peningkatan partisipasi dan prestasi belajar siswa dalam

6 downloads 4143 Views 846KB Size Report
(GI) PADA SISWA KELAS IX E SMP NEGERI 1 PURWODADI. TAHUN ... Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif.
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS IX E SMP NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010 /2011

TESIS Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Ilmu Pendidikan

Oleh : NAMA NIM

: TRI SETYO ENDANG LISTYOWATI : S811002009

PROGRAM STUDI TEHNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SISWA KELAS IX E SMP NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010 /2011

Disusun oleh : TRI SETYO ENDANG LISTYOWATI NIM. S811002009

Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Pembimbing Pada tanggal : ………………….

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP.19661108 199003 2 001

Prof. Dr. Sri Anitah W, M.Pd NIP. 130045741

Mengetahui Ketua Program Studi Tehnologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd NIP. 19430712 197301 1 001 commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

IQRO` BISMIROBBIKALLADZI KHOLAQ ( bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan ).

( QS. Al-Alaq: 1 ) Beramallah demi kampung akhirat, Allah akan cukupkan hajat dunianya. Jalinlah hubungan yang baik dengan Allah, niscaya Dia akan perelok hubungannya dengan manusia. Siapa saja yang berkenan memperbaiki hati, Allah akan percantik dia punya jasmani. ( `Auf bin Abdullah ) Sabar dalam menggapai semua hal kemudian selamat atau . . . lupakan semua peraturan, moral, dan etika hingga kemudian kita tersadarkan oleh kematian yang tampak di depan mata. ( Ustadz Yusuf Mansyur )

commit to user

v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Tri Setyo Endang L, 2010. Peningkatan Partisipasi Dan Prestasi BelajarSiswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendiskripsikan peningkatan partisipasi siswa secara keseluruhan dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), (2) Untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation(GI) khususnya siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi, (3) Mengetahui faktor – faktor penghambat dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya bagi siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010/2011 . Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwodadi. Penelitian berlangsung dari bulan Juli - September 2010 dalam 3 (tiga) siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan tes hasil belajar. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Purwodadi kelas IX E tahun ajaran 2010 / 2011. Dari hasil penerapan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) oleh peneliti pada siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010 /2011, dapat disimpulkan bahwa (1)dengan adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan partisipasi siswa, yang mencakup aspek semangat dalam KBM sebesar 35%, kerjasama dalam kelompok sebesar 72%, mengeluarkan pendapat sebesar 57,5%, dan mengajukan pertanyaan sebesar 55%. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) juga dapat meningkatkan kinerja ilmiah guru. Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mampu memciptakan pembelajaran bermakna bagi siswa. (2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 14,42%. Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran kooperatif group investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. (3) Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation(GI) membutuhkan beberapa prasyarat yang harus dipenuhi, antara lain persiapan guru dan lingkungan belajar. Kata Kunci : Partisipasi siswa, Prestasi belajar, Group Investigation.

commit to user vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT Tri Setyo Endang L, 2010. Increasing Student Participation and Achievement in Social Studies Through Implementation of the Cooperative Learning Method of type of Group Investigation (GI) of the Student in Grade IXE of State Junior Secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency in the Academic Year of 2010/2011. The objectives of this research were (1) To describe the overall increase in student participation in learning activities, the subjects of Social Sciences through the implementation of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) of the Student in Grade IXE of State Junior secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency, (2) To describe an increase in student learning outcomes in the subjects of Social Sciences through implementation of cooperative learning methods of type Group Investigation (GI), (3) To Know the factors inhibiting the application of Group Investigation method of cooperative learning in the learning of Social Sciences, especially for Grade IXE of State Junior secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency in the Academic Year 2010/2011. The design of this research are the Classroom Action Research. Research carried out at State Junior secondary School 1 Purwodadi. The research lasted from July to September 2010 in 3 (three) siclus. The data techniques/ using the method of observation, interviews, and test results of learning. Subjects were students in grade IX E at State Junior secondary School 1 Purwodadi in the academic year 2010/2011. From the results of the implementation of cooperative learning methods of learning with the type of Group Investigation (GI), it can be concluded that (1) with the implementation of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) may increase student participation, which includes aspects of the spirit in the teaching of 35%, the cooperation within the group by 72%, amounting to 57.5% of expression, and ask questions by 55%. The implementation of cooperative learning methods of type Group Investigation (GI) can also improve teachers' scientific performance. This proves that the method of cooperative learning type Group Investigation (GI) create the learning meaningful for students. (2) The results showed that the use of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) increase student achievement by 14.42%. Thus the use of group investigation method of cooperative learning improve student achievement. (3) The implementation of cooperative learning methods Group Investigation (GI) requires some prerequisites to be met, including the preparation of teachers and learning environment. Keywords: Student participation, Learning achievement, Group Ivestigation.

commit to user viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………

i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI…………………………. iii PERNYATAAN………………………………………………………… iv MOTTO…………………………………………………………………. v PERSEMBAHAN………………………………………………………. vi ABSTRAK……………………………………………………………… vii ABSTRACT……………………………………………........................ viii DAFTAR ISI……………………………………………………………

ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………… xii DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. xiv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..

xv

KATA PENGANTAR………………………………………………… xvi BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………..

