pengembangan bahan ajar fisika sma berbasis ... - HFI DIY-Jateng

30 downloads 306 Views 145KB Size Report
Pemodelan gejala fisika secara matematis bisa menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk melihat ... Grafik yang menjelaskan hubungan antara dua variabel fisis.
168

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 168-179

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA SMA BERBASIS SPREADSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKOMUNIKASI ILMIAH Sutardi SMA 5 Semarang Jln. Pemuda 143 Semarang. [email protected] 08122898637. (024)86457175 INTISARI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan rendahnya kemampuan berkomunikasi ilmiah di kalangan siswa dan belum dimanfaatkannya potensi spreadsheet (Microsoft Excel) dalam pembelajaran fisika. Pada umumnya siswa SMA mengenal Excel untuk administrasi perkantoran atau hitung keuangan. Potensi Microsoft Excel dapat digunakan dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model operasional bahan ajar fisika berbasis spreadsheet untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah. Bahan ajar yang dikembangkan berupa buku ajar fisika yang memuat aplikasi Microsoft Excel bagi siswa tingkat SMA. Kemampuan berkomunikasi ilmiah yang diharapkan dari siswa dengan aplikasi Microsoft Excel meliputi kemampuan : membuat rancangan spreadsheet, membuat tabel perhitungan, membuat grafik dan menginterpretasi grafik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau R& D yang meliputi tahap (1) Analisis Kebutuhan (2) Pengembangan Produk awal dan (3) Uji Coba dan Revisi. Melalui serangkaian uji dan revisi tersebut maka telah dapat dihasilkan bahan ajar fisika berbasis spreadsheet yang layak untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah. Kata Kunci: bahan ajar, spreadsheet, Microsoft Excel, berkomunikasi ilmiah

I.

PENDAHULUAN

Di dalam Kurikulum Tingkat satuan pelajaran (KTSP) SMA tercantum tujuan pembelajaran fisika yang antara lain agar peserta didik memiliki kemam-puan mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, menga-jukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, serta mengkomuni-kasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Komunikasi dapat berarti pertukaran informasi atau mengungkapkan perasaan atau pemikiran melalui ucapan, tulisan atau isyarat sedemikian hingga dapat dimengerti dengan baik (Encarta, 2006). Menurut Conny Semiawan komunikasi tidak hanya verbal tetapi dapat juga melalui grafik dan tabel dalam mengatur informasi dan atau menyampaikan hasil observasi sehingga polanya tampak jelas kemudian kesimpulannya dapat ditarik (Karso dkk, 1993:192). Fisika sebagi produk sains, terbentuk melalui hukum-hukum alam yang dapat disajikan dalam hubungan matematis. Pemodelan gejala fisika secara matematis bisa menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk melihat dan memberi makna fisis dari fenomena alam yang sesungguhnya terjadi. Kesulitan siswa memberi makna fisis dapat berakibat rendahnya kemampuan berkomunikasi ilmiah. Berdasarkan penelitian Taufikun dkk ditemukan bahwa kemampuan mahasiswa mengkomunikasikan hasil praktikum dengan grafik tergolong kecil (sedikit) (Taufikun dkk, 2005). Rendahnya kemampuan mahasiswa antara lain dalam hal penentuan variabel dan tidak lengkapnya pemaparan grafik sehingga menyulitkan pembacaan. Berdasarkan penelitian Setyani dkk (2005) ditemukan bahwa kemampuan menggambarkan grafik mahasiswa tergolong cukup Sedangkan kemampuan memberikan makna fisis hasil visualisasi grafik tergolong kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan memplot grafik dan memberikan interpretasinya belum baik. Pada siklus I penelitian tindakan oleh Nuroso (2005) ditemukan kebanyakan mahasiswa kurang menguasai pembuatan grafik dengan Microsoft Excel (Nuroso, 2005 : 49). Kemampuan bekerja dengan grafik merupakan kemampuan dasar para ilmuwan. Grafik dan interpretasinya sangat penting karena merupakan bagian integral dari eksperimen. Namun siswa sering keliru dalam menginterpretsi grafik. Dalam menginterpretasi grafik kinematika terdapat dua kesalahan utama yang sering dilakukan siswa (Beichmer, 1994; Murphy, 1999) yaitu pertama GAP (Graph as a Picture) yakni grafik dianggap sebagai gambar kejadian belaka. Siswa tidak dapat membedakan grafik dengan gambar lintasan. Kedua, SHC (Slope Height Confusion) yakni menganggap tinggi grafik s-t sebagai kecepatan bukannya kemiringan grafik sebagai kecepatan. Spreadsheet adalah program komputer yang mampu mengolah data berupa angka dan menyajikan dalam bentuk grafik. Salah satu program spreadsheet yang populer adalah Microsoft Excel. Program pengolah data Microsoft Excel merupakan program aplikasi Microsoft Office yang standar dan selalu tersedia pada sistem Windows. Dalam program ini terdapat fasilitas rumus dan fungsi yang dapat digunakan untuk mengolah data dengan cermat (MADCOMS, 2003:1). Selain itu Microsoft Excel dapat dimanfaatkan untuk memvisualkan berbagai model matematika. Hal ini dikarenakan Microsoft ISSN 0853 - 0823

