Implikasi Teori Sosiologis dan Budaya Patriarkhi dalam - Library UM

23 downloads 2279 Views 3MB Size Report
6 Jul 2010 ... dalam Bidang Ilmu Sosiologi Pendidikan/IPS SD pada Fakultas Ilmu ..... Kajian terhadap teori sosiobiologis tidak terlepas dari teori nature danĀ ...
IMPLIKASITEORISOSIOBIOLOGIS DAN BUDAYAPATRIARKHI DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAHDASARBERBASIS GENDER Prof. Dr. Hj. Ruminiati, M.Si

Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sosiologi Pendidikan/IPSSD pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIp) Disampaikan dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang (UM) Thnggal6 Juli 2010

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL LTNIVERSITASNEGERJMALANG (UM) JULr 2010

Implikasi Teori Sisiobiologisdan Budaya Patriarkhi dalam pembelajaran IImu pengetahuanSosial SekolahDasar BerbasisGender Yang terhormat Bapak/Ibr.r/Saudara . '

Rektor selaku ketua senat Universitas Negeri Malang Ketua dan sekrehris Komisi Guru Besar universitas r.iegeri Malang o Para anggota komisi dan senat Guru Besar Negeri Malang o Para Pejabat Srukrural Universitas Negeri Malang ' Para Dosen, Karyawan, dan Mahasir*" urriu.rsitai Negeri Malang . ParaThmu Undangan dan Hadirin sekalian yang sayamulia_ kan Assalamu'alai ;2um Warahmatullahi Wabarakaatuh Hari ini merupakan saar yang bersejarah bagi saya, karena berdasarkan Keputusan M.ntlri pendidikan Nasionar Republik Indonesia Nomor 7Z21SlA4.SlKplZ0O9,,.rrangg"l 30 Juni 2009, saya merasa mendapat kehormatan'ur,r.rr.ii.nyampaikaa pidato pengukuhan sayasebagai Guru Besar,dalam

Ilmusosiologi Pendidikan/tps sD,padaJurusan KSDBFakurtas -M"l"rrg. Ilmu' Pendidikan, universitasNegeri peristiwaini

mengandungmakna diterimanyasayasebagai anggotaKomisi Guru Besar,dan anggota Senar tiniversitas Ne-leri Malang (UM). Oleh karen" ip: ,:9_t sewajarnya sayapanjatkanpuji syukur ke hadiratAllah SWI, at"r'r"kir_"t'da' b.rk"h_Nt; yangdilimpahkanpadahari yangberbahagia ini.

Pidato ilmiah yang sayasampaikan di sini merupakan hasil pemikiran yang say^ anggaprelevan dengan bidang saya' hasil temuan penelitian dan hasil'kaiian referensi,serta hasil saya diskusi dengan teman praktisi pendidikan' Kaiian yang dan sampaikan ini berjudul "Implikasi Teori Sosiobiologis GenBetb":sis Budaya Patriarkhi dalam PembelaiaranIPS SD dert'.

Melalui pidato ini, sekecilapapun' sayaberharapdapat memberikan sumbanganpikiran untuk memecahkanmasalah pembelajaran IPS SU da" sosiologi pendidikan yang terkait an gender.Dalam kesempatanini akan saya i.ngun permasalah per,um-paikunsecarab.rirrut-t,,,ut (1) hakekat dan seiarah feminis' teori IPS, (2) gender, teori sosiobiologis, k.*i"ng"n -Patriarkhi, serta (3) pembelaiaran IPS SD berbasis budaya gender. HAKIKAT DAN SEJARAH PERKEMBANGAN

IPS SD

Hadirin sekalian yang berbahagia' IlmuPengetahuanSosial(IPS),aratsocialStudies'meruPakan gabungandari beberapabidang ilmu yang diadaptasidari p.-iki.on barat. BerdasarkanPP No 19 Th 2005 tentang st"ndu, Nasional Pendidikan pasal 7 ayat 5, IPS sekurangilmu kurangnya terdiri dari gabungan ilmu-ilmu sosial seperti sosial' .kono-mi,sosiologi,antrtpologi, sejarah,politik, psikologi IPS bahwa (1996) mengemukakan dan geografi. Saidiharjo perpaduan' -.rr,ipuk-un hasil kombinasi dan pemfusian, atau ekodari sejumlahmata pelajaran seperti pendidikan geografi' dikaini Hal nomi, sejarah,sosioiogi,antropologi,dan politik' renakan mata pelaiaran tersebur memiliki ciri-ciri yang sama' IPS' sehinggadupui dipadukan meniadi satu di bawah payung

