Format Penulisan Makalah - Digilib ITS - Institut Teknologi Sepuluh ...

9 downloads 2226 Views 679KB Size Report
Conditioner), lampu TL dan tape recorder. Masalah utama dalam software simulasi human error yang selama ini digunakan adalah tidak adanya alat yang bisa ...
PERANCANGAN GAME SIMULASI HUMAN ERROR YANG TERINTEGRASI TERHADAP TINGKAT PENCAHAYAAN, SUHU DAN KEBISINGAN RUANGAN Kusbiantoro, Sri Gunani Partiwi, Adithya Sudiarno Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 E-mail: [email protected] ; [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK Human error merupakan kegagalan manusia untuk melakukan tugas yang telah didesain dalam batas ketepatan, rangkaian, atau waktu tertentu. Menurut penyebabnya, human error dibedakan menjadi dua, human error akibat kondisi lingkungan fisik kerja dan human error akibat kondisi psikologis manusia. Penelitian ini mencoba meneliti kejadian human error yang disebabkan oleh faktor lingkungan kerja. Salah satu metode pembelajaran untuk meneliti penyebab terjadinya human error adalah dengan menggunakan software simulasi human error. Pada software simulasi human error pengaturan tingkat kebisingan, suhu dan pencahayaan ruangan belum terintegrasi. Oleh karena itu permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah merancang game simulasi human error yang terintegrasi terhadap tingkat pencahayaan, suhu dan kebisingan. Pada perancangan game simulasi human error integrasi tingkat pencahayaan, suhu dan kebisingan dengan game simulasi dilakukan dengan menggunakan controller. Dengan adanya game simulasi human error ini dapat digunakan sebagai alat bantu penelitian human error yang lebih baik. Kata kunci : Human Error, Kondisi Lingkungan Kerja, Integrasi, Software Simulasi Human error, Game Simulasi Human Error, Controller

ABSTRACT Human error is a human failure of performing task which has been designed in the limit of accuracy, process, and time. The cause of human error can be classified into two causes, namely physical working environment and human psychological condition. This research focuses on observation toward human error which is caused by working environment factor. Method which is used to examine the cause of human error is by using human error simulation software. The characteristic of this software is the level of noise, temperature, and light have not been integrated yet. Therefore, problems which will be studied in this research is to design human error simulation game which is integrated toward the level light, temperature, and noise. The integration among level of light, temperature, and noise in human error simulation game is compiled by using controller. This game, in the end, will be used to analyze the cause of human error and create a better tool in human error research. Keywords: Human Error, Working Environment, Integration, Human Error Simulation Software, Human Error Simulation Game, Controller.

1.

Pendahuluan Human error merupakan kegagalan dari manusia untuk. melakukan tugas yang telah didesain dalam batas ketepatan, rangkaian, atau waktu tertentu. Human error adalah sebuah hasil kerja manusia yang dapat muncul sewaktuwaktu, dimana saja dan kapan saja. Human error dapat terjadi karena disebabkan oleh faktor kondisi lingkungan fisik kerja yang ekstrem. Terjadinya human error akan diikuti oleh menurunnya efektivitas dan efisiensi suatu pekerjaan (Thiang dan Indratanoto, 2008). Efektivitas dan efisiensi yang menurun tentu saja akan berakibat kepada tingkat produktivitas yang dicapai oleh manusia, output yang dihasilkan akan menurun dan aktivitasnya akan menjadi terhambat.

Lingkungan fisik kerja dalam pendekatan dari human factors (Ergonomi) merupakan aplikasi sistematis dari sejumlah informasi yang relevan dari kemampuan, keterbatasan, karakteristik, tingkah laku, dan motivasi manusia untuk merancang peralatan dan prosedur yang digunakan serta lingkungan kerja yang dipakai. Kondisi lingkungan fisik kerja yang tidak nyaman akan membuat seorang pekerja mengeluarkan tenaga lebih untuk beradaptasi, sehingga konsentrasinya akan terbelah antara pekerjaan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Beberapa kondisi lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi hasil kerja manusia meliputi tingkat kebisingan, tingkat suhu dan tingkat pencahayaan ruangan. Selama ini penelitian yang ada menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara kondisi

