untuk memasukkan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses belajar mengajar. Disini guru sebagai fasilitator pengenalan nilai – nilai sehingga para siswa dapat memperoleh kesadaran akan pentingnya nilai – nilai tersebut dan memiliki kesadaran untuk menerapkan nilai – nilai kedalam tingkah laku mereka sehari – hari melalui proses belajar mengajar yang terjadi. Proses belajar mengajar untuk semua mata pelajaran diharapkan mampu menciptakan peseta didik yang tidak hanya menguasai kompetensi atau materi yang akan di capai tetapi juga dibuat perencanaan dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari / peduli, dan menerapkan nilai-nilai tersebut serta menjadikannya sebagai perilaku sehari – hari. Para peserta didik yang mempunyai karakter yang tangguh sangat di harapkan kita semua. Para pendidik yang sebagai pemegang amanah terbesar yang diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang berkarakter agar bisa maksimal menggunakan dan menerapkannnya dalam setiap proses belajar mengajar. Generasi muda adalah pemegang masa depan di tangan para pendidiklah diharapkan di masa depan nanti mereka akan menjadi para pemimpin yang berakhlak mulia dan bisa meningkatkan martabat bangsa. Dimanapun mereka bekerja mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka serta mempunyai keimanan yang kuat dan berdisiplin. Dengan niat mulia semoga para pendidik mampu mewujudkan cita – cita untuk dapat menciptakan manusia – manusia yang mempunyai kecerdasan yang tinggi dan bertakwa. Sekali lagi dukungan masyarakat dan orang tua sangat di harapkan karena pendidikan tidak hanya di dapat dari bangku sekolah 14

tapi juga dari pengamatan dan pengalaman di kehidupan para peserta dididik di lingkungan sekitar mereka. Semoga kita semua dapat menciptakan linkungan yang memberi pengaruh positif terhadap generasi muda kita dan mampu memberikan contoh tauladan yang baik untuk mereka tiru .Semoga di tangan mereka kelak bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa kita.

15

MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR BAHASA INGGRIS

Seringkali kita mendengar keluhan siswa bahwa susah sekali belajar bahasa Inggris. Selain pengucapannya yang berbeda dari bahasa sehari-hari, tulisannya pun kadangkala membuat pusing kepala. Terlebih lagi ketika dibangku sekolah para guru mengajarkan bahasa inggris dengan cara yang membosankan atau tidak disenangi siswa maka belajar bahasa menjadi malapetaka. Siswa menjadi tidak aktif dikelas karena kurang bersemangat dalam belajar atau menjadi sering bolos karena malas mengikuti pelajaran yang tidak berguna baginya, nilai semakin buruk, bahkan bisa terancam tidak naik kelas. Apakah belajar bahasa Inggris merupakan momok bagi siswa ? sebagian siswa disekolah menyatakan setuju dan sebagian lainnya menyatakan tidak setuju. Alangkah senangnya ketika kita selaku orang tua atau guru medapati anak yang gemar belajar bahasa asing, tidak canggung mengucapkan kata-kata dalam bahasa inggris dan bangga bisa menggunakan bahasa lain selain bahasa kesehariannya. Sebaliknya akan kecewa orang tua atau guru ketika melihat anak atau siswanya tidak suka pada pelajaran bahasa inggris, malu menggunakannya bahkan lebih senang menghindarinya. Apa yang salah dari pola pengajaran guru dikelas sehingga siswa tidak bersemangat ketika belajar bahasa Inggris? Bagaimana meningkatkan motivasi atau minat siswa sehingga mereka senang belajar bahasa selain dari bahasa keseharian mereka. Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa ―motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar‖, oleh karena itu menumbuh kembangkan motivasi merupakan tantangan bagi guru-guru dalam membimbing siswa mereka untuk mencapai kemajuan belajar yang diharapkan. Ada beberapa hal yang perlu guru bahasa inggris cermati ketika mengajarkan bahasa inggris bagi siswa pemula, antara lain; 1. Memulailah dari sesuatu yang mudah. Mengajarkan bahasa bukanlah semata mengajarkan komponen bahasanya tetapi ada unsur-unsur bunyi yang mesti siswa pelajari. Mulailah dari bunyi-bunyi sederhana menuju kebunyi yang lebih komplek membentuk untaian kata atau kalimat. Seringkali kita mendapati guru-guru di tingkat dasar memulai mengajarkan bahasa melalui ketrampilan menulis bahasa tersebut padahal ketrampilan menulis adalah ketrampilan akhir. Akan sangat baik bila belajar bahasa dimulai dari mendengarkan lalu mengucapkan, kemudian diikuti cara membaca 16

barulah diakhiri dengan ketrampilan menulis. Bila siswa merasakan memulai sesuatu dari hal yang sulit maka otomatis kita sudah mematahkan semangatnya untuk menyenangi sesuatu.