PIDATO PENGUIOHAN GURUBEMX

Lebih lanjut, Habiba (2008)juga menyatakanbahwa IPS merupakan mata pelajarun yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,generalisasiyang berkaitan denganisu sosialdan kewarganegaraan Mathias dan Jarolimek (dalam Taneo dkk, 2009) menyarakan bahwa IPS adalah "The study of man information society information the past,present,and future. Social studies emerges as a subiect of prime importance for study infortnation school." Begitu pula Jarolimek menyatakan bahwa "the sosialstudies as d part of the elementary,schoolcurriculum draw subiect matter content frotn the sosial science, history, sociology, political, science,sosial psychology, anthropology, and econotnic." Berdasarkandefinisi di atas dapat disimpulkan bahwa IpS merupakan bidang srudi yang termaktub dalam kurikulum sekolah,dan merupakanfusi dari ilmu-ilmu sosialyang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun sebagaikelompok, dan diajarkan pada semda jenjang pendidikan. Ditinjau dari segi sejarahnya,IPS berasal dari Amerika terjemahan dari sosialstudies.Di Indonesia, pemikiran mengenai IPS diawali sejak tahun L973 melalui Proyek perintis pembangunan (PPSP).Di IKIP Malang (kini UniversitasNegeri Malang), PPSPdikembangkanoleh Prof. Pakasi.Dalam perkembangan selanjutnya, IPS secara yuridis formal masuk dalam Kurikulum sekolahtahun L975, dan merupakan gabungandari berbagaidisiplin ilmu sosial.Sampai sekarangbidang srudi IpS masih eksis dan rerap merupakan fusi dari berbagai ilmu-ilmu sosial. Hadiin sekalian ydng saya muliakan, Dalam PermenDiknas No 22 Tahun 2005 tentangStandar Isi menyatakan bahwa rujuan pembelajaranIPS sebagaiberikut.

Impliknsi Teoi Sosiobiologidan Budaya Patiarkhi

7'

t

(1) Mengenal konsep-konsapyang berkaitan dengankehidupan masyarakatdan lingkungannya.(2) Memiliki kemampuandasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,serta ketrampilan dalam kehidupan sosial. (3) Memiliki komitmen dan kesadaranterhadap nilai-nilai sosial. (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi dalam ma6yarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Tirjuan pembelajaran IPS, seperti dijelaskan dalam National Council for the Social Studies (NCSS, 1935; 1.994), adalah untuk membawa generasimuda sebagaipenerusbangsa dalalm mengembangkankemampuannya sehingga menjadi manusiayang berpengetahuan.Selainitu, ditujukan pula untuk mengembangkankecerdasandalam mengambil keputusanbagi kebaikan masyarakatsebagaiwarga yang di dalamnya terdbpat kultur, serta menjadikan masyarakatdemokratis dalam suatu dunia yang saling memiliki ketergantungan. Program social studies dalam dunia pendidikah dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak,sampaidenganpendidikan menengahyang ditandai dengan keterpaduan knoledge, skills, and attitudes (NCSS, 1,994).Pendidikansocial studiesmempunyai dua alternatif, yaitu (1) monodisipliner dan (2) multidisipliner, maksudnya unruk kelas rendah lebih mengintegrasikan beberapadisiplin ilmu, yang bertolak dari tema tertentu, sedangkan kelas lanjutan menengah lebih menekankan pada pengintegrasian secara interdisipliner. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD mencakup (L) manusia, tempat, dan lingkungan- (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan;(3) sistemsosialdan budaya;serta(4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Dari keempathal di ataskemudian dikembangkan dalam kurikulum IPS SD, dan diajarkan di sekolah. Materi IPS SD terdiri dari perpaduan empat ilmu sosial, sepertipendidikanSejarah,Geografi,Ekonomi, dan Sosiologi. PI DATO PENGU/(UI'4N GURUBE&{R