1

A. Latar Belakang …………………………………………..

1

B. Identifikasi Masalah……………………………………..

7

C. Pembatasan Masalah…………………………………….

8

D. Perumusan Masalah……………………………………..

9

E. Tujuan Penelitian…………………………………………

10

F. Manfaat Penelitian……………………………………….

11

commit to user

ix

perpustakaan.uns.ac.id

BAB II

digilib.uns.ac.id

: LANDASAN TEORETIS…………………………………

12

A. Kajian Teoretis…………………………………………

12

1. Pengertian Partisipasi………………………………

12

2. Jenis-jenis Partisipasi…………………………. …..

13

3. Prestasi Belajar……………………………………..

14

4. Pembelajaran Kooperatif………………………..…

17

5. Metode Group Investigation………………………

29

6. Pembelajaran IPS…………………………….........

33

B. Penelitian Yang Relevan……………………………….

37

C. Kerangka Pikir…………………………………………

39

D. Hipotesis Tindakan………………………………. …...

41

BAB III : METODE PENELITIAN…………………………………

43

A . Desain Penelitian……………………………………..

43

B . Sumber Data………………………………………….

47

C . Teknik Pengumpulan Data…………………………..

48

D . Validitas Data……………………………………….

51

E . Teknik Analisa Data…………………………………

53

F . Keabsahan Data…………………………………......

54

G . Indikator Kinerja…………………………………….

55

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….

57

A . Hasil Penelitian ………………………………………

57

1. Diskripsi Kondisi Awal………………………….

57

2. Hasil Penelitian Siklus I………………………….. commit to user

61

x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Hasil Penelitian Siklus II…………………………… 69 4. Hasil Penelitian Siklus III………………………….. 77 B . Pembahasan ……………………………………………. 83 1. Penerapan metode Group Investigation (GI) dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS………………………………………………….

83

2. Penerapan metode Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar siswa ………………….

90

3. Faktor-faktor yang menghambat penerapan metode pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPS…………………………………..

94

BAB V : PENUTUP…………………………………………………

96

A . Simpulan………………………………………………

96

B . Implikasi………………………………………………

98

C. Saran…………………………………………………..

99

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..

101

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………...

104

commit to user

xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION Oleh Tri Setyo Endang Listyowati ¹)

ABSTRACT The objectives of this research were (1) To describe the overall increase in student participation in learning activities, the subjects of Social Sciences through the implementation of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) of the Student in Grade IXE of State Junior secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency, (2) To describe an increase in student learning outcomes in the subjects of Social Sciences through implementation of cooperative learning methods of type Group Investigation (GI), (3) To Know the factors inhibiting the application of Group Investigation method of cooperative learning in the learning of Social Sciences, especially for Grade IXE of State Junior secondary School 1 Purwodadi, Grobogan Regency in the Academic Year 2010/2011. The design of this research are the Classroom Action Research. Research carried out at State Junior secondary School 1 Purwodadi. The research lasted from July to September 2010 in 3 (three) siclus. The data techniques/ using the method of observation, interviews, and test results of learning. Subjects were students in grade IX E at State Junior secondary School 1 Purwodadi in the academic year 2010/2011. From the results of the implementation of cooperative learning methods of learning with the type of Group Investigation (GI), it can be concluded that (1) with the implementation of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) may increase student participation, which includes aspects of the spirit in the teaching of 35%, the cooperation within the group by 72%, amounting to 57.5% of expression, and ask questions by 55%. The implementation of cooperative learning methods of type Group Investigation (GI) can also improve teachers' scientific performance. This proves that the method of cooperative learning type Group Investigation (GI) create the learning meaningful for students. (2) The results showed that the use of cooperative learning methods of the type of Group Investigation (GI) increase student achievement by 14.42%. Thus the use of group investigation method of cooperative learning improve student achievement. (3) The implementation of cooperative learning methods Group Investigation (GI) requires some prerequisites to be met, including the preparation of teachers and learning environment. Keywords: Student participation, Learning achievement, Group Ivestigation.