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

169

Excel juga menyediakan fasilitas grafik yang bervariasi dan cukup mudah dipelajari (Kusrianto. 2006:1). Berdasarkan pada fakta di lingkungan penulis, melalui pengamatan, dialog informal dengan siswa, rekan guru atau sumber lain, ditemukan beberapa kenyataan antara lain: pada umumnya siswa SMA telah mengenal Microsoft Excel. Di tingkat SLTP siswa telah belajar tentang Microsoft Excel dari ekstrakurikuler Komputer atau pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Selain itu ada yang mengenalnya dari mengikuti kursus atau belajar dari lingkungan keluarganya. Pengalaman siswa menggunakan Microsoft Excel umumnya untuk mengelola keuangan atau administrasi perkantoran. Misalnya digunakan untuk menyelesaikan soal pembayaran gaji, pengolahan nilai atau pembukuan keuangan. Jarang atau hampir tidak ada yang berpengalaman menggunakan Microsoft Excel untuk menyelesaikan atau membantu belajar fisika. Kenyataan kurangnya aplikasi Microsoft Excel untuk bidang sains bagi siswa didukung oleh pengamatan penulis pada buku-buku TIK, LKS atau panduan di kursus-kursus tentang Microsoft Excel. Contoh kasus aplikasi Microsoft Excel umumnya adalah pengelolaan keuangan dan atau administrasi perkantoran. Jarang terdapat buku tentang Microsoft Excel yang menggunakan kasus-kasus matematika dan sains sebagai bahan kajian. Siswa di tingkat SMA/MA umumnya telah mengenal cara membuat grafik dengan cara manual (kertas milimeter) atau dengan komputer (dengan program Microsoft Word atau Microsoft Excel). Namun grafik tersebut umumnya merupakan grafik berbentuk batang atau lingkaran sebagai deskripsi atas data suatu laporan dalam bentuk tabel. Tidak ada siswa yang menggunakannya untuk membantu memahami suatu persamaan dalam fisika. Grafik yang menjelaskan hubungan antara dua variabel fisis (XY scatter) sangat penting dalam fisika. Namun jenis grafik ini tidak banyak diketahui apalagi digunakan oleh para siswa. Di beberapa buku teks fisika terdapat suatu persamaan fisis yang disertai grafik. Pada umumnya siswa tidak mengetahui bagaimana cara atau proses melukis grafik berdasarkan persamaan tersebut. Laporan praktikum umumnya ditulis siswa pada blangko manual atau ada yang diketik siswa dengan komputer. Untuk yang menggunakan komputer, pada bagian teks ditulis dengan program Microsoft Word namun tabel atau grafik (jika ada) masih ditulis manual, walaupun pada tingkat yang sederhana. Berdasarkan uraian di atas terdapat indikasi bahwa siswa belum maksimal dalam menggunakan spreadsheet (Microsoft Excel) untuk mendukung belajarnya khususnya belajar fisika. Potensi spreadsheet sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini di antaranya dapat disebabkan kurang populernya pemanfaatan spreadsheet untuk pembelajaran dan atau langkanya bahan ajar berbasis spreadsheet di dunia pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika dengan memanfaatkan Microsoft Excel telah memberikan hasil yang positif. Hasil penelitian Song Tae Pak dkk (2005) menunjukkan bahwa 70% guru merasa mendapatkan ide baru pembelajaran dengan pemanfaatan Microsoft Excel dan 80% siswa merasa terbantu belajar fisikanya. Hasil akhir penelitian tindakan oleh Haryono (2006:54) menunjukkan bahwa siswa kelas XII SMA telah dapat menggunakan Microsoft Excel untuk memplot grafik peluruhan radoaktif baik dengan solusi numerik maupun solusi analitik dengan skor 81. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk mengembangkan bahan ajar fisika berbasis spreadsheet yang dapat digunakan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah. Dengan bahan ajar yang memadai diharapkan dapat menumbuhkembangkan aplikasi spreadsheet dalam pembelajaran fisika. Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana model operasional bahan ajar fisika SMA berbasis spreadsheet untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah? Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model operasional bahan ajar fisika SMA berbasis spreadsheet untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah. I.1. Kemampuan Komunikasi Ilmiah Indikator kemampuan berkomunikasi ilmiah meliputi : menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematik dan jelas, menjelaskan hasil percobaan, mendiskusikan hasil percobaan, mengklasifikasikan data dan menyusun data serta menggambarkan data dalam grafik, tabel atau diagram (Karso dkk, 1993:193). Grafik adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih besaran kuantitatif (Encarta, 2006, Liengme, 2003:94). Grafik atau diagram XY merupakan bentuk diagram yang paling banyak digunakan ilmuwan atau insinyur (Liengme, 2003:93). Kemampuan menggambarkan grafik merupakan salah satu indikator kemampuan berkomunikasi ilmiah.

