open ended bidang matematika - OSN-Pertamina

9 downloads 233 Views 197KB Size Report
BUATLAH PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK SOAL-SOAL BERIKUT ... DISARIKAN DARI ARTIKEL PADA http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/ 4821-.
BUATLAH PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK SOAL-SOAL BERIKUT DAN CARILAN PENYELESAIANNYA. PEMODELAN DAN PENYELESAIAN DISERAHKAN PADA MASING-MASING PESERTA. Produksi minyak akan semakin menurun. Ini merupakan indikasi nyata bahwa ketergantungan terhadap energi fosil harus segera dikurangi. Setiap harinya dibutuhkan sekitar 1,4 juta barel per hari minyak mentah untuk memenuhi tingkat konsumsi masyarakat. Dari angka itu kurang dari setengahnya yang diproduksi dalam negeri, sisanya harus diimpor. Setiap tahun kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) naik delapan persen (http://sosbud.kompasiana.com/). Meningkatnya populasi penduduk di dunia juga menjadi salah satu faktor meningkatnya kebutuhan energi. Sejak 2011, penduduk dunia telah mencapai 7 miliar dan 2045, diperkirakan akan mencapai 9 miliar. Peningkatan populasi penduduk tersebut akan berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan energI (http://news.liputan6.com/). Sekarang pertanyaannya adalah sumber energi terbarukan mana dan bagaimana sehingga masyarakat mampu dilibatkan dalam investasi kelistrikan di Indonesia? Secara khusus, tanaman tropis mempunyai keunggulan sebagai bahan baku bioenergi, karena memungkinkan untuk tumbuh sepanjang tahun. misalnya pada komoditas kelapa sawit. Konsumsi minyak kelapa sawit crude palm oil (CPO) di dunia menunjukkan angka kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Selama periode tahun 2003-2007 konsumsi CPO dunia mencapai hampir 26 juta ton. Saat ini, Indonesia memiliki luas areal tanaman kelapa sawit sebesar 5,6 juta ha dan produksi CPO sebesar 12,45 juta ton. Sebagai salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar didunia, Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi salah satu penghasil biodiesel terbesar (http://news.liputan6.com/). Energi terbarukan tidak berarti selalu hijau. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Jesse Ausubel di Rockefeller University - New York. Dalam tulisannya di Inderscience'sInternational Journal of Nuclear Governance, Economy and Ecology, dia menjelaskan bahwa dengan membangun pembangkit listrik tenaga angin, membendung sungai, dan menanam pepohonan untuk biomass, semuanya dalam kapasitas dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi secara global, akan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Menurutnya, energi terbarukan tidak mempunyai keuntungan dari skala ekonomis. Semakin besar daya listrik yang dihasilkan, maka semakin luas pula lahan yang dibutuhkan. Energi biomassa juga sangat tidak efisien dan bersifat merusak lingkungan (http://www.kendali.com/).

BUATLAH PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK SOAL-SOAL BERIKUT DAN CARILAN PENYELESAIANNYA. PEMODELAN DAN PENYELESAIAN DISERAHKAN PADA MASING-MASING PESERTA. DISARIKAN DARI ARTIKEL PADA http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/4821biofuel-untuk-penerbangan-sipil-masa-depan.html JUM'AT, 05 AGUSTUS 2011 04:46 WIB

Setelah bertahun-tahun dianggap sebagai sebuah fantasi pencinta lingkungan, produksi komersial biofuel untuk industri penerbangan sipil dunia perlahan-lahan menjadi fakta, dengan produksi dimulai serentak di tiga benua. Pada bulan Januari 2010 Qatar Airways mengungkapkan rencana untuk bekerjasama dengan Airbus untuk menyusun rencana implementasi dan rekayasa detail untuk produksi biofuel yang ekonomis dan berkelanjutan. Pada bulan Maret 2011, di benua Eropa sebuah konsorsium Airbus, Tarom penerbangan milik negara Rumania, Honeywell UOP dan CCE (Camelina Company EspaƱa) mengumumkan rencana untuk mendirikan sebuah pusat produksi biofuel di Rumania untuk memproduksi bahan bakar penerbangan sipil, menggunakan camelina sebagai bahan baku. Di belahan timur dunia, pada Juli 2011, China National Petroleum Corp mengumumkan bahwa mereka telah menyalurkan 15 ton minyak jarak pagar untuk membantu Air China menguji terbang pesawat bertenaga biofuel, yang dijadwalkan untuk akhir tahun ini. Pada pekan lalu, kantor berita Mozambik Agencia Informacao Mocambique mengumumkan bahwa Sun Biofuels Mozambik, sebuah anak perusahaan Sun Biofuels yang berbasis di Inggris, telah mengekspor batch pertama sebanyak 30 ton minyak jarak pagar yang dihasilkan dari ladang di provinsi Manica Mozambik untuk maskapai penerbangan Lufthansa Jerman. Dukungan terbesar bagi pengembangan biofuel untuk penerbangan sipil terjadi pada tanggal 8 Juni 2011, ketika badan pensertifikasi standar internasional, ASTM International, menyetujui Standar Bahan Bakar BIO SPK, yang secara resmi diumumkan di akhir tahun ini, dimana memungkinkan penggunaan hydro-treated renewable jet (HRJ) bahan bakar Jet A-1 di penerbangan komersial. Saat ini biofuel ini harus dicampur dalam komposisi 50-50 dengan bahan bakar Jet A-1 hasil turunan dari kerosene. Evaluasi biaya produksi bahan bakar biojet yang digunakan tahun lalu untuk angkatan bersenjata Amerika Serikat adalah lebih dari $ 70 per galon, harga yang membuatnya sangat tidak kompetitif dengan bahan bakar fosil hidrokarbon. Pendukung biofuel berpendapat bahwa biaya pengolahan akan menurun seiring dengan meningkatnya volume produksi.

