KAJIAN KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN KONVENSIONAL DAN ...

11 downloads 2787 Views 611KB Size Report
syariah. Jenis investasi yang digunakan yaitu investasi tinggi dan investasi rendah. ... terbesar kepada peserta asuransi pendidikan adalah sistem syariah.
KAJIAN KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH DENGAN SIMULASI PERCOBAAN EKONOMI

OLEH NILAM PUTRI H14104004

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

RINGKASAN

NILAM PUTRI. Kinerja Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah dengan Simulasi Percobaan Ekonomi (dibimbing oleh BAMBANG JUANDA). Lembaga keuangan non bank yang akhir-akhir ini sangat mendominasi adalah lembaga asuransi. Menurut infobank pertumbuhan lembaga asuransi meningkat tiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan total asset dari asuransi tersebut. Konsep asuransi pada dasarnya adalah sama, namun pada saat ini asuransi di Indonesia mempunyai dua sistem. Adapun sistem asuransi yang ada di Indonesia adalah sistem asuransi konvensional dan sistem asuransi syariah. Salah satu produk yang ditawarkan perusahaan asuransi adalah perlindungan terhadap kelancaran dana pendidikan. Adanya produk asuransi ini memberikan jaminan terhadap dana pendidikan di masa depan. Selain itu penelitian ini mengkaji bagaimana preferensi peserta terhadap keikutsertaan dalam asuransi pendidikan.konvensional dan syariah. Data penelitian ini dibangkitkan dengan metode percobaan ekonomi yang saat ini sedang berkembang. Percobaan ekonomi merupakan metode penelitian dimana peneliti dapat melakukan kontrol terhadap lingkungan. Metode percobaan ini melibatkan mahasiswa sebagai pelaku percobaannya. Pelaku percobaan ini mempunyai karakteristik yang berbeda – beda sehingga sulit untuk dikontrol. Oleh karena itu setiap pelaku percobaan diberikan imbalan untuk mengontrol variasi karakteristik dan untuk memunculkan sifat bawaan yang diingingkan yaitu memaksimalkan keuntungan. Faktor yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari dua yang pertama adalah sistem asuransi dan yang kedua adalah faktor jenis investasi. Penelitian ini terdiri dari dua jenis percobaan yaitu, percobaan terpisah dimana peserta dihadapkan pada satu sistem asuransi (sistem konvensional saja atau syariah saja) dan percobaan gabungan dimana peserta dapat memilih sistem konvensional atau syariah. Jenis investasi yang digunakan yaitu investasi tinggi dan investasi rendah. Tingkat investasi tinggi berada pada selang 8 persen – 10 persen dan tingkat investasi rendah berada pada selang 6 persen - 7 persen. Data diperoleh dari 20 orang mahasiswa ilmu ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk kondisi terpisah (hanya ada satu sistem asuransi yang ditawarkan) seluruh peserta mengikuti asuransi pendidikan untuk setiap periode dan perlakuan penelitian. Hal yang sama juga berlaku untuk kondisi gabungan (terdapat dua sistem asuransi saling bersaing), namun ada perbedaan dalam proporsi keikutsertaan peserta. Sistem asuransi yang paling diminati adalah asuransi dengan sistem syariah. Rata – rata peserta asuransi menetapkan premi yang besar pada asuransi dengan sistem syariah dibandingkan pada asurasi dengan sistem konvensional. Hal ini disebabkan karena adanya sistem bagi hasil yang diterapkan oleh sistem syariah.

Untuk kedua kondisi, baik terpisah (dimana hanya ada satu sistem yang ditawarkan) ataupun kondisi gabungan (terdapat dua sistem asuransi yang saling bersaing) pada invesatsi tinggi sistem asuransi yang memberikan keuntungan terbesar kepada peserta asuransi pendidikan adalah sistem syariah. Karena semakin tinggi investasi semakin tinggi pula keuntungan yang diperoleh. Namun untuk sistem syariah, pada saat investasi rendah keuntungan yang diperoleh peserta lebih kecil daripada keuntungan peserta dengan sistem konvensional baik untuk investasi tinggi dan investasi rendah. Hal ini disebabkan karena rendahnya investasi maka keuntungan yang diperoleh juga kecil. Selanjutnya untuk keuntungan perusahaan, pada kondisi terpisah (hanya satu sistem asuransi yang ditawarkan) rata – rata keuntungan yang diberikan oleh sistem syariah lebih besar daripada keuntungan yang diberikan oleh sistem konvensional. Besarnya tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh kecilnya resiko yang ditanggung oleh perusahaan dengan sistem syariah. Kecilnya tingkat resiko yang ditanggung perusahaan tersebut akibat adanya sistem kepemilikan bersama (tabarru’), dimana apabila ada klaim dari peserta kerugian ditanggung bersama (peserta dan perusahaan). Pada kondisi gabungan (ada dua sistem asuransi yang saling bersaing), secara teori keuntungan perusahaan dengan sistem syariah baik saat investasi tinggi dan investasi rendah memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan. Akan tetapi hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keuntungan perusahaan dengan sistem syariah pada investasi tinggi memberikan keuntungan terkecil dibandingkan sistem syariah investasi rendah dan konvensional (investasi tinggi dan rendah). Hal ini disebabkan karena pada sistem syariah investasi tinggi ada satu peserta yang meninggal. Oleh karena itu keuntungan perusahaan menjadi berkurang. Preferensi peserta dalam memutuskan mengikuti asuransi pendidikan lebih cenderung untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh dimasa mendatang agar dana pendidikan anak terjamin ketersediaannya.

KAJIAN KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL DENGAN SIMULASI PERCOBAAN EKONOMI

Oleh : NILAM PUTRI H14104004

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh , Nama Mahasiswa

: Nilam Putri

Nomor Registrasi Pokok

: H14104004

Program Studi

: Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi

: Kajian Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah dengan Simulasi Percobaan Ekonomi

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S. NIP : 131 779 498 Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. NIP : 131 846 872

Tanggal Kelulusan :

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA

MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN

SEBAGAI

SKRIPSI

ATAU

KARYA

ILMIAH

PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor,

Agustus 2008

Nilam Putri H14104004

RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Nilam Putri yang lahir pada tanggal 7 Juni 1986 di Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Penulis merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara, dari pasangan H. Azmi Agus dan Hj. Zuwirda. Jenjang

pendidikan

yang ditempuh penulis berjalan lancar, penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 12 Kubang, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Guguak dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 1 Guguak dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjdi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan mahasiswa seperti pada pelaksanaan program kegiatan himpunan organisasi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahman dan rahim-Nya lah penulis dapat Pendidikan

menulis

skripsi dengan judul “ Kajian Kinerja Asuransi

Konvensional

dan

Syariah

dengan

Simulasi

Percobaan

Ekonomi” . Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tersebut karena mengingat mahalnya biaya pendidikan di Indonesia dan meningkat tiap tahunnya. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada : 1. Papa dan mama atas semua doa, dukungan, pengorbanan, kasih sayang dan semangatnya yang selalu diberikan kepada penulis. Nasehat-nasehat dan kesabaran yang diberikan kepada penulis sangat besar artinya dalam proses penyelesaian skripsi ini. 2. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 3. Ir. Sri Mulatsih, M. Sc. Agr selaku dosen penguji utama. Terima kasih atas semua saran serta masukan demi perbaikan skripsi ini. 4. Widyastutik, S.E., M. Si selaku wakil komisi pendidikan. Terima kasih atas saran dalam perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. 5. Uda Romi, uni Rini, uda Adi, uni Mimi, dan keponakan - keponakanku terima kasih atas dukungan dan bantuannya yang telah diberikan kepada penulis. 6. Dani Ryo Pedrosa terima kasih atas semuanya, kasih sayang dan ilmu-ilmu yang setiap saat diberikan kepada penulis. 7. Pak Akmal dan Pak Syaifudin Hambali dari Bumiputera. Terima kasih atas semua bantuan dan penjelasan yang diberikan.

8. Mba Prima dan Mba Ika terima kasih atas bagi-bagi pengalamannya, pencerahan dan inspirasinya. 9. Sahabat-sahabatku Tatu, Nana, Irma dan Mala yang selalu memberikan semangatnya, dukungan dan doanya. Thanks for everything. 10. My team work (hana, puspa dan dewi) teman bimbingan yang senasib dan seperjuangan serta pengalaman - pengalamannya selama bimbingan. 11. Teman-teman IE 41, terima kasih atas semua kebersamaan yang telah kita lewati bersama. Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Namun demikian, semoga penulisan skripsi ini memberikan manfaat bagi pihak lain yang membutuhkannya.

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................

i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

x

I.

PENDAHULUAN .......................................................................................

1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ..............................................................................

4

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................

7

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................

7

1.5. Ruang Lingkup Penelitian …. ...............................................................

8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ...................

9

2.1. Tinjauan Pustaka ...................................................................................

9

2.1.1. Asuransi ....................................................................................

9

2.1.2 Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah .......................... 12 2.1.2.1. Asuransi Konvensional ............................................... 12 2.1.2.2. Asuransi Syariah ......................................................... 13 2.1.2.3. Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi Syariah .......................................................... 15 2.1.3 Asuransi Pendidikan .................................................................. 19 2.1.3.1. Asuransi Pendidikan Konvensional .............................. 20

2.1.3.2. Asuransi Pendidikan Syariah ........................................ 22 2.1.4. Percobaan Ekonomi ................................................................... 26 2.1.4.1 Teori Induced Value ...................................................... 28 2.1.4.2. Instruksi Percobaan ...................................................... 30 2.2. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 30 2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 31 III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 34 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 34 3.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 34 3.3. Rancangan Percobaan ........................................................................... 34 3.4. Metode Analisis ..................................................................................... 38 3.5. Prosedur Percobaan Ekonomi ................................................................ 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 50 4.1. Perhitungan Keuntungan Peserta Berdasarkan Skenario ...................... 50 4.1.1. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi .................................... 50 4.1.2. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah ................................... 52 4.1.3. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi ................................... 53 4.1.4. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah ................................. 55 4.2. Perhitungan Keuntungan Perusahaan Berdasarkan Skenario ............... 57 4.2.1. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi .................................... 57

4.2.2. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah ................................... 59 4.2.3. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi ................................... 60 4.2.4. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah ................................. 62 4.3. Evaluasi Pertimbangan Keputusan Berdasarkan Percobaan Ekonomi . 63 4.4. Hasil Perhitungan Percobaan A (terpisah) Berdasarkan Percobaan Ekonomi ................................................................................................ 64 4.4.1. Evaluasi Keikutsertaan Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah ......................................................... 64 4.4.2. Perbandingan Premi Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah ......................................................... 66 4.4.3. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah ......................................................... 70 4.4.4. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah ......................................................... 74 4.5. Hasil Perhitungan Percobaan B (gabungan) Berdasarkan Percobaan Ekonomi ................................................................................................ 78 4.5.1. Evaluasi Proporsi Keikutsertaan Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah untuk Kedua Jenis Investasi ............ 78 4.5.2. Perbandingan Premi Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah untuk Kedua Jenis Investasi ............ 81 4.5.3. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah untuk Kedua Jenis Investasi ............ 84 4.5.4. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah untuk Kedua Jenis Investasi ............ 88 V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 93

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 93 5.2. Saran...................................................................................................... 95 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 96 LAMPIRAN ....................................................................................................... 98

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

2.1.

Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah..................... 16

3.1.

Penerimaan Tahapan Dana Pendidikan................................................ 41

3.2.

Distribusi Peluang Kejadian dan Angka Acak ..................................... 41

3.3.

Distribusi Peluang Kejadian ROI dan Angka Acak pada Investasi Tinngi .................................................................................... 42

3.4.

Distribusi Peluang Kejadian ROI dan Angka Acak pada Investasi Rendah .................................................................................. 42

4.1.

Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi ... 50

4.2.

Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi ........................................................................................ 51

4.3.

Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah . 52

4.4.

Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah ....................................................................................... 52

4.5.

Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi.. 54

4.6.

Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi ........................................................................................ 54

4.7.

Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah.. 55

4.8.

Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah ....................................................................................... 56

4.9.

Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi ................................................................................................... 57

4.10.

Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah ................................................................................................. 59

4.11.

Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi ................................................................................................... 61

4.12.

Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Rendah dan Premi Rendah ................................................................................................. 62

4.13.

Proporsi Peserta Percobaan yang Mengikuti Asuransi pada Percobaan Terpisah .............................................................................. 65

4.14.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Premi Peserta pada Percobaan A (terpisah) ......................................................................... 69

4.15.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Peserta pada Percobaan A (terpisah) ......................................................................... 73

4.16.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Perusahaan pada Percobaan A (terpisah) ......................................................................... 76

4.17.

Proporsi Peserta Percobaan yang Mengikuti Asuransi pada Percobaan Gabungan............................................................................ 79

4.18.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Proporsi Peserta pada Percobaan B (gabungan) ...................................................................... 80

4.18.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Premi Peserta pada Percobaan B (gabungan) ...................................................................... 83

4.19.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Peserta pada Percobaan B (gabungan) ...................................................................... 87

4.20.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Perusahaan pada Percobaan B (gabungan) ...................................................................... 91

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

2.1.

Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah..................... 16

3.1.

Penerimaan Tahapan Dana Pendidikan................................................ 41

3.2.

Distribusi Peluang Kejadian dan Angka Acak ..................................... 41

3.3.

Distribusi Peluang Kejadian ROI dan Angka Acak pada Investasi Tinngi .................................................................................... 42

3.4.

Distribusi Peluang Kejadian ROI dan Angka Acak pada Investasi Rendah .................................................................................. 42

4.1.

Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi ... 50

4.2.

Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi ........................................................................................ 51

4.3.

Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah . 52

4.4.

Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah ....................................................................................... 52

4.5.

Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi.. 54

4.6.

Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi ........................................................................................ 54

4.7.

Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah.. 55

4.8.

Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah ....................................................................................... 56

4.9.

Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi ................................................................................................... 57

4.10.

Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah ................................................................................................. 59

4.11.

Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi ................................................................................................... 61

4.12.

Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Rendah dan Premi Rendah ................................................................................................. 62

4.13.

Proporsi Peserta Percobaan yang Mengikuti Asuransi pada Percobaan Terpisah .............................................................................. 65

4.14.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Premi Peserta pada Percobaan A (terpisah) ......................................................................... 69

4.15.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Peserta pada Percobaan A (terpisah) ......................................................................... 73

4.16.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Perusahaan pada Percobaan A (terpisah) ......................................................................... 76

4.17.

Proporsi Peserta Percobaan yang Mengikuti Asuransi pada Percobaan Gabungan............................................................................ 79

4.18.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Proporsi Peserta pada Percobaan B (gabungan) ...................................................................... 80

4.18.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Premi Peserta pada Percobaan B (gabungan) ...................................................................... 83

4.19.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Peserta pada Percobaan B (gabungan) ...................................................................... 87

4.20.

Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Perusahaan pada Percobaan B (gabungan) ...................................................................... 91

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Instruksi Percobaan…………………….............................................

99

2.

Lembar Keputusan Peserta Asuransi Pendidikan ............................. 123

3.

Data Hasil Percobaan A (terpisah) .................................................... 126

4.

Data Hasil Percobaan B (gabungan) ................................................. 127

5.

Hasil Uji Asumsi Percobaan A (terpisah) ......................................... 128

6.

Hasil Uji Asumsi Percobaan B (gabungan) ...................................... 129

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Perkembangan zaman yang dirasakan semakin cepat telah membawa

masyarakat untuk hidup mengikuti trend yang berlaku. Adanya masa peralihan dari zaman ke zaman telah menghasilkan suatu zaman yang serba modern. Salah satu bentuk hidup modern itu adalah semakin banyaknya ketergantungan masyarakat dengan lembaga keuangan. Namun pada kenyataannya saat ini, tidak hanya lembaga keuangan bank saja yang berkembang pesat, lembaga keuangan non bank pun tidak kalah bersaing dalam pertumbuhannya. Adapun lembaga keuangan non bank yang akhir - akhir ini sangat mendominasi adalah lembaga asuransi. Industri asuransi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Menurut infobank pertumbuhan lembaga asuransi meningkat tiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan total asset dari asuransi tersebut. (Gambar 1.1.).

100

30 25 20 15 10 5 0

Juta Rp

80 60 40 20 0 2004

2005 Tahun

Total Asset

Persentase

Pertumbuhan Asuransi

2006 Pertumbuhan TA

Sumber : InfoBank (2007), diolah Gambar 1.1. Pertumbuhan Asuransi di Indonesia Tahun 2004-2006

Pesatnya perkembangan asuransi ini, tentu saja didukung oleh jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Indonesia sudah berjumlah kurang lebih 222,2 juta jiwa, ini merupakan peluang yang menjanjikan untuk akselerasi perkembangan asuransi (BPS,2006). Adapun definisi secara umum dari asuransi adalah sebuah sistem yang dijalankan dengan maksud untuk merendahkan kehilangan finansial dengan cara menyalurkan resiko kehilangan dari seseorang atau lembaga kepada perusahaan asuransi. Oleh karena itu tujuan dari asuransi adalah untuk menghindari dan meminimalkan kerugian dari resiko - resiko pada masa mendatang yang mungkin menimbulkan kerugian. Resiko – resiko tersebut timbul karena adanya faktor ketidakpastian. Ketidakpastian merupakan hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Bencana, kebakaran, kematian merupakan contoh ketidakpastian yang ada dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itulah sebagian masyarakat lebih memilih untuk mengurangi resiko yang tidak pasti dengan cara mengasuransikan baik jiwa, maupun harta bendanya. Konsep asuransi pada dasarnya adalah sama, namun pada saat ini asuransi di Indonesia mempunyai dua sistem. Adapun sistem asuransi yang ada di Indonesia adalah sistem asuransi konvensional dan sistem asuransi syariah. Sistem asuransi konvensional adalah sistem asuransi yang investasi dananya berdasarkan bunga. Sedangkan sistem asuransi syariah merupakan sistem asuransi yang investasi dananya berdasarkan sistem bagi hasil. Pada awalnya sistem asuransi yang lebih awal dikenal adalah sistem asuransi konvensional. Namun banyaknya kalangan yang berbeda pendapat

tentang pemberian bunga sebagai investasi dana mengakibatkan timbulnya alternatif lain dalam berasuransi. Timbulnya alternatif ini juga diperkuat dengan mayoritas penduduk Indonesia dengan dominasi beragama Islam yang mempunyai kekhawatiran terhadap kinerja asuransi yang memiliki unsur gharar (ketidakpastian), maisir (perjudian) dan riba yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Secara umum produk asuransi terdiri dari dua jenis, yaitu asuransi umum dan asuransi jiwa. Asuransi jiwa merupakan sebuah perjanjian hukum antara perusahaan asuransi dengan pihak yang menggunakan asuransi dalam hal menjamin pembayaran sejumlah dana atas kematian pihak tertanggung kepada pihak penerima atau ahli waris. Adapun ide dasar yang melatarbelakangi asuransi jiwa adalah sebuah resiko (kemungkinan terjadinya kerugian atau kerusakan) tidak dapat dihindari, tetapi dampak resiko tersebut dapat diminimalisir. Berdasarkan ide dasar tersebut maka tujuan dari asuransi jiwa ini adalah untuk menampung semua resiko atau keidakpastian yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Salah satu produk yang ditawarkan perusahaan asuransi jiwa adalah perlindungan terhadap kelancaran dana pendidikan. Adanya produk asuransi ini memberikan jaminan terhadap dana pendidikan dimasa depan. Hal ini dilatarbelakangi oleh biaya pendidikan yang sangat mahal dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Kalau tidak diantisipasi sejak dini maka kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah pendidikan dimasa depan akan terhambat. Selain biaya pendidikan yang sangat tinggi, keadaan perekonomian nasional yang belum

stabil dan inflasi yang setiap tahun mengalami peningkatan juga menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat untuk menggunakan asuransi pendidikan. Untuk itulah asuransi pendidikan sangat penting dalam menjamin dana pendidikan dimasa depan. Untuk mengetahui letak perbedaan kinerja asuransi syariah dan asuransi konvensional khususnya dalam asuransi pendidikan, maka dalam penelitian ini akan dilakukan percobaan ekonomi. Analisis ini dilakukan agar dapat mengontrol faktor – faktor yang ada di luar faktor yang kita amati. Respon lain yang akan dilihat adalah mengenai keuntungan peserta dan keuntungan perusahaan. Penelitian ini mencoba membandingkan perbedaan keuntungan yang didapat pada asuransi termasuk kedalamnya keuntungan yang didapat oleh peserta yang mengikuti asuransi syariah atau konvensional. Selain itu peneliti juga akan melihat bagaimana preferensi masyarakat dalam keikutsertaannya pada kedua sistem asuransi.

1.2.

Perumusan Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat utama di era kehidupan modern seperti

sekarang. Sejauh kita memandang maka sejauh itu pula kita harus mempersiapkan diri kita dengan pendidikan. Pendidikan dapat dikatakan sebagai investasi jangka panjang. Karena dengan pendidikan yang tinggi kita bisa menguasai teknologi yang berkembang di era globalisasi ini. Namun fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini pendidikan merupakan investasi yang masih tergolong mahal. Infrasturktur pendidikan yang ada di Indonesia masih jauh tertinggal jika

dibandingkan dengan infrastruktur pendidikan yang ada di negara maju. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya sekolah – sekolah yang belum memadai baik dalam bentuk bangunan ataupun vasilitas – vasilitas yang diberikan. Tidak hanya infrastruktur yang masih kurang berkembang, biaya pendidikan di Indonesia juga masih tergolong sangat mahal. Biaya pendidikan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selain kendala biaya, kendala lain yang dapat menjadi faktor memilih asuransi adalah masalah ketidakpastian. Banyak hal yang tidak dapat diprediksi dalam kehidupan kita. Salah satu contoh ketidakpastian itu adalah kecelakaan, kebakaran, meninggal dan lain – lain. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut maka masyarakat Indonesia pada zaman modern seperti saat ini telah mempunyai alternatif lain dalam merencankan pendidikan di masa depan. Alternatif tersebut adalah dengan memilih asuransi pendidikan sebagai sebuah pilihan untuk menjamin dana pendidikan. Oleh karena itulah asuransi pendidikan dapat dikatakan sebagai investasi jangka panjang. Sistem asuransi yang ada di Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu asuransi pendidikan dengan sistem konvensional dan asuransi pendidikan dengan sistem syariah. Kedua sistem asuransi pendidikan ini sama – sama bertujuan untuk menjamin kelancaran pembiayaan dana pendidikan, namun mempunyai perbedaan dalam kinerjanya. Sistem asuransi konvensional adalah sistem asuransi yang investasi dananya berdasarkan bunga. Sedangkan sistem asuransi syariah merupakan sistem asuransi yang investasi dananya berdasarkan sistem bagi hasil.

Saat ini kebutuhan akan asuransi pendidikan sangat meningkat, hal ini dapat dilihat dari peningkatan pertumbuhannya yang sangat cepat. Peningkatan ini juga dapat dilihat dari jumlah pemegang polis asuransi pendidikan. Pada tahun 2005 tercatat 5.770 orang menjadi pemegang polis asuransi pendidikan. Pada tahun 2006 pemegang polis mengalami peningkatan dengan jumlah 6. 317 orang. Selanjutnya tahun 2007 pertumbuhan ini terus mengalami peningkatan hingga angka 6.751 orang (Jiwasraya, 2007). Dari data ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa asuransi pendidikan memang sangat diperlukan untuk mengurangi resiko ketidakpastian pada pendidikan. Pertumbuhan pemegang polis itu dapat dilihat pada Gambar 1.2.

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

7000 6800 Jumlah (jiwa)

6600 6400 6200 6000 5800 5600 5400 5200 2005

2006

Persentase (%)

Pemegang Polis Asuransi Pendidikan

2007

Tahun

Jumlah Pemegang Polis Pertumbuhan Pemegang Polis

Sumber : Jiwasraya (2007), diolah Gambar 1.2 Pertumbuhan Asuransi Pendidikan di Indonesia Tahun 2005 – 2007 Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari memilih asuransi pendidikan. Selain untuk menjamin dana pendidikan masa depan, asuransi pendidikan juga dapat dijadikan investasi jangka panjang. Sehingga apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan maka biaya pendidikan masih dapat teratasi.

