guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa ...

15 downloads 3642 Views 1MB Size Report
“Pengaruh cara belajar siswa dan gaya mengajar guru terhadap prestasi ... senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR

GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh: ARNES ANANDITA K7407166

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user

i

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR

GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh: ARNES ANANDITA K7407166

SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd

Anton Subarno, S.Pd, M.Pd

NIP 19630406 198903 2 001

NIP 19751223 200701 1 002

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari

:

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Dra. C. Dyah.SI, M.Pd

Sekretaris

: Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si

Anggota I

: Dra. Patni Ningharjanti, M.Pd

Anggota II

: Anton Subarno, S.Pd, M.Pd

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 196600727 198702 1 001 commit to user

iv

…………………. …………………. …………………. ………………….

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Arnes Anandita. PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi; Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. (2) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011; (3) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dengan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling, sebanyak sebanyak 85 siswa atau 60% dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode angket yang didukung metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda. Dengan hasil persamaan garis linier ganda Ŷ =31,345 + 0,651 X1 + 0,215 X2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel atau commit to user 3,588 > 1,676 dengan taraf signifikansi 5%. (2) Ada pengaruh yang signifikan v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel atau 2,625 > 1,676 pada taraf signifikansi 5%. (3) Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel atau 12,488 > 3,191 pada taraf signifikansi 5%. Sumbangan relatif cara belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 62,14% dan sumbangan relatif keterampilan mengajar guru (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 37,86%. Untuk sumbangan efektif cara belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 21,27% dan gaya mengajar guru (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 12,96%.

commit to user

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Arnes Anandita. THE INFLUENCE OF THE STUDENT LEARNING STYLE AND THE TEACHER’S TEACHING SKILL TO THE LEARNING ACHIEVEMENT ON ARCHIVES SUBJECT AT TWELFTH GRADE STUDENTS OF OFFICE ADMINISTRATION IN BATIK 2 SURAKARTA VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, February 2011. The purpose of this study is to determine: (1) whether there is a significant influence of learning style toward the student learning achievement on Archiving subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. (2) there is a significant influence of teacher's teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. (3) there is a significant influence of learning style with teacher' teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. This study used quantitative research approach with quantitative descriptive method. The population is twelfth grade students of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. The sampling technique used in this study is proportional random sampling technique of 85 people or 60% from population. Data collection techniques is to use a questionnaire method in supporting documentation method.. Analysis data used in this study I technique of multiple linear regression analysis. With result is a double linear equation Y = 31.345 + 0.651 X1 + 0.215 X2. Based on the results of the study, it can be concluded that: (1) There is a significant influence of learning skill toward the student learning achievement on Archiving subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. It is shown by tobs.> ttable or 3.588 > 1.676 with a significance level of 5%. (2) There is a significant influence of commit to user

vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

teacher's teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. It is shown by tobs.> ttable or 2.625> 1.676 at significance level of 5%. (3) There is a significant influence of learning style with teacher' teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. It is shown by Fobs. > Ftable or 12.488> 3.191 at significance level of 5%. Relative contribution of learning students (X1) to the academic achievement of Archiving subject (Y) equal to 62.14% and the relative contribution of teacher's teaching skill (X2) to the academic achievement of Archiving subject (Y) equal to 37.86%. For the effective contribution of student learning style (X1) to the academic achievement of Archiving subject (Y) equal to 21.27% and teacher's teaching style (X2) to the academic achievement of Archiving subject (Y) equal to 12.96.

commit to user

viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO Seorang guru menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati, membentuk masa depan. Seorang guru berpengaruh selamanya, tanpa tahu kapan berakhirnya. ( Henry Adam)

Membaca menjadikan seseorang berisi, berunding menjadikan dia siap dan menulis menjadikan ia saksama. (Robert Bridges)

Semua orang berusaha untuk melakukan sesuatu yang besar tanpa menyadari bahwa hidup ini tersusun dari hal-hal yang kecil. (Frank. A. Clark)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari Sesuatu urusan), Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah : 7-8 )

commit to user

ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur ke hadirat Allah SWT, akupersembahkan karya ini teruntuk: Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Adik-adikku tersayang, Ardian Sukmana dan Arlinia Wiliasti yang membanggakan. Seseorang yang selalu ada dihati dan selalu menyemangatiku. Rekan-rekan PAP 2007 Almamater commit to user

x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh cara belajar siswa dan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan ministrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis, penulis mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin menyusun skripsi. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi. 4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi. 5. Dra. Patni Ningharjanti, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Anton Subarno, S.Pd M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. commit to user

xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti. 8. Drs. Yusuf selaku kepala sekolah SMK Batik 2 Surakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SMK Batik 2 Surakarta. 9. Daryani, S.Pd selaku guru mata pelajaran Kesekretarisan SMK Batik 2 Surakarta yang telah membantu dalam perijinan dan pengumpulan data. 10. Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Terimakasih selalu menyebut namaku dalam setiap do’a, atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran yang diberikan selama ini. 11. Adik-adikku tersayang, Ardian Sukmana dan Arlinia Wiliasti yang membanggakan, Terima kasih atas senyum kalian dalam setiap perjumpaan. 12. Lentera Jiwaku, atas segala dukungan, kesabaran dan do’anya yang memberiku semangat dalam setiap langkah yang kujalani ^^ I’m Sure.. We Can Do It.. :D 13. Sahabatku Ika Ratna, Anggun, Dyah terimakasih atas dukungan dan motivasi yang tiada henti untukku. Ratna Sartika… kakakku yang selalu ada untukku, mendengar keluh kesahku dan selalu memberi solusi untukku. Kakak-kakakku Vivin, Kemi, Sari, Rika dan Lilis terimakasih atas bimbingannya. Ady Catur, terimakasih selalu mendengarkan curhatku (on the Road Show, wkwkwk :p ). Pakdhe Mamat, Om Adin, Jarot dan Ahyar atas kebersamaan dan senyum kalian selama ini. ^^ 14. Hendrick, Ipunk dan Sister…. Sahabatku saat aku pertama kali mengenal kuliah. Terimakasih teman, ^^ 15. Seluruh teman-teman PAP ’07 ( Khususnya Kelas A ^^ ) ...Niken, Restina, Anggri, Elin, Yunita, Ambar, Ari Tama, Putra, Hafit, Bunga, Mpiit, Nea, Doni, Supri, Toto, Gesang, Inaya, Novy, Novianti, Wiwid, Divia, Anin, Risma, Iud, Tika, Aulia, Rumining, Della, Surati, Kristin, Tisna, Liya, Ita, dan teman teman yang lain yang belum kesebut. Terimakasih atas kerjasama dan kekompakannya. commit to user

xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

16. Teman-teman Pengurus Lab. Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan motivasi. Terimakasih atas kebersamaannya. 17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengatahuan.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

commit to user

xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv HALAMAN ABSTRAK......................................................................... v HALAMAN MOTTO ............................................................................. ix HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. x KATA PENGANTAR ............................................................................ xi DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 5 C. Pembatasan Masalah…………………………………………... 6 D. Perumusan Masalah…………………………………………… 6 E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 7 F. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 8 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 9 A. Tinjauan Pustaka…………………………………………… 9 1. Tinjauan tentang Proses Belajar Mengajar Mengajar .….10 2. Tinjauan tentang Cara Belajar Siswa……………………15 3. Tinjauan tentang Gaya Mengajar Guru……………….…17 4. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Siswa…………….…. 42 B. Kerangka Berpikir..……………………………….…….……51 C. Hipotesis……………………………………………….…… 53 commit to user

xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 54 A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 54 B. Populasi dan Sampel…………………………………………55 C. Teknik Pengumpulan Data..………………………………... 56 D. Rancangan Penelitian………………………………………...63 E. Teknik Analisis Data……………………………………….. 63 BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. . 68 A. Deskripsi Data ……………………………………………… 68 1. Variabel cara belajar siswa……..…..…………………. 68 2. Variabel gaya mengajar guru.……..…………………… 69 3. Variabel Prestasi Belajar Siswa………………………….69 B. Pengujian Prasyaratan Analisis…………………………….. 69 1. Uji Normalitas………………………………………….. 69 2. Uji Linearitas…………………………………………… 70 3. Uji Multikolinearitas …………………………………... 70 4. Uji Autokorelasi………………………………………... 70 C. Pengujian Hipotesis……………………………….………….71 1. Analisis Data………………………………….………….71 2. Penafsiran Pengujian Hipotesis……………….………….72 3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis………………..………..73 D. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………….….74 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. .. 78 A. Simpulan…………………………………………….………..78 B. Implikasi……………………………………………….……..78 C. Saran ………………………………………………….………79 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..83 LAMPIRAN ............................................................................................ ...85

commit to user

xv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 54

commit to user

xvi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matriks Spesifikasi Data................................................................................ 83 Lampiran 2 Surat Pengantar Angket ................................................................................. 85 Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Angket ............................................................................. 86 Lampiran 4 Hasil Try Out Cara Belajar Siswa ................................................................. 91 Lampiran 5 Hasil Try Out Gaya Mengajar Guru .............................................................. 92 Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Cara Belajar Siswa ......................................................... 94 Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Cara Belajar Siswa ...................................................... 96 Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Gaya Mengajar Guru ...................................................... 98 Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Gaya Mengajar Guru ................................................. 101 Lampiran 10 Tabulasi Data Variabel Cara Belajar Siswa ............................................... 103 Lampiran 11 Tabulasi Data Variabel Gaya Mengajar Guru ............................................ 105 Lampiran 12 Tabulasi Data Variabel Prestasi Belajar Siswa ......................................... 109 Lampiran 13 Deskripsi Data ............................................................................................ 111 Lampiran 14 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 115 Lampiran 15 Hasil Uji Linearitas X1 Terhadap Y ........................................................... 116 Lampiran 16 Hasil Uji Linearitas X2 Terhadap Y ........................................................... 117 Lampiran 17 Regresi Linear Ganda ............................................................................... 118 Lampiran 18 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 118 Lampiran 19 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 118 Lampiran 20 Hasil Uji F .................................................................................................. 119 Lampiran 21 Hasil Uji t ................................................................................................... 119 Lampiran 22 Hasil Uji r. ..................................................................................................... Lampiran 23 Sumbangan Relatif XI dan X2 terhadap Y………………..…………….....121 Sumbangan Efektif XI dan X2 terhadap Y……………..……………….....121 Lampiran 24Tabel Durbin Watson Test……………………………………….………....121 Lampiran 25 Tabel t ……………………………………………………………………..122 Lampiran 26 Tabel F……………………………………………………………………..123 Lampiran 27 Tabel r ……………………………………………………………………..125 commit Lampiran 28 Daftar Nilai Siswa Kelas XI to APuser SMK Murni 2 Ska…………….................126

xvii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Lampiran 29 Jadwal Penyusunan skripsi…………………………………………….......134 Lampiran 30 Surat Ijin Pembimbing…………………………………………………….135 Lampiran 31 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari PD I FKIP UNS..................................... 136 Lampiran 32 Surat Permohonan Riset dari PD III ........................................................... 137 Lampiran 33 Surat Permohonan Riset kepada Dekan FKIP UNS ................................... 138 Lampiran 34 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Pembimbing .......................................... 139 Lampiran 35 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................................140

commit to user

xviii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembangunan. Berbicara masalah pembangunan pastilah tidak akan lepas pada sumber daya manusia yang merupakan unsur terpenting dalam pembangunan. Oleh karena itu pembangunan sumber daya manusia haruslah diprioritaskan. Salah satu langkah untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya, yakni melalui pendidikan agar ia menjadi manusia purna. Dengan pendidikan manusia dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk membantu pelaksanaan pembangunan. Pemerintah telah berusaha keras untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan lebih menigkatkan mutu pendidikan nasional. Langkah kongkrit dari pemerintah republik indonesia adalah disusunnya undang – undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional, ditanyakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangann potensi siswa didik agar menjadi peserta didik yang beriman, bertakwa pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional tersebut diatas dapat dicapai dengan tiga macam pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang terjadi di sekolah, commit pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi to user didalam keluarga dan pendidikan non formal adalah pendidikan yang terjadi dilingkungan

1

2 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

masyarakat misalnya LPK dan kursus - kursus. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pendidikan yang berlangsung disekolah, mengingat bahwa pendidikan formal merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Sampai saat ini, sekolah tetap dianggap sebagai lembaga pendidikan utama yang berfungsi sebagai pusat pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan

di

keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pendidikan yang diperoleh di sekolah diharapkan dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok, dari pada prinsipnya berhasil tidaknya siswa dipengaruhi oleh kegiatan tersebut. Karena masyarakat pada umumnya, siswa dan guru pada khususnya selalu menginginkan prestasi belajar yang baik, oleh karena itu mereka harus mengetahui bagaimana prestasi belajar yang baik itu dapat diperoleh, bagaimana prosesnya dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tercapainya prestasi belajar yang optimal. Proses belajar siswa merupakan rangkaian kegiatan yang menyangkut banyak faktor dan situasi sekitarnya. Oleh karena itu dalam pendidikan disekolah pun wajar bila misalnya tingkat kecerdasan, cara belajar mengajar, dan minat belajar yang berbeda pada setiap siswa, sehingga akan mengahasilkan prestasi yang berbeda. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dalam diri siswa adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar, karena siswalah yang menjadi subyek utama sekaligus menjadi sasaran dalam proses belajar yang berlangsung. Faktor internal yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa salah satunya adalah cara belajar. Seorang siswa hendaknya menyadari kemampuannya karena ia akan dapat menentukan apa yang terbaik baginya, terutama cara belajarnya. Cara belajar dari seorang siswa berpengaruh besar terhadap prestasi belajar yang akan dicapainya. Slameto (2003:4) mengemukakan bahwa “faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai, tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik”. Jadi jelas bahwa cara belajar yang baik akan

commit to user

menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya buruknya cara belajar merupakan salah satu

