PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP ...

138 downloads 630 Views 294KB Size Report
Struktur organisasi mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada ... Manual atau pedoman yang tertulis membuat struktur organisasi lebih berarti ...
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia, modal dan informasi menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Sumber – sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan tekhnis sehingga mempunyai t ingkat hasil guna yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang dio lah. Melalu i perbaikan kerja, pemborosan waktu, tenaga, dan berbagai input lainnya akan bisa dikurangi sejauh mungkin hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak hal yang bisa dihemat. Yang jelas waktu tidak terbuang sia – sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik, efektif dan efesien. Produktivitas merupakan sebuah alat rangkuman tentang jumlah dan kualitas performa pekerjaan, dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber – sumber daya. Filosofi mengenai produktivitas mengandung arti keinginan dan usaha dari set iap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya. Pandangan ini memberi semangat cukup mendalam dan memungkinkan set iap orang yang memahaminya memandang kerja, baik secara individu maupun berkelo mpok dalam suatu organisasi sebagai suatu keutamaan. Mengutamakan bekerja dengan mengacu kepada unsur efesiensi dan efekt ivitas inilah yang merupakan penjabaran secara tekhnis dari konsep

14

Universitas Sumatera Utara

produktivitas. Produktivitas yang lebih t inggi berarti bahwa dipero leh hasil yang lebih besar dengan menggunakan sumber yang sama, atau dengan perkataan lain jumlah yang sama telah dihasilkan dengan biaya yang lebih rendah. Kerja yang bermalas – malas ataupun korupsi jam kerja bukanlah menunjang pembangunan, melainkan menghambat kemajuan yang semestinya dicapai. Sebaliknya kerja yang efekt if menurut jumlah jam kerja yang seharusnya serta isi kerja yang sesuai dengan uraian kerja masing – masing pekerja, akan dapat menunjang serta mendorong kelancaran usaha baik secara individu

maupun secara

menyeluruh.

Banyak

dari produktivitas kerja

diabaikan bahkan secara sengaja dilanggar. Sikap mental seperti ini tidak akan menimbulkan

suasana

kerja

yang

optimis,

apalagi

diharapkan

untuk

menciptakan metode dan sistem kerja yang produktif disemua perangkat kerja yang ada. Kerja produktif memerlukan keterampilan yang sesuai dengan uraian tugas sehingga menimbulkan penemuan – penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja atau minimal mempertahankan hasil yang sudah baik. Produktivitas kerja memerlukan prasyarat lain sebagai faktor pendukung yaitu: kemajuan kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi dan hubungan kerja yang harmonis.

15

Universitas Sumatera Utara

Tanggung jawab peningkatan produktivitas di perusahaan terutama terletak dalam tangan manajemen. Dalam masing – masing perusahaan hanya manajemenlah yang dapat menjalankan program produktivitas. Hanya pihak manajemen yang dapat menciptakan hubungan antar manusia yang serasi dan dengan demikian memperoleh kerjasama dari pekerja, syarat mutlak untuk berhasil dengan sesungguhnya, meskipun dalam hal ini kemauan dari pihak pekerja diperlukan pula (ILO, 1986 : 7). Struktur organisasi mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan, karena dengan struktur organisasi inilah dapat diketahui garis wewenang / tanggung jawab, membantu menjelaskan arti dan status dari bermacam – macam unit organisasi serta memperbaiki hubungan yang ada. Manual atau pedoman yang tertulis membuat struktur organisasi lebih berarti bagi karyawan, membantu personalia mengaktifkan seluruh struktur organisasi bagi karyawan, membuatnya lebih dimengerti serta mengembangkan kesetiaan dan dukungan (Malayu.S.P.Hasibuan, 1996 : 61). Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana membentuk atau menyatukan studi struktur organisasi dalam bekerja untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Untuk itu diperlukan kejelasan dalam menafsirkan struktur organisasi agar terbentuk satu penilaian yang seragam diantara pegawai dalam memandang dan menterjemahkan struktur yang ada kedalam tugas – tugas dan wewenangnya. Demikian pula Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yang merupakan organisasi / instansi yang sangat vital. Masyarakat dan pemerintah selalu mengharapkan agar pelayanan rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta mampu memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan yang optimal bagi setiap pengguna yang

