LANDASAN TEORI

120 downloads 194 Views 409KB Size Report
Bagan 2.1 (Klasifikasi kelas kata dalam bahasa Jepang. (Murakami dalam ..... Cetakan makalah itu banyak salah huruf ya, periksalah dengan baik lho!
7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jenis – jenis kata dalam bahasa Jepang. Jenis kata dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah hinshi (品詞) . Berdasarkan pengembangannya pengklasifikasian jenis kata bahasa Jepang mengalami beberapa perubahan. Sehubungan dengan hal tersebut Yasuo (dalam Sudjianto 1985:543-546) menyatakan bahwa pengklasifikasian jenis kata dalam gramatika bahasa Jepang berdasarkan para pakarnya diklasifikasikan dalam lima kelompok gramatika yaitu : 1. Otsuki bunpoo(Otsuki Fumihiko, 1847 – 1928) Dalam Otsuki bunpoo, jenis kata yang dikelompokan tidak diketahui secara jelas jumlahnya. 2. Yamada Bunpoo (Yamada Yashio, 1873 – 1958) Yamada yashio mengklasifikasikan jenis kata ke dalam 14 jenis meliputi Meishi, Daimeishi, Sushi, Dooshi, Keiyooshi, Sonzaishi, Keishiki Dooshi, KEishiki Keiyooshi, Jotai fukushi, Teido Fukushi, Chinjitsu FUkutsu, Setsuzoku Fukushi, Kandooshi dan Joshi. Pengklasifikasian dari Yamada Yoshio lebih menitik beratkan pada fukushi „kata keterangan‟ secara detail. 3. Matsushita Bunpoo(Takieda Mitoki, 1900 – 1967) Matsushita mengklasifikasikan jenis kata ke dalam 6 jenis, meliputi Meishi, Dooshi, Rentaishi, Kandooshi, Fukushi, dan Fukumeishi.

8

4. Takieda Bunpoo (Takieda Mitoki, 1900-1967) Takieda mitoki mengklasifikasikan jenis kata ke dalam 10 jenis, meliputi Dooshi, Keiyooshi, Keiyooshi meishi, Fukushi, Rentaishi, Setsuzokushi, Kandoshi, Jodoshi, dan Joshi 5. Hashimoto Bunpoo ( Hashimoto Shinkichi, 1982 – 1945) Hashimoto shinkichi mengklasifikasikan jenis kata ke dalam 9 jenis, meliputi Dooshi, Keiyooshi, Meishi¸(didalamnya termasuk Daimeishi dan Sushi), Fukushi, Rentaishi, Setsuzokushi, Kandooshi, Jodooshi dan Joshi Masih dalam sumber yang sama disebutkan bahwa dari pengklasifikasian bahasa Jepang yang diuraikan di atas, hanya Hashimoto Bunpoolah yang digunakan sebagai acuan untuk Gramatika Bahasa Jepang yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Jepang. Gramatika inilah yang diperkenalkan dan diajarkan kepada para siswa di sekolah – sekolah Jepang sampai sekarang. Pengklasidikasian kata dalam bahasa Jepang berdasarkan Hashimoto Bunpoo terdiri dari sembilan jenis kata namun Tomita mengklasifikasikan jenis kata menjadi 10 jenis meliputi dooshi, keiyooshi, keiyoodooshi, meishi, fukushi, rentaishi, setsuzokushi, kandooshi, jodooshi, dan jooshi. Sebenarnya letak perbedaan hanya dimana Tomita membagi keiyooshi menjadi dua jenis yaitu keiyooshi (i-keiyooshi) dan keiyoodoshi (na-keiyooshi).