3 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan misalnya nilai rapor merah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian, maupun naik kelas dengan nilai yang pas – passan. Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar secara kontinyu untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam usaha meraih prestasi belajar yang tinggi, misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, cara mengahadapi ujian dan pola belajar mereka. Kemampuan seorang siswa pastilah berbeda satu sama lain, sehingga setiap siswa akan mempunyai perbedaan dengan siswa yang lainnya baik mengenai cara belajarnya, prestasi belajarnya dan lain – lain. Dengan mengetahui kemampuan sendiri maka siswa tersebut dapat menentukan cara belajar yang paling efektif dan efisien untuk dapat mencapai hasil yang maximal seperti yang diharapkan. Disamping cara belajar, prestasi belajar seorang siswa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri siswa, salah satunya adalah keterampilan mengajar guru. Dalam proses belajar mengajar, kegiatan yang dilakukan oleh siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan keterampilan mengajar. Selain disesuaikan dengan cara belajar siswa, keterampilan mengajar guru juga harus disesuaikan dengan materi pelajaran sehingga dapat mempermudah siswa untuk menerima dan memahami materi yang diberikan serta mempertinggi efektifitas belajar. Tercapai tidaknya tujuan proses belajar mengajar banyak tergantung pada komunikasi antara guru dan siswa, maka seorang guru perlu menggunakan keterampilan mengajar untuk mempermudah proses komunikasi tersebut. Guru yang bijaksana akan menyadari perbedaan yang dimiliki oleh siswanya dan menerima sifat dan corak kepribadian serta watak yang berbeda dengan penuh pengertian. Tentu saja dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus menggunakan flexibilitas sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan maximal. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran kearsipan sendiri bila dilihat dari nilai yang diperoleh siswa sudah cukup baik, namun hal ini bisa lebih ditingkatkan lagi apabila ditunjang oleh penerapan cara belajar siswa yang tepat.

commit to user

4 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Dengan mengetahui cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan pada saat ia mengajar dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan menggunakan berbagai keterampilan mengajar sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik dan mudah. Karena setiap guru mempunyai gaya mengajar sendiri, berbeda satu sama lain, sehingga tidak dapat menilai “baik” atau “tidak baik” sebelum kita mengenal pola mengajarnya terlebih dahulu. Mungkin guru akan mudah mengajar siswa – siswa tertentu dan menemui kesukaran dalam menghadapi siswa – siswa lain.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang prestasi belajar siswa ditinjau dari faktor yang mempengaruhinya yaitu, cara belajar siswa, dan gaya mengajar guru. Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti menetapkan judul sebagai berikut : “PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KESEKRETARISAN PADA SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas akan muncul berbagai masalah. Menurut Iskandar (2008: 163) “identifikasi masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang masalah”. Tetapi untuk lebih mendalami tentang masalah tersebut, maka peneliti memilih beberapa saja faktor yang penting, yang berkaitan dengan variable yang akan diteliti. Dari berbagai masalah itu dapat diidentifikasikan masalah apa yang perlu dikemukakan. Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Cara belajar siswa yang kurang tepat akan mempengaruhi rendahnya prestasi belajar yang diraihnya. 2. Kesadaran siswa akan kemampuan yang dimilikinya akan mempengaruhi rendahnya prestasi belajar yang diraihnya. 3. Adanya

perbedaan

karakter

dan

kepribadian

pada

masing-masing

siswa

mengakibatkan masing-masing siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda pula sehingga prestasi belajarnyapun akan berbeda.

commit to user

5 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4. Kurangnya pengetahuan guru tentang keterampilan mengajar yang baik akan mempengaruhi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa. 5. Kurangnya keterampilan guru dalam mengajar akan mempengaruhi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa.

C.

Pembatasan masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam (Iskandar, 2008: 165). Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian dibatasi pada cara belajar siswa, gaya mengajar guru dan prestasi belajar mata pelajaran kesekretarisan siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut: 1. Cara belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam usaha belajarnya secara berulang kali dan teratur. Cara belajar setiap siswa berbeda, ada yang teratur ada yang tidak teratur baik tempat dan waktunya. 2. Keterampilan mengajar guru dalam penelitian ini meliputi sikap, tingkah laku, cara atau teknik mengajar guru pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar. 3. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang berupa pengetahuan dan ketrampilan yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang diberikan oleh guru dalam bentuk nilai.

D.

Perumusan masalah

Iskandar (2008: 166) menyatakan bahwa “ Rumusan masalah merupakan uraian dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”. Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan padat. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik

commit to user

2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?

6 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kesekretarisan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dengan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kesekretarisan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

E.

Tujuan penelitian

Iskandar (2008: 167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa, pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

2.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

3.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dengan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI Administrasi Perkantoran siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian. Secara teoritis adalah untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan yang berhubungan dengan cara belajar siswa, keterampilan mengajar guru dan prestasi belajar siswa. b. Memberi sumbangan pemikiran karena hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam memacu prestasi belajar siswa.

commit to user

7 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

c. Untuk mengembangkan teori-teori dari Ilmu Kependidikan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 2. a.

Manfaat Praktis

Memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi para praktisi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, sekaligus menerapkan ilmu yang telah penulis terima selama mengikuti perkuliahan di Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

b.

Sebagai pertimbangan guru untuk memilih keterampilan mengajar yang tepat serta menyesuaikan karakteristik siswa maupun materi pelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c.

Agar siswa mempunyai pedoman dalam belajar yang berlandaskan cara belajar yang tepat untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

d. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang sejenis untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka Dalam proses belajar mengajar pada mata diklat Kearsipan kelas XII Administrasi Perkantoran di SMK Batik 2 Surakarta yang paling menonjol adalah kebanyakan siswa kurang mengenali potensi diri yang dimilikinya, sedangkan seorang siswa hendaknya menyadari kemampuannya karena ia akan dapat menentukan apa yang terbaik baginya, terutama cara belajarnya. Cara belajar dari seorang siswa berpengaruh besar terhadap prestasi belajar yang akan dicapainya. Dalam proses belajar mengajar di SMK Batik 2 Surakarta khususnya pada saat pembelajaran mata diklat kearsipan kelas XII Administrasi Perkantoran, kegiatan yang dilakukan oleh siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip keterampilan mengajar. Dengan mengetahui cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik dan mudah. Dari paparan diatas, maka tinjauan pustaka merupakan langkah selanjutnya untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan sebagai landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian, landasan teori merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang akan dikaji. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:58) “Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan itulah yang biasa dekenal dengan mengkaji bahan pustaka atau biasa diangkat dengan istilah kajian pustaka”. Penyusunan landasan teori tidak akan produktif, apabila tidak bahan yang digunakan tidak cukup banyak. Karena itu perlu dibaca terlebih dahulu sumber-sumbar yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang akan dikaji. Dengan memandang pentingnya landasan teori bagi penelitian, maka penelliti telah melakukan tugas kepustakaan guna mencari bahan teori yang memuat keterangan tentang abstrak dari variabel yang sesuai dengan masalah yang sedang peneliti lakukan. 1. Tinjauan Tentang Proses Belajar Mengajar

commit to user

8

perpustakaan.uns.ac.id

9 digilib.uns.ac.id

Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar, karena bila ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya. Agar memperoleh hasil maximal maka proses belajar mengajar harus di lakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik. Di dalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subyek belajar di tuntut adanya kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi, untuk menunjang keefektifan dan keefisienan proes belajar tersebut. Siswa sebagai subyek belajar mempunyai karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologi. Mengenai fisiologis adalah bagai mana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologinya adalah minatnya, tingkat kecerdasannya, motivasinya dan sebagainya. Hal ini semua sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dan juga hasil atau prestasi belajar yang di capai siswa. a. Pengertian Belajar

Menurut W. S Winkel (2000: 53), “Belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap”. Dari pendapat tersebut tampak bahwa belajar sesungguhnya dapat dicapai melalui proses yang bersifat aktif sehingga menghasilkan perubahan. Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13) mengatakan “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi seseorang. Belajar menurut Sardiman A. M (2001: 20) “upaya perubahan tingkah laku, penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2000:

28) bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah “ Proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Apabila kita membicarakan tentang belajar maka kita berbicara commit bagaimana mengubah tingkah laku seseorang”. to user

perpustakaan.uns.ac.id

10 digilib.uns.ac.id

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu secara sadar dan aktif sehingga menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan/kecakapan) yang dilakukan karena

adanya pengalaman dan latihan dalam waktu yang relatif lama. b.

Ciri Belajar Beberapa ciri yang membedakan belajar dari kematangan, pertumbuhan atau

insting. Menurut Muhibbin Syah (2006: 116-118) menjelaskan ciri khas perilaku belajar yaitu: 1.

Perubahan Intensional Karakteristikini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya.

2.

Perubahan Positif dan Aktif Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnay sesuatu yang baru (seperti pemahaman sesuatu dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa ayang telah ada sebelumnya. Perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

3.

Perubahan Efektif dan Fungsional Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan terebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan

Dari uraian mengenai ciri belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar ditandai dengan adanya kesadaran oleh siswa akan adanya perubahan dalam dirinya, yang bersifat baik dan karena usaha siswa itu sendiri dan memiliki manfaat dan dapat dimanfaatkan. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Dalam usaha menyiapkan situasi belajar yang efisien, perlu diketahui

commit to user faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar itu. Sebenarnya terlalu banyak faktor

11 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

yang dapat diketahui yang mempengaruhi proses belajar. Muhibbin Syah (2006: 132-139), mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) a. Aspek pisiologis yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya. b. Aspek psikologis yaitu tingkat kecerdasan/inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motifasi siswa. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) a. Lingkungan sosial yaitu lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman disekolah, lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa. b. Lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3. Faktor pendekatan belajar (appoach to learning) Segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar (PBM), dapat dilihat dari partisipasi dan keaktifan siswa dalam PBM itu sendiri. Serta lingkungan sosial yang ada, terutama peran dari guru yang mengajarnya. d. Pengertian Mengajar Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan mengajar. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Beberapa definisi mengajar adalah sebagai berikut :

Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, “mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner)”, yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar. Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu : commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

12 digilib.uns.ac.id

1. Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. 2. Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. 3. Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Sedangkan Oemar Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai : 1. Menyampaikan pengetahuan kepada siswa, 2. Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, 3. Usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, 4. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa, 5. Kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, 6. Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan “mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah : 1. Mengajar merupakan suatu kegiatan atau tindakan guru untuk mengatur kegiatan belajar siswa. 2. Mengajar adalah suatu proses dengan memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas

3. Mengajar merupakan tindakan guru yang bertalian erat dengan belajar yang dilakukan murid, yaitu terjadi dalam suatu interaksi, misalnya memberikan commit user kepada siswa. stimulus, bimbingan pengarahan, dan to dorongan

13 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4. Mengajar itu bertujuan bukan hanya menyangkut perubahan pada diri murid, tetapi hendaknya juga pada diri guru. Mengajar bukan semata-mata menyampaikan mata pelajaran agar anak menyerap bahan pelajaran saja, akan tetapi mereka harus pula memahaminya dan sedapat mungkin sanggup menggunakannya dalam situasi apapun. selain itu sebagai akibat dari pengajaran hendaknya siswa terangsang untuk mengadakan penyelidikan dan memperluas pengetahuannya dengan sendirinya, tanpa paksaan. Seorang guru harus menguasai bahan pelajaran serta senantiasa memperlihatkan semakin meluasnya perkembangan zaman. Guru hendaknya mengenal lingkungan, dapat menyesuaikan berbagai gaya mengajar dengan bahan yang dipelajarinya, dapat menciptakan berbagai alat peraga dan kreatif memikirkan macam-macam kegiatan untuk mempertinggi efisiensi belajar. 2. Tinjauan Tentang Cara Belajar Setiap

siswa

mempunyai

cara

belajar

sendiri-sendiri

sesuai

dengan

karakteristiknya sehingga cara belajar bersifat individual, tidak dapat disamakan antara siswa satu dengan siswa lain.

