N. Rochmadi.pdf - Library UM - Universitas Negeri Malang

65 downloads 682 Views 996KB Size Report
20 Nov 2012 ... akan ditemukan berbagai macam fakta, konsep dan generalisasi yang benar, ... generalisasi, dan bisa dinikmati oleh setiap pengunjungnya.
M MEEM MAAHHAAM MII KKEETTEERRKKAAIITTAAN N AAN NTTAARRAA FFAAKKTTAA,, KKO ON NSSEEPP DDAAN N GGEEN NEERRAALLIISSAASSII OOlleehh:: NN RRoocchhm maaddii

Bilamana berkunjung ke perpustakaan dan bisa menikmati keberadaannya, maka akan ditemukan berbagai macam fakta, konsep dan generalisasi yang benar, bahkan bisa dilakukan rekonstruksi atas berbagai fakta, konsep dan generalisasi yang disajikan, baik dalam hal kebenarannya maupun kebaharuannya. Perpustakaan menyediakan berbagai macam ragam sumber belajar baik yang berbentuk cetak maupun elektronik, yang menyajikan berbagai macam fakta, konsep dan generalisasi, dan bisa dinikmati oleh setiap pengunjungnya. Berbagai sumber belajar dan aktivitas yang disediakan perpustakaan menjadikan pengunjungnya memiliki tambahan kekayaan dan kebaharuan akan berbagai fakta, konsep dan generalisasi dalam berbagai bidang keilmuan. Namun demikian, kemampuan dan kemauan berpikir pengunjung perpustakaan menjadi faktor penentu dalam memahami akan kebenaran fakta, konsep dan generalisasi yang disediakan, termasuk kebenaran keterkaitannya. Termasuk diantaranya dalam mengkonstruksi konsep dan generalisasi baru. Maksudnya, perpustakaan selain memberikan kekayaan dan kebaharuan akan suatu fakta, konsep dan generalisasi melalui sumber belajar dan aktivitas yang ada, juga dapat mengakibatkan lahirnya konsep dan generalisasi baru dari dan oleh pengunjung. Hal ini memungkinkan karena daya nalar (berpikir) manusia menjadikan yang bersangkutan bukan hanya mampu menerima, tetapi juga melakukan konstruksi suatu pengetahuan dalam wujud konsep dan generalisasi baru. Oleh karena itu, pengkondisian perpustakaan baik secara fisik maupun sosial yang memungkinkan terjadinya penerimaan suatu fakta, konsep dan generalisasi serta pembentukan (konstruksi) suatu konsep dan generalisasi baru, mutlak harus dilakukan. Dengan demikian, perpustakaan bisa berperan sebagaimana mestinya, bahkan bisa berfungsi sebagai stimulus berkembangnya daya nalar dan kreativitas manusia. Tugas-tuga kuliah, pada jenjang apapun, bahkan hingga pada tugas akhir dalam bentuk penyusunan karya ilmiah, tidak berabjak dari tiga kata diatas. Banyaktugas akhir mahasiswa yang disusun dan mendapatkan penghargaan tinggi pada dasarnya hanya mengulas tentang klarifikasi konsep, mendeskripsikan fakta-fakta yang ada dari suatu konsep. Beberapa diantaranya memang mengulas interaksi antar konsep (generalisasi). Masudnya membuktikan kebenaran pernyataan yang menegaskan adanya interaksi antar konsep berdasarkan fakta-fakta di lapangan. Oleh karena itu, memahami suatu fakta, konsep, generalisasi dan keterkaitannya, serta rekonstruksinya secara benar dan rasional merupakan suatu hal penting dalam kehidupan manusia, demi untuk kesejahteraan diri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Pernyataan harus secara benar dan rasional, perlu digarisbawahi karena kadang ditemukan adanya pemahaman dan penyusunan konsep dan generalisasi yang dilakukan atas dasar usia, kekuasaan, kekuatan, dan nama besar. Hal ini harus bisa dihindari, karena pola seperti ini tidak benar dan menyengsarakan. Bagaimanapun juga, konsep dikemukakan berdasarkan fakta, dan generalisasi harus disusun berdasar atas konsep-

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

1

konsep yang sesuai dengan fakta. Bukan berdasarkan atau dikarenakan siapa yang mengutarakan.

