Ketentuan Munakahat Dalam Islam - WordPress.com

360 downloads 8213 Views 1MB Size Report
KETENTUAN MUNAKAHAT DALAM ISLAM. 1.1. Pengertian Munakahat. Nikah menurut bahasa berarti menghimpun,sedangkan menurut terminologis adalah.
BAB I KETENTUAN MUNAKAHAT DALAM ISLAM

1.1. Pengertian Munakahat Nikah menurut antara

menurut

bahasa

terminologis laki-laki

menimbulkan

adalah

dan

hak

berarti akad

yang

perempuan

dan

menghimpun,sedangkan menghalalkan

yang

kewajiban

bukan

antara

pergaulan

muhrim

sehingga

keduanya.

Pernikahan

dalam arti luas adalah suatu ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan

untuk

Pernikahan

hidup

dilakukan

bersama

dalam

untuk

suatu

mendapatkan

rumah

tangga.

keturunan

yang

dilangsungkan menurut ketentuan-ketentuan syariat islam.

1.2.

Hukum Pernikahan 1.2.1. Jaiz atau mubah Perkawinan Pada

hukum

prinsipnya,

persyaratan

setiap

untuk

seseorang

yang

asalnya manusia

menikah,

menjadi

adalah yang

dibolehkan

pilihannya.

Hal

mubah

(boleh).

telah

memiliki

untuk

menikahi

ini

didasarkan

atas

firman Allah Swt. Dalam surat An-Nisa (4) ayat 3

˸Χ ˵˴ϟ Ϧѧ ‫ َوإِ ْن‬Ϣ  Ϯ˵τ ѧδ˶ ϲ ѧ˶ϓϰ ϣ ѧ˴Θ˴ϴϟ˸΍΍ Ϯ˵ΤϜ ѧ˴ϓΎ ѧϣ    ѧδ˴ ͋Ϩϟ΍ ˴ ѧϣ ˸˵Θѧϔ ˸ѧϜ ˴ ѧ˴ρ Ϣ ˶ ‫ﺗُ ْﻘ أَﻻﱠ‬΍ ˶ ϧ˸Ύ ˶ ˯ ˶Ύ ˴Ύ ˴ ΏΎ ˸ϣ ˸Χ ˸ ѧϜ ˵˵ϧΎ ˴ ˴ϼ ѧ˵Λϭ˴ ω ˸ ˶Έѧ˴ϓϢ ˴˴Ϡ ϰѧ ѧ˴ϨΜ  ѧ˴Αέ˵ ϭ˴ ϥ   Ϯ˵ϟΪ˶ѧό˸˴Η ˱Γ Ϊ˴ѧΣ΍ ѧϣ  ϣ  ѧϤ ˴Ύ ˸˵Θѧϔ ˸Ϝ ˶ ‫ أَﻻﱠ‬΍ ˶ Ϯ˴˴ϓ ْ‫ أَو‬Ύ ˴ Ι ˴ Ζѧ ˴ Ϣ ˴ϳ˸˴΃ َ‫ﺗَﻌُﻮﻟُﻮا أَﻻﱠ أَ ْدﻧَﻰ َذﻟِﻚ‬ “Dan

jika

terhadap

kalian hak-hak

menikahinya), kalian

senangi:

khawatir

khawatir

tidak

maka dua, dapat

tidak

perempuan nikahilah tiga,

atau

berlaku

1

akan

dapat

yatim

(bilamana

wanita-wanita empat. adil

berlaku

Kemudian

maka

adil kalian

lain

yang

jika

kalian

nikahilah

seorang

wanita

saja

miliki.

Yang

atau

budak-budak

demikian

itu

perempuan

lebih

dekat

yang

kalian

untuk

kalian

tidak

oleh

Ahmad

dan

hal

yang

rasa

malu,

yang

telah

Perkawinan

yang

berlaku aniaya.” (An-Nisa`: 3) Dalam

sebuah

At-tirmidzi,

hadis

yang

Rasulullah

merupakan

ajaran

diriwayatkan

bersabda,

para

“Ada

rasul,

yaitu

empat memiliki

memakai wangi-wangian, bersiwak, dan menikah. 1.2.2. Sunah Perkawinan mampu

dan

dilakukannya didasarkan yang

hukumnya

sunah

bagi

berkeinginan

untuk

menikah.

mendapat pada

sabda

diriwayatkan

“Hai

para

serta

berkeinginan

Karena

pemuda,barang

mata

untuk

memeliharanya

siapa

yang

Karena

tidak

dengan

Allah

saw.

semua

ahli

siapa

diantara

menikah,

perkawinan

terhadap

akan

dari

Rasulullah

oleh

sesungguhnya

pandangan

pahala

mereka

orang

swt.

dalam hadis,

itu

yang

tidak

syahwat.

mampu

menikah,

hendaklah

hawa

nafsunya

yang

dilakukan

hadis artinya,

yang

mampu

dia

menikah.

menundukkan

halal

godaan

ini

yang

dapat

dari

puasa

sebuah

kamu

hendaklah

Hal

dilihat Dan

dia

terhadap

dan

barang berpuasa.

perempuan

akan berkurang”. 1.2.3. Wajib Perkawinan memiliki hukumnya

kemampuan,baik wajib.