2. Ciptakanlah suasana yang menyenangkan.

Apa saja yang harus menyenangkan bagi

murid? Cara menyampaikan materi ajar merupakan salah satu dari hal yang didambakan siswa. Guru yang menyenangkan adalah guru yang bisa membuat materi sulit menjadi mudah dipelajari. Kata-kata yang sulit difahami bisa diajarkan melalui lagu-lagu, percakapan yang rumit bisa dihayati melaui drama bermain peran, atau kosakata yang sulit bisa ditemukan melalui game, puzle ataupun gambar.

3. Gunakanlah alat atau media dalam menyampaikan bahan ajar. Media berfungsi sebagai alat mempermudah, penghubung, ataupun memperjelas objek. Seringkali penggunaan media tidak mencapai fungsinya dengan tepat. Hal itu dikarenakan kesalahan dalam menggunakan media. Media yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran atau materi ajar hanya menjadi hal yang merepotkan guru. Pemilihan media harus tepat sesuai fungsi media itu sendiri. Sebagai contoh adalah Musik yang merupakan salah satu alat pembelajaran paling sederhana dan merupakan cara yang bagus untuk memicu minat siswa. Guru bisa mengganti lirik musik sesuai dengan tujuan kosa kata yang akan dipelajari. Selain musik film juga dapat memicu semangat belajar siswa. Guru bisa menggunakan video atau multimedia. Jika digunakan dengan benar, video dapat menjadi alat yang hebat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Kuncinya adalah dengan menggunakan klip singkat dari film dan dokumenter dalam awal pelajaran, bukan di akhir pelajaran.

4. Kaitkanlah apa yang sedang siswa pelajari dengan hal-hal yang sedang terjadi di dunia nyata. Siswa perlu mengetahui mengapa mereka harus belajar bahasa asing? Apa manfaatnya bagi kehidupan mereka dimasa sekarang dan dimasa akan datang? Seringkali guru bisa melihat siswa yang tidak aktif, malu, enggan bahkan menghindar menggunakan bahasa asing disekolah dikarenakan mereka belum faham apa manfaatnya bagi mereka bila mereka mau berlatih. Menyampaikan manfaat belajar bahasa asing pada siswa akan berdampak besar terhadap menumbuhkan semangat belajar karena siswa akan sadar bahwa mereka sedang berinteraksi dengan bahasa yang

17

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran bahasa asing bagi mereka akan menjadi bermakna dan terekam dalam benak mereka dalam waktu yang lama.

5. Jalinlah komunikasi yang baik dengan siswa. Guru yang pandai bersosialisasi merupakan guru idola dambaan setiap siswa. Siswa akan leluasa mengemukakan masalahnya dalam belajar, guru bisa mengetahui penghambat belajar siswa, guru bisa menggali kekurangan dan kelebihan siswa bahkan guru bisa memperoleh informasi penting dalam menumbuhkembangkan minat siswa. Ada beberapa ciri guru idola bagi sebagian besar siswa antara lain ; guru idola adalah guru yang mau mendengar keluh kesah, guru yang tidak memihak, guru yang kenal dengan siswanya, guru yang sabar tidak lekas marah, pemaaf, kreatif, tegas, suka bekerja keras, dan memiliki komitmen tinggi untuk memajukan muridnya.

6. Gunakanlah variasi model atau strategi pengajaran. Dengan menggunakan variasi model mengajar, guru secara tidak langsung menciptakan situasi belajar yang berbeda sehingga mengurangi tingkat kebosanan siswa. Yang terpenting dalam menyampaikan pelajaran

adalah

guru

memulai

pelajaran

dengan

sesuatu

yang

menarik,

melaksanakannya sesuai tujuan yang ingin dicapai serta mengakhirinya dengan sesuatu yang berkesan.

Mampu menciptakan lingkungan untuk belajar adalah perjuangan yang dihadapi oleh semua guru. Maka, sebagai seorang pendidik, jangan pernah lelah memotivasi siswa dalam belajar bahasa inggris. Mampu memotivasi siswa untuk belajar dan membuat belajar lebih menarik dan menyenangkan memang menjadi tantangan yang dihadapi para guru seharihari. Hal ini adalah salah satu komponen penting dari pengajaran yang efektif. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan mencari cara terbaik untuk membuat belajar lebih bermakna.