Keterpaduan tersebut dimaksudkan untuk membiasakananak sejakusia SD dalam memecahkanmasalahsosialdenganpendekatan secara utuh, tidak terkotak-kotak dari berbagai disiplin ilmu sosial.Misalnya, unruk memecahkanmasalahbanfir tidak cukup didekati dengan pendekatan geografi saja, yang terkait dengan cuaca dan teksrur bumi, melainkan dilihat fuga dari sejarahnya.Mengapa sekarangbanjir semakin merara hingga kemana-mana,padahal banjir tahun sebelumnyatidak sehebat banjir tahun ini. Analisis juga dilandaskan pada pendekatan ekonomi masyarakat yang rawan banjir. Bagaimana kondisi ekonomi mereka,bagaimanapendidikan maupun kondisi sosial mereka, dan masih banyak faktor lain yang dapat dijadikan landasan untuk memikirkan alasan seseorangmelakukan suatu tindakan. Anak usia SD perlu dibiasakanberpikir bahwa pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai disiplin ilmu akan memiliki hasil yang lebih baik dan lebih cepat reratasi. Implikasi keterpaduan tersebut bisa tertuang pada materi buk'u teks.

GENDER, TEORI SOSIOBIOLOGIS, TEORI FEMINIS, DAN BI.JDAYA PATRIARKHI Gender LJadirin seknlian ydng saya muliaknn, Belum semua bangsa Indonesia memahami tentang gender. Bahkan, kalangan pendidikan pun belum semuanya paham tentanggender. Oleh karena iru, dalam pidato ini akan sayaulas tentang konsep gender dengan harapan tidak akan adalagiyang menafsirkan konsep gender sacara bias. Bahkan, anggapan sekelompokorang yang menyatakanbahwagendcr musuh lakiIaki maupun musuh agama,berubahmenjadi bukan musuh lagi,

Impliknsi Teori Sosiobiologidan Budaya Patriarkhi

melainkan mirra sejajar yang saling bahu membahu saru sama lain dalam memecahkanpermasalahansosialyang dihadapinya. Gender dalam bahasa Inggris diartikan sebagai jenis kelamin, padahal konsepgenderddak samadenganjenis kelamin. Gender merupakan suaru sifar yang melekar pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial-maupun kultural. Misalnya, perempuan dikonstruksi lemah lemlut, emosional,keibuan, dan sebagainya.sedangkanlakilaki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Sifat seperti ini bisa diperukarkan dan bisa berubah dari waktu ke wakru maupun tempat lain, sedangkanjenis kelamin merupakan kodrat dari Ti:han (Fakih, 1.997);. Jeniskelamin (seks)merupakankodrat biologispemberian Tuhan yang sifatnya giuen dan tidak bisa dipertukarkan. Kodrat biologis laki-laki dan perempuan sifatnya melekat dan tidak bisa berubah. Dengan demikian, kata jenis kelamin berbeda dengan kata gender karena jenis kelamin merupakan bentukan sejak dalam kandungan dan merupakan kodrat dari Tuhan, sedangkangender adalah bentukan masyarakat setelah lahir dan bukan kodrat dari Tuhan. Sebagaiconroh, perempuan diposisikan domestik sedangkanlaki-laki p.r"n publik. untuk mempermudah pemahaman tenranggender,berikut juga dike_ mukakan tabel kondisi konstruksi masyarakat dalam peran Elnder, yang sampai saarsekarangmasih langgengdi pedesaan dan daerah pinggiran.

PIDATO PENGUIOHIN GURUBESAR

Thbel 1. Konstruksi Masyarakat yang Membedakan PeranGendcr Aspek yg dibedakan

Perempuan

Laki-laki

Karakteristik sifat

Feminim

Maskulin

Ruanglingkupkerja

Domestik

Publik

Fungsi

Pencarinafkahtambaban

PencarinafKahutama

Stereotipkerja

Kerjafeminim

Keriamaskulin

Pembagiankerla gender Reproduktif(mengasuh Anak, mengurusrumah

Produktif (keria yane nenqhasilkanuans)

tangga,dan sebagainya)

