rangsangan kognitif untuk anak usia dini 4-5 tahun - Coroflot

62 downloads 426 Views 317KB Size Report
memberikan rangsangan pada tahun-tahun pertama kehidupan anak? Tentu ayah, ibu dan guru anak usia dini. Cara Pemberian Stimulasi Kognitif.
Penc er a ha n

Pe nce r ah an

RANGSANGAN KOGNITIF UNTUK ANAK USIA DINI 4-5 TAHUN Oleh Dr. Lilis Suryani

M

asa the golden age adalah masa di mana semua potensi perkembangan anak berkembang optimal. Berdasarkan paradigma keilmuan anak usia dini (early childhood ecucation), masa usia dini terentang antara 0-8 tahun. Pada masa ini kecerdasan seorang anak sedang berkembang pesat. Pada umur 0-4 tahun, intelektual seorang manusia berkembang hingga 50 %. Kemudian pada 4-8 tahun, perkembangan kecerdasan bertambah hingga 80%. Dan rentang 10 tahun berikutnya hingga usia 18 tahun, perkembangan kecerdasan mencapai 100 persen. Berarti masa perkembangan kognitif anak usia dini sebagian besar ditentukan pada usia 0-8 tahun yaitu mencapai 80%. Karenanya rangsangan kognitif pada masa 0-8 tahun sangat menentukan kecerdasan anak pada masa selanjutnya.

Kemampuan Kognitif Anak Usia 4-5 tahun Untuk memberikan stimulasi yang tepat, seorang guru perlu memahami kemampuan kognitif seorang anak sesuai usianya. Dari titik itulah seorang guru mengembangkan rangsangan yang tepat. Dalam arti dapat diterima oleh anak. Tidak terlalu sulit ataupun juga tidak terlalu mudah. Di bawah ini adalah tingkat pencapaian kognitif anak usia 3-6 tahun menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

3-4 •







• •

4-5

tahun

Menemukan/mengenali bagian yang hilang dari suatu pola gambar seperti pada gambar wajah wajah orang, mobil, dsb. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula atau cabai) Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama seperti membedakan antara buah rambutan dan pisang , perbedaan antara kucing dan ayam. Menempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecilpaling besar) Mulai mengikuti pola tepuk tangan Mengenal konsep banyak dan sedikit















• •

• • • • •

6

5-6

tahun

Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong, pensil untuk menulis) Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil) Mengenal gejala sebab akibat yang terkait dengan dirinya Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram, dsb) Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran. Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna Mengenal konsep banyak dan sedikit Membilang banyak benda satu sampai sepuluh Mengenal konsep bilangan Mengenal lambang bilangan Mengenal lambang huruf

• •



• •









• •

• • •

Tinjauan menurut keilmuan Neurosains Anak terlahir dengan membawa 100200 miliar sel neuron di otaknya. Namun sel-sel tersebut masih berupa potensi untuk dikembangkan. Setiap stimulasi (pembelajaran) yang didapat anak dari lingkungannya diserap pancaindera. Pancaindera, seperti saraf-saraf pendengaran, penglihatan, perasa, pembau dan pengecap, membawa informasi yang didapat dari rangsangan ke cortex (pusat berpikir di otak). Maka terjadilah hubungan sinapsis antarneuron dengan neuron lain menjadi serabut-serabut yang membentuk kecerdasan. Semakin banyak serabut yang terbentuk, maka semakin cerdaslah anak. Maka dapat dibayangkan betapa pentingya stimulasi kognitif untuk anak usia dini. Semakin banyak anak mendapatkan stimulasi dari lingkungannya maka akan semakin berperan besar dalam membentuk kecerdasan seorang anak itu. Semakin sedikit stimulasi kognitif yang didapat anak pada usia ini, maka semakin minim kecerdasan yang terbentuk. Siapa yang paling berperan memberikan rangsangan pada tahun-tahun pertama kehidupan anak? Tentu ayah, ibu dan guru anak usia dini.

tahun

Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi Menunjukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan). Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya. Menunjukan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti : ayo kita bermain pura-pura seperti burung) Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran “lebih dari” “kurang dari” dan “paling/ter.” Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi) Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau sejenis, atau berpasangan yang lebih dari 2 variasi Mengenal pola ABCD-ABCD Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil kepaling besar atau sebaliknya Menyebutkan lambang bilangan 1-10 Mencocokan bilangan dengan lambang bilangan Mengenal berbagai macam lambing huruf vocal dan konsonan

Secara umum kemampuan kognitif anak usia 3-6 tahun adalah : • Anak sangat ingin tahu • Anak kritis bertanya • Daya serap anak sangat tinggi • Menurut Piaget, dalam teorinya tentang tahap perkembangan kognitif, anak usia 2-7 tahun sedang memasuki tahap pra-operasional. Antara lain ciri-cirinya adalah sebagai berikut: • Penggunaan simbol • Penyusunan tanggapan internal, misalnya dalam permainan bahasa dan peniruan. • Seorang anak yang membuat coretan atau garis dan dia mengatakan kalau itu gambar kelinci.

Cara Pemberian Stimulasi Kognitif Melalui Permainan Seperti yang dikemukakan di atas, bahwa stimulasi kognitif perlu diberikan secara nyata (pengalaman langsung), bermakna, ringan, menyenangkan, namun tetap tepat sasaran. Semua itu terwakili dalam kegiatan bermain. Berikut ini adalah contoh-contoh kegiatan bermain untuk meningkatkan kemampuan kognitif.

