MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DAN FAKTOR-FAKTOR ...

67 downloads 304 Views 120KB Size Report
Kata Kunci : Motivasi belajar anak jalanan. PENDAHULUAN. Penulisan makalah ini melatarbelakangi tentang motivasi belajar pada anak jalanan dan faktor- ...
MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Tentang Anak Jalanan di Traffic ligth Pasir Koja Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung)

JURNAL KARYA ILMIAH

Nama : Siti Patimah Nim : 10030021 Email : [email protected]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP SILIWANGI BANDUNG) 2012

ABSTRAK Anak adalah titipan dari sang Maha Pencipta, permata hati orang tua sehingga kasih sayang orang tua ditumpahkan dengan sepenuh hati kepada mereka. Kasih sayang, perhatian, perlindungan, pendidikan, pengarahan, dan pemenuhan kebutuhan seorang anak merupakan tanggung jawab dari orang orang tua. Kebutuhan seorang anak biasanya diberikan secara penuh dari orang tua mereka. Aktifitas anak selalu berada dalam perlindungan orang tua. Tetapi apa kenyataannya, seorang anak harus memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri, bahkan mereka di tuntut untuk memenuhi kebutuhan orang lain dan menjadi anak jalanan. Anak Jalanan di Traffic Ligth Pasir Koja Bandung adalah anak jalanan yang masih duduk dibangku sekolah, anak jalanan yang putus sekolah bahkan tidak sekolah sama sekali. Diantara anak jalanan tersebut, ternyata ada beberapa anak yang masih mempunyai harapan dan keinginan untuk belajar dan bersekolah, tetapi kesempatan dan keadaanlah yang membuat mereka tidak bisa merasakan duduk di bangku sekolah, malah harus berada dijalanan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Namun demikian mereka masih mempunyai motivasi belajar yang tinggi, hal ini terlihat dari waktu luang mereka yang masih menyempatkan diri untuk membaca buku walau hanya sebuah buku cerita/dongeng. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar anak jalanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,serta model pembelajaran yang diinginkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik penelitian menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumetasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak jalanan dengan latar belakang, usia, dan jenis kelamin yang berbeda, memiliki motivasi belajar dan aspirasi yang berbeda pula.

Kata Kunci : Motivasi belajar anak jalanan

PENDAHULUAN Penulisan makalah ini melatarbelakangi tentang motivasi belajar pada anak jalanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dimana anak jalanan adalah merupakan Masalah yang semakin meningkat dari tahun ketahun akibat krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1998, ketika itu runtuhnya kekuasaan orde baru dan sangat berdampak pada kota Bandung yang semakin hari anak jalanan terus meningkat. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi masalah bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun perhatian terhadap nasib anak jalanan tampaknya belum begitu besar dan solutif, padahal mereka adalah saudara kita, mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah. Hak - hak asasi anak terlantar dan anak jalanan pada hakekatnya sama dengan hak - hak asasi manusia pada umumnya, seperti tercantum dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak - hak Anak). Menurut Pendapat Harja Saputra dalam bukunya yang berjudul Perlindungan Khusus anak ( 9 April 2007 ) menyatakan bahwa : Anak perlu

mendapatkan hak - haknya secara normal sebagaimana layaknya, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil righ and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family envionment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, laisure and culture activites), dan perlindungan khusus (special protection). Sedangkan menurut UUD 1945 Pasal 34 ayat (1) disebutkan bahwa “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Didalam Undang – undang Nomor 4 tahun 1979, Bab II Pasal 2 tentang Kesejahteraan Anak dijelaskan juga bahwa : Anak pada dasarnya berhak mendapatkan kesejahteraan, perawatan, pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dalam kehidupan sosial, mendapatkan pemeliharaan dan perlindungan baik sebelum atau sesudah lahir serta mendapatkan perlindungan terhadap lingkungan yang membahayakan atau menghambat pertumbuhan. Sementara itu Kota Bandung yang bersemboyankan dengan kota yang bersih, hijau dan berbunga kini berubah menjadi kota lautan anak jalanan. Hampir disetiap sudut perempatan jalan atau setiap sudut lampu stopan ( Traffic Ligth ) selalu ditemukan begitu banyaknya anak-anak, anak yang semestinya hidup dengan pendidikan yang layak,