Berkenaan dengan upaya pemahaman gender, biasanya tidak akan lepas dari bias gener, yaitu kodrat biologis yang ditafsirkan secarabias sehinggapengertian jenis kelamin dan gender menjadi rancu. Akibat dari penafsiran kodrat yang bias ini timbul pembagian peran yang tidak seimbang dan pada akhirnya cenderunglebih merugikan perempuan (Saprari, 7997). Konsep kodrat, menurut Saptari 6c Holzner (L997) dan Illyas (1,997), diartikan sebagaianugerah dari Tuhan yang tidak bisa diubah (giuen). Manusia dikodratkan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri laki-laki adalah mempunyai hormon testoteron, memiliki penis, jakun, dan memproduksi sperma. Sedangkanciri-ciri perempuan adalah memiliki alat reproduksi berupa rahim, saluran untuk melahirkan anak, memproduksi sel telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat untuk menyusui. Secarabiologis alat tersebut tidak bisa dipertukarkan dan tidak berubah karena sudah merupakan kodrat dari Tuhan (Ruminiati,

200s). Dapat dikatakan bahwa perbedaangender antaramanusia laki-laki dan oerempuan terjadi melalui proses yang panjang dan ditentukan oleh sejumlah faktor yang kemudian ikut membentuk. Pembentukangender ini kemudian disosialisasikan, diperkuat dan dikonstruk melalui sosial budaya, dilanggengkan

lmplikasi Teort Sosiobiologidar Budaya Patriarhhi

oleh interpelasi "tafsir agama" dan mitos-micos seolah-olah telah menjadi keyakinan yang mendasar.Perbedaangender ini pada akhirnya dianggap sebagai satu ketentuan Tuhan yang tidak dapat diubah karena merupakan suatu kodrati. Padahal antara kodrat dengangender tidak sama.Selanjutnya,konstruksi tersebut membudaya, mengakar kuat dan cenderurig lebih mensuperioritaskan lakilaki dalam segala bidang kehidupan hingga terbentuk menjadi budaya partriarkhi yang lebih menekankan pada pembagianperan domestik dan publik. Perbedaan peran jenis kelamin dengan peran gender dapat dilihat pada bagan berikut ini. Bagan1. Perbedaan PeranJenisKelamindenganPeranGend.er

Perangender

Reproduksi: haid,hamil, melahirkan, menyusui,dsb.

o o o r r

Mufidah, 2004; Rumiati, 2007 IO

PIDATOPENGUIOHANGURUBESAR

Memasak Merawat anakdan OR Mendidik anak Bekerjadi luar rumah Menjadi tenaga profesionaldan sebagainya

Dari bagan tersebur di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian jenis kelamin dan gender tidak sama. Jenis kelamin adalah kodrat biologis dari Tuhan yang merupakan bentukan seiak dalam kandungan dan bersifat giuen (tidakbisa dip ernrkarkan), sedangkan gender merupakan b entukgr masyarakat setelah lahir, sifatnya tidak giuen (bisa berubah dan bisa dipertukarkan).

Teori Sosiobiologis Penyebabutama terjadinya biasgender seperri pernyaraan di atas antara lain karena pengaruh teori sosiobiologis dan budaya patriarkhi. Kedua hal tersebut menjadi pemicu utama langgengnya bias gender dalam kehidupan masyarakat. Van Den Berghe (1979) menyatakan bahwa keunggulan laki-laki disebabkanoleh elaborasibudaya atasbiologi manusia. Pernyataantersebut didukung oleh pernyataan Pdrker EcParker (dalam Rizer,2004) yang menyatakanbahwa terdapat kecocokan yang tepat dan logis antar^ perbedaan jenis kelamin secara biopsikologisdenganpembagiankerja secaraseksuaVjenis kelamin, yang selanjutnyadikenal dengan teori sosiobiologis. Kajian terhadap teori sosiobiologis tidak terlepas dari teori nature dan nurture. Pengikut rcori nature yang ekstrim beranggapanbahwa perbedaanpsikologis antara laki-laki dan perempuan disebabkan oleh faktor-faktor biologis kedua insan tersebut. Sedangkanpengikut teori nurture beranggapanbahwa perbedaanini tercipta melalui proses belajar dari lingkungan (Budiman, 1985). Teori nature (biologi) sudah ada seiaklahirnya filsafat di dunia barat seperti yang telah diutarakan di atas. Tokoh-tokoh teori nature, di antaranya Aristoteles, secara ekstrim beranggapan bahwa perempuan adalah lakiJaki yang tidak sempurnakerena dalam prosesreproduksi hanya berfungsi

