Pengelolaan Harta Suami dan Isteri - Syariah Online

8 downloads 100 Views 239KB Size Report
suami hanya sebagian saja bukan 100 % harta suami adalah milik istri, ... Bukankah hasil musyawarah dan komunikasi yang efektif atas dasar cinta kasih akan ...
Pengelolaan Harta Suami dan Isteri

Assalmu’alaikum w.w Ustadz/ustadzah saya mau bertanya… Saya mempunyai masalah dgn suami,. Semua berawal dri diskriminasi suami thd saya.. disaat saya tdk bekerja saya tdk bsa memberi ortu uang belanja bgtu jg ntk adik2 smua dikarenakan suami keberatan dan setiap beliau memberi uang belanja utk ibu atw kel beliau bgi saya g keberatan.dan dikarenakan itu, saya bekerja lgi namun impian saya telah bekerja pun tdk bsa terwujud saya tetap tdk bsa memberi uang belanja utk ortu dan adik2 jg dikarenakan hal yg sama,akhirnya suatu hari saya diam2 memberi uang nt adik2 dan suami mengetahui beliau saya marah2 kpda saya dengan membela diri saya mengatakan kpda beliausaya pun ingin berbakti kpda ortu dan kel dan mengusut semua pemberian yg beliau berikan kpd kelnya,rasanya saya sdah cukup bersabar dgn melihat smua keadaaan ini ustadz/ustadzah,selain itu mertua saya terlalu byk tuntutan thd suami dan terlalu byk ikut campur dlm urusan RT kami.. satu lagi bila saya mengingatkan suami utk beribadah shalat atw puasa bln ramadhan ini bgtu byk alasan dari beliau.. tpi knapa demi seseorang saya memintanya beliau mau melakukannya.. apa yg harus saya lakukan ustadz/ustadzah?jujur saya sdah tdk tahan lagi mendapat tekanan demi tekanan dari beliau… bantu saya dlm masalah ini.. Terima kasih sebelumnya atas bantuan ustadz/ustadzah.

Jawaban

Assalamu alaikum wr.wb.

Dalam kasus ini ada beberapa hal yang perlu di perhatikan : yaitu,

1. Harta suami dan pengelolaannya.

Islam telah memberikan penjelasan masalah nafkah dan tanggung jawabnya dibebankan kepada seorang laki-laki. Nafkah yang menjadi beban tanggung jawab seorang laki-laki tidak hanya terbatas untuk anak dan istrinya saja, tetapi bisa jadi dalam kondisi tertentu seorang laki-laki juga harus menanggung nafkah ibu kandung, saudari perempuan ataupun keponakan yang miskin dan memiliki hubungan perwalian dengannya, sebagaimana dalam surat  24 : 31 Dengan demikian seorang istri harus menyadari bagaimana kondisi keluarga suami khususnya

1/3

Pengelolaan Harta Suami dan Isteri

terkait kondisi kemiskinan para perempuan yang menjadi mahrom dan yang menjadi tanggung jawab suami sebagai peralihan perwalian atas para perempuan tersebut. Hak istri dari harta suami hanya sebagian saja bukan 100 % harta suami adalah milik istri, sebagaimana tercantum dalam surat 4 : 34.

Dengan demikian perlu pengetahuan agama yang lebih luas sehingga setiap istri bisa berlapang dada berbagi harta suami dengan para perempuan yg menjadi mahrom suaminya. Cukuplah bagi kita kisah alqomah seorang sosok suami yang takluk dengan istri sehingga membuat alqomah berani menelantarkan ibu kandungnya hanya karena ketidak sudian istri berbagi sedikit harta suami dengan ibu mertuanya. Pada akhirnya akibat durhakanya Alqomah kepada ibunya membuat alqomah sulit menghadapi sakaratul maut karena Ridho Alloh swt diatas. Ridho ibunya.