9

Kelas kata dalam Gramatika Bahasa Jepang dooshi

menjadi predikat

keiyoushi

yoogen

mengenal konjugasi/deklinasi keiyoodooshi jiritsugo menjadi subjaek

meishi

taigen

tidak mengenal konjugasi/deklinasi

menerangkan yoogen

fukushi

menerangkan taigen

rentaishi

menjadi penyambung

setsuzokushi

tidak menjadi penyambung

kandooshi

menjadi keterangan

tidak menjadi subjek

tango

tidak menjadi keterangan

fuzokugo

mengenal konjugasi/deklinasi

jodooshi

tidak mengenal konjugasi/deklinasi

joshi

Bagan 2.1 (Klasifikasi kelas kata dalam bahasa Jepang (Murakami dalam Sudjianto dan Ahmad:2004:147)

Dari Bagan 2.1 dapat di ketahui kata dalam bahasa Jepang dibagi menjadi dua bagian besar yakni jiritsugo dan fukuzokugo. Jiritsugo adalah tango yang dapat berdiri sendiri dan dapat menunjukkan arti tertentu. Yang termasuk jiritsugo adalah dooshi, i-keiyooshi, na-keiyooshi, meishi, rentaishi, fukushi, setsuzokushi, dan kandooshi. Sedangkan fukuzokugo adalah tango yang tidak

10

dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki arti tertentu jika tidak digabungkan dengan kata yang mengikutinya. yang termasuk kelompok fukuzokugo adalah. joshi dan jodooshi.

2.2 Joshi 2.2.1 Pengertian Joshi Joshi atau partikel adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan ; arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam suatu kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan. Dalam Renariah (2005:13) dinyatakan bahwa : ”Joshi termasuk morfem terikat karena joshi hanya dapat mempunyai arti bila bergabung dengan morfem lain, morfem lain itu harus bermorfem bebas”. Atau lebih lanjut dapat dikatakan bahwa joshi adalah satuan gramatik yang membentuk komplemen atau topik yang menigikuti nomina dan merupakan suatu yang berfungsi menghubungkan kata.” Lebih lanjut Hirai (1982 :161) dalam (Sudjianto dan Ahmad) menyatakan definisi joshi sebagai : ”...kelas kata yang termasuk fukuzokugo yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. kelas kata joshi tidak mengalami perubahan bentuknya.” Sedangkan Sudjianto dan Ahmad ( tahun :181) menyatakan bahwa : ”Joshi akan menunjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk sebuah bunsetsu atau sebuah bun. kelas kata yang dapat disisipi joshi antara lain meishi, dooshi, i-keiyooshi, na-keiyooshi, joshi, dan sebagainya.”

11

Dari beberapa pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa joshi adalah, morfem terikat yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti jika tidak diikuti dengan kalimat atau kata yang mengikutinya.

2.2.2 Jenis dan Fungsi Joshi Tomita (1995:28) mengklasifikasikan kata bantu ke dalam empat kelompok yaitu Kakujoshi, Fukujoshi, Setsuzokujoshi, dan Shuujoshi Lebih lanjut Ahmad dan Sudjianto (2004:181) menjelaskan bahwa Joshi dapat di bagi menjadi empat macam sebagai berikut : a. 格助詞 (Kakujoshi) yaitu partikel yang tidak mengalami perubahan, dan menunjukkan hubungan makna dalam sebuah kalimat.

Joshi yang

termasuk kakujoshi pada umunya dipakai setelah nomina untuk menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ga,no, o, ni, e, to, yori, kara, de, dan ya b. 副 助 詞 (Fukujoshi) yaitu partikel yang secara keseluruhan berfungsi layaknya seperti kata keterangan atau adverbia yang muncul dibelakang kakujoshi, kata keterangan (adverb) maupun kata benda. Joshi yang termasuk fukujoshi dipakai seltelah berbagai macam kata. seperti kelas kata fukushi, fukujoshi dan berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya. joshi yang termasuk kelompok ini misalnya wa, mo, koso, sae, demo, shika, made, bakari, dake, hodo, kurai (gurai), nado, nari, yara, ka, dan zutsu.