18

PENGUASAAN VOCABULARY BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH

BY: WARTO AND LUKMAN HIDAYAT Dalam Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diharapkan terjadi interaksi positif antara guru, murid serta lingkungan sekitarnya. Agar terjadi prosess belajar mengajar terjalin dengan baik, perlu adanya usaha yang kreatif, insfiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif serta memberikan ruang lingkup bagi kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Dalam pembelajaran bahasa vocabulary atau kosa kata merupakan hal yang terintegrasi dalam empat kertrampilan berbahasa. Yang terdirir atas : listening, speking, reading dan writing. Untuk menguasai empat ketrampilan bahasa tersebut, vocabulary atau kosakata merupakan syarat mutlak yang harus dikuasai disamping faktor – faktor lainya seperti grammar, dan pronunciation. Ada berbagai cara dalam meningkatkan perbendaharaan kata dalam pengajaran bahasa inggris. Salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media belajar. Selama ini para guru terlalu monoton dengan sistem mengajaranya, mereka hanya mengajar siswa didalam kelas.Ini akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa. Kita sama-sama tahu bahwa banyak sekolah belum memiliki AC sehingga suasana kelas menjadi panas, ini menyebabkan suasana belajar jadi tidak menyenangkan sebagai dampak psikologisnya anak menjadi jenuh, cepat lelah sehingga hasil belajar menjadi tidak maksimal. Solusi terhadap masalah tersebut diatas, pembelajaran diluar kelas merupakan suatu alternative yang bisa dicoba agar suasana belajar tidak monoton. Banyak hal dilingkungan sekolah yang bisa membangkitkan memori siswa dalam membuat kosakata bahasa Inggris. Misalnya halaman sekolah; dilingkungan sekolah terdapat rumput, tiang bendera, serangga dan lain- lain. Suasana yang lebih fress, dan tidak terpaku dengan kata – kata atau kalimat yang terdapat dalam buku,secara psikologis siswa juga akan merasa tidak terbebani dan menjadi lebih bergairah karena atmosphere diluar kelas lebih segar dan menyenangkan. Akan 19

tetapi, satu hal perlu diperhatikan dalam memanfatkan lingkungan sekolah sebagai intrumen pembelajaran vocabulary atau kosakata, guru wajib menetukan tema serta tujuan yang akan dicapai sama seperti proses belajar mengajar dikelas. Hal tersebut dituangkan dalan satuan pelajaran (RPP). Sehingga proses belajar mengajar tidak keluar dari jalur Dalam mencapai tujuan yang tertuang dalam standar Kompetensi dan Kompetensi dasar. Sebagai ilustrasi, guru menentukam tema tentang kosa kata yang berhubungan dengan daily life pada siswa kelas tujuh semester 2. Pertama tama guru menentukan tujuan yang ingin dicapai dan disampaikan kepada siswa tentang hal-hal yang harus dilakukan siswa ketika Proses Belajar Mengajar yang akan dilakukan tersebut. Untuk menghindari siswa bergerombol atau berbuat sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan perlajaran, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk membuat kelompok kata seperti: noun, verb, adjective yang berhubungan dengan benda-benda yang dilihatnya. Bila siswa tidak mengerti arti dari benda yang dilihatnya, siswa dianjurkan menggunakan kamus. Contoh kegiatan yang mudah dilakukan oleh guru dalam melakukan PBM diluar kelas misalnya: ditentukan tema tentang daily activities: siswa dibawa keluar kelas untuk melakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan orang – orang yang mereka lihat dilingkungan sekitarnya. Siswa melakukan pencatatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh obyek yang dilihatnya. Dengan melihat obyek secara langsung, maka siswa akan mampu menganalisa bahwa jenis kata atau kalimat untuk mengungkapkan kegiatan sehari – hari (daily activities) akan lebih mudah tersimpan dalam memori siswa dibandingkan kita menggunakan buku – buku teks yang digunakan selama ini. Dari uraian diatas diharapkan bahwa lingkungan sekitar merupakan alternatif pengajaran yang sangat menyenangkan seta memotifasi siswa agar lebih giat dan diharapkan tulisan bisa diajukan acuan dalam pengajaran dilingkungan pendidik. Penulis adalah guru bahasa inggris Pada : SMPN 11 sungai raya o SMPN 8 Sungai Kakap