kasih sayang yang terpenuhi dari orang tuanya, masa kecil yang sepantasnya dimiliki seorang anak, tapi harus terjun berjuang mengarungi nasibnya menjadi anak yang terlantar dijalanan. Tujuan Penelitian Secara Umum tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tentang motivasi belajar pada anak jalanan di Traffic Ligth Pasir Koja Bandung. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mereka menjadi anak jalanan. 3. Mengetahui pembelajaran model apa yang diinginkan oleh anak – anak jalanan. Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap data yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang dirumuskan diatas yaitu, tentang motivasi belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhi anak jalanan di Wilayah Traffic Light Pasir Koja Bandung. KAJIAN TEORI DAN METODE Konsep Anak Konsep “anak” didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, anak adalah seseorang yang berusia di bawah 21 tahun dan belum menikah. Menurut Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1979 Bab II pasal 2 tentang kesejahteraan anak, dijelaskan bahwa : Anak pada dasarnya berhak mendapatkan kesejahteraan, perawatan, pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dalam kehidupan sosial, mendapatkan pemeliharaan dan perlindungan baik sebelum atau sesudah lahir serta mendapatkan perlindungan terhadap lingkungan yang membahayakan atau menghambat pertumbuhan. Pengertian Anak Jalanan Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya berada dijalanan atau ditempat – tempat umum. Anak jalanan mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : berusia antara 5 sampai dengan 18 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran dijalanan, penampilannya kusam dan pakaiannya tidak terurus tetapi mempunyai mobilitas yang tinggi. Menurut UNICEP ( 1986 ) anak jalanan adalah anak yang berusia 16 tahun yang bekerja di jalan – jalan perkotaan, tanpa perlindungan dan mereka menghabiskan waktu dijalanan. Konsep keluarga Keluarga adalah sejumlah orang yang bertempat tinggal dalam satu atap rumah dan diikat oleh tali pernikahan yang satu dengan lainnya memiliki saling ketergantungan. Secara umum keluarga memiliki fungsi sebagai berikut : Reproduksi, sosialisasi, edukasi, rekreasi, afeksi, proteksi. Pemberdayaan (empowerment) adalah sebuah

konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan Barat utamanya Eropa. Secara umum pemberdayaan keluarga dipahami sebagai usaha menciptakan gabungan dari aspek kekuasaan distributif maupun generatif sehingga keluarga memiliki kemampuan untuk melaksanakan fungsifungsinya. Latar Belakang Anak Jalanan Berkaitan dengan anak jalanan, umumnya mereka berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuat berperilaku negatif. Selain itu ada juga anak jalanan yang ibunya tinggal dikota lain yang berbeda dengan tempat tinggal ayahnya karena pekerjaan, menikah lagi, atau bercerai. Faktor – Faktor penyebab Anak Jalanan Menurut Suyanto, munculnya anak jalanan memiliki penyebab yang tidak tunggal. Munculnya fenomena anak jalanan tersebut disebabkan oleh dua hal yaitu : Problema sosiologis: karena faktor keluarga yang tidak kondusif bagi perkembangan si anak, misalnya orang tua yang kurang perhatian kepada anak-anaknya, tidak ada kasih sayang dalam keluarga, diacuhkan dan banyak tekanan dalam keluarga serta pengaruh teman. Problema ekonomi, karena faktor kemiskinan anak terpaksa memikul beban ekonomi keluarga yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua . Motivasi Belajar Anak Jalanan Pengertian Motivasi Belajar yaitu dorongan atau semangat untuk melakukan kegiatan belajar yang memberikan perubahan tingkah laku pada diri individu demi mencapai tujuan belajarnya. Motivasi belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar sebagai daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar tersebut dapat tercapai. Solusi sosiologis penanganan anak jalanan sebagai sistem Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah Tujuan pendidikan luar sekolah didalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 tahun 1991 BAB II Pasal 12 disebutkan bahwa tujuan pendidikan luar sekolah adalah :