16

Universitas Sumatera Utara

memanfaatkannya. Dalam persaingan yang semakin ketat dan dalam lingkungan politik, ekonomi dan sosial yang serba tidak menentu saat ini rumah sakit sulit menentukan perkembangannya dimasa mendatang. Untuk itu, masalah produktivitas kerja pegawai di lingkungan rumah sakit perlu ditingkatkan melalui studi struktur organisasi. Rumah Sakit Islam Malahayati Medan juga tidak terlepas dari permasalahan produktivitas kerja pegawai, Masalah disiplin kerja masih terdapat dalam rumah sakit ini,tidak sedikit pegawai yang sering datang terlambat, tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Bahkan sudah diberi Surat Peringatan (SP) tetapi masih tetap mengulanginya. Untuk itu penerapan disiplin harus lebih ditingkatkan lagi, agar tercipta pegawai yang berorientasi pada peningkatan produktivitas. Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian tentang : ”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.”

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya suatu penelitian dan untuk lebih memudahkan penelitian nantinya. Hal ini senada dengan pendapat "agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka penulis merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa" (Arikunto, 2001: 17).

17

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut : "Adakah Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan”

1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui struktur organisasi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2. Untuk mengetahui produktivitas kerja para pegawai di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap produktivitas kerja di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa Ilmu Administrasi umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik dalam menambah kajian maupun sebagai referensi bagi mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian ini. 3. Untuk penulis, penelitian ini merupakan wahana dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kemampuan berfikir melalui

18

Universitas Sumatera Utara

karya ilmiah. Selain itu juga untuk mencoba menetapkan berbagai teori yang didapat di bangku perkuliahan. 4. Secara praktis diharapkan berguna bagi Rumah Sakit Islam Malahayati dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

1.5 Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih (Nawawi, 1990 : 40). Oleh sebab itu, untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berpikir yaitu kerangka teori. Dalam penelitian ini, yang menjadi kerangka teorinya adalah: 1.5.1 Struktur Organisasi 1.5.1.1 Pengertian Organisasi Organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Setiap orang tentunya pernah ataupun sedang berada di dalam sebuah organisasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa organisasi yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah keluarga. Kemudian yang dikatakan sebagai organisasi yang terbesar adalah sebuah Negara. Oleh karena itu tentunya seseorang secara sadar atau tidak sadar, mau tidak mau, ia telah berada di dalam sebuah organisasi. Berikut ini ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai organisasi, antara lain: 1. Louis A. Allen (dalam Hasibuan, 2001:119) mendefinisikan organisasi sebagai proses penentuan dan pengelompokan pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan

19

Universitas Sumatera Utara

melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan. 2. Hasibuan (2001:120) menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja. 3. Menurut Pradjudi Atmosudiro (dalam Hasibuan, 2001:121) organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu. 4. Menurut G. R. Terry (dalam Supardi, 2002:4) organisasi berasal dari perkataan `organisme' yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian diintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan. Jadi sebuah organisasi terdiri dari dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan hubungan-hubungan. Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem perserikatan, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi ini hanya menjadi wadah dan alat untuk melakukan proses manajemen, dan oleh sebab itu, organisasi sebagai sebuah wadah tentunya memiliki beberapa unsur, yaitu: 1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin (bawahan). 2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya. 3. Tujuan artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.

20

Universitas Sumatera Utara

4. Pekerjaan, artinya organisasi itu baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan. 5. Struktur, artinya organisasi itu baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama antara manusia yang satu dengan yang lainnya. 6. Teknologi, artinya organisasi itu baru ada jika terdapat unsur teknis. 7. Lingkungan (environment external social system), artinya organisasi itu baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerja sama sosial. (Hasibuan, 2001: 122) Jika dilihat dari beberapa unsur yang disebutkan di atas, salah satu yang paling penting yang harus ada dalam sebuah organisasi adalah sebuah struktur. Struktur organisasi harus dirancang dan dibangun sesuai dengan perkembangan organisasi dan juga harus disesuaikan dengan kemampuan organisasi tersebut. Pengembangan struktur organisasi harus ditekankan pada prinsip-prinsip organisasi komunikasi, pada azas pertukaran informasi dan kewajiban bawahan untuk selalu melaporkan kepada atasan tentang jalannya operasi dan pada azas kewajiban pimpinan untuk selalu mengadakan pengecekan terhadap, jalannya pelaksanaan perintah-perintahnya. Sebab fungsi dari struktur organisasi itu sendiri adalah untuk menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan dan berupa pewadahan atau pengaturan lebih lanjut daripada kekuasaan. pekerjaan, tanggung jawab dan orang-orang yang harus ditatahubungkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga setiap orang tahu apa kedudukannya, apa tugasnya, apa tanggung jawabnya, apa kewajibannya, apa fungsinya, apa pekerjaannya, apa haknya, apa wewenangnya, siapa atasannya, siapa bawahannya dan bagaimana cara berhubungan satu sama lain (Supardi, 2002: 30).

