JURNAL ILMU SOSIAL DAN POLITIK

21 downloads 17017 Views 279KB Size Report
negara berkembang menjadi lebih perhatian pada permasalahan lanjut usia, karena ... pergeseran nilai dalam hubungan antar generasi terhadap lanjut usia. untuk .... kesepian dan merasa tidak berdaya karena dalam memasuki Usia Lanjut ... keluraga akan cenderung diinterpretasikan hilangnya dukungan sosial dari.
JURNAL ILMU SOSIAL DAN POLITIK Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi Serta Dampak Terhadap Lansia (Studi Deskriptif Lansia yang Tinggal Di Panti Werdha “Majapahit” Mojokerto) Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas Airlangga

ABSTRAK

Dengan adanya peningkatan angka harapan hidup lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Hal ini membuat pemerintah di negara berkembang menjadi lebih perhatian pada permasalahan lanjut usia, karena peningkatan angka usia harapan hidup membawa suatu permasalahan yang sangat kompleks bagi Lanjut Usia diantaranya dengan adanya pergeseran nilai dalam hubungan antar generasi yang menyebabkan lanjut usia terkena dampaknya, sehingga lanjut usia tinggal dipanti werdha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dampak pergeseran nilai dalam hubungan antar generasi terhadap lanjut usia. untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan teori Emile Durkheim tentang solidaritas Mekanis dan Solidaritas Organis yang didukung dengan studi-studi lain tentang lansia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu menggunakan metode survei yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 43 lansia dari total keseluruhan yang tinggal di panti, terdapat perempuan sebanyak 33 lansia dan laki-laki sebanyak 10 lansia. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara yang telah terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bentuk dari adanya pergeseran nilai dalam hubungan antar generasi ini yaitu dengan adanya penyerahan lansia kepada panti werdha. Di sinilah bentuk dari adanya pergeseran nilai terjadi dalam hubungan antar generasi dalam keluarga lansia yang menyebabkan lansia tinggal di panti werda selain disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti faktor eksternal karena lansia merasa tidak nyaman berasa dirumahnya faktor internal karena lansia tidak diberikan dukungan oleh keluarganya. Lansia yang tinggal dipanti werdha ini dipengaruhi oleh adanya pergeseran nilai dalam hubungan antar generasi. Kata Kunci : Lansia, Pergeseran Nilai, Hubungan Antar Generasi.

1 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

ABSTRACT

Increased elderly live expectancy becomes one indicator of development success. It makes government in developing countries have more interest on elderly problem because increase of live expectancy improvement bring very complex problem for Elderly including value shifting in relationship between generations that has effect on elderlies hence they live in Panti Werdha. This research aimed to describe effect of value shift in relationship among generations on elderly. To answer the problem this research used Emile Durkheim about solidarity Mekanis and Solidarity Organis theory supported with other studies about elderly. This research was descriptive by quantitative approach using survey method performed by sample collection with total sampling of 43 elderlies from total population residing in the nursing home, there were 33 female elderlies and 10 male elderlies. Data collection technique used was structured interview using questionnaire. Research result indicated that the existing value shift in relationship among generations is that with the submission of the elderly live in Panti Werdha. It is where the value shift occurred in relationship among generations in elderly family that causes elderly live in Panti werda in addition to be caused by other factors such as external as elderly people at home feel uncomfortable and internal factors because the elderly are not given support by his family. Ederly live in panti werdha that the existing value relationship among generations.