12

c. 接続詞

(Setsuzokushi) setsuzokushi dipakai setelah yoogen (dooshi, i-

keiyooshi, na-keiyooshi) atau setelah jodooshi untuk melanjutkan kata – kata yang ada sebelumnya terhadap kata – kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ba, to keredo, keredomo, ga, kara, shi, temo(demo),te(de),nagara,tari(dari),noni, dan node. d. 終助詞 (Shuujoshi)

yaitu partikel yang ditambahkan di akhir sebuah

kalimat atau paragraf, dapat menambahkan makna berupa pertanyaan, larangan, maupun kesan. Joshi yang termasuk shuujoshi pada umunya dipakai selteah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya. joshi yang termasuk kelompok ini misalnya, ka, kashira, na, naa, zo, tomo, yo, ne, wa, no dan sa

2.3 Joshi No Dalam Sugihartono (2001:37) disebutkan bahwa joshi no fungsi dasarnya menghubungkan nomina dengan nomina tetapi dalam sebuah kalimat bisa memiliki banyak fungsi dan arti tergantung intonasi pengucapannya.” Dalam sumber yang sama Sugihartono mengklasifikasikan fungsi partikel No sebagai berikut : a. Menggabungkan dua nomina yang menunjukkan kepemilikan, bagian depan partikel merupakan pemilik benda yang berada sesudah partikel. Contoh :

13

(5) これは私の本ですね。 Kore wa watashi no hon desune Ini / buku milik saya ya! これは小室さんのかばんです。

(6)

Kore wa Komuro san no kaban desu Ini / tas mulik Sdr/i Komuro これは久保先生の本です。

(7)

Kore wa kubo sensei no hon desu Ini / buku milik Kubo sensei b. Menunjukkan sifat atau keanggotaan suatu hal, yang bagian belakan merupakan penjelasan apabila kita berfikir dengan kaidah bahasa Indonesia, bahasa Jepang berlaku hukum (M-D) tetapi apabila berfikir dengan kaidah bahasa Jepang tetap menganggap bahwa bagian belakang merupakan penjelas dari kata yang ada di depan. contoh : (8)

この二人が私の家内と娘です

Kono futari ga watashi no kanao to musume desu Dua orang ini Istri dan anak perempuan saya (9)

ここは英語の専門学校です

Koko wa eigo no senmongakkou desu Ini adalah sekolah kejuruan bahasa Inggris

14

c. Menunjukan tempat keberadaan Contoh : (10) 山の上にあるホテルです Yama no ue ni aru hoteru desu Hotel yang berada di atas gunung (11)

大学の横のレストランです

Daigaku no yoko no resutoran desu Restoran yang ada di dekat universitas (12)

これは家の前にある木と同じ種類じゃないか

Kore wa ie no mae ni aru ki to onaji shurui janai ka Apakah ini bukan sejenis pohon yang ada di depan rumah (kita) ya? d. Menunjukkan posisi yang sama Contoh : (13)

友達の山田さん

Tomodachi no yamada san Sdr. Yamada, Teman (saya) (14) あの方はノーベル小候補の福田教授です。 Ano kata wa noberu shoo kooho no fukuda kyouju desu Orang itu adalah Prof, Fukuda yang memperoleh hadiah Nobel. (15) これは恋人のゆう子ちゃんからの手紙です Kore wa koibito no yuuko chan kara no tegami desu Ini adalah surat dari kekasih yang namanya Yuko

15

e. Menghubungkan nomina dengan verba atau adjektiva, yang menyatakan bahwa nomina tersebut berfungsi sebagai keterangan. Hal ini seperti fungsi partikel Ga Contoh : (16)

授業の始まるベルが鳴っていた

Jugyou no hajimariu beru ga natteita Telah berbunyi bel mulai pelajaran (17) 母の作ってくれたお菓子です Haha no tsukutte kureta okashi desu. Kue pemberian buatan ibu. (18) 意味のよくわからないところがあるから質問したいです Imi no yoku wakaranai tokoroga aru kara shitsumon shitai desu. Saya ingin bertanya karena ada bagian yang tidak dimengerti artinya. f. Menunjukkan perasaan pembicara (biasanya wanita) yang diletakkan di akhir kalimat terkadang dengan noyo tetapi untuk mempertegas arti kalimat lebih digunakan No Contoh : (19) 私今日は行かないつもりの Watashi kyou wa ikanai tsumori no Saya bermaksud tak akan pergi hari ini (20) 今日は疲れて、何もしたくないの Kyou wa tsukarete, nani mo shitakunai no