Berdasarkan uraian di atas dan merujuk pada latar belakang penelitian ini, maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana perbedaan kinerja asuransi pendidikan konvensional dan syariah dengan menggunakan metode percobaan ekonomi? 2. Bagaimana preferensi masyarakat terhadap keikutsertaannya dalam mengikuti asuransi pendidikan konvensional dan asuransi pendidikan syariah?

1.3 .

Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan di atas,

maka tujuan dari penelitian ini, yaitu : 1.

Mengamati pebedaan kinerja asuransi pendidikan baik konvensional maupun syariah dengan metode percobaan ekonomi.

2.

Melihat dan mengamati bagaimana preferensi masyarakat terhadap keikutsertaannya dalam mengikuti asuransi pendidikan konvensional dan asuransi pendidikan syariah.

1.4.

Manfaat Penelitian Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

untuk beberapa pihak, antara lain : 1.

Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai perbedaan keuntungan yang didapat jika peserta mengikuti asuransi pendidikan konvensional ataupun asuransi pendidikan syariah.

2.

Memperkenalkan metode percobaan ekonomi sebagai alternatif untuk memecahkan dan mengkaji serta menguji masalah ekonomi.

3. Bagi kalangan akademisi, diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. 4.

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan

dengan topik penelitian yang serupa mengenai kinerja asuransi

pendidikan konvensional dan syariah.

1.5.

Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada :

1. Penelitan yang dilakukan adalah mengenai lembaga keuangan non bank yaitu asuransi khususnya pada asuransi pendidikan. 2. Membandingkan kinerja asuransi konvensional ataupun syariah khususnya pada asuransi pendidikan. 3. Data yang digunakan dari penelitian ini diperoleh dari data primer hasil percobaan ekonomi dan data sekunder dari perusahaan X. 4. Dalam membandingkan keuntungan baik peserta ataupun perusahaan penelitian ini tidak memperhitungakan time value of money. 5. Peserta percobaan ekonomi adalah dari kalangan mahasiswa Ilmu Eknomi, Institut Pertanian Bogor (IPB). 6. Penelitian menggunakan asumsi – asumsi tertentu agar memudahkan perhitungan.

II.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Asuransi Menurut Siamat (2001) istilah asuransi berasal dari bahasa Latin yaitu assecurare yang berarti meyakinkan orang. Istilah selanjutnya dari bahasa Belanda adalah assuradeur yang berarti penanggung dan geassureerde yang berarti tertanggung. Namun dalam bahasa Inggris istilah asuransi berasal dari kata insurance yang mengandug arti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi. Sedangkan assurance mengandung arti menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Pengertian asuransi menurut Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 adalah suatu perjanjian, dimana seseorang mengikatkan diri kepada seorang teranggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi. Menurut Undang-Undang no. 2 Tahun 1992 pasal 1 asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung. Penggantian tersebut dapat disebabkan karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan ataupun tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin

akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

a. Manfaat Asuransi Menurut Salim (2005) manfaat asuransi adalah : 1. Asuransi memberikan rasa aman dan perlindungan. Dengan memiliki polis asuransi maka tertanggung akan terhindar dari kerugian – kerugian yang mungkin terjadi. 2. Asuransi dapat berfungsi sebagai alat pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Semakin besar kemungkinan terjadinya suatu kerugian dan semakin besar kerugian yang mungkin ditimbulkannya maka semakin besar pula premi yang dibayarkan. 3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit. 4. Investasi pada asuransi dapat berfungsi sebagai tabungan jangka panjang. 5. Asuransi dapat berfungsi sebagai alat penyebaran resiko. Dengan adanya asuransi, maka resiko dapat disebarkan kepada penanggung.

b. Istilah Asuransi Beberapa istilah yang terdapat pada asuransi : 1.

Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh tertanggung atau pemegang polis kepada suatu badan yang berguna untuk perlindungan atas objek yang dipertangungkan.

2.

Tertanggung adalah perseorangan atau badan hukum yang memiliki atau berkepentingan atas harta benda yang diasuransikan.

3.

Penangung adalah pihak yang menerima premi asuransi dari tertangung dan menanggung semua resiko atas kerugian atau musibah yang terjadi pada harta benda yang diasuransikan (pada asuransi konvensional). Sedangkan pada asuransi syariah peserta merupakan penanggung dan sekaligus tertanggung.

4.

Polis adalah dokumen tertulis yang berisi persetujuan antara perusahaan asuransi dan pemilik polis.

5.

Klaim adalah masa perjanjian atau hak tertanggung untuk meminta jaminan terhadap pihak penanggung.

c. Investasi Asuransi Menurut Bumiputera (2008) investasi asuransi dalam penelitian ini adalah asuransi dengan investasi tinggi dan asuransi dengan investasi rendah. Asuransi dengan investasi tinggi maksudnya adalah tingkat pengembalian yang diperoleh peserta dari perusahaan setelah melakukan pembayaran premi dalam masa perjanjian asuransi jumlahnya besar. Tingkat investasi tinggi berada dalam rentang 8 persen sampai dengan 10 persen . Sedangkan asuransi dengan investasi rendah maksudnya adalah tingkat pengembalian atau return yang diperoleh peserta dari perusahaan setelah melakukan pembayaran premi dalam masa perjanjian asuransi jumlahnya kecil. Tingkat investasi rendah berada dalam rentang 6 persen sampai dengan 7 persen.

2.1.2. Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah 2.1.2.1. Asuransi Konvensional Sebuah sistem yang dijalankan dengan maksud untuk merendahkan kehilangan finansial dengan cara menyalurkan resiko kehilangan dari seseorang atau lembaga kepada perusahaan asuransi (Siamat, 2001).

a. Ciri - Ciri Asuransi Konvensional 1. Akad asuransi konvensional adalah akad mulzim (perjanjian yang wajib dilaksanakan) bagi kedua belah pihak, pihak penanggung dan pihak tertanggung. 2. Akad asuransi ini adalah akad mu’awadhah, yaitu akad yang didalamnya kedua orang yang berakad dapat mengambil pengganti dari apa yang telah diberikannya. 3. Akad asuransi ini adalah akad gharar karena masing-masing dari kedua belah pihak penanggung dan tertanggung pada waktu melangsungkan akad tidak mengetahui jumlah yang diberikan dan jumlah yang diambil. 4. Akad asuransi ini adalah akad idzan (penundukan) pihak yang kuat adalah perusahan asuransi karena mereka yang menentukan syarat-syarat yang tidak dimiliki oleh tertanggung.

b. Sistem Asuransi Konvensional Adapun sistem asuransi pendidikan konvensional adalah: 1. Menggunakan akad tadabulli (jual beli) antara perusahaan dengan nasabah.

2. Investasi dana yang dilakukan berdasarkan sistem bunga. 3. Dana yang telah dibayarkan pemegang polis sebagai premi menjadi hak milik perusahaan dan perusahaan memegang peranan penuh dalam pengelolaan dana tersebut. 4. Pembayaran klaim bersumber dari rekening perusahaan. 5. Dalam pembagian keuntungan tidak ada sistem bagi hasil, keuntungan menjadi hak milik perusahaan. 6. Pembayaran premi dapat dilakukan perbulan, pertiga bulan, persemester dan pertahun. Total dana yang diterima peserta berbeda untuk setiap cara pembayaran karena perusahaan memperhitungkan bunga. Dalam penelitian ini diasumsikan pembayaran premi pertahun.

2.1.2.2. Asuransi Syariah Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong monolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (permintaan) yang sesuai syariah (fatwa DSN-MUI).

a. Ciri - Ciri Asuransi Syariah Dalam konsultasi muamalat tahun 2007, ciri – ciri asuransi syariah adalah:

1. Akad asuransi syariah adalah bersifat tabarru’, yaitu akad yang didasarkan atas pemberian dan pertolongan dari satu pihak kepada pihak yang lain. Dengan akad tabarru’ berarti peserta asuransi telah melakukan persetujuan dan

perjanjian dengan perusahaan asuransi atau sebagai lembaga pengelola untuk menyerahkan pembayaran sejumlah premi ke perusahaan agar dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu peserta lain yang mengalami kerugian. 2. Akad lain yang dapat diterapkan dalam asuransi syariah adalah akad mudharabah, yaitu satu bentuk akad yang didasarkan pada berbagi atas untung dan rugi (profit and loss sharing). Dengan prinsip ini dana yang terkumpul dalam total rekening tabungan (saving) dapat diinvestasikan oleh perusahaan asuransi dengan risiko investasi ditanggung bersama antara perusahaan dan nasabah. 3. Akad asuransi ini bukan akad mulzim atau perjanjian yang wajib dilaksanakan bagi kedua belah pihak. Karena pihak anggota ketika memberikan sumbangan tidak bertujuan untuk mendapat imbalan, dan kalau ada imbalan, sesungguhnya imbalan tersebut didapat melalui izin yang diberikan oleh jama’ah atau anggota asuransi. 4. Dalam asuransi syariah tidak ada pihak yang lebih kuat karena semua keputusan dan aturan - aturan diambil menurut izin jama’ah . 5. Akad asuransi syariah bersih dari gharar, riba dan mempunyai hubungan kekeluargaan yang kental.

b. Sistem Asuransi Syariah 1. Menggunakan akad takafuli (perjanjian kerjasama dan tolong menolong). 2. Kontribusi dana tabarru’ merupakan iuran kebaikan yang berasal dari peserta dan juga untuk peserta yang mengalami musibah.

3. Status kepemilikan dana yang telah disetorkan kepada perusahaan tetap menjadi milik peserta. Nilai tunai peserta terbentuk sejak premi pertama di bayar. 4. Premi asuransi syariah terdiri dari premi tabungan, premi tabarru’, premi biaya. 5. Resiko yang terjadi ditanggung bersama oleh para peserta asuransi, perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai administrator. 6. Keuntungan yang diperoleh bagi peserta asuransi pendidikan syariah diperoleh melalui sistem bagi hasil, dimana 70 persen untuk peserta dan 30 persen untuk perusahaan. 7. Cicilan pembayaran premi dapat dilakukan dengan sistem pembayaran perbulan, tiga bulan, persemester dan pertahun. Total dana yang diperoleh tidak berbeda berdasarkan cara pembayaran karena perusahaan tidak memperhitungkan bunga.

2.1.2.3. Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi Syariah Tabel 2.1. menjelaskan tentang perbedaan yang mendasar antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah. Ada perbedaan lain yang terdapat pada kedua sistem tersebut. Perbedaan itu adalah adanya dewan pengawas yang tidak terdapat pada sistem konvensional. Fungsi dewan pengawas syariah tersebut adalah untuk mengontrol perusahaan dalam melakukan investasi. Sehingga apabila perusahaan syariah melakukan investasi diluar lembaga – lembaga yang ditentukan, maka perusahaan akan dikenakan peringatan ataupun sanksi.

Tabel 2.1. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah Perbedaan Akad

Asuransi Konvensional Jual - beli (tadabuli)

Asuransi Syariah Tolong menolong (ta’wun)

Dewan Pengawas

Tidak ada

Ada

dewan

syariah

pengawas

yang

untuk

berfungsi mengawasi

manajemen,

produk

dan

investasi dana. Investasi dana

Investasi dana berdasarkan Investasi dana berdasarkan bunga

syariah dengan sistem bagi hasil (Mudharabah).

Kepemilikan dana

Dana yang terkumpul dari Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi nasabah (premi) merupakan milik

perusahaan. milik peserta, perusahaan

Perusahaan bebas untuk hanya menetukan investasinya.

sebagai

pemegang

amanah

untuk

mengelolanya. Pembayaran klaim

Dari

rekening

perusahaan.

dana Dari

rekening

tabarru’

(dana sosial) seluruh peserta, yang

sejak

diikhlaskan untuk

awal

sudah

oleh

peserta

keperluan

tolong

menolong

bila

terjadi

menjadi

antara

musibah. Keuntungan

Seluruhnya menjadi milik Dibagi perusahaan.

perusahaan dengan peserta (sesuai prinsip bagi hasil atau Mudharabah).

Sumber : Tim Penyusun Kompilasi Asuransi Syariah (2006)

Selain perbedaan yang telah dijabarkan, sistem konvensional dengan syariah masih mempunyai perbedaan dalam hal pengelolaan resiko. Pada sistem konvensional pengelolaan resiko yang dijalankan adalah pengalihan resiko (transfer of risk). Pada asuransi konvensional perusahaan asuransi disebut dengan penanggung sedangkan pihak yang membeli produk asuransi disebut dengan tertanggung. Untung membeli produk asuransi tertanggung menyetorkan sejumlah uang kepada penanggung yang disebut sebagai premi. Selanjutnya premi yang sudah dibayarkan tertanggung menjadi pendapatan bagi pihak penanggung. Berbeda dengan sistem konvensional pengelolan resiko pada sistem syariah tidak mengenal pengalihan resiko (transfer of

risk) namun yang

digunakan adalah pembagian resiko (sharing of risk). Dengan konsep pembagian resiko, yang menjadi penanggung resiko adalah para peserta itu sendiri bukan perusahaan asuransi sehingga perusahaan asuransi bukan menjadi penanggung namun berfungsi sebagai pemegang amanah. Selain itu dalam konsep asuransi syariah peserta juga tidak membeli polis akan tetapi memberikan donasi atau derma yang dari awal telah diniatkan untuk dana tolong menolong diantara peserta apabila terjadi musibah. Perbedaan resiko yang ditaggung oleh kedua perusahaan tersebut dapat dilihat pada dibawah ini (Gambar 2.1. dan 2.2.).

Klaim dibayar oleh penanggung ke tertanggung.

TERTANGGUNG Resiko 1

Resiko 2

PENANGGUNG

Resiko 3

Resiko dipindahkan ke penanggung dengan imbalan premi.

Resiko 3

Sumber : Iqbal (2006) Gambar 2.1. : Bagan Pengelolaan Resiko Asuransi Konvensional

Pembayaran Premi Resiko 2 Resiko 1

Resiko 3

Dana Takaful (kontri busi dikum pulkan disini, Klaim juga dibayar dari dana ini)

Operator Takaful

Sebagai wakil untuk mengelola dana takaful dan mengelola resiko

Pengumpulan Kontribusi Sumber : Iqbal (2006) Gambar 2.2. : Bagan Pengelolaan Resiko Asuransi Syariah

2.1.3. Asuransi Pendidikan Asuransi pendidikan adalah asuransi jiwa yang memberikan nilai pengembalian tunai atas setoran premi pada waktu-waktu yang telah disepakati oleh pihak tertanggung dan penanggung (Bumiputera, 2005). Asuransi pendidikan memberikan kepastian dalam hal jumlah. Artinya peserta asuransi dijanjikan pada tahun-tahun tertentu akan memperoleh sejumlah dana yang telah dijanjikan. Misalnya, dengan membayar premi dalam jumlah tertentu peserta akan mendapatkan sejumlah dana yang biasanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang ditempuh.

a. Tujuan Asuransi Pendidikan Asuransi pendidikan memberikan tujuan dalam hal - hal berikut: 1. Memberikan jaminan dan perlindungan dana pendidikan dimasa yang akan datang. 2. Meminimalkan resiko – resiko kerugian yang diderita suatu pihak. 3. Sebagai tabungan atau investasi jangka panjang. 4. Meningkatkan efisiensi dalam dalam hal waktu dan biaya. 5. Sebagai alat pemerataan biaya, yaitu dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti sendiri kerugian yang jumlahnya tidak pasti.

2.1.3.1 Asuransi Pendidikan Konvensional a. Perhitungan pada Asuransi Pendidikan Konvensional 1. Masa Perjanjian Asuransi (MP) Penentuan masa perjanjian dalam asuransi tergantung dari umur anak, dimana : Masa Perjanjian (MP) = 18 tahun – usia anak

Dalam menetukan masa perjanjian ada suatu ketetapan yang harus diperhatikan yaitu : MP + usia orang tua ≤ 65 tahun 2. Premi Pertahun (PP) Besarnya premi pertahun dapat diperoleh dengan : Premi Pertahun (PP) = UP x Tabel 1000 dimana :

UP

= Uang Pertanggungan

Tabel = Nilai baku, merupakan nilai ketetapan 3. Uang Pertanggungan (UP) Uang pertanggungan merupakan jumlah uang yang ingin diperoleh peserta asuransi di akhir masa perjanjian. Besarnya UP ini ditentukan di awal perjanjian. Namun UP ini juga dapat dihitung dari besarnya premi yang sanggup dibayarkan peserta asuransi. Besarnya UP tersebut adalah : Uang Pertanggungan (UP) = Premi x 1000 Tabel

4. Besar Dana Kelangsungan Belajar (DKB) •

TK

= 5 % x UP



SD

= 10 % x UP



SLTP

= 20 % x UP



SLTA

= 30 % x UP



PT

= (100 % x UP) + (40 % x UP)

5. Pada tingkat Perguruan Tinggi (PT) selain mendapat seratus persen dari jumlah UP, anak peserta juga mendapatkan tambahan uang yang dinamakan dengan beasiswa. Besarnya beasiswa tersebut adalah empat puluh persen dari jumlah UP. Namun jika peserta tidak mengambil sekaligus, pengambilan beasiswa tersebut dapat diambil dengan cara perbulan, pertriwulan, persemester, dan pertahun dalam jangka waktu lima tahun. Dalam penelitian ini diasumsikan peserta mengambil beasiswa lima tahun sekaligus. 6. Keuntungan pemegang polis. Laba (reversionary bonus) ini diperoleh saat akhir kontrak atau peserta asuransi meninggal sebelum masa perjanjian berakhir. Besarnya bonus tersebut : RB =((Lama Kontrak Berjalan – 2) x 5 x UP ) + (I x UP) 1000 7. Jika peserta atau orang tua meninggal sebelum masa perjanjian berakhir, maka: •

Santunan yang diberikan sebesar seratus persen dari jumlah UP yang telah ditentukan diawal perjanjian.



Sejak saat itu tidak ada lagi pembayaran premi pertahun, dengan kata lain peserta bebas premi tahunan.



Setiap jenjang pendidikan anak peserta masih tetap mendapatkan Dana Kelangsungan Belajar (DKB).



Mendapat reversionary bonus.

2.1.3.2. Asuransi Pendidikan Syariah a. Perhitungan pada Asuransi Pendidikan Syariah 1. Masa Perjanjian Asuransi (MP) Penentuan masa perjanjian dalam asuransi tergantung dari umur anak, dimana : Masa Perjanjian (MP) = 18 tahun – usia anak Dalam menetukan masa perjanjian ada suatu ketetapan yang harus diperhatikan yaitu : MP + usia orang tua ≤ 65 tahun 2. Manfaat Takaful Awal (MTA) Manfaat awal pada asuransi pendidikan syariah ditentukan oleh jangka waktu dan kemampuan peserta dalam membayar premi.

MTA = Premi Pertahun (PP) x Masa Perjanjian (MP) 3. Tahapan Dana Pendidikan (TDP) Besarnya tahapan dana pendidikan yang diterima oleh anak peserta asuransi adalah :



TK

= 10 % x MTA



SD

= 10 % x MTA



SLTP

= 20 % x MTA



SLTA

= 25 % x MTA



PT

= 35 % x MTA

4. Selain DTP anak peserta asuransi juga mendapatkan beasiswa. Besarnya beasiswa yang di diterima anak peserta pada tingkat PT adalah : •

PTt+1

= 25 % x SNTt+1



PTt+2

= 35 % x SNTt+2



PTt+3

= 50 % x SNTt+3



PTt+4

= 100 % x SNTt+4

Keterangan : PT SNT

: Perguruan Tinggi : Santunan Nilai Tunai

t adalah tahun ke-1 5. Premi yang dibayarkan terdiri dai premi tabungan, premi tabbaru, dan premi biaya. •

Premi Biaya (PB) untuk tahun pertama : Masa perjanjian asuransi ≤ 11 tahun PB = 3.5 % x n x G

Masa perjanjian asuransi > 12 tahun PB = 3.25 % x 12 x G



Premi Biaya (PB) untuk tahun kedua : Masa perjanjian asuransi ≤ 11 tahun PB = 2% x n x G Masa perjanjian asuransi > 12 tahun PB = 2 % x 12 x G



Premi Biaya (PB) untuk tahun ketiga dan seterusnya : PB = 5 % x G

Keterangan : n = lama kontrak asuransi G = besarnya premi 6. Jumlah tabarru’ (JT) JT = nilai tabel (%) x PP

7. Jumlah tabungan peserta : Tabungant = PPt – JTt – PB t

t adalah tahun ke-1,2,3….

Pada tahun ke-5 dan seterusnya jumlah tabungan dikurangi dengan jumlah TDP yang telah dibayarkan. 8. Jumlah Bagi Hasil (Mudharabah) : JBHt = Tabt x ROI x 70 % JBHt+i = ((Tabt+i + JBHt) x ROI x 70%) + JBHt ) Keterangan : -

t adalah tahun ke- 1

-

i = 1,2,3,4,5,6………16

-

ROI adalah Return of Investment

-

70 % adalah bagi hasil yang diterima oleh peserta.

9. Nilai Tunai NT = Tabungan + JBH 10. Jika peserta meninggal dunia sebelum masa perjanjian berakhir maka yang berlaku adalah : •

Menerima klaim meninggal sesuai pada tahun meninggalnya peserta.



Klaim meninggal = Santun Kebaikan (SK) + Nilai Tunai (NT).



Pemegang polis menjadi bebas pembayaran premi tahunan.



Tahapan dana yang diperoleh anak peserta pada tahun ke- 2 dan seterusnya di PT adalah : -

PTt+1 = 15 % x MTA

-

PTt+2 = 20 % x MTA

-

PTt+3 = 20 % x MTA

-

PTt+4 = 25 % x MTA

11. Jika pemegang polis meninggal dan mengalami penunggakan pembayaran, maka pemegang polis tetap mendapatkan : ((SKm + NT(m-t)) – Tabarru’ (m-t)) Dimana : m adalah tahun meninggal m-t adalah tahun meninggal dikurangi tahun tunggakan pembayaran. 12. Jika mengundurkan diri sebelum masa perjanjian berakhir maka pemegang polis mendapatkan : -

Dana tabungan yang telah dibayarkan

-

Mudharabah investasi

13. Jika anak peserta meninggal dunia dalam masa perjanjian asuransi, maka pemegang polis dapat menunjuk pengganti (anak lain) untuk menerima tahapan dana pendidikan yang belum diberikan. 14. Keuntungan atau hasil investasi antara pemegang polis dan perusahaan adalah 70 persen dan 30 persen. Selain itu Premi Biaya (PB) juga menjadi bagian dari perusahaan.

2.1.4. Percobaan Ekonomi Metode percobaan dalam ilmu ekonomi adalah suatu metode yang sedang dikembangkan dan merupakan alternatif cara yang sangat baik untuk membangkitkan data dengan kualitas dapat lebih baik dari pada data yang tersedia dipublikasi (Juanda, 2007). Penggunaan data dengan menggunakan metode percobaan ekonomi mempunyai beberapa kelebihan dibanding metode observasi dan survei. Alasan yang dapat mendukung hal ini dalam Patriotika (2007) adalah: 1. Peneliti mempunyai keleluasaan untuk melakukan pengawasan terhadap lingkungan atau sumber - sumber keragaman dan kontrol. 2. Dapat menciptakan jenis perlakuan yang diinginkan dan kemudian mengamati perubahan - perubahan yang terjadi pada responnya. 3. Telaahnya bersifat analitik, yang betujuan untuk menjelaskan hubungan sebab – akibat antar berbagai faktor . Disamping keunggulan yang dimiliki, metode percobaan masih diragukan untuk membuktikan suatu teori. Hal ini muncul karena sulitnya mengontrol

karakteristik yang dimiliki pelaku ekonomi sehingga sulit untuk mengambil kesimpulan sebab akibat karena adanya confounding variable (Juanda, 2007). Menurut Matjik dan Sumertajaya (2002) prinsip dasar suatu percobaan adalah : 1. Harus ada ulangan, yaitu pengalokasian suatu perlakuan tertentu terhadap beberapa unit percobaan pada kondisi yang seragam. Adapun tujuannya adalah : -

Menduga ragam dari galat percobaan

-

Menduga galat baku (standard error) dari rataan perlakuan

-

Meningkakan ketepatan percobaan

-

Memperluas presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui pemilihan dan penggunaan satuan – satuan percobaan yang lebih bervariasi

2. Pengacakan, yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu. 3. Pengendalian lingkungan (local control), yaitu usaha untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan. Lingkungan ekonomi terdiri dari individu atau pelaku ekonomi bersama aturan yang berlaku dalam suatu institusi sebagai tempat bertransaksi para pelaku ekonomi. Kelompok yang dijadikan subjek penelitian adalah mahasiswa, dengan alasan paling siap untuk masuk dalam kelompok percobaan dan biaya yang relatif murah, Friedman dan Sunder (1994) dalam Juanda (2007).