Keywords: Elderly, Value Shift, Relationship among generations

2 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

LATAR BELAKANG MASALAH Pada tanggal 29 Mei di setiap media massa seperti televisi, radio, koran, ataupun internet selalu memberitakan tentang Lansia karena pada tanggal 29 Mei merupakan hari perayaan HUT bagi para Lansia. Pemerintah telah menetapkan HUT Lansia yang di laksanakan pada 29 Mei dan sudah sejak tahun 1986. Dengan di tetapkannya tanggal 29 Mei sebagai HUT Lansia adalah untuk menghargai keberadaan Lansia dan juga untuk menghibur mereka yang sudah menginjak usia di masa senjanya. Di Indonesia bahkan juga diseluruh dunia penduduk Lanjut Usia (usia 60 +) tumbuh dengan sangat cepat bila dibandingkan dengan usia lainnya. Jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India, dan Jepang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan populasi penduduk Lanjut Usia pada tahun 2000 berjumlah 17.767.709 jiwa atau 7,79% dari total jumlah penduduk Indonesia. Pada tahun 2010 diperkirakan menjadi 23.992.552 jiwa atau naik sebanyak 9,77% dan pada tahun 2020 di prediksikan mencapai 28.822.879 jiwa atau meningkat sebanyak 11,34%. Hai ini menyebabkan Indonesia dikategorikan sebagai negara berstruktur sebagai penduduk tua, yang pada akhirnya membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan dan pelayanan terhadap Lanjut Usia. (SubhanKadir, S.Kep, 2007 dalam http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/panti-werdhaadalahpilihan/di akses pada tgl 20 maret 2012 pukul 19:06 WIB). Berdasarkan data Depsos tahun 2004 yang saat ini namanya telah di rubah menjadi kemensos RI, jumlah Lanjut Usia tercatat 16.522.311 dari jumlah itu,

3 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

309.292.910 jiwa atau sekitar 20 % di antaranya adalah Lanjut Usia terlantar yang tidak memiliki pensiun, aset, maupun tabungan yang cukup. Sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar kehidupannya sehari-hari. (http://www.depsosri.go.id di akses pada tanggal 02/06/2012). Dengan adanya peningkatan populasi penduduk Lanjut Usia maka diikuti pula dengan berbagai persoalan-persoalan yang ditanggung bagi para Lanjut Usia itu sendiri. Seperti penurunan kondisi fisik dan psikis, menurunnya penghasilan akibat pensiun, kesepian akibat di tinggal oleh pasangan atau teman seusianya dan lain-lain. Maka dari itu di perlukan adanya suatu perhatian besar dan penanganan khusus bagi penduduk Lanjut Usia. Agar pihak Usia Lanjut tidak merasakan kesepian dan merasa tidak berdaya karena dalam memasuki Usia Lanjut menjadi lebih berat di saat para Lanjut Usia menghadapi beberapa masalah. Pentingnya fungsi peran keluarga seperti fungsi sosialisasi dan pendidikan yang diberikan Orang tua kepada anaknya sewaktu Orang tua belum menginjak Usia Lanjut di anggap sangat mempengaruhi bagaimana seorang anak memperlakukan Orang tuanya disaat sudah memasuki Lanjut Usia. Disinilah pentingnya orangtua memberikan sosialisasi dan pendidikan kepada anaknya tentang nilai-nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Jadi dengan kata lain anak sejak usia dini harus sudah diajarkan norma-norma apa yang baik dan tidak baik atau layak dan tidak layak. Dalam keluargalah anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Kepribadian seseorang di letakkan pada waktu yang sangat

4 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

muda dan yang akan berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang (horton dan Hunt 1987, p. 227 dalam Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 217). Tak kalah pentingnya fungsi pemeliharaan keluarga yang pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggota keluarganya yang sedang sakit, menderita, dan dimasa tua. Fungsi pemeliharaan ini berbeda-beda di setiap masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak yang diambil alih dan di layani oleh lembaga-lembaga pemerintahan maupun masyarakat, seperti rumah sakit, rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang yang sudah Lanjut Usia seperti Panti Werdha (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 214-217). Tidak dapat di pungkiri bahwasannnya keluargalah yang menjadi unit tepat dalam memberikan pelayanan terhadap Orang tuanya di Lanjut Usia, dan nilai serta peran keluarga harus dapat dimaksimalkan. Di sinilah dinamika dunia yang modern seperti sekarang ini terdapat suatu masalah yang semakin lama semakin memprihatinkan semua pihak. Hal ini yang menjadikan sebuah tanggung jawab dari semua pihak juga agar semua permasalahan seperti semakin luntur dan menipisnya rasa hormat terhadap orang tua, rasa bakti terhadap orang tua, dan sopan santun anak sebagai generasi muda terhadap orang tua, terutama terhadap ibu dan bapaknya sendiri.