lingkungan kerja dengan hasil kerja manusia. Penelitian tersebut dilakukan berawal dari pemikiran bahwa akan ada perbedaan hasil kerja apabila manusia ditempatkan pada kondisi lingkungan fisik kerja yang berbeda-beda. Suatu kondisi lingkungan fisik yang optimum dimana hasil kerja manusia memiliki tingkat human error yang kecil akan didapatkan ketika beberapa perlakuan telah diujikan kepada orang tersebut. Tingkat human error yang kecil mengindikasikan bahwa manusia merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya. Karena kondisi lingkungan kerja yang nyaman akan membuat manusia merasa tenang dan nyaman ketika bekerja. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang bisa digunakan untuk mempelajari, mengajarkan, menyampaikan informasi/ pengetahuan untuk diri sendiri atau kepada orang lain dengan maksud dan tujuan tertentu serta menggunakan media tertentu yang melibatkan dua orang atau lebih. Selama ini metode pembelajaran yang dipergunakan untuk mempelajari human error adalah dengan menggunakan software simulasi human error. Sedangkan pengaturan kondisi lingkungan kerja dilakukan oleh operator lain secara manual dan belum terintegrasi dengan software simulasi tersebut. Prinsip kerja dari software simulasi human error ini adalah mengamati dan menampilkan jumlah kesalahan operator dalam mengingat letak dari angka-angka yang ditempatkan di sembilan kotak secara acak yang hilang setelah beberapa saat operator mulai menjalankan software simulasi tersebut. Angkaangka itu terdiri dari 1 sampai 2 digit. Semuanya ditempatkan secara acak. Dari hasil pengamatan pendahuluan, software simulasi tersebut dalam pengoperasiaannya belum efektif. Selain harus dibantu oleh operator lain untuk mengatur kondisi lingkungan kerja, setelah menjalankan software simulasi, operator masih harus melakukan pengolahan terhadap output yang dihasilkan. Sehingga dari permasalahan tersebut memberikan inspirasi terhadap pengembangan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini mencoba merancang sebuah alat yang mampu mengintegrasikan antara software simulasi, software untuk pengolahan output software simulasi, dan juga pengaturan kondisi lingkungan kerja yang meliputi kebisingan, suhu dan pencahayaan melalui sebuah game simulasi.

Sehingga diharapkan, dari perancangan game simulasi human error ini akan tercipta media pembelajaran tentang human error yang terintegrasi terhadap tingkat pencahayaan, suhu dan kebisingan serta untuk mengetahui keterkaitan antara kondisi lingkungan fisik kerja dengan hasil kerja yang dicapai oleh manusia. Pelaksanaan penelitian tugas akhir ini mempunyai maksud dan tujuan: 1. Merancang sebuah alat bantu penelitian tentang human error yang lebih baik yang dapat mengintegrasikan tingkat pencahayaan, suhu, kebisingan melalui sebuah game simulasi human error yang sekaligus dapat melakukan pengolahan data output hasil game simulasi. 2. Menentukan kondisi optimum dari tingkat pencahayaan, suhu dan kebisingan yang ditunjukkan oleh tingkat human error yang paling kecil untuk masing-masing user. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dapat menghasilkan alat bantu penelitian tentang human error yang lebih baik yang dapat mengintegrasikan tingkat pencahayaan, suhu, kebisingan melalui sebuah game simulasi human error yang sekaligus dapat melakukan pengolahan data output hasil game simulasi. 2. Penelitian ini dapat melihat keterkaitan antara kondisi lingkungan kerja dengan hasil kerja manusia sehingga nantinya akan didapatkan kondisi lingkungan kerja yang optimum dengan tingkat human error paling kecil. Agar pembahasan masalah dalam penelitian ini lebih terfokus, maka didefinisikan batasan sebagai berikut: 1. Faktor eksternal yang diintegrasikan ke dalam game simulasi human error ini adalah suhu, noise (kebisingan) dan cahaya. 2. Penelitian ini hanya sampai tahap pembuatan prototype game simulasi human error. 3. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja Teknik Industri ITS, sehingga tingkat pencahayaan, suhu dan kebisingan yang akan digunakan di dalam game simulasi human error ini adalah dengan menggunakan peralatan yang ada di laboratorium tersebut, seperti AC general 3 pk, lampu dan tape recorder.

2

4. Tidak memperhatikan keergonomisan susunan huruf dalam keyboard di dalam game simulasi human error . Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah user yang memainkan game ini memiliki kemampuan awal yang sama ketika mulai menjalankan game simulasi human error. 2. Kajian Pustaka 2.1 Human error Human error merupakan sebuah kegagalan untuk mencapai hal yang direncanakan dan hasil yang dikeluarkan tidak sesuai dengan yang diharapkan (Reason, 1990). Sifat dari kesalahan human error merupakan sesuatu yang kompleks, karena timbul dari kelakuan manusia. Human error merupakan sesuatu yang sifatnya acak, sulit diprediksi, dan dampaknya bervariasi. Jika melihat dari faktor penyebab terjadinya, human error bisa dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor luar (kondisi lingkungan kerja) dan faktor dalam (emosi dan kondisi psikologis manusia). Faktor luar terdiri dari beberapa aspek, antara lain adalah (a) kebisingan, (b) suhu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, maka hasil pekerjaan yang diperoleh semakin menurun, (c) penerangan, penerangan adalah aspek penting dari lingkungan kerja untuk orang yang bekerja pada beberap jenis pekerjaan (Herlin, 2004). 2.2 Lingkungan Fisik 2.2.1 Unsur-Unsur Lingkungan fisik Unsur didalam lingkungan fisik meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Penerangan Penerangan merupakan faktor yang sangat penting bagi pekerjaan yang dilakukan manusia. Penerangan mempengaruhi manusia untuk melihat objek secara jelas dan cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengaturan iluminasi (pencahayaan) ialah kadar (intensitas) cahaya, distribusi cahaya, dan sinar yang menyilaukan. i. Kadar Cahaya ii. Distribusi Cahaya iii. Sinar yang Menyilaukan Disamping itu kondisi ruangan tempat manusia bekerja juga berpengaruh terhadap tingkat pencahayaan yang diperlukan. Tabel 2.1

menunjukkan area kegiatan dan tingkat penerangan menurut Suhardi tahun 2008 Tabel 2.1 Area Kegiatan Dan Tingkat Penerangan Area

