PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA MELALUI METODE ...

12 downloads 3690 Views 1MB Size Report
Solving Pada Konsep Sistem Respirasi “ yang disusun oleh : Zubaidah, NIM : 102016023875 .... Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA, Jurnal Pendidikan.
PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA KONSEP SISTEM RESPIRASI ( Eksperimen di MTs Negeri Cipondoh Tangerang )

Oleh ZUBAIDAH 102016023875

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

LEMBAR PENGESAHAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA KONSEP SISTEM RESPIRASI ( Eksperimen di MTs Negeri Cipondoh Tangerang ) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Zubaidah NIM : 102016023875 Pembimbing

Ir. H. Mahmud M Siregar, M.Si NIP. 19540310 198803 1001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

LAMPIRAN

SURAT KETERANGAN Nomor : Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah MTs Negeri Cipondoh Tangerang menerangkan bahwa : Nama

: Zubaidah

NIM

: 102016023875

Tempat Tanggal Lahir

: Tangerang, 18 April 1980

Jurusan

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Fakultas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi

: Pendidikan Biologi

Telah melakukan penelitian di MTs Negeri Cipondoh Tangerang pada tanggal 3 Maret sampai tanggal 24 Maret 2007. Dalam rangka menyelesaikan skripsi dengan judul : “Penguasaan Konsep Siswa Melalui Metode Problem Solving”. Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tangerang, April 2007 Mengetahui, a.n Wakil Kurikulum

Drs. Mukhodzin NIP.

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “ Penguasaan Konsep oleh Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Konsep Sistem Respirasi “ yang disusun oleh : Zubaidah, NIM : 102016023875, telah diujikan pada tanggal 26 Agustus 2010 dan telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif HIdayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) pada Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Biologi. Jakarta, 17 September 2010 Panitia Ujian Munaqosah Tanggal

Ketua Jurusan Baiq Hana Susanti, M.Sc

Tanda Tangan

..........................

............................

...........................

...........................

............................

............................

............................

...........................

Nip. 19700209 200003 2 001

Sekertaris( Sekertaris Jurusan ) Nengsih Juanengsih, M.Pd Nip. 19790510 200604 2 001

Penguji I Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd Nip 19681228 200303 1 004

Penguji II Ahmad Sofyan, M.Pd Nip. 19650115 198703 1 020 Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prof.Dr. Dede Rosyada,M.A Nip. 19571005 198703 1 003

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama

: ZUBAIDAH

NIM

: 102016023875

Jurusan

: Pendidikan IPA – Biologi

Judul Skripsi : Penguasaaan Konsep Siswa Melalui Metode Problem solving.

No

Judul dan Halaman Buku/Referensi

Paraf Pembimbing

BAB I 1.

2.

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004 ), cet. 3, h. 306

3.

Lufri, Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang di intervensi dengan Peta Konsep pada Mata Kuliah Perkembangan Hewan ( Padang : FPMIPA, 2000). h.25 Ibid, h.26

4.

Ibid, h. 26-27

5.

Aim Abdulkarim, Jurnal FKIP, Memahami Hakikat Berpikir, (Cianjur : FKIP,2001), h.21



√ √ √ √

6.

Wasis D. Dwiyogo, Jurnal Teknologi Pembelajaran : Teori dan Penelitin, (Malang : FIPUNM, 2000), No.2, h.74



7.

Ibid, h. 74



8.

Muhibin Syah, Opcit, h.123



9.

Betty Marisi Turnip, Penguasaan Konsep IPA dan Pajanannya dalam interaksi kelas di SD Negeri Kotamadya Medan, (Medan : 2000), h.172



BAB II Binsar Panjaitan, Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah dan Lokus Kendali Siswa terhadap Hasil Belajar dalam Pemecahan Masalah Matematika, ( Medan : IKIP, 2000 ), h. 40



Ahmadi Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Mikro Teaching, (Padang, PT. Ciputat Press, 200 ), h.3



1.

2.

3.

Ibid, h. 3-16



4.

Ibid, h. 52



5.

Ibid, h. 53-67



6.

Martinis Yamin, Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2005), h. 58-64



7.

Ahmad Sabri, Op. Cit. h. 22-25



8.

Nizlel Huda, Suatu Model Pengajaran untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Mahasiswa D2-PGSD Prajabatan FKIP Universitas Jambi, Jurnal Gema Pendidikan, (Jambi : 2000), No.7, Tahun IV, h.29



Roland W Scholz & Barbara Fluckiger,Environmental Problem Solving Ability : Profiles In Aplication Documents Of Research Assistants, Journal Of Environmental Education; Summer97, Vol. 28 Issue 4, p37, 8p, 3 charts, 3 diagram, 2 graphs.



Agus Susanto dan Rusdi, Model Pendekatan Heuristik pada Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan, (Maret : 2006), Vol.4, No.1, hal.15



Michael E. Martinez, What Is Problem Solving ?, http://wwwgse.uci.edu/doehome/Deftinfo/faculty/Martinez/Problem_Solvi ng.html



Cassady, Problem Solving, http://www.bsu.edu/web/emmeyer/edpsy393/Problemsolving.ht ml.



13.

N. Sudirman, Ilmu pendidikan, (Bandung : Remaja Karya, 2000), h.146



14.

Muhibin syah, Psikologi Belajar ,( Jakarta : Raja Grafindo persada, 2004 ), cet 3, h.127



15.

Akbar Sutawidjaja, Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Teknologi Pembelajaran, (Desember : 2000), Th. 6, No.3, h.145



J. Purmiassa Pical, Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Jurnal Pendidikan, (November : 2004), vol. 1, No.2, h. 161



9.

10.

11.

12.

16.

17.



18.

Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo, 2000), h. 85 – 86 Nizel Huda, Op. Cit, h.30

19.

Akbar Sutawidjaja, Op.cit, h. 144



20.

Ketut Sukarma, Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving dan Problem Posing untuk meningkatkan Aktivitas Siswa, Jurnal Kependidikan, (Mei : 2004), vol. 3, No.1, h. 49 – 50



21.

Cassady, op.cit.



22.

http:www.embracethefuture.org.au/youth/problem_solving.htm l.



23.

Agus Susanto dan Rusdi, Op. cit, h.15



24.

J. Purmiassa Pical, Op. cit, h. 162



25.

Akbar Sutawijaya, Loc.Cit. h. 145



26.

Sutarto, Buku Ajar Fisika (BAF) denga Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF) Sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Mei, 2005), No.054, h. 327



27.

Edogogia, Pengaruh Umpan Balik Evaluasi Formatif, (2004), vol.1, No.1, h.23



28.

Betty Marisi Tunip, Penguasaan Konsep IPA dan Pajanannya dalam Interaksi Kelas di SD Negeri Kotamadya Medan, Jurnal Pendidikan, (Medan, 2000), h.173



29.

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), cet.3, h.23



30.

Betty Marisi Tunip, Op. Cit., h.173



31.

Teori-teori Belajar, (Erlangga : Bandung, 2000), h. 81-82



32.

Ibid, h.83



33.

Sutarto, Op. Cit, h.332



34.

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Ciputat : Gaung Persada Press, 2005 ), h. 27-29





35.

Aim Abdulkarim, Memahami Hakikat Berpikir, Jurnal FKIP, (Cianjur : 2000), h.21



36.

Ida Bagus Putu Aryana, Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaja, (Juli : 2006) No.3, Th. XXXIX, h. 498 - 499



37.

Aim Abdulkarim, Op. cit, h.21-22



38.

Ibid, hal. 25



39.

Ibid, hal. 26



1.

BAB III Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 60



2.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet ke-13, h. 245



3.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), h.100



4.

Ibid., h. 208



5.

Ibid., h. 210



6.

Ibid., h. 213



7.

Ibid., h. 218



8.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ) , h. 280-281



BAB IV Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Mikro Teaching, (Padang, PT.Ciputat Prees, 2005), h.24



1. 2.

Evaluasi

Pendidikan,

Sutarto, Buku Ajar Fisiika (BAF) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika ( AFKF) Sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Mei, 2005), No.054,h.327



3.

Ibid, h.332



4.

Ahmad Sabri,Op.Cit, h.24



5.

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004 ), cet.3, h. 127



Pembimbing I

Ir. H. Mahmud M Siregar, M.Si NIP. 19540310 198803 1001

ABSTRAK

Zubaidah. Penguasaan Konsep Oleh Siswa Melalui Metode Problem Solving pada Konsep Sistem Respirasi. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penguasaan konsep oleh siswa antara penggunaan metode problem solving dengan metode ceramah. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Maret sampai 24 Maret 2007 yang bertempat di MTs Negeri Cipondoh Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Sampel diambil dengan teknik random sampling, dengan sampel 30 siswa untuk kelompok metode problem solving (X) dan 30 siswa untuk kelompok metode ceramah (Y). Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran biologi dapat ditarik kesimpulan bahwa guru dalam mengajar masih menggunakan metode ekspositori yaitu menyampaikan pembelajaran secara klasikal, terutama menggunakan metode ceramah. Hal ini terlihat dari masih rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran, penguasaan konsep dan masih rendahnya hasil belajar siswa pada semester 1. Pada penelitian ini siswa diberikan post-test sebelum menggunakan penggunaan metode problem solving dan pre-test sesudah penggunaan metode problem solving. Hal ini untuk mengetahui penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Dalam metode problem solving terdapat 4 langkah. 4 langkah problem solving yaitu: perumusan masalah, pelaksanaan pemecahan masalah, membuat rencana penyelesaian, dan evaluasi. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Uji “t” diperoleh harga thitung < ttabel yaitu 1,24 < 2,01. Dari hasil tersebut memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang menggunakan metode problem solving dengan metode ceramah. Kata Kunci : Metode Problem Solving, Penguasan Konsep Siswa.

i

ABSTRACT

Zubaidah. Mastery of Concepts By Students Through Problem Solving Methods in Respiratory System Concept. Thesis, Department of Natural Science Education (Science), Biology Education Studies Program, Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta . This study aims to determine whether there are differences in the mastery of concepts by students between the use of problem solving methods with lecture method. The research was conducted on March 3 until March 24, 2007, which took place in Tangerang Cipondoh MTs. The method used in this study is an experiment. Samples were taken by random sampling technique, with a sample of 30 students for group problem solving method (X) and 30 students for lecture method group (Y). Based on the observation of biological learning can be concluded that the teacher in teaching are still using the expository method of delivering classical learning, especially using the lecture method. This is evident from the low student involvement in learning, mastery of concepts and the low student learning outcomes in semester 1. In this study, students are given post-test before using problem solving methods and use of pre-test after the use of problem solving methods. This is to know the students’ mastery of concepts before and after treatment. In method of problem solving there are 4 steps. 4 steps problem solving are : problem formulation, implementation problem solving, plan completion, and evaluation. Based on calculations using the test "t" is obtained tcount price r table.

45

Instrument penelitian yang valid yaitu pada no butir 1, 2, 3, 7, 8, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31,34, dan 35. 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas artinya dapat dipercaya, dan dapat diandalkan. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap atau relatif sama. Instrumen disebut reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Kuder dan Richardson 20 ( K-R 20). 3 ⎛ n ⎞ ⎛ SD 2 − Σpq ⎞ ⎟⎟ ⎟⎟ ⎜⎜ r11 = ⎜⎜ 2 ⎝ n − 1) ⎠ ⎝ SD ⎠

Keterangan : r11

= Reliabilitas secara keseluruhan

n

= Banyaknya item soal

p

= Proporsi siswa yang menjawab benar

q

= Proporsi siswa yang menjawab salah

∑pq

= Jumlah perkalian p dan q

SD2

= Standar deviasi kuadrat

Langkah-langkah reliabilitas sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah soal yang benar (∑X) 2. Menentukan jumlah soal yang benar dikuadratkan (∑X2) 3. Menentukan jumlah perkalian p dan q (∑pq) 4. Menentukan standar deviasi dengan persamaan : SD =

3

h.100

ΣX 2 ⎛ Σx ⎞ −⎜ ⎟ N ⎝ N⎠

2

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005),

46

5. Menentukan reliabilitas (K-R 20) dengan persamaan : ⎛ n ⎞ ⎛ SD 2 − Σpq ⎞ ⎟⎟ ⎟⎟ ⎜⎜ r11 = ⎜⎜ 2 n 1 ) − SD ⎠⎝ ⎝ ⎠

6. Mengklasifikasikan koefisien reliabilitas menurut Guilford, yaitu : r11

= 0,91 – 1,00 = Korelasi Sangat Tinggi

r11

= 0,71 – 0,90 = Korelasi Tinggi

r11

= 0,41 – 0,70 = Korelasi Cukup/Sedang

r11

= 0,21 – 0,40 = Korelasi Rendah

r11

= 0 Keterangan : H0

: Tidak ada perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diberi perlakuan metode problem solving dengan metode ceramah.

Ha

: Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diberi perlakuan metode problem solving dengan metode ceramah.

µx

: Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberi soal pernapasan pada manusia dan vertebrta sebelum diberi perlakuan problem solving dengan metode ceramah.

µy

: Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberi soal melalui metode problem solving dengan metode ceramah pada konsep sistem pernapasan pada manusia dan vertebrta.

50

c. Uji Persyaratan Analisa Data a. Uji Normalitas Teknik yang digunakan untuj uji normalitas pada penelitian ini adalah dengan uji Lilliefors, yaitu meenguji kenormalan data yang digunakan.Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors (Lo) pada taraf signifikan 5 %

(α = 0,05).

L hitung < L tabel

: Berdistribusi normal

L hitung > L tabel

: Tidak berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antar dua keadaan atau populasi. Pengajuan homogenitas dilakukan dengan uji homogenitas dua varian, rumus uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher, yaitu : S12 F = 2 S2

2

S =

n∑ X 2 − (∑ X ) 2 n(n − 1)

Keterangan : F

= homogenitas

S12 = Varian terbesar atau data pertama S22 = Varian terkecil atau data kedua Fhitung < Ftabel = Sample homogen Fhitung > Ftabel = Sampel tidak homogen d. Pengujian Hipotesa Untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil, pada penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan Uji-t dengan persamaan sebagai berikut : 8 t=

M X −M Y ⎛ ∑ x2 + ∑ y 2 ⎞⎛ 1 1 ⎜ ⎟⎜ + ⎜ N X + NY − 2 ⎟⎜ N X NY ⎝ ⎠⎝

⎞ ⎟⎟ ⎠

Keterangan : 8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ) , h. 280-281.

51

t

= hasil perhitungan

MX

= Mean skor kelompok metode problem solving

MY

= Mean skor Kelompok metode ceramah

X

= Deviasi setiap kelompok metode problem solving nilai

pre-test dan post-test Y

= Deviasi setiap kelompok metode ceramah nilai pre-test dan post-test

N

= Jumlah sample kelompok metode problem solving dan ceramah

J. hipotesis Statistik

1. Hipotesis Nol Ho = µA = µB 2. Hipotesis Alternatif Ha = µA >µB Keterangan : µA

= Mean dari peningkatan penguasan konsep sistem respirasi yang menggunakan

µB

metode problem solving.

= Mean dari peningkatan penguasan konsep sistem respirasi yang menggunakan

metode ceramah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini meliputi dua variabel, variabel bebas yaitu metode pembelajaran yaitu problem solving dan variabel terikat penguasaan konsep sistem respirasi. Dalam penelitian yang dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, penulis memberikan perlakuan yang berbeda kepada dua kelas yaitu kelas VIII C dan kelas VIII D di Mts N Cipondoh Tangerang tahun ajaran 2006–2007 yang telah dipilh sebagai sampel penelitian. Kelas VIII C sebagai kelas eksperimen (metode problem solving) dan Kelas VIII D sebagai kelas kontrol (metode ceramah). Dalam penelitian ini penulis memberi pre-test dan post-test dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah yang mengunakan metode problem solving dan metode ceramah. Di bawah ini terdapat dua data yaitu data siswa sebelum dan sesudah mengunakan metode problem solving dan metode ceramah.

