File : BAB 2.pdf

85 downloads 3029 Views 490KB Size Report
perkembangan di usia balita, diawali dengan kemampuan berjalan, lari, lompat, dan lempar. ... 1) Toddler menambah berat badan sebanyak 2,2 kg per tahun.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuh Kembang Anak 1. Pengertian Anak adalah individu yang unik, yang mengalami tumbuh kembang serta mempunyai kebutuhan biologis, psikologis, dan spiritual, yang harus dipenuhi (Suherman, 2000). Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial (Sacharin, 1996). Menurut Soetjiningsih (1995) perkembangan adalah bertambahnya kemampauan (skill) dalam stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995). Perkembangan adalah suatu pertumbuhan dan perluasan secara bertahap, dimulai dari hal yang sederhana kepada hal yang lebih kompleks.

Perkembangan

merupakan

pemunculan

dan

perluasan

kemampuan individu untuk membantu dalam melakukan fungsinya

melalui perubahan pematangan dan pembelajaran (Whaley & Wong, 2002). 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologinya, tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi beberapa faktor yang saling berkaitan (Soetjiningsih, 1995). a. Faktor Genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam memcapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara lain bergabai faktor bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, suku bangsa dan bangsa. b. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya atau tidaknya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-psiko-sosial dan perilaku. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan dan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir. c. Faktor Hormonal Faktor hormonal merupakan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor hormonal antara lain insulin,

tiroid,

hormon

sex

dan

steroid

(Suriviana,

2007,

1¶,

http://www.infoibu.com diperoleh tanggal 19 juli 2007 ). Perkembangan anak sangat dipengaruhi ketiga hal tersebut yaitu faktor genetik, lingkungan, dan hormonal. Faktor genetik disini adalah sesuatu yang tidak dapat diubah atau sangat sedikit diubah lingkungan, sedangkan faktor lingkungan dapat dilakukan perubahan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Menurut

Wong

(2001)

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

perkembangan anak adalah: a. Keturunan Keturunan mempunyai pengaruh dalam perkembangan. Jenis kelamin anak pada saat konsepsi, mengarahkan pada pertumbuhan dan perilaku lainnya terhadap anak. Jenis kelamin dan faktor lain penentu keturunan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kemajuan anak, ada hubungan yang sangat tinggi antara orang tua dan anak mengenai ciri-ciri fisik seperti tinggi, berat dan tingkat pertumbuhan. Keturunan dapat mempengaruhi pertumbuhan anakanak dan mempengaruhi lingkungan mereka. b. Neuroendokrin Pusat pertumbuhan berada dibagian hypothalamus yang berperan menjaga pola-pola perkembangan secara genetik. Beberapa hubungan fungsional yaitu sistem hypothalamus dan sistem endokrin mempengaruhi pertumbuhan, selain itu berdasarkan

observasi

otot

skeletal

dan

saraf

tertentu

mempengaruhi

pertumbuhan. Ada 3 hormon yaitu hormon petumbuhan, hormon tyroid, hormon endrogen, ketika diberikan pada seseorang yang kekurangan hormon, hormon ini akan merangsang metabolisme protein

dan

memproduksi

dengan

demikian

penyimpanan

akan

menghasilkan

elemen-elemenn

penting

atau untuk

pembangunan protoplasma. c. Nutrisi Nutrisi merupakan satu-satunya pengaruh yang paling penting dalam pertumbuhan anak. Faktor-faktor yang berhubungan dengan makanan mengatur pertumbuhan pada setiap perkembangan. Selama periode perkembangan prenatal kekurangan nutrisi akan mempengaruhi perkembangan pada implantasi ovum hingga melahirkan. Masa pertumbuhan pada anak-anak membutuhkan kalori yang sangat tinggi, terbukti dengan peningkatan secara cepat tinggi dan berat badan anak. d. Hubungan antar perseorangan Hubungan dengan orang lain mempunyai peran kritis dalam perkembangan, khususnya perkembangan emosi, intelektual, dan kepribadian. Seorang ibu mempunyai pengaruh besar terhadap bayi selama masa kehamilan, sosok seorang ibulah yang memberikan kebutuhan dasar pada masa pertumbuhan. Kebutuhan dasar bagi anak itu berupa makanan, kehangatan, kenyamanan dan kasih