ISSN 0853 - 0823

170

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

Grafik berperan sangat penting dalam sains termasuk fisika. Menurut Bloch (2007:29) kegunaan grafik adalah :cara efektif dan cepat untuk membuat kesimpulan atas data, Grafik dapat memadatkan informasi dari suatu data, memeriksa grafik dapat membantu mengecek kesalahan data. Grafik berguna untuk :visualisasi hasil eksperimen, membandingkan eksperimen dengan teori, menunjukkan hubungan empiris antara dua besaran dan menentukan nilai suatu besaran fisis yang besarnya konstan (Khanafiah, 2005:66). Grafik yang lengkap informasinya dan jelas penggambarannya akan memberikan manfaat maksimal. Sebaliknya grafik yang tidak jelas keterangan dan tidak jelas lukisannya akan membingungkan orang yang membacanya, bahkan menimbulkan miskonsepsi (Suparno, 2005:71). Grafik bukanlah gambar mati belaka, melainkan mengandung makna hubungan antara besaranbesaran fisis. Oleh karena itu selain memplot atau menggambar grafik, hal yang tidak kalah penting adalah menginterpretasi suatu grafik. Terdapat hubungan yang kuat antara kesulitan memahami konsep dengan kemampuan menginterpretasi grafik (Murphy, 1999). Kemampuan siswa menginterpretasi suatu grafik akan meningkat seiring dengan tingkat kognitifnya serta kesesuaiannya dengan struktur mentalnya. Oleh karena itu diperlukan upaya guru dalam pembelajaran untuk menghasilkan konsepsi siswa yang benar agar dapat menginterpretasi suatu grafik dengan benar. Selanjutnya Murphy mengemukakan bahwa proses ini tidak terjadi dengan cepat, melainkan secara bertahap. I.2. Spreadsheet dan Microsoft Excel Spreadsheet merupakan program aplikasi komputer yang ditandai dengan rangkaian baris dan kolom. Microsoft Excel merupakan program spreadsheet dalam sistem Windows. Oleh karena itu syarat awal untuk dapat menggunakan Microsoft Excel adalah akrab dengan Windows. Menu, toolbar dan icon dalam Microsoft Excel sama dengan program aplikasi Windows lainnya. Pengetahuan dasar awal untuk dapat menggunakan Microsoft Excel dalam mengolah data numerik adalah memahami pengertian sel, fungsi, operator dan referensi. Selanjutnya pengetahuan dasar yang sangat diperlukan adalah kemampuan membuat tabel dan membuat grafik (khususnya XY). Terdapat 4 langkah dalam menggambar grafik yaitu: memilih tipe grafik, menentukan sumber data, mengatur tampilan grafik (yang meliputi judul grafik dan nama sumbu (titles), sumbu (axes), gridline, legenda dan label data) dan menentukan letak grafik, apakah menyatu dengan lembar kerja atau terpisah. Kelebihan-kelebihan Microsoft Excel untuk digunakan sebagai media pembelajaran fisika adalah pertama, tersedia di mana-mana karena sudah terintegrasi dalam sistem Windows. Hal ini memberikan kemudahan akses. Kedua, mudah digunakan, karena menu, icon dan toolbarnya sama dengan program aplikasi Microsoft Office lainnya. Ketiga, Microsoft Excel membantu memanipulasi besaran-besaran fisis dan akibatnya langsung dapat dilihat pada tabel kerja atau pada grafik. I.3. Pemanfaatan Microsoft Excel Hingga kini diperkirakan 90% pemasaran spreadsheet dimiliki oleh Microsoft (Baker and Sugden, 2003). Dengan ini maka pemakaian Microsoft Excel lebih meluas dibanding produk spreadsheet yang lain. Program pengolah data Microsoft Excel merupakan program aplikasi Microsoft Office yang standar dan selalu tersedia pada sistem Windows. Dalam program ini terdapat fasilitas rumus dan fungsi yang dapat digunakan untuk mengolah data dengan cermat (MADCOMS, 2003:1). Microsoft Excel dapat digunakan sebagai super calculator, mathematics tools, graphics tools dan programming language (Jauhari, 2002). Tidak saja diterapkan dalam bisnis, Microsoft Excel dapat diterapkan pada sains dan teknologi. Perkembangan baru di dalam memanfaatkan komputer sebagai media belajar mengajar setelah era simulasi dan animasi adalah pemanfaatan spreadsheets Microsoft Excel untuk memvisualkan berbagai model matematika. Hal ini dikarenakan Microsoft Excel juga menyediakan fasilitas grafik yang bervariasi dan cukup mudah dipelajari (Kusrianto. 2006:1). Cara ini sangat sederhana dalam pengertian tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman seperti halnya pada simulasi dan animasi. Bagi kebanyakan siswa bahasa pemrograman terasa sulit untuk pemecahan masalah dan dengan Microsoft Excel persoalan dapat dipecahkan dengan mudah dan cepat (Baker dan Sugden, 2003). Kelebihan spreadsheets antara lain memiliki fasilitas hitung dan tampilan grafik yang mudah diakrabi sehingga dapat dimanfaatkan untuk memvisualkan fenomena yang time-dependent maupun space-dependent (Rustad, 2003). Meskipun tidak sebagus animasi dan simulasi di dalam membantu visualisasi, namun untuk jenjang sekolah menengah di mana siswa sudah memiliki daya abtraksi yang cukup, visualisasi dengan spreadsheets ini dipandang sudah cukup memadai (Rustad, 2003). Beberapa penelitian yang telah mengembangkan aplikasi Microsoft Excel dalam fisika antara lain, visualisasi gejala pelayangan gelombang oleh Rustad (2003) dan Baker (2003), visualisasi solusi ISSN 0853 - 0823

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

171

persamaan differensial yang melukiskan fenomena peluruhan dan gerak harmonik sederhana oleh Severn (Rustad, 2003), grafik spektrum elektromagnetik, simulasi resonansi rangkaian RLC dan penyelesaian persamaan simultan rangkaian listrik oleh Jauhari (2002), penyelesaian persamaan Schrodinger oleh Cooper (Jauhari, 2002), pemodelan grafik gerak peluru oleh Jazaeri (2007). I.4. Bahan Ajar Fisika Berbasis Spreadsheet Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2008:7). Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bentuk bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa buku. Isi pokok buku terdiri dari beberapa bab. Bab pertama berisi tentang pengetahuan dasar Microsoft Excel. Bab II dan bab-bab berikutnya berisi materi fisika yang memuat aplikasi Microsoft Excel. Isi tiap bab, meliputi tujuan, materi pokok, aplikasi Microsoft Excel dan evaluasi. Bagian tujuan berisi tentang apa yang akan dicapai siswa jika telah selesai mempelajarinya. Apa yang akan dicapai siswa mengacu pada indikator pembelajaran yang terkait dengan kompetensi berkomunikasi ilmiah. Materi pokok berisi uraian materi fisika. Dalam uraian materi mungkin terdapat gambar, tabel, penurunan rumus dan penjelasannya pada tingkat SMA. Materi disusun dengan mengacu pada ruang lingkup Mata Pelajaran Fisika dalam kurikulum KTSP. Aplikasi Microsoft Excel berisi tentang penggunaan Microsoft Excel untuk menelaah suatu persamaan atau kasus fisika. Bagian ini diberi label ”Fisika Excel”. Pembahasannya dimulai dari uraian kasus. Selanjutnya langkah-langkah solusinya meliputi empat langkah yang penulis namakan ”Empat Langkah Fisika Excel”. Keempat langkah tersebut adalah: 1) Perancangan spreadsheet, yaitu menuliskan judul kasus, konstanta apa saja di worksheet, menentukan penggunaan kolom, menentukan increment (penambahan nilai variabel bebas) dan penulisan formula. 2) Pembuatan tabel perhitungan, yaitu menyusun sederetan data sintetik berdasarkan perancangan spreadsheet. 3) Membuat grafik, yaitu menggambar grafik atas dasar data sintetik dengan lengkap dan jelas. 4) Interpretasi grafik, yaitu memberi penafsiran fisis terhadap grafik yang telah dibuat Prosedur “Empat Langkah Fisika Excel” di atas juga dapat diterapkan pada kegiatan laboratorium yang bersifat verifikatif kuantitatif. Data-data hasil pengukuran dimasukkan dalam tabel perhitungan pada sel yang bersesuaian. Untuk kegiatan laboratorium yang bersifat inkuiri kuantitatif, prosedur dimulai dari langkah kedua namun menggunakan data real (bukan data sintetik). Isi tiap bab yang terakhir adalah evaluasi. Bagian ini diberi label “Ujilah Kemampuan Anda”. Bagian ini berisi kasus-kasus fisika yang harus dikerjakan siswa dengan komputer menurut prosedur “Empat Langkah Fisika Excel”. II. METODE PENELITIAN II.1. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R & D). R & D adalah penelitian yang digunakan untuk mendesain produk atau prosedur baru yang teruji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dikembangkan sedemikian sehingga memenuhi kriteria efektivitas, kualitas atau kemiripan dengan suatu standar (Borg dkk, 2003:569). Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar fisika berbasis spreadsheet yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah bagi para siswa tingkat SMA. R & D dilakukan dengan tahapan pada wseperti pada Gambar 1.