PENDAHULUAN Berdasarkan data pencapaian daya serap siswa hasil evaluasi semester genap tahun pelajaran 2009 / 2010 , menunjukkan bahwa pencapaian daya serap mata pelajaran IPS siswa kelas IX

kurang optimal. Dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang commit to user ditetapkan sebesar 71 ( tujuh puluh satu ) , daya serap yang tercapai untuk tahun pelajaran ¹) Alumni Pascasarjana TP 2010

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tersebut adalah sebesar 72 . Pencapaian itu dikatakan kurang optimal karena melihat input siswa merupakan siswa pilihan dengan seleksi penerimaan yang sangat ketat , mengingat SMP Negeri 1 Purwodadi adalah sekolah dengan status RSBI . Asumsi tidak optimalnya pencapaian nilai siswa adalah kurang minatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS . Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar , peran serta ( keaktifan ) siswa masih rendah . Hanya beberapa siswa yang terlihat antusias dalam proses pembelajaran . Hanya siswa – siswa yang itu – itu saja yang bertanya maupun mengeluarkan pendapat serta menjawaba pertanyaan guru . Sebagian besar siswa lebih bersikap menerima apa yang disampaikan oleh guru. Asumsi dasar yang menyebabkan rendahnya minat belajar mata pelajaran IPS adalah pemilihan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih belum tepat . Dari hasil pengamatan teman sejawat dan supervisi Kepala Sekolah , menunjukkan bahwa guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Purwodadi masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional , dimana guru lebih suka menerangkan dengan metode ceramah murni . Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar masih terfokus pada guru dan kurang melibatkan peran serta siswa . Pada proses ini menyebabkan pula kegiatan belajar mengajar ( KBM ) lebih menekankan pada pengajaran dari pada kegiatan pembelajaran . Peran serta siswa belum menyeluruh , dimana siswa tertentu saja yang aktif dan akhirnya mampu mencapai kompetensi yang tinggi , sedangkan sebagian yang lain cenderung pasif , hanya menerima pengetahuan yang dating padanya sehingga memiliki pencapaian kompetensi yang rendah . Berdasarkan dengan apa yang telah diuraikan di atas , maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu membawa dan melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh beberapa siswa tertentu saja . Selain itu , melalui pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan membawa siswa lebih tertantang untuk menggali sumber – sumber informasi yang harus dia peroleh dari pokok bahasan yang mereka pelajari dari berbagai sumber .Dengan kata lain sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya terbatas dari guru saja, namun juga berasal dari sumber lain .Metode pembelajaran yang tepat akan meningkatkan peran serta dan keaktifan seluruh siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. commit to(1989:35) user Menurut Keit Davis dalam Sastroputro menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002:149). Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156). Jadi partisipasi yang peneliti maksud adalah partisipasi siswa yang merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya prestasi belajar yang memuaskan. Untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini , berdasarkan uraian teoretik di atas peneliti mengambil indicator kerjasama dalam diskusi kelompok ,

Mengeluarkan pendapat untuk memecahkan permasalahan ,

Memberikan pertanyaan , Semangat dalam kegiatan belajar mengajar . Belajar merupakan kebutuhan setiap orang sebab dengan belajar seseorang dapat memahami dan mengerti tentang suatu kemampuan sehingga kecakapan dan kepandaian yang dimiliki dapat ditingkatkan. Sebagai individu yang sedang belajar mempunyai kepentingan agar berhasil dalam belajar. Prestasi dapat dicapai setelah terjadi proses interaksi dengan lingkungan dalam jangka waktu tertentu. Prestasi dapat berupa pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sosial. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar seseorang dapat dilihat ditunjukkan dari prestasi yang dicapainya. “ Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi ‘prestasi’ yang berarti hasil usaha ” (Zainal Arifin, 1990: 2). Dengan demikian prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil usaha yang telah dicapai dalam belajar. Metode