21

Universitas Sumatera Utara

1.5.1.2 Prinsip – Prinsip Organisasi Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, diperlukan suatu prinsip – prinsip

tertentu yang harus dianut sebagai pedoman agar kegiatan organisasi dapat

berjalan dengan lancar. Prinsip – prinsip tersebut yaitu: 1. Perumusan tujuan dengan jelas (Formulation of the objective) 2. Pembagian tugas pekerjaan (Division of works) 3. Pendelegasian wewenang (Delegation of Authority) 4. Rentang kekuasaan (Span of control) 5. Tingkat pengawasan (Level of controlling) 6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab (Unity of command and responbility) 7. Koordinasi (Coordination). (Manullang, 1977 : 87) Stonner (1989 : 316) merumuskan struktur organisasi sebagai susunan dan hubungan antara bagian – bagian komponen dan posisi dalam suatu perusahaan. Berdasarkan pengertian dan defenisi struktur organisasi diatas dapat kita lihat bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan hubungan sesama fungsi – fungsi, bagian – bagian dan juga pembagian kegiatan – kegiatan. Struktur organisasi juga menggambarkan hierarki dalam organisasi, termasuk wewenang dan tanggung jawab yang berbeda. Dari uraian diatas juga dapat dilihat unsur – unsur yang terdapat dalam struktur organisasi. Unsur - unsur tersebut adalah: 1. Spesialisasi kegiatan 2. Standarisasi kegiatan

22

Universitas Sumatera Utara

3. Koordinasi kegiatan 4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan 5. Rentang kekuasaan (Handoko, 1991 : 170).

1. Spesialisasi Kegiatan Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas – tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas – tugas tersebut menjadi satuan – satuan kerja. Spesialisasi mengakibatkan peningkatan produktivitas, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian di bidang tertentu sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan. 2. Standarisasi Kegiatan Merupakan prosedur – prosedur yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan atau pekerjaan seperti yang direncanakan. Dengan adanya standarisasi kegiatan yang telah ditetapkan, maka pegawai merasa lebih mudah melaksanakan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi yang hendak dicapai. 3. Koordinasi Kegiatan Menunjukkan prosedur – prosedur yang mengintegrasikan fungsi – fungsi satuan – satuan kerja dalam organisasi. Dengan adanya koordinasi yang dilaksanakan oleh setiap organisasi, maka ada kerjasama yang bias timbul, baik antara atasan dengan para pegawai, maupun pegawai dengan pegawai lainnya, guna menciptakan kondisi yang harmonis sehingga bisa mempercepat arah laju perkembangan organisasi tersebut.

23

Universitas Sumatera Utara

4. Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan Merupakan batas perluasan bagi jenis kekuasaan dan wewenang dari atas kebawah dalam hierarki organisasi. Dengan demikian pengertian desentralisasi berhubungan erat dengan konsep partisipasi dalam pengambilan keputusan. 5. Rentang kekuasaan Bertambah besarnya ukuran organisasi akan mempunyai hubungan yang positif dengan peningkatan efesiensi, karena berdasarkan unit kerja juga mempengaruhi produktivitas, karena diantara para pekerja saling mengenal labih baik yang bertujuan membina dan membangun keluarga yang erat. Sementara itu, menurut Drucker (dalam Sutarto, 1993 : 45) ada 3 jalan untuk menemukan struktur yang membantu pencapaian tujuan yaitu: 1. Analisis kegiatan adalah menemukan pekerjaan apa yang harus dilakukan, pekrjaan apa saja yang tergolong sama yang diberikan kepada setiap kegiatan didalam struktur organisasi. 2. Analisa keputusan adalah merancang suatu struktur organisasi, yang juga berkenaan dengan keputusan yang harus dibuat. 3. Analisa hubungan adalah merancang suatu hubungan dalam organisasi yaitu hubungan vertikal (atasan dengan bawahan) dan hubungan horizontal (hubungan kesamping atau sejajar), tujuan menganalisa ini bukan hanya untuk membantu merumuskan struktur saja, melainkan juga untuk memberikan pedoman penempatan tenaga kerja dalam struktur. Jadi dalam membuat struktur organisasi harus terlebih dahulu mengetahui jenis kegiatan atau pekerjaan yang dibuat, keputusan – keputusan apa saja yang harus dibuat,