Hasil

yang

diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Nilai Pre–Test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi pada Kelompok Eksperimen (Metode Problem Solving) dan Kelompok Kontrol (Metode Ceramah) 1.1 Nilai Pre-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi pada kelompok Eksperimen (Metode Problem Solving) Dari hasil perhitungan, dalam penelitian ini data nilai pretest penguasaan konsep sistem respirasi pada kelompok eksperimen (Lampiran 14) dapat dilihat pada tabel di bawah ini

52

53

Tabel 4. Deskripsi Nilai Pre-Test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Kelompok Eksprerimen Deskripsi

Nilai

Nilai Maksimun

55

Nilai Minimun

20

Range

36

Mean

35,8

Median

34,72

Modus

30

Standar Deviasi

8,37

Distribusi frekuensi nilai pre-test kelompok eksperimen (Lampiran 14) adalah sebagai berikut : Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Kelompok Eksperimen No

Interval Kelas

Titik

Batas

Batas

Tengah Bawah

Atas

Absolut

Relatif

frekuensi

fka

fkb

1

20 – 25

22,5

19,5

25,5

4

13,33%

30

4

2

26 – 31

28,5

25,5

31,5

9

30 %

26

13

3

32 – 37

34,5

31,5

37,5

3

10 %

17

16

4

38 – 43

40,5

37,5

43,5

6

20 %

14

22

5

44 – 49

46,5

43,5

49,5

7

23,33 %

8

29

6

50 - 55

52,5

49,5

55,5

1

3, 33 %

1

30

Jumlah

N = 30

100 %

54

1.2 Nilai Pre-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi pada Kelompok Kontrol (Metode Ceramah) Dari hasil perhitungan, dalam penelitian ini data nilai pretest penguasaan konsep sistem respirasi (lampiran 16) pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6. Deskripsi Nilai Pre-Test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Kelompok Kontrol Deskripsi

Nilai

Nilai Maksimun

55

Nilai Minimun

20

Range

36

Mean

38,33

Median

43,67

Modus

40

Standar Deviasi

9,60

Distribusi frekuensi nilai pre-test kelompok kontrol (lampiran 16) adalah sebagai berikut : Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pre-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Kelompok Kontrol No

Interval kelas

Titik

Batas

Batas

Tengah Bawah

Atas

Absolut

Relatif

frekuensi

fka

fkb

1

20 – 25

22,5

19,5

25,5

5

16,67 %

30

5

2

26 – 31

28,5

25,5

31,5

4

13,33 %

25

9

3

32 – 37

34,5

31,5

37,5

5

16,67 %

21

14

4

38 – 43

40,5

37,5

43,5

6

20 %

16

20

5

44 – 49

46,5

43,5

49,5

3

10 %

10

23

6

50 - 55

52,5

49,5

55,5

7

23,33 %

7

30

N = 30

100 %

Jumlah

55

2. Nilai Post –test Penguasaan konsep Sistem Respirasi pada kelompok Ekperimen (Metode Problem Solving) dan Kontrol (Metode Ceramah) 2.1 Nilai Post-test Penguasaan konsep Sistem Respirasi pada Kelompok Ekperimen (Metode Problem solving) Dari hasil perhitungan dalam penelitian ini data nilai posttest penguasaan konsep sistem respirasi (lampiran 15) pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Deskripsi Nilai Post-Test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Kelompok Eksperimen Deskripsi

Nilai

Nilai Maksimun

70

Nilai Minimun

40

Range

31

Mean

56

Median

59,1

Modus

55

Standar Deviasi

8,30

Distribusi Frekuensi nilai post-test kelompok eksperimen (lampiran 15) adalah sebagai berikut :

56

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Post-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Kelompok Eksperimen No

Interval kelas

Titik

Batas

Batas

frekuensi

Tengah Bawah

Atas

Absolut

Relatif

fka

fkb

1

40 - 45

42,5

39,5

45,5

6

20%

30

6

2

46 - 51

48,5

45,5

51,5

3

16,66 %

24

9

3

52 - 57

54,5

51,5

57,5

10

30 %

21

19

4

58 - 63

60,5

57,5

63,5

4

13,33 %

11

23

5

64 - 69

66,5

63,5

69,5

3

6,66 %

7

26

6

70 - 75

72,5

69,5

75,5

4

13,33 %

4

30

N = 30

100 %

Jumlah

2.2 Nilai Post-test Penguassan Konsep Sistem Respirasi pada kelompok Kontrol (Metode Ceramah) Dari hasil perhitungan dalam penelitian ini data nilai post – test penguasaan

konsep sistem respirasi pada kelompok kontrol

(Lampiran 17) dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 10. Deskripsi Nilai Post-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Kelompok kontrol. Deskripsi

Nilai

Nilai Maksimun

75

Nilai Minimun

35

Range

41

Mean

55,5

Median

71,9

Modus

70

Standar Deviasi

12,20

57

Distibusi Frekuensi nilai post-test kelompok kontrol (lampiran 17) adalah sebagai berikut : Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Kelompok Kontrol No

Interval kelas

Titik

Batas

Batas

frekuensi

Tengah Bawah

Atas

Absolut

Relatif

fka

fkb

1

35 – 41

38

34,5

41,5

5

16,67%

30

5

2

42 – 48

45

41,5

48,5

4

13,33%

25

9

3

49 – 55

52

48,5

55,5

7

23,33 %

21

16

4

56 – 62

59

55,5

62,5

4

13,33 %

14

20

5

63 – 69

66

62,5

69,5

3

10 %

10

23

6

70 - 76

73

69,5

76,5

7

23,33 %

7

27

Jumlah

N = 30

100 %

B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Penelitian Berdasarkan data yang telah dikemukakan di atas terlihat bahwa peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi pada kelompok ekperimen berbeda dengan penguasaan konsep sistem respirasi kelompok kontrol. Peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi yang menggunakan metode problem solving memiliki skor rata-rata sebesar 20,16 sedangkan peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi yang menggunakan metode ceramah memiliki skor rata-rata sebesar 17,16. Apakah perbedaan skor rata-rata kedua kelompok tersebut terjadi karena kebetulan saja atau perlakuan, maka perlu dilakukan analisis dengan mengunakan uji–t. Sebelum uji-t dilakukan diadakan persyaratan analisis terlebih dahulu. a) Uji normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan mengunakan uji Lilifors, hasil yang didapatkan untuk uji normalitas kelompok eksperimen pre-test dan post-test adalah sebagai berikut :

58

Merumuskan hipotesis : Ho = Data sampel dari populasi yang berdistribusi normal Ha = Data sampel dari populasi yang tidak berdistribusi normal Hasil yang didapat untuk uji normalitas pre-test dan post–test kelompok eksperimen (lampiran 19 dan 20) adalah sebagai berikut : Lo ( L hitung ) Pre-test

= 0,1603

Lo ( L hitung ) Post-test

= 0,1511

Lt ( L tabel ) pada L = 0,05

= 0,161

ne

= 30 Oleh karena Lo pre-test dan post-test < Lt, maka hipotesis nol (Ho)

diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok eksperimen yang diuji berdistribusi normal . Hasil yang didapat untuk

uji normalitas pre-test dan post-test

kelompok kontrol (Lampiran 21 dan 22) adalah sebagai berikut : Lo ( L hitung ) Pre-test

= 0,1078

Lo ( L hitung ) Post-test

= 0,1537

Lt ( L tabel ) pada L = 0,05

= 0,161

nk

= 30 Oleh karena Lo Pre-test dan post test < Lt, maka hipotesis nol (Ho)

diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kelompok kontrol yang diuji berdistribusi normal. Table 12. Hasil Uji Normalitas Lo Α

0,05

kelompok

kelompok control

eksperimen Pre-test

Post-test

Pre-test

Post-test

0,1603

0,1511

0,1078

0,1537

Lt

Kesimpulan

0,161

Ho diterima

b) Uji Homogenitas Pengujian homogenitas atau uji kesamaan dua varians dilakukan dengan mengunakan rumus fisher . Hasil yang

didapat

untuk uji

59

homogenitas pre-test dn post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut : Ho = Sampel tidak mempunyai varian yang berbeda, dalam arti sampel homogen Ha = Sampel mempunyai varian yang berbeda, dalam arti sampel tidak homogen F hitung kelompok eksperimen

= 0,98 (lampiran 23)

F hitung kelompok kontrol

= 1,61 (lampiran 24)

F 0,05 ( 29;29 )

= 1,86

Oleh karena F hitung < F tabel , maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tesebut mempunyai varian yang sama. Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas kelompok

N

kelompok

pre-test

eksperimen

pos-test

kelompok

pre-test

kontrol

pos-test

F hitung

F tabel

Kesimpulan

1,86

Ho diterima

0,98 1,61

2.Pengajuan Hipotesis Setelah diketahui data hasil penelitian ini berdistribusi normal dan homogen maka kedua kelompok tersebut selanjutnya dianalisis dengan uji-t. Dalam pengujian didapatkan data sebagai berikut Ho = tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi yang mengunakan metode problem solving dan metode ceramah Ha = terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi yang mengunakan metode problem solving dan metode ceramah

60

t hitung

= 1,24 (Lampiran 28)

t tabel

= 2,01

db

= 30+30 – 2 = 58 Oleh karena thitung < ttable pada taraf signifikasi 0,05 maka Ho diterima.

Berarti tidak

terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem

respirasi yang mengunakan metode problem solving dan metode ceramah. C. Hasil Penelitian Dari hasil perhitungn uji normalitas dari kelompok eksperimen didapat Lo pre-test dan post-test sebesar 0,1603 dan 0,1511 dan kelompok kontrol didapat Lo pre-test dan post test sebesar 0,1078 dan 0,1537 dan Lt sebesar 0,161. Oleh karena Lo < Lt, maka hipotensis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut dalam sebaran normal. Dan dari hasil perhitungan uji homogenitas kelompok eksperimen dibagi Fh 0,98 dan kelompok kontrol di dapat Fh sebesar 1,61 dan Lt sebesar 1,86. Oleh karena F hitung < F tabel, maka hipotesis nol ( Ho ) diterima pada taraf siginifikansi α = 0,05m (5 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut bersifat homogen. Dan dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah diberi perlakuann kelompok eksperimen mempunyai skor rata-rata sebesar 20,16 (lampiran 25) sedangkan kelompok kontrol mempunyai skor rata-rata sebesar 17,16 (lampiran 26) . Hal tersebut belum dapat membuktikan adanya perbedaan penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah pemberian pelakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol . Kemudian perbedaan yang ada, dianalisis dengan mengunakan uji-t dari hasil perhitungan didapat harga thitung sebesar 1,24. Sedangkan harga ttabel sebesar 2,01. Setelah thitung dibandingkan dengan harga ttabel , ternyata harga thitung lebih kecil dari pada harga ttabel pada taraf signifikasi 5 % . Dengan demikian maka

61

thitung = 1,24 < ttabel = 2,01, sehingga disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima . Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan

peningkatan penguasaan konsep sitsem respirasi yang mengunakan metode problem solving dan metode ceramah . D. Pembahasan 1. Pembelajaran Biologi dengan Metode Problem Solving di Mts N Cipondoh Tanggerang Siswa kesulitan ketika pembelajaran biologi menggunakan metode problem solving. Metode problem solving merupakan suatu metode berpikir yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode-metode lainnya untuk dapat menarik kesimpulan dari pembelajaran biologi. Dari proses pembelajaran menunjukan siswa tidak biasa belajar dengan memecahkan masalah. Hal ini terlihat dari cara siswa memahami masalah dan cara siswa bekerja menyelesaikan masalah. Dalam memahami masalah dan menyelesaikannya dapat terlihat dari ketergantungan siswa harus didorong dan diberikan arahan untuk mencoba menyelesaikan masalah melalui tahapan dari cara memahami masalah, merencanakan dan menyelesaikan masalah dengan benar. Ketika diberikan suatu masalah siswa kesulitan dalam memahami soal yang terletak pada bahasa tulisan ,yakni siswa tidak menjawab apa yang ditanyakan, kurang memahami apa yang menjadi kata kunci dalam soal. Siswa pada umumnya belum memberikan jawaban dari satu jawaban ketika dihadirkan suatu masalah. Rata-rata jawaban siswa benar namun masih dalam bentuk jawaban yang hampir sama sedangkan penyelesaian tersebut dapat memberikan lebih dari satu jawaban. Siswa juga kurang adanya keberanian untuk memberikan alasan jawaban yang dibuat dan mengkomunikasikan jawabannya. Mereka masih tergantung dari jawaban guru. Keaktifan siswa seperti memberikan alasan, mengkomunikasikan jawaban, berdiskusi, menyelesaikan masalah, pada umumnya masih perlu bantuan atau dorongan guru untuk selalu mengingatkan.

62

Demikian juga dalam melatih siswa agar bekerjasama, berpikir kreatif dan kritis, masih perlu bantuan guru untuk selalu mengingatkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan yang terjadi pada proses penyelesaian masalah menunjukan bahwa siswa yang mampu menerapkan metode penyelesaian, masalah maka siswa tersebut juga mampu menyelesaikan persoalan dengan sukses. Sebaliknya jika siswa tersebut kurang bisa menerapkan

metode

penyelesaian

masalah

juga

tidak

sukses

dalam

menyelesaikan persoalan. Menurut Ratna tanjung (2001) dalam penelitiannya bahwa salah satu cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat diamati dari tahap-tahap pemecahan masalah yang dilakukannya. Sebagaimana ditemukan Suharsono dkk. (1994) pembelajaran pemecahan masalah sangat dipengaruhi variable karakteristik dasar masalah dan jenis masalah yang digarap, serta ruang lingkup masalah (Muchtar, 1996) dan kondisi internal dalam bentuk hasil-hasil belajar terdahulu yang relevan dengan topik permasalahan yang sedang dibahas (Gagne, 1985). Dengan demikian proses belajar yang tertinggi ini hanya dapat berlangsung kalau proses-proses belajar fundalis lainnya telah dimiliki dan dikuasai. Metode ini dapat dilaksanakan apabila siswa telah berada pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa-siswi di Mts N Cipondoh belum sepenuhnya siap untuk menggunakan metode problem solving dalam proses belajar mengajar. Karena mereka belum menguasai proses belajar fundalis yang lain. Hal ini juga dapat dilihat dari tahapan-tahapan mereka dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. 2.

Penguasaan Konsep Siswa Terhadap Pembelajaran Biologi pada Konsep Sistem Respirasi Berdasarkan hasil penelitian, penguasaan konsep oleh siswa tidak

ada perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kurang dalam pengusaan konsep terhadap pembelajaran biologi pada pokok

63

bahasan sistem respirasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis penguasaan konsep . Hal ini juga dapat dilihat dari hasil post-test siswa yang berjumlah 20 konsep. (lampiran 30).Persentase tertinggi penguasaan konsep siswa melalui metode problem solving adalah 73,3 %. Sedangkan persentase terendahnya adalah 43,3 %. Persentase tertinggi penguasaan konsep siswa melalui metode ceramah adalah 66,6%. Sedangkan persentase terendahnya adalah 36,6 %. Pada metode ceramah, frekuensi jawaban tertinggi siswa adalah 20 siswa untuk soal no 8 dan frekuensi jawaban terendah siswa adalah 11 siswa untuk soal no 20. Soal no 8 memuat konsep tentang penyakit pada sistem pernapasan. Soal ini mendapat jawaban terbanyak mungkin karena soal ini berhubungan dengan penyakit dalam kehidupan sehari- hari siswa. Siswa dapat menjawabnya karena telah mengenal ciri-ciri penyakit ini dan pernah mengalaminya, yaitu penyakit salesma. Sedangkan pada metode problem solving, frekuensi jawaban soal no 8 ini hanya 19 siswa. Hal ini dikarenakan siswa belum dapat membedakan penyakit salesma dengan influenza. Soal no 20 memuat konsep tentang mekanisme pernapasan burung. Soal ini mendapat jawaban terendah karena siswa belum memahami mekanisme pernapasan burung pada saat terbang dan pada saat diam. Siswa terjebak dengan opsi jawaban yang ditawarkan. Sedangkan pada metode problem solving, frekuensi jawaban soal 20 ini mengalami peningkatan menjadi 15 siswa. Hal ini karena siswa diajak langsung untuk mengamati perilaku burung pada saat terbang dan pada saat diam. Pada metode problem solving, frekuensi jawaban tertinggi siswa adalah 22 siswa untuk soal no 2 dan frekuensi jawaban terendah siswa adalah 13 siswa untuk soal no 9. Soal no 2 memuat konsep tentang alat pernapasan pada manusia. Soal ini mendapat jawaban terbanyak mungkin karena soal ini berhubungan dengan anggota tubuh siswa. Sedangkan pada metode ceramah, frekuensi jawaban soal no 2 ini hanya 19 siswa.