ISSN 0853 - 0823

172

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

. 1. Analisis

1.a. Analisis Siswa

1.b.Analisis kurikulum

2. Pengembangan Produk awal

2.a Pengembangan Buku Ajar

2.b Pengembangan perangkat Penilaian

3. Uji Coba dan Revisi

3.a Pakar Guru Fisika

3.b Siswa Kelompok kecil

3.c Siswa kelompok Besar

Siswa Kompeten Berkomunikasi Ilmiah

Tidak

Ya Draft final Bahan Ajar Fisika Berbasis Spreadsheet untuk Meningkatkan Kemampuan berkomunikasi Ilmiah

Gambar 1. Diagram tahap-tahap penelitian pengembangan yang dilaksanakan. II.2. Pengumpulan Data Data penelitian dikumpulkan melalui berbagai teknik yaitu : Lembar Kerja Siswa, Lembar Penilaian Buku Ajar, Tes (Pre Tes dan Post Tes), Observasi dan Wawancara. Berikut ini disajikan tabel untuk menjelaskan tahapan penelitian, subyek penelitian, instrumen penelitian dan keterangan lampiran. Tabel 1 Tahapan, Subyek dan Instrumen Penelitian No 1

2

3

TahapanPenelitian Analisis Kebutuhan a. Analisis Siswa b. Analisis Kurikulum Pengembangan Produk Awal a. Pengembangan bahan ajar b. Pengembangan perangkat penilaian Uji Coba dan Revisi a. Uji pakar

Subyek

Instrumen

40 siswa (1 kelas) -

Lembar Pre Tes

1 orang guru

b. Uji coba kelompok kecil

6 siswa

c. Uji coba kelompok besar

40 siswa 1 orang guru

Lembar Evaluasi Buku Ajar Lembar kerja Siswa Pedoman wawancara Lembar Post Tes Lembar Observasi

II.3. Pengolahan Data Data dari lembar kerja siswa, lembar penilaian buku ajar, lembar observasi dan tes diolah untuk menghasilkan nilai dalam bentuk prosentase dengan rumus sebagai berikut:

ISSN 0853 - 0823

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

173

⎛n⎞ ⎟ × 100% ⎝N⎠

%= ⎜

Keterangan n = skor yang diperoleh N = jumlah seluruh skor maksimal Adapun penafsiran nilai prosentase adalah sebagai berikut : 86% – 100% Sangat baik atau sangat tinggi 76% - 85% Baik atau tinggi 66% – 75% Cukup atau sedang 56% – 65% Kurang atau rendah 0 – 55%Sangat kurang atau sangat rendah Data nilai pre tes dan post tes dalam bentuk prosentase selanjutnya dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan berkomunikasi ilmiah dengan rumus Hake (Savinainen & Scott, 2002).

g =

S post − S pre 100% − S pre

Keterangan: g (gain)= peningkatan kemampuan berkomunikasi ilmiah S pre− tes = nilai pre-test (%) S post − test = nilai post-test (%) Hake seperti dikutip dalam Savinainen & Scott (2002) mengklasifikasikan gain sebagai berikut. High-g (g tinggi)

: g > 0,7

Medium-g (g sedang) Low-g (g rendah)

: 0,3 > g > 0,7

: g < 0,3

Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk memberikan informasi yang terkait dengan tujuan penelitian. III. HASIL DAN PEMBAHASAN III.1. Hasil Pre Tes Pre tes telah dilaksanakan terhadap subyek penelitian yakni siswa kelas XII IA 2 yang berjumlah 39 siswa. Pre tes dilaksanakan selama 1 jam pelajaran (45 menit) pada tanggal 8 Agustus 2008 dengan lancar. Materi tes adalah pokok bahasan gelombang. Materi gelombang sedang dipelajari siswa saat itu sesuai dengan silabus dan RPP yang telah ditetapkan. Dari tiga soal yang dikemukakan sebagian besar siswa hanya dapat menjawab pertanyaan nomor pertama yakni mengkomunikasikan secara ilmiah persamaan v = λ.f yang bentuknya relatif sederhana. Siswa dapat mengemukakan bahwa hubungan antara λ dengan f adalah berbanding terbalik. Siswa dapat mengemukakan apa yang terjadi pada panjang gelombang akibat perubahan frekuensi. Namun masih banyak siswa (65 %) yang belum benar dalam memplot grafik hubungan antara λ dengan f untuk v tetap. Siswa berpendapat bahwa hubungan berbanding terbalik dinyatakan dengan grafik linier miring ke kiri, bukannya berupa kurva lengkung Hampir semua siswa gagal dalam mengkomunikasikan persamaan

⎛ t x⎞ y = A sin 2π ⎜ − ⎟ . ⎝T λ ⎠ Beberapa temuan kegagalan siswa antara lain 1) Grafik y-t berdasarkan persamaan tersebut diplot sebagian besar siswa (75%) berbentuk garis lurus (linier) miring ke kanan, bukannya berupa sinusoida 2) Grafik y-x berdasarkan persamaan tersebut diplot lebih dari separoh siswa (57,5%) berbentuk garis lurus (linier) miring ke kiri, bukannya berupa sinusoida. 3) Sebanyak 32,5% siswa memplot garis lurus miring ke kanan 4) Sebanyak 12,5% siswa berpendapat bahwa hubungan berbanding lurus digambarkan dengan grafik garis lurus mendatar. Kesalahan-kesalahan tersebut menyebabkan interpretasi grafik kurang tepat. ISSN 0853 - 0823

