karya ilmiah - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

8 downloads 749 Views 122KB Size Report
KARYA ILMIAH. D .... tidak pernah menikmati hasil-hasil karya mereka. ... dengan pergaulan bebas dan berkencan dengan lelaki lain seperti Harry Retford yang.
STUDI TENTANG NORMA KESUSILAAN DITINJAU DARI NOVEL CAKES ANG ALE

KARYA ILMIAH D I S U S U N OLEH: NAMA : SWESANA MARDIA LUBIS NIP. 130570487

JURUSAN SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2005 Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

KATA PENGANTAR

Norma kesusilaan adalah salah satu dari norma-norma sosial yang sangat penting di dalam kehidupan manusia , karena kesusilaan menjadi dasar yang menentukan bagaimana kita menilai manusis dan bagaimana kita harus berlaku dan berbuat.

Dalam Novel Cakes and Ale ini kita dapat melihat pelanggaran norma kesusilaan yang diperbuat para pameran novel tersebut, dan semoga dengan membaca tulisan ini kita semua dapat memperoleh manfaatnya, sehingga kita semua dapat membedakan nama yang patut dan mana yang tidak patut kita lakukan.

Medan, 25 Oktober 2005 Penulis,

Swesana Mardia Lubis NIP. 131570487

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… STUDI TENTANG NORMA KESUSILAAAN DITINJAU DARI NOVEL CAKES ANJD ALE ……………………………………………………..

A. Pendahuluan. …………………………………………………………………… B. Ri9ngkasam Cerita dan Analisis Perwatakan ………………………………….. 1. Ringkasan Cerita ……………………………………………………………. 2. Analisis Perwatakan ………………………………………………………… C. Pengertian Norma Sosial ……………………………………………………… D. Norma Kesusilaan yang Terdapat pada Cakes and Ale ………………………. E. Kesimpulan …………………………………………………………………….

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

STUDI TENTANG NORMA KESUSILAAN DITINJAU DARI NOVEL CAKES AND ALE

A. Pendahuluan Sebagai makhluk sosial, kita tidak terlepas dari norma-norma sosial, yang secara langsung maupun tidak langsung harus kita patuhi di dalam hidup bersosialisasi. Dalam tulisan ini penulis mencoba menamakan pengertian bahwa sesungguhnya kesulitan itu bukanlah hal yang sepele, tetapi merupakan kewajiban yang mengikat bathin seseorang. Jadi wajarlah kalau norma kesusilaan itu dapat kita pelajari dan kita terapkan dalam kehidupan kita. Jika kita semua menerapkan norma kesusilaaan itu di dalam kehidupan kita, maka tidak akan terjadi krisis moral seperti yang ada di dalam novel ini, dan juga yang terjadi akhir-akhir ini di dalam masyarakat kita,terutama di kalangan generasi muda. Kesusilaan, etika serta agama harus jalan sejajar dan saling terkait satu sama lainnya, kita tidak dapat mengabaikannya, apalagi selaku kita semua adalah umat beragama yang berpegang teguh kepada pedoman Ketuhanan Yang Maha esa, serta harus patuh dan tunduk kepada petunjuk dan hukumnya, semua ini dapat kita lihat dan kit abaca dalam Novel Cakes and Ale.

B. Ringkasan Cerita dan Analisis Perwatakan 1. Ringkasan Cerita Kisah ini diawali dengan pertemuan Ashenden dengan Alroy Kear di sebuah klub sesuai dengan janji yang mereka sepakati melalui telepon pada hari sebelumnya. Roy, seorang penulis yang sedang menanjak prestasinya dan pernah mengecap pendidikan di perguruan tinggi Oxford, namun dia tidak dapat memperoleh diploma. Percakana mereka berkisar tentang kesusastraan dan membicarakan tentang pengarang-pengarang yang dapat menarik parhatian masyarakat pada zaman itu. Mereka lebih banyak membicarakan tentang Edward Driffieldseorang penulis yang Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

terkenal pada akhir zaman Victoria. Roy diberi kesempatan untuk menulis riwayat hidup beserta hasil karyanya. Roy juga berusaha mencari keterangan dari ashenden yang penuh berhubungan akrab dengan Edward. Dan istrinya yang pertama Rosie. Pembicaraan dengan Roy membangkitkan kembali kisah-kisah yang pernah dialami Ashenden ketika dia masih sekolah di Blackstable dan saat pertama kali dia dapat berkenalan dengan Edward. Ashenden tinggal bersama paman dan bibinya di Blackstable. Pamannya seorang pendeta yang berpengaruh di kediaman mereka. Suatu pagi dia berpapasan dengan asisten pamannya yaitu Galloway yang didampingi seorang lelaki asing. Pada saat tersebut, pengarang menghabiskan masa liburan Natal dan baru saja kembali dari pantai. Pakaian yang dikenakan lelaki tersebut jarang sekali ditemui di kediaman mereka, sehingga menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Ashenden menduga lelaki yang berjambang itu, hanyalah seorang pendatang yang akan berliburan musim panas karena pada umumnya banyak pendatang dari berbagai tempat akan menghabiskan waktu musim panas di Blackstable. Penduduk desa tidak senang akan kahadiran mereka karena mengaggap pelancong tersebut akan mengganggu kerukunan dan ketentraman mereka. Mereka menuduh orang-orang yang berasal

dari London mempunyai sifat kasar dan tidak sopan.