64

Soal no 9 memuat konsep tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Soal ini mendapat jawaban terendah karena siswa belum memahami mekanisme pernapasan manusia. Sedangkan pada metode ceramah, frekuensi jawaban soal 9 ini hanya 12 siswa. Berarti tidak mengalami peningkatan. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup tajam antara hasil pembelajaran menggunakan metode problem solving dengan metode ceramah. Sehingga dapat dikatakan penggunaan metode problem solving di MTs N cipondoh kurang berhasil. Konsep adalah kategori yang diberikan pada stimulus-stimulus lingkungan, oleh karena itu dalam pengkonsepan selalu ada kejadian sebagai stimulus dalam penyajian verbal, yang disebut dengan gambaran mental, dengan ini pengkonsepan adalah hal yang tidak mudah. 1 Dengan demikian dapat dipahami bahwa Biologi merupakan ilmu yang tidak dapat dianggap mudah dan untuk mempermudah penguasaanya perlu berpijak pada cara bagaimana mempermudah dalam menguasai konsep-konsep yang ada dalam biologi tersebut. Oleh sebab itu penguasaan konsep tidak mudah didapatkan begitu saja. Dalam pendidikan sains, konsep merupakan faktor yang mempengaruhi belajar. Dilihat dari pengertian tentang konsep, pengajaran IPA pada tahapan tertentu merupakan pembentukan, penarikan, dan pengakumulasian konsep. Kegiatan ini merupakan kegiatan intelek manusia yang diawali dari pengamatan terhadap fakta atau apa saja yang dialami dimana hasil pengamatan diproses dengan persepsi, penalaran induktif, dan kepenemuan. Klausmeier membagi konsep menjadi empat tingkatan, yaitu tingkat konkret, tingkat identitas, tingkat klasifikatoris dan tingkat formal. Konsepkonsep yang diajarkan di sekolah pada umumnya memenuhi persyaratan yang dikemukakan oleh Klausemeier. 2

1

Sutarto, Buku Ajar Fisika (BAF) dengan TUgas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF) Sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Mei, 2005), No.054,h.327 2 Ibid, h.332

65

Menurut pengamatan peneliti, siswa di MTs N Cipondoh belum mencapai tingkat formal. Hal ini dapat diamati ketika diadakan eksperimen. ketika dihadirkan objek eksperimen siswa belum dapat mengkonsep, mendeskriminasi, memberi nama atribut-atribut dan mengevaluasi rangsangan. Guru harus menerangkan terlebih dahulu dari objek yang dihadirkan sehingga siswa belum dapat mengkonsep suatu masalah. Mereka juga belum dapat mengevaluasi hasil eksperimen. Masalah yang disajikan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Tetapi siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang telah diterima dalam bentuk materi dengan fakta / kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak menyangka bahwa belajar biologi teryata menyenangkan setelah digunakan metode belajar yang bervariasi dari biasanya.Sebagian besar siswa menyatakan bahwa belajar biologi sangat sulit bila dibandingkan dengan belajar matematika. Menurut mereka biologi terlalu banyak menghafal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa selama ini siswa tidak memahami konsep yang ada dalam biologi. Mereka kesulitan untuk menghubungkan materi yang satu dengan materi yang lain. Selama ini siswa belajar biologi hanya dalm bentuk hafalan tanpa memahami konsep. 3.

Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Penguasaan Konsep Siswa Berdasarkan hasil penelitian, penguasaan konsep siswa sebelum dan

sesudahperlakuan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kurang dalam menggunakan pemecahan masalah terhadap pembelajaran biologi pada konsep sistem respirasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t. Dari perhitungan didapatkan harga thitung sebesar 1,24. sedangkan harga ttabel 2,68. setelah thitung dibandingkan dengan ttabel, ternyata harga thitung lebih kecil dari ttabel pada taraf signifikansi 5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi yang menggunakan metode problem solving dan metode ceramah.

66

Tetapi berdasarkan

dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai

penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah diberi perlakuann kelompok eksperimen mempunyai skor rata-rata sebesar 20,16 (lampiran 25) sedangkan kelompok kontrol mempunyai skor rata-rata sebesar 17,16 (lampiran 26) . Hal tersebut dapat membuktikan adanya perbedaan penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah pemberian pelakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol walaupun dengan perbedaan yang tidak terlalau besar. Metode yang ada di MTs N Cipondoh masih metode klasikal, yaitu berupa metode ceramah. Oleh karena itu pola belajar siswa tidak berkembang. Belajar memecahkan masalah adalah pola belajar yang paling tinggi karena pada tingkat ini , siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsang yang mengambarkan / membangkitkan situasi problematika, mempergunakan kaidah yang dikuasainya. 3 Hal ini juga berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Siswa akan kesulitan menggunakan metode yang belum pernah digunakan. Karena dalam metode problem solving ini dapat menggunakan lebih dari satu metode. Metode ini juga berpengaruh terhadap proses berpikir siswa. Karena dengan metode problem solving, siswa mencari sendiri solusi dari suatu masalah yang disajikan. Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, luas, dan tuntas. Untuk itu menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight (tilikan akal ) amat diperlukan. 4 Sedangkan penguasaan konsep merupakan kegiatan yang berhubungan dengan ranah kognitif yang sesuai dengan klasifikasi Bloom yaitu pengetahuan , pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

3 4

Ahmad Sabri, OP.Cit, h.24 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), cet.3, h.127

67

Berdasarkan penelitian, siswa belum memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, luas, dan tuntas. Sehingga siswa belum mengalami peningkatan kemampuan penguasaan konsep. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi ketika diadakan eksperimen. Kurangnya penggunaan metode yang bervariasi dalam pembelajaran biologi menyebabkan kurangnya kreatifitas berpikir siswa dalam menanggapi suatu masalah. Siswa menjadi jenuh dalam belajar biologi. Siswa kurang diberi kesempatan

untuk

berlatih

melaksanakan

pemecahan

masalah

dan

pembuktiannya. Dengan demikian siswa kurang mendapat stimulus /rangsangan yang dapat menimbulkan situasi bermasalah dalam diri siswa. Metode problem solving dapat dilaksanakan dengan baik jika siswa telah berada pada tingkat yang lebih tinggi dan prestasi yang tinggi pula. Sedangkan berdasarkan hasil observasi selama melakukan eksperimen dan dari hasil tes yang telah diberikan, nilai hasil belajar biologi dibawah rata-rata. Berdasarkan uraian di atas, metode pembelajaran yang digunakan sangat mempengaruhi kemampuan dan kecakapan kognitif siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa metode problem solving mempengaruhi penguasaan konsep siswa pada penelitian ini.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan hasil analisis data melalui observasi langsung dan tes hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode problem solving pada konsep sistem respirasi lebih tinggi daripada metode ceramah. Tetapi perbedaan itu tidak signifikaan.

B. Saran 1.Guru hendaknya

dalam pembelajaran biologi yang banyak melibatkan

penguasaan konsep bukan penghafalan materi, menemukan dan menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi siswa agar materi yang disampaikan dapat dipahami. 2.Alangkah lebih baik jika sebelum pembelajaran dimulai , guru telah menyiapakan strategi pembelajaran yang tepat, yang meliputi persiapan mengajar seperti pembuatan Rpp, media, metode belajar, lembar kerja dan lainlain. 3.Diadakan penelitian lanjutan dengan perencanaan yang lebih baik dan sample yang lebih besar untuk menyakinkan hasil penelitian yang didapat. 4.Diujicobakan juga penelitian ini untuk materi-materi biologi yang lain dengan perencanaan yang lebih baik.

68

69

DAFTAR PUSTAKA Abdulkarim, Aim. 2000. Memahami Hakikat Berpikir. Jurnal FKIP. Cianjur : FIPUNM. Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Aryana, Ida Bagus Putu. 2000. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Singaja : IKIP Cassady.2000.PoblemSolving.http://www.bsu.edu/web/emmeyer/edpsy:393/problems olving.html.[12 November 2006]. Dwiyogo, Wasis D. 2000. Kapabilitas Pemecahan Masalah sebagai Hasil Belajar Kognitif Tingkat Tinngi. Jurnal Teknologi Pembelajaran. Th. 7 No. 2. Edogogia. 2004. Pengaruh Umpan Balik Evaluasi Formatif. Volume 1 No. 1. Gatewood, John B. 2000. Intracultural Variability and Problem Solving. http://www.culturaleconomics.atfreeweb.com/Anno/pdanyi%20problem%20s oloving%20BJPS%201957.html. [12 november 2006] http:www.embracethefuture.org.au/youth/problem_solving.html. Hershey, Douglas & David A. 2001. Wals. Knowledge versus Experience in Financial Problem Solving performance. Winter 2000 / 2001. Volume 19 Issue 4, p261, 31 p, 1 chart, 6 diagrams. http://.ebscohost.com/login.aspx?direct=7db=An=40535446&loginpage=login .asp7site=eshost-live&scope=site, [ 22 Desember 2006] Huda, Nizel. 2000. Suatu Model Pengajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Mahasiswa D2 – PGSD Prajabatan FKIP Universitas Jambi. Jurnal Gema Pendidikan. Jambi : FIKP Universitas Jambi. Kuchar, Olga Ana & Jorge Reyes-Spindola. 2004. Augmented Condition for Bioinformatics Problem Solving. Martin S. Whitman Scool Of Manajement Syracuse University, Scyracuse, NY, 13244 mbenaroc @ syr.Edu. [ 10 Maret 2007]

70

Lufri. 2004. Pembelajaran Berbasis Problem Solving Yang Diintervensi Dengan Peta Konsep Pada Mata Kuliah Perkembangan Hewan. Padang : FPMIPA. Mccalla, Joanne. 2004. A General Problem Solving http://pespmcl.Vub.ac.be/probsolv.html. [12 November 2006]

Process.

Martinez, E. Michael. 2000. Whath Is The Problem Solving ?. http//wwwgse.uci.edu/doehome/Deftinfo/faculty/Martinez/problem _solving.html. [12 November 2006] Panjaitan, Binsar. 2000. Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah dan Lokus Kendali Siswa terhadap Hasil Belajar dalam Pemecahan Masalah Matematika. Medan : IKIP. Pical, J. Purniassa. 2004. Penggunaan Langkah Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika. Jurnal Pendidikan. Volume I No. 2. Roland W, schollz & Barbara Fluckiger. 2004. Journal of Environmental Education : Environmental problem solving ability : Profile In Aplication Dociments Of ResearchAssistants.http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=ft h&AN=40.[10 Maret 2007] Sabri, Ahmad. 2005. Stategi pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat : Gaung Persada Press. .2005. Stategi Belajar Mengajar dan Mikro Teaching. Padang : PT. Ciputat Press. Styer,

Dan. 2002. Solving Problem In Physics. http://www.oberlin.edu/physics/dstyer/SolvingProblem.html. [12 November 2006]

Sudjiono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sudirman. 2000. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Karya. Sudjana, Nana. 2000. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru Algesindo. Suharsono, Naswan. 2000. Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir dan Bernalar Mahasiswa. Aneka Widya STKIP Singaraja. Singaraja : STKIP. No.2 Th.xxxI April.

71

Sukarma, Ketut. 2004. Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving dan Problem Posing Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Jurnal Pendidikan. Volume 3 No. 1. Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosda karya. Susanto, Agus dan Rusdi. 2006. Model Pembelajaran Heuristik pada Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan.Volume 4 No. 1. Sutarto. 2005. Buku Ajar Fisika ( BAF ) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika ( AFKF ) sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep IPA dan Pajanannya dalam Interaksi Kelas di SD Negeri Kotamadya Medan. Jurnal Pendidikan dan kebudayaan. Mei No. 054 h. 327. Sutawijaya, Akbar. 2000. Pemecahan Masalah dalam pembelajaran Matematika. Jurnal Teknologi Pembelajaran. Th.6 N0.3. Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Turnip, Betty Marisi. 2000. Penguasaan Konsep IPA dan Pajangannya dalam Interaksi Kelas Di SD Negeri Kotamadya Medan . Medan. Wiliams, judy. 2004. Biological Problem Solving Experiments. http://www.accessexcellence.org/AE/ATG/data/released/0327.JudyWiliams/I ndex.php. [27 Oktober 2009] Yamin, Martinis. 2005. Stategi pembelajaran Berbasis kompetensi. Ciputat : Gaung Persada Press.

.

Lampiran 2 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Hasil Belajar Biologi Tahun Pelajaran 2006/2007

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Jumlah Soal Bentuk Soal

Standar Kompetensi

: MTs Negeri Cipondoh Tangerang : IPA Biologi : VIII/II : 2 x 45 menit : 35 Soal : Pilihan Ganda

Kompetensi Dasar

Indikator • Membandingkan macam

• Siswa dapat mendefinisikan

6. Mengaitkan hubungan

6.3 Mendeskripsikan

antara struktur dan

sistem pernapasan

organ penyusun sistem

tentang pengertian

fungsi beberapa sistem

pada manusia dan

pernapasan pada manusia

perapasan pada manusia

organ pada manusia dan

vertebrata serta

vertebrata dengan

hubungannya dengan

alat-alat pernapasan pada

lingkungan, teknologi,

kesehatan

manusia

dan masyarakat

Soal

Indikator Soal

• Siswa dapat menyebutkan

• Siswa dapat membedakan

Nomor

Jumlah

1, 2, 10

3

3, 13

2

4, 5, 6,7,

5

macam Organ pernapasan

15

pada manusia Membandingkan proses

Siswa dapat menunjukkan

inspirasi dan ekspirasi

proses pernapasan secara

pada proses pernapasan

inspirasi pada manusia • Siswa dapat menjelaskan tentang proses keluar

8

1

9, 11,14,

5

31, 35

masuknya udara dari dan ke paru-paru • Siswa dapat menjelaskan

12

1

16

1

17, 20

2

19

1

tentang pernapasan dada • Siswa dapat menuliskan reaksi pada proses respirasi • Mendata contoh kelainan

• Siswa dapat mengidentifikasi

Dan penyakit pada sistem

bahaya-bahaya yang

Pernapasan yang biasa

ditimbulkan akibat merokok

Dijumpai dalam kehidupan

• Siswa dapat menyebutkan

Sehari-hari dan upaya

bahan-bahan kimia apa saja

mengatasinya

yang terdapat dalam rokok

• Siswa dapat menyebutkan

18, 21

2

• Siswa dapat menyebutkan

22, 26,

5

alat-alat pernapasan pada

32,33,34

penyakit yang berkenaan dengan bahaya merokok

hewan vertebrata • Siswa dapat menjelaskan

23, 24

2

• Siswa dapat membedakan

25,27,

4

alat-alat pernapasan pada

28, 29

proses pengeluaran karbondioksida pada ikan

burung, ikan, amfibi, dan reptil • Siswa dapat menyebutkan

30

1

fungsi pundi-pundi udara pada burung

Jumlah

35

KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR BIOLOGI

No

Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia dan Vertebrata

Tingkat Pengetahuan dan Nomor Butir

Jumlah (%)

C1

C2

C3

C4

Jumlah

(%)

1

2, 35

10

16

5

14,3 %

3,13, 15

4,5,6

7

7

17,5 %

11,14

12,24

8

7

17,5 %

18

21

2

5,7 %

3

8,6 %

5

14,3 %

Sistem Pernapasan Pada Manusia 1.1 Pengertian pernapasan 1.

1.2 Alat-alat pernapasan pada manusia 1.3 Mekanisme pernapasan 1.4 Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan 1.5 Bahaya merokok bagi kesehatan

17,19

9,31

20

Sistem Pernapasan Pada Vertebrata 2.1 Pernapasan pada ikan 2.