MAKNA DAN KETERKAITAN ANTARA FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI Pengertian Fakta adalah kenyataan yang ada di sekitar manusia yang tidak terbatas jumlahnya sesuai dengan kemampuan daya jangkau indera manusia. Fakta merupakan ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Fakta adalah informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan yang jaminan kebenarannya sangat tergantung kepada bukti yang ditampilkan dan penyampainya. Kredibilitas, tingkat kepercayaan, kondisi panca indera dan track record dari yang bersangkutan mempengaruhi kebenaran dari fakta yang disampaikan. Manusia yang memiliki gangguan penglihatan memiliki derajat kepercayaan rendah ketika menyampaikan suatu informasi yang diperoleh dari melihat dibandingkan dengan yang penglihatannya sehat. Fakta mempunyai kekuatan menjelaskan yang terbatas pada waktu dan tempat. Fakta merujuk pada suasana yang khusus dan keberlakuan yang terbatas (kurang berlaku umum). Fakta-fakta seperti peristiwa Gunung Krakatau meletus, rumah terbakar, banjir di Jakarta adalah contoh fakta yang tidak jelas, karena belum disampaikan waktu dan tempatnya. Fakta yang benar harus tersampaikan dengan jelas peristiwanya, kapan, dimana, dan pelakunya. Oleh karena itu disebut terbatas. Kategori dari fakta adalah obyek, peristiwa, proses dan sebagainya yang bisa dijangkau oleh panca indera baik secara langsung maupun dengan bantuan alat. Ciri khas fakta adalah tidak berulang-ulang, tidak lebih daripada apa yang dapat dijangkau oleh panca indera. Contoh fakta suatu benda yang sedang melayang tertiup angin, buah lombok yang berwarna kuning kemerahan, Presiden sedang pidato, mahasiswa demo di depan kantor walikota, pertandingan sepakbola di stadion GBK Jakarta, dan sebagainya. Suatu fakta adalah keadaan faktual (yang sebenarnya) dan harus diterima apa adanya, fakta tidak memiliki konotasi nilai (Sunaryo, 1989:117). Fraenkel menyatakan bahwa fakta adalah suatu yang betul-betul ada atau sesuatu yang telah terjadi di masa lampau. Fakta meliputi semua aktivitas individu, peristiwa, lokasi tempat, obyek, dan peraturan tentang prosedur tertentu (Husein Achmad, 1982). Oleh karena itu jumlah fakta tidak terbatas, sebanyak obyek, peristiwa atau proses yang terjadi dalam masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian disimpulkan bahwa fakta mempunyai ciri-ciri: (1) bersifat khas, (2) bersifat konkrit, dan (3) tidak berulang-ulang. Maka dari itu fakta bersifat lepas, tidak terikat dengan fakta lain secara logis. Konsep adalah kesan indrawi yang mempunyai makna tertentu, memiliki kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek, peristiwa atau proses dan yang diberi label dalam wujud kata, tanda, gerak badan dan angka. Contoh konsep: melayang, demo, pidato, pertandingan, lombok, merah, sepakbola dan sebagainya. Konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu hal tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. *) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