Implihnsi Tbori Sosiobiologidan Bufuya Patriarkhi

!.1

sebagai wadah (rahim) dan tidak mempunyai benih. Lebih lanjut, Kant, Skope,Hawer (dalamSanderson,2000)mengemukakan bahwa perempuan tercipta untuk mengembangkan keturunan. Teori ini mendukung teori Darwin yang juga menekankan pada biologi perempuan sebagaipenyebab terjadinya bias gender. Selainmendapat dukungan, teori tersebut iuga mendapat sanggahanbeberapailmuwan yang menganggaptidak ada perbedaankemampuanintelegensiaantaralaki-laki dan perempuan. Meskipun terdapat perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuantetapi hal itu tidak menjadikan perempuanmenjadi lebih inferior dalam hal kemampuan intelektual dan mental dibandingkandenganlaki-laki (FranzBoasdalam Degler, 7991). Hal ini didukung oleh berbagaihasil penelitian mutakhir yang berhasil membuktikan tidak adanya perbedaan intelegensia ant^ra anak laki-laki dan perempuan.Kemampuan intelegensia ini bersifat universal sehinggabaik perempuan maupun lakilaki bisa menggeluti bidang yang sama, terutama dalam hal pendidikan. (Megawangi, 1,999). Stereotipegender lain bersumberdari perbedaanbiologis laki-laki dan perempuan,yang mana perempuansecarakodrati mendapatanugrahalam (kodrat dari Tuhan) unruk menjalankan proses reproduksi, yaitu hamil, melahirkan, dan menyusui, sehinggaperempuan dianggappaling cocok menialankanperan feminin yang bersifat keibuan. Sedangkanlaki-laki, yang tidak mengalamisemuaitu, dapat berkiprah di bidang publik dengart Iebih leluasa,sehinggaterjadi perbedaan peran domestik dan peran publik. Teori nature berbeda dengan teori nurture yang ber' anggapanbahwa perbedaanperan antara laki-laki dan perempuan diciptakan melalui belajar dari lingkungan. Karenanya, sifat perempuan dan laki-laki yang berbeda akhir-akhir ini dipertanyakan, apakah itu bersifat alamiah ataukah kontruksi T2

PIDATOPENGUIOHAN GTIRUBE&{R

sosial.Keraguanini dijawab oleh Sruart Mills (Budiman, L985) dalam bukunya berjudul The Subiectionof Womea. Menururnya, upaya untuk membagi manusia menjadi dua golongan, yaitu laki-laki dan perempuan, dan usaha untuk membedakan kedua golongan manusia ini dalam peranan sosial mereka, merupakan suatu tindakan politik yang direncanakan. Laki-laki iermasuk golongan yang lebih kuat dan selalu melihat keunggulannya sebagai suatu hal yang alamiah. Keberadaan Mills untuk membantah teod nature mendapat sambutan gembira dari kaum perempuan. Teori nurture membawa dampak mensubordinasi, memarginalisasi,dan mensrereotipikan kaum perempuan karena pembagian peran antara lakilaki dan perempuan dianggap kurang seimbangdan lebih mengunrungkanlfi-laki. Namun, saat ini peran-peran tersebut sudah mulai bergeser, sehingga antara laki-lal:i dan perempuan ke arah kesetaraan, kecuali di pedesaan,pedalaman dan daerah pinggiran. Di antara'teori nature dan teori nurture yang ekstrim tersebut terdapat sebuah teori yang mencoba menjelaskan bahwa perbedaan tersebut disebabkan oleh interaksi antara faktor biologis dan faktor sosiobudaya. Teori yang dimaksud adalah teori yang membedakan peran laki-laki dan perempuan berdasarkan kontruksi masyarakat yang didasarkan pada biologis manusia. Teori ini disebut teori sosiobiologis,karena teori ini memang mengemukakanfaktor biologis maupun faktor sosial-buday ^ yang diperlukan untuk menjelaskansemuaaspek perilaku pembagianperan antara lakilaki dengan perempuan (Ruminiati, 2007). Dalam teori ini dikemukakan bahwa intensitas keunggulan laki-laki tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis, melainkan oleh kondisi kebudayaannya.Teori tersebut dimaksudkan sebagaiupaya untuk menjelaskankeuniversalan keunggulanlakilaki denganmengacupada perbedaanbiologis yang mendasar antara ienis kelamin perempuan dan laki-laki. Oleh karena itulah, dalam pidato ini saya mengangkat teori Implikasi Tari Sosiobiologidan Budaya Patriarkhi