investigasi

kelompok

adalah

perpaduan

sosial

dan

kemahiran

berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam menganalisis dan mensintesis. Investigasi kelompok tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau mengabaikan dimensi afektif-sosial commit to 2002: user 67). dalam pembelajaran kelas (Suhaida Abdul Kadir, Dalam model ini terdapat 3 konsep utama, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Penelitian (inquiry) yaitu proses perangsangan siswa dengan menghidupkan suatu masalah. Dalam proses ini siswa merasa dirinya perlu memberikan reaksi terhadap masalah yang dianggap perlu untuk diselesaikan. Masalah ini didapat dari siswa sendiri atau diberikan oleh guru. b. Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir namun diperoleh siswa melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Dinamika kelompok, menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok individu yang saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama dengan berbagai ide dan pendapat serta saling tukar-menukar pengalaman dan saling berargumentasi. Menurut paham konvensional (Darsono, 2000;24), pendidikan dalam arti sempit diartikan sebagai bantuan kepada siswa terutama pada aspek moral atau budi pekerti, sedangkan pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek intelektual dan ketrampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pendidikan, pembelajaran dan pengajaran mempunyai hubungan yang koseptual yang tidak berbeda, kalau dicari perbedaannya pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas yaitu mencakup baik pengajaran maupun pembelajaran, dan pengajaran merupakan bagian dari pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat SD, MI/SLDB sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTS mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (Mulyasa, 2006:125). Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat commit user (Mulyasa, 2006:125-126). Ruang yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, danto global lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) manusia, tempat,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dam lingkungan, (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (3) sistem sosial dan budaya, dan (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan (Mulyasa, 2006:126). Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan diatas , maka dapat diidentifikasi beberapa masalah . Beberapa masalah tersebut antara lain : 1. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru belum pada siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran . 2. Metode pembelajaran masih bersifat konvensional membuat siswa kurang tertantang dan enggan mengikuti kegiatan pembelajaran . 3. Peran serta ( keaktifan ) siswa dalam KBM belum menyeluruh mengakibatkan kegiatan belajar hanya pada siswa tertentu saja . 4. Prestasi belajar siswa belum optimal sebagaimana sekolah RSBI . 5.Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi belum terlaksana dengan semestimya. Berdasarkan

identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka dapat

diajukan rumusan masalah sebagai

sebagai berikut : “Apakah penerapan metode

pembelajaran kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi siswa secara keseluruhan dalam KBM ?”

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan

pendekatan yang

digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasihani Kasbolah (2001: 63-65) yang berupa model spiral. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan siklus I dan siklus II untuk melakukan perbaikan pembelajaran dan meggunakan kelas paralel dalam perbaikan tindakan. Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam ( multi teknik ) sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat dipercaya. Ada 3 teknik pengumpulan data , yang oleh Wolcott , 1992 disebutnya sebagai strategi pekerjaan lapangan primer, yaitu : Pengalaman, pengungkapan, dan pengujian ( Sukmadinata , 2009 ). Pengalaman ( experiencing ) dilakukan dalam bentuk observasi . Pengungkapan ( enquiring ) dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pihak – pihak yang terkait ( siswa ) untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan bentuk wawancara formal terstruktur . commit to userbukti – bukti dokumenter . Pembuktian ( examining ) dilakukan dengan mencari Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dengan menggunakan teknik

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pengumpulan data yang bermacam- macam ( triangulasi) sampai datanya jenuh . Namun sayang sampai saat ini belum ada teknik analisa data yang polanya jelas sebagaimana penelitian kuantitatif . Maka dalam penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analaisis yang bersifat naratif kualitatif dengan melalui reduksi , pemaparan data , dan penyimpulan sebagaimana dikemukakan oleh Miles and Huberman , 1984 ( Sugiyono , 2007 )

HASIL PENELITIAN 1 . Perubahan Perilaku Siswa dalam KBM. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari : persiapan tindakan , pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, dan refleksi . Pada tindakan siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari kegiatan siklus I diperoleh data bahwa siswa lebih menyukai pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Group Investigation. Diperoleh kesimpulan bahwa siswa lebih menyukai kegiatan pembelajaran IPS dengan metode Group Investigation (GI) ini, karena dengan menggunakan metode ini siswa bisa lebih bebas mengemukakan ide-idenya, bisa saling bertukar pengetahuan, dan tidak mengantuk. Pada siklus II ini para siswa tampak semakin aktif melakukan investigasi, diskusi kelompok berjalan lebih baik, dan setiap siswa sudah nampak berusaha untuk menunjukkan peran aktifnya dalam diskusi dan presentasi. Walaupun masih ada beberapa siswa yang terlihat hanya sesekali saja menunjukkan keaktifannya. Perubahan perilaku belajar pada siswa semakin menunjukkan kenaikan, siswa mulai menyadari akan arti pembelajaran mandiri. Siklus III ini merupakan pembiasaan sekaligus pembuktian efektifitas penerapan metode pembelajaran Group Investigation dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam KBM dan hasil belajar. Kondisi siswa pada siklus III ini semakin presentif dibandingkan dengan siklus II, dimana masing-masing kelompok mampu mempresentasikan dengan lebih baik, semangat dalam KBM lebih giat, kerjasama antar siswa semakin aktif, demikian pula dengan menyampaikan pendapat dan bertanya semakin banyak. Banyaknya pertanyaan siswa dan pendapat berakibat waktu yang tersedia tidak cukup. Kegairahan siswa dalam kegiatan pembelajaran semakin tinggi. Pada siklus III ini keaktifan to usersecara keseluruhan, 38 siswa (95%) (partisipasi) siswa dalam pembelajarancommit meningkat dengan kondisi baik untuk aspek semangat dalam mengikuti KBM, 80% siswa (32 orang)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

mampu melakukan kerjasama dengan kelompoknya dengan kategori baik, demikian juga untuk aspek mengeluarkan pendapat dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya, menunjukkan peningkatan menjadi 75%. Sedangkan untuk aspek mengajukan pertanyaan mencapai peningkatan yang segnifikan, yaitu 29 siswa mampu mengajukan pertanyaan dalam kategori baik (72,5%).