Jika

secara ia

seseorang

yang

sudah

maupun

mental

menangguhkannya,

justru

materi

dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam kesesatan. 1.2.4. Makruh Perkawinan dilakukan

oleh

menjadi

makruh

orang-orang

2

yang

hukunya

apabila

belum

mampu

melangsungkan

perkawinan.

Kepada

mereka

dianjurkan

untuk berpuasa. 1.2.5. Haram Perkawinan dilakukan

menjadi

oleh

seorang

perkawinannya. Perkawinan ajaran

dengan

untuk

sangat itu

firman

yang

hati

dalam

dalam

seseorang.

dilarang

oleh

tujuan

mulia

dengan

Tujuan

apabila baik

demikian

bertentangan

Swt.

tidak

menyakiti

sendiri.

Allah

hukumnya

bertujuan

motivasi

dan

perkawinan

sebagai

yang

Misalnya

Islam

dari

haram

perkawinan

al-Quran

adalah

surat

ar-Rum

(30) ayat 21:

“Dan

diantara

menciptakan supaya Dan

tanda-tanda

untukmu

kamu

sesungguhnya

istri-istri

cenderung

dijadikan

kekuasaan-Nya

di

dan

antara

pada

dari

yang

Dia

jenismu

merasa kamu

ialah

tentram

sendiri, kepadanya.

rasa

kasih

sayang,

itu

terdapat

tanda-

bahwa

tujuan

demikian

tanda bagi kaum yang berpikir”. (QS. Ar-Rum : 21) Dari

ayat

perkawinan rasa

dan

ke

dalam

yang

adalah kasih

sayang

perkawinan

harta

bukan

dapat

disimpulkan

terciptanya

dilakukan

mengambil tersebut

tersebut

di

orang. karena

antara

yang

dengan Hal Allah

atau materi.

3

ketentraman suami

dan

dan

diharamkan maksud ini Swt.,

istri.

ialah

Termasuk perkawinan

menganiaya

disebabkan tetapi

munculnya

niat

hanya

dan

perkawinan karena

harta

1.3. Kedudukan dan Tujuan Pernikahan Pernikahan antara

bukan

laki-laki

sekedar

dan

seksual

semata-mata.

penerus,

baik

atau

mengesahkan

perempuan,

atau

Dari

perkawinan

buruknya

mereka

hubungan

memuaskan akan

badan kebutuhan

lahir

generasi

sanagat

dipengaruhi

oleh

membenci

pernikahan,

maka

peristiwa yang dimulai dalam pernikahan.

“Nikah

itu

sunnahku,

barang

siapa

ia bukan tergolong umatku”.

“Nikah itu adalah setengah iman”. Pernikahan menciptakan

menurut keluarga

yang

ajaran

islam

tentram,

damai

bertujuan dan

untuk

sejahtera

lahir

batin.

1.4. Persiapan Nikah 1.4.1. Mencari jodoh yang Baik Menurut Agama Kriteria

mencari

calon

pasangan

yang

dianjurkan

Rasulullah, diungkapkan dalam hadis berikut:

“Perempuan

dinikahi

karena

cantiknya,hartanya,keturunannya,

4

empat dan

hal:

agamanya.

karena Pilihlah

karena

agamanya,

niscaya

engkau

mendapat

keuntungan”.

(HR. Bukhari dan Muslim) Faktor tercapainya dan

agama keluarga jika

suami

dengan

dihindarkan Seorang

penting

sakinah.

tentram

antara

sangat

Perkawinan

terdapat istri.

hubungan muslim

dan akan

kesesuaian

Dalam

orang

diharamkan

oleh

langgeng

pandangan

masa

dengan

menentukan

pra-nikah

yang

hidup

sebaiknya

berbeda

agama.

islam

untuk

syariat

menikah dengan non-muslim.