174

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

Setelah dikoreksi dan dihitung, diperoleh skor rata-rata 21,15%. Rerata skor sebesar 21,15% tergolong sangat rendah. Berdasarkan hasil ini maka penulis memutuskan soal nomor pertama dibahas di kelas sebagai contoh bagi siswa bagaimana menggunakan Microsoft Excel dalam menelaah permasalahan gelombang khususnya dalam memplot grafik. Soal nomor 2 dan 3 menjadi tugas siswa dalam menggunakan bahan ajar yang disusun dan akan diujikan lagi dalam post tes. III.2. Hasil Uji Pakar Pakar yang ditunjuk untuk mengevaluasi bahan ajar ini adalah Bp. Drs. Siswanto, M.Pd, guru Fisika dari SMA 14 Semarang. Draft Model Buku Ajar Fisika berbasis spreadsheet sebanyak 5 Bab telah diserahkan pada tanggal 7 Agustus 2008 dan penulis menerima kembali lembar evaluasi yang telah diisi pada tanggal 11 Agustus 2008 atau setelah 4 hari kemudian. Hasilnya adalah kelayakan isi bahan ajar menurut evaluator mencapai 100% (sangat baik), kebahasaan 100% (sangat baik), sajian 100% (sangat baik) dan kegrafisan mencapai 96% (sangat baik). Selain mengisi tabel evaluasi bahan ajar, evaluator juga menyampaikan ralat dan saran tertulis dan lesan saat berdiskusi. Diskusi dengan evaluator dimaksudkan untuk mengklarifikasi masukan-masukan tertulis dan masukan-masukan lainnya yang mungkin belum tertulis sebagai bahan petimbangan perbaikan. III.3. Hasil Uji Siswa Kelompok Kecil Uji coba pada kelompok kecil melibatkan 6 siswa kelas XII Ilmu Alam 5 dan Ilmu Alam 6 yang telah menyatakan kesediaan menjadi subyek penelitian. Keenam siswa (diberi kode subyek Siswa 1, Siswa 2, Siswa 3 dan seterusnya) diminta untuk berkumpul mendengarkan penjelasan dan contoh mengisi Lembar Kerja Siswa. Pelaksanaan pengumpulan keenam siswa pada tanggal 12 Agustus 2008. Setelah itu tiap siswa menerima Draft Model Buku Ajar Fisika berbasis spreadsheet dari penulis. Draft buku tersebut diminta untuk dipelajari dan dikerjakan soal-soal di dalamnya sebanyak mungkin dengan menggunakan Microsoft Excel di rumah masing-masing. Penulis memberikan waktu satu minggu untuk mengembalikan Lembar Kerja Siswa. Selanjutnya siswa diminta pendapatnya dalam wawancara informal mengenai kesulitan-kesulitan apa saja yang ditemui selama mempelajari dan mengerjakan soal-soal dalam Draft Model Buku Ajar Fisika. Analisis terhadap Lembar Kerja Siswa dapat memberikan informasi setidaknya mengenai tiga hal. Pertama, pada soal-soal manakah yang siswa tidak mengalami kesulitan mengerjakannya. Kedua, berapa persen skor siswa dari LKS yang telah dikerjakannya. Ketiga, dari empat tahap aplikasi Excel dalam fisika pada tahap manakah siswa mengalami kesulitan. Berdasarkan analisis LKS diperoleh nilai (dalam prosen) LKS subyek penelitian berturut-turut 50% (sangat rendah), 90% (sangat tinggi), 75% (sedang), 69% (sedang), 100% (sangat tinggi) dan 75% (sedang). Rata-rata dari nilai tersebut sebesar 76,5%. Nilai ini tergolong baik atau tinggi. Ditinjau dari tiap-tiap kompetensi diperoleh nilai kompetensi membuat rancangan spreadsheet sebesar 89,7% (sangat tinggi), kompetensi membuat tabel perhitungan 82,0% (tinggi), kompetensi membuat grafik 76,9% (tinggi) dan kompetensi menginterpretasi grafik 64,1% (rendah). Topik-topik seperti hubungan gaya dengan tekanan, hukum Charles, hukum Gay-Lussac, hubungan Ek dengan T pada gas umumnya dapat dikerjakan siswa dengan baik. Kasus-kasus tersebut menghasilkan grafik linier. Namun topik-topik yang tidak linier seperti persamaan simpangan gelombang, hubungan antara sudut elevasi tembakan dengan tinggi maksimum peluru, posisi partikel pada gerak parabola dan kasus pelayangan (beats) kurang dimengerti siswa dengan baik. Bahkan tak seorangpun dari 6 subyek yang dapat memecahkan persoalan pelayangan dengan benar. Wawancara dilakukan dengan ke enam subyek yakni Siswa 1, Siswa 2, Siswa 3 dan seterusnya hingga Siswa 6 secara informal, terpisah, di sela-sela waktu luang yang tersedia setelah LKS dikumpulkan. Masing-masing siswa diminta pendapatnya mengenai kesulitan-kesulitan apakah yang ditemukan saat membuat rancangan spreadsheet, membuat tabel, grafik serta interpretasi grafik. Selain itu siswa diminta pendapatnya apakah materi tersebut perlu bantuan guru untuk memahaminya. Berdasarkan uji coba pada kelompok kecil, penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu pertama siswa mengalami kesulitan dalam masalah gelombang dan pelayangan. Oleh karena itu bahan ajar pada bagian ini direvisi penulis dengan pembahasan yang lebih rinci. Pada bab ini pula yang diputuskan untuk digunakan pada uji coba kelompok besar. Penulis berpendapat bahwa jika siswa kelompok besar dapat menggunakan bahan ajar pada topik-topik yang sulit, tentu akan mudah dalam membahas topik-topik yang lebih mudah. Yang kedua, siswa tidak cukup memahami pertanyaan ”Jelaskan selengkap-lengkapnya makna fisis yang terkandung dalam grafik”. Pertanyaan ini terdapat pada LKS. Oleh karena itu pada buku ajar dan soal post tes nantinya pertanyaan tersebut akan dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan ISSN 0853 - 0823