2

Contoh, jika kita menemukan informasi misalnya: ada sebuah benda kotak yang cukup besar, benda itu terbuat dari besi atau logam lain, ada rodanya, digerakkan dengan mesin, berjalan di jalan raya, digunakan untuk mengangkut manusia atau barang; dengan kemampuan mental manusia, informasi atau fakta tersebut disederhanakan dengan memberi label atau nama “mobil”. Konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) adalah “sesuatu yang tersimpan dalam pikiran-suatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan”. Sedangkan Parker menyatakan bahwa “konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu, konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya”. Konsep adalah sekelompok fakta atau data yang memiliki ciri-ciri yang sama dan dapat dimasukkan ke dalam satu nama label. (Sunaryo, 1989:118). Lebih jelas lagi, konsep adalah suatu abstraksi mengenai suatu kelompok benda atau stimulasi yang mempunyai persamaan karakteristik. Hasil dan abstraksi tersebut dinamakan konsep. Dengan demikian namalah yang membedakan antara satu konsep dengan konsep lainnya (Sumaatmadja. 1986:30). Contoh sebuah konsep dalam kehidupan sehari-hari adalah buku. Setiap kali orang menyebut buku maka dalam pikiran terdapat gambaran abstrak tentang apa yang dinamakan buku. Selanjutnya kita akan selalu dapat menunjukkan mana yang dimaksudkan buku dan mana yang dimaksudkan majalah. Buku dan majalah terdiri atas lembaranlembaran halaman kertas, namun isi dari masing-masing serta karakteristiknya berbeda. Jadi konsep itu mempunyai tingkatan-tingkatan, yang membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya. Hal yang membedakan derajat abstraksi suatu konsep dengan lainnya adalah karakteristik utama konsep yang disebut atribut. Atribut adalah sifat yang membedakan suatu konsep, sehingga menimbulkan bermacam-macam konsep (De Cecco dalam Husem Achmad, dkk. 1982:3). Setiap konsep mempunyai atribut dan tidak selalu sama jumlah dan kualitasnya. Makin tinggi tingkat abstraksi suatu konsep, makin berkurang jumlah atributnya, sehingga ada semacam perbandingan terbalik atau korelasi negatif. Atribut suatu konsep mempunyai nilai, nilai ini mempunyai daya pembeda seperti atribut. Suatu atribut yang sama apabila mempunyai nilai-nilai yang berbeda menyebabkan kita dapat membedakan adanya konsep yang berlainan. Peranan nilai atribut ini sangat terasa apabila kita akan membedakan dua konsep yang mempunyai kedudukan yang sejajar. Sebagai contoh kita akan membedakan antara laki-laki dan perempuan dengan atribut yang kita pergunakan sama yaitu bentuk fisik, suara, dan alat kelamin. Ketiga atribut ini kita kenakan baik kepada konsep laki-laki maupun konsep wanita. Kita dapat membedakan antara laki-laki dan perempuan karena atributnya berbeda. Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk: konkrit atau abstrak; luas atau sempit; satu kata atau frase. Konsep konkrit misalnya yang berkaitan dengan tempat, objek, lembaga, atau kejadian seperti: manusia, gunung, pulau, lautan, daratan, rumah, negara, pantai politik, barang konsumsi, produsen, pabrik, gempa bumi, kemarau, dan sebagainya. Sedangkan konsep abstrak, misalnya: demokrasi, toleransi, adaptasi, kejujuran, kesetiaan, kebudayaan, kemerdekaan, keadilan, kebebasan, saling ketergantungan, tanggung jawab, kerja sama, hak, kesamaan, pertentangan, sistem hukum, dan sebagainya. Beberapa konsep begitu luas dan atau abstrak sehingga sulit untuk dirumuskan dan harus diuraikan agar dapat dipahami, misalnya konsep kebudayaan, kasih sayang, *) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