Dengan banyaknya permasalahan-permasalahan yang tengah dihadapi oleh penduduk Lanjut Usia seperti Lansia yang ditelantarkan oleh anaknya atau Lansia yang terlantar karena sudah tidak memiliki keluarga maka pemerintah dan

5 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

masyarakat telah berupaya melaksanakan kebijakan dan program untuk kesejahteraan Lanjut Usia dengan mendirikan panti-panti Werdha. Dengan tujuan agar para Lansia yang terlantar masuk ke dalam Panti Werdha dan tidak merasakan kesepian.

Panti Werdha atau Panti Jompo adalah tempat dimana berkumpulnya orang-orang yang sudah Lanjut Usia baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya di dalam Panti Werdha, dimana tempat ini dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta. Ini merupakan kewajiban Negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga negaranya sebagaimana yang telah tercantum didalam UU No.12 Tahun 1996 (Direktorat Jendral, Departemen Hukum dan HAM).

Dahulu sebelum keluarga tercemari oleh perkembangan teknologi dan industri, keluarga lebih kita lihat sebagai suatu kesatuan yang lebih utuh. Tiap anggota keluarga jelas dan tugas serta tanggung jawab dalam keluarga sudah pasti. Semua anggota keluarga turut mengambil bagian dalam seluruh kehidupan keluarganya, baik dalam mencari nafkah maupun dalam mengurusi kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, seluruh anggota keluarga turut serta dalam reproduksi ekonomis dan merupakan suatu unit kerja. Dalam suasana seperti sekarang ini, makin dirasakan perlunya meningkatkan dan mengintensifikasikan hubungan intra keluarga. Karena kita merasakan seperti ada sesuatu yang hilang, yang sifatnya sangat sensitif bagi kehidupan kita. Yaitu rasa kekeluargaan, suasana tentram, dan kasih sayang.

6 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Padahal semua itu merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, apabila hal ini tidak dapat terpenuhi, mustahil kita dapat menjadikan keluarga sebagai wahana pembentukan insan yang berkualitas dengan dapat menunjukkan keluarga sebagai institusi pendukung pembangunan yang handal serta menjadikan hal ini sebuah tantangan yang harus segera diperbaiki agar citacita untuk mendirikan dan membangun suatu masyarakat madani sebagai masyarakat ideal untuk hari depan yang lebih cerah.

Melihat secara mendalam bahwa kewajiban untuk menghormti orang tua/Lansia merupakan bagian dari konsepsi kesempurnaan spiritualitas seseorang. Salah satu bentuk konsepsi agama dalam memandang Orang tua/Lansia adalah sebuah keharusan seorang anak untuk menjaga, merawat dan berbakti kepada orang tuanya. Bentuk perlakuan yang kurang manusiawi seorang anak terhadap orang tua/Lansia merupakan kategori anak durhaka. Kehilangan anak dan keluraga akan cenderung diinterpretasikan hilangnya dukungan sosial dari keluarga terdekat. Saat ini Lansia yang terlantar di Jawa Timur sudah terbesar seIndonesia nomor dua karena jumlahnya 9,36 persen setelah Daerah Istimewa Yogyakarta, dan setelah Jawa Timur ada Jawa Tengah kemudian diikuti oleh Bali dan Jawa Barat. Ke-lima daerah tersebut merupakan daerah yang mengalami populasi aging tertinggi.

