KAJIAN TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN ... - eJournal Unesa

38 downloads 52 Views 148KB Size Report
Keywords: penerapan pendidikan inklusif, analisis SWOT. PENDAHULUAN ... Dengan karakteristik. Anak. Berkebutuhan Khusus (ABK) yang spesifik maka layanan pendidikan bagi mereka juga .... dimodifikasi dalam bentuk RPP, silabus ,.
KAJIAN TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DENGAN ANALISIS SWOT DI SMP NEGERI INKLUSI

EFFENDI SUSANTO 081044225 (Pendidikan Luar Biasa, FIP, UNESA, e-mail: [email protected]) Abstract Student with special needs (ABK) is an individual that empirically still can be empowered through education. With their specific characters then education services for them must be adapted with their needs. According to the East Java gubernatorial Number 6 Year 2011 inclusive Education is a system of education that provides opportunities for all learners who have disorders and have the potential intelligence and /or special talent to get education or learning in an educational environment together with students in general and in inclusive education held at each district have at least 1 (one) for each school level. The purpose of this study was: to describe an SWOT analysis (strength, weakness, opportunity, threat) in the implementation of inclusive education programs in SMP Negeri 4 Sidoarjo. The research method used in this research is a qualitative approach. The data collection techniques are: conduct field survey with interviews and observations as well as taking pictures of the documentation. The sources are the head master of SMP Negeri 4 Sidoarjo, inclusive chairman of SMP Negeri 4 Sidoarjo, lesson teachers of SMP Negeri 4 Sidoarjo, classroom teachers of SMP Negeri 4 Sidoarjo, and special assistant teachers. Information collected from the interviews then translated and the result is a form of information about inclusive education programs in SMP Negeri 4 Sidoarjo in terms of strengths, weaknesses, opportunities and challenges. The results of Strength. Through the East Java gubernatorial Number 6 Year 2011 SMP Negeri 4 Sidorjo realize the implementation of education that respects diversity, and non-discriminatory for all students with special needs. The results of Weakness. SMP Negeri 4 Sidoarjo can only accept children with autism, mild mental retardation children and slow learners. The results of the Opportunity. SMP Negeri 4 Sidoarjo is an inclusive example junior high school, SMP Sidoarjo 4 will have new equipment in the form of e-learning that will be IT-based. The results of the Threats. Not all the teachers in SMP Negeri 4 Sidoarjo can understand inclusive education.

Keywords: penerapan pendidikan inklusif, analisis SWOT PENDAHULUAN Pendidikan inklusif adalah sebuah sistem

pembelajaran

penyelenggaraan

yang

pendidikan secara bersama-sama dengan

semua

peserta didik pada umumnya, sesuai dengan

memberikan

pendidikan

kesempatan

kepada

dalam

Menteri

satu

Pendidikan

lingkungan

peserta didik yang memiliki kelainan dan

Peraturan

memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat

Nomor 70 tahun 2009. Namun didalam

istimewa untuk mengikuti pendidikan atau

pelaksanaan

pendidikan

Nasional

inklusif

masih

mempunyai beberapa kelemahan (weaknes)

diskriminatif. artinya, sekolah inklusif harus

serta hambatan (threat) disamping itu juga

memberikan

mempunyai kekuatan (strenght) dan peluang

setiap anak tanpa kecuali, pengakuan dan

(opportunity).

pengharagaan terhadap keragaman individu

Dengan

karakteristik

Anak

layanan

pendidikan

kepada

anak. Sekolah inklusif harus menyediakan

Berkebutuhan Khusus (ABK) yang spesifik

kondisi kelas yang

maka layanan pendidikan bagi mereka juga

menghargai

harus dapat disesuaikan. Salah satu kendala

kebutuhan

yang

aspek

lingkungan memberi kemudahan serta rasa

sosialisasi ABK. Menjadi bukti yang paling

aman kepada setiap anak. Sarana fisik

kelihatan adalah walaupun mereka telah

sekolah

mengikuti pendidikan sesuai dengan jenjang

termasuk ABK (aksesibel). Aksesbilitas fisik

pendidikan formal yang ada tetapi mereka

mencakup bangunan, alat transportasi dan

kembali ke lingkungan sesungguhnya, masih

komunikasi, serta berbagai fasilitas di luar

terdapat berbagai penolakan bagi mereka

ruangan termasuk sarana rekreasi, guru

untuk dapat diterima sebagaimana anggota

bekerja sama dan memiliki pengetahuan

masyarakat

di

tentang strategi pembelajaran dan kebutuhan

permasalahan-

pengajaran umum, khusus dan individual,

pemasalahan yang juga dialami oleh SMP

serta menghargai perbedaan individual dalam

Negeri

mengatur aktivitas kelas.