3

kesejahteraan, dan lain-lain. Sementara itu ada konsep yang sangat sempit yang penggunaannya terbatas, misalnya gubuk. Konsep juga bisa terdiri dari satu kata, misalnya kerja, namun bisa juga berupa frase seperti pembagian kerja. Suatu konsep dapat dipahami dengan mudah bila dibahas atribut, kelas (golongan), dan simbolnya. • Atribut adalah ciri yang membedakan suatu objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau proses lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Hal ini biasanya disampaikan melalui media massa. Misalnya konsep melayang dan konsep terbang, adalah atribut untuk menjelaskan suatu peristiwa melayang dan peristiwa terbang. Kedua konsep tersebut berbeda, tidak dapat disamakan walaupun kondisinya sama. • Kelas atau golongan adalah pengelompokan kategori dari benda, kejadian atau gagasan (pikiran). Setiap kelas memasukkan atribut yang sama dan mengeluarkan atribut yang berbeda atau tidak berhubungan. Kelas didasarkan pada atribut yang ditentukan/bukan semua atribut. Contoh: semua orang dapat kita masukkan pada kelas tertentu seperti: Pria-Wanita, PNS-Non PNS, Guru-Murid, Kaya-Miskin, sahabat-kerabat. Setiap kelas merupakan bagian dari sekelompok kelas, dan kelas yang besar dapat dibagi dalam kelas kecil (subkelas). Pada dasarnya kelas merupakan landasan untuk membentuk konsep, dan kelas itu sendiri juga suatu konsep. • Simbol. Setiap kelas dapat digambar dengan simbol. Simbol dapat dinyatakan dengan kata, tanda, gerakan badan, angka sebagai alat untuk mengkomunikasikan dengan kelas lain. Sepakbola adalah simbol untuk menjelaskan perilaku manusia yang bermain bola dengan atribut menggunakan kaki, tidak boleh pakai tangan, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas, konsep dapat dipahami sebagai kumpulan pengertian abstrak (the abstract body of meaning) yang berkaitan dengan simbol untuk kelas dari suatu benda (obyek), kejadian atau gagasan. Konsep bersifat abstrak berisi pengertian yang berhubungan dengan semua anggota kelas yang mungkin (tidak dengan satu contoh khusus dari kelas). Konsep adalah subyektif dan diinternalisasikan, karena setiap orang akan membangun konsepnya sendiri berdasarkan pengalaman, membaca buku, diskusi dan sebagainya sehingga menangkap sesuatu atau suatu atribut. Setelah itu baru disampaikan kepada manusia yang lainnya baik secara langsung atau tidak langsung. Konsep selain bersifat abstrak, ada juga yang bersifat konkrit (fisik), artinya mudah dilihat, didengar dan dipahami. Konsep sungai, jalan, jembatan, makan, mandi, tas, pensil adalah contoh dari konsep yang bersifat konkrit, sedangkan konsep yang bersifat abstrak seperti demokrasi, persatuan, kerakyatan, ramah, santun dan sebagainya. Konsep bukanlah suatu yang bersifat verbalisasi/tidak spesifik, konsep merupakan kesadaran mental yang bersifat internal yang mempengaruhi perilaku. Artinya perilaku seseorang sering dipengaruhi oleh kemampuan dalam memahami suatu konsep. Pemahaman yang salah bisa mengakibatkan munculnya perilaku tertentu yang dapat berakibat tidak baik dan menyengsarakan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Misalnya bila seseorang memahami makna lampu lalu lintas sesuka hatinya, tidak seperti yang pahami saat ini, kira-kira apa yang akan terjadi. *) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

4

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas suatu konsep harus memiliki: (1) label yang memungkinkan bersifat tunggal, buntu, agar tidak terjadi dualisme; (2) deskripsi yang diakui dan disepakati secara umum; dan (3) dirumuskan atas dasar fakta, demikian juga sebaliknya yaitu suatu konsep harus ada faktanya. Karakteristik tersebut menjadikan manusia tidak bisa sesuka hatinya memberi label, konsep, atas suatu fakta. Karena berbagai fakta yang ada di permukaan bumi sudah memiliki sebutan, kecuali sebutan dengan deskripsi dan fakta yang baru. Selain itu, karakteristik tersebut menjadikan manusia tidak bisa gegabah menyebut suatu fakta dengan konsep tertentu. Maksudnya, suatu obyek atau peristiwa tidak bisa gegabah disebut sebagai konsep tertentu, kalau tidak dipahami terlebih dahulu bagaimana deskripsi dari konsep tersebut yang telah disepakati bersama. Contoh: konsep demokrasi otoriter atau demokrasi terpimpin, bilamana dipahami deskripsi dari konsep tersebut, maka tidak ada yang namanya demokrasi otoriter atau demokrasi terpimpin, karena dalam demokrasi terkandung deskripsi adanya kebebasan dan keberpihakan pada rakyat bukan pada pemimpin. Di dalam ilmu-ilmu sosial sering ditemukan adanya suatu konsep dengan deskripsi yang banyak dan beragam, berbeda dengan ilmu alam yang cenderung seragam deskripsi atas suatu konsep. Kondisi tersebut adalah wajar, karena konsep-konsep dalam ilmu sosial sering bersifat abstrak dan berkaitan dengan perilaku manusia. Namun demikian, tidak berarti boleh sesukanya memberi label suatu fakta menjadi suatu konsep dengan deskripsi tertentu. Tetapi juga tidak berarti tidak boleh memberi label tertentu atas suatu fakta sebagai suatu konsep baru dengan deskripsi yang baru pula. Generalisasi adalah suatu pernyataan yang menjelaskan hubungan dari beberapa konsep atau rangkaian atau hubungan antar konsep-konsep. Pernyataan tersebut diakui kebenarannya berdasarkan bukti-bukti yang ada. Generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau prinsip. Contoh generalisasi “suatu proses produksi dipengaruhi oleh tanah, tenaga kerja, modal dan alat”. Pernyataan tersebut menjelaskan adanya hubungan antara konsep tanah, tenaga kerja, modal dan alat dalam suatu proses produksi. Suatu generalisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih; (2) bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan path keseluruhan kelas dan bukannya bagian atau contoh; (3) adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep; (4) berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata; (5) berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran dan equity; (6) bukan sekedar pernyataan yang diverbalkan atau penegasan pernyataan, akan tetapi satu kesatuan pengertian dan berdasar bukti. Keterkaitan Fakta mempunyai kegunaan penting bagi manusia untuk dapat memperoleh suatu informasi baru. Berdasarkan informasi yang baru itulah manusia dapat mengambil keputusan untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Namun demikian, harus dipahami bahwa informasi yang diperolehnya tersebut adalah benar, sehingga konsep dan