Tingkat Penerangan (Lux)

Pencahayaan umum untuk ruangan dan area yang jarang digunakan dan/atau visual sederhana

20 50 70 100 150 200

300

450

1500

pencahayaan tambahan setempat untuk tugas visual yang sangat tepat

3000

Area Kegiatan layanan penerangan yang minimum dalam area sirkulasi luar ruangan, pertokoan di daerah terbuka, penyimpanan tempat pejalan kaki dan panggung ruang boiler halaman trafo, ruangan tungku area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang penyimpanan layanan penerangan yang minimum dalam tugas meja dan mesin kerja ukuran sedang proses umum dalam industri kimia dan makanan, kegiatan membaca dan memberi arsip gantungan baju, pemerikasaan, kantor untuk menggambar, perakitan mesin dan bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas menggambar kritis pekerjaan mesin dan diatas meja yang sangat halus, perakitan mesin presisi kecil dan instrumen komponen elektronik, pengukuran dan pemeriksaan. Bagian kecil yang rumit (sebagian mungkin diberikan oleh tugas pencahayaan setempat) Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali misal indtrumen yang sangat kecil pembuatan jam tangan, pengukuran

(Sumber: Suhardi, 2008)

Untuk penggunaan peralatan tertentu seperti misalnya komputer terdapat rekomendasi tingkat pencahayaan tersendiri. Grandjean pada tahun 2000 melakukan penelitian dan menghasilkan kesimpulan seperti ditampilkan dalam tabel 2.2 keadaan pekerjaan kegiatan komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas kegiatan komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas Tugas memasukkan data

tingkat pencahayaan (lux) 300 400-500 500-700

b. Kebisingan Bising biasanya dianggap sebagai bunyi yang tidak diinginkan, mengganggu dan menjengkelkan. Bunyi atau suara yang tidak diinginkan ialah bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan. Musik dianggap sebagai suatu kebisingan apabila jenis musik tersebut tidak sesuai dengan kondisi psikis manusia. Kondisi psikis berkaitan dengan kegemaran manusia terhadap jenis musik tertentu, sehingga apabila mendengarkan jenis musik yang tidak disuka maka dianggap sebagai sebuah kebisingan. Disisi lain, penggunaan musik dalam jenis tertentu diketahui dapat merangsang otak. Musik dapat mengurangi stres, meningkatkan energi dan memperbesar daya ingat. Musik menjadikan suasana lebih tenang sehingga otak menjadi terbuka untuk menerima informasi (Fauzi, 2008).

3

Musik instrumental dan musik hardrock adalah dua jenis musik yang sangat berbeda. Musik instrumental digunakan untuk menciptakan suasana tenang, nyaman dan santai. Sedangkan musik hardrock dipergunakan untuk meningkatkan adrenalin manusia dan cenderung untuk menciptakan suasana hingar-bingar. Beberapa penelitian tentang pengaruh musik instrumental dan musik hardrock ditampilkan dalam tabel 2.3 Tabel 2.3 Peneliti, Deskripsi dan Kesimpulan Tentang Pengaruh Musik Klasik Dan Musik Hardrock Terhadap Performance Fisik Manusia

c. Temperatur Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin dari keadaan normal tubuh (Tjitro, 2004). Tabel 2.4 Pengaruh Temperatur Pada Tubuh Manusia

(Sumber: Tjitro, 2004)

2.3 Software Simulasi Human Error Suatu software simulasi yang digunakan untuk mengamati dan mempelajari hubungan antara kondisi lingkungan fisik kerja dengan hasil kerja manusia. Ada 3 kegiatan utama di dalam menjalankan software simulasi ini, yaitu: 1. Menjalankan/memainkan software simulasi 2. Mengatur kondisi lingkungan fisik secara manual 3. Mengolah output hasil proses simulasi 2.3.1 Kombinasi Lingkungan Fisik Kerja Software Simulasi Human Error Dalam software simulasi human error terdapat tiga faktor lingkungan fisik kerja yang dipergunakan, yaitu: cahaya, suhu dan kebisingan. Masing-masing dari ketiga faktor lingkungan fisik tersebut terbagi menjadi 3 level yakni, cahaya (30 lux, 300 lux, dan 600 lux), suhu (18ºC, 24ºC, dan 36ºC), serta kebisingan (0 dB, 18 dB, dan 32 dB). Kemudian dari masingmasing faktor lingkungan fisik tersebut dikombinasikan. Faktor lingkungan fisik yang dikombinasikan kemudian akan disimulasikan kepada manusia dan diamati pengaruhnya.

Gambar 2.1 Kombinasi Faktor Lingkungan Fisik Kerja Dalam Software Simulasi Human Error

2.3.2 Aturan Permainan Software Simulasi Human Error Aturan permainan dalam sebuah software diperlukan agar user yang menggunakan software tersebut dapat melakukan dan mengoperasikannya dengan benar.