“Dan sebelum yang

janganlah

kamu

mereka

beriman.

mukmin

dia

menarik

Sesungguhnya musyrik ke

lebih

dengan

baik

budak

dari

sedang

izin–Nya.

yang dia

wanita

mukmin

menarik

musyrik

Dan

Allah

kepada

,

budak walaupun

mereka

lebih

baik

hatimu.

mengajak

musyrik,

wanita

sebelum

Allah

(perintah-perintah-Nya)

wanita-wanita

Sesungguhnya

hatimu.

walaupun

neraka,

nikahi

ke

beriman. dari

Mereka surge

dan

menerangkan manusia

orang

mengajak ampunan

ayat-ayat-Nya

supaya

mereka

mengambil pelajaran. (QS. Al-Baqarah,2:221) 1.4.2. Khitbah Pertimbangan mengutamakan sikap

segi

keberagamaan

dalam agamanya, yang

5

menentukan yaitu baik.

islam

pasangan serta

Dalam

memiliki persiapan

pernikahan

pihak

perempuan

yang

menyatakan perempuan. seorang

laki-laki disebut

melamar

khitbah,

keinginannya Apabila

laki-laki,

seorang ia

yaitu

untuk

pihak

pihak

laki-laki

menikahi

perempuan

diharamkan

kepada

untuk

telah

seorang

dilamar

menerima

oleh

lamaran

laki-laki lain, sebagaimana sabda rasul:

“Janganlah

salah

saudaranya, pinangan

seorang

keculi itu

atau

diantaramu

pinangan memberikan

meminang

sebelumnya izin

pinangan

meninggalkan

kepadanya”.

(HR.

Bukhari dan Muslim)

1.5. Perempuan Yang haram Dinikahi Perempuan

yang

diharamkan

untuk

dinikahi

adalah

muhrim

atau mahram yang terdiri atas : 1.5.1. Diharamkan kaarena keturunan a. Ibu dan seterusnya ke atas b. Anak perempuan dan seterusnya ke bawah c. Saudara perempun sekandung,seayah atau seibu d. Bibi dari ayah dan ibu (saudara ibu/ayah,baik sekandung atau perantara dari ibu/ayah) e. Anak perempuan dari saudara laki-laki dan perempuan terus ke bawah 1.5.2. Diharamkan karena susuan a. Ibu yang menyusui b. Saudara permpuan yang mempunyai hubungan susuan

6

1.5.3. Diharamkan karena suatu perkawinan a. Ibu istri (mertua) dan seterusnya ke atas,baik ibu dari keturunan maupun susuan b. Anak tiri (anak istri yang dikawin dengan suami lain),jika sudah campur dengan ibunya c. Istri ayah dan seterusnya ke atas d. Wanita-wanita yang pernah dikawini ayah,kakek sampai ke atas e. Istri anaknya yang laki-laki (menantu) dan seterusnya 1.5.4. Diharamkan untuk sementara a. Pertalian nikah yaitu perempuan yang masih berada dalam ikatan pernikahan, sampai dicerai dan habis masa idahnya. b. Talak bain kurba, yaitu perempuan yang ditalak dengan talak tiga, haram dinikahi oleh laki-laki lain serta telah digauli. Apabila perempuan tersebut dicerai dan habis masa idahnya boleh dinikahi oleh bekas suaminya yang pertama c. Menghimpun dua perempuan bersaudara, kalau salah satu dicerai atau meninggal d. Menghimpun perempuan lebih dari keempat e. Berlainan agama, kecuali perempuan itu masuk islam

1.6. Pelaksanaan Pernikahan Pelaksanaan pernikahan terdiri dari: 1.6.1. Rukun Pernikahan a. Calon pasangan suami istri yaitu laki-laki muslim dan perempuan muslimah yang tidak diharamkan untuk dinikahi. b. Wali yaitu orang yang bertanggung jawab menikahkan pengantin perempuan, baik wali nasab maupun wali hakim. Wali nasab adalah wali yang mempunyai hubungan darah dengan perempuan yang akan dinikahkan. Sedangkan wali hakim adalah wali yang diangkat untuk menikahkan perempuan yang tidak memiliki atau karena sesuatu hal tidak mempunyai wali nasab.

7

c. Saksi yaitu dua orang laki-laki dewasa yang menjadi saksi atas terjadinya suatu pernikahan untuk menguatkan akad nikah yang terjadi dan menjadi saksi keabsahan keturunan yang lahir dari pernikahan tersebut. d. Mahar yaitu pemberian dari pihak laki-laki kepada perempuan pada saat pernikahan. Jumlah dan jenis mahar tidak ditentukan oleh ajaran islam, tetapi dianjurkan disesuaikan dengan kemampuan laki-laki. e. Ijab dan qabul, ijab adalah ucapan penyerahan dari wali perempuan kepada pihak laki-laki. Sedangkan qabul adaalah ucapan penerimaan pihak laki-laki atas penyerahan perempuan dari walinya. Contoh ucapan ijab qabul, adalah :  Wali : Aku nikahkan engkau dengan anakku (disebut nama pengantin perempuan) dengan mas kawin (sebut, jenis dan jumlah) tunai.  Qabul dari penganten laki-laki : Aku terima nikahnya (sebut nama perempuan) dengan mas kawin (sebut, jenis, dan jumlah) tunai. 1.6.2. Tidak sahnya ijab dan qabul Ijab