Prinsip percobaan :

Perbedaan Kinerja

Perbedaan Sistem Asuransi

Kontrol Lingkungan (faktor lain diusahakan sama) Sumber : Matjik dan Sumertajaya, 2002 Gambar 2.3. Prinsip Dasar Percobaan Diagram tersebut menjelaskan apakah perbedaan sistem asuransi akan membuat perbedaan kinerja asuransi. Untuk mengetahui hal itu maka dibuat kontrol lingkungan dengan membuat semua faktor sama. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perbedaan kinerja asuransi benar – benar dari perbedaan sistem asuransi, bukan faktor lain seperti faktor publikasi, rate premi ataupun faktor – faktor lain.

2.1.4.1. Teori Induced Value Pada awalnya para ahli ekonomi berpendapat bahwa ilmu ekonomi tidak dapat diuji melalui percobaan di laboratorium (Davis dan Holt, 1993) dalam Damayanti (2007). Namun seiring perkembangan metode percobaan ekonomi, muncul suatu teori yang disebut dengan Induced Value Theory yang dikembangkan oleh Smith (1976). Ide dasar dari teori ini adalah pemberian imbalan (reward) yang tepat memungkinkan peneliti untuk memunculkan

(induced) karakteristik bawaan menjadi tidak berpengaruh lagi (irrelevant). Apabila karakteristik pelaku ekonomi telah sama (homogen) maka peneliti dapat melakukan percobaan ekonomi. Dalam memunculkan karakteristik dasar subjek (unit experiment), ada tiga kondisi yang diperlukan dalam percobaan, yaitu : 1. Dominance. Adanya dominasi kepentingan subjek penelitian dalam percobaan yang lebih mengutamakan imbalan dengan mengabaikan hal- hal lain. 2. Monotonicity. Subjek atau pelaku percobaan harus dapat dipengaruhi agar menyukai imbalan yang terbesar dan tidak merasa puas akan imbalan yang mereka peroleh. Kondisi ini mudah dipengaruhi dengan cara pemberian imbalan dengan uang domestik. 3. Salience. Imbalan yang diterima pelaku percobaan tergantung dari tindakan mereka dan pelaku lainnya yang sesuai dengan peraturan yang ada dalam percobaan, sehingga ada hubungan antara tindakan dan imbalan yang akan berimplementasi kepada tujuan dan hubungan antar subjek penelitian. Menurut Friedman dan Sunder (1994) dalam Novianti (2005), percobaan ekonomi harus dilakukan dalam lingkungan yang terkontrol. Lingkungan ekonomi itu sendiri adalah lingkungan yang terdiri dari individu atau pelaku ekonomi dan aturan yang berlaku dalam suatu institusi sebagai tempat bertransaksinya para pelaku ekonomi. Pada umumnya kelompok yang terpilih menjadi subjek penelitian dibidang ekonomi berasal dari kalangan pelajar atau mahasiswa. Alasan digunakannya pelaku ekonomi dari kalangan pelajar atau mahasiwa ini adalah :

1. Pelajar atau mahasiswa dinilai paling siap untuk masuk kedalam kelompok percobaan. 2. Latar belakang kelompok ini berasal dari kampus dimana tempat sebagian besar peneliti muncul. 3. Biaya imbalan relatif lebih murah. 4. Merupakan salah satu cara untuk mengurangi pengaruh eksternal yang dapat menjadi variabel pengganggu di dalam penelitian.

2.1.4.2. Instruksi Percobaan Instruksi percobaan diberikan kepada subjek peneliti pada saat percobaan ekonomi akan dilaksanakan sehingga subjek memahami prosedur dan aturan yang berlaku. Instruksi dapat dilengkapi dengan contoh ilustrasi sederhana yang akan lebih memperjelas permasalahan bagi subjek penelitian. Isi dari instruksi dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi yang ada di lapangan.

2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan bukanlah penelitian yang baru. Sebelumnya penelitian dengan metode percobaan ekonomi sudah pernah dilakukan oleh: 1.

Patriotika (2007) dengan judul Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Kinerja Asuransi Kendaraan Bermotor Syariah dan Konvensional. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa asuransi kendaraan bermotor dengan sistem syariah memberikan keuntungan yang lebih bagus dibandingkan sistem konvensional.

2. Widayanti (2007) dengan judul Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa sistem yang paling menguntungkan bagi nasabah adalah sistem musyarakah sedangkan sistem yang paling menguntungkan bagi bank adalah sistem bunga. Sementara penelitian yang dilakukan adalah membandingkan kinerja asuransi pendidikan konvensional dengan asuransi pendidikan syariah yang menitikberatkan pada analisis ekonomi. Pada penelitian kali ini akan digunakan analisis ANOVA dan pengujian sebaran F dalam pengolahan data. Sehingga dari hasil analisis data tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bagaimana kinerja dari kedua sistem asuransi tersebut terhadap pendanaan pendidikan dimasa depan.

2.3.

Kerangka Pemikiran Kerangka berfikir dari penelitian ini adalah membandingkan antara sistem

asuransi konvensional dan asuransi syariah sebagai lembaga keuangan non bank dalam menjamin ketersedian dana pendidikan. Dengan metode percobaan ekonomi akan dianalisis bagaimana respon masyarakat atau pelaku ekonomi ketika berada pada sistem asuransi konvensional dan syariah. Adapun variabel yang akan diamati adalah keuntungan nasabah, keuntungan perusahaan dan preferensi masyarakat dalam keikutsertaannya terhadap asuransi pendidikan. Kedua sistem tersebut memiliki perbedaan dalam banyak hal, diantaranya : perhitungan premi yang saling berbeda antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah dan juga pemutaran uang diantara keduanya. Asuransi syariah

menginvestasikan dananya di lembaga – lembaga dengan sistem syariah seperti murbahah, reksadana syariah, obligasi dan lainnya. Berbeda dengan asuransi syariah, asuransi konvensional menginvestasikan dananya ke bank – bank atau lembaga dengan sistem konvensional juga. Walaupun kedua sistem tersebut mempunyai perhitungan premi yang berbeda, namun kedua sistem tersebut akan menjadikan premi yang telah dibayarkan tersebut menjadi dana terkumpul bagi kedua perusahaan yang selanjutnya akan digunakan untuk membayar klaim dan untuk investasi. Berdasarkan investasi tersebut perusahaan asuransi syariah akan mendapatkan bagi hasil dengan proporsi 70 : 30 pertahun. Proporsi 70 persen bagian adalah keuntungan peserta asuransi syariah dan 30 persen menjadi keutungan perusahaan dengan siste syariah. Sedangkan pada asuransi kovensional keuntungan peserta dan perusahaan sudah ditetapkan dengan perhitungan tertentu. Adapun kerangka berfikirnya adalah :

Lembaga Keuangan Non Bank

Asuransi

Asuransi Pendidikan

Syariah

Konvensional

Premi

Premi

Nasabah

Nasabah DanaTerkumpul (tabungan)

Klaim

Dana Terkumpul

Investasi

Investasi

L. Syariah

L. Konvensional

Keuntungan

Keuntungan

Peserta

Perusahaan

Sistem Bagi Hasil

Peserta

Perusahaan

Sistem Bunga (ditentukan)

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran Penelitian

III.

3.1.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus IPB Darmaga, tepatnya di Fakultas

Ekonomi dan Manajemen pada tanggal 3 Juli 2008. Percobaan

ekonomi

yang

dilaksanakan ini diteliti pada 20 mahasiswa Ilmu Ekonomi. Metode percobaan ini dilaksanakan pada peserta mahasiswa Ilmu Ekonomi dengan mempertimbangkan biaya yang lebih murah bila dibandingkan jika melakukan percobaan langsung terhadap pengusaha. Selain itu tempat dilakukannya penelitian juga lebih muda dijangkau, serta peserta yang melibatkan mhasiswa adalah dengan harapan akan lebih bisa bersikap rasional selama penelitian dilakukan.

3.2.

Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan sekunder. Jenis

data primer diperoleh melalui metode percobaan ekonomi yang melibatkan 20 orang mahasiswa Ilmu Ekonomi serta wawancara yang dilakukan dengan pihak yang terkait dengan asuransi pendidikan konvensional dan syariah. Sementara itu data sekunder diperoleh dari informasi investasi dan perkembangan pemegang polis asuransi pendidikan secara umum dari perusahaan X yang ada di Indonesia.

3.3.

Rancangan Percobaan Percobaan ini adalah suatu gambaran atau simulasi dari asuransi

pendidikan dengan penyederhanaan – penyederhanaan untuk memudahkan penelitian. Pada penelitian ini peneliti akan membatasi pada faktor keuntungan

baik peserta maupun perusahaan dalam penggunaan sistem asuransi pendidikan (syariah dan konvensional). Dalam melaksanakan percobaan, peserta diberikan instruksi percobaan dan lembar keputusan yang menjelaskan aturan – aturan dalam percobaan. Instruksi dan lembar keputusan ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Instruksi ini dibuat dan diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji apakah peserta percobaan dapat memahami instruksi tersebut. Penelitian ini menggunakan Faktorial Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor, dalam tiap faktor terdiri dari dua taraf sehingga didapat empat perlakuan. Setiap perlakuan tersebut diamati sebanyak lima periode percobaan. Perlakuan tersebut adalah : 1. Asuransi pendidikan konvensional investasi tinggi. 2. Asuransi pendidikan konvensional investasi rendah. 3. Asuransi pendidikan syariah investasi tinggi. 4. Asuransi pendidikan syariah investasi rendah. Percobaan ekonomi yang dilakukan dibagi menjadi dua kondisi yaitu percobaan A (terpisah) dan percobaan B (gabungan). Pembagian kondisi percobaan ini mempunyai tujuan masing – masing. Untuk percobaan A (terpisah) percobaan bertujuan untuk melihat keuntungan masing – masing sistem (konvensional dan syariah) baik untuk keuntungan peserta maupun keuntungan perusahaan. Sedangkan untuk percobaan dengan kondisi B (gabungan) percobaan lebih ditekankan untuk melihat preferensi keikutsertaan peserta asuransi.

b. Percobaan A (Terpisah ) Percobaan pada tahap ini menggambarkan suatu keadaan dimana peserta asuransi hanya dihadapkan pada satu perusahaan asuransi (konvensional atau syariah saja). Percobaan ekonomi ini dilakukan dengan empat perlakuan yang melibatkan 20 orang pelaku percobaan sebagai peserta. Jumlah peserta untuk setiap perlakuan sama yaitu lima orang. Adapun rincian perlakuan tersebut adalah: 1. Perlakuan asuransi pendidikan dengan sistem konvensional pada investasi tinggi. 2. Perlakuan asuransi pendidikan dengan sistem konvensional pada investasi rendah. 3. Perlakuan asuransi pendidikan dengan sistem syariah pada investasi tinggi. 4. Perlakuan asuransi pendidikan dengan sistem syariah pada investasi rendah. Diagram rancangan percobaannya adalah : Asuransi Pendidikan

Tidak Diasuransikan

Diasuransikan

Konvensional

Investasi Tinggi Simulasi

Investasi Rendah Simulasi

Syariah

Investasi Tinggi Simulasi

Gambar 3.1. Rancangan Percobaan A

Investasi Rendah Simulasi

b. Percobaan B (Gabungan ) Rancangan percobaan B menggambarkan bahwa peserta percobaan diberi kesempatan untuk memilih jenis asuransi pendidikan atau dengan kata lain kedua perusahaan asuransi bersaing (konvensional dan syariah). Tidak jauh berbeda dengan rancangan percobaan A, peserta yang dilibatkan dalam rancangan percobaan B juga berjumlah 20 orang. Namun pada rancangan percobaan B hanya terdapat dua perlakuan dengan masing – masing perlakuan melibatkan 10 orang. Rincian perlakuan tersebut adalah : 1. Perlakuan asuransi pendidikan gabung antara sistem konvensional dan syariah pada tingkat investasi tinggi. 2. Perlakuan asuransi pendidikan gabung antara sistem konvensional dan syariah pada tingkat investasi rendah. Diagram rancangan percobaan itu adalah: Asuransi Pendidikan

Tidak Diasuransikan

Diasuransikan

Ivestasi Tinggi

Investasi Rendah

Pilih (Simulasi)

Pilih (Simulasi)

Konvensional

Syariah

Konvensional

Gambar 3.2. Rancangan Percobaan B

Syariah

3.4. Metode Analisis Model estimasi yang digunakan dalam percobaan adalah : Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + ρk + εijk Dimana : i = sistem asuransi, i = 1,2 j = invesatsi, j = 1,2 k = periode sebagai ulangan, k= 1,2,3,4,5 dengan : Yijk

= Respon untuk sistem asuransi ke-i dengan investasi sebesar -j

μ

= Rataan umum

αi

= Pengaruh sistem asuransi ke-i

βj

= Pengaruh investasi ke-j

(α β)ij = Pengaruh interaksi faktor ke-i, faktor ke-j

ρk

= Merupakan pengaruh aditif periode dan diasumsikan tidak berinteraksi dengan perlakuan

εijk

= Galat percobaan untuk sistem asuransi ke-i dengan investasi ke-j pada periode ke-k

Analisis ragam (ANOVA) adalah suatu metode untuk menguraikan keragaman total data menjadi komponen – komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Model analisis ini akan digunakan baik pada percobaan A maupun pada percobaan B. Sebelum melakukan analaisis ragam terlebih dahulu dilakukan pengujian F terhadap data. Pengujian yang dilakukan adalah : 1. Galat percobaan saling bebas. Untuk melihat kebebasan galat percobaan dibuat plot antara nilai dugaan galat percobaan (RES 1) dengan nilai dugaan

respon (FITS 1). Apabila plot yang dibuat tidak membentuk suatu pola tertentu atau tidak membentuk suatu model yang jelas maka dapat dikatakan bahwa galat percobaan saling bebas. 2. Galat percobaan menyebar normal. Ada beberapa cara pengujian yang digunakan untuk menguji galat menyebar normal. Dalam penelitian ini akan digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah : H0 : Galat menyebar normal H1 : Galat tidak menyebar normal Jika uji asumsi diatas tidak dapat dipenuhi maka akan dilakukan transformasi data dengan melogaritmakan data yang sudah ada. Setelah itu dilakukan uji F dengan data yang sudah ditransformasikan. Jika data masih belum memenuhi uji asumsi maka pengolahan data akan dilanjutkan dengan menggunakan statistik uji –t. Faktor – faktor yang akan dilihat pengaruhnya adalah : 1. Jumlah peserta 2. Preferensi peserta 3. Besarnya premi 4. Keuntungan peserta 5. Keuntungan perusahaan Adapun hipotesis yang akan diuji dari percobaan diatas adalah sebagai berikut : 1. H0 : αi = 0 (sistem asuransi tidak berpengaruh terhadap respon) H1 : Minimal ada satu i dimana αi ≠ 0 2. H0 : βj = 0 (jenis investasi tidak berpengaruh terhadap respon)

H1 : Minimal ada satu j dimana βj ≠ 0 3. H0 : (αβ)ij = 0 (interaksi sistem asuransi dan jenis investasi tidak berpengaruh terhadap respon) H1 : Minimal ada sepasang (i,j) dimana (αβ)ij ≠ 0 4. H0 : ρk = 0 (tidak ada perbedaan respon di antara kelima periode yang diuji) H1 : Minimal ada satu periode berpengaruh terhadap respon yang diamati. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Diperoleh melalui percobaan ekonomi dengan objek peserta adalah mahasiswa. 2. Hasil data yang diperoleh dengan menggunakan software Minitab 14 dan Microsoft excel. Dalam penelitian yang menggunakan metode percobaan ekonomi ini terdapat beberapa asumsi dan pembatasan masalah, yaitu : 1. Semua peserta masuk pada awal tahun. 2. Umur anak yang diasuransikan peserta adalah 1 tahun. 3. Umur peserta 25 tahun. 4. Setiap peserta lulus masa observasi (pemeriksaan dokter). 5. Modal awal yang dimiliki peserta di awal periode percobaan adalah Rp 60.000.000,-. Modal awal ini digunakan untuk pembayaran UP dan PP. 6. Cara pembayaran premi adalah pertahun. Akumulasi pembayaran premi pertahun tidak melebihi modal awal yang dimiliki. Pada sistem konvensional

besarnya UP minimal Rp 18.400.000,- dan maksimal Rp 32.198.000,-. Sedangkan pada sistem syariah PP minimal Rp 2.000.000,- dan maksimal Rp 3.500.000,7. Penerimaan Tahapan Dana Pendidikan (TDP) sesuai dengan ketentuan dimana: Tabel 3.1. Penerimaan Tahapan Dana Pedidikan No

Penerimaan TDP

Tingkat Pendidikan 1 Saat anak usia 4 tahun TK 2 Saat anak usia 6 tahun SD 3 Saat anak usia 12 tahun SLTP 4 Saat anak usia 15 tahun SLTA 5 Saat anak usia 18 tahun PT Sumber : Informasi Bumiputera, 2008

Konvensional

Syariah

5 % x UP 10 % x UP 20 % x UP 30 % x UP 100 % x UP

10 % x MTA 10 % x MTA 20 % x MTA 25 % x MTA 35 % x MTA

8. Jika ada peserta yang meninggal, maka ditentukan dengan cara pengacakan pada tahun keberapa meninggalnya. Untuk perhitungan peluang meninggal atau hidupnya peserta sampai masa perjanjian berakhir ditentukan dengan angka acak kalkulator. Tabel 3.2. Distribusi Peluang Kejadian dan Angka Acak Kejadian Meninggal Hidup

Peluang 0.001 0.999

Angka Acak 0.000 0.001 – 0.999

Sumber : Informasi Distribusi Peluang Kejadian, Bumiputera (2008) 9. Investasi dihitung pada akhir tahun. Asumsi investasi tinggi berkisar pada 8 persen - 10 persen dan investasi rendah pada selang 6 persen - 7 persen. Pengacakan tingkat investasi dilakukan atas dasar distribusi peluang yang dibantu dengan angka acak kalkulator. Untuk perhitungan keuntungan peserta dan perusahaan tidak memasukkan faktor nilai uang pada masa yang akan

datang (time value of money). Jika analisis memasukkan discount factor tersebut keuntungan yang diperoleh akan menunjukkan hasil yang lebih minimum. Tabel 3.3. Distribusi Peluang Kejadian ROI dan Angka Acak pada Investasi Tinggi Kejadian Meninggal Hidup

Peluang 0.001 0.999

Angka Acak 0.000 0.001 – 0.999

Sumber : Informasi Distribusi Peluang Investasi Tinggi Asuransi Pendidikan, Bumiputera (2008) Tabel 3.3. menjelaskan tentang peluang angka Return Of Investment (ROI) pada investasi tinggi yang akan digunakan dalam percobaan selama lima periode. Dengan bantuan angka acak kalkulator dapat ditentukan pada periode satu sampai lima tingkat investasi mana yang akan dipakai dalam percobaan. Rincian untuk peluang angka ROI pada investasi rendah dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4. Distribusi Peluang Kejadian ROI dan Angka Acak pada Investasi Rendah. Kejadian ROI (%) Peluang Angka Acak 6 0.6 0.000 – 0.599 7 0.4 0.600 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Investasi Rendah Asuransi Pendidikan, Bumiputera (2008) 10. Tingkat ekonomi peserta diasumsikan sama (tidak memperhitungkan pengaruh perbedaan tingkat pendapatan, karena jika memasukkan faktor tersebut akan menambah analisis pada jumlah perlakuan percobaan ekonomi). 11. Untuk semua perhitungan yang terdapat dalam percobaan, diakhir periode nilainya dibagi dengan Rp 10.000,-.

Adapun rincian dari prosedur percobaan tersebut adalah : Peneliti

Modal Awal Rp 60.000.000,Peserta

Ikut Asuransi Pendidikan Konvensional (Menentukan UP)

Syariah (Menentukan Premi)

Gambar 3.3. Bagan Prosedur Percobaan Ekonomi •

Asuransi pendidikan konvensional dengan MP 17 tahun (peserta hidup sampai MP berakhir). Thn Awal

Akhir MP

4 thn

1 thn

TK (5% UP)

6 thn

SD (10% UP)

12 thn

SLTP (20% UP)

15 thn

SLTA (30% UP)

18 thn

PT (100% UP) + (beasiswa 40% UP)

Gambar 3.4. Bagan Penerimaan DTP Asuransi Pendidikan Konvensional Jika peserta meninggal maka ahli waris akan menerima : -

Santunan sebesar seatus persen dari jumlah uang pertanggungan.

-

Bebas pembayaran premi sampai masa perjanjian berakhir.

-

Dana Tahapan Belajar diperoleh sesuai tahapan pendidikan.

-

Mendapat reversionary bonus.



Asuransi pendidikan syariah dengan MP 17 tahun (peserta hidup sampai MP berakhir).

Thn Awal

Akhir MP

4 thn

1 thn

6 thn

TK (10% MTA)

SD (10% MTA)

12 thn

SLTP (20% MTA)

15 thn

SLTA (25% MTA)

18 thn

PT (35% MTA) + Beasiswa

Gambar 3.5. Bagan Penerimaan DTP Asuransi Pendidikan Syariah Jika peserta meninggal, maka ahli waris akan mendapatkan : -

Menerima klaim meninggal sesuai pada tahun meninggalnya peserta.

-

Klaim meninggal = Santun Kebaikan (SK) + Nilai Tunai (NT).

-

Pemegang polis menjadi bebas premi.

-

Tahapan dana yang diperoleh anak peserta pada tahun ke- 2 dan seterusnya di PT adalah : -

PTt+1 = 15 % x MTA

-

PTt+2 = 20 % x MTA

-

PTt+3 = 20 % x MTA

-

PTt+4 = 25 % x MTA

3.5. Prosedur Percobaan Ekonomi Prosedur percobaan simulasi dengan sistem konvensional dan syariah untuk setiap periode adalah sebagai berikut : 1. Percobaan Ekonomi A (Terpisah) a. Prosedur

Percobaan

Ekonomi

Asuransi

Pendidikan

Sistem

Konvensional

1. Peserta terdiri dari 10 orang yang terbagi menjadi 5 orang peserta dengan investas tinggi dan 5 orang peserta dengan investasi rendah. 2. Peserta menempati ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Pada awal percobaan, setiap percobaan peserta diberikan instruksi percobaan ekonomi dan lembar keputusan untuk sistem konvensional. 4. Sebelum memulai transaksi peserta dipersilahkan untuk membaca dan memahami lembar instruksi percobaan yang telah diberikan. Jika ada hal yang tidak dimengerti maka peserta diberi kesempatan untuk menanyakan langsung kepada peneliti. 5. Peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,- untuk setiap periode. 6. Peneliti berperan sebagai pengelola dana, selanjutnya peserta membuka pelaksanaan penelitian. 7. Peserta dapat memilih untuk mengasuransikan pendidikan anaknya atau tidak. Jika peserta memilih mengasuransikan pendidikan anaknya, maka peserta harus mengeluarkan sejumlah uang untuk pembayaran preminya. Jumlah premi yang dibayarkan dihitung berdasarkan UP yang ditetapkan sebelumnya.