BUATLAH PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK SOAL-SOAL BERIKUT DAN CARILAN PENYELESAIANNYA. PEMODELAN DAN PENYELESAIAN DISERAHKAN PADA MASING-MASING PESERTA. Disarikan dari http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/5263-mengenal-coal-watermixture-cwm-sebagai-pengganti-minyak-berat.html RABU, 14 DESEMBER 2011 00:00 WIB

JAKARTA - Melimpahnya sumber daya mineral dan batubara serta menurunnya produksi minyak mentah, membuat pemerintah mulai mengembangkan batubara sebagai bahan bakar dan bahan baku. Salah satu yang dikembangkan adalah coal to slurry atau coal water mixture (CWM) dari batubara rendah, sebagai pengganti minyak berat. Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi, pencarian terhadap suatu sistem energi yang ramah lingkungan dan efisien mengharuskan kita untuk melihat sumber energi lain selain minyak dan gas bumi. Penggunaan batubara sebagai sumber energi utama juga semakin hari semakin meningkat di beberapa negara terutama sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik, industri semen, dan industri-industri lainnya. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah tentang penganekaragaman atau diversifikasi energi, batubara merupakan alternatif energi pengganti minyak bumi dan gas untuk masa kini maupun masa-masa mendatang. Dalam konteks pasar dunia, Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir batubara uap (steam coal) utama di dunia meskipun konsep kebutuhan dalam negeri tetap lebih diutamakan daripada untuk ekspor. Indonesia mempunyai sumber daya batubara yang cukup besar, yaitu mencapai 105,7 milyar ton. Sebagian besar sumber daya tersebut termasuk ke dalam batubara peringkat rendah berupa lignit dan sub-bituminus. Tingginya kadar air menyebabkan rendahnya nilai kalor, sehingga pemanfaatan batubara jenis ini menjadi terbatas dan sulit untuk dipasarkan, terutama menyangkut masalah transportasi. Harga jual batubara peringkat rendah sangat murah dan tidak ekonomis untuk diekspor. Berbagai penelitian mengenai pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar, telah banyak dilakukan oleh para peneliti baik di Indonesia maupun di luar negeri. Penelitian-penelitian tersebut pada umumnya dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan bahan bakar berbasis batubara yang relatif bersih seperti halnya BBM. Saat ini kebutuhan minyak bakar (marine fuel oil=MFO) untuk industri di Indonesia mencapai 2,45 juta kiloliter/tahun. Jika industri tersebut beralih ke CWM, maka diperoleh penghematan sebesar Rp 1,225 triliun/tahun. Batubara peringkat rendah Indonesia jika digunakan sebagai bahan baku, akan menghasilkan CWM dengan konsentrasi batubara yang rendah, sehingga nilai kalor menjadi rendah pula. Untuk mengatasi hal tersebut, maka batubara peringkat rendah perlu mengalami proses upgrading terlebih dahulu, baik dengan proses upgraded brown coal (UBC) maupun hot water drying (HWD).

Untuk menghitung keekonomian CWM, perhitungan didasarkan kepada biaya produksinya. Sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM, harga CWM tergantung pada beberapa faktor yang cukup kompleks. Formula yang sederhana adalah: Harga CWM = (Harga batubara di area tambang) + (biaya proses termasuk biaya pengolahan dan upgrading) + (biaya transportasi, penyimpanan, penanganan dan lain-lain) Saat ini kebutuhan minyak berat untuk industri yang berada di sekitar Jabodetabek dan Lampung yang berpotensi untuk beralih ke CWM mencapai 2,45 juta kiloliter/tahun dengan biaya sebesar Rp 8,575 triliun (harga minyak berat = Rp. 3,5 juta/kiloliter). Jika industri tersebut beralih ke CWM, maka kebutuhan CWM adalah 4,9 juta kiloliter/tahun (untuk menghasilkan energi yang sama, 1 kiloliter minyak berat setara dengan sekitar 2 kiloliter CWM) dengan biaya sebesar Rp. 7,350 triliun (harga CWM = Rp. 1,5 juta/kiloliter). Dari pengalihan minyak berat ke CWM ini akan diperoleh penghematan sebesar Rp 1,225 triliun/tahun. Apabila industri-industri yang berada di luar Jabodetabek dan Lampung juga beralih ke CWM, maka tentunya penghematan negara akan lebih besar lagi diperkirakan akan mencapai nilai lebih dari Rp. 2 triliun/tahun.