MPA Edisi 336 September 2014 - Kemenag Jatim

47 downloads 38012 Views 4MB Size Report
Bandit Organisasi (BO), Barisan Tani In- donesia (BTI), Gerakan Wanita Indonesia ...... Tikus berdasi yang mendebatkan. Hingga lilin menari di atas kaca.
NO. 336 / DZULQA’DAH / DZULHIJJAH TH. 1435 H / SEPTEMBER 2014 / TH. XXXXI ISSN: 0215-3289

Kampoeng Sinaoe Asyiknya Belajar di Ruang Terbuka

Ponpes Terpadu Al-Yasini Pasuruan Unit Usaha dengan Omzet Milyaran Rupiah

MPA 336 / SEPTEMBER 2014

Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: H. Musta'in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: Machsun Zain H. Samsul Anam Bendahara: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Hukum dan Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi'ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Mey Sutrisno, Muhammad Munif Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail: [email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan

Sejak tahun 1966 PKI memang dilarang. Tapi komunisme di Indonesia tak pernah mati. Setiap ada kesempatan yang memungkinkan, ia muncul kembali dengan wajah barunya. Orang-orang Komunis juga tak henti-hentinya berupaya, agar tragedi berdarah di tahun 1948 dan tahun 1965 dialpakan sejarah. Oleh karenanya, kita hendaknya pula berjuang melawan lupa; bahwa peristiwa kekejaman PKI itu benarbenar nyata di bumi pertiwi ini. Setidaknya, di tahun 1948 pernah terjadi sederet pembunuhan terencana di Madiun, yang dilakukan orang-orang Komunis terhadap ratusan nyawa tak berdosa. Tak hanya tokoh agama dan tokoh masyarakat yang dibantainya, tapi juga masyarakat yang tak sealiran dengan mereka. Untuk itulah, kami sengaja menghubungi Zainal Arifin (reporter kami yang ada di Madiun) untuk menggali jejak tapak-tapak sejarah tragedi berdarah tersebut. Maka dilakukanlah penelusuran di dusun Selopuro desa Balerejo, desa Mojorejo kecamatan Kebonsari (sebelah Timur Goranggareng kabupaten Magetan) dan di desa Kresek kecamatan Wungu kabupaten Madiun. Dia berhasil menemui 5 orang pelaku sejarah dan saksi hidup; Sudirman (Ketua Hizbulloh Wilayah Kebonsari Tahun 1948), KH. Moh. Ma’tuq Shoffan (putra KH. Imam Shofwan, sesepuh masyarakat Selopuro, Kebonsari), KH. Khoirun (pimpinan penumpasan PKI), Joyo Wito (penggali Jenazah KH. Sidik) dan Bripka Hadi Sofyan (Babinmas desa

Kresek). Informasinya kami rangkum dalam rubrik Lensa Utama. Laporan tersebut kami lengkapi pula dengan liputan M. Kurdi (reporter kami yang ada di Magetan). Dirinya berhasil menemui Kiai Zakaria, Pengasuh sekaligus Penasihat Umum Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) Takeran. Ini kami pandang perlu, karena di tahun 1948 tak sedikit tokoh dari pesantren ini yang dibunuh oleh PKI. Sementara Alfiatu Solikah (reporter

Entrepreneurship -------------------Teropong -----------------------------Lensa Utama -------------------------Lensa Khusus -----------------------Inspirasi ------------------------------Cahaya Hati -------------------------Agama -------------------------------Tafsir Maudlu’i ---------------------Figur -----------------------------------

Bilik Santri --------------------------Uswah --------------------------------Edukasi ------------------------------Serambi Madrasah -----------------Lintas Peristiwa --------------------Pesona --------------------------------LAA Remaja ------------------------Cermat -------------------------------Dunia Islam --------------------------

4 5 6 14 18 19 20 24 26

kami yang ada di Kediri) bertandang ke rumah Moh. Ibrahim Rais, seorang tokoh Kanigoro yang anti PKI. Liputan itu kami rangkum dengan hasil wawancara dengan Ketua Center for Indonesia Comunities Study (CICS) Drs. Arukat Djaswadi, Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS (Guru Besar ilmu sejarah dari UNESA Surabaya), Listiyono Santoso, SS, M.Hum (Sosiolog dan dosen Ilmu Filsafat Fak. Ilmu Budaya Unair), serta Dr. Suryani, M. Psi (Psikolog dan dosen Fak. Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya). Sementara rubrik kesayangan Anda lainnya, hadir sebagaimana mestinya. Selamat membaca!

MPA 336 / September 2014

27 34 36 42 51 58 59 62 66 3

Entrepreneurship

Peluang Usaha Deterjen Cair yang Masih Terbuka Di tengah peliknya mencari kerja dan sulitnya membuka usaha, ternyata masih saja ada celah-celah terbuka bagi mereka yang terus mau berusaha. Salah satunya adalah usaha produk pembersih. Peluang pasar usaha produk pembersih (deterjen) rupanya masih akan terus meningkat. Saat ini produk pembersih khususnya jenis curah semakin banyak pelaku usahanya. Tak hanya di kota besar tetapi juga banyak diminati pelaku usaha dari daerah. Salah satu indikasinya ditandai oleh tren semakin meningkatnya jumlah peserta yang mengikuti kursus-kursus produk pembersih itu. Tentu produk pembersih yang banyak diminati masyarakat harus tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi lingkungan. Peminat produk pembersih akan selalu ada. Apalagi varian jenisnya sangat banyak. Mulai dari produk pembersih lantai, pakaian, kendaraan, dan lainnya. Sebaiknya pelaku usaha memiliki pengetahuan (dasar) mengenai bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membuat produk pembersih yang antara lain bisa diperoleh melalui tempat-tempat kursus. Dari

sales”. Namun sebaiknya bagi para pemula tidak melakukan “titip-jual” di toko-toko atau supermarket terlebih dahulu karena perputaran pembayarannya membutuhkan waktu balik yang lama. Di antara banyak varian produk pembersih, yang paling ramai diminati konsumen adalah produk pembersih rumah tangga dan produk pembersih

Usaha produk pembersih skala rumahan ini cukup menguntungkan. Dengan modal yang murah, mudah dibuat, dan minim kendala, bahkan hanya dengan modal awal Rp. 100 ribu-an saja. Serta dengan peralatan yang cukup sederhana seperti timbangan, wadah plastik, pengaduk kayu, mixer ukuran kapasitas kecil 10 – 20 liter, sudah bisa memulai usaha ini. Pemasaran juga masih cukup Para ibu tengah melakukan proses pembuatan varian sabun luas, mulai dari ka- deterjen refill langan rumah tangga, rumah makan, resto, hotel, ged- untuk laundry. Yaitu berupa detergen/ ung perkantoran, masjid – mushalla, pembersih cair maupun bubuk, pelemsampai ke pelabuhan. Karena sudah but pakaian, parfum pakaian, pemutih pasti kapal-kapal itu membutuhkan pakaian, dan cairan penyemprot untuk banyak produk pembersih curah untuk menghaluskan pakaian saat disetrika. membersihkan ruangan kapal. Dalam Berikut ini ada tip (dari Pusat Penhal persaingan, produk pembersih ber- didikan Matahari yang beralamat pada merek buatan pabrikan memang lebih www.mataharicourse.com) sebuah resep tentang detergen cair. Bahannya meliputi : ABS (alkyl benzene sulfonat) 112 gr; NaOh 15,3 gr; Soda kue 1 gr; Busa serbuk 10 gr; Air 1500 ml; Pengental. Sedangkan peralatan yang diperlukan meliputi: wadah plastik, pengaduk, mixer, timbangan, botol, dan gelas ukur. Kemudian tahapan proses pembuatannya dilakukan dengan urutan sbb : 1). Larutkan NaOh dengan air lalu aduk sampai menjadi jernih, 2). Masukkan ABS dan diaduk rata lalu tambahkan NaOH, 3).Kemudian cek pH, apabila pH sudah mencapai 6 atau 7 maka pemberian air sudah cukup, 4). Lalu tambahkan busa serbuk dan soda kue, aduk sampai larut Beberapa varian sabun deterjen refill produk home industry yang menjanjikan sempurna. Hasilnya akan jernih selama kurang lebih 10 menit, lalu tamsejumlah informasi dan pengalaman dikenal. Karena memiliki dana besar bah sisa air dan masukkan pengental peserta kursus, sebelumnya ada yang untuk beriklan di media televisi maupun sambil terus diaduk rata. Selanjutnya mencoba mempraktekkan cara membuat maupun media massa lainnya. Tetapi produk detergen siap dikemas dan dipaproduk pembersih dengan belajar lang- kelebihan produk pembersih rumahan sarkan. Anda tertarik, silahkan mulai sung dari internet, tetapi ternyata tidak bisa langsung menjangkau target pasar mencoba. (diolah dari tabloid peluberhasil dengan baik. yang dituju dengan menggunakan “jasa ang usaha edisi 10 th.ix 2014) : Ahar 4

MPA 336 / September 2014

Waspadai Bangkitnya Satanisme Satanisme sebagai paham para penentang Tuhan, bertebaran diberbagai ideologi yang menjauhkan seseorang dari agama. Termasuk di dalamnya Komunisme-Atheisme. Setelah Indonesia merdeka, kaum komunis dua kali melakukan pemberontakan dan berusaha menggantikan dasar Negara Pancasila dengan paham mereka. Pertama, pada tahun 1948 ketika rakyat Indonesia berjuang menghadapi agresi Belanda yang dibantu oleh sekutu yang ingin menjajah kembali negeri ini. Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinan Muso menelikung dan menikam dari belakang para pemimpin bangsa yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam peristiwa Madiun tahun 1948 itu, bukan hanya para aparat pemerintah dan tentara Indonesia saja yang dimusuhi, tetapi juga para ulama dan pemuka agama. Mereka banyak yang gugur menjadi korban kebiadaban PKI. Peristiwa Madiun cepat dilupakan orang. Sehingga tujuh tahun kemudian sesudahya itu PKI dapat mengikuti pemilihan umum secara langsung. Dalam pemilihan umum pertama tahun 1955 tersebut, PKI berhasil masuk salah satu dari empat kelompok yang mendulang suara besar, setelah Partai Nasional Indonesia (PNI), Majelis Syura Muslimin Indonesia (MASYUMI) dan Nahdlatul Ulama (NU). Sekitar tahun 1960-an kaum komunis mendapatkan angin segar untuk merealisasikan keinginannya menjadikan ideologinya mendominasi kekuasaan. Setelah keadaan memungkinkan untuk melakukan kudeta yang kedua kalinya pada tahun 1965. Peristiwa itu dinamakan Gerakan Tiga puluh

September yang disingkat dengan G30 S/PKI. Jika PKI menggunakan predikat setan yang dilekatkan pada lawan-lawan politik nya, seperti Tujuh Setan Desa dan Empat Bukit Setan, sebenarnya Komunismelah yang menjadi inti jaringan pemuja setan bersama-sama dengan pahampaham anti agama lainnya. Diantaranya, para Luciferian, pengikut gerakan setan yang tersebar keberbagai organisasi pendukung Zionisme. Terdapat benang merah antara Illuminati, organisasi rahasia pendukung zionisme dengan Komunisme. Keduanya digerakkan oleh satanisme. Kesesuaian antara Illuminati dan Komunisme dapat dilihat dari pernyataan mereka. Pada upacara penerimaan keanggotaan Satanisme- Luceferian derajat ketujuh para anggota Illuminati bersumpah, “Tidak ada yang benar, semua perilaku diperbolehkan”. Sejalan dengan hal tersebut dalam Manifesto Komunis, Karl Mark mengatakan bahwa,” seluruh agama dan moral akan ditiadakan dan seluruh perbuatan diperbolehkan”. Dari pendirian mereka inilah muncul wacana dan budaya “permissiveness”. Maknanya, semua perbuatan, semua perilaku boleh dikerjakan tanpa mempertimbangkan tatanan moral dan syari’at agama. Jelas bahwa PKI, organisasi orang-orang komunis yang telah dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang terlibat dalam makar dan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Ideologi komunis ini juga berlawanan dengan falsafah dan dasar Negara R.I. Pancasila. Karenanya perlu diwaspadai kebangkitan dan munculnya kembali ideologi Satanisme itu. (RAW). MPA 336 / September 2014

5

LENSA UTAMA

Tragedi Madiun Jangan Melupakan Sejarah Kebiadaban PKI Minimnya referensi yang benar dan maraknya informasi yang simpang-simpang siur tentang PKI, membuat generasai sekarang seolah ingin mealpakan tragedi berdarah yang dilakukan orang-orang Komunis. Dan Kabupaten Madiun, adalah merupakan bukti sejarah yang tak gampang dihapuskan. Untuk menelusuri sejarah penyimpangan Komunis di daerah tersebut, kami menemui 5 orang pelaku sejarah dan saksi hidup peristiwa yang terjadi tahun 1948. Dari penuturan Sudirman (92 tahun), semula kehidupan masyarakat di sekitar daerah Gorang-gareng terjalin dengan rukun dan damai. Perilaku mereka mengedepankan sikap kekeluargaan dan persaudaraan. Lantas masuklah faham Komunis ke daerah ini. Awal muasal keberadaan PKI di wilayah Gorang-gareng, disebarkan melalui kampanye Muso – salah satu ‘dedengkot’

Sudirman 6

MPA 336 / September 2014

PKI. Lalu disebarluaskan oleh seorang tokoh desa Cigro yang bernama Saryono. “Pria inilah yang kemudian menjadi pemimpin PKI di wilayah ini,” tutur lelaki yang akrab disapa Mbah Sudir ini mengkisahkan. Embrio konflik mulai terjadi, lanjut Ketua Hizbulloh Wilayah Kebonsari Tahun 1948 ini, ketika orang-orang PKI mengimingimingi anggotanya dengan harta benda dan jabatan kalau PKI menang nanti. Untuk menukseskan rencana PKI sebagai partai pemenang, mereka menghalalkan segala cara. Hal itu tentu berseberangan dengan partai Masyumi yang berazaskan Islam. Pertentangan tersebut masih seputar masalah ideologi dan politik saja. Jadi tidak sampai merusak hubungan kemanusiaan dan kemasyarakatan. Namun demikian, perselisihan-perselisihan yang ada semakin memanas. “Ini menimbulkan keresahan antara masyarakat desa Cigro Gorang-gareng (sebelah Barat sungai) dan masyarakat Kebonsari (sebelah Timur sungai),” ulasnya. Untuk meredam situasi tersebut, ungkap pria yang kini tinggal di desa Mojorejo Kec. Kebonsari ini, Kiai Imam Shofwan (sesepuh masyarakat Selopuro Kebonsari) menyarankan kepada Sudirman untuk Hijrah dari tanah kelahiranya; yakni desa Ngujur Kec. Kebonsari. “Mendengar saran tersebut, saya pergi ke desa Gondosuli Kecamatan Kare. Pertimbangannya, desa ini berada di pelosok pegunungan yang masih sepi dan belum terjangkau PKI,” terangnya. Yang mengagetkan, sambungnya, ternyata PKI sudah menyebar di semua penjuru Madiun. Tak ayal kedatangannya sudah ditunggu anggota PKI di sana. Lantas Mbah Sudir bersama kakaknya yang bernama In’am dibujuk pergi ke pasar Gondosuli untuk dibunuh. “Untung saja, pemakaman belum selesai dibuat. Saya dan Kakang saya akhirnya sempat berlari menyelamatkan diri dengan dibantu aparat keamanan,” ucapnya dengan airmata meleleh di pipinya yang telah mengkriput. Pria yang tutur membidani berdirinya Hizbulloh di Madiun inipun menyadari, bahwa jiwanya tak saja terancam di Gondosuli. Mbah Sudir bahkan sudah menjadi buronan yang menjadi target utama PKI. “Perjuangan untuk menyelamatkan diri

dan bangsa waktu itu benar-benar berat sekali,” tukasnya sambil mengusap airmatanya yang menetes satu-satu. Selepas kepergian Mbah Sudir, keadaan Kebonsari dan Gorang-gareng masih terus bergejolak. Untuk mendamaikan perselisihan antar kedua kubu (PKI sebelah Barat sungai dan Masyumi sebelah Timur sungai), maka diundanglah KH. Imam Shofwan untuk mendamaikan kedua kelompok itu. “Beliau diundang untuk menghadiri rapat yang diadakan di sebelah Barat sungai dan dijemput menggunakan dokar,” tutur KH. Moh. Ma’tuq Shofwan.

KH. Moh. Ma’tuq Shofwan Melihat ayahnya diajak mendamaikan perselisihan, Kiai Zubair dan Kiai Bawani tidak tega lantas keduanya memutuskan untuk ikut. Akan tetapi, penjemputan KH. Imam Shofwan itu ternyata hanyalah tipu muslihat PKI untuk menculik Tokoh Selopuro tersebut. “Ketiganyapun dibawa dan ditahan di Pabrik Gula Gorang-gareng. KH. Imam Shofwan dan Kiai Bawani kemudian dibawa dan dibunuh di desa Kepuhrejo dan satu lubang dengan pemakaman 24 orang lainnya,” ucap putra (alm.) KH. Imam Shofwan ini dengan mata berkaca. Sedangkan Kiai Zubair yang memiliki ‘kadikdayaan’, tidak bisa dibunuh meskipun dengan senjata tajam dan bahkan ditembak. Lantas orang-orang PKI membawanya ke desa Cigrok Kec. Gorang-gareng. Sesampainya di sebuah sumur tua, Kiai Zubair baru memberitahukan kelemahan dirinya. Maka kaum Komunispun langsung menyembelihnya. Pria kelahiran Madiun 16 Maret 1943 inipun menuturkan, dalam keadaan kepala hampir terlepas dari badan Kiai Zubair dimasukkan kedalam sumur tua. Namun

terjadilah sebuah keajaiban. Dari dalam sumur terdengarlah kumandang suara adzan. Orang-orang PKI mengira Kiai Zubair masih hidup. “Maka dari atas sumur kaum Komunis menghujani Kiai Zubair dengan peluru tembak,” papar adik Kiai Zubair dan Kiai Bawani ini benada pilu. Kekejaman dan pembantain orang-orang Komunis, tak sebatas dilakukan terhadap ayah dan kedua kakaknya. Tapi juga terhadap tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun aparat pemerintahan yang tidak setuju dengan ajaran Komunis. Seperti KH. Sulaiman Affandi tokoh agama Mojopurno, Kec. Ngariboyo Kab. Magetan. Kakal kandung KH. Imam Shofwan ini dibunuh di Sumur Soco Kec. Bendo. Korban kebiadaban PKI tak hanya puluhan orang, tapi ratusan orang yang dibunuh dan dikubur hidup-hidup di desa Kresek, Kec. Wungu,

rakat, maupun aparat pemerintahan yang tidak sejalan dengan Komunis. Lantas di bawa kesuatu tempat yang berbeda dan dibunuh disana. Sedangkan di Banyuwangi, sambungnya, sepakterjangnya dengan membentuk organisasi-organisasi dibawah PKI seperti Bandit Organisasi (BO), Barisan Tani Indonesia (BTI), Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI), dan sebagainya, sehingga pergerakan PKI sudah terorganisir dengan rapi. PKI di Banyuwangi merupakan pelarian anggota Komunis yang berasal dari Madiun, Ponorogo, Blitar, Trenggalek, Tulungagung, dan lain-lain. “Mereka berkumpul di Banyuwangi membangun suatu pergerakan untuk menggulingkan NKRI,” tegasnya. Kalau pertempuran antara anggota Komunis dengan Islam yang terjadi di Madiun, dilakukan secara gerilya. Komunis

Menurut Joyo Wijoyo (83 tahun), di desa ini bukan hanya sebagai kuburan massal korban PKI saja. Namun juga sebagai tempat pembuangan anggota PKI yang terbunuh pada saat penumpasannya. Diantara mayat-mayat tersebut, terdapat pula jasad Kiai Sidik yakni salah satu korban PKI asal Sewulan Dagangan Madiun. “Kiai Sidik saat ini patungnya diabadikan sebagai Monumen Korban Keganasan PKI di Kresek,” terang lelaki yang ikut menggali jenazah Kiai Sidiq ini. Mbah Joyo, demikian saksi hidup peristiwa PKI 1948 ini kerap disapa, lantas memberikan ulasan kenapa Kresek yang menjadi tempat pembantaian para tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun aparat pemerintah yang menentang faham Kominis. Menurutnya, karena di daerah tersebut pada tahun 1948 merupakan basis PKI yang

KH. Khoirun

Joyo Wijoyo

Bripka Hadi Sofyan

Kab. Madiun. Untuk membendung kebiadaban PKI yang ada di Madiun, maka datanglah Pasukan Siliwangi yang dibantu para tokoh Islam. Salah satunya, adalah KH. Khoirun asal desa Doho, Kec. Dolopo, Kab. Madiun. Kiai yang lahir di Madiun 84 tahun silam ini, adalah merupakan pelaku sejarah yang masih hidup sampai sekarang. Menurut Mbah Run – demikian dirinya biasa disapa, waktu itu dia masih berusia 18 tahun. Bersama pemuda-pemuda Muslim lainnya, Mbah Run ikut menumpas gembong-gembong PKI yang berada di seputaran Madiun selatan dan Ponorogo. Saat tragedi PKI pecah di Banyuwangi pada tahun 1965, lelaki yang tinggal di dusun Pucanganom, desa Doho, Kec. Dolopo ini ditugaskan sebagai pimpinan terdepan untuk menumpas PKI di wilayah Banyuwangi Selatan. Pergerakan PKI di Madiun tahun 1948, menurutnya, berbeda dengan PKI yang ada di Banyuwangi antara tahun 1961 – 1965. Kalau PKI di Madiun, sepak terjangnya adalah menculik para tokoh agama, masya-

menculik tokoh Muslim, lalu dibalas dengan Muslim menculik gembong Komunis. “Tapi di Banyuwangi pertempuran yang terjadi antar kedua kubu berlangsung secara terbuka dan terang-terangan,” ungkapnya. Setelah Komunis ditumpas dari bumi Madiun, lanjut Mbah Run, keadaan kembali menjadi tenang dan tidak lagi terjadi dendam antara kedua kubu yang bertikai. Dan pada tahun 1964, kuburan massal korban PKI digali dan dipindahkan ke Makam Pahlawan. Jasad KH. Imam Shofwan dan K. Bawani dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Magetan, dan juga 24 orang yang ikut dikubur bersamanya. Sedangkan Kiai Zubair dipindahkan Ke TMP Magetan, satu lubang dengan orang-orang yang dimasukkan ke dalam Sumur Cigrok. Adapun KH. Sulaiman Affandi dipindahkan ke TMP Madiun. Untuk kuburan massal di desa Kresek, sebagian dipindahkan oleh ahli waris maupun pemerintah setempat ke TMP maupun pemakaman pribadi. Sementara yang lain masih berada di area desa tersebut, karena begitu banyak jumlahnya dan tidak diketahui identitas maupun asal muasalnya.

dipimpin oleh Muso, Kemi dan Onggo. Orang-orang PKI yang ditumpas, sebagian besar juga dikuburkan di area desa Kresek. Hal itu juga dikuatkan oleh keterangan Bripka Hadi Sofyan, yang merupakan Babinmas Desa Kresek. Dengan sederet fakta sejarah di atas, dirinya berharap agar generasi bangsa jangan sampai melupakan sejarah kebiadaban PKI. “Ini agar Komunis tidak tumbuh lagi di negara kita. Sebab sepak terjang PKI begitu mengerikan dan berakibat buruk terhadap NKRI,” tukas putra Muhamad Salim – Ketua NU Dungus yang dulu jadi target PKI – ini bersemangat. Sebagai bangsa Indonesia khususnya umat Islam, kata pria kelahiran Madiun 49 tahun siam ini, harus mampu menangkal doktrin komunisme. Diantaranya dengan mengajarkan dan mendidik generasi sedini mungkin. Mereka hendaklah mengenal bangsa dan sejarahnya sendiri. “Kita harus mempererat persatuan dan merapatkan barisan kebangsaan, guna menghalau Komunisme agar tak pernah kembali lagi di bumi pertiwi,” tegasnya. Laporan: Zainal Arifin (Madiun).

MPA 336 / September 2014

7

Kebengisan PKI Merebut Kekuasaan dan Melakukan Pemberontakan Keganasan Komunis seakan tak pernah terlupakan. Itu nampak dari sorot mata Kiai Zakaria. Hal ini terasa wajar, karena banyak keluarganya yang menjadi korban kebengisan orang-orang Komunis. Seperti Kiai Imam Mursjid Muttakin, pemimpin Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM), yang diculik PKI pada pemberontakan Komunis tahun 1948. Penculikan Kiai Imam Mursjid, terjadi pada hari Jum’at 18 September 1948. Seusai shalat Jum’at, datanglah sebuah mobil Fiat warna hitam yang ditumpangi tiga orang berwajah bengis yang dilengkapi dengan senjata api. Setelah berhasil menemukan Kiai Mursjid di Mushalla milik Mbah Said, kata mereka mau diajak bermusyawarah tentang Republik Soviet Indonesia. Lalu dimasukkanlah Kiai Mursjid kedalam mobil dan langsung melaju kencang meninggalkan PSM. “Sejak saat itulah Kiai Imam Mursjid tak pernah kembali lagi. Sama dengan Kiai Muhammad Nur, yang sama-sama tak pernah diketahui rimbanya,” ungkap Kiai Zakaria dengan sedih. “Kalau masih hidup berada dimana dan kalau sudah mati dimana makamnya,” tukasnya mempertanyakan. Pengasuh sekaligus Penasehat Umum PSM Takeran ini menuturkan, Pakdenya yang bernama Imam Faham juga dibunuh di Sumur desa Cigrok. Begitupun dengan Muhammad Suhud yang diculik dengan dinaikan kereta api pabrik gula. Setelah turun ditengah sawah Ngrowo, lalu diajak jalan menuju Sumur Soco. “Sesampai di sana, bersama para Kiai lain dihadapkan ke lobang sumur. Lantas dipukul tengkuknya hingga roboh terjungkal masuk kedalam sumur,” paparnya. Pria kelahiran Takeran Magetan 8 Oktober 1935 ini juga menceritakan nasib Mbah Nurun dan Mbah Hamzah. Keduanya kerap memberikan gemblengan para pemuda, agar memiliki kekebalan. Sayangnya, keduanya diculik dan akan dibunuh. Namun setelah dilakukan dengan berbagai cara tidak mempan karena kesaktiannya, akhirnya dikuburlah keduanya hidup-hidup. “Keke8

MPA 336 / September 2014

jaman dan kebengisan Komunis sungguh tanpa nurani dan perasaan,” cetusnya geram. Lantas, apa tujuan Komunis dengan melakukan kekejaman yang membabi buta seperti itu? Menurut Ketua MPP PSM Takeran ini, hal itu terinspirasi adanya Revolusi Oktober Rusia yang dengan menghalalkan segala cara. “Maka mereka membuat doktrin bahwa PKI harus mampu merebut kekuasaan dengan melakukan berbagai pemberontakan,” katanya. Dari serangkaan pemberontakan yang dilakukan PKI, selalu menemui

Kiai Zakaria jalan kegagalan meskipun banyak korban dari tokoh Islam. Seperti pemberontakan tahun 1948 dan 1965, yang keduaduanya hancur. Berkat pengalaman tahun 1948, kata Kiai Zakaria, hal itu makin mempertajam kepekaannya. Ketika anggota DPR MPR RI 19711977 dan tokoh-tokoh Islam di Takeran dikejutkan matinya siaran radio Jakarta, dia merasa bahwa semua ini merupakan ulah dari Komunis. Dan ternyata benar, Setelah matinya siaran Radio di Jakarta, maka meledaklah pemberontakan yang

lebih dikenal dengan G30S/PKI. Untungnya, di Takeran para pemudanya sudah disiapkan dengan berbagai training. Maka segera para pemuda dari PSM, PII, Anshor dan lainnya menghancurkan papan-papan nama yang berbau Komunis. Berselang sehari, PKI benar-benar datang dan menyerbu Birin – Ketua Pemuda Anshor. Setelah Ashar Birin berteriak-teriak memanggil dirinya, bahwa PKI sudah datang. Lantas Birin lari menuju Koramil. Merasa tidak enak, dirinya menyusul ke sana. Pada saat Zakaria di Koramil, Imam Mustar Bapak mertua dengan memakai pakaian hitam-hitam turun ke tengah jalan sambil berteriak: Pokoknya, nggak boleh masuk desaku! “Mendengar teriakan itu, orang-orang Komunis yang jumlahnya ratusan lari tunggang-langgang,” kenangnya. Dari berbagai gerakan tersebut, simpul Guru MTsN Takeran ini, tujuan akhirnya adalah ingin merebut kekuasaan. PKI akan menggulingkan Pancasila dan digantikan dengan faham Komunisme. Tapi alhamdulillah, semua usaha orang-orang PKI itu gagal dan hancur dikalahkan Pancasila. ”Makanya jangan main-main dengan Pancasila,” ucapnya mengingatkan. “Sebagai sebuah bangsa kami tak memandang agamanya, sukunya, karena yang lebih dikedepankan adalah Merdeka!” tandasnya. Oleh karenanya, sambung Imam Masjid Baitus Sholihin Komplek PSM 2 ini, dengan terwujudnya NKRI maka Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 harus dijaga secara baik. Dan kunci kekuatannya adalah Bhineka Tunggal Ika. Jika muncul tuduhan atau pemutarbalikan fakta, menurutnya, tak perlu gusar. Seperti ulasan bahwa gerakan kudeta di tahun 1965 merupakan rekayasa Orde Baru. Mendengar hal itu, tutur Kiai Zakaria, kita tak perlu terkejut. Sebab memang sudah menjadi tabiat Komunis untuk mengadu domba. “Makanya, kita harus tetap mewaspadai gerakan orangorang Komunis,” pungkasnya. Laporan: M. Kurdi (Magetan).

Ideologi Laten Mewaspadai Komunisme Gaya Baru Desa Suco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, telah menjadi saksi dibunuhnya 180 orang yang disembelih PKI dan dimasukkan ke lubang sumur. Di tempat lain, tak sedikit tempat yang seperti itu. Kejadian pada tahun 1948 ini diulang kembali di tahun 1965. “Bandingkan dengan Perang Dunia II yang cuma 4 tahun, hanya satu Jenderal yang meninggal. Tapi PKI dalam waktu sekejap saja sudah membunuh 6 Jenderal,” tukas Drs. Arukat Djaswadi membandingkan. Menurutnya, hal itu menandakan bahwa keberadaan PKI memang harus tetap diwaspdai. Sebab dalam merebut kekuasaan didapatkannya dengan kekerasan; yaitu dengan membantai lawan politiknya dengan segala cara. “Melihat fakta-fakta yang ada sekarang, mereka telah berupaya untuk come back. Baik itu secara lembaga maupun secara faham,” tegasnya. Pria kelahiran Mojokerto 4 Juli 1948 ini menyadari, memang tidak mudah meyakinkan orang tentang kekejaman PKI. Padahal dasar hukumnya sudah jelas. Yang melarang Komunis adalah rakyat melalui MPRS pada tahun 1966. Di mana MPRS merupakan lembaga perwakilan sekaligus representasi rakyat Indonesia. Alasannya, karena jalan yang ditempuh PKI sangat bertentangan dan anti demokrasi. “Jikalau PKI berdemokrasi, kenapa tidak melalui jalur Pemilu,” ujarnya mempertanyakan. “Tapi mereka justru menempuhnya dengan membunuh. Mereka juga anti kemanusiaan, sehingga menganggap manusia lain tidak ada artinya. Di samping itu mereka juga anti Tuhan,” tambahnya menjelaskan. Dalam kondisi demokrasi sekarang, lanjut Ketua Center for Indonesia Comunities Study (CICS) ini, peluang kembalinya PKI masih sangat besar. Sekarang ini, PKI tinggal menunggu legalitas saja. Sebab fakta-fakta di lapangan, sudah ada lembaga-lembaga yang disiapkan. Sebut saja misalnya Pakorba (Paguyuban Korban Orde Baru), LPKP

’65 (Lembaga Penelitian Korban Peristiwa ’65), LPR KROB (Lembaga Perjuangan Rehabilitasi Korban Rezim Orde Baru), PRD dan juga organisasi buruh. “Mereka adalah organisasi sayap dari PKI,” tukasnya singkat. “Gerakan massa yang selama ini ada di kalangan buruh ataupun mahasiswa, mereka sangat mendominasi di situ,” tegasnya. Dari nama-nama diatas, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka menjadi korban. Itu adalah upaya PKI untuk menunjukkan bahwa pada tahun ’65 itu mereka bukan pelaku. Usaha-usaha PKI sekarang ini tidak lagi seperti dulu dengan menggunakan senjata. Tapi strategi mereka ubah, dengan memang-

Drs. Arukat Djaswadi kas semua aturan yang membatasi ruang gerak mereka. Mereka berhasil mendapatkan legitimasi dari pemerintah, dengan berusaha melakukan Judicial Review ke MK tentang Pasal 60 huruf g tentang Undang-undang Pemilu No. 12 tahun 2003. Dalam UU ini, bunyi bahwa syarat untuk menjadi anggota DPR/MPR bukan Partai Komunis akhirnya berhasil dicabut dan dicoret. “Ketika itu kita memang kecolongan karena kami tidak diikutkan,” kilahnya. Selain jalur politik, mereka juga menempuh jalur hukum. Salah satunya me-

reka menuntut kepada empat mantan presiden dan presiden SBY untuk memberikan kompensasi dan rehabilitasi. Mereka mengklaim bahwa korban dari pihak PKI berjumlah 20 juta dengan tuntutan bahwa setiap orang mendapatkan sekitar Rp. 75 juta hingga 1 milyar. “Tapi kita melawan hingga menghadap ke Mahkamah Agung, sehingga sidang menolak semua tuntutan,” ujarnya bangga. Gagal di jalur hukum, kemudian mereka menempuh jalur non judicial dengan menyiapkan draft Undang-undang KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi). Meskipun kemudian mereka merevisinya kembali karena menganggap ada bagian-bagian yang dianggap berpihak kepada pelaku kejahatan tahun 1965. Padahal mereka sendiri yang membuatnya. “Akhirnya kami membentuk tim 9 orang dan kita siapkan gugatan. Pertimbangannya, bahwa undang-undang KKR sarat dengan kepentingan PKI,” paparnya. “Akhirnya, UU KKR dibatalkan,” tandasnya. Lalu langkah mereka melalui Komnas HAM membuat rekomendasi, bahwa pada tahun 1965 telah terjadi pelanggaran HAM berat. Dengan tidak menyebutkan siapa pelakunya, pun tidak menyebutkan PKI sebagai pelakunya. “Karena itu, saya dan teman-teman Jawa Timur bertandang ke Komnas HAM berkalikali menolak rencana rekomendasi itu. Kami mengatakan bahwa Komnas tidak bertindak objektif dan berpihak pada PKI,” kritiknya. Alhasil, sambung anggota BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) ini, PKI sangat mungkin kembali eksis. Sebab kemiskinan atau korupsi yang ada di Indonesia masih besar. “Kemiskinan dan korupsi merupakan lahan persemaian yang subur bagi tumbuhnya kembali PKI,” tegasnya. PKI, tutur Moh. Ibrahim Rais, memang punya doktrin bahwa Komunis tidak akan pernah mati. Itulah sebabnya, Komunis disebut sebagai bahaya laten. Selama di dunia ini masih ada Komunis, MPA 336 / September 2014

9

maka di negara yang Komunisnya akan mati pasti bangkit kembali. Dan nyatanya sekarang ini di dunia masih ada Komunis. Dengan doktrin tersebut, simpul tokoh Kanigoro yang anti PKI ini, kader PKI tetap yakin bahwa Komunis tidak akan pernah mati. Cara berjuangnya, dengan bekerja di rumah orang lain. Bekerja dibawah tanah. Bekerja di kalangan musuh. “Jadi mereka itu memiliki ideologi sendiri, tapi mereka kos di rumah orang lain. Sebab mereka belum memiliki rumah,” katanya memisalkan. “Bahkan mereka memanfaatkan dan menghancurkan rumah orang lain. Ini agar mereka memiliki rumah sendiri,” tukasnya. Menurut mantan Ketua KAHMI Kota Kediri ini, kini Komunis masih tetap eksis. Yang paling menkhawatirkan dari hidupnya Komunis lagi, karena Komunis di Indonesia memiliki dendam. Mereka ingin membalas; utang nyowo dibalas nyowo, utang pati dibalas pati. Sehingga mereka terus berjuang dan memiliki semboyan: ‘Meskipun PKI tidak bangkit kembali, tapi ada organisasi lain yang menggantikan PKI’ – walaupun namanya bukan PKI. Melihat kehidupan masyarakat sekarang, tutur suami Siti Muawanah ini, kehidupan ala Komunis telah dilakukan banyak orang. Banyaknya tempat pelacuran, penyebaran IT yang isinya untuk menghancurkan anak-anak, kemerosotan akhlak, tumbuh suburnya ke-

Moh. Ibrahim Rais 10

MPA 336 / September 2014

maksiatan, café-café dengan minuman keras, perilaku seks bebas, itu semua akan menumbuhkan faham Komunis. “Sepanjang hukum dan ajaran Islam tidak ditegakkan, maka perilaku komunis akan tetap ada,” simpulnya. Upaya-upaya mereka yang perlu diwaspadai, tutur lelaki kelahiran Kediri 10 Mei 1943 ini, adalah perjuangan untuk mempengaruhi kaum tani dan buruh tani. Jika ada hal-hal yang memungkinkan munculnya masalah, kaum tani didekati dan diprovokasi untuk berontak. Seperti adanya kasus sengketa perkebunan. Melalui dalih membela rakyat kecil, tentu rakyat kecil merasa terbantu. Akhirnya orang-orang yang notabene Komunis mereka agung-agungkan. “Ini adalah trik Komunis gaya baru untuk meraih simpati,” tengarainya. Komunis gaya baru bisa diterima, lanjut Ketua Laskar Ampera Arif Rahman Hakim ini, karena mereka merasa benar. Sementara pejabat dan pemilik kebun itu rakus. Masih mengambil miliknya rakyat kecil. Dan akhirnya orang-orang Komunis gaya baru bergerak dan biasanya dibantu oleh rakyat. “Rakyat kan simpati kepada orang-orang seperti itu. Sehingga kalau sudah simpati, rakyat mudah digerakkan dan tujuan aslinya tidak akan diberitahukan,” ungkapnya. Di sisi lain, sambung ayah lima anak ini, mereka menggalang dan mempengaruhi kaum buruh. Mereka menggunakan nama lembaga-lembaga

buruh. Ada federasi buruh Indonesia. Sehingga tanggal 1 Mei yang diperingati sebagai Hari Buruh Internasional, itu sebenarnya Hari Buruhnya Komunis. Sementara organisasi buruh Muslim tidak mampu berbuat seperti kaum buruh Komunis yang menggunakan cara-cara provokasi, memutarbalikkan fakta, dan memfitnah. Bayangkan, ketika diajak untuk berontak minta perbaikan nasib, mereka langsung berangkat. Kita tidak bisa membayangkan kalau seandainya buruh trasportaasi ikut-ikutan pula. Kalau pimpinan buruh transportasi sudah mampu dikomando untuk mogok kerja, lantas apa yang akan terjadi? “Satu hari saja semua berhenti; kereta api berhenti, pesawat berhenti, bus berhenti, lalu apa jadinya negeri ini,” kata mantan anggota DPRD Kota Kediri ini menggeleng-gelengkan kepala. “Nah, suatu saat mereka akan membuat seperti itu. Tani digerakkan, buruhnya digerakkan. Ini adalah cita-cita Komunis,” ucapnya geram. Sejarah awal Komunis masuk di Indonesia, menurut Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS, tak bisa dilepaskan begitu saja dari perkembangan ideologi Komunis di Belanda. Dan juga berhubungan pula dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia saat itu. Pertama kali Komunis dibawa oleh Sneevliet, seorang yang mendirikan ISDV (indischee social demokratische vereneging). Inilah gerakan sosial demokratis di Hindia Belanda di tahun 1991.

Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS

Bersamaan dengan itu, berdirilah Boedi Oetomo dan berdiri pula Sarekat Dagang Islam pada tahun 1913. Lalu diubah menjadi Serikat Islam. Karena Belanda takut kalau Serikat Islam akan besar, sehingga tidak boleh menyelenggarakan organisasi secara terpusat. Kemudian organisasi itu dipindahkan di daerahdaerah. Ketika Cokrominoto terpilih menjadi Ketua Serikat Islam, dirinya tidak putus harapan. Maka dibuatlah Central Serikat Islam (CSI). Perkembangannya sangat pesat. Kemudian Serikat Islam mengorganisir rakyat, sehingga ada Serikat Petani dan Serikat Pedagang. “Nah, serikat rakyat inilah yang kemudian dimasuki unsur-unDiorama yang menggambarkan kekejaman Partai Komunis Indonesia dengan cara sur Komunis,” terangnya. menculik dan membunuh para jenderal serta tokoh Islam Indonesia “Dari sanalah lantas muncul Lantas orang-orang Komunis Komunis beraliran merah, yang disebut diterima, namun hal itu bisa merambat dengan Sarekat Islam Merah. Pemimpin ke hal-hal substansial. Seperti teori ingin menghilangkan perbedaan termereka seperti Semaun, Darsono dan revolusi, kepemilikan bersama, sebut. Caranya, kekayaan itu harus diAlimin sangat dinamis dan progresif,” perjuangan dengan kekerasan, dan rebut kembali oleh orang miskin. Dan sebagainya. jalannya adalah revolusi. Maka terpaparnya Maka perpecahan itupun tak bisa jadilah revolusi sosial, yaitu sebuah reSebagai Bapak Pergerakan, urai lelaki kelahiran Nganjuk 9 Januari 1948 dihindari di 1923-1924. Oleh karena SI volusi yang merebut aset ekonomi dan ini, Cokroaminoto menjadi tempat melanggar disiplin partai yang tidak produksi dari kaum kapitalis dan dijujugan para pemuda. Ketika berada di mau mengikuti AD/ART Sarekat Islam jadikan milik negara. Dengan begitu Peneleh Surabaya, banyak pemuda yang murni, maka resmi berdirilah PKI. akan dapat mendirikan sebuah negara termasuk Semaun, Darsono dan Alimin “Jadi ketika melalui ISDV Komunis yang adil. “Kalau ternyata negara tidak datang ke Cokroaminoto. Ketepatan gagal dan baru berhasil saat menyusup adil, maka harus ada revolusi kedua. Jawaktuu itu Soekarno juga tengah ke SI,” paparnya. di nantinya tidak akan ada kepemilikan mondok di sana. “Jadi mengapa timIdeologi Komunis, lanjut Guru pribadi. Yang ada hanya kepemilikan bulnya Komunis bisa dekat, itu tak ter- Besar ilmu sejarah dari UNESA bersama,” ulasnya. lepas dari penanganan Cokroaminoto Surabaya ini, bebasis pada dealektikaTentu saja Islam tak dapat mesebagai guru politik dan pergerakan meterialisme. Artinya, bahwa dalam nerima hal semacam itu. Oleh karenanya, yang merangkul semua pihak,” pa- kehidupan yang menjadi kekuatan faham tersebut harus dibendung. Untuk parnya. adalah material dalam kekuatan menanggulangi penyebaran faham Di dalam Islam ada unsur-unsur ekonomi. Karena dulu masyarakat itu Komunis tersebut, kata Prof. Aminudyang anti penghisapan, anti penjajahan, sama rasa-sama rata, tapi kemudian ter- din, umat Islam harus segera bergerak. anti ketidakadilan, serta menjunjung jadi penghisaban atas diri manusia Paling tidak umat Islam mengadakan kehidupan bersama. “Nah, di sinilah perseorangan. “Ibarat yang pintar ma- dialog dan saling membuka diri. Komunis bisa masuk dengan mudah. kan yang bodoh,” simpulnya. Juga dengan membentuk SumBahkan ada tokoh-tokoh Islam yang Oleh sebab itu, yag kaya semakin berdaya manusia yang dilandasi jiwa kemasuk kedalam melalui ajaran tersebut,” kaya dan yang miskin semakin miskin. agamaan dan kebangsaan, rasa berungkapnya. “Seperti Haji Misbah yang Maka terciptalah satu stratifikasi sosial, sama, pendidikan multikulturalisme dan merupakan tokoh pergerakan beraliran sehingga akan terjadi penghisapan dan saling gotong royong. “Sebab hal itu Komunis,” katanya mencontohkan. penindasan. Sehingga orang-orang tak akan dapat diselesaikan, selain deTimbulnya konflik di tubuh SI, kata kaya yang dianggap punya modal ngan jalan bermusyawarah,” pungpenulis buku-buku yang bertemakan kapitalis itu, sesunggunya keka- kasnya.  sejarah dan Komunisme ini, dikarenakan yaannya adalah menghisap dari orangLaporan: Muhammad Hisyam, masuknya ajaran Komunis. Meskipun orang yang lebih rendah dan orang Suprianto (Surabaya), Alfiatu Solikah secara sosial-ekonomi itu dapat miskin. (Kediri). MPA 336 / September 2014

11

Faham Anti Tuhan Menyusupi Jiwa yang Cemas dan Bimbang Komunisme di Indonesia tak matimati. Setiap ada celah, dirinya akan menyeruak kepermukaan dengan wajah baru. Ketika kedok wajah barunya tersingkap dan ada perlawanan yang kuat, lantas ia kembali tiarap, sembunyi dan menghilang. “Watak komunisme itu memang tak seperti kapitalisme yang kalau punya musuh akan tambah kuat. Tapi komunisme justru kebalikannya, kalau punya musuh maka ia akan mati,” tukas Listiyono Santoso, SS, M.Hum. Di Indonesia, menurutnya, komunisme agaknya sulit untuk tumbuh subur. Sebab watak dasar masyarakat Indonesia adalah religius. Sedangkan Komunisme justru anti Tuhan. Ini sama artinya dengan memutus fitrah dasar manusia yang seharusnya punya hubungan dengan Tuhan. Di sisi lain, komunisme ingin menciptakan masyarakat yang tanpa kepemilikan. Tentu ini tidak sesuai dengan dasar sifat manusia, yang cenderung ingin menguasai aset-aset material. Namun demikian, lanjut dosen ilmu filsafat Fak. ilmu budaya Unair ini, kita tak bisa membiarkan isu komunisme tumbuhkembang di wilayah Indonesia. Sebab itu bahaya bagi aspek-aspek regiulitas bangsa Indonesia. Makanya

disebut dengan bahaya laten. Dan yang paling rentan terjangkiti virus komunisme, adalah kemiskinan. “Sebab komunisme selalu mengambil dari isu-isu kemiskinan, ketidakadilan sosial, isu tentang masyarakat yang termarjinalkan, dan isu-isu minoritas,” paparnya. Itulah pasalnya, kata pria yang lagi menyelesaikan S3 Ilmu Filsafat di UGM ini, kenapa komunisme selalu mengangkat kaum tani, kaum buruh dan nelayan. Untuk itulah, negara harus betul-betul melindungi orang-orang miskin tersebut – sesuai dengan undang-undang dan amanat konstitusi. Maka jangan biarkan adanya rasa ketidakadilan sosial, ketidakadilan ekonomi dan ketidakadilan politik. “Kalau dibiarkan.. maka di manapun ada orang miskin, tentu mereka selalu menginginkan adanya perubahan sosial,” tegasnya. Inilah salah satu kekuatan bagaimana mereka mampu memobilisasi orang miskin. Sebab orang-orang miskin begitu gampang digerakkan untuk kepentingan mereka. Jadi kenapa isu-isu komunisme itu laku, karena diperalat untuk menggerakkan kepentingan– kepentingan tersebut. “Untuk kepentingan tertentu, kaum buruh mudah diprovokasi. Padahal komunis mengabai-

Listiyono Santoso, SS, M.Hum

12

MPA 336 / September 2014

kan sisi-sisi transendensi,” tukasnya. Komunisme, tutur Wakil Sekretaris ISNU Jatim ini, memang cenderung kontraproduktif terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia. Tapi ketika kaum buruh digerakkan untuk melawan kekuatan pemilik modal, mereka beranggapan pemilik modal adalah rezim yang melakukan ketidakadilan pada diri mereka. “Itulah yang membuat mereka gampang sekali diprovokasi dan dimanfaatkan,” tandasnya. Yang penting, sambungnya, ideologi Komunis tak boleh dibiarkan bergerak secara liar memasuki rumah-ruah warga atau di masjid-masjid. Sebab kalau mereka dibiarkan merajalela pada wilayah yang bukan tempatnya, maka akan sangat bahaya jika ideologi tersebut diterima secara doktrinal dan dogmatis. Menurut Sosiolog dari Unair ini, ideologi komunis sangat sulit memasuki ruang-ruang akademik. Sebab harus melalui pengujian secara publik terlebih dahulu. Apalagi komunisme bertentangan atau kontraproduktif dengan realitas masyarakat. Di sisi lain, ia tidak sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, “Tentu ia tak akan laku, karena ada kelemahan-kelemahan yang sangat mendasar yakni kontraproduktif dengan fitrah kemanusiaan,” katanya memberikan alasan. Di lingkungan akademik, tuturnya, ada sebuah prinsip; lebih baik menolak sesuatu yang kita ketahui daripada menerima sesuatu yang belum kita ketahui. Sedangkan di kampung-kampung, mereka tidak tahu apa-apa tapi sudah menerima. Bukankah di dalam al-Qur’an disebutkan, bahwa janganlah kamu mengikuti segala sesuatu yang tak tahu ilmunya. “Jadi kalau ada masyarakat yang menerima komunisme begitu saja, sesungguhnya mereka tak tahu apaapa,” simpulnya. Apalagi orang miskin itu sangat senang untuk dimobilisasi. Dimanamana kaum buruh juga sangat senang diajak menolak kapitlalisme rezim pemilik modal. Sebab di situ ada keuntungankeuntungan. Akan tetapi mereka tidak paham, bahwasannya dibalik itu ke depan nanti juga berbahaya bagi kepentingan mereka. Jadi intinya, simpul pria yang sudah banyak menelorkan buku-buku ini, kalau negara gagal menyelesaikan

masalah-masalah kesejahteraan ekonomi, kedaulatan politik dan keadilan sosial, maka komunisme akan mudah tumbuh kembali. Bahkan tak hanya komunisme, tapi akan muncul pula kelompok yang menginginkan adanya negara khilafah.”Itu semua karena gagalnya demokrasi dalam mebangun kesejahteraan sosial,” jelasnya. Untuk itulah, masyarakat harus berhati-hati terkait dengan isu-isu baik komunisme, sosialisme, ataupun sektarianisme. “Sebab jangan-jangan di belakangnya memang ada isu-isu yang sebenarnya merupakan metamorfosis dari komunisme,” tuturnya. “Masyarakat harus punya kewaspadaan terhadap itu semua,” imbuhnya. Di sisi lain, ujar Listiyono, pemerintah harus memiliki ketegasan sikap terkait dengan ideologi-ideologi yang kontraproduktif dengan fitrah kemanusiaan dan berkebangsaan itu. “Sikapnya harus jelas dan tegas. Artinya tidak bersikap otoriter, tetapi harus mewaspadai tumbuhnya benih ideologiideologi tersebut, baik kiri maupun kanan,” katanya memberikan saran. Kondisi psikis yang mudah terpengaruh oleh faham Komunis, tutur Dr. Suryani, M. Psi, ketika seseorang memiliki kepribadian yang introvert. Sebab mereka kurang suka bergaul dan berkecenderungan tidak mau membuka diri, sehingga gampang dimasuki doktrin Komunis. “Bisa jadi mereka membaca banyak informasi. Tapi dirinya tak mau terbuka untuk berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain,” urainya. “Nah, tidak adanya keterbukaan inilah yang membuat mereka menelan mentahmentah ketika mendapatkan doktrin yang baru,” jelasnya. Kepribadian yang tidak terbuka, sambungnya, ketika menelan informasi dirinya akan terkena impuls-impuls dan dorongan-dorongan sehingga muda terpengaruh. Sebab informasi yang diterimanya selalu dianggap benar. “Pendidikan tinggipun tak menjamin pribadi yang rapuh dan mudah goyah tak gampang terpengaruh. Dikasih impuls-impuls sedikit saja dia langsung terpengaruh,” paparnya. Seseorang yang situasi psikisnya bingung, katanya, akan mudah terpengaruh faham Komunis. Lebih parah lagi kalau psikisnya tertekan dengan faham tersebut. Keputusan orang semacam ini kerap ditentukan oleh stressor atau sumber tekanan yang menjadi pemicunya. “Kalau stressornya positif ya akan menjadi positif. Tapi jika stressor-

nya negatif dirinya akan terpancing negatif pula,” terangnya. Ini tentu sama sekali lain dengan kepribadian yang ekstrovert. Biasanya mereka adalah orang yang terbuka, mudah bergaul, sehingga wawasanya pasti luas dan banyak. Orientasinya juga lebih terbuka. Ketika mendapatkan kritikan lebih bisa menerima. Dan kalau ada masukan yang tak sesuai dengan wawasannya, mereka bisa dengan mudah mengkanternya. Bagi Psikolog UIN Sunan Ampel Surabaya kelahiran Lamongan 12 Agustus 1977 ini, kepribadian yang introvert tak gampang dalam menentukan sikap dan mengambil keputusan. Sebab hal itu berkaitan dengan nalar seseorang untuk menolak atau mengiyakan pada

Dr. Suryani, M. Psi keikutsertaan terhadap informasi tertentu. Ketika seseorang akan menentukan sesuatu, kata dosen Fak. Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya ini, pastilah terlebih dahulu melalui banyak pertimbangan. Dan penentuan itupun selalu didasari dengan pengalamannya. “Jadi ketika ada informasi atau faham baru yang diterimanya, dasar pengalamannya yang dibuat sebagai landasan keputusan,” ulasnya. “Kalau seseorang kurang memahami terhadap faham baru, maka dia akan mudah terseret mengikuti faham tersebut,” jelasnya. Hal tersebut, lanjut Ketua Program Studi Psikologi ini, juga dipengaruhi oleh lingkungan daerah setempat. Meskipun orang kota dan desa sama-sama cepat dalam mengakses informasi, tetapi orang desa akan lebih gampang terpengaruh dengan faham Komunis. “Sebab gaya penyampaian doktrinal Komu-

nis membuat orang desa lebih cepat percaya. Sedangkan orang kota lebih sibuk ngurus diri sendiri ketimbang mengurusi faham-faham yang nggak konkret semacam itu,” katanya membandingkan. Di sisi lain, lanjut istri Ali Mustofa, S.Ag, M.Pd ini, orang kota lebih terbuka dalam menyatakan kehendaknya. Sedangkan orang desa secara pribadi kerap terserap ke dalam kecenderungan kelompok. Ketika ada seorang tokoh yang diakui oleh suatu kelompok, maka orang-orang lainnya akan mengikut begitu saja. “Ini yang dalam psikologi disebut dengan konformitas. Jadi mereka terlibat karena ikut-ikutan, terutama dengan figur tokoh pada kelompok tersebut,” terangnya. “Kondisi semacam itulah, yang membuat seorang tokoh dengan leluasa menginjeksikan faham yang dianutnya,” ungkapnya. Ambil misal Amrozi yang telah dikenal orang sebagai teroris. Lelaki ini paham agama dan menjalani keberagamaannya dengan sungguh-sungguh. Namun demikian, dirinya masih sangat terpengaruh dengan paham terorisme yang dianutnya. “Bagi orang lain, apa yang dilakukannya adalah nggak masuk akal dan sia-sia. Tapi bagi Amrozi itu normal-normal saja karena alasan jihad,” ucapnya menyodorkan fakta. Itu artinya, lanjut ibu satu anak yang menyelesaikan S2 dan S3nya di UGM Yogyakarta ini, faham yang didapatkannya cocok dengan apa yang dipahaminya selama ini. Begitupun dengan faham Komunis. Bagi orang-orang yang terpengaruh faham tersebut, tentu hal itu sesuai dengan logikanya meski itu dianggap orang lain sangat ekstrim. “Inilah yang membuat mereka bergabung dan masuk ke jaringan Komunis,” ulasnya. Agar generasi kita terhindar dari pengaruh semacam itu, tutur wanita yang pernah kuliah S1 Psikologi di Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Yogyakarta ini, kita harus menggiring mereka ke figur panutan yang benar. Juga lakukan proses pembentukan kepribadian secara tepat. Di sisi lain, berilah pemahaman agama secara matang dan mendalam. “Sebab orang yang agamanya dangkal, jiwa kecenderungan bimbang, bingung, cemas dan khawatir. Jiwa semacam inilah, yang rentan disusupi faham Komunis,” tandasnya.  Laporan: Choirul Musthofa, Dedy Kurniawan (Surabaya).

MPA 336 / September 2014

13

HALAL BI HALAL DAN SILATURRAHMI KELUARGA BESAR KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR

Kakanwil Drs. Mahfud Shodar, M.Ag saat memberikan sambutan

Sudah menjadi tradisi selepas puasa Ramadhan dan Idul Fitri dilengkapi dengan Halal bi Halal. Demikian pula dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, yang menyelenggarakan acara tersebut di awal bulan Agustus kemarin. Kegiatan yang diadakan di Aula al Ikhlas II Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur ini, diikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Pada awal hari masuk kerja itu, Tim Irjen berkenan menghadiri acara tersebut. Dalam sambutannya, ketua Tim Bp. Riyanto menjelaskan mengenai disiplin kerja terkait dengan tunjangan kinerja. Beliau berharap adanya semangat baru terkait dengan adanya PP. No.53 tahun 2010 tentang Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil, sehingga tiap bulannya ada rekapitulasi kedisiplinan oleh atasan langsung. Sementara itu Kakanwil Drs. Mahfud Shodar, M.Ag menuturkan, bahwa kedisiplinan harus menjadi kebiasaan. Salah satunya disiplin dalam hal kehadiran. Beliau mengibaratkan institusi Kementerian Agama adalah sebuah bangunan, sehingga dibutuhkan kekompakan. “Apabila ada yang rusak harus saling membenahi. Harus mempunyai rasa saling memiliki. Hal ini akan menunjukkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa,” ujarnya. Acara serupa juga diselenggara-

14

MPA 336 / September 2014

kan di Hall Mina Asrama Haji Surabaya. Halal bi Halal ini dihadiri oleh Asisten III Sekda Provinsi Jawa Timur, DR. Asyhar, MM. Beliau menyampaikan, bahwa suatu pemerintahan dibangun dengan prosedural dan sesuai dengan keinginan masyarakat. Ditambahkan pula oleh mantan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. KH. Imam Haromain Asy’ari, M.Si, yang memberikan sambutan mewakili mantan pejabat, bahwa dengan eksisnya Jawa Timur itu menandakan adanya suatu kesinambungan untuk melanjutkan tanggungjawab para pendahulunya. Ini me-

rupakan sesuatu yang baik. Disamping tentu saja pertemuan semacam ini adalah untuk menyambung tali silaturrahmi dan ukhuwah Islamiyah. Begitupun dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jatim juga berharap, dengan adanya sillaturrahmi melalui Halal bi Halal ini Ukhuwah Islamiyah dapat terjalin di keluarga besar Kementerian Agama. “Saling bertukar pengalaman dan menjaga komunikasi untuk keutuhan dan keelokan institusi Kementerian Agama,” tuturnya. Acara Halal Bi Halal tersebut juga dihadiri oleh para mantan pejabat, diantaranya adalah Drs. H. Roziqi, M.BA, MM, DR. Sutrisno Rahmat, M.Si, DR. Sudjak, M.Ag, serta para mantan pejabat eselon III. Turut hadir pula Kepala Kantor Kementerian Agama se Jawa timur, Kepala Subbagian Tata Usaha pada Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota se Jawa Timur dan Kepala Seksi pada Kementerian Agama kabupaten kota se Jawa Timur. Di awal acara, Anisaul Maliha – juara I Dewasa Putri pada MTQ Jam’iyatul Qurro’ wal Hufadh tingkat Nasional 2011 di Pontianak Kalimantan Barat dan juara III Qira’ah Sab’ah Putri pada MTQ Nasional XXV 2014 di Batam Kepulauan Riau, serta juara II Putri MTQ RRI Nasional 2014 di Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam – melantunkan ayat suci al-Qur’an. Sementara siswa-siswi MAN Tulungagung, turut memberikan hiburan dalam sesi ramah tamah lewat lagu-lagu religi. Anni

Karyawan Kanwil Kemenag Prov. Jatim saat halal bi halal di aula al Ikhlas II

PELANTIKAN PEJ AB AT STR UKTURAL ESEL ON IV PEJAB ABA STRUKTURAL ESELON Bertempat di Aula al Ikhlas II Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, telah berlangsung pelantikan pejabat struktural eselon IV pada tanggal 13 Agustus 2014. Pelantikan yang berdasarkan SK Menteri Agama RI No. Kw. 15.1/2/Kp.07.6/3212/ 2014 tanggal 11 Agustus 2014 ini, dihadiri oleh pejabat, para pegawai, serta pengurus Dharma Wanita Persatuan. Beberapa posisi jabatan mengalami pergeseran penempatan. Drs. Abdul Ghofur, M.HI, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Pemberdayaan KUA pada bidang Urais dan

sebagai Kepala Seksi Pendidikan Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan Drs. Moh. Ersat yang semula menjabat sebagai Kepala Seksi Kemasjidan pada bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, kini menempati jabatan barunya sebagai Kepala Seksi Pemberdayaan KUA pada bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Perubahan lain pada bidang Urais dan Binsyar, adalah dengan masuknya Drs. Erfan Rosuli. Kalau semula men-

S.Sos, M.Pd.I memperoleh jabatan baru sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Keuangan Haji pada bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh. Machsun Zain, S.Ag, M.Si yang semula menjabat sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha pada Kantor Kementerian Agama Kota Malang, dirinya mengisi kekosongan jabatan Kepala Subbagian Informasi dan Humas dari yang sebelumnya dijabat (alm.) DR. Fatchul Arief, M.Pd. Acara pelantikan tersebut berlangsung hikmad dan lancar. Dalam sambutannya, Kepala Kantor Wilayah Kemen-

Kakanwil Drs. Mahfud Shodar, M.Ag mengambil sumpah jabatan para pejabat terlantik

Binsyar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, kini menempati posisi baru sebagai Kepala Seksi Pondok Pesantren pada bidang PD Pontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur menggantikan Drs. Suhaji, M.Si yang memperoleh jabatan sebagai Kepala Seksi PD Pontren pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo. Sementara itu Rohmat Nasrudin, Lc, M.Ag yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi PD Pontren pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo, dirinya mendapat jabatan baru

jabat sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Keuangan Haji pada bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, jabatan barunya sebagai Kepala Seksi Kemasjidan pada bidang Urais dan Binysar Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Di bagian Tata Usaha perubahan terjadi pada Kepala Subbagian Perencanaa dan Keuangan yang semula dijabat Sugianto, S.Sos., M.Pd.I, kini dijabat oleh DR. Ahmad Hidayatullah, M.Pd. yang semula sebagai Kepala MAN 3 Malang. Sementara Sugianto,

terian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. Mahfud Shodar, M.Ag mengingatkan, bahwa jabatan merupakan amanah dari Allah SWT. Sebab pada dasarnya Allah menciptakan manusia untuk mengabdi. Oleh karena itu segala sesuatunya harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. “Dukungan dari istri juga sangatlah penting,” tukasnya. “Dan Allah senantiasa melindungi apa yang dilakukan hambanya, selama seorang hamba melakukan sesuatu sesuai dengan tuntunanNya,” tandasnya. Anni MPA 336 / September 2014

15

PELANTIKAN PANITIA PENYELENGGARA IB AD AH HAJI (PPIH) IBAD ADAH EMB ARKASI SURAB AYA EMBARKASI SURABA

Dirjen PHU, DR. Abdul Jamil, M.Ag. saat memberikan pengarahan Guna mempersiapkan pemberangkatan dan pemulangan para jama’ah haji Embarkasi Surabaya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag RI Prof. DR. H. Abdul Jamil, MA melantik Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya Jawa Timur. Kegiatan diadakan pada tanggal 14 Agustus 2014 dan bertempat di hall Bir Ali Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Pada kesempatan tersebut hadir Kepala Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Pemprov Jatim, perwakilan dari Saudi Airline, Garuda Indonesia, DKPP, Dinas Imigrasi, Dinas Kesehatan, dan Depkumham, serta Kakankemenag Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur. Dalam laporannya, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Drs. Mahfudh Shodar, M.Ag. mengatakan, bahwa jama’ah haji yang akan dilayani Embarkasi Surabaya pada tahun ini berjumlah 27.332 jama’ah. Mereka tergabung di dalam 64 kloter. Diharapkan kegiatan pelayanan di Embarkasi Surabaya ini dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apapun. Sementara itu, Asisten III Pemprov Jawa Timur, DR. Azhar, Msi yang membacakan pidato dari Gubernur Jawa Timur mengharapkan agar dalam penyelenggaraan haji yang melibatkan berbagai pihak, diperlukan pengelolaan yang profesional. Untuk itu, diperlukan ada16

MPA 334 / Juli 2014

nya koordinasi dan kerjasama yang baik serta adanya SDM yang amanah. Dengan demikian, kepentingan jama’ah haji akan bisa terlayani. Dalam pembinaannya, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh menekankan kembali bahwa penyelenggaraan haji adalah merupakan ‘gawe nasional’ yang tidak ada duanya. Even ini tidak mungkin hanya ditangani oleh Kementerian Agama saja, tetapi harus lintas sektoral. Sebab harus menangani ratusan ribu jama’ah haji Indonesia. Apalagi jama’ah haji Indonesia berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, terutama masalah pendidikan. Maka perlu penanganan yang khusus pula. “Kita harus seperti filsafat lidi. Jika hanya satu, maka lidi

tidak ada artinya. Tapi jika lidi-lidi itu berkumpul, maka akan menjadi sapu dan mempunyai arti,” ujarnya. Menurut Dirjen PHU, pelayanan haji tahun ini ada peningkatan. Di antaranya adanya bus-bus yang siap antar jemput. Transportasi ini disiapkan karena lokasi jama’ah haji Indonesia berkisar antara 2.000 meter hingga 3.980 meter. Ini akibat dari pembongkaran dan pembangunan di sekitar Masjidil Haram yang belum rampung 100 persen. Sementara dalam masalah kesehatan, terutama dalam mengantisipasi virus Ebola yang sedang menjadi isu internasional, pemerintah Indonesia telah melakukan antisipasi. Tentunya antisipasi yang tidak menimbulkan kepanikan atau ketakutan massal. Untuk hal ini, sudah dipersiapkan tim kesehatan. Ditekankannya kembali, bahwa PPIH setidaknya mempunyai tiga tugas penting yaitu pelayanan, pembinaan menyangkut manasik haji dan perlindungann saat jama’ah haji berangkat hingga pulang dengan selamat. Diharapkan pula, pelaksanaan haji tahun ini bisa sukses melebihi tahun-tahun sebelumnya. Seusai acara pelantikan, dilanjutkan meal test oleh Dirjen PHU didampingi Kakanwil Kemenag Jatim dan Asisten III Pemprov. Meal test ini bertujuan untuk mengetahui menu makanan dan minuman yang akan dikonsumsi oleh para jama’ah haji yang berangkat dari embarkasi Surabaya. Dan Dirjen PHU mengaku puas dengan sajian yang ada. Hisyam

Dirjen PHU melantik PPIH Embarkasi Surabaya Tahun 2014

Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) I Tingkat Provinsi

ru dan Kasi Pendma. Ini merupakan kerja bareng, dan diharapkan dari kegiatan ini dapat dijadikan syiar kepada publik tentang prestasi-prestasi yang ada di madrasah. “Mana mungKarya-karya siswakin sebuah madrasah mesiswi madrasah semakin ngetahui prestasinya jika titerwadahi. Selain sains, dak ada ajang seperti ini,” olahraga dan seni, kini karungkapnya. ya tulis ilmiah – yang sudah Pada kegiatan tersemerambah di madrasahbut, para peserta yang bermadrasah – juga mendajumlah 24 dikelompokkan patkan tempatnya. Kanwil dalam 4 kelompok; kelomKementerian Agama Propok MA IPS, MA IPA, MTs vinsi Jawa Timur melalui BiIPS, dan MTs IPA, yang didang Pendidikan Madrasah tempatkan di ruangan semenyalurkannya melalui suai kelompoknya. Mereka Lomba Karya Tulis Ilmiah beradu karya di depan para (LKTI) I Tingkat Provinsi dewan juri dari UIN Maliki Jawa Timur. Kegiatan yang Malang dan audien. diselenggarakan di hall HoBerbagai penelitian tel Santika Surabaya pada yang telah mereka lakukan Salah satu peserta mempresentasikan hasil karya tulis tanggal 6 Agustus 2014 ini, seperti rumput sebagai bailmiahnya di depan para juri diikuti oleh para pelajar Mahan alternatif pembuatan drasah Tsanawiyah dan Madrasah Ali- atan semacam itu sangatlah penting dan kertas, penggunaan daging keong mas yah se-Jawa Timur yang sebelumnya luar biasa. Sebab pada zaman keemasan pada bakso, tradisi buwuhan untuk telah melalui tahap penyisihan di tingkat Islam, penelitian telah menjadi budaya pembangunan musholla atau masjid, kabupaten/kota. bagi toko-tokoh penting masa tersebut. juga seni tayub sebagai objek wisata Menurut Ketua Pelaksana Drs. Seperti Imam Syafi’i yang dapat meng- dipresentasikan dengan lugas melalui Syamsuri, kegiatan yang pertama kali golongkan darah haid dengan berbagai slide-slide yang tertata apik dengan dilakukan di tingkat Provinsi tersebut macamnya. “Hal itu tidak mungkin ter- gambar-gambar dan video. Presentasi dapat dijadikan ukuran kemampuan pe- capai tanpa melakukan penelitian-pe- semakin semarak dengan pertanyaanserta didik dalam memahami dan me- nelitian. Maka tepat sekali jika kini di- pertanyaan yang diajukan dewan juri. nguasai konsep. Pada gilirannya nanti adakan lomba seperti ini,” tuturnya. Melalui seleksi yang ketat akhirakan dapat menerapkan dan mengkomuKegiatan semacam itu, lanjut man- nya dewan juri memutuskan, bahwa nikasikan hasil-hasil penelitiannya da- tan Kepala MAN Lamongan ini, meru- yang menjadi juara I adalah Efrida Mihlam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini pakan even yang tidak hanya melibat- fada dari MTsN Kota Batu (Mapel IPA), juga dimaksudkan untuk meningkatkan kan siswa saja. Namun juga melatih gu- Putri Kuskar Pratita dari MTsN Munkemampuan dan kejungan Trenggalek cakapan siswa-siswi (Mapel IPS), M. Romadrasah dalam upabith Alil Fahmi dari ya mendukung proMAN 3 Kediri (Magram madrasah riset pel IPA), dan Fajar nasional (Madrina). Andre Setiawan daSelain itu juga dalam ri MAN Nglawak rangka menentukan Kertosono (Mapel perwakilan Provinsi IPA). Jawa Timur pada Para juara menLKTI Jenjang MA di dapatkan uang tingkat nasional. pembinaan, piala Sementara itu dan piagam. Juara I Kepala Bidang Penpada tingkatan MA didikan Madrasah mapel IPA/IPS berKanwil Kementerian hak mengikuti LomAgama Provinsi Jaba Karya Tulis Ilmiwa Timur Drs. Suah Tingkat Nasional pandi, S.Pd, M.Pd. di Makasar pada yang membuka langajang KSM tingkat sung acara ini meneNasional. Para juara berfoto bersama Kabid Pendma Kanwil Kemenag Jatim kankan, bahwa kegiHisyam MPA 334 / Juli 2014

17

Kampoeng Sinaoe Asyiknya Belajar di Ruang Terbuka Pernah dengar nama ‘Kampoeng Sinaoe’? Kampung itu berada di desa Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo. Lingkungannya asri dan hijau. Sepanjang kampung berderet pot-pot dengan aneka ragam bunga setaman. Sangatlah menawan bagi setiap mata yang memandang. Di sebagian rumah warga terdapat gazebo, sebagai tempat anak-anak kampung belajar. Duhai.. teramat nian memikat hati. Anak-anak kampung berkumpul di ga-

Mohammad Zamroni, S.Hum

lah atau yang lazim disingkat SAF, diperuntukkan bagi mereka yang gemar IT dan ilmu komputer. Dan bagi anak-anak yang ingin menguasai materi palajaran yang diUNkan, mereka diwadahi dalam Fisca Afla (FIA). Yang kini sedang diujicobakan, adalah kelompok belajar kesenian. Baik seni lukis, seni tulis-menulis, seni tari, seni drama, seni musik, maupun keterampilan seni lainnya. Peminatnya ternyata cukup lumayan. Di sisi lain, anak-

GAZEBO: Taman belajar Kampoeng Sinaoe

zebo-gazebo dari bambu. Dikitari rimbun anak kampung tersebut juga dibekali dehijau dedaunan dari berbagai pepohon- ngan keterampilan jurnalistik. “Mereka an. Di sekitarnya tumbuh semak-semak sangat antusias sekali mengikuti kegiatkecil yang menambah asrinya suasana an tersebut,” ujar Mohammad Zamroni, belajar. Lamat-lamat terdengar pula ke- S.Hum. “Apa saja yang diminati masyacipak air mengalir dari sungai kecil yang rakat akan kami coba ujudkan di sini,” berada di sebelah gazebo. Juga kolam- tukas Managing Director ‘Kampoeng kolam kecil, dengan beraneka ikan-ikan Sinaoe’ ini bersahaja. kecil, yang turut menambah indahnya Intinya, tutur alumnus pondok pesuasana belajar bersama. santren Al Falah Gondanglegi Malang Meski 500 siswa yang belajar di ini, dirinya ingin mengembangkan sesitu adalah anak-anak dari Kabupaten genap potensi yang dimiliki anak-anak Sidoarjo, namun tak jarang anak-anak dari Kabupaten lain menjadikannya sebagai arena wisata belajar. Tampak sekali kegembiraan di raut wajah mereka. Sebab di sini mereka bisa belajar dengan leluasa. Tak seperti ketika belajar di kelas yang terbatasi dengan empat sisi tembok dan jendela kaca. Laiknya miniatur sebuah universitas, pembelajaran di sini juga terklasifikasi ke dalam tiga kelompok. Bagi yang ingin memperdalam bahasa dan sastra Inggris, mereka bisa masuk ke komuNYAMAN: Keceriaan belajar bersama nitas FIC (Al Falah Islamic Course). Sedangkan Salam Al Fa-