a. Pengertian cara belajar Masih cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak memiliki jadwal), belajar sambil menonton TV atau mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja. Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto (2002:14) mengemukakan bahwa “faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik”. Sehingga dapat dikatakan bahwa cara belajar merupakan suatu cara bagaimana

commit to user

siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,

14 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar. b. Pengembangan cara belajar Syaiful untuk

Bahri

Djamarah

(2000: 10)

mengemukakan

cara

mengembangkan cara belajar yang baik adalah : 1. Keteraturan belajar Pokok pangkal yang pertama adalah keteraturan, terutama bahan pelajaran yang baru diberikan guru pada hari itu hendaknya langsung dibaca pada hari itu juga sehingga benar-benar dapat dipahami. Dengan pikiran yang teratur ilmu itu lebih mudah dipahami. 2. Disiplin Dengan disiplin yang baik dalam usaha belajar dam menenepati apa yang telah direncanakan akan menciptakan kemauan dan kemampuan belajar secara teratur dan merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik. 3. Konsentrasi Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi dalam belajar berarti memusatkan pikiran terhadap suatu mata pelajaran tertentu. 4. Pengaturan waktu Pengaturan waktu ini diperlukan agar siswa yang belajar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sendiri sebelumnya. Dengan membuat jadwal dalam belajar dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya serta teratur, maka siswa akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

c. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diiyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar siswa tersebut. Menurut Suryabrata ( 2002 : 33 ) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah : 1. Faktor dari dalam diri siswa commit meliputi to : user

15 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

a. Faktor psikis, yaitu : IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan, minat dan kondisi akibat sosiokultural. b. Faktor fisiologis dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Keadaan jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. 2) Keadaan fungsi-fungi fisiologis tertentu. 1. Faktor dari luar diri siswa meliputi : a. Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa. b. Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu istem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa. c. Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, lingkungan. d. Indikator Cara Belajar Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator yang digunakan dalam membahas tentang cara belajar siswa adalah: 1) Keteraturan belajar mata pelajaran kesekretarisan. 2) Disiplin yang baik dalam usaha belajar mata pelajaran kesekretarisan. 3) Konsentrasi, yakni pemusatan pikiran terhadap pikiran terhadap mata pelajaran kesekretarisan. 4) Pengaturan waktu yang tepat.

3. Tinjauan Tentang Keterampilan Mengajar Guru

Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangat penting untruk menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping seorang guru harus menguasai sumbstansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan menurut Reber dalam Muhibin Syah (2005 : 119) “keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu”. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

16 digilib.uns.ac.id

Dari uraian diatas, yang dimaksud keterampilan adalah kemampuan yang dikuasai oleh sesorang yang menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu kegiatan sehingga hasil yang diharapkan tercapai. Sardiman A.M (2004:52) berpendapat bahwa “ menurut umum, memang mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa atau anak didik. Sedangkan mengajar menurut Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan “mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Jadi yang dimaksud mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah kemampuan atau kecakapan guru dalam membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri dalam proses kegiatan belajar mengajar. Suatu kegiatan terkadang menimbulkan kebosanan termasuk juga dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa akan merasa bosan apabila guru dalam memberikan materi pelajaran tidak menggunakan gaya mengajar yang baik dan monoton. Untuk menghindari kebosanan maka perlu diadakan variasi gaya mengajar oleh guru. Tetapi variasi gaya mengajar oleh guru harus dilakukan dengan hati-hati agar berhasil dengan baik dan berguna untuk menarik perhatian, minat dan semangat siswa dalam belajar. Uzer Usman (2010:74) mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan bertanya. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Keterampilan memberi penguatan. Keterampilan mengadakan variasi. Keterampilan menjelaskan. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Keterampilan mengelola kelas. commit to user Keterampilan mengajar perseorangan.

17 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Udin Syaifudin Saud (2008 : 55) mengemukakan komponen-komponen dari variasi gaya mengajar sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan menjelaskan. Keterampilan bertanya. Keterampilan memberi penguatan. Keterampilan menggunakan media pembelajaran. Keterampilan membimbing kelompok kecil. Keterampilan mengelola kelas. Keterampilan mengadakan variasi. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil. Keterangan dari komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi gaya mengajar sebagai berikut : 1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian usaha tersebut akan memberikan efek positif bagi kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dimaksudkan untuk menciptakan suasana mental siswa agar terpusat pada hal-hal yang dipelajarinya. a. Tujuan keterampilan membuka pelajaran, yaitu untuk : 1) membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya. 2)

Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Membantu siswa agar mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan. 4) Membantu

siswa

agar

mengetahui

hubungan

antara

pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan di pelajari atau yang belum dikenalnya. b. Komponen-komponen dalam keterampilan membuka pelajaran, yaitu : 1) Menarik perhatian siswa, diantara dengan cara : a) Melakukan variasi dalam mengajar. b) Menggunakan alat bantu mengajar. c) Menggunakan variasi dalam pola interaksi. 2) Memotivasi siswa, diantara dengan cara :

commit to a) Menimbulkan kehangatan danuser keantusiasan.

18 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

b) Menimbulkan rasa ingin tahu. c) Mengemukakam ide yang bertentangan. d) Memperhatikan minat siswa. 3) Memberi acuan, diantaranya dengan cara : a) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas. b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan. c) Menyarankan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam kegiatan pembelajaran. d) Membuat kaitan, diantaranya dengan cara menghubungkan minat, pengalaman, dan hal-hal yang dikenal oleh siswa ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran. Berbeda dari keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran. a. Tujuan keterampilan menutup pelajaran, yaitu untuk : 1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran. 2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan siswa. 3) Membantu

siswa

agar

mengetahui

hubungan

antara

pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru saja dipelajarinya. b. Komponen keterampilan menutup pelajaran , yaitu : 1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran atau membuat ringkasan. 2) Mengevaluasi, dengan cara : a) Mendemonstrasikan keterampilan. b) Mengaplikasikan ide baru. c) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri. d) Memberi soal-soal lisan maupun tulisan. e) Mengadakan pengayaan, tugas mandiri, maupun tugas terstruktur. Prinsip-prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran, yaitu : a.

Bermakna Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya di hindarkan.

b.

commit to user

Berurutan dan berkesinambungan

19 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan atau merangkum kembali pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh. Perwujudan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini memerlikan adanya suatu susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa, ada kaitan logis antara satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat disusun rantai kognisi yang jelas dan tepat. Jadi tujuan pokok dalam membuka pelajaran adalah untuk menyiapkan mental siswa agar siap memasuki mata pelajaran yang dibahas. Sedangkan menutup pelajaran biasanya guru merangkum materi pelajaran atau membuat garis besar dari mata pelajaran yang diajarkan sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang isi pelajaran, juga guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang isi materi pelajaran atau memberi tugas rumah kepada siswa. 2. Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan dalam pelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya antar sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan cirri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seorang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. 1. Tujuan keterampilan menjelaskan, yaitu : a.

Membimbing murid memahami materi yang dipelajari

b.

Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah

c.

Untuk

memberikan

balikan

kepada

murid

mengenai

tingkat

pemahamannyadan untuk mengatai kesalahpahaman mereka. d.

Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

e.

Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.

2. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan, yaitu : a.

commit to user

Komponen merencanakan

20 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan. 1) Isi pesan (materi) meliputi : a) Analisis masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk mengidentifikasi unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam penjelasan tersebut. b) Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan tersebut. c) Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. 2) Penerima pesan Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang, sosial, dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas.

b.

Penyajian suatu penjelasan Penyajian

suatu

penjelaan

dapat

ditingkatkan

hasilnya

dengan

memperhatikn hal-hal sebagai berikut. 1) Kejelasan Penjelasan hendaknya diberikan dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa dan menghundari penggunaan ucapan-ucapan dan istilah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh siswa. 2) Penggunaan contoh dan ilustrasi Dalam

memberikan

penjelasan

sebaiknya

menggunakan

contoh-contoh yang ada hubungannya denganj sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. 3) Pemberian tekanan Dalam memberikan penjelasan, guru haru mengarahkan perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi

commit to user

yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau

21 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

isyarat lisan, seperti “yang terpenting”, “perhatikan baik-baik konsep ini” atau “perhatikan yang ini agak susah” 4) Penggunakan balikan Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidak mengertiannya ketikan penjelasan itu diberikan. Berdasarkan balikan itu, guru perlu menyesuaikan dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, member contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang penting. Balikan tentang sikap siswa dapat dijaring bersamaan dengan pertanyaan yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahaman mereka. 3. Prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan, yaitu : a. Penjelasan dapat diberikan pada awal, di tengah, ataupun di akhir jam pertemuan (pelajaran), tergantung pada keperluannya. Penjelasan itu dapat juga diselingi dengan tujuan pembelajaran. b. Penjelasan haru relevan dengan tujuan pembelajaran. c. Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa ataupun yang direncanakan oleh guru sebelumnya. d. Materi penjelasan haru bermakna bagi siswa e. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa. Jadi kesimpulannya, keterampilan menjelaskan merupakan penyajian informasi secara lisan untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa didalam kelas. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 188 ) dalam kaitannya dengan penyajian informasi secara lisan, mengemukakan bahwa “ suara guru dapat bervariasi berintonasi, nada, volume, dan kecepatan.” Sehingga dapat dikatakan bahwa guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dinggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak dan didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian. 3. Keterampilan bertanya

commit to user

22 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Bertanya merupakan setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi kegiatanbelajar siswa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh sebab itu seorang guru hendaklah berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilan bertanya. a. Tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa, yaitu : 1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan. 2) Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang sedang dibahas. 3) Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa dalam belajar. 4) Mengembangkan cara belajar siswa aktif 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi. 6) Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi. 7) Menguji dan mengukur hasil diskusi b. Komponen-komponen keterampilan bertanya, yaitu : 1) Keterampilan bertanya tingkat dasar a) penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya. b) pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan berupa pernyataan yang berisi informasi yang releven dengan jawaban yang diharapkan dari sisiwa. c) pemindahan giliran. Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena jawaban belum benar atau belum memadai. Untuk itu guru dapat menggunakan tehnik pemindahan giliran. Mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, kemudian memilih salah seorang siswa untuk menjawab, dengan menunjuk siswa itu. d) penyebaran. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan secara acak, ia hendaknya berusaha agar siswa dapat memberikan giliran secara merata.

commit to user

23 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

e) pemberian waktu berfikir.

Setelah mengajukan pertanyaan kepada

seluruh siswa, guru perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 189 ) mengemukakan bahwa “pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan

beberapa

pertanyaan

yang

pertanyaan,

lebih

tinggi

untuk

mengubahnya

tingkatannya

setelah

menjadi keadaan

memungkinkan.” Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian waktu ini bertujuan

agar

siswa

memakai

waktu

diberikan

guru

untuk

mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap. f) Pemberian tuntunan. Bila seorang siswa memberikan jawaban salah atau tidak dapat memberikan jawaban, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu, agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. 2) Keterampilan bertanya tingkat lanjutan a) Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Dalam mengajukan pertanyaan guru hendaknya berusaha mengubah tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling rendah yaitu : evaluasi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesa. b) Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari yang sifatnya lebih rendah kearah lebih tinggi dan kopleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa. c) Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. d) Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa terlihat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranan sebagai penannya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Dan jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkan kembali pada siswa lainnya.

commit to user

3) Prinsip-prinsip keterampilan bertanya, yaitu :

24 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

a) Kehangatan dan antusias Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap, baik pada waktu mengajukanpertanyaan maupun ketika menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekpresi, wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan adanya tindakan kehangatan dan keantusiasan. b) Kebiasaan yang perlu dihindari 1) Jangan

mengulang-ulang

pertanyaan apabila

siswa tak mampu

menjawabnya. 2) Jangan mengulang-ulang jawaban siswa 3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum memperoleh kesempatan untuk menjawabnya. 4) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena guru tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah. 5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukkan pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kepada seluruh siswa, baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawab. 6) Pertanyaan ganda. Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Jadi keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode apapun, tujuan pengajaran apapun yang ingin dicapai dan bagaimana keadaan siswa yang dihadapi,maka bertanya kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Karena pertanyaan yang diajukan kepada siswa agar berpengaruh tidaklah mudah. Sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif mendegarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab

commit to user

pertanyaan mengemukakan pendapat.

25 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

4. Keterampilan Memberi Penguatan Penguatan adalah respon dapat

terhadap

suatu

tingkah

laku

yang

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

a. Tujuan keterampilan memberi penguatan, yaitu : 1) Meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran 2) Meningkatkan motivasi belajar siswa 3) Memudahkan siswa untuk belajar 4) Mengeliminir tingkah laku siswa yang negatif. b.