sayang, melalui orang tua seorang anak belajar mengenal dunia dan perasaan aman untuk memberanikan diri dalam pergaulan yang lebih luas. e. Tingkat sosial ekonomi Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Pada semua usia anak-anak dari keluarga kelas menengah dan atas lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga dengan kelas sosial ekonomi yang rendah. Penyebab perbedaan ini kurang pasti, meskipun kesehatan dan nutrisi si miskin dari level sosial ekonomi rendah mungkin menjadi faktor-faktor yang penting. Sumber makanan bernutrisi khususnya protein merupakan sesuatu yang jarang dikonsumsi dan ketidakteraturan dalam pola makan, tidur dan olah raga, merupakan faktor yang berperan penting. Kelurga dari kelompok sosial ekonomi rendah kurang pengetahuan atau

sumber-sumbet

yang

dibutuhkan

untuk

menyediakan

lingkungan yang aman, mendukung dan sehat yang bisa mempercepat perkembangan yang optimum pada anak. f. Penyakit Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu dari manifestasi

klinis

penyakit

keturunan.

Pertumbuhan

yang

terhambat dinilai secara khusus dalam penyakit atau kelainan skeletal, seperti bentuk dari kekerdilan salah satu dari abnormal

kromosom

(syndrom

turner).

Banyak

ketidakteraturan

metabolisme, seperti penyakit vitamin D, kelainan endrokin sejalan dengan pola pertumbuhan normal. 3. Perkembangan motorik kasar pada balita Perkembangan

motorik

adalah

perkembangan

dari

unsur

kematangan dan pengendalian gerak tubuh dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik diotak. Perkembangan motorik kasar bila digerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot yang lebih besar (Depkes, 1997). Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak disebut perkembangan motorik kasar (Valas, 2006, 1¶, http://www.balipost.com diperoleh tanggal 5 maret 2006). Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia balita, diawali dengan kemampuan berjalan, lari, lompat, dan lempar. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak (Parentingislami, 2008, 1¶, http://www.nakita.com diperoleh tanggal 1 maret 2008). a. Perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun 1) Berdiri dan berjalan dari kamar ke kamar pada usia sekitar 1 tahun 2) Berjalan cepat dan seperti berlari pada usia 15 bulan 3) Cepat-cepat duduk agar tidak jatuh 4) Menaiki tangga dengan cara merangkak

5) Melempar bola dengan dua tangan 6) Melompat ditempat 7) Berjalan mundur hingga 3 meter 8) Menendang bola dengan mengayunkan kaki 9) Memanjat kursi/meja dan berdiri diatasnya 10) Langsung bangun tanpa berpegangan ketika berbaring 11) Berjalan jinjit 12) Berdiri dengan satu kaki 13) Naik tangga dengan kaki dan melompat dari anak tangga terakhir 14) Mengayun sepeda roda tiga b. Perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun 1) Melempar bola tangan ke atas 2) Loncat jauh 3) Berdiri 1 kaki 1 detik 4) Berdiri 1 kaki 2 detik 5) Melompat dengan 1 kaki 6) Berdiri 1 kaki 3 detik 7) Berdiri 1 kaki 4 detik 8) Beerdiri 1 kaki 5 detik 9) Berjalan tumit ke jari kaki 10) Berdiri 1 kaki 6 detik

4. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar Menurut

Soetjiningsih

(1995)

faktor

yang

mempengaruhi

perkembangan motorik kasar pada balita yaitu: a. Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu yang jelek sebelum terjadi kehamilan maupun pada waktu sedang hamil lebih sering menghasilkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR), disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan otak janin yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi. b. Status gizi Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa, status gizi yang kurang akan mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik kasar anak. c. Stimulasi Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang terutama dalam perkembangan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, dan naik turun tangga. d. Pengetahuan ibu Faktor pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam tumbuh kembang anak, dengan terbatasnya kemampuan

ibu

dalam

pengetahuan

sehingga

memungkinkan

terhambatnya perkembangan anak. Pengetahuan ibu mempunyai

pengaruh terhadap perkembangan motorik anak pada periode tertentu (Berham and Nelson, 1999). 5. Tahap perkembangan pada balita Menurut Betz (2002) tahap perkembangan anak usia 1-3 tahun a. Berat badan 1) Toddler menambah berat badan sebanyak 2,2 kg per tahun. 2)