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

5

generalisasi yang dibangunnya juga benar. Bilamana tidak, maka keputusan yang diambil akan menyengsarakan diri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Fakta mempunyai manfaat jika merupakan bahan ramuan dari pemikiran, dan menjadi bahan dasar untuk pembentukan konsep. Fakta bersama-sama konsep merupakan bangunan utama pengetahuan. Hal ini berarti ini mempunyai arti bahwa untuk mempelajari ilmu pengetahuan diperlukan fakta dan konsep. Dalam hubungannya dengan pembentukan konsep, fakta harus dipilih secara selektif, agar tidak banyak fakta usang, sehingga sistem berpikir menjadi berkurang. Fakta yang dipilih adalah fakta yang dapat dijadikan wadah atau pengikat atau dasar dari rincian apabila diperlukan. Pemilihan fakta yang dikategorikan penting itu sulit, karena apa yang penting menurut beberapa orang tidak selalu sama. Fakta penting untuk susunan ilmu karena fakta dapat membentuk konsep dan generalisasi. Menurut Savage dan Amstrong (1996), konsep tidaklah dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta tertentu yang memiliki karakteristik sama. Dari beberapa fakta yang saling berkaitan maka terbentuk suatu konsep. Konsep membantu manusia mengorganisasikan informasi atau data yang mereka peroleh. Konsep menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau kelompokkelompok dan mempertimbangkan antar data. Dalam membentuk kerangka konseptual, seorang perlu tetap ada keterbukaan untuk menempatkan informasi-informasi baru yang dihadapi. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep mempunyai penerapan yang luas dan dapat multiinterpretasi (banyak penafsiran). Untuk memperoleh suatu konsep, manusia harus mengenal, memahami, dan merumuskan data dan fakta yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep. Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau definisi yang ditentukan. Konsep diberi label atau nama berupa kata-kata. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut atribut. Dalam ilmu-ilmu sosial banyak konsep yang sulit dijelaskan atributnya dengan katakata sederhana, seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan, sosialisasi dan lain-lain. Untuk itu marilah kita telaah apa yang dimaksudkan dengan konsep lebih dalam dan rinci. Menurut De Cecco (dalam Husein Achmad, 1982), pentingnya suatu konsep bagi manusia adalah membantu manusia untuk: (1) menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah; (2) mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang ada di sekeliling manusia; (3) mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal baru yang sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep yang sudah diketahui. Dengan kata lain hal yang baru itu sudah termasuk dalam konsep tertentu; (4) membantu memecahkan masalah dengan menempatkan masalah dalam klasifikasi yang benar; (5) memungkinkan manusia memberikan pengajaran yang lebih kompleks dan menjelaskan secara lebih jelas; (6) menggambarkan kenyataan dan dunia. Dengan demikian, konsep memudahkan manusia dalam memahami suatu fenomena yang dipunhi dengan data dan fakta, dan menjadikan manusia dapat membuat perencanaan hidup yang lebih baik di masa yang akan datang. Hal lain dari pentingnya konsep bagi kehidupan manusia adalah terciptanya persatuan dan kesatuan pemahaman dalam pelabelan suatu fenomena, sehingga kehidupan manusia menjadi lebih sejahtera. Tidak bisa dibayangkan, kesalahpahaman dan