dan

qabul

tidak

sah

apabila

tidak

memenuhi

syarat-syarat berikut : a. Ijab dan qabul itu dilafalkan oleh orang yang balig dan berakal. b. Ijab dan qabul harus dilafalkan pada satu majelis c. Qabul tidak berbeda dengan ijab kecuali dalam hal-hal yang sifatnya lebih baik atau lebih sempurna d. Orang yang mengungkapkan ijab tidak mencabut ijabnya atau tidak menunjukan sikap berpaling dari suasana ijab sebelum qabul diucapkan e. Kedua belah pihak mendengar ijab dan qabul itu secara jelas dan memahami maksudnya dengan baik. f. Ijab dan qabul bersifat tuntas atau tidak dikaitkan dengan syarat lainya yang dapat membatalkan akad nikah.

8

1.7. Pembinaan Keluarga 1.7.1. Membina Kasih Sayang Kasih keluarga

sayang sakinah.

saling

Membina

mengenal

sehingga yang

merupakan

dan

Kasih

terasakan

Dengan

sayang

sayang

terciptanya

dimulai

masing-masing

keduanya komunikasi

pihak

harus

Keinginan-keinginan

masing-masing diantara

dengan

diantara

mengembangkan

keduanya.

demikian,

bagi

memahami

dapat

oleh

harapan-harapan

kasih

saling

keduanya

baik.

prasyarat

pihak

mereka

dan

dapat

dapat

dapat

dipahami.

saling

memberi

dan menerima. Peran sangat

komunikasi

menentukan

dasarnya semua

harus itu,

berbagai

suasana

kasih

baik

harus

Kasih

sampai

sayang

sayang

dikatakan.

dengan

kata-kata,

perangai

sehingga

kasih

dan

pada Untuk

dikomunikasikan

tindakan

dapat

kasih

hanya

dalam

maupun

diberikan

bukan

sayang

ungkapan,

pembinaan

keluarga.

dirasakan,

isyarat-isyarat, yang

dalam

atau sayang

benar-benar

dirasakan

oleh masing-masing. 1.7.2. Merawat dan Mendidik Anak Keluarga

akan

akan

menghuni

masa

yang

diberikan

yang amanat

Allah

melahirkan

keturunan,

depan

yaitu

kehidupan.

kepada

suami

anak-anak

Anak

istri

atau

adalah ayah

ibunya. Merawat

dan

ibu

bapaknya

dimulai

saat

dalam

untuk

Halal

adalah

sejak

kandungan,

merawat

memberikan

mendidik

dalam

ibu

dan

makanan

anak

konsumsi

halal

ruhaniyah

9

kandungan

dan

mendidik yang

merupakan

ibunya.

bapaknya anaknya

dan

baik

yang

kewajiban Pada

berkewajiban dengan

kepada

dapat

cara ibunya.

membentuk

karakter yang

dan

baik

tabiat

atau

anak

bergizi

yang

akan

akan

dilahirkan.

membentuk

fisik

Makanan

anak

menjadi

sehat dan kuat. Selama dilakukan

dalam dengan

tenang,tentram disertai

kandungan, cara

pendidikan

menciptakan

,damai

dan

religius.

do’a

akan

melahirkan

dengan

dapat

suasana

Suasana

yang

damai

yng

yang

baik

suasana

bagi perkembangan bayi dalam kandungan ibu. Ketika

anak

dengan

ucapan

pertama

yang

itu

lahir,

thayibah. masuk

disunatkan

Kalimat

ini

dalam

telinga

ke

untuk

diazani

menjaadi

suara

anak

sehingga

diharapkan suatu hari anak akan merindukannya. Nabi diberi

mengajarkan

nama

yang

agar

baik

dan

menyembelih

dua

ekor

satu

anak

perempuan.

untuk

kepada

anak

yang

pada

disembelihkan

kambing

baru

hari

untuk

anak

aqiaqhnya,

yaitu

anak

Memberikan

lahir

ketujuh,

laki-laki

dan

yang

baik

nama

merupakan

tanggung

jawab

sekaligus pendidikan orang tuanya. Islam sampai

menganjurkan

maksimal

pada

dasarnya

usia

agar

dua

bentuk

banyi

tahun.

disusui

Proses

komunikasi

ibunya

pemberian

seorang

ibu

ASI

terhadap

anaknya yang didasarkan atas rasa kasih sayang. Pada

usia

balita

dapat

membersihkan

islam.