Mengacu pada penjelasan di atas tentang Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi Serta Dampak terhadap Lansia (Studi tentang Lansia yang Tinggal di Panti Werdha “Majapahit” Kabupaten Mojokerto), maka

7 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pergeseran nilai dalam hubungan antar generasi dan juga dampak yang ditimbulkan oleh pergeseran tersebut kepada Lansia. Secara teoritik, teori Emile Durkheim yang mengacu pada Solidaritas Mekanis dan Solidaritas Organis ini merupakan solidaritas sosial yang terjadi pada seluruh masyarakat. Dengan teori Emile Durkheim peneliti dapat menjelaskan apakah masyarakat yang ada di Kabupaten Mojokerto ini masih tergolong masyarakat dengan Solidaritas Mekanis ataukah masyarakat Kabupaten Mojokerto sudah tergolong masyarakat dengan Solidaritas Organis. Peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini karena peneliti ingin mengatahui bentuk dari pergeseran nilai dalam hubungan antar generasi dalam keluarga Lansia yang tinggal di Panti Werdha, faktor-faktor eksternal dan internal yang mendorong Lansia tinggal di Panti Werdha. Selain itu, pentingnya penelitian ini di lakukan untuk mengetahui apakah Lansia yang tinggal di Panti Werdha merupakan dampak dari adanya pergeseran nilai dalam keluarga Lansia, dengan menggunakan Studi Deskriptif pada Lansia yang Tinggal di Panti Werdha “Majapahit” Kabupaten Mojokerto. Merujuk pada latar belakang masalah di atas, sehingga disusunlah rumusan masalah untuk mempermudah peneliti dalam menjawab permasalahan yang ada sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Bentuk Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi dalam Keluarga Lansia yang Tinggal di Panti Werdha?

8 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

2. Faktor-faktor Eksternal dan Internal apa saja yang mendorong Lansia memillih Panti Werdha sebagai domisili terakhirnya? 3. Apakah Tinggal di Panti Werdha merupakan Dampak Pergeseran Nilai dalam Keluarga Lansia? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Bentuk Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi dalam Keluarga Lansia yang Tinggal di Panti Werdha “Majapahit” Mojokerto. 2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Eksternal dan Internal yang mendorong Lansia lebih memilih Panti Werdha “Majapahit” Mojokerto sebagai domisili terakhirnya. 3. Untuk mengetahui Apakah Tinggal di Panti Werdha “Majapahit” Mojokerto merupakan Dampak Pergeseran Nilai dalam Keluarga Lansia. Manfaat Praktis 1. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang Bentuk Nilai dalam Keluarga Lansia yang Tinggal di Panti Werdha. 2. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang Faktor-Faktor Eksternal dan Internal yang mendorong Lansia memillih Panti Werdha sebagai domisili terakhirnya. 3. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang apakah Lansia yang tinggal di Panti Werdha merupakan Dampak dari adanya Pergeseran Nilai dalam Keluarganya.

9 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

4. Sebagai wadah bagi pembaca untuk mendapatkan informasi data secara benar tentang pergeseran nilai dalam hubungan antar generasi serta dampak terhadap lansia yang tinggal dipanti werdha “Majapahit” Mojokerto. Manfaat Teoritis 1. Sebagai bentuk realisasi kegiatan Penulisan Skripsi. 2. Meningkatkan kemampuan analisa penulis dalam mengaplikasikan teoriteori Emile Durkheim yang mengenai solidaritas mekanis dan solidaritas organis dan juga teori lansia yang digunakan dalam penelitian ini. Landasan Teori Emile Durkheim membagi tipe masyarakat menjadi dua bentuk, yaitu masyarakat dengan Solidaritas Mekanis dan masyarakat dengan Solidaritas Organis. Tipe masyarakat dengan Solidaritas Mekanis (mechanistic solidarity) dengan masyarakat yang memiliki Solidaritas Organis (organic solidarity) di lancarkan pertama sekali ke dalam khasanah Sosiologi oleh Emile Durkheim (1858-1917), Sosiolog paling terkenal dari Perancis yang terkenal dengan Mashab Sosiologistiknya. Suatu masyarakat yang memiliki Solidaritas Mekanis adalah masyarakat dimana individu-individu terikat secara homogen kedalam kesatuan-kesatuan sosial dan concience collective di dalam masyarakat sedemikian itu adalah bersifat represif dimana setiap pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang ada selalu di kaitkan dengan sanksi-sanksi hukuman. Masyarakat dengan Solidaritas