a. Melayani warga masyarakat supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya. b. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan siap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri. Bekerja mencari napkah atau melanjutkan ke tingkat dan / atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. c. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah. Solusi Penanganan anak jalanan sebagai salah Satu sistem Pembelajaran Pendidikan Luar sekolah Wali kota Bandung Dada Rosada bersama Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda meluncurkan program penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) jalanan berbasis kesehatan, pendidikan / seni budaya, hukum, rumah perlindungan anak dan pemberdayaan sosial kemasyarakatan di kantor Sekertariat Lembaga Swadaya Masyarakat Insan Abdi Bangsa Republik Indonesia ( LSM IABRI ) Babakan sari Bandung. Dada rosada mengatakan, bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan maka dari itu semua anak harus sekolah. Setiap orang mempunyai kebutuhan dan masalah, tugas dan fungsi. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumetasi dan catatan lapangan. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi sebagai obyek dalam penelitian ini adalah anak-anak jalanan yang berjumlah 36 orang anak jalanan yang berusia dibawah 14 tahun, dari populasi ini 4 orang dijadikan sampel. Selain itu juga penulis mencari informasi dari Dinas Sosial Kota Bandung dan sumber data lain seperti dokumen, majalah, internet yang relevan dengan penelitian ini Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Traffic Light Pasir Koja Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung. Peneliti memilih tempat dan lokasi penelitian ini didasarkan pada ketertarikan peneliti terhadap anak – anak jalanan didaerah ini yang begitu banyak dan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat atau pemerintah pusat. Banyaknya anak jalanan dibawah umur 14 tahun, bahkan ada anak yang baru berumur 3 tahun sudah turun kejalan menjadi sosok yang sangat menyedihkan, untuk itulah peneliti sangat tertarik meneliti wilayah tersebut.

Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian adalah anak – anak jalanan yang berada di Traffic Light Pasir Koja Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung, yang berusia dibawah 14 tahun. Sumber Data Penelitian Sebagai sumber data untuk melengkapi penelitian ini, peneliti mengambil dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti melalui observasi langsung dan wawancara, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui catatan data dari Dinas Sosial Kota Bandung, Data dari Kecamatan Babakan Ciparay Bandung, buku – buku, majalah, dokumen, dan internet yang relevan dengan penelitian. Langkah – langkah Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pembuatan kisi – kisi Angket 3. Tahap Penyusunan Angket 4. Tahap Pelaksanaan 5. Tahap Keabsahan Data Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data penulis menggunakan tiga cara yaitu: 1. Derajat kepercayaan (kredibility) adalah datadata yang diperoleh disertakan dari hasil wawancara, data dokumentasi, dan hasil observasi secara langsung yang dilakukan peneliti. 2. Keteralihan (tranferability) adalah hasil dari penelitian dapat diberlakukan pada kelompok populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek yang ada dalam penelitian. 3. Ketergantungan (dependability) adalah datadata yang telah diperoleh tetap dianalisis secara lebih mendalam oleh pihak-pihak yang lebih terpercaya, dalam hal ini adalah para peneliti yang juga pernah melakukan penelitian mengenai anak jalanan. Prosedur Pengolahan Data Setelah melakukan pengumpulan data dengan tahapan-tahapan diatas, maka peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Seleksi Data Pada tahap ini data yang terkumpul diseleksi dengan cara memeriksa dan mempelajari serta mengadakan pemilihan terhadap seluruh data yang diperlukan, maka pengolahan data dapat dilaksanakan.