26,34

32

2.2 Pernapasan pada amfibi

22

28

2

5,7 %

2.3 Pernapasan pada reptil

29

27

2

5,7 %

30,25

2

5,7 %

35

100 %

2.4 Pernapasan pada burung Total dan Persen

13

13

33

5

23

4

KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR BIOLOGI

No

Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia dan Vertebrata

Tingkat Pengetahuan dan Nomor Butir

Jumlah (%)

C1

C2

C3

Jumlah

(%)

1

2, 35

10*,16*

5

14,3 %

3,13, 15*

4*,5*,6*

7

7

17,5 %

11*,14

8,9*,24*,31

12

7

17,5 %

1.4 Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan

18*

21

2

5,7 %

1.5 Bahaya merokok bagi kesehatan

19

17

20

3

8,6 %

26*,34

32*

23*,33*

5

14,3 %

2.2 Pernapasan pada amfibi

22

28

2

5,7 %

2.3 Pernapasan pada reptil

29

27

2

5,7 %

30,25*

2

5,7 %

35

100 %

Sistem Pernapasan Pada Manusia 1.1 Pengertian pernapasan 1.

1.2 Alat-alat pernapasan pada manusia 1.3 Mekanisme pernapasan

Sistem Pernapasan Pada Vertebrata 2.1 Pernapasan pada ikan 2.

2.4 Pernapasan pada burung Total dan Persen Keterangan : * : soal yang tidak valid

12

16

7

Tabel 1 KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR BIOLOGI No.

Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia dan Vertebrata

Tingkat Pengetahuan dan Nomor Butir C1

C2

C3

1*

5

2*, 4, 6

3*

1. 1.3 Mekanisme pernapasan

9, 10,

8*,11

1.4 Kapasitas paru-paru

12, 13*, 15

14*,

1.4 Kelainan & penyakit pada sistem pernapasan

16

17*

18

1.5 Bahaya merokok bagi kesehatan

20*

21*

19*

23, 25

22*, 24*,

2.2 Pernapasan pada amfibi

26, 28*,

27*, 29*

2.3 Pernapasan pada reptil

31*

30*

32, 34*

33, 35*

Sistem Pernapasan Pada Manusia 1.1 Pengertian pernapasan 1.2 Alat-alat pernapasan pada manusia

Sistem Pernapasan Pada Vertebrata 2.1 Pernapasan pada ikan 2.

2.4 Pernapasan pada burung Total dan Persen Keterangan : * : soal yang tidak valid

7*

Jumlah (%) Jumlah

(%)

72

Lampiran 1 Angket Cara Belajar siswa No 1

Pernyataan

Sering

Membaca buku biologi sebelum pelajaran biologi

2

Mengerjakan tugas yang diberikan guru biologi dengan sebaik-baiknya

3

Tertarik memperhatikan penjelasan guru

4

Berdiskusi dengan teman-teman tentang pelajaran pelajaran biologi

5

Mencatat setiap materi biologi yang dijelaskan guru

6

Bersemangat mengikuti pelajaran biologi

7

Bertanya kepada guru bila tidak mengerti

8

Merasa senang jika tidak ada pelajaran biologi di kelas

9

Mengikuti

setiap

kegiatan

dalam

pembelajaran biologi di kelas 10

Kurang memperhatikan penjelasan guru biologi Rata-rata

Kadang-

Tidak

Kadang

Pernah

73

Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Sekolah

: MTsN Cipondoh

Kelas / Semester

: VIII (delapan) / II (dua)

Mata Pelajaran

: Biologi

Standar Kompetensi Kemampuan mengkaitkan hubungan antara struktur dan fungsi beberapa sistem organ pada manusia dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat. Kompetensi Dasar Peserta didik mampu mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia serta hubungannya dengan kesehatan. Indikator 1. Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia dan vetebrata. 2. Membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan. 3. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari – hari dan upaya mengatasinya. Alokasi waktu : 6 jam pelajaran ( 3 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : 1. Melakukan percobaan untuk memahami mekanisme pernapasan, kapasitas vital paru – paru, kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan, serta mekanisme pernapasan pada vetebrata. 2. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia dan vetebrata. 3. Menjelaskan proses pertukaran gas dan kapasitas paru – paru manusia.

74

4. Menghubungkan sistem pernapasan dengan kehidupan sehari – hari. 5. Membedakan alat pernapasan pada manusia dan vetebrata. 6. Memberikan contoh mekanisme pernapasan pada hewan vetebrata lainnya. B. Materi Pelajaran : Sistem Respirasi C. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan

= Problem Solving

2. Metode

= Eksperimen Diskusi

D. Langkah – langkah Kegiatan 1. Pertemuan Pertama a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi dan apersepsi Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai sistem pencernaan. 2) Prasyarat pengetahuan •

Jelaskan proses pencernaan ?



Apa fungsi makanan



Bagaimana energi dapat dihasilkan ?

3) Prasyarat Eksperimen •

Siswa sudah sarapan / makan sesuatu



Siswa tidak memiliki penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan



Berhati – hati dalam menggunakan peralatan

b. Kegiatan Inti •

Melakukan pretes dengan jumlah soal 3 buah 9 Apa hubungan sistem pencernaan dengan sistem respirasi ? 9 Proses pernapasan meliputi 2 hal. Sebutkan ! 9 Sebutkan macam – macam pernapasan !

75



Melakukan diskusi 9 Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok diskusi dengan jumlah 5 – 6 siswa tiap kelompok. 9 Guru memaparkan bahan yang akan dijadikan permasalahan dalam kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut : -

Proses pernapasan pada saat bernapas biasa

-

Proses pernapasan pada saat beraktivitas berat Ex. Berolah raga



-

Pernapasan dada dan pernapasan perut

-

Kapasitas vital paru - paru

Guru menyediakan Lembar Kerja Ssiwa (LKS) sebagai penuntun diskusi



Peserta didik dalam kelompok melakukan eksperimen tentang proses pernapasan pada saat biasa dan pada saat beraktivitas berat dengan memperhatikan pernapasan dada dan pernapasan perut, serta menghitung kapasitas vital paru – paru pada masing-masing siswa.

c. Kegiatan Penutup •

Guru bersama peserta didik melakukan diskusi kelas dari hasil eksperimen kelompok.



Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar



Guru memberikan tugas rumah berupa membuat laporan diskusi.

2. Pertemuan Kedua a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi dan apersepsi Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai mekanisme pernapasan 2) Prasyarat pengetahuan •

Apa perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ?

76



Mengapa jika kita sehabis beraktivitas berat, pernapasan menjadi lebih cepat dan dalam ?



Berapakah kapasitas vital paru – paru pada manusia ?

3) Prasyarat eksperimen •

Berhati – hatilah dalam menggunakan korek api



Berhati – hatilah terhadap asap rokok

b. Kegiatan Inti •

Melakukan pretes dengan jumlah soal 3 buah 9 Apakah semua jenis rokok aman dikonsumsi ? 9 Mengapa

rokok

dapat

menimbulkan

kecanduan

pada

penghisapnya? 9 Penyakit apa saja yang bias timbul karena merokok ? •

Melakukan diskusi 9 Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok diskusi dengan jumlah 5 – 6 siswa tiap kelompok. 9 Guru memaparkan bahan yang akan dijadikan permasalahan dalam kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut : -

Perbedaan rokok kretek, rokok kretek berfilter dan rokok putih



-

Memperhatikan warna kapas pada masing – masing rokok

-

Penyakit yang dapat timbul karena merokok.

Guru menyediakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun diskusi



Peserta didik dalam kelompok melakukan eksperimen untuk mengetahui adanya tar dalam rokok

c. Kegiatan Penutup •

Guru bersama peserta didik melakukan diskusi kelas dari hasil eksperimen kelompok



Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar.



Guru memberikan tugas rumah berupa membuat laporan diskusi.

77

3. Pertemuan Ketiga a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi dan Apersepsi Mengulas kembali materi sebelumnya mengenai kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan. 2) Prasyarat Pengetahuan •

Sebutkan alat pernapasan pada manusia ?



Jelaskan mekanisme penapasan pada manusia ?

3) Prasyarat Eksperimen •

Hati – hati membawa ikan, katak, dan burung



Hati – hati menggunakan hewan sebagai eksperimen

b. Kegiatan Inti •

Melakukan Pretes dengan jumlah soal 3 buah 9 Apakah ada persamaan dan perbedaan alat pernapasan pada ikan dan katak ? 9 Mengapa pada waktu – waktu tertentu burung melayang tanpa mengepakkan sayap ? 9 Ayam termasuk dalam kelas Aves, kenapa ayam tidak dapat terbang jauh ?



Melakukan diskusi 9 Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok diskusi dengan jumlah 5 – 6 siswa tiap kelompok. 9 Guru memaparkan bahan yang akan dijadikan permasalahan dalam kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut :



-

Mekanisme pernapasan ikan

-

Mekanisme pernapasan katak

-

Mekanisme pernapasan burung

Guru menyediakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai penuntun diskusi



Peserta didik dalam kelompok melakukan eksperimen tentang proses pernapasan pada vetebrata (ikan, katak, dan burung)

78

c. Kegiatan Penutup •

Guru bersama peserta didik melakukan diskusi kelas dari hasil eksperimen kelompok.



Guru bersama peserta didik berdiskusi untuk membuat rangkuman.



Guru memberikan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui daya serap materi yang telah dipelajari.

E. Sumber Belajar 1. Sumarwan, dkk. Sains Biologi SMP Jilid 2B Kelas VIII. G. 1-30 2.

Puji Haryoko, S.Pd. Shola (Sahabat Sekolah) Kelas VIII. H. 4-14

3. Alat : Baskom atau bak plastik bundar, botol atau bejana yang volumenya + 5 liter, selang air ukuran + 2 meter, botol plastik, pipa kaca atau pipa karet, Aquarium kecil. 4. Bahan : kapas, rokok kretek berfilter, rokok kretek tanpa filter, rokok putih, ikan, katak, burung. 5. Di dalam Sekolah : 9 Kelas 9 Perpustakaan 9 Laboratorium 9 Dll 6. Di luar Sekolah : 9 Perpustakaan umum 9 Rumah 9 Internet 9 Dll F. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian •

Tes unjuk kerja



Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen •

Tes Identifikasi

79



PG



Essay / uraian

3. Contoh Instrumen •

Contoh tes identifikasi Tuliskan hasil pengamatanmu dalam tabel di bawah ini ! No

Nama Siswa

Volume Botol A

Volume Botol B

Volume udara yang dikeluarkan

1 2 3 Rubrik No.



Aspek

Skor

1.

Ketepatan mengidentifikasi perubahan volume udara

2

2.

Membuat kesimpulan

2

Jumlah skor

4

Contoh tes PG Pernapasan pada manusia adalah untuk : a. memperoleh energi b. mengambil O2 dan mengeluarkan CO2 c. mengeluarkan sisa metabolisme d. menjaga keseimbangan tekanan udara paru - paru



Contoh tes uraian 1. Mengapa jika selesai berolah raga, pernapasan kita menjadi lebih cepat dan dalam ? Jelaskan

80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Sekolah

: MTsN Cipondoh

Kelas / Semester

: VIII (delapan) / II (dua)

Mata Pelajaran

: Biologi

Standar Kompetensi Kemampuan mengkaitkan hubungan antara struktur dan fungsi beberapa sistem organ pada manusia dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat. Kompetensi Dasar Peserta didik mampu mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia serta hubungannya dengan kesehatan. Indikator 1. Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia dan vetebrata. 2. Membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan. 3. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari – hari dan upaya mengatasinya. Alokasi waktu : 6 jam pelajaran ( 3 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : 1. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia dan vetebrata. 2. Menjelaskan proses pertukaran gas dan kapasitas vital paru – paru manusia. 3. Menghubungkan sistem pernapasan dengan kehidupan sehari – hari. 4. Membedakan alat pernapasan pada manusia dan vetebrata. 5. Memberikan contoh mekanisme pernapasan pada hewan vetebrata lainnya.

81

B. Materi Pelajaran : Sistem Respirasi C. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan

= Ceramah

2. Metode

= Kepustakaan Diskusi

D. Langkah – langkah Kegiatan 1. Pertemuan Pertama a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi dan apersepsi Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai sistem pencernaan. 2) Prasyarat pengetahuan •

Jelaskan proses pencernaan ?



Apa fungsi makanan



Bagaimana energi dapat dihasilkan ?

b. Kegiatan Inti •

Guru memberikan materi tentang mekanisme pernapasan dan kapasitas vital paru – paru.



Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar kerja siswa (LKS) tentang mekanisme pernapasan dan kapasitas vital paru – paru



Melakukan Tanya jawab mengenai mekanisme pernapasan dan kapasitas vital paru – paru.

c. Kegiatan Penutup •

Guru memberikan postes, soal berbentuk soal esay berjumlah 3 soal 9 Proses pernapasan meliputi 2 hal. Sebutkan ! 9 Jelaskan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut ! 9 Apa yang dimaksud dengan kapasitas vital paru – paru ?

82

2. Pertemuan Kedua a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi dan apersepsi Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai mekanisme pernapasan dan kapasitas vital paru – paru. 2) Prasyarat pengetahuan 9 Jelaskan mekanisme pernapasan dada ! 9 Jelaskan mekanisme pernapasan perut ! 9 Apa yang dimaksud kapasitas vital paru – paru ? b. Kegiatan Inti •

Guru memberikan materi tentang kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan.



Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok dan mendiskusikan tentang kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan dengan mengisi Lembar Kerja Siswa (LKS).



Melakukan Tanya jawab

c. Kegiatan Penutup •

Guru memberikan postes, soal berbentuk esay berjumlah 3 soal ! 9 Penyakit apa saja yang dapat timbul karena merokok ? 9 Mengapa

rokok

dapat

mengimbulkan

kecanduan

pada

penghisapnya ! 9 Apakah semua jenis rokok aman dikonsumsi ? 3. Pertemuan Ketiga a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi dan Apersepsi Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan. 2) Prasyarat Pengetahuan 9 Sebutkan penyakit yang menyerang pernapasan bagian atas ! 9 Sebutkan penyakit yang menyerang pernapasan bagian dalam ! 9 Penyakit apa saja yang dapat timbul karena merokok ?

83

b. Kegiatan Inti •

Guru memberikan materi tentang pernapasan pada vetebrata



Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok dan mendiskusikan sistem pernapasan pada vetebrata dengan mengisi Lembar Kerja Siswa (LKS).



Melakukan tanya jawab

c. Kegiatan Penutup •

Guru memberikan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui daya serap materi yang telah dipelajari.

E. Sumber Belajar 1. Sumarwan, dkk. Sains Biologi SMP Jilid 2B Kelas VIII. G. 1-30 2.

Puji Haryoko, S.Pd. Shola (Sahabat Sekolah) Kelas VIII. H. 4-14

3. Di dalam Sekolah : 9 Kelas 9 Perpustakaan 4. Di luar Sekolah : 9 Perpustakaan umum 9 Rumah 9 Internet 9 Dll F. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian •

Tes unjuk kerja



Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen •

Tes Identifikasi



Tes Essay



Tes PG

3. Contoh Instrumen •

Contoh tes identifikasi

84

Isilah tabel di bawah ini ! No

Macam-macam udara

1

Pengertian

Volume udara

Udara Pernapasan (UP)

2

Udara Kompelementer (UK)

3

Udara Suplemen (US)

4

Udara Residu (UR) Volume total paru – paru

=

Rubrik No.



Aspek

1.

Ketepatan mengidentifikasi perubahan volume udara

2

2.

Membuat kesimpulan

2

Contoh tes PG Pernapasan pada manusia adalah untuk …. a. memperoleh energi b. mengambil O2 dan mengeluarkan CO2 c. mengeluarkan sisa metabolisme d. menjaga keseimbangan tekanan udara paru - paru



Skor

Contoh tes uraian Apakah kapasitas vital paru – paru setiap orang sama ?

85

Lampiran 3 Tabel.14 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi No

Materi

Tingkat Pengetahuan dan Nomor Butir

Sistem Pernapasan Pada Manusia

C1

C2

5

C3

Jumlah (%) Jumlah

(%)

1*

2

5,7 %

2*, 4, 6

3*

4

11,4 %

9, 10,

8*,11

5

14,3 %

12, 13*, 15

14*,

4

11,4 %

16

17*

18

3

8,6 %

20*

19*

21*

3

8,6 %

23

22*, 24*,

25

4

11,4 %

2.2 Pernapasan pada amfibi

26, 27*,

28*, 29*

4

11,4 %

2.3 Pernapasan pada reptil

31*

30*

2

5,7 %

32, 34*

33, 35*

4

17

14

dan Vertebrata Sistem Pernapasan Pada Manusia 1.1 Pengertian pernapasan 1.2 Alat-alat pernapasan pada manusia 1.