Komponen-komponen keterampilan penguatan, yaitu : 1) Penguatan verbal Penguatan verbal biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainnya. Misal : “pintar sekali”, “bagus”, “betul”, “seratus buat Arnes”. 2) Penguatan non verbal Penguatan ini meliputi beberapa hal, seperti : a) Penguatan berupa mimik dan badan, misalnya : acungan jempol, senyuman, kerut kening, wajah cerah. b) Penguatan dengan cara mendekati, misanya :

duduk dekat siswa,

berdiri di samping siswa, berjalan di sisi siswa. c) Pengaturan dengan kegiatan menyenangkan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan. Misanya, apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dia dapat diminta untuk membantu teman lainya. d) Penguatan berupa symbol dan benda,misalnya kartu bergambar lecana, bintang dari plastik. e) Penguatan yang penuh, yang diberikan apabila siswa memberi jawabannya sebagian yang benar. Dalam hal ini guru tidak boleh langsung

menyalahkan

siswa,

tetapi

sebaiknya

memberikan

penguatan tak penuh, misalnya : “ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih dapat disempurnakan”, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak selurunya salah, dan ia mendapatkan dorongan untuk menyempurnakannya. c.

Prinsip-prinsip keterampilan penguatan, yaitu :

commit to user 1) Kehangatan dan antusias

26 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2) Kebermaknaan 3) Menghindari respon yang negative 4) Penguatan pada perorangan 5) Penguatan pada kelompok siswa 6) Penguatan yang diberikan dengan segera 7) Penguatan yang diberikan secara variatif. Jadi pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan perbuatan baik. Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu menurut penulis ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain: a.

Hangat dan Antusias Guru dalam memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas dan enak didengar.

b. Bermakna Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa dengan senang hati. c. Hindari Penggunaan Penguatan Negatif Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi,penampilan dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak kontraversial,karena itu sebaiknya dihindari banyak akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi frustasi, pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan,dan peristiwa akan terulang kembali.

commit to user

27 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

d. Penggunaan Bervariasi Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata-kata “bagus” akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas, kemudian kelompok kecil, akhirnya keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan. 5. Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. a. Tujuan keterampilan media pembelajaran, yaitu : 1)

Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbalistis

2)

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan adanya indera

3)

Memperlancar jalannya proses pembelajaran

4)

Menimbulkan kegairahan belajar

5)

Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan

6)

Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 153- 154) mengemukakan bahwa secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang tepat menurut karakteristik bahan. 2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar. 3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknoligi, karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu. 4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.

b. Komponen-komponen keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu: 1)

Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapat didengarkan oleh siswa, seperti radio.

2)

Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran

to user yang mempunyai sifat dapatcommit dilihat oleh siswa, seperti peta.

28 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3)

Media audio visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa,seperti televisi edukasi.

c. Prinsip-prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu : 1)

Tepat guna, artinya media pembelajarn yang digunakan sesuai dengan kompeteni dasar

2)

Bedaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siwa

3)

Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap aktif siswa dalam belajar.

d.

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Media pembelajaran pada umumnya berfungsi sebagai alat perantara bagi guru kepada murid atau anak didik. Media ini digunakan agar anak didik merasa lebih nyaman dan tertarik dalam mengikutikegiatan pembelajaran. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 154) bahwa “media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan, berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada pesera didik sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan itu”. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 154) mengungkapkan bahwa secara umum media berfungsi sebagai: 1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif 2) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar 3) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme 4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik 5) Mempertingi mutu belajar mengajar. Dalam garis besarnya menurut Levie dan Lentz dalam Azhar Arsyad (2006: 16) mengungkapkan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: 1) Fungsi Atensi Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2) Fungsi Afektif

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

29 digilib.uns.ac.id

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengubah emosi dan sikap siswa. 3) Fungsi Kognitif Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi Kompensatoris Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingantnya kembali. Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa setiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan berbicara.ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara lebih dulu, kemudian menulis dipapan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit. Dengan varisi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 190) mengemukakan mengemukakan komponen dalam variasi penggunaan media, sebagai berikut : 1)

Variasi media pandangan. Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film, TV, gambar grafik, model, demontrasi dan lain-lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki keuntungan : a) Membantu secara kongkret konsep berfikir, dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat. b) Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi. c) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan madiri anak didik. d) Mengembanhkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya dalam film. commit user e) Memberi pengalaman yang to tidak mudah dicapai oleh alat yang lain.

30 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2)

f) Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar. Variasi media dengar. Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas, suara guru adalah alat utama dalam berkomunikasi, dan ini tidak pernah disinggung. Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling pergantian atau kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Contohnya adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman drama, yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.

3)

Variasi media taktil. Pengguanaan media taktil memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memenipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil“. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara individu atau kelompok kecil. Contohnya, dalam mata pelajaran kesekretarisan dapat mengisi buku agenda surat.

Sehingga dapat dikatakan bahwa variasi gaya mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen – komponen variasi gaya mengajar harus dikuasai guru guna menggairahkan belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu pertemuan kelas. 6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, menagmbil keputusan, memecahkan suatu masalah. Jadi, pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siwa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif. a. Tujuan keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu : a. Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka. b. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi. c. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. b. Komponen-komponen keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, :

commit to user

yaitu

31 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. 2) Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat. 3) Menganalisis pandangan atau pendapat siswa. 4) Meningkatkan usulan siswa. 5) Menyebarluaskan kesempatan berpatisipasi. 6) Menutup dikusi. c. Prinsip-prinsip keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu : 1) Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpatisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima, dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk mengenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat. 2) Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi : a) Topik yang akan dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan siswa. b) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks bukan jawaban tunggal. c) Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama. d) Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator sehingga

mampu

memberikan

penjelasan

dan

mengerjakan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa. 7. Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. a. Tujuan keterampilan mengelola kelas, yaitu : 1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunnya yang sesuai tujuan pembelajaran. 2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran. 3) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran

commit to user

yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id

32 digilib.uns.ac.id

4) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif. b. Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, yaitu : 1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal ( bersifat preventif ). Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran, sehingga berjalan secara optimal, efisiaen dan efektif. 2) Keterampilan yang berhubungan dengan hubungan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengendalikan kondisi belajar yang optimal. c. Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas, yaitu : 1) Memodifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laki siswa yang mengalami masalah dan memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. 2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara : memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara semangat siswa, dana mengenai konflik yang timbul. 3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliruyang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patutan tingkah laku tersebut serta erusaha untuk menemukan pemecahannya. Sedangkan menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain ( 2002 : 207-209 ) mengemukakan bahwa untuk memperkecil gangguan dalam pengelolaan kelas, maka penting bagi guru untuk mengetahui hal-hal seperti berikut ini : a)

Hangat dan antusias Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mpengimplementasikan pengelolaan kelas.

b)

Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi munculnya tingkah laku yang menyimpang. commit to user

33 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

c)

Bervariasi Penggunaan media atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi dengan penggunaan yang bervariasi, akan efektif dalam menghindari kejenuhan siswa.

d)

Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tdak adanya perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

e)

Penekanan pada hal-hal yang positif Penekanan pada hal-hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proes belajar mengajar.

f)

Penanaman disiplin diri Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan

mengenai pengendalian diri dan

pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru

menciptakan

dan

memelihara

kondisi

belajar

yang

optimal

dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang termasuk kedalam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik serta mengendalikannya dalam suasana

commit to user

yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal

34 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. 8.

Keterampilan Mengadakan Variasi Kehidupan akan lebih menarik jika penuh dengan variasi. Begitu juga dalam kegiatan belajar-mengajar. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan mengadakan variasi ini dapat juga dipakai untuk penggunaan keterampilan

bertanya

member

penguatan,

menjelaskan

sebagainnya.

a. Tujuan keterampilan mengadakan variasi, yaitu : 1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran.

2) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih cukup hidup dan lingkungan belajar dengan lebih baik.

b. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi, yaitu : 1) Variasi dalam gaya mengajar, yang meliputi pengguanakan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak, gerakan badan dan mimik, serta pergantian posisi guru di dalam kelas.

2) Variasi dalam penggunaan media pembelajaran, meliputi : media yang dapat dilihat, media yang dapat didengar, media yang dapat diraba, serta media yang dapat didengar, dilihat dan diraba.

3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh siswa.

c. Prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi, yaitu : 1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Pengguanaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan. Sedangkan pemakainan yang berlebihan akan menimbulkan kebingungan dan dapat mengganggu proses belajar mengajar.

2) Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.

3) Variasi harus direncanakan secara secara baik dan secara eksplisit commit to user dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

35 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Jadi variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks interaksi belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Pemberian variasi dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai perubahan pengajaran dari yang satu dengan yang lain disinilah pentingnya seorang guru menguasai berbagai metode dalam mengajar sebab dengan menggunakan berbagai metode dalam mengajar akan membangkitkan gairah belajar siswa. Misalnya saja seorang guru diawal mata pelajaran menggunakan metode ceramah kemudian diselingi dengan metode tanya jawab mau tak mau siswa akan mempunyai keseriusan dalam memperhatikan pelajaran. 9. Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil. a. Tujuan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu : Tujuan keterampilan mengajar perorangan

1) Memberikan rasa tanggungjawab yang lebih besar kepada siswa. 2) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa. 3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih kreatif. 4) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan

siswa,

maupun antara siswa dengan siswa. b. Komponen-komponen keterampilan mengajar perorangan dan kelompok

kecil,

yaitu : 1) Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan pengembangan progam / kurikulum. Guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan progam dan kebutuhan siswa, serta mampu melaksanakan rencana tersebut. Dengan demikian guru dituntut mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkah disiplin siswa. Berdasarkan analisis tersebut, guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri dalam belajar. 2) Keterampilan mengorganisasi

commit to user

36 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Selama kegiatan pembelajaran perorangan/kelompok kecil berlangsung, guru berperan sebagai organisator. Guru bertugas dan memonitor kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. 3) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi Salah satu ciri dalam pengajaran perorangan / kelompok kecil ialah terjadinya hubungan yang sehatdan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Hal ini akan terjadi apabila guru dapat menciptakan suasana yang terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan pendapatnaya. Di samping itu, siswa mempunyai keyakinan bahwa guru akan selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapatnya dan bersedia membantu apabila diperlukan. 4) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar Mengajar perorangan atau kelompok kecil berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus terampil dalam membantu siswa agar mudah belajar dan tidak mengalami patah semangat. c. Prinsip prinsip keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu : 1. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar perorangan, yaitu : a) Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat. b) Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, seperti : modul, paket belajar, atau dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru sendiri. c)

Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan.

2. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar kelompok kecil, yaitu : a) Mengajar di dalam kelompok kecil yang bercirikan :

b)

1)

Memiliki keanggotaan yang jelas.

2)

Terdapat kesadaran kelompok.

3)

Memiliki tujuan bersama.

4)

Saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan.

5)

Ada interaksi dan komunitas antar anggota.

6)

Ada tindakan bersama. Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positif, apabila

syarat-syarat kelompok dipenuhi, yaitu :

commit to user

1) Terjadi hubungan yang akrab diantara sesama anggota.

37 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2) Terjadi hubungan yang erat dan kompak diantara anggota kelompok. 3) Para anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. 4) Para anggota kelompok memiliki rasa kebersamaan yang kuat. c)

Pedoman pelaksanaan 1) Pembentuk kelompok yang meliputi : (a) Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 5-7 orang dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota, maka semakin berkurang efektifitas dan aktifitas belajar setiap anggota. (b) Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman, dan prestasi belajar. 2) Perencanaan tugas kelompok Tugas yang dimaksud dapat bersifat parallel maupun komplementer 3) Persiapan dan perencanaan Guru perlu menyiapkan dan merencanakan pengaturan tempat, ruang, alat, sumber belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok.

d) Pelaksanaan, yang meliputi beberapa hal berikut. a) Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal, untuk memberikan informasi umum kepada semua siswa. b) Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk melaksanakan tugas di tempat yang teredia. c) Guru melakukan supervisi dan mengikuti perkembangan proses pembelajaran dalam kelompok. Jadi yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil di sini adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.

d.

Indikator gaya mengajar guru. Berdasarkan uraian di atas, maka indikator yang digunakan dalam membahas keterampilan mengajar guru adalah sebagai berikut: 1)

Guru terampil dalam membuka dan menutup pelajaran

2)

Guru terampil dalam menjelaskan materi pembelajaran

3)

Guru terampil dan kreatif dalam bertanya

4)

Guru terampil memberi penguatan

commit to user

38 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

5)

Guru terampil dalam menggunakan media pembelajaran

6)

Guru terampil dalam membimbing kelompok kecil

7)

Guru terampil dalam mengelola kelas

8)

Guru terampil dalam mengadakan variasi.

9)

Guru terampil dalam mengajar perorangan dan kelompok kecil

4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Tujuan belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan belajar akan dikatakan berhasil apabila sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang maksimal tersebut dikatakan sebagai sebuah prestasi. Dalam kegiatan belajar tidak semua siswa mempunyai prestasi yang sama. Ada siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan prestasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

a. Pengertian Prestasi Belajar Tujuan belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan belajar akan dikatakan berhasil apabila sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang maksimal tersebut dikatakan sebagai sebuah prestasi. Prestasi belajar merupakan hasil yang hendak di capai setelah siswa mengalami proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar tidak semua siswa mempunyai prestasi yang sama. Ada siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang, dan rendah. Seorang siswa akan merasa bangga dan senang apabila prestasi belajarnya baik.