18

MPA 336 / September 2014

kampung. Terutama mereka yang lahir dari keluarga berekonomi kecil. “Jangan sampai masyarakat yang tidak mampu, mereka tidak bisa menyentuh pendidikan dengan baik,” tegasnya. “Bagi kaum dhuafa’ dan anak yatim, sampai sekarang tetap saya gratiskan belajar di sini,” tandasnya. Yang tak banyak orang tahu, bahwa 99 persen pengajar di ‘Kampoeng Sinaoe’ adalah hasil didikan di sini – yang notabene adalah anak orang-o-

rang tak mampu. Selebihnya, adalah para narasumber yang sengaja diundang untuk memberikan wawasan tambahan. Disamping itu juga ada para volunter yang datang dari berbagai negara; Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Perancis, Australia, Slovakia, Italia, Brasil, dan negara lainnya. Meski demikian, lanjut alumnus UIN Maliki Malang ini, setiap siswa wajib mengikuti pengajian kitab kuning. Waktunya Kamis malam Jum’at. Mengenai kitab yang diajarkan, adalah kitab-kitab akhlak. “Dengan kitab-kitab yang membekali budi pekerti semacam itu, terbukti banyak yang mengubah penampilan berbusananya,” paparnya. Impiannya ke depan, ujar suami Ida Nurmala ini, dirinya ingin kampung yang ada di desanya mandiri dalam proses pembelajaran dan lingkungannya, mandiri secara ekonomi, berdaulat pangan dan berdikari. “Sebab selama ini kita tak menjadi tuan di rumah sendiri. Itulah yang membuat saya terpanggil untuk terus berkreasi,” pungkasnya. Il, Ded

Menebus Pembebasan Diri Kini dan Nanti Khalifah Umar bin Al-Khaththab, baru saja melakukan pejalanan ke Syam (Syria). Suatu malam ketika di tengah perjalanan kembali ke Madinah, dia melakukan kunjungan diam-diam (sidak) sendirian ke suatu tempat terpencil. Di tempat itu, dia bertemu dengan seorang lanjut usia di sebuah kemah tua. Sang khalifah-pun mendekatinya. Selepas berbagi salam sejenak, perempuan yang tak kenal tamunya itu bertanya, “Bagaimana kabarnya Umar ? “. “Dia sedang dalam perjalanan pulang dari Syam. Alkhamdulillaah, dia dalam keadaan sihah wal ‘afiyah”, Jawab Umar. “Kiranya Allah tidak menganugerahi kebaikan kepadanya”, ucap perempuan tua dan papa itu dengan sangat ketus. “Kenapa ?”, Tanya sang khalifah kaget dan penasaran. “Demi Allah, saya belum pernah menerima sama sekali pemberian darinya. Baik dinar maupun dirham”, keluh perempuan tua itu. “Looh, bagaimana Umar tahu kondisi Ibu, sedangkan Ibu berada di tempat yang jauh dan terpencil begini ?, Tanya Umar penuh rasa ingin tahu. “Subhaanallaah (Mahasuci Allah) ; Demi Allah, saya tidak habis pikir, bagaimana ada seseorang mau menjadi pemimpin rakyat, tetapi dia tidak mau tahu keadaan warganya. Baik di ujung timur maupun barat ?”, ucap perempuan itu dengan nada gusar. Mendengar jawaban yang demikian itu, Umar pun tak kuasa menahan lelehan air matanya. Lalu gumamnya pelan, “Ooh wahai Umar! Betapa malangnya kau ini“. Beberapa saat kemudian, Umar berucap kepada perempuan itu, “Wahai Ibu, berapakah saya harus membayar Ibu untuk menyelamatkan Umar dari api neraka ?”. “Janganlah engkau bercanda!”, ucap perempuan itu dengan nada agak tinggi. “Sungguh, saya tidak bercanda !” jawab Umar serius. Akhirnya perempuan tua itu sepakat menerima bayaran sebesar 20 dinar atas kerelaannya tehadap Umar. Ketika Umar sedang menyerahkan uang dinar itu, tiba-tiba Ali bin Abu Thalib dan

Abdullah bin Mas’ud muncul. Begitu mereka melihat sang khalifah, merekapun mengucapkan salam kepadanya, “Asaalaamu’alaikum, Yaa Amirul Mukminin!”. Mendengar ucapan “Amirul Mukminin”, perempuan tua itupun gemetar ketakutan (karena tamu yang tidak dikenal tadi ternyata adalah Umar sang khalifah sendiri) dan kemudian bergumam, “Waduuh, memalukan sekali aku ini!, Aku telah melecehkan Amirul Mukminin dihadapan beliau sendiri !”. “Tidak apa-apa, Ibu !, kiranya Allah Swt telah melimpahkan rahmatNya kepada Ibu !”, kata Umar bin Al-

Dalam sidak (inspeksi mendadak) yang sering dilakukannya, dapat ditemukan apa yang sebenarnya. Antara kebijakan yang dikendalikan dari “istananya” dengan “kenyataan di lapangan” yang dialami warga sebenarnya. Ketika penyimpangan yang didapatkannya, dia terlebih dahulu segera menyelesaikannya. Pantang mencari kambing hitam dipundak orang lain, karena itu bisa diurus kemudian. Dia tidak mau tindakan populis yang sarat dengan pencitraan. Tetapi lebih mengedapankan tindakan nyata yang pro warga dan lingkungan yang memang membutuh-

Khaththab. Umar kemudian minta secarik kulit. Namun, karena tidak tersedia kulit, dia kemudian menyobek bajunya sendiri dan menulis, “Bismillaahirahmaanirrahiim. Inilah bukti pembayaran/pembelian Umar dari si Fulanah sebesar 20 dinar, sebagai penebusan ketidaktahuan Umar atas keadaan diri perempuan tua itu, semenjak hari Umar memerintah hingga hari ini. Dengan penebusan ini, segala apa yang didakwakan oleh perempuan tua itu, di Hari Kebangkitan kelak, Umar terbebas dan berlepas diri darinya”. Umar bin Al-Khaththab selanjutnya, meminta kepada Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Mas’ud untuk menjadi saksi. Umar bin Al-Kaththab, yang dikenal sebagai khalifah yang keras, tegas, tetapi juga humanis, dan penuh tanggung jawab akan kepemimpinannya.

kannya. Ungkapan peristiwa diatas pada kasus “yang dianggapnya sebagai kesalahan sebahagian kepemimpinannya” yang dia temukan pada diri seorang nenek tua-papa yang bernaung dibawah kemah tua tinggal di desa terpencil jauh diluar kota sana, yang kemudian ditebusnya secara kontan saat itu; adalah sebuah gambaran bagaimana model pertanggungan jawaban Umar didepan rakyatnya didunia dan sekaligus dihadapan Allah Swt kelak diakhirat. “Saat dimana tidak ada lagi jual beli/perdagangan, pertemanan/ persekongkolan, dan pertolongan dari pihak manapun kecuali dari Allah Swt (. . . yaumun laa bai’un fiihi wa laa khullatun wa laasy syafaa’ah . . ./ QS.2: 254 ). Wallaahu a’laam. (diolah dari pesan indah dari makkah & madinah, ar.usmani,2008) Ahar MPA 336 / September 2014

19

Komunisme

Tetap Sebuah Ancaman K

OMUNISME, sebuah ancaman besar yang tak akan ada habis-habisnya dari tatanan kehidupan dunia –termasuk Indonesia. Terbaca jelas di setiap sudut belahan dunia yang mendramatisasi-kan pola fikir dan perilaku manusia -kontra dengan fitrahnya. Egois, menang sendiri, kepura-puraan, cepat kaya tanpa lelah, penguasaan public, memeras keringat manusia, negative thinking, tidak patuh aturan, memaksakan kehendak, tidak suka kemapanan, merasa benar sendiri, membikin onar, kamatian hina, etc. Bak kata bijak, “mereka tidak henti-hentinya melakukan makar, sampai kamu mengikutinya.” Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal (Purn) TNI Pramono Edhie Wibowo mengingatkan kemunculan bahaya laten komunisme. Paham komunisme tetap dapat tumbuh dan berkembang di era demokrasi seperti sekarang. “Sangat mungkin di era demokrasi, paham itu (komunisme) masih hidup. Kita semua bisa lihat sama-sama. Kadang mereka lakukan sesuatu yang tidak transparan. Waspadalah!,” tegas Pramono. Dikatakan, “Kita harus mengingatkan terus kepada masyarakat atas kemungkinan masih hidupnya komunisme.” Hal itu disampaikan Pramono saat buka puasa bersama di Jakarta, Jumat (4/7/14) Namun, ada fikiran lain dari Bang Nusron Wahid, Ketua Umum GP Ansor. Dia mengungkapkan bahwa, “… manusia Indonesia hari ini sudah tidak mengenal istilah itu (komunis). Dikatakan, banyak cucu aktifis PKI, yang jadi santri bahkan jadi kiai. Sebab ideology itu sudah lama hilang dan tidak laku dalam kontek demokratisasi,” kata Bang Nusron, Kamis (3/7/2014). Dikatakan, Komunisme di Eropa Timur saja sudah mati, dan kini menjadi demokrasi. Bahkan Cina sendiri tinggal menjadi faksi politik. Tetapi secara ekonomi juga sudah sangat liberal dan membuka diri. Terus apa relevansinya zaman begini menuduh orang yang berbeda politik dengan komunis? Tuduhan komunis juga sama menyakitkannya setiap ada gerakan keagamaan yang berbeda dengan mainstream dianggap NII, DI/TII dan sebagainya,” jelasnya.

20

MPA 336 / September 2014

Yang komunis itu yang suka adu domba. Menghalalkan segala cara. Menuduh orang Kristen, padahal Muslim. Menuduh keturunan Cina, padahal Jawa asli. Justru inilah watak-watak dan kelakuan komunis sejati.” ujarnya. Sebenarnya, kata Bang Nusron, di antara anak-anak korban kekerasan politik baik PKI, DI/TII, sudah samasama melupakan masa lalu, bahkan membuat forum rekomendasi anak bangsa. Melupakan masa lalu untuk menatap masa depan. Menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran, dan komitmen tidak akan ada konflik horizontal. Termasuk diantaranya keluarga besar banser dan keluarga mantan PKI,” terangnya. Bahkan, lanjutnya, sebagian anak-anak bekas PKI ada yang diambil menjadi anak angkat dan menjadi warga NU dan Ansor dengan baik, tandasnya. (TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA / www.republika.co.Id > Pemilu 3 Jul 2014. Ketua GP Ansor Nusron Wahid) Bagaimanapun iklim yang diteduhkan oleh para pemuka anakanak bangsa terhadap suhu Nusantara ini, kita wajib tetap waspada terhadap ancaman bahaya laten komunisme. Komunis, sudah berulang kali membuat makar di ibu pertiwi yang kta cintai ini. Hal ini, seirama dengan pernyataan Jenderal (Purn) TNI Pramono Edhie Wibowo, “(PKI) sudah dua kali lakukan pengkhianatan atas bangsa ini, yakni manakala bangsa ini sedang menghadapi kemerdekaan, mereka berontak. Lalu manakala 1965, berontak lagi. Sekarang ini waspada itu (bahaya laten komunisme) penting,” tegasnya. Memang, pada tahun-tahun yang lalu, peringatan tentang adanya bahaya laten komunis ini sering ditanggapi dingin, bahkan sinis oleh banyak pihak. Akibat mudahnya Pemerintah Orde Baru memberikan “CAP KOMUNIS” atau “PKI” terhadap tokoh atau kelompok radikal -apalagi yang dianggap menentang pemerintah. Maka setiap peringatan atau perbincangan tentang adanya bahaya laten komunis selalu ditanggapi dengan sikap “sinis” bahkan dipandang “mengada-ada”. Juga diang- gap sebagai dalih saja untuk mengalihkan perhatian masyarakat atau mencari ‘kambing hitam’ (tajuk, Suara Pembaharuan, Edisi 7 Agustus 1996).  Padahal ikhwal bahaya latent komunis tidaklah main-main. Karena, sebagai ideology, komunisme tidak akan pernah mati. Paling-paling, kata Prof. Geoffrey B. Bainsworth, “hanya tidur atau sekarat tapi tidak akan

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali Imran [4]: 54)

mati!”. Apalagi komunisme, disamping suatu ideologi yang tidak akan pernah mati -juga merupakan gerakan internasional yang menggunakan “dua wajah”, yakni legal dan illegal, gerakan bawah tanah. Last but not least, di Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) -yang pada pemilu I tahun 1955 berhasil tampil sebagai “empat besar” bersama PNI, Masyumi, dan NU adalah partai komunis terbesar di dunia, di luar Uni Sovyet dan RRC. Sebagaimana dikatakan oleh Arnold C. Brackmann dalam bukunya Indonesian Communism: A History 1963: Is the largest in the world outside the sino-Sovyet Block! Jadi, logikanya (tidak) mungkin kalau PKI tidak ingin comeback, walaupun dengan gaya dan bentuk lain.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa letak kekuatan komunis sehingga akan selalu menjadi latent ialah:  Pertama, komunis adalah suatu ideologi, dan karena itu tidak akan pernah mati;  kedua, komunisme adalah suatu gerakan internasional yang mem­punyai jaringan di seluruh dunia; ketiga, komunisme adalah gerakan yang berwajah “ganda”, yakni legal dan illegal (gerakan bawah tanah), yang populer dengan sebutan “PKI siang dan PKI malam”; keempat, dalam mencapai tujuannya, komunis menggunakan cara kekerasan dan “menghalalkan segala cara” (het doe / heigh de middeles); kelima, mahir dalam taktik dan sistem pendidikan kader di dalam dan luar negeri, sehingga mahir pula meman­ faatkan orang lain, yang dalam termi­ nologi komunis disebut “orang-orang tolol berguna” (the fellow traveller).  Dengan demikian, komunisme adalah ibarat ilalang. Setiap kali dibabat akan tumbuh lagi -sehingga perlu dibabat sampai ke akar-akarnya. Tak syak lagi bahwa komunisme masih tetap dan akan terus merupakan bahaya latent. Sebab, menurut para eks tapol PKI sendiri, sekarang ini PKI masih punya banyak kader. Sekalipun secara fisik sudah mati namun secara ideologi tak akan pernah mati, karena “memiliki kaki berjalan kemana-mana”. Namun, bagaimanapun kekuatan Komunisme, ada yang lebih kuat lagi. Yaitu, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia itu sendiri. Selama bangsa Indonesia ini masih tetap konsis dengan Panca Sila, insya Allah – Indonesia tak akan tergoyahkan oleh komunisme. Ingat, “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali Imran [4]: 54) Memupuk rasa persatuan dan kesatuan -sungguh lebih penting daripada mengedepankan kepentingan sendiri atau golongan. Kalau bangsa Indonesia terjebak dalam kepentingan suatu golongan, bisa jadi, hanya beberapa golongan saja yang mau menggotong negaranya. Golongan lainnya –minggir. Padahal, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Komunisme bisa menyusup ke elemen manapun dengan gaya latennya. Tidak terasa, pengaruhnya membudaya di hampir seluruh sector kepentingan. Bisa di dunia pendidian, ekonomi, pemerintahan, kesehatan, lautan, daratan, udara, dan seterusnya. Bagaimanapun, komunisme tetap menjadi sebuah ancaman disemua sector kehidupan. Waspadalah. •As

MPA 336 / September 2014

21

Mengusahakan Haji Mabrur Oleh: Masduri)

A

da tiga tingkatan haji dalam Islam. Pertama, haji maqbul. Yakni ibadah haji yang diterima oleh Allah. Pasca haji, ia tidak mengalami peningkatan ketakwaan, melainkan tetap sama dengan sebelumnya. Kedua, haji mardud, yaitu ibadah haji yang tidak diterima oleh Allah karena kesalahan dan dosa yang dilakukannya. Sehingga pasca ibadah haji, orangnya semakain jelek perilakunya dari sebelum berhaji. Yang terkakhir adalah haji mabrur, haji yang diterima oleh Allah. Dan setelah pulang ke tanah air, mereka lebih baik dari sebelumnya dan mengalami peningkatan ketakwaan.

22

MPA 336 / September 2014

Menjadi haji mabrur tentu merupakan impian setiap orang. Tetapi realitasnya sulit sekali menemukan haji yang benar-benar mabrur. Yang banyak, hanya haji maqbul dan mardud. Itu terlihat dari perilaku mereka selepas dari Makkah. Betapa sangat banyak haji yang masih sering melakukan maksiat. Mereka suka mengorupsi uang negara, menelantarkan orang miskin, dan melakukan tindakan kekerasan. Spirit filosofi haji hilang seiring pergeseran waktu, hingga membuat mereka lupa, bahwa haji bukan semata ritual vertikal, tetapi juga horizontal, dengan melatih mental sosial peduli kepada sesama. Indikasi diterima atau tidaknya haji seseorang, hanya dapat dillihat dari perilaku seseorang itu selepas berhaji. Karena hakikatnya, di antara

mereka yang berhaji tidak ada yang tahu mana yang diterima dan ditolak. Mereka hanya berkeyakinan bahwa dengan memenuhi syarat dan rukun haji, ibadahnya diterima oleh Allah. Keyakinan ini adalah patokan pribadi untuk meyakinkan dirinya telah selesai melepaskan kewajiban haji, bukan penilaian secara umum dari masyarakat. Karena sejatinya mabrur bukan hanya terbatas pada terpenuhinya syarat dan rukun haji, tetapi lebih penting dari itu, bagaimana haji benarbenar bermakna bagi kepentingan sosial masyarakat. Mabrur berasal dari kata albirr, yang berarti kebaikan. Dalam salah satu firman Allah disebutkan, “Kalian belum mencapai kebaikan (al-birr) hingga mampu mendermakan sebagian harta yang kalian cintai.” (QS Ali Imran [3]: 92). Selain itu, dalam salah satu hadis Nabi Muhammad

pernah ditanya, ”Apa makna mabrur?” Nabi menjawab, ”Suka memberi makan (bantuan sosial) dan lemah lembut dalam bicara.” (HR Ahmad). Kedua nash di atas telah cukup jelas menggambarkan makna mabrur. Kaitannya dengan haji, umat Islam mestinya dapat mengimplementasikan spirit nilai yang ada dalam haji. Mengupayakan kesalehan sosial bagi masyarakat lingkungannya. Selepas berhaji, rangkaian riltual haji sedapat mungkin membekas bagi kemaslahatan bersama. Tidak hanya menjadi ritual kosong, yang kehilangan makna ketika dihadapkan pada realitas sosial.

Indikasi diterima atau tidaknya haji seseorang, hanya dapat dillihat dari perilaku seseorang itu selepas berhaji. Karena hakikatnya, di antara mereka yang berhaji tidak ada yang tahu mana yang diterima dan ditolak. Mereka hanya berkeyakinan bahwa dengan memenuhi syarat dan rukun haji, ibadahnya diterima oleh Allah.

Mengupayakan Mabrur

Haji mabrur bukan semata pemberian Tuhan, tanpa usaha umat Islam untuk memabrurkan hajinya. Karena sejatinya, ritual haji kembali kepada pribadi pelaksana masingmasing, atas usaha dan kesadaran diri. Tidak hanya terbatas pada keyakinan bahwa hajinya diterima, karena memenuhi syarat dan rukun haji. Mabrur adalah upaya manusia haji untuk melakukan transformasi sosial dari setiap gerakan ritual haji yang dilakukan. Haji mabrur adalah gerak menuju kesadaran tertinggi dari ibadah haji, menuju kemaslahatan manusia secara umum. Maka, setelah kembali ke tanah air, perjuangan memabrurkan haji tak pernah selesai. Perjuangan itu tidak hanya terbatas pada terpenuhinya syarat dan rukun haji. Ia akan ada sepanjang perjalanan kehidupan. Predikat haji dengan simbolisasi songkok putih, harus benar-benar mengkristal dalam konsistensi mereka menebar benih-benih kesucian sebagai simbol dari songkok putih. Persoalan bangsa yang tak kunjung usai, adalah pekerjaan bersama, yang mesti segera diselesaikan. Di sini semua umat Islam akan berfastabikul khairat menjadi yang terbaik. Baik itu haji atau tidak semuanya berkesempatan sama, menunjukkan bahwa dirinya benarbenar meliki kepekaan sosial tinggi. Tentu tidak etis, jika yang berhaji kalah dengan yang belum. Orang berhaji harus menunjukkan bahwa dirinya berjiwa haji. Karena haji bukan tour religi dan selebrasi. Ia adalah ritual menuju fitrah kemanusiaan. Dari perjalanan individu, berpadu di Baitullah, menjadi manusia sosial yang satu, dengan predikat tamu Allah. Bersatunya semua umat Islam dari beragam perbedaan tanah air, adalah ekspresi umat Islam untuk memperkuat persaudaraan antar sesama muslim dan

peduli kepada sesama. Termasuk juga dengan semua umat manusia, seteleh kembali ke tanah air masing-masing. Dengan demikian, menggapai haji mambur perlu usaha konkret dan kesadaran diri manusia haji, untuk benar-benar mendapatkannya. Dengan menghayati setiap ritual haji, mendalami makna yang tersurat dan tersirat dalam ibadah haji, sebagai upaya peningkatan kualitas ketakwaan, baik secara vertikal dan horizontal. Tanpa upaya dari insan haji untuk memabrurkan hajinya, tidak mungkin mereka akan mendapatkan predikat haji mabrur. Karena haji mabrur adalah kesinambungan antara usaha dan pemberian Tuhan. Semoga saja, kedatangan jamaah haji dari Mekah, dapat menjadi angin segar bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan mengim­ plemen­ tasikan nilai luhur sosial haji. Selama ini banyak orang berhaji hanya sebatas melepas kewajiban, bahkan kadang tidak lebih dari sekedar tour religi, atau

hanya gengsi sosial. Sehingga makna subtansial ibadah haji, tidak bisa kita temukan dalam realitas keseharian bangsa Indonesia. Sementara haji dalam masyarakat Indonesia menempati posisi ter­ hormat, posisi ini merupakan bentuk penghargaan besar bagi perjuangannya melakukan ibadah haji dengan menghabiskan banyak biaya dan meninggalkan sanak famili di tanar air demi mendapatkan keridhaan Allah. Penghargaan ini mestinya juga disambut dengan baik oleh manusia haji, dengan kesalehan sosial pribadinya. Niatan tulus berhaji ke tanah Suci dan harusnya kembali ke tanah air dengan membawa kesucian. Menabur kedamaian, kesejahteraan dan persaudaraan. *) Masduri, Peneliti di Jurusan Teologi dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel Surabaya.

MPA 336 / September 2014

23

01

Peringatan Al-Quran Tentang Israel

terbelenggu oleh nafsu keduniaan akibatnya mereka menjadi orang yang tamak, rakus dan lupa kepada Al-Kitab. 4. Padahal Al-Kitab menentukan me­ reka harus bermental alim soleh, ber­ kata yang benar dan tekun beribadah.

Masalah dan analisa jawaban

168. Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). 169. Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata: “Kami akan diberi ampun”. Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?. Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti? 170. Dan orang-orang yang berpe­ gang teguh dengan Al Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi

24

MPA 336 / September 2014

pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orangorang yang mengadakan perbaikan. 171. Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka): “Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa”(S7 AlA’raf 168-171).

1. Bagaimana sejarah dan perkem­ bangan kaum kaum Bani Israil itu? Jawaban sementara: Kaum Kaum Bani Israil itu berasal dari anak keturunan Nabi Ya’qub dan mengunggulkan diri menjadi kaum Bani Israil menganut agama Yahudi terakhir mendirikan Negara Israel yang sekarang ini. 2. Peringatan apa saja oleh Al-Quran terhadap kaum Bani Irail itu? Jawaban sementara: Al-Quran men­ catat banyak kisah riwayat kaum Bani Israil yang negatif di samping beberapa ayat yang positif. 3. Bagaimana sikap kita umat Islam menghadapi ulah kaum Bani Israil sekarang ini? Jawaban sementara: Al-Quran itu kitab suci terakhir yang memuat kisah riwayat semua nabi dan umat nabi-nabi dari jaman purba sampai Nabi Muhammad Saw. Maka kita wajib mengamalkan ajaran nabi kita Muhammad Saw dan ajaran semua nabi, mengikuti yang benar dan baik meninggalkan yang salah dan yang buruk menurut ukuran Allah dengan cara melaksanakan perintah dan meninggalkan yang dilarang oleh Allah.

Tema dan sari tilawah

1. Dari 12 putera Nabi Ya’qub berkem­ bang menjadi apa yang dikenal dengan nama Bani Israil. 2. Allah menurunkan ujian dan ben­ cana atas kaum Bani Israil: Maka dalam perkembangannya terben­ tuklah kelompok-kelompok ada yang soleh tetapi banyak yang cen­ de­ rung kepada kelompok yang tidak baik. 3. Kelompok yang tidak baik itu,

Pendalaman dan penelitian BAB SATU Sejarah dan perkembangan kaum Bani Israel

Bagaimana sejarah dan perkem­ bangan kaum kaum Bani Israil itu? Jawaban sementara: Kaum Kaum Bani Israil itu berasal dari anak keturunan Nabi Ya’qub dan mengunggulkan diri

Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA

menjadi kaum Bani Israil menganut agama Yahudi akhirnya mendirikan Negara Israel yang sekarang ini. Nabi Ibrahim adalah bapak dari semua agama Samawi, Agama Yahudi, Agama Nasrani dan Agama Islam. Nabi Ibrahim mempunyai dua putera, Nabi Isma’il dan nabi Ishaq. Nabi Ishaq menurunkan Nabi Ya’qub sedangkan Nabi Ya’qub menurunkan 12 putera, salah stunya ialah Yusuf. Pada suatu hari Yusuf putera Nabi Ya’qub, maka setelah Nabi Ya’qub mendengar impian Yusuf, bahwa 11 buah binta matahari dan bulan semua Tahun 1100 SM 599 SM 70-132 M 628 M 636 M Abad 12 1492 M 1516 M 1800 M Abad ini 1880 M 1881M Abad 19 1897 M 1901 M 1904-1914 1914 M 1914-1915 1916 M 1918-1848 1919-1923 1920 M 1922 M 1922-1932 1929 M 1929-1939 1931 M 1935-1945 1936-1939 1-12-1947 1947 M 14-5-1948 15Mei1947 15Mei1947 15Mei1947 1848 M 1948-1952 1950 M 1953 M 26-7-1956 29-10-1956 1960 M 1962 M 29 Mei 1964

sujud kepada diri Yusuf: maka cinta Nabi Ya’qub kepada Yusuf menimbulkan iri dan dendam saudaranya kepada Yusuf. Iri dan dendam itu diwujudkan dengan menyiksa Yusuf bahkan Yusuf dimasukkan ke dalam sumur lalu dijual akhirnya dibeli oleh Qithfir Pejabat teras Kerajaan Mesir. Kisah Yusuf dengan saudaranya termaktub dalam Al-Quran dalam Surat Yusuf ayat 3 s/d 101. Sikap mental saudara-sudara Yusuf ini dispekulasikan berkembang terus menjiwai generasi demi generasi bahkan menjadi sangat keras sekali untuk memusuhi bangsa Arab Pales­

tina yang dianggap sebagai anak keturunan bukan dari Nabi Ya’qub. Maka tahun 1948 merupakan pangkal tolak sejarah peperangan antara bangsa Arab Palestina berhadapan dengan Bangsa Israil.

Sejarah Negara Israel secara kronologis

Asal usul Negara Israel berawal dari konsep Tanah Israil angan-angan kaum Yahudi zaman purba, untuk menjadi pusat Kerajaan Yahuda jaman dahulu kala. Lebih lanjut tersirat sebagai berikut: bersambung...

Data dan Perkembangan Keterangan Nabi Dawud mendirikan kerajaan Negara Palestina Negara dijajah oleh Sasaniyah-Asiriya Mereka Diaspora Romawi menghancurkan kerajaan Mereka diusir Rakyat ditingas oleh Kekaisaran Bizantium Diasporake, menyebar ke Negara-negara Eropa K.Yahudi keluar masuk ke Eropa Palestina dikuasai Daulat Bani Umayyah-diteruskn oleh Daulat Abbasiyah Selama 6 abad dikuasai Kekhalifahan Islam Kaum Katholik mengusir k.Yahudi dari Eropa Dari Eropa pulang lagi Jumlah k.Yahudi merebak cepat masuk- menetap di Yerusslem, Hebron dll. Dikuasai Kesultanan Turki s/d abad 20 +500 th dikuasai Turki K.Zionis memborong tanah, makin kaya Zionis makin kuasa Hasidut Eropa Timur menguasai Palestina Semua hijrah kesini 25000 Zionis di Palestina= 5% penduduk b.Yahudi bersatu Th. Herzl mendirikan Zionis negara Yahudi Untuk Negara Israel Cita-cita Negara Israel berkembang pesat Di saat Pem. Turki Konggres politik Zionis mendirikan WZO Cita-cita Negara Israel Theodor Harzl menggebu-gebu berdirinya Negara Israel Raya 40 000 Yahudi mendirikan Kishinev Militeristis ketat Warga-Yahudi menjadi 85 000=12% Calon Warga Israel Palestina, Yordan diatur oleh Inggris Turki kalah perang Turki dibagi-bagi kpd-Inggris, Prancis, Rusia Palestina ke-Inggris Deklarasi Balfour untuk negara Yahudi Palestina ke Yahudi 100 000 Yahudi banjir masuk Palestina Merebut hak b.Arab Warga Plestina Arab demo politik Kalah lalu dibantai UNO (PBB) mandat Inggris atas Palestina Inggris=Britania Raya 35.000+60.000 Yahudi Rusia & Polandia hijrah ke Palestina Palestina =>tanah air Yahudi Zionistis Warga Arab Palestina membunuhYahudi 67 Yahudi terbunuh 250 000 Yahudi Jerman masuk Palestina Pulang kampung Yahudi (17%) menguasai Arab(83%)W.N. Juragan X buruh Arab Mesir, Yordab, Syria, Irak anti Israel Menolak negara baru Arab Palestian Brontak X Mandat Inggris Imigrasi… dibatasi 250 000 Arab Falastin-diusir, melarikan... B. Arab nyerang Zioni PBB setujui 2 negara Arab dan Israel Arab Palestina X Israel Proklamasi Negara Israel-Ditolak B.Arab Arab melawan Israel UNSCOP Resolusi PBB 181 Nopember 1947 = 33 Resolusi 181 Pembagian Palestina 2 negara Negara setujui Resolusi,13 menolak, 10 absen Israel merebut selain Gaza, Nablus, Hebron dan Plestian Arab tidak berkuasa ap-apa. Negara Arab protes melawan Res 181 itu Dari kekalahan perang ini=711.000 Arab 20% warga negara Arab Palestian menjadi pengungsi, terlantar berat Menjadi warga Israel Israel=20.700 Kilometer Persegi bertambah luas wilayah perangnya dengan batas baru Yang kalah perang menandatangani Janji 285 000 Yahudi pindah ke tanah air Israel Ke Negeri Impian 50000+687000 Yahudi masuk ke Negara Israel 300000 Arab ikut masuk Ben Gurion PM Israel perang Israel X Mesir rebut kanal Suez JA Nasser Tentara gerelya Gerilya melawan pemerintahanan Israel Kapal Israel dilarang masuk Suez Inggris,Prancis, Amerika mengroyok Mesir, PBB turun campur, maka terjadi perdamaian Damai Mesir-Israel, UNEF-PBB Pengawas Terjadi Blck September Yordan menumpas Palestina 3500 t PLO tewas yang terlalu kuasa-2000 Palestina masuk Libanon PLO bergabung ke Alfatah Institut-translation of Hebrew berdiri Terj-ke 40 bahasa PLO terbentuk 2 Juni1964; Liga Arab setuju; Palestina tidak berkuasa atas duaduanya Gaza masuk Mesir, Westbank masuk Yordan

MPA 336 / September 2014

25

Dr. Ahmad Hidayatulloh, M.Pd

Selalu Mendapat Tugas yang Penuh Tantangan

Tepat pada tanggal 13 Agustus 2014, Dr. Ahmad Hidayatulloh, M.Pd resmi dilantik sebagai Kepala Subbagian Perencanaan dan Keuangan di Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur. Baginya, tentu itu merupakan sesuatu yang baru. Sebab selama ini, pria kelahiran Pasuruan 22 Juni 1968 ini lebih konsens pada bidang pendidikan. Setelah sukses menjabat sebagai Ketua Pokja Tim Pengembangan Magnet School Program Penyetaraan Iptek (BPPT), dirinya dipercaya sebagai Kepala MAN Insan Cendekia Gorontalo sejak tahun 2002 s/d tahun 2008. Melihat keberhasilannya dalam memimpin madrasah tersebut, lantas diamanahi sebagai Kepala MAN Insan Cendekia Serpong Tangerang hingga tahun 2012. Kemudian dipercaya pula untuk menjabat Kepala MAN 3 Malang hingga Agustus 2014 kemarin. Dunia pendidikan, bagi suami Dra. Susi Retnowati ini, merupakan sebuah dunia yang sangat menyenangkan. Sebab dengan pendidikan dan ilmu yang dimiliki, akan dapat mengubah hidup seseorang untuk menjadi lebih baik. Itulah pasalnya, meski dari keluarga yang kurang berkecukupan secara ekonomi, namun dirinya tak pernah putus asa untuk merengkuh pendidikan secara layak. Terbukti, Pak Ahmad – demikian sapaan akrabnya – sanggup menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP Malang Tahun 1991. Dirinya bahkan menyelesaikan S2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tahun 2004, serta S2 Manajemen Ekonomi Pembangunan di UGM Yogyakarta tahun 2006. Yang menawan, dirinya juga sukses merampungkan S3nya baik di UIN Alauddin Makassar (tahun 2009) dan S3 Administarsi Pendidikan di UPI Bandung (tahun 2012). Disamping itu, dirinya pernah pula kuliah singkat perencanaan keuangan di NeingrÜt Business University Holland untuk koorporate dan lembaga sosial. Disamping itu juga mendalami pendidikan berkarakter pada Institut of Education London (IUE), serta belajar Leadership Sunsher Course Brisbourne di Australia. Lelaki yang memulai karir sebagai pegawai Badan Pengembangan Industri Strategis (BPIS) PT Kertas Leces Probolinggo ini, memang dikenal sebagai seseorang yang cerdas, kreatif dan kaya ide. Ketika menjadi karyawan BUMN dengan induk BPPT, bersama timnya memunculkan program STEP (Scient Technology Equality Program). “Program ini adalah untuk memajukan pendidikan anak-anak Muslim dan pesantren, dengan bekal pengetahuan dan teknologi,” kata mantan Ketua Pokja perintisan STEP ini menjelaskan. “Diharapkan dari program ini nantinya akan lahir tehnokrat-teknokrat yang memiliki basis ilmu agama yang kuat,” tukasnya. Keterlibatannya secara internal di Kementerian Agama sejak tahun 2004 sebagai Tim Ad Hoc, membuat pria yang suntuk di dunia riset sejak tahun 1995 ini terlibat aktif dalam merancang Keputusan Menteri Agama, Keputusan Direktur 26

MPA 336 / September 2014

Jenderal, serta rancangan reformasi birokrasi pendidikan. “Dimanapun saya ditugaskan, selalu diberi tugas yang penuh tantangan,” ungkapnya. “Termasuk jabatan saat ini,” tukasnya singkat. Namun demikian, dirinya tetap merasa enjoy dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. “Ada kepuasan tersendiri jika dapat melaksanakan tugas dengan melakukan trial and error,” kilahnya. “Sebab dari situ kita bisa menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan sebagai bekal hidup, agar lebih berkualitas dan bermakna bagi orang lain,” katanya memberikan alasan. Kiat suksenya, Pak Ahmad? Pertama, tuturnya, mengawali pekerjaan dengan riset dan senantiasa berbicara dengan

data. Manfaatnya, setiap langkah atau tindak lanjut dengan konstruktif. Kedua, memahami kompleksitas pemikiran manusia dengan corak ragam yang berbeda sehingga bisa berkembang. Ketiga, memiliki pemikiran demokratis dan positif. Dan yang keempaat, adalah ketulusan kerja, keterbukaan dan ketaatan pada aturan, serta integritas yang tinggi. “Dengan begitu akan direspon orang lain dengan baik. Dan tentu saja, itu semua akan melahirkan daya dukung dan kesuksesan,” tandasnya. Syaifudin Ma’arif