8. Penentuan peran peserta apakah hidup sampai masa perjanjian berakhir atau meninggal dunia dalam masa perjanjian dilakukan dengan cara pengacakan. Untuk peserta yang meninggal dilakukan lagi pengacakan meninggal pada tahun keberapa. Selanjutnya DKB

yang didapatkan sesuai dengan

perhitungan yang terdapat pada sistem konvensional. 1. Investasi yang digunakan didapat secara acak untuk setiap periode. Investasi yang digunakan didapat secara acak untuk setiap periode. Rentang investasi pada percobaan ini adalah 8 persen ≤ I ≤ 10 persen untuk investasi tinggi dan 6 persen ≤ I ≤ 7 persen untuk investasi rendah . Peluang munculnya tingkat investasi ini didapat secara acak. 9. Perlakuan yang sama akan berlanjut selama lima periode. 10. Peneliti akan menghitung dana yang diperoleh peserta setelah melakukan percobaan. Keuntungan yang didapat sesuai dengan perlakuan yang mereka pilih dan akan menjadi insentif bagi masing – masing peserta percobaan.

b. Prosedur Percobaan Ekonomi Asuransi Pendidikan Sistem Syariah 2. Peserta terdiri dari 10 orang yang dibagi menjadi 5 orang peserta dengan investasi tinggi dan 5 peserta dengan investasi rendah. 3. Peserta menempati ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Pada awal percobaan, setiap percobaan peserta diberikan instruksi percobaan ekonomi dan lembar keputusan untuk sistem syariah.

5. Sebelum memulai transaksi peserta dipersilahkan untuk membaca dan memahami lembar instruksi percobaan yang telah diberikan. Jika ada hal yang tidak dimengerti maka peserta diberi kesempatan untuk menanyakan langsung kepada peneliti. 6. Peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,- untuk setiap periode. 7. Peneliti berperan sebagai pengelola dana, selanjutnya peserta membuka pelaksanaan penelitian. 8. Peserta dapat memilih untuk mengasuransikan pendidikan anaknya atau tidak. Jika peserta memilih mengasuransikan pendidikan anaknya, maka peserta harus mengeluarkan sejumlah uang untuk pembayaran preminya. 9. Penentuan peran peserta apakah hidup sampai masa perjanjian berakhir atau meninggal dunia dalam masa perjanjian dilakukan dengan cara pengacakan. Dan untuk peserta yang meninggal dilakukan lagi pengacakan agar diketahui meninggalnya pada tahun keberapa. Selanjutnya dana kelangsungan belajar yang didapatkan sesuai dengan perhitungan yang terdapat pada sistem syariah. 10. Setelah mendapatkan perannya masing – masing, peserta menetapkan berapa cicilan yang sanggup mereka bayarkan. 11. MTA akan diperlakukan sesuai dengan perhitungan yang ada pada asuransi pendidikan dengan sistem syariah. 12. Tabarru’ pada sistem ini adalah 4,60 persen. Istilah tabarru’ yang ada pada sistem syariah merupakan dana kepemilikan bersama yang bermanfaat untuk semua peserta asuransi.

13. Investasi yang digunakan didapat secara acak untuk setiap periode. Rentang investasi pada percobaan ini adalah 8 persen ≤ I ≤ 10 persen untuk investasi tinggi dan 6 persen ≤ I ≤ 7 persen untuk investasi rendah . Peluang munculnya tingkat investasi ini didapat secara acak. 14. Perlakuan yang sama akan berlanjut selama lima periode. 15. Peneliti akan menghitung dana yang diperoleh peserta setelah melakukan percobaan. Keuntungan yang didapat sesuai dengan perlakuan yang mereka pilih dan akan menjadi insentif bagi masing – masing peserta.

2. Percobaan Ekonomi B (Gabungan) a. Prosedur Percobaan Ekonomi dengan Alternatif Sistem Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Investasi Rendah

1. Peserta terdiri dari 20 orang yang terbagi menjadi 10 orang investasi tinggi dan 10 orang investasi rendah. 2. Peserta menempati ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Pada awal percobaan, setiap percobaan peserta diberikan instruksi percobaan ekonomi dan lembar keputusan peserta asuransi. 4. Sebelum memulai transaksi peserta dipersilahkan untuk membaca dan memahami lembar instruksi percobaan yang telah diberikan. Jika ada hal yang tidak dimengerti maka peserta diberi kesempatan untuk menanyakan langsung kepada peneliti. 5. Peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,- untuk setiap periode.

6. Peneliti berperan sebagai pengelola dana, selanjutnya peserta membuka pelaksanaan penelitian. 7. Proses transaksi dimulai, dan peserta asuransi memulai transaksi dengan cara mengangkat tangan. Jika lebih dari satu orang yang mengangkat tangan maka peneliti yang akan menentukan peserta yang akan bertransaksi. 8. Peserta dapat memilih untuk ikut asuransi atau tidak. Jika peserta memilih ikut asuransi maka peserta harus mengeluarkan sejumlah uang untuk pembayaran premi. Dalam percobaan ini terdapat dua sistem asuransi pendidikan yakni sistem konvensional dan sistem syariah. Peserta diperkenankan memilih untuk bertransaksi dengan sistem konvensional atau sistem syariah. 9. Penentuan investasi untuk setiap periode dilakukan secara acak. Selang tingkat investasi tinggi adalah 8 persen ≤ I ≤ 10 persen dan untuk investasi rendah adalah 6 persen ≤ I ≤ 7 persen. 10. Proses tersebut dilakukan sebanyak lima periode. 11. Peneliti akan menghitung dana yang diperoleh peserta setelah melakukan percobaan. Keuntungan yang didapat sesuai dengan perlakuan yang mereka pilih dan akan menjadi insentif bagi masing – masing peserta.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Perhitungan Keuntungan Peserta Berdasarkan Skenario

4.1.1. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi Pada percobaan ini tingkat investasi tinggi yang digunakan adalah 8 persen. Premi maksimal yang dibayarkan peserta adalah Rp 3.500.000,- atau dengan UP sebesar RP 32.198.000,-. Dari premi yang dibayarkan tersebut peserta akan memperoleh keuntungan sekaligus Dana Tahapan Pendidikan (DTP) untuk setiap jenjang pendidikan anaknya. Dalam percobaan ini peserta mendapat perlakuan apakah hidup sampai akhir masa perjanjian atau meninggal sebelum masa perjanjian berakhir. Untuk menentukan setiap perlakuan tersebut maka dilakukan pengacakan yang dibantu dengan angka acak kalkulator. Adapun rincian tahapan dana pendidikan yang diperoleh peserta dapat dilihat pada Tabel 4.1. dibawah ini. Tabel 4.1. Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi No 1 2 3 4 5 6

Jenjang Pendidikan TK SD SLTP SLTA PT Beasiswa di PT

Konvensional (Rp) 5 % UP = 1.609.900 10 % UP = 3.219.800 20 % UP = 6.439.600 30 % UP = 9.659.400 100 % UP = 32.198.000 40 % UP = 12.879.200

Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Syariah (Rp) 10 % MTA = 5.950.000 10 % MTA = 5.950.000 20 % MTA = 11.900.000 25 % MTA = 14.875.000 35 % MTA = 20.825.000 thn 2 : 25 % SNT = 2.757.454 thn 3 : 35 % SNT = 3.057.465 thn 4 : 50 % SNT = 2.998.062 thn 5 : 100 % SNT = 3.165.954

Tabel 4.2. Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi No

Kejadian

1 Hidup Selama MP 2 Meninggal tahun ke 2 3 Meninggal tahun ke 3 4 Meninggal tahun ke 4 5 Meninggal tahun ke 5 6 Meninggal tahun ke 6 7 Meninggal tahun ke 7 8 Meninggal tahun ke 8 9 Meninggal tahun ke 9 10 Meninggal tahun ke 10 11 Meninggal tahun ke 11 12 Meninggal tahun ke 12 13 Meninggal tahun ke 13 14 Meninggal tahun ke 14 15 Meninggal tahun ke 15 16 Meninggal tahun ke 16 Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Konvensional Peserta (Rp) 11.496.590 103.194.590 103.194.590 96.065.490 96.065.490 92.845.690 92.845.690 92.845.690 92.845.690 92.845.690 92.845.690 86.406.090 86.406.090 86.406.090 76.746.690 76.746.690

Syariah Peserta (Rp) 11.978.935 164.440.222 164.552.459 158.916.981 153.161.916 147.613.767 141.950.922 142.450.157 143.173.350 144.133.042 145.342.476 125.915.639 124.100.899 125.442.933 112.181.141 98.372.648

Berdasarkan Tabel 4.2. secara umum dapat dilihat bahwa dengan besar premi dan tingkat investasi yang sama dan peserta hidup sampai masa perjanjian berakhir keuntungan yang diperoleh peserta asuransi dengan sistem syariah yaitu Rp 11.978.935,-. Jumlah keuntungan pada sistem ini lebih besar dari pada keuntungan yang diperoleh peserta dengan sistem konvensional yang berjumlah Rp 11.496.590,-. Hal ini dikarenakan pada sistem syariah dalam pembagian keuntungannya menggunakan prinsip bagi hasil. Sehingga dengan prinsip bagi hasil tersebut keuntungan yang diberikan kepada peserta sesuai dengan tingkat pengembalian investasi. Semakin tinggi pengembalian investasinya maka semakin tinggi pula keuntungan yang dapat diperoleh peserta.

4.1.2. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah Simulasi berikutnya adalah investasi tetap pada tingkat 8 persen dan premi sebesar Rp 2.000.000,- atau dengan UP sebesar Rp 18.400.000,-. Jika peserta dapat menyelesaikan kewajibannya sampai masa perjanjian berakhir maka keuntungan yang dapat diperoleh peserta asuransi dengan sistem syariah lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dengan sistem konvensional. Tabel 4.3. menjelaskan tentang tahapan dana pendidikan yang akan diperoleh oleh anak peserta. Tabel 4.3. Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah No 1 2 3 4 5 6

Jenjang Pendidikan TK SD SLTP SLTA PT Beasiswa di PT

Konvensional (Rp) 5 % UP = 920.000 10 % UP = 1.840.000 20 % UP = 3.680.000 30 % UP = 5.520.000 100 % UP = 18.400.000 40 % UP = 7.360.000

Syariah (Rp) 10 % MTA = 3.400.000 10 % MTA = 3.400.000 20 % MTA = 6.800.000 25 % MTA = 8.500.000 35 % MTA = 11.900.000 thn 2 : 25 % SNT = 1.575.688 thn 3 : 35 % SNT = 1.747.123 thn 4 : 50 % SNT = 1.713.179 thn 5 : 100 % SNT = 1.809.117

Sumber : Hasil Penelitian, (2008) Tabel 4.4. Keuntungan Peserta Asuransi pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah No 1 2 3 4 5 6 7

Kejadian Hidup Selama MP Meninggal tahun ke 2 Meninggal tahun ke 3 Meninggal tahun ke 4 Meninggal tahun ke 5 Meninggal tahun ke 6 Meninggal tahun ke 7

Konvensional Peserta (Rp) 6.572.000 58.972.000 58.972.000 58.052.000 58.052.000 56.212.000 56.212.000

Syariah Peserta (Rp) 6.845.106 93.965.841 94.029.977 90.809.703 87.521.095 59.870.724 81.114.812

No

Kejadian

8 Meninggal tahun ke 8 9 Meninggal tahun ke 9 10 Meninggal tahun ke 10 11 Meninggal tahun ke 11 12 Meninggal tahun ke 12 13 Meninggal tahun ke 13 14 Meninggal tahun ke 14 15 Meninggal tahun ke 15 16 Meninggal tahun ke 16 Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Konvensional Peserta (Rp) 56.212.000 56.212.000 56.212.000 56.212.000 52.532.000 52.532.000 52.532.000 47.012.000 47.012.000

Syariah Peserta (Rp) 79.243.609 81.813.343 82.361.738 83.052.844 77.094.651 70.914.799 71.681.676 64.103.498 56.212.942

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa jika asumsi bagi hasil tinggi (investasi tinggi) dengan pembayaran premi tinggi atau rendah peserta dengan sistem syariah akan memperoleh keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan peserta dengan sistem konvensional. Keuntungan yang diperoleh oleh masing – masing peserta baik konvensional dan syariah adalah Rp 6.572.000,- dan Rp 6.845.106,-. Besarnya keuntungan yang didapat ini tentu saja dipengaruhi oleh sistem bagi hasil yang ada pada asuransi pendidikan dengan sistem syariah. Karena sistem bagi hasil itu sangat bergantung dari tingakat pengembalian investasi yang diterima.

4.1.3. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi Gambaran investasi rendah pada simulasi ini adalah pada tingkat 6 persen. Premi yang dibayarkan sebesar Rp 3.500.000,- atau dengan UP sebesar Rp 32.198.000,-. Dengan pembayaran premi kepada perusahaan peserta akan memperoleh tahapan dana pendidikan. Besarnya dana yang diperoleh anak peserta tersebut diuraikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi No 1 2 3 4 5 6

Jenjang Pendidikan TK SD SLTP SLTA PT Beasiswa di PT

Konvensional (Rp) 5 % UP = 1.609.900 10 % UP = 3.219.800 20 % UP = 6.439.600 30 % UP = 9.659.400 100 % UP = 32.198.000 40 % UP = 12.879.200

Syariah (Rp) 10 % MTA = 5.950.000 10 % MTA = 5.950.000 20 % MTA = 11.900.000 25 % MTA = 14.875.000 35 % MTA = 20.825.000 thn 2 : 25 % SNT = 2.757.454 thn 3 : 35 % SNT = 3.057.465 thn 4 : 50 % SNT = 2.998.062 thn 5 : 100 % SNT = 3.165.954

Sumber : Hasil Penelitian, (2008) Tabel 4.6. Keuntungan Peserta Asuransi pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi No

Kejadian

1 Hidup Selama MP 2 Meninggal tahun ke 2 3 Meninggal tahun ke 3 4 Meninggal tahun ke 4 5 Meninggal tahun ke 5 6 Meninggal tahun ke 6 7 Meninggal tahun ke 7 8 Meninggal tahun ke 8 9 Meninggal tahun ke 9 10 Meninggal tahun ke 10 11 Meninggal tahun ke 11 12 Meninggal tahun ke 12 13 Meninggal tahun ke 13 14 Meninggal tahun ke 14 15 Meninggal tahun ke 15 16 Meninggal tahun ke 16 Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Konvensional Peserta (Rp) 10.852.630 102.550.630 102.550.630 100.940.730 100.940.730 97.720.930 97.720.930 97.720.930 97.720.930 97.7209.30 97.720.930 91.281.330 91.281.330 91.281.330 81.621.930 81.621.930

Syariah Peserta (Rp) 6.449.475 164.347.256 164.343.529 158.536.645 152.632.872 146.878.041 141.028.507 141.280.192 14.1689.448 142.262.893 143.007.422 132.030.222 120.738.979 121.520.304 107.606.445 93.255.204

Berdasarkan Tabel 4.6. dapat dilihat jika peserta hidup selam masa perjanjian

dengan tingkat investasi yang rendah asuransi pendidikan dengan

sistem konvensional (Rp10.852.630,-) ternyata memberikan hasil yang lebih besar apabila dibandingkan dengan sistem syariah (Rp 6.449.475,-). Besarnya

keuntungan tersebut tidak lagi dipengaruhi tingkat investasi namun lebih dipengaruhi oleh pembayaran uang pertanggungan yang semakin besar. Semakin besar uang pertanggungan maka premi juga semakin besar sehingga dapat memaksimalkan keuntungan.

4.1.4. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah Premi yang dibayarkan pada simulasi ini adalah Rp 2.000.000,- atau dengan UP sebesar Rp 18.400.000,-. Tingkat investasi yang digunakan adalah 6 persen. Dengan besar premi yang telah dibayarkan tersebut anak peserta akan mendapatkan dana pendidikan. Besar dana pendidikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Tahapan Dana Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah No 1 2 3 4 5 6

Jenjang Pendidikan TK SD SLTP SLTA PT Beasiswa di PT

Konvensional (Rp) 5 % UP = 920.000 10 % UP = 1.840.000 20 % UP = 3.680.000 30 % UP = 5.520.000 100 % UP =18.400.000 40 % UP = 7.360.000

Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Syariah (Rp) 10 % MTA = 3.400.000 10 % MTA = 3.400.000 20 % MTA = 6.800.000 25 % MTA = 8.500.000 35 % MTA = 11.900.000 thn 2 : 25 % SNT = 1.575.688 thn 3 : 35 % SNT = 1.747.123 thn 4 : 50 % SNT = 1.713.179 thn 5 : 100 % SNT = 1.809.117

Tabel 4.8. Keuntungan Peserta Asuransi pada Investasi Rendah dan Premi Rendah No

Kejadian

1 Hidup Selama MP 2 Meninggal tahun ke 2 3 Meninggal tahun ke 3 4 Meninggal tahun ke 4 5 Meninggal tahun ke 5 6 Meninggal tahun ke 6 7 Meninggal tahun ke 7 8 Meninggal tahun ke 8 9 Meninggal tahun ke 9 10 Meninggal tahun ke 10 11 Meninggal tahun ke 11 12 Meninggal tahun ke 12 13 Meninggal tahun ke 13 14 Meninggal tahun ke 14 15 Meninggal tahun ke 15 16 Meninggal tahun ke 16 Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Konvensional Peserta (Rp) 6.204.0000 58.604.000 58.604.000 57.684.000 57.684.000 55.844.000 55.844.000 55.844.000 55.844.000 55.844.000 55.844.000 52.164.000 52.164.000 52.164.000 46.644.000 46.644.000

Syariah Peserta (Rp) 3.685.414 93.912.718 93.909.588 90.592.369 87.218.784 83.930.309 80.587.718 80.731.538 80.965.399 81.293.082 81.718.527 75.445.841 68.993.702 69.440.174 61.489.397 53.288.688

Sama halnya dengan simulasi sebelumnya jika peserta hidup selama masa perjanjian keuntungan peserta tidak lagi dipengaruhi oleh tingkat investasi. Dengan besar premi yang dibayarkan sama peserta dengan sistem konvensional mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan sistem syariah. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.8. Dari empat perlakuan yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan jika peserta dapat menyelesaikan kewajiban selama masa perjanjian maka keuntungan peserta dengan sistem syariah pada investasi tinggi lebih besar jika dibandingkan dengan peserta yang mengikuti asuransi dengan sistem konvensional investasi tinggi. Sedangkan keuntungan peserta asuransi syariah dengan investasi rendah lebih kecil jika dibandingkan dengan keuntungan peserta dengan sistem konvensional baik dengan investasi tinggi ataupun investasi rendah. Apabila

peserta berhenti dalam masa perjanjian (meninggal) maka rata – rata keuntungan yang diperoleh ahli waris lebih besar pada sistem syariah baik untuk investasi tinggi atupun rendah.

4.2. Perhitungan Keuntungan Perusahaan Berdasarkan Skenario 4.2.1. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi Perbandingan keuntungan perusahaan asuransi pendidikan konvensional dengan keuntungan perusahaan asuransi pendidikan syariah akan dihitung melalui tingkat pembayaran premi dan tingkat investasi yang diperoleh. Dalam perhitungan keuntungan ini keadaan yang lain diangkap tetap. Perbandingan keuntungan dari kedua perusahaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9. tingkat investasi yang digunakan adalah 8 persen dengan premi Rp 3.500.000,-. Tabel 4.9. Keuntungan Perusahaan Asuransi pada Investasi Tinggi dan Premi Tinggi No

Kejadian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Hidup Selama MP Meninggal tahun ke 2 Meninggal tahun ke 3 Meninggal tahun ke 4 Meninggal tahun ke 5 Meninggal tahun ke 6 Meninggal tahun ke 7 Meninggal tahun ke 8 Meninggal tahun ke 9 Meninggal tahun ke 10 Meninggal tahun ke 11 Meninggal tahun ke 12 Meninggal tahun ke 13 Meninggal tahun ke 14

Konvensional Perusahaan (Rp) 2.736.830 -96.194.590 -92.694.590 -82.065.490 -78.565.490 -71.845.690 -68.345.690 -64.845.690 -61.345.690 -57.845.690 -54.345.690 -44.406.090 -40.906.090 -37.406.090

Syariah Perusahaan (Rp) 4.830.000 -157.440.222 -154.052.459 -144.916.981 -135.661.916 -126.613.767 -117.450.922 -114.450.157 -111.673.350 -109.133.042 -106.842.476 -83.915.639 -78.600.899 -76.442.933

No

Kejadian

15 Meninggal tahun ke 15 16 Meninggal tahun ke 16 Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Konvensional Perusahaan (Rp) -24.246.690 -20.746.690

Syariah Perusahaan (Rp) -59.681.141 -42.372.648

Pada Tabel 4.9. dapat dilihat jika peserta asuransi dapat menyelesaikan kewajibannya atau hidup sampai masa perjanjian berakhir maka dengan cicilan premi yang sama keuntungan perusahaan asuransi dengan sistem syariah (Rp 4.830.000,-) secara umum lebih besar daripada keuntungan perusahaan dengan sistem konvensional (Rp 2.736.830,-). Hal ini dikarenakan resiko yang ditanggung oleh perusahan syariah lebih kecil bila dibandingkan dengan resiko yang ditanggung oleh perusahaan dengan sistem konvensional. Kecilnya resiko yang ditanggung perusahaan dapat digambarkan dengan adanya sistem kepemilikan bersama yang dijalankan oleh sistem syariah. Sehingga apabila ada yang mendapat musibah biaya yang dikeluarkan untuk menanggung musibah tersebut diambil dari premi peserta lain (tabarru’) atau dengan prinsip tolong – menolong. Sementara jika peserta tidak dapat menyelesaikan kewajibannya sampai masa perjanjian berakhir atau meninggal dunia dalam masa perjanjian dari 4.9 juga dapat dilihat kedua perusahaan mengalami keuntungan negatif (rugi). Kerugian yang dialami perusahaan dengan sistem syariah lebih besar dibandingkan perusahaan dengan sistem konvensional. Hal ini disebabkan karena santungan yang dierikan perusahaan dengan sistem syariah lebih banyak jika dibandingkan perusahaan konvensional. Jika melihat pada keadaan yang sebenarnya (riil) kerugian yang dialami perusahaan ini tidak berlaku. Keuntungan yang negatif pada penelitian ini lebih

disebabkan oleh analisis yang dilakukan pada satu orang yang melakukan transaksi asuransi namun pada keadaan sebenarnya peserta yang melakukan transaksi asuransi ini sangat banyak. Sehingga dengan peluang kematian yang sangat kecil 0,001 kemungkinan perusahaan untuk rugi sangat sedikit sekali.

4.2.2. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah Tingkat investasi yang digunakan adalah 8 pesen dengan premi yang dibayarkan peserta sebesar Rp 2.000.000,-. Dengan investasi dan premi yang telah ditentukan akan dilihat bagaimana perbandingan keuntungan yang diperoleh kedua perusahaan dengn sistemnya masing – masing. Perbandingan keuntungan perusahaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Keuntungan Perusahaan Percobaan pada Investasi Tinggi dan Premi Rendah No

Kejadian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Hidup Selama MP Meninggal tahun ke 2 Meninggal tahun ke 3 Meninggal tahun ke 4 Meninggal tahun ke 5 Meninggal tahun ke 6 Meninggal tahun ke 7 Meninggal tahun ke 8 Meninggal tahun ke 9 Meninggal tahun ke 10 Meninggal tahun ke 11 Meninggal tahun ke 12 Meninggal tahun ke 13 Meninggal tahun ke 14 Meninggal tahun ke 15 Meninggal tahun ke 16

Konvensional Perusahaan (Rp) 1.564.000 -54.972.000 -52.972.000 -50.052.000 -48.052.000 -44.212.000 -42.212.000 -40.212.000 -38.212.000 -36.212.000 -34.212.000 -28.532.000 -26.532.000 -24.532.000 -17.012.000 -15.012.000

Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Syariah Perusahaan (Rp) 4.830.000 -89.965.841 -88.029.977 -82.809.703 -77.521.095 -47.870.724 -67.114.812 -63.243.609 -63.813.343 -62.361.738 -61.052.844 -53.094.651 -44.914.799 -43.681.676 -34.103.498 -24.212.942

Tabel 4.10. menjelaskan tentang pebandingan keuntungan perusahaan dengan tingkat pemi sama rendah. Dari perhitungan yang didapat jika peserta hidup sampai masa perjanjian berakhir keuntungan perusahaan dengan sistem syariah ternyata memberikan keuntungan yang lebih besar. Akan tetapi jika peserta ada yang meninggal maka keuntungan perusahaan kemabali negatif (mengalami kerugian). Kerugian yang ditanggung oleh perusahaan ini disebabkan karena analisis penelitian yang dilakukan pada perorangan. Akan tetapi jika analisis dilakukan lebih lanjut pada keadaan riil (nyata) perusahaan tidak akan mengalami kerugian jika ada yang meninggal. Berdasarkan historis peluang meninggalnya peserta sangat kecil yaitu 0,001.