2. Penyajian Data Dikarenakan manusia memiliki batas kemampuan, maka dibuat penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya. Penyajian Data menurut Miles dalam Huberman ( 1992 : 1 ) adalah “ pembatasan suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan”. 3. Analisa Data Analisis data menurut Patton dalam Moleong ( 2000: 103) adalah “ Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian”. HASIL DAN PEMBAHASAN Letak Geografis Traffic Ligth Pasir Koja adalah Lampu stopan yang sangat strategis dan menjadi sentral Tol pasir koja, menuju Cimahi ke arah utara, menuju Lingkar selatan ke arah timur, menuju Kopo atau Jalan soekarno hatta ke arah Selatan dan menuju Tol Cipularang atau Padalarang ke arah barat, Traffic Ligth ini terletak didaerah Pasir koja kecamatan babakan Ciparay Kota Bandung. Kecamatan ini terbagi atas 6 Kelurahan, yaitu: Kelurahan Babakan Ciparay, Kelurahan Sukahaji, Kelurahan Babakan, Kelurahan Margasuka, Kelurahan Margahayu Utara dan Kelurahan Cirangrang. Jika ditinjau dari sudut geografisnya, Babakan Ciparay terletak di barat daya Kota Bandung yang mempunyai ketinggian +690 m hingga +700 m di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata 2700 mm/tahun dan suhu udara rata-rata berkisar antara 19 - 34˚ C. Menurut anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda Sobirin Supardiyono, kawasan ini merupakan dataran rendah, dulunya diyakini berhabitat lahan basah, berupa rawa-rawa, ataupun persawahan. Dengan luas lahan sekitar 745,5 hektar. Mata pencaharian penduduk Babakan Ciparay juga mengalami pergeseran. Menurut Sekretaris Camat Babakan Ciparay, Iwa Kartiwa, dulu mayoritas penduduk bercocok tanam. "Sekarang di sini (Babakan Ciparay-red.) banyak terdapat pengusaha tahu," ujar Iwa. Awalnya, sekitar tahun 1940-an banyak pengusaha tahu yang datang dari Tasikmalaya yang menetap di Bandung. "Ada sekitar 470 industri kecil yang hidup di Babakan Ciparay," tutur Iwa. Hasil Analisis Data Identifikasi Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah 6 orang anak jalanan yang berusia dibawah 14 tahun, terdiri dari 3 anak jalanan perempuan dan 3 anak jalanan laki-laki. Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu penelitian dengan 3 waktu yaitu pagi kira-kira jam 9, siang kira-kira jam 2 dan sore menjelang magrib.Dalam identifikasi rensponden peneliti juga menjelaskan masalah aktivitas dari para subjek. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 6 subjek penelitian, penulis mengambil sampel 4 responden untuk dianalisa yaitu subjek pertama, subjek ketiga, subjek keempat dan subjek kelima. Dimana penjelasan analisa subjek adalah sebagai berikut : Subjek Pertama 1. Latar Belakang Subjek Nama subjek adalah Lala nurlela berusia 8 tahun, dia tidak sekolah bahkan tidak pernah mengalami duduk dibangku sekolah. Lala tinggal dengan saudaranya di rumah kontrakan didaerah akipadma kelurahan babakan kecamatan babakan ciparay dan kedua kakanya yang juga berprofesi sebagai pengamen anak jalanan juga, kedua orang tuanya sudah lama meninggal dunia. Lingkungan dan keadaanlah yang membuat lala ikut terjun ke dunia jalanan dengan tidak memperdulikan kondisi dirinya yang sudah lusuh, kucel dan tidak bersekolah. Dia berprofesi sebagai pengamen atau pemintaminta diangkot yang berhenti menunggu lampu merah di traffic light pasir koja bandung. 2. Motivasi belajar subjek Subjek bernama lala adalah seorang pengamen diangkot-angkot atau terkadang mengemis, yang tidak pernah mengalami duduk dibangku sekolah, namun beliau bisa membaca dan berhitung. Peneliti bisa menyatakan bahwa subjek masih mempunyai motivasi belajar karena subjek masik mau belajar membaca walau hanya membaca dongeng pada majalah bekas yang dijajakan oleh kaka subjek. Dan ketika ditawari oleh peneliti buat sekolah subjek sangat tertarik walau merasa ketakutan karena akan membuat dia tidak punya penghasilan untuk makan dan memberi ke saudaranya. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar pada subjek Faktor-faktor yang mempengaruhi subjek lala masih termotivasi untuk belajar adalah: a. Cita-cita dia yang ingin menjadi guru, walau dia tidak sekolah dia masih punya cita-cita mulia.