Ponpes Terpadu Al-Yasini Pasuruan

Unit Usaha dengan Omzet Milyaran Rupiah

KH. Mujib Imron

Besarnya santri yang mengenyam pendidikan di pondok, menjadi modal tersendiri bagi kemandirian ekonomi Ponpes Terpadu al-Yasini Pasuruan. Baik santri yang masih nyantri, maupun alumni yang telah tersebar ke berbagai pelosok Indonesia. Berawal dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan santri yang pada saat itu belum mencapai ribuan, tak disangka saat ini telah ada 28 unit usaha konveksi. Unit ini berada diluar ponpes di sekitaran Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan, dan di antara tenaga kerjanya adalah alumnus pondok. Pada mula berdiri, konveksi ini hanya mempunyai 4 set alat konveksi. Tapi karena perkembangan yang menjanjikan, sekarang ini sudah ada 8 set mesin konveksi yang dijalankan oleh tenaga ahli jahit. Unit usaha konveksi

siap untuk membuat dan melayani kebutuhan pakaian seragam santri pondok pesantren yang didirikan tahun 1940 ini, meskipun sekarang jumlahnya mencapai ribuan santri. Bahkan pesanan pembuatan seragam yang datang dari lembaga-lembaga lain bisa dilayani. Jika dalam keadaan ramai, konveksi bisa menyerap setidaknya 15 penjahit. “Insya Allah dalam waktu tiga tahun ke depan, semua kebutuhan pakaian santri bisa kami cover semua. Tidak hanya seragam,” kata ujar ustadz alumnus PP Sidogiri Pasuruan ini menandaskan. Sebagai salah satu bentuk pengembangan unit usaha konveksi ini, telah direncanakan merambah ke sarung. Setidaknya merek Al-Yasini sudah menjadi salah satu merek sarung. Meski pada saat ini pengadaan kain sarung masih bermitra dengan pengrajin kain sarung di Kabupaten Gresik. Pengembangan usaha yang tak kalah menariknya, adalah Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) al-Yasini. Potensi ribuan santri yang menabung di lembaga simpan pinjam ini juga menjadi modal yang potensial. Sekarang, lembaga simpan pinjam ini perputaran dana per bulannya telah

mencapai 800 juta hingga 1 milyar rupiah. Banyak sekali masyarakat yang telah memetik manfaatnya. Terutama untuk mengembangkan usaha mereka. Kalangan perbankan juga sudah banyak yang melirik untuk menjadikannya sebagai mitra dalam mengelola keuangan. Sekarang ini LKS sudah ekspansi keluar lingkungan ponpes. Dengan berbagai pengembangan di bidang ekonomi yang sudah terlihat ini, tak salah jika ponpes seringkali mengadakan seminar atau workshop tentang entrepreneurship. Banyak sekali pengusaha-pengusaha sukses nasional maupun internasional yang berkenan menghadirinya. Bahkan dari ponpes ini menjadi tempat lahirnya Himpunan Pengusaha Santri Indonesia. Wadah ini merupakan tempat bagi para santri yang menjadi pengusaha dan memberikan pelatihan-pelatihan di dalam pengembangan ekonomi kemandirian. Meski banyak aktivitas di dunia ekonomi, ponpes ini juga tidak melupakan jati dirinya sebagai tempat penggemblengan santri. Sejak tahun 2005, ponpes ini menjadi ponpes terpadu

Bangunan lantai dua Ponpes Terpadu al-Yasini yang memuat berbagai unit usaha Kopontren

MPA 336 / September 2014

27

yang diresmikan Menteri kan jika mereka mengantar Agama RI H. Maftuh Basyupara santri pulang ke ni. Terpadu di sini mempupondok, banyak yang nyai arti ilmu agama dan jumenitikkan air mata,” ujarga pengetahuan umum. nya haru. Bagi al-Yasini, tidak ada Dengan program ini, perbedaan antara ilmu usetidaknya pada diri santri mum ataupun ilmu agama. tertanam jiwa untuk meIlmu umum berarti juga ngabdi. Juga untuk mengeilmu agama. Oleh karenatahui apa kekurangan menya, para santri diharuskan reka. Dan yang tak kalah mengikuti pendidikan forpentingnya, mereka dapat mal juga. “Tapi ruhnya adamemanfaatkan waktu agar lah mengaji,” ujar KH. Mujib tidak digunakan untuk huraImron, Pengasuh PP Terhura. “Jadi, santri yang lupadu Al-Yasini. lusan dari sini sudah terBerbekal ilmu umum di tanam rasa mengabdi. Kalembaga formal dan ilmu renanya kita namai khidmat agama di lembaga Diniyah, arba’in,” ungkap mantan santripun siap terjun ke anggota DPD RI periode masyarakat. Salah satu pro2004-2009 ini menjelaskan. gram yang telah berjalan tiga Sekarang, lanjut Ketua tahun ini adalah khidmah LP Ma’arif PCNU Pasuruan arba’in. Santri disiapkan unini, telah ada kesepakatan tuk terjun langsung ke mamanajerial. Lembaga-lemsyarakat. Program ini dibaga pendidikan negeri di khususkan bagi para santri lingkungan ponpes, baik itu PP Terpadu Al-Yasini yang sekolah maupun madrasah berada di jenjang SLTA. Didan para siswanya dihaLembaga Keuangan Syari'ah (LKS) Al-Yasini adakan dalam rangka ruskan bermukim. Dengan mengisi kekosongan saat mereka puannya. Ada yang ahli di bidang pe- tujuan, pondok lebih bisa mengawal menunggu pengumuman kelulusan. nguasaan kitab atau bahas asing, juga dan mengawasi anak-anak yang berSelama 10 hari mereka diberi IT-nya, sehingga saling mengisi. potensi. Meski sekarang ini belum seSetelah program pembekalan muanya muqim, tapi ditargetkan makpembekalan pemantapan bagaimana nantinya berhadapan dengan masya- usai, selama 30 hari mereka mela- simal 5 tahun ke depan semua siswa rakat yang beraneka macam ragam- kukan aktivitas di masyarakat. Daerah harus sudah bermukim di ponpes. “Ini nya. Para santri dikelompokkan ke yang sudah dijangkau antara lain Pa- untuk mengisi sisi agama, mental dan dalam beberapa kelompok. Satu suruan, Probolinggo, Sidoarjo, Lu- karakternya. Karena mereka adalah kelompoknya berisi 8 hingga 9 santri majang, Mojokerto dan Malang. “Ma- calon pemimpin masa depan,” ungyang beraneka latar belakang kemam- syarakat sangat baik responnya. Bah- kapnya. Syam, Pri

Al Yasini Mart dan Toko pakaian yang menyediakan segala macam produk dan pakaian kebutuhan santri 28

MPA 336 / September 2014

Airmata Gaza Kekejaman Zionis di Negeri Sejuta Huffadh

Gaza berlinang airmata. Pesawat tempur dan ribuan roket meluncur membumihanguskan kawasan Gaza. Kapalkapal perangpun turut andil menembakkan peluru panas ke arah pemukiman penduduk di wilayah Barat Kota Gaza. Gedung-gedung fasilitas umum hancur, masjid dan rumah sakit runtuh, rumahrumah warga luluhlantak, dan mobil-mobil berserakan. Bayangkan, dalam rentang waktu kurang dari 24 jam saja kaum Zionis menyerang Gaza hingga 378 kali serangan. Suasananya benar-benar mencekam. Api perang kian membara. Kaum Zionis terus menyerang tanpa nurani. Korbankorbanpun berjatuhan tanpa bisa dihentikan lagi. Kini telah 2.000 lebih nyawa tak berdosa melayang akibat kebengisan Zionis Israel. Sedangkan ribuan lainnya luka-luka. Lantas, apa yang dapat kita lakukan di sini? Bulan Sabit Merah Indonesia, tutur DR. Puguh Setyo Nugroho, SP, selalu bergerak saat terjadi penindasan kemanusiaan. Apalagi peristiwa Gaza benar-benar merupakan penindasan Zionis Israel terhadap warga Palestina. “Ini tak sekedar soal umat Islam diserang, tapi di Gaza sisi kemanusiaan

benar-benar telah diinjak-injak dan dihancurkan,” tandasnya. Menurut Sekretaris BSMI Jatim ini, tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina adalah sebuah penjajahan. Dan Indonesia adalah negara berdaulat, yang tidak pernah mendukung adanya sebuah negara yang menjajah negara lain. Sebab Indonesia tak menginginkan adanya penjajahan di atas bumi. “Apalagi dulu Palestina turut mendukung atas kemerdekaan bangsa Indonesia,” ungkapnya. Namun demikian, BSMI lebih memfokuskan perannya pada sisi kesehatan. Sebab bantuan berupa obat-obatan dan makanan lebih mereka butuhkan saat ini. “Dalam waktu dekat kami akan mensuport mobil ambulance. Posisinya masih ada di Mesir, karena hari-hari ini kondisi Gaza masih tidak menentu,” paparnya. “Sebenarnya bisa melalui jalur bawah tanah. Tapi kami tak bisa mengambil jalur tersebut,” tukasnya. Apalagi dalam waktu dekat Palestina akan memasuki musim dingin. Sedangkan tidak ada lagi tempat bernaung buat mereka, karena bangunan sudah hancur. Banyak sekali rumah-rumah yang rata dengan tanah, sehingga mere-

ka tinggal di tenda-tenda. Mereka sangat membutuhkan selimut dan pakaian. Alhasil, ujar pria kelahiran Pacitan 23 Nopember 1979 ini, BSMI tak mendirikan sarana bangunan fisik. Sebab itu sangat mudah dihancurkan. Jadi pihaknya lebih memfokuskan pada peningkatan sumberdaya manusianya. Sebab SDM di Gaza ssesungguhnya luar biasa. Disamping banyak yang hafal alQur’an, tak sedikit yang sudah berpendidikan S1 dan S2. Kini BSMI telah memfasilitasi 6 mahasiswa untuk belajar di Indonesia. Keenamnya mengambil S2 spesialis. Dua orang di Surabaya, dan salah satunya mengambil spesialis bedah mulut di kedokteran gigi. Ada juga yang mengambil spesialis bedah tulang, dokter bius, atau jurusan lainnya. “Jadi memang kita pilih yang cocok dengan wilayah konflik,” tuturnya. “Karena perjuangan Palestina juga berjuang dalam bentuk Diplomatik, maka mereka ada yang mengambil S3 di Fisip,” katanya menambahkan. Juga ada mahasiswa yang dikuliahkan di ITB, agar kelak dapat membangun kembali gedung-gedung yang hancur. Diharapkan mereka nanti

MPA 336 / September 2014

29

dapat membangun kembali Palestina berbagai hal mereka memiliki kemampupasca perang. Sebab kalau membawa an yang luar biasa. Termasuk mendisain tukang dari Surabaya dan dibawa ke- berbagai strategi untuk menghancurkan sana, disamping iklimnya tidak cocok Islam. Juni lalu, betapa tiba-tiba saja Israjuga akan memakan biaya cukup besar. el memindahkan baterai-baterai Iron Yang mengagumkan, BSMI telah Dome-nya ke selatan Israel (dekat Jalur mengkader para dokter hingga sanggup Gaza). PM Netanyahu juga mengajak berangkat ke Palestina. Menurut pria Presiden Mahmud Abbas membatalkan yang sehari-harinya bertugas di rumah pemerintahan bersama dengan Hamas. sakit UNAIR ini, dokter selama ini dikeSementara itu, lanjut Guru Besar nal sebagai profesi yang materialistis. Universitas Brawijaya Malang kelahiran Tapi BSMI menunjukkan, bahwa profesi Flores tahun 1954 ini, militer Israel mulai tersebut tak harus dinilai dengan uang. memanggil pasukan cadangannya un“Mereka kami didik agar punya mental- tuk serangan darat. Ini merupakan benmental untuk melayani dan berjuang,” tuk provokasi Israel. “Target Israel lainjelasnya. “Yang penting lagi niatnya nya adalah menghancurkan pemerintahharus lurus, sehingga kalau mati di sana an bersatu (two state solution) antara adalah mati Syahid karena tengah mem- Fatah-Hamas,” tandasnya. perjuangkan kemerdekaan sebuah Hal itu ditengarai oleh hampir sebangsa,” tandasnya. mua upaya rekonsiliasi Hamas-Fatah, Mendengar dentuman bom saban dikecam oleh Netanyahu. Baik yang terhari, memang membuat sebagian ada jadi di Kairo, Doha, hingga Gaza City. yang mengalami trauma. Namun ada Meski berbagai pihak, termasuk AS, Uni sebuah semangat yang membuatnya te- Eropa, PBB, Rusia, Cina dan lain-lain selatap teguh. Dalam kondisi semacam itu, warga Gaza pantang menyerah meratapi kehidupan. Bahkan kondisi yang ada malah membuat mental anak-anak Palestina tambah kuat. Mereka sangat bersemangat untuk berjuang. “Ini tanah kelahiran kami. Ini negara kami dan harus kami bela. Kami siap mati untuk negara kami,” ucapnya menirukan anak-anak Gaza. Konflik di Palestina, tutur Spesialis THT dan ahli bedah ini, sesungguhnya bermula dari bersatunya Hamas dan Fatah. Israel sangat tidak menyukai hal tersebut. Sebab bisa menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar dan menakutkan. “Inilah susahnya demokrasi. DR. Puguh Setyo Nugroho, SP Kalau kemenangan demokrasi didukung Barat, itu adalah demokrasi yang sah. Sebaliknya, apabila lu menyambut rekonsiliasi Fatah-Hamas, demokrasi tidak didukung Barat, maka pemerintahan bersatu Palestina, dan benegara tersebut tidak akan diakui,” kata rencana segera menggelar pemilu. ayah empat anak ini mengeluhkan. Celakanya lagi, sambung Ketua Menurut Prof. Dr. H. Thohir Luth, Program Pengembangan Agama (PPA) MA, Gaza ibarat sebuah laboratorium Universitas Brawijaya Malang ini, negayang sengaja didisain oleh pihak ketiga ra-negara besar terus memproduksi senyang ingin menghancurkan Islam dan jata tanpa batas yang merupakan keumatnya. Maka konflik Gaza sangat ke- butuhan finansial sebagai aset negara. cil kemungkinannya untuk segera usai. Jadi reasoning dari senjata adalah; di“Hanya akan selesai jika pihak yang produksi sebanyak mungkin dan stramenciptakan perang di Gaza itu meng- tegi adu domba diciptakan agar terjadi hentikan,” tegasnya. peperangan. Dengan demikian senjataPenduduk Israel, tutur Ketua Pim- nya akan menjadi laris terjual. “Ada pinan Wilayah Muhammadiyah Jatim aspek politik dan ekonomi di dalam konini, memang tidak besar. Namun dalam flik Gaza. Bagi Israel; sesama Yahudi tidak

30

MPA 336 / September 2014

boleh saling berperang,” paparnya. Penulis yang telah menelorkan banyak buku ini juga mengatakan, bahwa Indonesia yang mayoritas Muslim tidak begitu concern berupaya membangun soliditas umat Islam secara global untuk melawan kekuatan Israel. Tragedi Gaza, menurut Prof. DR. H. Abdussalam Nawawi, M.Ag, memang memerlukan dukungan. Tak hanya secara agama, tapi perlu membangun solidaritas dan integritas di antara kaum Muslim. Di samping itu, dibutuhkan pula dukungan agar Palestina tumbuh menjadi bangsa dan negara yang sejajar dengan negara-negara lain. Namun sayangnya, tutur Wakil Katib Syuriyah PWNU Jatim ini, Indonesia perannya terbatas. Hingga kini masih sebatas diplomatik dan bantuan kemanusiaan. Sebab secara ekonomi, Indonesia belum kuat. Banyak faktor dalam negeri yang masih perlu dibenahi. Semua itu berpengaruh pada sektor bantuan secara

Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA maksimal. Begitupun OKI sebagai wadah umat Islam. Sebab negara-negara anggotanya diakui belum seberapa kuat, sehingga masing-masing negara punya kepentingan nasional yang berbeda. Ada yang tergantung ke negara adikuasa dan lainnya. “Makanya, kinerjanya tidak begitu solid. Sebab masing-masing ada ketergantungan,” terangnya. “Satu-satunya harapan bagi OKI, adalah sebagai wadah umat Islam yang bisa membuka kebuntuan permasalahan, baik dengan Israel maupun bangsa Palestina,” harapnya. Duka Gaza, lanjut pria kelahiran

Sampang 17 Agustus 1957 ini, bukan didominasi oleh bangsa Palestina saja. Sebab keberadaan Palestina telah dikerdilkan sebagai negara kelas dua. Secara ekonomi, Palestina negara yang tidak banyak uangnya. Bukan penghasil minyak dan tanahnyapun luasnya terbatas. Apalagi memperkuat sistem pertahanan, sangat tidak mungkin. Padahal menurut sejarahnya, lanjut suami Muzayyanah yang dikaruniai tiga anak ini, dulu orang-orang Israel tidak punya tempat tinggal tetap alias nomaden. Mereka adalah bangsa yang terusir. Yang menempatkan bangsa Israel seperti sekarang adalah Inggris. Di bagian Utara Israel memperoleh 60 persen tanah, sedangkan yang 40 persennya orang-orang Arab Palestina beragama Islam. Sejak itulah konflik sering terjadi. Apalagi pada tahun 1948 telah berdiri negara Israel, yang diakui oleh PBB dan sponsornya Amerika Serikat. Makanya Amerika dianggap sebagai bapak ang-

Prof. DR. H. Abdussalam Nawawi, M.Ag kat Israel. Di balik itu, ada sentimen agama dan kewilayahan. Palestina adalah kelompok yang terzalimi. Mereka tertindas oleh ketidakadilan. “Dari sejarah pengusiran ke Selatan inilah asal muasal konflik yang panjang antara Israel dengan wilayah jalur Gaza,” ungkapnya. Untuk saudara-saudara kita di Palestina, perlukah diserukan qunut nazilah secara nasional? Bagi dosen UIN Sunan Ampel ini, hal itu tak perlu dinasionalkan. Cukup dilakukan secara berkelompok di berbagai kesempatan. Sebab qunut adalah sebagai refleksi doa. Dan doa tidak hanya sekedar doa, tapi harus ada ikhtiar yang mendukung hal terse-

but. “Doa tanpa melakukan apa-apa, sama saja seperti main-main. Jadi disamping doa harus dibarengi pula dengan bantuan kemanusiaan sesuai kemampuan masing-masing,” tuturnya. Meski tak sebesar NU dan Muhammadiyah, tutur Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM, Persis juga memberangkatkan beberapa orang ke Palestina. Sebab kasus Gaza ini benar-benar membuat kita sangat prihatin. “Andai negaranegara di Timur Tengah itu kompak, tak terlalu sulit memecahkan persoalan Gaza,” tengarainya. Awalnya, ungkap Ketua Umum PW Persis Jawa Timur ini, wilayah Palestina dulu itu sangatlah luas sekali. Tapi kenyataannya sekarang justru terbalik. Israel terus membikin perkara sehingga punya alasan untuk terus meluaskan wilayahnya. “Namun anehnya, meski terusmenerus dibombardir Zionis Israel selama bertahun-tahun, hingga kini warga Gaza tetap bertahan,” ulasnya.

annya,” ujarnya. “Bisa jadi, itu merupakan pelajaran bagi yang lain. Masak melihat keberadaan Gaza yang hancur seperti itu masih tetap diam saja,” imbuhnya. Utamuanya, solidaritas itu muncul dari Indonesia dengan jumlah Muslim terbesar di dunia. Selama ini, memang sudah dilakukan bantuan berupa dana, material, obat-obatan dan kebutuhan lainnya. “Persis telah menghimpun sejumlah bantuan yang disalurkan ke sana,” tukasnya. “Meski tak seberapa jumlahnya, tapi itu merupakan bentuk solidaritas sesama Muslim,” tegasnya. Di sisi lain, sambung pria kelahiran Banyuwangi 30 Nopember 1948 ini, Persis juga melakukan dialog-dialog tentang Gaza. Hal itu dilakukan di berbagai daerah. Pertemuan itu minimal sebagai bantuan informasi yang relevan dan cukup akurat. Yang dikeluhkan ayah 4 anak ini, bahwa umat Islam kalah di sisi media. Untuk menghadapi media yang dimenej secara internasional, umat Islam masih belum bisa berbuat banyak. Terutama yang berkaitan dengan stigma-stigma yang ditampilkan. “Umat Islam selama ini selalu dicap sebagai teroris. Padahal yang teroris itu justru Yahudi,” tandasnya. “Tapi karena yang menguasai adalah mereka, maka hal semacam itu tak pernah ada yang menyuarakan,” simpulnya. Dengan mengalihkan berita ke isu-isu lain, lanjut dosen Unmuh Surabaya ini, isu sentral tentang Palestina menjadi terpinggirkan. Dengan mengkaver isu-isu di luar Palestina, dunia tertuju pada isu tersebut. Sementara itu pihak Israel terus-menerus melakukan upaya baik menggunakan proses politik, proses keamanan atau penyerangDrs. Ahmad Busyairi Mansur, MM an. Inilah caranya sehingga berhasil memperluas wilayah di Palestina. Barangkali karena di sana banyak “Kalau umat Islam tetap diam saja, mungpenghafal-penghafal al-Qur’an. Tak se- kin wilayah Palestina akan cepat habis,” dikit para remaja dan anak-anak yang te- tambahnya. lah hafal al-Qur’an. Itulah yang membuat Orang Yahudi, tutur dosen STID mereka bisa tetap bertahan sampai seka- Muhammad Natsir Surabaya ini, merang. “Untuk itulah, kita harus memberi- mang benar-bnar cerdik. Melihat medan, kan solidaritas buat Gaza. Tak hanya be- situasi dan cara yang dilakukan, setraterupa dukungan dana, tetapi juga berupa gi mereka sangatlah halus. “Jumlah kudoa umat Muslim sedunia,” ujarnya. antitasnya tidak banyak, tapi kualitas Perlawanan umat Islam di gaza me- manusianya pintar,” tukasnya. “Intinya, mang selalu ada. Tapi lagi-lagi jumlahnya mereka tidak ingin melihat orang Islam berbanding jauh dengan Israel. Rupanya meluas dan berkembang dengan cepat,” keberadaan para huffadh itulah, yang pungkasnya.  Laporan: Mey.S, Choirul membuat bendera Gaza tetap berkibar. Mustofa, Dedy Kurniawan, “Kalau dilihat secara logis, memang tidak Rasmanna Rahim (Surabaya). masuk akal. Namun begitulah kenyata-

MPA 336 / September 2014

31

Sediakan Bus “Shalawat” dan Pondokan Setara Hotel Bintang 3

Drs. H. M. Syakur, M.Si

Sebanyak 73 CJH Jawa Timur, gagal berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Karena hingga batas akhir gelombang keempat pelunasan BPIH, mereka tidak sanggup memenuhinya. Sisa 73 kuota itu pun lantas dikembalikan ke pusat dan menjadi jatah nasional. “Tapi jangan dikira bahwa sisa kuota 73 kursi Jawa Timur ini bisa diganti orang lain,” ujar Drs. H. M. Syakur, M.Si. “Sebab masyarakat seringkali berpikiran, ada kursi sisa kok dikembalikan pada pusat. Kan bisa diisi oleh orang Jawa Timur sendiri,” tambahnya sembari mengulum senyum. Tentang siapa yang berhak mengisi sisa kuota, terang Kabid PHU Kanwil Kementerian Agama Prov. Jatim ini, sepenuhnya menjadi hak pemerintah pusat dan diambilkan dari data siskohat pusat, sesuai nomor urut dibawahnya. “Pada hakikatnya kita hanya melaksanakan kebijakan pusat,” tuturnya. Tahun haji kali ini, sebanyak 27.313 Jamaah Calon Haji (JCH) Jawa Timur, bersiap untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Mereka akan diberangkatkan dalam dua gelombang. JCH gelombang pertama, akan menuju Kota Madinah terlebih dahulu. Sementara gelombang kedua, akan langsung berangkat menuju Mekkah. JCH yang tergabung dalam kloter pertama, dijadwalkan masuk asrama pada hari Minggu, 31 Agustus dan akan berangkat menuju Madinah pada keesokan harinya. “Semua penerbangan JCH embarkasi Surabaya, akan menggunakan pesawat Saudi Airlines,” terang M. Syakur. Hingga hari Kamis, 21 Agustus 2014, proses pasporing JCH yang telah selesai,

32

MPA 336 / September 2014

sudah mencapai 91 persen. Sementara 9 persen lainnya atau sekitar 3 ribuan JCH, paspornya masih dalam proses. “Untuk proses pasporing yang paling luar biasa lambatnya, adalah di Kantor Imigrasi Malang,” tukasnya. “Dari total angka 3 ribu tadi, 90 persennya berasal dari Malang,” keluh mantan Kepala Kemenag Kab. Ponorogo ini. Dengan demikian, yang terkena dampaknya adalah JCH Wilker Malang. Sementara untuk visa, hingga hari Kamis, 21 Agustus, sebanyak 30 persen atau sekitar 11 ribu visa JCH asal Embarkasi Surabaya sudah dikirim dari Jakarta. Meski demikian, dirinya meminta agar jamaah tidak perlu khawatir. Karena Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, sudah bisa memproses visa sebanyak 12 ribu dalam sehari. “Insya Allah semuanya sudah beres sebelum pemberangkatan,” ujarnya. Semua Jamaah Calon Haji yang akan berangkat melalui Embarkasi Surabaya, nantinya akan terlebih dulu menginap dan menjalani proses administrasi di Asrama Haji Sukolilo selama maksimal 24 jam. M. Syakur meminta, agar Kemenag Kabupaten/ Kota menyiapkan jamaahnya agar datang, masuk dan keluar asrama haji dengan tertib dan disiplin. “Taatilah jadwal. Jika tidak, maka akan terjadi penumpukan yang nantinya akan menimbulkan kekacauan,” pintanya. Untuk menjamin kenyamanan JCH, Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kementerian Agama Provinsi

Jawa Timur, sejak jauh hari sudah melakukan segala persiapan. Selain melakukan pengecatan gedung dan pembenahan saluran air, juga memperbaiki sejumlah fasilitas dan saranaprasarana. “Pada tahun 2013, Embarkasi Surabaya menjadi embarkasi terbaik nasional dalam pelayanan. Semoga kali ini lebih baik lagi,” harapnya. Di tanah suci, terang pria tambun ini, para JCH asal Indonesia akan menempati pemondokan yang setara dengan hotel bintang tiga. Itu berarti, para JCH akan menempati penginapan yang relatif lebih bagus dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jarak terjauh pemondokan dengan batas luar Masjidil Haram pun, hanya sekitar 4 kilometer. “Sebab tidak semua penginapan yang lebih dekat, itu layak untuk jamaah,” terangnya. Meski demikian, para jamaah tak perlu khawatir. Sebab pemerintah telah menyediakan bus yang diberi nama “Shalawat”, yang siap beroperasi selama 24 jam non stop. “Bus-bus ini akan melayani antar jemput jamaah, tidak saja saat waktu shalat,” jelasnya. Untuk mengantisipasi JCH terjangkit virus MERS dan Ebola, para jamaah juga telah diberi vaksinasi. M. Syakur juga menghimbau agar jamaah tidak bersentuhan langsung dengan hewan. “Tim kesehatan juga telah meminta jamaah untuk senantiasa memakai masker dan rajin mencuci tangan. Intinya menjaga kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat,” tandasnya.  Hisyam

Bus “Shalawat” yang siap melayani jamaah haji selama 24 jam

Kepastian Hukum Gratifikasi Jasa KUA Lantas Kemana Modin Kampung Mengadu Nasib?

Gonjang-ganjing tentang gratifi- sebut. Terutama sewaktu mereka men- buat masyarakat menjatuhkan pilihankasi bagi jasa pelayanan KUA usai su- daftar ke KUA. “Informasinya juga ha- nya ke kantor,” tambahnya menengarai. dah. Para petugas KUA tak perlu lagi rus jelas, bahwa tidak dikenakan tamYang bikin trenyuh alumnus S1 Fak. protes, tak mau melaksanakan penca- bahan apapun selain yang 600 ribu itu,” Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya ini, tatan nikah di luar hari dan jam kerja. pintanya serius. justru nasib para Modin di kampungSebab kini sudah ada Peraturan PemeDiterbitkannya PP nomor 48 tahun kampung. Sebab sudah menjadi tradisi rintah yang mengaturnya. 2014, juga disambut gembira oleh para turun-temurun, kalau ada kematian dan Dalam PP nomor 48 tahun 2014, petugas KUA. Seperti yang diungkap- pernikahan pasti dikaitkan dengan Motutur Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag, kan Drs. Itqon Marsudi, MA. Meski din. Selama ini, keberadaan para Modin sudah diatur secara jelas tentang hal masyarakat merasa kaget dengan ke- juga memudahkan dan memperlancar tersebut. Intinya, nikah dan rujuk di naikan biaya tersebut, tapi ketentuan urusan di KUA. “Tapi Modin itu kan KUA pada hari dan jam kerja tarifnya 0 itu harus tetap dilaksanakan. “Sebab strukturnya secara sosial ada didesa dan rupiah. Sedangkan nikah di luar KUA kultur masyarakat masih merasa berat tidak ada hubunganya dengan struktural dan atau di luar hari dan jam kerja di- untuk menikah di kantor. Sedikit sekali KUA,” celetuknya. kenakan tarif 600 ribu rupiah. “Bagi yang mau melangsungkan pernikahan Dengan adanya PP tersebut, peran warga tidak mampu secara ekonomi atau di KUA,” paparnya. Modin tentu akan berkurang. Tak sediyang terkena bencana alam, juga dikeMenurut Kepala KUA Kecamatan kit masyarakat yang langsung mengurus nakan tarif 0 rupiah,” jelasnya. “Tentu Bubutan ini, memang ada dilema bagi sendiri. Sebab kalau tetap memakai jasa saja itu harus dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari Lurah/Kepala Desa,” tambahnya. Menurut Kepala Bidang Urais dan Binsyar pada Kanwil Kemenag Prov Jawa Timur ini, itu merupakan sebuah terobosan pemerintah yang sangat bagus. Artinya, bahwa biaya 600 ribu itu tidak dibebankan bagi mereka yang tidak mampu. “Mereka bebas memilih di KUA atau diluar kantor,” terangnya. Dengan adanya kepastian hukum tersebut, lanjut pria kelahiran Sampang 6 Agustus 1960 ini, para Penghulu atau Kepala Drs. Itqon Marsudi, MA. Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag KUA tidak risau lagi untuk melaksanakan pernikahan baik di kantor masyarakat. Untuk mengeluarkan uang Modin, otomatis akan lebih dari 600 ribu. maupun di luar kantor. “Tapi jangan sam- 600 ribu agar bisa menikah di rumah, “Saya dikomplain para Modin karena pai ada pembiayaan selain yang 600 ribu masih merasa berat. Sementara untuk pendapatannya turun drastis,” ungkapitu,” katanya mengingatkan. “Ketentuan membebaskan biaya tersebut, mereka nya. “Untuk kesana-kemari dibutuhkan itu jangan dilanggar. Jadi kalau sudah merasa gengsi karena harus melampir- uang transport. Sedangkan mereka kan 600 ribu.. ya enam ratus ribu,” tegasnya. kan surat keterangan sebagai keluarga sama sekali tak bersentuhan dengan Yang perlu diketahui oleh masya- miskin. “Makanya, kalau memang tidak uang yang 600 ribu itu,” ulasnya. rakat, lanjutnya, uang 600 ribu itu lang- mampu.. ya lakukan pernikahan di KUA Sejak PP nomor 48 itu keluar, alumsung disetorkan ke bank. “Nah, dari buk- saja,” imbuhnya. nus S2 Universitas Muhammadiyah ti pembayaran itulah sang mempelai boDengan terbitnya PP nomor 48, Yogyakarta ini langsung mengumpulleh mendaftarkan diri ke KUA,” urainya. tutur suami Dra. Hj. Uswati Indawati, kan para Modin. “Saya meminta mereka “Ya.. tentu saja dengan melampirkan M.Si yang dikarunia dua putra ini, nya- untuk menerimanya dengan besar hati. surat-surat yang menjadi prasyarat per- tanya memang menaikkan jumlah pa- Sebab apa yang ditetapkan pemerintah, nikahan,” tukasnya. sangan yang menikah di KUA. “Kalau sudah diperhitungkan kelebihan dan keYang paling penting, ujar kandidat dulu cuma 5 persen yang mau menikah kuranganya,” kata pria kelahiran Yogyadoktor Universitas Negeri Malang ini, di kantor, kini jumlahnya sudah menca- karta 8 April 1962 ini bernada keluh. Laporan: Choirul Mustofa, petugas KUA harus memberikan sosi- pai 20 persen,” paparnya. “Perubahan Feri Aria Santi (Surabaya). alisasi pada masyarakat tentang hal ter- dari 30 ribu menjadi 600 ribu, bisa mem-

MPA 336 / September 2014

33

Nishuriyah, S.Ag

Penyuluh Agama Islam Teladan Tingkat Nasional Tak gampang meraih predikat Penyuluh Agama Islam Teladan Tingkat Nasional. Sebab ada tiga aspek yang menjadi penilaian; berkas bukti fisik kegiatan kepenyuluhan, penulisan naskah, dan penilaian presentasi makalah. Untungnya, ketiga hal itu bisa dilalui Nishuriyah, S.Ag secara apik. Dirinya tak kesulitan menyiapkan ketiga aspek tersebut. Sebab Penyuluh Agama Islam Kec. Sedati Kab. Sidoarjo ini telah memiliki seabrek daerah binaan. Di Kecamatan Sedati saja, ada enam kelompok binaan tetap. Seperti Jam’iyah Istighotsah Musholla Al Ikhlash desa Betro, Jam’iyah Fatayat Nahdlatul Ulama’ desa Sedatigede, serta Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Al Muhajirin desa Pranti. Juga desa binaan Keluarga Sakinah (DBKS) Niswatul Khoiroh desa Kalanganyar, serta Forum Komunikasi Kepala (FKK) TPQ dan PKK Kecamatan Sedati. Sedangkan di Kecamatan Wonoayu ada Jam’iyyah Muslimat desa Simoangin-angin, Jam’iyah Muslimat desa Sawocangkring, dan pertemuan

34

MPA 336 / September 2014

Rutin PKK desa Pagerngumbuk. Di Kecamatan Buduran, ada Majlis Ta’lim Remaja ‘Tarbiyatul Athfal’ desa Dukuhtengah dan binaan Warga Daerah Terpencil dusun Kepetingan desa Sawohan. Wanita kelahiran Sidoarjo 23 Juli 1978 ini juga melakukan pembinaan buat anak- anak pengungsi korban konflik Syi’ah – Sampang di Rusunawa Jemundo, Kecamatan Taman. Begitupun pembinaan bagi Blok Wanita Lembaga Pemasyarakan (LAPAS) Sidoarjo, serta Klien Binaan Balai Pelayanan Sosial PMKS Jalanan (Gepeng) Sidoarjo. Mengenai penyuluhan melalui radio, lanjut anak pasang H. Muhammad Nuh dan Hj. Arufah ini, dirinya melakukan siaran program Bina Keluarga Sakinah pada Radio suara pemerintah Kabupaten (RSPK) Kab. Sidoarjo. Hal itu dilakukan secara interaktif dengan pemirsanya. “Saya juga memiliki blog khusus curhat dan konseling keagamaan; Nishuriyah2012.blogspot.com,” tukasnya dengan tawa renyah. Istri Miftachur Roziq, ST, M.Si ini secara rutin melakukan penyuluhan di 15 tempat tersebut. Ada yang dilakukannya pagi hari, siang, sore dan bahkan malam hari. “Di tempat-

tempat tersebut, pesertanya paling sedikit 22 orang dan paling banyak 100 orang,” ungkapnya bangga. “Kalau dijumlah secara keseluruhan, dari 15 tempat itu ada 1.127 orang,” tambahnya. Itu belum termasuk pembinaan yang dilakukan pada kelompok binaan tidak tetap. Di Kecmatan Waru, ada Jam’iyah Muslimat desa Tambakrejo, pertemuan rutin PKK desa Tambaksawah, kelompok pengajian rutin ‘Kampung Baru’ desa Tambaksawah, serta kelompok pengajian rutin ‘Kampung Perjuangan’ desa Tambaksawah. Sedangkan di Kecamatan Buduran, terdapat 8 kelompok; pertemuan rutin PKK Kecamatan Buduran, kelompok pengajian Perum Alamanda Dukuhtengah, Fatayat Nahdlatul Ulama’ desa Dukuhtengah, Dharma Wanita UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Buduran, Jam’iyah Muslimat cabang Buduran, Kelompok Perempuan Peduli Keluarga (KPPK) Kec. Buduran, Dasa wisma sedesa Dukuhtengah dan Jam’iyah Muslimat desa Dukuhtengah. Menjadi penyuluh agama, tutur ibu satu anak ini, memang penuh sukaduka. Sebab objek warga binaan yang kita suluh itu harus mencari sendiri. Ini tentu berlainan dengan profesi guru, pengawas atau petugas lain yang objeknya sudah jelas-jelas ada. “Kalau penyuluh kan harus hunting sendiri, mencari mana daerah yang potensi keagamaannya masih kurang. Itupun masih harus tahu apakah bisa bersinergi dengan kita,” kilahnya. “Untuk dapat bersinergi dengan masyarakat tentu butuh keberanian tersendiri,” tegasnya. Di sisi lain, ujar alumnus Fak. Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, diperlukan komunikasi dan strategi khusus untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat binaan. Semisal ketika dirinya mencoba mensinergikan musholla-musholla yang ada di desa Kalanganyar – dalam rangka mewujudkan Keluarga Sakinah. Agar para jamaah musholla dapat bersinergi dengan jamaah musholla lainnya, maka dilakukanlah pembinaan Keluarga Sakinah melalui majelis taklimmajelis taklim. Hal itu dilaksanakan dari

mushalla satu ke mushalla lainnya secara bergantian. Kegiatan ini biasanya dimulai dengan Khotmil Qur’an sejak pagi hari. Ketika datang waktu Jum’atan – karena memang dipilih hari Jum’at, para ibu istirahat sebentar berpulang ke rumah. Setelah Jum’atan selesai dilanjutkan dengan kajian fiqih. Tentu saja kegiatan ini melibatkan pihak terkait. Sebagai pengasuh kajian kitab fiqih, diambil dari unsur MUI. Setelah itu baru dilanjutkan dengan penyuluhan Keluarga Sakinah. Tak jarang pula pada acara tersebut juga diadakan sosialisasi cara pengolahan ikan. Hal ini bekerjasama dengan Akademi Perikanan Sidoarjo (APS). “Jadi disamping ada pembinaan Keluarga Sakinah dan kajian fiqih, juga ada pemberdayaan ekonomi,” ujarnya seraya tersenyum. Perempuan yang pernah nyantri di PP. Nurul Huda Singosari Malang dan PP. Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta ini menuturkan, bahwa desa Kalanganyar memiliki 18 musholla. “Bayangkan saja, jumlah peserta dari delapan belas musholla ini sekitar 250 orang. Ini kekuatan yang luar biasa,” tukasnya. “Apalagi masyarakat di sini rata-rata ekonominya menengah keatas, sehing-

Bersama keluarga

“Jadi secara finansial sejahtera, mampu menunaikan haji, pendidikan anggota keluarganya berhasil, serta bisa menjadi panutan di kampungnya,” ulasnya. Seorang penyuluh, kata perempuan yang hobi baca buku kisah-kisah inspiratif ini, memang dituntut untuk selalu melakukan terobosan-terobosan yang inovatif. Di sisi lain, juga dituntut lebih aplikatif. “Kami juga berkerja sama dengan lembaga pendidikan di Kalanganyar mengadakan kursus bagi calon pengantin di Madrasah Aliyah,” paparnya. Yang kerap memunculkan rasa duka, lanjut wanita yang menjadi pegawai sejak 1 Januari 2005 sebagai Penyuluh di Kecamatan Wonoayu ini, ketika dirinya melakukan penyuluhan di kelompok masyarakat PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). “Menumbuhkan kesadaran beragama di kalangan gelandangan-pengemis (gepeng), tak segampang di masyarakat

Pernah suatu ketika disaat dirinya memberikan materi ditengah-tengah binaannya. Ada seorang peserta yang dengan tiba-tiba memaki-maki dan mendampratnya. Dia berteriak kencang mengusir dirinya untuk keluar ruangan. “Yaa.. ternyata dia sedang kumat. Kalau sudah begitu saya panggil pendamping untuk menenangkannya,” ucapnya berterus terang. “Sering pula saya melihat binaan yang suka berbicara sendiri,” katanya menambahkan. Ada 80 orang gepeng yang menjadi binaannya. Itu belum yang diisolir karena saking parahnya. Mereka diklasifikasikan sesuai kemampuan keberagamaannnya. “Yang saya tekankan di sini, mereka harus mengerti thaharoh dan mau menjalankan shalat lima waktu,” tandasnya. “Meski banyak sekali kendalanya, tetapi saya tetap berusaha menumbuhkan dalam diri mereka agar mau melaksanakan shalat,” tegasnya. Dari 80 orang tersebut, setelah berjalan setahun lebih sudah 20 persen yang jiwanya stabil. Itupun setelah dilakukan pembinaan secara berjenjang. “Bagi yang sudah stabil jiwanya, ratarata mereka ingin tetap di sini. Apalagi mereka sudah tidak punya siapa-siapa lagi,” ungkapnya pilu.