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

6

kesengsaraan yang akan terjadi kalau manusia tidak memiliki kesamaan dalam memahami suatu konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas. lu Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan. Contoh generalisasi “semakin primitif kebudayaan kebudayaan suatu masyarakat, semakin sederhana pula pola hidupnya”. Paling sedikit ada empat konsep yang dihubungkan, dihubungkan yaitu: kebudayaan primitif, masyarakat, sederhana, dan pola hidup. Konsep-konsep konsep tersebut saling berhubungan dan memberi keseimbangan antara yang satu dengan yang lain. Hubungannya Hubungan sangat erat sekali, berubah erubah yang satu akan mengubah yang lain. Bila tingkat keprimitifan kebudayaan masyarakat berubah, maka pola kehidupan masyarakat juga berubah. berubah Bahkan bisa juga terjadi sebaliknya. Generalisasi sangat penting bagi manusia untuk menjelaskan hubungan antar konsep,, sehingga manusia bisa memahami dan bisa menjelaskan terjadinya suatu peristiwa. Hal ini selain dapat meningkatkan pengetahuan manusia, juga dapat dipergunakan untuk prediksi dan perencanaan perencanaan hidup di masa yang akan datang. Penjelasan diatas menegaskan bahwa terdapat keterkaitan yang erat antara fakta, konsep dan generalisasi. Fakta yang memiliki karakteristik yang sama dapat disebut sebagai suatu konsep. Konsep-konsep Konsep yang ada di permukaan n bumi tidak berada dalam kesendirian, tetapi saling berinteraksi, berinteraksi yang secara rasional dikategorikan benar dalam membentuk generalisasi. Dengan demikian suatu generalisasi terdiri dari beberapa konsep, dan konsep terdiri atas fakta-fakta yang diakui memiliki mem kebenaran,, demikian juga sebaliknya. Secara sederhana, keterkaitan ini dapat digambarkan seperti berikut.

KONKRIT

ABSTRAK

KONSEP

FAKTA

GENERALISASI

Perlu dipahami, bahwa keterkaitan ini mempunyai prasyarat, yaitu kebenaran. Artinya, ada interaksi bilamana terdapat unsur-unsur unsur unsur yang secara obyektif dan rasional diakui sebagai suatu yang benar. Keterkaitan antara fakta, konsep dan generalisasi dalam realita kehidupan manusia sering bersifat otomatis. Maksudnya, manusia sering berpikir utuh tentang hal tersebut, biasanya proses berpikir manusia bila melihat suatu fakta, cenderung langsung diberi label *) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

7

dengan konsep tertentu, dan dikaitakan dengan konsep lain sehingga menjadi generalisasi. Sering hal ini dilakukan dengan tidak melakukan klarifikasi kebenarannya terlebih dahulu, tapi sudah mengambil keputusan dan menyebarluaskan. Penjelasan keterkaitan ini penting, karena sering terjadi kesalahan dalam memahami suatu konsep atau penggunaan/pemanfaatan konsep. Maksudnya memberi sebutan suatu fenomena dengan label konsep tertentu, tetapi tidak didukung oleh faktafakta yang cukup dan diakui umum kebenarannya sebagai atribut dari konsep tersebut. Contoh, memberi label sejahtera kepada seseorang yang berbusana bagus dan rapi, bersepatu, memakai perhiasan lengkap, dan sedang makan di restoran. Padahal atribut sejahtera yang benar tidaklah seperti itu. Kondisi tersebut menjadi berbahaya, menyengsarakan, dan menyesatkan bilamana ditindaklanjuti dengan merumuskan generalisasi dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, kesadaran untuk selalu melakukan klarifikasi akan kebenaran, mutlak selalu dilakukan dengan mengkaji secara cermat dan komprehensif fakta dan konsep yang ada dari berbagai sumber. Membangun kesadaran ini penting, karena manusia memiliki emosi dan nafsu, yang sering mempengaruhinya dalam memahami fakta dan konsep serta dalam merumuskan generaliasi. Jangan sampai terjadi konsep yang disampaikan manusia tidak didasarkan atas fakta, tetapi dikemas sesuai dengan emosi dan nafsu serta kepentingannya, demikian halnya dengan generalisasi yang dikembangkan. PENTINGNYA MEMAHAMI FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI DALAM PEMBELAJARAN Pembelajaran pada dasarnya berbicara tentang transfer pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai. Dengan pemahaman akan fakta, konsep dan generalisasi menjadi penting untuk dilakukan baik bagi guru maupun siswa. Bahkan bukan hanya pemahaman, tetapi juga keterkaitan serta bagaimana mengidentifikasi suatu konsep serta mengembangkan generalisasi. Pemahaman akan fakta, konsep dan generalisasi menjadi dasar bagi manusia dalam mengembangkan keterampilan, prosedur yang baik serta di dalam bersikap dan berperilaku. Kesalahan dalam memahami fakta, konsep, dan generalisasi mengakibatkan terjadi kondisi ketidakterampilan, prosedur yang salah serta adanya sikap dan perilaku yang bertentangan dengan nilai. Oleh karena itu, pemahaman akan data, konsep dan generalisasi yang benar pada generasi lanjut menjadi penting demi peningkatan kualitas hidup dan kehidupan manusia di masa yang akan datang. Di dalam kegiatan pembelajaran, guru mempunyai peran yang sangat besar dalam proses transfer pengetahuan, karena guru mempunyai tugas memfasilitasi dan mengkondisikan terjadinya situasi dimana siswa mampu memahami suatu fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai. Bahkan di masa sekarang, tugas guru bukan hanya itu, tetapi ditambah dengan mengkondisikan terjadinya situasi dimana siswa mampu menemukan pengetahuan, serta menindaklanjuti dalam sikap, perilaku dan keterampilan, serta mengkonstruksi suatu pengetahuan baru. Berdasarkan tugas tersebut, maka salah satu syarat utama untuk menjadi guru adalah memahami fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai dengan benar sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Bagaimana mungkin guru bisa menyampaikan fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai kepada siswa kalau *) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