1.3 Mekanisme pernapasan 1.4 Kapasitas paru-paru 1.5 Kelainan & penyakit pada sistem

7*

pernapasan 1.6 Bahaya merokok bagi kesehatan Sistem

Pernapasan

Pada

Vertebrata 2.1 Pernapasan pada ikan 2.

2.4 Pernapasan pada burung Total dan Persen

Keterangan : * : soal yang valid

5

35

100

86

Lampiran 4 INSTRUMEN UJI COBA HASIL BELAJAR BIOLOGI Nama

: …………..……………..

Kelas

: …………..……………..

Hari/Tanggal

: …………/ ……………..

Waktu

: 2 x 45 menit

Mata Pelajaran

: Biologi

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat! 1.Pernapasan bagi makhluk hidup memiliki tujuan pokok yaitu … a. untuk mendapatkan oksigen

c. membebaskan CO2

b. mendapatkan energi

d. menghasilkan zat-zat sisa

2.Berikut ini adalah organ-organ saluran pernapasan … 1. alveolus

3. bronkus

5. laring

2. bronkiolus

4. trakea

6. rongga hidung

Urutan proses masuknya udara pernapasan manusia, yaitu : a. 6-5-4-3-2-1

c. 6-3-4-5-2-1

b. 6-4-5-3-2-1

d.6-2-3-4-5-1

3.Fungsi selaput lendir hidung adalah untuk … a. menyesuaikan kelembaban udara c. menetralkan racun yang masuk b. membunuh kuman yang terbawa d. memilih gas-gas yang masuk 4.Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput yang disebut … a. diafragma

b. lobus

c. alveoli

5.Reaksi respirasi yang benar di bawah ini adalah … a. Sari makanan + O2 → Energi + CO2 + H2O b. CO2 + H2O (air) → Energi + O2 + Sari makanan c. Sari makanan + CO2 → Energi + O2 + uap air d. H2O (air) + oksigen → Energi + Sari makanan + CO2

d. pleura

87

6.Proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada manusia berlangsung di… a. hidung

b. alveolus

c. trakea

d. bronkus

7.Apabila kita sedang berolah raga, napas kita menjadi lebih cepat karena … a. tingginya kadar O2 dalam darah

c. rendahnya kadar CO2 darah

b. rendahnya kadar glukosa darah

d. tingginya kadar CO2 darah

8.keluarnya udara pernapasan dari paru-paru adalah karena rongga dada … a. membesar, tekanan udara paru-paru membesar b. mengecil, tekanan udara paru-paru mengecil c. mengecil, tekanan udara paru-paru membesar d. membesar, tekanan udara paru-paru mengecil 9.Pada pernapasan dada, inspirasi disebabkan karena adanya kontraksi … a. otot-otot antartulang rusuk

c. tulang dada

b. diafragma

d. tulang rusuk

10. Ekspirasi pada pernapasan perut terjadi karena … a. diafragma berkontraksi, rongga dada membesar b. diafragma berkontraksi, rongga dada menyempit c. diafragma relaksasi, rongga dada menyempit d. diafragma relaksasi, rongga dada membesar 11. Pada ekspirasi, pada saat otot antartulang rusuk relaksasi, maka … a. tulang rusuk terangkat

c. volume rongga dada membesar

b. tulang rusuk menurun

d. tekanan udara menurun

12. Setelah melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya, udara yang masih terdapat di dalam paru-paru disebut … a. udara residu

c. udara komplementer

b. udara suplementer

d. udara tidal

13. Udara yang masih dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi biasa disebut … a. udara tidal

c. udara suplementer

b. udara komplementer

d. udara residu

88

14. Kapasital vital paru-paru merupakan jumlah volume udara tersebut di bawah ini, kecuali … a. udara tidal

c. udara suplementer

b. udara komplementer

d. udara residu

15. Kapasitas vital paru-paru manusia adalah … a. 3 liter

b. 4 liter

c. 5 liter

d. 6 liter

16. Gangguan pada paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis disebut penyakit … a. TBC

b. influenza

c. bronchitis

d. pleuritis

17. Penyempitan saluran pernapasan karena tertumpuknya mucus terjadi pada penderita … a. TBC

b. asma

c. bronchitis

d. tonsilitis

18. Suatu keadaan dimana hidung tersumbat, beringus, dan bersin-bersin merupakan ciri orang yang terserang … a. flu

b. selesma

c. influenza

d. asma

19. Gas karbon monoksida yang dihirup dari asap rokok dapat membahayakan tubuh karena… a. dapat merusak dinding alveolus b. gas tersebut dapat menimbulkan batuk - batuk c. gas tersebut akan menggantikan oksigen di sel – sel darah d. dapat menimbulkan berbagai gangguan pada saluran pernapasan 20. Berikut ini yang merupakan karsinogen pada rokok tembakau adalah … a. tar

b. karbon monoksida c. nikotin

d. sianida

21. Kecanduan bagi perokok disebabkan oleh … a. nikmatnya rasa rokok

c. bau harumnya asap rokok

b. zat nikotin dalam tembakau

d. gas karbon monoksida

22. Ikan lele masih dapat bergerak aktif di dalam ember yang berisi sedikit air karena ikan lele… a. bernapas dengan labirin

c. bernapas dengan insang

b. bernapas dengan kulit

d. daya tahan tubuhnya sangat kuat

23. Ikan hiu bernapas dengan menggunakan … a. insang

b. paru-paru

c. kulit

d. labirin

89

24. Ikan mengikat oksigen di dalam tubuhnya dengan cara … a. mulut terbuka, tutup insang menutup, oksigen yang larut dalam air diikat kapiler insang b. mulut terbuka, tutup insang membuka, oksigen yang larut dalam air diikat kapiler insang `c. mulut tertutup, tutup insang membuka, oksigen yang larut dalam air diikat kapiler insang d. mulut tertutup, tutup insang menutup, oksigen yang larut dalam air diikat kapiler insang 25. Contoh ikan yang memiliki tutup insang adalah … a. ikan lele

b. ikan hiu

c. ikan mas

d. ikan gurame

26. Hewan berikut yang bernapas dengan kulit adalah … a. katak dan cacing tanah

c. ikan dan buaya

b. buaya dan katak

d. cacing tanah dan amoeba

27. Berudu katak yang berumur 6 hari bernapas dengan … a. insang dalam

b. insang luar

c. kulit

d. paru-paru

28. Peranan selaput lendir pada rongga mulut katak adalah … a. untuk memasukan oksigen ke dalam insang secara difusi b. memasukan air untuk bernapas c. untuk memasukan oksigen ke dalam darah secara difusi d. untuk memudahkan bersuara 29. Bagian tubuh katak yang berperan dalam mekanisme pernapasan adalah … a. otot antartulang rusuk dan sekat rongga badan b. otot antartulang rusuk dan otot perut c. sekat rongga badan dan otot perut d. otot - otot rahang bawah dan otot perut 30. Selain dengan paru-paru, penyu dan kura-kura juga bernapas dengan menggunakan … a. pulmosis

b. insang

c. kloaka

d. permukaan kulit

90

31. Buaya bernapas dengan mengunakan … a. paru-paru

b. insang

c. glottis

d. trakea

32. Alat bantu pernapasan burung dinamakan … a. gelembung udara

c. gelembung oksigen

b. kantong udara

d. kantong oksigen

33. Burung memiliki kantong udara yang berfungsi … a. menggantikan kerja paru-paru selama selama terbang b.mengalirkan udara dari saluran pernapasan ke paru-paru c. tempat oksigen berdifusi ke dalam darah d.tempat udara cadangan selama terbang 34. Berikut merupakan saluran pernapasan: 1. lubang hidung

3. paru-paru

2. bronkus

4. trakea

5. kantong udara

Urutan saluran pernapasan pada burung yang benar adalah … a. 1,2,3,4,5

b. 1,4,2,3,5

c. 1,4,2,3,5

d. 1,5,2,3,4

35. Pernyataan yang benar tentang pernapasan burung adalah … a. pengambilan oksigen oleh darah hanya terjadi pada paru-paru b. pengambilan oksigen oleh darah hanya terjadi pada kantong udara c. pada waktu hinggap dan terbang, burung mengisi kantong udara d.ketika mengepakkan sayapnya, burung akan mengisi kantong udara

Selamat Mengerjakan

91

lampiran 5 Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen 1. B

11. B

21. B

31. A

2. A

12. A

22. A

32. B

3. A

13. B

23. A

33.D

4. D

14. D

24. A

34. B

5. A

15. B

25. C

35. A

6. B

16. A

26. A

7. D

17. C

27. B

8. C

18. B

28. C

9. A

19 C

29. D

10. D

20. A

30. C

92

Lampiran 6 Tabel 15. Skor Uji Relibialitas

93

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen ƒ

Menentukan skor total dengan persamaan : ∑x Mt = N 533 = 15,36 Mt = 36

ƒ

Menentukan standar Deviasi total dengan persamaan :

∑Χ

SDt =

n

2

⎡∑ Χ ⎤ −⎢ ⎥ ⎢⎣ n ⎥⎦

2

2

=

8815 ⎡ 553 ⎤ − 36 ⎢⎣ 36 ⎥⎦

=

244,86 − 235,96

= 8,9 SDt = 2,98 ƒ

Menentukan skor soal peserta tes yang menjawab benar dengan persamaan : Mp Mp

Jumlah skor total peserta yang menjawab benar Jumlah skor tertinggi = 15 + 15 + 16 + 21 + 17 + 10 + 15 + 23 + 15 + 14 + 10 + 12 + 15 + 14 + 18 + 15 + 15 + 17 + 18 + 17 + 17 + 16 + 17 + 16 + 15 + 17 + 14 + 14 + 19 + 15 + 12 + 13 + 17

=

514 = 15,60 33 Menentukan validitas dengan persamaan : =

ƒ

r pbi

=

Mp − Mt SDt

=

15,8 − 15,36 0,9 2,98 0,1

= 0,148 x 3 = 0,443

p q

94

Lampiran 8 Tabel 16. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Instrumen

95

Lampiran 9 Tabel 17. Skor Instrumen yang Valid

96

Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrumen ∑x

= 390

∑x2

= 4564

∑pq

= 3,74

N

= 36

n

= 20

SD

=

∑ Χ2 N

⎡∑ Χ ⎤ −⎢ ⎥ ⎢⎣ N ⎥⎦

=

4568 ⎡ 390 ⎤ −⎢ ⎥ 36 ⎣ 36 ⎦

=

126,8 − 117,36

2

2

= 9,44 = 3,1 Koefisien dengan menggunakan rumus K- R 20 sebagai berikut : r1 =

2 ⎛ n ⎞⎛⎜ SD − ∑ pq ⎞⎟ ⎜ ⎟ ⎟ SD 2 ⎝ n − 1 ⎠⎜⎝ ⎠

⎛ 36 ⎞⎛ (3,1) − 3,74 ⎞⎟ = ⎜ ⎟⎜⎜ 2 ⎟ ⎝ 35 ⎠⎝ (3,1) ⎠ 2

⎛ 9,61 − 3,74 ⎞ = 1,03⎜ ⎟ ⎝ 9,61 ⎠ = 1,03 x ( 0,611) = 0,63 Klasifikasi koefisien reliabilitass : r 11 = 0,91 – 1,00 = sangat tinggi r 11 = 0,71 – 0,90 = tinggi r 11 = 0,41 – 0,70 = cukup r 11 = 0,21 – 0,40 = rendah r 11 = ∠ 0,21 •> Dari hasil perhitungan memperoleh koefisien rehabilitas sebesar 0,63 , oleh karena itu rehabilitas tergolong dalam klasifikasi cukup.

97

Lampiran 11 INSTRUMEN HASIL BELAJAR BIOLOGI Nama

: ………………………..

Kelas

: ………….

Hari/Tanggal

: ………………………..

Waktu

: 2 x 45 menit

Mata Pelajaran

: Biologi

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat! 1. Pernapasan bagi makhluk hidup memiliki tujuan pokok yaitu … a. untuk mendapatkan oksigen

c. membebaskan CO2

b. mendapatkan energi

d. menghasilkan zat-zat sisa

2. Berikut ini adalah organ-organ saluran pernapasan … 1. alveolus

3. bronkus

5. laring

2. bronkiolus

4. trakea

6. rongga hidung

Urutan proses masuknya udara pernapasan manusia, yaitu : a. 6-5-4-3-2-1

c. 6-3-4-5-2-1

b. 6-4-5-3-2-1

d.6-2-3-4-5-1

3. Fungsi selaput lendir hidung adalah untuk … a. menyesuaikan kelembaban udara c. menetralkan racun yang masuk b. membunuh kuman yang terbawa d. memilih gas-gas yang masuk 4. Apabila kita sedang berolah raga, napas kita menjadi lebih cepat karena … a. tingginya kadar O2 dalam darah

c. rendahnya kadar CO2 darah

b. rendahnya kadar glukosa darah

d. tingginya kadar CO2 darah

5. keluarnya udara pernapasan dari paru-paru adalah karena rongga dada … a. membesar, tekanan udara paru-paru membesar b. mengecil, tekanan udara paru-paru mengecil c. mengecil, tekanan udara paru-paru membesar d. membesar, tekanan udara paru-paru mengecil

98

6. Udara yang masih dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi biasa disebut … a. udara tidal

c. udara suplementer

b. udara komplementer

d. udara residu

7. Kapasital vital paru-paru merupakan jumlah volume udara tersebut di bawah ini, kecuali … a. udara tidal

c. udara suplementer

b. udara komplementer

d. udara residu

8. Penyempitan saluran pernapasan karena tertumpuknya mucus terjadi pada penderita … a. TBC

b. asma

c. bronchitis

d. tonsilitis

9. Gas karbon monoksida yang dihirup dari asap rokok dapat membahayakan tubuh karena… a. dapat merusak dinding alveolus b. gas tersebut dapat menimbulkan batuk - batuk c. gas tersebut akan menggantikan oksigen di sel – sel darah d. dapat menimbulkan berbagai gangguan pada saluran pernapasan 10. Berikut ini yang merupakan karsinogen pada rokok tembakau adalah … a. tar

b. karbon monoksida c. nikotin

d. sianida

11. Kecanduan bagi perokok disebabkan oleh … a. nikmatnya rasa rokok

c. bau harumnya asap rokok

b. zat nikotin dalam tembakau

d. gas karbon monoksida

12. Ikan lele masih dapat bergerak aktif di dalam ember yang berisi sedikit air karena ikan lele… a. bernapas dengan labirin

c. bernapas dengan insang

b. bernapas dengan kulit

d. daya tahan tubuhnya sangat kuat

13. Ikan mengikat oksigen di dalam tubuhnya dengan cara … a. mulut terbuka, tutup insang menutup, oksigen yang larut dalam air diikat kapiler insang b. mulut terbuka, tutup insang membuka, oksigen yang larut dalam air diikat kapiler insang

99

c. mulut tertutup, tutup insang membuka, oksigen yang larut dalam air diikat kapiler insang d. mulut tertutup, tutup insang menutup, oksigen yang larut dalam air diikat kapiler insang 14. Berudu katak yang berumur 6 hari bernapas dengan … a. insang dalam

b. insang luar

c. kulit

d. paru-paru

15. Peranan selaput lendir pada rongga mulut katak adalah … a. untuk memasukan oksigen ke dalam insang secara difusi b. memasukan air untuk bernapas c. untuk memasukan oksigen ke dalam darah secara difusi d. untuk memudahkan bersuara 16. Bagian tubuh katak yang berperan dalam mekanisme pernapasan adalah … a. otot antartulang rusuk dan sekat rongga badan b. otot antartulang rusuk dan otot perut c. sekat rongga badan dan otot perut d. otot - otot rahang bawah dan otot perut 17. Selain dengan paru-paru, penyu dan kura-kura juga bernapas dengan menggunakan … a. pulmosis

b. insang

c. kloaka

d. permukaan kulit

18. Buaya bernapas dengan mengunakan … a. paru-paru

b. insang

c. glottis

d. trakea

19. Berikut merupakan saluran pernapasan: 1. lubang hidung

3. paru-paru

2. bronkus

4. trakea

5. kantong udara

Urutan saluran pernapasan pada burung yang benar adalah … a. 1,2,3,4,5

b. 1,4,2,3,5

c. 1,4,2,3,5

d. 1,5,2,3,4

20. Pernyataan yang benar tentang pernapasan burung adalah … a. pengambilan oksigen oleh darah hanya terjadi pada paru-paru a. pengambilan oksigen oleh darah hanya terjadi pada kantong udara b. pada waktu hinggap dan terbang, burung mengisi kantong udara c. ketika mengepakkan sayapnya, burung akan mengisi kantong udara

100

Lampiran 12 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 1. B

11. B

2. A

12. A

3. A

13. A

4. D

14. A

5. C

15. B

6. B

16. D

7. D

17. D

8. C

18. D

9. C

19. A

10. A

20. A

101

Analisis Uji Taraf Kesukaran P=

B JS

No Soal

B

JS

Keterangan

1.