20

FUN CONDITION IN LEARNING ENGLISH

Pelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah dari tingkat awal(TK) sampai Tngkat atas (Universitas) yang merupakan alat komunikasi yang sangat penting di dalam era globalisasi saat ini. Beraneka macam teknohlogi, macam-macam buku dari berbagai cabang Ilmu dan karya ilmiah lainnya telah menggunakan tulisan bahasa Inggris, sehingga bahasa Inggris merupakan salah satu Mata pelajaran wajib di setiap tingkatan. Bahasa Inggris dianggap oleh para siswa sebagai salah satu pelajaran yang sulit, terutama untuk pemula, ini menyebabkan mereka tidak termotivasi dan kurang minat dalam mempelajarinya, apalagi ditambah oleh guru yang menakutkan dan suasana serta lingkungan belajar yang tidak menyenangkan. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi siswa tidak menyenangi pelajaran ini karena bahasa inggris bukanlah bahasa ibu atau bahasa pertama mereka, apalagi jika siswa tersebut tidak mendapatkan pelajaran ini sejak dini mungkin, ini akan menjadi PR yang berat bagi pengajar menengah pertama. Untuk menciptakn suasana belajar yang menyenangkan ada beberapa faktor yang harus dipikirkan dan diperhatikan oleh seorang pendidik untuk mencapai hal tersebut yaitu hal pertama yang paling penting yang tidak boleh dilupakan adalah Pendidik itu sendiri. Seorang pendidik haruslah menyiapkan diri mereka sebelum masuk kekelas adalah sebagai berikut : -. Penampilan . Seorang pendidik harus memperhatikan penampilan cara berpakaian yang rapi dan bersih agar tidak menganggu konsentrasi siswa -. personality/ kepribadian. Seorang pendidik haruslah menciptakan suasana hati yang menyenangkan apapun masalah yang sedang dihadapi dalam kehidupan mereka sehingga bisa mentrasfer atsmosfir yang menyenangkan kepada peserta didik.Dia juga harus bisa menciptakan keharmonisan hubungan dengan peserta didik sehingga membuat anak didik merasa nyaman dan aman di dalam proses belajar. -. Penguasaan Materi. Seorang pendidik harus menguasai materi ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik sehingga mencapai hasil yang maksimal. -. Pengelolaan kelas, seorang pendidik harus mampu menguasai kelas yang dia ajarkan sehingga menciptakan suasana yang nyaman. -. Perencanaan, seorang pendidik harus menyiapkan materi, strategi, langkah-langkah dalam proses belajar mengajar, dan perangkat penilaian yang akan dipakai sebagai hasil akhir kegiatan mengajar hari itu. 21

Hal-hal yang diatas jika dikuasai dan dilaksanakan oleh guru akan mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Selain faktor guru yang disebutkan diatas masih ada beberapa faktor lainnya yang menunjang agar tercapai pembelajaran bahasa inggris

yang menyenangkan yaitu :

lingkungan, metode pengajaran dan media pengajaran: - Lingkungan ,setiap pendidik mengharapkan siswa duduk tenang dalam proses belajar mengajar, tentu tidak mudah hal ini terjadi anak-anak selalu menguji, berbicara, bertanya dan mencoba-coba. Pendidik yang baik harus sabar dan mampu menyalurkan setiap karakter anak menjadi hal yang positif. Seorang guru yang baik tentu tahu cara menciptakan ruangan kelas yang menyediakan fasilitas belajar yang menyenangkan bagi peserta didik misalnya lingkungan kelas yang tidak panas, tidak bau, bersih dan nyaman.Diharapkan juga pihak sekolah mampu memfasilitasi hal tersebut. Apalagi jika mampu setiap ruang kelas dicat dengan warna warna yang bisa menciptakan konsentrasi belajar siswa dan gambar-gambar membantu siswa termotivasi untuk belajar khususnya dalam belajar bahasa Inggris. Untuk pembelajaran bahasa Inggris diharapkan tersedia Audio Visual dan Musik untuk menambah semangat belajar.Menurut LAUNA ELLISON “karena otak tak bisa memperhatikan semua hal pelajaran yang tak menarik, membosankan, atau tidak menggugah emosi, pastilah tidak akan diingat”. -. Metode, seorang guru harus bisa mencari dan menggunakan metode dengan benar untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik seperti : Role play, hang out ,buzz group, the inner circle,discussion,etc. -. Media Pembelajaran, Alat ini diharapkan mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik minat siswa dalam belajar bahasa Inggris.Misalnya dalam proses belajar mengajar bahasa inggris

pendidik dapat menggunakan picture, tape

recorder, hand out, Toys yang menunjang(Misalnya dalam mempelajari teks prosedur kita menggunakan alat mainan masakan) Para pendidik diharapkan mampu menyediakan waktu luang mereka untuk digunakan memikir dan merenungkan bagaimana menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar bahasa Inggris dari berbagai aspek yang memungkinkan hal tersebut bisa tercapai.Semoga dengan niat yang tulus dan usaha yang tekun keinginan untuk menciptakan kondisi belajar bahasa Inggris yang menyenangkan bisa terwujud dan mampu meningkat prestasi belajar bahasa Inggris yang lebih baik.