paling

lapangan

menonjol

yang ada

4

adalah

lain.

Kenyataan

beberapa

Sidoarjo

dalam

pendidikan

Inklusif,

penerimaan

siswa

itu

pelaksanaan terlihat

ABK

yang

belum

perbedaan ABK,

dapat

dari

hangat, ramah, dan sesuai

fasilitas

dengan

belajar

digunakan

setiap

dan

anak,

. Analisis SWOT merupakan suatu model

dalam

mengidentifikasi

berbagai

menyeluruh hanya ABK lambat belajar

permasalahan secara

(slow lerner) dan autis yang diterima di SMP

permasalahan tersebut dapat

Negeri

solusinya. Analisis ini didasarkan pada logika

4,

selain

dilaksanakanya

itu

juga

progam

belum

pengajaran

yang

dapat

sistematis

sehingga ditemukan

memaksimalkan

individual (PPI) bagi ABK baik dikelas

(strengths)

reguler maupun di kelas khusus serta

namun

kurangnya peran tenaga ahli pendidikan luar

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan

biasa

ancaman (treats) yang dimiliki SMP Negri 4

dalam

hal

ini

GPK

mengenai

dan

peluang

kekuatan

secara

(opportunities),

bersamaan

dapat

pembuatan kurikulum, media pembelajaran,

Sidoarjo

dalam

pelaksanaan

pendidikan

PPI dan pendampingan siswa di kelas

Inklusif.

Proses

pengambilan

keputusan

reguler (hasil observasi dan diskusi dengan

strategis selalu berkaitan pengembangan misi,

GPK serta guru bidang studi).

tujuan,

Namun

terlepas

dan

kebijakan.

Dengan

beberapa

demikian perencanaan strategis (strategic

kelemahan di atas sebetulnya pendidikan

planner) harus menganalisis faktor-faktor

inklusif

mempunyai

strategis (kekuatan, kelemahan, peluang, dan

kekuatan/kelebihan seperti yang dikatakan

ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini

Alamin dalam Sukinah (2010:44) yaitu tidak

(Rangkuti, 1997 : 19).

sendiri

dari

strategi

secara sistematis, faktual dan akurat terhadap

METODE PENELITIAN

fenomena-fenomena atau faktor-faktor dan Penelitian ini tidak menggunakan

karakteristik populasi atau daerah tertentu

perhitungan angka pada data yang dihasilkan, namun berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

Menurut Moleong, kata-kata dan

hasil pengamatan suatu subjek dan peneliti

tindakan

sendiri merupakan alat data utama dan

diwawancarai merupakan sumber data utama.

melibatkan sebagian waktu untuk mengikuti

Sumber data utama dicatat melalui cacatan

kegiatan subjek. Hal ini sesuai dengan

tertulis atau melalui perekaman video/audio

metodologi kualitatif menurut Bogdan dan

tapes, pengambilan foto atau film (Moleong,

Taylor dalam

2009 : 157). dalam penelitian ini data yang

Moleong (2009:4) yang

mendefenisikan, metodologi kualitatif sebagai

orang

yang

di

amati

atau

dikumpulkan berasal dari :

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan dasar pertimbangan jenis penelitian

agar

lebih

mudah

apabila

berhadapan dengan kenyataan ganda lebih peka, dan mudah untuk menyesuaikan diri terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Selain itu penelitian kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Maka dari itu jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimen. Menurut

1. Informan

yang

sampling)

terseleksi

sesuai

kewenangan

dengan

yang

(purposive fungsi

dimiliki.

dan

Informan

terseleksi terdiri dari: 1.Kepala sekolah SMP negri 4 Sidoarjo 2.Guru reguler SMP negri 4 Sidoarjo 3.Guru pendidikan khusus SMP Negri 4 Sidoarjo Informan tidak terpaku pada di atas, tetapi dapat

berkembang

sesuai

dengan

kebutuhan pengambilan data.