33

36

0,92

Mudah

2.

8

36

0,22

Sukar

3.

27

36

0,75

Mudah

4.

13

36

0,36

Sedang

5.

27

36

0,75

Mudah

6.

6

36

0,17

Sukar

7.

23

36

0,64

Sedang

8.

2

36

0,05

Sukar

9.

25

36

0,70

Sedang

10.

25

36

0,70

Sedang

11.

29

36

0,80

Mudah

12.

27

36

0,75

Mudah

13.

14

36

0,40

Sedang

14.

20

36

0,55

Sedang

15.

25

36

0,70

Sedang

16.

26

36

0,72

Mudah

17.

4

36

0,11

Sukar

18.

26

36

0,72

Mudah

19.

15

36

0,42

Sedang

20.

15

36

0,42

Sedang

102

Lampiran 13 Perhitungan Nilai dan Daftar Distribusi Frekuensi 1. Perhitungan Mean Mx =

Σfx N

2. Perhitungan Median Mdn = l +

( 12 N − fkb) fi

3. Perhitungan Modus Mo = nilai yang sering muncul 4. Perhitungan Standar Deviasi SD =

Σfx 2 N

5. Perhitungan Range R = High Score (H) – Lower Score (L) + 1 6. Banyaknya Kelas K = 1 + 3,3 log n 7. Interval Kelas i=

R K

103

Lampiran 14 Tabel 18. Perhitungan Data dan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelompok Eksperimen (X) X

F

FX

Fkb

x

x2

Fx2

55

1

55

30

19,2

368,64

368,64

45

7

315

29

9,2

84,64

592,48

40

6

240

22

4,2

17,64

105,84

35

3

105

16

0,8

0,64

1,92

30

9

270

13

-5,8

33,64

302,76

25

2

50

4

-10,8

116,64

233,28

20

2

40

2

-15,8

249,64

499,28

n = 30

1075

1. Mean Mx =

1075 = 35,8 30

2. Median Mdn = 34,5 +

( 12 30 − 13)

= 34,5 + 0,22 = 34,72 3. Modus Mo = 30 4. Standar Deviasi SD = =

2104,2 30 70,14

= 8,37

9

2104,2

104

5. Range R = (H – L) + 1 = 55 – 20 + 1 = 36 6. Banyaknya Kelas K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,78 = 5,78 dibulatkan menjadi 6 7. Interval Kelas i

=

R K

=

41 = 6,83 dibulatkan menjadi 6 6

Tabel 19 Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelompok Eksperimen Nilai

Batas

Batas

Tengah

Bawah

Atas

Absolut

Relatif

20 – 25

22,5

19,5

25,5

4

2.

26 – 31

28,5

25,5

31,5

3.

32 – 37

34,5

31,5

4.

38 – 43

40,5

5.

44 – 49

6.

50 – 55

No

Interval

1.

Frekuensi

fka

fkb

13,33%

30

4

9

30 %

26

13

37,5

3

10 %

17

16

37,5

43,5

6

20 %

14

22

46,5

43,5

49,5

7

23,33%

8

29

52,5

49,5

55,5

1

3,33 %

1

30

N = 30

100 %

Jumlah

105

Lampiran 15 Tabel 20. Perhitungan Data dan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelompok Eksperimen (X) X

F

FX

Fkb

x

x2

Fx2

70

4

280

30

14

196

784

65

3

195

26

9

81

243

60

4

240

23

4

16

64

55

10

550

19

-1

1

10

50

3

150

9

-6

36

108

45

5

225

6

-11

121

605

40

1

40

1

-16

256

256

n = 30

1680

1. Mean Mx = =

1680 = 56 30

2. Median Mdn = 59,5 +

( 12 30 − 19)

= 59,5 – 0,4 = 59,1 3. Modus Mo = 55 1. Standar Deviasi SD = =

2070 30 69

= 8,30

10

2070

106

2. Range R = (H – L) + 1 = 70 – 40 + 1 = 31 3. Banyaknya Kelas K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,78 = 5,78 dibulatkan menjadi 6 4. Interval Kelas i

=

R K

=

31 = 5,16 dibulatkan menjadi 6 6 Tabel 21. Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelompok Eksperimen Nilai

Batas

Batas

Tengah

Bawah

Atas

Absolut

Relatif

40 – 45

42,5

39,5

45,5

6

2.

46 – 51

48,5

45,5

51,5

3.

52 – 57

54,5

51,5

4.

58 – 63

60,5

5.

64 – 69

6.

70 – 75

No

Interval

1.

Frekuensi

fka

fkb

20 %

30

6

3

16,66%

24

9

57,5

10

30 %

21

19

57,5

63,5

4

13,33%

11

23

66,5

63,5

69,5

3

6,66%

7

26

72,5

69,5

75,5

4

13,3 %

4

30

N = 30

100 %

Jumlah

107

Lampiran 16 Tabel 22. Perhitungan Data dan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelompok Kontrol (Y) X

F

FX

Fkb

x

x2

Fx2

55

2

110

30

16,67

277,89

555,78

50

5

250

28

11,67

136,19

680,95

45

3

135

23

6,67

44,49

133,47

40

6

240

20

1,67

2,79

16,74

35

5

175

14

-3,33

11,09

55,45

30

4

120

9

-8,33

69,39

277,56

25

4

100

5

-13,33

177,69

710,76

20

1

20

1

-18,33

335,99

335,99

n = 30

1150

1. Mean Mx =

1150 = 38,33 30

2. Median Mdn = 44,5 +

( 12 30 − 20)

= 44,5 – 0,83 = 43,67 3. Modus Mo = 40 4. Standar Deviasi SD = =

2766,7 30 92,23

= 9,60

6

2766,7

108

5. Range R = (H – L) + 1 = 55 – 20 + 1 = 36 6. Banyaknya Kelas K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,78 = 5,78 dibulatkan menjadi 6 7. Interval Kelas i

=

R K

=

36 =6 6

Tabel 23 Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelompok Kontrol Nilai

Batas

Batas

Tengah

Bawah

Atas

Absolut

Relatif

20 – 25

22,5

19,5

25,5

5

2.

26 – 31

28,5

25,5

31,5

3.

32 – 37

34,5

31,5

4.

38 – 43

40,5

5.

44 – 49

6.

50 – 55

No

Interval

1.

Frekuensi

fka

fkb

16,7 %

30

5

4

13,3 %

25

9

37,5

5

16,7 %

21

14

37,5

43,5

6

20 %

16

20

46,5

43,5

49,5

3

10 %

10

23

52,5

49,5

55,5

7

23,3 %

7

30

N = 30

100 %

Jumlah

109

Lampiran 17 Tabel 24. Perhitungan Data dan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelompok Kontrol (Y) X

F

FX

Fkb

x

x2

Fx2

75

2

150

30

19,5

380,25

760,25

70

5

350

28

14,5

210,25

1051,25

65

3

195

23

9,5

90,25

270,75

60

4

240

20

4,5

20,25

81

55

3

165

16

-0,5

0,25

0,75

50

4

200

13

-5,5

30,25

121

45

4

180

9

-10,5

110,25

441

40

2

80

5

-15,5

240,25

480,5

35

3

105

3

-20,5

420,25

1260,75

n = 30

1665

1. Mean Mx =

1665 = 55,5 30

2. Median Mdn = 74,5 +

( 12 30 − 28)

= 74,5 – 2,6 = 71,9 3. Modus Mo = 70 4. Standar Deviasi SD =

4467,5 30

5

4467,5

110

= 148,91 = 12,20 5. Range R = (H – L) + 1 = 75 – 35 + 1 = 41 6. Banyaknya Kelas K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,78 = 5,78 dibulatkan menjadi 6 7. Interval Kelas i

=

R K

=

46 = 7,67 dibulatkan menjadi 7 6 Tabel 25. Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelompok Kontrol Nilai

Batas

Batas

Tengah

Bawah

Atas

Absolut

Relatif

35 – 41

38

34,5

41,5

5

2.

42 – 48

45

41,5

48,5

3.

49 – 55

52

48,5

4.

56 – 62

59

5.

63 – 69

6.

70 – 76

No

Interval

1.

Frekuensi

fka

fkb

16,67%

30

5

4

13,33%

25

9

55,5

7

23,33%

21

16

55,5

62,5

4

13,33%

14

20

66

62,5

69,5

3

10 %

10

23

73

69,5

76,5

7

23,33%

7

30

N = 30

100 %

Jumlah

111

Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors untuk menguji signifikansi normalitas distribusi pada taraf signifikansi 5 %, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Kolom X Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar. 2. Kolom Zi Zi =

X − Xi , nilai Z dikonsultasikan pada daftar tabel f. SD

3. Kolom F(Zi) Jika Z negatif, maka F(Z) = 0,5 – Z Jika Z positif, maka F(Z) = 0,5 + Z 4. Kolom S(Zi) Merupakan nilai dari frekuensi kumulatif dibagi jumlah frekuensi. 5. Kolom [F(Zi) – S(Zi)] Merupakan harga mutlak dari selisih F(Z) dan S(Z). 6. Tentukan nilai Lo dengan harga terbesar dari harga mutlak selisih dan dibandingkan dengan Ltabel dari tabel Lilliefors. Dengan kriteria: Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal. Jika Lhitung > Ltabel, maka data berdistribusi tidak normal

112

Lampiran 19 Tabel 26. Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelompok X No

X

F

Fkb

Zi

F(Zi)

S(Zi)

[F(Zi) - S(Zi)]

1.

55

1

30

2,29

0,9890

1,0000

0,0110

2.

45

7

29

1,09

0,8621

0,9666

0,1045

3.

40

6

22

0,50

0,6915

0,7333

0,0418

4.

35

3

16

0,09

0,5359

0,5333

0,0026

5.

30

9

13

0,70

0,2730

0,4333

0,1603

6.

25

2

4

1,29

0,0985

0,1333

0,0348

7.

20

2

2

1,88

0,4699

0,0666

0,03565

N= 30 Dik : ∑f

= 30

∑fx

= 1075

X

=

SD

= 8,37

Dari

hasil

1075 = 35,8 30

penelitian,

didapat

Lhitung

terbesar

adalah

0,1603

dengan α =0,05, n= 30 dan dari nilai kritis Lilliefors didapat Ltabel sebesar 0,161. karena Lhitung< Ltabel maka hipotesis nol diterima. Kesimpulannya data nilai PreTest kelas eksperimen berdistribusi normal.

113

Lampiran 20 Tabel 27. Perhitungan Uji Normalitas Nilai Post Test Kelompok X No

X

F

Fkb

Zi

F(Zi)

S(Zi)

[F(Zi) - S(Zi)]

1.

70

4

30

1,68

0,9535

1,0000

0,0465

2.

65

3

26

1,08

0,8599

0,8666

0,0067

3.

60

4

23

0,48

0,6844

0,7666

0,0822

4.

55

10

19

0,12

0,4822

0,6333

0,1511

5.

50

3

9

0,73

0,2358

0,3000

0,0642

6.

45

5

6

1,32

0,0934

0,2000

0,1066

7.

40

1

1

1,33

0,0268

0,0333

0,0065

N= 30 Dik : ∑f

= 30

∑fx

= 1680

X

= 56

SD

= 8,30

Dari

hasil

penelitian,

didapat

Lhitung

terbesar

adalah

0,1511

dengan α =0,05, n= 30 dan dari nilai kritis Lilliefors didapat Ltabel sebesar 0,161. karena Lhitung< Ltabel maka hipotesis nol diterima. Kesimpulannya data nilai Post Test kelas eksperimen berdistribusi normal.

114

Lampiran 21 Tabel 28 Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelompok Y No

X

F

Fkb

Zi

F(Zi)

S(Zi)

[F(Zi) - S(Zi)]

1.

55

2

30

1,74

0,9591

1,000

0,0409

2.

50

5

28

1,21

0,8869

0,9333

0,0464

3.

45

3

23

0,69

0,7549

0,7667

0,0118

4.

40

6

20

0,17

0,5675

0,6667

0,0992

5.

35

5

14

-0,35

0,3632

0,4667

0,1035

6.

30

4

9

-0,87

0,1922

0,3000

0,1078

7.

25

4

5

-1,39

0,0823

0,1667

0,0844

8.

20

1

1

-1,91

0,0281

0,0333

0,0052

N= 30 Dik : ∑f

= 30

∑fx

= 1150

X

= 38,33

SD

= 9,60

Dari hasil penelitian, didapat Lhitung terbesar adalah 0,1078 dengan α =0,05, n= 30 dan dari nilai kritis Lilliefors didapat Ltabel sebesar 0,161. karena Lhitung< Ltabel maka hipotesis nol diterima. Kesimpulannya data nilai Pre – Test kelas kontrol berdistribusi normal.

115

Lampiran 22 Tabel 29. Perhitungan Uji Normalitas Nilai Post Test Kelompok Y No

X

F

Fkb

Zi

F(Zi)

S(Zi)

[F(Zi) - S(Zi)]

1.

75

2

30

2,62

0,9956

1,0000

0,0044

2.

70

5

28

1,95

0,9744

0,9333

0,0411

3.

65

3

23

1,27

0,8980

0,7666

0,1314

4.

60

4

20

0,60

0,7258

0,6666

0,0592

5.

55

3

16

0,07

0,4721

0,5333

0,0612

6.

50

4

13

0,74

0,2796

0,4333

0,1537

7.

45

4

9

1,40

0,1808

0,3000

0,1192

8.

40

2

5

2,08

0,0188

0,1666

0,1478

9.

35

3

3

2,75

0,0030

0,1000

0,0970

N= 30 Dik : ∑f

= 30

∑fx

= 1655

X

= 55,5

SD

= 12,20

Dari hasil penelitian, didapat Lhitung terbesar adalah 0,1537 dengan α =0,05, n= 30 dan dari nilai kritis Lilliefors didapat Ltabel sebesar 0,161. karena Lhitung< Ltabel maka hipotesis nol diterima. Kesimpulannya data nilai Post - Test kelas kontrol berdistribusi normal.

116

Lampiran 23 Tabel 30. Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen 1.

Varians Nilai Pre Test X

F

(x – X )

(x – X)2

f(x – X)2

55

1

19,5

368,64

368,64

45

7

9,5

84,64

592,48

40

6

4,2

17,64

105,.84

35

3

0,8

0,64

1,92

30

9

-58

33,64

302,76

25

2

-10,8

116,64

233,28

20

2

-15,8

249,64

499,28

N = 30

2104,2

2. Varians Nilai Post Test X

F

(x – X )

(x – X)2

f(x – X)2

70

4

14

196

784

65

3

9

81

243

60

4

4

16

64

55

10

-1

1

10

50

3

-6

36

108

45

5

-11

121

605

40

1

-16

256

256

N = 30

2070

117

Perhitungan Uji Homogenitas Varian Kelompok Eksperimen

1. Ho = variasi populasi homogen Ha = variasi populasi tidak homogen 2. Jumlah sampel n1 = 30 n2 = 30 3. Derajat kebebasan Pembilang dk= n – 1 = 30 – 1 = 29 Penyebut dk = n – 1 = 30 – 1 = 29 4. F hitung Fh =

2070 = 0,98 2104,2

5. Dengan demikian Fh = 0,98 sedangkan untuk dk penyebut 29 dan dk pembilang 29 pada taraf signifikan α = 0,05 dari table distribusi F tidak didapatkan maka dilakukan interpolasi. 24

29

5

30

1

Dari table F diperoleh nilai F ( 0,05 ; dk = 24 ; 29 ) adalah 1,9 dan F ( 0,05 ; dk = 30 ;29 ) adalah 1,85 ( lihat table distribusi F ), maka : F table =

(5 x1,85) + (1x1,9) 5 +1

=

9,25 + 1,9 6

=

115 = 1,86 6

Diketahui harga Fh = 0,98 dan Ft = 1,86 karena Fh < Ft maka Ho diterima yang berarti bahwa kelompok sampel mempunyai varian yang sama

118

Lampiran 24 Tabel 31. Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol 1.