16

Saya hari ini tak ingin melakukan apapun karena kelelahan (21) 今お腹がいっぱいなので、何も食べたくないの Ima onaka ga ippai nanode, nani mo tabetakunai no Saya sekarang masih kenyang, tak ingin makan sesuatu apapun (22) あなたに差し上げたいものがあるの。学校の帰りに家へ 寄ってくださいませんか Anata ni sashiagetai mono ga aru no. gakkou no kaeri ni ie he yotte kudasaimasenka Ada seseuatu yang ingin saya berikan pada anda, bersediakah mampir ke rumah saya sepulang dari sekolah? g. Menunjukkan pertanyaan di letakan di akhir kalimat, untuk itu pada bagian partikel diintonasikan lebih tinggi dan biasanya diucapkan pada orang yang sudah akrab atau dari atasan pada bawahan Contoh : (23) 今頃どこへ行くの? Ima goro doko e iku no? Akan pergi ke mana waktu begini? (24) 来年本当に結婚するの? Rainen hontou ni kekkon suru no? Benarkah tahun depan jadi menikah ? (25) 今日、きれいな洋服を着て何があるの Kyou, kirei na youfuku o kite nani ga aru no?

17

Ada apa hari ini? [anda] memakai pakaian sebagus itu? (26) 大勢人がいるけれど、何かあったんですの Oozei hito ga irukeredo, nanika attandesu no Ada apa ya? kok banyak benar orang? Menunjukkan perintah atau pertanyaan yang bersifat kurang lembut dan intonasi yang naik di bagian akhir kalimat.

Contoh : (27) 子供は外で遊んでいるいればいいの Kodomo wa soto de asondeiru ireba ii no Anak – anak sebaiknya bermainlah di luar (28) 文句を言わないで、いうとおり仕事をするの Monku o iwanaide, iu toori shigoto wo suru no h. Jangan banyak mengeluh!, kerjakan pekerjaan sesuai apa yang telah di katakan! (29) 来なさいと言ったら、すぐにこっちへ来るの Kinasai to ittara, sugu ni kocchi e kuru no Apabila [anda] diminta datang. datang lah ke sini dengan segera (30) まあ、それは話が違うではないの Maa, sore wa hanashi ga chigau dewanai no Wah, apa ceriteranya tidak salah tuh?

18

i. Menunjukkan arti “Hal” atau “Barang” yang merupakan penggabungan dengan verba yang berada sebelum partikel : “Yomu no ==> Yomu no = Hal membaca. Contoh : (31) 寒いから泳ぐのはやめたほうがいいです Samui kara oyogu no wa yameta hou ga ii desu Karena dingin sebaiknya hal berenang dihentikan (32) 外人にとって漢字を覚えるのが難しいです Gaijin ni totte kanji wa oboeru no ga muzukashii desu Bagi orang asing belajar menghafalkan Kanji merupakan hal yang sulit (33) 私の好きなのはショパンなんです Watashi no suki na no wa shopan nandesu. Hal yang saya sukai adalah “Sopan” (34) クラシック音楽を聞くのが好きです Kurashikku ongaku wo kiku no ga suki desu Saya suka mendengarkan musik klasik j. Menunjukkan arti “Untuk” “Karena” biasanya dalam bentuk Noni Contoh : (35) 現在は生活するのに精一杯で、結婚などとても考えられない Genzai wa seikatsu suru noni sei ippai de kekkon nado totemo kangaerarenai

19

Jaman sekarang jangankan memikirkan untuk menikah. berfikir untuk hidup pun harus banting tulang. (36) ロンドンからオックスフォードへ行くのに、バスが一番 便利です。 Rondon kara okkusufoodo e iku noni, basu ga ichiban benri desu. Untuk pergi dari london ke Oxford paling praktis/ gampang naik bus. k. Apabila bermaksud mengubah verba (yang menyatakan arti atau sedang) menjadi nomina bentukan misalnya : Hashiru

