Penyusunan PTK - LPMP Sulsel

147 downloads 7383 Views 205KB Size Report
Tindakan Kelas (PTK) ditujukan untuk mencari solusi terhadap ... masalah yang dihadapi di kelas, (3) menyusun laporan kegiatan yang dilakukannya (laporan ..... Pembelajaran Matematika Kelas V SD Muhammadiyah Gendol VII Klangkepan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Syamsul Alam Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

I.

Pendahuluan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) sekarang ini menjadi pusat perhatian guru dalam upaya mengatasi masalah yang dihadapi dan peningkatan mutu pendidikan di berbagai bidang. Pada mulanya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk melakukan refeleksi atas sesuatu yang terjadi pada tahapan pelaksanaan. Hasil proses refeleksi ini menjadi landasan dalam upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan selanjutnya. Tahapan tersebut dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat dicapai. Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang muncul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Di samping itu, guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Itulah sebabnya, PTK merupakan suatu suatu penelitian yang mengangkat masalah aktual yang didapai guru di kelas. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai kesempatan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh ketelitian karena melalui PTK guru (1) mendidik dan mengajar peserta didik dengan penuh tanggung jawab, (2) mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi di kelas, (3) menyusun laporan kegiatan yang dilakukannya (laporan penelitian). PTK sangat penting bagi guru dalam upaya untuk meningkatkan profesinya. Beberapa alasan tentang pentingnya PTK bagi guru. Pertama, PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap hal yang dilakukannya dan yang dilakukan peserta didiknya. Kedua, PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap hal yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya. Ketiga, Guru yang melaksanakan PTK mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap hal yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dialkukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya. Keempat, pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Kelima, guru yang melaksanakan PTK menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang digunakannya. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambugan sehingga meningkatkan mutu pendidikan, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pegelolalan pendidikan serta menumbuhkan budaya meneliti pada diri guru. Dalam tulisan singkat ini dibahas mengenai hakikat PTK, penyusunan proposal dan laporan PTK. II. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas Sebenarnya, PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya. Di Indonesia, PTK baru dikenal ada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai saat ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadi perdebatan para pakar, terutama jika dikaitkan dengan bobot ilmiahnya. PTK dapat dilakukan pada skala makro ataupun mikro. Dalam skala makro, misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajarmengajar untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata pelajaran. Menurut John Elliot, PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh proses, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik tersebut. Menurut Carr dan Kemmis, yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (1) praktik sosial atau pendidikan yang Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

dialkukan sendiri, (2) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (3) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Elliot, Kemmis dan Tagart dalam Wibawa, 2003:7). PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri agar kritis terhadap praktik tersebut, dan agar mau untuk mengubahnya. Melalui kegiatan PTK, guru bukan hanya mengajar. Kegiatan PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional (Hardjodipuro dalam Wibawa, 2003:7). Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya guru melakukan PTK. III. Proposal Penelitian Tindakan Kelas Penyusunan proposal merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK. Proposal PTK dapat membantu memberi arah pada peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Proposal PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan dilakukan peneliti (guru) untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan tugas (pembelajaran). Sebagai panduan, berikut ini dijelaskan sistematika proposal PTK yang mencakup unsurunsur sebagai berikut: Judul Penelitian Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat agar menampilkan wujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang subjek, tempat, dan waktu penelitian. Berikut contoh judul PTK dalam pendidikan dasar. 1. Peningkatan hasil belajar melalui pembelajanan kooperatif pada mata pelajaran IPS (dapat dituliskan topik bahasan dan juga mata pelajarannya) di SD Negeri 2 Makassar. 2. Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran Fisika Kelas VII di SMP Negeri 30 Makassar. Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

3. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Geografi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep tentang Perpindahan Penduduk. 4. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penilaian Berbasis Fortofolio SMA Negeri 5 Makassar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal berikut. 1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi. 2. Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. 3. Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masa!ah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu. B. Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian. 1. Perumusan masalah berisi rumusan masalah penelitian. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan PTK. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan cara mengajukan indikator keberhasilan tindakan, cara pengukuran serta cara mengevaluasinya. 2. Pemecahan masalah merupakan uraian altematif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti disesuaikan dengan kaidah PTK. Cara pemecahan masalah ditentukan atas dasar akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan yang jelas dan terarah. Alternatif pemecahan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Di samping itu, Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

harus terbayangkan manfaat hasil pemecahan masalah dalam pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran. Juga dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang bahasa Indonesia yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan lain sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi pembelajaran bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverifikasi secara objektif. Dalam PTK perlu pula diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan yang dapat diperoleh, khususnya bagi siswa, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan guru lainnya. Pengembangan ilmu, bukanlah prioritas dalam menetapkan tujuan PTK BAB II KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab II diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti PTK sendiri yang relevan maupun pelaku PTK lain di samping terhadap teori yang lazim hasil kajian kepustakaan. Pada bagian ini diuraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan mendasar usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi. Sebagai contoh, akan dilakukan PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan: 1. Teori pembelajaran kontekstual, siapa saja tokoh di belakangnya, bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori tersebut, persyaratannya, dll. 2. Bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaannya, dll. Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

3.

Keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai. 4. Bagaimana perkiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model di atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan dipecahkan. BAB III PROSEDUR PENELITIAN Prosedur penelitian yang akan dilakukan diuraikan secara jelas pada bagian ini. Objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian dipaparkan secara jelas. Prosedur penelitian yang dilakukan hendaknya dirinci (perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus). Sistematika yang dimaksudkan dapat dilihat secara rinci berikut ini. 1. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian ini disebutkan tempat penelitian dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dan lain sebagainya. 2. Variabel yang diselidiki. Pada bagian ini ditentukan variabel penelitian yang dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajarmengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya. 3. Rencana Tindakan. Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti: a. Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan, pelaksanaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alatalat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan. Selaing itu, diuraikan alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka melakukan perbaikan masalah yang dihadapi. Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

b. Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. c. Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang. d. Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan berikutnya. 4. Data dan cara pengumpulannya. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang digelar, yang akan dijadikan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. 5. Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindakan perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan yang diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud. 6. Tim peneliti dan tugasnya, pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama-nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian. 7. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir. 8. Rencana anggaran, meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN (Lain-lain yang dianggap perlu seperti rancangan materi dan pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta alat pengumpulan data). IV. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Jika guru telah melakukan PTK dalam siklus yang telah ditentukan, langkah berikutnya adalah menyusun laporan kegiatan. Proses penyusunan laporan ini tidak dirasakan sulit jika sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah dilakukan. Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

Untuk menyusun laporan penelitian diperlukan pedoman penulisan yang dapat dipakai sebagai acuan para peneliti pelaksana, sehingga tidak ditemukan adanya variasi bentuk. Di samping itu, juga perlu disesuaikan dengan pedoman yang sudah ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang dikenal dengan gaya selingkung dalam rangka memenuhi persyaratan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan melalui pengembangan profesi. Berikut ini disampaikan bentuk laporan PTK dalam rangka mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilakukan dengan menglompokannya menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut. A. Bagian Awal Bagian awal terdiri dari: (1) Halaman Judul, (2) Halaman Pengesahan, (3) Abstrak, (4) Kata Pengantar, (5) Daftar Isi, (6) Daftar tabel/lampiran. B. Bagian Isi Bagian isi memuat hal-hal sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PUSTAKA BAB III PROSEDUR/METODE PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam Bab I, dimulai dengan mendikripsikan masalah penelitian secara jelas dengan dukungan data faktual yang menunjukkan adanya masalah pada setting tertentu, pentingnya masalah untuk diatasi. Dalam bagian ini diuraikan bahwa masalah yang diteliti benar-benar nyata, berada dalam kewenangan guru dan akibat yang ditimbulkan jika masalah tidak diselesaikan. Biasanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, sehingga akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan. Perlu ditegaskan bahwa diupayakan rumusan masalah ini dapat dirinci dalam proses, situasi, hasil yang diperoleh. Tujuan penelitian dipaparkan secara rinci sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Setelah itu, manfaat penelitian dikemukakan secara wajar, tidak perlu ambisius, dirumuskan terkait dengan siswa. Manfaat dapat juga diperluas kepada guru dan sekolah. Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

Teori dan hasil kajian/temuan/penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dipaparkan pada Bab II. Uraian dengan memberi arah serta petunjuk pada pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian. Hal itu diperlukan untuk dapat membangun argumentasi teoretis yang menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Pada akhir bab ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan. Pada Bab III, dideskripsikan setting penelitian secara jelas, tahapan di setiap siklus yang memuat: rencana, pelaksanaan/tindakan, pemantuan dan evaluasi beserta jenis instrumen yang digunakan, refleksi. Tindakan yang dilakukan berisfat rasional, feasible, kolaboratif. Pada Bab IV, dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian masing-masing siklus dengan disertai data lengkap berserta aspek-aspek yang direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang tenjadi dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus ke dalam suatu ringkasan tabel/ grafik. Dan tabel/grafik rangkuman itu akan dapat memperjelas perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas. Dalam Bab V disajikan simpulan hasil penelitian sesuai dengan hasil analisis dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Selanjutnya, diberikan saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan. C. Bagian Penunjang Pada bagian penunjang dipaparkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Daftar pustaka memuat semua sumber pustaka yang dirujuk dalam kajian teori yang digunakan dalam semua bagian laporan, dengan sistem penulisan yang konsisten menurut ketentuan yang berlaku. Lampiran berupa instrumen yang digunakan dalam penelitian, lembar jawaban dari siswa, izin penelitian, foto sewaktu melakukan PTK di kelas, dan bukti lain yang dipandang penting.

Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

V. PENUTUP Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya mengajar peserta didik. Jenis penelitian ini sangat mudah dilakukan oleh guru sebab tidak harus menggunakan waktu khusus untuk meneliti. Akan tetapi, penelitian itu dilakukan pada saat guru mengajar. Masalah yang dibahas juga seputar masalah yang dihadapai guru dalam membelajarkan peserta didik. Dari masalah itu, dicarikan solusi atau tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Dengan demikian, masalah yang dihadapi oleh guru dapat diselesaikan. Untuk memudahkan guru menulis PTK, guru perlu membaca buku/literatur yang terkait dengan pembelajaran. Secara cinci, literatur yang dibaca seputar (1) pembelajaran di sekolah, (2) desain dan strategi pembelajaran, (3) alat bantu, media, dan sumber belajar, (4) penilaian dalam pembelajaran, dan (5) implementasi kurikulum. Selain itu, guru harus pula cermat melihat dan menentukan masalah yang dibahas. Setelah mengetahui kedua hal tersebut, guru sebaiknya membaca contoh laporan PTK yang telah dilakukan guru. Dengan membaca contoh PTK tersebut, guru terinspirasi untuk dapat menuangkan idenya dalam bentuk laporan PTK. DAFTAR PUSTAKA Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima. Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Graha Indonesia. Depdiknas. 2005. Panuduan Penyusunan Proposal. Jakarta: Depdiknas. Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya. Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.

Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

Lampiran: HASIL EVALUASI PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) YANG LOLOS SELEKSI DP3M DITJEN DIKTI DEPDIKNAS TAHUN 2005 1. Pembelajaran yang Berorientasi pada Teori Brunner dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengukuran Volume Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas V SDN 3 Matangglumpang Dua Kabupaten Bieruen) 2. Peningkatan Hasil belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Sistem Modular pada Mata Pelajaran Fiqh di MAN 1 Bandung 3. Peningkatan kemampuan Siswa SD Mengajukan Pertanyaan Produktif untuk Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran IPA Berbasis Praktikum Sederhana 4. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Perhitungan Kekuatan Konstruksi Bangunan Sederhana (PKKBS) melalui Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) di SMKN 5 Bandung 5. Peningkatan Kompetensi Siswa dalam Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Penerapan Cotextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas 7-1 SMP Negeri 44 Bandung 6. Aplikasi Media Compic (Computer Picture) bagi Siswa Berkesulitan Membaca di Sekolah Dasar 7. Penggunaan Media Komik Tanda Kata untuk Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat pada Mata Pelajaran Geografi di SMP 12 Bandung 8. Meningkatkan Kemampuan Problem Solving Matematika Siswa SMPN 12 Bandung melalui Pendekatan Problem Posing 9. Pengembangan Pembelajaran Kontekstual yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Fisika Siswa SMAN 1 Lembang dalam Topik Suhu dan Lalor (Penelitian Tindakan Berbasis Kelas: Kolaborasi Penelitian antara Dosen Pendidikan FPMIPA UPI dengan Guru Fisika SMAN 1 Lembang; sebagai Tindaklanjut Kerjasama Piloting selama 4 tahun antara FPMIPA UPI dan SMAN 1 Lembang melalui Proyek JICA – IMASTEP) 10. Model Pembelajaran Kooperatif sebagai Upaya Peningkatan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Dasar 11. Peningkatan Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Suralaga Lombok Timur 12. Pemelajaran Penulisan Karangan Ilmiah dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning pada Siswa Kelas 2 SMK Bina Warga bandung Tahun Pemelajaran 2005/2006 13. Penanaman Nilai-nilai Demokrasi melalui Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar 14. Penerapan Motivasi dan Pujian untuk Mengembangkan Keberanian Bertanya pada Pembelajaran Matematika Kelas V SD Muhammadiyah Gendol VII Klangkepan Sayegan

Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan

http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=184:penyusunan&catid=42:widyaiswara&Itemid=20 6

15. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Stand dan Problem secara Variatif untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas II SMA Negeri 9 Malang 16. Penggunaan Metode Systematic Approach to Solving Problem untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Perhitungan Statistika Bangunan bagi Siswa Kelas I Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri 1 Singosari Malang 17. Penerapan Kegiatan Hands on Activity dalam Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Ekosistem untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas 1C SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang 18. Penerapan Pola PBMP (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan) pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Perkembangan Penalaran Siswa Kelas IV MIJS (Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman) Malang 19. Penerapan Pembelajaran Geometri yang Berorientasi pada Teori dan Hiele sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Segi Empat Siswa Kelas IV Sekolah Dasar 20. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) dengan Menggunakan Pendekatan Multi Kultural dalam Membangun Wawasan Kebangsaan Siswa SMP di Malang 21. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi Hitung Pecahan di Sekolah Dasar melalui Pengajaran Remedial 22. Meningkatkan Prestasi Belajar PKPS melalui Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran PKPS Siswa Kelas IV A SD Serayu Yogyakarta

Syamsul Alam

LPMP Sulawesi Selatan