Varians Nilai Pre Test X

F

(x – X )

(x – X)2

F(x – X)2

55

2

16,67

277,89

555,78

50

5

11,67

136,19

680,95

45

3

6,67

44,49

133,47

40

6

1,67

2,79

16,74

35

5

-3,33

11,09

55,45

30

4

-8,33

69,39

277,56

25

4

-13,33

177,69

710,76

20

1

-18,33

335,99

335,99

N= 30 2.

2766,7

Varians Nilai Post Test X

F

(x – X )

(x – X)2

F(x – X)2

75

2

19,5

280,25

760,25

70

5

14,5

210,25

1051,25

65

3

9,5

90,25

270,75

60

4

4,5

20,25

81

55

3

-0,5

0,25

0,75

50

4

-5,5

30,25

121

45

4

-10,5

110,25

441

40

2

-15,5

240,25

480,5

35

3

-20,5

420,25

1260,75

N = 30

4467,5

119

Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol

1. Ho = variasi populasi homogen Ha = variasi populasi tidak homogen 2. Jumlah sampel n1 = 30 n2 = 30 3. Derajat kebebasan Pembilang dk= n – 1 = 30 – 1 = 29 Penyebut dk = n – 1 = 30 – 1 = 29 4. F hitung Fh =

4467,5 = 1,61 2766,7

5. Dengan demikian Fh = 0,98 sedangkan untuk dk penyebut 29 dan dk pembilang 29 pada taraf signifikan α = 0,05 dari table distribusi F tidak didapatkan maka dilakukan interpolasi. 24

29

5

30

1

Dari table F diperoleh nilai F ( 0,05 ; dk = 24 ; 29 ) adalah 1,9 dan F ( 0,05 ; dk = 30 ;29 ) adalah 1,85 ( lihat table distribusi F ), maka : F table =

(5 x1,85) + (1x1,9) 5 +1

=

9,25 + 1,9 6

=

115 = 1,86 6

Diketahui harga Fh = 1,61 dan Ft = 1,86 karena Fh < Ft maka Ho diterima yang berarti bahwa kelompok sample mempunyai varian yang sama

120

Lampiran 25. Tabel 32. Perhitungan t-test pada Kelompok Eksperimen Subject

Pre-test

Post-test

Gain (d) ( Pre-test – post test)

1

20

45

25

2

20

60

40

3

25

40

15

4

25

45

20

5

30

55

25

6

30

45

15

7

30

55

25

8

30

55

25

9

30

55

25

10

30

45

15

11

30

55

25

12

30

55

25

13

30

45

20

14

35

50

15

15

35

45

10

16

35

55

15

17

40

55

15

18

40

70

30

19

40

65

25

20

40

70

30

21

40

70

30

22

40

70

30

23

45

50

5

24

45

60

15

25

45

55

10

26

45

65

20

27

45

55

10

28

45

60

15

29

45

60

15

30

55

65

10

N= 30

1075

1680

∑D = 605

x = 35,83

x = 56

Md =

∑ d = 605 = 20,16 N

30

121

Subjek

Gain (d) ( Pre-test – post test)

Xd

X2d

( d – Md ) 1

25

4,84

23,4256

2

40

19,84

393,6256

3

15

-5,16

26,6256

4

20

-0,16

0,0256

5

25

4,84

23,4256

6

15

-5,16

26,6256

7

25

4,84

23,4256

8

25

4,84

23,4256

9

25

4,84

23,4256

10

15

-5,16

26,6256

11

25

4,84

23,4256

12

25

4,84

23,4256

13

20

-0,16

0,0256

14

15

-5,16

26,6256

15

10

-10,16

103,2256

16

20

-0,16

0,0256

17

15

-5,16

26,6256

18

30

9,84

96,8256

19

25

4,84

23,4256

20

30

9,84

96,8256

21

30

9,84

96,8256

22

30

9,84

96,8256

23

5

-15,16

229,8256

24

15

-5,16

26,6256

25

10

-10,16

103,2256

26

20

-0,16

0,0256

27

10

-10,16

103,2256

28

15

-5,16

26,6256

29

15

-5,16

26,6256

30

10

-10,16

103,2256

∑D = 605

∑x2 = 1673,1888

122

t=

Md ∑ x 2d

N ( N − 1)

20,16 1673,1888 = 30(30 − 1) 20,16 1673,1888 = 870 20,16 = 1,92320552

=

20,16 1,38679686

= 14,53 db

= 30 – 1 =29

t 0,05 = 1,70 Karena thitung > ttabel maka signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara penguasaan konsep sistem respirasi pre-test dengan post-test signifikan.

123

Lampiran 26 Tabel 33. Perhitungan T-Test Pada Kelompok Kontrol Subject

Pre-test

Post-test

Gain (d) ( Pre-test – post test)

1

20

35

15

2

25

50

25

3

25

45

20

4

25

35

25

5

30

60

10

6

30

35

30

7

30

35

5

8

30

50

20

9

30

65

35

10

35

75

40

11

35

60

25

12

35

65

30

13

35

40

5

14

35

50

15

15

40

45

5

16

40

40

0

17

40

60

20

18

40

45

5

19

40

75

30

20

40

70

30

21

45

70

25

22

45

60

15

23

45

45

0

24

50

55

5

25

50

75

25

26

50

65

15

27

50

70

20

28

50

70

20

29

50

55

0

30

55

55

0

N= 30

1150

1665

∑d = 515

x = 38,33

x = 55,5

Md =

∑ d = 515 = 17,16 N

30

124

Subjek

Gain (d) ( Pre-test – post test)

Xd

X2d

( d – Md ) 1

15

-2,16

4 ,6656

2

25

7,84

61,4656

3

20

2,84

8,0656

4

25

7,84

61,4656

5

10

-7,16

51,2656

6

30

12,84

164,8656

7

5

-12,16

147,8656

8

20

2,84

8,0656

9

35

17,84

318,2656

10

40

22,84

521,6656

11

25

7,84

61,4656

12

30

12,84

164,8656

13

5

-12,16

147,8656

14

15

-2,16

4 ,6656

15

5

-12,16

147,8656

16

0

-17,16

284,4656

17

20

2,84

8,0656

18

5

-12,16

147,8656

19

30

12,84

164,8656

20

30

12,84

164,8656

21

25

7,84

61,4656

22

15

-2,16

4 ,6656

23

0

-17,16

284,4656

24

5

-12,16

147,8656

25

25

7,84

61,4656

26

15

-2,16

4 ,6656

27

20

2,84

8,0656

28

20

2,84

8,0656

29

0

-17,16

284,4656

30

0

-17,16

284,4656

∑D = 515

∑x2 = 2615,9776

125

t=

Md x 2 ∑ d

N ( N − 1)

17,16 2615,9776 = 30(30 − 1) 17,16 2615,9776 = 870 17,16 = 3,00687081

=

17,16 1,73403310

= 9,89 db

= 30 – 1 =29

t 0,05 = 1,70 Karena thitung > ttabel maka signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara penguasaan konsep sistem respirasi pre-test dengan post-test signifikan.

126

Lampiran 27 Tabel 34.Uji Hipotesis Eksperimen

Kontrol

Pre-test

Post-test

Beda

Pre-test

Post-test

Beda

(x1)

( x2)

(X)

(y1)

( y2)

(Y)

1

20

45

25

625

1

20

35

15

225

2

20

60

40

1600

2

25

50

25

625

3

25

40

15

225

3

25

45

20

400

4

25

45

20

400

4

25

35

25

625

5

30

55

25

625

5

30

60

10

100

6

30

45

15

225

6

30

35

30

900

7

30

55

25

625

7

30

35

5

25

8

30

55

25

625

8

30

50

20

400

9

30

55

25

625

9

30

65

35

1225

10

30

45

15

225

10

35

75

40

1600

11

30

55

25

625

11

35

60

25

625

12

30

55

25

625

12

35

65

30

900

13

30

45

20

400

13

35

40

5

25

14

35

50

15

225

14

35

50

15

225

15

35

45

10

100

15

40

45

5

25

16

35

55

15

225

16

40

40

0

0

17

40

55

15

225

17

40

60

20

400

18

40

70

30

900

18

40

45

5

25

19

40

65

25

625

19

40

75

30

900

20

40

70

30

900

20

40

70

30

900

21

40

70

30

900

21

45

70

25

625

22

40

70

30

900

22

45

60

15

225

23

45

50

5

25

23

45

45

0

0

24

45

60

15

225

24

50

55

5

25

25

45

55

10

100

25

50

75

25

625

26

45

65

20

400

26

50

65

15

225

27

45

55

10

100

27

50

70

20

400

28

45

60

15

225

28

50

70

20

400

29

45

60

15

225

29

50

55

0

0

30

55

65

10

100

30

55

55

0

0

605

13.500

515

12.675

Subjek

X2

Subjek

Y2

127

Lampiran 28 Perhitungan Uji-t

Mx 2

∑x

=

605 = 20,16 30 2

= ∑X -

(∑ X ) 2

N

My 2

∑y

=

515 = 17,16 30 2

= ∑Y -

(∑ Y ) 2

N

= 13500 -

(605) 2 30

= 12675 -

(515) 2 30

= 13500 -

366025 30

= 12675 -

265225 30

= 13500 – 12200,83

= 12675 – 8840,83

= 1299,17

= 3834,75

t=

t=

t=

t= =

M X −M Y ⎛ ∑ x2 + ∑ y 2 ⎞⎛ 1 1 ⎞ ⎜ ⎟⎜ ⎟ + ⎜ N X + N Y − 2 ⎟ ⎜ N X N Y ⎟⎠ ⎝ ⎠⎝

20,16 − 17,16 1 ⎞ ⎛ 1299,17 + 3834,17 ⎞ ⎛ 1 ⎜ ⎟⎜ + ⎟ 30 + 30 − 2 ⎝ ⎠ ⎝ 30 30 ⎠ 20,16 − 17,16 ⎛ 5133,34 ⎞ ⎛ 1 ⎞ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎝ 58 ⎠ ⎝ 15 ⎠

3

(88,50)(0,0666)

3 = 1,24 2,42

Kesimpulan :

ttabel dengan db pada taraf signifikani α = 0,05 adalah 2,68 karena harga th = 1,24 dan harga tt = 2,01 maka thitung < ttabel maka harga thitung tidak signifikan. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa tidak ada perbedaan penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah pada siswa yang memanfaatkan penggunaan metode problem solving dan metode ceramah.

128

Lampiran 29 Tabel 35. Lembar Observasi Penguasaan Konsep dan Pemecahan Masalah `1

2

4

5

Skor

a. Menegetahui istilah umum





-



-

60 %

b. Mengetahui hal-hal yang terperinci

-



-

-



40 %

c. Mengetahui metode dan produser







-



80 %

d. Mengetahui konsep dasar

-



-



-

40 %

e. Mengetahui prinsip – prinsip

-

-

-



-

20 %

a. Memahami fakta dan prinip



-



-



60 %

b. Menginterprestasi secara lisan





-

-

-

40 %

c. Menguibah bahan tulisan kaa-kata menjad -



-

-

-

20 %

akan √



-



-

60 %







-



80 %

a. Mernerapkan konsep dan prinsip terhadap -



-



-

40 %

hukum dan teori pada situasi √



-

-

-

40 %

c. Mendemontrasikan penggunaan secara benar √



-



-

60 %

No Aspek yang diamati 1

2.

3

Penegetahuan

Pemahaman

rumus d. Memperkirakan

akibat-akibat

yang

datang tercantum dalam data e. Membenarkan metode dan prosedur 3.

Penerapan

situasi baru b. Menerapakan praktik metode / prosedur 4.

Analisis

-



-

-

-

20 %

b. Mengenali kesalahan logika dalam memberi -



-

-

-

20 %

a. Mengenali anggapan yang tidak dinyatakan alasan

129

dan √



-

-

-

40 %

-



-

-

-

20 %

a. Menuliskan suatu tema yang tersusun baik





-

-

-

40 %

b. Mengusulkan suatu rencana percobaan



-



-

40 %

c. Merumuskan suatu bagan untuk mengolong- -



-

-

20 %



-

60 %

-

-

40 %

c. Membedakan

antara

fakta

kesimpulan d. Menganalisis stuktur organisasi suatu karya 5

Sintensis

golongakan

objek,

kejadian-kejadian

-

atau

pikiran 6

Evaluasi

a. Menimbang konsitensi yang logis dari bahan √

-



tertulis b. Menimbang seberapa jauh suatu kesimpulan √ didukung oleh data

kriteria skor 100 % : jika kelima kelompok melakukan tahapan kegiatan 80 % : jika empat kelompok melakukan tahapan kegiatan 60 % : jika tiga kelompok melakukan tahapan kegiatan 40 % : jika dua kelompok melakukan tahapan kegiatan 20 % : jika satu kelompok melakukan tahapan kegiatan



-

130

Lampiran 30 Tabel 36. Analisis Penguasaan Konsep

131

132

Lampiran 31 Tabel 37. Analisis Pemecahan Masalah Aspek

Merumuskan Masalah



Ket

Skor

(%)

2

4

50

2

2

4

3

1

4

Memecahkan Masalah



Ket

Skor

(%)

2

4

50

50

1

4

4

25

1

2

4

50

5

2

4

6

2

7

Membuat Rencana

Evaluasi



Ket

Sko



Ket

Skor

(%)

r

Skor

(%)

1

3

33,33

2

4

50

25

1

3

33,33

1

4

25

4

25

1

3

33,33

1

4

25

2

4

50

1

3

33,33

2

4

50

50

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

4

50

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

3

4

75

2

4

50

2

3

66,67

3

4

75

8

2

4

50

2

4

50

1

3

33,33

2

4

50

9

1

4

25

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

10

2

4

50

2

4

50

1

3

33,33

1

4

25

11

2

4

50

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

12

2

4

50

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

13

2

4

50

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

14

2

4

50

2

4

50

1

3

33,33

2

4

50

15

1

4

25

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

16

2

4

50

2

4

50

2

3

66,67

3

4

75

17

2

4

50

2

4

50

2

3

66,67

3

4

75

18

1

4

25

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

19

2

4

50

2

4

50

1

3

33,33

3

4

75

20

1

4

25

1

4

25

1

3

33,33

1

4

25

21

2

4

50

2

4

50

2

3

66,67

2

4

50

22

2

4

50

1

4

25

1

3

33,33

2

4

50

23

3

4

75

3

4

75

2

3

66,67

3

4

75

24

3

4

75

3

4

75

2

3

66,67

3

4

75

25

3

4

75

2

4

50

2

3

66,67

3

4

75

26

3

4

75

3

4

75

2

3

66,67

3

4

75

27

1

4

25

1

4

25

1

3

33,33

2

4

50

28

2

4

50

1

4

25

1

3

33,33

2

4

50

29

2

4

50

1

4

25

1

3

33,33

2

4

50

30

2

4

50

1

4

25

1

3

33,33

2

4

50

Rata-rata

42,22

Rata-rata

subjek

Skor

1

Rata-rata

49,17

Skor

Rata-rata

39,17

Skor

46,67

133

Lampiran 32 Tabel 38. Model Pembelajaran Problem Solving

134

135

136

Lampiran 33 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS EKSPERIMEN SISTEM RESPIRASI 1. Mekanisme Pernapasan pada manusia Pelajari : Buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh : Drs. Sumarwan, dkk) Halaman 7 – 8

: Mekanisme pernapasan

Percobaan : Mengetahui macam-macam mekanisme pernapasan Cara kerja : Kelompok mencatat mekanisme pernapasan pada saat diam/ tenang dan pada saat beraktifitas berdasarkan pengamatan langsung. Table hasil pengamatan kegiatan pernapasan pada saat diam/tenang

Menarik Napas

Menghembuskan Napas

pada saat beraktifitas

Dengan membaca uraian mekanisme pernapasan di buku, Buatlah table pembeda berikut ini : Menarik napas Melepaskan napas (Inspirasi) (Ekspirasi) Otot diafragma Diafragma Tulang rusuk Volume rongga dada Tekanan di rongga dada Aliran udara Otot antar tulang rusuk luar Otot antar tulang rusuk dalam Pertanyaan 1) Berdasarkan tabel diatas, buatlah bagan proses pernapasan dada dan pernapasan perut ! 2) Mengapa jika selesai berolah raga, pernapasan kita menjadi lebih cepat dan dalam ? Jelaskan !