Wahyudi Ari (2009:24) jenis penelitian non

2. Berupa data yang diperoleh dari buku-

eksperimen didasarkan intervensi peneliti

buku, jurnal, serta laporan lainnya yang

terhadap obyek penelitian, intervensi yang

menyangkut obyek yang diteliti dan juga

dimaksud adalah peneliti tidak memberikan

dari pengetahuan yang dimiliki penulis

perlakuan

serta literatur-literatur.

(intervensi)

terhadap

obyek

penelitian atau tidak adanya manipulasi yang

3. Dokumentasi yang berkaitan langsung atau

dilakukan oleh peneliti. Sehingga penelitian

tidak langsung dengan SMP Negeri 4

non

Sidoarjo dan penelitian ini.

eksperimen

amatanya

merupakan

dilakukan

suatu

terhadap

yang

sejumlah

Agar data dalam penelitian ini valid, maka

variabel menurut apa adanya. Sedangkan

penelitian ini dibutuhkan teknik pengecekan

untuk pendekatan penelitian ini menggunakan

keabsahan data, sehingga peneliti berusaha

penelitian deskriptif, menurut Wahyudi Ari

mengadakan pemeriksaan keabsahan data

(2009:25), penelitian deskriptif merupakan

dengan

penelitian yang bertujuan untuk membuat

trianggulasi

suatu gambaran keadaan atau suatu kegiatan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

menggunakan adalah

trianggulasi teknik

data:

pemeriksaan

yang lain di luar data itu untuk keperluan

Dalam

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

dilakukan dengan memilih hal-hal penting

data

dari data yang diperoleh.

itu

(Moleong,

penelitian

ini,

2009:330).

teknik

Dalam

trianggulasi

penelitian

ini,

reduksi

data

yang

digunakan adalah sumber hasil wawancara,

2. Penyajian Data

hasil observasi dan hasil dokumentasi. Hal ini

Setelah

dilakukan dengan cara membandingkan hasil

selanjutnya adalah menyajikan data.

wawancara dengan isi suatu dokumen yang

Dalam penelitian ini, data disajikan

berkaitan. Patton dalam Moleong, (2009:330)

dalam bentuk deskriptif disertai uraian

menyatakan

singkat

bahwa

trianggulasi

berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat

data

direduksi,

berupa

langkah

penjelasan

dan

interpretasi peneliti.

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Teknik trianggulasi ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif untuk mengecek keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik, (Burhan, 2007:205).

3. Kesimpulan Penarikan

kesimpulan

merupakan

langkah analisis data yang dilaksanakan segera

setelah

data

Kesimpulan

diperoleh.

yang

diambil

kemungkinan itu perlu dicari terus data

Teknik analisis data yang digunakan dalam

yang dapat mendukung kesempurnaan

penelitian ini adalah analisis data kualitatif.

kesimpulan dengan cara melakukan

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang

verivikasi

dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengelompokan

data,

HASIL DAN PEMBAHASAN Sekolah inklusif adalah sekolah

memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari

yang

dan menemukan pola, menemukan apa yang

mengakomodasi semua kebutuhan siswa,

penting

baik

dan

apa

yang

dipelajari,

dan

bisa

menampung

siswa

normal

maupun

dan

siwa

memutuskan apa yang dapat diceritakan

berkebutuhan khusus. Agar siswa tersebut

kepada orang lain (Moleong, 2004: 248).