4

tidak adanya alat yang bisa mengintegrasikan antara software simulasi dengan proses pengaturan tingkat kebisingan, suhu dan pencahayaan ruangan, sehingga hal ini memaksa adanya operator lain untuk membantu melakukan pengaturan secara manual. Beberapa komponen pembentuk controller adalah: a. Relay Semikonduktor (Rangkaian TRIAC) Rangkaian yang bersifat elektronis sederhana dan tersusun atas komponen elektronika, dengan komponen utama berupa TRIAC. Gambar 2.2 Flowchart Software Simulasi Human Error

2.3.3 Output Software Simulasi Human Error Output yang dihasilkan dari software simulasi human error adalah berupa tampilan jumlah error dan waktu yang dibutuhkan seorang operator didalam menyelesaikan sekali tahap simulasi. Output dari software simulasi human error muncul dalam bentuk file bertype notepad.

Gambar 2.3 Output Hasil Software Simulasi Human Error Dalam Bentuk Notepad

2.3.4 Pengolahan Output Software Simulasi Human Error dengan SPSS dan Ms Excell Untuk mengetahui keterkaitan antara kondisi lingkungan fisik kerja dengan kinerja manusia, maka perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut dari output software simulasi. Proses pengolahan lebih lanjut ini menggunakan dua buah software pengolah data yakni, MS Excell dan SPSS. 2.4 Controller Controller adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengintegrasikan game simulasi human error dengan pengaturan tingkat kebisingan, suhu dan pencahayaan ruangan. Controller berperan untuk menjadi media penghubung antara komputer dengan komponen-komponen elektronika lainnya seperti AC (Air Conditioner), lampu TL dan tape recorder. Masalah utama dalam software simulasi human error yang selama ini digunakan adalah

Gambar 2.4 Relay Elektromagnetik (Sumber : www. 3.bp.blogspot.com)

b. Komunikasi Serial Komponen elektronika yang digunakan untuk mentransmisi data dari komputer ke dalam microcontroller

Gambar 2.5 Komunikasi Serial (Sumber: www. Wikipedia.com)

c. Microcontroller Alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. 3. Metodologi Penelitian 3.1 Tahap Identifikasi Awal Tahap identifikasi awal adalah merupakan langkah awal dari proses penelitian yang dilakukan. Tahapan ini dimulai dengan dilakukannya survey pendahuluan yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Tahap-tahap selanjutnya adalah sebagai berikut: 3.1.1 Identifikasi masalah Pada tahap ini dilakukan identifikasi awal permasalahan yang ada yaitu “Bagaimana merancang sebuah game yang dapat mengintegrasikan dan mengatur tingkat kebisingan, suhu dan tingkat pencahayaan ruangan melalui sebuah game simulasi human error”. Sehingga dari permasalahan ini dapat

5

dilakukan identifikasi terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan. 3.1.2 Perumusan Tujuan dan Manfaat penelitian Setelah melakukan identifikasi permasalahan, maka diperlukan suatu poin-poin tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini. Langkah ini bertujuan agar penelitian ini memiliki tujuan yang terarah. 3.1.3 Studi Pustaka Dan Survey Lapangan Studi pustaka merupakan tahapan pendalaman materi mengenai topik permasalahan yang akan dibahas. Pendalaman materi ini melalui pengumpulan informasi mengenai teori maupun penelitian ilmiah terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diangkat. Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan materi tentang metode dan pendekatan yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya untuk merancang sebuah game simulasi. Dan juga penelitian-penelitain yang berisi tentang perancangan alat dan fasilitas pada suatu tempat tertentu yang bisa mengintegrasikan dan mengatur tingkat pencahayaan ruangan, suhu dan tingkat kebisingan. 3.2 Tahap Perancangan Game dan Controller Perancangan game dilakukan dengan mensintesa pustaka acuan yang telah ada dan batasan-batasan yang dapat digunakan untuk proses pengambilan data, sehingga nantinya dapat memudahkan dalam melakukan perancangan game. Tahap ini menjadi inti dari penelitian yang sesungguhnya karena merupakan penggalian dan implementasi ide untuk menjawab permasalahan yang ada. Untuk itu tahap ini dibagi menjadi beberapa tahapan yang saling terkait dan berpengaruh satu sama lain. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut. 3.2.1 Perancangan Interface Game Perancangan interface game simulasi human error merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian ini, karena pada tahap ini terdapat beberapa proses yang dilakukan secara berurutan. Mengidentifikasi variabel-variabel yang dipakai dan yang diamati dalam penelitian, proses pengolahan data dari output game simulasi, merancang proses perpidahan perubahan kombinasi kondisi lingkungan fisik adalah contoh-contoh dari proses yang terjadi dalam pembuatan sebuah interface dari game simulasi human error.