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

175

interpretasi grafik yang lebih rinci. Misalnya ”Apa yang terjadi jika periode dijadikan dua kalinya” atau ”Bagaimana pola pelayangan yang terjadi bila amplitudo salah satu dijadikan dua kali semula”. III.4. Uji Coba Siswa Kelompok Besar Uji coba bahan ajar pada siswa kelompok besar diberikan pada siswa kelas XII IA 2. Terdapat 4 kegiatan yang meliputi (1) Pre tes di ruang kelas pada tanggal 8 Agustus 2008 (2) Pembelajaran di ruang kelas pada tanggal 25 Agustus 2008 (3) Pembelajaran di ruang laboratorium komputer pada tanggal 26 Agustus 2008 dan (4) Post tes di ruang laboratorium komputer pada tanggal 12 September 2008. Data yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi hasil observasi dan post tes. Observasi terhadap 4 kegiatan seperti disebutkan di muka dilakukan oleh Bp. Sutriyono, S.Pd, M.Pd selaku observer. Bapak Sutriyono, S.Pd, M.Pd adalah guru Fisika senior di sekolah tersebut, ketua MGMP Fisika sekolah dan biasa mewakili atau mendampingi kepala sekolah saat supervisi kelas. Observer mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang disediakan. Jumlah pertanyaan yang diajukan pada observer selama 4 kali tatap muka dengan siswa subyek penelitian adalah 33 butir. Tiap pertanyaan menghendaki jawaban ”ya” atau ”tidak”. Dari 33 butir tersebut 2 butir yang mendapat respon ”tidak”. Ini berarti 93,9% jawaban responden adalah ”ya”. Nilai prosentase ini tergolong sangat baik yang berarti pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis spreadsheet yang dilaksanakan tergolong sangat baik. Hasil post tes berupa file yang disimpan peserta tes di komputer masing-masing. Penulis memeriksa satu persatu file-file tersebut dan mencatat skor perolehan siswa. Berdasarkan perhitungan diperoleh rata-rata perolehan skor siswa sebesar 92,35%. Perolehan skor ini tergolong sangat tinggi. Ditinjau dari tiap-tiap kompetensi diperoleh nilai kompetensi membuat rancangan spreadsheet sebesar 100 % (sangat tinggi), kompetensi membuat tabel perhitungan 99,17% (sangat tinggi), kompetensi membuat grafik 94,79% (sangat tinggi) dan kompetensi menginterpretasi grafik 74,72% (cukup atau sedang). Rerata perolehan skor pre tes sebesar 21,15% dan pada pos tes sebesar 92,35%. Berdasarkan data ini maka perhitungan gain menghasilkan nilai 0,90. Nilai gain sebesar 0,90 tergolong tinggi. III.5. Pembahasan Telah dikemukakan di muka bahwa penelitian R & D bertujuan menghasilkan produk atau prosedur baru yang teruji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dikembangkan sedemikian sehingga memenuhi kriteria efektivitas, kualitas atau kemiripan dengan suatu standar. Apakah produk bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria R & D? Pertanyaan ini akan dibahas dengan meninjau kembali tahap-tahap yang telah dilakukan. Pertama, draft bahan ajar disiapkan dengan beberapa kali revisi atas saran pembimbing penelitian. Revisi terutama pada bahasa, urutan penyajian dan perlunya contoh-contoh aplikasi Excel yang lebih rinci untuk memudahkan pengguna buku ajar. Selain itu beberapa bagian isi yang tidak tepat atau konsep yang perlu diluruskan telah direvisi. Kedua, draft telah melalui uji pakar (expert judgement) sebagai evaluator. Secara keseluruhan naskah buku ajar yang disusun tergolong sangat baik. Kelayakan isi bahan ajar menurut evaluator mencapai 100% (sangat baik), kebahasaan 100% (sangat baik), sajian 100% (sangat baik) dan kegrafisan mencapai 96% (sangat baik). Evaluator juga menyampaikan ralat dan saran perbaikan yang positif. Ketiga, dalam uji coba kelompok kecil (6 siswa) diperoleh nilai rata-rata 76,5%. Nilai ini tergolong baik atau tinggi. Kelompok kecil ini diminta secara mandiri mempelajari dan mengerjakan soal-soal di dalam bahan ajar. Menurut penulis jika siswa tanpa bantuan guru dapat menggunakan bahan ajar dengan hasil baik, tentunya jika bahan ajar digunakan dengan melibatkan guru dalam proses pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dan telah diungkapkan dalam wawancara dengan penulis menjadi bahan revisi bahan ajar untuk tahap berikutnya. Keempat, dalam uji coba kelompok besar (1 rombongan belajar) diperoleh peningkatan nilai siswa yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai gain sebesar 0,90. Nilai rata-rata semula 21,15% dalam pre tes menjadi 92,35% dalam post tes. Pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis spreadsheet pada kelompok besar ini menurut observer berlangsung sangat baik (mencapai nilai 93,9%). Dengan memperhatikan hasil-hasil dari keempat langkah pengembangan di atas maka dapat dikatakan penelitian ini telah menghasilkan model buku ajar Fisika berbasis spreadsheet yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas.