13

sosiobiologis dan budaya patriarkhi untuk menielaskanteriadinya perbedaanperan berdasarkanjenis kelamin yang cenderung bias gender. Keberadaanteori sosiobiologisdigugat oleh teori feminis karena dianggap mensubordinasi,memarginalisasi,serta menstereotipekan kaum perempuan. Perempuan dibatasi-haknya untuk memasuki ke arena publik. Bahkan dalam pengambilan keputusan,seperti di Indonesiasaat ini, denganberbagaialasan 30o/osajabelum terpenuhi. Pertanyaanyang muncul tentunya mengapa300/0,tidak 50 o/oataulebih, ini semuaberangkatdari apa yang dilakukan di Zimbabwe tahun 1990-andan Norwegia yang kondisinya juga hampir samadenganIndonesiawaktu itu, dari 30o/o sekarang menjadi 520/o. Diharapkan di Indonesia kelak juga demikian. Berkaitan dengan itu, lahirlah doktrin mengenaipersamaanhak bagi perempuan,yaitu tentangideologi pembebasanperempuankarena perempuanmengalamiketidakadilan berkaitan dengari jenis kelamin.

Teori Feminis Membahas teori sosiobiologis dan budaya patriarkhi tidak dapat ter:lepasdari teori kritisi feminis, karena teori tersebut bermaksud mengkritik diskriminasi gender. Di negara asalnya,teori feminis sendiri meliputi beberapamacam' antara lain feminis liberal, feminis radikal, ekofeminis, ferninismarxis, dan feminis sosialis. Namun demikian, tidak semua cocok diterapkan di negara Indonesia yang menggunakan Pancasila sebagaifalsafahhidup dan dasarnegaranya.Di antara beberapa teori feminis tersebut yang saya gunakan disini adalah teori feminis liberal, karena doktrin feminis liberal bisa digunakan untuk mendekati permasalahangender di Indonesia. Feminis liberal telah memperjuangkanperempuan atasdasarpersamaan

L4

PIDATOPENGUIOHANGURUBESAR

hak dengan kaum laki-laki (HAM), hal ini sesuai dengan keinginan perempuan di Indonesia. Feminis liberal muncul sebagai kritik terhadap teori politik liberal, yaitu teori yang menjujung tinggi kebebasan individu tetapi ternyata justru mendeskriminasikankaum perempuan. Asurnsi dasar feminis liberal berakar pada Kebebasan (freedom) dan kesamaan (equality) dunia privat/domestik dan publik. Salah satu pemikir teori feminis, John Stuart Mills (dalam Chasteen, 2001), mengkritik pekerja perempuan di sektor domestik sebagaipekerjaanyangirasiotul dan emosional. Kaum feminis liberal memperjuangkan kesempatan yang sama dan hak yang sama bagi setiap individu termasuk hak kaum perempuan. Hal ini dianggap penting, sehingga tidak perlu membedakankesempatanantara laki-laki dan perempuan karena perempuan juga makhluk rasional. Perempuanhendaknya diberi kesempatanbersaing dengan laki-laki, sehinggaapabila perempuan kalah yang perlu disalahkin perempuan itu sendiri. Feminis liberal berkembang di Barat pada abad 18 seiring dengan berkembangnya zaman pencerahan (enlightnent dtau age of reason). Beberapapenganut feminisme liberd ini antara lain \Tolistonecraft(I7 5 9-17 97), Grimke (L792-L873), Stanton (L81,5-t902), Anthony (1820-1906), Thylor ( 18 07-185 8), Mill (1806-1873), Bashin (L999), dan Rizer (2004). Feminisme liberal ini menggunakandasarnatural ights (hakasasi manusia), yaitu setiap manusia punya hak yang samadalam kehidupannya. Pokok pikiran kaum feminisme liberal adalah setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan diciptakan seimbang dan serasi,sehinggasemestinyatidak terjadi penindasan.Dalam hal yang berhubungan dengan fungsi reproduksi, aliran ini masih membedakanantara lakiiaki dan perempuan karena bagaimana pun fungsi reproduksi membawa konsekuensi logis bagi perempuan. Aliran ini mengupayakan agar perempuan diberi peran publik. Teori liberal cenderungmengikuti aliran fungsionalisme Implikzsi Tbori Sosiobiologidan Bufuya Patriatkhi