Kaitannya dengan aktivitas belajar, HM. Faried Nasution (2001 : 39) mendefinisikan prestasi belajar sebagai berikut “Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru”. Prestasi belajar akan selalu digunakan sebagai wujud hasil seseorang dalam memeperoleh kepuasan pada tingkat dan jenis tertentu terutama prestasi yang dicapai. Bentuk konkret prestasi yang dimiliki dengan nilai rapor yang diberikan kepada siswa setiap akhir program belajar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

39 digilib.uns.ac.id

Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengemukakan, ”Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Prestasi belajar juga berarti hasil yang telah dicapai seseorang setelah melaksanakan serangkaian kegiatan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang diberikan oleh guru dalam

suatu periode tertentu. Prestasi Belajar inilah yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa. Dengan mengetahui prestasi belajar seorang siswa secara keseluruhan maka dapat diketahui kemampuan siswa pada bidang yang disukai sehingga guru dapat mengembangkan proses belajar siswa secara berkelanjutan dan progresif. Prestasi tidak akan pernah berhasil selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataannya untuk mendapakan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Setiap orang melakukan suatu aktivitas untuk mencapai tujuan

tertentu, pada akhirnya mereka ingin mengetahui hasil yang dicapainya. Hasil dari aktivitas yang dilakukan tersebut dinamakan prestasi. b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam membantu siswa mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut pendapat Ngalim Purwanto (2002: 102) dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Faktor Individual Faktor yang ada organisme itu sendiri, meliputi : a. kematangan atau pertumbuhan b. kecerdasan atau intelejensi c. latihan dan ulangan d. motivasi e. sifat-sifat pribadi seseorang 2. Faktor Sosial

tomeliputi user : Faktor yang ada di luarcommit individu,

40 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

a. keadaan keluarga b. guru dan cara mengajar c. alat-alat pelajaran d. motivasi sosial Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Faktor Individual a. Kematangan atau pertumbuhan Dalam belajar, faktor kematangan atau pertumbuhan perlu diperhatikan. Anak dapat menguasai sesuatu bila anak tersebut sudah cukup matang atau pertumbuhannya telah sampai untuk menerimanya. Mangajarkan sesuatu kepada anak akan menjadi sia-sia jika anak tersebut belum cukup matang untuk menerimanya. b. Kecerdasan atau intelegensi Kecerdasan atau intelejensi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai siswa. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai selain faktor kematangan adalah faktor kecerdasan yang dimiliki. Walaupun anak sama-sama telah matang untuk belajar namun prestasi yang dicapai akan berbeda bila anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Dengan adanya perbedaan kecerdasan pada anak maka prestasi belajar setiap anak akan berbeda-beda. Dengan demikian kecerdasan atau intelejensi mempunyai pengaruh dalam menentukan prestasi yang akan dicapai.

c. Latihan dan ulangan Belajar memerlukan adanya latihan dan ulangan. Latihan dan ulangan sangat diperlukan untuk menambah pengalaman, sehingga anak akan lebih menguasai materi pelajaran. Tanpa adanya latihan dan ulangan materi yang yang diberikan kepada siswa akan mudah lupa. Dengan banyak latihan, siswa akan menemukan permasalahan yang baru dan sulit sehingga akan berusaha keras menyelesaikannya. Keberhasilan anak dalam menyelesaikan permasalahan baru tersebut akan semakin memacu anak untuk semakin giat belajar. d. Motivasi Motivasi merupakan salah satu penentu tinggi rendahnya prestasi yang akan dicapai. Motivasi merupakan daya penggerak atau dorongan yang ada pada

commit to user

individu untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan. Motif

41 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

berasal dari kebutuhan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa dapat mendorong lebih kuat untuk belajar. Dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai cita-cita atau tujuan maka siswa akan semakin terpacu untuk belajar. e. Sifat pribadi seseorang Sifat pribadi yang dimiliki oleh seseorang akan berpengaruh terhadap prestasi yang dicapai dalam belajar. Setiap orang tidak akan memiliki sifat pribadi yang sama. Setiap orang memiliki sifat masing-masing yang berbeda. Perbedaan sifat pribadi setiap orang itulah yang membuat perbedaan prestasi yang akan dicapai. Siswa yang mempunyai sifat tekun dan mau berusaha keras akan belajar dengan rajin. Dengan rajin belajar, siswa tersebut akan memperoleh prestasi yang maksimal.

2. Faktor Sosial a. Keadaan keluarga Keadaan keluarga setiap orang tidak sama. Keadaan keluarga yang berbeda-beda menjadikan prestasi yang dicapai juga berbeda. Keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi terhadap anaknya akan selalu mendorong anaknya untuk belajar. Dengan demikian anak akan semakin terrmotivasi untuk belajar. Keadaan kelaurga yang demikian akan membuat sang anak selalu berusaha untuk mencapai prestasi yang tinggi. b. Guru dan cara mengajar Peran guru dalam proses belajar mengajar cukup besar. Guru merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru juga merupakan panutan bagi siswanya. Kemampuan yang dimiliki guru dan cara mengajar yang digunakan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Cara mengajar yang baik akan membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga terpacu untuk belajar. c. Alat-alat pelajaran

commit to user

42 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Keberhasilan dalam belajar juga harus didukung oleh tersedianya alat-alat pelajaran. Tersedianya alat-alat pelajaran sangat membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Dengan adanya alat-alat pelajaran dan didukung oleh kemampuan guru untuk menggunakannya akan mempercepat pemahaman dan penguasaan terhadap materi pelajaran. d. Motivasi sosial Motivasi merupakan daya pendorong yang dapat menggerakkan seseorang untuk mencapai tujuan. Dalam belajar motivasi sosial juga turut berperan untuk memperoleh prestasi yang maksimal. Motivasi sosial akan ikut mendorong siswa sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar.

c. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia, karena manusia selalu butuh akan pengakuan dan sekaligus sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dirinya. Bagi siswa di sekolah prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang dipelajarinya. Prestasi juga berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan dan kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya. Adapun fungsi utama dan kegunaan dari prestasi belajar menurut Zainal Arifin (2001: 3) adalah: 1. Prestasi sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik 2. Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu 3. Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan 5. Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. d. Cara mengukur prestasi belajar Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (2006: 141) bahwa “evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Sedangkan menurut Tardif dalam Muhibbin Syah (2006: 141) menyebutkan “evaluasi berarti proses penelitian untuk menggambarkan prestasi yang

commit to user

dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan”.

perpustakaan.uns.ac.id

43 digilib.uns.ac.id

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa evaluasi adalah proses penilaian untuk menggambarkan prestasi belajar siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang berencana dan berkesinambungan. Sedangkan Oemar Hamalik (2001: 159) mendefinisikan “Evaluasi belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedang prestasi belajar itu merupakan indikator dan adanya derajad perubahan tingkah laku siswa”. Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi belajar merupakan suatu proses penilaian untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang berencana dan berkesinambungan. Tujuan dari penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Selain itu untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, mendiagnosis kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong siswa belajar dan mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik. Mengenai sistem penilaian dalam evaluasi belajar umumnya ada dua macam, sebagaimana diungkapkan oleh Nana Sudjana (2001:7), “Sistem penilaian hasil belajar pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau dua sistem, yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).” Penilaian Acuan Norma merupakan penilaian yang mengacu pada rata-rata kelompoknya. Norma yang digunakan dalam sistem ini untuk menentukan derajad prestasi siswa dengan cara membandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya. Dengan demikian akan diperoleh tiga kategori yaitu di atas rata-rata kelas, di sekitar rata-rata kelas, dan di bawah rata-rata kelas. Sedangkan Penilaian Acuan Patokan merupakan penilaian yang mengacu pada tujuan instruksional yang harus dikuasai siswa. Derajad keberhasilan siswa didasarkan pada tujuanto yang seharusnya dicapai. commit user

44 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

e. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Kearsipan Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Batik 2 Surakarta berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kejuruan Nasional memiliki tiga program pendidikan yaitu Program Normatif, Progaram Adapatif, dan Program Produktif. Program Normatif mencakup mata pelajaran kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Program Adapatif mencakup mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPS, IPA, Kewirausahaan, dan Ketrampilan Komputer. Program Produktif hanya memilki satu kompetensi yaitu Administrasi Kantor. Program Administrasi Perkantoran kantor memiliki satu kompetensi utama yaitu mengelola administrasi kantor yang terdiri dari enam kompetensi yaitu : Mengurus Tata Usaha Kepegawaian, Menyelenggarakan Tata Usaha Perlengkapan, Melaksanakan Tata Usaha Keuangan, Melakukan Penataan Ruang Kantor, Melakukan Komunikasi secara Internal dan Eksternal, serta Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor. Sehingga mata pelajaran Kearsipan merupakan implementasi dalam kompetensi Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor. Mata pelajaran kearsipan memiliki 153 jam pembelajaran efektif per tahun, setiap jam pelajaran sama dengan 45 menit. Alokasi pembelajaran dalam mata pelajaran produktif minimum 70% . Materi pembelajaran Kearsipan Program Keahlian Administrasi Perkantoran tingkat XII di SMK Batik 2 Surakarta berdasarkan Rekomendasi dari Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN) meliputi kompetensi dari sisi pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor memiliki 3 sub kompetensi anatara lain: (1) penerapan pengetahuan kearsipan, (2) menyimpan dan menemukan kembali surat dan dokumen, (3) melakukan pengearsipan surat dan dokumen kantor. f. Penilaian Mata Pelajaran Kearsipan Oemar Hamalik (2001: 159) mengatakan bahwa hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Saifuddin Anwar (2000: 9)

commit to user

menjelaskan bahwa seorang guru dan tenaga pengajar haruslah mengeathui dasar-dasar

45 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

penyusunan tes prestasi belajar yang baik agar dapat memperoleh hasil ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Sekolah menggunakan rapor pada akhir periode tentang kelakuan, kerajinan dan kepandaian murid-murid. Dalam mata diklat kearsipan, prestasi yang dicapai siswa dalam penguasaan kompetensi-kompetensi teori dan praktek diukur dengan memberikan penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini disebabkan karena tidak hanya pengetahuan tentang materi saja yang diukur, tetapi juga ketrampilan yang dinilai. Di SMK Batik 2 Surakarta nilai rapor diperoleh dari perhitungan nilai ulangan setiap sub kompetensi mata pelajaran yang dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah ulangan yang dilakukan atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

NA= nilai ulangan subkompetensi ke-1 +nilai ulangan subkompetensi ke-2+ dst... n

atau NA = rata-rata dari nilai subkompetensi. Keterangan: NA= nilai akhir / nilai rapor n = ulangan per sub kompetensi (pedoman penilaian kurikulum SMK Batik 2 Surakarta) Berdasarkan uraian di atas, maka yang dapat dijadikan sebagai indikator prestasi belajar adalah nilai rapor mata diklat kearsipan pada semester ganjil.

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian yang terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan. 1.

Penelitian yang dilakukan oleh Oka Neny Riandari (2009) yang berjudul “Pengaruh Cara Belajar Akuntansi dan Minat Belajar Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Semester Genap Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan cara belajar akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X semester genap program keahlian akuntansi SMK YPKK 2 Sleman tahun ajaran 2008/2009 dengan thitung lebih besar

commit to user

dari ttabel (4,814>1,99) pada taraf signifikansi 5%. Persamaan dari penelitian

46 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar. 2.

Penelitian yang dilakukan oleh Dian Purwira Sari (2008) yang berjudul “Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan Disiplin Guru terhadap Prestasi Belajar Komputer Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Negeri 2 Temanggung Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar komputer siswa kelas XI ilmu pengetahuan sosial di SMA Negeri 2 Temanggung tahun ajaran 2007/2008 dengan thitung lebih besar dari ttabel (19,441>1,97) pada taraf signifikansi 5%. Persamaan dari penelitian relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar. Persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu

adalah variabel-variabel yang digunakan yaitu cara belajar siswa ,keterampilan mengajar guru, dan prestasi belajar. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalahlokasi penelitian

dan

subyek yang diteliti. Penelitian sebelumnya diterapkan pada siswa di yang akan dilakukan di Sleman (2008/2009) dan Temanggung (2007/2008) sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan diterapkan pada siswa SMK Batik 2 Surakarta tahun 2010/2011.

C. Kerangka Berfikir Kerangka berpikir dalam penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual variable – variable penelitian, tentang bagaimana pertautan teori – teori yang berhubungan dengan variabel yang ingin diteliti. 1.

Pengaruh Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Siswa yang ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik hendaknya dapat mengembangkan cara belajar yang baik, karena dengan itu siswa akan lebih mudah menerima, menyerap, dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa yang mempunyai cara belajar yang baik dan dapat mengembangkan cara belajar tersebut diharapkan dapat mencapaiprestasi yang baik sehingga bila dihadapkan pada suatu persoalan tentang materi pelajaran tersebut siswa akan dapat memahami dan menjawab dengan baik. Jadi cara belajar yang diterapkan siswa akan berpengaruh pada

commit to user

prestasi belajar yang akan dicapai.