137

LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN SISTEM RESPIRASI 2. Kapasitas total paru-paru. Pelajari: buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh: Drs. Sumarwan, dkk) halaman 9 : Kapasitas paru-paru Percobaan : Memahami pengertian kapasitas vital paru-paru Alat dan bahan Baskom atau bak plastik Botol atau bejana yang volumenya ± 5 Liter Selang air ukuran sedang ± 2 meter Cara kerja a) Susunlah perangkat percobaan seperti gambar di samping ini! b) Hiruplah udara sekuat-kuatnya melalui hidung, kemudian hembuskanlah sekuatkuatnya melalui selang seperti pada gambar. c) Ukur atau takar sisa air dalam botol. Bila isi botol 5 Liter dan sisa air 1 Liter maka volume udara yang dikeluarkan adalah 4 Liter. d) Lakukanlah bergantian dengan teman-temanmu dan catat volumenya dalam table berikut ini. Tabel hasil pengamatan No

Nama Siswa

Volume botol A

Volume botol B

Volume udara yang dikeluarkan

1 2 3 4 5 Pertanyaan 1) Apakah yang terjadi pada botol seteleh kamu meniupkan udara pernapasan? 2) Samakah banyaknya udara yang kamu hirup sekuat-kuatnya dengan udara yang yang ada dalam botol? 3) Jadi, apakah yang dimaksud dengan: a. kapasitas vital paru-paru d. udara komplementer b. kapasitas total paru-paru e. udara supkomplementer c. udara tidal f. udara residu 4) Bandingkan hasil kegiatan yang kamu peroleh dengan hasil temanmu! Bagaimana keadaannya? Apakah yang menyebabkannya? Kesimpulan

138

LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN SISTEM RESPIRASI 3. kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan. Pelajari: buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh: Drs. Sumarwan, dkk) halaman 1417 : Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan. Percobaan: mengetahui adanya tar dalam rokok Alat dan bahan Botol plastik Pipa kaca atau pipa karet Kapas Rokok putih, rokok kretek berfilter, dan rokok kretek tanpa filter Cara kerja a) Susunlah perangkat eksperimen seperti gambar berikut dan bakar (nyalakan) rokoknya. b) Tekanlah botol hingga kempes, kemudian pasangkan rokok pada pipa kemudian lepaskan tekanan sehingga rokok terhisap. Lakukan beberapa kali kemudian amati perubahan warna kapas dan catat pada tabel. c) Lakukan kegiatan tersebut pada ketiga jenis rokok dan gantilah kapas untuk masing-masing jenis rokok. Tabel pengamatan No Jenis rokok 1 Rokok putih 2 Rokok kretek berfilter 3 Rokok kretek tanpa filter Keterangan: + ++ +++

Warna cokelat pada kapas

= sedikit = banyak = sangat banyak

Pertanyaan 1) Apakah semua kapas yang digunakan pada ketiga jenis rokok berwarna cokelat? Warna cokelat pada kapas adalah tar yaitu bahan karsinogenik 2) Apakah orang yang merokok kretek berfilter aman dari tar? Jelaskan! 3) Dari ketiga contoh jenis rokok tersebut apakah ada rokok yang aman / bebas dari tar? 4) Mengapa rokok dapat menimbulkan kecanduan pada penghisapnya? 5) Penyakit apa saja yang dapat timbul karena merokok? Kesimpulan

139

LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN SISTEM RESPIRASI

4. Sistem pernapasan pada vetebrata. Pelajari: buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh: Drs. Sumarwan, dkk) halaman 20-23 : Sistem pernapasan vetebrata.

Percobaan: Mengamati mekanisme pernapasan pada vetebrata yang hidup di air Alat dan bahan 1 ekor ikan mas 1 ekor ikan lele 1 ekor katak Aquarium kecil atau toples plastik bening Ember plastik

Cara kerja a)

Letakkan ikan di dalam aquarium kecil / toples plastik bening Amati pergerakan mulut ikan dan tutup insang. b) Letakan ikan lele dalam ember dengan sedikit air. Amati pergerakan ikan lele tersebut. c) Letakan katak di dalam aquarium kecil. Amatilah pergerakan rongga mulut dan rahang bawah katak. Kemudian letakkan katak di luar aquarium. Amatilah pergerakan katak tersebut! Catat hasil pengamatan kalian dalam tabel di bawah ini !

Table pengamatan No

Hewan vetebrata

1

Ikan mas

2

Ikan lele

3

Katak

Permukaan kulit

pergerakan rongga mulut

Pertanyaan 1) 2) 3) 4)

Apakah ada persamaan dan perbedaan alat respirasi pada ikan dan katak? Apakah ada perbedaan gerakan ronnga mulut ikan mas, lele, dan katak? Jelasskan ! Mengapa ikan lele dapat hidup di tempat yang kurang mengandung oksigen (sedikit air)? Mengapa katak dapat bernapas di dalam air dan di darat?

Kesimpulan

140

LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN SISTEM RESPIRASI 5. Sistem pernapasan pada vetebrata. Pelajari: buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh: Drs. Sumarwan, dkk) halaman 2023 : Sistem pernapasan vetebrata. Percobaan: Mengamati mekanisme pernapasan pada burung Alat dan bahan 2 ekor burung dara / merpati Cara kerja a) Lepaskan burung dara / merpati di udara terbuka. b) Amati pergerakan burung pada saat tidak terbang ! c) Amati pergerakan sayap burung pada saat terbang ! Catat hasil pengamatan kalian dalam tabel di bawah ini! Tabel pengamatan No 1

2

Pergerakan burung saat tidak terbang

keterangan

saat terbang

Pertanyaan 1) Mengapa pada waktu-waktu tertentu burung melayang tanpa mengepakkan sayapnya? 2) Burung memiliki alat Bantu pernapasan berupa pundi-pundi udara. Sebutkan fungsi pundi-pundi udara? Sebutkan letak pundi-pundi udara tersebut? 3) Ayam termasuk dalam kelas Aves. Kenapa ayam tidak dapat terbang jauh? Kesimpulan

141

Lampiran 34 Tabel 39. Model Pembelajaran Metode Ceramah

142

143

144

Lampiran 35 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL SISTEM RESPIRASI

1. Mekanisme pernapasan pada manusia

Pelajari

: Buku SAINS Biologi SMP Kelas VIII (oleh :Drs. Sumarwan,dkk)

Halaman 7-8

: Mekanisme Pernapasan.

Dengan membaca uraian mekanisme pernapasan pada manusia dari buku Jawablah pertanyaan di bawah ini : 1) Proses pernapasan meliputi 2 hal. Sebutkan ! 2) Sebutkan macam – macam pernapasan ? 3) Jelaskan proses pernapasan pada gambar di bawah ini !

145

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL SISTEM RESPIRASI

2. Kapasitas paru – paru

Pelajari

: Buku SAINS Biologi SMP Kelas VIII (Oleh : Dr. Sumarwan,

dkk) Halaman 9

: Kapasitas paru – paru

Kapasitas paru – paru adalah kemampuan paru – paru menampung udara. Volume udara di dalam paru – paru orang dewasa + 5 liter. Setelah membaca sedikit uraian di atas dan selengkapnya dari buku. Isilah tabel di bawah ini ! No

1.

Pengertian

Volume udara

Udara Pernapasan (UP)

2.

Udara Komplemen (UK)

3.

Udara Suplemen (US)

4.

Udara Residu (UR) Volume total paru – paru

Kapasitas vital paru – paru

= = UP + UK + US = …..+…....+….. = ………

Pertanyaan

1. Apakah yang dimaksud dengan kapasitas vital paru – paru ? 2. Apakah kapasitas vital paru – paru setiap orang sama ?

146

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL SISTEM RESPIRASI 3. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan

Pelajari

: Buku SAINS Biologi SMP Kelas VIII (oleh : Drs. Sumarwan,

dkk) Halaman 14 – 17 : Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan Beberapa gangguan pada sistem pernapasan disebabkan gangguan pada alat – alat pernapasan. Gejala umum adanya gangguan pada saluran pernapasan ditandai dengan batuk. Setelah membaca uraian dari buku. Isilah table kelainan dan penyakit pada sistem transportasi berikut ini : No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyakit

Penyebab

Akibat

147

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL SISTEM RESPIRASI 4. Pernapasan pada Vetebrata

Pelajari

: Buku SAINS Biologi SMP Kelas VIII (oleh : Drs. Sumarwan,

dkk) Halaman 20-23

: Sistem Pernapasan Vetebrata

Alat pernapasan pada vetebrata berbeda-beda tergantung dari tempat hidupnya. Hewan darat biasanya bernapas dengan paru – paru, sedangkan hewan air bernapas dengan insang. Setelah membaca uraian didalam buku. Isilah tabel dibawah ini : No.

1.

2.

3. 4.

5.

Hewan Vetebrata

Alat Pernapasan

Proses Penapasan

Ikan a. Ikan mas b. Ikan lele Amphibi a. Berudu b. Usia 2 bulan c. Katak muda d. Katak dewasa Reptil Burung a. Pada saat istirahat b. Pada saat terbang Mamalia

Pertanyaan

1. Mengapa ikan lele dapat hidup di daerah yang kurang mengandung oksigen? 2. Mengapa katak dapat bernapas di dalam air dan darat ? 3. Mengapa pada waktu – waktu tertentu burung melayang tanpa mengepakkan sayap ?

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SISTEM RESPIRASI

No

1

konsep

Keterampilan

Keterampilan

Berpikir

Proses

Mekanisme pernapasan Analizing

Menerapkan konsep

Indikator

1. siswa

Deskripsi

No

Pembelajaran

soal

dapat 1. Guru mengingatkan LKS

terdiri dari pernapasan argument:

menjelaskan

kembali

tentang

dada

mekanisme

inspirasi

dan

ekspirasi

pada

manusia

dan

memberi

contoh

dan

perut.

pernapasan indetifying started reason

pernapasan

pada

manusia

tentang

1

mekanisme

pernapasan

dalam

kehidupan

sehari-

hari.

2

• menafsirkan

Paru-paru orang dewasa Judging mampu menampung ± 5 credibility

of

liter udara. Kemampuan source

:

paru-paru

:

menampung criteria

• mengkomunikasi kan

2. dari hasil percobaan 2. yang

dilakukan,

siswa

dapat

menyimpulkan

Guru alat,

menyiapkan LKS bahan,

prosedur, dan LKS percobaan kapasitas

2

udara

disebut

volume ability to give

volume paru-paru.

vital

paru-paru.

paru-paru. Udara dalam

Siswa

melakukan

volume

percobaan

paru-paru

disebut kapasitas total

dan

menyimpulkan.

paru-paru. 3

Penyakit

yang Judging

diakibatkan

oleh credibility

• Mengamati

3. siswa dapat melakukan 3. Guru

of

• Menafsirkan

percobaan

tentang

alat, bahan, prosedur

berhubungan source

:

• Menerapkan

bahaya merokok dan

dan LKS percobaan

dengan pe\aru-paru dan criteria

:

untuk

mengetahui

mengetahui adanya

bahan

karsinogenik

merokok

jantung.

konsep • Mengkomunikasi

ability to give

kan

dal;am rokok.

umumnya

• Menafsirkan

yang dilakukan, siswa

alat, bahan, proses

• Menerapkan

dapat

dan LKS mengamati

insang. source

:

Tetapi ikan yang hidup criteria

:

bnerlumpur ability to give labirin

sebagai cadangan udara.

dan

of

menggunakan

mempunyai

melakukan

4. dari hasil pengamatan 4.

dengan credibility

daerah

Siswa

rokok.

• Mengamati

ikan Judging

bernapas

di

dalam

konsep • Mengkomunikasi kan

3

menyimpulkannya.

alat dan bahan Pada

tar

percobaan

• Menggunakan

4.

menyiapkan LKS

menyimpulkan

Guru

menyiapkan LKS

mekanisme pernapasan

mekanisme

ikan

pernapasan Vetebrata hidup di air.

yang

4

Sehingga dapat bertahan di daerah yang kurang air. Katak pada fase berudu bernapas dengan menggunakan insang. 5.

Burung

membantunya

5. Dari hasil pengamatan 5.

Guru

menyiapkan LKS

of

• Menafsirkan

yang dilakukan, siswa

alat, bahan, proses

saat source

:

• Menerapkan

dapat

dan LKS mengamati

criteria

:

pundit-pundi udara yang credibility

terbang.

• Mengamati

mempunyai Judging

ability to give

konsep • Mengkomunikasi kan

menyimpulkan

mekanisme pernapasan burung.

5

MODEL PEMBELAJARAN METODE CERAMAH SISTEM RESPIRASI

No

1

konsep

Keterampilan

Keterampilan

Berpikir

Proses

Mekanisme pernapasan Analizing

Menerapkan konsep

Indikator

1. siswa

No

Pembelajaran

soal

dapat 1. Guru mengingatkan LKS

pada manusia terdiri dari argument:

menjelaskan

kembali

tentang

pernapasan

mekanisme

inspirasi

dan

ekspirasi

pada

dada

dan indetifying

pernapasan perut.

started reason

pernapasan

pada

manusia

2

Deskripsi

Paru-paru orang dewasa Analizing

Menerapkan konsep

manusia

dapat 2. Guru mengingatkan LKS

2. siswa

mampu menampung ± 5 argument:

menjelaskan

liter udara. Kemampuan indetifying

pengertian

paru-paru udara

menampung started reason

disebut

volume

kemampuan volume

paru-paru, kapasitas total

paru-paru,

paru-paru. Udara dalam

kapasitas vital paru-

volume

paru,

paru-paru

disebut kapasitas total paru-paru.

1

dan

pernapasan.

udara

paru udara.

paru-

menampung

2

3

Penyakit

yang Analizing

berhubungan

Menerapkan konsep

3.

siswa

dengan argument:

dapat 3. Guru

menjelaskan LKS

menjelaskan penyakit-

penyakit-penyakit

pernapasan meliputi alat- indetifying

penyakit yang dapat

yang dapat timbul di

alat pernapasan

timbul

saluran pernapasan

started reason

di

saluran

3

pernapasan.

4.

Pada

umumnya

ikan Analizing

Menerapkan konsep

4.

siswa

dapat 4. Guru menjelaskan alat LKS

bernapas

dengan argument:

menjelaskan perbedaan

pernapasan

menggunakan

insang. indetifying

alat pernapasan ikan

ikan mas, ikan yang

Tetapi ikan yang hidup started reason

lele, ikan mas, dan

hidup

di

katak.

berlumpur ( kurang

daerah

bnerlumpur

mempunyai

labirin

di

pada

4

daerah

air ) dan katak.

sebagai cadangan udara. Sehingga dapat bertahan di daerah yang kurang air. Katak pada fase berudu bernapas dengan menggunakan insang. 5.

Burung

mempunyai Analizing

pundit-pundi udara yang argument:

Menerapkan konsep

5.

siswa

dapat 5.

menjelaskan perbedaan

guru

menjelaskan LKS

perbedaan

4

membantunya terbang.

saat indetifying started reason

mekanisme pernapasan

mekanisme

burung

pernapasan

burung

terbang dan pada saat

pada

terbang

istirahat.

dan

pada

saat

saat pada

istirahat.

saat