22

MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

. Saat ini ada ribuan judul buku dalam dan luar negeri yang telah dicetak untuk memenuhi kebutuhan anak akan membaca.Namun menemukan buku yang dapat diminati oleh anak memerlukan sebuah pemikiran yang kritis . Cinta adalah fondasi yang diperlukan dalam aktifitas membaca,tanpa cinta anak hanyalah seorang yang membaca tanpa menyukai kegiatan membaca.Padahal jika kita mau memikirkan kepentingan anak dan tentang masa depannya anak akan berterima kasih telah membuatnya menjadi anak yang gemar membaca buku khususnya buku-buku Bahasa Inggris. Keuntungan lain dari membaca buku bagi anak adalah untuk meningkatkan jumlah kosa kata jika dibacakan buku anak akan mengenal kata-kata baru dan memancingnya untuk bertanya tentang arti/makna dari kata yang baru didengarnya,anak tersebut secara menyenangkan setelah belajar tanpa menyadarinya. Memberikan buku yang sesuai dengan apa yang ia gemari merupakan langkah awal untuk menarik minat anak dalam pembelajaran bahasa Inggris.Mulai saat ini jadikanlah buku-buku yang berbahasa Inggris sebagai hadiah . Setelah tumbuh minat baca anak terhadap buku Bahasa Inggris,kita tidak akan merasa kesulitan mengajarkan anak membaca buku pelajaran Bahasa Inggris . Namun yang perlu kita perhatikan tidak perlu memaksa anak untuk membaca. Memaksa hanya akan membuat anak frustasi dan membenci kegiatan belajar.Akan tetapi dengan membaca buku sederhana dan menarik didepan mereka ( ,anak-anak) . Lalu dengan sendirinya mereka mulai merasakan ada kebiasaan yang dilakukan gurunya dan kemudian itulah awal yang baik untuk berbagi dengan mereka saat mendekat dan bertanya.‖Mom (panggilan anak-anak dikelas) sedang apa?‖Segera saya jawab mom sedang membaca buku cerita...‖Disinilah awal yang baik bagi seorang guru untuk berkomunikasi lebih dekat kepada peserta pendidik akan manfaat membaca. Kemudian berikanlah apresiasi ketika mereka mendapatkan nilai Bahasa Inggris yg bagus. Berikanlah mereka buku-buku Bahasa Inggris yang menarik.Buku yang menarik itu tidak harus tebal tetapi banyak gambar dan bahasanya mudah dimengerti oleh mereka . Jangan takut buku yang diberikan tidak dibaca,sewaktu-waktu mereka akan membuka kembali buku yang telah diberikan saat itu.Jadi tetap berikan hal-hal positip atau bermanfaat agar mereka kelak menjadi anak yang rajin membaca. 23

Selanjutnya yakni dengan bercerita tentang sesuatu yang sudah dibaca oleh kita (guru). Agar lebih penasaran, cerita yang dibagikan ke anak-anak tidak lengkap namun itu semua sebagai pancingan atau daya ransang agar mereka tahu cerita yang belum selesai itu dengan memberitahunya dengan menyenangkan. Langkah berikutnya ajaklah mereka ke pameran buku untuk mencari buku-buku cerita Bahasa Inggris yang mereka minati. Dengan begitu kita mengetahui dengan cepat apa yang mereka cari, kebiasaan apa yang mereka sukai dan tentu saja minat dengan cerita atau buku seperti apa.Hal ini sangat efektif dan mudah kita ketahui dibanding bertanya suka membaca atau tidak? Suka cerita apa? Tetapi dengan cara ini kita tahu ternyata mereka tidak nyaman berlama-lama ditempat pameran buku atau hal lainnya yang bisa kita amati saat itu. Cara lain yakni dengan menyimpan buku dimana saja, tentunya disekitar jangkauan anak-anak dan menarik di lihat untuk pertama kalinya.Dengan begitu anak akan sering melihat dan mempunyai rasa penasaran atas apa yang sering dilihatnya. Semoga bermanfaat. 0leh : Mairita, S.Pd dan Sumiati, S.Pd

24

MENUMBUHKAN KARAKTER dalam PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Pendidikan karakter yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia seperti yang diamanatkan oleh UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas No 22/2006 tentang Standar Isi, Permendiknas no 23/2006 tentang SKL dan Inores No 1/2010 tentang percepatan Pelaksanaan Prioritas pembangunan Nasional 2010 yang menghendaki pengembangan karakter peserta didik melalui pendidikan di sekolah mutlak harus dilaksanakan oleh para guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan di negeri ini. Mencermati derasnya arus globalisasi yang melanda seluruh dunia termasuk negeri kita tercinta Republik Indonesia,