走る=Berlari



Hashitteiru 走っている=Sedang

berlari →Hashitteiru no走っているの=Sedang berlarian Dalam terjemahan bahasa Indonesia kalimat seperti di bawah terasa janggal atau arti kalimat berubah dari yang di maksudkan. Di sini diupayakan bisa menjembatani perbedaan itu meskipun terlihat agak janggal contoh : (37) 車が走っているのが見えます Kuruma ga hashitteiru no ga miemasu Mobil yang sedang berlarian lah yang terlihat. atau terlihat mobil yang sedang berlari (38) 隣でピアノを弾いているのが聞こえます。 Tonari de piano o hiiteiru no ga kikoemasu Terdengar orang yang sedang bermain piano di sebelah

20

Ungkapan yang berpola idiomatik untuk mempertegas ungkapan sebelumnya. pola idiomatik tersebut “~No nan no~nai” atau “~no~no~nai” Contoh : (39) 汚いの汚くないの、まったく話にならない Kitanai no kitanakunai no, mattaku hanashi ni naranai Sama sekali tak bisa diceritakan, kotor atau tidaknya (40) ドリアンを食べたの食べないのと言って、一個食べてしま った Dorian o tabeta no tabenai no to itte、ikko tabete shimatta. Saya ragu bisa makan durian atau tidak, tetapi akhirnya satu butir saya habiskan (41) うちを買ったが、その高いのなんのいったらなかった Ie o katta ga, sono takai no nan no to ittara nakatta Saya telah membeli rumah itu karena tidak ada lagi meskipun harganya mahal. (42) A-社のの車売上台数はB社より多かった A sha no kuruma uriagedaisuu B sha yori ookatta Jumlah penjualan mobil perusahaan A lebih banyak dari berusahaan B Menunjukan perintah dengan menekankan nada No di akhir kalimat

21

(43) お薬早く飲むの O kusuri hayaku nomu no Cepatlah minum obat ini (44) あなたのせいよ、文句を言わないの Anata no sei yo, monku wo iwanai no Penyebabnya adalah anda sendiri lho!, jangan protes begitu (45) 本を読むと言ったら早く読むの Apabila

sudah

mengatakan

akan

baca

buku,

segeralah

membacanya (46) バスがもう来たわよ、乗るの、乗るの Bus sudah datang, Naiklah – naiklah Untuk bertanya penegasan, biasanya dalam bentuk no ne, no yo ne di akhir kalimat (47) あのプリントはよく誤字があるのね。よく確かめてよ Ano purinto wa yoku goji ga aru no ne, yoku tashikamete yo Cetakan makalah itu banyak salah huruf ya, periksalah dengan baik lho! (48) あそこに警官がいるのね、何が起きたのよ Asoko ni keikan ga iru no ne, nani ga okita no yo Di sana ada polisi ya!, Ada apa ya? (49) あら、今日は百貨店は休みなのよね Ara,

Kyou wa hyakkaten wa yasumi nano yo ne

22

Oh iya, hari ini departemen store tutup ya?

2.3.1 Joshi No sebagai Kakujoshi l.

Partikel no dapat dipakai untuk menggabungkan dua bah nomina. Nomina yang ada sebelum partikel no menjadi kata keterangan bagi nomina yang ada setelah partikel no. Contoh : (50) 机の上にかばんがある Tsukue no ue ni kaban ga aru ”Di atas meja ada tas” (51) 部屋の中に誰かいますか Heya no naka ni dare ka imasuka “Apakah ada seseorang di dalam kamar?” (52) ここは日本語の専門学校です Koko wa nihongo no senmon gakkou desu “di sini adalah SMK khusus bahasa Jepang”

m. Partikel no dapat dipakai untuk menggabungkan dua bagian kalimat. Bagian kalimat yang ada sebelum partikel no menjadi keterangan bagi bagian kalimat yang ada setelah partikel no. fungsi partikel no ini hamper sama dengan fungsi partikel no pada nomor 1. Namun, partikel no disini dalam pemakaiannya bisa diganti dengan partikel ga Contoh : (53) 歌の上手な人はよこはまさんです。

23

Uta no jyoozuna hito wa Yokohama-san desu ”Tuan Yokohama yang pandai menyanyi” (54) 私の行きたい国はアメリカです Watashi no ikitai kuni wa Amerika desu. “Negara yang ingin saya kunjungi adalah Amerika” n. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan perbandingan seperti pada kalimat berikut (55)