dapat belajar dengan maksimal seperti siswa normal lainnya. Akan tetapi pada

Miles dan Huberman menyebutkan beberapa

kenyataan dilapangan penerapannya tidak

langkah aktivitas

demikian. Untuk mengetahui permasalahan

analisis

data

yang dilakukan dalam

kualitatif

ini

antara

lain

(Sugiyono, 2005:91): 1. Reduksi data

itu digunakan analisis SWOT, hal ini dimaksudkan

karena

Analisis

SWOT

merupakan

suatu

model

dalam

mengidentifikasi berbagai permasalahan Reduksi data berarti merangkum, memilih

secara sistematis sehingga permasalahan

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal

tersebut

yang penting, dicari tema dan polanya

Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat

ditemukan

solusinya,

dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)

silabus,

dan peluang (opportunities), namun secara

inklusif. 3) ABK lebih mandiri dan

bersamaan

terarah dengan mengikutkan didalam

dapat

meminimalkan

dan

menejemen

kelemahan (weaknesses) dan tantangan

kelas

(treats) yang dialami SMP Negri 4

normal/reguler, sebab ABK juga dibantu

Sidoarjo dalam pelaksanaan pendidikan

oleh siswa reguler dalam pemahaman

Inklusif. Komponen-komponen tersebut

materi pelajaran selama kegiatan belajar.

meliputi: metode dan strategi pembelajaran

4)

pada

kurikulum

pendidikan

inklusif,

media

regular

pendidikan

untuk

bersama

kurikulum yang

anak

menggunakan

dimodifikasi

atau

pembelajaran pada pendidikan inklusif,

kurikulum difertifikasi atau kurikulum

kurikulum

yang

pada

pendidikan

inklusif,

diselaraskan

artinya

ABK

bentuk Evaluasi pada pendidikan inklusif,

menggunakan kurikulum nasional yang

Progam pembelajaran individual (PPI)

dimodifikasi dalam bentuk RPP, silabus,

pada pendidikan inklusif, Sarana-prasarana

KKM, indikator, dan penilaian. semua

pada

Sistem

komponen tersebut disesuaikan dengan

penerimaan siswa baru (ABK) di SMP

kemampuan ABK. 5) evaluasi sama

sumber daya

dengan siswa reguler namun untuk

pendidikan

inklusif,

Negeri 4 Sidoarjo serta

Standart Ketuntasan Minimal (SKM)

manusia (SDM).

siswa reguler nilainya 75 maka untuk 1. Kekuatan (Strength)

siswa ABK lebih di turunkan menjadi 65

Kekuatan

pendidikan

dan bersifat fleksibel serta menyesuaikan

inklusif di SMP Negeri 4 Sidoarjo untuk dapat berkembang di masa datang adalah

kemampuan ABK. 2.

Kelemahan (Weakness)

: 1) SMP Negeri 4 merupakan pelaksana

Kelemahan adalah suatu keadaan

pendidikan inklusif pertama di Sidoarjo

yang menjadi kendala berkembangnya

dan sering dipakai sebagai pusat studi

progam pendidikan inklusif di SMP

banding oleh sekolah lain baik dari

Negeri 4 Sidoarjo : 1) dari segi

Kabupaten

penerimaan muruid baru pihak sekolah

Sidoarjo

maupun

luar

Kabupaten Sidoarjo bahkan sempat di

hanya

pakai studi banding dari Australia. 2)

berkebutuhan

SMP Negeri 4 mendapat dukungan

belajar dan tunagrahita ringan dan belum

penuh dari pemerintah melalui DIKNAS

bisa menerima semua golongan anak

yang

Operasional

berkebuthan khusus seperti tunanetra,

Sekolah (BOS), BOS untuk pendamping

tunarungu, tuna daksa dan tuna laras. 2)

khusus, blokgreen pusat dan Di samping

media sangat kurang memenuhi syarat

itu

memberikan

untuk ABK, karena media masih dibuat

dukungan berupa Work shop/pelatihan

seadanya dan terkadang media yang

untuk guru-guru mengenai pendidikan

dibuat dianggap kurang menarik oleh

inklusif

ABK.

berupa

Bantuan

pemerintah

misalnya

juga

pembuatan

RPP,

menerima

3)

khusus

kurikulum

anak autis,

yang

dengan lambat

belum

mempunyai standar bagi ABK sehingga

mengikuti KBM itu terlihat dari beberapa

guru

ABK yang mulai meningkat baik dari

memodifikasi

dari

kurikulum

reguler dan tidak jarang kurikulum yang

segi

gairah

belajar,

minat

dibuat tidak sesuai target. 4) pihak

kemampuan serta hasil belajar. 3) Dari

sekolah masih belum melaksanakan PPI.