pemerintah dan kita semua merasa prihatin

dengan perilaku generasi muda kita. Betapa tidak terhitung lagi generasi muda kita yang semakin jauh perilakunya dari nilai – nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Sejatinya bangsa Indonesia adalah bangsa yang agamis, santun, ramah, bermusyawarah, bergotong royong dan masih banyak lagi karakter luhur yang diwariskan oleh nenek moyang kita dan ―founding father‖ bangsa ini. Guru diharapkan menjadi ujung tombak pelaksanaan pendidikan berkarakter bagi peserta didik di sekolah. Setiap guru melalui mata pelajaran yang diampunya wajib merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian terhadap perkembangan karakter peserta didiknya. Tentu saja karakter yang bisa ditanamkan melalui setiap mata pelajaran bisa berbeda – beda sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bisa lebih ditekankan penanaman karakter menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional, dalam pelajaran Matematika menekankan pengembangan karakter menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif dalam kehidupan sehari-hari; mata pelajaran Pendidkan Agama menekankan pada mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja, dan seterusnya. Khusus dalam pembelajaran Bahasa Inggris karakter yang bisa dikembangkan antara lain menunjukkan sikap percaya diri, mematuhi aturan – aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas, berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun, menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana, dan juga menunjukkan ketrampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris sederhana. Sesungguhnya tanpa pencanangan program pengembangan karakterpun

25

standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang termaktub dalam standar isi sudah mengamanatkan pengembangan karakter tersebut. Banyak kompetensi dasar dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang secara tidak langsung mendorong berkembangnya karakter peserta didik baik itu dalam pembelajaran teks transaksional/interpersonal, teks fungsional pendek sederhana maupun teks monolog baik lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran teks transaksional/interpersonal ada indikator merespon dan mengungkapkan kesantunan, ucapan terimakasih, meminta maaf dan juga indikator yang lain seperti misalnya meminta dan memberi informasi yang harus dilakukan denga santun dan jujur yang kesemuanya itu secara tidak langsung menanamkan kepada peserta didik untuk berkomunikasi lisan dengan mematuhi norma – norma kesantunan, kejujuran, menghargai orang lain yang mutlak menjadi keharusan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam teks fungsional pendek ada teks ―notice‖ dan ―caution‖ yang mengajarkan kepada peserta didik untuk mematuhi aturan – aturan sosial maupun aturan – aturan pemerintah yang dijumpai dalam kehidupan sehari – hari. Rambu – rambu lalulintas merupakan salah satu contoh teks ―caution‖ dalam cakupan teks fungsional pendek yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Pembelajaran tentang rambu – rambu laulintas misalnya selain mengajarkan tentang maknanya dalam bahasa Inggris tentunya diharapkan tidak berhenti hanya pada lingkup ruang kelas namun harus bisa diterapkan dalam kehidupan sehari – hari yang indikator nyatanya adalah peserta didik mematuhi rambu – rambu lalulintas tersebut ketika mereka menjadi pengguna jalan raya. Dalam pembelajaran teks monolog baik lisan maupun tulis bisa digunakan untuk mengajak peserta didik mengembangkan karakter berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif untuk menemukan informasi tersurat, informasi tersirat, makana kata, rujukan kata dan fungsi sosial dari teks tersebut. Bahkan dalam pembelajaran teks monolog berbentuk naratif peserta didik diajarkan untuk bisa menemukan pesan moral dari teks naratif yang dibacanya. Berbagai macam teks naratif tentu saja mempunyai pesan moral yang berbeda – beda, namun pada dasarnya pesan moral yang terkandung dalam teks naratif mengamanatkan karakter tertentu bagi peserta didik. Misalnya saja kisah tentang ―The Lion and The Mouse‖ yang mengajarkan peserta didik untuk saling menolong antar sesama, berterima kasih dan membalas budi kebaikan orang lain, atau cerita yang sudah sangat populer ―Cinderella‖ yang mengandung hikmah agar peserta didik saling menghargai sesama, tidak memandang rendah orang lain, berlaku adil, dan bahwa kesabaran akan membuahkan kebaikan pada akhirnya. 26

Jadi sejatinya pembelajaran bahasa Inggris tidak hanya untuk mengajarkan dan membiasakan peserta didik berbahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan internasional baik secara lisan maupun tulis namun bisa digunakan sebagai sarana untuk menumbuh kembangkan karakter peserta didik. Karakter itu sendiri adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.

Ditulis oleh Heru Nuryati (guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya)