Saat penyerahan hadiah oleh pada ajang Pemilihan penyuluh Memberikan Bimbingan dan penyuluhan Pada Ana k-anak Pengungsi Agama Islam Teladan Tingkat Nasional tahun 2014 Syi’ah, Sampang di Rusunawa Puspa Agro Taman Sidoarjo

ga bangunan fisik mushollanya bagusbagus,” tambahnya. Kalau hal itu kita berdayakan secara optimal, sambung anak kedua dari dua bersaudara ini, tentu akan menjadi kekuatan dalam menciptakan Keluarga Sakinah di sebuah lingkungan yang kita bina. “Dalam perspektif penyuluhan, di sini akan banyak tumbuh keluarga dengan predikat Sakinah Plus,” terangnya.

lainnya,” keluhnya. Tak saja bau badannya yang menyengat, cara komunikasi yang kasar, perilaku yang semau gue dan susah sekali diatur. Lebih dari itu, tak sedikit dari mereka yang ingatan kesadarannya agak terganggu. “Terus terang, saya paling takut jika berhadapan dengan binaan yang psikopat,” tuturnya mengkisahkan.

Kiat agar tetap bersemangat untuk memberikan penyuluhan? “Lakukan segalanya dengan ikhlas. Berangkatlah dari hati nurani. Maka segalanya akan terasa nyaman. Toh ini adalah merupakan investasi akherat,” ujarnya. “Makanya, janganlah kita terjebak dengan rutinitas. Tapi bagaiman kita memenej hati untuk senantiasa mengabdi,” pungkasnya bersahaja. Il, Ded MPA 336 / September 2014

35

Mengubur Falsafah Komunisme di Indonesia Oleh Moh. Sholehuddin, M.Ag *)

Konstitusi Indonesia mengubur komunisme sejak Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Gerakan 30 September 1965 melakukan makar mengkhianati ideologi Pancasila dan membunuh para jenderal petinggi angkatan darat. Larangan itu berlaku hingga saat ini, bahkan selamanya. Komunisme tidak boleh hidup lagi dalam bentuk apa pun baik abstrak (pemikiran) maupun konkret (partai politik, organisasi). Pengaruh komunisme terus diwaspadai dan disebut bahaya laten/bersembunyi. Tiap September, kita diingatkan akan bahaya komunisme. Diharap mengevaluasi apakah sekarang ini komunisme tumbuh lagi ataukah tidak? Jika tumbuh, berapa volumenya? dan dalam bentuk apa? serta bagaimana mensikapinya? Jika tidak muncul, maka bagaimana kita mempertahankan kevakuman komunisme? Stabilitas NKRI kerap diganggu oleh bahaya bahaya manifest (nyata) dan laten. Pelakunya adalah kaum ekstrim kanan atau ekstrim kiri. Bahaya manifest dilancarkan oleh organisasi atau perkumpulan yang jelas ingin mengobrak-abrik NKRI. Teraktual adalah ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) yang menebar teror di Iraq, kemudian masuk ke Indonesia dan berafilisasi dengan para teroris buronan Densos 88. ISIS ingin mengubah Indonesia menjadi negara Islam dengan aksi teror dan pembunuhan serta takfir (mengkafirkan) orang yang tidak sepaham dengannya. Bahaya nyata ISIS dilakukan oleh kaum ekstrim kanan (yang mengatasnakaman agama). Radikalisme JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) dan kawan-kawan (NII 36

MPA 336 / September 2014

dan JI), serta radikalisme atas nama agama termasuk bahaya eksterim kanan. Sebelumnya, stabilitas NKRI menghadapi bahaya gerakan sparatisme RMS (Republik Maluku Selatan) dan Papua Merdeka. Bahaya laten dilancarkan untuk menghidupkan kembali komunisme oleh kaum ekstrim kiri. Tulisan ini akan mengupas seputar falsafah komunisme dan upaya menguburnya di Indonesia? Karl Marx dan Falsafah Komunisme Komunisme adalah ideologi politik dan ekonomi, bukan madzhab agama seperti Ahlussunah dan Mu’tazilah (dalam Islam), Calvinisme dan Protestanisme (dalam Nasrani). Komunisme adalah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (tanah, modal, tenaga kerja) untuk tercapainya masyarakat yang makmur tanpa kelas. Semua orang adalah setara. Komunisme menekankan prinsip sama rasa, sama rata dalam ekonomi. Kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan bangsa yang populer disebut dengan istilah kolektivisme atau sosialisme. Tujuan puncak dari komunisme adalah sosialisme. Dalam negara komunis, tidak boleh ada kelompok masyarakat konglomerat, dan di sisi lain ada masyarakat melarat. Komunisme melawan kapitalisme dan libaralisme, paham ekonomi yang menyatakan bahwa tiap individu yang mempunyai modal diberi hak bebas memiliki apa saja termasuk memiliki sumber ekonomi. Pemilik modal bebas memiliki pabrik atau badan usaha di mana saja

dan sebanyak-banyaknya. Komunisme lahir dari filosof sosial dan politik Eropa pada awal abad modern. Yang populer adalah Karl Marx (1818-1883) dan dua gurunya yakni Hegel (1770-1831, filosof Jerman pencetus dialektika) dan Feuerbach (18041872, filosof Jerman pencetus materialisme), Vladimir Lenin (1870-1924), dan Joseph Stalin (1879-1953) Uni Soviet serta Mao Zedong (1893-1976) Tiongkok. Ajaran Marx menjadi falsafah komunisme. Lenin, Stalin, dan Mao Zedong adalah pengikut Marx, meskipun dalam beberapa hal parsial mereka berbeda dengan Marx. Ajaran Marx terangkum dalam empat pokok yakni dialektika materialisme-historis, teori konflik, masyarakat tanpa kelas, menolak alienasi (keterasingan), dan revolusi. Bagi Marx, hidup manusia itu hidup yang melakukan proses dialektika yaitu proses interaksi timbal balik terus menerus antara manusia dengan lainnya, dan antar satu sektor kehidupan dengan sektor lainnya. Dalam proses dialektika, faktor yang dominan menundukkan segala faktor adalah faktor ekonomi (materi). Dari itu, Marx mencetuskan ajaran materialisme-historis (materialisme-sejarah). Intisarinya, putaran sejarah, aktivitas manusia dalam bertindak, berbuat, mengubah sejarah hidupnya itu dilatarbelakangi secara dominan oleh niat memperoleh materi (uang, harta benda, jabatan, kedudukan, kekuasaan). Semua tindakan manusia dikendalikan oleh motivasi duniawi (materi). Tindakan manusia secara hakiki berujung pada

‘UUD’ (ujung-ujungnya duit). Materialisme-sejarah ini merasuki semua sub ajaran Marx. Teori konflik, tatanan masyarakat tanpa kelas, menolak alienasi, dan menyeru revolusi itu penuh muatan materialisme-sejarah. Dalam hidup selalu ada konflik. Konflik merupakan penggerak perubahan sosial. Konflik sosial disebabkan oleh pertikaian kepentingan dua kelas masyarakat; borjuis (pemilik modal, pengusaha, konglomerat) yang ingin selalu untung, dengan cara menghisap tenaga kaum proletar (buruh, karyawan pabrik, petani, kaum melarat). Kesenjangan kesejahteraan antara dua kelas sosial mendorong Marx menggembar-gemborkan slogan masyarakat tanpa kelas. Taraf kehidupan masyarakat harus sama rata dan sama rasa. Tidak boleh ada yang mendominasi bahkan menindas. Cara mewujudkan tatanan sosial yang setara adalah revolusi, perjuangan keras, cepat dan tidak kenal berhenti. Manusia yang mampu melakukan revolusi adalah manusia eksistensialis; manusia yang menyadari eksistensi dirinya sebagai makhluk yang berdaya, berkemampuan,dan merdeka dari intervensi pihak lain termasuk belenggu takdir. Manusia yang tidak sadar akan kemampuannya, dan tidak mau merdeka dari ‘doktrin’ takdir adalah manusia yang teralienasi (terasing). Hal-hal yang menyebabkan manusia teralienasi (seperti takdir, qanaah, tawakal, neraka, seperti yang diajarkan oleh agama) harus disingkirkan. Ajaran-ajaran Marx diamini oleh tokoh komunis internasional seperti Lenin dan Stalin. Elit komunis Rusia menyebarkan komunisme ke Indonesia pada tahun 1917 dengan mengirimkan seorang bernama Sneevlief. Ia berhasil mendekati dua karyawan jawatan kereta api di Semarang yakni Semaun dan Darsono. Falsafah komunisme mereka susupkan ke Syerikat Islam (SI). Setelah mendapat banyak pengikut, komunis keluar dari SI dan membentuk partai sendiri yaitu PKI. Mengincar Siapa dan Mengapa Melawan Agama? Komunisme mendekati kalangan rakyat tertindas (kaum miskin). Komunisme gencar mengambil hati petani, buruk pabrik, kuli bangunan dan masyarakat ekonomi kelas bawah. Mereka inilah yang disebut kaum proletar. Ben-

Cara mewujudkan tatanan sosial yang setara adalah revolusi, perjuangan keras, cepat dan tidak kenal berhenti. Manusia yang mampu melakukan revolusi adalah manusia eksistensialis; manusia yang menyadari eksistensi dirinya sebagai makhluk yang berdaya, berkemampuan,dan merdeka dari intervensi pihak lain termasuk belenggu takdir. Manusia yang tidak sadar akan kemampuannya, dan tidak mau merdeka dari ‘doktrin’ takdir adalah manusia yang teralienasi (terasing). dera komunisme bergambar palu dan arit (sabit) menunjukkan bahwa mereka adalah partai yang memperjuangkan nasib kaum ekonomi kelas bawah. Arit adalah alat produksi (bekerja) petani. Palu adalah alat produksi kuli atau buruh. Daerah yang disasar oleh komunisme adalah daerah pedesaan yang masyarakatnya terbelakang dan miskin. Strategi mereka yang terkenal adalah desa mengepung kota. Bagi penulis, minimal ada dua alasan komunis melawan agama. Pertama, komunisme melihat bagian kecil dari ajaran agama yang mengajarkan kepasrahan hamba kepada Tuhan. Ajaran tentang ikhlas menerima takdir dengan iming-iming surga, manusia harus sabar ketika ada musibah, kebebasan manusia takluk dengan kekuasaan Tuhan. Itulah yang mereka anggap mengalienasi manusia dari jati diri kemanusiaannya. Ajaran agama yang fatalistik (ijbariyah) disebut oleh Marx sebagai candu masyarakat. Ajaran yang menghipnotis nalar sehat manusia sehingga manusia tidak mau berontak melawan kenestapaan dan penderitaan hidupnya di dunia. Kedua adalah Marx melihat bahwa tokoh semua agama adalah orang yang menguasai alat produksi. Umumnya, romo, pendeta, kiai adalah orang kaya, menguasai tanah luas dan aset ekonomi. Tokoh komunisme Indonesia, karena bencinya dengan kiai desa yang memiliki tanah luas, menyebut kiai sebagai

‘setan’ desa. Agamawan adalah kaum borjuis dan merintangi tercapainya masyarakat tanpa kelas. Total Mengubur Komunisme Mengubur komunisme telah dilaksanakan di NKRI sejak setelah PKI melakukan makar pada 30 September 1965 hingga sekarang merupakan langkah positif bagi selamatnya falsafah, ideologi dan bentuk NKRI. Larangan memunculkan identitas, simbol, bentuk organisasi dan gerakan, membrendel buku-buku pro-komunisme terus perlu dilakukan. Kita harus waspada dengan pihak yang ingin mengaburkan fakta historis pengkhianatan PKI di Indonesia. Fakta sejarah G 30 S/PKI dicoba untuk dihilangkan kata PKI oleh beberapa buku pelajaran pendidikan dasar. Ada tantangan baru di era sekarang. Partai-partai politik tidak lagi diwajibkan untuk berasal tunggal (Pancasila) seperti zaman orde baru. Partai politik, terutama yang berbasis nasionalis atau abangan, harus selektif menerima kader politiknya. Aktivis demokrasi yang berhaluan sosialisme-kiri harus dikontrol supaya tidak menghidupkan komunisme di parlemen. Penulis melihat ada dua upaya penting untuk celah munculnya komunisme selain upaya di atas. Pertama, mewujudkan kehidupan masyarakat yang makmur, pembangunan dan mutu pendidikan (termasuk pendidikan agama) yang merata. Jangan ada kesenjangan kemakmuran dan mutu pendidikan di wilayah Indonesia bagian timur, tengah dan barat. Komunisme mayoritas subur di wilayah miskin dan tertinggal. Kedua adalah membuang falsafah komunis (materialisme-historis) dari pikiran dan prilaku bangsa Indonesia. Materialism-historis adalah perilaku hubbun dunya. Melarang simbol PKI identik mengubur jasad. Ia belum sempurna jika tidak dibarengi dengan mengubur falsafahnya. Kita melarang komunisme, tapi di saat yang sama kita berbuat apa saja karena dimotivasi oleh faktor materi dan ekonomi serta menghalalkan cara untuk memperoleh materi. Maka sebenarnya kita menjalankan falsafah komunisme yang kita kubur sendiri. Setujukah Anda?  Penyuluh Agama Islam Kankemenag Kab Sidoarjo, dan Kandidat Doktor UIN Sunan Ampel Surabaya) MPA 336 / September 2014

37

Revitalisasi dan Reorientasi Paradigma Pendidikan Kepramukaan (Sebagai Ekstrakurikuler Wajib Kurikulum 2013) Oleh Moh. Syamsul hadi, S.Pd *)

Lunturnya nilai-nilai karakter dan semangat kebangsaan yang terjadi saat ini menjadi bagian dari gagalnya pendidikan di tanah air. Pendidikan, yang menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”, ternyata masih menjadi “pepesan kosong”. Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun, hormat, jujur, menjaga budaya gotong royong, kerjasama, ulet, bertanggungjawab, kini telah semakin jauh dari nilai-nilai tersebut. Karakter mulia seakan sudah menjadi barang mahal di negeri ini. Berbagai peristiwa kejahatan, kekerasan, asusila yang terjadi akhir-akhir ini sudah sangat jelas menjadi bukti betapa nilai-nilai luhur karakter bangsa kita telah pupus. “Budaya” korup yang menjangkiti sebagian besar pejabat kita di semua lini, maraknya kekerasan di masyarakat, tawuran antar pelajar, antar mahasiswa yang masih sering terjadi, pertikaian penduduk antar daerah, kekerasan dalam dunia pendidikan, kecurangan yang yang dilakukan dalam kegiatan pemilu, bocornya soal UN yang dilakukan justru oleh “sindikat” Kepala Sekolah, Guru dan Pejabat terkait, serta rendahnya disiplin masyarakat kita adalah sebagian kecil cermin telah pudarnya karakter di negeri ini. 38

MPA 336 / September 2014

Membangun kembali karakter bangsa menjadi sebuah keniscayaan, karena bangsa yang tidak berkarakter sama artinya dengan bangsa tak bermoral atau berakhlak. Secara terminologis, pengertian karakter sebagaimana dikemukakan oleh Thomas Lickona adalah “A reliable inner disposition to respond to situations in a morally good way.” Dalam kalimat lain Lickona menambahkan bahwa “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior” (Lickona, 1991: 51). Menurut Lickona, karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitides), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills). Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak dan artinya pula, bahwa bangsa tanpa karakter adalah bangsa yang berada di ambang kehancuran. Pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler Kepramuka. Dr. Marzuki, M.Ag menyatakan bahwa “Pembudayaan karakter mulia perlu dilakukan demi terwujudnya karakter mulia yang merupakan tujuan akhir dari suatu proses pendidikan”. Masih dalam konteks yang sama Dr. Marzuki, M.Ag juga menyatakan bahwa pembinaan karakter adalah tugas lembaga pendidikan. Pendapat tersebut dalam dunia pendidikan kita sebenarnya telah diupayakan, yakni ketika pada KTSP dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa pada

semua mata pelajaran. Berbagai permasalahan muncul dan menjadi sebab belum berjalannya penanaman nilai-nilai karakter melalui pengintegrasian nilai karakter dalam kegiatan belajar-mengajar. Permasalahan dimaksud antara lain masih banyak guru-guru yang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran belum secara maksimal memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan nilai-nilai kepribadian, potensi, kreativitas dan inovasi. Kegiatan pembelajaran yang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang ideal, memungkinkan pembentukan karakter pada peserta didik, akan tetapi tidak titerapkan sebagaimana mestinya saat kegiatan pembelajaran. Hal ini menjadi salah satu penyebab belum terprosesnya penanaman karakter pada kurikulum pendidikan kita selama ini. Pada lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum 2013, yakni pada Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler dinyatakan bahwa “Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada Sekolah Dasar (SD/MI) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/ SMK)”. Ditetapkannya kegiatan ekstrakurikuler Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib mulai dari SD/MI hingga SMA/MA dilatarbelakangi oleh adanya sebuah keprihatinan yang mendalam terhadap kenyataan bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter, dan Pramuka dipandang sebagai salah satu wadah kegiatan yang bisa menjawab permasalahan tersebut. Pramuka dipandang sebagai wadah yang tepat untuk membangun kembali

karakter bangsa, membangun semangat kebangsaan dan meningkatkan keterampilan generasi muda. Bab II Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menyebutkan bahwa “Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup”. Menyadari akan peran penting Pramuka bagi pembentukan karakter bangsa, penanaman semangat kebangsaan dan keterampilan generasi muda, maka pada tanggal 14 Agustus 2006 Presiden RI telah mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang bertujuan untuk memfungsikan kembali Gugus Depan, memperkokoh eksistensi Gerakan Pramuka serta menyempurnakan Kurikulum Pendidikan Kepramukaan. Dan bagai gayung bersambut, pada kurikulum 2013 ini Kepramukaan ditetapkan sebagai ekstrakurikuler wajib mulai dari SD/MI hingga SMA/MA/SMK. Dengan demikian diharapkan revitalisasi Gerakan Pramuka yang diharapkan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembentukan karakter dapat terwujud sesuai harapan seluruh elemen bangsa. Kondisi riil kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan di sekolah/madrasah saat ini. Selama ini hampir di sebagian besar sekolah/madrasah, kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan adalah merupakan kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Dan baru sebagian saja, sekolah/madrasah yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, dijumpai beberapa permasalahan yang harus segera disikapi oleh sekolah/madrasah dalam menyongsong ekstrakurikuler kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib, antara lain, Pertama, jumlah tenaga pendidik kepramukaan (pembina pramuka) di sekolah/madrasah masih sangat kecil. Secara formal, pendidikan pembina pramuka dilakukan melalui kursus pembina yang terbagi dalam dua jenjang, yakni Kursus Pembina Pramuka Mahir Ting-

kat Dasar (KMD) dan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjut (KML). Saat ini, pembina pramuka di sekolah/ madrasah yang telah memiliki kualifikasi sebagai pembina pramuka masih terbatas jumlahnya. Sebagian besar pembina pramuka yang ada belum mendapatkan pendidikan kepramukaan sebagai pembina pramuka. Kedua, Kompetensi Pembina Pramuka yang masih perlu ditingkatkan. Berbagai permasalahan yang muncul dalam kegiatan kepramukaan seperti tindakan arogansi dan kekerasan dalam kegiatan latihan, terjadinya korban jiwa dalam beberapa kegiatan kepramukaan, kegiatan kepramukaan yang terkesan monoton dan menjemukan adalah karena masih kurangnya kompetensi pembina pramuka. Ketika, Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan kurang diminati siswa. Kemasan kegiatan pendidikan kepramukaan di sekolah/madrasah yang selama ini kurang menarik bagi peserta didik. Hal ini berakibat ekstrakrikuler kepramukaan sepi peminat. Keempat, Kurangnya pemahaman pembina pramuka dalam menggunakan pendekatan pembelajaran/pelatihan yang memunculkan pendekatan kekerasan fisik dalam kegiatan latihan. Dengan tujuan untuk menanamkan kedisiplinan, ketahanan fisik maupun mental, serta sikap tanggungjawab, seringkali pembina menggunakan pendekatan kekerasan fisik dan hukuman fisik saat seorang peserta pendidikan kepramukaan di sekolah/madrasah melakukan kesalahan. Hal ini menimbulkan respon antipati dari peserta didik maupun orang tua peserta didik. Orang tua peserta didik akhirnya lebih tertarik mengarahkan putra-putrinya pada kegiatan ekstrakurikuler yang lain, yang dianggap lebih kecil resiko akibat kekerasan fisiknya. Kondisi riil kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di atas harus mendapat perhatian, baik oleh sekolah/madrasah dan Gerakan Pramuka. Hal ini penting untuk dilakukan evaluasi dan perbaikan. Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada kurikulum 2013 dapat disiapkan dengan sebaikbaiknya agar tercapai tujuan seperti yang diharapkan. Dan dengan melakukan pembenahan terhadap pendekatanpendekatan yang salah dalam pembelajaran/pelatihan kepramukaan yang selama ini terjadi akan dapat memperbaiki opini yang negatif dari masyarakat

terhadap kegiatan kepramukaan di sekolah/madrasah. Koordinasi Sekolah dan Gerakan Pramuka. Agar kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dapat secara maksimal memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter peserta didik, maka implementasinya memerlukan kesiapan sekolah/ madrasah. Kesiapan dimaksud mencakup tenaga pendidik, yakni pembina pramuka, sarana/prasarana, regulasi menyangkut jadwal, dll. Masih terbatasnya jumlah dan kompetensi pembina pramuka sesuai dengan kualifikasi sebagaimana mestinya yang dimiliki oleh sekolah/madrasah, kemasan pendidikan kepramukaan di sekolah/madrasah, pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pelatihan kepramukaan serta materi kepramukaan yang harus bisa menyesuaikan perkembangan global dengan tetap kokoh menjaga identitas dan karakter bangsa, tidak akan dapat diselesaikan hanya oleh sekolah/madrasah, akan tetapi menuntut kerjasama dan sinergi antara sekolah/ madrasah dengan Gerakan Pramuka sebagai Organisasai Pelaksana Pendidikan Kepramukaan di Indonesia. Berdasarkan Bab I Pasal 1 UndangUndang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Penyelenggara Pendidikan Kepramukaan adalah Gerakan Pramuka. Karena itu untuk melakukan revitalisasi dalam rangka menyiapkan implementasi ekstrakurikuler kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib pada kurikulum 2013, koordinasi dan langkah bersama perlu dilakukan, yaitu dengan meperbanyak frekuensi Kursus Pembina Pramuka, baik KMD maupun KML. Langkah ini perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jumlah pembina pramuka yang berkompeten. Selain itu, perlu untuk mendorong Organisasi Kepramukaan (Kwartir) di semua tingkatan untuk melakukan koordinasi dan menyusun langkah strategis dengan sekolah/madrasah dalam menggerakkan kembali kegiatan kepramukaan di sekolah/madrasah. Juga, terusmenerus melakukan penyempurnaan kurikulum kepramukaan agar kegiatan kepramukaan bukan menjadi kegiatan yang “terpaksa” bagi siswa, akan tetapi menjadi kegiatan yang menarik dan diminati siswa. *) Penulis adalah Guru Fisika pada MAN Nglawak Kertosono MPA 336 / September 2014

39

Etika Jawa Membangun Karakter Bangsa Oleh Ki Setyo Handono

Etika Jawa saat ini terbilang semakin menurun dan sifat Jowo bagi orang-orang Jawa semakin pudar pula. Sebenarnya bagaimana relevansi antara etika Jawa dengan kehidupan di masa sekarang? Sebelum membahas itu, yang akan dibahas terlebih dahulu yaitu tentang etika jawa. Etika Jawa berisi tuntunan-tuntunan tentang sopan santun dalam berhubungan dengan keluarga, masyarakat, guru, pemerintah, dan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Etika Jawa pada intinya didasarkan pada pantas dan tidak pantas dalam melakukan interaksi dengan sesame manusia, dan manusia dengan Tuhannya. Ada dua kaidah dasar dalam etika jawa yaitu Prinsip rukun dan prinsip hormat. Rukun berarti menciptakan kerukunan dengan menghindari permusuhan, iri, benci, dan dendam. Kerukunan menurut Etika Jawa adalah sikap individu/kelompok/golongan untuk bersedia menomorduakan kepentingan pribadi, demi kemaslakatan yang lebih luas. Misalnya demi kebaikan bangsa, dan negara. Diciptakan kondisi rukun untuk mempertahankan keadaan, damai, tentram, dan harmonis. Untuk menjunjung kerukunan itu, orang Jawa diberikan tuntunan untuk saling menghormati, saling menghargai, saling sabar, saling menasehati tentang kebenaran, saling mengalah, dan selalu bersikap lemah lembut, selalu eling dengan Tuhan 40

MPA 336 / September 2014

Yang Maha Kuasa. Masyarakat Jawa membiasakan hidup rukun dari lingkungan keluarga terlebih dahulu. Orangtua berikan contoh dari kerukunan ayah dan ibu, kerukunan orangtua dengan anaknya, dan kerukunan anak-anaknya dengan anggota keluarga semuanya. Pendidikan rukun dari kedua orangtua tersebut begitu sangat bernilai yang sangat tinggi bagi anak-anaknya sebelum berbaur di masyarakat. Namun kerukunan keluarga ini – saat sekarang – sudah menjadi langka. Ibu pergi mengembara di luar rumah, bahkan di luar negri. Belum lagi sang ayah yang ada di rumah malah gunakan kesempatan hambur-hamburkan uang, judi, bahkan selingkuh dengan wanita lain. Dengan demikian, patron etika yang mestinya bisa bisa diterapkan pada anak, jadinya berantakan. Justru kerukunan mengahadirkan keretakan baru, sehingga mengancam kerukunan keluarga tersebut. Nilai kerukunan selanjutnya diperlebar lagi dalam pergaulan masyarakat. Dalam etika Jawa pernah kita baca ungkapan ‘mangan ora mangan sing penting kumpul’ . Hal ini menunjukkan bahwa perilaku rukun dengan kerabat, rukun dengan masyarakat, dan rukun dengan sesama bangsa, sangat penting demi menjaga persatuan dan kesatuan. Mangan ora mangan sing penting kumpul, sebenarnya berikan pengertian yang sangat luhur

bagi bangsa ini. Mangan ora mangan sing penting kumpul, adalah etos kerja pantang menyerah, yang ditunjukkan oleh orang Jawa untuk peroleh penghasilan yang barokah. Maka ada ungkapan sapa sing tekun bakal ketekan, siapa yang tekun, ulet, jujur, sabar, dalam bekerja maka akan tercapai cita-citanya. Sapa sing sabar bakal subur, Siapa yang sabar bakal menerima rejeki yang melimpah, hidupnya makmur, damai, sejahtera, dan sentosa. Selanjutnya nilai hormat dalam etika Jawa teraplikasi dalam sikap tepo seliro. Atau mawas diri. Tepo saliro adalah sikap individu untuk mengontrol hatinya dengan membandingkan hatinya dengan perasaan orang lain jika mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Misalnya kalau hati saya tersinggung, maka saya bakal, sakit, marah. Maka orang lain bakal merasakan hal sama. Oleh karena itu kita harus berhati-hati jangan sampai orang lain tersinggung hatinya. Kita harus tetap saling menghormati, menyayangi, tulus, dan jujur demi kebaikan bersama. Jadi, etika Jawa berfungsi untuk menjaga keselarasan hubungan antara individu dengan individu, dan individu dengan anggota keluarga dan individu dengan masyarakat. Rasa hormat dinyatakan dengan sikap menghargai, rendah hati, jujur dan tunduk. Sikap tunduk biasanya ditunjukan dengan

cara menganggukkan kepala dan menundukkan pandangan mata. Sikap hormat juga ditampilkan dalam bentuk unggah-ungguh. Unggah-ungguh mencakup sopan-santun berbicara maupun bertindak, sehingga terjadilah kesejukan, kedamaian, dan kenyamanan dalam pergaulan. Dari uraian di atas, kemudian sedikit kita mengerti bahwa etika jawa beserta apa saja yang termasuk di da-

lamnya, adalah upaya Orang Jawa agar selalu selaras, damai, dan senantiasa berbuat yang baik kepada sesamanya. Orang Jawa yang masih kental dengan etika ini terbukti malah menjadi ‘ikon’ suri tauladan kepemimpinan nasional. Dengan demikian, maka etika Jawa sangat cocok untuk kepribadian bangsa. Oleh karena itu, terkait dengan pilpres kali ini, mudah-mudahan pemimpin Indonesia ke depan mampu

merekonstruksi etika nasional, sehingga lahirlah pemimpin bangsa yang beretika dan bermoral luhur. Jangan jadikan etika jawa hanya terbatas sebuah kajian, akan tetapi jadikan Etika Jawa – yang terbukti – bisa diterima oleh semua bangsa ini, menjadi perilaku yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Guru SMAN 1 Jenangan Ponorogo

MPA 336 / September 2014

41

MTsN Kedunggalar Ngawi

Memantau Shalat Siswa Lewat ‘Buku Penghubung’

Stakeholder MTsN Kedunggalar yang siap sedia antarkan anak didiknya Muh. Sunadi, S.Ag, M.Pd.I. Bagi MTsN Kedunggalar Ngawi, pembinaan karakter siswa tidak berhenti hanya di lingkungan madrasah saja. Sejak pagi hari, madrasah ini sudah membiasakan siswanya dengan berbagai pembentukan karakter sebagai siswa Muslim. Seperti shalat Dhuha berjamaah, menghafal Asma’ul Husna, tadarrus di kelas-kelas, juga shalat Dhuhur berjamaah, dan lain sebagainya. Pelaksanaan shalat menjadi perhatian tersendiri. Sehingga dalam pelaksanaan shalat Dhuha dan Dhuhur yang diadakan berjamaah, pihak madrasah mengamati secara langsung kualitas shalat para siswa. “Seandainya ada kesalahan atau kekurangan akan diluruskan dan disempurnakan,” ungkap Muh. Sunadi, S.Ag, M.Pd.I. Meski demikian, ujar Kepala MTsN Kedunggalar yang setiap hari terjun langsung melakukan pengamatan ini, pemantauan aktivitas shalat tersebut tak semata di lingku-

ngan madrasah. Namun juga saat mereka kembali ke rumah masing-masing. Untuk menunjangnya, semua siswa mendapatkan buku pemantauan melalui program Buku Penghubung. Di lembaran buku program ini, telah disediakan form yang harus diisi siswa mengenai aktivitas shalat mereka. Siswa diharuskan untuk mendapatkan tanda tangan imam dan orangtua mereka. “Dengan begitu ibadah siswa dapat terpantau dari buku tersebut,” jelasnya. Salah satu dampak positifnya, lanjutnya, adalah para siswa MTsN Kedunggalar menjadi aktif shalat berjamaah. Di sisi lain, juga ikut meramaikan kembali musholla atau masjid di sekitaran rumah mereka. “Masyarakat sudah banyak yang menceritakan dan merasakan itu,” ujar alumnus IAIN Sunan Ampel Malang ini bangga. Sejak beberapa tahun di bawah kepemimpinan pak Sunadi – panggilan akrab Muh. Sunadi, program buku penghubung sudah mulai dirasakan dampaknya. Kepercayaan masyarakat mulai terbangun. Hal itu

Regu drumband kebanggan madrasah beraksi di HUT RI

42

MPA 336 / September 2014

dibuktikan dengan besarnya minat masyarakat untuk menitipkan pendidikan putraputrinya di salah satu Madrasah Tsanawiyah terbesar di Kabupaten Ngawi ini. Sebab setiap pagi hari, masyarakat telah diperlihatkan secara langsung dengan guru-guru yang sejak pukul 06.00 WIB sudah siap menyambut anak didiknya di gerbang utama madrasah. Mereka menyapa dan bersalaman sekaligus memberikan motivasi kepada peserta didik ketika akan masuk madrasah. Sejurus kemudian digelar shalat Dhuha berjamaah di halaman madrasah dengan menggunakan alas tikar. Sebab masjid yang ada tidak muat untuk menampung 945 siswa di sana. Tingginya minat masyarakat tersebut, setidaknya terlihat dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur PMDK tahun pelajaran 2014-2015. Dari kuota yang hanya 75 siswa, ternyata pendaftarnya membludak hingga hampir 300 siswa. Di jalur reguler juga setali tiga uang; sudah penuh dan bahkan masih menolak calon

Deretan siswa beserta piala yang sudah diraihnya

Membaca surat Yasin berjama'ah seusai sholat Dhuha berjama’ah di lapangan sekolah siswa baru. Sementara di lain pihak, di sekitaran madrasah, beberapa sekolah tingkat SMP baik negeri maupun swasta mengalami kekurangan peserta didik baru. Apresiasi juga diberikan orang nomor satu di Kabupaten Ngawi. Itu dibuktikan dengan kehadiran Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dalam acara akhirussanah siswa kelas IX bulan Juni 2014 kemarin. Dalam sambutannya, beliau memberikan penghargaan yang tinggi atas kerja keras dan prestasi dari seluruh civitas akademika MTs Negeri Kedunggalar. Apalagi prestasi dalam bidang akademik MTsN Kedunggalar sudah tak diragukan lagi. Setidaknya pada tahun 2012 pernah menjuarai beberapa even Kabupaten; diantaranya juara 1 lomba Karya ilmiah Remaja (KIR) bidang IPA, juara 2 KIR bidang Agama dan Juara 3 KIR bidang IPS. Selanjutnya juara umum Porseni tingkat Kabupaten dan akhirnya menjadi Madrasah yang mengirimkan kontingen terbanyak untuk mewakili Kabupaten Ngawi untuk Porseni tingkat Provinsi di Kediri. Hal itu tak terlepas dari para guru yang profesional – dan tak sedikit yang bergelar Magister. Juga pada setiap tahunnya madra-

sah ini selalu mengadakan diklat khusus guru. Mereka juga diikutkan diklat, seminar, atau workshop yang dilaksanakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), balai diklat, atau lembaga-lembaga lainnya. Pada tahun 2013 berhasil pula meraih juara umum Gerak Jalan tradisional Monumen Suryo Ngawi, yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Olah Raga Kabupaten Ngawi. Sedangkan pada tahun 2014, siswa MTsN Kedunggalar berhasil lolos seleksi olimpiade tingkat provinsi dan mengirimkan 2 siswanya untuk mewakili Kabupaten Ngawi pada mata pelajaran Fisika dan IPS. Yang menjadi kebanggan, adalah regu drum band al-Ikhlas MTs Negeri Kedunggalar yang selalu tampil pada even upacaraupacara hari nasional pada tingkat Kabupaten. Ini tidak lain dari sentuhan tangan dingin pelatihnya; Sukadi, S.Ag, M.Pd.I, guru mata pelajaran Aqidah yang bertalenta besar terhadap berbagai genre musik. Baik itu banjari, hadrah, dangdut, campursari dan lain sebagainya. “Regu drum band ini termasuk menjadi pioneer bagi regu drum band lainnya di Ngawi,” tukasnya. MTsN Kedunggalar memang menye-

Kegiatan workshop guna peningkatan kualitas profesi guru

diakan ekstrakurikuler untuk menunjang setiap kreasi siswa-siswinya. Inilah ajang untuk menyalurkan bakat siswa. Di antara ekstrakurikuler yang ada adalah pramuka, PMR, olahraga (futsal, bola voli, dan atletik), drum band, musik dan kesenian lainnya. Menurut Kepala Madrasah yang asli Ngawi itu, madrasah harus bisa memberikan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Dengan demikian, madrasah akan semakin diminati dan dijadikan pilihan utama mereka. “Lulusan madrasah kami siap memberikan kontribusi yang terbaik buat bangsa, negara dan agama,” kata alumnus magister UNDAR Jombang ini menegaskan. Melihat keberhasilan yang ada, pihak Komite dan wali murid dengan kesadaran sendiri turut serta dalam membangun gedung serbaguna. Gedung berukuran 20 m x 36 m itu nantinya dijadikan sebagai sarana penunjang pelayanan madrasah. Kini proses pembangunannya masih terus berjalan dan sudah mencapai 50 persen. “Diharapkan tahun depan gedung serbaguna ini sudah dapat digunakan. Moga pada gilirannya nanti prestasi-prestasi lainnya juga bertambah,” tutur suami Aris Purwati, S.Ag penuh harap. Hisyam, Puguh

Camat Kedunggalar memberikan selamat pada siswa

MPA 336 / September 2014

43

Upaya Meraih Haji Mabrur Oleh : DR. H. Imam Amrusi Jailani, M.A Ibadah haji ini juga sering disebut ibadah badaniyah, ruhiyah, dan maliyah. Karena ibadah haji mengandung ketiga dimensi tersebut, maka ibadah ini memerlukan konsentrasi yang penuh dan membutuhkan totalitas, baik dalam pelaksanaannya yang harus ekstra keras dan penyerahannya kepada Sang Khalik. Ibadah haji hanya untuk Allah. Hal tersebut sebagaimana difirmankan oleh Allah dala surah al-Baqarah: 196;

Artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah“.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Hadirin kaum muslimin yang sama-sama dirahmati oleh Allah. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita tidak bosan-bosan untuk bersyukur dan bersyukur kehadirat Allah SWT, atas segala rah­ mat, nikmat dan kerunia-Nya ke­ pada kita. Sesungguhnya Allah SWT sedikitpun tidak pernah bosan untuk mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Rasa syukur di samping kita ungkapkan dengan lisan, yang lebih utama adalah dengan meningkatkan amal kebajikan dan meningkatkan ibadah kepada-Nya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Dalam kesempatan yang baik ini saya berwasiat, wasiat ini saya tujukan kepada diri sendiri, dan kepada seluruh jamaah jum’at yang berbahagia, yaitu marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-laranganNya. Dengan begitu, kita akan menjadi manusia yang berbahagia, fid diini wad dunya wal akhirah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran 102 :

44

MPA 336 / September 2014

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebe­ nar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati me­lain­kan dalam keadaan beragama Islam".