24

Universitas Sumatera Utara

keputusan – keputusan apa saja yang harus diambil, dan hubungan yang ada dalam organisasi. Hal ini berguna agar para pegawai dapat ditempatkan sesuai dengan keahliannya masing – masing sehingga tercapai suatu produktivitas yang tinggi dalam organisasi. Selain itu struktur organisasi yang telah ditetapkan harus diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Ini berguna untuk membantu menjelaskan arti dan posisi dari para pegawai dalam perusahaan atau organisasi.

1.5.1.3 Pengertian Struktur Organisasi dan Bentuk Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan kesatuan kerangka organisasi yang ditetapkan untuk proses manajerial, sistem, pola tingkah laku yang muncul dan terjadi dalam praktek penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Berikut ini ada beberapa defenisi yangn dikemukakan para ahli mengenai struktur organisasi yaitu: 1. Menurut The Liang Gie (dalam Hasibuan, 2001:127) struktur organisasi adalah organisasi kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing dalam kebulatan kerja sama. 2. Sedangkan menurut Hasibuan (Hasibuan, 2001:128), struktur organisasi adalah suatu gambar

yang

menggambarkan tipe organisasi,

pendepartemenan organisasi

kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. 3. Durrant (dalam Sutarto, 1993 : 42) struktur organisasi adalah bagan hubungan dan tugas – tugas dari orang – orang yang digunakan oleh organisasi terutama sekali pelaksanaan fungsi – fungsi manajerial.

25

Universitas Sumatera Utara

4. Anderson (dalam Sutarto, 1993 : 43) mendefenisikan struktur organisasi sebagai susunan hubungan – hubungan, pertanggung jawaban, dan wewenang melalui tujuan perusahaan pada pencapaian sasarannya. Maksud dari adanya struktur organisasi ini adalah untuk membantu dalam pengaturan dan pengarahan usaha – usaha organisasi sehingga memudahkan koordinasi dan konsisten dengan tujuan – tujuan organisasi. Bentuk hubungan diantara fungsi – fungsi yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut mempunyai ciri – ciri tersendiri yang selanjutnya dapat membedakan bentuk organisasinya. Berdasasarkan tipe – tipe dan wewenang, maka bentuk struktur organisasi dapat dibedakan sebagai berikut: a. Organisasi Lini (Line Organization) b. Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization) c. Organisasi Fungsional (Functional Organization) d. Organisasi Lini, Staff dan Fungsional (Line, Staff, and Functional Organization) e. Organisasi Komite (Committee Organization).(Sutarto 1993 : 18)

a. Struktur Organisasi Lini (Line Organization) Dalam organisasi lini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan bersangkutan. Organisasi lini pada pokoknya adalah suatu bentuk

26

Universitas Sumatera Utara

organisasi yang didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan. Adapun ciri-ciri organisasi lini: 1. Organisasinya relatif kecil dan masih sederhana. 2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek. 3. Pucuk pimpinan biasanya pemillik perusahaan. 4. Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal. 5. Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak begitu beraneka macam. 6. Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan kebijaksanaan organisasi. 7. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya, artinya disamping pekerjaan pokoknya, ia masih berkuasa dan bertanggung jawab pula dalam tugas-tugas tambahan, seperti urusan kepegawaian, keuangan, administrasi, dan lain sebagainya. b. Struktur Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization) Organisasi ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menentukan keputusan, kebijakan, dan merealisasikan tujuan perusahaan dan dalam hal ini pimpinan dibantu oleh staf. Tugas para staf hanya untuk memberikan bantuan,