27

BRIDGING COURSE, PEMBEKALAN UNTUK SISWA SMP TERPENCIL Bertugas di daerah terpencil menjadi hantu yang manakutkan bagi sebagian besar guru di republik ini. Betapa tidak, ada banyak sekali tantangan yang mesti dihadapi oleh seorang guru. Yang paling menjadi keluhan adalah sulitnya akses menuju lokasi mengajar. Terisolirnya sekolah dari perkotaan baik secara geografi, ekonomi, maupun komunikasi, buruknya sistim transportasi atau bahkan katiadaan kendaraan yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi tersebut. Alhasil, sedikit sekali guru yang mau bertugas atau paling tidak bertahan di tempat terpendil. Masalah lainnya yang tak kalah berat adalah rendahnya kemampuan akademik siswa, termasuk lulusan dari sekolah dasar setempat yang notobene merupakan sekolah pendukung dari SMP yang bersangkutan. Walaupun nilai akhir siswa terbilang tinggi, namun tidak berbanding lurus dengan kemampuan riil mereka. Selain itu, kemampuan setiap siswa juga beragam dan bahkan menampakkan gap yang amat mencolok. Hal ini membuat guru harus bekerja ekstra gigih untuk—paling tidak menyamakan kemampuan awal mereka. Sebagaimana bidang studi lain, bahasa inggris menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa SMP. Bersama Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA, bahasa Inggris menjadi mata pelajaran yang diutamakan dan di ujikan di Ujian Nasional. Dengan demikian meskipun berada di daerah terpencil, siswa wajib memiliki kemampuan minimal yang telah ditetapkan secara nasional. Namun di lain pihak, mata pelajaran ini menjadi momok bagi hampir sebagian besar siswa. Ini dapat dibuktikan dengan rendahnya hasil ujian pada mata pelajaran ini dibanding mata pelajaran lainnya. Rendahnya nilai bahasa Inggris sering menjadi batu sandungan bagi sebagian besar siswa sehingga mereka tidak lulus ujian nasional. Beragamnya kemampuan siswa baru ditambah dengan masih ―asingnya‖ bahasa Inggris, menimbulkan hambatan dalam kegiatan belajar mengajar baik bagi siswa maupun guru. Sebagian besar atau bahkan hampir seluruh siswa belum pernah mendapatkan pendidikan bahasa Inggris baik secara formal (di sekolah dasar) maupun informal, meski mereka biasa mendengar percakapan di TV baik berupa film ataupun lagu. Kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum sekolah sulit untuk dicapai karena keterbatasan kemampuan siswa. Mereka tidak atau belum memiliki dasar untuk mencapai kompetensi berikutnya. Dengan demikian adalah penting untuk menyiapkan calon peserta didik yang masih awam ini sehingga mereka memiliki pijakan awal untuk memperolah pelajaran bahasa Inggris. Salah satu cara untuk mengatasi atau meminimalisir perbedaan yang besar antar siswa dan untuk membangun kesiapan siswa baru dalam belajar bahasa Inggris adalah dengan memberikan pembekalan awal yang dikenal dengan istilah Bridging Course. Program ini sesungguhnya telah diterapkan di perguruan tinggi untuk mengetahui pemetaan kemampuan mahasiswa baru serta meningkatkan kemampuan mereka agar sesuai dengan standar perguruan tinggi tersebut. Bridging course adalah proses matrikulasi dan pembelajaran dini bagi calon peserta didik sebagai jembatan/pengenalan tata cara pembelajaran yang akan dilakukan selama menjadi peserta didik. Menurut Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan 28

Dasar, Kementrian Pendidikan Nasional, Bridging Course adalah program yang menjembatani antara bekal awal siswa baru SMP dengan bekal yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran kelas satu SMP. Program ini dilakukan atas asumsi bahwa siswasiswa baru SMP memiliki kemampuan awal yang berbeda-beda yang diakibatkan keberagaman kemampuan siswa dan kualitas sekolah asalnya (SD/MI). Sesuai dengan istilahnya, program ini dimaksudkan menjadi jembatan bagi siswa untuk menguasai materi pelajaran sewaktu mereka mengikuti pembelajaran di kelas. Program ini akan menjembatani mereka kepada kompetensi dasar yang hendak dicapai. Pada dasarnya Bridging Course dapat dilaksanakan dalam berbagai ruang lingkup kedisiplinan ilmu, tidak terbatas pada satu jenis saja. Untuk jenjang SMP dapat dilakukan pada mata pelajaran utama seperti IPA, Matematika, dan bahasa Inggris, atau dapat pula menambahkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sekolah dapat menyesuaikan rancangan program sesuai dengan kemampuan siswa yang diselaraskan dengan kebutuhan sekolah. Pada pelaksanaanya, guru di sekolah bersangkutan dapat menjadi pengajar dalam program tersebut. Lebih diutamakan guru yang mengajar di kelas VII dan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu dan tergolong guru yang memiliki keunggulan dari segi profesionalisme dan personal. Penting untuk dietahui bahwa materi Bridging Course yang diajarkan kepada siswasiswa baru SMP merupakan materi yang dianggap sulit oleh mereka yang didasarkan pada hasil tes awal Bridging Course yang diselenggarakan oleh SMP setelah mereka diterima sebagai siswa-siswa baru SMP. Dalam keadaan ideal, setiap siswa hanya menerima pelajaran yang belum dia pahami/kuasai dan tidak harus sama dengan siswa yang lain. Dengan dasar efektifitas, sekolah bisa saja menyma-ratakan materi yang diberikan kepada siswa dengan melihat kekurangan secara global. Khusus dalam program jembatan Bahasa Inggris, guru memberikan materi berupa kemampuan bahasa Inggris dasar. Dengan demikian bahan yang disampaikan harus bersifat mendasar dan merupakan pengenalan terutama bagi siswa yang belum mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris sebelumnya. Kegiatan yang diutamakan adalah yang bersifat pemodelan dengan meminimalkan kegiatan yang bersifat komunikatif karena tentu saja siswa baru belum memiliki pengetahuan yang memadai. Tahapan yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan tes awal (pre-test) kemampuan bahasa Inggris siswa baru. Materi tes awal dapat diracik dari materi kelas VII semester ganjil atau genap dengan berpedoman pada pembuatan soal tes yang baik dan mempertimbangkan asumsi atas kemampuan awal siswa. Soal pada tes awal ini nantinya juga dipakai sebagai tes akhir (post-test) apabila tahapan presentasi materi telah selesai dilaksanakan. Setelah hasil tes awal didapat, guru melakukan analisa terhadap jawaban siswa untuk melihat pada bagian mana siswa tampak kurang. Tentu saja hasil yang diraih menunjukan perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain, namun guru dapat melihat secara umum tingkat kelemahannya untuk kemudian menjadikannya sebagai bahan acuan untuk meramu materi Bridging Course. Materi yang diajarkan juga sebaiknya mendukung atau menyiapkan siswa untuk mencapai kompetensi dasar di kelas VII. Materi yang biasanya dianggap penting untuk disampaikan pada program ini—sebagaimana disampaikan di awal, adalah yang bersifat mendasar seperti greeting, number, days, dan lain-lain. Greeting 29