segi media berpeluang akan berkembang

5) Sarana prasarana yang belum 100%

dengan didapatkan bantuan e-lerning

delum mengakomodasi seluruh ABK. 6)

yang nantinya akan berbasis IT. 4)

belum terlibatnya secara penuh guru

Memberi

pendamping khusus yang berkompeten

memotivasi bagi sekolah lain untuk

baik didalam pembuatan kurikulum,

berani

evaluasi, dan proses KBM dalam hal ini

inklusif.

contoh,

membuat

maupun

inspirasi

dan

Sekolah

berbasis

merupakan

langkah

sebagai yang seharusnya sebagai gurur pendamping khusus di detiap pelajaran.

4.

Tantangan (Treats) Tantangan

3.

Peluang (Opportunity)

kedepan atau tekad yang harus diraih

Peluang merupakan

(Opportunity)

suatu

kesempatan

yang

dengan

bekerja

meningkatkan

keras

untuk

progam

dapat

pendidikan

dimiliki SMP Negeri 4 Sidoarjo. Dan

inklusif di SMP Negeri 4 Sidoarjo

melalui

tersebut

melalui kekuatan yang ada. Tantangan

dapat

tersebut adalah : 1) SMP Negeri 4

tersebut

Sidoarjo optimis mampu meningkatkan

kesempatan/peluang

diharapkan

para

pendidik

memanfaatkannya.

Peluang

adalah : 1) SMP Negeri 4 Sidoarjo

layanan,

mendapat dukungan penuh oleh kepala

pengajaran penedidikan inklusif di SMP

sekolah

Negeri 4 sebab mendapat tanggapan yang

dan

DIKNAS

pengembangan inklusif

progam

yang

shop/pelatihan

dalam pendidikan

berupa untuk

sangat

efektivitas

positif

dan

dari

efisiensi

warga

sekoah

Work

khususnya kepala sekolah, staf, guru,

guru-guru

TU, karyawan. 2) SMP Negeri 4 Sidoarjo

mengenai pendidikan inklusif misalnya

optimis

pembuatan RPP, silabus, dan menejemen

merenovasi terutama dalam program

pendidikan inklusif serta bantuan berupa

pengajaran bagi ABK. 3) SMP Negeri 4

beasiswa untuk anak inklusif, gedung,

Sidoarjo optimis memberikan contoh

dan sarana prasarana untuk pendidikan

dalam penerapan progam pendidikan

inkulsif. 2) dari segi mental, kemauan

inklusif yang baik bagi sekolah lain yang

maupun sosial ABK akan terus bisa

belum atau memulai progam pendidikan

berkembang lebih baik sebab di dalam

inklusif. 4) SMP Negeri 4 Sidoarjo

pembelajaran

optimis untuk bisa membuat ABK dapat

berinteraksi

klasikal secara

ABK

akan

langsung dengan

selaras

mampu

dan

berinovasi

sejalan

dengan

dan

anak

siswa normal sehingga bisa memacu

reguler/normal terlihat dari diikutkanya

ABK dan membuat ABK tertarik untuk

ABK

dalam

ujian

nasiaonal

yang

mengikuti standart anak reguler. 5) SMP

ringan, dan lambat belajar dan belum

Negeri

melayani ABK yang lainya.

4

Sidoarjo

melaksanakan

optimis

progam

dapat

pendidikan

b. Media sangat kurang memenuhi syarat

dengan sepnuhnya dan dapat menerima

untuk ABK, karena media masih dibuat

semua jenis keberbutahan anak, baik dari

seadanya dan terkadang media yang

anak tunanetra, tunawicara, tunagrahita,

dibuat dianggap kurang menarik oleh

tunadaksa, tunalaras, autis dan lain-lain.