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Salah satu ibadah fardlu dan termasuk rukun Islam adalah haji, ibadah haji hanya bisa dilakukan oleh mereka yang mampu, karena disyaratkan adanya istitha’ah (kemampuan) bagi mereka yang hendak menunaikannya. Istitha’ah dalam hal ini mencakup beberapa hal. Di antaranya adalah, seseorang yang hendak haji harus sehat, lahir dan batin, fisik dan psikis; mampu secara ekonomi, memiliki ongkos perjalanan haji, memiliki bekal, dan biaya untuk keluarga yang ditinggalkan; dan yang tidak kalah pentingnya adalah harus terjamin keamanannya. Oleh karena itu ibadah haji sering juga disebut ibadah yang memiliki tiga dimensi, yakni dimensi fisik, ruh atau mental, dan harta atau ekonomi.

Segala bentuk ibadah yang diperintahkan oleh Allah untuk kita kerjakan pasti mengandung banyak hikmah, demikian pula ibadah haji. Para ahli dari berbagai bidang atau disiplin ilmu, banyak munguak hikmah dan muatan filosofis dalam ibadah haji. Ada yang meninjau dari aspek kesehatan, manajemen, psokologi, ekonomi, perspektif etika sosial, dan roda pemerintahan. Dalam berbagai telaah disimpulkan bahwa haji dapat membuat orang menjadi lebih baik, jasmani maupun rohani. Haji yang mabrur dapat mening­ katkan kedisiplinan, kejujuran, berkepribadian luhur, peka sosial, dan dapat melahirkan pencerahan etika dan perilaku positif. Tidak Cuma itu, haji mabrur dapat meningkatkan etos kerja dan produktifitas, bahkan dapat mewujudkan pencerahan spiritual dan intelektual. Demikian sebagian hikmah yang terkandung dalam ibadah haji, yang pada pamungkasnya, haji mabrur dijamin surga oleh Allah SWT. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad saw;

“Haji mabrur itu tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga”

Akan tetapi, apakah demikian halnya dalam realitas ?, apakah hikmah haji akan tercapai pasca seseorang menunaikan ibadah haji sehingga haji mempunyai dampak terhadap pencerahan perilaku, tumbuhnya ma­ nusia yang sehat fisik dan mental, jujur, berdisiplin, peka sosial, etos kerja tinggi, produktif? Dalam kenyataan, masih banyak orang yang sudah haji, ibadah dan moralitasnya justru semakin menurun. Kejujuran mulai dikesampingkan, kolusi dan korupsi dipraktekkan, etos kerja melempem, produktifitas menu­ run, semangat mengamalkan ajaran agama menjadi luntur, pencerahan spiritual dan intelektual menjadi gelap, jiwa kepekaan sosial menjadi masam, bekerja tidak disiplin, dan kurang menghargai waktu.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah;

Namun sangat disayangkan, selalu ada kesenjangan antara muatan hikmat yang holistik itu dengan praktek yang ditemui di lapangan. Misalnya, Islam adalah agama yang sangat intens mengajarkan kebersihan, namun masih banyak umat Islam yang sangat akrab dengan lingkungan kotor dan kumuh. Islam adalah agama yang sangat mene­ kankan kedisiplinan, tetapi umat Islamlah yang banyak melanggar disiplin dan membuang-buang waktu. Islam adalah agama yang sarat menga­­jarkan urgensi membaca dan menuntut ilmu, tetapi ternyata banyak dari kalangan Islam yang malas membaca dan belajar sehingga terbelenggu dalam bingkai keterbe­ lakangan. Demikian pula Ibadah haji mengandung segudang hikmah, namun realitas selalu berbeda dengan tujuan hikmat tersebut. Apakah setelah menunaikan haji menunjukkan perilaku yang lebih baik, atau justru lebik jelek, itulah tolok ukurnya. Dalam suatu kesempatan Nabi SAW, menjelaskan tanda diterima atau ditolaknya amal ibadah.

berupaya mencerahkan spiritual, mengasah dan mempertajam intuisi, serta meningkatkan etos ibadah. Seseorang yang haji tentunya harus steril dari segala sifat-sifat yang tercela. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah; 197; Artinya : “Ketahuilah oleh kalian, bahwa sesungguhnya segala amal baik itu dapat menghapus kejelekan, begitu pula sebaliknya, setiap kejelekan akan membatalkan amal kebaikan. Sedangkan tanda-tanda diteri­ manya amal kebaikan seseorang adalah setelah berbuat kebaikan, dia melakukan kebaikan secara terus-menerus secara berkesinambungan, dan tanda dito­ laknya, dia mengikutkan kejelekan setelah berbuat kebaikan itu“. Karena itu kita perlu melakukan evaluasi secara total dan kritis terhadap ibadah haji yang kita laksanakan. Kalau pasca menunaikan haji semangat ibadah menurun, moralitas makin rendah, barangkali kita belum proporsional dalam interaksi hablum minallah dan hablum minnas. Jika saja pasca menunaikan ibadah haji, etos kerja dan produktifitas menurun, kedisiplinan tetap dilanggar, perilaku tetap menyimpang, barangkali haji yang kita lakukan tidak berdasarkan niat yang tulus, atau mungkin sumber dana untuk pembiayaan ibadah haji kurang bersih, atau bisa saja kita haji karena ingin dipanggil “haji” di depan nama kita. Jikalau setelah haji, semangat beribadah semakin luntur, spiritual semakin gelap, hati semakin mati, mungkin haji yang kita lakukan hanya teperangkap kepada pemenuhan rukun formal, tanpa tahu apa maksudnya. Atau mungkin kita belum maksimal melaksanakan amalan-amalan yang sangat dianjurkan selama melakukan ibadah haji. Karena bila kita melakukan amalan yang dianjurkan itu, berarti kita telah

Artinya : “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbe­kallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal “.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah;

Ibaratnya seseorang yang sudah menjalani sebuah perjalanan spiritual, keberhasilan seseorang dalam menja­ lankan ibadah haji, akan tampak setelah pulang dari ibadah haji. Artinya, sejak hari pertama menginjakkan kaki di kampung halaman hingga ke depan kita dituntut untuk membuktikan apakah kita orang yang berhasil menga­ plikasikan nilai-nilai haji dalam kehi­ dupan keseharian, atau malah kita kembali ke suasana awal sebelum haji tanpa perubahan sedikitpun. Bila kita telah melakukan eva­luasi dan introspeksi tehadap ibadah haji dan amalan lainnya, kemu­dian mem­ perbaiki kekurangan-keku­rangannya maka selanjutnya kita serah­kan kepada Allah SWT. Karena kita telah berupaya secara maksimal dalam beramal dan muhasabah (evaluasi). Selanjutnya kita berdo’a dan berharap semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Amin.

MPA 336 / September 2014

45

Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.

ASI Eksklusif

S

alah satu pedoman utama untuk menilai apakah sebuah keluarga menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah ASI Eksklusif, yaitu hanya memberikan air susu ibu (ASI) saja kepada bayi sampai dengan umur enam bulan. Cukupkah untuk kebutuhan hidupnya? Tak perlukah nasi pisang seperti umumnya? Tidak kelaparankah?

Fisiologi.

Untuk tumbuhnya bayi memerlukan zat-zat gizi dari luar; tidak berbeda dari yang diperlukan oleh orang lain, kecuali bahwa karena ukuran tubuhnya kecil maka jumlah zat gizi yang diperlukan itu hanya sedikit. Zat gizi yang diperlukan adalah zat gizi untuk tenaga, untuk bahan pertumbuhan tubuhnya, dan bahan pengatur agar tubuh dapat berfungsi dengan benar. Pada pokoknya untuk tenaga (energi) diproleh dari zat tepung dan lemak, bahan pembangun dari protein, sedangkan bahan pengatur berupa vitamin dan mineral. Semua bahan yang diperlukan bayi itu ada dalam air susu ibu (ASI). Kebutuhan zat-zat gizi untuk bayi tidaklah banyak, telah cukup terpenuhi dari yang disediakan oleh ibunya; bahkan kadang-kadang air susu ini berlebihan sehingga dapat diberikan kepada bayi lain yang memerlukan. Jika di harihari pertama jumlah air susu belum banyak, maka jumlah ini akan meningkat sesuai dengan kebutuhan si bayi.

46

MPA 336 / September 2014

Sebenarnya pemberian nasi-pisang yang dihaluskan itu tidaklah perlu, kalau tidak boleh dikatakan merugikan. Bayi yang disuapi (dilothek, Jw.) dengan nasi-pisang itu akan kenyang ataupun bahkan kekenyangan sehingga tidak terdorong untuk menetek. Padahal nasi-pisang itu hanya memberi zat gizi energi, dengan akibat bayi kelebihan energi (baca: kegemukan dengan segala akibat buruk lanjutannya) tetapi dia kekurangan bahan pembangun (khususnya protein). Protein penting untuk pertumbuhan otak dan ototnya; kekurangan protein ini akan berarti bayi kekurangan sarana untuk mengumpulkan kepandaian ataupun juga ketrampilannya buat hidup di masa mendatang. Jika kita perhatikan kita akan melihat bahwa air susu yang keluar dalam hari-hari pertama seorang ibu sehabis melahirkan itu terkesan “encer” agak bening, tidak tampak putih seperti yang keluar di hari-hari berikutnya. Memang kesan itu tidak salah, karena air susu yang keluar di tiga hari pertama itu banyak mengandung colostrum, yang tidak diproduksi di hari-hari berikutnya. Kolostrum ini mengandung berbagai macam “zat kebal” (immune body) yang merupakan sarana perlindungan terhadap infeksi, yang dia belum mampu membuatnya sendir. Si ibu yang membuatkan zat kebal ini, semisalnya untuk kebal terhadap penyakit tetanus maka ibu hamil harus sudah menjalani imunisasi tetanus. Jadi, salah besarlah jika di kelompok masyarakat tertentu dilarang meminumkan ASI hari-hari pertama itu karena diaggap bahwa susunya encer yang tidak ada gunanya. Air susu memang merupakan “makanan” untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bagi bayi, namun selain itu di dalam air susu yang dihasilkan oleh seorang ibu yang baru melahirkan juga ada zat pelindung bayi.

Pencernaan si bayi.

Alat cerna bayi di saat baru lahir belumlah sempurna, sehingga belum mampu mencerna dengan baik zatzat yang masuk ke dalam ususnya. Akibatnya tidak jarang protein yang masuk ke dalam perutnya tidak tercerna dengan baik dengan akibat terserap dalam bentuk aslinya. Jika bayi ini diberi protein sebelum waktunya, di kemudian hari dapat memunculkan reaksi alergi terhadap potein itu. Namun untuk kolostrum kenyataan ini dapat dianggap menguntungkan karena justru “kelemahan” ini meloloskan protein zat kebal terhadap penyakit tertentu yang berasal dari si ibu yang tertuang dalam kolostrum ASI di hari-hari pertama meneteki itu, untuk melindungi si bayi. Janin di dalam rahim sangat diistimewakan, dia akan diupayakan tumbuh sebaik mungkin bagaimanapun keadaan si ibu; pertumbuhan janin barulah akan terganggu jika keadaan gizi si ibu sudah sangat buruk. Begitu jugalah payudara, ini merupakan organ yang istimewa dalam artian benarbenar tersiapkan untuk keperluan bayi, sehingga kwalitas air susu yang dihasilkannya tidak terlalu terpengaruh oleh keadaan si ibu; katakanlah demi memproduksi air susu yang memadai maka tubuh si ibu harus “dikorbankan” untuk produksi ASI itu. Namun demi­ kian itu bukan berarti keadaan si ibu boleh diabaikan; gizi ibu harus dicukupi agar produksi air susu lancar dan kesejahteraan si ibu tetap terjaga.

Permasalahan.

Kadang-kadang ada ibu yang punya masalah untuk meneteki. Ada yang sejak awal payudaranya “aneh”, tidak jelas puting susunya atau puting susunya terkesan sangat kecil. Hal ini tidak akan menjadi masalah jika sejak awal telah dikomunikasikan kepada tenaga kesehatan yang menanganinya. Walaupun terkesan putingya kurang sempurna, payudara sudah tumbuh lengkap baian-bagiannya; ada kelenjar yang memproduksi air susu, ada “kantung” penyimpannya, ada saluran keluarnya, dan ada otot pemompa keluarnya. Dengan adanya isapan si bayi yang menetek akan terjadi refleks hormonal sehingga puting yang “tenggelam” itu dapat menonjol. Memang ada ibu yang sulit memproduksi air susu; ada yang hanya karena ketegangan fikiran, walaupun kurang gizi parah ataupun kelainan hormonal juga dapat menjadi penyebab. Dalam hal-hal seperti ini dokter dapat membantunya, misalnya dengan memberikan obat hormon ataupun vitamin seperlunya. Ada bermacam-

macam ramuan tradisional yang juga dapat diberikan, semisal memberikan sayur daun katu, daun kelor. Dengan gizi yang baik dan meneteki secara benar maka produksi air susu ibu akan meningkat sesuai dengan kebutuhan bayi. Memberikan kempengan meru­ pakan tindakan yang salah; kempengan memberikan rangsangan seperti me­ ne­ tek sehingga bayi merasa puas, kenyang, dan “tenang”, dengan akibat berkurangnya semangat untuk menetek. Susu formula. Ketika difahami bahwa susu merupakan “makanan” yang utama bagi bayi, padahal tidak semua ibu dapat memberikan air susu kepada bayinya, maka orang pun berusaha mencari pengganti ASI ini. Semula orang mencoba memberikan air susu sapi ataupun susu kambing. Ternyata jika diberikan begitu saja kebanyakan bayi mengalami mencret (salah satunya karena kadar proteinnya terlalu tinggi); mencret ini tidak muncul jika susu diencerkan. Namun dengan pengenceran itu pertumbuhan bayi tidak akan subur karena walaupun kenyang jumlah zat gizi yang masuk ke “perut” bayi tidaklah mencukupi kebu­ tuhan untuk pertumbuhan normal. Dari banyak kajiannya, para ahli menyimpukan bahwa komposisi susu sapi maupun kambing memang “berbeda” dari komposisi ASI, sehingga jika bayi diberi minum air susu sapi ataupun kambing dapat langsung mencret karena usus bayi tak mampu mencernanya dengan baik karena kadar sejumlah komponennya terlalu tinggi. Dengan diencerkan memang air susu sapi dapat tidak memunculkan mencret, tetapi asupan gizi buat kebutuhan pertumbuhan sempurna si bayi sehariharinya menjadi tidak terpenuhi dengan akibat bayi terlambat tumbuh. Dari masalah seperti iniah maka para ahli kemudian menambahkan zat-zat yang diperlukan agar komposisi air susu sapi dapat mendekati komposisi yang seimbang dengan air susu ibu, sehingga dapat menjadi “pengganti” ataupun penambah ASI jika diperlukan.

Pencegahan akibat buruk.

Penyediaan minum bayi. Dengan segala kelemahan ataupun keku­ rangannya yang ada, bayi yang tidak memproleh ASI itu memerlukan susu pengganti, yang memerlukan proses yang benar untuk menyiapkan air minum untuknya. Perusahaan susu telah menyiapkan susu formula (baca: susu kaleng) dengan memperhatikan susunan unsur-unsurnya yang sebaik-baiknya untuk bahan pengganti ASI; di segi yang lain susu seperti ini juga sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme

(baca: kuman). Oleh karena itulah susu formula menjadi “mudah rusak” jika penanganannya kurang baik, dengan akibat lanjut bayi pemakai susu formula menjadi mudah mencret, lalu mengalami mahan dengan akibat lanjutnya. kele­ Untuk menghindari hal ini penyiapan minuman bayi dari susu formula harus dilakukan sebaik-baiknya, sejak menyiapkan botolnya, menyiapkan air penyeduhnya, mengamati ukuran lubang dot-nya, maupun cara minumnya. Keber­sihan mutlak diperlukan agar tidak terjadi infeksi usus. Dot yang terlalu besar ataupun terlalu kecil lubangnya memberi peluang ikut tertelannya udara dengan akibat lanjut terjadinya kembung ataupun juga mencret. Semua kesulitan atau per­ ma­salahan itu boleh dibilang tidak ada jika “makanan” bayi itu berupa ASI. Efek kejiwaan. Salah satu dari yang dikejar kembali dalam hal hubungan antara ibu dan anak adalah kedekatan (baca: kemesaraan) ketika bayi menetek ataupun sekedar menempel ke ibunya. Oleh karena itulah kini diterapkan bahwa bayi yang baru lahir secepatnya didekapkan kepada ibunya dengan cara tidak memisah antara ruang bayi dengan ibunya. Kedekatan dengan belaian dan tatap muka ini akan memudahkan si ibu “mengendalikan emosi” (menenangkan anak) anak di kemudian harinya; bahkan ini juga memudahkan si ibu dalam mengajari si anak untuk melakukan tindakan-tindakan dari yang “sederhana” (mi­ salnya bicara, mengucapkan katakata) maupun yang kompleks (misalnya makan, berjalan) nantinya. Sejalan dengan ini pulalah maka jika bayi dibawa dengan gendongan bayi “modern” (baby wrap, yang tidak dengan selendang) ataupun yang dengan kereta dorong perlu diusahakan agar muka anak menghadap ke ibunya atau si pembawanya.

Penutup.

Memahami pentingnya memberi­ kan ASI untuk masa depan bagi bayi masyarakat perlu didorong untuk banyak menganjurkan pola pem­ berian ASI eksklusif ini; yaitu hanya memberikan air susu ibu saja bagi bayi sampai dengan umur enam bulan. Sesudah itu bayi dapat mulai dikenalkan dengan makanan tambahan. Itu bukan berarti bayi harus langsung disapih pada umur itu, karena pada hakikatnya seorang ibu boleh meneteki sampai anak berumur 2 tahun atau lebih. Untuk sempurnanya pemberian ASI ini, si ibu perlu menjaga kecukupan gizinya dengan mengkonsumsi makanan berpola dasar “4-Sehat, 5-Sempuna” dengan benar, yaitu benar dari segi macam maupun jumlahnya. Semoga uraian di atas bermanfaat.

MPA 336 / September 2014

47

Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM

A. Reading (Wacana)

Hajj (1) About 5000 years ago the prophet Abraham was ordered by God to lay the foundations of the Ka’bah – The House of God in Mecca – and to call people to make a pilgrimage to this house: “Exhort all people to make the pilgrimage. They shall come to youon foot and on the backs of swift camels; they shall come from every deep ravine.” (Qur’an, 22:27) Today, still responding to that original call of Abraham and following in the footsteps of the Prophet Muhammad, over two million people from every corner of the globe gather at Mecca to perform their Hajj. Along with the profession of faith, daily prayers a month – long annual fast and charity to the poor, Hajj is one of five tenets of Islam. Hajj is a once – in – a – lifetime obligation for every Muslim, male or female, provided he or she is healthy enough to travel and has the means to undertake the pilgrimage. The Hajj period lasts from the 8th to the 13th of the Islamic month of Dzulhijjah, and as the pilgrims arrive in Mecca, they are lodge in hotels and houses. One very important obligation during Hajj is the wearing of unstitched clothing comprised of two sheets (women wear normal clothes with a scarf to cover the head). All Hajis, rich and poor, black and white, are dressed in this way, so that all men of all countries look a like in identical, simple garments and no pilgrim may then feel tempted to take pride of place over another. The sacred mosque of Mecca, due to continuous expansion, can accomodate about one million pilgrims at one time. Here the pilgrims encircle the holy Ka’bah seven times, which symbolically represents how men’s life must revolve around God. Near the Ka’bah, are two small hills called Safa and Marwah – “Signs of God” as they are described by the Quran. The Hills, which were previously outside the precincts of the sacred Mosque, have now been enclosed within its boundaries. The pilgrims walk briskly back and forth seven times between these hills, a distance of about 394 metres. This rite is performed in memory of Abraham’s wife, Hajar, who ran helplessly between the two hills seven times in search of water forher baby, Ismail, who was suffering from thirst. God was pleased anda miracle took place a spring grushed forth from which the baby could drink water. The well known as Zam zam, still quenches pilgrims thirst.

B. Vocabulary (Kosakata) Pilgrimage : naik haji : mendesak Exhort Swift : cepat : jurang Ravine Profession of faith : pernyataan Charity : amal, derma C. Dialogue A Visit of a Potential Customer Mr. Azwar : Another cup of coffee, Mr. Warner? Mr. Warner : No, thankyou. Well, Mr. Azwar, lets talk about business. Mr. A : Yes, What shall we talk about, Mr. Warner? Mr. W : It’s about your products, of course. Well, I have known some of your products, and that’s one of the reasons why I come here. Mr. A : If I may ask you, how did you know our products? Did you use to see our machines on display at Jakarta Fair? Mr. W : I happened to see one of your machines in action when invisited one of our client’s factory in Surabaya last month. Mr. A : Yes, many factories in Surabaya, Bandung, and some other towns in Indonesia are using our machines. We also have got some orders from Singapore, Thailand and Vietnam. Mr. W : Great. When I was in their factory. One of their directors praised the machines they operated. I asked him what company the manufactures is? : Why were you interested in the machine you happened to Mr. A see, Mr. Warner?

48

MPA 336 / September 2014

Mr. W

:

Mr. A

:

Mr. W

:

Mr. A : Mr. W

:

Mr. A

:

Mr. W

:

Mr. A : : Mr. W Mr. A : Mr. W : Mr. A :

Based on the information I got from the director, I could see that the machine was operating very efficiently. He told me that he bought the machines five years ago. That’s true, Mr. Warner. Our motto is that we should keep the machine running once it has been installed. So, we should over offer a good after sales service to our customers. Once they buy our product, we don’t want to make them dissapointed. Yes, that very important, Mr. Azwar. Some agents sometimes don’t care when they are told that their machines break down. That’s not the way werun our business, Mr. Warner. We give a five year guarantee, competitive price, quality product, and after sales service because we are sure with quality of our products. I’m very impressive by your way of doing business. I’ll try to contact my head office in Bangkok and I hope we may able to do a deal this week. That sounds interesting, Mr. Warner. For you, I’ll give a special discount. If it is agreed by my director, could you ship five units within this week ? No problem with stock and shipping, Mr. Warner. We have plenty in stock at the moment. Right, I’ll call my head office first and talk to my director. If he agrees, I’ll call you back to discuss the deal. All right. I’ll be waiting for your call. Thank you. Good bye. Goodbye.

Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak

Kosakata : 1. Bila kita cermati/ amati/ perhatikan. 2. Kita jumpai ungkapan kalimat ala Al-Qur’an. 3. Tidak shalat sekedar ... harfiah dengan (ditopang) gerakan-gerakan tubuh dan lisan. 4. Shalat seperti ini bukanlah shalat yang sebenarnya! 5. Agar kita memahami arti gerakan-gerakan dalam shalat seperti berdiri, ruku’, sujud dan duduk. 6. Kenapa kita harus sujud dua kali? 7. Kenapa (pula) kita harus ruku’ (hanya) sekali? 8. Dikaitkan dengannya tatkala berdiri (kembali). 9. Inilah hakikat shalat (yang sebenarnya). 10. Shalat yang tidak ada (banyak) lika-liku.

MPA 336 / September 2014

49

Pembinaan Kakanwil dan Halal Bihalal Kankemenag Kab. Madiun

Kakanwil Kemenag Prov. Jatim berfoto bersama usai pembinaan dan halal bi halal.

MADIUN – Bertempat di Aula Kankemenag Kab. Madiun, dilangsungkan pembinaan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim dirangkai dengan halal bi halal seluruh PNS di lingkungan Kankemenag Kab. Madiun, (16/08). Hadir dalam kegiatan tersebut, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Bupati Madiun, Kakankemenag se-Wilker Madiun, jajaran SKPD Pemkab Madiun, MUI, FKUB, tokoh agama dan ormas, KKKM (MI/MTs/MA), KKG, MGMP-

PAI serta seluruh PNS dan guru di lingkungan Kemenag Kab. Madiun. Dalam laporanya Kakankemenag Kab. Madiun Dr. Hafidz, M.Si menyampaikan kepada Kakanwil tentang pelaksanaan kegiatankegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan. Kakankemenag juga menyampakan permohonan maaf baik secara individu maupun lembaga senyampang masih nuansa lebaran. Sementara itu, Bupati Madiun H. Muhtarom, S.Sos juga mengucapkan terimakasih terhadap Kemenag karena berkat jasa pendidikan madrasah, menghantarkan dirinya menjadi bupati. Sekaligus mengajak Kemenag untuk selalu bersama pemda mewujudkan masyarakat yang aman, damai dan sejahtera. Adapun Kakanwil Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag dalam pembinaan dan halal bihalal ini menyampaikan permohonan maaf secara pribadi maupun kedinasan atas segala kesalahan. Selain itu, beliau juga menyampaikan apresiasi atas kepindahan pusat pemkab Madiun. Seraya menghimbau agar seluruh insan Kemenag turut berpartisipasi mewujudkan cita-cita bersama menjadikan Kab. Madiun sejahtera dan bermartabat. •Arf

Lomba Tartil Bagi Anak Yatim Dalam Rangka Peringati HUT RI Ke-69 KEDIRI – Dalam rangka memperingati HUT RI ke-69, Pemda dan Kemenag Kab Kediri, menyelenggarakan kegiatan Lomba Tartil Bagi Anak Yatim, (13/8). Kegiatan yang bertempat di masjid al-Furqon Pemkab Kediri ini diikuti oleh anak yatim/piatu/yatim piatu dengan batasan usia maksimal 12 tahun. Peserta kegiatan ini sebanyak 26 orang, hasil seleksi dari 26 kecamatan di Kabupaten Kediri. Acara ini dibuka oleh Ketua Seksi Lomba PHBN Kab Kediri, Drs. Mujiono (Dinas Kesenian, Budaya dan Pariwisata Kab. Kediri. Dalam sambutannya beliau berharap agar lomba ini sukses dan semuanya bisa mengamalkan perilaku Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penilaian berdasar pada sisi tajwid, fashahah dan irama/tartil, musabaqah ini menghasilkan juara I, II, III dan harapan I, II. Secara berturut-turut masing-masing adalah: Norma Himmatul Mahmudah (Kec. Kepung), Greccita Larassera (Kec. Kandangan), Abdullah Khozin (Kec. Kunjang), Yuli Intan Sari (Kec. Kras) dan Ayu Halmi Laili (Kec. Wates). Adapun penyerahan tropi, piagam dan hadiah

Para juara lomba tartil anak yatim didampingi pembina dan panitia.

dilaksanakan secara bersamaan dengan lomba yang lain, pada puncak acara resepsi 17 Agustus di Gedung Utama SLG Kab. Kediri. •Alfy

Pengukuhan Keluarga Sakinah Teladan, KUA Teladan dan Masjid Percontohan

Kakanwil Kemenag Prov. Jatim sedang mengukuhkan Keluarga Teladan, KUA Teladan dan Masjid Percontohan.

SURABAYA – Bertempat di Asrama Haji Surabaya, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Drs. Mahfudh Shodar, M.Ag. mengukuhkan Kelu-

50

MPA 336 / September 2014

arga Sakinah Teladan, KUA Teladan dan Masjid Percontohan Tingkat Prov. Jatim Tahun 2014, (8/8). Pasangan Drs. H. Fathur Rohman, M.Pd.I dan Annisa’i Choiriyah, MPd.I dari Kab. Tuban, KUA Kec. Wuluhan Kab. Jember dan Masjid Agung At-Taqwa Kab. Bondowoso, dinobatkan sebagai pemenang. Kakanwil Kemenag Prov. Jatim menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang berperan aktif mendukung kegiatan ini. Prestasi yang sudah didapatkan diharapkan terus dipertahankan. Dan keluarga yang terpilih bisa menjadi contoh keluarga-keluarga di Jawa Timur. Sementara itu, Kabid Urais dan Binsyar Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag menambahkan bahwa masing-masing pemenang layak dinobatkan sebagai pemenang karena memiliki keunggulan dibanding peserta lainnya. Utamanya Hj. Annisa’i Choiriyah yang pada tahun 2012 meraih Juara I tingkat nasional sebagai Guru Agama Islam kreatif dan inovatif. Keluarga inipun aktif berorganisasi di masyarakat. Sehingga tahun ini, mereka meraih juara harapan I Tingkat Nasional. •Syaikh

Kakankemenag Kab. Pamekasan Lantik 3 Kepala Madrasah

Tiga Kepala Madrasah dilantik Kakankemenag di Ruang Pertemuan Arofah.

PAMEKASAN – Dalam rangka memberikan penyegaran di Satker Kemenag Kab. Pamekasan, Kakankemenag. mengadakan

pelantikan pejabat fungsional. Pelantikan bertempat di Ruang Pertemuan Arafah dan dihadiri oleh Kasi dan penyelenggara, Kepala KUA, PPAI, Kepala Satker dan undangan lainnya, (15/8). Mereka yang dilantik adalah No’man Afandi, S.Pd., (Kepala MAN Pamekasan), Drs. Achmad Wahyudi (Kepala MTs.N Parteker) dan Moh. Taufiqi, M.Pd.I., (Kepala MA. Darut Thalibin, Ds. Ponteh Kec. Galis) Kakankemenag. Kab. Pamekasan, Drs. HM. Juhedi, M.M.Pd., dalam pengarahannya mengatakan antara lain bahwa pejabat harus memiliki jiwa juang, memiliki komitmen yang tulus dalam memberikan pelayanan yang prima. Pejabat juga harus mampu berpikir cerdas dan cermat, berjiwa disiplin, etos kerja dan loyalitas yang tinggi. Beliau mengingatkan bahwa mutasi adalah suatu hal yang biasa dilakukan di semua instansi. Ini untuk penyegaran serta menciptakan lingkungan yang kondusif. Di akhir sambutannya, Kakankemenag memberi selamat pada para pejabat yang baru dilantik dengan harapan semoga bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya. •Sri Mukti

Halal bi halal Keluarga Besar Kankemenang Kab. Pacitan PACITAN – Hari pertama masuk dinas usai libur dan cuti bersama Idul Fitri, Kankemenag Kab. Pacitan menyelenggarakan halal bi halal, (6/8). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh komponen keluarga besar Kankemenag Kab. Pacitan dan dihadiri Pengurus Persaudaraan Pensiunan Kementerian Agama (PPKA) Kab. Pacitan. Kasubag TU Ibrahim, S.Sos. selaku Ketua Panitia Penyelenggara mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mempererat tali silaturrahmi keluarga besar Kankemenag Kab. Pacitan. Pada kesempatan tersebut Drs. Imam Sudigdo selaku Ketua PPKA berterima kasih atas undangannya. Karena dirinya masih merasa memiliki benang merah dengan Kementerian Agama. Selaku senior, pihaknya memberikan arahan kepada pegawai yang masih aktif agar selalu meningkatkan profesionalitas dan semangat kerja. Sementara itu, Kakankemenag Kab. Pacitan Ahmad Zuhri menyatakan bahwa momentum seperti ini adalah saat tepat untuk bersilaturrahim dan saling memaafkan. Dan berharap kegiatan ini dilestarikan dan dijadikan agenda rutin tahunan.

Suasana akrab tergambar saat kakankemenag berhalal bi halal dengan para karyawan.

Acara yang digelar di halking –halaman wingking- Kankemenag ini berlangsung penuh keakraban •Cros

Sosialisasi UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Negara

Para peserta sangat antusias mengikuti pembinaan oleh Kasubag TU Kanwil Kemenag Jatim.

PROBOLINGGO – Bertempat di aula Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Probolinggo, diselenggarakan Sosialisasi UU No. 5 Tahun

2014 Tentang Aparatur Sipil Negara yang dihadiri + 530 PNS dan karyawan di lingkungan Kankemenag Kabupaten Probolinggo, (12/8). Mereka berasal dari Kepala KUA (beserta Penghulu, Penyuluh dan Pegawai), Kepala MIN, MTsN, MAN (beserta guru dan pegawai PNS), Pengawas PAI dan Madrasah (beserta Guru binaan sesuai kuota). Dalam sambutannya selaku Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthami, S.H, M.H.I menyampaikan terimakasih atas partisipasinya sekaligus permohonan maaf lahir batin kepada seluruh peserta. Sebagai narasumber adalah Kasubag TU Kanwil Kemenag Jawa Timur, Drs. H. Musta’in, M.Pd yang dalam pembinaannya menjelaskan secara rinci UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan kaitannya dengan peningkatan kualitas kinerja PNS. “Dengan adanya UU tersebut pemerintah sangat memperhatikan kesejahteraan pegawai, oleh karena itu saudara dituntut untuk terus menerus meningkatkan kualitas kinerja” jelasnya. Acara diakhiri dengan dialog interaktif dengan peserta. •Yazid Zain.