47 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Keterampilan mengajar guru merupakan hal yang tidak boleh diabaikan bila menginginkan proses belajar berjalan dengan baik. Dengan penggunaan keterampilan mengajar yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan, maka secara otomatis siswa akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang di sampaikan guru. Logikanya semakin tepat keterampilan mengajar guru maka semakin tinggi pula daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran sehingga akan semakin tinggi pretasi belajar yang diraih siswa. Jadi jelas bahwa keterampilan mengajar guru turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. 3. Pengaruh Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Keberhasilan untuk mencapai prestasi belajar merupakan harapan semua pihak, namun demikian dengan melihat kondisi individu siswa yang berbeda-beda maka prestasi belajar yang dicapai siswapun akan berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang secara garis besar di kelompokkan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu (intern) itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar individu (ekstern). Salah satu faktor intern adalah cara belajar dan salah satu faktor ekstern adalah keterampilan mengajar guru. Faktor cara belajar sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Dengan cara belajar yang baik maka kegiatan belajarpun menjadi lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya menuju tercapainya prestasi belajar yang baik. Selain cara belajar, prestasi belajar juga di pengaruhi oleh keterampilan mengajar yang digunakan guru. Keterampilan mengajar guru harus tepat dan sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar sehingga diharapkan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Semakin tepat guru menggunakan keterampilan mengajar maka akan semakin lancar proses mengajarnya. Selanjutnya hal ini akan mempermudah siswa dalam menerima materi yang di ajarkan guru yang akhirnya akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang baik. Dalam penelitian ini, beberapa faktor di atas akan dijadikan sebagai variabel X 1 yaitu cara belajar siswa dan variabel X2 yaitu keterampilan mengajar guru yang akan mempengaruhi variabel Y yaitu prestasi belajar siswa, sehingga dapat digambarkan secara skematis kerangka pemikiran sebagai berikut:

commit to user

48 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Cara belajar siswa ( X1)

Prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y)

Keterampilan mengajar guru (X2)

Gambar 1.1 : Kerangka Berfikir

D.

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang dapat dibuktikan dan masih harus dibuktikan kebenarannya.. Hipotesis dari penelitian ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubung – hubungkan sejumlah bukti empiris. Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berfikir, dapat disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. 2. Ada pengaruh yang signifikan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. 3. Ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran diperlukan tata cara atau prosedur tertentu. Sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu ditentukan terlebih dahulu metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam menentukan metodologi dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah tujuan yang diinginkan. Menurut Noeng Muhajir (2000: 3), “metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan metode yang digunakan”. Sedangkan menurut H.B Sutopo (2002: 5) mengemukakan “Metodologi penelitian adalah sekedar alat teknis, sehingga bisa digunakan dengan memilih mana yang di pandang baik dan berusaha menggabungkannya, yang bila dipikirkan secar para paradigmatik tentu saja tidak dapat dipertanggung jawabkan”. Dari pengertian metodologi diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah suatu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang metode-metode atau cara-cara yang tepat dan dan harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian untuk tujuan penelitian. A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Batik 2 Surakarta. Alasan peneliti memilih mengadakan penelitian di SMK Batik 2 Surakarta adalah : a. Tersedia data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. b. Terdapat masalah yang perlu dicarikan penyelesaiannya. c. Berdasarkan pra observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa cara belajar siswa masih belum terarah, dan keterampilan guru dalam mengajar masih monoton. d. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam pengumpulan data yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

commit to user

49

50 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

e. Di SMK Batik 2 Surakarta belum pernah ada penelitian dengan permasalahan yang sama. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan terhitung mulai bulan Juli 2010 sampai bulan Desember 2010, Adapun jenis kegiatan yang di lakukan terbagi menjadi dua tahap, yakni persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap persiapan penelitan meliputi tahap pelaksanaan

pengajuan penelitian

masalah

sampai

dimulai

penyusunan

dari

angket.

pengumpulan

data

Sedangkan sampai

penyusunan laporan penelitian. ( Tabel terlampir )

B.

Penetapan Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Populasi menurut Singarimbun dalam Iskandar (2008: 68) ”populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit – unit analisis yang

memilki

ciri



ciri

yang

akan

di

duga”.

Sedangkan

Suharsimi Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Adapun yang ditetapkan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 tahun diklat 2010/2011 yang berjumlah 95 siswa.

2.

Sampel

Jumlah populasi dalam suatu penelitian biasanya sangatlah besar, untuk itu perlu diambil sebagian dari seluruh jumlah pupolasi yang ada agar mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. Hal tersebut biasa disebut dengan sampel. Sampel merupakan wakil dari populasi yang akan diteliti. Suharsimi Arikunto (2006: 131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sugiono (2005: 81) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Untuk memperoleh sampel yang representatif diperlukan cara atau teknik pengambilan sampel yang biasa disebut dengan teknik sampling. Suharsimi Arikunto (2006: 133) mengemukakan bahwa “Cara mengambil sampel disebut dengan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling.” Sedangkan Sutrisno Hadi (2001: 75) mengemukakan “Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel.” Pengambilan sampel dalam suatu penelitian memerlukan adanya suatu teknik

commit to user peneltian ini di uji dengan teknik agar diperoleh sampel yang representatif. Dalam

perpustakaan.uns.ac.id

51 digilib.uns.ac.id

proposional untuk menentukan banyaknya sampel dan teknik random sampling di uji untuk menentukan banyaknya sampel yang diambil. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1.

Teknik Proporsional Sampling Teknik Proporsional Sampling adalah sampel yang terdiri dari sub-sub sampel yang pertimbanganya mengikuti pertimbangan sub-sub populasi yang artinya adalah bahwa besarnya sampel ditentukan atau tergantung besar kecilnya dari tiap sub populasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2001 : 75). Proporsional sampling biasanya digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata/ sampel wilayah untuk memperoleh sampel yang sesuai dengan wilayah masing-masingnya. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional sampling karena ingin mengetahui jumlah sampel yang akan diambil. Dalam pengambilan sampel dengan mempertimbangkan proporsi atau pertimbangan

jumlah sampel

secara proporsi jumlah siswa di setiap kelas XII SMK Batik 2 Surakarta. 2.

Teknik Random Sampling Teknik pengambilan sampel ini menggunakan cara pengambilan sampel secara random atau acak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2001: 75) yang menyatakan “Teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang mana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Selanjutnya cara-cara yang digunakan untuk random sampling dapat dilakukan dengan: a. Cara undian : Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan undian jika cara ini dilakukan terhadap semua individu dalam populasi maka teknik ini disebut unsestricted random sampling/random sampling tak bersyarat akan tetapi sangat sulit untuk melakukan cara ini jika jumlah subyek dalam populasi sangat banyak/ jika kita belum mengetahui secara pasti semua individu dalam polulasi. b. Cara Ordinal : Cara ini dilakukan dengan mengambil subyek dari atas ke bawah. Ini dilakukan dengan mengambil meraka yang bernomor Nomor kelipatanganjil genap, nomor kelipatan angka ttiga dan sebagainya tergantung ketentuan yang dibuat oleh peneliti. c. Cara randomisasi dari tabel bilangan random : Tabel bilangan ini pada umumnya

commit to user terdapat pada buku-buku statistic. Cara ini banyak digunakan oleh para peneliti.

52 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Hal ini karena selain prosedurnya sangat sederhana, kemungkinan penyelewengan juga dapat dihindari. Randomisasi dapat dikenakan pada subyek/individu dalam populasi. Sehubungan dengan pengambilan sampel representatif seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (2004: 100) : “Untuk pedoman umum saja populasi dikatakan bahwa bila populasi cukup homogeny terhadap populasi dibawah 100, maka dapat dipergunakan sampel sebesar sebesar 50%, dan diatas 1000 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi”.

Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah dibawah 100 yaitu 95 siswa. Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 60% dari jumlah siswa kelas XII SMK Batik 2 Surakarta . 3. Teknik Pengambilan Sampel

Iskandar (2008: 69) menyatakan bahwa “Teknik sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut sampel”. Ada beberapa teknik pengambilan sampel, tapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling acak (random sampling). Yang dimaksud dengan sampling acak adalah pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi yang memungkinkan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian, dengan cara rendomisasi atau dengan cara melalui undian. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling dengan cara undian, yang artinya dari masing-masing kelas atas dasar proporsi diambil sejumlah siswa sebagai sampel secara acak tanpa pandang bulu, sehingga masing-masing siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Proporsional sampling dalam penelitian ini digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata / sampel wilayah untuk memperoleh sampel yang sesuai dengan wilayah masing-masingnya. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional sampling karena ingin mengetahui jumlah sampel yang akan diambil. Dalam

pengambilan

sampel

dengan mempertimbangkan commit to user

proporsi

atau

53 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pertimbangan jumlah sampel secara proporsi jumlah siswa di setiap kelas XII SMK Batik 2 Surakarta. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengambil sampel sebagai berikut : Kelas XII AP 1 : 47 orang siswa = 60% x 42 = 25 siswa Kelas XII AP 2 : 48 orang siswa = 60% x 43 = 26 siswa Jumlah = 51 siswa

C. Teknik Pengumpulan Data Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat digunakan, tetapi tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode angket atau kuesioner dan metode dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dapat penulis uraikan tentang angket atau kuesioner dan dokumentasi. 1. Metode Angket atau Kuesioner a. Pengertian Angket Suharsimi Arikunto (2006: 151)

menyatakan “angket adalah sejumlah

pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui”. Sedangkan Iqbal Hasan (2003: 82) menjelaskan “angket adalah daftar pertanyaan yang diserahkan kepada responden”. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengumpulan data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan jalan mengedarkan pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal yang diketahui secara tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dan jawabanya diberikan secara tertulis. b. Jenis-Jenis Angket Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) mengemukakan bahwa angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang yang digunakan, yaitu: 1) Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada: a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada: a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. commit to user b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

54 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3) Dipandang dari bentuknya, maka ada: a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. b) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek (√ ) Pada kolom yang sesuai. d) Rating-scala ( skala bertingkat ), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya dimulai dari setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Dipandang dari cara menjawabnya dalam penelitian ini digunakan angket jenis tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan bila dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan rating-scale (skala bertingkat). Alasannya dapat memberikan beberapa alternative jawaban kepada responden sehingga dapat memilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan pendapatnya. c.

Alasan Penggunaan Angket Alasan digunakanya angket sebagai alat atau instrument pengumpulan data, bahwa

angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 2006: 153) yaitu: 1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti 2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden 3) Dapat dijawab responden menurut kecepatanya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden. 4) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. d. Langkah-Langkah Menyusun Angket Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: a)

Menetapkan tujuan pembuatan angket Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru dihubungkan dengan prestasi beajar siswa.

b)

Menentukan aspek-aspek yang akan diukur Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun, perlu dibuat suatu matriks yang disebut matrik spesifikasi data. Matrik ini merupakan penjabaran dari aspek-aspek yang akan diukur untuk memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam angket. Isi dari matriks ini harus sesuai dan mengarah pada

commit to user

masalah dan tujuan penelitian. Adapun isi dari matriks spesifikasi data ini antara

55 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

lain

batasan

dari

konsep

yang

akan

diteliti,

variabel-variabel

serta

indikator-indikator yang perlu di identifikasi dan diukur. c)

Menyusun petunjuk pengisian angket. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Pernyataan-pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan aspek-aspek yang

tertuang dalam matriks spesifikasi data yang telah disusun. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator dan selanjutnya dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat diukur. Adapun penyusunan pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala bertingkat atau rating-scale dan untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing angket digunakan modifikasi skala likert. Menurut Sugiyono (2001: 87) mengemukakan bentuk skala likert dengan kategori penelitian sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

Alternatif ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 241) sebagai berikut: Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan 5 alternatif, karena responden cenderung memilih alternative yang ada ditengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang dirasakan alternatif pilihannya hanya 4 saja. Alternatif “Sangat setuju” dan “Setuju” ada disisi atau kubu awal (kubu akhir) sedang dua pilihan lain, yaitu “Tidak setuju” dan “Sangat tidak setuju” disisi atau kubu akhir (awal). Dalam hal ini dapa kita pahami karena “Sangat setuju” dan “Setuju” sebenarnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat tidak setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak setuju”. Berdasarkan pendapat di atas, maka setiap instrumen mempunyai 4 alternatif

commit to user

jawaban dari yang sangat positif sampai ke sangat negatif yang dapat berupa kata sangat

56 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Mengenai cara penilaian terhadap angket yang dipakai dalam penilaian ini adalah sebagai berikut: 1) Setiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban. 2) Dalam menjawab pertanyaan, responden mamilih salah satu alternative jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda chek (√ ) pada kolom jawaban yang dipilih. 3) Apabila pertanyaan yang dibuat positif diberikan penilaian sebagai berikut: Jawaban sangat setuju

nilai = 4

Jawaban setuju

nilai = 3

Jawaban tidak setuju

nilai = 2

Jawaban sangat tidak setuju

nilai = 1

4) Apabila pertanyaan yang dibuat negatif diberikan penilaian sebagai berikut: Jawaban sangat setuju

nilai = 1

Jawaban setuju

nilai = 2

Jawaban tidak setuju

nilai = 3

Jawaban sangat tidak setuju

nilai = 4

d)

Membuat surat pengantar

e)

Mengadakan uji coba (try out) Setelah angket disusun, angket tersebut perlu diuji-cobakan untuk mengetahui letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan

responden dalam

menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut. Kemudian untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari hasil try out digunakan alat ukur sebagai berikut: 1)

Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Penelitian ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan formula korelasi Product Moment dari Pearson dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 170) sebagai berikut:

commit to user

57 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

N XY ( X )( Y )

rxy

2

N X2

X N Y2

Y

2

Keterangan: rxy

: koefisien korelasi variabel x dan y

X : jumah skor-skor X Y : jumlah skor-skor Y N

: jumlah responden Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product

moment. Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut valid. 2)

Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpul data. penelitin ini menggunakan rumus alpha. Adapun rumus tersebut menurut Suharsimi Arikunto (2006:180) adalah sebagai berikut:

r11

2

k k 1

b

1

2 t

Keterangan:

r11

= Reabilitas instrumen

k

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 b

2 t

= Jumlah varians butir

= Varians total Hasil r11 dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila hasil

yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut reliabel.

commit to user

58 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

f)

Revisi angket Setelah angket di uji-cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk

g)

revisi.