ABK. c. Kurikulum

KESIMPULAN

yang

dibuat

oleh

guru

terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat diambil kesimpulan bahwa kajian tentang pelaksanaan Pendidikan Inklusif dengan Analisis SWOT di SMP Negeri 4

ABK. d. Belum

terlaksanakanya

Progam

Pengajaran Individual (PPI). e. Belum terlibatnya secara penuh guru

Sidoarjo sebagai berikut:

pendamping khusus yang berkompeten

1. Kekuatan (Strength)

baik didalam pembuatan kurikulum, penuh

evaluasi, dan KBM dalam hal ini sebagai

pelaksanaan pendidikan inklusif baik

yang seharusnya sebagai GPK di setiap

masyarakat

pelajaran.

a. Masyarakat

mendudukang

umum

maupun

3. Peluang (Opportunity)

masyarakat sekolah. dengan

a. SMP Negeri 4 Sidoarjo merupakan

kelas

SMP inklusi percontohan bagi sekolah

bersama anak reguler serta sangat

lain sehingga bisa menjadikan inklusif

membantu dan mendukung dalam

yang berstandart.

b. ABK

lebih

terarah

mengikutkannya

didalam

pemahaman materi pelajaran selama

dukungan

kegiatan belajar. c. Guru diberikaan keleluasaan didalam pembuatan

kurikulum

untuk

dimodifikasi atau diselaraskan dan disesuaikan

b. SMP Negeri 4 Sidoarjo mendapat

dengan

kemampuan

penuh

dari

masyarakat

sehingga bisa menjadi sekolah inklusif yang mandiri c. SMP

Negeri

terbantu

Sidoarjo

sehubungan

4

merasa

dengan

di

adakanya penambahan peralatan baru

ABK. d. Evaluasi sama dengan siswa reguler

yang berupa e-learnig yang nantinya

namun untuk Standart Ketuntasan

yang akan berbasis IT, jadi nanti segala

Minimal (SKM) fleksibel untuk siswa

media berbasis IT.

ABK

lebih

diturunkan

serta

menyesuaikan kemampuan ABK.

a. SMP Negeri 4 Sidoarjo baru bisa anak

autis,

a) Disharmonisasi hubungun antar guru karena tidak semua guru dilibatkan

2. Kelemahan (Weakness)

melayani

4. Ancaman (Treats)

tunagrahita

dalam

pelaksanaan

pendidikan

inklusif di SMP Negeri 4 Sidoarjo.

b) Karena

SMP

Sidoarjo

pendidikan inklusif baik dalam pembuatan

merupakan SMP inklusif unggulan maka

RPP, kurikulum, metode dan strategi

semakin banyak orang tua maupun wali

pembelajaran, media pembelajaran, PPI,

murid

anaknya

evaluasi, remedial dan lain-lain. agar setiap

(ABK) sehingga membuat murid yang

ABK dapat tertangani dengan baik baik

berkebutuhan khusus menjadi bertambah

dari

banyak namun tidak di imbangi dengan

keterbatasanya.

yang

Negeri

4

mendaftarkan

segi

kebuthanya

maupun

penambahan jumlah GPK yang khusus DAFTAR PUSTAKA

dari pendidikan luar biasa (PLB). SARAN Berdasarkan rekomendasi data yang diperoleh peneliti melalui diskusi, wawancara, dan pembahasan mengenai analisis SWOT maka saran yang dapat diberikan peneliti

Al Azmi, Nilna Uffi. 2010. Studi Tentang Penyesuaian

Siswa

Reguler

Sehubungan dengan Keberadaan Anak Berkebutuhan

Khusus

dalam

Sistem

Pendidikan Inklusif di SMP Negeri 18

sebagai berikut :

Malang. 1. Dengan

Diri

semakin

bertambahnya

siswa

Skripsi

tidak

diterbitkan.

Surabaya: PLB FIP Unesa.

ABK maka dinilai perlu diadakannya penamabahan GPK dari bidangnya yakni pendidikan luar biasa (PLB) agar ABK lebih

dapat

tertangani

dengan

Ali, Lukman., dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

baik

mengingat jumlah keselurah ABK ada 17 dan hanya ada 1 GPK maka bila dirasa

Alimin, Zaenal. 2008. Reorientasi Pendidikan Khusus/PLB

(Special

Education)

ke

Pendidikan Kebutuhan Khusus (Special

sangat kurang. 2. Perlu penambahan sarana prasarana untuk ABK misalnya akses jalan bagi tunanetra maupun tuna daksa, di bangunya kelas khusus bagi ABK, pemanfaatan GPK di bidang studi bukan hanya di bidang vokasional maupun ketrampilan saja. 3. Perlu adanya seorang atau tim spesialis

Needs

Education)

Pendidikan

untuk

Usaha

Mencapai

Semua,

(Online),

(http://www.z-alimin.blogspot.com, diakses 28 Februari 2012). Arikunto,

Suharsimi.