15

strukturalis dengan kerangka analisis equilibiurn, reformasi terkontrol, kebebasan,persamaan, dan menghindari konflik (Ruminiati, 2007) Penyelesaiankaum feminis liberal terhadap problem perempuanadalahdengan meningkatkankuantitasdan kualitas perempuan dalam posisi penting sebagaipengambil kebijakan (Echols, 19891.Anggapan feminisme liberal tentang perbedaan jenis kelamin atau perbedaan masalah seksualitasselama ini menjadi salah satu penyebab adanya masyarakat patriarkhi yang berdampak pada munculnya ketimpangan-ketimpangan dalam berbagai lapisan masyarakat,anta:a lain pada lembaga pendidikan.

Budaya Patriarkhi Definisi patriarkhi menurut Golberg (dalam Megawangi, 1999\ sama pengertiannya dengan dominasi l'aki-laki (male dominance) terhadap perempuan. Istilah patriarkhi ini diperkenalkan kembali oleh kaum feminis radikal. Sedangkankaum feminis aliran sosialismenerima kata ini sebagaiistilah politis untuk menggalangsolidaritasperempuan.Namun, merekamenolak patriarkhi sebagaikonsep analitis karena dianggap terlalu kaku, umum, dan cenderung berakar pada perbedaanbiologis (Bashin, 1996r. Budaya patriarkhi cenderung membahashegemoni terhadapperempuan. Hegemoni merupakan perluasan dari pelestarian kepatuhan aktif dari kelompok-kelompok yang didominasi oleh penguasalewat kepemimpinan intelektual moral dan politik dalam bentuk manipulasi sistematisyang secarahalus (Gramschi, 1971). Titik tolak hegemoni menunjuk pada suatu fakta pada kelas yang berkuasa terhadap kelas yang dikuasai dan dibangun atas dasar mekanisme konsensus. Dalam hal ini,

T6

PIDATOPENGUKUHANGURUBESAR

Gramschi selalu mengaitkannya dengan spontanitas psikologis yang mencakup berbagai penerimaan dan penyesuaian.Konsep hegemoni juga menekankan pada dominasi budaya ideologis, yaitu hegomoni menjadi penentu satu-satunya dari apa yang dipandang benar secara moral maupun intelektual. Sedangkan hege-oni laki-laki dalam masyarakat tampaknya nierupakan fenomena universal dalam sejarahperadaban manusia di masyarakat mana pun di dunia, baik negara yang sudah maju maupun sedangberkembang, lebih-lebih negara yang masih tradisional. Padanegara yang masyarakatnyatradisional cenderung menata diri dalam bangunan masyarakat patriarkhis. Pada masyarakat patriarkhis laki-laki diposisikan superior di berbagai sektor kehidupan. Sedangkan di perkotaan sudah mengalami perubahan. Hegemoni laki-laki atas perempuan mendapat legitimasi dari nilai-nilai sosial, tafsir agama, hukum negara' dan sebaiainya. Hal seperti ini seakan-akan sudah mimbudaya dari generasike generasipenerusnya.Masyarakat Patriarkhi membenarkan penguasaansatu kelompok terhadap kelompok lainnya, seperti misalnya penguasaan kelompok laki-laki terhadap kelompok perempuan. Hegemoni laki-laki biasanya berdampak pada tindakan mensubordinat dan memarginalisasikan Perempuan, sehingga muncul mitos-mitos berikut. (1) Adanya istilah surwargdnunut neraka kttut, yang bermakna apabila laki-laki hidupnya enak istri juga ikut merasakan enak, tetapi apabila suami sengsara atau menderita istri juga ikut merasakan menderita. (2) Istilah hancha wingking, yang artinya perempuan tidak sejajar dengan lakilaki dan berposisi di belakangldi dapur. (3'1 Ora usah sekolah dhuwar-dhuwur, sing penting bisa nyambel, artinya anak perempuan tidak usah sekolah tinggi karena pada akhirnya posisi istri juga di dapur dengan pekerjaan rutin sehari-harinya antara lain membuat sambal. lmplihtsi Teori Sosiobiologidan Bdaya Patriarkhi