Usia

orang

tuanya

sepuluh tidak

tujuh

tubuhnya tahun

dapat

tahun

melaksanakannya, balita

mendidik

mereka

anak

bisa

dikhitan

benar

dapat Anak

merupakan dengan

tua

yang

masa

dia ajaran

shalat

dan

sudah

berusia

dan

apabila

memberi

sanksi.

shalat

dapat

agar

menurut

melakukan

melaksanakan

orang

10

anak

secara

menyuruhnya.

harus

Masa-masa

sebaiknya

yang

menanamkan

baik

untuk nilai-nilai

mendasar,

yaitu

menanamkan

aqidah,

mengajarkan

shalat,

mengajarkan wudu, dan membersihkan diri dari najis.

1.8. Ketentuan Hukum Pernikahan di Indonesia 1.8.1. Kompilasi Hukum Islam Tentang Hukum Pernikahan Kompilasi Presiden

hokum

Republik

islam

Indonesia

terdapat

Nomor

1

dalam

Tahun

intruksi

1991.

Hukum

pernikahan terdapat dalam Buku 1 kompilasi Hukum islam. a. Pernikahan menurut kompilasi hukum islam Pernikahan sangat

menurut

kuat

perintah

atau

Allah

ibadah.

tangga

seperti

yang

islam

mi’saqan

Swt.

sakinah,

terdapat

dalam

akad

untuk

melaksanakannya

bertujuan

yang

adalah

galizan

dan

Pernikahan

rumah

hokum

mentaati merupakan

mewujudkan mawaddah,

pasal

3

yang

kehidupan

dan

warahmah,

Kompilasi

Hukum

Islam. Pernikahan pernikahan dengan

yang

yang

pasal

sah

menurut

pasal

dilakukan

menurut

ayat

Undang-Undang

2

(1)

hokum

4,

yaitu

islam

sesuai

No.

1

Tahun

1974 tentang pernikahan. b. Kewajiban pencatatan pernikahan Undang-Undang menegaskan

bahwa

perundang-undangan

No.

1

setiap yng

Tahun

1974,

perkawinan berlaku.

Pasal dicatat

2

ayat

2

menurut

Dalam

kompilasi

bagi

masyarakat

hukum Islam dijelaskan sebagai berikut. 1.

Agar

terjamin

ketertiban

pernikahan

Islam, setiap pernikahan harus dicatat.

11

2.

Pencatatan

pernikahan

pegawai

pencatat

Undang-Undang

tersebut,

nikah

No.

dilakukan

oleh

diatur

dalam

sebagaimana

22

Tahun

1946

dan

Undang-

tersebut,

setiap

Undang No. 32 Tahun 1945. 3.

Untuk

memenuhi

pernikahan

harus

ketentuan

dilangsungkan

di

hadapan

dan

di

bawah pengawasan pegawai pencatat nikah. 4.

Pernikahan

yang

pegawai

dilakukan

pencatat

di

pernikahan

luar

pengawasan

tidak

mempunyai

kekuatan hokum. 5.

Pernikahan

hanya

dapat

dibuktikan

dengan

akta

nikah

yang dibuat oleh pegawai pencatat nikah. 1.8.2. Pernikahan Menurut UU No. 1 Tahun 1974 Untuk Tahun

1974

peraturan dan 1975

memperjelas tentang

pemerintah

Surat

Pernikahan,

No.

Keputusan

tentang

Undang-Undang

9

kewajiban

pemerintah

Tahun

Menteri

1975

Agama

pegawai

Nomor

1

mengeluarkan

tentang

pernikahan

3

4

No.

pencatat

dan

nikah

Tahun

dan

tata

kerja pengadilan agama. Dalam Pernikahan dan

ialah

wanita

keluarga

Undang-Undang ikatan

sebagai

yang

tersebut

lahir

suami

dan istri

bahagia

dan

sah

jika

dijelaskan

batin dengan

kekal

antara

bahwa

seorang

pria

tujuan

membentuk

berdasarkan

Ketuhanan

Yang Maha Esa. Pernikahan masing-masing pernikahan kekal.

adalah

Untuk

melengkapi

agama

itu, agar

dilakukan

dan

membentuk suami dapat

istri

menurut

kepercayaannya. keluarga perlu

yang

saling

mengembangkan

sehingga mencapai kesejahteraan spiritual dan material.

12

hokum Tujuan

bahagiia

dan

membantu

dan

kepribadiannya

1.8.3. Peran Pengadilan Agama Undang-Undang menyatakan depan

bahwa

sidang

bersangkutan

No.