27

Universitas Sumatera Utara

pemikiran saran-saran, data, informasi sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan keputusan dan kebijaksanaan. Tipe organisasi lini dan staf ini biasanya digunakan untuk organisasi besar, daerah kerjanya luas, dan pekerjaannya banyak. Ciri-ciri struktur Organisasi Lini dan Staf: 1. Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staf. 2. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf 3. Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung. 4. Organisasinya besar, karyawannya banyak, dan pekerjaannya bersifat kompleks. 5. Hubungan antara atasan dan bawahannya tidak bersifat langsung. 6. Pimpinan dan karyawan tidak semuanya saling mengenal. 7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal. Wewenang lint (line authority) adalah kekuasaan, hak, dan tanggungjawab langsung bagi seseorang atas tercapainya tujuan. ia berwenang mengambil keputusan, kebijaksanaan, dan berkuasa serta harus bertanggungjawab langsung agar tercapainya tujuan perusahaan. Wewenang staf (staff authority) adalah kekuasaan dan hak hanya untuk memberikan data, informasi, pelayanan, dan pemikiran untuk membantu kelancaran tugas-tugas manajer lini. c. Struktur Organisasi Fungsional (Functional Organization) Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam kerja yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan. pada

28

Universitas Sumatera Utara

"spesialisasi" yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan tugas atau pekejaan sesuai deagan spesialisasinya. Direktur utama (Dirut) mendelegasikan wewenang kepada direktur dan direktur ini memerintahkan tugas atau spesialisasinya kepada pelaksananya. Jelasnya pelaksana atau bawahan mempunyai beberapa orang atasan langsungnya. Yang menciptakan organisasi fungsional ini adalah F.W. Taylor, Ciri-ciri struktur Organisasi Fungsional adalah: 1. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan. 2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan. 3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya. 4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas. 5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi. d. Struktur Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional (Line, Staff, and Functional Organization) Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional dan biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan Komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional. e. Organisasi Komite (Committee Organization) Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite mengutamakan

pimpinan

artinya

dalam

29

organisasi

terdapat

pimpinan

Universitas Sumatera Utara

“kolektif/presidium/plural executif” dan komite ini bersifat manajerial. Organisasi komite ini ada bersifat “tetap” dan ada juga yang bersifat “sementara”. Ciri – ciri Organisasi Komite adalah: 1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu. 2. Wewenang semua anggota sama besarnya. 3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif. 4. Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas. 5. Keputusan merupakan keputusan semua anggota.

1.5.2 Produktivitas Kerja 1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja Pengertian produktivitas kerja dipandang sebagai konsep filosopis, merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Dimana kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Pengertian produktivitas sebenarnya menyangkut aspek yang luas, yaitu modal (termasuk lahan), biaya, tenaga kerja, energi, alat, dan teknologi. Secara umum, produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output) yang dicapai dengan masukan (input) yang diberikan. Produktivitas juga merupakan hasil dari efisiensi

30

Universitas Sumatera Utara

pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Menurut

Siagian (2002:54)

produktivitas kerja

merupakan kemampuan

memperoleh manfaat dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran (output) yang optimal, bahkan kalau mungkin maksimal. Kemampuan yang dimaksud dalam defenisi tersebut tidak hanya berhubungan dengan sarana dan prasarana, tetapi juga berhubungan dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia. Menurut Blecher

(dalam Wibowo, 2007:241) produktivitas kerja adalah

hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasikan dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu. Menurut Sinungan (2000:12) produktivitas kerja adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedang keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas adalah nilai output dalam hubungan input tertentu, produktivitas biasanya dunyatakan sebagai imbangan dari hasil kerja rata – rata dalam hubungannya dengan jam rata – rata dari tenaga kerja yang diberikan dalam proses tertentu. Jadi hasil kerja yang dicapai (produktivitas kerja) adalah target di dapat melalui kualitas kerja para pegawai melakukan tugasnya yang sesuai dengan waktu yang ditentukan ketepatan waktu.

31

Universitas Sumatera Utara

1.5.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja Menurut Siagian (2002:10) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah : a. Perbaikan terus-menerus Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus-menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi dengan baik, akan tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian filsafat manajemen mutakhir. Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus-menerus berubah, baik secara internal maupun secara eksternal. b. Peningkatan Mutu Hasil Kerja Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan dimana organisasi terlibat. Berarti mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksanaan tugas penunjang, dalam organisasi. Suatu organisasi yang mendapat penghargaan, penghargaan itu diberikan bukan hanya karena keberhasilan organisasi meningkatkan mutu produknya, akan tetapi karena dinilai berhasil meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan proses manajerial dalam organisasi yang bersangkutan. c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategis dalam organisasi. Karena itu memberdayakan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat

32

Universitas Sumatera Utara

mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki organisasi. Dalam memberdayakan manusia terdapat beberapa strategi, yaitu : •

Mengakui harkat dan martabat manusia.



Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut



Penerapan gaya manajemen yang partisipasif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi



Perkayaan mutu kekaryaan, mencakup paling sedikit lima hal, yaitu : penyeliaan yang simpatik, pekerjaan yang menantang, sistem imbalan yang efektif, kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan, dan sistem umpan balik.

1.5.3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Produktivitas Kerja Penilaian pegawai yang berbeda – beda dalam menafsirkan struktur organisasi yang ada itu perlu diarahkan dan kalau bisa disatukan dengan tujuan dan maksud dari organisasi. Inilah bagian yang penting dalam upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai tersebut, Karena jika pegawai mengetahui dengan jelas struktur yang ada, dalam arti mengetahui bagian / unitnya dalam organisasi maka pegawai tersebut akan mengetahui tugas dan kewajibannya dalam organisasi tesebut sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam mengerjakan suatu tugas yang sama oleh unit / bagian yang berbeda. Struktur organisasi merupakan unsur – unsur spesialisasi kegiatan, standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, serta rentang kekuasaan. Spesialisasi kegiatan berguna agar ada pembagian tugas secara spesifik atau penyatuan tugas – tugas yang berkaitan ke dalam suatu deparemen sehingga

33

Universitas Sumatera Utara

akan mengurangi pemborosan baik waktu tenaga dan uang. Untuk itu diperlukan standar buku yang menjadi indikator keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh unit – unit organisasi. Hal ini perlu untuk menilai apakah kegiatan telah sesuai seperti yang diharapkan atau untuk menilai apakah produktivitas kerja meningkat. Apabila struktur organisasi telah sesuai dengan upaya peningkatan produktivitas bagi pegawai, maka tugas – tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat terlaksana dengan baik. Apabila tugas dan tanggung jawab dapat berjalan sesuai dengan isi kerja yang telah ditetapkan maka peningkatan produktivitas kerja pegawai akan dapat dilakukan dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas organisasi. Dengan demikian struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam hal pemberian atau membagi – bagi bidangn kerja pada pegawai maupun pimpinan organisasi. Karena struktur organisasi yang jelas akan mempermudah setiap organisasi untuk memahami posisinya. Oleh sebab itu struktur organisasi mempunyai pengaruh yang besar bagi produktivitas kerja pegawai misalkan dalam meningkatkan hasil kerja pegawai yang melebihi target yang telah ditetapkan, khususnya perilaku individu pegawai, prestasi kerja, kedisiplinan, serta kesabaran, sehingga produktivitas kerja pegawai menjadi efektif dan efisien. Pengertian Pegawai Dilihat secara umum bahwa pegawai adalah sebagai pekerja di dalam suatu organisasi / perusahaan baik pemerintahan maupun swasta untuk mencapai upah dimana ia bekerja. Oleh sebab itu, setiap pekerja dalam suatu kantor dikatakan pegawai. Menurut Moekijat dalam bukunya yang berjudul ”Management Kepegawaian dan Hubungan – hubungan dalam Perusahaan”, mengatakan bahwa: ”pegawai merupakan orang – orang

34

Universitas Sumatera Utara

yang bekerja pada suatu kantor perusahaan, baik swasta maupun pemerintah untuk mendapatkan upah dimana ia bekerja” (1983 : 93). Selanjutnya Syamsu, dalam bukunya yang berjudul ”Sistem dan Prosedur Kerja”, mengatakan bahwa ”pegawai merupakan sekelompok manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi, yang mempunyai tujuan untuk masa depan si pegawai” (1984 : 25) Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pegawai adalah sekelompok manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan baik di pemerintahan maupun di swasta untuk mendapatkan upah/gaji dalam melaksanakan pekerjaan. Pegawai sangat berperan dalam meningkatkan dan mengembangkan kerja yang baik atau efektif di dalam suatu organisasi / perusahaan, karena di dalam organisasi tanpa pegawai semua bagian / bidang kerja yang telah disediakan menjadi hampa (sia – sia). Oleh sebab itu, setiap pegawai harus diperhatikan perusahaan dimana ia bekerja, misalnya keselamatan kerja, kesehatan maupun peraturan – peraturan yang berlaku. Jelas bahwa pegawai sebagai syarat utama untuk mencapai hasil kerja yang efektif, khususnya dalam mencapai tujuan suatu perusahaan dimana dia bekerja. Apabila struktur organisasi telah sesuai dengan upaya meningkatkan produktivitas bagi pegawai, maka tugas – tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat terlaksana dengan baik. Apabila tugas dan tanggung jawab dapat berjalan sesuai dengan isi kerja yang telah ditetapkan maka peningkatan produktivitas kerja pegawai akan dapat dilakukan dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas organisasi.