MPA 336 / September 2014

51

TANDA TANGANI PERNYATAAN SEPAKAT TOLAK ISIS BANYUWANGI – Maraknya pemberitaan tentang aktivitas jaringan Islamic State for Irak and Siria (ISIS) di Indonesia, membuat gerah seluruh lapisan masyarakat. Untuk mengantisipasi itu, pemerintah dan ulama’ Kabupaten Banyuwangi membuat pernyataan tegas “menolak” aktivitas kelompok militan tersebut. Pernyataan sikap penolakan tersebut ditandatangani oleh Forum Pimpinan Daerah (FORPIMDA) Kab. Banyuwangi, Kakankemenag Kab. Banyuwang, Ketua MUI, dan Pengurus ormas Islam di aula Kankemenag Kab. Banyuwangi, (7/8). Di dalam pernyataan sikap tersebut ada 3 poin yang ditandatangani. Yakni, masyarakat Banyuwangi menolak keberadaan aktivitas ISIS serta bahaya laten komunisme, radikalisme, dan sparatisme di Indonesia. Karena bertentangan dengan ideologi Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, serta tidak mencerminkan prinsip-prinsip agama yang rahmatal lil alamin. Kemudian mereka sepakat memberikan penyadaran dan sosialisasi tentang bahaya laten komunisme, radikalisme, dan sparatisme. Dan poin ketiga, sepakat menciptakan dan mewujudkan NKRI yang demokratis. adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. •Yas

RAPAT KERJA SISTEM PELAPORAN KEUANGAN SAMPANG – Bertempat di aula, Kankemenag Kab. Sampang mengadakan rapat kerja sistem pelaporan keuangan, (20/8). Raker dihadiri oleh Kasi dan Penyelenggara Syariah, Kepala KUA, Kepala Satker MAN, MTsN, MIN Sampang, PPAI, Perencana serta staf yang me­ nangani pelaporan keuangan. Hadir juga Kakankemenag Kab. Sampang dan Kasubag TU yang memimpin raker. Pada sambutannya Kakankemenag Kab. Sampang H. Mudjalli berharap agar raker ini dapat membenahi administrasi pelaporan menjadi lebih tertib dan baik sehingga kinerja kita sesuai dengan aturan. Pada kesempatan ini pula H. Mudjalli mengatakan pentingnya raker ini. Hasil raker ini nantinya akan dilaporkan ke Kanwil terkait dengan program kerja yang telah dilaksanakan. Beliau juga memaparkan secara umum program kerja dan evaluasinya. Pada sesi pemaparan program kerja, tiap Seksi dan Satker diberikan kesempatan untuk memaparkan program kerja, hambatan dan evaluasinya. Setelah itu dibuka sesi tanya jawab. Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen H. Mawardi juga diberi kesempatan menjelaskan sistem pelaporan keuangan yang akuntable sesuai acuan hasil audit kinerja dari Irjen. •Lely

HALAL BI HALAL BERSAMA WAKIL BUPATI GRESIK – Di hari pertama masuk kerja setelah liburan cukup panjang hari raya Idul Fitri, dimanfaatkan oleh keluarga besar Kakankemenag Kab. Gresik untuk bersilaturrahim sembari berhalal bi halal dengan Wakil Bupati Gresik Drs. H. Moh. Qosim M.Si, (4/8). Kakankemenag Gresik Dr. H. Haris Hasanudin. M.Ag menyampaikan permo­ honan maaf karena tidak membuka open house yang bukan berarti tidak mau menerima tamu dirumah. Akan tetapi Kakan­ menag memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada PNS Kemenag untuk memanfaatkan waktu untuk bersilaturrahim kepada keluarganya. Utamanya yang jauh seperti Jawa Tengah, Bawean, bahkan NTB agar bisa berkumpul bersama keluarga karena tidak harus unjung atau riyayan pada atasannya. Sementara itu, Wakil Bupati Gresik menyampaikan bahwa halal bi halal ini sangatlah bermakna. Karena setelah puasa dosa kita semoga diampuni Allah. Sementara kepada manusia, kita harus saling memaafkan, jangan ada rasa dendam. Selama ini hubungan antara Kemenag Gresik dengan Pemerintah daerah sangat produktif. Untuk itu perbanyaklah bersyukur dan selalu bersyukur agar rezeki bertambah dan umur menjadi lebih panjang. •Fudlla

KAKANKEMENAG KOTA MADIUN BESERTA IBU BERSALAM SALAMAN PADA ACARA HALAL BIHALAL 1435H KOTA MADIUN – Moment hari raya Idul Fitri merupakan moment hari kemenangan untuk saling maaf memaafkan. Ini dilakukan sebagai kesempurnaan terjaganya hu­ bungan secara horisontal sesama makluk. Yang sebelumnya telah terjaganya jalinan kuat hubungan secara vertikal yang meningkat, dengan Allah SWT dalam bulan suci Ramadhan 1435 H. Dengan harapan ada hasil ending yang berupa ketaqwaan dalam diri insan yang beriman. Oleh karenanya, bertempat di aula Kankemenag Kota Madiun, sejumlah kurang lebih 350 orang, yang terdiri dari pejabat stuktural, fungsional, guru dan karyawan ikut serta dalam acara halal bi halal, (4/8). Dalam halal bi halal kali ini para undangan mendengarkan sambutan sekaligus tausiah yang dipaparkan oleh Kakankemenag Kota Madiun, H. Achmad Rofi`i, SH. M. PdI. Dalam sambutanya, beliau mene­ gaskan betapa pentinganya ta`aruf dan menjaga tali silaturrahmi dalam menjaga ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah basyariyah, ukhuwah nasabiyah, ukhuwah jaariyah dan ukhuwah islamiyah dalam kehidupan. Acara ini di akhiri dengan saling bersalam-salaman dan ramah tamah. •AJ

52

MPA 336 / September 2014

SONGSONG LATOP HAJI 2014 KOTA BLITAR BLITAR KOTA – Kankemenag Kota Blitar melalui Seksi Haji dan Umroh menggelar kegiatan pembinaan manasik haji bagi para calon jama’ah haji (CJH) Kota Blitar Tahun 2014, (16/8). Kegiatan ini, seperti disampaikan oleh Masrur, S. Ag. – Kasi Haji dan Umroh – merupakan kegiatan pembinaan manasik haji CJH Kota Blitar Tahun 2014 yang terakhir kalinya. Pihaknya saat ini tinggal menggelar kegiatan Latihan Operasional (Latop) Haji. Dimana kegiatan Latihan Operasional (Latop) Haji Tahun 2014 ini, rencananya akan dilaksanakan minggu depan atau pada tanggal 24 Agustus. Ada banyak tujuan dari pembinaan ini. Di antaranya pembinaan dan penyampaian materi yang salah satunya akan disam­ paikan oleh Drs. H. Imam Muchlis, M. Pd., Kakankemenag Kota Blitar sekaligus petugas TPIHI atau Tim Pembina Ibadah Haji Indonesia. Selain tujuan di atas, kegiatan ini juga dilakukan untuk pemantapan regu. Maksudnya, para CJH Kota Blitar yang selama ini terpisah-pisah karena mengikuti pembinaan di KUA kecamatan masingmasing, sekarang kita kumpulkan menjadi satu. Jadi intinya agar mereka (para CJH Kota Blitar) bisa membaur.”. •Moza HALAL BIHALAL KELUARGA BESAR KEMENAG DAN DWP KAB. TUBAN TUBAN – Halal bi halal merupakan media yang efektif untuk merajut kembali hubungan dengan cara saling memaafkan dan menyadari kekhilafan. Oleh karena itu, di hari ke dua masuk kerja, semua pegawai menghadiri acara halal bi halal keluarga besar Kemenag Kab. Tuban bertempat di halaman depan, (4/8). Dalam sambutannya, Drs. Abd. Wahib, M.Pd.I selaku Kakankemenag Kab Tuban mengatakan sangatlah tepat pada acara ini keluarga besar Kankemenag Kab Tuban dan DWP bisa mengucapkan mohon maaf lahir batin sekaligus membangun komitmen untuk melepaskan diri dari perbuatan yang tidak benar. Lalu menanamkan niat untuk melakukan tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing dengan meningkatkan kinerja. Pada akhir sambutannya, beliau meminta maaf sebesar-besarnya atas kebijakan-kebiajakannya selama ini. Baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Pada tahun ini, halal bi halal sangat semarak walaupun diadakan sederhana. Sebelum menikmati hidangan, semua berjabat tangan penuh kekeluargaan dan keterbukaan yang pada gilirannya memunculkan rasa ingin membantu dan kerja sama yang baik antara pejabat dan anak buah. •Taaar

Halal bi Halal Sekaligus Pembinaan dari Kakanwil Kemenag Prov. Jatim

Seluruh jajaran Kankemenag Kab. Jombang berhalal bi halal bersama Kakanwil Kemenag Prov. Jatim.

JOMBANG – Pada hari Rabu (13/8), keluarga besar Kankemenag Kab. Jombang menyelenggarakan halal bi halal yang bertempat

di aula Darul Hikmah. Acara ini dihadiri oleh sekitar 355 orang pegawai. Acara dibuka langsung oleh Kasubbag TU Kankemenag Kab. Jombang H. Taufiqurrohman, M.Ag. Dalam kesempatan ini beliau mengucapkan terimakasih atas kehadiran Kakanwil Kemenag Jatim, Kakankemena Kab. Jombang, seluruh Kasi beserta istri dan kepala Satker, kepala KUA serta karyawan di lingkungan Kankemenag Kab. Jombang. Dan acara berikutnya oleh Kakanmenag kab. Jombang Drs. H. Barozi, M.Ag, dalam kata sambutannya mengucapkan minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin. Dan berharap agar dengan adanya kegiatan halal bihalal kali ini, akan terwujudnya silaturrahmi yang erat dan kuat keluarga besar Kankemenag Kab. Jombang. Acara diteruskan dengan pembinaan oleh Kakanwil Kemenag Jatim Drs. H. Mahfudh Shoidar, M.Ag, yang antara lain mengajak para PNS untuk giat bekerja sesuai tupoksinya dan saling mengingatkan, bekerja sama yang baik serta menjaga kebersamaan agar Kankemenag Kab. Jombang menjadi keluarga mawaddah wa rohmah. •Tts

Penyaluran Zakat Fitrah Karyawan-karyawati Kemenag Kab. Mojokerto MOJOKERTO – Di penghujung Ramadhan, Kankemenag. Kab. Mojokerto melaksanakan penyaluran zakat fitrah dan infaq yang sudah diterima oleh Panitia Zakat Fitrah KORPRI dari Dinas dan Instansi se-Kab. Mojokerto. Salah satunya Kankemenag. Kab. Mojokerto sendiri. Zakat fitrah yang diterima berupa uang sebanyak Rp. 128.868.500,- dan infaq sebanyak Rp. 24.804.000,- . Uang zakat fitrah tersebut dibelikan beras sebanyak 15.812 kg. Sedangkan dana infaq dibagikan pada sabilillah/sabilil khoir melalui Ponpes, musholla dan masjid di lingkungan Kab. Mojokerto serta biaya operasional pentasyarufan. Penyaluran zakat dan infaq ini dilaksanakan pada hari Jum’at hingga Sabtu (25-26/7). Pembagian dikirim ke kecamatan sesuai alamat pemohon. Ada pula yang dibagi langsung ke lembaga dan masyarakat sekitar Kankemenag. Kab. Mojokerto. Pembagian juga ke panti asuhan, yayasan, ponpes, Madin, takmir masjid/ musholla, TPQ dan masyarakat umum sesuai jumlah kecamatan di Kabupaten Mojokerto.

Zakat fitrah dari karyawan-karyawati Kankemang Kab. Mojokerto tersalurkan dengan baik.

Dan berkat kerjasama Bazda dan KORPRI Kankemenag. Kab. Mojokerto beserta Pemda Kab. Mojokerto, pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan tertib, aman dan lancar. •Ans

Pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Halal bi Halal

Suasana pembinaan Aparatur Sipil Nasional (ASP) sekaligus halal bi halal di RM Karang Jati Padaan.

PASURUAN – Bertempat di RM Karang Jati Pandaan, Kankemenag Kab. Pasuruan mengadakan kegiatan Pembinaan ASN

(Aparatur Sipil Negara) yang sekaligus acara halal bi halal, (9/8). Pada kesempatan itu, Kakankemenag Kab. Pasuruan, Drs. H. Barnoto, M.Pd.I menyampaikan bahwa puasa Ramadhan merupakan sarana latihan. Sehingga seusai Ramadhan, ASN dapat senantiasa meningkatkan SDM dalam rangka untuk menciptakan ASN yang berkarakter, serta memiliki kredibilitas yang tinggi. Dalam pembinaan ASN, Asisten II Pemkab Pasuruan drh. Hadi Iriyanto menerangkan bahwa ASN lahir dari reformasi agar semua jajaran Pegawai Negeri menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat. ASN diukur dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sehingga sesuai sasaran program. Oleh karenanya, ASN harus memiliki kompetensi (spesialisasi). KH. Muhammad Najib Syafi’i, S.Ag, M.Ag selaku narasumber menyampaikan bahwa dalam rangka Idul Fitri, umat Islam Indo­nesia sibuk melaksanakan apa yang disebut halal bi halal. Substansi kegiatan ini sebenarnya adalah kerelaan untuk bermaaf-maafan, sebagai pangkal tolak untuk kembali memulai kehidupan sebagaimana biasa. •Fin

MPA 336 / September 2014

53

SANTUNI YATIM DAN DLUAFA DI BULAN RAMADLAN LAMONGAN – Kepedulian terhadap anak yatim dan kaum dluafa perlu diwujudkan. Apalagi di bulan Ramadhan, akan dilipatgandakan pahalanya. Untuk itu Kankemenag Kab. Lamongan mengadakan kegiatan berupa tasyaruf zakal profesi kepada 270 anak yatim non panti berasal dari 27 Kecamatan di Kabupaten Lamongan serta menyalurkan 50 paket untuk kaum dluafa. Pada acara ini, Kankemenag menerjunkan tip pelaksana yang diketuai Drs. H. Masduki Yasin, M.Ag, Penyelenggara Syari’ah Kankemenag Kab. Lamongan. Tim ini bertugas menyalurkan zakat profesi PNS Kemenag, yang telah dihimpun selama satu tahun. Jumlah uang yang disalurkannya sebesar 160 juta. Masing-masing Kecamatan dianggarkan sebesar 5 juta. 10 anak masingmasing mendapatkan uang tunai Rp 200 ribu, tas punggung, dan paket buku tulis. Sedang kaum dluafa mendapatkan uang Rp 50 ribu dan beras 5 kg. Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I berharap agar program ini dapat meningkatkan dan menumbuhkan kegiatan berbagi sesama, khususnya anak yatim. “Apalagi Allah juga akan mengangkat derajat orang-orang yang suka menyantuni anak yatim,” ujarnya sembari mengutip hadits. •Nsr HALAL BIHALAL DAN SEMINAR BAHAYA KANKER SERVIKS MAGETAN – “Tradisi halal bi halal di Indonesia merupakan tradisi yang baik yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Untuk itu tradisi ini secara turun menurun terus berlanjut di negera Indonesia sampai saat sekarang ini”, ungkap Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag Ketua DWP Kankemenag Kab. Magetan dalam sambutan sekaligus tausiyahnya pada acara halal bi halal DWP Kankemenag Kab. Magetan, (7/8). Acara yang dihadiri oleh sekitar 175 anggota, dihadiri pula oleh istri Bupati Magetan Ny. Hj. Nanik Sumantri, M.Pd selaku Penasehat Dharma Wanita Kab. Magetan. Pertemuan ini – lanjut Ketua DWP – sebenarnya pertemuan rutin bulanan. Hanya saja saat ini berbarengan dengan bulan Syawal. Maka acara ini dikemas dalam bentuk halal bi halal. Jadi setelah menyelesaikan ibadah puasa kemudian ditutup dengan zakat Fitrah, kita menjadi bersih. Sedangkan dosa sesama manusia menjadi tanggung jawab antara sesama manusia itu sendiri. Halal bi halal menjadi ajang untuk bermaaf-maafan antar sesama. Sehingga bersih dari dosa kepada Allah dan manusia. Usai acara, dilanjutkan dengan seminar bahaya kanker serviks. Bahaya dan pence­ gahannya. •Mkd

54

MPA 336 / September 2014

RAKOR PERSIAPAN MANASIK HAJI KAB. LUMAJANG TH 2014M/ 1435 H LUMAJANG – Sebagai upaya untuk memantapkan pelaksanaan manasik haji pada tahun 2014, Seksi Penyeleneggara Haji dan Umroh (PHU) Kankemenag Kab. Lumajang menyelenggarakan Rapat Koordinasi yang diikuti oleh pelaksana haji dan seluruh kepala KUA. Se-Kabupaten Lumajang. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 5 Agustus 2014 Acara yang diselenggarakan di aula lantai satu Kantor Kemenag Kab. Lumajang ini membahas tentang materi, narasumber dan penjadwalan pelaksanaan manasik haji. Menurut Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU), H. M. Mudhofar S,Ag, M.Si., penyelenggara manasik terbagi dua belas kelompok berarti ada sembilan kecamatan yang menggabung karena jumlahnya kurang menenuhi persyaratan untuk membentuk kelompok penyelenggara. “Pelaksanaan manasik haji mulai hari Senin tanggal 11 Agustus 2014,” ujar Mudhofar. Lebih lanjut Kasi PHU ini mengharap kepada penyelenggara manasik haji untuk memberdayakan pengurus IPHI. Baik itu di tingkat kabupaten maupun di tingkat Kecamatan. Untuk narasumber, koordinasi dengan Dinas Kesehatan atau Puskesmas berkaitan dengan materi kesehatan haji. •Ziza KH. SYA’RONI FADLAN RAMAIKAN HALAL BI HALAL KANKEMENAG. KAB. MOJOKERTO MOJOKERTO – Tampak seluruh undangan halal bihalal yang diadakan di gedung serbaguna Kankemenag. Kab. Mojokerto tatap matanya tertuju pada sosok yang berada di atas panggung. Sosok tersebut mengenakan jubah hitam panjang, berpeci putih dengan kacamata frame hitam dan kain sorban cokelat. Sosok itu adalah seorang kiai terkenal yang biasanya tampil di JTV. Dialah KH. Sya’roni Fadlan dari Sidoarjo. Pada halal bi halal ini, beliau bisa memenuhi undangan untuk memberikan tausiah, (7/8). Joke-joke yang mengalir segarpun dilontrakan oleh KH. Sya’roni Fadlan saat tausiah. Seluruh pejabat struktural dan fungsional dan juga pegawai serta guru di lingkungan Kankemenag. Kab. Mojokerto hadir pada acara ini. Hadir pula bapak/ ibu Persaudaraan Pensiunan Kementerian Agama (PPKA) Kab. Mojokerto. Kehadiran para purna ini menambah hangat suasana karena bisa terjalin silaturrahmi. Di akhir acara dilakukan salamsalaman. Sehingga semakin hangat dan akrab. Kegiatan ini ditutup dengan ramah tamah menikmati hidangan nasi soto ayam dan bakso. Sederhana namun berkesan. Hal inilah yang diharapkan oleh panitia. •Ans

HALAL BI HALAL DI APEL PAGI HARI PERTAMA MASUK KERJA JEMBER – Bertempat di halaman depan Kankemenag Kab. Jember, dilaksanakan apel pagi yang dilanjutkan dengan halal bi halal. Apel pagi yang dipimpin oleh Kasi Pendma Drs. H. Mahfudz, M.Pd.I diikuti oleh seluruh PNS yang ada di Kankemenag Kab. Jember. Dalam amanatnya, beliau menyatakan meminta maaf atas segala kesalahan kepada keluarga besar Kankemenag Kab. Jember. Baik yang disegaja maupun tidak. Dan berharap agar semua mau saling memaafkan dengan tulus. Hikmah dari Ramadhan – tambahnya harus dapat diaplikasikan di tempat kerja. Karena ke depannya akan menuju kepada ASN dan remunerasi. Yang berarti kita akan dituntut untuk disiplin, dengan etos kerja dan budaya kerja yang profesional serta mempunyai prestasi untuk menuju pada remunerasi. Karena tugas aparatur negara tidak lagi tergantung pada penilaian kinerja berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Seusai acara apel dilanjutkan dengan acara halal bi halal dengan bersalam salaman seluruh kelurga besar PNS yang ada di lingkungan Kankemenag Kab. Jember. Semua PNS baik itu pimpinan maupun bawahan, terlihat khidmat dalam mengikuti kegiatan ini. •Ratna HALAL BI HALAL DHARMA WANITA PERSATUAN TULUNGAGUNG – Dalam rangka mempererat tali silaturahim antar sesama anggota, DWP Kemenag Kab. Tulungagung mengadakan kegiatan halal bi halal, (13/8). Acara ini dilaksanakan di aula Kankemenag Kab. Tulungagung dan diikuti oleh seluruh anggota DWP dan karyawati di lingkungan Kemenag Kab. Tulungagung. Dr. Nurul Hidayah, M.Ag, selakupanitia menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah memberikan kesempatan kepada anggota untuk saling memaafkan dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Disamping menambah ilmu dan mempertebal iman setelah nantinya mendengarkan maudzah hasanah dari hikmah halal bi halal. Hikmah halal bi halal disampaikan oleh Kakankemenag Kab. Tulungagung, H. Damanhuri, M. Ag yang mengulas tentang hakikat makna halal bi halal. Menurutnya, makna halal bi halal secara harfiah tidak ada dalam kamus manapun. Perintah Allah dan Rasul-Nya pun secara langsung juga tidak ada. Tetapi melihat tujuan dari halal bi halal, maka itu sungguh ajaran mulia yang sangat dianjurkan Islam. Acara halal bi halal berjalan dengan lancar dan meriah yang diiringi dengan hiburan salawat dan nasyid dari MAN 2 Tulungagung. •Nurul Hidayah

SOSIALISASI PP NO. 48 TAHUN 2014 NGANJUK – Bertempat di ruang kerja Kakankemenag Kab. Nganjuk, Kasi Bimas Islam mengambil langkah mensosialisasikan PP No. 48 Tahun 2014, (18/7). Sosialisasi ini dihadiri oleh Kepala KUA Kecamatan seKab. Nganjuk, staf Bimas dan perencana. Hal ini untuk menindaklanjuti hasil pertemuan Kasi Bimas Islam se-Jatim sebelumnya pada tanggal 17 Juli 2014 di Wisma Sejahtera Surabaya tentang perubahan atas PP. No. 47 tahun 2014 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak. Drs. H. Imam Mujaib, M.HI Kasi Bimas Islam menjelaskan bahwa berda­ sarkan Surat Edaran Nomor: SJ/DJ.II/ HM.01/327/2014 dan berdasarkan ketentuan PP. No.48 tahun 2014, biaya nikah rujuk di KUA pada hari dan jam kerja dikenakan tarif 0 (nol). Sedangkan nikah di luar KUA dan atau di luar hari dan jam kerja dikenakan tarif Rp. 600.000. Sementara bagi warga tidak mampu secara ekonomi atau warga yang terkena bencana alam dikenakan tarif 0 (nol) rupiah dengan melampirkan surat keterangan dari lurah atau kepala desa. Dan tarif baru ini berlaku efektif TMT: 10 Juli 2014. Untuk itu, Kepala KUA diharapkan segera melaksanakan dan berpedoman pada aturan. •Nur.

PENERIMAAN IMPASING BAGI GURU BUKAN PNS ( GBPNS ) NGAWI – Bagi Guru Non PNS atau Guru Bukan PNS (GBPNS) di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi boleh sedikit lega. Sejak tahun 2011, tim verifikasi Kab. Ngawi sudah mulai mengajukan nama-nama guru yang layak mendapat SK Impasing. Harapan tersebut kini dibuktikan dengan adanya penerimaan SK dimaksud. Kasi Pendma Kankemenag Kab. Ngawi, melalui Pengawas Madrasah, Drs. H. Sumilan, M.Pd. pada saat penyerahan SK Impasing menyampaikan bahwa dengan terbitnya Permendiknas Nomor 22/2010 yang memberikan kewenangan Kemenag untuk meng-impassing guru-guru madrasah. Maka seluruh guru madrasah yang memenuhi syarat tetapi belum ter-inpassing oleh Kemendiknas harus mengajukannya kepada Kemenag. “SK impasing ini sebagai dasar untuk menentukan besaran gaji pokok Tuprof. Maka bagi guru non PNS yang jam mengajarnya memenuhi 24 jam pada mata pelajaran yang linier, diharapkan semakin bersemangat dan meningkatkan mutu kinerjanya,” tukas H. Sumilan, pada tanggal 8 Agustus 2014 di Gedung BP Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi. Guru Non PNS yang menerima SK impasing kali ini meliputi; 31 guru RA, 163 guru MI, 99 guru MTs dan 31 guru MA. •Guh

HALAL BIHALAL DWP KEMENAG KAB. NGAWI NGAWI – Bertempat di gedung Balai Pertemuan Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi, telah dilaksanakan acara halal bi halal Dharma Wanita Persatuan di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi tahun 1435 H/2014 M. Pada acara yang dikemas sederhana dan kekeluargaan ini dihadiri oleh para ibu pejabat, Pengurus Dharma Wanita Persatuan dan seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi. Kegiatan yang diadakan pada hari Selasa tanggal 12 Agustus 2014 tersebut diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. Lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Dharma Wanita Persatuan di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi. Sementara hikmah halal bi halal kali ini diisi dengan tausyiah oleh Drs. H. Mas’ud, MM yang juga menjabat Kasi Haji dan Umrah Kankemenag Kab. Ngawi yang mengulas tentang makna di balik kegiatan halal bi halal. Acara yang berlangsung akrab dan gayeng ini diakhiri dengan saling berjabat tangan dan beramah tamah di antara seluruh undangan yang hadir waktu itu. Seusai acara halal bi halal kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pertemuan rutin pengurus dan anggota Dharma Wanita Kemenag Kab. Ngawi. •Guh

KEPEDULIAN PENGURUS DWP KANKEMENAG KAB SIDOARJO SIDOARJO – Salah satu realisasi program kerja pengurus DWP Kemenag Sidoarjo Seksi Sosial Budaya adalah memberikan kepedulian kepada anak yatim piatu dan para dhuafa’, (18/7). Kali ini dua panti asuhan Nujumuz Zahro dan al-Firdaus di daerah Siwalan Panji Kec. Buduran menjadi sasarannya. Di panti asuhan ini pengurus DWP memberi bantuan berupa uang, buku dan makanan ringan. Ketua DWP Kemenag Sidoarjo, Ny Bellinda Nursjamsudin AM, M.Si dalam pengarahannya mengatakan kehadirannya ke tempat ini tidak lain adalah merupakan kepedulian terhadap anak-anak yang berada di panti asuhan dan memberikan sedikit bantuan agar anak-anak lebih semangat, lebih rajin lagi dalam bersekolah. Dan secara simbolis bantuan disampaikan oleh Ketua DWP kepada kedua pengurus panti asuhan. Pengurus di kedua panti asuhan ini menceritakan keadaan panti asuhan mereka. Seraya menyatakan kegembiraannya atas kunjungan pengurus DWP Kankemenag Kab. Sidoarjo kali ini. Mereka hanya bisa mengatakan jazakumullah ahsanal jazaa’ atas bantuan yang telah diterimanya. Seusai do’a, kemudian dilanjutkan dengan berjabat tangan semua anak-anak yatim. •Im2

PEMBINAAN DAN HALAL BI HALAL BERSAMA INSPEKTUR JENDERAL KEMENAG RI NGANJUK – Bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab. Nganjuk, diadakan pembinaan dan halal bi halal bersama Irjend Kemenag RI DR. Moh. Jasin, MM. Acara ini dihadiri 250 orang pegawai di lingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk, (4/8). Drs. H. Ngudiono, M.Ag MM Kakanke­ menag Kab. Nganjuk mengungkapkan keba­ hagiaan tersendiri karena hari pertama masuk dihadiri Irjen Kemenag RI untuk berhalal bi halal sekaligus pembinaan bagi karyawan-karyawati Kemenag Kab. Nganjuk. Irjen Kemenag RI, DR.M.Yasin MM dalam pembinaannya mengatakan bahwa Inspektoral Jendera berfungsi sebagai consulting partnert (mitra kerja). Bila pegawai menemukan kesulitan, bisa dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Irjen. Artinya, setiap pegawai tidak diperbolehkan mengambil tindakan versinya sendiri. Jika ada hal-hal yang belum ditemukan kaidah hukum yang jelas, wajib dikonsultasikan. Irjen – tambahnya – berusaha untuk meluruskan kebijakan-kebijakan yang mungkin bisa menimbulkan penyimpangan administrasi maupun berindikasi korupsi. Alangkah indahnya bila Kemenag menjadi Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). •Nur PENGUATAN IMPLEMENTASI UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK KOTA PROBOLINGGO – Bertempat di aula MAN 2 Kota Probolinggo, Subbag TU melaksanakan kegiatan penguatan implementasi UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Acara dihadiri 250 peserta dari siswa MTs/SMP, MA/SMA/SMK Negeri maupun Swasta se-Kota Probolinggo. Sedang nara sumber adalah DR. Muslimin, MM dari BDK Surabaya dan AKBP Akik Subekti, SH, MH dari Polda Jatim, (16/7). Dalam sambutannya, Kasubbag TU DR. H. Didik Heriadi, S.Ag, M.Pd menyampaikan bahwa merupakan tanggung jawab Kemenag untuk melindungi anak sedini mungkin dari tindak kekerasan, pelecehan seksual dan narkoba sebagaimana amanat UU No. 23 tahun 2002. Sehingga sosialisasi ini merupakan upaya preventivif guna melindungi pelajar Kota Probolinggo. Sementara itu, H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I menekankan akan pentingnya pengetahuan tentang UU ini. Karena akhir-akhir ini banyak anak yang menjadi korban dari tindak-tindak tersebut. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, kita semua bisa terhindar dari itu semua. Guru pendamping diharapkan untuk selalu memperhatikan anak didiknya. Jangan sampai anak salah pergaulan. •Rozi

MPA 336 / September 2014

55

Halal bi Halal Libatkan Para Pensiunan Kementerian Agama

Halal bi halal libatkan Persaudaraan Pensiunan Kementerian Agama (PPKA).

KOTA MALANG – Kali ini pelaksanaan halal bi halal terasa berbeda. Biasanya hanya diikuti oleh segenap pimpinan dan jajaran

PNS aktif. Namun, halal bi halal ini juga melibatkan segenap pengurus Persaudaraan Pensiunan Kementerian Agama (PPKA) Kota Malang, (5/8). Mengawali sambutan Drs. H. Muhtar Hazawawi, M.Ag (Kasi Pendma) mewakili seluruh staf dan karyawan jajaran Kemenag Kota Malang menyampaikan permohonan maaf atas segala kekilafan. Sementara itu Drs. H. Muh. Saleh (mantan Kankemenag Kota Malang) selaku Ketua PPKA Kota Malang menyambut baik pelaksanaan halal bi halal ini yang melibatkan para pensiunan. Beliau juga berterimakasih atas perhatian yang telah diberikan oleh jajaran Kemenag Kota Malang. Sedangkan Drs. H. Imron, M.Ag (Kepala Kankemenag Kota Malang) menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya ini untuk menjalin keakraban dan meningkatkan silaturrahmi, terutama dengan para pendahulu. Karena tanpa jasa-jasa mereka, tidak mungkin Kemenag Kota Malang sebaik sekarang ini. Oleh karenanya, beliau berterimakasih dan permohonan maaf sekaligus mohon dukungan agar dapat menjalankan tugas dengan amanah. •Bhn

Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Pejabat Struktural SIDOARJO – Rotasi dan mutasi dalam satu lembaga negara adalah hal biasa. Demikian pula di Kankemenag Kab Sidoarjo. Tujuannya tidak lain adalah untuk penyegaran, atau karena tenaga sangat dibutuhkan atau juga kedekatan dengan tempat tinggal. Demikian sambutan Drs. M. Nur Sjamsudin selaku Kakankemenag Kab Sidoarjo. Beliau berharap agar amanah yang telah diberikan ditindaklanjuti dengan berkoordinasi sekaligus menyesuaikan di tempat tugas yang baru. Apalagi di KUA Kecamatan banyak pekerjaan yang segera diselesaikan. Pelantikan ini dilaksanakan di aula Kemenag Kab Sidoarjo pada hari jum’at tanggal 15 Agustus 2014. Adapun yang disumpah jabatan adalah 10 Kepala KUA yang semuanya adalah roling dari kecamatan ke kecamatan lain. Adapun nama-nama pejabat yang diambil sumpahnya adalah Nuruddin, S.Ag MM (Kec Tulangan), Fatchur Rahman SH, (Kec Tanggulangin), Ainur Roziq AR, M.PdI (Kec Sukodono), Arifin, MA (Kec Candi), A. Sirod Munir, (Kec Waru), Imron Rosadi, S.Ag (Kec Krian), Saifullah, S.Ag (Kec.

Sebanyak 10 Kepala KUA disumpah langsung oleh Kakankemenag Kab. Sidoarjo.

Gedangan), Arief Edwrd, S.Ag (Kec Buduran), Tri Arinto, MA, (Kec Wonoayu), Yahya, S.Ag (Kec Krembung). •Im2

Sebanyak 80 Orang Gakin dan Abang Becak Dapatkan Zakat Fitrah

Mustahiq yang terdiri dari gakin dan tukang becak, mendapatkan zakat fitrah.