10 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Mekanis adalah suatu masyarakat yang relatif homogen, khususnya dalam hal pembagian pekerjaan. Dahulu kehidupan Lansia di topang dari rasa hormat dan rasa kasih sayang dari anak-anaknya. Pada masyarakat Solidaritas Mekanis di pedesaan seperti di Kabupaten Mojokerto masih tergolong daerah pedesaan yang masih menjunjung tinggi adat istiadat, budaya, serta nilai-nilai dalam keluarga masih sangat di junjung tinggi. Anak wajib patuh terhadap Orang tuanya, karena budaya yang ada cukup kuat untuk memaksa anak merasa malu jika tidak mampu merawat Orang tuanya yang sudah Lanjut Usia. Di lain pihak, masyarakat dengan Solidaritas Organis adalah suatu masyarakat yang telah menjadi semakin heterogen dan semakin mandiri. Heterogenitas

dan

kemandirian

tersebut

terjadi

sebagai

akibat

kian

berkembangnya pembagian pekerjaan sosial. Namun, patutlah dicatat, bahwa sekalipun heterogenitas dan kemandirian kian berkembang, akan tetapi individuindividu yang semakin mandiri itu justru menjadi semakin tergantung satu sama lain dan kian saling solider. Hal ini disebabkan karena masing-masing individu itu kini hanyalah merupakan suatu bagian saja dari suatu pembagian pekerjaan sosial. Solidaritas di dalam masyarakat yang demikian ini adalah Solidaritas Organis. Pada masyarakat Solidaritas Organis kebanyakan masyarakatnya lebih cenderung individual karena adanya pembagian pekerjaan sosial. Solidaritas Organis biasanya terdapat di daerah perkotaan yang masyarakatnya cenderung memiliki kesibukan yang sangat padat dan budaya yang ada di perkotaan sudah banyak yang mulai luntur, bahkan nilai-nilai dalam keluarga juga mulai luntur.

11 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Hal ini menjadikan anak sudah tidak malu untuk menyerahkan Orang tuanya yang sudah Lanjut Usia kedalam Panti Werdha. Alasan anak menaruh Orang tuanya yang sudah Lanjut Usia ke dalam Panti Werdha adalah karena kesibukannya mencari pekerjaan sehingga tidak sanggup untuk merawat Orang tuanya. Dukungan yang di berikan keluarga terhadap Lansia menyebabkan semangat hidup yang tinggi pada Lansia dan akan menambah kesejahteraan dalam hidupnya. Sehingga di harapkan setiap Lansia bisa menghabiskan masa tuanya bersama orang-orang yang di cintai dan di sayanginya. Karena dukungan yang diberikan kepada keluarga sangatlah penting. Keluarga memiliki 8 fungsi supportif termasuk diantaranya dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional. Bentuk dukungan keluarga menurut House dibedakan menjadi 4 yang di jelaskan seperti dibawah ini (Smet B, 1994): a. Dukungan emosional : memberikan ungkapan empati, kepedulian, kasih sayang, perhatian, intensitas menjenguk yang sering, jangan menganggap beban. b. Dukungan Penghargaan : terjadi lewat ungkapan hormat, memberikan dorongan untuk hidup sehat dan beraktivitas. c. Dukungan Instrumental : mencakup bantuan langsung yang bersifat nayata dan dalam bentuk materi (memberi kiriman uang, barang-barang kebutuhan seharihari, makanan kesukaan, pakaian). d. Dukungan Informatif : mencakup meminta nasehat, petunjuk, saran/umpan baik dalam menyelesaikan permasalahan keluarga.