Penambahan berat badan menurun secara seimbang.

b. Tinggi badan 1) Tinggi badan meningkat kira – kira 7,5 cm per tahun 2) Proporsi tubuh berubah; lengan dan kaki tumbuh dengan laju yang lebih cepat dari pada kepala dan badan 3) Lordosis lumbar pada medulla spinalis kurang terlihat 4) Tubuh toddler tidak begitu gemuk dan pendek 5) Tungkai mempunyai tampilan yang bengkok (torsi tibialis) c. Lingkar kepala 1) Fontanel anterior menutup pada usia 15 bulan 2) Lingkar kepala meningkat 2,5 cm per tahun 3) Gigi - molar pertama dan kedua serta gigi taring mulai muncul d. Perkembangan motorik kasar 1) Usia 15 bulan a) Berjalan sendiri dengan jarak kedua kaki lebar b) Merayapi tangga c) Dapat melempar objek

2) Usia 18 bulan a) Mulai bisa berlari; jarang jatuh b) Menaiki dan menuruni tangga c) Menaiki perabot d) Bermain dengan mainan-mainan yang dapat ditarik e) Dapat mendorong perabot yang ringan ke sekeliling ruangan f) Duduk sendiri diatas bangkung 3) Usia 24 bulan a) Berjalan dengan gaya berjalan yang stabil b) Berlari dengan sikap yang lebih terkontrol c) Berjalan naik dan turun tangga dengan menggunakan dua kaki pada setiap langkah d) Melompat dengan kasar e) Membantu membuka baju sendiri f) Menendang bola tanpa kehilangan kkeseimbangan 4) Usia 30 bulan a) Dapat menyeimbangkan diri sementara dengan satu kaki b) Menggunakan kedua kaki untuk melompat c) Melompat ke bawah dari atas perabot d) Mengendarai sepeda roda tiga e. Perkembangan motorik halus 1) Usia 15 bulan a) Membangun menara yang terdiri dari dua balok

b) Membuka kotak c) Memasukan jari ke lubang d) Menggunakan sendok tetapi menumpahkan isinya e) Membalikan halaman buku 2) Usia 18 bulan a) Membangun menara yang terdiri dari tiga balok b) Memcoret-coret sembarangan c) Minum dari cangkir 3) Usia 24 bulan a) Minum dari cangkir yang dipegang dengan satu tangan b) Menggunakan sendok tanpa menggunakan isinya c) Membangun menara yang terdiri dari empat balok d) Mengosongkan isi botol e) Menggambar garis vertikal dan bentuk lingkaran 4) Usia 30 bulan a) Memegang krayon dengan jari b) Menggambar dengan asal c) Mampu membangun menara yang terdiri dari tiga balok f. Perkembangan psikoseksual (fase anal) 1) Fokus tubuh – area anal 2) Tugas perkembangan – belajar untuk mengatur defekasi dan urinasi 3) Krisis perkembangan – toilet training

4) Keterampilan koping yang umum – temper tantrum, negativisme, bermain dengan feses dan urin, perilaku regresif seperti mengisap ibu jari, mengeriting rambut menjadi simpul-simpul, menangis, iritabilitas, dan memcibir 5) Kebutuhan seksual – sensasi menyenangkan berhubungan dengan fungsi eksretori; anak mengeksplorasi tubuh secara aktif 6) Bermain – anak senang bermain dengan eksreta (feses) 7) Peran orang tua – untuk membantu anak mencapai kontinensia tanpa kontrol yang terlalui ketet atau overpermissive g. Perkembangan bahasa 1) Usia 2 tahun a) Menggunakan kalimat dengan dua dan tiga kata b) Menggunakan holofrasis c) Lebih dari setengah pembicaraannya dapat dimengerti 2) Usia 3 tahun a) Banyak bertanya b) Berbicara saat ada maupun tidak ada orang c) Menggunakan pembicaraan telegrafis (tanpa kata preposisi) d) Mengucapkan konsonan beriku: d, b, t, k, dan y e) Menghilangkan w dari pembicaraannya f) Mempunyai perbendaharaan kata sebanyak 900 kata g) Memakai kalimat tiga kata ( subyek – kata kerja- obyek) h) Menyatakan namanya sendiri