LUMAJANG – Bertempat di halaman Kankemenag Kab. Lumajang, telah dilaksanakan acara pembagian zakat fitrah

56

MPA 336 / September 2014

kepada mustahiq sejumlah 80 orang yang terdiri dari Gakin dan abang becak, (25/7). Para mustahiq ini memperoleh bagian zakat berdasarkan kupon yang disebarkan panitia sebelumnya. Pembagian zakat ini terlaksana atas kerjasama UPZ dan BAZ Kab. Lumajang. Menurut Penyelenggara Syariah Kankemenag Kab. Lumajang Drs. H. Yusuf Wibisono, Msi, zakat fitrah yang didistribusikan adalah dari pengumpulan zakat fitrah karyawan dan karyawati Kankemenag Lumajang, dan zakat profesi. Pendistribusiannya berupa beras 5 Kg dan uang sebesar Rp. 25.000. Jikalau diuangkan, sertiap mustahiq menerima Rp. 75.000. Dengan adanya penyaluran ini, para mustahiq diharapkan supaya zakat fitrah yang diterima disyukuri. Dan modah-mudahan di tahun yang akan datang zakat yang diterima bisa lebih banyak. Penyerahan zakat fitrah ini diawali dengan penyerahan secara simbolis oleh Kakankemenag Kab. Lumjang Nuril Huda, SH, S.Pd.I, MH kepada salah seorang mustahiq dan dilanjutkan oleh panitia. •Ziza

NIKAH MASSAL GRATIS DAN MUSABAQOH HIFDHUL QUR’AN JUZ 30 KOTA PASURUAN – Dalam rangka mem­peringati dan menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke-69 tahun 2014, Seksi Bimas Islam Kankemenag Kota Pasuruan menyelenggarakan Nikah Massal Gratis dan Musabaqoh Hifdhul Qur’an (MHQ) Juz 30, (13/8). Menurut Kasi Bimas Drs. H. Shohibul Karim, M.Si, kegiatan MHQ yang bertempat di aula Kankemenag Kota Pasuruan diikuti 60 peserta dari TPQ, Madin, SD dan MI. Sedangkan nikah massal gratis ini mengambil momentum tanggal 14 Agustus 2014 dan nikah pukul 14. Nikah ini diikuti 21 pasang penganting dari 3 kecamatan. Tiap catin laki-laki mendapatkan uang Rp. 100.000 untuk mas kawin, hem batik dan sarung. Sedangkan catin wanita mendapatkan satu set pakaian kebaya plus paket make up gratis pula. Prosesi akad nikah juga bertempat di aula Kankemenag Kota Pasuruan. Drs. H. Ma’mur Salim, M.Si selaku Kakankemenag Kota Pasuruan menyam­ paikan bahwa MHQ Juz 30 adalah upaya Kemenag dalam menumbuhkembangkan potensi anak dalam cara menghafal Al Qur’an dengan tepat dan benar. Sedangkan untuk nikah gratis ditujukan untuk mengesahkan pasangan nikah sirri yang sudah bertahun berlangsung. •Daniel

PEMBINAAN P3N SE-KAB KEDIRI KEDIRI – Terkait dengan adanya kebijakan baru tentang PP No 48 Tahun 2014 tentang jenis tarif pendapatan negara bukan pajak (PNBP) di lingkungan Kemenag, Kemenag Kab Kediri menyelenggarakan pembinaan kepada kepala KUA dan P3N. Kegiatan ini dihadiri 550 orang dan bertempat di gedung serba guna, (12/8). Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Kediri, H. Suryat, S.Ag., M.Pd.I. meminta kepada seluruh P3N untuk melak­ sanakan tugas dengan penuh ikhlas. Sedangkan Kasi Bimas Islam H. Moh. Hamzah, S.Ag., M.Pd.I. mensosialisasikan kebijakan baru tentang biaya dan pelayanan nikah. Dalam peraturan yang baru ini, nikah atau rujuk (NR) di KUA Kecamatan tidak dikenakan biaya pencatatan nikah atau rujuk. Sementara NR yang dilaksanakan di luar KUA Kecamatan dikenakan biaya transportasi dan jasa profesi sebagai penerimaan dari KUA Kecamatan. Sedang­­ kan warga negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana yang melaksanakan NR di luar KUA Kecamatan dapat dikenakan tarif Rp 0,00 (nol rupiah). Di peraturan ini, biaya pencatatan NR di luar KUA dikenakan biaya Rp. 600.000,dan akan masuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). •Alfy

HALAL BI HALAL KELUARGA BESAR KANKEMENAG KOTA SURABAYA SURABAYA – Bertempat di aula Kankemenag Kota Surabaya, diselengga­ rakan acara tahunan halal bi halal keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya, (5/8) Ketua Panita Pelaksana Drs. H. Husni, M.Si yang juga sebagai Penyelenggara Syari’ah pada Kankemenag Kota Surabaya melaporkan bahwa terselenggaranya kegiatan ini tidak terlepas dari partisipasi semua pihak, para pegawai, tak terkecuali Dharma Wanita yang secara aktif ikut berperan dalam kegiatan halal bihalal ini. Sementara itu, dalam kata sam­ butannya, Kakankemenag Kota Surabaya, Drs. H. Saifullah Anshari, M. Ag, menu­ turkan bahwa Ramadhan memang membawa berkah bagi semua. Di samping rahmat, ampunan dan dibebaskan dari api neraka dari Allah SWT, juga ada sisi nikmat lain yang diberikan kepada kita, yakni; gaji 13 cair, remunerasi, dan edaran tentang biaya nikah yang sudah ditetapkan. Dan juga ada 3 hal yang disenangi setan pasca Ramadhan. Pertama, masih ada rasa dendam terhadap sesama yang secara lahir memaafkan. Kedua, anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya dan yang ketiga adalah istri yang tidak mau memaafkan pada suaminya. •Dori

HALAL BI HALAL KEMENAG KAB.PONOROGO PONOROGO – Keluarga besar Kemenag Kab. Ponorogo malaksanakan halal bi halal bertepatan dengan hari pertama masuk, (4/8). Acara ini menjadi istimewa karena hari itu juga ada Irjen dari Jakarta. Kakankemenag Kab. Ponorogo Drs. H. Hadi Mukharom, M.Pd.I dalam kata sambutannya atas nama keluarga besar Kementerian Agama Kab. Ponorogo me­ mohon maaf sebesar-besarnya atas semua salah dan khilaf di hari fitri ini. Mauidhah hasanah diisi oleh Drs. H. Zainun Sofwan, M.Si, mantan Kakan­ kemenag Kab. Ponorogo. Menurut beliau, amalan puasa, sholat, sedekah, tarawih, dzikrulloh dan lain sebagainya merupakan spiritual exercise. Amalan-amalan ter­ sebut mempunyai efek terhadap diri kita menjadi manusia yang sadar dan meningkatkan ketajaman religius, sehingga akan memunculkan sifat istiqomah. Proses menuju istiqomah ini harus melalui 3 tahapan, yaitu taqwim (meluruskan hati), iqomah (mensucikan jiwa), dan istiqomah yang berarti manusia sudah dekat dan bisa mengkap rahasia Ilahi. Acara diakhiri dengan saling berjabat tangan sebagai ungkapan saling memberi dan meminta maaf serta bukti kebersamaan antar para pejabat dan karyawan/karyawati. •Ifroh

MUSKERDA PERENCANA SE-JATIM TAHUN 2014 SUMENEP – Pembangunan nasional di segala bidang merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang, khususnya di Kementerian Agama. Sebagai salah satu langkah kongkritnya adalah diadakannya MUSKERDA Perencana se-Jatim tahun 2014 yang ditempatkan di Hotel C1 Kab. Sumenep. Acara ini dihadiri 56 orang dari seluruh Jatim, (9-10/8). Muskerda Perencana se-Jatim ini bertujuan agar tersusun program kerja Pokjana, terbentuknya Pokjana serta evaluasi program kerja kepengurusan periode 2012-2014. Dalam laporannya, H. Sugianto, M.Pd.I, Kasubag Renfoka Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur menjelaskan tentang pelaksanaan AD/ ART Pokjana, SK. Kakanwil Prov Jatim tentang susunan pengurus Pokjana se-Jatim. Dalam sambutan pengarahan seka­ ligus membuka acara Kakankemenag Kab. Sumenep Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.PdI. menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta semoga adanya silaturrahim yang dikemas dalam acara Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) Kelompok Kerja Perencana se-Jawa Timur Th 2014 dapat berjalan lancar dan sukses. Dan apa yang diharapkan dari acara ini bisa terlaksana dengan baik. •Zarkasyi

KUNJUNGAN KETUA DWP SITUBONDO KE RA PERWANIDA SITUBONDO – Ketua DWP Kemenag Kab. Situbondo, Dra. Hj. Farida Bakri selaku Pembina RA Perwanida, berkunjung ke RA Perwanida 1 dan 2 Situbondo, (7/8). Ketua DWP tidak sendiri, tapi didampingi oleh seluruh pengurus Yayasan Perwanika Kemenag Kab. Situbondo. Kunjungan diawali ke RA Perwanida 1 Panji dan dilanjutkan ke RA Perwanida 2 Tanjung Pecinan Mangaran. Suasana ceria tergambar pada siswa/si Perwanida saat menyambut kedatangan pengurus Yayasan. Sambil bernyanyi, satu persatu mereka menyalami pengurus yayasan. Para pengurus tampak sangat terkesan dengan penampilan lucu siswa/wi RA yang saat itu bermain kolase dan membuat tali dari kertas menyerupai rantai. Ny. Dra. Hj. Farida Bakri berpesan dan mengharapkan agar para guru tetap ikhlas dan semangat dalam mendampingi anak-anak bermain dan belajar. Walaupun honor yang diterima tidak sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan. Karena mendampingi anak-anak usia RA tentu membutuhkan perhatian yang lebih, di mana di usia keemasan itu anak-anak memiliki dunia sendiri yang harus benarbenar dipahami oleh orang dewasa sehingga anak dapat berkembang optimal. •Liz

MPA 336 / September 2014

57

Lumpia Singkong Bahan: l 1 kg singkong, kupas dan parut l 200 gr buncis, iris halus l 200 gr wortel, iris halus l 200 gr kol, iris halus l 200 gr kol, iris halus

l 1 batang daun bawang, iris halus l 200 gr bihun, rendam air dingin hingga lunak l 1 sendok teh merica halus l 1 sendok teh garam l Minyak goreng secukupnya

Cara memASAK: 1. Panaskan 2 sendok makan minyakk goreng. Tumis irisan sayuran hingga ½ matang. Masukkan bihun, merica halus dan garam, aduk-aduk hingga tercampur rata. Angkat dan sisihkan. 2. Singkong yang sudah diparut didadarkan pada tutup panci. Uapkan pada air yang dididihkan dalam panci sampai matang. Angkat perlahan-lahan, letakkan adonan isi di atasnya. Gulung seperti lumpia. Lakukan hingga dadadr dan isi habis. 3. Goreng dalam minyak panas hingga berwarna kuning kecoklatan atau matang. Angkat. Tiriskan.

Untuk 20 buah

Sup Kedelai Bahan: l 25 gr kedelai, rendam 8 jam l 2 sendok makan minyak goreng untuk menumis l 100 gr daging ayam tanpa tulang, rebus l 1 butir bawang Bombay, potong-potong berbentuk dadu kecil

l l l l l l

1 buah wortel, potong-potong berbentuk dadu kecil 1 liter kaldu ayam ½ sendok teh thyme ½ sendok teh cabai bubuk ½ sendok teh garam ½ sendok teh merica halus

Cara memASAK: 1. Tumis ayam yang telah dipotong-potong bersama bawang Bombay hingga harum. Tambahkan potongan wortel dan kedelai, aduk rata. Masukkan kaldu ayam, thyme, bay leaf, cabai bubuk, garam dan merica halus. Masak terus selama 1 jam dengan api kecil. Angkat. 2. Sajikan selagi panas

Untuk: 5 porsi

Es Susu Pisang Coklat Bahan: l 2 buah pisang ambon l 100 ml susu cair l 100 ml simpel sirup l 150 gr coklat blok, lelehkan l Es batu secukupnya

CARA MEMBUAT: 1. Campur pisang ambon, susu cair dan simpel syrup. Masukkan ke dalam blender, haluskan hingga rata. 2. Hias pinggiran gelas dengan coklat, tuang pisang yang lebih halus. Beri coklat leleh di atasnya, aduk sebentar. 3. Sajikan dengan es batu.

58

MPA 336 / September 2014

Untuk: 2 porsi

Arief Noor Amrullah

Dalang Cilik

dari MTs Negeri Kencong

A

rief Noor Amrullah patut sekali berbangga. Sebab siswa dari MTs Negeri Kencong Jember ini punya keterampilan mendalang – yang jarang dimiliki anak sebayanya. Dalam setiap pementasan, tampak sekali kemahiran tangannya yang cekatan dalam memainkan wayang-wayang. Tak ayal jika putra pasangan Sumarno dan Lilik Purwanti ini kerap memperoleh tropi kejuaraan baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Terakhir dia dinobatkan sebagai Juara Umum tingkat Provinsi Jawa Timur, yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur. Tentu saja ini sangat membanggakan bagi almamaternya. Drs. Suprayitno M. Pd, selaku Kepala MTs Negeri Kencong, menuturkan bahwa dirinya sangat berbangga melihat anak didiknya dapat menjuarai seni perwayanggan tersebut. Selain pintar mendalang, Arief pandai juga di bidang pelajaran sekolah. Meski demikian, dirinya dikenal sebagai anak yang tak sombong. Penampilannya biasa-biasa saja. Bahkan cenderung pendiam, sopan dan tekun. Santun pula terhadap orangtua maupun guru-gurunya.

Sebenarnya Arief belajar mendalang hanya seminggu sekali, dibawah asuhan pembina Zuhdi Alfian dan Lilik Purwani lewat ekstra seni bidang karawitan. Tapi menurut pembinanya, Arief dikenal cukup tanggap dan cepat dalam menyerap pelajaran pedalangan. Itulah yang membuatnya cepat sekali menguasai percakapan bahasa wayang. “Selain pintar, dia manut mituhu apo dawuhe gurune (menurut apa yang dikatakan oleh gurunya),” tutur Zuhdi Alfian. Tentu saja kebahagiaan itu juga dimiliki kedua orangtuanya. Saat mendengar anaknya dinobatkan sebagai juara dengan predikat Dalang Cilik di tingkat Provinsi Jawa Timur, perasaan banggapun seketika menyeruak ke dalam jiwa keduanya. Rasa syukur atas anugerah Yang Maha Kuasa yang diberikan pada putranya terasa sejuk di hati. Arief memang anak yang kreatif dan terampil. Setiap ada waktu luang selalu dimanfaatkannya untuk membaca cerita wayang dengan menggerak-gerakkan wayang. Namun demikian, dia juga menyisipkan waktunya untuk mempelajari keterampilan modern lainnya. “Yaa.. agar tak ketinggalanlah,” tukasnya singkat. •Sri Ratna

MPA 336 / September 2014

59

Berkah Hujan Bagi Pasukan ‘Usra

S

emula, pasukan Islam banyak mengalami kendala dan beragam kesulitan saat akan menundukkan pasukan Romawi. Hingga pada akhirnya, Rasulullah bisa memobilisasi 30.000 orang. Pasukan yang berpangkalan di luar Kota Madinah ini pun lantas dikenal dengan sebutan pasukan ‘Usra (kesulitan). Abu Bakarlah yang bertindak sebagai imam shalat, saat Rasulullah kembali ke Madinah untuk menyelesaikan beberapa masalah dengan para sahabat, istri, dan keluarga. Untuk urusan dalam kota Madinah, Rasulullah menyerahkannya kepada Muhammad bin Maslamah. Sementara Ali bin Abi Thalib, ditugasi untuk mengurusi keluarga beliau. Rasulullah akan segera kembali ke induk pasukan di luar kota Madinah, saat semuanya telah beres. Saat itu, Abdullah bin Ubay sejatinya juga sudah siap dengan sebuah pasukan yang terdiri dari golongannya sendiri untuk berangkat ke daerah perbatasan. Tetapi oleh Rasulullah, dengan berbagai pertimbangan, Abdullah dan pasukannya diminta tetap tinggal di Madinah. Nabi terlihat sangat bersikap hati-hati dan waspada. Pasalnya, Abdullah bin Ubay adalah seorang Yahudi. Selain imannya tidak kuat, ia juga sulit dipercaya. Hatinya mendua dan dikenal munafik. Sepuluh ribu pasukan berkuda, mulai bergerak meninggalkan Madinah. Sejurus kemudian, terdengarlah lengkingan suara kuda membelah debu pasir yang mengumpul di udara, menerobos padang sahara menuju daerah perbatasan di Syam. Panas terik dan jauhnya perjalanan, tak lagi mereka hiraukan demi jihad fi sabilillah. Yang ada dalam benak mereka, hanyalah kemuliaan mati syahid dan indahnya sorga. Semangat arak-arakan itu, dilepas dengan penuh penghormatan dan dielu-elukan para wanita. Suasana itu pun menggugah hati masyarakat yang tadinya enggan menerima ajakan jihad Rasulullah. Diantaranya, adalah Abu Khaitsamah. Usai melihat pasukan itu, ia kembali ke rumah menemui dua istrinya dan berkata pada keduanya: “Rasulullah kini berada dalam terik matahari, angin kencang dan udara yang panas. Sementara aku tengah berada di tempat yang teduh, sejuk, makanan cukup, dan wanita yang cantik di rumah.” Mendengar itu, kedua istrinya hanya terdiam. Dalam hati, mereka membenarkan perkataan suaminya. Tak berselang kemudian, Abu Khaitsmah pun meminta kedua istrinya untuk menyiapkan perbekalan secukupnya untuknya. “Aku

60

MPA 336 / September 2014

akan menyusul Rasulullah,” kata Abu Khaitsamah. “Ke medan perang?” tanya istrinya. “Ya, kapan lagi aku punya kesempatan emas seperti ini?” jawabnya. Abu Khaitsamah pun lantas naik ke punggung kuda dan menyusul Rasulullah. Apa yang dilakukan Abu Khaitsamah ini lantas diikuti oleh beberapa orang lelaki muslim Madinah. Sementara itu, pasukan tentara yang dipimpin Rasulullah sudah sampai di Hijr. Tampak puing-puing bekas rumah-rumah kaum Tsamud, dengan sebuah prasasti yang terukir dalam batu besar. Di tempat inilah pasukan berhenti dan beristirahat usai menempuh perjalanan panjang. Orang-orang pun mulai mengambil air dari sumur di tempat itu. Tetapi tiba-tiba Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, “Jangan ada yang minum air sumur ini, dan jangan digunakan wudlu untuk shalat. Bila sudah terlanjur ada adonan yang kamu buat dengan air sumur itu, berikanlah kepada ternak. Jangan kalian makan.” Rasulullah pun melarang pasukannya untuk keluar malam tanpa seizinnya dan disertai teman yang lain. Tak ada yang mengerti rahasia di balik larangan Rasulullah tersebut. Namun sebagai anggota, mereka hanya berdisiplin mematuhi perintah dan larangan komandan. Kampung yang ditinggalkan kaum Tsamud, sudah lama jarang dilalui orang. Angin badai pasir juga kerapkali menerjang dan menimbun manusia atau binatang ternak dengan pasir. Dan kejadian itu, benar-benar menimpa pasukan Rasulullah. Pada suatu malam, dua anggota pasukan keluar tanpa ada perintah dari Rasulullah. Di tengah perjalanan, salah seorang terhempas angin hingga jauh. Seorang lagi tertimbun pasir. Sumur-sumur pun tertimbun pasir. Sehingga tak ada lagi sumur yang dijumpai. Menyaksikan kejadian malam itu, semua anggota pasukan menjadi begitu ketakutan. Mereka khawatir akan mati kehausan. Apalagi perjalanan ke Syam masih jauh jaraknya. Dalam perasaan cemas yang menggelayut, tibatiba datanglah angin yang membawa mendung. Sejurus kemudian, hujan pun turun mengguyur. Hati mereka pun menjadi riang gembira. Air sumur tua itu diganti Allah dengan rahmat hujan yang berlimpah. “Ini suatu mukjizat,” kata mereka. Allah, memang tak pernah menyia-nyiakan hambanya yang beriman dan bertakwa. •M. Azam – disarikan dari berbagai sumber

Oleh: Mey. S

MPA 336 / September 2014

61

FATAMORGANA

Hentakan kaki nan menggiring seribu semangat Alunkan asa nan berkobar membingkai nasib Pahlawanku bela bumi pertiwi Tak rela surganya di tindas sang biadap Tetesan peluh nan terjatuh di tanah nan menangis Jadikan pupuk untuk kekuatan nan membawa harap Ribuat nyawa bergantung pada pahlawan pemberontak Menaruh harap akan Merah Putih nan berkibar Ahkirnya sang Pangeran berkibar juga Indonesia bernafas lega Berkat ratusan nyawa berdarah pembela negara Untuk rebut kembali surga Indonesia Namun kemana sang penerus bangsa? Kenapa asa memadam di hati pemuda Indonesia? Bumi menangis kala asa pemuda terkikis Saat perjuangan perang tak di camkan, hati pahlawan teriris Hentakkan kakimu pemuda, untuk Indonesiamu Jangan biarkan zaman penjajahan hanya untuk dongeng tidurmu Beranjaklah pemuda, tingkatkan kemerdekaan nan nyata Jangan biarkan hanya sekedar fatamorgana Tantiwi Dian Maharani MAN Pesanggaran DSN. Krajan RT 02 RW 04 Desa Pesanggaran Kec. Pesanggaran Kab. Banyuwangi 68488

KETAATAN

tergoreskan kuas abadi di selembar kanvas galaksi yang membentang mencoretkan warna hitam itulah yang disebut malam malam itu bulan dilahirkan di sebuah ranjang waktu yang gelisah angin yang tertidur pulas perlahan ia mulai bangkit, sedikit ia menguap menghembuskan wewangian malam aku yakin bulan diciptakan hanya untuk membuka tabir kegelapan ia tak pernah cemas, apalagi menangis di wajahnya selalu terlukis cahaya senyum baqa’ kepada langit ia setia kepada bumi ia berserah diri kepada gerhana ia tak meronta bulan menjelma do’a Allahu Akbar, ia bertakbir Subhanallah, ia bertasbih Shallallah ‘ala Muhammad,  ia bershalawat kepada Tuhan dan Rasul Muhammad Maimun Ds. Tanjung Rejo Kec.Tongas Kab. Probolinggo Siswa SMA Nurul Jadid

62

MPA 336 / September 2014

MANA PENDIDIKAN?

Jika, Dan jika Waktu lama kala lalu Dunia nyata bak sandiwara Hamparan menjadi kosong Tak pernah kau isi Mungkin, hanya warna hampa tersisa Gelap gulita dan terang penuh tawa Tak bisa apa-apa dan kemana-mana Dengan goresan, garis-garis dan juga kata   Biarkanlah! Usang disana Buku tua tak lagi muda Buku muda tak lagi tua Debu menjadi atap mereka Hingga tak lagi tergores tinta Dan terabai oleh mata   Dengarkanlah! Telinga kotormu itu Yang penuh kata beku Lihatkanlah! Mata yang penuh pesan Hanyalah pesan singkat Hingga kau pasang tapak kakimu Yang penuh jejak usang Dan melangkah tak bertuan   Mana pendidikan? Jejak-jejak kecil di jalanan Kaleng-kaleng bekas yang berjejeran Ditompang oleh tangan-tangan kerdil Duduk di bawah lampu kota Tikus berdasi yang mendebatkan Hingga lilin menari di atas kaca Terlukis kata kujamin pendidikan Dan kini hanyalah kiasan Terhampar di lautan Batu karang pun kian menghitam Ikan-ikan pada kehausan Dan tak sempat kenal daratan Handika Saputra Siswa MAN PESANGGARAN Jl. H. Ichsan kesilir PO.BOX 237 Siliragung Banyuwangi 68488

MERAIH MIMPI

Hari demi hari.. Minggu demi minggu Bulan demi Bulan Dan tahun demi tahun Ku berjalan di tengah badai Di tengah hujan dan kegelapan Tiada seorang teman

Yang bersamaku Waktu terus berjalan Diiringi dengan derasnya hujan Ku berjalan dan berjalan Namun mimpiku tak pernah kesampaian Aku takut.. Hari-hariku penuh nestapa Namun ku harus tetap berjalan Menanti dan menunggu Berjalan dan berlari Harapanku yang slalu ku impikan Sangat sulit untuk diraih Namun ku tak gentar Aku kan terus berjuang Untuk mencapai Mimpiku yang memang kuimpikan A’yunin Nadzifah Siswa MAN 3 Kediri Jl. Letjend Suprapto No. 58 Kota Kediri

LEBIH DARI DERITA (UNTUK PALESTINA) Tak ada lagi surya yang menemani putra-putri sholeh Palestina Rembulan pun tidak! Begitu pula nyanyian burung semua lenyap! Yang terlihat hanya gelap Dan yang terdengar hanyalah dentuman bom slih berganti

Merenggut senyum mereka Merenggut tawa mereka Tak terhitung Putra putri sholeh yang syahid karenanya Karena zionis Israel yang bengis Yang merenggut segenap hak mereka Bukankah semua itu lebih dari derita? Namun… Di tengah gelapnya langit Palestina Lantunan ayat Allah tak pernah berhenti terdengar Meskipun nyawa terancam Hanya Allah yang mereka ingat Disetiap langkah jihad mereka Untuk negara mereka Untuk saudara-saudara mereka Untuk Islam Robiatul Muthiah MTs Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang 61485

TTM EDISI 336

Bulan SEPTEMBER 2014

TTM Edisi 336

MPA

DAFTAR PERTANYAAN MENDATAR : 1. Sesuatu yang membatasi/memisahkan ruang 4. Batu kapur di laut 7. To be (jamak: bhs. Inggris) 8. Tanah air, tumpah darah 9. Menjadi banyak, melimpah 11. Minuman khas Jepang 12. Bertengger setelah terbang 14. Bidadari 16. Sekolah Lanjutan Perwira 18. Bagian dari rumah, gedung sebagai tempat keluar masuknya angin 20. Orang yang pekerjaannya mengajar 22. Ganti rugi yang diberikan istri kepada suami untuk tebus talak/khuluk 23. Batu permata dari karbon 25. Apratur Sipil Negara 26. Undangan, anjuran 27. Padang pasir yang luas dan tandus MENURUN : 1. Biasa untuk menanam padi 2. Konferensi Tingkat Tinggi 3. Segera mengetahui gejala yang timbul, cekatan 4. Nyiur 5. Ruang Pamer 10. Pawai barisan tentara 13. Dorongan hati yang dibawa sejak lahir 15. Hiasan dada, ikat pinggang dari lempengan emas 16. Lekas-lekas, buru-buru, cepat 17. Perwira tinggi yang diperbantukan kepada Raja/Presiden 19. Nama Surga 21. Kakak dari ayah/ibu Kue Ulang Tahun

KUPON

No : 336

JAWABAN TTM NO. 334 Mendatar : 1.MALARIA 5.SIN 6.RUM 7.DAN 9.ABA 10.AKI 12.SUHU 14.TUAL 16.MINI 17.IRAMA 18.ALIM 19.LUSA 21.AKAR 24.KUE 25.UAP 26.NYA 27.ONS 28.AIR 29.LEGENDA Menurun : 1.MENARA 2.LARAS 3.RAMAH 4.ABDI 5.SASTRAWAN 8.NOMINATOR 11.KUMAL 13.UMARA 15.LIMAU 20.UMPAMA 22.KEONG 23.RUSUN 24.KAIL

Peraih Hadiah TTM No. 334 1. Erly Hanif Chusnawati Takat RT.08/8 Kampungbaru, Tanjunganom, Nganjuk (64483) 2. Hj. Innani Mukarromah Shodiq Kankemenag kab. Sumenep Jl/ KH. Agussalim No.286 (69412) 3. Eko Rohmanto MtsN Paron Jl. Raya Paron 01, Paron, Ngawi (63253) 4. Ririn Dwi Handini Beteng Sidomekar RW 9 RT 1 Semboro-Jember (68157) 5. Syafina Maghfiroh Nur Azizah (Siswa XI IPA 1 SMAN 3 Pamekasan) Jl. Pintu Gebang No.37, Pamekasan

Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir September 2014 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 337.

MPA 336 / September 2014

63

Panggilan : Akbar

Nama Panggilan: IFA

TTl : Malang, 21 Mei 2011

TTL: Tuban, 25 Nopember 2008

Alamat : Gunung Kawi, Kepanjen,

Alamat: Dsn. Plaosan RT.01 RW.03

Malang Hobi : Nyanyi bapak POLISI Cita-Cita : KIra2 Juga pengen jadi POLISI Orang tua : Moh. Ayub Syaiful RIZAL

Hobby: Membaca dan Menulis CITA-CITA: Guru Orangtua: M. WASILAN

dan Evy NELLI wijaya

dan ROHMAWATI

Panggilan : Erfan

Panggilan : Warda

TTL : Sumenep, 20 April 2009

TTL : Sumenep, 09 Mei 2009

Alamat : : Jl. Asta Keramat No. 03

Alamat : : Jl. Asta Keramat No. 04

Desa Talaga Kec. Ganding

Desa Talaga Kec. Ganding

Kab. Sumenep Madura 69462

Kab. Sumenep Madura 69462

HOBBY : Mengaji

HOBBY : Melukis

Cita-Cita : Ingin Menjadi Dokter

Cita-Cita : Ingin Menjadi Pramugari

Orang Tua : Abdurraahman

Orang Tua : Moh. Dafik

dan Zaitunah

dan Nor Hasanah

Panggilan : Yati

Panggilan : Fifi

TTL : Sumenep, 05 Mei 2010

TTL : Sumenep, 16 Oktober 2009

Alamat : : Jl. Asta Keramat No. 01

Alamat : Jl. Asta Keramat No. 05

Desa Talaga Kec. Ganding Kab.

Desa Talaga Kec. Ganding

Sumenep Madura 69462 HOBBY : Mengaji Cita-Cita : Ingin Menjadi Anak Sholehah Orang Tua : Moh. Zahil Arief, S.Pd.I. dan Allamatus Sofiyah

64

Desa Tasikharjo Kec. Jenu Kab. Tuban

MPA 336 / September 2014

Kab. Sumenep Madura 69462 HOBBY : Membaca Al-Quran Cita-Cita : Ingin Menjadi Dokter Orang Tua : Subaidi dan Kayyimah

Oleh: Annisa Farida Salma*)

D

ia hanya mampu berdiam di hadapan sebuah jendela yang membisu. Menatap cahaya senja yang mulai menggelap. Matanya nanar. Saat matahari benar-benar menghilang, ia ganti melihat segerombol lentera yang satu persatu menyala. Seperti kunang-kunang yang menyerbu lapangan luas. Cahaya kuning temaram dari dalam ruangan membuat dirinya seperti manusia kelelawar yang hidup malam hari dengan sedikit cahaya. Matanya yang gelap mengerjap, menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk dalam pupil matanya. Baju usangnya membalut tubuh kurusnya. Noda cat minyak yang memenuhi seluruh bagian pakaian miliknya,menegaskan akan sebuah kesenangan pribadinya. Kepala itu berputar. Menyapu seluruh isi ruangan yang lukisan-lukisan yang ia poles dengan jari jemarinya. Ia melangkahkan kakinya. Membelah lantai ruangan yang memantulkan cahaya kuning dari lampu yang menempel di atap. Sebilah kuas menggantung rapi di saku celana pendek yang telah berubah warna. Tangannya meraih sehelai kain putih. Menariknya, sehingga menampakkan sebuah kanvas yang masih suci tanpa bercak apapun. Ia meraih beberapa kaleng cat dengan warna yang ia mau. Warna bernuansa kelam. Tangan kirinya meraih kuas yang tadi tertancap di saku celana miliknya. Ia mulai menggoreskan cat-cat yang ia mau. Kenangan masa lalunya berkelebat. Kenangan mengenai sahabatnya. Teman seperjuangannya dalam melukis di sepanjang trotoar ibukota yang menyakitkan. Ia torehkan segala rasa sakit yang ia rasakan dalam kesendiriannya. Air matanya turun. Kepedihan yang merajang hatinya ia gambarkan dalam lukisan yang setengah jadi. Namun jemarinya terhenti. Nafasnya berhembus kasar. Rasa frustasi ganti menyelimuti otaknya. Merusak setiap memori dalam pikirannya. Saat tangan itu ingin melanjutkan kegiatan yang sebelumnya di kerjakan, jarinya bergetar. Air mata miliknya semakin deras turun menuruni pipinya. Menimbulkan segaris sungai air mata. Kepala itu tertunduk, isaknya semakin dalam. Genggaman jemarinya semakin erat. Menimbulkan gurat-gurat merah di sepanjang pergelangan tangan emas miliknya.

Kepala itu sedikit terangkat, menampakkan sebuah mata merah dengan bintik hitam yang membesar dengan air mata yang tak kunjung reda. Rambut panjangnya menutup sebagian wajah yang kecoklatan. Berusaha keras melanjutkan lukisan penuh kepedihan dan kesuraman. Kuas yang di pegangnya mengarah pada kaleng cat berwarna hitam. Menyelupkan rambut-rambut kuas hingga menenggalamkannya. Ia mengangkat kuas itu dan menggoreskannya di atas kanvas yang masih putih dan menciptakan sepasang mata hitam sahabatnya. Lalu ia kembali mengangkat kuas yang sama dan menyusupakannya dalam cat berwarna merah dan ia torehkan kembali di atas kanvas yang sebelumnya telah terwarnai dan berbentuk seonggok wajah dengan rambut coklat tua. Ia kembali terdiam. Gigi miliknya menggigit bibir miliknya sendiri. Ia takut. Takut akan sebuah keadaan yang telah terjadi pada dirinya dan sahabatnya. Ia tidak menyesal, karena bukan dirinya penyebab segala kejadian itu. Kuas putih di tangannyakembali tertoreh dengan manis. Membentuk sebuah bunga suci berwarna puti bersih ,berdaun hijau, bertangkai coklat. Melati. Bunga itu terlukis disamping sebuah wajah berlumuran darah, dengan baju berwarna biru laut yang kontras dengan kulitnya yang berwarna kecoklatan. Kesedihan yang semula menyelimuti hatinya, kini sedikit mereda. Tergantikan segaris senyum kepuasan yang sangat besar. Ia senang. Lukisan itu telah selesai. Lukisan yang sama seperti sebuah lukisan di atasnya. Lukisan yang dibuat oleh sahabatnya. Lukisan yang selalu dikatakan oleh sahabatnya sebagai masa depan yang benar-benar menjadi masa depan sahabatnya. Sebuah lukisan kecelakaan yang terjadi pada sahabatnya di hadapannya. Sahabat baiknya yang menuntut agar dirinya membuat sebuah lukisan dengan gambar sahabatnya dan dirinya. Dua orang wanita berambut panjang dalam lukisan yang bersanding bersama dengan berlumur darah dan setangkai nama sahabatnya. MELATI. Pemulis adalah Pelajar Mts Akselerasi Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto

MPA 336 / September 2014

65

Mengapa Gaza

Kembali Membara? (bagian terakhir dari dua tulisan)

A

gresi Israel ke Gaza kali ini bukan yang pertama. Tetapi rupanya seperti siklus pengulangan penyakit keganasan dan gila perang rezim Israel. Kiranya masih segar dalam ingatan kita terhadap agresi Israel di Jalur Gaza Desember 2008-Januari 2009, yang telah menewaskan sekitar 1400-an jiwa, dan mecederai 5000-an warga Palestina. Selain warga sipil, telah menewaskan pendiri sekaligus pemimpin spiritual Hamas, Syeikh Ahmed Yassin, saat hendak meninggalkan masjid setelah shalat subuh (22/3/04). Belum genap sebulan, giliran Abdel Aziz Rantisi pengganti Yassin juga tewas dirudal tentara Israel (17/4/04). Kemudian Israel kembali menewaskan tokoh Hamas Adnan Al-Ghoul dalam serangan rudal di Jalur Gaza (21/10/04). Belum puas dengan serangan itu, di hari ke-sepuluh (16/7/14) Israel sedang menyiapkan serangan darat lebih hebat lagi dengan mengerahkan kekuatan 20.000-an personel keperbatasan guna menumpas pasukan Hamas dan pendukungnya militan Gaza yang dianggap sebagai teroris oleh Israel. Serangan darat itu akan segera dimulai kalau “proposal pertama” gencatatan senjata yang digagas Mesir (disetujui Israel karena menguntungkan Israel) ditolak oleh Gaza (karena tidak menguntungkan Gaza dan nyatanya janji Israel amat sulit dapat dipercaya). Ternyata kesepakatan gagal dicapai. Maka kembalilah terjadi serbuan Israel yang lebih brutal ke wilayah Gaza. Tentu dapat dibayangkan besarnya korban yang harus diderita pihak Gaza akibat peperangan yang sangat tidak berimbang ini. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melindungi Gaza (Voice of Russia, Senin 14/7/14). Sekjen PBB Ban Ki-moon, mendesak kedua belah pihak untuk duduk disatu meja dan melakukan dialog damai. Menurut salah sorang juru bicara Ki-moon, Sekjen PBB itu merasa bersalah dan bertanggung jawab terhadap insiden kemanusiaan yang melanda wilayah Palestina, khususnya kepada warga Gaza (Xinhua, Senin 14/7/14). Boleh jadi Paus Fransiskus juga geram terhadap Israel. Pasalnya baru saja Paus mengundang Presiden Israel Shimon Perez dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk melakukan doa bersama bagi perdamaian yang diiringi dengan bacaan ayat Quran, Injil, dan Taurat di sebuah taman di Vatican (Ahad,08/6/14). Paus juga sempat mendatangi Masjid Al-Aqsa di Jerusalem (Senin,26/5/14). Juga menyeru umat Yahudi, Kristen, dan Islam untuk bekerjasama mengupayakan perdamaian di wilayah itu. Sejumlah pemimpin dunia meminta Israel menghentikan serangan itu. Amerika menawarkan bantuan untuk menghelat gencatan senjata. Mesir dan Turki mengecam habis-habisan tindakan Israel. Mesir juga menawarkan proposal damai tetapi masih belum final. Indonesia secara resmi melalui Menlu Marty Natalegawa, mengecam dan menentang aksi brutal Israel itu. Tetapi Israel tetap tidak menggubris himbauan, kecaman, kutukan Internasional. Perang tetap berlangsung. Melalui 2 kali 72 jam gencatan senjata ditambah 5 hari lagi, kini perundingan damai tengah berlangsung. Sebagian poin perundingan yang masih alot adalah tuntutan Israel untuk

66

MPA 336 / September 2014

demiliterisasi kawasan Gaza dan perlucutan senjata bagi pasukan Hamas dan Militan Gaza (yang ditolak oleh Hamas). Sedangkan Pihak Hamas menuntut pembukaan blockade Israel atas kawasan Gaza yang sudah berlangsung 8 tahun meliputi 20 persen wilayah Gaza serta pembukaan bandara Udara dan pantai /zone lautan, termasuk akses keluar masuk ke Palestine dan Mesir(yang belum disetujui Israel). Sampai dengan hari yang 40-an ini, korban dipihak Gaza menembus sekitar 2000-an tewas (sementara Israel hanya 67 orang), hampir 10.000-an terluka, 16.700 rumah hancur, 386.000-an orang mengungsi, 373.000-an anak-anak butuh pendampingan psikologis, dan 60-an masjid hancur, belum termasuk rumahsakit dan kampus perguruan tinggi serta infrastruktur lainnya. Lewat perwakilan RI di PBB, Marty menyatakan Indonesia akan menggalang kekuatan dengan Palestina, Negara-negara ASEAN, Negara Gerakan Non-Blok (GNB), Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan negara-negara lain untuk menekan Israel dan sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap warga Gaza dan Rakyat Palestina. Pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan untuk rakyat Gaza sebesar USD 1 Juta serta bantuan obat-obatan. Belum lagi bantuan solidaritas dari warga Indonesia, ormas keagamaan, yayasan/lembaga kemanusian di Indonesia yang akan segera disusulkan. Fariz Mehdawi, Dubes Palestina untuk Indonesia a.l mengungkapkan bahwa, “... harihari ini pemerintah Palestina berusaha keras meloby PBB, agar PBB segera bertindak menekan Israel untuk menghentikan tindakannya serta bersedia menempatkan seluruh warga Palestina berada dibawah perlindungan PBB”. Sejumlah pengamat ada yang mengatakan, bahwa rezim Zionis Israel memang tidak sungguh-sungguh menghendaki adanya perdamaian disana. Walaupun Menlu Amerika tengah giat-giatnya melakukan upaya damai antara Israel dan Palestina. Juga paket aksi kunjungan ke Palestina dan Jerusalem serta doa perdamaian yang diprakarsai oleh Paus. Israel malah geram ketika terjadi penandatanganan kesepakatan kerjasama antara kubu Fatah dan Hamas di Palestina yang dianggap sebagai ancaman. Oleh karena itu, momentum ini dijadikan Israel untuk melumpuhkan Hamas dan pendukung militannya sekaligus memecah kesepakatan antara Hamas dan Fatah. Kunci-kunci utama yang bisa melunturkan nafsu agresi Israel adalah kemauan damai yang benar-benar tulus, lahir dari rezim dan rakyat Israel sendiri untuk hidup berdampingan secara damai bersama Palestina. Merelakan hak kemerdekaan bagi Palestina. Serta dukungan berkeadilan yang sunguh-sungguh dari Amerika Serikat untuk kedua belah pihak (bukan malah melindungi Israel). Ketegasan PBB (khususnya kekompakan DK-PBB) untuk menciptakan perdamaian diwilayah itu secara adil (termasuk segera merealisasikan kemerdekaan Palestina). Baru Insya Allah, siklus tragedy penindasan Israel atas Palestina akan segera berakhir. (disarikan dari berbagai sumber : surat kabar jawapos, republika, sindo, duta masyarakat, kompas, dan televisi nasional,juli-agustus 2014) : •Ahar