2. Legalitas harta istri dan hak pengelolaannya.

Islam adalah agama yang adil bagi umatnya. Dalam masalah harta Islam juga mengakui legalitas harta perempuan dan Islam memberikan hak penuh kepada perempuan tersebut untuk mengelola sepenuhnya. Legalitas harta perempuan bisa jadi di dapati dari orangtua nya baik hibah ataupun warisan seperti dalam surat 4 : 7. Begitupun legalitas kepemilikan harta perempuan bisa jadi dari suaminya seperti dalam surat 4 : 4. Harta yang diakui kepemilikannya bagi perempuan islam memberikan hak penuh bagi perempuan untuk mengelolanya sendiri, sebagaimana kisah yang pernah terjadi pada istrinya ibnu mas'ud yang memiliki wirausaha sendiri dan dia kelola hasil dari usahanya ini untuk menafkahi keluarganya, suaminya dan untuk jihad fi sabilillah tanpa campur tangan suaminya , ternyata apa yang dilakukan zainab (istrinya ibnu masud) mendapatkan apresiasi dari Rosul dengan sabdanya " bagi dia (zainab) atas harta yang dia keluarkan akan mendapatkan 2 pahala, pahala sedekah dan pahala silaturahim. Jadi pada hakekatnya istri mengelola harta sendiri sesuai manajemen keuangan yg di buatnya tanpa campur tangan suami tidak lah di larang dalam Islam, hanya saja di karenakan suami istri sudah menjadi satu kesatuan dan kekuatan alangkan baiknya di lakukan dengan melibatkan komunikasi dan sharing dengan suami agar tidak terkesan individual dalam keluarga. Bukankah hasil musyawarah dan komunikasi yang efektif atas dasar cinta kasih akan menumbuhkan rasa saling peduli dan memiliki.

3.  Kewajiban dakwah Istri atas pelaksanaan  ibadah suami.

2/3

Pengelolaan Harta Suami dan Isteri

Dalam surat 9 : 70-71, Alloh swt sudah menetapkan bahwa menuju kesempurnaan dalam ibadah dan ketaatan perlu peran dan kerja sama dalam keluarga (antara suami dan istri / pria dan wanita). Tugas seorang da'iyah hanyalah mengajak dengan cara yang terbaik bukan menggurui dan menghakimi. Jika jalan dakwah dengan cinta ini sudah terpenuhi maka hasil dan perubahan prilaku orang yg kita dakwahi bukanlah kuasa kita, hanya saja kita bantu doa kepada Alloh swt agar Alloh swt membukakan pintu hidayah kepada beliau yg kita cintai karena Alloh swt.

4. Pilihan ketika hilangnya sakinah mawaddah wa rohmah dalam Rumah Tangga. Ikrar dan janji kita dalam membangun keluarga adalah menampakkan tanda-tanda Kekuasan Alloh swt dengan terjalinnya ketenangan, saling cinta daan kasih antara suami dan istri, sebagaimana surat 30 : 21. Jadi jika kita kehilangan jalinan sakinah, mawadah wa rohmah dalam rumahtangga berarti kita telah mengkhianati perjanjian dengan Alloh swt. Dengan demikian kita berkewajiban untuk mengislah (memperbaiki) kondisi tersebut dengan usaha mencari solusi agar kembali terwujud jalinan tersebut, setiap pasangan berkewajiban di hari selanjutnya dalam rumahtangga harus memiliki kesabaran menerima kekurangan pasangannya dan bersyukur atas kelebihan pasangannya agar masalah tidak kembali terjadi. Namun jika diantara mereka berdua (suami/istri) sudah tidak sanggup melaksanakan ikrar kesetiaan, bakti dan ibadah dalam rumahtangga maka pilihan yang lain adalah perceraian, meskipun ini adalah pilihan yang di benci Alloh swt.

Wallahu a'lam bish-shawab

Wassalamu alaikum wr.wb.

Nur Hamidah, Lc, MA

3/3