2 . Hasil Belajar siswa Pada siklus I prestasi belajar siswa sudah ada peningkatan perolehan nilai rata-rata kelas pada hasil belajar siswa . Meski masih ada siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Setelah dilakukan perubahan metode pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Group Investigation, terjadi peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa, secara klasikal diperoleh nilai rata-rata 7,54 dari semula 7,21,meskipun masih ada 11 siswa yang belum tuntas. Pada siklus II, perolehan nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan, dari nilai 75,4 menjadi 79,3. Demikian juga prestasi belajar siswa secara individual. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai hasil belajar siswa yang semua masuk kategori tuntas dengan skor terendah 73. Meskipun tidak terjadi perubahan pada skor tertinggi. Pada siklus III, karena para siswa makin menyadari dengan pelaksanaan metode pembelajaran ini, dimana anak belajar dengan sangat menyenangkan maka efek terhadap perolehan prestasi belajarpun juga sangat segnifikan. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai hasil belajar siswa yang semua masuk kategori tuntas dengan nilai rata – rata 8, 23. Perubahan hasil belajar siswa secara rinci seperti tersebut di bawah ini: Nilai Jumlah Skor tertinggi Skor terendah Rata-rata Siswa belum tuntas

Siklus I 301,6 93 60 75,4 11

Siklus II 317,2 9,3 7,3 7,93 0

Siklus III 330 9,6 7,6 8,25 0

PEMBAHASAN 1. Penerapan metode Group Investigation (GI) dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam Pembelajaran IPS. Langkah – langkah penerapan metode Group Investigation dalam pembelajaran IPS commit to user telah diuraikan dalam bab III . Dari data yang diperoleh secara CAR (Classroom Action

perpustakaan.uns.ac.id Research)

digilib.uns.ac.id

menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IX

SMP Negeri 1

Purwodadi. Hal ini dapat dibuktikan dari lembar observasi yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keaktifan siswa antara yang belum menggunakan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dan yang telah menggunakan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Peningkatan ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) menjadikan KBM menjadi lebih efektif sebab siswa banyak berperan dalam memecahkan suatu permasalahan. Peningkatan masing – masing aspek perilaku siswa yang diamati secara terperinci diterangkan dalam tabel dan grafik di bawah ini : a . Aspek semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar . KEADAAN

PERSENTASE SKOR A

C

K

13 (32,5%)

3 (7,5%)

9 (22,5%)

1 (2,5%)

6 (15%)

-

B

Sebelum menggunakan 24 metode Group Investigation (60%) (GI) Setelah menggunakan metode 30 Group Investigation (GI) (75%) siklus I Setelah menggunakan metode 34 Group Investigation (GI) (85%) siklus II Setelah menggunakan metode 38 Group Investigation (GI) (95%) siklus III Dari data di atas digambarkan terjadi

2 (5%)

KS

TOTAL

-

100%

-

100%

-

100%

-

100%

-

peningkatan partisipasi siswa dalam aspek

Semangat dalam mengikuti KBM yaitu ditunjukkan pada indicator B dari 24 siswa menjadi 38 siswa ( 35% ) . Demikian juga dengan indicator C terjadi penurunan dari 13 siswa menjadi 2 siswa ( 27,5% ) , demikian juga dengan indicator kurang dari 3 siswa menjadi tidak ada ( 7.5% ) . Dengan demikian penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti KBM. b.Aspek kerjasama dalam kelompok KEADAAN

PERSENTASE SKOR BS

Sebelum menggunakan metode Group Investigation (GI)

B

commit to user 4 (10%)

C

K

16 (40%)

20 (50%)

K S -

TOTA L 100%

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Setelah menggunakan metode 28 9 3(7,5%) 100% Group Investigation (GI) siklus I (22,5%) (70%) Setelah menggunakan metode 14 24 2 100% Group Investigation (GI) siklus II (35%) Setelah menggunakan metode 32 8 100% Group Investigation (GI) siklus III (80%) Peningkatan partisipasi siswa dalam aspek kerjasama dalam kelompok terlihat dari indicator B : 4 siswa menjadi 32 siswa ( 72% ) , demikian pula dengan indicator C dari 16 menjadi 8 siswa ( 20% ) , dan K yang mengalami penurunan yang sangat segnifikan dari 20 menjadi 0 siswa ( 50% ) . Dengan demikian secara umum penerapan metode GI dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam aspek kerjasama dalam kelompok . c.Aspek Mengeluarkan pendapat KEADAAN