i) Membuat kesalahan suara spesifik (s, sh, ch, z, th, r, dan l) j) Menjaamakkan kata k) Mengulangi ungkapan dan kata-kata dengan tanpa tujuan Tahap perkembangan anak usia 3-5 tahun a. Berat badan 1) Penambahan berat badan anak prasekolah kurang dari 2 kg per tahun 2) Berat rata-rata adalah 18 kg b. Tinggi badan 1) Pertumbuhan tinggi badan anak 5 sampai 7 cm per tahun 2) Tinggi rata-rata adalah 108 cm 3) Postur – tidak ada lordosis lagi 4) Gigi – gigi susu mulai tanggal c. Perkembangan motorik kasar 1) Usia 36 tahun a) Pakai dan ganti baju sendiri b) Berjalan mundur c) Naik turun tangga, berganti-ganti kaki d) Berdiri sesaat diatas satu kaki 2) Usia 4 tahun a) Melompat dengan satu kaki b) Memanjat dan melompat c) Melempar bola cukup baik

3) Usia 5 tahun a) Melompat melewati tali b) Berlari tanpa kesulitan c) Bermain lompat tali dengan cukup baik d) Mainan tangkap e. Perkembangan motorik halus 1) Usia 36 bulan a) Memasang manik-manik besar b) Melukis tanda silang dan bulatan c) Membuka kancing depan dan samping d) Menyusun 10 balok tanpa jatuh 2) Usia 4 tahun a) Menggunakan guntimg b) Menggunting gambar sederhana c) Menggambar bujur sangkart 3) Usia 5 tahun a) Memukul kepala paku dengan paku b) Mengikat tali sepatu c) Dapat menulis beberapa huruf alfabet f. Perkembangan sensori 1) Usia 4 tahun a) persepsi ruang sangat terbatas b) Dapat mengidentifikasi satu dua warna

2) Usia 5 tahun a) Sedikitnya dapat mengenali 4 warna b) Dapat membedakan objek berdasarkan beratnya c) Memerankan orang tuua dan orang dewasa lainnya g. Perkembangan bahasa 1) Usia 3 tahun a) Banyak bertanya b) Berbicara saat ada maupun tidak ada orang c) Mengucapkan konsonan berikut: d, b, t, k, dan y d) Menyatakan namanya sendiri e) Menjamakan kata-kata 2) Usia 4 tahun a) Menghitung sampai tiga b) Menceritakan cerita panjang c) Mengerti dasar hubungan sebab-akibat dari perasaan d) Pembicaraannya egosentris e) Memakai kalimat empat kata 3) Usia 5 tahun a) Pembendaharaan kata sebanyak 2100 kata b) Memakai kalimat lima kata c) Memakai kata depan dan kata penghubung d) Memakai kalimat lengkap e) Tetap membuat kesalahan suara

6. Pengukuran Perkembangan Denver II a. Pengertian Denver II adalah salah satu tes untuk mengetahui keterlambatan perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995) Tes ini disebut oleh Frankenburg dan Borowitz untuk mengetahui perkembangan anak pada saat pemeriksaan saja dan tidak dapat memperkirakan perkembangan anak di masa yang akan datang. b. Aspek – aspek pada Denver II Frankenburg

dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental

Screening Test)

mengemukakan 4 parameter perkembangan yang

dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu: 1) Personal social (kepribadian / tingkah laku sosial) Aspek

yang

berhubungan

dengan

kemampuan

mandiri

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. 2) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil serta melakukan koordinasi. 3) Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4) Gross motor (perkembangan motorik kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. c. Alat yang digunakan 1) Alat peraga kubus berwarna merah, kuning, hijau, biru, kertas, dan pensil. 2) Lembar formulir DDST 3) Buku petunjuk referensi, yang menjelaskan tata cara melakukan tes Denver II dan cara penilaiannya. d. Cara penggunaan DDST 1) Tentukan umur anak saat pemeriksaan 2) Tarik garis lurus dengan menggunakan pensil dan penggaris yang ada pada lembar DDST sesuai umur anak 3) Periksa satu-persatu tiap item pada 4 sektor DDST, jika ada kode L boleh tanya pada orang tua tidak harus diperiksa, jika ada angka lihat pada petunjuk pelaksanaan pada lembar DDST, jika tidak ada angka dan kode L langsung dites pada anak. e. Penilaian Penilaiannya meliputi: Apakah lulus (passed = P), gagal (fail = F). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur, kronologis yang memotong garis lurus horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing – masing sektor, beberapa yang P dan beberapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan ke dalam: normal dan abnormal.