2006.

Prosedur

Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

yang berasal dari PLB untuk merancang manajemen pendidikan inklusif suupaya

Budiyanto,

2005.

Pengantar

Pendidikan

pihak sekolah dapat meningkatkan mutu

Inklusif Berbasis Budaya Lokal. Jakarta:

pendidikan inklusif agar bisa sesuai dengan

Depdiknas

kajian ilmu.

Pembinaan

4. Perlu digalakannya penataran pelatihan dan pembinaan semua guru di SMP Negeri 4

Sidoarjo

oleh

DIKNAS

mengenai

Dirjen

Dikti

Direktorat

Pendidikan

Tenaga

Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Budiyanto, 2009. Modul Training of Trainers Pendidikan

Inklusif.

Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.

Jakarta:

2009. Jakarta: Sekretariat Negara.

Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Burhan, Bungin. 2008. Metodelogi Penelitian

Nomor 72 Tahun 1991 tentang

kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Pendidikan

Luar

Biasa.

1991.

Jakarta: Sekretariat Negara. Direktorat PLB. 2004. Kegiatan Belajar Mengajar

di

Sekolah

Inklusif,

Perserikatan Bangsa-Bangsa. 1989. Konvensi

(Online),

tentang Hak-Hak Anak. New York.

(http://www.ditplb.or.id/profile.php?i d=53, diakses 20 Desember 2011).

Rahardja, Djadja dan Sujarwanto. 2010. Pengantar Pendidikan Luar Biasa

Handojo. 2006. Autisma. Jakarta: Bhuana Ilmu

(Orthopedagogik).

Populer.

Surabaya:

UNESA University Press.

Ishartiwi, 2010. Implementasi Pendidikan

Rangkuti, Freddy, 2005. Analisis SWOT

Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan

Tehnik

Khusus Dalam Sistem Persekolahan

Bisnis.Jakarta :PT Gramedia Pusaka

Nasional.

Utama.

Yogyakarta:

PLB

Membedah

Kasus

Universitas Negeri Yogyakarta. Smith, Marthan, Lay. 2007. Manajemen Pendidikan Inklusif.

Jakarta:

David.

2012.

Sekolah

Inklusif.

Bandung: Nuansa.

Departemen Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar

Pendidikan Nasional

Biasa. Bandung: Refika Aditama. Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung:

Remaja

Sugiyono.

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 6 Tahun

2011

Sugiyono.

Jawa

Timur.

2011.

Pendidikan

Media

Nasional

bagi Peserta Didik yang Memiliki Memiliki

Penelitian

Berkebutuhan Khusus. Bahan dan

Potensi

Pembelajaran

tidak

diterbitkan. Yogyakarta. Draft R2Maret 2010. Pdf.

2009 tentang Pendidikan Inklusif

dan

Metode

Suharlina, Yulia dan Hidayat. 2010. Anak

Republik Indonesia Nomor 70 Tahun

Kelainan

2009.

Bandung: Alfabeta.

Surabaya: Sekretariat Negara. Menteri

Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif

Peraturan

Memahami

Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Rosdakarya.

Provinsi

2009.

Sukinah,

2010.

Management

Implementasi

Pendidikan

Strategik Inklusif.

Yogyakarta: PLB Universitas Negeri Yogyakarta. Tim. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi.

Surabaya:

UNESA

University Press. Tim. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

1979.

Jakarta:

Sekretariat

Negara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on The Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak

Penyandang Disabilitas.

2011. Jakarta: Sekretariat Negara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun

2003

tentang

Sistem

Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Sekretariat Negara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

2002.

Jakarta:

Sekretariat

Negara. Wahyudi, Ari. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Luar Biasa. Surabaya: UNESA University Press.