PERSENTASE SKOR BS

C

B

K

TOTAL

KS

Sebelum menggunakan 100% 18 15 7 metode Group Investigation (45%) (37,5%) (17,5%) (GI) Setelah menggunakan metode 100% 19 13 Group Investigation (GI) 8 (20%) (47,5%) (32,5%) siklus I Setelah menggunakan metode 100% 9 28 Group Investigation (GI) 3 (7,5%) (22,5%) (70%) siklus II Setelah menggunakan metode 100% 7 30 Group Investigation (GI) 3 (7,5%) (17,5%) (75%) siklus III Terjadi perubahan positif yang nyata dari siswa dalam keaktifan mengeluarkan pendapat , pada indicator B tampak perubahan yang menyolok yaitu sebesar 57,5%( 23siswa ). Begitu juga dengan indicator C terjadi perubahan yang segnifikan sebesar 27,5%( 11 siswa). Meski pada pengamatan masih ada 3 orang siswa yang belum berani mengeluarkan pendapatnya, namun secara nyata dapat dikatakan bahwa metode GI mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam mengeluarkan pendapat . d.Aspek mengajukan pertanyaan KEADAAN

Sebelum menggunakan metode Group Investigation (GI) Setelah menggunakan metode Group Investigation (GI) pada siklus I

PERSENTASE SKOR BS

B

C

K

KS

TOTA L

-

7 (17,5%)

19 (47,5%)

14 (35%)

-

100%

27 7 commit to user (17,5%) (67,5%)

6 (15%)

-

100%

-

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Setelah menggunakan metode 100% 23 5 12 Group Investigation (GI) pada (57,5%) (12,5%) (30%) siklus II Setelah menggunakan metode 100% 10 29 Group Investigation (GI) pada 1 (2,5%) (25%) (72,5%) siklus III Sampai dengan siklus III , tampak antusias siswa mengajukan pertanyaan semakin rata meski dominan pada indikator C (19 ke 10 siswa ) . Kualitas pertanyaan dengan indikator B pun semakin meningkat dari 7 menjadi 29 siswa, sebaliknya dengan pengajuan pertanyaan dengan indikator K semakin berkurang yaitu dari 14 menjadi 1 siswa yang kurang berani mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran GI dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan. Berdasarkan data di atas, peningkatan partisipasi (keaktifan) siswa menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan terbukti dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS. Sebagaimana sebuah teori yang menyatakan bahwa

Belajar kooperatif merupakan satu strategi pengajaran dan

pembelajaran yang menggunakan kumpulan-kumpulan kecil pelajar dengan memberi peluang untuk berinteraksi sesama mereka di dalam proses pembelajaran (Suhaida Abdul Kadir, 2002: 54), pelaksanaan metode Group Investigation membuat siswa menjadi senang belajar, karena siswa dapat melakukan interaksi, bertanya, dan mencari informasi dengan teman secara nyaman. Kegiatan investigasi yang dilakukan oleh siswa menjadi pengalaman yang sangat berkesan, karena menghasilkan pengetahuan yang baik dan keyakinan yang tinggi pada diri peserta didik. Hal ini sesuai dengan sebuah teori yang menyatakan bahwa: ” Pengalaman belajar secara kooperatif menghasilkan keyakinan yang lebih kuat bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruh perhatian tentang bagaimana kawannya belajar, dan ingin membantu kawannya belajar. Siswa sebagai subjek yang belajar merupakan sumber belajar bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, misalnya diskusi, pemberian umpan balik, atau bekerja sama dalam melatih ketrampilan-ketrampilan tertentu (A. Suhaenah Suparno, 2001: 156).

e.Aspek kinerja ilmiah guru to user dengan adanya penerapan metode Perubahan perilaku dan kinerjacommit guru nampak Group Investigation dalam kegiatan pembelajaran. Tampak dari hasil observasi teman