1) Abnormal Bila didapat dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih dan bila dalam satu sektor atau lebih didapat dua atau lebih keterlambatan. 2) Normal Dikatakan normal bila minimal hanya satu keterlambatan dalam satu sektor dari empat sektor yang ada. Dalam pelaksanaannya Skreening dengan DDST ini, umur anak ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan, 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke atas. Perhitungan umur sebagai berikut: Misal: Muhammad Tomy lahir pada tanggal 20 Februari 2002, berapa umur Tomy ketika penguji datang pada tangga 30 April 2007 ? Tahun

Bulan

Hari

Tanggal tes

2007

4

30

Tanggal lahir

2004

2

20

3

2

10

Umur anak

Jadi umur Tomy adalah 3 tahun 2 bulan 10 hari. Angka pada kolom kurang dari 15 hari, maka angka tersebut dihilangkan sehingga umur Tomy adalah 3 tahun 2 bulan.

Jika tanggal lahir pada kolom hari lebih besar dari tanggal tes maka 1 bulan. Pada tanggal tes dijadikan tiga puluh hari agar bisa dikurangkan. Contoh : Jika pada tanggal 10 Oktober 2007 penguji datang ke keluarga anak Ananda Febriyani yang lahir tanggal 20 April 2006. Berapakah umur Ananda ? Tahun

Bulan

Hari

Tanggal tes

2007

10

10

Tanggal lahir

2006

4

20

5

20

1

Langkah 1: pecahkan satu bulan (30 hari) pada tanggal tes menjadi hari sehingga pada kolom hari menjadi 30 + 10 = 40 hari Langkah 2: kurangkan 40 dengan 20 hasilnya 20 hari sehingga umur anak tersebut adalah 1 tahun 5 bulan 20 hari Langakah 3: karena pada kolom hari angkanya lebih dari 15 maka dibulatkan keatas sehingga menjadi 30 hari, sehingga usia Ananda adalah 1 tahun 6 bulan.

B. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran). Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Navigasi, 2005, 1¶, http://www.wikipedia.com diperoleh tanggal 3 maret 2008). Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang kenyataan, salah satu cara untuk mendapat dan memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi atau dari yang berwenang di masa lalu yang umumnya dikenal. Pengetahuan juga diperoleh berdasarkan pengumunan atau kekuasaan, cara lain yaitu dengan pengamatan dan eksperimen seperti metode ilmiah (Navigasi, 2005, 1¶, http://www.wikipedia.com diperoleh tanggal 3 maret 2008). 2. Aspek - aspek dalam pengetahuan Pengetahuan (kognitif ) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sesuatu tindakan seseorang. Adapun tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif

ada enam tingkatan menurut

Notoadmojo (2003) yang meliputi: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahasa yang dipelajari atau rangsangan yang teleh diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang palingn rendah. Kita kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang

apa

yang

dipelajari

antara

lain:

Menyebutkan,

menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek untuk materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis adalah kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang telah ada. 3. Pengaruh pengetahuan Pengaruh pengetahuan terhadap perkembangan anak sangat penting sebab ibu yang mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Notoadamojo, 2003 & Horlock, 1999). 4. Pengukuran tingkat pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian dari responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui oleh peneliti dapat disesuaikan dengan tingkatan responden yang ada (Notoatmodjo, 2003).

C. Kerangka Teori Berdasarkan landasan teori pada Bab II maka dapat disusun kerangka teori sebagai berikut : Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar: - Gizi ibu pada waktu hamil - Status gizi - Stimulasi - Pengetahuan ibu

Perkembangan motorik kasar

Faktor yang mempengaruhi perkembangan : - Keturunan - Neuroendokrin - Nutrisi - Hub. antar perseorangan - Tingkat sosial ekonomi - Penyakit

Bagan 1: Kerangka teori faktor yang mempengaruhi perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995; Wong 2001)

D. Kerangka Konsep

Pengetahuan ibu

Perkembangan motorik kasar anak

E. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Adalah tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak. 2. Variabel Dependen Adalah perkembangan motorik kasar anak

F. Hipotesis Penelitian Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan perkembangan motorik kasar anak.