Hanya pedagang yang merasa beruntung akan kehadiran mereka yang dapat membantu larisnya barang dagangan yang mereka jual. Pertemuan Ashenden terjadi ketika Ashenden lagi belajar bersepeda. Ashenden agak sulit belajar bersepeda, tetapi berkat dorongan dan semangat yang diberikan Edward dan isterinya, akhirnya ia mampu mengendarai sepeda. Dan dia pun menjadi sahabat baik keluarga Edward. Edward adalah pelaut yang beralih profesi menjadi penulis. Dia anak seorang petani dan menikah dengan Blackstable yang bernama Rosie yang bekerja sebagai pelayan bar sebelum menikah dengan Edward. Mereka bermaksud tinggal di perumahan Lime yang bersebelahan dengan gereja Protestan dan tidak jauh dari kediaman Ashenden.

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

Ketika tiba saat bersantap sore, Ashenden ditegur oleh pamannya karena bergaul dengan Driffield atas laporan dokter Anstey. Dia melarang pengarang melanjutkan persahabatannya dengan keluarga Driffield tanpa suatu alasan yang pasti, yang mengakibatkan dia menjadi penasaran akan hal tersebut. Selesai bersantap, dia mengikuti Mary Ann ke dapur untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Mary Ann pembantu mereka yang telah lama bekerja di rumah pamannya juga berasal dari blackstable. Mary menceritakan tentang asal-usul Rosie. Marie pernah tinggal bersebelahan rumah dengan Rosie dan selalu pergi ke gereja pada masa kanak-kanak mereka. Setelah dewasa Rosie mempunyai reputasi jelek di mata masyarakat Blackstable. Dia seorang pelayan bar di Railway Arms yang selalu dikunjungi oleh pekerja-pekerja kasar

seperti buruh pertambangan, kuli

pengangkut barang-barang di kereta api dan buruh-buruh tani. Setiap malam dapat dilihat melalui kaca jendela, mereka bermalas-malas sambil minum-minuman keras. George kemp, seorang pengusaha tambang batu bara yang secara kebetulan melihat Rosie di stasiun kereta api , tertarik akan kecantikan yang dimilikinya. Dia mengunjungi Rosie di bar sejak pertemuan dan perkenalan mereka yang pertama, walaupun George telah mempunyai istri dan tiga orang anak. Kunjungan setiap malam berlanjut terus, George Kamp tidak perduli akan ocehan masyarakat di sekelilingnya. Mereka terus berkencan dan membina kasaih cinta tanpa mengacuhkan khalayak ramai yang membicarakan hubungan asmara mereka. Kemp merupakan pengunjung yang setia dari bar dimana Rosie bekerja, walaupun bar tersebut tidak pantas dikunjungi orang seperti kemp yang mempunyai kedudukan dalam pandangan masyarakat. Nyonya Reevis, Majikan Roseie tidak setuju akan percintaan mereka karena dia mengetahui bahwa Kemp telah berkeluarga. Kemudian Nyonya Reeves memecat Rosie karena tidak mengindahkan nasihatnya. Walaupun demikian Rosie dan Kemp masih terus mengadakan hubungan bahkan Kemp mengusahakan Rosie bekerja kembali di sebuah bar yang terletak di HARVERSHA. Percintaan mereka tidak berakhir bdengan perkawinan. Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

Ashenden bertekad untuk berjumpa dengan Edward di tempat yang telah ditentukan. Hari demi hari berganti terus, pendeta Blackstable tidak dapat menghalangi pergaulan Ashenden yang semangkin akrab dengan Driffield walau dia selalu marah-marah jika kemenakannya bercerita tentang keluarga Driffield, mereka sering berpergian