4.2.3. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi Pada perhitungan ini tingkat investasi yang digunakan adalah 6 persen dan premi yang dibayarkan peserta sebesar Rp 3.500.000,-. Dari premi yang dibayarkan peserta maka perusahaan akan memperoleh keuntungan. Dari perhitungan yang didapat kedua perusahaan memperoleh keuntungan yang berbeda. Jika peserta hidup sampai masa perjanjian berakhir maka keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan sistem syariah lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan sistem konvensional. Perbedaan keuntungan tersebut disebabkan oleh faktor resiko. perhitungan keuntungan tersebut dihitung dengan memakai asumsi keadaan yang lain dianggap tetap.

Perbandingan keuntungan yang diperoleh kedua perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Keuntungan Perusahaan Percobaan pada Investasi Rendah dan Premi Tinggi No

Kejadian

1 Hidup Selama MP 2 Meninggal tahun ke 2 3 Meninggal tahun ke 3 4 Meninggal tahun ke 4 5 Meninggal tahun ke 5 6 Meninggal tahun ke 6 7 Meninggal tahun ke 7 8 Meninggal tahun ke 8 9 Meninggal tahun ke 9 10 Meninggal tahun ke 10 11 Meninggal tahun ke 11 12 Meninggal tahun ke 12 13 Meninggal tahun ke 13 14 Meninggal tahun ke 14 15 Meninggal tahun ke 15 16 Meninggal tahun ke 16 Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Konvensional Perusahaan (Rp) 2.092.870 -95.550.630 -92.050.630 -86.940.730 -83.440.730 -76.720.930 -73.220.930 -69.720.930 -66.220.930 -62.720.930 -59.220.930 -49.281.330 -45.781.330 -42.281.330 -29.121.930 -25.621.930

Syariah Perusahaan (Rp) 2.760.000 -89.965.841 -88.029.977 -82.809.703 -77.521.095 -47.870.724 -67.114.812 -63.243.609 -63.813.343 -62.361.738 -61.052.844 -53.094.651 -44.914.799 -43.681.676 -34.103.498 -24.212.942

Berbeda dengan keadan sebelumnya jika peserta meninggal dalam masa perjanjian maka perhitungan keuntungan yang diperoleh perusahaan akan berbeda. Keuntungan yang didapat perusahaan akan menjadi negatif apabila peserta tidak dapat menyelesaikan kewajibannya sampai masa perjanijian berakhir. Kerugian yang diperoleh pada penelitian ini disebabkan oleh analisis yang dilakukan pada perorangan. Akan tetapi sama dengan perlakuan sebelumnya perhitungan ini tidak ditemukan pada keadaan sebenarnya.

4.2.4. Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Pendidikan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah Perlakuan selanjutnya adalah perhitungan keuntungan perusahaan dengan investasi 6 persen dan premi yang dibayarkan peserta sebesar Rp 2.000.000,-. Sama dengan perlakuan sebelumnya jika peserta hidup sampai masa perjanjian berakhir maka perusahaan dengan sistem syariah (Rp 2.760.000,-) memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan perusahaan konvensional (Rp 1.960.000,-) . Hal ini dipengaruhi oleh faktor resiko. Dimana perushaan sistem syariah menanggung resiko lebih kecil dibandingkan sistem konvensional. Sehingga apabila ada peserta yang mengalami musibah kerugian ditanggung bersama (perusahaan dan peserta lain). Sementara jika peserta meninggal dalam masa perjanjian maka keuntungan perusahaan akan negatif. Namun jika analisis dilakukan pada keadaan sebenarnya perusahaan tidak mengalami kerugian karena peserta yang bertransaksi sangat banyak dan peluan kematian sangat kecil. Sehingga kerugian yang dialami peserta dapatditanggung dari premi lain dan hasil investasi perusahaan pada sektor keuangan lainnya. Pperbandingan keuntungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Keuntungan Perusahaan Percobaan pada Investasi Rendah dan Premi Rendah No 1 2 3 4

Kejadian Hidup Selama MP Meninggal tahun ke 2 Meninggal tahun ke 3 Meninggal tahun ke 4

Konvensional Perusahaan (Rp) 1.960.000 -54604000 -52604000 -49684000

Syariah Perusahaan (Rp) 2.760.000 -89965841 -88029977 -82809703

No

Kejadian

5 Meninggal tahun ke 5 6 Meninggal tahun ke 6 7 Meninggal tahun ke 7 8 Meninggal tahun ke 8 9 Meninggal tahun ke 9 10 Meninggal tahun ke 10 11 Meninggal tahun ke 11 12 Meninggal tahun ke 12 13 Meninggal tahun ke 13 14 Meninggal tahun ke 14 15 Meninggal tahun ke 15 16 Meninggal tahun ke 16 Sumber : Hasil Penelitian, (2008)

Konvensional Perusahaan (Rp) -47684000 -43844000 -41844000 -39844000 -37844000 -35844000 -33844000 -28164000 -26164000 -26164000 -16644000 -14644000

Syariah Perusahaan (Rp) -77521095 -47870724 -67114812 -63243609 -63813343 -62361738 -61052844 -53094651 -44914799 -43681676 -34103498 -24212942

Dari empat perlakuan yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan bahwa rata - rata keuntungan perusahaan dengan sistem syariah lebih besar dibandingkan perusahaan dengan sistem konvensional. Faktor penyebab perbedaan keuntungan ini lebih dipengaruhi oleh resiko. Resiko yang ditanggung oleh perushaan dengan sistem syariah lebih kecil dibandingkan resiko yang ditanggung perusahaan dengan sistem konvensional. Adanya sistem kepemilikan bersama juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhnya. Sehingga dengan adanya sistem bersama (tabarru’) maka kerugian peserta ditanggung bersama (perusahaan dan peserta).

4.2. Evaluasi Pertimbangan Keputusan Berdasarkan Percobaan Ekonomi  

Bagi pelaku ekonomi memutuskan untuk mengikuti asuransi tidaklah hal yang mudah untuk dijalankan. Pengambilan keputusan itu tentu saja didasari atas pertimbangan – pertimbangan dan karakteristik yang berbeda. Adapun setiap keputusan yang diambil berdasarkan atas latar belakang masing – masing individu

yang berbeda pula. Hasil evaluasi pertimbangan keputusan dapat dilihat dari jawaban peserta mengenai motivasi mengikuti percobaan ekonomi (Lampiran 2). Hasil evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah induce value theory tentang kontrol lingkungan terhadap motivasi pelaku percobaan ekonomi telah terpenuhi. Dari hasil evaluasi pertimbangan baik pada percobaan A (terpisah) maupun percobaan B (gabungan) perilaku dari pelaku ekonomi dapat dikontrol sehingga semua pelaku percobaan memiliki motivasi dan mengambil tindakan dalam memutuskan mengikuti asuransi pendidikan hanya karena faktor memaksimalkan keuntungan bukan karena faktor lain. Dari bukti ini menandakan bahwa induce value theory telah terpenuhi.

4.4.

Hasil Perhitungan Percobaan A (terpisah) Berdasarkan Percobaan Ekonomi

4.4.1. Evaluasi Proporsi Keikutsertaan Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah Peserta mengasuransikan

percobaan pendidikan

ekonomi anaknya

dihadapkan atau

tidak.

pada

pilihan

Keadaan

ini

untuk dapat

mencerminkan perilaku konsumen dalam kondisi ketidakpastian. Dengan kondisi ketidakpastian ini mereka tidak tahu kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pada sistem konvensional dengan jenis investasi tinggi percobaan tepisah periode pertama sampai periode kelima ternyata seluruh peserta (100 persen) memilih untuk mengasuransikan pendidikan anaknya. Tidak berbeda dengan sistem asuransi dengan jenis investasi tinggi pada jenis investasi rendah ternyata seluruh peserta percobaan mengikuti asuransi pada periode pertama sampai pada

periode kelima. Dengan kata lain proposi keikutsertaan peserta percobaan pada sistem konvensional untuk kedua jenis investasi adalah 100 persen. Pada sistem syariah proporsi keikutsertaan peserta juga tidak mempunyai perbedaan jika dibandingkan dengan kedua jenis investasi pada sistem konvensional. Periode pertama samapai periode lima 100 persen peserta memutuskan untuk mengikuti asuransi pendidikan. Proporsi peserta yang mengikuti asuransi pada percobaan ekonomi dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13. Proporsi Peserta Percobaan yang Mengikuti Asuransi pada Percobaan Terpisah Sistem Jenis Investasi Periode Proporsi (%) Konvensional Tinggi 1 100 Konvensional Tinggi 2 100 Konvensional Tinggi 3 100 Konvensional Tinggi 4 100 Konvensional Tinggi 5 100 Konvensional Rendah 1 100 Konvensional Rendah 2 100 Konvensional Rendah 3 100 Konvensional Rendah 4 100 Konvensional Rendah 5 100 Syariah Tinggi 1 100 Syariah Tinggi 2 100 Syariah Tinggi 3 100 Syariah Tinggi 4 100 Syariah Tinggi 5 100 Syariah Rendah 1 100 Syariah Rendah 2 100 Syariah Rendah 3 100 Syariah Rendah 4 100 Syariah Rendah 5 100 Sumber : Hasil Penelitian, (2008) Tingkah laku peserta dalam kondisi ketidakpastian didasarkan pada dua hal yaitu probabilitas dan expected value. Dalam percobaan ekonomi bidang

asuransi pendidikan yang dilaksanakan pada 3 Juli 2008 peserta percobaan diberitahukan tentang peluang meninggal atau hidup. Peluang meninggal atau hidup tidak menjadi pertimbangan yang utama bagi peserta dalam mengambil keputusan. Dalam percobaan ekonomi ini peluang meninggal peserta sangat kecil yaitu 0,001. Setelah mengetahui peluang hidup dan meninggal peserta baru memutuskan apakah ikut berasuransi atau tidak. Hasil evaluasi menyatakan untuk keempat perlakuan dan dua sistem percobaan (terpisah dan gabungan) ternyata peserta 100 persen mengikuti asuransi. Alasan lain yang mendasari pengambilan keputusan ini adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan investasi di masa depan. Hal ini tentu saja bertujuan untuk menjamin ketersediaan dana pendidikan anak di masa yang akan datang.

4.4.2. Perbandingan Premi Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah Respon premi yang dibayarkan peserta pada percobaan asuransi pendidikan sangat beragam. Berdasarkan hasil dotplot premi peserta percobaan A (terpisah) pada kondisi investasi tinggi pembayaran premi nasabah tertinggi adalah pada sistem syariah. Maksimalnya pembayaran premi yang dibayarkan peserta bertujuan untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Sedangkan pada sistem konvensional pembayaran premi tersebar merata untuk premi tinggi dan rendah. Sebaran data premi peserta dapat dilihat pada Gambar 4.1. dibawah ini.

Sistem

D o p lo t P r e m i P e s e r ta v s S is te m

KT ST

2960000

3040000

3120000 3200000 3280000 Pre mi Pe se rta (Rp)

3360000

3440000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 3, (2008) Gambar 4.1. Hasil Dotplot untuk Respon Premi Peserta Percobaan A (terpisah) pada Kondisi Investasi Tinggi Hasil dotplot 4.2. menunjukkan pembayaran premi peserta pada kondisi investasi rendah. Dari dotplot respon premi diatas dapat dilihat bahwa pembayaran premi tertinggi berada pada asuransi dengan sistem konvensional. Sedangkan untuk pembayaran premi rendah ditunjukkan oleh asuransi dengan sistem syariah.

Sistem

D o p lo t P r e m i P e s e r ta v s S is te m

KR SR 2800000

2900000

3000000

3100000 3200000 Pre mi Pe s e rt a (R p)

3300000

3400000

3500000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 3, (2008) Gambar 4.2. Hasil Dotplot untuk Respon Premi Peserta Percobaan A (terpisah) pada Kondisi Investasi Rendah

Raata – rata preemi pesertaa secara keseeluruhan daapat dilihat ddari Gambaar 4.3. Gambar tersebut t meenjelaskan bahwa rataa – rata prremi pesertta pada asu uransi syariah deengan invesstasi tinggi lebih besarr (Rp 3.3888.000,-) dariipada rata – rata premi pesserta sistem m konvensiional dengaan investassi tinggi (R Rp 3.147.02 26,4). Sedangkann rata – raata premi sistem s konv vensional pada p investaasi rendah lebih tinggi darripada rata – rata prem mi syariah dengan invvestasi tingggi. Hal ini lebih disebabkaan oleh subjeektifitas pesserta saat melakukan m percobaan.

Rata - Rata Premi Peserta

Rp

Rp 3.388.0000 3400000 3300000 Rp 3.147.0226,4 3200000 3100000 3000000 2900000 2800000 2700000 High Innvesment

Rp 3.2077.467,6

Rp 2.940.000

K S

Low Inveesment RO OI

Sum mber : Hasiil Penelitian n Lampiran 3, (2008) R – Rata Premi Peseerta pada Peercobaan A ((terpisah) Gaambar 4.3. Rata Selanjutnya dalam perhhitungan premi p padaa periode ini sebelumnya dilakukan terlebih daahulu uji assumsi yang g digunakann untuk meenguji kebeb basan hasil yangg diperolehh. Hasil uji asumsi pada data aslli menunjukkkan bahwaa ada penlanggaaran uji ANOVA A s sehingga dilakukan d t transformas si data deengan melogaritm makan

daata

asli.

Pengujian n

statitistiik

nilai

F

selanjutnya

mengindikkasikan bahhwa data haasil transfo ormasi mem menuhi uji aasumsi AN NOVA

sehingga bisa dilakukan pengujian lebih lanjut. Hasil pengujian tentang premi ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 4.14. Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Premi Peserta pada Percobaan A (terpisah) Sumber Derajat Jumlah Kuadrat FProbabilitas Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Periode 4 0.00400 0.00100 1.44 0.279 Sistem 1 0.00001 0.00002 0.03 0.871 Investasi 1 0.00350 0.00350 5.05 0.044 Sistem*Investasi 1 0.00625 0.00625 9.02 0.011 Galat 12 0.00831 0.00069 Total 19 0.02209 St-dev =0.02633 R-Square = 62.35% Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 3, (2008) Ket : signifikan pada taraf nyata 5 % Berdasarkan Tabel 4.14. diatas dapat diketahui bahwa respon premi peserta dipengaruhi oleh investasi dan interaksi antara sistem dengan investasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yang kurang dari 0,05. Kemudian periode dan sistem tidak berpengaruh nyata terhadap respon premi peserta dalam sistem asuransi pendidikan pada taraf 5 persen. Secara rata – rata hasil perhitungan untuk respon premi cenderung lebih besar pada sistem syariah, namun hasil ANOVA menyatakan bahwa tingkat premi peserta tersebut lebih dipengaruhi oleh tingkat investasi dan interaksi antara sistem dengan investasi. Investasi berpengaruh terhadap pembayaran premi peserta. Adanya investasi tinggi dan rendah mencerminkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh peserta asuransi pendidikan sehingga akan mempengaruhi besarnya premi yang akan dibayarkan peserta. Selanjutnya interaksi antara sistem dengan investasi juga berpengaruh secara nyata, artinya antara sistem dan investasi saling bergantung dalam mempengaruhi respon premi peserta.

Periode tidak berpengaruh terhadap pembayaran premi maksudnya adalah periode tidak membentuk kelompok sehingga keputusan yang dibuat antar periode sama. Nilai R-Square sebesar 62,35 persen menunjukkan bahwa keragaman premi peserta dapat dijelaskan oleh sistem, investasi, periode dan interaksi sebesar 62,35 persen dan sisanya dapat dijelaskan diluar model yaitu sebesar 37,65 persen.

4.4.3. Perbandingan Keuntungan Peserta Percobaan Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah Sebaran keuntungan yang didapat peserta setelah mengikuti asuransi pendidikan dapat dilihat dari dotplot keuntungan peserta.

Sistem

D o p lo t K e u n tu n g a n P e s e r ta v s S is te m

KT ST

9600000

11200000 12800000 14400000 16000000 17600000 19200000 Ke u n t u n g a n P e s e r t a ( R p )

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 3, (2008) Gambar 4.4. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Peserta Percobaan A (terpisah) pada Kondisi Investasi Tinggi Berdasarkan Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa pada kondisi investasi tinggi sebaran data keuntungan peserta yang mengikuti asuransi pendidikan dengan sistem syariah mempunyai rentang keuntungan yang lebih besar daripada

keuntungan peserta dengan sistem konvensional. Keuntungan yang diperoleh peserta pada sistem syariah ini tentu saja dipengaruhi oleh sistem bagi hasil yang digunakan oleh pesrusahaan. Sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh peserta dipengaruhi oleh tingkat investasi.

Sistem

D o p l o t K e u ntun g a n P e s e r ta v s S i s te m

KR SR 4500000

5400000

6300000 7200000 8100000 9000000 Ke u n t u n g a n P e s e r t a ( R p )

9900000

10800000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 3, (2008) Gambar 4.5. Hasil Dotplot untuk Respon Premi Peserta Percobaan A (terpisah) pada Kondisi Investasi Rendah Sementara itu, sebaran data untuk keuntungan peserta dengan kondisi investasi rendah dapat dilihat pada gambar 4.5. Gambar tersebut menunjukkan bahwa sebaran data keuntungan peserta tersebar pada sistem konvensional. Perbandingan keuntungan peserta untuk kedua sistem dapat dilihat dari Gambar 4.6. Gambar tersebut menjelaskan bahwa rata – rata keuntungan peserta sistem syariah pada investasi tinggi (Rp 13.219.449,4) lebih besar daripada rata – rata keuntungan peserta sistem konvensional investasi tinggi (Rp 10.438.191,2). Sedangkan rata – rata keuntungan peserta syariah dengan investasi rendah (Rp

6.192.776,8) lebih kecil k dibandingkan raata – rata keuntungann peserta sistem s konvensioonal (investaasi tinggi daan investasi rendah). Rata - Raata Keuntun ngan Peserrta Asuranssi Pendidik kan Rp 13.219.449,4 14000000 12000000

Rp 10.438.191,22

Rp 10.060.9985

Rp

10000000

R 6.192.776,,8 Rp

8000000

K

6000000

S

4000000 2000000 0 High Inveesment

Low Invesm ment ROI

Sum mber : Hasiil Penelitian n Lampiran 3, (2008) Gambar 4.6. Rataa – Rata Keuuntungan Peserta P padaa Percobaann A (terpisah h) A data menngenai keuuntungan peeserta Sebelum mellakukan uji ANOVA asuransi teerlebih dahhulu dilakukkan pengujiian asumsi kebebasan hasil. Data hasil pengujian perbandinggan keuntunngan pesertaa percobaann A (terpisaah) ternyata tidak memenuhii asumsi ANOVA sehingga dilakukan d transformassi data deengan melogaritm makan dataa hasil perrhitungan. Setelah meelakukan trransformasi data maka dilakkukan penggujian lebih lanjut deng gan mengguunakan analiisis ANOVA A.

Tabel 4.15. Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Peserta pada Percobaan A (terpisah) Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-hitung Probabilitas Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Periode 4 0.03662 0.00915 1.06 0.419 Sistem 1 0.02281 0.02282 2.63 0.131 Investasi 1 0.13860 0.13860 16.00 0.002 Sistem*Investasi 1 0.11553 0.11553 13.34 0.003 Galat 12 0.10394 0.00866 Total 29 0.41753 St-dev=0.09307 R-Square = 75.10% Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 3, (2008) Ket : signifikan pada taraf nyata 5 % Tabel analisis ragam diatas menjelaskan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap keuntungan peserta adalah investasi dan interaksi antara sistem dengan investasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yang kurang dari 0,05. Selanjutnya data yang tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan peserta adalah variabel sistem dan periode. Nilai probabilitas kedua variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan kata lain variabel sistem dan periode tidak nyata pada taraf 5 persen. Secara rata – rata hasil perhitungan untuk respon keuntungan peserta cenderung lebih besar pada sistem syariah, namun hasil ANOVA tingkat keuntungan peserta lebih dipengaruhi oleh variabel investasi dan interaksi antara sistem dan investasi. Investasi berpengaruh nyata terhadap keuntungan peserta karena semakin tinggi investasi maka tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh peserta asuransi pendidikan juga besar. Sedangkan untuk variabel interaksi antara sistem dan investasi memiliki pengaruh yang nyata terhadap keuntungan peserta. Artinya interaksi antara sistem dan investasi saling bergantung dalam mempengaruhi respon keuntungan peserta.

Nilai R-Square sebesar 75,10 persen menunjukkan bahwa keragaman keuntungan peserta dapat dijelaskan oleh sistem, investasi, periode dan interaksi sebesar 75,10 persen dan sisanya dapat dijelaskan diluar model yaitu sebesar 24,90 persen.

4.4.4.

Perbandingan

Keuntungan

Perusahaan

Asuransi

Pendidikan

Konvensional dan Syariah Dari hasil dotplot untuk respon keuntungan perusahaan pada percobaan A (terpisah) dapat dilihat bahwa pada kondisi investasi tinggi data keuntungan perusahaan dengan sistem syariah dan konvensional saling menyebar. Namun ada satu data yang identik pada satu titik. Walaupun demikian secara umum dapat disimpulkan pada kondisi investasi tinggi keuntungan perusahaan dengan sistem syariah lebih besar dibandingkan keuntungan perusahaaan dengan sistem konvensional.

Sistem

D o p lo t K e u n tu n g a n P e r u s a h a a n v s S is te m

KT ST

2000000

2500000 3000000 3500000 4000000 Ke untung a n Pe rus a ha a n (R p )

4500000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 3, (2008) Gambar 4.7. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Perusahaan Percobaan A (terpisah) pada Kondisi Investasi Tinggi

Dalam kondisi lainnya yaitu saat investasi rendah data keuntungan perusahaan berbeda satu sama lainnya. Data keuntungan perusahaan dengan sistem syariah jauh lebih tinggi dibandingakan data keuntungan perusahaan dengan sistem konvensional. Sebaran data tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Sistem

D o p l o t K e u n tu n g a n P e r u s a h a a n v s S i s te m

KR SR 1750000

2100000

2450000 2800000 3150000 3500000 Ke u n t u n g a n P e r u s a h a a n ( R p )

3850000

4200000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 3, (2008) Gambar 4.8. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Perusahaan Percobaan A (terpisah) pada Kondisi Investasi Rendah Selanjutnya untuk keuntungan perusahaan dalam kondisi apapun perusahaan

dengan

sistem

syariah

merupakan

sistem

asuransi

yang

memperlihatkan keuntungan maksimum. Adanya sistem tabarru (kepemilikan bersama) pada sistem syariah mencerminkan keadaan dimana apabila ada klaim dari peserta yang mandapat musibah maka dana yang digunakan untuk klaim adalah dana yang berasal dari tabarru. Dengan kata lain tingkat resiko yang ditanggung oleh perusahaan dengan sistem syariah lebih kecil dibandingkan resiko yang ditanggung oleh perusahaan dengan sistem konvensional. Rata- rata keuntungan perusahaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.9.