3.2.2 Pengujian Dan Evaluasi Game Terhadap Permasalahan Yang Dibahas Apabila game telah sesuai dengan konsep yang telah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap beberapa permasalahan. Permasalahan yang akan diuji, yaitu apakah game simulasi human error yang dibuat telah bisa mengintegrasikan dan mengatur tingkat kebisingan, suhu dan tingkat pencahayaan ruangan. Hasil evaluasi ini diharapkan akan menjadi dasar pertimbangan untuk dapat mengembangkan dan menjadikan game yang dihasilkan sebagai sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan permasalahan. Evaluasi pada prototipe game dilakukan setelah merunning game yang telah dibuat. Evaluasi game dilakukan dengan melakukan verifikasi terhadap error yang ada dalam inputan game. Kemudian langkah selanjutnya melakukan validasi dari game ini, validasi game akan dinilai baik apabila dapat merepresentasikan permasalahan pada obyek penelitian. 3.2.3 Perancangan Controller Setelah game selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah merancang Controller. Kegunaan alat ini adalah untuk menghubungkan AC (Air Conditioner), lampu TL, dan Tape recorder dengan PC (Personal Computer) sebagai media untuk menjalankan game simulasi human error. 3.2.4 Pengujian dan Evaluasi Controller Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sekaligus evaluasi terhadap controller yang telah dibuat. Pada tahap ini akan dijawab tentang kemampuan controller “apakah telah bisa mengintegrasikan sebuah game simulasi human error dengan pengaturan kondisi lingkungan fisik kerja yang berupa pengaturan tingkat pencahyaan, kebisingan dan suhu sesuai dengan tujuan awal dari penelitian ini. 3.3 Tahap Uji Coba Dan Penarikan Kesimpulan 3.3.1 Kaji Studi Kasus Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya yakni tahap perancangan game dan controller. Tahap ini sekaligus untuk menjawab tujuan dari penelitian ini yakni menentukan kodisi lingkungan fisik yang optimal yang mampu menghasilkan tingkat error terkecil dari serangkaian kegiatan simulasi dari game simulasi human error.

6

3.3.2 Tahap Pengolahan Hasil game Simulasi Human Error Pada tahap ini adalah tindak lanjut dari tahap sebelumnya yakni tahap uji studi kasus. Pada tahap ini ouput dari game simulasi human error akan diolah sehingga bisa merepresentasikan hasil dari seorang user yang telah menjalankan game simulasi human error. 3.4 Tahap Penarikan Simpulan dan Saran Hasil evaluasi ditarik berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dan digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah didefinisikan diawal. Kemudian penulisan laporan dilakukan dengan memperhatikan keseluruhan data yang didapatkan selama proses penelitian yang sesuai dengan kaidah metodologi penulisan. 4. Perancangan Sistem Game Perancangan sistem game adalah suatu tahap dimana peneliti melakukan definisi arsitektur game yang akan dibuat. Pada tahap ini, proses perancangan sistem dibagi ke dalam subsistemsubsistem perancangan dari komponenkomponen yang terlibat dalam pembuatan game simulasi human error. 4.1 Framework Game Simulasi Human Error Game ini dibuat dengan dasar pengetahuanpengetahuan pada permasalahan human error yang sebelumnya telah diteliti dengan menggunakan software simulasi human error. Kekurangan-kekurangan yang dijumpai pada software simulasi human error akan diperbaiki dalam game simulasi yang dibuat serta ada penambahan dan perubahan pada salah satu faktor lingkungan fisik.

Gambar 4.1 Framework game simulasi human error

4.1.1 Konsep Skenario Game Game yang dibuat disegmentasikan untuk tingkat perguruan tinggi khususnya pada umumnya dan mahasiswa yang tertarik di bidang human error. Game ini adalah salah satu contoh umum dari permasalahan yang seringkali ditemui pada bidang tersebut yaitu human error

pada kegiatan mengetik. Permasalahan yang diangkat dalam game ini adalah bagaimana sebuah kejadian human error dapat terjadi ketika seseorang sedang mengetik namun kondisi lingkungan fisik disekitarnya berubahubah. 4.1.2 Konsep Evaluasi Dari Hasil Permainan Evaluasi yang dilakukan oleh game adalah waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan dan benar atau tidaknya menekan huruf. 4.2 Perancangan Sistem Game 4.2.1 Detail Permasalahan dalam Game Simplifikasi dari permasalahan human error ini adalah faktor lingkungan fisik yang dimunculkan hanya dibatasi pada tiga faktor saja, yakni kebisingan, suhu dan pencahayaan. Faktor kebisingan dibagi lagi menjadi empat level yakni tanpa suara, suara musik instrumental, suara musik hardrock, dan noise. Faktor suhu dibagi menjadi tiga level yakni 18ºC, 24 ºC, 30ºC. Dan yang terakhir faktor pencahayaan dibagi menjadi tiga level yakni 30 lux, 300 lux dan 600 lux. Dalam game yang dibuat, level-level dari ketiga faktor lingkungan fisik tersebut akan dikombinasikan satu sama lain.