1. Bermain Balok Manfaat: a. Mengenal bentuk-bentuk geometri b. Berpikir sistematis c. Berpikir sebab-akibat d. Berpikir kreatif e. Berpikir simbolik f. Mengenal konsep matematika e. Mengenal bentuk dalam 2 dimensi dan 3 dimensi

2. Ular tangga lantai Manfaat: a. Membilang b. Mengenal lambang bilangan c. Penambahan dan pengurangan sederhana

3. Meronce Manfaat: a. Mengenal bentuk b. Berpikir sitematis c. Berpikir serial (urutan) d. Mengenal pola tertentu e. Membilang

5. Bercerita Manfaat a. Mengaktifkan fungsi reseptif b. Penyerapan pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita c. Berpikir simbolik d. Berpikir imajinatif

6. Permainan Matematika Permainan matematika di PAUD adalah kegiatan belajar konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan seharihari dan bersifat alamiah. Tujuan permainan matematika di PAUD adalah agar anak dapat berpikir logis dan sistematis, memiliki keterampilan berhitung yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memahami konsep ruang dan waktu, memiliki daya abstraksi dan apresiasi serta membangun daya kreativitas dan imajinasi anak Permainan matematika akan berpengaruh pada perkembangan sosial emosional, fisik, persepsi, visual dan spasial, kreativitas dan tentunya pada perkembangan kognitif. Penanaman konsep matematika harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan tanpa ada unsur pemaksaan, anak harus belajar dengan keinginannya sendiri. Permainan matematika untuk anak usia dini, di antaranya: - Telapak Tangan Siapa? - Memilah Jepitan Jemuran - Permainan Menuang dan Menakar - Permainan Menyortir Biji-Bijian

7. Permainan Sains Permainan sains dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosial emosional, fisik, kreativitas, perkembangan kognitif. Tahapan di setiap usia kronologis dan perkembangan sangat menentukan jenis dan tingkat kesulitan dalam bermain sains. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan dalam konsep sains dapat dipelajari melalui pengalaman sehari-hari yang nyata dan sederhana. Permainan sains dapat dilakukan melalui keterampilan. Tahapan di setiap usia kronologis dan perkembangan sangat menentukan jenis dan tingkat kesulitan dalam bermain sains.

Peran guru anak usia dini sangat besar dalam membentuk kecerdasan anak usia dini. Karena itu seorang guru PAUD perlu memahami pentingnya peran mereka. Juga harus memahami karakteristik perkembangan kognitif anak usia dini dan cara untuk memberikan rangsangan intelektual yang tepat sesuai dengan tahap perkembangan dan usia anak. Tidak perlu dibayangkan bahwa pemberian rangsangan kognitif kepada anak adalah sesuatu yang sulit. Juga tidak selalu identik dengan stimulasi baca-tulis-hitung awal. Karena cakupan kognitif anak lebih luas dari itu. Pemberian stimulasi dapat berupa kegiatan yang ringan dan menyenangkan. Prinsip utama dalam pemberian stimulasi kognitif adalah disesuaikan dengan kemampuan anak dan dilakukan dengan cara memberikan pengalaman nyata kepada anak, menyenangkan, seraya bermain.

Penerapan Sains Pada Usia dini Hakikat pengembangan sains pada anak usia dini secara umum bertujuan agar anak mampu secara aktif memcari informasi di sekelilingnya. Secara khusus bertujuan agar anak memiliki kemampuan mengamati berbagai peubahan yang terjadi, melakukan percobaan sederhana, mengklasifikasikan, membandingkan, memperkirakan mengkomunikasikannya dan membangun kreativitas. Proses penemuan ilmiah dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Contoh Permainan Sains pada Anak Usia Dini • Membuat campuran warna dengan plastik warna dipotong berbeda bentuk • Sebab terjadinya hujan • Air yang meresap • Warna pelangi • Pencampuran benda cair • Air mengalir dari tinggi ke rendah

4. Permainan Peran (drama) Manfaat Permainan Peran bagi pengembangan kognitif anak : a. Berpikir kreatif b. Berpikir simbolik c. Berpikir representatif d. berpikir imajinatif

Profil DR. Lilis Suryani, berusia 35 tahun, seorang konsultan Pendidikan Anak Usia Dini pemilik Konsultan PAUD Bintang*Rohman, bekerja sebagai kepala jurusan PGPAUD S-1 STAI Bani Saleh Bekasi dan dosen luar biasa PGPAUD S-1 Universitas Negeri Jakarta serta tutor untuk PGPAUD S-1 Universitas Terbuka. Menyelesaikan pendidikan S1, S2 dan S3 PAUD dari Universitas Negeri Jakarta tahun 2011. Penulis beberapa buku PAUD dan jurnal ilmiah yang telah diterbitkan, sekaligus praktisi sebagai kepala PAUD Permata Bunda Jakarta Timur. Pengisi pelatihan-pelatihan PAUD yang diadakan baik oleh instansi pemerintah maupun swasta (sekolah dan yayasan), konsultan progam PAUD di P3PNFI DKI Jakarta, previewer program film edukasi anak-anak d TV Edukasi Depdikbud dan penulis pada tabloid PAUD Nasional Demokrat. Penulis adalah seorang ibu dari dua orang putera, bertempat tinggal di Duren Sawit Jakarta Timur.

7