1

Tahun

perceraian

hanya

pengadilan,

berusaha

1974

dapat

setelah

dan

pasal

tidak

39

ayat

dilakukan

pengadilan berhasil

1 di

yang

mendamaikan

kedua belah pihak. Adapun

menurut

49

pengadilan

pasal

memeriksa, perkara

Undang-Undang agama

tingkat

7

bertugas

memutuskan,dan di

No.

tahun

dan

berwenag

menyelesaikan

pertama

antara

1989,

perkara-

orang-orang

yang

beragama Islam dalam bidang: a. Pernikahan b. kewarisan,

wasiat,

hibah

yang

dilakukan

berdasarkan

hokum Islam c. wakaf dan sedekah.

1.9. Beberapa Jenis Pernikahan yang Menyeleweng di Indonesia 1.9.1. Poligami Suatu dari

satu

tersebut

pernikahan istri

dimana

sang

dan

tidak

lebih

dari

disunahkan

oleh

rasul

bagi

suami empat yang

menikahi orang

lebih

istri.

Hal

mampu

dengan

ada

maksud

syarat harus adil terthadap istri-istrinya. 1.9.2. Kawin Kontrak Suatu tertentu

atau

pernikahan ada

yang

perjanjian

di

didalamnya antara

menikah. Pernikahan ini tidak sah dimata Allah.

13

pasangan

yang

akan

1.9.3. Nikah Sirih Suatu saja

pernikahan tnapa

yang

adanya

hanya

ketentuan

berdasarkan

hukum.

Hal

ini

ketentuan

agama

menurut

agama

sah tapi menurut hukum tidak sah.

1.10. Thalak dan Iddah, Rujuk 1.10.1. Pengertian dan Hukum Thalak Talak kepda

adalah

istrinya

mengatakan:

melepaskan

dengan

“Saya

ikatan

lafaz

thalak

nikah

tertentu,

engkau”,

dengan

dari

suami

misalnya

suami

ucapan

tersebut

lepaslah ikatan pernikahan dan terjadilah perceraian. Thalak jika

cara

ditemukan. sangat

adalah lain

akhir

untuk

Thalak

berat,

jalan

yang

mencapai

halal

terutama

ditempuh

kebaikan

hukumnya, jika

bersama

tetapi

pasangan

itu

suami

istri, tidak

konsekuensinya telah

memiliki

keturunan, karena itu, walaupun halal, Allah membencinya.

“Dari barang (HR.

ibnu

Umar

yang Abu

RA,

halal

Daud,

ia

tetapi Ibn

berkata: dibenci

Majah,

Rasulullah Allah

disahkan

bersabda:

adalah Hakim

thalak”. dan

Abu

Hatim menguatkan mursalnya) 1.10.2. Macam-macam Thalak a. Thalak Sunni dan Thalak Bidh’i Thalak ketika

istyrinya

sunni

adalah

sedang

suci,

14

thalak

yang

tidak

sedang

dijatuhkan haid

atau

suami tidak

dicampuri.

Sedangkan

dijatuhkan

suami

thalak

ketika

bidh’I

istrinya

adalah

sedang

thalk

yang

atau

telah

haid,

dicampuri. Thalak bidh’I hukumnya haram. b. Thalak Sarih dan Thalak Kinayah Thalak

Sarih

dengan

menggunakan

sarah

(lepas).

dinyatakan

sah.

jelas

namun

yang

bernada

bernada

adalah kata

thalak thalak

Dengan Thalak

(cerai),

kinayah

firak

lagi

dibarengi

dan

niat,

(pisah),

ucapan

thalak.

menyuruh

memerlukann

suami

kata-kata

adalah

kepada

mengusir,

mengucapkannya

diucapkan

menggunakan

mengarah

tidak

yang

atau

tersebut

yang

tidak

Misalnya,

ucapan

pulang,

atau

yang

sejenisnya.

Jika

suami

maka

thalaknya

jatuh.

Nabi bersabda:

“Dari tiga

abu

Hurairah,

perkara

main-main

yang

pun

(HR.Imam

berkata:

apabila

tetap

empat,

ia

jadi,

Rasulullah

disungguhkan yaitu

kecuali

nikah,

Nasai

bersabda: jadi

thalak

dan

dan dan

Ada bila

rujuk”.

disahkan

oleh

Hakim) c. Thalak Raj’I dan Thalak Bain Thalak oleh

bekas

raj’I

adalah

suaminya

thalak tanpa

yang

bisa

memerlukan

dirujuk

kembali

nikah

kembali.

Hal ini berupa thalak satu dan thalak tiga yang dijatuhkan

15

oleh

suami

suami

kepada

tidak

dengan

istri.

boleh

Thalak

merujuk

persyaratan

bain

adalah

kembali

tertentu.