b. Keinginan dalam diri subjek untuk membaca dongeng majalah bekas disela-sela waktu dia mengamen. 4. Model pembelajaran yang diinginkan subjek Model pembelajaran yang diinginkan subjek adalah belajar formal. Terbukti ketika diwawancari oleh peneliti subjek sangat tertarik dan berkeinginan untuk sekolah layaknya anak seusia dia, bisa sekolah dari mulai sekolah dasar. Subjek Kedua 1. Latar Belakang Subjek Nama subjek adalah Enur irawati berusia 9 tahun, dia sudah tidak bersekolah karena drop out sewaktu dikelas 2 SD. Enur tinggal bersama kedua orang tuanya dirumah kontrakan kumuh didaerah sukahaji dengan ke lima saudaranya. Enur anak ke tiga dari 6 saudara, ayahnya pedagang asongan di stopan jamika, sementara ibunya mengumpulkan botol bekas aqua dan kadang menunggu anak-anaknya yang mengamen atau meminta-minta didaerah itu. Enur sendiri berprofesi sebagai pengamen di bis atau diangkot. 2. Motivasi belajar subjek Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap subjek, disini subjek masih memiliki motivasi belajar yang bersifat intrinsik dimana subjek masih memiliki semangat belajar yang sangat tinggi untuk melanjutkan sekolahnya dikemudian hari, dan ingin mengikuti kejar paket A buat mendapatkan izasah sekolah dasarnya. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar pada subjek Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi subjek termotivasi untuk belajar adalah : a. Cita-cita dan harapan subjek yang ingin menjadi pengacara, untuk memperbaiki kehidupan keluarganya kelas. b. Hanya faktor lingkungan dan kondisi ekonomi keluarganya yang membuat subjek berhenti sekolah, namun subjek masih seneng membaca buku pelajaran atau majalah bekas. c. Kondisi subjek yang memberi harapan untuk merubah masa depan, hal ini terbukti dengan selalu menyempatkan diri untuk melakukan solat jika waktu solat tiba dan meninggalkan pekerjaannya sebagai pengamen jalanan. 4. Model pembelajaran yang diinginkan subjek Model pembelajaran yang diinginkan subjek adalah pembelajaran formal, dan subjek akan melanjutkan sekolah dan akan berusaha untuk mengikuti kejar paket A agar bisa sekolah kejenjang yang lebih tinggi. Subjek Ketiga 1. Latar Belakang Subjek

Nama subjek adalah Sidik Raharjo berusia 14 tahun, masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama kelas 8 atau kelas 2 SMP, dia tinggal dengan kedua orang tuanya diperumahan sumber sari kelurahan bandung, sidik adalah anak ke tiga dari 3 bersaudara, kedua orang tuanya adalah orang yang berhasil dan bekerja diinstansi negara, namun karena kesibukan dan kurangnya kasih sayang serta perhatian dari kedua orang tuanyalah sidik menjadi korban sehingga harus turun kejalanan sekedar mencari kesenangan belaka, dia menjadi anak yang broken home, kedua kakaknya pun tidak ada yang peduli dan tidak bisa dijadikan teman dirumahnya. Hidup dikomplek dengan lingkungan tertutup dan kondisi daerah yang sepi membuat sidik melarikan diri kejalanan. Sidik menjadi anak jalanan dengan mengamen di angkot yang berhenti diperempatan tol pasir koja bandung, dan kadang membantu temannya berjualan asongan. Secara kebetulan Sidik berteman dengan agus yang juga menjadi subjek dalam penelitian ini. 2. Motivasi belajar subjek Dari hasil penelitian dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti subjek memiliki motivasi belajar secara ekstrinsik karena subjek termotivasi belajar oleh rasa ketakutan sama orang tuanya, dan ada dorongan dari temen sesama anak jalanan yaitu agus yang juga masih subjek dalam penelitian ini. Agus sering memotivasi sidik untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan sekolahnya. Yang dimaksud dengan motivasi belajar ekstrinsik adalah bentuk motivasi dan bentuk belajar yang secara mutlak karena adanya dorongan dari orang lain. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar pada subjek Adapun fakto-faktor yang mempengaruhi subjek dalam belajar adalah : a. Cita-cita subjek dari hasil wawancara subjek berkeinginan untuk menjadi dokter yang mungkin saja dapat terwujud karena kedua orang tuanya adalah orang yang berada. b. Keinginan subjek yang masih ada motivasi untuk sekolah dan tidak terjerumus ke hal yang negatif seperti narkoba atau minumminuman keras, walaupun dia terpaksa turun kejalanan hanya untuk mencari kesenangan. c. Kondisi subjek yang masih baik dari penampilan, dan tidak meninggalkan bangku sekolah walaun kadang subjek pernah bolos sekolah. 4. Model pembelajaran yang diinginkan subjek Subjek Keempat 1. Latar Belakang Subjek