8

yangbersangkutan tidak memahaminya. Bisa-bisa, nanti yang disampaikan guru bukan sesuatu yang benar, tetapi sesuatu yang menyesatkan, dan akhirnya kesengsaraan. Demikian halnya dengan tugas mengkondisikan situasi agar siswa mampu menemukan dan fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai serta mengkonstruksi. Bagaimana guru bisa memfasilitasi siswanya untuk menemukan pengetahuan atau mengkonstruksi pengetahuan kalau yangbersangkutan tidak memahami makna fakta, konsep dan generalisasi dalam suatu bidang ilmu yang menjadi tanggungjawabnya. Selain harus mengetahui memahami dengan benar fakta, konsep dan generalisasi yang akan ditransfer kepada siswa, guru juga harus memahami keterkaitan antar fakta, konsep dan generalisasi, serta proses perumusannya. Hal ini ditujukan agar pengetahuan yang disampaikan kepada siswa didasarkan pada data dan bukti-bukti yang secara rasional dan empiris diakui kebenarannya, terutama ketika membahas interaksi antar konsep. Bagi siswa, pemahaman akan suatu fakta, konsep dan generalisasi yang benar menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan hidupannya serta mengatasi berbagai permasalahan hidup yang akan dihadapinya di masa yang akan datang. Kesalahan pemahaman atas suatu konsep dan generalisasi menjadikan siswa mengalami penderitaan dalam hidupnya kini dan di masa depan. Prasyarat kedua sebagai guru dalam suatu kegiatan pembelajaran adalah memahami teori dan praktek pembelajaran. Seorang guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan fakta, konsep dan generalisasi kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. Setiap fakta, konsep dan generalisasi mempunyai karakteristik khas, dan membutuhkan cara yang khas untuk bisa disampaikan kepada pihak lain secara efektif. Demikian halnya dengan bidang keilmuannya. Maksudnya, cara menyampaikan fakta, konsep dan generalisasi dalam ilmu sosial tidak bisa disamakan dengan ilmu alam. Kondisi tersebut menuntut guru sebagai pelaku utama dalam kegiatan pembelajaran untuk memahami karakteristik fakta, konsep dan generalisasi dalam ilmu masing-masing agar kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik, efektif, partisipatif, dan menyenangkan. Prasyarat berikutnya sebagai guru adalah memiliki pemahaman yang utuh dan benar tentang karakteristik psikologis siswa serta kondisi sosial, ekonomi dan budayanya. Pemahaman ini penting bagi guru di dalam memilih fakta, konsep dan generalisasi yang akan disampaikan serta menentukan strategi yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga prasyarat kemampuan di atas bersifat integrative dan interaktif untuk menjadi guru. Artinya, kemampuan dalam memahami fakta, konsep dan generalisasi secara benar, kemampuan memahami teori dan praktek pembelajaran dengan benar, dan kemampuan memahami karakteristik psikologis, sosial, ekonomi dan budaya siswa merupakan satu kesatuan yang utuh, berkaitan, dan proses berkelanjutan. Jadi seorang guru yang baik, harus menguasai ketiga kemampuan tersebut secara utuh, tidak bisa hanya satu saja. Misalnya memahami suatu fakta, konsep dan generalisasi dalam bidang ilmu tertentu tidak bisa dikatakan mampu menjadi guru, tanpa memperhatikan dua kemampuan berikutnya. Kegiatan sertifikasi guru, pendidikan profesi guru, dan uji kemampuan guru yang akhir-akhir ini menjadi perhatian banyak pihak pada dasarnya untuk mengidentifikasi *) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