Thalak

bekas bain

thalak

dimana

istrinya,

kecuali

terdiri

atas

thalak

bain sugra dan thalak bain kubra. Thalak

bain

istri

yang

belum

ini

suami

tidak

kecuali

sugra

adalah

dicampuri

dengan

thalak

dan

dijatuhkan

thalak

boleh

merujuk

pernikahan

baru

tebus.

kembali baik

Pada

bekas

pada

kepada thalak istrinya,

masa

iddah

tiga

dimana

bekas

mengawini

kembali

bekas

maupun sesudahnya. Thalak suami

tidak

istrinya, lain

bain

kubra

boleh

kecuali dan

merujuk

bekas telah

menceraikannya,

adalah

thalak

atau

istrinya

itu

dicampuri.

maka

bekas

dinikahi

oleh

Jika

suami

laki-laki

suaminya

itu

pertama

boleh

yang

menikahinya kembali, sebagaimana firman Allah:

“Kemudian kedua),

jika

maka ia

kawin

suami

yang

lain

bagi

keduanya kembali

menjalankan

menthalaknya

perempuan

hingga

kawin

suami

dengan itu

suami

tidak

suami

16

lagi

lain. maka

pertama

keduanya

hukum-hukum

halal

yang

menceraikannya,

(bekas jika

itu

(sesudah

tidak

dan

Itulah

baginya

Kemudian

berpendapat

Allah.

thalak

ada

jika dosa

istri)

untuk

akan

dapat

hukum-hukum

Allah,

diterangkan-Nya

kepada

kamu

yang

mengetahui”.

(QS.Al-Baqarah,2:230) 1.10.3. Pengertian Iddah dan Lamanya Masa Iddah Iddah dithalak

adalah

oleh

masa

suaminya

menunggu

sampai

ia

bagi

wanita

yang

dapat

menikah

kembali

haid

secara

normal,

dengan laki-laki lain Lamanya masa iddah bagi perempuan: a. Perempuan

yang

mengalami

iddahnya tiga kali suci.

“Wanita-wanita

yang

dithalak

hendaknya

menahan

diri

(menunggu) tiga kali quru (suci)…”. (QS.Al-Baqarah, 2:228)

b. Perempuan (menopouse)

yang

tidak

atau

belum

lagi

mengalami

mengalaminya

sama

haid sekali,

iddahnya tiga bulan

“Dan

perempuan

yang

perempuan-perempuan masa

iddahnya),

dan

begitu

jika

maka

pula

putus

asa kamu

iddah

perempuan

(QS.Ath-Thalaq, 65:4)

17

dari

mereka yang

haid

di

ragu-ragu adalah tidak

antara (tentang

tiga

bulan,

haid…

.

c. Perempuan

yang

ditinggal

mati

suaminya,

iddahnya

empat bulan sepuluh hari.

“Dan

orang

yang

meninggal

meninggalkan

istri-istri

menangguhkan

dirinya

dunia

diantaramu

(hendaklah (beriddah)

para

empat

dengan

istri bulan

itu) sepuluh

hari.. (QS.Al-Baqarah,2:234) d. Perempuan

yang

sedang

hamil,

iddahnya

sampai

melahirkan.

“…Dan

perempuan

yang

ialah

sampai

mereka

hamil,

waktu

iddah

melahirkan

mereka

itu

kandungannya”.

(QS.Ath-Thalaq,65:4)

1.10.4. Rujuk Rujuk

ialah

mengembalikan

istri

yang

telah

dithalak

pada pernikahan yang asal sebelum diceraikan. Hukum rujuk: 1.

Wajib Terhadap

suami

sebelum

dia

yang

sempurnakan

terhadap istri yang dithalak. 2.

menalak

Haram Apabila rujuknya menyakiti si istri.

18

seorang

pembagian

istrinya waktunya

3.

Makruh Kalau

perceraian

itu

lebih

baik

dan

berfaedah

bagi

keduanya (suami istri) 4.

Jaiz (boleh) Jaiz adalah hukum rujuk yang asli.

5.

Sunah Jika

maksud

suami

adalah

untuk

memperbaiki

keadaan

istrinya. Rukun Rujuk: 1.

Istri Keadaan istri disyaratkan: a.

Sudah

dicampuri,

dicampuri antara

apabila

keduanya,

karena

istri

dithalak,

terus

si

istri

tidak

yang

belum

putus

pertalian

mempunyai

iddah

sebagaimana yang telah dijelaskan. b.

Istri

yang

tertentu,

jika

istrinya,kemudian

ia

dengan

ditentukan

tidak

rujuk

suami

menalak

beberapa

kepada

salah

satu

istri

siapa

yang

dirujukkan,

maka rujuknya tidak sah.

2.

c.

Thalaknya adalah thalak raj’i.

d.

Rujuk itu terjadi sewaktu istri dalam iddah.

Suami Rujuk

ini

dilakukan

oleh

suami

atas

kehendaknya

sendiri, artinya bukan dipoaksa. 3.