ke tempat yang mempunyai pemandangan yang indah agar

Driffield dapat mempergunakan kesempatan tersebut untuk melukis, ada kalanya mereka berlayar ataupun membuat patung-patung dari kertas dan lilin. Suatu hal yang tidak dapat dimengerti oleh Ashenden yang ketika itu berusia dua belas tahun di mana memerogoki Rosie berpelukan mesra dengan George Kemp di taman kediamannya. Pada saat itu Rosie barukembali dari ngobrol-ngobrol bersama Mary Ann “I had read too many novels and had learnt too much at scohol not to know a good deal about love, but I though it was a matter that only concerned young people I thought when you maried all that was finished. That people over thirty should make love seemed to me rather disgusting” (W.S.Maugham, 1950:78) Setelah peristiwa tersebut Ashenden hampir tidak pernah menemui keluarga Driffield kecuali perjumpaan yang secara kebetulan di kota. Ashenden enggan bertatapan dengan Rosie tetapi dia bersikap biasa seolah-olah tidak pernah terjadi satu apapun atas dirinya, yang lama kelamaan menghilangkan kecanggungan Ashenden dalam berbicara. Dalam liburan musim panas berikutnya, ashenden berada di rumah Driffield hampir setiap sore, begitu juga Galloway dan Kemp. Mereka bergembira, bernyanyi dan berdansa dengan diiringi piano yang dimainkan oleh Driffield. Kadang kala mereka bermain kartu berhadapan dengan Rosie yang lihai dalam permainan ini. Galloway dan Ashenden harus menyiapkan rahasia kunjungan mereka ke kediaman Driffield untuk menjaga agar tidak diketahui oleh pendeta Blackstable. Suiatu hari betapa terkejut Ashenden ketika mengetahui Edward dan Rosie melarikan diri dari tempat tinggalnya. Pamannya menceritakan bahwa mereka banyak meninggalkan hutang, begitu juga sewa apartemen beserta peralatannya belum Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

dibayar. Ashenden belum percaya akan penjelasan ang diberikan pamannya sebelum ada penegasan Galloway ataupun George Kemp. Mereka juga tidak mengerti apa yang menyebabkan Edward mampu berbuat seperti itu karena mereka berdua selalu memberi pelayanan yang mewah dan memuaskan jiwa mereka berkunjung ke rumah pada hari-hari yang sebelumnya. Tiga hari sesudah pertemuan dengan Roy, Ashenden menerima undangan dari Janda Driffield yaitu amy. Pengarang gelisah atas isi surat undangan tersebut. “I had seen Mrs Driffield only one and she but mildly interested me; I do not like being adressed as dear friend; that alone would have been enough to make decline har invitation” (W.S..Haugham, 1950: 47) Untuk menghilangkan keraguan, dia menelepon Roy dan memberitahukan berita tersebut. Roy malahan tertawa dan gembira karena dia telah lebih dahulu diberitahukan Amy. Ashenden belum bisa memutuskan apakah undangan tersebut diterima, oleh sebab itu Roy berjanji akan datang pada siang hari ke penginapan Ashenden. Menunggu kedatangan Roy, Ashenden membaca surat undangan itu sekali lagi dan terbayang kembali peristiwa jamuan makan siang di rumah Edward pada enam tahun yang lalu. Kalau itu Ashenden selalu mengunjungi Lady Hodmarsh, istri seorang bangsawan Amerika. Hodmarsh selalu mengadakan pesta, menjamu temantemannya dari kalangan seniman seperti pengarang, aktor, pelukis, walaupun dia tidak pernah menikmati hasil-hasil karya mereka. Suatu hari Hodmarsh, Ashenden, lord Scallion yang gemar menulis cerita detiktif dan yang terakhir seorang istri bangsawan juga, bersama-sama berangkat dengan mengendarai mobil Roll-Royce ke Ferne Court yang berlokasi kira-kira 3 mil dari Blackstable. Kedatangan mereka disambut oleh Amy dengan penempilannya yang sederhana dan ramah. Sesaat kemudian muncul Edward yang kelihatan kurus dan menua. Dia dia menyalami satu persatu tamu-tamunya. Dia seakan-akan tidak mengenal Ashenden ketika mereka bersalaman. Lalu mereka bersantap dan dilanjutkan dengan melihar-lihat ruang kerja Edward yang dijaga rapi, teratur dan

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

bersih. Ketika saat kunjungan berakhir, Edward menepuk bahu Ashenden setelah mengingat peristiwa yang pernah mereka alami dahulu. Ketukan pintu membuyarkan lamunan pengarang tentang masa lalu bersama Driffield. Ror datang dan mereka berbincang-bincang kembali mengenai Edward dan juga tentang undangan yang diterima dari Amy. Sebelum tiba hari keberangkatan mereka ke Ferne – Court, pengarang berjalan-jalan di kota London, dan singgah dikediaman Nyonya Hudson yang pernah menjadi induk semang ketika kuliah di St.Luke beberapa tahun yang silam. Kedatangannya disambut oleh Esther, pembantu yang telah lama bekerja pada Nyonya Hudson sudah mulai tua namun sifat humor yang dimilikinya tidak kurang dalam penyambutan akan perjumpaan mereka yang tidak direncanakan sama sekali. Dalam kesempatan ini pengarang melihat-lihat kamar yang pernah disiaminya yang sekarang telah ditempati oleh Graham. Menjelang dua tahun tinggal bersama Hudson, Ashenden bertemu kembali dengan Rosie dan mampir di rumah mereka. Sejak pertemuan tersebut, Ashenden mengadakan kunjungan rutin dan mulai menyaksikan diri dalam duinia seni dan kesusastraan. Pada sore Sabtu Driffield selalu menjamu tamu-tamunya. Dalam pada itu pengarang dapat berkenalan dengan Quenrtin Forde seorang juru foto, Harry Retford seorang aktor, lionel Hiller seorang pelukis dan Isabella Trafford salah satu pengagum setia akan karya-karya Edward dan gemar membaca buku-buku kesusastraan. Ketika lelaki itu selalu datang karena ingin menikmati dan mengagumi kecantikan Rosie bukan untuk menghargai Driffield. Edward bekerja sebagai redaktur sebuah penerbitan majalah pada pagi hari, sedang diwaktu senggang dia asyik di ruang perpustakaan yang dimilikinya membaca dan menulis. Sementara itu istrinya mencari kepuasan dan hiburan bersama lelaki lain di luar rumah yang kadang-kadang kembali kerumah pada pagi hari. Edward tiada perduli akan apa yang dikerjakan Rosie sehingga dia semakin mengasikkan diri dengan pergaulan bebas dan berkencan dengan lelaki lain seperti Harry Retford yang selalu menjual apa yang ada dimilikinya agar dapat menghasilkan uang untuk dapat mengajak kencan Rosie, begitu juga Lionel Hiller yang melukis Rosie sampai Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