R Rata-Rata Keuntun ngan Peru usahaan 5000000

Rp

4000000

Rp p 4.059.429,6

Rp 2.593.0000

3000000

R 4.057.200 Rp

R 2.020.288,88 Rp K

2000000

S

1000000 0 High Invvesment

Low Invessment RO OI

Sum mber : Hasiil Penelitian n Lampiran 3, (2008) Gambar 4.9. Rata – Rata Keunntungan Perrusahaan paada Percobaaan A (terpissah) Uji yang dilaakukan terhhadap respo on keuntunngan pesertta tidak berbeda dengan ujji terhadap respon laiinnya (prem mi dan keuuntungan peeserta). Seb belum melakukann uji ANOV VA data aslli melanggaar asumsi – asumsi AN NOVA. Sehingga dialakukann transform masi dengan melogaritm makan data asli. a Hasil ttransformasi data tersebut daapat dilihat pada Lamppiran 3. Tabel 4.166. Hasil Annalisis Ragaam terhadap p Respon Keeuntungan P Perusahaan n pada Percobaaan A (terpisaah) mber D Derajat J Jumlah Kuadrat F-hituung Probaabilitas Sum Bebas Tengah Keragaman K Kuadrat Periode 4 0 0.02846 0.007712 11.13 0.390 Sistem 1 0 0.38119 0.381119 600.29 0.000 Investasi 1 0 0.03102 0.031102 44.91 0.047 Sistem*Investasi 1 0 0.00069 0.000069 00.11 0.747 Galat 12 0 0.07588 0.006632 Total 29 0 0.51723 St-dev=0.07 S 952 R--Square = 85.33% 8 Sumber : Hasil Peenelitian Laampiran 3, (2008) ( : signifikkan pada taraaf nyata 5 % Ket Taabel 4.16. menunjukkan m n bahwa vaariabel sistem m dan invesstasi mempu unyai pengaruh yang nyatta terhadap keuntungaan perusahaaan. Pengaaruh nyata yang

ditunjukkan oleh variabel tersebut dilihat dari nilai probabilitas yang kurang dari 0,05. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara nyata terhadap keuntungan perusahaan adalah variabel periode dan interaksi antara sistem dan investasi. Pengaruh nyata yang disebabkan oleh variabel investasi artinya investasi mempengaruhi tingkat keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat investasi maka semakin tinggi pula keuntungan yang diperolah. Tidak jauh berbeda, variabel sistem juga berpengaruh terhadap perolehan keuntungan perusahaan. Adanya sistem bagi hasil yang diterapkan pada sistem syariah tentu saja menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pengaruh nyata suatu sistem terhadap

keuntungan

perusahaan.

Periode

tidak

berpengaruh

nyata

mengindikasikan bahwa periode tidak membentuk suatu kelompok sehingga keputusan untuk semua periode sama. Nilai R-Square sebesar 85,33 pesen menunjukkan bahwa keragaman keuntungan perusahaan dapat dijelaskan oleh sistem, investasi, periode dan interaksi sebesar 85,33 persen dan sisanya dapat dijelaskan diluar model yaitu sebesar 14,67 persen.

4.5. Hasil Perhitungan Percobaan B (gabungan) Berdasarkan Percobaan Ekonomi 4.5.1. Evaluasi Proporsi Keikutsertaan Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah untuk Kedua Jenis Investasi Pada percobaan ini peserta dihadapkan pada pilihan – pilihan dalam mengasuransikan pendidikan anaknya. Pilihan terebut adalah mengasuransikan

pendidikan anak dengan sistem konvensional atau dengan sistem syariah. Dari percobaan tersebut diketahui bahwa perilaku peserta benar – benar menginginkan keuntungan maksimum. Hal ini terlihat dari proporsi keikut sertaan peserta dalam menentukan keputusan. Pada kondisi investasi tingg periode pertama sampai periode keempat peserta yang mengikuti asuransi dengan sistem konvensional hanya 10 persen dan yang memilih sistem syariah berjumlah 90 persen. Periode kelima ada sedikit perubahan terhadap proporsi keikutsertaan peserta pada sistem konvensional. yaitu meningkat menjadi 20 persen. Sedangkan untuk sistem syariah jumlah peserta mengalami penurunan menjadi 80 persen. Selanjutnya untuk kondisi investasi rendah proporsi peserta dalam mengikuti asuransi mulai beragam. Periode pertama peserta yang memilih sistem konvensional dan sistem syariah perbandingan sama yaitu 50 persen. namun untuk periode kedua dan seterusnya peserta yang memilih asuransi sistem konvensional mengalami penurunan. Periode kedua jumlah peserta yang meilih sistem konvensional adalah 30 persen dan yang memilih sistem syraiah berjumlah 70 persen. Periode ketiga dan keempat proporsi peserta yang memilih sistem konvensional dan syariah proporsinya sama yaitu 20 persen untuk konvensional dan 80 persen untun sistem syariah. Periode terakahir jumlah peserta yang memilih sistem konvensioanal turun menjadi 10 persen dan yang memilih sistem syariah menjadi 90 persen. Keputusan peserta pada kondisi investasi rendah ini dikarenakan faktor bagi hasil yang diterapkan oleh sistem syariah. Sehingga peserta lebih cenderung memilih ikut sistem syariah dengan memaksimumkan

keuntungaan dengan memperbessar pembay yaran prem mi. Secara ssingkat pro oporsi keikutsertaaan peserta dapat dilihat pada Tab bel 4.17. Tabel 4.177. Proporsi Peserta Perrcobaan yan ng Mengikuuti Asuransii pada Perco obaan B (gabunngan) Periode

I Investasi Tinggi Prop porsi Proporsi Syariah Konven nsional (% %) (%) 1 100 90 2 100 90 3 100 90 4 100 90 5 200 80 Sumber : Hasil H Penelitin Lampirran 4, (2008 8)

Investasi Rendah Prooporsi Proporsi Konveensional Syariah h ( (%) (%) 50 50 30 70 20 80 20 80 10 90

Secara diagraam proporsi keikutsertaaan peserta asuransi daapat dilihat pada Gambar 4.10.

Rata -R Rata Prop porsi Peseerta

Persen

88 % 100 80 60 40 20 0

7 % 74 26 %

12 %

K S

High Invessment

Low Invesmeent ROI

Sum mber : Hasiil Penelitian n Lampiran 4, (2008) Gambaar 4.10. Propporsi Pesertta Percobaaan Gabungann pada Konndisi Investaasi Tingggi dan Invesstasi Rendahh Sebelum melaakukan penggujian terhaadap data prroporsi peseerta. data terrlebih dahulu diitransformassikan dengan melakuk kan uji arccsin untuk mengubah h data persenan. Setelah meelakukan ujii kebebasan n hasil data proporsi peeserta dapatt diuji dengan AN NOVA. Hassil pengujiaan dapat diliihat pada Laampiran 4.

Tabel 4.18. Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Proposi Peserta pada Percobaan B (gabungan) Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-hitung Probabilitas Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Periode 4 0.0014 0.0003 0.01 1.000 Sistem 1 3.0004 3.0004 106.89 0.000 Investasi 1 0.0081 0.0081 0.29 0.600 Sistem*Investasi 1 0.1733 0.1733 6.18 0.029 Galat 12 0.3368 0.0281 Total 29 3.5202 St-dev=0.16754 R-Square = 90.43% Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 4, (2008) Ket : signifikan pada taraf nyata 5 % Hasil analisis ragam dari Tabel 4.18 menunjukkan respon proporsi keikutsertaan peserta asuransi dipengaruhi oleh sistem dan interaksi sistem dengan investasi. Pengaruh nyata dari variabel interaksi maksudnya adalah interaksi antara sistem dan investasi mempengaruhi pilihan sistem asuransi tertentu bagi peserta. Atau dengan kata lain interaksi ini saling bergantung dalam mempengaruhi respon. Periode tidak berpengaruh terhadap proporsi keikutsertaan peserta pada taraf 5 persen, artinya periode tidak membentuk kelompok sehingga keputusan yang dihasilkan sama antar periode. Demikian juga dengan investasi tidak nyata pengaruhnya terhadap proporsi peserta asuransi pada taraf 5 %, artinya perbedaan investasi tinggi dan investasi rendah tidak mempengaruhi peserta dalam mengasuransikan pendidikan anaknya. Nilai R-Square sebesar 90,43 persen menunjukkan bahwa keragaman proporsi peserta dalam negikuti asuransi dapat dijelaskan oleh sistem, investasi, periode dan interaksi sebesar 90,43 persen dan sisanya dapat dijelaskan diluar model yaitu sebesar 9,57 persen.

4.5.2. Perbandingan Premi Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah untuk Kedua Jenis Investasi Respon premi yang dibayarkan peserta pada percobaan asuransi pendidikan sangat beragam. Keputusan peserta dalam membayarkan premi sangat dipengaruhi oleh pertimbangan – pertimbangan sebelumnya.

Sistem

D o p l o t P r e m i P e s e r ta v s S i s te m

KT ST

2520000

2610000

2700000 2790000 2880000 Pr e mi Pe s e r t a (R p )

2970000

3060000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 4, (2008) Gambar 4.11. Hasil Dotplot untuk Respon Premi Peserta Percobaan B (gabungan) pada Kondisi Investasi Tinggi Dotplot pada Gambar 4.11 menunjukkan bahwa premi peserta pada sistem syariah tersebar pada rataan premi tinggi. Sedangkan untuk sistem konvensional premi rendah dan identik pada satu titik dan ada satu titik pencilan data premi.

Sistem

D o p lo t P r e m i P e s e r ta v s S is te m

KR SR

2520000

2640000

2760000 2880000 3000000 Pre mi Pe s e rta (Rp)

3120000

3240000

Sum mber : Hasiil Penelitian n Lampiran 4, (2008) Gambar 4.12. Hasil Dotplot D untuuk Respon Premi P Peserrta Percobaaan B (gabun ngan) pada Kondisi K Inveestasi Rendaah Sedangkan pada p kondissi investasii rendah hasil h dotploot menunju ukkan bahwa preemi tertingggi ditunjukkkan oleh siistem konvvensional. S Sedangkan untuk u sistem syaariah premi maksimum m ada pada dua periodee terakhir. P Perbedaan rata r – rata premii peserta terrsebut dapatt dilihat pad da gambar berikut:

Rata - Rata Premi Peserrta Rp p 3.013.746,8 Rp 3.010.9900 Rp 3.065.0000 3500000

Rp

3000000 2500000

Rp 2.505.5535

2000000 1500000

K

S

1000000 500000 0 High Invvesment

Low Invessment OI RO

Sum mber : Hasiil Penelitian n Lampiran 4, (2008) Gam mbar 4.13. Rata R – Rata Premi Peserta pada Perrcobaan B ((gabungan)

Berdasarkan Gambar 4.13. dapat dilihat bahwa pada percobaan gabungan pada kondisi investasi tinggi rata – rata premi peserta dengan sistem syariah lebih besar daripada rata – rata premi peserta dengan sistem konvensional. yaitu Rp 3.013.746,8. Sama halnya dengan investasi tinggi pada kondisi investasi rendah rata- rata premi juga lebih besar pada sistem syariah sebesar Rp 3.065.000,-. Hal ini disebabkan karena peserta ingin mendapatkan keuntungan yang besar. Walaupun investasi rendah maka ingin memperbesar keuntungannya melalui pemabayaran premi maksimum. Untuk pengujian selanjutnya. sama dengan variabel lain. data rata – rata premi peserta terlebih dahulu dilakukan uji asumsi kebebasan hasil. Karena ada pelanggaran

asumsi

ANOVA

maka

data

asli

ditransformasi

dengan

melogaritmakannya. Hasil transformasi tersebut menunjukkan bahwa data dapat dilakukan uji ANOVA. Hasil pengujian analisis ragam tersebut dijelaskan dalam Tabel 4.19. Tabel 4.19. Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Premi Peserta pada Percobaan B (gabungan) Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Periode 4 0.00486 0.00122 Sistem 1 0.01032 0.01032 Investasi 1 0.00895 0.00895 Sistem*Investasi 1 0.00619 0.00619 Galat 12 0.01091 0.00091 Total 29 0.04125 St-dev=0.03016 Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 4, (2008) Ket : signifikan pada taraf nyata 5 %

F-hitung

Probabilitas

1.34 11.34 9.84 6.81

0.312 0.006 0.009 0.023

R-Square = 73.53%

Tabel 4.19. menjelaskan bahwa variabel yang memberikan pengaruh nyata terhadap respon premi peserta adalah variabel sistem, investasi dan interaksi antara sistem dengan investasi. Pengaruh nyata dari variabel tersebut dapat dilihat

dari nilai probabilitas yang kecil dari 0,05. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap respon premi adalah variabel periode. Dengan adanya dua sistem asuransi hal ini dapat mempengaruhi pertimbangan peserta dalam memutuskan berapa besar premi yang akan mereka bayarkan. Selanjutnnya investasi juga berpengaruh terhadap pembayaran premi maksudnya adalah jika investasi tinggi. maka peserta akan membayarkan preminya dalam jumlah besar atau maksimal. Oleh karena itu interaksi antara sistem dan investasi akan menghasilkan keragaman premi yang dibayarkan. Nilai R-Square sebesar 73,53 persen menunjukkan bahwa keragaman proporsi peserta dalam negikuti asuransi dapat dijelaskan oleh sistem, investasi, periode dan interaksi sebesar 73,53 persen dan sisanya dapat dijelaskan diluar model yaitu sebesar 26,47 persen.

4.5.3. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Pendidikan Konvensional dan Syariah untuk Kedua Jenis Investasi Sebaran data untuk respon keuntungan peserta investasi tinggi dan investai rendah dijelaskan pada Gambar 4.14. dan 4.13. Pada gambar 4.14. hasil dotplot menunjukkan bahwa sebaran data keuntungan peserta pada kondisi investasi tinggi meyebar pada sistem syariah. Dengan kata lain keuntungan yang diperoleh oleh peserta dengan sistem syariah lebih besar dibandingkan keuntungan peserta dengan sistem konvensional.

Sistem

D o p lo t K e u n tu n g a n P e s e r ta v s S is te m

KT ST

8100000

9000000

9900000 10800000 11700000 12600000 Ke u n t u n g a n Pe s e rt a (R p )

13500000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 4, (2008) Gambar 4.14. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Peserta Percobaan B (gabungan) pada Kondisi Investasi Tinggi Selanjutnya untuk kondisi investasi rendah hasil dotplot memperlihatkan bahwa keuntungan peserta menyebar pada sistem konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keuntungan peserta dengan sistem konvensional pada kondisi investasi rendah lebih besar dibandingkan keuntungan peserta dengan sistem syariah. Sebaran perbedaan keuntungan tersebut dijelaskan oleh gambar berikut.

Sistem

D o p lo t K e u ntun g a n P e s e r ta v s S is te m

KR SR

4800000

5600000

6400000 7200000 8000000 8800000 Ke u n t u n g a n P e s e r t a ( R p )

9600000

10400000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 4, (2008) Gambar 4.15 Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Peserta Percobaan B (gabungan) pada Kondisi Investasi Rendah

Raata – rata keeuntungan peserta p dalaam kondisi investasi i tinnggi pada sistem s syariah sebesar Rp 122.752.987,88. Hal ini menunjukkan m n bahwa keuuntungan peeserta pada sisttem ini leebih besar daripada keuntungaan peserta dengan sistem s konvensioonal. Selanjutnya padaa kondisi in nvestasi rendah rata – rata keuntu ungan peserta deengan sistem m konvensiional lebih besar darippada sistem m syariah. Rata R – rata keunttungan peseerta pada sisstem ini adaalah Rp 9.614.670.-. Jika dibandin ngkan antara keddua sistem dan jenis investasi raata – rata keuntungan k n peserta deengan sistem syaariah pada investasi tinggi lebih tinggi dibaandingkan kkeuntungan yang diperoleh peserta deengan sistem m konvensional. Sedaangkan keuuntungan peeserta dah lebih reendah darippada keuntu ungan dengan sistem syariaah pada invvesatsi rend sistem konnvensional pada keduaa jenis inveestasi (tingggi dan renddah). Rata – rata keuntungaan tersebut dijelaskan d p pada Gambaar 4.16.

R Rata - Ratta Keuntu ungan Pesserta Rp 122.752.987,8 14000000 12000000

Rp

10000000

Rp 9.614.670

Rp 8.186.2275

Rp 5.966.2773,8

8000000

K

6000000

S

4000000 2000000 0 High Invvesment

Low Invesm ment ROII

Sum mber : Hasiil Penelitian n Lampiran 4, (2008) Gambaar 4.16. Rataa – Rata Kuuntungan Peeserta pada Percobaan B (gabungaan)

Langkah selanjutnya adalah uji kebebasan hasil data. Setelah dilakukan transformasi data barulah pengujian dengan ANOVA dapat dilakukan. Hasil transformasi data keuntungan peserta dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 4.20. Hasil Analisis Ragam terhadap Respon Keuntungan Peserta pada Percobaan B (gabungan) Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Tengah Keragaman Bebas Kuadrat Periode 4 0.01245 0.00311 Sistem 1 0.00099 0.00099 Investasi 1 0.09336 0.09336 Sistem*Investasi 1 0.20764 0.20764 Galat 12 0.06958 0.00580 Total 29 0.38403 St-dev=0.07615 Sumber : Hasil Peneltian Lampiran 4, (2008) Ket : signifikan pada taraf nyata 5 %

F-hitung

Probabilitas

0.54 0.17 16.10 35.81

0.712 0.687 0.002 0.000

R-Square = 81.88%

Tabel 4.20. menjelaskan bahwa variabel yang berpengaruh secara nyata terhadap keuntungan peserta adalah investasi dan interaksi antara sistem dan investasi. Tingginya tingkat investasi akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pula terhadap peserta. Selanjutnya interaksi antara sistem dengan investasi berpengaruh nyata terhadap keuntungan peserta artinya interaksi tersebut saling bergantung dalam mempengaruhi respon keuntungan peserta. Variabel periode dan sistem tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap keuntungan peserta. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05. Hasil ANOVA menyimpulkan bahwa sistem tidak berpengaruh nyata pada keuntungan peserta namun secara rata – rata hasil perhitungan menyimpulkan bahwa keuntungan peserta cenderung lebih besar pada sistem syariah dengan investasi tinggi. Hal ini disebabkan oleh penggunan variabel periode pada percobaan masih tergolong singkat. Begitupula dengan

variabel periode tidak membentuk kelompok sehingga keuntungan yang dihasilkan sama untuk setiap periode. Nilai R-Square sebesar 81,88 persen menunjukkan bahwa keragaman proporsi peserta dalam negikuti asuransi dapat dijelaskan oleh sistem, investasi, periode dan interaksi sebesar 81,88 persen dan sisanya dapat dijelaskan diluar model yaitu sebesar 18,12 persen.

4.5.4.

Perbandingan

Keuntungan

Perusahaan

Asuransi

Pendidikan

Konvensional dan Syariah untuk Kedua Jenis Investasi Sebaran data untuk keuntungan perusahaan investasi tinggi dapat dilihat pada Gambar 4.17. Gambar tersebut menjelaskan bahwa pada investasi tinggi ada keuntungan yang terpusat pada satu titik. Namun ada juga data pencilan yang berada pada rentang negatif. Keuntungan perusahaan yang negatif ini disebabkan oleh adanya peserta yang meninggal selama dalam masa kontrak asuransi pendidikan. Karena analisis hanya dilakukan pada satu orang maka seakan – akan perusahaan mengalami kerugian. Akan tetapi jika dihadapkan pada kenyataan asuransi yang sebenarnya jika ada yang meninggal maka perusahaan tidak akan mengalami kerugian. Hal ini disebabkan karena peluang kematian peserta sangat kecil yaitu 0,001. Walaupun ada keuntuntungan perusahaan yang negatif. akan tetapi sebaran keuntungan tertinggi juga berada pada sistem syariah.

Sistem

D o p lo t K e u n tu n g a n P e r u s a h a a n v s S is te m

KT ST -12500000 -10000000

-7500000 -5000000 -2500000 Ke u n t u n g a n P e r u s a h a a n ( R p )

0

2500000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 4, (2008) Gambar 4.17. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Perusahaan Percobaan B (gabungan) pada Kondisi Investasi Tinggi Untuk kondisi investasi rendah keuntungan perusahaan dengan sistem syariah juga berada pada rentang tinggi jika dibandingkan dengan sistem konvensional. Pada sistem syariah data tersebar merata, sedangkan untuk sistem konvensional ada data yang terpusat pada satu titik pada rentang keuntungan rendah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.17.

Sistem

D o p lo t K e u n tu n g a n P e r u s a h a a n v s S is te m

KR SR

1600000

2000000

2400000 2800000 3200000 3600000 Ke untung a n Pe rus a ha a n (R p )

4000000

4400000

Sumber : Hasil Penelitian Lampiran 4, (2008) Gambar 4.18. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Perusahaan Percobaan B (gabungan) pada Kondisi Investasi Rendah

Selanjutnya rata – rata keuntungan peserta dapat dilihat dari Gambar 4.19. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada investasi tinggi rata – rata keuntungan peserta dengan sistem konvensional lebih besar dibandingkan dengan rata – rata keuntungan dengan sistem syariah. Untuk kondisi investasi rendah rata – rata keuntungan pesrusahaan dengan sistem syariah lebih tinggi dibandingkan keuntungan perusahaan dengan sistem konvensional. Jika membandingkan keuntungan perusahaan dengan sistem syariah pada investasi tinggi dan investasi rendah, maka keuntungan perusahaan dengan investasi rendah lebih tinggi dibandingkan investasi tinggi. Hal ini dikarenakan adanya satu peserta pada kondisi investasi tinggi yang meninggal dalam masa perjanjian (dengan angka acak 0,000). Dengan adanya peserta yang meninggal, maka rata – rata keuntungan perusahaan mengalami penurunan. Begitu juga apabila dibandingkan dengan sistem konvensional untuk kedua jenis investasi keuntungan perusahaan dengan sistem syariah investasi rendah memperoleh keuntungan lebih tinggi. Faktor yang menyebabkan adalah adanya sistem kepemilikan bersama antara perusahaan dan peserta yang diterapkan oleh perusahaan dalam menjalankan asuransinya. Hal ini disebabkan oleh resiko yang ditanggung perusahaan sistem syariah lebih kecil dibandingkan perusahaan sistem konvensional.