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

sejawat dengan capaian score pengamatan yang terus meningkat . Perolehan score prestasi pada kondisi awal yang hanya 89, kemudian meningkat pada siklus I dengan capaian score 97 dan 105 pada siklus II. Pencapaian score pada siklus I menunjukkan persiapan guru yang sangat baik demikian juga dengan kesiapan guru pada siklus II dan siklus III. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penggunaan metode Group Investigation menuntut guru untuk melakukan persiapan yang maximal. Tugas – tugas mulai dari perencanaan pembelajaran sampai dengan evaluasi kegiatan belajar mengajar benar – benar harus dilakukan guru secara maximal, dari mulai menyusun topik – topik yang akan diinvestigasi oleh siswa, membentuk kelompok yang heterogin, menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan, memberi motivasi pada siswa, membantu siswa menemukan jawaban sampai pada memberikan apresiasi pada siswa. 2. Penerapan metode Group Investigation (GI) dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation menjadikan siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan metode ini memberikan suatu alternatif dalam kegiatan belajar mengajar, sebelumnya metode yang diterapkan dalam KBM adalah metode ceramah. Kegiatan siswa dalam metode ceramah hanyalah mencatat materi dan mendengarkan penjelasan guru, sementara itu setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif Group Investigation kegiatan siswa didominasi dengan pelaksanaan diskusi dan siswa dapat bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terlihat bahwa nilai rata – rata ulangan harian sebelum adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) adalah sebesar 7,21. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih kurang sebab terdapat banyak siswa yang belum mencapai nilai yang optimal mengingat input siswa SMP Negeri 1 Purwodadi adalah siswa terseleksi dengan kategori baik. Masih belum optimalnya

nilai ulangan siswa ini disebabkan siswa kurang memahami sepenuhnya

materi yang diberikan oleh guru dan siswa kurang antusias dalam kegiatan belajar mengajar. Penyajian materi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa . Hal ini terbukti pada siklus I nilai ulangan harian siswa berkisar antara 60 – 93 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75,4. commitdari to user terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebelum adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation yaitu sebesar 0,33 (nilai sebelum siklus 72,1;

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

siklus I:75,4). Hal ini menunjukkan siswa lebih memahami materi yang diberikan oleh guru dengan adanya penerapan metode Group Investigation. Pada siklus II nilai ulangan harian siswa berkisar antara 73 – 93 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 79,3. Terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 0,39 (siklus I: 75,4 dan siklus II: 79,3). Untuk siklus III nilai ulangan harian siswa berkisar antara 76 – 96 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82,5. Terjadi kenaikan nilai rata- rata kelas dari siklus II ke siklus III sebesar 0,32. Peningkatan prestasi belajar siswa secara rinci tersaji dalam tabel di bawah ini . Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Siklus III jumlah %

Rentang Nilai

jumlah

%

jumlah

%

jumlah

≤ 71

17

42,5

13

32,5

-

0

-

0

23

57,5

27

67,5

40

100

40

100

>71 Rata rata

7,21

7,54

%

7,93

8,25

Memperhatikan data di atas maka sangat tepat bila metode Group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagaimana tertuang dalam sebuah teori yang menyatakan bahwa: ”Metode investigasi kelompok adalah perpaduan sosial dan kemahiran berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam menganalisis dan mensintesis. Investigasi kelompok tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau mengabaikan dimensi afektif-sosial dalam pembelajaran kelas” (Suhaida Abdul Kadir, 2002: 67). Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation sangat cocok untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran IPS sebab siswa dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan diskusi bersama teman-temannya. Selain itu siswa menjadi mandiri dalam belajar dan terbiasa menyampaikan pendapatnya dalam kelas . 3. Faktor-faktor yang menghambat Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan di kelas IXE SMP Negeri 1 Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Sesuai dengan situasi dan kondisi subyek dan lokasi penelitian, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode Group Investigation sebenarnya banyak hal yang mendukung keberhasilan, seperti input siswa commit to user SMP Negeri 1 Purwodadi yang dengan cepat bisa menyesuaikan penerapan strategi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pembelajaran baru, kemudian juga sarana dan prasarana sekolah yang lengkap ( karena SMP Negeri 1 Purwodadi sebagai sekolah RSBI). Meskipun demikian, berdasarkan hasil catatan lapangan dan pengamatan peneliti maupun observer (teman sejawat), ditemukan beberapa hal yang dapat menjadi penghambat penerapan metode Group Investigation dalam pembelajaran IPS, yaitu : a.

Jumlah anggota kelompok yang besar (8 orang) memunculkan ada siswa yang

hanya menggantungkan pada siswa lain dan cenderung sulit dikontrol oleh guru. b.

Bagi siswa yang pasif, cenderung lebih banyak menunggu dan hanya sekedar

berkelompok, enggan melakukan kegiatan belajar, lebih suka menyerahkan tugas-tugas mulai dari investigasi sampai presentasi kepada anggota kelompok yang dia anggap lebih baik darinya. c.

Tugas tiap kelompok yang sesuai dengan topik yang didapatnya, memunculkan

tindakan masing-masing kelompok hanya berkonsentrasi pada topik yang menjadi tugasnya, keadaan ini berakibat tiap-tiap anggota kelompok hanya menguasai topik yang diinvestigasi. d.