beberapa hari dan mereka bermesraan. Rosie juga berkasih-kasihan dengan Ashenden menjelang satu tahun. Dalam hubungan yang mereka bina, hampir terjadi keretakan karena Rosie berkencan dengan seorang pedagang permata yang bernama Jack Kuyper. Kecemburuan Ashenden meningkat ketika Rosie mengenakan pemberian Kuyper yaitu sebuah mantel bulu yang mahal dan cantik nilainya. Namun kemarahan Ashenden dapat berangsur padam karena rayuan dan kecantikannya yang dimiliki Rosie memberikan kesan tersendiri baginya. Roy dan Ashenden berjumpa di stasiun kereta api untuk berangkat ke ferneCourt. Dalam perjalanan Roy menceritakan tentang keadaan Edward setelah ditinggal pergi oleh istrinya Rosie. Isabella Trafford menaruh perhatian akan keadaan Edward. Dia diajak tinggal di tempat kediamannya dan merawatnya. Pada suatu hari Edward mengalami radang paru-paru. Isabella telah berusia enam puluh tahun yang mana di dalam usia itu terlalu lemah untuk megurusi keadaan Edward yang harus diungsikan kesuatu desa atau advis dokter. Maka Esabella membayar seorang perawat untuk mendampingi dan merawat kesehatan Edward. Tiga minggu kemudian Edward resmi mengambil perawat yang bernama Amy menjadi istrinya setelah pengumuman penceraiannya dengan Rosie di surat kabar. Setibanya mereka di stasiun kereta api Blacksteble, Roy langsung berangkat ke Ferne-Court sedangkan Ashenden menginap di hotel Bear and Key di Blackstable. Pengusaha hotel tersebut bernama Brentford menceritakan tentang Edward yang selalu datang minum bir di bar. Jika istrinya mengetahui Edward berada di bar maka dia akan mendatangi istri Brentford untuk mengambil Edward karena Amy tidak suka pergi ke bar. Beberapa lama kemudian Edward meninggal dunia, dan dikebumikan di Blackstable brdampingan dengan makam orang tuanya. Saatnya tiba bagi pengarang harus berangkat menjenguk Roy dan Amy di Ferne-Court. Mereka berjalan-jalan memperhatikan bunga-bunga bermekaran di taman ketika pengarang sampai di sana. Mereka menyongsong kedatangan pengarang., kemudian mereka masuk dan bersantap siang. Lalu mereka bercerita di ruang kerja Edward untuk mengumpul data-data tentang kejadian penting yang dialami Edward semasa hidupnya yang berhubungan dengan karya-karya gemilang Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

yang dihasilkannya.Amy juga menceritakan tentang kematian Rosie yang belum lama berselang yang dia terima dari anak tertua George Kemp yaitu Harold Kemp dan berita ini telah tersebar di Blackstable. Masyarakat percaya akan kebenaran berita ini namun sebenarnya adalah cerita bohong semata. Ashenden pergi ke Amerika untuk menyaksikan pementasaan drama hasil karyanya. Suatu saat dia menerima sebuah surat bertulis tangan dari si pengirim yang tidak dikenalnya, tetapi dia ingin tahu siapa gerangan yang menerima dirinya untuk ke Albermale. Maka didatanginya alamat yang tertera dalam surat itu. Kedatangan Ashenden disambut oleh pembantunya yang mempersilahkan dia untuk duduk dan menunggu sejenak. Sesaat kemudian muncul Rosie dengan badan yang kegemukan dari keadaan sebelumnya. Dia telah berusia 70 tahun. Rosie bercerita panjang lebar tentang sebab musabab dia lari meninggalkan Edward. Semasa Rosie menjadi istri Edward, mereka dikaruniai seorang anak perempuan. Malang bagi mereka anaknya menderita radang selaput otak ketika berusia enam tahun. Anak mereka meninggal setelah beberapa hari di opname dan dirawat dalam satu ruangan khusus di rumah sakit. Kematian anak satu-satunya membawa akibat bagi Rosie begitu juga Edward. Selesai acara pemakaman. Rosie datang ke tempat Harry dan mereka berkencan di kediaman Harry sampai keesokan harinya Rose baru kembali ke rumah. Edward tidak bertanya apa yang diperbuatnya sehingga dia tidak pulang. Beberapa