12 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang diteliti oleh peneliti selama 3 bulan yang dilakukan pada UPT Panti Werdha “Majapahit” di Jl. Raya Brangkal No.862 Sooko Kabupaten Mojokerto ini peneliti banyak mendapatkan berbagai macam data yang telah diperoleh peneliti dilokasi penelitian yang berkaitan dengan Pergeseran Nilai dalam Hubungan Antar Generasi Serta Dampak terhadap Lansia” (studi deskriptif tetang Lansia yang tinggal diPanti Werdha “Majapahit” Kabupaten Mojokerto). Berbagai macam data tersebut diantaranya adalah karakteristik

sosial-ekonomi

responden,

interaksi

sosial

Lansia

dengan

keluarganya, proses pemilihan tempat tinggal terakhir Lansia diPanti Werdha, hubungan Lansia dengan keluarganya, dampak Lansia yang tinggal di Panti Werdha. Dapat kita ketahui bahwa keberadaan Lansia ini ditandai dengan usia harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Akibat dari dampak usia harapan hidup yang semakin meningkat maka terjadi pula pergeseran struktur penduduk menjadi berbentuk piramid terbalik, keberadaan jumlah Lansia lebih banyak dibandingkan dengan keberadaan anak-anak yang berusia 14 tahun kebawah. Dengan adanya peningkatan populasi Lansia diikuti pula dengan berbagai macam persoalan yang dihadapi oleh penduduk Lanjut Usia salah satunya adalah Lansia yang ditelantarkan oleh anaknya atau Lansia terlantar karena sudah tidak memiliki keluarga. Terdapat beberapa bentuk dari adanya pergeseran nilai dalam

13 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

hubungan antar generasi dalam keluarga Lansia yang tinggal di Panti Werdha adalah: 

Dengan adanya panti werdha peran keluarga kini sudah mulai bergeser dan sedikit demi sedikit beralih menyerahkan peran dan tugas sebagai anak ke tempat jasa pelayanan lansia seperti panti werdha. Lansia yang masih memiliki keluarga dan tinggal dipanti werdha ini bukan karena keinginannya sendiri melainkan karena desakan dari keluarga atau keluarga yang menyerahkan lansia kepanti. Hal ini sangat disayangkan karena pada dasarnya lansia menginginkan untuk tinggal bersama keluarganya. Akan tetapi keadaan yang harus dijalani oleh lansia adalah harus bisa bertahan dan mencintai lingkungan barunya dipanti werdha.

Sejalan dengan perkembangan zaman, kondisi seperti saat ini telah banyak mengalami pergeseran. Kehidupan dalam keluarga tidak lagi seutuh dahulu. Fungsi-fungsi keluarga semakin menurun dan memudar. Diantara anggotaanggota keluargapun sudah tidak lagi jelas dengan tugas dan peranannya. Sehingga Lansia merasa lebih nyaman tinggal diPanti Werdha. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa Faktor internal (dari dalam diri responden) Lansia yang tinggal di Panti Werdha “Majapahit” Mojokerto adalah : 1. Faktor ketidaknyamanan responden didalam anggota keluarganya salah satunya karena anak mantu yang sering cekcok mulut dengan responden saat tinggal satu rumah.

14 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

2. Responden yang tidak mendapatkan banyak perhatian dari keluarganya yang dikarenakan pertama suami sudah meninggal sehingga tidak ada yang memperhatikannya, yang kedua anak sibuk mencari rejeki sehingga responden tidak diperhatikan. 3. Minat responden untuk tinggal dipanti sangat tinggi karena responden lebih memilih tinggal dipanti demi kenyamanan diri dan untuk meringankan beban keluarganya yang serba kekurangan. 4. Responden yang terlantar membutuhkan perawatan, perhatian serta tempat tinggal yang nyaman bagi dirinya. Dan akhirnya memilih Panti Werdha sebagai hunian dipenghujung usianya. 5. Kejadian-kejadian atau permasalahan dikeluarganya yang buruk melekat didiri responden sehingga membuat responden memilih Panti Werdha sebagai tempat tinggalnya. 6. Suasana hati responden yang terkadang tidak stabil yang menjadikan responden sering cekcok dengan anggota keluarganya sehingga responden tidak dapat hidup tentram dikeluarganya.