35

Universitas Sumatera Utara

1.6 Hipotesis Sugiono (2002 : 51) memberikan defenisi bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis Alternatif (Ha) "Terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai". 2. Hipotesis Nol (Ho) "Tidak terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai".

1.7 Definisi Konsep Menurut Singarimbun (1995:33), konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti. Beberapa konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1. Struktur organisasi adalah kesatuan kerangka organisasi yang ditetapkan oleh proses manajerial, sistem, pola tingkah laku yang muncul dan terjadi di dalam praktek penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Istilah struktur organisasi berkaitan

36

Universitas Sumatera Utara

dengan unsur – unsur spesialisasi kegiatan, standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, serta rentang kekuasaan. 2. Produktivitas kerja adalah upaya menunjukkan suatu hasil kerja dengan jalan memperbaiki berbagai faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja untuk mencapai tujuan dan sasaran manajemen suatu organisasi yang meliputi prestasi kerja, kualitas kerja, kuantitas kerja, dan disiplin kerja dalam mengerjakan tugas serta penghargaan yang diterima hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Bagan struktur organisasi yang mempengaruhi produktivitas kerja STRUKTUR ORGANISASI • • • •



PRODUKTIVITAS KERJA

Spesialisasi Kegiatan Standarisasi Kegiatan Koordinasi kegiatan Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan Keputusan Rentang kekuasaan

37



Prestasi Kerja



Kualitas Kerja



Kuantitas Kerja



Disiplin Kerja

Universitas Sumatera Utara

Definisi Operasional Menurut Singarimbun (1995:46), definisi operasional adalah unsur – unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisis dari variabel – variabel tersebut. Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel bebas/ Independent Variabel (X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah struktur organisasi dengan indikatornya sebagai berikut: a. Spesialisasi kegiatan yaitu yang berkenaan dengan spesifikasi tugas – tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas – tugas tersebut menjadi satuan – satuan kerja (Departementalisasi). b. Standarisasi kegiatan merupakan prosedur – prosedur yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan yang seperti direncanakan. c. Koordinasi

kegiatan

yaitu

menunjukkan

prosedur



prosedur

yang

mengintegrasikan fungsi – funsi satuan kerja dalam organisasi. d. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yang menunjukkan lokasi (letak) pembuatan keputusan dan seberapa jauh keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusan itu. e. Rentang kekuasaan, yang menunjukkan jumlah orang yang setepatnya menjadi bawahan seorang pemimpin sehingga pemimpin itu dapat memimpin dalam suatu kelompok kerja.

38

Universitas Sumatera Utara

2. Variabel Terikat/Dependent Variabel (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produktivitas kerja dengan indikatornya sebagai berikut: a. Prestasi Kerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh pegawai/karyawan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya secara efesien dan efektif.Dapat dilihat dengan indikator: •

Kecakapan adalah kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan seseorang untuk menjalankan pekerjannya.



Pengalaman kerja merupakan proses pembentukan pengetahuan / keterampilan tentang metode suatu pekerjaan.

b. Kualitas Kerja adalah mutu yang dihasilkan didasarkan pada standar yang ditetapkan. Dapat dilihat dengan indikator: •

Keterampilan kerja adalah kemampuan (kecakapan) dan penguasaan pegawai atas teknis pelaksanaan tugasnya.



Keberhasilan kerja merupakan kepuasan pemberian tugas (atasan) dengan hasil kerja sebagai bukti pegawai dapat melaksanakan intruksi dengan tepat.

c. Kuantitas Kerja adalah banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan. d. Disiplin kerja merupakan sikap kewajiban dari seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala aturan keputusan yang telah ditetapkan dan menghargai waktu dan biaya.

39

Universitas Sumatera Utara

1.9 Sistematika Penulisan BAB I

: PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II

: METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, teknik pena.rikan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisi gambaran umum mengenai objek atau lokasi penelitian yang relevan dengan topik penelitian.

BAB IV

: PENYAJIAN DATA Berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB V

: ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Bab ini berisi analisa data dari set iap data yang disajikan yang diperoleh setelah melakukan penelitian.

BAB VI

: PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran untuk kemajuan objek penelitian.

40

Universitas Sumatera Utara