hari kemudian Kemp datang mengunjungi Rosie Kemp

menceritakan tentang usahanya di Blackstable jatuh bangkrut. Dia mengajak Rosie untuk ikut bersamanya pergi ke amerika untuk memulai hidup baru dan menukar nama masing-masing. Dikota ini Rosie dan Kemp hidup sebagai suami istri selama sepuluh tahun. Mereka hidup bahagia dan saling mencintai satu sama lain. Rosie juga menceritakan tentang masyarakat kota tempat dia tinggal membicarakan tentang kematian Edward. Namun mereka tidak tahu menahu bahwa Rosie pernah menjadi istri Edward. Rosie tidak menikah lagi sejak kematian George Kemp. Dia menghabiskan waktunya bermain kartu permainan yang sangat digemarinya. Dia mengagungkan George Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

Kemp yang banyak menaruh perhatian terhadapnya dan tidak pernah memberikan perlakuaan kasar baginya. Dia berkata “He was always such a perfect gentlemen” (W.S. Maugham, 1950: 272)

2. Analisis Perwatakan. Rosie

: Seorang wanita yang cantik dan bebas, dia berasal dari keluarga yang broken home. Ayahnya seorang lelaki yang mempunyai cacad akibat perang dan terkenal karena kekejamannya. Rosie sempat menjadi pelayan bar. Sifat bebasnya terus berlanjut walaupun dia telah menikah dengan suami pertamanya Edward. Rosie seorang yang tidak setia, bak itu kepada suaminya ataupun kepada pacarpacar lainnya. Rosie pernah mengadakan hubungan intim dengan Ashenden dan hampir terjadi keretakan diantara keduanya karena Rosie masih mampu berkenalan dengan lelaki lain Jack Koyper. “I looked at Rosie now, with angry, hurt, resentful eyes, she smiled at me and I wish I know how to describe how sweet kinliness of her beautiful smile, her voice was exquisititely gentle” “Oh my dear why do you bother your head about any other ? What harm does it do you ? Don’t I give you a good time: Aren’t you happy when you’re with me ? awfully” “Well, then. It’s so silly to be fussy and jealous why not be happy with what you can get? Enjoy yourself while you have chance, I say we ad be dead in a hundred years and what will anything matter then ? Let’s have a good time while we can.” “She put her arms round my neek and pressed herlips againt mine. I Forget my warth I only thought of her beuty and her enveloping kindness” (W.S. Maugham, 1950:205)

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

Edward Driffield

: Suami pertama Ropsie, seorang yang berkecimpung di dalam bidang sastra, walaupun dulunya dia adalah seorang pelaut, seorang yang berhasil dalam rumah tangganya.

George Kemp

: Mempunyai gelar lord George karena tingkah lakunya yang bagaikan seorang bangsawan, padahal dia hanyalah seorang rakyat biasa. Dia seorang ayah yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, karena dia mempunyai kekasih gelap, yaitu Rosie.

Alroy Kear

: Dia lebih sering dipanggil dengan nama Roy, dan merupakan anak tunggal dari Sir Raymond Kear dan Emily. Roy berbadan sebagai atlet, pernah mengecap pendidikan di Oxford, tetapi tidak sempat menyelesaikannya karena terserang cacar air, akhirnya dfia mencoba menjadi seorang penulis yang dikenal oleh masyarakat. Roy diminta Amy istri kedua Edward untuk menulis riwayat hidup Edward.

Isabel Trafford

: seorang wanita berusia lima puluh tahun, yang bertubuh kecil. Dia selain teman sejati Edward, dia juga telah merawat Edward sampai mati, setelah Edrawd ditinggalkan istinya.