Tabel 4.1 Simplifikasi Faktor Lingkungan Fisik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Waktu

Error

Cahaya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Bising 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4

Suhu 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Jumlah Huruf

Dalam game ini, pemain akan memilih satu tipe kombinasi lingkungan fisik untuk memulai jalannya proses simulasi. Selanjunya tipe

7

kombinasi yang sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi dalam proses simulasi selanjutnya. Setiap kali seorang pemain menyelesaikan sebuah proses simulasi, hasil dari permainannya akan ditunjukkan dalam bentuk tabulasi yang dinamakan sebagai result.

Gambar 4.4 Bagan alir menu utama Gambar 4.2 Result Game Dan Software Pengolah Data Pada Tampilan Result

Gambar 4.3 Jenis Kombinasi Dalam Game Simulasi Human Error

4.3 Pra-Pemrograman Sistem Game 4.3.1 Pembuatan Bagan Alir Menu Utama Bagan alir menu utama utama berisi tentang mulai permainan baru, pemilihan kombinasi lingkungan fisik, input username dan exit. Bagan alir dari menu utama dapat dilihat pada gambar 4.4.

4.4 Human Error Pada Aktivitas Mengetik Aktivitas mengetik untuk sebagian orang akan mudah namun untuk sebagian yang lain akan sulit. Hal ini dikarenakan desain tata letak keyboard yang umum dipergunakan ternyata tidak bisa menimbulkan rasa nyaman dan menunjang produktivitas manusia. Oleh karena itu dalam penelitian kali ini dipertimbangkan desain keyboard yang dapat memberikan “suasana” yang berbeda bagi setiap orang yang baru pertama kali menggunakan. 4.4.1 Integrasi Game Dengan SPSS dan Ms Excell Proses pengintegrasian menggunakan salah satu fitur yang ada dalam program Visual Basic.net. Salah satu yang dipergunakan dalam perancangan game yang akan dibuat adalah integrasi Ms Excell dan SPSS. Langkah-langkah dalam mengintegrasikan SPSS dengan VB.NET adalah: 1. Menginstall SPSS versi 17 pada PC (Personal Computer). 2. Menginstall SPSSStatisticsNetPlugIn SPSS 17 yang digunakan untuk menghubungkan SPSS dengan VB.net 3. Jika Plugin sudah terpasang, maka tambahkan class SPSS pada Project VB.NET 4. Untuk game simulasi human error ini proses pengolahan data hasil simulasi menggunakan dua buah uji/test yakni test of between dan Multivariate Test. Untuk mendapatkan kedua test tersebut, terlebih dahulu dilakukan pengaturan template pada SPSS. Proses pengintegrasian SPSS ke dalam VB.

8

Net menggunkan berikut:

perintah

sebagai

Pengintegrasian VB.Net dengan Ms.Excell adalah menggunakan kode berikut ini:

4.5 Perancangan Controller 4.5.1 Langkah-langkah Perancangan Controller Adapun langkah-langkah perancangan controller dapat dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: ¾ Ide dan Blok Diagram Skema dan blok diagram controller dalam game simulasi human error dapat dilihat pada gambar 4.5

KOMUNIKASI SERIAL RS232 ULN2803

RELAY SEMIKONDUKTOR (RangkaianTRIAC)

LAMPU 220VAC

RELAY SEMIKONDUKTOR (RangkaianTRIAC)

LAMPU 220VAC

RELAY SEMIKONDUKTOR (RangkaianTRIAC) Mikrokontroller ATMega16

DRIVER MOTOR STEPPER

™ Pengaturan Cahaya Lampu Untuk pengaturan nyala lampu digunakan relay semikonduktor (TRIAC) sebagai actuator untuk menyalakan dan memadamkan lampu. ™ Pengaturan Suhu AC Sedangkan untuk pengaturan suhu AC digunakan aktuator berupa motor steper. Motor stepper disambungkan dengan pasangan baut dan mur dengan cara dilas. Dalam melakukan pengaturan besaran suhu, motor stepper memanfaatkan prinsip perputaran mur dan baut. Baut dan mur ini memiliki ruas-ruas garis yang bila dilakukan pergerakan berputar akan mengubah posisi mur “maju atau mundur”. Mur dan baut yang telah tersambung dengan motor stepper posisinya diatur sedemikian rupa sehingga dapat mencengkram tuas remote AC. Dengan posisi mencengkaram seperti itu mengakibatkan pergerakan dari tuas remote AC akan selaras dengan pergerakan maju mundurnya mur akibat perputaran motor stepper. Pergerakan motor stepper akan digerakan oleh modul driver motor stepper dimana driver motor stepper ini dikontrol oleh mikrokontroler. Pada remote AC juga diberi sensor posisi berupa sensor optical switch yang berfungsi sebagai feedback atau memberikan informasi tentang posisi tuas pengatur suhu pada remot AC.

LAMPU 220VAC

REMOTE AC MOTOR STEPPER

SENSOR OPTICAL SWITCH

ULN2803

POWERSUPPLY 12VDC

Gambar 4.5 Skema Blok Diagram Controller Game Simulasi Human Error

4.5.2 Prinsip Kerja Controller Dalam Game Simulasi Human Error Prinsip kerja diperlukan untuk mengarahkan dan memperjelas urutan proses di dalam perancangan controller. Didalam game simulasi human error fungsi dari controller adalah dapat melakukan pengaturan kondisi lingkungan fisik, dimana proses pengaturannya lewat game yang dijalankan oleh seorang pemain.