Pada saat siswa sudah terbiasa dengan penerapan metode Group Investigation,

kegiatan pembelajaran justru dihadapkan pada waktu yang kurang. Sehingga untuk menyelesaikan topik yang telah ditentukan, kegiatan harus menggunakan jadwal waktu materi berikutnya.

SIMPULAN Dari hasil pengembangan dan penerapan perangkat pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) oleh peneliti pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010 /2011, dapat disimpulkan, dengan adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung. Peningkatan ini dapat dibuktikan dengan data non tes yang dilakukan oleh observer pada siklus I, siklus II, dan siklus III, yaitu dengan perolehan skor pengamatan terhadap perilaku siswa dalam KBM yaitu 95% siswa bersemangat dalam KBM, 80% siswa bekerjasama dalam Kelompok, 75% siswa berani Mengeluarkan Pendapat, dan 72,5% berani Mengajukan Pertanyaan dengan kategori Baik. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) siswa selalu dijadikan pusat pembelajaran, dalam metode ini siswa commit tindakan to user dituntut berperan aktif dalam setiap yang dilakukan mulai dari mengidentifikasikan topik sampai pada evaluasi. Setiap siswa harus dapat memberikan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

kontribusinya dan saling bertukar pikiran baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Keaktifan siswa merupakan salah satu penunjang keberhasilan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa. Pada metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) siswa akan menjadi terbiasa dalam mengeluarkan pendapat atau bertanya sehingga hal ini akan menjadikan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dari data hasil Ulangan harian tiapa siklus yang selalu meningkat, perolehan nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 75,4, siklus II sebesar 79,3, dan pada siklus III sebesar 82,5. Ada peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus III sebesar 14,42%. Peningkatan ini disebabkan siswa tertarik dengan adanya metode ini, sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang disajikan. Dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) peranan guru sangat penting, sebab guru merupakan

fasilitator yang bertugas untuk

memberi pengarahan tentang metode yang akan digunakan dan mempersiapkan langkahlangkah pembelajaran serta memberikan penilaian kepada siswa. Dengan pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami suatu materi dalam mencapai kompetensi dasar tertentu oleh siswa, sehingga dapat meningkatkan kompetensi mata pelajaran IPS . Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation juga dapat meningkatkan kinerja ilmiah guru . Hal ini ditunjukkan dengan langkah – langkah pembelajaran yang harus dipersiapkan dengan matang . Guru harus merencanakan kegiatan mulai dari materi pembelajaran, proses, maupun evaluasi kegiatan. Dengan metode ini guru benar – benar melakukan tugas secara profesional

dan pedagogis, yang akan terus meningkatkan

kemampuan ilmiahnya. Adanya kendala dalam pelaksanaan metode pembelajaran Group Investigation (GI) seperti jumlah anggota kelompok yang besar, siswa yang pasif, waktu yang dibutuhkan banyak, dan penguasaan hanya pada topik tertentu, menuntut guru untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan maksimal, pembagian kelompok yang tepat sesuai dengan pemetaan yang kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosional, pengelolaan kelas yang efektif akan dapat memotivasi dan mengendalikan siswa dalam pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar efektif. commit to user SARAN

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasi mengenai penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas IXE di SMP Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010 / 2011, maka penulis menyampaikan beberapa saran yang dapat diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan secara khusus dalam meningkatkan kompetensi peserta didik secara keseluruhan di SMP Negeri 1 Purwodadi sebagai berikut: 1.

Bagi Peserta Didik

a.

Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau

pemikirannya pada proses pembelajaran sehingga proses KBM dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. b.

Peserta didik harus selalu memberikan respon yang baik terhadap guru dalam

menyajikan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) sehingga dapat meningkatkan kompetensi belajar IPS yang harus dicapai. c.

Siswa hendaknya menyadari bahwa dirinya adalah subyek belajar yang utama

menentukan keberhasilan belajar, maka harus meyakini bahwa keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh siswa sendiri. 2.

Bagi Guru

a.

Guru hendaknya dapat membiasakan penggunaan metode pembelajaran kooperatif

Group Investigation (GI) dengan baik sehingga dapat meningkatkan kompetensi mata pelajaran IPS siswa. b.

Guru dapat berkonsultasi dengan pihak lain terkait dengan keadaan individual

siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang kondisi siswa yang akan melakukan pembelajaran sehingga akan diperoleh pembelajaran yang efektif secara kognitif, afektif, dan psikomotor. c.

Guru hendaknya didalam pembelajaran sebuah kelas selalu mengupayakan

penggunaan metode dan media yang menarik bagi siswa sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian dan motivasi siswa untuk memahami materi yang disajikan.

commit to user