R Rata - Ra ata Keuntungan Peerusahaan n

Rp

p 3.701.119,22 Rp 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0

Rp 2.1661.750 Rp 1.851.5000 K

621,8 Rp 853.6

S

High Invesment

Low Inveesment RO OI

Sum mber : Hasiil Penelitian n Lampiran 4, (2008) Gambar 4.19. 4 Rata – Rata Keunntungan Peru usahaan padda Percobaaan B (gabun ngan) Sebelum melaakukan uji keragaman.. karena adaa data yangg bernilai neegatif maka dataa asli terlebiih dahulu ditransforma d asikan dengan menambbahkan konsstanta sehingga nilainya tiddak lagi neegatif. Seteelah memennuhi asumsi ANOVA baru dilakukan pengujian selanjutnyaa pada data. Hasil transsformasi daata tersebut dapat dilihat padda lampirann 4. Tabel 4.21 Hasil Anaalisis Ragam m terhadap Respon Keeuntungan P Perusahaan pada Percobaaan B (gabunngan) Sum mber D Derajat Juumlah Kuadrat K Tenggah Bebas Kuadrat Keragaman K Periode 4 0.02489 0 0.006622 Sistem 1 0.39501 0 0.395501 Investasi 1 0.02255 0 0.022255 Sistem*Investasi 1 0.00001 0 0.000001 Galat 12 0.07391 0 0.006616 Total 29 0.51639 0 Stt-dev=0.078848 Sumber : Lampiran L 4 Ket : signifikan s pada taraf nyyata 5 %

F-hituung

Probaabilitas

11.01 644.13 33.66 00.00

0.440 0.000 0.080 0.968

R-Square = 85.69% 8

Vaariabel yangg berpengarruh secara nyata n terhaddap keuntunngan perusaahaan yang dijellaskan padaa Tabel 4.221. adalah variabel siistem. Hal ini menand dakan

bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan dipengaruhi oleh sistem yang diterapkan. Untuk variabel periode, investasi dan interaksi sistem dan investasi tidak berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yang lebih besar dari 0.05. Nilai R-Square sebesar 85.69 persen menunjukkan bahwa keragaman proporsi peserta dalam negikuti asuransi dapat dijelaskan oleh sistem, investasi, periode dan interaksi sebesar 85.69 persen dan sisanya dapat dijelaskan diluar model yaitu sebesar 14.31 pesen.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk kedua kondisi terpisah dan gabungan, rata – rata peserta asuransi menetapkan premi yang besar pada asuransi dengan sistem syariah dibandingkan pada asurasi dengan sistem konvensional. Hal ini disebabkan karena adanya sistem bagi hasil yang diterapakan oleh sistem syariah. 2. Untuk kedua kondisi, baik terpisah (dimana hanya ada satu sistem yang ditawarkan) ataupun kondisi gabungan (terdapat dua sistem asuransi yang saling bersaing) pada invesatsi tinggi sistem asuransi yang memberikan keuntungan terbesar kepada peserta asuransi pendidikan adalah sistem syariah. Karena semakin tinggi investasi semakin tinggi pula keuntungan yang diperoleh. Namun untuk sistem syariah, pada saat investasi rendah keuntungan yang diperoleh peserta lebih kecil daripada keuntungan peserta dengan sistem konvensional baik untuk investasi tinggi dan investasi rendah. Hal ini disebabkan karena rendahnya investasi maka keuntungan yang diperoleh juga kecil. 3. Selanjutnya untuk keuntungan perusahaan, pada kondisi terpisah (hanya satu sistem asuransi yang ditawarkan) rata – rata keuntungan yang diberikan oleh sistem syariah lebih besar daripada keuntungan yang diberikan oleh sistem konvensional. Besarnya tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh kecilnya

resiko yang ditanggung oleh perusahaan dengan sistem syariah. Kecilnya tingkat resiko yang ditanggung perusahaan tersebut akibat adanya sistem kepemilikan bersama (tabarru’), dimana apabila ada klaim dari peserta kerugian ditanggung bersama (peserta dan perusahaan). Pada kondisi gabungan (ada dua sistem asuransi yang saling bersaing), secara teori keuntungan perusahaan dengan sistem syariah baik saat investai tinggi dan investai rendah memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan. Akan tetapi hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keuntungan perusahaan dengan sistem syariah pada investasi tinggi memberikan keuntungan terkecil dibandingkan sistem syariah investasi rendah dan konvensional (invesatsi tingg dan rendah). Hal ini disebabkan karena pada sistem syariah invesatsi tinggi ada satu peserta yang meninggal. Oleh karena itu keuntungan perusahaan menjadi berkurang. 4. Sistem asuransi yang paling diminati peserta untuk kedu jenis investasi adalah asuransi dengan sistem syariah. selanjutnya preferensi peserta dalam memutuskan

mengikuti

asuransi

pendidikan

lebih

cenderung

untuk

memksimalkan keuntungan yang diperoleh dimasa mendatang agar dana pendidikan anak terjamin ketersediaannya.

5.2. Saran Saran yang dapat diberikan adalah : 1. Perusahaan asuransi syariah disarankan lebih aktif dalam mensosialisasikan produk- produk asuransinya karena dari hasil percobaan ini dapat dilihat

bahwa respon peserta percobaan selaku peserta asuransi pendidikan terhadap sistem syariah sangat baik. 2. Masyarakat lebih baik mengetahui sistem asuransi lebih jauh sebelum memutuskan

untuk

mengasuransikan

pendidikan

anaknya

sehingga

keuntungan yang diperoleh dapat maksimal. 3. Penelitian ini tidak memperhitungkan time value of money dalam menghitung keuntungan baik peserta dan perusahaan. Oleh karena itu penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti bagaimana pengaruh keuntungan peserta dan perusahaan jika memasukkan faktor tersebut, karena dengan memasukkan discount factor keuntungan yang dihasilkan dapat berbeda. 4. Selain itu penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor lain yang dapat memepengaruhi pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi asuransi misalnya adalah faktor jenis kelamin (laki – laki dan perempuan).

DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 2005. Syarat – Syarat Khusus Polis dan Anggaran Dasar AJB Bumiputera 1912. Bumiputera, Jakarta. Anonim. 2007. “Asuransi dalam Konsultasi Muamalat” [Republika Online]. http//:www.republika.co.id [4 Februari 2008]. Hosen, MN dan Ali, AMH. 2006. Kapita Selekta Asuransi Syariah: Tela’ah Umum Tentang Asuransi Syariah di Indonesia. Di dalam : Tim Penyusun Kompilasi Ekonomi Syariah Mahkamah Agung RI. Seminar dan Lokakarya Mencari Format Ideal Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah; Hotel Grand Alia Cikini, 20 November 2006. Jakarta: Direktur Eksekutif Pusat Komunikasi Ekonomi Syari’ah. Halaman 9. Iqbal, M. 2006. Asuransi Umum Syariah dalam Praktek. Gema Insani, Jakarta. Iriawan, N dan Astuti, S. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Andi Offset, Yogyakarta. Juanda, B. 2007. Metodologi Penelitian. IPB Press, Bogor. Matjik, AA dan Sumertajaya IM. 2002 Rancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. Jilid 1, Edisi kedua. IPB Press, Bogor. Novianti. 2005. Metode Percobaan untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan di Perbankan [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor Patriotika, PM. 2007. Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Kinerja Asuransi Kendaraan Bermotor Syariah dan Konvensional. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Peranian Bogor, Bogor. Salim, A. Abbas. 2005. Asuransi dan Manajemen Resiko. Raja Grafindo Husada, Jakarta. Siamat, D. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Steel, RGD dan Torrie, JH. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi kedua, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Walpole, RE. 1990. Pengantar Statistika. Edisi ketiga. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Widayanti, IS. 2007. Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajmen, Institut Pertanian Bogor

LAMPIRAN

Lampiran 1 Instruksi Percobaan INSTRUKSI PERCOBAAN A UNTUK JENIS INVESTASI TINGGI Instruksi Percobaan Hari ini kita akan melaksanakan percobaan ekonomi dengan membuat simulasi pada lembaga keuangan non bank khususnya lembaga asuransi pendidikan. Pada simulasi kali ini Anda akan menjadi peserta asuransi yaitu sebagai pihak tertanggung, sedangkan peneliti bertindak sebagai pihak penanggung (perusahaan asuransi). Keputusan yang Anda buat akan menentukan tingkat pendapatan yang akan Anda terima pada akhir percobaan. Anda akan mendapatkan “Lembar Keputusan Peserta Asuransi” yang akan digunakan untuk menghitung pendapatan yang akan Anda terima. Agar hasil yang diinginkan tercapai, peserta dilarang untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi serta memperlihatkan lembar keputusan kepada peserta lain. Sebelum memulai transaksi, peserta dipersilahkan membaca dan memahami lembar keputusan yang telah diberikan. Hal – hal yang kurang jelas dan tidak dimengerti dapat ditanyakan langsung kepada peneliti. Instruksi Khusus •

Setiap peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,-



Besarnya UP minimal Rp 18.400.000,- dan maksimal Rp 32.198.000,-.



Masa Perjanjian (MP) = 18 – usia anak



Anda menentukan Uang Pertanggungan (UP) yang jumlahnya tidak boleh melebihi modal awal yang telah diberikan.



Dari UP yang telah ditentukan dapat dihitung premi pertahun yang akan dibayarkan.

 

Premi = UP x tabel,               1000

tabel = 108,7

Angka tabel sesuai dengan umur orang tua dan anak peserta, dan merupakan perwakilan angka mortalitas peserta. •

Besar Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang akan diterima anak peserta adalah: Thn Awal

1 thn

Akhir MP

4 thn

TK (5% UP)



6 thn

SD (10% UP)

12 thn

SLTP (20% UP)

15 thn

SLTA (30% UP)

18 thn

PT (100% UP) + (beasiswa 40% UP)

Pengacakan angka investasi akan dilakukan dengan bilangan acak kalkulator dengan perhitungan sebagai berikut : Kejadian ROI (%) Peluang 8 0.6 9 0.2 10 0.2 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Investasi Tinggi Bumiputera (2008)



AngkaAcak 0.000 – 0.599 0.600 – 0.799 0.800 – 0.999 Asuransi Pendidikan,

Penentuan peserta apakah hidup atau meninggal pada masa perjanjian akan dilakukan dengan bilangan acak yang terdapat dalam kalkulator dengan ketentuan sebagai berikut : Kejadian Peluang Angka Acak Meninggal 0.001 0.000 Hidup 0.999 0.001 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Kejadian, Bumiputera (2008)

Jika peserta meninggal pada masa perjanjian berlangsung maka ahli waris mendapat : 1. Santunan sebesar 100 % UP sesuai dengan perjanjian di awal kontrak. 2. Dana Kelangsungan Belajar (DKB) sesuai dengan tahapan pendidikan. 3. Bebas premi. 4. Reversionary Bonus •

Keuntungan (reversionary bonus) yang diperoleh oleh peserta : RB =((Lama Kontrak Berjalan – 2) x 5 + (I x UP) 1000

Awal Percobaan Peserta dipersilahkan memasuki ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyerahkan lembar instruksi dan lembar keputusan peserta. Sebelum memulai transaksi peserta diharapkan memahami segala bentuk instruksi tersebut. Tugas peserta hanya menentukan UP yang komulatifnya tidak melebihi modal awal yang telah diberikan (Rp 60.000.000,-). Total dana yang akan diperoleh peserta akan dihitung oleh peneliti setelah lima periode.

Akhir Percobaan Ketika percobaan berakhir, peserta menyerahkan lembar keputusan kepada peneliti. Selanjutnya peneliti menghitung keuntungan yang diperoleh peserta. Desimal untuk keuntungan peserta dibulatkan keatas, dengan setiap perhitungan dibagi dengan Rp 10.000,-.

INSTRUKSI PERCOBAAN B UNTUK JENIS INVESTASI TINGGI Instruksi Percobaan Hari ini kita akan melaksanakan percobaan ekonomi dengan membuat simulasi pada lembaga keuangan non bank khususnya lembaga asuransi pendidikan. Pada simulasi kali ini Anda akan menjadi peserta asuransi yaitu sebagai pihak tertanggung, sedangkan peneliti bertindak sebagai pihak penanggung (perusahaan asuransi). Keputusan yang Anda buat akan menentukan tingkat pendapatan yang akan Anda terima pada akhir percobaan. Anda akan mendapatkan “Lembar Keputusan Peserta Asuransi” yang akan digunakan untuk menghitung pendapatan yang akan Anda terima. Agar hasil yang diinginkan tercapai, peserta dilarang untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi serta memperlihatkan lembar keputusan kepada peserta lain. Sebelum memulai transaksi, peserta dipersilahkan membaca dan memahami lembar keputusan yang telah diberikan. Hal – hal yang kurang jelas dan tidak dimengerti dapat ditanyakan langsung kepada peneliti. Instruksi Khusus •

Setiap peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,-.



PP minimal Rp 2.000.000,- dan maksimal Rp 3.500.000,-



Masa Perjanjian (MP )= 18 - usia anak



Anda menentukan Premi Pertahun (PP), dimana MP x premi jumlahnya tidak boleh melebihi modal awal yang telah diberikan.



Manfaat Takaful Awal (MTA) MTA = Premi Pertahun (PP) x Masa Perjanjian (MP)



Jumlah tabbaru (JT) = nilai tabel (%) x PP Nilai tabel ditentukan berdasarkan umur peserta dan umur anak pada simulasi ini angka tabel yang dipakai adalah 4.60 persen.



Biaya Pengelolaan (BP) Tahun I : Tahun II :

PB = 3.25 % x 12 x G

PB = 2 % x 12 x G

Tahun III dan seterusnya :

G

PB = 5 % x G

adalah

besarnya

premi •

Besarnya tahapan dana pendidikan yang diterima oleh anak peserta asuransi adalah :

Thn Awal

Akhir MP

4 thn

1 thn

TK (10% MTA)



6 thn

SD (10% MTA)

12 thn

SLTP (20% MTA)

15 thn

SLTA (25% MTA)

Beasiswa yang di diterima anak peserta pada tingkat PT adalah : •

PTt+1

= 25 % x SNTt+1



PTt+2

= 35 % x SNTt+2



PTt+3

= 50 % x SNTt+3



PTt+4

= 100 % x SNTt+4

Keterangan : PT adalah Perguruan Tinggi SNT adalah Santunan Nilai Tunai t adalah tahun ke-1

18 thn

PT (35% MTA) + Beasiswa



Jumlah tabungan peserta : Tabungant = PPt – JTt – PB t

t adalah tahun ke-1,2,3….

Pada tahun ke-5 dan seterusnya jumlah tabungan dikurangi dengan jumlah TDP yang telah dibayarkan. •

Jumlah Bagi Hasil (Mudharabah) : JBHt = Tabt x ROI x 70 %

JBHt+i = ((Tabt+i + JBHt) x ROI x 70%) + JBHt ) Keterangan : -

t adalah tahun ke- 1

-

i = 1,2,3,4,5,6………16

-

ROI adalah Return of Investment Pengacakan angka investasi akan dilakukan dengan bilangan acak

kalkulator dengan perhitungan sebagai berikut : Kejadian ROI (%) Peluang 8 0.6 9 0.2 10 0.2 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Investasi Tinggi Bumiputera



AngkaAcak 0.000 – 0.599 0.600 – 0.799 0.800 – 0.999 Asuransi Pendidikan,

(2008)

Nilai Tunai NT = Tabungan + JBH



Jika peserta meninggal dunia dalam masa asuransi maka yang berlaku adalah : 9 Menerima klaim meninggal sesuai pada tahun meninggalnya peserta. 9 Klaim meninggal = Santun Kebaikan (SK) + Nilai Tunai (NT) 9 Polis menjadi bebas premi

9 Tahapan dana yang diperoleh anak peserta pada tahun ke- 2 dan seterusnya di PT adalah : -

PTt+1 = 15 % x MTA

-

PTt+2 = 20 % x MTA

-

PTt+3 = 20 % x MTA

-

PTt+4 = 25 % x MTA

Penentuan peserta apakah hidup atau meninggal pada masa perjanjian akan dilakukan dengan bilangan acak yang terdapat dalam kalkulator dengan ketentuan sebagai berikut : Kejadian Peluang Angka Acak Meninggal 0.001 0.000 Hidup 0.999 0.001 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Kejadian, Bumiputera (2008)



Keuntungan atau hasil investasi antara pemegang polis dan perusahaan adalah 70 persen dan 30 persen. Selain itu Premi Biaya (PB) juga menjadi bagian dari perusahaan.

Awal Percobaan Peserta dipersilahkan memasuki ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyerahkan lembar instruksi dan lembar keputusan peserta. Sebelum memulai transaksi peserta diharapkan memahami segala bentuk instruksi tersebut. Tugas peserta hanya menentukan PP yang komulatifnya tidak melebihi aset yang telah diberikan (Rp 60.000.000,-). Total dana yang akan diperoleh peserta akan dihitung oleh peneliti setelah lima periode.

Akhir Percobaan Ketika percobaan berakhir, peserta menyerahkan lembar keputusan kepada peneliti. Selanjutnya peneliti menghitung keuntungan yang diperoleh peserta. Desimal untuk keuntungan peserta dibulatkan keatas, dengan setiap perhitungan dibagi dengan Rp 10.000,-.

INSTRUKSI PERCOBAAN GABUNG (A dan B)

UNTUK INVESTASI

TINGGI Instruksi Percobaan Hari ini kita akan melaksanakan percobaan ekonomi dengan membuat simulasi beberapa sistem asuransi khususnya lembaga asuransi pendidikan. Pada simulasi kali ini Anda akan menjadi peserta asuransi yaitu sebagai pihak tertanggung, sedangkan peneliti bertindak sebagai pihak penanggung (perusahaan asuransi). Keputusan yang Anda buat akan menentukan tingkat pendapatan yang akan Anda terima pada akhir percobaan. Anda akan mendapatkan “Lembar Keputusan Peserta Asuransi” yang akan digunakan untuk menghitung pendapatan yang akan Anda terima. Agar hasil yang diinginkan tercapai, peserta dilarang untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi serta memperlihatkan lembar keputusan kepada peserta lain. Sebelum memulai transaksi, peserta dipersilahkan membaca dan memahami lembar keputusan yang telah diberikan. Hal – hal yang kurang jelas dan tidak dimengerti dapat ditanyakan langsung kepada peneliti. Instruksi Khusus untuk Peserta dengan Prinsip A •

Setiap peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,-



Akumulasi pembayaran premi pertahun tidak melebihi modal awal yang diberikan. Besarnya UP minimal Rp 18.400.000,- dan maksimal Rp 32.198.000,-.



Masa Perjanjian (MP) = 18 – usia anak



Anda menentukan Uang Pertanggungan (UP) yang jumlahnya tidak boleh melebihi modal awal yang telah diberikan.



Dari UP yang telah ditentukan dapat dihitung premi pertahun yang akan dibayarkan.

Premi = UP x tabel, tabel = 108,7 1000 Angka tabel sesuai dengan umur orang tua dan anak peserta, dan merupakan perwakilan angka mortalitas peserta. •

Besar Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang akan diterima anak peserta adalah: Thn Awal

Akhir MP

4 thn

1 thn

TK (5% UP)



6 thn

SD (10% UP)

12 thn

SLTP (20% UP)

15 thn

SLTA (30% UP)

18 thn

PT (100% UP) + (beasiswa 40% UP)

Jika peserta meninggal pada masa perjanjian berlangsung maka ahli waris mendapat : 1. Santunan sebesar 100 % UP sesuai dengan perjanjian di awal kontrak. 2. Dana Kelangsungan Belajar (DKB) sesuai dengan tahapan pendidikan. 3. Bebas premi. 4. Reversionary Bonus



Keuntungan (reversionary bonus) yang diperoleh oleh peserta : RB =((Lama Kontrak Berjalan – 2) x 5 + (I x UP) 1000

Instruksi Khusus untuk Peserta dengan Prinsip B •

Setiap peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,-



PP minimal Rp 2.000.000,- dan maksimal Rp 3.500.000,-



Anda menentukan Premi Pertahun (PP), dimana MP x premi jumlahnya tidak boleh melebihi modal awal yang telah diberikan.



Manfaat Takaful Awal (MTA)



Jumlah tabbaru (JT) = nilai tabel (%) x PP MTA = Premi Pertahun (PP) x Masa Perjanjian (MP) Nilai tabel ditentukan berdasarkan umur peserta dan umur anak (4.60) • Tahun I : Tahun II :

Biaya Pengelolaan (BP) PB = 3.25 % x 12 x G

PB = 2 % x 12 x G

Tahun III dan seterusnya :

G

PB = 5 % x G

adalah

besarnya

premi •

Besarnya tahapan dana pendidikan yang diterima oleh anak peserta asuransi adalah :

Thn Awal

1 thn

Akhir MP

4 thn

TK (10% MTA)

6 thn

SD (10% MTA)

12 thn

SLTP (20% MTA)

15 thn

SLTA (25% MTA)

18 thn

PT (35% MTA) + Beasiswa



Beasiswa yang di diterima anak peserta pada tingkat PT adalah : •

PTt+1

= 25 % x SNTt+1



PTt+2

= 35 % x SNTt+2



PTt+3

= 50 % x SNTt+3



PTt+4

= 100 % x SNTt+4

Keterangan : PT adalah Perguruan Tinggi SNT adalah Santunan Nilai Tunai t adalah tahun ke-1 •

Jumlah tabungan peserta : Tabungant = PPt – JTt – PB t

t adalah tahun ke-1,2,3….

Pada tahun ke-5 dan seterusnya jumlah tabungan dikurangi dengan jumlah TDP yang telah dibayarkan. •

Jumlah Bagi Hasil atau Mudharabah : JBHt = Tabt x ROI x 70 %

JBHt+i = ((Tabt+i + JBHt) x ROI x 70%) + JBHt ) Keterangan :



-

t adalah tahun ke- 1

-

i = 1,2,3,4,5,6………16

-

ROI adalah Return of Investment

Nilai Tunai NT = Tabungan + JBH



Jika peserta meninggal dunia dalam masa asuransi maka yang berlaku adalah : 9 Menerima klaim meninggal sesuai pada tahun meninggalnya peserta. 9 Klaim meninggal = Santun Kebaikan (SK) + Nilai Tunai (NT) 9 Polis menjadi bebas premi

9 Tahapan dana yang diperoleh anak peserta pada tahun ke- 2 dan seterusnya di PT adalah :



-

PTt+1 = 15 % x MTA

-

PTt+2 = 20 % x MTA

-

PTt+3 = 20 % x MTA

-

PTt+4 = 25 % x MTA

Keuntungan atau hasil investasi antara pemegang polis dan perusahaan adalah 70 persen dan 30 persen. Selain itu Premi Biaya (PB) juga menjadi bagian dari perusahaan.

Awal Percobaan Peserta dipersilahkan memasuki ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyerahkan lembar instruksi dan lembar keputusan peserta. Sebelum memulai transaksi peserta diharapkan memahami segala bentuk instruksi tersebut. Tugas peserta hanya menentukan UP dan PP yang komulatifnya tidak melebihi aset yang telah diberikan (Rp 60.000.000,-). Total dana yang akan diperoleh peserta akan dihitung oleh peneliti setelah lima periode.

Akhir Percobaan Ketika percobaan berakhir, peserta menyerahkan lembar keputusan kepada peneliti. Selanjutnya peneliti menghitung keuntungan yang diperoleh peserta. Desimal untuk keuntungan peserta dibulatkan keatas, dengan setiap perhitungan dibagi dengan Rp 10.000,-. Tabel Pengacakan Investasi Kejadian ROI (%) Peluang AngkaAcak 8 0.6 0.000 – 0.599 9 0.2 0.600 – 0.799 10 0.2 0.800 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Investasi Tinggi Asuransi Pendidikan, Bumiputera (2008)

Tabel Pengacakan Kejadian Kejadian Peluang Angka Acak Meninggal 0.001 0.000 Hidup 0.999 0.001 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Kejadian, Bumiputera (2008)

INSTRUKSI PERCOBAAN A UNTUK JENIS INVESTASI RENDAH Instruksi Percobaan Hari ini kita akan melaksanakan percobaan ekonomi dengan membuat simulasi pada lembaga keuangan non bank khususnya lembaga asuransi pendidikan. Pada simulasi kali ini Anda akan menjadi peserta asuransi yaitu sebagai pihak tertanggung, sedangkan peneliti bertindak sebagai pihak penanggung (perusahaan asuransi). Keputusan yang Anda buat akan menentukan tingkat pendapatan yang akan Anda terima pada akhir percobaan. Anda akan mendapatkan “Lembar Keputusan Peserta Asuransi” yang akan digunakan untuk menghitung pendapatan yang akan Anda terima. Agar hasil yang diinginkan tercapai, peserta dilarang untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi serta memperlihatkan lembar keputusan kepada peserta lain. Sebelum memulai transaksi, peserta dipersilahkan membaca dan memahami lembar keputusan yang telah diberikan. Hal – hal yang kurang jelas dan tidak dimengerti dapat ditanyakan langsung kepada peneliti. Instruksi Khusus •

Setiap peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,-



Besarnya UP minimal Rp 18.400.000,- dan maksimal Rp 32.198.000,-.



Masa Perjanjian (MP) = 18 – usia anak



Anda menentukan Uang Pertanggungan (UP) yang jumlahnya tidak boleh melebihi modal awal yang telah diberikan.



Dari UP yang telah ditentukan dapat dihitung premi pertahun yang akan dibayarkan. Premi = UP x tabel, tabel = 108,7 1000 Angka tabel sesuai dengan umur orang tua dan anak peserta, dan merupakan perwakilan angka mortalitas peserta.