C: Pengertian Norma Soaial Sebelum membahas novel ini, penulis terlebih dahulu memberikan uraian singkat mengenai norma-norma sosial khususnya mengenai norma kesusilaan. Adapun maksud uraian ini adalah untuk mempermudah pengertian kita tentang norma kesusilaaan. Istilah norma berasal dari bahasa laitin. Norma berarti peraturan atau kaedah, menjunjukkan perbuatanmana yang patut ditinggalkan (Drs. Gazalba, 1974 :135) Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

Menurut Sidi Gazalba ada empat norma sosial yaitu: a. Norma adat sopan santun b. Norma Agama c. Norma hukum dan d. Norma kesusilaan Walaupun ke empat norma ini merupakan norma sosial tetapi masing-masing norma ini berlainan. a. Norma adat sopan santun: Yaitu kaedah sopan santun (perbuatan yang dipandang pantas) atau wajar dan yang seharusnya ditinggalkan, yang tumbuh dengan pergaulan hidup (Drs. Sidi Gazalba, 1974 :135). Dari keterangan di atas boleh dikatakan bahwa norma adat sopan santun membatasi tingkah laku dan perbuatan yang dipandang seolah-olah merupakan pernyataan sikap yang baik terhadap orang lain. Misalnya: orang muda wajib menghormati orang tua, Seseorang wajib menujukkan kesedihan terhadap seseorang kenalan yang menderita kesusahan. Seseorang wajib berlaku sopan apabila berkunjung ke rumah orang lain, dan seseorang wajib menghormati gurunya. Tetapi dalam hal ini tidak ada orang lain yang berhak untuk menuntut agar orang melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut di atas. Oleh karena itu ciri khas dari norma adat sopan santun ini adalahmunafik, karena apayang diperbuat itu seolaholah saja sesuai dengan hati nuraninya, akan tetapi sesungguhnya berlawanan. Tetapi sekalipun demikian norma ini tetap penting untuk hidup bermasyarakat.

b. Norma Agama “Kaedah yang ditentukan oleh agama, dipatuhi oleh penganut agama tersebut, sehingga peraturan yang datangnya dari tuhan” (Drs. Sidi Gazalba, 1974 :135).

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

Norma ini terdiri dari rangkaian peraturan dimana bagi orang yang percaya merupakan perintah dari tuhan atau kehendak Tuhan. Di dalam buku Antropologi Budaya oleh Sidi Gazalba dikatakan bahwa mula-mula orang menganggap bahwa semua peraturan adalahberasal dari Tuhan; dan memang pada waktu yang lampau agama adalah satu-satunya pendorong yang terbesar, yang mengatur sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia. Tetapi hingga sekarangpun, pada zaman modren ini peranan agama sangat penting untuk menjaga ketertiban dan kesejahteraan dalam hidup

bermasyarakat.Cita-cita

manusia

akan

tercapai

ketertiban,

manjaga

keamanan,kepentingan-kepentingannya, adalah di antaranya berkat adanya normanorma keagamaan seperti: jangan membunuh, jangan berzinah dan lain-lain. Perlu kita ketahuui bahwa norma-norma agama ini sangat erathubungannya dengan norma kesusilaan, karena kedua norma ini berakar pada hati manusia yang mengutamakan sikap. Boleh dikatakan bahwa norma-norma agama sangat mempengaruhi norma kesusilaan dan sebaliknya, walaupun pada hakekatnya kedua norma ini adalah berbeda.

c. Norma Hukum “Peraturan-peraturan yang diciptakan manusia, karena dikehendaki oleh masyarakat guna mengatur kehidupan masyarakat sebaik-baiknya. Normanorma ini (atau himpunan norma-norma ini terdiri dari perintah-perintah dan larangan-larangan) distilahkan dengan hukum berfungsi mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat bersangkutan, pelanggaran tehadap norma-norma itu dapat menimbulkan tindakan dari pihak penguasa (pemerintah) masyarakat itu ” (Drs. Sidi Gazalba, 1974 :135). Hukum menyangkut manusia sebagai makhluk sosial dan menghendaki kesempurnaan

masyarakat. Seperti norma sosial yang lain, norma hukum juga

melarang orang mencuri tetapi norma hukum melarang tindakan itu bukan untuk kebaikan saja melainkan untuk kebaikan orang lain. Dilarang mencuri oleh hukum tidak supaya seseorang itu jangan menjadi jelek, nista dan hina melainkan supaya janganlah milik orang lain dirampas, dirugikan dan diperkosa.

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

Sifat norma hukum tidak menganjurkan atau meminta tetapi memerintahkan dan memaksa. Paksaan hukum itu dilaksanakan agar norma itu dipatuhi dan ditaati untuk menjamin kepentingan orang lain.

d.

Norma Kesusilaan atau Norma Moral (Kaedah Suara Bathin) “Suara bathin yang membisikkan man perbuatan yang baik, yang seharusnya dijalankan dan dimana perbuatan yang buruk seharusnya ditinggalkan” (Drs. Sidi Gazalba, 1974 :135). Menurut Van Apeldoorn bahwa kesusilaan menyangkut manusia sebagai

perseorangan. “Kesusilaan memberikan peraturan untuk seseorang dan menuntut agar manusia itu sempurna. Dengan perkataan lain kesusilaan itu mengajarkan bagaimana manusia seharusnya agar dapat memenuhi tujuannya” (Prof. Mr. Dr. L.I. Van Apeldoorn, 1958:29). Tujuan kesusialaan ialah penyempurnaan seseorang walaupun hal tersebut menimbulkan akibat untuk hidup bersama, karena perbaikan manusia tentunya turut membantu terciptanya tata tertib masyarakat yang lebih baik Kesusilaan