Gambar 4.6 Rangkaian Sensor Optical

5. Pengujian Dan Pembahasan 5.1 Desain menu game Menu game adalah tampilan utama dari game yang dimainkan. Menu game yang ditampilkan berisi tentang start, stop, pause, enter username,dan exit game. Desain tampilan menu game dapat dilihat pada gambar 5.1.

9

Gambar 5.1 Desain Menú Game

5.2. Desain Pilihan Lingkungan Fisik

Kombinasi

Kondisi

Desain pilihan kombinasi kondisi lingkungan fisik dibuat untuk mempermudah pemain dalam memilih kombinasi kondisi lingkungan fisik..

Gambar 5.4 Implementasi bagan alir menu utama

5.4.2 Implementasi Bagan Alir Software Pengolah Data SPSS dan Ms Excell Pada saat pemain selesai melakukan sebuah proses simulasi, maka dia dapat langsung melakukan pengolahan hasil simulasinya dengan SPSSataupun dengan Ms Excell atau keduanya.

Gambar 5.2 desain pilihan kombinasi kondisi lingkungan fisik

5.3 Desain Software Pengolah Data SPSS Dan Ms Excell Desain software pengolah data SPSS dan Ms Excell adalah untuk mempermudah pemain dalam mengolah data hasil simulasi pada saat selesai melakukan proses simulasi secara langsung.

Gambar 5.3 desain software pengolah data

5.4 Pengujian Perangkat Lunak Uji perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui apakah bagan alir yang telah dibuat pada perancangan telah diimplementasikan dengan benar. 5.4.1. Bagan Alir Menu Utama Implementasi dari bagan alir menu utama dapat dilihat pada gambar 5.4

Gambar 5.5 Implementasi bagan Software pengolah data

5.5 Pengujian Controller 5.5.1 Percobaan trial error Posisi Pemain Dari Lampu dan Tinggi Lampu Dari Lantai

Gambar 5.6 proses trial error posisi pemain dari sumber cahaya

Pada proses ”trial error” ini akan dicari letak dan ketinggian dari lampu serta jarak dari lampu agar menghasilkan intensitas cahaya sebesar 30 lux, 300 lux, dan 600 lux. Tabel 5.1 kisaran cahaya dan tingkat cahaya waktu simulasi No Kisaran cahaya Jumlah Tingkat lampu cahaya

10

menyala

optimal

1

30 lux

Tidak ada nyala lampu

27-30 lux

2

300 lux

2 lampu menyala

299-306 lux

3

600 lux

5 lampu menyala

599-605 lux

Kondisi jarak dan posisi user untuk mendapatkan nilai intensitas cahaya seperti yang ditampilkan di tabel 5.1 dapat dilihat pada tabel 5.2

5.6 Kaji Studi Kasus Pada proses pengambilan data untuk proses simulasi game simulasi human error dilakukan pada 5 orang user yang akan dilihat hasil kerjanya akibat perubahan kondisi lingkungan fisik. Tabel 5.4 Nama User

Tabel 5.2 jarak pemain, ketinggian lampu untuk mendapatkan intensitas cahaya eksperimen

Tugas user dalam penelitian ini adalah untuk melakukan serangkaian kegiatan simulasi dengan cara menjalankan game simulasi human error. Ada 36 macam jenis simulasi dalam game simulasi human error ini. Dari kelima user tersebut, hasil proses simulasi salah satunya adalah sebagai berikut: User: bekti Tabel 5.5 kombinasi kondisi lingkungan fisik hasil simulasi

Posisi optimal didapatkan ketika pemain tepat berada dibawah lampu yang letaknya berjarak 1.75 m dari lantai. Hasil optimal didapatkan ketika menggunakan lampu TL sebagai media penerangan. 5.5.2 Pengujian Terhadap Besaran Suhu/Temperatur 30 24 18

3 cm

Pada hasil simulasi dengan user bekti didapatkan nilai bahwa error terkecil yakni 3 terjadi pada kombinasi kondisi lingkungan fisik yakni (C1, S3, B1), sedangkan kondisi lingkungan fisik yang menghasilkan error terbesar adalah sebesar 17 yang ditandai dengan warna biru yang terjadi pada kondisi lingkungan fisik (B2, S1, C1).

3 cm

Gambar 5.7 remote AC general 3 Pk

Skala suhu ruangan berkisar antara 18 ºC sampai 30ºC. Jarak antara skala suhu 18ºC sampai 30ºC berjarak 6 cm, sehingga pergerakan motor di program untuk mampu bergerak dalam rentang jarak tersebut.