9

ketiga kemampuan tersebut. Bahkan, sepertinya hanya fokus pada kemampuan yang pertama, yaitu pemahaman terhadap fakta, konsep dan generalisasi sesuai dengan bidang ilmunya. Walaupun demikian, kegiatan tersebut ternyata menimbulkan gejolak dimanamana, bahkan ada yang berupaya menempuh jalur hokum segala. Padahal bila memperhatikan paparan di atas, hal tersebut masih belum sempurna, masih dalam tahap mengidentifikasi kemampuan awal untuk menjadi seorang guru yang baik, professional katanya. Namun, fenomena tersebut menegaskan satu hal bahwa dalam kegiatan pembelajaran pemahaman akan suatu fakta, konsep dan generalisasi yang benar adalah sangat penting. SIMPULAN Memahami suatu fakta, konsep dan generalisasi secara benar dalam kehidupan manusia adalah sangat penting. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup dan kehidupan manusia serta kebahagiaan hidup manusia. Walaupun peradaban manusia telah berlangsung sangat lama, proses transfer fakta, konsep dan generalisasi yang benar tidak pernah berhenti dari generasi ke generasi berikutnya. Bahkan upaya-upaya untuk mencari dan menemukan kebenaran akan fakta, konsep dan generalisasi terus dilakukan demi kebaikan hidup manusia. Pembelajaran adalah salah satu bentuk kegiatan manusia dalam melakukan transfer fakta, konsep dan generalisasi yang benar kepada generasi berikutnya. Selain itu, pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan untuk merumuskan dan menemukan kebenaran akan suatu fakta, konsep dan generalisasi. Berkaiatan dengan hal tersebut, diperlukan beberapa prasyarat untuk melakukan kegiatan pembelajaran, terutam bagi actor utama pembelajaran, yaitu guru. Perpustakaan adalah lembaga dimana manusia dapat menemukan fakta, konsep dan generalisasi yang benar. Bahkan di perpustakaan manusia dapat melakukan klarifikasi akan kebenaran suatu konsep dan generalisasi. Melalui perpustakaan juga bisa dilakukan konstruksi konsep dan generalisasi baru yang diakui kebenarannya secara rasional, karena berdasar atas fakta yang diperoleh dari berbagai sumber pustaka. DAFTAR PUSTAKA Abdullah N. S. 1987. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Program Pendidikan Koperasi FPIPS IKIP. Abdurahman, Maman. 1980. Ilmu-Ilmu Sosial Dasar. Bandung: IKIP. Achmad, Husein, dkk. 1982. Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: FKIS IKIP. Djahiri, Kosasih. 1979. Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: LPP-IPS IKIP. Hasan, Said Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Buku Satu & Dua. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah. FPIPS. IKIP Bandung. Hidayati. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahan Ajar FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

10

Kardiyono. 1980. Mengajar Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta P3G Departemen P dan K. Sanusi, Achmad. 1971. Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP Bandung. Sumaatmadja, Nursid. 1986. Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Karunia UT. Suradisastra, Djojo, dkk. 1992. Pendidikan IPS III. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti. Taneo. S. P. 2005. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. (Bahan Ajar). Taneo. S. P. 2005. Konten Ilmu Pengetahuan Sosial. (Bahan Ajar). Kupang Undana FKIP. Tukidi. B. 1992. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: FIP – IKIP.

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40

11