Nama Subjek pertama dalam penelitian ini adalah Agus Ridwan berusia 11 tahun, masih duduk dibangku sekolah Dasar kelas 5 SD, dia tinggal dengan ibu nya dirumah kontrakan yang terletak dikelurahan sukahaji kecamatan babakan ciparay beserta ketiga adiknya, agus adalah anak pertama dari 4 bersaudara, ibunya pembantu rumah tangga yang mengambil cucian pada orang-orang yang memerlukan bantuannya untuk mencucikan pakaian, sementara ayahnya sudah meninggal sejak adiknya yang ke 4 masih berada dalam kandungan ibunya. Agus bekerja sebagai pengamen jalanan dari bis ke bis tujuan bandung-sukabumi atau bandung-bogor dan sering membantu orang-orang yang mengalami kebocoran ban mobil didaerah tersebut. 2. Motivasi belajar subjek Motivasi belajar pada subjek bernama agus bersifat motivasi belajar intrinsik, walaupun agus banyak menghabiskan waktunya dijalanan namun dia masih berusaha untuk tetap bersekolah. Motivasi belajar instrinsik adalah Bentuk motivasi yang didalam aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak atau yang berada di dalam diri berkaitan dengan aktivitas belajar, seperti kemauan atau keinginan untuk belajar. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada subjek Ada beberapa faktor yang mempengaruhi subjek agus termotivasi dalam belajar, yaitu : a. Cita-cita subjek yang berkeinginan untuk membuka bengkel otomotif sangat mempengaruhi dia untuk tetap belajar dan bekerja keras. b. Kemampuan subjek juga sangat berpengaruh, hal ini dibuktikan bahwa subjek berhasil masuk peringkat ke 5 dikelasnya. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa subjek termasuk orang yang pandai, yang mungkin jika posisi dia adalah bukan anak jalanan bisa jadi subjek bisa meraih prestasi lebih baik dari sekarang. c. Kondisi subjek yang cukup baik dan mampu membagi waktu antara untuk sekolah dan untuk mengamen dijalanan, sehingga waktu sekolah tidak membuat dia terganggu untuk mencari uang dan bisa membantu orang tuanya, serta bisa membantu membiayai adik-adiknya. 4. Model pembelajaran yang diinginkan subjek KESIMPUAN Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan subjek penelitian dan hasil analisa, maka penulis memberikan kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Motivasi belajar pada subjek penelitian Pada ke empat subjek peneliti menyimpulkan bahwa motivasi belajar terhadap subjek terbagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi belajar secara instrinsik dan motovasi belajar secara ekstrinsik. Dimana ke empat subjek masih memiliki motivasi belajar yang tinggi walaupun mereka harus berjuang dijalanan sekedar untuk mencari napkah, membantu orang tua, membiayai sekolah adik-adiknya, dan ada subjek yang menyatakan bahwa dia turun kejalanan hanya sekedar mencari kesenangan. 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar pada subjek penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi subjek untuk turun kejalanan adalah faktor ekonomi keluarga, lingkungan dan pengaruh orang tua yang secara terang-terangan menyuruh subjek untuk turun kejalanan, serta faktor kesenangan diri dan melampiaskan diri dari ketidak pedulian orang tuanya yang sibuk bekerja. Selain itu faktorfaktor yang memengaruhi subjek untuk tetap semangat belajar adalah cita-cita dan harapan subjek untuk hidup lebih baik dan menyongsong masa depan mereka. 3. Model pembelajaran yang diinginkan subjek penelitian Adapun model pembelajaran yang diinginkan subjek adalah model pembelajaran secara formal, model keterampilan dibidang otomotif dan model pembelajaran kejar paket A. DAFTAR PUSTAKA Asih, E.(2008).Dinamika Wilayah Babakan Semakin Padat, Satu Sudut Babakan Ciparay.PikiranRakyat[Online],halaman15.T ersedia:http://www.pikiranrakyat.com/Asih.h tml [17 April 2008]. Sudjana, D. (1992). Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Nusantara Press Hasan, E.S. (1997). Metode Penelitian. Bandung: PLS IKIP Kartono, K. (1980). Pengantar metodologi research sosial. Bandung: Penerbit Alumni. Juwartini.W (2005). Profil Kehidupan Anak Jalanan [Online]. Tersedia: http://www.lib.unnes.ac.id/3387cache/2005 /Juwartini.html [15 Agustus 2011]. Saputra, H. (2007). Masalah Anak Jalanan. [Online].Tersedia:http://www.wordpress.co m/2007/Sapurta.html [09 April 2007]. Oceannaz. (2008). Kebijakan Penangan Masalah Anak Jalanan di Kota Bandung. [Online]. Tersedia:http://www.wordpress.com/.../2008/ Oceannaz.html. [29 Oktober 2008].