yang

ditujukan

kepada

seseorang

pertama-tama

tidak

mengindahkan perbuatan-perbuatan manusia tetapi lebih mengindahkan sikap yang menimbulkan perbuatan-perbuatan itu. Akan tetapi tidaklah tepat kalau kita mengatakan bahwa pada kesusilaan hanya kehendak baik di dalam bathin karena pada satu pihak perbuatan-perbuatan juga mempunyai nilai kesusilaan. Kesusilaan berakar dalam suara hati manusia jadi timbul darikekuatan bathin, kekuatan di dalam manusia, lagi norma kesusilaan ini takada orang lain yang berhak menuntut pelaksanaannya, kecuali dirinya sendiri. Paksaan dari luar dan kesusilaan sama sekali tak dapat disatukan.Sifat perintah susila ialah bahwa ia harus dipenuhi secara sukarela. Misalnya norma kesusilaan mewajibkan orang mencintai sesamanya, tidak ada orang yang berhak menuntut agar ia dicintai orang lain. Tetapi orang masing-masing wajib melaksanakan norma itu, karena orang insaf akan merasa rugi apabila tidak manjalankannya. Norma kesusilaan itu pada kahekatnya menguiasai sikap manusia terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Begitu juga kesusilaan Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

mewajibkan dan melarang tingkah laku dan perbuatan yang tercela. Kesusilaan melarang orang mencuri, karena mencuri dan adalah sikap yang jelek, tidak menghormati hak,milik dan kepentingan orang lain. Kesusilaan melarang perbuatanmencuri itu selaku larangan terhadap diri sendiri, norma kesusilaan menghendaki seseorang agar tidak berbuat sesuatu tindakan yang menjerumuskan dirinya menjadi orang jelek, hina, nista, dan tercela. Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas maka jelaslah bahwa kesusilaan berbeda dengan norma-norma sosial lainnya. Misalnya norma hukum, manyangkut manusia sebagai makhluk sosial dan menghendaki kesempurnaan masyarakat. Sering kali norma kesusilaan, norma agama dan norma hukum membebankan kewajiban “dilarang orang mencuri”. Akan tetapi masing-masing mepunyai tujuan yang sangat berlainan. Norma kesusilaan ingin agar tiap-tiap orang insaf untuk bersikap dan bertingkah laku baik, baik dalam bathinnya maupun dalam tindakannya. Sedangkan norma hukum menghendaki agar dalam hidup bermasyarakat tidak ada pelanggaran-pelanggaran hak milik dan kepentingan oleh seseorang kepada orang lain. Dalam hukum kekuasaan dari luar yang melaksanakan kekuatan di luar “diri sendiri” yakni masyarakat. Kita takluk pada hukum diluar kehendak kita, hukum mengikatkan kita dengan tidak bersyarat. Sebaliknya suruhan susila adalah suatu tuntunan yang dilakukan orang terhadap dirinya sendiri. Kesusilaan mengikat kita karena kehendak kita sendiri.

“Kata hati menentukan buruknya tindakan itu, dan kata hati sekaligus vindex (penghukum) karena jika ternyata tindakan itu buruk, maka dikatakan dengan tegas dan berulang kali, bahwa buruklah itu ” (Ir. Poedjawiatna, 1977 : 20). “Kesusilaan yang menghendaki kesempatan individu, menunjukkan peranturan-peraturanya kepada manusia sebagai individu untuk kebaikan manusia itu” (Prof. Mr. Dr. L.I. Van Apeldoorn, 1958:30

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

D. Pengertian Norma Soaial Di dalam novel “ Cakes and Ale” beberapa pemerannya terlibat dalam perbuatan dosa, tetapi dengan cara yang berbeda, Rosie adalah seorang wanita yang dari mudanya juga bukanlah wanita yang mempunyai reputasi yang baik. Ketika dia belum kawin dia juga bekerja di sebuah bar. Dan ketika dia telah berumah tangga dengan Edward dia juga masih melanggar norma kesusilaan dengan melakukan penyelewengan dengan peria yang bukan suaminya. Di tengah kesepiannya, karena kesibukan suami yang lebih mementingkan karirnya daripada rumah tangganya. Rosie telibat dalam konflik pribadi yang membuatnya semakin larut dengan perbuatannya yang tidak terpuji itu, rosie yang dikenal sebagai seorang wanita yang cantik. Mulai mencari kepuasan dengan laki-laki lain, yang tidak dapat diperolehnya dari suaminya. Dia sudah mulai melupakan norma kesusilaan, dia tidak pernah berfikir bahwa pekerjaan yang dilakukannya itu adalah bertentangan dengan norma kesusilaan ataupun agama. Bahkan Rosie pernah mengadakan hubungan intim dengan Ashenden dan hampir terjadi keretakan diantara keduanya karena Rosie masih mampu berkencan dengan lelaki lain Jack Kuyper. Di dalam kehidupan Rosie telah dua kali hidup berumah tangga. Edward driffield bukanlah seorang suami yang bertanggung jawab, dia telah menyia-nyiakan istinya, sehingga secara tidak langsung dialah yang telah mendorong istrinya untuk melakukan penyelewengan. Dia telah melupakan fungsinya sebagai suami Rosie, dan tidak memperdulikan kebutuhan bathin istrinya. Rosie yang mempunyai latar belakang kehidupan yang bebas semasa gadisnya. Dalam bersosialisasi Edward juga bukanlah orang yang baik, karena dia dan Rosie melarikan diri dari tempat tinggalnya dengan meninggalkan banyak hutang, dan juga sewa apartemen yang belum dibayar. Ashenden juga pernah berbuat dosa berkencan dengan Rosie yang masih bersetatus istri orang, yang dikenalnya pertama kali ketika dia masih berumur 12 tahun, sedangkan Rosie kala itu sudah berumah tangga.