dan number misalnya, akan membantu siswa dalam menguasai materi tentang perkenalan diri atau orang lain. Memperkaya kosa kata siswa juga menjadi titik fokus materi dengan menekan sekecil mungkin pengajaran tata bahasa. Sedikit banyaknya kelemahan yang terlihat dari analisa akan berpengaruh pada durasi pelaksanaan program Bridging Course. Bisa saja pelaksanaan program berlangsung singkat dalam beberapa minggu atau bahkan dalam jangka yang cukup panjang yakni beberapa bulan. Tahapan selanjutnya adalah menyajikan materi yang telah disusun berdasarkan analisa hasil tes awal. Penyajian dititikberatkan pada pemodelan dimana guru memberikan contoh pelafalan yang benar dan bisa juga menambahkan bahasa tubuh yang sesuai. Dalam penyajian juga perlu dihindari kejenuhan siswa dengan memberikan penyegaran berupa game-game ringan namun masih dalam kerangka belajar bahasa Inggris. Diharapkan semangat tetap terjaga dan keceriaan timbul di raut wajah siswa. Penyajian yang monoton dan kaku bisa saja menimbulkan kondisi mental yang merugikan dimana mereka merasa bahwa bahasa Inggris adalah sulit dan pada akhirnya mereka enggan atau takut untuk belajar bahasa Inggris. Pada tahap akhir, dilakukan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memperbaiki kelemahan mereka setelah menerima materi dari guru. Tes akhir adalah tes yang sama yang digunakan pada tahap pertama yaitu tes awal. Hasil tes kemudian dianalisa ulang untuk melihat apakah kelemahan yang nampak pada tes awal sudah tertutupi atau belum. Tahapan-tahapan di atas adalah suatu bentuk yang ideal dalam pelaksanaan Bridging Course. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah hal tersebut dapat dilaksanakan? Apakah guru punya cukup waktu tenaga dan dana untuk melakukan persiapan maupun pelaksanaan, sedang di lain pihak guru juga dituntut untuk mampu menyelesaikan program SK dan KD sesuai dengan kurikulum sekolah? Kapan kita dapat melaksanakan Bridging Course ini? Di daerah terpencil tidak perlu melewati tahapan tes awal karena tentu saja guru sudah paham benar dengan lingkungan tempat dia bertugas. Sudah dapat digeneralisir bahwa siswa sama sekali belum memiliki pengetahuan tentang bahasa inggris, sehingga guru dapat memperkirakan materi sesuai kebutuhan. Jawaban pertanyaan kedua bergantung pada sikap mental guru dan kebijakan seorang pemimpin. Guru profesional dan cakap personal tentu akan berjuang memberikan hal terbaik bagi siswanya. Masalah waktu, program bisa saja dilaksanakan pada masa orientasi siswa, atau sekolah menyediakan waktu sore hari di awal semester untuk pelaksanaannya. Sekolah tentu saja harus bersatu padu untuk dapat menjalankan program ini. Kepala sekolah hendaknya menyediakan kesempatan dan memfasilitasi pemberdayaan segenap potensi yang dimiliki untuk pengembangan pendidik dan peserta didik.

30