ISSN 0853 - 0823

176

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

III.6. Temuan Penelitian dan Konfirmasinya dengan Penelitian Sebelumnya Beberapa temuan dalam proses penelitian pengembangan bahan ajar ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, dengan Microsoft Excel siswa mudah dalam membuat tabel perhitungan dan memplot grafik. Kesimpulan ini didukung oleh tingginya skor, baik dalam tes maupun dalam wawancara. Hal ini memperkuat pendapat Kusrianto (2006:1) maupun Rustad (2003) bahwa fasilitas grafik dalam Microsoft Excel cukup mudah dipelajari. Temuan yang kedua adalah siswa tidak salah dalam menentukan sumbu-sumbu koordinat dalam grafik, yang berarti benar dalam menentukan mana variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini disebabkan dua hal pertama yaitu terdapat petunjuk yang jelas dalam perancangan spreadsheet mengenai besaran mana dan diletakkan pada kolom apa harus ditulis sedemikian sehingga ketika diplot grafik sumbu-sumbu koordinatnya benar. Kedua, secara otomatis (default) Microsoft Excel akan menempatkan data series di kolom sebelah kiri sebagai sumbu x dan kolom di kanan sebagai sumbu y. Dua hal inilah yang memudahkan siswa sehingga grafiknya tidak salah. Ini berbeda dengan yang ditemukan oleh Tufikun dkk (2005) di mana dengan program Maple mahasiswa masih banyak yang salah dalam menentukan sumbu absis dan sumbu ordinat. Temuan ketiga adalah siswa masih mengalami kesulitan dalam memberikan interpretasi suatu grafik. Kesulitan tersebut akan dialami siswa jika digunakan pertanyaan seperti ”Jelaskan apa makna fisis yang terkandung dalam grafik?”. Namun kesulitan menginterpretasi grafik dapat dikurangi jika pertanyaan tersebut dijabarkan lebih rinci, misalnya ”Apa yang terjadi dengan Y jika X dijadikan 3 kali semula?” atau ”Bagaimana pola pelayangan yang terbentuk jika frekuensi gelombang yang pertama ditambah 2 Hz?” dan seterusnya. Hal ini tampak pada uji coba skala kecil di mana dengan ”cara bertanya pertama” menghasilkan nilai kompetensi menginterpretasi grafik 64,1% dan pada uji coba skala besar dengan ”cara bertanya kedua” dihasilkan nilai 74,72%. Temuan ketiga tersebut yakni kompetensi menginterpretasi grafik adalah terendah jika dibandingkan dengan kompetensi yang lain ternyata sama dengan hasil penelitian Taufikun dkk (2005) dan Setyani dkk (2005). Nilai menginterpretasi grafik temuan Taufikun berturut-turut adalah 70% (siklus I) dan 71% (siklus II). Sedangkan temuan Setyani dkk (2005) sebesar 60% (siklus I), 53% (II) dan 72% (siklus III). Nilai-nilai kompetensi menginterpretasi grafik temuan penulis, Taufikun maupun Setyani tersebut merupakan nilai-nilai terendah jika dibandingkan dengan nilai-nilai kompetensi yang lain. Kompetensi Dasar pelajaran TIK SMA antara lain ”Menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah angka” dan ”Mengolah dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram untuk menghasilkan informasi”. Pembelajaran fisika berbasis spreadsheet yang telah dilakukan mengharuskan siswa dapat menggunakan menu atau ikon dalam mengolah dokumen pengolah angka. Hasil olahannya disertai variasi teks dan grafik dan dapat memberikan informasi fisis. Siswa telah berhasil mencapai kompetensi tersebut. Ini berarti selain mencapai kompetensi dalam pelajaran fisika, pembelajaran ini juga dapat mencapai kompetensi dalam pelajaran TIK. Ibarat ”sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui” maka pembelajaran fisika berbasis spreadsheet dapat mengantarkan siswa mencapai kompetensi dalam pelajaran fisika maupun TIK sekaligus. Inilah temuan keempat yang diperoleh dalam penelitian ini. III.7. Keterbatasan Penelitian Subyek uji coba kelompok besar dalam penelitian ini terbatas pada kelas XII. Di kelas XII siswa telah memperoleh pelajaran Microsoft Excel ketika duduk di kelas XI. Dengan demikian siswa tidak banyak mengalami kesulitan dalam menggunakan bahan ajar fisika berbasis spreadsheet. Penulis belum sempat menerapkan bahan ajar fisika berbasis spreadsheet ini untuk siswa kelas X maupun XI. Hal ini disebabkan jadwal pelajaran fisika di kelas X dan XI tidak sinkron dengan jadwal pelajaran TIK dalam menggunakan laboratorium komputer. Dengan demikian belum terdapat informasi rinci bagaimana jika bahan ajar ini diterapkan di kelas X maupun kelas XI yang saat itu belum menerima materi Microsoft Excel di SMA. Namun demikian penulis berpendapat bahwa bahan ajar yang telah disusun tetap dapat digunakan di kelas X maupun XI dengan alasan pertama siswa telah menerima materi Microsoft Excel di SLTP yang cukup jika digunakan atau diterapkan dalam fisika. Alasan kedua adalah isi bahan ajar Bab I adalah Microsoft Excel yang dapat dipelajari siswa untuk mengingatkan kembali penggunaan Microsoft Excel.

ISSN 0853 - 0823

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

177

IV. KESIMPULAN Telah dilakukan penelitian R & D yang bertujuan menghasilkan bahan ajar Fisika SMA berbasis spreadsheet dalam bentuk buku untuk membantu siswa SMA meningkatkan kemampuan berkomunikasi ilmiah. Bahan ajar yang dihasilkan telah melalui tahapan-tahapan penyusunan draft awal, uji pakar, uji coba siswa kelompok kecil dan uji coba siswa kelompok besar. Draft awal bahan ajar disusun penulis dengan beberapa kali revisi atas saran pembimbing penelitian. Revisi terutama pada bahasa, urutan penyajian dan perlunya contoh-contoh aplikasi Excel yang lebih rinci untuk memudahkan pengguna buku ajar. Selain itu beberapa bagian isi yang tidak tepat atau konsep yang perlu diluruskan telah direvisi. Draft awal yang telah direvisi selanjutnya melalui uji pakar (expert judgement) oleh guru fisika SMA sebagai ebagai evaluator. Menurut evaluator, secara keseluruhan naskah buku ajar yang disusun tergolong sangat baik. Kelayakan isi bahan ajar menurut evaluator mencapai 100% (sangat baik), kebahasaan 100% (sangat baik), sajian 100% (sangat baik) dan kegrafisan mencapai 96% (sangat baik). Evaluator juga menyampaikan ralat dan saran perbaikan yang positif. Revisi atas masukan ini telah dilaksanakan. Draft awal yang telah direvisi dicobakan pada kelompok kecil (6 siswa). Kelompok kecil ini diminta secara mandiri mempelajari dan mengerjakan soal-soal di dalam bahan ajar. Hasilnya diperoleh nilai rata-rata 76,5%. Nilai ini tergolong baik atau tinggi. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa diungkapkan dalam wawancara dengan penulis. Hasil wawancara menjadi bahan revisi bahan ajar untuk tahap berikutnya. Setelah melalui beberapa tahap revisi maka draft bahan ajar diujicobakan dalam kelompok besar (1 rombongan belajar). Bahan ajar digunakan dalam proses belajar mengajar 4 kali tatap muka di ruang kelas dan di laboratorium komputer. Menurut observer proses pembelajaran berlangsung sangat baik (mencapai nilai 93,9%). Pembelajaran ini telah menghasilkan peningkatan nilai siswa yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai gain sebesar 0,90. Nilai rata-rata semula 21,15% dalam pre tes menjadi 92,35% dalam post tes. Dengan langkah-langkah pengembangan di atas maka penelitian ini telah menghasilkan model buku ajar Fisika berbasis spreadsheet yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas. Saran-saran Model buku ajar Fisika SMA berbasis spreadsheet ini hanya mencakup 5 bab. Oleh karena itu perlu dikembangkan lebih luas lagi ke bab-bab fisika yang lain. Dalam pengembangannya, model ini dapat digunakan sebagai acuan. Pengembangan lebih luas dapat dilaksanakan melalui penelitian pengembangan (R & D) atau penelitian tindakan kelas. Dengan demikian terbuka peluang peningkatan mutu produk bahan ajar ini. Sebagai produk perlu pembanding dari produk lain sebagai kompetitor. Oleh karena itu perlu dikembangkan penelitian eksperimen yang membandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan produk bahan ajar ini dengan menggunakan produk lain. Menurut Dick dan Carey dan juga Scriven (Borg, 2003:570,572) membandingkan dengan produk lain tidak dilakukan oleh penyusun produk melainkan oleh orang lain. Penulis berpendapat bahwa untuk menghasilkan suatu produk yang baik atau unggul diperlukan kreativitas. Penulis mengajak rekan-rekan guru untuk selalu kreatif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa guru yang kreatiflah yang dapat menghasilkan anak didik kreatif (Rustad, 2003). V. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si dan Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si dari Universitas Negeri Semarang atas bimbingan dan diskusinya yang sangat berharga; Drs. Siswanto, M.Pd dari SMA 14 Semarang atas diskusi dan koreksinya terhadap bahan ajar; Sutriyono, S.Pd ananda Raras, Steven, Ryan, Sari, Melisa dan Didit dan seluruh siswa kelas XII IA 2 SMA 5 Semarang atas partisipasi aktifnya selama penelitian. VI. DAFTAR PUSTAKA Baker, John E (2003). Illustrating the Beats Phenomenon with Microsoft Excel: The Construction of Meaning Throuh Experimentation. eJSiE 1(1):52-57 dalam http://www.sie.bond.edu.au (diakses 14 Feb 2007).