17

Beberapa mitos lain yang sampai sekarang ini masih berkembangdi masyarakatpedesaanterutama di daerahJawa, antara lain isterilperempuan diibaratkan sebagaikasur, dapur, sumur. Mitos tersebut menggambarkanbahwa sejauh ini hak perempuan (istri) dibatasipada riga rempar rersebur.Selainitu, peran perempuan juga diibaratkan dengan istilah rnacak, manak, masak. Predikat yang disandangoleh perempuan ini juga tidak memosisikan perempuan dalam pekerjaan publik melainkan cenderung mempersembahkandiri kepada suami. Mitos semacamini menjadi budaya terutama dalam kehidupan masyarakat dan terus menghegemoni perempuan, terutama di wilayah pedesaan.\Talaupun keberadaannyatidak dijadikan alasanunruk menolak perempuanmenjadi pemimpin, tetapi dampaknya secaranyara menempatkanperempuan pada posisi subordinat. Namun, dalam kehidupan di perkotaan, mitos semacamini telah ditinggalkan. Hal ini dirunjang oleh budayaierkotaan yang memangmenuntut perempuanbi:rposisi setaradenganlaki-laki untuk bersama-sama memecahkanmasalah dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, dalam taraf tertentu sebenarnyamasih banyak pula ditemukan kondisi perempuan yang rerhegemonidan pada akhirnya rersubodinar oleh posisi lakilaki. Secaraminoritas perempuan yang berpendidikan tinggi mulai bergerakuntuk menghapuskanbudaya patriarkhi melalui gerakan perempuan, akademisi, dan yang umma programprogram dari KemenrerianPemberdayaanPerempuan.perkembangan selanjutnya, sebagian kecil kaum laki-laki ada yang menjadi feminis laki-laki seperti Nasaruddin Umar, euraish Shihab, Said Agil, Mansour Fakih dan masih banyak lagi, yang juga bertujuan memperjuangkan peran perempuan. Sampai sekarang peran gender sudah berkembang luas sampai di berbagai sektor bidang kehidupan.

18

PIDATOPENGUKUHAN GLIRUBEMR

PENDIDIKAN

GENDER DALAM PEMBELAJARAN IPS SD

Hadirin sekalian yang saya muliaknn, Beberapatahun silam;tanpa disadari, materi pada sebagian besarbuku afar di tingkat SD, SMq maupun SMA, disgmpaikan secara bias gendzr. Hal itu berlangsung lama tanpa ada yang merasaterusik. Sampaiakhirnya seiring dengan berkembangnya pendidikan berwawasangendcr di Indonesia, buku ajar seperti ini pun mulai mendapat perhatian dari seiumlah pihak. Padatahun 200l,I7akil Ketua Komisi VII DPR RI, Surya Candra Surapaty,berinisiatif melakukan revisi buku ajar SD yang dianggap biasgender. Ide perevisian buku tersebut ditanggapi positif oleh Menteri Pendidikan Nasional, Menteri PemberdayaanPerempuan,para pendidik, penulis buku ajar, dan para pemerhati pendidikan pada masa itu. Selanjutnya,ide terkait bias gender tersebut saya tindaklanjuti melalui penelitian. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaranIPS SD cenderung masih belum setaragender. Temuan yang diperoleh dafi 7 SD swasta di Kabupaten maupun di Kota Malang yang bernuansa Islami, Kristen, dan umum menuniukkan bahwa hampir seluruh komponen pembelajarancenderungbelum setara gender.Komponen yang dimaksud antara lain meliputi pembelajaran, materi buku ajar, teknik pembelajaran,media, evaluasi IPS SD. Bahkan dalam penugasansiswa, kebijakan yang dibuat sekolah pun, juga cenderung masih bias gender. Pembahasan lebih lanjut dikemukakan sebagai berikut.

PembelaiaranIPS SD PembelaiaranIPS di sekolah dasar (SD) cenderungbelum responsif gender, walaupun sudah mengacu pada teori-teori belajar dan pembelajaran,yang berorientasi pada tujuan, kondisi

lmplikasi Teoi Sosiobiologidan Budaya Patriart