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

Harry Retford seorang pria yang tergila-gila pada Rosie juga sempat melakukan perbuatan yang tidak baik, dengan menjual apa yang ada padanya agar dapat mengajak kencan Rosie. Yang terakhir, ia juga berbuat dosa ataupun melanggar norma kesusilaan adalah George Kemp. Dia

adalah seorang lelaki yang tidak bertanggung jawab

terhadap istri dan anaknya, karena menelantarkan keluarganya hanya untuk berkencan dengan Rosie. Walaupun akhirnya George jadi menikah dengan Rosie dan menjadi suami keduanya. Diakhir cerita memang Rosie dan George hidup bahagia dengan meninggalkan kehidupan mereka yang dahulu, dan pindah ke lain kota.

E. Kesimpulan Setelah membaca novel Cake and Ale kita dapat melihat bahwa sebenarnya pelanggaran norma susila itu pada dasarnya bukan dari dalam diri sendiri, tetapi kadang kala terjadi akibat keadaan atau lingkungan disekitarnya. Seperti yang kita ihat pada diri Rosie, pada masa kecilnya dia rajin pergi ke gereja bersama Mry Ann temannya, tetapi karena pengaruh dari keluarganya yang “broken home” dan juga seorang ayah yang sangat kejam, serta masyarakat yang kurang menyukai keluarganya, hal ini telah menempa kehidupan Rosie menjadi seorang gadis yang bebas di dalam pergaulan. Ditambah lagi ketika doia berumah tangga, dia mendapatkan suami yang hanya mementingkan diri dan karirnya saja, tetapi tanpa memperdulikan apa akibatnya yang akan terjadi pada istrinya. Rosie yang memang sudah hidup bebas ketika mudanya semkin terperosok ke lobang kenistaan. Ashenden yang hidup di lingkungan yang terhormat, yang dari kecilnya telah hidup dengan pamannya yang seorang pendeta, juga sempat terperosokke dalam kemaksiatan, itu juga terpengaruh karena dengan keluarga Edward dan Rosie pada usia 12 tahun, dia pernah memerogoki Rosie yang sedang berkencan dengan pacar gelapnya. Tapi semua dapat berobah, kalau orang yang bersangkutan mau berusaha untuk merubahnya. Ini terbukti dengan kehidupan Rosie,yang akhirnya dia hidup bahagia, dengan suami yang keduanya, setelah dia meninggalkan kelakuannya dan Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

juga tempat tinggalnya yang dahulu danmemulai hidup baru. Begitu pula dengan Ashenden setelah dia tidak lagibergaul dengan keluarga Edward akhirnya dia hidup dengan tenang dan bisa menjadi seorang penulis yang baik. Jadi kesimpulannya, kalau kita pernah berbuat dosa ataupun melanggar norma kesusilaan tetapi kalau kita mau berusaha untuk bertaobat dan tidak mengulanginya lagi maka niscaya kita akan hidup bahagia, sepertiyang dialami Rosie, yang akhirnya hidup bahagia diakhir hayatnya. Semoga pelajaran ini dapat kita ambil hikmahnya dan dapat kita amalkan dengan baik.

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006

DAFTAR PUSTAKA

Coller’s Encyclopedia. 1967. Vol 11

Encyclopedia Americana . 1929. Vol 14

Gerungan.Dr. W.A. 1980 Psychologi Sosial. Jakarta: PT. Ersco

Magnes, Fraz Von, Dr.1975 Etika Umum Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral Yokyakarta : Penerbit Yayasan Kanisius

Mangham, William Somerset. 1950. Cakes and Ale. New York : Random House

Poedjayatna. Ir. 19977. Etika Filsafat Tingkahlaku. Jakarta : Ober

Semekto, SS MA. 1976 Ikhtisar Kesusastraan Inggris Jakarta PT. Gramedia.

Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005

USU Repository©2006