Hasil pengolahan SPSS untuk data diatas adalah sebagai berikut: Tabel 5.6 Hasil Pengolahan SPSS (Multivariate Test)

Tabel 5.3 Jarak Pergerakan Motor

11

Bising

Waktu

Suhu

Waktu

Jumlah_kata

Tabel 5.7 Hasil Pengolahan SPSS (Testof Between)

waktu

0.644

Tidak ada pengaruh cahaya terhadap waktu

0.372

Tidak ada pengaruh cahaya terhadap waktu Tidak ada pengaruh cahaya terhadap waktu

0.765

Table 5.9 Intepretasi Data Tabel Test Of Between (Lanjutan) Variable diamati

yang

Cahaya

Bising

Suhu

Jumlah_kata

Variable pembanding

Error

Error

error

error

Significant level

Simpulan

0.117

Tidak ada pengaruh cahaya terhadap error

0.472

Tidak ada pengaruh cahaya terhadap error

0.365

Tidak ada pengaruh cahaya terhadap error

0.561

Tidak ada pengaruh cahaya terhadap error

Dari intepretasi data diatas ternyata dapat disimpulkan bahwa ketika seorang user bernama bekti menjalankan game simulasi human error, terjadinya human error tidak ada kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik yang berubahubah.

Intepretasi data tabel test of between: Table 5.8 Intepretasi Data Tabel Test Of Between Variable yang diamati

Cahaya

Variable pembanding

Waktu

Significant level

0.145

Simpulan Tidak ada pengaruh cahaya terhadap waktu

12

6.1 Simpulan Berdasarkan perancangan dan pengujian serta analisa dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil perancangan dan pengujian terhadap game simulasi human error dan controller menunjukkan perancangan game mampu mengintegrasikan tingkat kebisingan, suhu dan cahaya. 2. Game simulasi human error mampu memberikan informasi kepada user tentang kondisi lingkungan fisik optimum yang mampu menghasilkan tingkat human error terkecil. 3. Software pengolah data Ms Excell dan SPSS dapat terintegrasi ke dalam game simulasi human error. 6.2 Saran Adapun saran yang dapat diajukan dari penelitian ini untuk penelitian kedepannya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menambah faktor kondisi lingkungan fisik seperti bau, warna dinding dan faktor kondisi lingkungan fisik lainnya. 2. Penelitian bisa dilanjutkan dengan membuat software pengolahan lebih lanjut terhadap output game simulasi human error, sehingga pengolahan lanjutan output game simulasi tidak hanya terbatas pada Test of Between dan Multivariate Test. 7. Daftar Pustaka Bates, B. (2003). “Game Developer's Market Guide”, Premier Press. Clark, D dan Arnseth. (2006). Game and elearning, Sunderland: Caspian Learning. www.caspianlearning.co.uk Fatchullah, M. (2008). “Pengembangan Rancang Bangun Simulator Permainan Edukasi Sebagai Media Pembelajaran untuk Permasalahan Penataan Kontainer pada Container Yard”. Tugas Akhir S1, Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Fauzi, L.S. (2008). “Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Emosi”. uthfis.wordpress.com. Gore, B dan K. Corker. (2001). “Human error Modeling Predictions: Increasing

Occupational Safety Using Human Performance Modeling Tools”. San Jose State University. Khoswanto, H; F. Pasila dan W.E Cahyadi. (2003). “Sistem Pengaturan AC Otomatis”. Jurnal Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Kroemer, KHE; Kroemer, HB; Kroemer-Elbert, KE (1994): Ergonomics How To Design For Ease And Efficiency, Prentice Hall, Englewood. Nakata, T dan A. Simo. (2003). “ Human Operational Errors in a Virtual Driver Simulation”. Digital Human Research Center, Tokyo, Japan Padmanaba, R. (2006).“Pengaruh Penerangan Dalam Ruang Terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior”. Tugas Akhir S1, Jurusan Desain Interior, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Reason, J. (1990), Human error. Cambridge university Press. Suhardi. (2008). Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi Industri. Prosiding. Seminar Nasional ergonomi. Sutalaksana, IZ; Anggawisastra, R; Tjakraatmadja, JH. (1979). Teknik Tata Cara Kerja, ITB, Bandung. Tjitro, B dan S. Jerry. (2004). “Perbaikan Alat Bantu Kerja dengan Pendekatan Ergonomi dan Keselamtan Kerja Di PT. Karya Mulia Indah Sidoarjo”. Tugas Akhir S1, Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya, Surabaya. Wahyuni. (2005). “Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Kantor Perpustakaan, Kearsipan Dan Pengelolaan Data Elektronik Kabupaten Rembang”. Tugas Akhir S1, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Wardhani, A.K; S. Wignjosoebroto; F.I. Kurniawan dan A.Dwi. (2004). “ Perancangan Ulang Sistem Kerja Pada Pintu Lintasan Kereta Api Untuk Meminimasi Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas”. Prosiding. Seminar Nasional ergonomi. Wood, D. dan E. Harger. (2003). “Reducing Human error In Simulation In General

13

Motors”. Proceedings of the 2003 Winter suimulation Conference. www.3.bp.Blogspot.com/website, diakses pada tanggal 8 Maret 2009. www.Wikipedia.com/mikrokontroller, diakses pada tanggal 1 Maret 2009. Zyda, M. (2006). Educating the Next Generation of Game Developers, IEEE Computer Society. diakses tanggal 15 September 2008.

14