Besar Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang akan diterima anak peserta adalah: Thn Awal

1 thn

Akhir MP

4 thn

TK (5% UP)



6 thn

SD (10% UP)

12 thn

SLTP (20% UP)

15 thn

SLTA (30% UP)

18 thn

PT (100% UP) + (beasiswa 40% UP)

Pengacakan angka investasi akan dilakukan dengan bilangan acak kalkulator dengan perhitungan sebagai berikut :

Kejadian ROI (%) Peluang Angka Acak 6 0.6 0.000 – 0.599 7 0.4 0.600 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Investasi Rendah Asuransi Pendidikan, Bumiputera (2008)



Penentuan peserta apakah hidup atau meninggal pada masa perjanjian akan dilakukan dengan bilangan acak yang terdapat dalam kalkulator dengan ketentuan sebagai berikut :

Kejadian Peluang Angka Acak Meninggal 0.001 0.000 Hidup 0.999 0.001 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Kejadian, Bumiputera (2008)

Jika peserta meninggal pada masa perjanjian berlangsung maka ahli waris mendapat : 1. Santunan sebesar 100 % UP sesuai dengan perjanjian di awal kontrak. 2. Dana Kelangsungan Belajar (DKB) sesuai dengan tahapan pendidikan. 3. Bebas premi. 4. Reversionary Bonus •

Keuntungan (reversionary bonus) yang diperoleh oleh peserta : RB =((Lama Kontrak Berjalan – 2) x 5 x UP ) + (I x UP) 1000

Awal Percobaan Peserta dipersilahkan memasuki ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyerahkan lembar instruksi dan lembar keputusan peserta. Sebelum memulai transaksi peserta diharapkan memahami segala bentuk instruksi tersebut. Tugas peserta hanya menentukan UP dan besar premi pertahun yang komulatifnya tidak melebihi aset yang telah diberikan (Rp 60.000.000,-). Total dana yang akan diperoleh peserta akan dihitung oleh peneliti setelah lima periode.

Akhir Percobaan Ketika percobaan berakhir, peserta menyerahkan lembar keputusan kepada peneliti. Selanjutnya peneliti menghitung keuntungan yang diperoleh peserta. Desimal untuk keuntungan peserta dibulatkan keatas, dengan setiap perhitungan dibagi dengan Rp 10.000,-.

INSTRUKSI PERCOBAAN B UNTUK JENIS INVESTASI RENDAH Instruksi Percobaan Hari ini kita akan melaksanakan percobaan ekonomi dengan membuat simulasi pada lembaga keuangan non bank khususnya lembaga asuransi pendidikan. Pada simulasi kali ini Anda akan menjadi peserta asuransi yaitu sebagai pihak tertanggung, sedangkan peneliti bertindak sebagai pihak penanggung (perusahaan asuransi). Keputusan yang Anda buat akan menentukan tingkat pendapatan yang akan Anda terima pada akhir percobaan. Anda akan mendapatkan “Lembar Keputusan Peserta Asuransi” yang akan digunakan untuk menghitung pendapatan yang akan Anda terima. Agar hasil yang diinginkan tercapai, peserta dilarang untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi serta memperlihatkan lembar keputusan kepada peserta lain. Sebelum memulai transaksi, peserta dipersilahkan membaca dan memahami lembar keputusan yang telah diberikan. Hal – hal yang kurang jelas dan tidak dimengerti dapat ditanyakan langsung kepada peneliti. Instruksi Khusus •

Setiap peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,-



PP minimal Rp 2.000.000,- dan maksimal Rp 3.500.000,-



Masa Perjanjian (MP )= 18 - usia anak



Anda menentukan Premi Pertahun (PP), dimana MP x premi jumlahnya tidak boleh melebihi modal awal yang telah diberikan.



Manfaat Takaful Awal (MTA) MTA = Premi Pertahun (PP) x Masa Perjanjian (MP)



Jumlah tabbaru (JT) = nilai tabel (%) x PP Nilai tabel ditentukan berdasarkan umur peserta dan umur anak (4.60 %) • Tahun I : Tahun II :

Biaya Pengelolaan (BP) PB = 3.25 % x 12 x G

PB = 2 % x 12 x G

Tahun III dan seterusnya :

G

PB = 5 % x G

adalah

besarnya

premi •

Besarnya tahapan dana pendidikan yang diterima oleh anak peserta asuransi adalah :

Thn Awal

Akhir MP

4 thn

1 thn

6 thn

TK (10% MTA)



SD (10% MTA)

12 thn

SLTP (20% MTA)

15 thn

SLTA (25% MTA)

18 thn

PT (35% MTA) + Beasiswa

Beasiswa yang di diterima anak peserta pada tingkat PT adalah : •

PTt+1

= 25 % x SNTt+1



PTt+2

= 35 % x SNTt+2



PTt+3

= 50 % x SNTt+3



PTt+4

= 100 % x SNTt+4

Keterangan : PT adalah Perguruan Tinggi t adalah tahun ke-1 •

Jumlah tabungan peserta : Tabungant = PPt – JTt – PB t

t adalah tahun ke-1,2,3….

Pada tahun ke-5 dan seterusnya jumlah tabungan dikurangi dengan jumlah TDP yang telah dibayarkan. •

Jumlah Bagi Hasil atau Mudharabah : JBHt = Tabt x ROI x 70 % JBHt+i = ((Tabt+i + JBHt) x ROI x 70%) + JBHt )

Keterangan : -

t adalah tahun ke- 1

-

i = 1,2,3,4,5,6………16

-

ROI adalah Return of Investment Pengacakan angka investasi akan dilakukan dengan bilangan acak

kalkulator dengan perhitungan sebagai berikut : Kejadian ROI (%) Peluang Angka Acak 6 0.6 0.000 – 0.599 7 0.4 0.600 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Investasi Rendah Asuransi Pendidikan, Bumiputera (2008)



Nilai Tunai NT = Tabungan + JBH



Jika peserta meninggal dunia dalam masa asuransi maka yang berlaku adalah : 9 Menerima klaim meninggal sesuai pada tahun meninggalnya peserta. 9 Klaim meninggal = Santun Kebaikan (SK) + Nilai Tunai (NT) 9 Polis menjadi bebas premi 9 Tahapan dana yang diperoleh anak peserta pada tahun ke- 2 dan seterusnya di PT adalah : -

PTt+1 = 15 % x MTA

-

PTt+2 = 20 % x MTA

-

PTt+3 = 20 % x MTA

-

PTt+4 = 25 % x MTA

Penentuan peserta apakah hidup atau meninggal pada masa perjanjian akan dilakukan dengan bilangan acak yang terdapat dalam kalkulator dengan ketentuan sebagai berikut : Kejadian Peluang Angka Acak Meninggal 0.001 0.000 Hidup 0.999 0.001 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Kejadian, Bumiputera (2008)



Keuntungan hasil investasi antara pemegang polis dan perusahaan adalah 70 persen dan 30 pesen.

Awal Percobaan Peserta dipersilahkan memasuki ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyerahkan lembar instruksi dan lembar keputusan peserta. Sebelum memulai transaksi peserta diharapkan memahami segala bentuk instruksi tersebut. Tugas peserta hanya menentukan PP yang komulatifnya tidak melebihi aset yang telah diberikan (Rp 60.000.000,-). Total dana yang akan diperoleh peserta akan dihitung oleh peneliti setelah lima periode.

Akhir Percobaan Ketika percobaan berakhir, peserta menyerahkan lembar keputusan kepada peneliti. Selanjutnya peneliti menghitung keuntungan yang diperoleh peserta. Desimal untuk keuntungan peserta dibulatkan keatas, dengan setiap perhitungan dibagi dengan Rp 10.000,-.

INSTRUKSI PERCOBAAN GABUNG (A dan B)

UNTUK INVESTASI

RENDAH Instruksi Percobaan Hari ini kita akan melaksanakan percobaan ekonomi dengan membuat simulasi beberapa sistem asuransi khususnya lembaga asuransi pendidikan. Pada simulasi kali ini Anda akan menjadi peserta asuransi yaitu sebagai pihak tertanggung, sedangkan peneliti bertindak sebagai pihak penanggung (perusahaan asuransi). Keputusan yang Anda buat akan menentukan tingkat pendapatan yang akan Anda terima pada akhir percobaan. Anda akan mendapatkan “Lembar Keputusan Peserta Asuransi” yang akan digunakan untuk menghitung pendapatan yang akan Anda terima. Agar hasil yang diinginkan tercapai, peserta dilarang untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi serta memperlihatkan lembar keputusan kepada peserta lain. Sebelum memulai transaksi, peserta dipersilahkan membaca dan memahami lembar keputusan yang telah diberikan. Hal – hal yang kurang jelas dan tidak dimengerti dapat ditanyakan langsung kepada peneliti. Instruksi Khusus untuk Peserta dengan Prinsip A •

Setiap peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,-



Besarnya UP minimal Rp 18.400.000,- dan maksimal Rp 32.198.000,-.



Masa Perjanjian (MP) = 18 – usia anak



Anda menentukan Uang Pertanggungan (UP) yang jumlahnya tidak boleh melebihi modal awal yang telah diberikan.



Dari UP yang telah ditentukan dapat dihitung premi pertahun yang akan dibayarkan. Premi = UP x tabel, tabel = 108,7 1000 Angka tabel sesuai dengan umur orang tua dan anak peserta, dan merupakan perwakilan angka mortalitas peserta.



Besar Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang akan diterima anak peserta adalah: Thn Awal

Akhir MP

4 thn

1 thn

TK (5% UP)



6 thn

SD (10% UP)

12 thn

SLTP (20% UP)

15 thn

SLTA (30% UP)

18 thn

PT (100% UP) + (beasiswa 40% UP)

Jika peserta meninggal pada masa perjanjian berlangsung maka ahli waris mendapat : 1. Santunan sebesar 100% UP sesuai dengan perjanjian di awal kontrak. 2. Dana Kelangsungan Belajar (DKB) sesuai dengan tahapan pendidikan. 3. Bebas premi. 4. Reversionary Bonus



Keuntungan (reversionary bonus) yang diperoleh oleh peserta : RB =((Lama Kontrak Berjalan – 2) x 5 x UP ) + (I xUP) 1000

Instruksi Khusus untuk Peserta dengan Prinsip B •

Setiap peserta diberi modal awal sebesar Rp 60.000.000,-



Minimal pembayaran cicilan premi Rp 2.000.000,- dan maksimal Rp 3.500.000,-



Masa Perjanjian (MP )= 18 - usia anak



Anda menentukan Premi Pertahun (PP), dimana MP x premi jumlahnya tidak boleh melebihi modal awal yang telah diberikan.



Manfaat Takaful Awal (MTA) MTA = Premi Pertahun (PP) x Masa Perjanjian (MP)



Jumlah tabbaru (JT) = nilai tabel (%) x PP Nilai tabel ditentukan berdasarkan umur peserta dan umur anak (4.60 %) • Tahun I : Tahun II :

Biaya Pengelolaan (BP) PB = 3.25 % x 12 x G

PB = 2 % x 12 x G

Tahun III dan seterusnya :

G

PB = 5 % x G

adalah

besarnya

premi •

Besarnya tahapan dana pendidikan yang diterima oleh anak peserta asuransi adalah :

Thn Awal

Akhir MP

4 thn

1 thn

TK (10% MTA)



6 thn

SD (10% MTA)

12 thn

SLTP (20% MTA)

15 thn

SLTA (25% MTA)

Beasiswa yang di diterima anak peserta pada tingkat PT adalah : •

PTt+1

= 25 % x SNTt+1



PTt+2

= 35 % x SNTt+2



PTt+3

= 50 % x SNTt+3



PTt+4

= 100 % x SNTt+4

Keterangan : PT adalah Perguruan Tinggi t adalah tahun ke-1

18 thn

PT (35% MTA) + Beasiswa



Jumlah tabungan peserta : Tabungant = PPt – JTt – PB t

t adalah tahun ke-1,2,3….

Pada tahun ke-5 dan seterusnya jumlah tabungan dikurangi dengan jumlah TDP yang telah dibayarkan. •

Jumlah Bagi Hasil/ Mudharabah : JBHt = Tabt x ROI x 70 %

JBHt+i = ((Tabt+i + JBHt) x ROI x 70%) + JBHt ) Keterangan :



-

t adalah tahun ke- 1

-

i = 1,2,3,4,5,6………16

-

ROI adalah Return of Investment

Nilai Tunai NT = Tabungan + JBH



Jika peserta meninggal dunia dalam masa asuransi maka yang berlaku adalah : 9 Menerima klaim meninggal sesuai pada tahun meninggalnya peserta. 9 Klaim meninggal = Santun Kebaikan (SK) + Nilai Tunai (NT) 9 Polis menjadi bebas premi 9 Tahapan dana yang diperoleh anak peserta pada tahun ke- 2 dan seterusnya di PT adalah : -

PTt+1 = 15 % x MTA

-

PTt+2 = 20 % x MTA

-

PTt+3 = 20 % x MTA

-

PTt+4 = 25 % x MTA



Keuntungan atau hasil investasi antara pemegang polis dan perusahaan adalah 70 persen dan 30 persen. Selain itu Premi Biaya (PB) juga menjadi bagian dari perusahaan.

Awal Percobaan Peserta dipersilahkan memasuki ruangan sesuai dengan pengacakan yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyerahkan lembar instruksi dan lembar keputusan peserta. Sebelum memulai transaksi peserta diharapkan memahami segala bentuk instruksi tersebut. Tugas peserta hanya menentukan UP dan PP yang komulatifnya tidak melebihi aset yang telah diberikan (Rp 60.000.000,-). Total dana yang akan diperoleh peserta akan dihitung oleh peneliti setelah lima periode.

Akhir Percobaan Ketika percobaan berakhir, peserta menyerahkan lembar keputusan kepada peneliti. Selanjutnya peneliti menghitung keuntungan yang diperoleh peserta. Desimal untuk keuntungan peserta dibulatkan keatas, dengan setiap perhitungan dibagi dengan Rp 10.000,-. Tabel Pengacakan Investasi Kejadian ROI (%) Peluang 6 0.6 7 0.4 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Investasi Rendah Bumiputera (2008)

Angka Acak 0.000 – 0.599 0.600 – 0.999 Asuransi Pendidikan,

Tabel Pengacakan Kejadian Kejadian Peluang Angka Acak Meninggal 0.001 0.000 Hidup 0.999 0.001 – 0.999 Sumber : Informasi Distribusi Peluang Kejadian, Bumiputera (2008)

Lampiran 2. Lembar Keputusan Peserta Asuransi Pendidikan Lembar Keputusan Peserta Asuransi dengan Pecobaan A No Keterangan Periode 0 1 2 3 4 1 Umur Peserta 25 25 25 25 25 2 Umur Anak 1 1 1 1 1 3 Lama Perjanjian (18 – Usia Anak) 4 Premi Pertahun 5 UP = Premi/ tabel x 1000 6 Angka tabel 7 Investasi

5 25 1

Apa motivasi Anda mengikuti percobaan ini? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Pertimbangan apa yang mendasari Anda dalam mengambil keputusan? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………

No 1 2 3 4 5 6 7

Lembar Keputusan Peserta dengan Percobaan B Keterangan Periode 0 1 2 3 4 Umur Peserta 25 25 25 25 25 Umur Anak 1 1 1 1 1 Lama Perjanjian (18 – Usia Anak) Premi Pertahun Manfaat Takaful Awal (MTA) = PP x MP Tabbaru Investasi

5 25 1

Apa motivasi Anda mengikuti percobaan ini? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Pertimbangan apa yang mendasari Anda dalam mengambil keputusan? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………

Lembar Keputusan Peserta dengan Percobaan Gabung A dan B Keterangan Periode 0 1 2 3 4 1 Umur Peserta 25 25 25 25 25 2 Umur Anak 1 1 1 1 1 3 Lama Perjanjian (18 – Usia Anak) 4 Sistem (A/B)* 4 Premi Pertahun 5 Investasi 6 MTA 7 UP ∗ : Coret yang tidak perlu No

5 25 1

Apa motivasi Anda mengikuti percobaan ini? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Pertimbangan apa yang mendasari Anda dalam mengambil keputusan? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………

Lampiran 3. Data Hasil Percobaan A (Terpisah)

L Sistem Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah

Jenis Investasi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Periode

Proporsi (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Premi 3.456.660 3.478.400 2.989.250 2.908.742 2.902.080 3.499.923 2.934.900 3.032.730 3.261.000 3.308.785 3.460.000 3.500.000 3.300.000 3.300.000 3.380.000 3.000.000 2.800.000 2.800.000 3.100.000 3.000.000

Trans Premi 6,38841 6,52759 6,38841 6,38841 6,43849 6,45120 6,49863 6,38841 6,49487 6,51335 6,47227 6,47227 6,48892 6,48112 6,48073 6,50515 6,46666 6,47712 6,47257 6,50345

Keuntungan Peserta (Rp) 11.355.780 12.067.200 9.820.250 9.520.286 9.427.440 10.853.946 9.371.700 9.405.090 10.413.000 10.261.189 8.791.298 20.494.912 10.781.041 10.781.035 15.248.961 7.425.288 6.717.591 4.566.664 7.437.333 4.817.008

Trans Keuntungan Peserta 6,91697 7,04415 6,91697 6,91697 6,89721 6,95543 6,99275 6,89264 6,98640 7,01758 7,13738 7,13738 7,06838 7,15117 7,01931 6,92225 6,63929 6,85718 6,67267 6,68669

Keuntungan Perusahaan (Rp) 2.703.000 3.360.000 2.337.500 2.337.500 2.227.000 2.092.870 2.025.000 1.781.000 2.250.000 1.952.574 1.695.148 4.830.000 4.554.000 4.554.000 4.664.400 4.140.000 3.864.000 3.864.000 4.278.000 4.140.000

Trans Keuntungan Perusahaan 6,32991 6,42078 6,32991 6,32991 6,35387 6,28103 6,27531 6,19382 6,27155 6,29003 6,61215 6,61215 6,62021 6,62100 6,62060 6,28103 6,60653 6,61700 6,59852 6,64803

Lampiran 4. Data Hasil Percobaan B (Gabungan)

Sistem Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Konvensional Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah

Jenis Investasi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Periode

Proporsi (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

10 10 10 10 20 50 30 20 20 10 90 90 90 90 80 50 70 80 80 90

Trans Proporsi 0.10017 0.10017 0.10017 0.10017 0.20136 0.52360 0.30469 0.20136 0.20136 0.10017 1.11977 1.11977 1.11977 1.11977 0.92730 0.52360 0.77540 0.92730 0.92730 1.11977

Premi 2.445.750 2.445.750 2.445.750 2.445.750 2.744.675 2.826.200 3.261.000 2.445.750 3.261.000 3.261.000 2.922.222 2.966.667 3.082.622 3.027.778 3.025.000 3.200.000 2.968.750 3.000.000 2.968.750 3.187.500

Trans Premi 6,38841 6,38841 6,38841 6,38841 6,43849 6,45120 6,51335 6,38841 6,51335 6,51335 6,47227 6,47227 6,48892 6,48112 6,48073 6,50515 6,47257 6,47712 6,47257 6,50345

Keuntungan Peserta (Rp) 8.259.750 8.259.750 8.259.750 8.259.750 7.892.375 9.024.600 10.413.000 7.809.750 10.413.000 10.413.000 28.051.621 13.720.903 11.705.219 14.163.342 10.454.572 8.360.855 4.706.236 7.197.419 4.706.236 4.860.623

Trans Keuntungan Peserta 6,91697 6,91697 6,91697 6,91697 6,89721 6,95543 7,01758 6,89264 7,01758 7,01758 7,13738 7,13738 7,06838 7,15117 7,01931 6,92225 6,67267 6,85718 6,67267 6,68669

Keuntungan Perusahaan (Rp) 2.137.500 2.137.500 2.137.500 2.137.500 2.258.750 1.910.000 1.950.000 1.562.500 1.950.000 1.950.000 -12.349.391 4.094.000 4.170.667 4.178.333 4.174.500 1.910.000 3.967.500 4.140.000 3.967.500 4.446.667

Trans Keuntungan Perusahaan 6,32991 6,32991 6,32991 6,32991 6,35387 6,28103 6,29003 6,19382 6,29003 6,29003 2,78462 6,61215 6,62021 6,62100 6,62060 6,28103 6,59852 6,61700 6,59852 6,64803

Lampiran 5. Hasil Uji Asumsi Percobaan A (Terpisah) a. Respon Premi Uji Kebebasan Galat Uji Kenormalan Probability Plot of RESI1

Scatterplot of RESI1 vs FITS1

Normal

400000

99

300000

90

200000

-9.31323E-10 217487 20 0.141 >0.150

80

Percent

100000 RESI1

Mean StDev N KS P-Value

95

0 -100000

70 60 50 40 30 20

-200000

10 5

-300000

1

-400000 3000000

3100000

3200000 FITS1

3300000

3400000

-500000

b. Respon Keuntungan Peserta Uji Kebebasan Galat

-250000

0 RESI1

250000

500000

Uji Kenormalan Probability Plot of RESI2

Scatterplot of RESI2 vs FITS2

Normal

0.2

99

Mean StDev N KS P-Value

95

0.1

90

-1.73195E-15 0.1182 20 0.147 >0.150

Percent

RESI2

80

0.0

-0.1

70 60 50 40 30 20 10 5

-0.2

1

6.80

6.85

6.90

6.95 FITS2

7.00

7.05

7.10

-0.3

c. Respon Keuntungan Perusahaan Uji Kebebasan Galat

-0.2

-0.1

0.1

0.2

0.3

Uji Kenormalan Probability Plot of RESI4

S c a tte r plot of R ES I3 v s F ITS 3

Normal

1000000

99

500000

95

M ean StDev N KS P -Value

90

0

80

-500000

Percent

RESI3

0.0 RESI2

-1000000

70 60 50 40 30 20

-1500000

10

-2000000

5

-2500000

1

2000000

2500000

3000000 3500000 FITS3

4000000

4500000

-0.2

-0.1

0.0 RESI4

0.1

0.2

-2.70894E-15 0.06957 20 0.189 0.060

Lampiran 6. Hasil Uji Asumsi Percobaan B (Gabungan) a. Respon Proporsi Uji Kebebasan galat Uji Kenormalan Uji Kenormalan

Scatterplot of RESI4 vs FITS4

Normal

0.4

99

Mean StDev N KS P-Value

0.3 95

0.2

90 80

0.0

Percent

RESI4

0.1

-2.60902E-16 0.1639 20 0.135 >0.150

-0.1 -0.2

70 60 50 40 30 20

-0.3

10

-0.4

5

-0.5 0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6 FITS4

0.7

0.8

0.9

1

1.0

b. Respon Premi Uji Kebebasan Galat

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1 0.0 RESI4

0.1

0.2

0.3

0.4

Uji Kenormalan Probability Plot of RESI1

Scatterplot of RESI1 vs FITS1

Normal

0.10

99

Mean StDev N KS P-Value

95

0.05

90

-3.46390E-15 0.03908 20 0.108 >0.150

Percent

RESI1

80

0.00

70 60 50 40 30 20

-0.05

10 5

1

-0.10 6.42

6.43

6.44

6.45

6.46 6.47 FITS1

6.48

6.49

6.50

-0.10

6.51

c. Respon Keuntungan Peserta Uji Kebebasan Galat

-0.05

0.00 RESI1

0.05

0.10

Uji Kenormalan Probability Plot of RESI2

Scatterplot of RESI2 vs FITS2

Normal

0.2

99

Mean StDev N KS P-Value

95

0.1

90

Percent

RESI2

80

0.0

-0.1

70 60 50 40 30 20 10 5

-0.2

1

6.80

6.85

6.90

6.95 FITS2

7.00

7.05

7.10

-0.3

-0.2

-0.1

0.0 RESI2

0.1

0.2

0.3

-1.55431E-15 0.1195 20 0.149 >0.150

d. Respon Keuntungan Perusahaan Uji Kebebasan

Uji Kenormalan Probability Plot of RESI3

Scatterplot of RESI3 vs FITS2

Normal

0.10

99

0.05

Mean StDev N KS P-Value

95 90

0.00

Percent

RESI3

80

-0.05 -0.10 -0.15

70 60 50 40 30 20 10

-0.20

5

-0.25 6.80

6.85

6.90

6.95 FITS2

7.00

7.05

7.10

1

-0.2

-0.1

0.0 RESI3

0.1

0.2

-2.97540E-15 0.06974 20 0.185 0.072