ISSN 0853 - 0823

178

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

Baker, J dan Sugden S. Spreadsheet in Education-The First 25 Years. eJSiE 1(1):18-43 dalam http://www.sie.bond.edu.au (diakses 14 Feb 2007). Beichmer, Robert J.(1994). Testing Student interpretation of kinematics graphs. Am.J.Phys. Vol.62. No. 8 August, pp.750-762. Bloch, SC. 2007. Microsoft Excel untuk Insinyur dan Ilmuwan. Terj. Soni Astranto. Jakarta:Erlangga, pp.29. Borg, Walter R;Gall,Meredith D;Gall, P Joice. 2003. Educational Research An Introduction 7th Edition. Boston: Pearson Education Inc, pp.569-572. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah., pp. 7. Haryono.2006. Model Pembelajaran Fisika Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Kompetensi Dasar di SMA N 1 Ungaran. Tesis. Pascasarjana UNNES, pp.54. Jauhari, Ishafit. 2002. Pemanfaatan Potensi MS-Microsoft Excel dalam Pendidikan Fisika. Jurnal Fisika HFI Volume B5 (2002) 0556, pp. 1-5. Jazaeri, Amin. Physics Aplication : Simple Projectile Motion. Paper dalam http://physics.gmu.edu/~amin/phys251/Topics/NumAnalysis/Odes/projectileMotion.html diakses 1 Maret 2007. Karso, Hendro Darmojo, E. Budikase, Eddy M Hidayat. 1993. Dasar-dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pp. 192-193. Khanafiah, Siti. 2005. Metode Eksperimen Fisika. Diktat Kuliah.Semarang: Jurusan Fisika FMIPA UNNES, pp. 66. Kusrianto, Adi. 2006. Teknik Menyajikan Data dengan Diagram Microsoft Excel. Jakarta : Media Computindo, pp. 1.

PT Elex

Liengme, Bernard V. 2003. A Guide to Microsoft Excel 2002 for Scientists and Engineers 3nd Edition. London: Elsevier Butterwoth-Heinemann, pp. 93-94 MADCOMS. 2003. Rumus dan Fungsi pada Microsoft Excel (Versi 97, 2000, XP, 2003). Yogyakarta: Andi Offset, pp. 1. Microsoft Encarta Encyclopedia Premium 2006. Microsoft Corp. Murphy ,Lisa Denise (1999). Graphing Misinterpretations and Microcomputer-Based Laboratory Instruction, with Emphasis on Kinematics. Paper. dalam http://www.mste.uiuc.edu/murphy/Papers/GraphInterpPaper.html#Misinterpretations diakses 16 Mei 2008 Nuroso, Harto. 2005. Model Pembelajaran Berwawasan SETS melalui Bahan Ajar Berbasis Web untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Mahasiswa.. Tesis. Pascasarjana UNNES, pp. 49. Rustad, Supriadi. 2003. Memvisualisasikan Pola perlayangan Gelombang dengan Memanfaatkan Spreadsheet Excel. Fiskom. Ajang Komunikasi para Pengajar Fisika. UNNES.Vol. 1 No. 1 Pebruari 2003, pp. 7-8 Savinainen, A. and Scott, P. 2002. The Force Concept Inventory: a tool for mentoring student learning. Phys. Edu.37, pp. 45-52. Setyani, Ari; Suharto Linuwih; Sunarno. 2005. Visualisasi Fisika Matematika I dengan Aplikasi Program Maple untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dalam Pemahaman Makna Fisis

ISSN 0853 - 0823

Sutardi / Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah

179

Mahasiswa Semester III Fisika FMIPA. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 3 No. 3 Nopember 2005, pp. 178-187. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. Grasindo, pp. 71. Tae Pak, Song; Heebok Lee. Kee Ju Jeong; Keun –Cheol Yuk; Heeman Lee. 2005. Physics Inquiry Experiments Using Computer Interface Based Microsoft Excel VBA. Research Reeport. Kongju National University and Korea Research Foundation grant (KRF – 2001-006-C0034) dalam http://www.formatex.org/micte2005 diakses 14 Februari 2007. Taufikun, Hadi Susanto, Wiyanto. 2005. Pengembangan Ketrampilan Proses Sains bagi Mahasiswa Calon Guru melalui Praktikum Fisika Dasar pada Pokok Bahasan Mekanika. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 3 No. 3 Nopember 2005, pp. 167-172.

TANYA JAWAB Anonim ? Apa kelebihan Excel dalam pengajaran dengan metode ini? Sutardi. @ Pertama Excel relatif dikenal para siswa, bahkan sejak SMP. Kemudian Excel mudah diakses karena biasanya otomatis tersedia pada sistem operasi Windows. Selain itu Excel mudah digunakan. Siswa umumnya akrab dengan menu atau icon pada Office. Anonim ? Bagaimana dengan siswa di sekolah-sekolah terpencil atau pinggiran? ! Agar dalam pembuatan media pembelajaran perlu memperhatikan juga kondisi sekolah-sekolah di daerah pelosok. Sutardi. @ Sepanjang jaringan listrik dan komputer tersedia, bahkan yang sederhana sekalipun pembelajaran dengan Excel dapat dilakukan. Namun jika kedua sarana tidak tersedia maka pembelajaran ini tidak dapat dijalankan. @ Terima kasih. Kebetulan penelitian ini dilakukan di lingkungan penulis yang siswa-siswanya relatif akrab dengan laptop.

ISSN 0853 - 0823