ジャカルタのほうがバンドンより大きいです Jakaruta no hoo ga Bandung yori ookii desu. “Kota Jakarta lebih besar dari kota Bandung”

(56) 感じのほうがひらがなより難しい Kanji no hoo ga hiragana yori muzukashii “Kanji lebih sulit dari pada Hiragana” (57) アミルさんのほうがアリさんより日本語が上手 Amir-san no hoo ga Ali-San yori nihongo ga joozu. “Amir lebih pintar bahasa jepang daripada Ali” o. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan sebab – sebab, alas an, atau tujuan dilakukannya / terjadinya sesuatu. (58)

病気のために会社へ行きませんでした Byooki no tame ni kaisha e ikimasen deshita. “Saya tidak pergi bekerja karena sakit”

(59)

英語の勉強のために学校へ行きました。

24

Eigo no benkyoo no tame ni gakkoo e ikimashita “Saya pergi ke sekolah untuk belajar bahasa Inggris” p. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan benda atau barang yang dimiliki . (60) このカメラはアミルさんのです Kono kamera wa Amir – san no desu “Kamera ini milik amir” (61)

これはあなたのですか kore wa anata no desu ka “Apakah ini (barang) milik anda?”

f.

Partikel no dapat dipakai untuk menggantukan orang atau benda (62) ジャカルタへ行くのはアミルさんだけです Jakaruta e iku no wa Amir – San dake desu “Hanya amir yang akan pergi ke Jakarta”

(63) 高いのも安いのもあります Takai no mo yasui no mo arimasu “baik yang murah ataupun yang mahal pun ada” g.

Partikel no dapat dipakai untuk mengubah verba menjadi nomin (64) 漢字を読むのは難しい Kanji o yomu no wa muzukashii

25

“Membaca kanji itu hal yang sulit” (65) 帰るのはいつですか Kaeru no wa itsu desuka "Kapan pulang (nya)?”

2.3.2 Partikel No sebagai Shuujoshi Berhubungan dengan partikel no Tadasu (1989: 143-144) menyatakan bahwa “selain sebagai kakujoshi, partikel no dipakai juga sebagai shuujoshi”. Dalam hal ini shuujoshi dipakai pada akhir kalimat atau pada akhir bagian-bagian kalimat (bunsetsu) untuk menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, larangan dan sebagainya”. Dalam Bunkachou (1978: 29) disebutkan bahwa shuujoshi adalah partikelpartikel yang dipakai pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan pertanyaan, rasa heran, keragu-raguan, harapan atau rasa haru pembicara seperti partikel ka, na, ne dan sebagainya. Partikel yang termasuk shuujoshi yang sering dipakai dalam pemakaian Bahasa Jepang sehari-hari yakni partikel-partikel ka, kashira, kke,

na/naa,

ne/nee,

no,

sa,

tomo,

wa

ya,

yo,

ze

dan

zo.

Dalam dua defenisi yang telah dikemukakan di atas disebutkan bahwa shuujoshi di antaranya dipakai untuk menyatakan suatu perasaan [kandou] yang dirasakan pembicara pada waktu mengucapkannya. Fungsi shuujoshi seperti ini dimiliki juga oleh kelas kata interjeksi [kandoushi]. Sehingga ada juga yang menyebut shuujoshi ini dengan istilah kandoujoshi.

26

Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan keputusan atau ketegasan pembicara. (66) 彼はとても親切なの Kare wa totemo shinsetsuna no “Dia sangat ramah loh” (67) もういいの Moo ii no “Sudah cukup!” (68) いいえ、違うの Iie, chigau no “Tidak, itu salah”

h. Partikel no pada kalimat di atas, dalam ragam bahasa wanita dapat ditambah dengan partikel yo sehingga menjadi noyo

27

Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan kalimat Tanya (69) どうしたの? Dooshita no? “Kenapa?” (70) どうして食べないの? Dooshite tabenai no? “Kenapa kamu tidak makan?” (71) 何をしているの? Nani o shite iru no? “Sedang berbuat apa?”