Saksi Daalam saksi

hal itu

ini wajib

para

ulama

menjadi

19

berselisih

rukun

atau

paham, sunah.

apakah Sebagian

mengatakan

wajib,

sedangkan

yang

lain

tidak

wajib,

melainkan hanya sunah. 4.

Sigat (lafaz) Sigat ada 2 yaitu: a.

Terang-terangan, kembali

misalnya

kepada

istri

dikatakan,

“saya

atau

rujuk

saya”,

“saya

kepadamu”. b.

Melalui atau

sindiran,misalnya,

“saya

dengan

kawin

kalimat

“saya

engkau”,

yang

pegang

dan

boleh

engkau”,

sebagainya,

dipakai

yaitu

untuk

rujuk

dibendung

oleh

Adapun,

yang

atau lainnya.

1.11. Hikmah Pernikahan 1.11.1. Menyalurkan naluri seksual secara sah dan benar. Secara setiap

alami,

naluri

yang

manusiadewasa

adalah

naluri

membadakan naluri

seksual.

manusia

dengan

adalah

melalui

pernikahan.

yang

diriwayatkan

seksual

bersabda

sulit

sebagaimana

hewan

dalam

penyaluran

Rasulullah

saw.

oleh

muslim,

seorang

wanita,

Abu Dawud, dan At-Tirmidzi sebagai berikut:

“…Apabila maka

seorang

datangilah

laki-laki

(salurkanlah

tergoda kepada)

oleh

istrinya,

karena

hal

anak

dan

itu akan dapat menentramkan jiwanya”. 1.11.2. Cara

paling

baik

untuk

mengembangkan keturunan secara sah

20

mendapatkan

Dalam

kaitan

sebagaimana “Nikahilah

yang wanita

banyak,

karena

memiliki

umat

ini,

Rasulullah

diriwayatkan yang

bisa

saya yang

oleh

akan

saw. Ahmad

memberikan bangga

banyak

bersabda bin

keturunan

sebagai

dibanding

Hanbal, yang

nabi

nabi-nabi

yang lain

di

akhirat kelak” 1.11.3. Menyalurkan naluri kebapaan atau keibuan. Naluri aanak-anak akan

ini

berkembangsecara

sampai

merasa

masa

bertahap,

dewasa.

sempurna

bila

tanggung

jawab

sejak

Seorang

tidak

masa

manusia

menyalurkan

tidak naluri

tersebut. 1.11.4. Memupuk dan kuat

rasa

mendidik bgi

anak,

sehingga

seseorang

dalam

rangka

memberikan

untuk

memelihara

motivasi

membahagiakan

yang

orang-orang

yang menjadi tanggung jawabnya. 1.11.5. Membagi

rasa

tanggung

jawab

antara

suami

dan

istri

yang

selama ini dipikul masing-masing pihak. 1.11.6. Menyatukan hubungan

keluarga

masing-masing

silaturahmi

semakin

kuat

pihak,

sehingga

dan

terbentuk

keluarga baru yang lebih banyak. 1.11.7. Memperpanjang usia. 1.11.8. Hasil

penelitian

dilakukan 1958

masalah-masalah

Perserikatan

bangsa-Bangsa

menunjukkan

mempunyai

kependudukan

bahwa

kemungkinan

lebih

(PBB)

pasangan panjang

orang-orang yang tidak menikah selama hidupnya.

21

yang

pada

tahun

suami

istri

umurnya

daripada

BAB II PENUTUP

2.1.

Kesimpulan Dalam tersendiri, hadist.

agama hukum

Selain

pernikahan

Islam

pernikahan

tersebut sebagai

juga

di

keibuan.

Namun,

dibolehkan

dalam

dari

hal

seks

naluri

penyelewengan tersebut

hukum-hukum

al-Qur’an

naluri

penyaluran

ada islam,

dasarkan

penyaluran

sebagai

memiliki

dan

yang

sah,

kebapaan

dan

pernikahan

dibolehkan

al-

jika

yang memenuhi

syarat-syarat yang telah ditentukan.

2.2.

Saran Bagi

seorang

menikah

dan

sudah

mencari

seorang

istri

laki-laki mampu dan

yang baik

segera

fitnah dan zina.

22

sudah lahir

berkeinginan

maupun

menikahinya,

batin

agar

untuk sebaiknya

tidak

terjadi

DAFTAR PUSTAKA

Rasjid, H. Sulaeman. Fikih Islam. Sinar Baru : 2002 : Bandung Ilmy

Bachrul.

Pendidikan

Agama

Islam.

Grafindo

Mesia

Pratama

:

2007: Bandung Suryana,

Toto

dkk.

Pendidikan

Agama

Tiga Mutiara : 2006

23

Islam

Untuk

Perguruan

Tinggi.