Memperbanyak angket Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel, diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel angket.

h)

Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan sudah menggunakan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul data yang kemudian dianalisis. 2. Metode Dokumentasi Suharsimi Arikunto (2006: 158) berpendapat bahwa “metode dokumentasi

adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Dalam teknik dokumentasi ini, data yang dikumpulkan adalah data prestasi belajar mata diklat Kesekretarisan berupa dokumen nilai rapot semester akhir yang diperoleh siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta. Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat mengumpulkan data sebagai berikut:

a. Dokumen lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. b. Sumber dokumen adalah data yang lengkap. c. Lebih efisien dan hemat waktu.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel yang akan di teliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan untuk memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel–variabel yang akan diukur dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi uraian commit to user mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan

59 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) berdasarkan indikator–indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan dengan masalah variabel yang diteliti (Iskandar, 2008:61). Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini: 1. Variabel bebas atau independent variable adalah cara belajar siswa (X1) dan keterampilan mengajar guru (X2) 2. Variabel terikat dependent variable adalah prestasi belajar siswa

(Y).

3. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan apabila bertujuan untuk medeskripsikan atau menjelaskan data, peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang.

E. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, kemudian dilakukan analisis data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Analisis a.

Uji Normalitas Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak lain

sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005: 301). Apabila data distribusi normal, berarti data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini sebagai salah satu syarat analisis regresi linear yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis. Langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah dengan menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Duwi Priyatno, 2008:28). b. Uji Linearitas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel

commit to user

bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

60 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1) JK (G)

=

2) JK (TC) = JK (S) – JK (E), dimana: JK (S)

= JK (T) – JK (a) – JK (b/a)

JK (T)

=

JK (a)

=

JK (a/b) = b b

=

3) dkTC

=k−2

4) dk(G)

=n−k

5) RJK (TC) = 6) RJK (G) = 7) Fhit

=

(Sudjana, 2002: 332) Keterangan: JK (G)

= menyatakan Jumlah Kuadrat Galat

JK (TC)

= menyatakan Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

df

=derajat kebebasan (setiap variabel mempunyai derajat berbeda-beda),

untuk TC: k – 2 sedangkan untuk G: n – 2 RJK (TC)

= menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

RJK (G)

= menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Galat

Jika Fhitung < Ftabel maka model linier yang diambil cocok, tetapi bila Fhitung>Ftabel maka model linier yang diambil tidak cocok. c.

Uji multikolinearitas

commit to user

61 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance Inflation pada model regresi. Menurut Santoso dalam Duwi Priyatno (2008: 39) pada umumnya Jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Uji Durbin-Watson (DW test) dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya auto korelasi. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai dari uji DW yang di konsultasikan dengan tabel DW. H0 = tidak ada autokorelasi (r=0) Ha = ada autokorelasi (r≠0) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : 1) Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien auto korelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi. 2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif. 3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4 –dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4) Bila DW teletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 2. Uji Hipotesis a.

Analisis Regresi Linear Ganda Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau

lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya. Bentuk persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut:

commit to user

62 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Y

a

b1 X 1

b2X2

Di mana :

Y

= Prestasi Belajar

a

= Elemen konstanta

b1-b2

= Koefisien regresi

X1

= Cara belajar siswa

X2

= Keterampilan mengajar guru (Duwi Priyatno, 2008: 73)

b.

Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (independen)

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas (dependen). Pada pembahasan ini dilakukan dengan uji ANOVA atau F test dengan menggunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkah pengujianya sebagai berikut: 1) Menentukan rumusan hipotesis antara H 0 dan H a

H 0 : Artinya tidak terdapat pengaruh antara X 1 dan X 2 terhadap Y H a : Artinya terdapat pengaruh antara X 1 dan X 2 terhadap Y 2) Menentukan level significance (

) = 0,05

3) Keputusan.

H 0 diterima jika probabilitas > 0,05 H 0 ditolak jika probabilitas < 0,05 Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada ANOVA di model regresi. c.

Uji t Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Pada

pembahasan ini dilakukan dengan uji t dengan menggunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkah pengujianya adalah sebagai berikut. Pengujian X

terhadap Y.

commit to user

63 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1) Menentukan Hipotesis

H 0 : Artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap Y H a : Artinya terdapat pengaruh X terhadap Y 2) Menentukan level significance (

) = 0,05

3) Keputusan

H 0 Diterima jika probabilitas > 0,05 H 0 Ditolak jika probabilitas < 0,05 Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada kolom coefficient di model regresi. d. Menghitung sumbangan relative dan sumbangan efektif masing-masing prediktor terhadap kriterium ( Y ) Sumbangan relative dan sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap kriterium Y.

1) Menghitung sumbangan relative X 1 dan X 2 terhadap Y dengan rumus.

X1 = X2

b1 x1 y x100% JK ( REG ) b2 x 2 y x100% JK ( REG )

2) Menghitung sumbangan efektif X 1 dan X 2 terhadap Y dengan rumus. Untuk

X1

Untuk

X2

SE % X 1 = SR % X 1 x R 2

SE % X 2 = SR % X 2 x R 2

( Sutrisno Hadi, 2001 : 44-45 ) Keterangan R 2 = SE adalah sumbangan efektif garis regresi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011” terdapat tiga variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Cara belajar siswa, sebagai variabel bebas pertama (X1) 2. Keterampilan mengajar guru, sebagai variabel bebas kedua (X2) 3. Prestasi belajar siswa, sebagai variabel terikat (Y) Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out kepada 10 orang responden diluar sampel. Try out tersebut digunakan untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 7 item soal yang tidak valid, yaitu: 3 item dari variabel cara belajar siswa yaitu nomor 3, 7, dan 17 (Lampiran 6 ). Sedangkan 4 item dari variabel keterampilan mengajar guru yaitu nomor 29, 31, 39, dan 47 (Lampiran 8 ). Ketujuh item tersebut tidak digunakan karena sudah diwakili oleh item lain. Selanjutnya, item soal yang valid sebanyak 44 digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Setelah diadakan pengumpulan data melalui angket dan melalui proses tabulasi data cara belajar siswa sebagai variabel X1 dan keterampilan mengajar guru sebagai variabel X2 serta prestasi belajar siswa sebagai variabel Y, maka peneliti mengemukakan deskripsi data sebagai berikut:

1. Data variabel cara belajar siswa (X1) Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel cara belajar siswa diketahui bahwa jumlah responden adalah 51 orang dan dapat diperoleh nilai terendah 40 dan tertinggi 54. Rata-rata hitung sebesar 47,78 standar deviasi sebesar 3,749 median sebesar 47 dan modus sebesar 49. 2. Data variabel keterampilan mengajar guru (X2) commit to user

64

(Lampiran 13 )

65 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel keterampilan mengajar guru diketahui bahwa jumlah responden adalah 51 orang dan dapat diperoleh nilai terendah 51 dan tertinggi 92. Rata-rata hitung sebesar 80,41 standar deviasi sebesar 8,389 median sebesar 81 dan modus sebesar 80. (Lampiran 13 ) 3. Data variabel prestasi belajar (Y) Prestasi belajar mata pelajaran kearsipan adalah variabel terikat (Y). Data yang terkumpul melalui teknik dokumentasi yaitu nilai rapot semester ganjil siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta. Nilai tertinggi dari variabel prestasi belajar mata pelajaran kearsipan adalah 90 nilai terendah 70 (lampiran 7) sedangkan mean atau nilai rata-rata 79,69 dengan standar deviasi sebesar 5,708 (lampiran 13). B. Uji Persyaratan Analisis Sebelum data di analisis, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi untuk dapat diteruskan dalam pengujian hipotesis. Uji persyaratan dalam analisis ini adalah sebagai berikut: 1.

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal yang dimaksud adalah penyebaran nilai-nilai dari sampel yang dimiliki oleh masing-masing variabel dapat mencerminkan populasinya. Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel cara belajar siswa (X1) sebesar 1,029 dengan signifikasi sebesar 0,240, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel cara belajar siswa ( X1) berdistribusi normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel keterampilan mengajar guru (X2) sebesar 0,853 dengan signifikasi sebesar 0,461, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel keterampilan

mengajar guru ( X2)

berdistribusi normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel prestasi belajar siswa (Y) sebesar 0,787 dengan signifikasi sebesar 0,566, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka

commit to user

66 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

disimpulkan bahwa data variabel prestasi belajar siswa ( Y)

berdistribusi normal.

(Lampiran 19) 2.

a.

Uji Linearitas

Uji Linieritas X1 terhadap Y Untuk memperoleh hasil perhitungan uji linnieritas X1 terhadap Y,

sebelumnya dibuat terlebih dahulu tabel kerja setelah itu dilanjutkan perhitungan sesuai rumus (Lampiran 16), sehingga hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : 1) JK (G)

= 970,24

2) JK (TC) = 255,12

5) RJK (TC) = 23,19 6) RJK (G)

3) df (TC)

= 11

4) df (G)

= 38

= 25,53

7) Fhitung

= 0,91

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa hasilnya menunjukkan Fhitung sebesar 0,91. Selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu dengan dk pembilang = 11 serta dk penyebut = 38, sehingga diperoleh Ftabel sebesar 3,183 sehingga Fhit < Ftab atau 0,91< 3,191 maka X1 linier terhadap Y. b.

Uji Linieritas X2 terhadap Y Untuk mendapatkan hasil perhitungan, tahap yang pertama adalah

membuat tabel kerja kemudian melakukan perhitungan sesuai dengan rumus (Lampiran 16), sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : 1) JK (G)

= 712,08

5) RJK (TC)

2) JK (TC) = 641,89

6) RJK (G)

= 22,97

3) df (TC) = 18

7) Fhitung

= 1,55

4) df (G)

= 35,66

= 31

Dari hasil perhitungan tersebut dapat menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 1,55 kemudian harga tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang 18 dan dk penyebut 31, sehingga dapat diketahui Ftabel sebesar 3,183. Karena Fhit < Ftab atau 1,55 < 3,191 maka dapat dinyatakan bahwa X2 linier terhadap Y.

commit to user

67 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear atau variable independensi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai variance inflantion pada model regresi. VIF adalah faktor naik turunnya variabel data. Berdasarkan pengolahan data, diketahui koefisien VIF untuk cara belajar siswa sebesar 1,053 dan gaya mengajar guru juga sebesar 1,053. karena harga VIF < 5, maka tidak terdapat multikolinearitas atau tidak ada hubungan antar variabel bebas. (Lampiran 18) 4.