Faktor eksternal (dari lingkungan responden) Lansia tinggal diPanti Werdha adalah : 1. Dukungan dari pikah keluarga yang tidak pernah diberikan kepada lansia, sehingga lansia memilih untuk tinggal di panti karena didalam panti lansia mendapatkan banyak dukungan dari lingkungan sekitar panti.

15 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

2. Banyaknya lansia yang tidak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari anggota keluarganya yang menjadikan lansia tinggal di panti werdha. 3. Lansia yang tidak memiliki anggota keluarga dan terlantar yang menjadikan lansia tinggal di panti werdha. Dengan demikian, berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti selama di Panti Werdha “Majapahit” Mojokerto maka dapat disimpulkan bahwa lansia yang memilih untuk tinggal di panti werdha ini memang dipengaruhi oleh adanya pergeseran nilai dalam hubungan antar generasinya. Hal ini terjadi karena keluarga lansia yang tergolong kelas bawah yang membuat keluarganya merasa terbebani dengan adanya lansia yang tinggal bersamanya, karena masih banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Alasan yang kedua adalah adanya ketidak cocokan antara anak menantu dengan lansia yang membuat mereka sering cekcok mulut atau bahkan ada anak menantu yang tega mengusir atau menelantarkan lansia.

16 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Daftar Pustaka Sumber Buku: 

Bungin, Burhan Prof. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif :Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta : Kecana Prenada Media Group.



Hadiarta A.A Intania. 2009. Kesejahteraan Hidup Lansia (Studi tentang Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kesejahteraan Hidup Lansia di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya). Surabaya: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.



Hadi, Sutrisno Prof. 2004. Statistik (Jilid 2). Yogyakarta : Penerbil Andi.



Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.



Karnaji, dan Bagong Suyanto. 2005. Pendataan PMKS di Surabya : Pemetaan Problema dan Program Penanganan Lansia di Kota Surabaya. Surabaya : Lutfansyah Mediatama.



Narwoko, J. Dwi – Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi :Teks Pengantar &Terapan. Jakarta : Penerbit Kencana.



Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Prenada Media.



Wirawan, Ida Bagus. 2012. Masalah Penduduk Usia Lanjut, Sebuah Telaah Sosio Demografik. Mata Kuliah Masalah Lanjut Usia. Surabaya : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.

17 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Sumber Internet : 

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2206284-pengertian-pantiwerdha/#ixzz1pdz06EN1 diakses pukul 15:31 pada tanggal 20-03-2012



http://publikasi.umy.ac.id/index.php/komunikasi/article/viewFile/3162/1923 diakses pukul 18:25 diakses pada tanggal 20 maret 2012



http://www.scribd.com/doc/46453802/Komunitas-Panti diakses pukul 18:56 diakses pada tanggal 20 maret 2012



http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/panti-werdha-adalah-pilihan/ diakses pada pukul 19:06 tanggal 20 maret 2012



http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=meningkatnya%20lansia%20mas uk%20panti%20werdha&source (di bab 1 6013) pukul 19:11



http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jumlah%20lansia%20di%20indo nesia&source (penduduk lanjut usia pukul 19:15)



http://www.cybertokoh.com pukul 19:17



http://rockyblank.blogdetik.com/2010/04/13/hidup-dan-tinggal-di-pantijompo-sebagai-pilihan-terakhir-bagi-lanjut-usia/ pukul 20:35 tgl 26-3-12



https://docs.google.com/Artikel-Potret-Keluarga-dari-Masa-Kemasa.pdf+fungsi+keluarga+dahulu pada taggal 9 bulan juni 2012



http://dinassosialkabmojokerto.blogspot.com/2012/06/unit-pelaksana-teknispanti-werdha.html pada tanggal 10-10-2012 pukul 15:16

18 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/