Uji Autokorelasi

Uji autokeralasi bertujuan mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada pengamatan lain dengan model regresi. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan D-W ( Durbin – Watson ). Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai Durbin-Watson sebesar 1,716 , nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan mengunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 51 dan jumlah variabel bebas 2, maka ditabel Durbin - Watson akan didapatkan nilai dl = 1,46 dan du = 1,63, maka diperoleh nilai Durbin - Watson diantara du ( 1,63 ) dan 4 – du ( 2,37 ). Karena nilai Durbin-Watson sebesar 1,716 berada diantara du ( 1,63 ) dan 4 – du ( 2,37 ) maka terjadi autokorelasi. (Lampiran 19)

C. Pengujian Hipotesis 5.

Analisis Regresi Linear Ganda

Persamaan regresi diperoleh dari hasil penghitungan data yang ada pada tabel coefficient. Pada tabel coefficient tersebut diperoleh persamaan regresi,

Ŷ = 31,345

+ 0,651X1 + 0,215X2. Konstanta sebesar 31,345 menyatakan, bahwa jika tidak ada pengaruh antara cara belajar siswa dan gaya mengajar guru maka besarnya prestasi belajar siswa adalah 31,345. Koefisien regresi X1= 0,651menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu unit cara belajar siswa maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0,651. Koefisien

commit to user

68 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

regresi X2 = 0,215 menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu unit keterampilan mengajar guru maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0,215. Berdasarkan hasil penghitungan pada model summary diperoleh angka R Square adalah sebesar 0,342. Hal ini berarti 34,2% prestasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100 % - 34,2% = 65,8%) selebihnya sebesar 65,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. (Lampiran 19) a. Pengujian Hipotesis I Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung variabel cara belajar siswa (X1) sebesar 3,558 dengan taraf signifikansi 0,05 dan ttabel sebesar 1,676 (lihat lampiran ttabel ). Karena nilai thitung > ttabel (3,558> 1,676) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. (Lampiran 21) b. Pengujian Hipotesis II Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung variabel keterampilan mengajar guru (X2) sebesar 2,625 dengan taraf signifikansi 0,05 dan ttabel sebesar 1,676 (lihat lampiran ttabel ). Karena nilai thitung > ttabel (2,625 > 1,676) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa. (Lampiran 21) c. Pengujian Hipotesis III Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 12,488 dengan taraf signifikansi 0,05 dan Ftabel sebesar 3,191 (lihat lampiran Ftabel ). Karena nilai Fhitung > Ftabel (8,133 > 3,191) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa. (Lampiran 20) Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan efektif (SE) didapatkan hasil perhitungan SR cara belajar siswa (X 1 ) terhadap prestasi belajar siswa (Y) sebesar 62,14% dan SR keterampilan mengajar guru (X 2 ) terhadap prestasi belajar siswa (Y) sebesar 37,86%. Sedangkan SE X 1 terhadap Y = 21,27% dan SE X 2 terhadap Y= 12,96%. (Lampiran 22) 6.

Penafsiran Pengujian Hipotesis

commit to user

69 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Setelah analisis data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel, yaitu korelasi X 1 , X 2 , dan Y. Berdasarkan persamaan garis regresi linier ganda, diperoleh

Ŷ= 31,345 + 0,651X1 +

0,215X2. Arah perubahan nilai Y akan bertambah atau berkurang tergantung pada koefisien X 1 dan X 2 yang positif. Apabila dilihat dari persamaan regresi tersebut, maka jika cara belajar siswa ( X 1 ) dan keterampilan mengajar guru ( X 2 ) mengalami peningkatan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa (Y), karena dari persamaan regresi tersebut menunjukkan arah yang positif. Perubahan yang terjadi pada nilai Y searah dengan perubahan variabel X 1 dan X 2 Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis secara parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai thitung X 1 = 3,558 dan t tabel = 1,676. Karena thitung > ttabel maka hipotesis I diterima. (Lampiran 21). Hal ini juga dibuktikan dengan pengujian menggunakan uji r, diperoleh rhitung X 1 = 0,489 dan r tabel = 0,238. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis I diterima. (Lampiran 22). Ini berarti bahwa cara belajar siswa mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis secara parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai thitung X 1 = 2,625 dan t tabel = 1,676. Karena thitung > ttabel maka hipotesis II diterima. (Lampiran 21). Hal ini juga dibuktikan dengan pengujian menggunakan uji r, diperoleh rhitung X 1 = 0,411 dan r tabel = 0,238. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis II diterima. (Lampiran 22). Ini berarti bahwa cara belajar siswa mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Untuk hipotesis secara simultan antara prediktor terhadap kriterium menggunakan uji F. Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung =12,488 dan Ftabel = 3,191. karena Fhitung > Ftabel maka hipotesis III diterima. Ini berarti bahwa cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. (Lampiran 20). 7.

Simpulan Pengujian Hipotesi

Berdasarkan hasil analisis data dan penafsiran pengujian hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa: a. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai t hitung variabel cara belajar siswa (X1) sebesar 3,558 dan ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05

commit to user

sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang

70 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima. b. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung variabel keterampilan mengajar guru (X2) sebesar 2,652 dan ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima. c. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,488 dan Ftabel sebesar 3,191 dengan taraf

signifikansi 0,05 sehingga dapat

dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan pada hasil analisis data di atas, maka peneliti mengemukakan pembahasan sebagai berikut: 1. Cara Belajar Siswa Tingkat pencapaian cara belajar siswa mata diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 62,14%. Angka ini diperoleh dengan membandingkan hasil angket yang telah disebarkan kepada responden dengan skor tertinggi kriterium setiap variabel. Berdasarkan persentase tersebut dapat diketahui bahwa cara belajar siswa pada mata diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta masih perlu ditingkatkan agar lebih optimal, karena belum terpenuhinya sebagian aspek yang mendukung cara belajar siswa. Berdasarkan data yang terkumpul item no 11 dengan nilai 77 yang berisi pernyataan kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar. Hal ini berarti bahwa konsentrasi siswa perlu ditingkatkan, siswa harus berkonsentrasi terhadap sesuatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang

commit to user

tidak berhubungan. Konsentrasi dalam belajar disini berarti memusatkan pikiran

71 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

terhadap suatu mata pelajaran tertentu, sehingga siswa akan lebih optimal dalam belajar. (Lampiran 10). 2. Keterampilan Mengajar Guru Untuk variabel keterampilan mengajar guru, pada SMK Batik 2 Surakarta tingkat pencapaiannya sebesar 37,86%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterampilan mengajar guru masih perlu ditingkatkan karena masih ada beberapa aspek yang kurang mendukung. Berdasarkan data yang terkumpul item no 21 dengan nilai 77 yang berisi pernyataan jika dalam mengajar guru tidak pernah memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan bahan pelajaran yang dianggap sulit, sehingga dalam hal ini siswa hanya pasif mendegarkan keterangan guru. Sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Disamping itu guru hendaknya juga lebih memperhatikan murid secara keseluruhan, hendaknya guru berkeliling kelas agar siswa merasa diperhatikan guru dan siswa dapat berkomunikasi secara langsung kepada guru apabila mendapat kesulitan. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif mendegarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan mengemukakan pendapat tentang pelajaran menurut pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 48 dengan nilai 90, dan item nomor 34 dengan nilai 135 (lampiran 14). Oleh karena itu diharapkan seorang guru perlu menggunakan variasi bertanya seperti membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan 3. Prestasi Belajar Siswa Tingkat pencapaian prestasi belajar siswa di SMK Batik 2 Surakarta sebesar 79,69%. Berdasarkan pengumpulan data nilai rapor akhir semester mata pelajaran kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta, menunjukkan prestasi siswa sebesar 79,69%. Bila melihat tingkat cara belajar siswa sebesar 62,14% dan keterampilan mengajar guru sebesar 37,18%, maka prestasi belajar siswa yang telah dicapai tersebut perlu terus ditingkatkan lagi. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai skor

commit to user

tinggi dalam variabel cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru mempunyai

72 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

nilai yang tinggi juga dalam prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru secara bersama-sama dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan adanya cara belajar siswa yang tepat ditunjang dengan keterampilan mengajar guru yang optimal maka prestasi belajar siswa dapat dicapai dengan optimal pula. Untuk menjaga pencapaian prestasi belajar siswa di SMK Batik 2 Surakarta agar selalu tinggi, maka dalam hal ini kebiasaan siswa berdoa sebelum belajar agar dapat berkonsentrasi perlu dijaga. Usaha yang dilakukan siswa untuk selalu menghilangkan gangguan belajar dari diri siswa juga perlu dipertahankan, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 10 dan 12 dengan masing-masing nilai 192 dan 182. ( Lampiran 10 ). Begitu pula dengan guru, kebiasaan guru tidak membeda-bedakan antar siswa dalam membantu memecahkan masalah yang dialami siswa pelu dijaga, agar siswa merasa nyaman dalam melaksanakan kegiatan belajarnya, terutama dalam proses penerimaan materi pelajaran. Dalam penyampaian materipun pengguanaan suara yang jelas dan enak didengar akan memudahkan siswa dalam menerima informasi yang diberikan oleh guru dengan baik, Karena pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kegiatan mengajar seorang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Oleh kerena itu keterampilan menjelaskan seperti inilah yang perlu di dipertahankan oleh seorang guru agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 25 dan 30 dengan nilai yang sama, yakni 186 ( Lampiran 11 ). Namun kedua hal tersebut tidak semata-mata sebagai faktor mutlak yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, akan tetapi masih banyak faktor yang lainnya yang tidak tercakup dalam penelitian ini, antara lain : media pembelajaran, motivasi belajar siswa, strategi mengajar guru, lingkungan belajar siswa dan masih ada kemungkinan lagi yang belum diketahui.

commit to user

73 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti telah lakukan pada SMK Batik 2 Surakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.

Berdasarkan uji t, cara belajar siswa (X1) mendapatkan hasil thitung sebesar 3,558 dan ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis I yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta” terbukti kebenarannya.

2.

Berdasarkan uji t, keterampilan mengajar guru (X2) mendapatkan hasil thitung 2,625 dan ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis II yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta” terbukti kebenarannya.

3.

Dari uji keberartian regresi linier ganda antara cara belajar siswa (X

1

) dan

keterampilan mengajar guru (X 2 ) terhadap prestasi belajar siswa (Y) diperoleh Fhitung adalah 12,488 dan Ftabel sebesar 3,191 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis III yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta” terbukti kebenarannya.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan, maka pada uraian berikut akan peneliti sajikan implikasi hasil penelitian, sebagai berikut : commit to user

74 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1.

Dengan teori yang ada, hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti lain untuk memperbaiki atau menyempurnakan penelitian ini maupun mengkaji dan meneliti variabel lain yang berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar dan faktor yang mempegaruhinya.

2.

Hasil penelitian ini dapat juga dikembangkan oleh peneliti lain untuk

menyempurnakan penelitian ini maupun mengkaji dan meneliti dengan analisis yang lainnya. Misalnya dengan analisis pet, sehingga dapat dibandingkan hasilnya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.

3.

Hasil penelitian ini memberikan informasi bagi guru bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor cara belajar siswa dan juga keterampilan mengajar guru. Selain itu bagi orang tua, hasil penelitian ini memberikan informasi dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dengan menumbuhkan cara belajar siswa yang tepat sehingga prestasi belajar dapat dicapai dengan maksimal. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah peneliti

kemukakan di atas, sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya mewujudkan prestasi belajar kesekretarisan yang optimal pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Kepada guru a.

Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengaruh cara belajar siswa lebih besar daripada gaya mengajar guru, alangkah baiknya guru berupaya untuk meningkatkan cara belajar siswanya agar lebih baik. Alternatif yang dapat dilaksanakan adalah dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar seperti diberi kesempatan untuk memecahkan persoalan yang sulit dengan bertanya kepada guru atau dengan berdiskusi secara berkelompok dengan siswa lain. Guru harus membantu siswa menemukan cara belajar yang efektif mengingat

tiap

siswa

yang

berbeda.

Misalnya

guru

menanyakan

kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dan membantu mencari pemecahannya. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 21 dengan nilai 77

commit to user

( Lampiran 11)

75 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

b.

Guru hendaknya memberikan hukuman kepada siswa yang berulang kali melakukan pelanggaran saat pelajaran berlangsung. Agar siswa menjadi jera dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 22 dengan nilai 113 ( Lampiran 12). Tidak kalah pentingnya, guru diharapkan tidak monoton dalam menyampaikan materi pelajaran agar siswa tidak mengalami kebosanan. Untuk itu guru sebaiknya selalu menggunakan variasi gaya mengajar tersebut harus disesuaikan dengan isi materi pelajaran dan kemampuan siswa sehingga akan menimbulkan minat dan perhatian siswa kepada materi yang disampaikan.

2. Kepada kepala sekolah Hendaknya kepala sekolah senantiasa meningkatkan dan memperhatikan lagi mengenai gaya mengajar guru pada saat mengajar di kelas. Selain itu kepala sekolah hendaknya mengadakan sosialisasi dengan cara mengadakan dialog dengan orang tua siswa mengenai dan cara belajar yang efektif. Sehingga orang tua bisa lebih memperhatikan perkembangan belajar anaknya, selalu memberikan perhatian kepada anaknya agar anak dapat mempunyai cara belajar yang efektif di rumah untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Kepada siswa a. Siswa hendaknya disiplin dalam melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan dengan tujuan menghindari menumpuknya kegiatan karena ada kegiatan yang saling bertabrakan. Dengan demikian dalam belajar siswa selalu dapat berkonsentrasi tanpa ada gangguan. Hal ini sesuai dengan angket penelitian item nomor 11 dengan nilai 77. (Lampiran 10) b. Siswa perlu membuat jadwal kegiatan, baik kegiatan di sekolah atau diluar sekolah dengan maksud agar siswa dapat membagi waktu secara baik. Jadi kegiatan belajar akan terjadwal dengan baik dan kegiatan belajarpun akan terlaksana secara teratur. Hal ini sesuai dengan angket penelitian item nomor 20 dengan nilai 81. (Lampiran 10).

commit to user